Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS
PELAYANAN PENUMPANG PADA PT LION AIR
DI BANDARA POLONIA MEDAN
KERTAS KARYA
Dikerjakan
O L E H
Friskawati Simanjuntak
Nim : 062204100
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR
DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA
BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA
MEDAN
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN
PENUMPANG PADA PT LION AIR DI BANDARA POLONIA
MEDAN
KERTAS KARYA Dikerjakan
O L E H
FRISKAWATI SIMANJUNTAK NIM : 062204100
PEMBIMBING
TETTY LISNAWATI,S.Sos
Kertas karya ini diajukan pada Panitia Ujian
Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Dalam Program Studi Pariwisata
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
DALAMPROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR PROGRAM STUDI PARIWISATA
BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
PENGESAHAN
Diterima oleh :
Panitia Penilai Program Pendidikan Non Gelar Sastra dan Budaya
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Diploma III
Dalam Program Studi Pariwisata
POGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,
1. Tetty Lisnawati, SE,Amd (Pembimbing)
Drs. Syaifuddin,M.A,Ph.D. NIP. 132098531
Panitia Penilai
No. Nama Tanda Tangan
2. Drs. Parlaungan Ritonga, M.Hum (Pembaca)
3. Drs. Ridwan Azhar, M.Hum (Ketua Program)
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Disetujui oleh :
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PROGRAM STUDI PARIWISATA
Ketua Program
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Ya Tuhan,
Kuserahkan segalanya hanya ke dalam tangan pengasihanMu
Karena seluruh hidupku adalah milikMu dan segalanya hanya untukMu
”Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu kepada Allah dalam Doa dan permohonan dengan ucapan
syukur”.
(1 Petrus 5:7)
”Berpeganglah engkau pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia,
karena dialah hidupmu”
(Amsal 4:13)
Kertas Karya ini adalah buah lelah dari orang tuaku karenanya aku wujudkan
buah itu sebagai tanda baktiku.
Dari dasar lubuk hati yang terdalam kupersembahkan Kertas Karya ini kepada
orang-orang yang ku cintai dan yang berarti dalam hidupku
Ayahanda Usman Simanjuntak
Ibunda Elmina Manihuruk
Saudara-saudaraku :
Pantas Pandapotan
Elfrida
Christina
Chandry
... God Bless Us ...
With love
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAKSI
Perkembangan bisnis kepariwisataan di Indonesia khususnya di daerah
Sumatera Utara tidak terlepas dari peran serta berbagai bidang usaha. Terutama
bidang transportasi, karena transportasi berperan penting serta berdampak
langsung pada sektor kepariwisataan dalam kelancaran pendistribusian wisatawan
untuk sampai ke daerah tujuan wisata.
Pesawat terbang merupakan salah satu alat transportasi yang banyak
diminati oleh wisatawan terutama wisatawan manca negara. Wisatawan lebih
memilih transportasi udara ini karena memiliki kelebihan dibandingkan alat
transportasi lainnya. Hal ini dikarenakan kecepatan yang dimilikinya dapat
mengakibatkan jarak yang jauh seolah-olah menjadi dekat, sehingga mendorong
kelancaran pendistribusian wisatawan untuk sampai ke tujuan.
PT LION AIR sebagai salah satu perusahaan penerbangan komersil yang
bergerak di bidang transportasi udara di Indonesia berupaya untuk meningkatkan
kualitas pelayanannya kepada konsumen agar mereka tertarik menggunakan jasa
transportasi udara milik PT LION AIR.
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
1. 2 Batasan Masalah
1. 3 Tujuan Penulisan
1. 4 Metode Penulisan
1. 5 Sistematika Penulisan
BAB II URAIAN TEORITIS
2. 1 Pengertian Kepariwisataan
2. 2 Pengertian Wisatawan
2. 3 Bentuk dan Jenis Pariwisata
2. 4 Motif Perjalanan Wisata
2. 5 Manfaat Pariwisata
2. 6 Sarana dan Prasarana Pariwisata
2. 6. 1 Sarana Pariwisata
2. 6. 2 Prasarana Pariwisata
2. 7 Tinjauan Umum Tentang Pelayanan
BAB III GAMBARAN UMUM PT.LIOM AIR
3. 1 Sejarah PT.Lion Air
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
3. 2. 1 Keanggotaan
3. 2. 2 Keuntungan dan Kemudahan
3. 2. 3 Jarak Terbang
3. 3 Proses Operasional
3. 3. 1 Reservasi
3. 3. 2 Prosedur Tiketing
3. 3. 3 Tarif/Reduksi
3. 3. 4 Bagasi
BAB IV UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PENUMPANG
PADA PT.LION AIR DI BANDARA POLONIA MEDAN
4. 1 Sikap dan Tingkah laku Dalam Pelayanan
4. 2 Pelayanan di Dalam Pesawat
4. 3 Pelayanan Khusus
4. 3. 1 Penumpang Bayi
4. 3. 2 Penumpang Anak-anak
4. 3. 3 Penumpang Orang Sakit
4. 3. 4 Penumpang Wanita Hamil
4. 3. 5 Penumpang Orang Buta
4. 3. 6 Penumpang Orang Cacat
4. 4 Pelayanan Pada Saat Sampai Tujuan
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Bapa yang di Sorga karena
kasih dan karunia Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas
karya ini yang berjudul “UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN
PENUMPANG PADA PT LION AIR DI BANDARA POLONIA MEDAN”
Penulisan kertas karya ini merupakan salah satu tugas yang wajib
dikerjakan oleh mahasiswa Program Studi Diploma III Pariwisata untuk
memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Pariwisata Bidang Keahlian
Usaha Wisata di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril
maupun materil yang tidak ternilai harganya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan kertas karya ini, khususnya kepada :
1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra,
Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.Hum, selaku Ketua Program Studi
Diploma III Pariwisata, Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Muchtar Majid, S.Sos,S.Par, selaku Sekretaris Program
Studi Diploma III Pariwisata, Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Solahuddin Nasution, S.E,MSP, selaku Koordinator Praktek
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
5. Ibu Tetty Lisnawati, SE,Amd, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan
kertas karya ini.
6. Bapak Drs. Parlaungan Ritonga, M.Hum, selaku dosen Pembaca.
7. Seluruh Dosen dan staf pengajar Jurusan Pariwisata, Universitas Sumatera
Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis selama masa
perkuliahan.
8. Seluruh Pegawai dan staf PT.Lion Air Distrik Medan yang telah
memberikan bantuan kepada penulis dalam penyusunan kertas karya ini.
9. Kedua orang tuaku tercinta, tersayang, dan terkasih, Alm. Usman
Simanjuntak dan Elmina Manihuruk yang telah memberikan Kasih
Sayang, Nasehat, Semangat dan selalu mendoakan penulis selama
menyelesaikan pendidikan dan penyusunan kertas karya ini.
10.Saudara-saudara ku yang terkasih, Bang Dapot, Kak Elfrida, Christina,
Chandry dan seluruh keluarga yang telah memberikan semangat dan
penghiburan kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini
11. Sahabat-sahabatku tercinta Linda sari ”si Benget”, Florence ”si Dombat”,
Oktri ”si Maniez”,Jeni ”si Ujek”, Lusianna “si Sehat”, k’rotua “si
Rotex”,Leony dan seluruh teman-teman stambuk ’06 yang tidak dapat
penulis sebutkan nama nya yang telah memberikan Keceriaan,
Kebahagiaan hidup, dan Kekesalanbagi penulis baik selama pendidikan
maupun dalam membanti penyelesaian kertas karya ini.
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
12.Teman-teman satu kostku yang tersayang dan tercinta Nanda yang selalu
setia menemani ki mengetik, Wati yang selalu mengajari dan membantuku
daam penyusunan kertas karya ini, Morinta, Agnes, Susi, Nora, B’Edu ”si
Boneng”, B’Andrel, B’Fery serta teman-teman lainnya yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Thanks for the moment.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi penyajian atau materi pembahasannya. Oleh sebab itu
penulis dengan rendah hati menerima kritik dan saran dari berbagai pihak demi
perbaikan dan keesmpurnaan penulisan Kertas karya ini.
Akhir kata, semoga Kertas Karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi mahasiswa D3 Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata.
Medan, Maret 2009
Penulis
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Seiring dengan perkembangan kepariwisataan yang semakin pesat di daerah
Sumatera Utara dewasa ini serta diikuti dengan kemajuan teknologi di bidang
penerbangan, telah mendorong pihak-pihak yang terkait dalam melakukan
aktivitas kepariwisataan untuk lebih memilih jasa transportasi udara dari sekian
banyak alternatif transportasi wisata lainnya. Hal ini wajar mengingat fungsi
utama trasportasi udara sangat erat hubungannya dengan accessibility, yaitu
frekuesi penggunaannya, kecepatan yang dimilikinya dapat mengakibatkan jarak
yang jauh seolah-olah menjadi dekat, sehingga mendorong kelancaran
pendistribusian wisatawan ke daerah tujuan wisata.
Karena itu, setiap perusahaan penerbangan komersial tidak menyia-nyiakan
kesempatan ini. Masing-masing berlomba untuk menarik perhatian konsumen
agar lebih memilih jasa penerbangan mereka. Berbagai macam cara telah mereka
lakukan, antara lain dengan memberikan undian berhadiah, paket liburan ke
daerah tujuan wisata, menginap gratis di suatu hotel berbintang, dan berbagai
hadiah menarik lainnya.
PT Lion Air sebagai salah satu perusahaan penerbangan komersial yang
melayani kebutuhan masyarakat dalam jasa transportasi udara merasa perlu
mengantisipasi persaingan ini agar konsumen lebih memilih perusahaan
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Berkenaan dengan hal di atas, penulis merasa tertarik untuk menulis kertas
karya dengan judul ” UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN
PENUMPANG PADA PT LION AIR DI BANDARA POLONIA MEDAN ”
1.2 Batasan Masalah
Dikarenakan semakin banyaknya perusahaan penerbangan baru
bermunculan dengan mengandalkan pelayanan yang memuaskan sehingga
menambah ketatnya persaingan dalam menarik perhatikan para pemakai jasa
transportasi udara, maka penulis membatasi permasalahan mengenai peningkatan
kualitas pelayanan penumpang pada PT Lion Air di Bandara Polonia Medan.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut.
1. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
program pendidikan Diploma III Jurusan Pariwisata, Fakultas Sastra,
Universitas Sumatera Utara.
2. Untuk menjelaskan sudah berapa jauh peningkatan kualitas pelayanan PT
Lion Air kepada penumpang.
3. Untuk menambah wawasan masyarakat pada umumnya dan mahasiswa
pariwisata pada khususnya serta sebagai tinjauan yang merupakan ilmu
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan oleh penulis dalam proses penyelesaian
kertas karya ini adalah :
1. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu metode penelitian dan
pengumpulan data yang diperlukan dari berbagai buku pedoman mengenai
kepariwisataan yang ada hubungannya dengan tema kertas karya ini.
2. Penelitian lapangan (field research), yaitu metode penelitian dan
pengumpulan data yang diperlukan dengan cara mengadakan peninjauan
dan wawancara langsung dari narasumber
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman isi kertas karya ini, penulis membagi
pembahasannya dalam beberapa bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan judul, batasan
masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II URAIAN TEORITIS
Bab ini menguraikan tentang pengertian kepariwisataan, pengertian
wisatawan, bentuk dan jenis pariwisata, motif perjalanan wisata,
manfaat pariwisata, sarana dan prasarana pariwisata serta
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III GAMBARAN UMUM PT LION AIR
Bab ini berisi tentang sejarah singkat perusahaan, Lion Passport,
dan proses operasional
BAB IV UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA
PENUMPANG PT LION AIR DI BANDARA POLONIA
MEDAN
Bab ini menguraikan tentang sikap dan tingkah laku dalam
pelayanan, pelayanan dalam pesawat, pelayanan khusus, dan
pelayanan saat sampai di tujuan
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Kepariwisataan
Pariwisata merupakan gejala yang kompleks dimana banyak unsur-unsur
yang terkait di dalamnya seperti akomodasi, transportasi, restoran, atraksi khusus
dan sebaginya. Masing-masing unsur berkaitan satu sama lainnya dan saling
melengkapi dan mendukung.
Pariwisata sebenarnya bukanlah suatu yang baru. Kegiatan ini sudah
terlaksana sejak dahulu kala, orang melakukan perjalanan atau perpindahan
sementara dengan berbagai keperluan. Dalam bentuk yang sederhana, pariwisata
dikenal sebagai ”tamasya”. Seiring dengan perkembangan yang dicapai bidang
sosial, budaya, ekonomi dan teknologi, maka bentuk kegiatan pariwisata
berkembang menjadi suatu kegiatan pariwisata yang lebih luas.
Namun kata ”pariwisata” baru dikenal di Indonesia setelah
dilaksanakannya Musyawarah Nasional Tourism II di Tretes, Jawa Timur,
pada tanggal 12-14 Juni 1958. Dimana kata ”tourisme” diganti dengan istilah ”
Pariwisata”, yang diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Ir.Soekarno, atas
usul Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Priyono (Alm) yang selanjutnya
diubah pula dewan Tourisme Indonesia menjadi Dewan Pariwisata Indonesia
(DEPARI). Kemudian kata pariwisata dipopulerkan oleh Jend. GPH Djatikusumo
yang menjabat sebagai Menteri Perhubungan Darat, Post, Telekomunikasi dan
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Secara etimologis, istilah pariwisata merupakan kata bentukan dari bahasa
Sansekerta, yaitu ”pari” dan ”wisata”. Kata ”pari” artinya banyak, berkali-kali,
berulang-ulang dan lengkap, sedangkan ”wisata” artinya perjalanan atau
bepergian, yang dalam bahasa Inggris mempunyai pengertian yang sama dengan
kata travel. Dari arti kedua kata tersebut diambil pengertian bahwa pariwisata
merupakan aktivitas atau kegiatan perjalanan yang dapat dilakukan dengan
beberapa kali atau dengan berputar-putar dari suatu tempat menuju ke tempat lain.
Adapun beberapa pendapat para ahli mengenai pariwisata adalah sebagai
berikut:
Menurut Prof. Hunziger dan K. Krapf dari Swiss dalam bukunya
”Grundriss der Allegemeinen Fremdenvrekehsrlehre” mendefinisikan :
Stay of strangers (Ortsfremde) provide the stay does not imply the
establishment of a permanent residen” yang dapat diartikan “pariwisata
sebagai keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan
tinggalnya orang asing di suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak
tinggal di tempat tersebut untuk melakukan suatu pekerjaan yang penting
(a major activity) yang memberikan keuntungan yang bersifat permanen
maupun sementara”.
Menurut Herman V. Schulard, seorang ahli ekonomi berkebangsaan
Austria, mendefinisikan :
”Pariwisata sebagai jumlah kegiatan, terutama yang berkaitan dengan
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing ke luar masuk suatu
kota, suatu daerah atau negara”.
Menurut E.Guyer Freuler merumuskan pengertian pariwisata dengan
memberikan batasan :
”Pariwisata dalam arti modern merupakan fenomena dari jaman sekarang
yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa,
penilaian yang sadar akan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam
dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai
bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari pada
perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan
dari pada alat-alat pengangkutan”.
Menurut Prof. Dr. Salah Wahab seorang berkebangsaan Mesir dalam
bukunya ”An Intriduction on Tourism Theory”, mengemukakan:
”Pariwisata sebagai suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar
yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam
suatu negara itu sendiri (di luar negeri), meliputi pendiaman orang-orang
dari daerah lain”.
2.2 Pengetian Wisatawan
Menurut etimologi, pengertian wisatawan adalah orang yang mengadakan
perjalanan (traveller). Sedangkan menurut Inpres No. 9 Tahun 1969, pengertian
wisatawan adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tingggal untuk
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Seorang ahli kepariwisataan Inggris yaitu Ogilvie memberikan batasan
sebagai berikut :
”Wisatawan adalah semua orang yang memenuhi dua syarat, pertama bahwa
mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu
tahun dan yang kedua, bahwa sementara mereka pergi, mereka mengeluarkan
uang di tempat yang mereka kunjungi tidak dengan mencari nafkah di tempat
tersebut”.
Sedangkan menurut IUOTO (International Union of Official Travel
Organization), wisatawan itu adalah seseorang yang berpergian dari tempat
tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dan berdiam di tempat itu lebih dari
24 jam, dengan tujuan sebagai berikut.
a. Untuk menggunakan waktu senggang yang baik untuk rekreasi atau
berlibur, untuk keperluan kesehatan, perjalanan dan pengetahun, untuk
menjalankan ibadah maupun olahraga.
b. Untuk keperluan usaha, kunjungan keluarga, menjalankan tugas-tugas dan
menghadiri konferensi.
Berdasarkan UU No. 9 Tahun 1990, pengetian wisatawan adalah orang
yang melakukan kegiatan wisata dari semua batasan yang telah dikemukakan di
atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ciri-ciri seorang wisatawan itu adalah
:
a. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam,
b. Berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
c. Perjalanan dilakukan untuk sementara waktu,
d. Orang yang melakukan perjalanan itu tidak bertujuan untuk
mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya.
2.3 Bentuk dan Jenis Pariwisata
Berikut ini adalah berbagai bentuk pariwisata :
Menurut jumlah orang yang melakukan perjalanan terbagi atas :
1. Individual Tourism
2. Group Tourism
Menurut maksud dari perjalanan yang dilakukan, terbagi atas :
1. Recreational Tourism atau Leisure Tourism
2. Cultural Tourism
3. High Tourism
4. Sport Tourism
5. Confrence Tourism
Menurut alat pengangkutan yang digunakan, terbagi atas :
1. Land Tourism
2. Sea River Tourism
3. Air Tourism
Menurut letak geografisnya, terbagi atas :
1. National Domestic Tourism
2. Regional Tourism
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut umur yang melakukan perjalanan, terbagi atas :
1. Youth Tourism
2. Adult Tourism
Menurut jenis kelamin, terbagi atas :
1. Masculine Tourism
2. Feminine Tourism
Menurut harga dan tingkat sosial, terbagi atas :
1. Delux Tourism
2. Middle Class Tourism
3. Special Tourism
Berikut ini adalah berbagai jenis pariwisata :
♦ Menurut letak geografis dimana kegiatan pariwisata berkembang,
terbagi atas :
1. Pariwisata Lokal (Local Tourism)
2. Pariwisata Regional (Regional Tourism)
3. Pariwisata Nasional (National Tourism)
4. Regional-International Tourism
5. International Tourism
♦ Menurut pengaruh terhadap neraca pembayaran, terbagi atas :
1. In Tourism atau pariwisata aktif
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
♦ Menurut alasan atau tujuan perjalanan, terbagi atas :
1. Business Tourism
2. Vacational Tourism
3. Educational Tourism
♦ Menurut saat atau waktu berkunjung, terbagi atas :
1. Seasonal Tourism
2. Occasional Tourism
♦ Menurut objeknya, terbagi atas :
1. Cultural Tourism
2. Recuperational Tourism
3. Commercial Tourism
4. Sport Tourism
5. Political Tourism
6. Social Tourism
7. Religion Tourism
2.4 Motif Perjalanan Wisata
Dalam melakukan suatu perjalanan, wisatawan didukung oleh suatu alasan
atau motif tertentu, antara lain :
1. Motif Bersenang-Senang atau Tamasya
Wisatawan dengan motif ini ingin mengumpulkan pengalaman
sebanyak-banyaknya dan menikmati apa saja yang menarik perhatian, misalnya
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
besar atau ketenangan tempat yang sepi, monumen, peninggalan
bersejarah, dan sebagainya.
2. Motif Rekreasi
Wisatawan dengan motif bersenang-senang agak sukar dibedakan daripada
wisatawan dengan motif rekreasi. Rekreasi adalah kegiatan yang
menyenangkan yang dapat dimaksudkan untuk memulihkan kesegaran
jasmani dan rohani manusia. Bedanya adalah wisatawan rekreasi biasanya
menghabiskan waktunya di satu tempat saja, sedangkan wisatawan
tamasya berpindah-pindah.
3. Motif Kebudayaan
Dari tipe kebudayaan, orang tidak hanya sekedar mengunjungi satu tempat
untuk menyaksikan atau menikmati atraksi tetapi ia mungkin datang untuk
mempelajari atau mengadakan penelitian tentang kebudayaan setempat.
4. Wisata Olahraga
Wisata olahraga adalah dimana wisatawan mengadakan perjalanan wisata
karena motif olahraga
5. Wisata Bisnis
Bisnis merupakan salah satu motif dalam mengadakan perjalanan wisata.
Banyak hubungan yang terjadi antara orang-orang bisnis. Ada kunjungan
bisnis, pekan raya, pertemuan bisnis yang perlu dikunjungi, yang mana
semua peristiwa itu mengundang kedatangan orang-orang bisnis baik dari
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
6. Wisata Konferensi
Banyak pertemuan-pertemuan nasional maupun internasional untuk
membicarakan berbagai masalah yang terjadi di dunia. Sehubungan
dengan masalah tersebut banyak diselenggarakan konferensi-konferensi.
Wisata yang ditimbulkan oleh konferensi adalah wisata konferensi. Bila
konferensi diadakan diantara ahli-ahli seprofesi, perjalanan wisata yang
timbul disebut juga wisata profesi.
7. Wisata Spiritual
Wisata spiritual yang melahirkan wisata spritual merupakan suatu tipe
wisata tertua yaitu perjalanan yang diadakan untuk berjiarah atau untuk
keperluan keagamaan misalnya naik haji, berjiarah ke makam-makam
untuk memohon berkat restu. Banyak juga wisatawan yang datang ke
Indonesia dengan motif ini dengan maksud mengunjungi makam nenek
moyang mereka yang dulu pernah menjajah Indonesia, misalnya
wisatawan dari Belanda. Tempat-tempat jiarah di Palestina, Roma,
Mekkah, dan Maddinah merupakan tempat-tempat tujuan perjalanan
wisata spritual di dunia.
8. Motif Interpersonal
Istilah ini belum mapan dalam literature kepariwisataan, tetapi maksudnya
jelas bahwa orang yang dapat melakukan perjalanan untuk bertemu dengan
orang lain atau manusianyalah yang merupakan suatu alasan mengapa
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
yang istimewa karena kedudukannya, pengaruhnya, keseniannya,
prestasinya di sebuah bidang dan sebaginya
9. Motif Kesehatan
Orang mengunjungi suatu tempat atau suatu negara tertentu dengan suatu
alasan kesehatan misalnya berkunjung ke suatu daerah pemandian air
panas, yang dikatakan dapat menyembuhkan penyakit kulit, atau banyak
kasus orang Indonesia berobat ke Singapura, ke Jepang atau Amerika
10.Motif Sosial
Motif wisata sosial biasanya adalah rekreasi, bersenang-senang atau
sekedar mengisi waktu libur, tetapi perjalanannya dilaksanakan dengan
bantuan pihak-pihak tertentu secara sosial, misanya wisata sosial buruh
suatu pabrik yang diberi subsidi oleh perusahaan
2.5 Manfaat Pariwisata
Perkembangan kepariwisataan dewasa ini sangan mempengaruhi
perkembangan suatu negara. Begitu besar manfaat pariwisata, hal ini dapat kita
lihat dari
a. Bidang Ekonomi
Dengan adanya pariwisata pendapatan negara semakian bertambah
khususnya dari penerimaan pajak-pajak pada sektor usaha yang bergerak
pada bidang kepariwisataan yang meliputi hotel dan restoran, biro
perjalanan umum, agen perjalanan, serta usaha-usaha lainnya yang
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
akomodasi, makan dan minum, serta souvenir akan merangsang
pertumbuhan sektor ekonomi lainnya seperti kerajinan tangan, pertanian,
peternakan, dan industri ringan lainnya yang menghasilkan barang-barang
untuk keperluan wisatawan.
b. Bidang Seni Budaya
Untuk memenuhi rasa ingin tahu dan menyelami seni budaya suatu daerah
dimana seni budaya tersebut tidak terdapat di negaranya maka jelas hal ini
merupakan salah satu dorongan untuk melakukan perjalanan. Wisatawan
jauh-jauh datang dari negara asalnya untuk melihat seni budaya atau
daerah yang dianggapnya menarik. Dan ini merupakan dorongan untuk
mengembangkan serta menumbuhkan kreasi, penggalian dan pemeliharaan
seni budaya yang hampir punah. Di samping itu juga akan mendorong
serta mengembangkan nilai-nilai budaya suatu bangsa, menghidupkan
kembali seni tradisional serta meningkatkan seni budaya lain.
c. Memperluas Kesempatan Kerja
Adanya perkembangan usaha pariwisata maka semakin banyak
membutuhkan tenaga kerja. Yang nantinya tenaga kerja ini akan bekerja
pada usaha-usaha pariwisata, misalnya bekerja di hotel, biro perjalanan
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2.6 Sarana dan Prasarana Pariwisata
Sebelum seorang wisatawan melakukan perjalanan wisata, terlebih dahulu
ia ingin mengetahui tentang beberapa hal, antara lain :
a. Fasilitas transportasi yang akan membawanya dari dan ke daerah tujuan
wisata,
b. Fasilitas akomodasi yang merupakan tempat tinggal sementata di daerah
atau tempat tujuan wisata yang akan dia kunjungi,
c. Fasilitas catering service yang dapat memberikan pelayanan mengenai
makanan dan minuman sesuai dengan seleranya masing-masing,
d. Objek dan atraksi wisata yang ada di daerah tujuan wisata yang akan
dikunjungi,
e. Aktivitas rekreasi, yang dapat dilakukan di tempat yang akan dikunjungi,
f. Fasilitas perbelanjaan dimana wisatawan dapat membeli barang-barang
pada umumnya dan souvenir pada khususnya,
g. Tempat atau tokoh dimana wisatawan dapat membeli atau mereparasi
kamera dan mencuci atau mencetak hasil pemotretannya.
Semua menyangkut sarana dan prasarana kepariwisataan yang harus
diadakan sebelum kita mempromosikan suatu daerah tujuan wisata.
2.6.1 Sarana Pariwisata (Tourism Suprastructures)
Sarana pariwisata adalah semua fasilitas dan perusahaan yang
menghasilkan barang dan jasa yang disediakan, dan beroperasi langsung pada
kegiatan kepariwisataan. Sarana kepariwisataan terbagi dalam tiga kelompok yaitu
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
a. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Suprastructures)
Adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya bergantung kepada arus
kedatangan orang-orang yang melakukan perjalanan wisata. Yang
termasuk ke dalam kelompok ini antara lain :
1. Travel Agent dan Tour Operator,
2. Perusahaan Angkutan Wisata,
3. Hotel dan Jenis Akomodasi Lainnya,
4. Rumah Makan, Restoran dan Bar,
5. Objek Wisata dan Atraksi Wisata.
b. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Suplementing Tourism
Suprastructures)
Adalah perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat yang menyediakan
fasilitas-fasilitas rekreasi yang fungsinya tidak hanya untuk melengkapi
sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang penting adalah untuk membuat
agar para wisatawan dapat tinggal lebih lama di daerah tersebut. Yang
termasuk ke dalam kelompok ini antara lain :
1. Sarana Olahraga, seperti
− Lapangan Tennis
− Lapangan Golf
− Kolam Renang
− Tempat Pemburuan
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2. Sarana Ketangkasan, seperti
− Bilyard
− Jackpot, dan lain-lain.
c. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructures)
Adalah perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok
serta berfungsi tidak hanya membuat wisatawan tinggal lebih lama di
daerah tujuan wisata, tetapi juga agar wisatawan lebih banyak
membelanjakan uangnya di daerah tujuan wisata tersebut. Yang termasuk
ke dalam kelompok ini antara lain:
− Night Club
− Steam Baths
− Casino
− Discotique, dll
2.6.2 Prasarana Pariwisata (Tourism Infrastructures)
Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan
proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga
dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya.
Menurut Lothar A. Kreck dalam bukunya “International Tourism”
membagi prasarana atas 2 bagian penting,
a. Prasarana Perekonomian (Economic Infrastructures), yang dapat dibagi
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
− Pengangkutan (Transportation)
Yaitu pengangkutan yang dapat membawa para wisatawan dari
tempat atau negara asalnya ke tempat atau negara yang merupakan
daerah tujuan wisata.
− Komunikasi (Communication)
Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah telepon, telegraph,
radio, dan televisi, surat kabar, dan pelayanan kantor pos.
− Utilities
Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah penerangan listrik,
persediaan air bersih, sistem irigasi dan sumber energi. Prasarana
utilities ini lebih banyak berperan dalam industri perhotelan.
− Perbankan
Melalui pelayanan ini para wisatawan dapat dengan mudah
menerima atau mengirim uangnya serta dapat menukarkan uang
mereka pada bank tersebut.
b. Prasarana Sosial (Social Infrastructures)
Yang dimaksud dengan prasarana sosial adalah semua faktor yang
menunjang kamajuan atau menjamin kelangsungan prasarana perekonomian.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
- Sistem Pendidikan
- Pelayanan Kesehatan
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
- Petugas yang langsung melayani wisatawan, seperti petugas imigrasi, bea
cukai, kesehatan, polisi dan pejabat-pejabat lainnya
Sedangkan Salah Wahab membagi prasarana atas tiga bagian penting, yaitu :
a. Prasarana Umum ( General Infrastructures)
Yaitu sarana yang menyangkut kebutuhan orang banyak (umum) yang
pengadaaannya bertujuan untuk membantu kelancaran roda perekonomian.
Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain :
- pembangkit tenaga listrik
- sistem penyediaan air bersih
- sistem jaringan jalan raya dan jalan kereta api
- sistem irigasi
- perhubungan dan telekomunikasi
b. Kebutuhan Masyarakat Banyak (Basic Needs of Civil Live)
yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan orang banyak, yang termasuk
ke dalam kelompok ini adalah : rumah sakit, apotek, bank, kantor pos,
pompa bensin, adminstrasi pemerintah (polisi, pengadilan), pemerintah
umum dan badan legislatif lainnya.
c. Prasarana Kepariwisataan, terbagi atas :
1. Receptive Tourism Plant
Yaitu segala bentuk badan usaha atau organisasi yang kegiatannya
khusus untuk mempersiapkan kedatangan wisatawan pada suatu daerah
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
- Perusahaan yang kegiatannya merencanakan dan
menyelenggarakan perjalanan bagi orang yang melakukan
perjalanan wisata. Contohnya traver agent dan tour operator
- Badan atau organisasi yang memberikan penerangan, penjelasan,
promosi, dan tujuan wisata. Contohnya : tourist Information center
2. Residential Tourist plant
Yaitu semua fasilitas yang dapat menampung kedatangan para
wisatawan yang menginap dan tinggal untuk sementara waktu di
daerah tujuan wisata. Yang termasuk ke dalam kelompok ini
adalah :
- Semua bentuk akomodasi yang diperuntukkan bagi wisatawan.
Contohnya: hotel, motel, wisma, mansion, cottages, serta
akomodasi yang termasuk ke dalam Social Tourist Establishment
seperti perkemahan, caravan, youth hotel, dll
- Rumah Makan, Restoran, Cafetaria, Coffee Shop, Grill Room, Bar,
dan sebagainya
3. Recreative and sportive plant
Yaitu semua fasilitas yang dapat digunakan untuk tujuan rekreasi
dan olahraga. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah :
fasiliatas golf, sky, kolam renang, perahu layar, surfing,
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2.7 Tinjauan Umum Tentang Pelayanan
Pelayanan sering juga disebut dengan service, berasal dari bahasa Inggris,
yang berasal dari kata serve, mempunyai arti : melayani, membantu, menolong.
Sedangkan service merupakan kata benda dari serve yang berarti pelayanan
Menurut DR. Philip Kotler, Profesor Pemasaran Universitas
Nortwestern, menyatakan bahwa : “Pelayanan (service) adalah suatu aktivitas
yang memberikan manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain
dalam bentuk tidak nyata (intangible) dan tidak menimbulkan pemindahan
kepemilikan.
Ini berarti pelayanan memiliki sifat-sifat intangible dan oleh sebab
itu tidak dapat diukur, diraba melainkan hanya dapat dirasakan dan yang dapat
merasakan itu adalah penerima pelayanan tersebut. Banyak perasaan yang
menerima pelayanan maka ukuran pelayanan hanya dapat dinyatakan sebagai
pelayanan yang baik (memuaskan) atau pelayanan yang buruk (mengecewakan).
Ukuran yang dikemukakan akan sangat dipengaruhi oleh kondisi umum atau
orang yang menerima pelayanan tersebut. Jika seseorang menerima pelayanan
tersebut dengan perasaan senang atau gembira maka pelayanan yang diterimanya
dirasakan menyenangkan. Pada saat ini, ia menerima pelayanan yang sama, tetapi
dalam kondisi hati yang tidak senang, maka pelayanan tersebut dirasakan
mengecewakan. Oleh karena itu ukuran baik buruknya pelayanan hanya dapat
ditentukan oleh orang yang dapat menerima pelayanan sedangkan penilaian
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Pelayanan yang baik atau memuaskan dapat dirasakan oleh si
penerima apabila dalam dirinya, ia telah mendapatkan sesuatu yang menjadi
kebutuhan dan keinginannya. Maka dari itu, untuk mendapatkan gambaran
tentang pemenuhan kebutuhan dan keinginan tamu, terlebih dahulu kita harus
mengetahui apa yang mereka butuhkan dan inginkan, agar kualitas pelayanan
yang akan kita berikan nanti sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan
harapkan. Sebagai tolak ukur kualitas pelayanan terbagi dalam lima prinsip yaitu
:
1. Reliabilitas (Reliability), adalah kemampuan untuk memberikan
secara tepat dan benar jenis pelayanan yang telah dijanjikan kepada
tamu,
2. Responsive adalah kesadaran atau keinginan untuk cepat bertindak
membantu tamu atau memberikan pelayanan yang tepat waktu,
3. Kepastian/jaminan (Assurance) adalah memberikan kepastian dan
jaminan akan kepuasan tamu,
4. Empati (Emphaty) adalah memberikan perhatian individu tamu
secara khusus. Dimensi empati ini memiliki ciri-ciri : kemauan
untuk melakukan pendekatan, memerikan perlindungan dan usaha
untuk mengerti keinginan, kebutuhan dan perasaan tamu,
5. Nyata (Tangibles), adalah sesuatu yang tampak nyata, yaitu :
penampilan para pegawai, dan fasilitas-fasilitas fisik seperti
peralatan dan perlengkapan yang menunjang pelaksanaan
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Dua unsur utama yang membentuk pelayanan yang berkualitas, yaitu :
a. Kualitas manusia atau perilaku pribadi adalah berkaitan dengan
bagaimana karyawan memberikan pelayanan dengan memberikan
sikap, prilaku dan keterampilan berinteraksi dengan tamu. Untuk
memenuhi unsur-unsur yang terkandung dalam kualitas manusia
tersebut, cenderung dapat dikatakan bahwa kualitas manusia yang
diperlukan adalah manusia yang dapat memberi dan diberi serta
dapat atau mau mencintai dan dicintai.
b. Ketrampilan dan keahlian adalah penguasaan terhadap unsur-unsur
teknik dan prosedur sistem pelaksanaan yang mapan dalam
mentrasfer produk atau jasa.
Dengan terbentuknya dua unsur utama kualitas pelayanan tersebut,
maka kepuasan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dapat dirasakan oleh
tamu. Kepuasan tersebut meliputi :
- kepuasan waktu,
- kepuasan pelayanan,
- kepuasan cita rasa, dan
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III
GAMBARAN UMUM PT LION AIR
3.1 Sejarah PT Lion Air
Wilayah Indonesia terdiri dari ± 17.567 pulau. Luasnya ± 5110 km dari
barat sampai ke timur dan ± 1888 km dari utara ke selatan. Samudra Pasifik
terletak di sebelah timur dan Samudra Hindia di sebelah barat Indonesia.
Garis ekuator melintang di bagian tengah wilayah Indonesia. Hujan serta
cuaca tropis menciptakan hutan-hutan lebat, sungai beraliran deras dan rawa-rawa
Indonesia berada di jalur gunung berapi zona gempa. Sebuah gunung bersalju
terletak hanya 40 sebelah selatan ekuator, yakni di Irian Jaya.
Indonesia berpenduduk ± 200 juta jiwa yang merupakan negara
berpenduduk terbesar ke-4 di dunia. Oleh karena itu tidak mengherankan jika
Indonesia sangat mengandalkan transportasi udara.
Yang mendirikan Lion Air adalah Rusdi Kirana. Presiden Direktur Lion
Air, Rusdi Kirana memiliki kebiasaan yang mungkin bagi setiap orang kurang
baik, yakni menghayal. Kebiasaan menghayal itu ia lakukan sejak masih kecil,
terutama menjelang tidur “ Menghayal tentang sesuatu yang sangat berguna.” Dia
pun mengaku, sikap dan visi bisnisnya banyak dipengaruhi kebiasaan menghayal
tersebut. Sebelum menjalankan usaha, direnungkan dulu apa kira-kira untung
ruginya kalau mengolah bisnis yang akan digarap. Terjun ke dunia bisnis secara
mandiri sebetulnya baru dilakukan sejak tahun 1990.
Tapi sebelumnya, pria kelahiran Jakarta sekitar 39 tahun silam tersebut
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
perjalanan tahun 1984. Waktu itu, Rusdi bekerja sambil kuliah di Fakultas
Ekonomi Universitas Pancasila. Selama 6 tahun berkiprah di dunia biro
perjalanan, Rusdi sudah merasa mapan untuk mengelolah usaha sendiri. Sehingga
setelah lulus kuliah tahun 1989, dia pun mempersiapkan untuk mendirikan
perusahaan baru, yakni Lion Tour.
Nama itu diambil dari simbol kelahirannya yang bertanggal 17 Agustus
yakni bintang Leo. Kebetulan simbolnya kepala singa atau Lion. Singa merupakan
lambang semangat dan keberanian. Maka jadilah nama Lion Tour. Dan ketika
menggarap dunia bisnis penerbangan, lambang yang digunakan tetap sama, hanya
saja kepala gambar singa ditambah dengan sayap dan matahari. Sayap sebagai
jenis usaha yakni penerbangan dan matahari itu merupakan kebutuhan semua
orang.
Rusdi mengatakan, Lion Air tidak memiliki hubungan dengan perusahaan
di luar negeri. PT Lion Air murni perusahaan yang didirikan dengan modal dalam
negeri. Perusahaan ini dimulai dari nol. Mulai dari pembuatan logo, desain
pakaian pramugari dan lain sebagainya dikerjakan sendiri. Menurut Rusdi yang
tidak suka dengan kegiatan rutin tersebut, pihaknya tidak ikut-ikutan dalam
memasuki bisnis penerbangan. Semua dilakukan melalui perhitungan yang
matang. Termasuk dalam memilih tipe pesawat. Pada tahap awal, pesawat yang
digunakan adalah Boeing 737 – 200 dan jenis yang buatan Rusia. Kemudian,
pesawat Airbus 310.
Perjalanan panjang yang telah ditempuh Lion Air berawal dari
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
yang ditandai dengan kesuksesan biro perjalanan Lion Tour, kakak- beradik
Kusnan dan Rusdi Kirana bertekad menjadikan mereka untuk memiliki usaha
penerbangan menjadi kenyataan. Dibekali ambisi yang tinggi dan modal awal 10
juta dolar Amerika Serikat, Lion Air secara hukum didirikan pada bulan Oktober
tahun 1999. Namun pengoprasian baru berjalan pada tanggal 30 Juni tahun 2000.
Saat ini, Rusdi Kirana sebagai salah satu pemilik Lion Air memegang jabatan
sebagai presiden dan juga direktur.
Hingga pertengahan 2005, bersama dengan penerbangan internasional
lainnya, Lion Air menempati terminal dua bandara Soekarno-Hatta. Sedangkan
perusahaan penerbangan lokal atau penerbangan domestik menempati terminal
satu. Faktor tersebut, selain mampu memberikan para penumpang kemudahan
penerbangan sambungan ke Indonesia atau dari Indonesia ke tujuan internasional
lainnya, juga memberikan keuntungan lebih dari segi pretise. Tapi kemudian Lion
Air dipindahkan ke terminal satu, hingga saat ini.
Pada 2005, Lion Air memiliki 24 pesawat penerbangan yang terdiri dari 19
seri MD80 dan lima pesawat DHC-8-301. Untuk memenuhi layanan dengan biaya
rendah, Armada Lion Air didominasi oleh MD80 karena efisiensi dan
kenyamanannya. Dalam upaya meremajakan armadanya, Lion Air telah memesan
60 Boeing 737-900ER yang akan diantar bertahap dari 2007-2010. Pada Juni
2008, Lion Air akan berubah menjadi full-service. Lion Air juga berencana
bersaing dengan Garuda maupun dengan Saudi Arabia Air untuk menerbangi
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Armada Lion Air per 17 Agustus 2007 terdiri dari :
1. 9 Boeing 737-400
2. 2 Boeing 737-300
3. 6 McDonnell Douglas MD-82
4. 1 McDonnell Douglas MD-83
5. 4 McDonnell Douglas MD-90
6. 10 Boeing 737-900ER (total pemesanan : 178)
3.2 Lion Passport
Lion Passport adalah suatu langkah nyata PT Lion Air untuk selalu
memberikan pelayanan yang terbaik sehingga dapat terus meningkatkan kesetiaan
penumpang Lion Air. Program Lion Passport sampai saat ini telah mempunyai
lebih dari 8000 anggota dan akan terus berkembang. PT Lion Air sangat
bergembira menyambut penumpang penumpang yang telah menjadi anggota Lion
Passport maupun yang berkeinginan bergabung bersama program ini. PT Lion Air
mengharapkan kartu ini bisa berguna dan memberikan kemudahan bagi para
penumpang.
Saat ini pendaftaran untuk menjadi anggota Lion Passport sudah bisa
dilakukan on-line dengan mencantumkan 3 (tiga) nomor tiket penerbangan yang
terbaru atas nama sesuai KTP (sebagai bukti anda telah melakukan penerbangan
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
3.2.1 Keanggotaan
Keanggotaan Lion Passport terbuka pada setiap Warga Negara Indonesia
atau Warga Negara Asing pemegang KIMS/limited stay permit card, yang
telah berusia 17 tahun.
Lion Air berhak untuk menolak suatu permohonan keanggotaan.
Pada saat ini tidak dikenakan biaya keanggotaan.
Keanggotaan dimulai ketika formulir keanggotaan telah diterima dan
disetujui oleh Lion Air. Keanggo aan bersifat eksklusif dan tidak bisa
digunakan oleh orang lain.
Keanggotaan Lion Passport berlaku unutk perorangan, dan setiap anggota
hanya mempunyai satu Lion Passport Account.
Kartu keanggotaan berlaku untuk masa waktu satu tahun. Anggota terikat
dengan peraturan dan persyaratan yang berlaku serta berhak terhadap
kemudahan dan reward yang didapat. Kartu keanggotaan adalah milik
Lion Air dan harus dikembalikan bila diminta atau keanggotaan telah
berakhir.
Perubahan nama, alamat, nomor telepon/HP, harus disampaikan secara
tertulis kepada Lion Air.
Lion Air berhak memutuskan suatu keanggotaan dengan/tanpa
pemberitahuan sebelumnya, apabila terjadi penyalahgunaan kartu Lion
Passport. Bila telah dilakukan pemutusan, maka jarak terbang yang telah
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Anggota dapat melepaskan keanggotaannya kapanpun dengan
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Lion Air dan
mengembalikan kartu keanggotaan. Jarak terbang yang telah terkumpul
serta fasilitas yang telah diterima secara otomatis dibatalkan.
Untuk memperpanjang keanggotaan Lion Passport, anggota cukup
mengumpulkan 5000 mile sampai dengan akhir masa keanggotaannya.
Untuk menjadi Gold Card Member, pemegang Blue card harus
mengumpulkan 50.000 mile.
Lion Passport Membership Service di nomor telepon 021-6335668 atau
fax 021-6335669.
Customer Care : Nomor telepon 021-6338345 atau Call Center : nomor
telepon 021-63871111 atau 021-63798000 atau 08041778899.
Website Lion Air di kantor-kantor reesrvasi atau ticketing Lion Air di
seluruh Indonesia.
3.2.2 Keuntungan dan kemudahan
1. Akumulasi jarak terbang dapat ditukarkan dengan tiket
penerbangan lion air/wings air.
2. Fasilitas khusus/discon dari hotel, café, spa, dan masih banyak lagi.
3. Fasilitas booking melalai internet, melalaui sms 3477, melalui call
center 24 jam 021-63871111/63798000/08041778899.
4. Fasilitas city check-in di kantor penjualan tiket Lion Air yang
beroperasi selama jam kerja di call center Lion Air Jln. Gajah
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
5. Extra bagasi sampai 10 kg.
3.2.3 Jarak terbang
Langkah-langkah untuk mengumpulkan/Akumulasi Jarak Terbang :
Setiap melakukan reservasi penerbangan Lion Air/Wings Air jangan lupa
menyebutkan nomor kartu Passport.
Setiap kali melakukan check-in jangan lupa unutk memperlihatkan kartu
Lion Passport ke petugas Check-in Counter.
Informasi mengenai jumlah akumulasi jarak terbang dapat dilihat di situs
internet.
Langkah-langkah untuk penukaran Poin Jarak Terbang :
Pastikan terlebih dahulu jumlah jarak terbang, bisa ditanyakan langsung ke
bagian Lion Passport di nomor telepon 6335668 atau fax
021-6335669.
Bila telah menentukan hadiah yang diinginkan serta jumlah poin yang
mencukupi, isi dan kirimkan formulir pengambilan hadiah ke kantor Lion
Air terdekat dengan disertakan fotokopi KTP serta fotokopi Lion Passport.
Jangan lupa meminta tanda terima sebagai bukti telah menyerahkan
formulir serta kelengkapannya.
Pastikan Lion Passport belum kadaluwarsa pada saat anda melakukan
proses pengambilan hadiah.
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Pihak Lion Air akan menghubungi anda untuk konfirmasi dan penyerahan
hadiah. Untuk hadiah berupa tiket penerbangan dapat digunakan sesuai
kondisi tertentu (tidak termasuk fuel surcharge).
Langkah-langkah untuk mendapatkan fasilitas /Diskon di Mitra Usaha :
Sebaiknya menghubungi atau melakukan reservasi terlebih dahulu ke
hotel/spa paling tidak satu hari sebelumnya untuk mendapatkan konfirmasi
dari hotel/spa yang bersangkutan.
Sebutkan nomor kartu Lion Passport pada saat reservasi.
Di setiap mitra usaha akan terlihat standing acrylic Lion Passport.
Langkah-langkah untuk melakukan Claim terhadap jarak terbang yang
tidak tercatat, bila terjadi jumlah data jarak terbang yang tidak sesuai dengan data
jarak terbang, maka penumpang berhak untuk melakukan claim :
Kirimkan bukti tiket/boarding pass atas nama anda ke kantor Lion Air
terdekat untuk diproses secara manual.
Proses ini memakan waktu paling lama 1 minggu, dan setelah itu pihak
Lion akan mengirimkan/fax jumlah data akumulasi jarak terbang tersebut
kepada penumpang.
Perbedaan jarak terbang ini bisa terjadi karena anggota tidak
memperlihatkan kartu Lion Passport pada saat check-in.
Penerbangan yang dihitung dalam akumulasi jarak terbang adalah
penerbangan yang dilakukan setelah penumpang menerima kartu Lion
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Lion Air berhak mengubah program Lion Passport, baik dalam hal
peraturan ataupun keuntungan yang diperoleh anggota kapanpun dengan atau
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Lion Air juga berhak menghentikan
program Lion Passport dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Lion Air
tidak berkewajiban kepada anggota untuk mengembalikan atau memenuhi jumlah
mileage yang hilang karena dihapuskannya program ini. Setiap anggota Lion
Passport bertanggungjawab untuk selalu memberikan informasi terbaru terhadap
perubahan data anggota.
3.3 Proses Operasional
3.3.1 Reservasi
Airlines Reservation dalam dunia penerbangan berarti penyediaan tempat
atau pembukuan pada dinas-dinas penerbangan bagi calon penumpang dan apabila
ada permintaan-permintaan akan fasilitas-fasilitas tertentu. Dunia penerbangan
niaga umumnya mengenal 2 (dua) macam Reservation System, yaitu :
• Manual Reservation System
• Computerized Reservation System (CRS)
Perusahaan penerbangan Lion Air telah memakai Computerized
Reservation System (CRS) agar lebih efektif dan efisien, terutama dalam mencapai
tujuan utama reservasi tersebut seperti motto reservation : cepat, teliti, dan tepat.
Adapun prosedur reservation tersebut adalah sebagai berikut :
1) Melayani telepon unutk agen-agen dan melayani penumpang baik untuk
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2) Membuat message untuk permintaan pembukuan tempat, hotel, special meal,
wheel chair, dan sebagainya untuk keperluan penumpang.
3) Memonitor penumpang yang no show tiap-tiap flighat, baik dari kantor
sendiri, maupun dari agen-agen serta dari out station/walking passenger. Hal
ini setiap bulan akan dilakukan pencarian persentasenya dengan
membandingkan jumlah Passengger Boarding Information (PBI) keseluruhan
pesawat. Dan juga membuat bagan no show dengan merinci dari
masing-masing office dan agen-agen.
4) Melakukan Pre Flight Check. Adapun prosedur kerja Pre Flight Check
merupakan bagian dari prosedur kerja reservation yang berfungsi sebagai
berikut :
a) Memeriksa pembukuan yang lebih atau dua hari sebelum keberangkatan
pesawat tetapi belum membeli tiket dapat dibatalkan.
b) Memeriksa pembukuan yang menggunakan time limit, terutama pada grup
booking. Jika sudah sampai time limitnya belum masuk nama-nama
penumpang, belum ticketing atau belum membayar deposit maka
pembukuannya dapat dibatalkan.
c) Memeriksa pembukuan yang double booking, maka salah satu dari nama
yang double tersebut dapat dibatalkan.
Tujuan dari Pre Flight Check adalah :
Menghindari pembukuan pesawat penuh tetapi pada saat berangkat
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Menghindari kelebihan pemesanan catering yang mengakibatkan
pemborosan pengeluaran biaya.
Memberi kepastian tempat berada pengguna jasa,
Menghindari angka no show jangan terlalu tinggi atau menekan angka
no show
Dalam kegiatan reservation perlu diperhatikan tahap reservation yang
diberikan perusahaan kepada calon penumpang agar tercapai tujuan utama
reservation tersebut. Biasanya permintaan tempat oleh calon penumpang kepada
bagian reservation dapat dilakukan denngan cara :
1) Langsung dating atau menghubungi lewat telepon ke bagian reservation kantor
penjualan.
2) Melalui agen penjualan setempat.
3) Bagi calon penumpang yang bertempat tinggal jauh dari kantor penjualan atau
agen, permintaan tempat dapat dilakukan dengan telepon, telegram, dan telex.
Bagi calon penumpang yang melakukan permintaan tempat biasanya
memberikan data-data mereka, seperti :
Nama calon penumpang
Jenis kelamin
Umur (apakah termasuk kategori infant, child, dan aduld)
Rute yang akan diterbangi
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Apabila terjadi pembatalan schedule pesawat, maka petugas reservation
harus segera menghubungi calon penumpang yang telah dibukuka n untuk
memberitahukan tentang pembatalan pesawat dan menawarkan untuk dibukukan
pada flight berikutnya. Dan bila itu terjadi atas kemauan penumpang, maka
prosedur pembatalan seat dapat dilakukan langsung oleh fax maupun via telepon.
Biasanya status seat yang sudah OK, masih perluh dikonfirmasikan kembali.
Proses rekonfirmasi ini juga dapat dilakukan langsung ke kantor penjualan PT
Lion ataupun via telepon.
3.3.2 Prosedur Ticketing
Tiket penerbangan merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh perusahaan
penerbangan yang harus dimiliki penumpang dimana terdapat kontrak tertulis
yang di dalamnya berisikan ketentuan yang harus dipenuhi oleh penumpang
selama menggunakan jasa perusahaan penerbangan tersebut.
Tiket penerbangan juga merupakan dokumen berharga dimana di
dalamnya tercantum data-data secara terperinci dan pembukuan/reservasi yang
telah dibuat lengkap dengan biayanya.
Dalam penguluran tiket penumpang yang sudah pasti dalam suatu flight
pada sales office dan telah melalui prosedur kerja reservation, dimana petugas
reservation telah mengadakan pembukuan bagi penumpang dalam sarana kerja
reservasi. Maka application form sebagai salah satu sarana kerja reservasi
diserahkan kepada petugas ticketing untuk dipergunakan sebagai dasar
pengeluaran tiket penumpang tersebut.
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Pengisian tiket merupakan langkah terakhir dari proses penjualan. Tiket
merupakan suatu tanda terima (invoice) dari perusahaan penerbangan kepada
penumpang atas sejumlah uang yang dibayarkannya. Oleh karena itu, tiket
merupakan dokumen yang sangat penting dan harus ditulis atau dicetak
dengan hati-hati. Dalam pengisian tiket harus mengikui prosedur yang berlaku
sebagai berikut :
Pengisian tiket harus mempergunakan huruh cetak dan tidak dibenarkan
untuk mengadakan perubahan-perubahan terhadap tulisan atau huruf dan
atau coretan-coretan apabila salah tulis.
Apabila salah tulis, maka tiket yang salah tersebut harus di void dan
diganti dengan tiket baru.
Sebelum petugas tiketing mengisi tiket, harus terlebih dahulu memeriksa
kesempurnaan tiket dengan memperlihatkan Nomor Seri dan Nomor Tiket
sesuai dengan jenisnya Validating Stamp, kelengkapan kupon-kupon dan
susunannya serta cacat atau tidaknya masing-masing kupon.
Pelaksanaan pengisian tiket dilakukan sesuai dengan nomor urut yang
terdapat pula elemen-elemen tiket sebagai berikut :
Nama penumpang/Passenger Name
Diisi sesuai dengan yang tercantum pada IDCard/KTP/Passport disusul
dengan statusnya (Mr, Mrs, Chd, dan lain-lain).
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Kolom ini diisi dengan nama tempat keberangkatan penerbangan yang
bersangkutan (nama kota ditulis penuh dan tidak boleh menggunakan
singkatan).
Ke/To
Nama tempat tujuan perjalanan juga harus ditulis penuh.
Asal/Origin
Diisi dengan nama kota keberangkatan perjalanan penumpang ( nama
kota diisi penuh).
Tujuan/Destination
Diisi dengan nama kota terakhir dari perjalanan (nama kota ditulis
penuh).
Fare Basis
Diisi tarif penuh sesuai dengan rute yang diterbangi.
Tax
Pada penerbangan daam negeri, kolom ini diisi besarnya iuran wajib
asuransi jasa raharja.
Jumlah/total
Diisi dengan tariff publish ditambah asuransi dan airport tax.
Cuma-Cuma/Allow (bagasi Cuma-Cuma)
Bagasi Cuma-Cuma diberikan berdasarkan kelas pada tiket, kecuali
pada bayi yang membayar 10%.
Carrier
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Form/To (dari/ke)
Diisi nama kota keberangkatan dan kota tujuan dengan sandi tiga
huruf.
Fare Calculation
Diisi tarf-tarif yang dipergunakan untuk rute yang diterbangi baik atas
dasar Trough Fare atau Sum Local Fare tanpa IWJR/PSC.
Fare
Diisi jumlah tarif yang tercantum dalam kolom Fare Calculation
(FCU).
Cara pembayaran/Form of Payment
Kolom ini diisi cash (huruf basar), pada tiket call pax kolom ini diisi
XO/REF.
Dikeluarkan sehubungan dengan/Issued In Conjungtion With
Ditulis nomor tiket sebagai dasar untuk mengeluarkan tiket kedua atau
ketiga atau seterusnya.
Penukaran dengan/Issued Intengible Excange For
Ditulis nomor tiket yang ditarik.
Dokumen asli diisi jenis tiket yang pertama ditarik.
Model dan Nomor urut diisi dengan model dan nomor seri tiket
pertama, Tempat dan tanggal diisi dengan tempat dan tanggal
pengeluaran tiket yang ditarik.
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Diisi dengan kode yang telah diatur, umpamanya Ticket Designator
CHD/INF, untuk Tour Code O/R/C.
Tempat dan Tanggal hari
Diisi nama tempat dan tanggal pengeluaran tiket.
Agent
Diisi tanda tangan dan cap kantor penjualan yang mengeluarkan tiket.
2) Masa berlaku tiket
Masa berlaku tiket Lion Air dalam negeri adalah 3 (bulan) sejak tanggal
pengeluaran, sedangkan untuk tiket internasional adalah 1(satu) tahun
sejak tanggal pengeluaran.
Tiket perjalanan dalam negeri yang ada hubungannya dengan perjalanan
luar negeri (dalam satu tiket ) masa berlakunya sama dengan tiket
internasional.
Tiket yang hampir habis masa berlakunya dapat diperpanjang melalui
penukaran dengan tiket baru.
Perpanjangan berlaku tiket tidak boleh dari 30 hari.
LionAir akan menolak pengangkutan penumpang apabila :
- Tiket telah habis masa berlakunya.
- Tiket tidak dibubuhi tanda/cap/stempel kantor atau agen perjalanan
(Validation Stamp).
- Pada tiket terdapat banyak coretan.
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
- Ada Flight Coupon atau Passenger’s Coupun dari bagian tiket yang
belum digunakan hilang atau tidak diserahkan.
- Tiket ternyata palsu.
Perubahan pada Flight Coupon tidak boleh dibuat kecuali pada
kolom-kolom reservation berikut :
- Nomor Penerbangan
- Tanggal Keberangkatan
- Jam Keberangkatan
- Reservation Status
Perubahan-perubahan diatas, dilakukan dengan menggunakan stiker
khusus yang sudah disediakan dengan cap khusus.
3.3.3 Tarif Reduksi
Tarif-tarif khusus untuk penerbangan dalam negeri sesuai dengan
ketetapan INACA adalah sebagai berikut :
a) Penumpang Khusus
- Pelajar : 75%
- Anggota Veteran : 70%
- Lanjut Usia : 75%
b) Penumpang umum
- Pergi Pulang : 95%
- Anak-anak : 67%
Friskawati Simanjuntak : Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Penumpang Pada PT Lion Air Di Bandara Polonia Medan, 2009.
USU Repository © 2009
c. Tarif Rombongan (Group Fare)
Akan diumumkan tersendiri oleh Sales Division.
1) Reduksi Anak
- Anak/bayi berumur kurang dari dua tahun dikenakan pembayaran.
- 10% dari tarif penuh orang dewasa jika :
• Tidak menggunakan tempat duduk sendiri (no seat).
• Diantar oleh penumpang dewasa.
• Tiket Issued sendiri.
- 67 % dari tarif penuh orang dewasa jika memerlukan tempat duduk
sendiri dan berhak bagasi Cuma-Cuma.
- Anak-anak berumur 2 tahun ke atas tetap kurang dari dari 12 tahun
dikenakan pembayaran 67% daru tariff penuh orang dewasa.
- Sebagai batasan umur ditetapkan tanggal pada hari perjalanan dimulai.
2) Reduksi Pelajar/Mahasiswa
Pelajar/Mahasiswa berhak mendapat reduksi dengan syarat-syarat sebagai
berikut :
- Pelajar/Mahasiswa yang ditunjukkan dengan kartu pelajar/Mahasiswa
yang masih berlaku.
- Pemberian reduksi sebesar 25% atas dasar tarif penuh orang dewasa