• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN SCIENTIFIC INQUIRY BERBANTU MIND MAPPING DAN KREATIVITAS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK MODEL PEMBELAJARAN SCIENTIFIC INQUIRY BERBANTU MIND MAPPING DAN KREATIVITAS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN SCIENTIFIC INQUIRY BERBANTU MIND MAPPING DAN KREATIVITAS TERHADAP

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

SARTIKA SARI RAMBE NIM. 8146176018

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Sartika Sari Rambe (8146176018). Efek Model Pembelajaran Scientific Inquiry Berbantu Mind Mapping dan Kreativitas Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa SMP. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil keterampilan proses sains siswa dengan penerapan model pembelajaran dan mengetahui hubungan keterampilan proses sains siswa yang memiliki kreativitas yang tinggi dengan siswa yang memiliki kreativitas yang rendah, serta untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran scientific inquiry berbantu mind mapping dan tingkat kreativitas dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain two group pretest posttest design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 6 Medan tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan sampel diambil secara cluster random class. Instrumen yang digunakan terdiri dari tes keterampilan proses sains dan tes kreativitas. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan anava dua jalur. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran scientific inquiry berbantu mind mapping lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa, keterampilan proses sains siswa pada kelompok siswa yang memiliki kreativitas yang tinggi lebih baik dari pada siswa yang memiliki kreativitas yang rendah, serta terdapat interaksi antara model pembelajaran scientific inquiry berbantu mind mapping dan pembelajaran konvensional dengan kreativitas dalam mempengaruhi keterampilan proses sains siswa.

(5)

ii ABSTRACT

Sartika Sari Rambe (8146176018). The Effect Of the Scientific Inquiry Learning Model Use Mind Mapping Media and a Creativity on the Science Proccess Thinking Ability of Junior High School Student physical. A Thesis. Medan : Post Graduate Program State University of Medan, 2016.

This study aimed to out difference of student’s science process skill amoung scientific inquiry use mind mapping and the convensional and find out the difference of student science who has high creativity with student who has low creativity and to find out the interaction among the scientific inquiry model use mind mapping and creativity level in creasing student’s science process skill.This study used a quasi experiment with two group prefest and post test desain the population of this study was the student’s of VII grade junior high school in 2015/2016. The instument of this study were the science process skill test and test creativity. The data of this study was analysed among two ways. The result of his study showed that scientific inquiry model use mind mapping was better than conventional in improving the student science process skil. The student’s science process skill to a group of student who has high creativity was better than student who has low creativity and get interaction among the scientific inquiry model use mind mapping and convensional with creativity in influence student’s science process skill.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah Subhanawata’ala Tuhan yang Maha Esa karena atas Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya sehingga tesis yang berjudul “Efek Model Scientific Inquiry Berbantu Mind Mapping dan Kreativitas Terhadap Keterampilan Proses Sains Fisika Siswa SMP” dapat diselesaikan dengan segala keterbatasannya. Selanjutnya salawat beriring salam disampaikan ke hadirat Nabi Muhammad SAW, sebagai Rasul pilihan dengan harapan semoga kita mendapat syafaat-Nya di hari kemudian.

Sudah barang tentu, penulis tesis ini tidak akan terwujud disebabkan berbagai kelemahan yang penulis miliki. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas andil dan bantuan dari berbagai pihak, terutama kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, sebagai Rektor Universitas Negeri Medan 2. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, sebagai Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan

3. Dr. Rahmatsyah, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

4. Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M, sebagai pembimbing I

5. Dr. H. Ridwan Abdullah Sani, M.Si, sebagai pembimbing II 6. Prof. Motlan, M.Sc., Ph.D, sebagai narasumber dan penguji I

. Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si, sebagai narasumber dan penguji II

. Prof. Dr. Retno Dwi Setiyawati, M.Si, sebagai narasumber dan penguji III 9. Ariffuddin S.Pd sebagai Kepala SMP Negeri 6 Medan, Wk Bid. Umum

Bapak Kasden Silalahi S.Pd. Wk Bid. Kurikulum Ibu Yanti S.Pd dan Guru bidang Studi fisika Ibu Dra. M. Panjaitan yang telah mengizinkan dan membantu penulis melakukan penelitian di SMP Negeri 6 Medan.

10. Bapak Kepala Sekolah MA Swasta Istiqomah Bapak Anwar Sadad, S.Pdi, yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan.

(7)

iv

mengucapkan terimakasih banyak buat kakak tercinta Nikita Desayev Rambe, S.Pd, dan adik terkasih Fadlan Rambe atas dukungannya selama ini, serta seluruh keluarga yang telah mengiringi langkah penulis dengan kekuatan doa dan ketulusan cinta. Tak lupa Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada lelaki terkasih Nanda Hafiz Pratama Lubis, S.T yang telah banyak mendukung dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Akhirnya terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh teman-teman di kelas Pendidikan Fisika Dik B 2014 para magister Lylis, Tetty, Rizky Noveri, Tionar, Kak Sari, Kak Unita, Rika, Bang Josua, Bu Yanti, Pak Kasden, Tulang Risdo dll yang tak tersebut satu persatu dan minta maaf kepada mereka yang mungkin salama pendidikan hak-hak meraka sering terabaikan dan terlupakan. Tak terlupakan sahabatku tercinta yang sudah 20 tahun dalam suka dan duka

Nurul Syafla S.Sosi dan dr. Ella Yunita Daulay .

Penulis juga menyadari bahwa tesis ini masih perlu disempurnakan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan uni

Penulis,

Sartika Sari Rambe

(8)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Rumusan Masalah ... .... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

1.7 Definisi Operasional ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ... 9

2.1.1 Model Pembelajaran ... 9

2.1.2 Hakikat Model Pembelajaran Scientific Inquiry... 12

2.1.3 Karakteristik Model Pembelajaran Scientific Inquiry ... 13

2.1.4 Model Pembelajaran Scientific Inquiry ... 19

2.1.5 Teori Belajar yang Melandasi Model Pembelajaran Scientific Inquiry ... 2.1.5.1. Teori Belajar Piaget ... 23

2.1.5.2. Teori Belajar Bruner ... 23

2.1.5.3. Teori Belajar Vygotsky ... 24

2.1.6 Model Pembelajaran Konvensioanal ... 26

2.1.7 Mind Mapping ... 28

2.1.7.1. Cara membuat mind mapping ... 30

2.1.7.2. Maanfaat mind mapping ... 31

2.1.8 Kreativitas... 32

2.1.9 Keterampilan Proses Sains ... 42

2.1.9.1. Definisi Keterampilan Proses Saains ... 42

2.1.9.2. Indikator Keterampilan Proses Sains ... 43

2.2 Kerangka Konseptual ... 49

2.2.1 Perbedaan Keterampilan Proses Sains Siswa yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Konvensional dan Model Pembelajaran Scientific Inquiry ... 49

(9)

vi

2.2.3 Interaksi Antara Model Pembelajaran Scientific Inquiry dengan Kreativitas Siswa

Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses

Sains Siswa ... 51

2.3 Penelitian yang Relevan ... 52

2.4 Hipotesis ... 54

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 55

3.1.1. Tempat Penelitian ... 55

3.1.1. Waktu Penelitian ... 55

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 55

3.3 Variabel Penelitian ... 55

3.4 Jenis dan Desain Penelitian ... 56

3.5 Prosedur Penelitian ... 58

3.6 Instrumen Penelitian ... 60

3.6.1 Tes Keterampilan Proses Sains ... 61

3.6.2 Tes Kreativitas ... 63

3.7Validitas Isi ... 63

3.8.Teknik Analisa Data ... 68

3.8.1. Analisis Secara Deskriptif ... 64

3.8.2. Uji Normalitas ... 64

3.9.3. Uji Homogenitas ... 65

3.9.4. Uji Hipotesis ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 67

4.1.1 Deskripsi Data Pretes dan Postes KPS ... 67

4.1.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 71

4.1.2.1. Uji Normalitas Data Pretes dan Postes ... 71

4.1.2.2. Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes ... 75

4.1.2.3. Uji t Pretes ... 75

4.1.3 Deskripsi Data Tes kreativitas ... 76

4.1.4 Analisis Hasil Penelitian ... 78

4.1.4.1. Perlakuan dalam Pelaksanaan Penelitian ... 78

4.1.4.2. Analisis Data Postes Keterampilan Proses Sains ... 82

4.1.4.3. Analisis Hasil KPS Berdasarkan Tingkat kreativitas ... 83

4.1.5 Pengujian Hipotesis ... 85

4.1.6 Persen % Peningkatan KPS ... 95

4.2Pembahasan Hasil Penelitian ... 96

4.2.1 Perbedaan KPS Siswa yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Scientific Inquiry dan Model Pembelajaran Konvensional ... 96 4.2.2 Perbedaan KPS Siswa yang Mempunyai

(10)

vii

Mempunyai kreativitas Rendah ... 98 4.2.3 Interaksi Antara Model Pembelajaran Scientific

Inquirydan kreativitas Terhadap Keterampilan

Proses Sains Siswa ... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 101 5.2 Saran ... 102

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Scientific Inquiry ... 18

Tabel 2.2. Penerapan Model Scientific Inquiry ... 26

Tabel 2.3. Perbedaan catatan biasa dan Mindmapping ... 29

Tabel 2.4 Penelitian Relevan ... 52

Tabel 3.1. Rancangan Desain Penelitian ... 56

Tabel 3.2. Desain Penelitian ANAVA ... 62

Tabel 3.3. Lembar Penelitian Obeservasi Keterampilan Proses Sains... 62

Tabel 3.4 Deskripsi Presentase Keterampilan Proses Sains ... 62

Tabel 4.1 Data Pretes Keterampilan Proses Sains ... 67

Tabel 4.2 Data Postes Keterampilan Proses Sains ... 68

Tabel 4.3 Data Pretes dan Postes Keterampilan Proses Sains ... 68

Tabel 4.4 Nilai Rata-Rata Postes Kategori Butir Soal KPS ... 70

Tabel 4.5 Nilai Rata-Rata Siswa yang Menjawab Benar perindikator ... 70

Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Pretes dan Postes ... 72

Tabel 4.7 Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes ... 75

Tabel 4.8 Uji Kesamaan Awal Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 76

Tabel 4.9 Data Hasil Tes Kreativitas ... 76

Tabel 4.10 Pengelompokkan siswa berdasarkan tingkat kreativitas ... 78

Tabel 4.11 Data Hasil Keterampilan Proses Sains ... 82

Tabel 4.12 Pengelompokkan Nilai Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Tingkat Kreativitas ... 83

Tabel 4.13 Desain Faktorial 2x2 Anava ... 86

Tabel 4.14 Data Faktor antar Subjek ... 86

Tabel 4.15 Hasil Uji Anava dua Jalur ... 87

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I ... 109

Lampiran 1b. Bahan Ajar I ... 115

Lampiran 1c. Lembar Kerja Siswa I... 120

Lampiran 2a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II ... 123

Lampiran 2b. Bahan Ajar II ... 131

Lampiran 2c. Lembar Kerja Siswa II ... 134

Lampiran 3a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III ... 138

Lampiran 3b Bahan Ajar III ... 144

Lampiran 3c Lembar Kerja Siswa III ... 147

Lampiran 4. Tes Kreativitas ... 150

Lampiran 5. Soal Kreativitas ... 153

Lampiran 6 Deskripsi Penilaian Keterampilan Proses Sains ... 154

Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains ... 156

Lampiran 8 Soal Keterampilan Proses Sains ... 160

Lampiran 9. Daftar Nama Siswa Penelitian ... 162

Lampiran 10. Tabulasi Data Pretes Keterampilan Proses Sains ... 163

Lampiran 11. Tabulasi Data Postes Keterampilan Proses Sains ... 165

Lampiran 12 Tabulasi Data Kreativitas ... 167

Lampiran 13 Rekapitulasi Nilai Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Observasi ... 169

Lampiran 14 Uji Analisis Statistik Menggunakan SPSS 21 ... 176

Lampiran 15 Gambar Mind Mapping ... 181

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Efek Model Pembelajaran Scientific Inquiry ... 21

Gambar 2.2. Efek Model Pembelajaran Langsung ... 33

Gambar 2.3 Mindmapping ... 36

Gambar 3.1. Hubungan Antara Ketiga Variabel ... 56

Gambar 3.2. Alur Pelaksanaan Penelitian ... 65

Gambar 4.1 Rata-Rata Pretes Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 69

Gambar 4.2 Rata-Rata Postes Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 69

Gambar 4.3 Hasil Postes Keterampilan Proses Sains pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Tiap Indikator ... 70

Gambar 4.4 Histogram Normalitas Pretes Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 73

Gambar 4.5 Histogram Normalitas Postes Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 74

Gambar 4.6 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains ... 80

Gambar 4.7 Hasil Lembar Kerja Siswa Tiap Pertemuan ... 81

Gambar 4.8 Hubungan Nilai Rata-Rata Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Tingkat Kreativitas ... 85

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakangMasalah

Pendidikan sains yang berlaku di sekolah harus mencantumkan dua

komponen penting, yaitu produk sains dan proses sains. Produk sains tersebut

merupakan akumulasi antara hasil aktivitas empiris dan analisis para ilmuwan.

Produk sains yang dihasilkan tersebut melalui proses penyelidikan ilmiah yang

melibatkan sikap ilmiah dan proses sains. Sedangkan sains sebagai proses

mencakup keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh para

ilmuan ketika melakukan penyelidikan fenomena-fenomena alam untuk

menghasilkan produk sains (Khan & Iqbal, 2011).

Berdasarkan hasil obeservasi yang telah penulis lakukan diSMP negeri 6

Medanmelalui wawancara dengan beberapa pengajar fisika pada tanggal 20

September 2015, penulis mendapat informasi, bahwa pembelajaran fisika yang

berlangsung disekolah masih didominasi oleh guru serta masih menggunakan

metode ceramah yang disebabkan kegiatan laboratorium masih jarang dilakukan,

Guru lebih sering memberikan soal-soal tanpa memberikan konsep rumusan yang

ada, sehingga mengakibatkan keterampilan proses siswa menjadi pasif dan kurang

terbentuk.

Peneliti juga mendapatkan informasi tentang kreativitas yang dimiliki

siswa, yaitu siswa masih memiliki tingkat kreativitas siswa yang rendah. Hasil

kreativitas tinggi hanya memperoleh 35% dan 75% memiliki kreativitas yang

(15)

2

berdampak pada keterampilan proses sains siswa yang rendah juga. Dimana siswa

hanya mengikuti apa yang dicontohkan dan menganggap fisika hanya menghapal

rumus. Hal ini berdampak pada nilai ulangan siswa disemester genap 2014/205

memperoleh kurang memuaskan, yaitu dengan nilai rata-rata 65 sedangkan KKM

bernilai70.

Rendahnya keterampilan proses sains siswa disebabkan beberapa

penyimpangan terhadap aturan yang telah ditetapkan. Salah satu bentuk

penyimpangan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah kegitan inti belum optimal

atau memenuhi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Berdasarkan

penelitian yang telah peneliti lakukan ditemukan bahwa keterampilan proses sains

siswa masih rendah ini ditemukan dari data permasalahannya masih banyak siswa

belajar hanya menghafal konsep-konsep, mencatat apa yang diceramahkan guru,

pasif, masih mengaggap fisika hanya merubah rumus-rumus dan jarang

menggunakan pengetahuan awal sebagai dasar perencanaan pembelajaran. Hal

senada juga diungkapkan oleh Sanjaya (2012) bahwa dalam kenyataannya masih

terdapat beberapa hambatan yang menyebabkan guru belum mampu melakukan

perubahan-perubahan terhadap pola pembelajaran yang konvensional. Adapun

hambatan-hambatan tersebut adalah karakteristik materi yang terlalu padat dan

tolok ukur keberhasilan pendidikan di sekolah sebagian besar difokuskan untuk

mengembangkan aspek kognitif.

Pencapaiankompetensikognitifberupa konsep

dapatjugadilakukanmelaluipembelajaranpraktik. Namun tidak sekedar

(16)

3

siswa melalui berbagai aktivitas kognitif selama pengamatandanpenyelidikan

terhadap suatu fakta berlangsung. Pembelajaranpraktikseperti ini

diharapkanakanmemberikanpengalamanlangsungdannyatakepadasiswa.

Sehinggapembelajaranmembentukmaknabagisiswamengingatkeilmuanfisikaitusen

dirimempelajaritentangbendadangejala-

gejalakebendaanmakapembelajarandenganmenyelidikigejala-gejalakebendaanitusecaralangsungataupraktikumadalahpenting. Hal

inijugadiharapkanmampumemperbaikidanmengembangkanketerampilan proses

sainssiswa.

ntuk mengembangkan keterampilan proses sains yang lebih optimal,

diperlukan suatu model pembelajaran yang berbasis pada penyelidikan ilmiah, dan

siswa diberikan kebebasan dalam melaksanakan penyelidikan ilmiah tersebut.

Salah satu model pembelajaran yang mampu mewujudkan hal tersebut adalah

model pembelajaran scientific inquiry.

Khalick et al dalam rgin (2008) lebih menjelaskan scientific inquiry

sebagai model pembelajaran yang melibatkan kreativitas peserta didik untuk

membantu meningkatkan keterampilan proses sains.kreativitas mempunyai

pengaruh pada keberhasilan pelaksanaan model pembelajaran scientific inquiry.

kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk

melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang

relatif berbeda dengan apa yang ada sebelumnya, dalam kaitannya dengan unsur

apititude dan non apititude. Kreativitas meliputi, baik ciri-ciri apititude seperti

(17)

4

apititude seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin

mencari pengalaman-pengalaman baru.

Anggraini (2015:88) juga menyimpulkan pada hasil penelitiannya bahwa

pembelajaran dengan scientific inquuiry dapat memperbaiki kualitas pembelajaran

isika pada topik suhu dan kalor. Model pembelajaran scientific inquiry lebih

efektif meningkatkan keterampilan proses sains siswa dibandingkan dengan

pembelajaran konvensional. erdapat interaksi antara kemampuan berpikir kreatif

terhadap keterampilan proses sains. Siswa yang memiliki kemampuan kreatif

tinggi memiliki kemampuan proses sains tinggi.

Penelitian yang relevan,Hasil Penelitian rgul, et all (2011) menyatakan

model scientific inquiry menunjukkan adanya peningkatan keterampilan proses

dan kreativitas siswa. Ajokeetal (2012) menyatakan bahwa mengajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran scientific inquiry dan kreativitasmeningkatkan

keterampilan proses sains dibandingkan dengan model konvensional.Balanay

(2013) menyatakan bahwa scientific inquiry merupakan pembelajaran yang

berpusat pada siswa sehingga pembelajaran tersebut dapat meningkatkan

keterampilan proses sains siswa. Barrow (2010) menyatakan bahwa model

pembelajaran scientific inquiry dapat membangun kreativitas siswa. Weinstein

(2014) menyatakan bahwa kreativitas pembelajaran siswa dapat dibuat dengan

(18)

5

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka

peneliti mengambil judul ”Efek m del embela aran Scientific inquiry

berbant Mind Mappingdan Kreat tasterhada keteram lan r ses sa ns

s s a MP”.

1. . Ident f kas Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, masalah dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan belum optimal yang

membuatsiswakurangmemilikiperanaktifdalam proses

danpengkonstruksianpengetahuandalamdirinya.

2. Proses pembelajaranfisika di sekolahbelummenggunakan model

pembelajaranscientific inquiry untukmeningkatkanketerampilan proses sains

dan hasil belajar siswa.

3. Keterampilan Proses Sains siswa yang masih sangat rendah.

4. Kreativitas yang dimiliki oleh siswa masih rendah.

5. Pelaksanaan praktikum belum dilaksankan secara optimal.

1. . Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan penulis dalam hal kemampuan biaya dan waktu,

maka penulis membatasi masalah yang bertujuan agar permasalahan yang diteliti

jelas dan terarah. Dalamhalinimasalah-masalah yang dibatasipenulisadalah (1)

Model pembelajaran scientific inquiry, (2) Kreativitas, (3) Keterampilan Proses

(19)

6

1. . m san Masalah

1. Apakah keterampilan proses sains yang diberi perlakuan dengan menggunakan

model pembelajaran scientific inquiry berbantu mind mappinglebih tinggi

dibanding dengan menggunkan model pembelajaran konvensional?

2. Apakah hasil keterampilan proses sains pada kelompok siswa yang memiliki

kreativitas tinggi lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang

memiliki kreativitas rendah?

3. Apakah ada interaksi model pembelajaran scientific inquiry berbantu mind

mapping dan model pembelajaran konvensionaldengankreativitas terhadap

Keterampilan Proses Sainssiswa?

1. . an Penel t an

Setelah merumuskan masalah maka selanjutnya pada penelitian ini

mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. ntuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan dariketerampilan proses sains

yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran scientifc

inquiryberbantu mind mapping lebih tinggi dibandingkan menggunkan model

pembelajaran konvensional.

2. ntuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan dari keterampilan proses sains

yang memiliki kreativitas tinggi lebih baik dibandingkan dengan kelompok

siswa yang memiliki kreativitas rendah.

3. ntuk mengetahuiapakah ada interaksi model pembelajaran scientific inquiry

berbantu mind mappingdan model pembelajaran konvensional dengan

(20)

7

1. . Manfaat Penel t an

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan agar peneliti lebih

terampil dalam menggunakan model pembelajaran scientific inquiry dan

sebagai bekal mengajar di masa yang akan datang.

b. Bagi siswa, dapat membangun pengalamannya sendiri melalui kegiatan

penyelidikan atau proses ilmiah.

c. Bagi guru, dapat dijadikan alternatif pembelajaran sehinga diharapkan dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran fisika.

d. Bagi sekolah, sebagai kontribusi dalam meningkatkan kinerja guru fisika

yang ada disekolah tersebut.

2. Manfaat eoritis

a. Sebagai bahan acuan, perbandingan dan masukan untuk mengembangkan

penelitian sejenis dengan menggunakan model pembelajaran scientific inquiry

dan konsep yang berbeda.

b. Sebagai kontribusi dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan untuk

mengembangkan variabel-variabel yang berperan dalam meningkatkan peran

(21)

8

1.7. Def n s O eras nal

1. Scientific inquiry yang dimaksud dalam penelitian ini dikemukakan oleh

Joyce (2003:187) menyatakan inti dari model pembelajaran scientific inquiry

adalah melibatkan siswa dalam penyelidikan masalah sebenarnya dengan

menghadapkan mereka dalam penyelidikan, membantu mereka

mengidentifikasi masalah metodologis atau konseptual dalam penyelidikan

dan mengajak mereka untuk merancang cara dalam mengatasi masalah

tersebut.

2. Kreativitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kreativitas yang

dikemukakan oleh aylor dalam Munandar (2012) bahwa kreativitas adalah

kemampuan untuk melihat atau memikirkan hal-hal yang luar biasa, yang

tidak lazim, memadukan informasi yang tampaknya tidak berhubungan dan

mencetuskan solusi-solusi baru atau gagasan-gagasan baru yang

menunjukkan kelancaran (fluency), kelenturan (flexibility) dan orisinalitas

(originality) dalam berpikir.

3. Keterampilan Proses Sains (KPS) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

KPS yang dikemukakan olehHarlen dan lstgeest (1992) menyatakan bahwa

KPS adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan

kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam

suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan:

1. Keterampilan proses sains siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

Scientific Inquiry berbantu mind mapping lebih baik dibandingkan dengan

siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Siswa yang

diajarkan dengan model pembelajaran Scientific Inquiry memperoleh rata-rata

nilai keterampilan proses sains 75,06 dan siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran konvensional memperoleh rata-rata nilai keterampilan proses

sains 62,03. Hasil hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikasi model

pembelajaran sebesar 0,001. Karena nilai signifikan 0,001<0,05 sehingga

hipotesis menerima Ha. Terdapat efek dari model pembelajaran scientific

inquiry berbantu mind mapping terhadap keterampilan proses sains.

2. Keterampilan proses sains pada kelompok siswa yang memiliki kreativitas

tinggi lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki

kreativitas rendah. Keterampilan proses sains pada kelompok kreativitas

tinggi sebesar 77,15 dan kelompok kreativitas rendah sebesar 57,85. Hasil

hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikasi kreativitas sebesar 0,008.

Karena nilai signifikan 0,008<0,05 sehingga hipotesis menerima Ha.

Terdapat efek kreativitas siswa terhadap keterampilan proses sains.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran Scientific Inquiry berbantu

(23)

3

meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Hasil hipotesis menunjukkan

bahwa nilai signifikasi kelas*kreativitas sebesar 0,009. Karena nilai sig.

0,009 < 0,05 sehingga hipotesis menerima Ha.Kreativitas meningkatkan

keterampilan proses sains siswa pada model pembelajaran scientific inquiry

berbantu mind mapping sedangkan pembelajaran konvensional kreativitas

siswa tidak berpengaruh.

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian, peneliti menyarankan:

1. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih kreatif dalam memilih media

pembelajaran yang digabungkan dengan model pembelajaran sehingga dapat

menarik perhatian dan membangun motivasi siswa untuk bertanya dan

berpikir terhadap demonstrasi praktek yang diperagakan oleh peneliti

tersebut.

2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih kreatif dalam menyampaikan

materi pembelajaran sehingga siswa dapat lebih kreatif yang dapat

meningkatkan keterampilan proses sains.

3. Penliti selanjutnya disarankan agar menggunakan model pembelajaran

(24)

90

DAFTAR PUSTAKA

Aktamis & Ergin. 2008. The Effect of Scientific Process Skills Education in Student’s Scientific Creativity, Science attitudes and Academic Achievements. Educational Sciences: Asia-Pasific Forum on Science Learning and Teaching, Vol 9. (http://www.edam.com diakses pada 17 Agustus 2015 pukul 13.15).

Anggraini, D.P. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Scientific Inquiry dan kemampuan berfikir kreatif terhadap keterampilan Proses Sains di SMA N 1 Stabat. Medan : Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Arends, R.I. 2012. Learning To Teach Ninth Edition. New York: The McGraw Hill Companies.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Costa, A.L. 1985. Developing Minds A Resource Book For Teaching Thinking. Alexandria: ASCD.

Demirbag & Gunel. 2014. Integrating Argument-Based Science Inquiry with Modal Representations: Impact On Science Achievement, Argumentation and Writing Skills. Educational Sciences: Theory & Practice-14(1). (https://www.edam.com diakses pada 11 Januari 2015 pukul 15:27 WIB).

Deta, U.A. 2013. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing Dan Proyek, Kreativitas, Serta Keterampilan Proses Sains Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Indonesia 9 (2011): 28-34. (http://journal.unnes.ac.id diakses pada 11 Januari 2015 pukul 15:15 WIB).

Dhakaa, A. 2012. Biologycal Science Inquiry Model And Biology Teaching. Bookman International Journal Of Accounts, Economics & Business Management, Vol 1 No 2. (http://www.bookmanjournals.com diakses pada 11 Januari 2015 pukul 15:33 WIB).

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah & Syaiful B. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

(25)

9

Ergul & Remziye. 2011. The Effects Of Inquiry-Based Science Teaching On Elementary School Students’ Science Process Skills and Science Attitudes. Bulgarian Journal of Science and Education Plicy (BJSEP). Volume 5 Number 1. (http://bjsep.org diakses pada 11 Januari 2015 pukul 15:00 WIB).

Fraenkel, J.R., Wallen, N.E, Hyun, H.H. How To Design And Evaluate Research

In Education Eighth Edition. New York: The McGraw Hill Companies.

Hamalik, O. 2003. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hussain, Azeem & Shakoor. 2011. Physics Teaching Methods: Scientific Inquiry vs Traditional Lecture. International Journal of Humanities and Social Science. Vol. 1 No. 19. (http://wsteelman.iweb.bsu.edu diakses pada 11 Januari 2015 pukul 15:14 WIB).

Indrajit, D. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Fisika Untuk Kelas SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Joyce, B. & Weil, M. 2003. Models Of Teaching (5th Ed). New Delhi: Privite Limited.

Joyce, et.all. 2009. Models Of Teaching (Model-Model Pengajaran Edisi Kedelapan). Terjemahan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. 2009. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kuspriyanto, B. 2013. Strategi Pembelajaran Dan Kemampuan Berpikir

KreatifTerhadap Hasil Belajar Fisika. Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 2. (http://digilib.unimed.ac.id diakses pada 31 Januari 2015 pukul 15:54 WIB).

Marwoto, dkk. 2009. Pembelajaran Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Suhu Dan Pemuaian. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5:42-46. (http://journal.unnes.ac.id diakses pada 11 Januari 2015 pukul 14:03 WIB).

Maxwell, John C. 2004. Berpikir Lain Dari ang Biasanya (Thinking For A Change). Batam: Karisma Press.

Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munandar, U. 1992. Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah

(26)

9

National Institutes Of Health. 2005. Doing Science: The Process Of Scientific Inquiry. Colorado Springs: BSCS. (http://science.education diakses pada 11 Januari 2015 pukul 14:16 WIB).

Nisa, K. & Wasis. 2013. Pengaruh Pendekatan Open-Ended Terhadap

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Listrik Dinamis Kelas Di SMAN I Gondang Tulungagung. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013, 143 – 146. (http://ejournal.unesa.ac.id diakses pada 22 Januari 2015 pukul 10:29 WIB).

Njoroge, G.N, et.all. 2014. Effects of inquiry-based teaching approach on Secondary School Students’ achievement and motivation in Physics in Nyeri County, Kenya. International Journal of Academic Research in Education and ReviewVol. 2(1), pp. 1–16. (http://www.academicresearchjournals.org diakses pada 17 Januari 2015 pukul 19:09 WIB).

Pardede, O.B. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Dan Berpikir Kreatif Siswa

Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 30 Medan. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. (http://hukor.kemdikbud.go.id/diakses pada 15 Agustus 2015 pukul 00:58 WIB).

Purwanto, B. & Azam, M. 2013. Fisika 1 Untuk Kelas SMA dan MA. Solo: Wangsa Jatra Lestari.

Purwoto, A. 2003. Panduan Laboratorium Statistik Inferensial. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Ramadhani, I. 2015. Efek Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi

Think Talk Write Dan Kreativitas Ilmiah Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa SMA Negeri 1 Babalan. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Rahayu, Susanto, Yulianti. 2011. Pembelajaran Sains Dengan Pendekatan

Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011): 106-110. (http://journal.unnes.ac.id diakses pada 11 Januari 2015 pukul 15:46 WIB).

(27)

9

Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sani, R.A. 2012. Pengembangan Laboratorium Fisika. Medan: UNIMED PRESS.

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Saripudin, A, dkk., 2009. Praktis Belajar Fisika Untuk Kelas SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Siddiqui. 2013. Biological Science Inquiry Model: A Process Of Study. Paripex-Indian Journal Of Research Vol 2 Issue 4. (http://www.ocwjournalonline.com diakses pada 26 Januari 2015 pukul 13:43 WIB).

Settlage, J., & Southerland, S.A. 2007. Teaching Science To Every Child. New York: Routledge Taylor & Francis Group.

Sitohang, D.C.N. 2014. Efek Model Pembelajaran Scientific Inquiry Dan Sikap Ilmiah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Listrik Dinamis Kelas . Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor ang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R.E. 2003. Educational Psychology Theory And Practice. Boston: Allyn & Bacon Pearson. (http://www.pearsonhighered.com diakses pada 23 Februari 2015 pukul 07:23 WIB).

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung: AlfaBeta.

Suprijanto, H. 2012. Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Tambunan, H. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Kemampuan Berpikir

Kreatif Terhadap Hasil Belajar Menggambar Ekspresi Siswa SMA Negeri 2 Kota Pematangsiantar Tahun Ajaran 2011/2012. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Triwiyono. 2011. Program Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode

(28)

9

Jurnal Pendidikan Indonesia 7 (2011): 80-83. (http://journal.unnes.ac.id diakses pada 11 Januari 2015 pukul 15:41 WIB).

Wenning, C. 2011. Experimental Inquiry In Introductory Physics Courses. Journal Of Physics Teacher Education Online 2. (http://www2.phy.ilstu.edu diakses pada 01 Januari 2015 pukul 08:00 WIB).

Widha, S., Suparmi, Deta, U.A. 2013. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing Dan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Prov Sumbar, Dinas PU, Submission LARAP and DED Document to Local Government from the project ENVIRONMENTAL; integration of UKL&amp;UPLin to the design on 30 January 2015. 2) CTC

[r]

Keuntungan dari material komposit yang utama adalah kekakuan dan kekuatan dapat dikombinasikan dengan keringanan serta kita dapat menyatukan berbagai macam tegah mekanis dari

TIN OXIDE (FTO) UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI DYE-SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) ” adalah hasil kerja saya dan sepengetahuan saya hingga saat ini isi Skripsi tidak berisi

Kerangka Konseptual Pengaruh Earning Per Share (EPS) , Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham. Earning

2 Mahasiswa dapat memahami dan membuat berbagai konsep dasar Perencanaan dan Pengendalian Laba (PPL), penerapan PPL dalam kegiatan manajemen, , serta Penerapan PPL dalam

Selanjutnya penulis mengambil 2 faktor tertinggi dalam survei awal yang telah dilakukan yaitu gaya hidup dan persepsi konsumen untuk diteliti pengaruhya terhadap keputusan