• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Pada Transportasi Udara Di Banda Polonia Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Pada Transportasi Udara Di Banda Polonia Medan"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

TRANSPORTASI UDARA DI BANDA POLONIA MEDAN

KERTAS KARYA

OLEH

ARIF AFWANSYAH

082204043

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKUL ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA

TRANSPORTASI UDARA DI BANDARA POLONIA MEDAN

OLEH

ARIF AFWANSYAH

082204015

Dosen Pembimbing,

Dosen Pembaca,

(3)

Judul Kertas Karya : Upaya Peningkatan Kualitas

Pelayanan Pada Transportasi Udara

Di Bandara Polonia Medan

Oleh

: ARIF AFWANSYAH

NIM

: 082204043

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A.

NIP. 19511013 197603 1 001

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

Ketua,

(4)

Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan

Pada Transportasi Udara Polonia Medan

Perkembangan bisnis kepariwisataan di Indonesia khususnya di daerah Sumatera Utara tidak

terlepas dari peran serta berbagai bidang usaha. Terutama bidang transportasi, karena

transportasi berperan penting serta berdampak langsung pada sektor kepariwisataan dalam

kelancaran pendistribusian wisatawan untuk sampai ke tujuan wisata. Pesawat terbang

merupakan salah satu alat transportasi yang banyak diminati oleh wisatawan terutama wisatawan

mancanegara. Wisatawan lebih memilih transportasi udara ini karena memiliki kelebihan

dibanding alat transportasi lainnya. Hal ini dikarenakan kecepatan yang dimilikinya dapat

mengakibatkan jarak yang jauh seolah – olah menjadi dekat sehingga mendorong kelancaran

pendistribusian wisatawan untuk sampai ke tujuan.Bandara Polonia Medan sebagai salah satu

perusahaan seluruh maskapai-maskapai komersial yang bergerak di bidang transportasi udara di

Indonesia berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanannya kepada konsumen agar mereka

tertarik menggunakan jasa transportasi udara bagi maskapai setiap bandara di negara nya sendiri.

Keyword : Pelayanan, Transportasi, Bandara, Medan.

(5)

KATA PENGANTAR

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM …

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Swt yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kertas Karya

ini yang berjudul “UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA

TRANSPORTASI UDARA POLONIA MEDAN” yang merupakan salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Ahli Madya Pariwisata di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar –

besarnya pada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil yang tak

ternilai harganya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Kertas Karya ini,

khususnya kepada :

1. Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

2. Arwina Sufika, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi D-III Pariwisata, Universitas

Sumatera Utara.

3. Solahuddin, M.Sp selaku Koordinator Praktek Bidang Keahlian Usaha Wisata, Universitas

Sumatera Utara.

4. Mukhtar Madjid S.Sos, S.Par, M.A, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Kertas Karya ini.

5. Drs. Jhonson Pardosi, M.Si selaku Dosen Pembaca telah memberikan arahan dan

bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Kertas Karya ini.

(6)

mendidik dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.

7. Untuk kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Zulfinuddin. SH dan Ibunda Dahlia Usman

yang telah memberikan dorongan moral maupun material selama penulis menyelesaikan

pendidikan dan penyusunan Kertas Karya ini.

8. Untuk abang saya, “Iqfan Dafitsyah Ramadhani, Sfsi” adik saya, “Zulianomi Zuhaiqroh”

dan seluruh keluarga yang telah memberikan banyak pesan dan peran bagi penulis baik

selama menyelesaikan pendidikan maupun dalam membantu penyelesaian Kertas Karya ini.

9. Untuk sahabat-sahabatku tersayang, “Rosi” si buyung, “Eki” si tarnok, “Tara” si tuil, “Kris”

si kamso, “Arum”, si ibu minyak mentah, terkasih dan tercinta “fatmawati”, si pentol dan

semua anak-anak UW’08 D3-Pariwisata USU, yang membuat hidup suasana kampus dan

selalu memberikan keceriaan, kebahagiaan hidup, kekesalan maupun kebodohan yang tak

menentu serta bantuan dan semangat selama ini. Thanks for everything.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, baik dalam segi

penyajian ataupun materi pembahasannya. Oleh sebab itu penulis dengan rendah hati menerima

kritik dan saran dari berbagai pihak demi perbaikan dan kesempurnaan penulisan Kertas Karya

ini.Akhir kata, semoga Kertas Karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi

Mahasiswa D3 Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata.

Medan,

Penulis,

Arif Afwansyah

(7)

Halamam

2.5 Uraian Teoritis Transportasi Udara ... 17

2.5.1 Pengertian Bandar Udara ... 17

2.5.2 Pengertian Perusahaan Penerbangan ... 18

2.6 Asas dan Tujuan Penerbangan di Indonesia ... 19

2.6.1 Tujuan Penerbangan ... 20

2.7 Tinjauan Umum Tentang Pelayanan ... 20

(8)

BAB III GAMBARAN UMUM BANDARA UDARA

3. 7 Maskapai Bersama Tujuannya……….... 37

3. 8 Pengembangan Bandara Baru Medan………... 38

3. 8. 1 PT.Angkasa Pura (persero) ... 39

3. 8. 2 Angkasa Pura II………... 40

3. 8. 3 Latar Belakang Pembangunan ………... 42

3. 8 4 Tahap-Tahap Pembangunan……….... 43

BAB IV UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI UDARA DI BANDARA POLONIA MEDAN ... 46

4. 1 Sikap dan Tingkah Laku Dalam Pelayanan ... 46

(9)

4. 2 Pelayanan Didalam Bandara ... 49

4. 3 Pelayanan Khusus Maskapai di Bandara ... 53

4. 3.1 Penumpang Bayi ... 54

4. 3.2 Penumpang Anak-anak ... 55

4. 3.3 Penumpang Orang Sakit ... 56

4. 3.4 Penumpang Wanita Hamil ... 56

4. 3.5 Penumpang Orang Buta ... 57

4. 3.6 Penumpang Orang Cacat ... 57

4. 4 Pelayanan Pada Saat Sampai Tujuan Bagi Maskapai dan Bandara ... 58

4. 5 Fasilitas Pelayanan Bandara ... 60

4.1 Aero Flyer Institute ... 60

4.2 Akses OnLine ... 61

BAB V PENUTUP ... 62

DAFTAR PUSTAKA

(10)

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Seiring dengan perkembangan kepariwisataan yang semakin pesat di daerah Sumatera Utara

dewasa ini serta diikuti dengan kemajuan teknologi di bidang penerbangan, telah mendorong

pihak-pihak yang terkait dalam melakukan aktivitas kepariwisataan untuk lebih memilih jasa

transportasi udara dari sekian banyak alternatif transportasi wisata lainnya. Hal ini wajar

mengingat fungsi utama trasportasi udara sangat erat hubungannya dengan accessibility, yaitu frekuesi penggunaannya, kecepatan yang dimilikinya dapat mengakibatkan jarak yang jauh

seolah-olah menjadi dekat, sehingga mendorong kelancaran pendistribusian wisatawan ke daerah

tujuan wisata.

Karena itu, setiap transportasi komersial tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Masing-masing berlomba untuk menarik perhatian konsumen agar lebih memilih jasa transportasi

mereka. Berbagai macam cara telah mereka lakukan, antara lain dengan memberikan undian

berhadiah, paket liburan ke daerah tujuan wisata, menginap gratis di suatu hotel berbintang, dan

berbagai hadiah menarik lainnya.

Transportasi udara sebagai salah satu pilihan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

perjalanan transportasi yang efektif dan efisien.

Berkenaan dengan hal di atas, penulis merasa tertarik untuk menulis kertas karya dengan

judul ” UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA TRANSPORTASI

UDARA DI BANDARA POLONIA MEDAN ”

(11)

1.2 Batasan Masalah

Dikarenakan semakin banyaknya transportasi baru bermunculan dengan mengandalkan

pelayanan yang memuaskan sehingga menambah ketatnya persaingan dalam menarik perhatikan

para pemakai jasa transportasi, maka penulis membatasi permasalahan kualitas pelayanan pada

transportasi udara di Bandara Polonia Medan, sebagai berikut :

• Bagaimana upaya penigkatan kualitas pelayanan pada Bandara Polonia Medan.

• Bagaimana pelayanan transportasi di Bandara Polonia medan.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut.

1. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya program pendidikan

D-III Jurusan Pariwisata, Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

2. Untuk menjelaskan sudah berapa jauh peningkatan kualitas pelayanan transportasi udara

kepada penumpang.

3. Untuk menambah wawasan masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pariwisata pada

khususnya serta sebagai tinjauan yang merupakan ilmu pengetahuan.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan oleh penulis dalam proses penyelesaian kertas karya

ini adalah :

1) Penelitian kepustakaan (library research), yaitu metode penelitian dan pengumpulan data yang diperlukan dari berbagai buku pedoman mengenai kepariwisataan yang ada

(12)

2) Penelitian lapangan (field research), yaitu metode penelitian dan pengumpulan data yang diperlukan dengan cara mengadakan peninjauan dan wawancara langsung dari

narasumber.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman isi kertas karya ini, penulis membagi pembahasannya

dalam beberapa bab sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan judul, batasan masalah, tujuan

penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II URAIAN TEORITIS

Bab ini menguraikan tentang pengertian kepariwisataan, pengertian wisatawan,

bentuk dan jenis pariwisata, motif perjalanan wisata, manfaat pariwisata, sarana

dan prasarana pariwisata serta peninjauan umum mengenai pelayanan.

BAB III GAMBARAN UMUM BANDARA UDARA

Bab ini berisi tentang sejarah singkat bandara udara.

BAB IV UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA

TRANSPORTASI UDARA DI BANDARA POLONIA MEDAN

Bab ini menguraikan tentang sikap dan laku dalam pelayanan, pelayanan dalam

(13)

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan atau hasil karya ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

(14)

URAIAN TEORITIS

2. 1 Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi

langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan

pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani

kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang

diperlukan seseorang. Kep. MenPan No. 81/93 menyatakan bahwa pelayanan umum adalah

segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh pemerintah pusat /' daerah, BUMN / BUMD, dalam

rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Salah satu fungsi-fungsi dari birokrasi pemerintahan adalah memberikan pelayanan bagi

masyarakat. Dengan demikian pelayanan dapat di definisikan sebuah kegiatan yang dilakukukan

untuk memenui keinginan dan kebutuhan pihak lain. Dijelaskan bahwa:” pelayanan merupakan

suatu kegiatan yang dilakukan oleh perorangan untuk mengamalkan atau mengabdikan diri.

menurut keputusan mentri pemberdaya gunaan aparatur pemerintah No 63 tahun 2004 tentang

pedoman penyelenggaraan pelayanan publik dan rancangan undang –undang tentang pelayana

publik mendefinisikan pelayana publik sebagai “ kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak sipil sebagai warga negara dan penduduk

atas suatu barang, jasa dan pelayanan yang di sediakan oleh penyelenggara pelayanan publik,”

yakni lembaga pemerintah.“

(15)

Pelayanan dapat didefinisikan juga sebagai suatu tindakan yang dilakukan guna

memenuhi keinginan customer (pelanggan) akan suatu produk/jasa yang mereka butuhkan,

tindakan ini dilakukan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan/customer untuk

memenuhi apa yang mereka butuhkan tersebut.

Selain memahami inti dalam definisi pelayanan diatas kita juga harus mengetahui nilai

perilaku kita sendiri.

Dalam melakukan pelayanan. Setidaknya kita sebagai pemberi dalam pelayanan haruslah

(perilaku dalam bekerja) sebagai berikut :

• Tepat waktu dalam jadwal bekerja.

• Memiliki rasa hormat pada diri sendiri, rekan kerja dan kepada atasan.

• Menjalankan tugas sesuai dengan Job Descripstion yang telah diatur oleh suatu perusahan.

• Memiliki loyalitas pada tugas kita sendiri dan pada perusahaan.

• Dapat dipercaya.

• Mempunyai rasa aman dan nyaman dalam bekerja.

• Kita haruslah memiliki motivasi dalam bekerja untuk meningkatkan kinerja dalam

perusahaan.

Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan sebaiknya mengetahui dan memahami

delapam (8) hal dasar dalam pelayanan, terutama yang menyangkut pelayanan dalam usaha

(16)

1. Pertama sekali pusatkan perhatian pada kebutuhan pelanggan atau keinginan pelanggan.

2. Memberikan pelayanan yang efisien kepada pelanggan/customer.

3. Menaikkan harga diri pelanggan dan jangan sekali-kali mengabaikan pelanggan.

4. Bina hubungan baik dan harmonis dengan pelanggan.

5. Memberikan informasi, penjelasan sebaik mungkin kepada pelanggan.

6. Mengetahui apa yang jadi keinginan pelangan.

7. Memberikan penjelasan kepada pelanggan, yaitu pelayanan apa saja yang bisa kita

berikan kepada pelanggan/customer.

8. Bila kita tidak mampu menberikan pelayanan sesuai dengan keinginan pelanggan,

alihkan tugas tersebut kepada rekan kerja yang lebih mampu.

Ada pun berbagai pendapat tentang pelayanan yaitu ;

• Menurut Dr. Philip Kotler, Profesor Pemasaran Universitas Northwestern,

menyatakan bahwa : “Pelayanan (service) adalah suatu aktivitas yang memberikan manfaat dan ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak yang lain dalam bentuk tidak

nyata (intangible) dan tidak menimbulkan pemindahan kepemilikan”.

• Menurut H.A.S.Moenir mendefinisikan pelayanan “sebagai suatu proses pemenuhan

kebutuhan melalui aktifitas orang lain” lebih lanjut dikatakan pelayanan umum adalah

“ kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan landasan

faktor material, melalui sistem prosedur, dan metode tertentu dalam rangka usaha

(17)

• Menurut Kotler, pelayanan adalah pemberian jasa kepada pelanggan sesuai dengan

kebutuhannya. Dikatakan pula bahwa jasa dapat didefinisikan sebagai kegiatan atau

manfaat yang dapat diberikan oleh satu pihak kepada pihak lainnya yang pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya

dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik.

Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi mulai dari yang

konvensional hingga yang lebih strategis. Definisi konvensional dari kualitas biasanya

menggambarkan karakteristik suatu produk seperti : kinerja (performance), keandalan

(reliability), mudah dalam penggunaan (easy of use), estetika (esthetics), dan sebagainya.

Sedangkan dalam definisi strategis dinyatakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang

mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers).

Berdasarkan pengertian kualitas, baik yang konvensional maupun yang lebih strategis oleh

Gaspersz (1997) dinyatakan bahwa pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok

yaitu kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung, maupun

keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian memberikan

kepuasan atas penggunaan produk. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari

kekurangan atau kerusakan.

Pada bagian lain Gaspersz (1997) dalam mengutip memberikan definisi manajemen

kualitas sebagai suatu kumpulan aktivitas yang berkualitas dengan kualitas tertentu yang

(18)

- Kualitas menjadi bagian dari setiap agenda manajemen.

- Sasaran kualitas dimasukkan ke dalam rencana bisnis.

- Jangkauan sasaran diturunkan dari benchmarking.

- Pelanggan dan pada kesesuaian kompetisi di sana adalah sasaran untuk

peningkatan kualitas tahunan.

- Sasaran disebarkan ke tingkat mengambil tindakan.

- Pelatihan ditetapkan pada setiap tingkat.

- Pengukuran ditetapkan seluruhnya.

- Manajer atas secara teratur meninjau kembali kemajuan dibandingkan dengan

sasaran.

- Penghargaan diberikan untuk kinerja terbaik.

- Sistem imbalan (reward system) diperbaiki.

Kualitas adalah menjaga janji pelayanan agar pihak yang dilayani merasa puas dan

diuntungkan. Meningkatkan kualitas merupakan pekerjaan semua orang adalah pelanggan.

Tanggung jawab untuk kualitas produksi dan pengawasan kualitas tidak dapat didelegasikan

kepada satu orang, misalnya staf pada sebuah kantor.

Parasuraman et.al (1985) mengatakan ada dua factor utama yang mempengaruhi kualitas

jasa, yaitu expective service ( pelayanan yang diharapkan) dan perceived service( pelayanan

yang diterima). Karena kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan dari keinginan

(19)

Untuk itu maka Zeitaml (1996: 177) mendefinisikan bahwa pelayanan adalah

penyampaian secara excellent atau superior dibandingkan dengan harapan konsumen. Dalam

perkembangan selanjutnya, Parasuraman dkk ( dalam Zeithamil dan Bitner, 1996:118)

mengatakan bahwa konsumen dalam melakukan penilaian terhadap kualitas jasa ada lima

dimensi yang perlu diperhatikan :

1. Tangible, yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan saranan

komunikasi.

2. Emphaty,yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,komunikasi yang

baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.

3. Responsiveness, yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan

memberikan pelayanan dengan tanggap.

4. Reliability, yaitu kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan

segera, akurat, kehandalan dan memuaskan .

5. Assurance, yaitu mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat yang

dapat dipercaya yang dimiliki leh para staf( bebas dari bahaya, resiko dan

(20)

2. 2 Bentuk dan Pelayanan

Pelayanan Publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang maupun

kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh

Pusat, di Daerah, dan di lingkungan

Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik atau pelayanan umum

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi privat,

adalah semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh

seperti misalny

pemerintah dan jasa – jasa pelayanan lainnya.

2. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi publik.

Yang dapat dibedakan lagi menjadi :

• Yang bersifat primer dan,adalah semua penyediaan barang/jasa publik yang

diselenggarakan oleh pemerintah yang di dalamnya pemerintah merupakan

satu-satunya penyelenggara dan pengguna/klien mau tidak mau harus

memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di kantor

(21)

• Yang bersifat sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barang/jasa publik

yang diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya

pengguna/klien tidak harus mempergunakannya karena adanya beberapa

penyelenggara pelayanan.

Ada lima

pelayanan publik tersebut, yaitu:

1.

perubahan yang diminta oleh pengguna.

2. Posisi tawar pengguna/klien. Semakin tinggi posisi tawar pengguna/klien, maka akan

semakin tinggi pula peluang pengguna untuk meminta pelayanan yang lebih baik.

3. Type pasar. Karakteristik ini menggambarkan jumlah penyelenggara pelayanan yang

ada, dan hubungannya dengan pengguna/klien.

4.

transaksi, apakah pengguna ataukah penyelenggara pelayanan.

5. Sifat pelayanan. Hal ini menunjukkan kepentingan pengguna atau penyelenggara

pelayanan yang lebih dominan.

Layanan prima adalah kemampuan maksimum seorang melalui sentuhan kemanusiaan dalam

melayani atau berhubungan dengan orang lain.

Layanan prima juga dapat berarti upaya maksimum yang mampu diberikan oleh perusahaan

jasa pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan untuk mencapai suatu tingkat

kepuasan tertentu, serta memberikan pelayanan secara prima kepada para pelanggan dengan

(22)

1. Untuk menimbulkan kepercayaan dan kepuasan kepada pelanggan.

2. Untuk menjaga agar pelanggan merasa dipentingkan dan diperhatikan.

3. Untuk mempertahankan pelanggan agar tetap setia menggunakan barang dan jasa

yang ditawarkan.

Konsep dasar pelayanan prima yaitu :

1. Konsep sikap.

Sikap pelayanan yang diharapkan tertanam pada diri pelanggan adalah baik, ramah,

penuh simpatik dan mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap perusahaan.

2. Kosep perhatian.

Dalam melakukan kegiatan layanan, seorang petugas pada perusahaan industry jasa

pelayanan harus senantiasa memperhatikan dan mencermati keinginan pelanggan.

2. 3 Motif Perjalanan Wisata

Dalam melakukan suatu perjalanan, wisatawan didukung oleh suatu alasan/motif tertentu.

Antara lain :

1. Motif Bersenang-senang atau Tamasya

Wisatawan dengan motif ini ingin mengumpulkan pengalaman sebanyak-banyaknya dan

menikmati apa saja yang menarik perhatian, misalnya pemandangan alam, adat istiadat

setempat, pesta rakyat, hiruk pikuk kota besar atau ketenangan tempat yang sepi, monumen,

(23)

2. Motif Rekreasi Wisatawan dengan motif bersenang-senang agak sukar dibedakan daripada

wisatawan dengan motif rekreasi. Rekreasi adalah kegiatan yang menyenangkan yang dapat

dimaksudkan untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani manusia. Bedanya adalah

wisatawan rekreasi biasanya menghabiskan waktunya di satu tempat saja, sedangkan

wisatawan tamasya berpindah-pindah.

3. Motif Kebudayaan

Dari tipe kebudayaan, orang tidak hanya sekedar mengunjungi suatu tempat untuk

menyaksikan/menikmati atraksi tetapi ia mungkin datang untuk mempelajari atau

mengadakan penelitian tentang kebudayaan setempat.

4. Wisata Olah Raga

Wisata olah raga adalah dimana wisatawan mengadakan perjalanan wisata karena motif olah

raga.

5. Wisata Bisnis

Bisnis merupakan salah satu motif dalam mengadakan perjalanan wisata. Banyak hubungan

yang terjadi antara orang-orang bisnis. Ada kunjungan bisnis, pertemuan bisnis, pekan raya

dagang yang perlu dikunjungi dan sebagainya, yang

mana semua peristiwa itu mengundang kedatangan orang-orang bisnis baik dari dalam

(24)

6. Wisata Konvensi

Banyak pertemuan-pertemuan nasional maupun internasional untuk membicarakan berbagai

masalah yang terjadi didunia. Sehubungan dengan V- masalah tersebut banyak

diselenggarakan konfrensi-konfrensi. Wisata yang ditimbulkan oleh konfrensi adalah wisata

konfrensi. Bila konfrensi diadakan diantara ahli-ahli seprofesi, perjalanan wisata yang timbul

disebut juga wisata profesi.

7. Wisata Spiritual

Motif spiritual yang melahirkan wisata spiritual merupakan satu tipe wisata tertua yaitu

perjalanan yang diadakan untuk berziarah atau untuk keperluan keagamaan misalnya naik

haji, berziarah ke makam-makam untuk memohon berkat restu. Banyak juga wisatawan

yang datang ke Indonesia dengan motif ini dengan maksud mengunjungi makam nenek

moyang mereka yang dulu pernah menjajah Indonesia, misalnya wisatawan dari Belanda.

Tempat-tempat ziarah di Palestina, Roma, Mekkah dan Madinah merupakan tempat-tempat

tujuan perjalanan wisata spiritual didunia.

8. Motif Interpersonal

Istilah ini belum mapan dalam literature kepariwisataan, tetapi maksudnya jelas bahwa orang

dapat melakukan perjalanan untuk bertemu dengan orang lain atau manusianya lah yang

merupakan suatu alasan mengapa mereka bepergian, misalnya mereka datang untuk melihat

tokoh-tokoh terkenal yang istimewa karena kedudukannya, pengaruhnya, keseniannya,

(25)

9. Motif Kesehatan.

Orang-orang mengunjungi suatu tempat atau suatu negara tertentu dengan suatu alasan

kesehatan misalnya berkunjung ke suatu daerah pemandian air panas, yang dikatakan dapat

menyembuhkan penyakit kulit, atau banyak kasus orang Indonesia berobat ke Singapura, ke

Jepang atau Amerika.

10.Wisata Sosial

Motif wisata sosial biasanya ialah rekreasi, bersenang-senang, atau sekedar mengisi waktu

libur, tetapi perjalanannya dilaksanakan dengan bantuan pihak-pihak tertentu secara sosial,

misalnya wisata sosial buruh suatu pabrik yang diberi subsidi oleh perusahaan.

2. 4 Manfaat Pariwisata

Perkembangan kepariwisataan dewasa ini sangat mempengaruhi perkembangan suatu

negara. Begitu besar manfaat pariwisata, hal ini dapat kita lihat dari :

a. Bidang Ekonomi

Dengan adanya pariwisata pendapatan negara semakin bertambah khususnya dari

penerimaan pajak-pajak pada sektor usaha yang bergerak pada bidang kepariwisataan yang

meliputi hotel dan restoran , biro perjalanan umum, agen perjalanan serta usaha-usaha

lainnya yang menunjang kegiatan kepariwisataan tersebut. Kebutuhan wisatawan akan

akomodasi, makan dan minum serta souvenir, akan merangsang pertumbuhan sektor usaha

ekonomi lainnya seperti kerajinan tangan, pertanian, peternakan, dan industri ringan lainnya

(26)

b. Bidang Seni Budaya

Untuk memenuhi rasa ingin tahu dan menyelami seni budaya suatu daerah dimana seni

budaya tersebut tidak terdapat dinegaranya, maka jelas hal itu merupakan salah satu

dorongan untuk melakukan perjalanan. Wisatawan jauh-jauh datang dari negara asalnya

untuk melihat seni budaya suatu daerah yang dianggapnya menarik. Dan ini merupakan

dorongan untuk mengembangkan serta menumbuhkan kreasi, penggalian dan pemeliharaan

seni budaya yang hampir punah. Disamping itu juga akan mendorong serta mengembangkan

nilai-nilai budaya suatu bangsa, menghidupkan kembali seni tradisional, serta meningkatkan

budaya lain.

c. Memperluas Kesempatan

Adanya perkembangan usaha pariwisata maka semakin banyak membutuhkan tenaga kerja.

Yang nantinya tenaga kerja ini akan bekerja pada usaha-usaha pariwisata. Misalnya bekerja

di Hotel, Biro Perjalanan Wisata dan lain sebagainya.

2. 5 Uraian Teoritis Tentang Transportasi Udara

2. 5.1 Pengertian Bandar Udara.

Bandar udara (airport) adalah prasarana yang disediakan oleh pemerintah untuk

mengangkut dan menurunkan penumpang barang, cargo dan angkutan pos pada pesawat

take-off, serta untuk menunjang kegiatan penerbangan itu sendiri.

Bandar udara sebagai ujung tombak pelaksana tugas mempunyai peranan yang sangat penting

(27)

Fungsi bandara udara secara garis besarnya dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Keselamatan Penerbangan

2. Keamanan

3. Kelancaran arus penumpang dan barang.

Keselamatan penumpang adalah satu hal yang mutlak yang harus mendapat penanganan

secara prioritas. Sedangkan keamanan dan kelancaran arus penumpang dan barang tidak dapat

dikorbankan demi kelancaran (security and property)

2. 5.2 Pengertian Perusahaan Penerbangan

Pada saat ini dunia Perusahaan Penerbangan merupakan alat-alat transportasi yang

tumbuh cukup pesat seiring dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya jenis-jenis

angkutan umum, sehingga perusahaan penerbangan menunjukkan kelebihan-kelebihan dari

jasa-jasa transportasi lain, baik dalam kecepatan dan keluasan penggunaannya dimana pesawat udara

dapat menghadapi hambatan alam, kecuali cuaca angkutan penerbangan udara dapat mencapai

lokasi yang tak dapat dilalui oleh kendaraan bermotor atau kereta api.

Walaupun daya angkut melalui udara relatif terbatas dan lebih kecil dibandingkan dengan

angkutan lainnya, yang beroperasi sekarang ini. Maka perusahaan angkutan udara hanya

dipergunakan untuk mengangkut penumpang dan barang-barang yang memiliki nilai ekonomis

(28)

Banyak negara dalam dunia penerbangan tumbuh lebih dari satu perusahaan

penerbangan. Diluar penerbangan lokal perusahaan penerbangan itu biasanya “Flag carrier”

seperti di negara Jepang ada Japan Airlines, di negara Thailand terdapat perusahaan penerbangan

yaitu Thai Airways.

Dalam pengoperasian perusahaan penerbangan selalu melintas batas suatu negara,

sehingga diperlukan pengaturan, peraturan, ketentuan-ketentuan yang berlaku di bidang

angkutan udara dan dapat diterima oleh semua negara, khususnya bagi pengoperasian dan

keselamatan penerbangan yang disesuaikan dengan Chicago Convention tahun 1944, yang

didirikan oleh Perserikatan Bangsa- Bangsa yang dinamakan ICAO (International Civil

Aviation Organization) yang mempunyai anggota lebih dari 30 negara.

Badan inilah yang menetapkan dan mengatur pelaksanaan dan keseragaman dalam

bidang operasional, pelatih, sertifikat penerbangan dan persyaratan 2 lainnya. Kemudian badan

ini mengadakan kerja sama yang erat dengan lembaga-lembaga pembinaan penerbangan yang

dilakukan oleh Dirjen Perhubungan Udara Canada. Sedangkan Departemen Transportasi Prancis

oleh Secretariat General a Aviation Civil et Commercial, Amerika oleh FAA (Federal Aviation

Agency).

2. 6 Asas dan Tujuan Penerbangan di Indonesia

Penerbangan diselenggarakan berdasarkan asas manfaat, usaha bersama dan

kekeluargaan adil, merata, keseimbangan, kepentingan umum, keterpaduan kesadaran hukum

(29)

2 . 6. 1 Tujuan Penerbangan

Tujuan Penerbangan adalah untuk mewujudkan penyelenggaraan penerbangan yang

selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur berdaya guna dengan biaya yang terjangkau oleh

daya beli masyarakat, dengan mengutamakan dan melindungi penerbangan nasional, menunjang

pemerataan pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan penunjang

pembangunan nasional serta mempercepat hubungan antar bangsa.

Pesawat udara yang dioperasikan di Indonesia wajib mempunyai tanda pendaftaran dan

tanda kebangsaan Indonesia. Tanda pendaftaran hanya dapat diberikan untuk pesawat udara sipil

yang tidak didaftarkan di negara lain dan memenuhi persyaratan :

a. Dimiliki oleh warga Negara Indonesia, atau Badan Hukum Indonesia

b. Dimiliki oleh warga Negara Asing atau Badan Hukum Asing dan dioperasikan oleh warga

Negara Indonesia atau Badan Hukum Indonesia selama minimal 2 tahun berdasarkan

perjanjian sewa beli, sewa guna usaha.

c. Dimiliki oleh instansi pemerintah

d. Dimiliki oleh lembaga tertentu yang diizinkan pemerintah.

2. 7 Tinjauan Umum Tentang Pelayanan

(30)

Menurut Dr. Philip Kotler, Profesor Pemasaran Universitas Northwestern, menyatakan

bahwa : “Pelayanan (service) adalah suatu aktivitas yang memberikan manfaat dan ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak yang lain dalam bentuk tidak nyata (intangible) dan tidak menimbulkan pemindahan kepemilikan”.

Ini berarti bahwa pelayanan memiliki sifat-sifat intangible dan oleh sebab itu tidak dapat

diukur, diraba melainkan hanya dapat dirasakan dan yang merasakan itu adalah yang menerima

pelayanan tersebut.

Berdasarkan perasaan yang menerima pelayanan, maka ukuran pelayanan hanya dapat

dinyatakan sebagai pelayanan yang baik (memuaskan) atau pelayanan yang buruk

(mengecewakan). Ukuran yang dikemukakan akan sangat dipengaruhi oleh kondisi orang yang

menerima pelayanan tersebut. Jika seseorang menerima pelayanan dalam perasaan senang atau

gembira maka pelayanan yang diterimanya dirasakan menyenangkan. Pada saat lain, ia

menerima pelayanan yang sama, tetapi dalam kondisi hatinya yang tidak senang, maka

pelayanan tersebut dirasakan mengecewakan. Oleh sebab itu ukuran baik buruknya pelayanan

hanya dapat ditentukan oleh orang yang menerima pelayanan sedangkan penilaian tersebut

sangat dipengaruhi oleh suasana perasaan penerima pelayanan.

Pelayanan yang baik (memuaskan) dapat dirasakan oleh si penerima apabila dalam

dirinya, ia telah mendapatkan sesuatu yang menjadi kebutuhan dan keinginannya. Maka dari itu,

untuk mendapatkan gambaran tentang pemenuhan kebutuhan dan keinginan tamu, terlebih

dahulu kita harus mengetahui apa yang mereka butuhkan dan inginkan, agar kualitas pelayanan

(31)

Sebagai tolak ukur kualitas pelayanan terbagi dalam 5 (lima) prinsip, yaitu :

1. Reliabilitas (Reliability), adalah kemampuan untuk memberikan secara tepat dan benar jenis pelayanan yang telah dijanjikan kepada tamu.

2. Responsif (Responsiveness), adalah kesadaran atau keinginan untuk cepat bertindak membantu tamu dan memberikan pelayanan yang tepat waktu.

3. Kepastian/Jaminan (Assurance), adalah memberikan kepastian dan jaminan akan kepuasan tamu.

4. Empati (Empathy), adalah memberikan perhatian individu tamu secara khusus. Dimensi empati ini memiliki ciri-ciri : kemauan untuk melakukan pendekatan, memberikan

perlindungan dan usaha untuk mengerti keinginan, kebutuhan dan perasaan tamu.

5. Nyata (Tangibles), adalah sesuatu yang tampak nyata, yaitu : penampilan para pegawai, dan fasilitas-fasilitas fisik seperti peralatan dan perlengkapan yang menunjang pelaksanaan

pelayanan.

Dua unsur utama yang membentuk pelayanan yang berkualitas, yaitu :

a. Kualitas manusia atau perilaku pribadi adalah berkaitan dengan bagaimana karyawan

memberikan pelayanan dengan menggunakan sikap, perilaku dan keterampilan berinteraksi

dengan tamu. Untuk memenuhi unsur-unsur yang terkandung dalam kualitas manusia

tersebut, cenderung dapat dikatakan bahwa kualitas manusia yang diperlukan adalah manusia

(32)

b. Keterampilan atau keahlian adalah penguasaan terhadap unsur-unsur tekhnik dan prosedur

sistem pelaksanaan yang mapan dalam mentransfer produk atau jasa.

Dengan terbentuknya dua unsur utama kualitas pelayanan tersebut, maka kepuasan untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan akan dapat dirasakan oleh tamu, Kepuasan tersebut

meliputi:

- Kepuasan waktu,

- Kepuasan pelayanan,

- Kepuasan cita rasa, dan

(33)

GAMBARAN UMUM BANDARA UDARA POLONIA MEDAN

3. 1 Bandar udara

Pelabuhan udara, bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat

terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki

sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain,

baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang

diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan

pergerakan pesawat. Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan

minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".

Pada masa awal penerbangan, bandara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang bisa

didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin.Di masa Perang Dunia I, bandara

mulai dibangun permanen seiring meningkatnya penggunaan pesawat terbang dan landas pacu

mulai terlihat seperti sekarang.

(34)

Setelah perang, bandara mulai ditambahkan fasilitas komersial untuk melayani

penumpang.Sekarang, bandara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam

perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko, restoran, pusat kebugaran,

dan butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara baru.

Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang juga

sebagai terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandara yg berstatus bandara

internasional ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandara yang berstatus bandara

internasional antara lain Polonia (Medan), Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya),

Sepinggan (Balikpapan), Hasanudin (Makassar) dan masih banyak lagi.

3. 2 Fasilitas Bandara

Bandara udara mempunyai beberapa fasilitas untuk menunjang keamanan dan

kenyamanan bagi tranportasi udara. Seperti fasilitas bandara yang terpenting adalah :

3. 2.1 Sisi Udara (Air Side)

• Pada umumnya landasan pacu memiliki lapisan aspal "hotmix" dengan identifikasi angka derajat dan arah yang dituliskan dengan huruf, serta garis-garis yang mirip dengan "zebra cross" pada ujung-ujungnya yang semakin berkurang jumlah garisnya bila menuju ke tengah landasan yang menunjukkan saat pesawat harus touch down (roda roda

(35)

Pada landasan-landasan tertentu, ujung-ujung landasan yang digunakan untuk touch

down atau take off digunakan lapisan beton, bukan aspal, untuk menghindari melelehnya

aspal pada saat pesawat take off dengan kekuatan mesin penuh, khususnya pesawat

tempur yang menggunakan mekanisme afterburner sehingga menimbulkan semburan api

pada nozzle (saluran buang) mesin pesawat. Aspal yang digunakan yang terbaik adalah

aspal alam, dan yang terbaik digunakan adalah aspal yang dihasilkan dari negara Trinidad

dan Tobago, jadi tidak menggunakan aspal hasil olahan minyak bumi, yang mudah

mencair/melunak akibat panas matahari, tekanan dan panas yang ditimbulkan dari

semburan gas buang mesin pesawat. Pada bagian bawah lapisan aspal digunakan lapisan

batu kali, bukan batu koral seperti halnya penggunaan pengaspalan jalan raya. Landasan

pacu dibuat dengan perhitungan teknis tertentu sehingga permukaannya tetap kering,

sekalipun pada musim hujan, dan mencegah tergenangnya landasan yang mengakibatkan

pesawat mengalami aquaplanning, terutama saat mendarat yang sangat membahayakan.

• Landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat panjangnya landas pacu biasanya

tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandara perintis yang melayani

pesawat kecil, landasan cukup dari rumput atau pun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 15 meter, misal melayani

Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800

(36)

Sedangkan untuk bandara yang agak ramai dipakai konstruksi aspal, dengan panjang

1.800 meter dan lebar 20 meter. Pesawat yang dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet

kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb. Pada bandara yang ramai,

umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan lebar 30 meter.

Pesawat yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules,

dlsb. Bandara international terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya

lalu lintas.Pada tepi kanan dan kiri serta ujung ujung landas pacu diberi lampu-lampu dan

tiang-tiang navigasi yang digunakan untuk membantu navigasi terlebih lebih pada cuaca

buruk dan penerbangan malam hari. Landas pacu bandara perintis memiliki konstruksi

yang lebih sederhana dibandingkan bandara bandara komersial terlebih lebih di kawasan

terpencil. Landasan pacu ini dikenal sebagai airstrip. Terkadang hanyalah lajur tanah

yang diperkeras yang diberi lapisan rumput, dan untuk mencegah amblasnya tanah

digunakan lonjoran lonjoran baja atau alas marston (lapisan plat baja yang berlubang

lubang). Di Indonesia, landasan seperti ini digunakan di daerah pedalaman Irian Jaya atau

Papua. Konstruksi landas pacu seperti ini digunakan pada masa Perang Dunia II untuk

kepentingan militer karena pembuatannya lebih praktis. Panjang landasan pacu

bergantung pada suhu, kecepatan dan arah angin, serta tekanan udara di sekitarnya. Di

daerah gurun dan di dataran tinggi, umumnya landas pacu yang digunakan lebih panjang

daripada yang umum digunakan di bandara-bandara bahkan bandara internasional, karena

tekanan udara yang lebih rendah. Sebagai contoh, landas pacu di kota Doha, Qatar

(37)

Landasan tertentu dilengkapi dengan kabel penahan pesawat untuk pendaratan (arrester cable) bahkan pelontar pesawat (catapult), terutama untuk landasan pendek dan landasan pada kapal induk.

• Pemeliharahan landas pacu pada setiap bandara umumnya dibersihkan dari debu atau

kerikil, bahkan benda benda asing lainnya yang akan membahayakan keselamatan

penerbangan (dalam dunia penerbangan, benda asing tersebut dikenal sebagai FOD).

Kecelakaan pesawat terbang di landasan pacu umumnya disebabkan karena adanya benda

benda asing baik yang masuk ke dalam mesin pesawat maupun merusak badan pesawat

atau roda pesawat saat pesawat lepas landas atau mendarat. Hal tersebut seperti yang

dialami pesawat Concorde di Bandara Charles de Gaulle, Paris, Perancis pada tahun 2000

yang menyebabkan pesawat terbakar dan jatuh yang menewaskan seluruh penumpang,

krew dan penduduk setempat. Selebihnya karena cuaca dan bahkan gangguan burung

sehingga umumnya di setiap bandara komersial bahkan perintis dilengkapi menara

pengawas yang mengawasi lalu lintas penerbangan, komunikasi bahkan informasi cuaca.

Pada bandara tertentu, dilengkapi sensor dan pengusir burung dan sensor cuaca serta

sensor untuk mengukur tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari mesin pesawat.Selain

itu pula, setiap landasan dilengkapi dengan kendaraan penyapu landasan dan peralatan

bahan kimia pembersih landasan khususnya untuk membersihkan sisa sisa jejak karet

yang ditimbulkan oleh roda-roda pesawat yang bila tidak dibersihkan juga dapat

(38)

Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan terminal, sedangkan

taxiway menghubungkan apron dan run-way. Konstruksi apron umumnya beton bertulang,

karena memikul beban besar yang statis dari pesawat.

• Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.

• Karena dalam bandara sering terjadi kecelakaan, maka diseduiakan unit penanggulangan

kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan pemadan kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran, ambulance, dll. peralatan penolong

dan pemadam kebakaran.

• Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.

3. 2.2 Sisi Darat (Land Side)

• Terminal Bandara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang datang atau

pergi. Di dalamnya terdapat counter check-in, (CIQ, Carantine - Inmigration - Custom)

untuk bandara internasional, dan ruang tunggu serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan

penumpang. Di bandara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui belalai. Di bandara

kecil, penumpang naik ke pesawat melalui tangga yang bisa dipindah-pindah.

• Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan

terminal.

• Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput, termasuk

(39)

3. 3 Bentuk dan Ragam Jenis Pesawat

Pada umum nya dapat di jumpai berbagai bentuk dan jenis-jenis pesawat. Dari yang terbesar

sampai yang terkecil yaitu seperti pesawat berbadan lebar adalah pesawat yang fuselage-nya

berdiameter 5 sampai 6 meter dan mempunyai lorong ganda. Penumpang biasanya duduk 7

sampai 10 sederet. Sebagai perbandingan, sebuah pesawat berbadan sempit memiliki diameter 3

sampai 4 meter, dan memiliki lorong tunggal, dan diduduki 4 sampai 6 orang sederet.Pesawat

berbadan lebar umumnya dapat memuat antara 200 sampai 600 penumpang, di mana pesawat

berbadan sempit terbesar hanya mampu membawa sekitar 280 orang. Pesawat barang atau kargo

juga tersedia.

3. 3. 1 Ragam Jenis

Pesawat Boeing

• Boeing 747 (1970-sekarang)

• Boeing 767 (1982-sekarang)

• Boeing 777 (1995-sekarang)

• Boeing 787 (akan diproduksi mulai tahun 2011)

Pesawat Airbus

• Airbus A300 (1974-2007)

• Airbus A310 (1982-2007)

(40)

• Airbus A340 (1993-sekarang)

• Airbus A350 (akan diproduksi mulai tahun 2013)

• Airbus A380 (2007-sekarang) (pesawat penumpang terbesar di dunia, mengalahkan Boeing 747)

Jenis Lain

• McDonnell-Douglas DC-10 (1971-1988)

• McDonnell-Douglas MD-11 (1990-2000)

• Lockheed L-1011 Tristar (1972-1984)

• Ilyushin Il-86 (1980-1994)

• Ilyushin Il-96 (1992-sekarang)

3. 4 Bandar Udara Polonia Medan

Sebagai pintu gerbang Sumatera Utara, Bandara Polonia merupakan bandara

internasional terbesar keempat setelah Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Juanda Surabaya dan

Ngurah Rai Bali. Terletak 2 km dari kota Medan, bandara ini melayani penerbangan ke kota-kota

besar seperti Jakarta dan Batam, juga Kuala Lumpur, Penang, Ipoh dan Singapura. Di atas lahan

seluas 144 hektar, bandara ini mempunyai landasan pacu sepanjang 2.900 meter, 4 taxiway dan

apron seluas 81.455 m2. Dua terminalnya yang memiliki luas total 13.811 m2, dirancang untuk

memuat penumpang hingga 900 ribu. Terminal ini terdiri atas terminal untuk penerbangan

domestik. Bandara ini juga dilengkapi dengan luas pelataran parkir yang berkapasitas 300 mobil

(41)

Selain fasilitas penerbangan, di kedua terminal ini terdapat beberapa fasilitas untuk

menyamankan pengguna bandara seperti cafetaria, money changer, restauran, snack bar,

souvenir shop, watel dan Duty Free Shop.

Karena fungsinya bandara internasional, Polonia juga dilengkapi dengan Pelayanan

keimigrasian, Karantina Kesehatan, Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan, Karantina Ikan, dan

Pelayanan Informasi Pariwisata.Terdapat sembilan maskapai penerbangan beroperasi disini,

yaitu Garuda Indonesia, Merpati Nusantara, Pelangi, Mandala Airlines, Pelita Air, Mobil Oil,

Silk air, MAS dan SMAC. Sedangkan rute penerbangan domestiknya adalah Banda Aceh,

Meulaboh, Lokok, Lhokseumawe, GN. Sitoli, Padang, Palembang, Jakarta, Pekanbaru, Batam

dan Pontianak. Terdapat pula tujuan internasional ke Penang, Kuala Lumpur, Ipoh dan

Singapura.

Demi meningkatkan keamanan, pengoperasioan terminal cargo-nya menggunakan sistem

satu pintu, untuk menertibkan pergerakan kargo dan mencegah terjadinya manipulasi arus

barang.Letaknya yang dekat dengan pusat kota dan kapasitasnya yang sudah tidak lagi cukup

menampung aktivitasnya yang kian sibuk, bandara akan dipindahkan ke Kuala Namu, Kabupaten

Deli Serdang. Untuk tahap awal, Bandara Kuala Namu akan dibangun dengan kapasitas 8 juta

penumpang dengan panjang landasan pacu 3.750 m, dan dapat menampung aktivitas pesawat

sebanyak 10.000 setiap tahunnya. Bandara ini akan didesain modern serta dirancang untuk

memiliki akses kereta api dan berfasilitas city check in. Direncanakan, bandara baru ini sudah

(42)

3. 5 Sejarah

Nama Polonia berasal dari nama negara asal para pembangunnya,

merupakan nama "Polandia" dalam

tersebut merupakan lahan perkebunan milik orang Polandia bernama Baron Michalsky.

32

Tahu

nama Polonia, sebuah daerah di negeri kelahirannya.

Tahun 1879 karena suatu hal, konsesi atas tanah perkebunan itu berpindah tangan kepada

Deli Maatschappij (Deli MIJ) atau NV Deli Maskapai. Tahun itu terdapat kabar pionir penerbang

bangsa Belanda

wilayah Hindia Belanda dalam waktu 20 jam terbang. Maka Deli MIJ yang memegang konsesi

atas tanah itu, menyediakan sebidang lahan untuk diserahkan sebagai lapangan terbang pertama

di Medan.

Pada tahun

terdengar, maka rencana kedatangan pesawat udara kembali terdengar. Mengingat waktu itu

sangat pendek, persiapan untuk lapangan terbang tidak dapat dikejar, akhirnya pesawat kecil

yang diawaki van der Hoop yang menumpangi pesawat

der Broeke mendarat di lapangan pacuan kuda yakni Deli Renvereeniging, disambut

(43)

Setelah pesawat pertama mendarat di Medan, maka Asisten Residen Sumatera Timur Mr.

CS Van Kempen mendesak pemerintah Hindia Belanda di Batavia, agar mempercepat dropping

dana untuk menyelesaikan pembangunan lapangan terbang Polonia. Pada

Polonia dibuka secara resmi, ditandai dengan mendaratnya enam pesawat udara milik

anak perusahaan

Mulai tahun 1930, perusahaan penerbangan Belanda KLM serta anak perusahaannya

KNILM membuka jaringan penerbangan ke Medan secara berkala. Pada tahun 1936 lapangan

terbang Polonia untuk pertama kalinya melakukan perbaikan yaitu pembuatan

(runway) sepanjang 600 meter.

Pada tahun 1975, berdasarkan keputusan bersama Departemen Pertahanan dan

Keamanan, Departemen Perhubungan dan Departemen Keuangan, pengelolaan pelabuhan udara

Polonia menjadi hak pengelolaan bersama antara Pangkalan Udara AURI dan Pelabuhan Udara

Sipil. Dan mulai 1985 berdasarkan Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 1985, pengelolaan

pelabuhan udara Polonia diserahkan kepada Perum Angkasa Pura yang selanjutnya mula

3. 6 Terminal

Terdapat dua terminal penumpang di Polonia, satu terminal keberangkatan dan satu untuk

kedatangan, dan jika ditotal luasnya mencapai 13.811 meter². Keduanya juga masing-masing

dibagi untuk penerbangan domestik dan internasional. Terminal domestik Polonia mempunyai

(44)

bersamaan, sehingga setiap penumpang mempunyai luas 4m², kurang dari standar

sebesar 14m² yang ditetapkan pemerintah. Mulai

penyimpangan muatan barang di

pula sebuah terminal

mencegah terjadinya manipulasi muatan barang.

Adapun kejadian suatu peristiwa kebakaran terminal di Bandar udara polonia medan pada

tahun 2006 dan 2007. Sebuah kebakaran menghanguskan seluruh dari terminal kedatangan

internasional pada 9 Maret 2006, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sebab

kebakaran diduga adalahKebakaran kembali terjadi pada 1 Desember 2007 namun

kali ini terjadi di terminal keberangkatan domestik. Hampir seluruh gedung terminal terbakar

dalam peristiwa ini. Pada 7 Mei 2008, Polonia kembali beroperasi penuh setelah terminal

keberangkatan domestik baru selesai dibangun.

Telah terjadi beberapa kecelakaan di Polonia atau di sekitarnya :

64 orang tewas.

terbakar di landasan bandara; 26 awak dan penumpang tewas serta 19 orang luka berat.

Penyebabnya, saat berada di ketinggian 1.700 kaki menjelang mendarat, pesawat

(45)

Sewaktu mendarat kedua ban belakang kiri pecah mengakibatkan pelek ban menghunjam

landasan hingga sulit dipindahkan, namun 38 penumpang dan awaknya selamat.

jatuh menjelang pendaratan setelah menabrak dinding pegunungan Sibayak, menewaskan

10 awaknya. Pesawat tersebut sedang melakukan patroli udara di Lanud Padang dan

Lanud Medan.

PID, hilang 35 menit setelah lepas landas dari Polonia. Pesawat dengan 11 penumpang

dan lima awak tersebut jatuh di kawasan hutan Aceh Timur.

jatuh sekitar pukul 13.30 WIB di kawasan perladangan warga di Desa Buah Nabar, Kec.

Sibolangit, Kab. Deli Serdang, sekitar 50 kilometer dari

penumpang dan 12 awak pesawat tewas. Penyebab jatuh diduga karena kesalahan petugas

air traffic control (ATC) saat membimbing pilot Hance Rahmowiyogo keluar dari kabut

asap 15 menit sebelum mencapai Bandara Polonia dalam penerbangannya dari Jakarta.

Bukannya keluar dari kabut, pesawat justru menabrak perbukitan dan menewaskan

(46)

jenis Boeing 737-200, jatuh di tengah jalan raya di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan,

Medan, satu menit setelah lepas landas. Menelan korban 145 orang tewas termasuk

Gubernur Sumut

bandara terganggu

3. 7 Maskapai Bersama Tujuannya

Terminal Domestik

Sinabang)

• (Banda Aceh, Batam, Jakarta, Padang,

Pekanbaru

(47)

Borong), Sinabang, Meulaboh)

Terminal Internasional

3. 8 Pengembangan Bandara Baru Medan

Kondisi Bandara Polonia – Medan, baik dari segi kapasitas, kondisi fasilitas, dan

lokasinya yang berada di tengah-tengah kota, dianggap sudah cukup laik untuk dipindah ke

lokasi yang baru.Pada tahun 2007 pembangunan Bandara Baru Medan sudah mulai dilaksanakan

dan akan siap beroperasi pada tahun 2011. Bandara baru Medan berlokasi di Kuala Namu

(48)

Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah

Tanjung Morawa, terletak di Kuala Namu, Desa Beringin,

tahun. Saat selesai dibangun, Kuala Namu yang diharapkan dapat menjadi bandara pangkalan

transit internasional untuk kawasan Sumatra dan sekitarnya, akan menjadi bandara terbesar

kedua di Indonesia setelah

3. 8. 1 PT. Angkasa Pura (Persero)

Merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara di bawah Departemen Perhubungan yang

bergerak di bidang pengelolaan dan pegusahaan bandar udara di Indonesia.

Perusahaan ini dibagi menjadi dua bagian :

1. PT. Angkasa Pura I menitik beratkan bandar udara di wilayah timur Indonesia.

• Bandara Ngurah Rai

• Bandara Juanda

• Bandara Sepinggan

• Bandara Hasanuddin

• Bandara Sam Ratulangi

• Bandara Adi Sumarmo

• Bandara Frans Kaisiepo

• Bandara Selaparang

(49)

• Bandara Ahmad Yani

• Bandara Adi Sutjipto

• Bandara Syamsuddin Noor

• Bandara El Tari

2. PT. Angkasa Pura II menitik beratkan bandar udara di wilayah barat Indonesia.

• Bandara Internasional Soekarno-Hatta

• Bandara Halim Perdanakusuma

• Bandara Husein Sastranegara

• Bandara Polonia

• Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II

• Bandara Sultan Syarif Kasim II

• Bandara Minangkabau

• Bandara Supadio

• Bandara Raja Haji Fisabilillah

• Bandara Sultan Thaha

• Bandara Depati Amir

3. 8. 2 Angkasa Pura II

Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan

lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa penerbangan dan jasa penunjang

(50)

Pada awal berdirinya, 13 Agustus 1984, Angkasa Pura II bernama Perum Pelabuhan

Udara Jakarta Cengkareng yang bertugas mengelola dan mengusahakan Pelabuhan Udara Jakarta

Cengkareng (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta) dan Bandara Halim

Perdanakusuma. Tanggal 19 Mei 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II dan selanjutnya

tanggal 2 Januari 1993, resmi menjadi Persero sesuai Akta Notaris Muhani Salim, SH No. 3

tahun 1993 menjadi PT (Persero) Angkasa Pura II.

Saat ini Angkasa Pura II mengelola dua belas bandara utama di kawasan Barat Indonesia,

yaitu Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Polonia (Medan), Supadio

(Pontianak), Minangkabau (Ketaping) dulunya Tabing, Sultan Mahmud Badaruddin II

(Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan

Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang) dulunya Kijang, Sultan

Thaha (Jambi) dan Depati Amir (Pangkal Pinang) , serta melayani jasa penerbangan untuk

wilayah udara (Flight Information Region/ FIR) Jakarta.

Seiring dengan pertumbuhan industri angkutan udara Indonesia yang meningkat pesat,

Angkasa Pura II selalu mengedepankan pelayanan yang terbaik bagi pengguna jasa bandara.

Bandara yang dikelola Angkasa Pura II selalu memperoleh penghargaan Prima Pratama dari

Departemen Perhubungan RI untuk kategori Terminal Penumpang Bandara. Sebagai Badan

Usaha Milik Negara yang handal.

Selama tiga tahun berturut-turut Angkasa Pura II telah memperoleh penghargaan The

Best BUMN in Logistic Sector dari Kementerian Negara BUMN RI (2004-2006) dan The Best I

(51)

Angkasa Pura II selalu melaksanakan kewajibannya memberikan deviden kepada negara

sebagai pemegang saham dan turut membantu meningkatkan kesejahteraan dan kepedulian

terhadap karyawan dan keluarganya serta masyarakat umum dan lingkungan sekitar bandara

melalui program Corporate Social Responsibility.

Visi :

Menjadi pengelola bandar udara bertaraf internasional yang mampu bersaing di kawasan

regional. (To be an international-class airport management company with high competitiveness

regionally).

Misi :

Mengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan

keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan, dalam upaya memberikan manfaat optimal

kepada pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat dan lingkungan dengan memegang

teguh etika bisnis. (Managing airport services and air traffic services with a priority to flight

safety and customer satisfaction, in the effort of creating optimum benefit for shareholders,

business partners, employees, the community, and the environment, by firmly holding to

business ethics).

3. 8. 3 Latar Belakang Pembangunan

Pemindahan bandara ke Kuala Namu telah direncanakan sejak tahun

kunjungan kerja ke Medan,

(52)

Persiapan pembangunan diawali pada tahun

pada tahun yang sama kemudian memaksa rencana pembangunan ditunda. Sejak saat itu kabar

mengenai bandara ini jarang terdengar lagi, hingga muncul momentum baru saat terjadi

landas dari Polonia.

Kecelakaan yang merenggut nyawa Gubernur Sumatra Utar

tersebut juga menyebabkan beberapa warga yang tinggal di sekitar wilayah bandara meninggal

dunia akibat letak bandara yang terlalu dekat dengan pemukiman. Hal ini menyebabkan

munculnya kembali seruan agar bandara udara di Medan segera dipindahkan ke tempat yang

lebih sesuai. Selain itu, kapasitas Polonia yang telah lebih batasnya juga merupakan faktor

direncanakannya pemindahan bandara.

Recana pembangunan selama bertahun-tahun terhambat masalah pembebasan lahan yang

belum terselesaikan. Hingga Juni 2006, baru 1.650 hektar lahan yang telah tidak bermasalah

(telah diselesaikan sejak 1994), sementara lahan yang dihuni 71 kepala keluarga lainnya masih

sedang dinegosiasikan, namun pada November 2006 dilaporkan bahwa Angkasa Pura II telah

menyelesaikan seluruh pembebasan lahan.

3. 8. 4 Tahap-Tahap Pembangunan

Pembangunannya direncanakan akan dilaksanakan sepanjang tiga tahap. Tahap I dimulai

(53)

Tahap ini dibangun sendiri oleh pemerintah denga

pembagian berupa sisi darat (misalnya terminal, areal parkir) dibangun Angkasa Pura sementara

sisi udara dibangun Direktorat Jenderal Udara dari Departemen Perhubungan. Dana untuk

pembangunan Tahap I terdiri dari Rp. 1,3 triliun dari Angkasa Pura dan dana pinjaman sebesar

Rp. 2,3 triliun sehingga jumlahnya adalah Rp. 3,6 triliun. Prasarana awal berupa pemagaran

panel beton, rehabilitasi jalan, dan pembuatan pos jaga senilai Rp 6 miliar dilakukan dari

November 2006 hingga Februari 2007.

Pada akhir November 2006 juga diumumkan pemenang tender untuk tim perancang

bandara. Dari 18 peserta, tujuh telah melewati proses prakualifikasi dan akan bersaing hingga

dipilih tiga peserta terbaik, yang jumlahnya selanjutnya diciutkan lagi menjadi satu. PT.

Wiratman & Associates kemudian terpilih sebagai pemenang tender perancangan bandara pada

Januari 2007. Setelah itu, pemenang diberi waktu delapan bulan untuk merancang bandara

(hingga Agustus 2007). Setelah proses ini selesai, tender pembangunan bandara yang

diperkirakan akan berlangsung selama dua bulan akan dilaksanakan. Jika sesuai jadwal, maka

pembangunan sisi darat akan dimulai pada November 2007 dan diselesaikan dalam dua tahun.

Tahap II yang direncanakan dibangun bersama oleh pemerintah dan investor, akan

dimulai tahun 2010.Pembangunan Tahap I disertai pula oleh pembangunan jalur

Stasiun Aras Kabu di Kecamatan Beringin ke bandara yang berjarak sekitar 450 meter. Stasiun

(54)

Diperkirakan jarak tempuh dari Medan hingga Kuala Namu akan berkisar antara 16-30

menit.Ada pula usulan pembangunan

pengembangan prasarana pengangkutan dari dan ke bandara. Namun pelaksanaan pembangunan

selama periode pembangunan jalan tol tahun

Tahap I bandara diperkirakan dapat menampung tujuh hingga 10 juta penumpang dan

10.000 pergerakan pesawat pertahun, sementara setelah selesainya Tahap II bandara ini

rencananya akan menampung 25 juta penumpang pertahun.Luas terminal penumpang yang akan

dibangun adalah sekitar 6,5 hektar dengan fasilitas area komersial seluas 3,5 hektar dan fasilitas

kargo seluas 1,3 hektar.

Bandara International Kuala Namu memiliki panjang

sanggup didarati oleh

Internasional Kuala Namu akan selesai pada pertengahan tahun 2011 atau paling lambat, awal

(55)

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN TRANPORTASI DI BANDARA POLONIA MEDAN

4. 1 Sikap dan Tingkah Laku Dalam Pelayanan

Adalah merupakan tujuan dari bandara untuk memberikan pelayanan yang prima kepada

seluruh penumpang. Setiap karyawan bandara mempunyai tanggung jawab untuk berprilaku :

- Menguasai bidang pekerjaannya, senantiasa melengkapi/membekali diri dengan segala

informasi terkini dan lengkap perihal tentang maskapai-maskapai beserta produknya.

- Berpenampilan baik di muka umum.

- Bersikap sopan, santun dan ramah disamping cekatan, gesit dan efisien dalam bekerja.

- Mampu mengendalikan diri (self control), senantiasa bersikap correct, tenang, tegas naming sopan santun dan ramah secara wajar.

- Menyadari bahwa kepedulian terhadap pelanggan amatlah penting bagi perusahaan untuk

dilaksanakan sebagaimana mestinya.

- Berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi segala janji yang sudah disampaikan kepada para

penumpang.

- Meneruskan informasi kepada karyawan lain agar mereka dapat menjalankan tugasnya

dengan baik dalam memberikan pelayanan.

- Menghindari memberikan janji-janji yang kemungkinan tidak dapat dipenuhi.

(56)

Sikap yang bersahabat harus diperagakan setiap saat kepada para penumpang. Tiap

kesempatan harus dimanfaatkan untuk membuat para penumpang merasa betah dan nyaman.

Kapan pun jika diperlukan untuk menyampaikan berita buruk kepada penumpang, misalnya

keterlambatan atau kelebihan pembukuan, perhatian yang sungguh-sungguh terhadap kesulitan

yang dialami penumpang haruslah diperhatikan. Tidak selalu keinginan seorang penumpang

terpenuhi, atau penumpang tidak mendapatkan pelayanan yang diharapkannya. Pada situasi ini,

terangkan sejelas-jelasnya kenapa permintaan mereka tidak terpenuhi. Namun jangan sekali-kali

mengkritik atau menyalahkan petugas lain, usahakan menjelaskan kepada mereka dimana letak

kesalahan yang terjadi.

Penelitian dan pengalaman menunjukkan bahwa sikap dari karyawan dan perlakuan

terhadap pelanggan berpengaruh besar terhadap penjualan. Oleh sebab itu sangatlah penting bagi

bandara polonia untuk menjaga dan melestarikan keberhasilan dalam mempertahankan mutu

pelayanan perorangan yang sangat prima.

Hubungan terhadap penumpang pada saat passenger check-in harus dibina dengan baik melalui pendekatan seperti:

- Memberikan hormat dan salam (selamat pagi/siang/sore/malam) kepada penumpang

lalu meminta dokumen perjalanan (tiket) yang diperlukan.

- Perhatikan apakah nama penumpang sesuai dengan tiket dan Pax Name List (PNL), dan perhatikan tarif, masa berlaku tiket, reservasi dan tujuan.

(57)

- Jika nama penumpang tidak diketahui, panggil penumpang dengan sebutan tuan, nyonya,

nona atau sebutan lain yang sepadan.

- Pada setiap percakapan dengan penumpang, gunakan setiap kesempatan untuk membuat

mereka merasa nyaman, dilayani dan dihormati.

- Selalu berusaha untuk mengakhiri suatu percakapan dengan bahasa yang sopan, misalnya

"Selamat menikmati penerbangan" yang diucapkan dengan tulus.

- Kapanpun setelah penumpang merasa dibantu dan mengucapkan terima kasih, jawablah.

Misalnya "Terima kasih kembali".

Ketika terjadi masalah, kebutuhan akan pelayanan perorangan akan semakin diperlukan.

Pada kejadian keterlambatan penerbangan, kelebihan pembukuan dan sebagainya, dengan

memberikan informasi dan pengertian pada umumnya dapat mengurangi rasa frustasi dan

gangguan terhadap penumpang. Bermacam-macam kejadian yang dapat menyebabkan tekanan

pada pekerjaan berakibat tidak cukup waktu untuk memberikan perhatian terhadap penumpang

satu-persatu. Namun dengan menangkap masalah yang timbul dengan cara efektif, kesan

pertama yang baik akan tercipta dari penumpang.

Bila dijumpai penumpang yang mengeluh atau bahkan marah-marah atas pelayanan yang

diterima karena tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan yang ia harapkan, maka berikan

(58)

Namun jangan sekali-kali menyalahkan staff atau bagian lain. Jika perlu, sarankan

kepada penumpang untuk membuat keluhan tertulis yang ditujukan ke management bandara

polonia medan, yakinkan bahwa keluhannya akan mendapat tanggapan. Catat hal-hal yang

terjadi sebagai referensi bila dikemudian hari penumpang complaint.

Sekali mengalami keterlambatan penerbangan atau perjalanan yang buruk sudah barang

tentu akan memperburuk kesan terhadap bandara polonia, tetapi jika penumpang baru mengalami

kekecewaan namun penumpang tersebut merasa diperlakukan dengan baik, maka kepercayaan

penumpang kepada bandara akan tumbuh kembali.

4. 2 Pelayanan Didalam Bandara

• Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan.

Berbicara mengenai upaya peningkatan pelayanan berarti berbicara tentang bagaimana

cara yang harus dilakukan agar mutu / kualitas tersebut ditingkatkan. Pelayanan yang

diberikan hendaknya pelayanan yang dapat memberikan rasa puas bagi si penerima

layanan tersebut dan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dituntut untuk selalu

disempurnakan dan ditingkatkan kualitasnya pada masa yang akan datang.

Sebuah pelayanan dapat dicapai dengan baik jika ada suatu upaya serius memperbaiki

pelayanan yang selama ini diterapkan. Cara-cara pelayanan yang baik dapat dilakukan

oleh perusahaan sehingga perusahaan benar-benar mampu menjadi pemenang

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah peranan PT Arindo Jaya Mandiri dalam proses penanganan pembatalan dokumen PEB adalah sebagai freight forwarder yang mewakili eksportir dalam

Denaya dan Rianti, dua orang yang bisa dikatakan selalu menggunakan logika, seperti mayoritas mahasiswa kedokteran yang biasa berpikir secara logis, terpaksa harus menerima

Dalam pembahasan masalah ini yang akan dibahas adalah mengenai cara pembuatan dari mulai menentukan struktur navigasi, membuat peta navigasi, membuat desain antarmuka,

Dengan menjalankan prinsip Master Cheng Yen yaitu melepaskan penderitaan, relawan Tzu Chi membantu keluarga Nenek Cun Nyoh, mulai dari bantuan biaya hidup hingga membangun

Daris Deskrispsi hasil penelitian di atas telah diperoleh gambaran tentang penyelenggaraan pelayanan publik oleh pemerintah Kecamatan Bone dilihat dari sebanyak 14

Rata-rata prestasi kognitif siswa dengan kemampuan memori tinggi dan rendah berturut-turut adalah 83,00 dan 79,17, akan tetapi tidak terdapat pengaruh kemampuan

Maka untuk meningkatkan keamanan penyimpanan data, otomatisasi penghitungan nilai test, serta kemudahan pemberian informasi penerimaan siswa baru diperlukan sebuah aplikasi

karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ Penggunaan gadget dengan perkembangan interaksi sosial anak usia pra sekolah berbasis