KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
TAHUN 2005-2007
SKRIPSI
Oleh :
NERRIDA S. SARUMPAET NIM. 041000078
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
TAHUN 2005-2007
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
NERRIDA S. SARUMPAET NIM. 041000078
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul
KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
TAHUN 2005-2007
Yang telah dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
NERRIDA S. SARUMPAET NIM : 041000078
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 11 Maret 2009 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
drh. Rasmaliah, M.Kes dr. Achsan Harahap, MPH
NIP. 390009523 NIP. 130318031
Penguji II Penguji III
Drs. Jemadi M.Kes drh. Hiswani, M.Kes
NIP. 131996168 NIP. 132084988
Medan, Maret 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan
ABSTRAK
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian dibeberapa negara termasuk di Indonesia. WHO melaporkan pada tahun 2001 Proportional Mortality Rate akibat PJK adalah sebesar 12,7%. Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 menunjukkan sebab utama kematian penduduk Indonesia adalah penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar 26,4%.
Untuk mengetahui karakteristik penderita Penyakit Jantung Koroner yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2007, dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series dilanjutkan dengan analisa statistik. Populasi adalah penderita PJK yang dirawat inap tahun 2005-2007 yaitu sebanyak 806 data, dengan sampel 267 data (sampel pertahun diambil secara proporsional). Teknik pengambilan sampel secara Simple Random Sampling dengan menggunakan tabel angka acak.
Proporsi terbesar penderita PJK adalah kelompok umur > 55 tahun 49,1%, laki-laki 66,7%, Batak 65,2%, Islam 55,4%, pendidikan SD 15%, pekerjaan wiraswasta 21,3%, kawin 84,2%, daerah asal luar Medan 51,7%, sumber biaya Askeskin 51,3%, keluhan utama nyeri dada 69,3%, faktor risiko hipertensi 67,4%, obat-obatan 86,9%, lama rawatan rata-rata 5,99 hari, pulang berobat jalan 84,6% dan CFR 6,4%. Hasil uji Chi-Square diperoleh ada perbedaan yang bermakna umur berdasarkan jenis kelamin (p=0,009). Hasil uji Anova diperoleh tidak ada perbedaan yang bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan umur (p = 0,733), lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya (p = 0,213), lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p = 0,348). Hasil uji t diperoleh tidak ada perbedaan yang bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan pengobatan (p =0,347).
Kepada pihak RSUP H. Adam Malik Medan agar memberikan informasi kepada pasien PJK tentang faktor risiko PJK, menyarankan medical cek up, dan masuk anggota klub jantung sehat, sehingga bisa memperbaiki keadaan penderita setelah pulang dari rumah sakit. Pihak rumah sakit sebaiknya melengkapi pencatatan rekam medik seperti pendidikan dan pekerjaan penderita PJK.
ABSTRACT
Coronary Heart Disease (CHD) is the main causes for mortality in some countries including Indonesia. WHO reported that in 2001 Proportional Mortality Rate from CHD 12,7%. The Survey of National Health in 2001 showed that the main causes for mortality in Indonesia is heart disease and blood 26,4%.
To know the characteristics of the patients which are hospitalized at RSUP H. Adam Malik Medan from year of 2005 – 2007, descriptive study has been done by using case series design and continued with the statistical analysis. Population are in patients of CHD from years of 2005-2007 as much as 806 data with the sample 267 data (the sample is annually taken with proportional). The technique in sampling taken is simple random sampling using random figure table.
The highest Proportion of patients of CHD at age group > 55 year 49,1%, male 66,7%, Batak 65,2%, Moslem 55,4%, Elementary school 15%, entrepreneurs 21,3%, married 84,2%, outside Medan 51,7%, covered by Askeskin 51,3%, chest pain 69,3%, hypertension risk factor 67,4% medicine 86,9%, average length of stay 5,99 day, discharged and becoming out patient 84,6% and CFR 6,4%. Chi-square test shows that there is significant difference age with sex (p = 0,009). Anova test shows that there is no significant difference average length of stay wich age (p = 0,733), average length of stay with cost (p = 0,213), average length of stay with discharged and becoming out patient (p =0,348). t-test shows that there is no significant difference average length of stay with treatment (p = 0,347).
To the RSUP H. Adam Malik Medan is encouraged to give information for the patient about risk factor, encouraged to have medical check-up and entering into health club, in order to improve the condition after going home for the hospital. The hospital fill in the medical record completely including education and job of patients.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nerrida Sulastrina Sarumpaet
Tempat / Tanggal Lahir : Padang Siandomang / 12 Mei 1984
Jenis Kelamin : Perempuan
Jumlah Bersaudara : 7 orang Status Perkawinan : Belum Kawin
Alamat Rumah : Jl. Jamin Ginting Gg. Jati No. 2 Medan
RIWAYAT PENDIDIKAN :
1. 1990-1996 : SD Negeri 173231Padang Siandomang 2. 1996-1999 : SMP Negeri 2 Garoga
3. 1999-2002 : SMA HKBP 2 Tarutung
KATA PENGANTAR
Segala puji, syukur, dan hormat hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan kasih, berkat, dan AnugerahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2007, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada orangtua tercinta“Ayahanda Gr. O. Sarumpaet dan Ibunda TR. Simatupang” yang telah setia membesarkan penulis dengan penuh kasih, membimbing, berkorban materi maupun moril, dan selalu memberi dorongan bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu drh. Rasmaliah, M. Kes, dan Bapak dr. Achsan Harahap, MPH selaku dosen pembimbing serta kepada Bapak Drs. Jemadi, M.Kes dan Ibu drh. Hiswani, M.Kes, selaku dosen pembanding skripsi, yang telah banyak memberi ilmu, kritik maupun saran sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas sumatera Utara.
4. Bapak Direktur RSUP H. Adam Malik Medan beserta staf Litbang, dan Rekam Medis yang telah membantu penulis selama penelitian.
5. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas sumatera Utara.
6. Kak Nirawati sekeluarga, Kak Risda sekeluarga, Abang Adi sekeluarga, Adik Yersin, Adik Sandra, dan Adik Bill tersayang yang selalu memberi semangat, motivasi serta perhatian dengan penuh kasih sayang dan doa yang tulus kepada penulis.
7. Bou, Kak Arta, Kak Helen, Bang Jo, Bang Bogi, Koko dan seluruh keluarga besar penulis yang telah memberi bantuan materi, moril, perhatian, dukungan doa dan semangat bagi penulis.
8. Sahabat- sahabatku tersayang : Imelda, Desny, Lastiar, Susi, Diessy yang senantiasa menemani dalam doa dan memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini dan terima kasih atas hari-hari yang kita lalui bersama.
9. Teman-temanku : Nove, Dameq, Gifi, Rika, Zaro, Pida, Anie, Henny, Iwan, Frengki, Bang Ginting, Bang Vian, Bang Budi, Kak Mey, Kak Meirta, Kak Imelda, Ezra, Dori dan seluruh rekan mahasiswa peminatan Epidemiologi yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas perhatian dan kebersamaannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa menyertai kita semua. Amin. Medan, Maret 2009
Penulis
BAB 4 METODE PENELITIAN... 34 BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 37
5.9.4 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis... 53
5.9.5 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 54
6.8.5 Lama rawatan Rata-rata Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang ... 78
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan... 79 7.2 Saran... 80
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Lampiran 1 : Random Number Table Lampiran 2 : Master Data Penderita PJK Lampiran 3 : Hasil Pengolahan Statistik
Lampiran 4 : Master Data Penderita PJK yang Meninggal Lampiran 5 : Surat Izin Melakukan Penelitian dari FKM USU
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Derajat Tekanan Darah
Sistolik dan Tekanan Darah Diastolik ... 21 Tabel 4.1 Perhitungan Jumlah Sampel dari Populasi Penderita PJK
Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Setiap
Tahunnya pada Tahun 2005-2007... 36 Tabel 5.1 Distribusi Proporsi Penderita PJK Berdasarkan
Sosiodemografi yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2005-2007 ... 38 Tabel 5.2 Distribusi Proporsi Penderita PJK Berdasarkan Sumber
Biaya yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan
Tahun 2005-2007 ... 41 Tabel 5.3 Distribusi Proporsi Penderita PJK Berdasarkan Keluhan
Utama yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan
Tahun 2005-2007 ... 41 Tabel 5.4 Distribusi Proporsi Penderita PJK Berdasarkan Gabungan
Keluhan yang Sama yang Rawat Inap di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2005-2007 ... 42 Tabel 5.5 Distribusi Proporsi Penderita PJK Berdasarkan Faktor
Risiko yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan
Tahun 2005-2007 ... 43 Tabel 5.6 Distribusi Proporsi Penderita PJK Berdasarkan Gabungan
Faktor Risiko yang Sama yang Rawat Inap di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2005-2007... 44 Tabel 5.7 Distribusi Proporsi Penderita PJK Berdasarkan
Penatalaksanaan Medis yang Rawat Inap di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2005-2007 ... 45 Tabel 5.8 Distribusi Proporsi Penderita PJK Berdasarkan Lama
Rawatan Rata- rata yang Rawat Inap Di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2005-2007 ... 45 Tabel 5.9 Distribusi Proporsi Penderita PJK Berdasarkan Keadaan
Sewaktu Pulang yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik
Tabel 5.10 Distribusi Proporsi Umur Penderita PJK yang Meninggal Berdasarkan Karakteristik Penderita PJK yang Rawat Inap
di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2007... 47 Tabel 5.11 Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Kelamin
Penderita PJK yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2005-2007 ... 49 Tabel 5.12 Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan
Umur Penderita PJK yang Rawat Inap di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2005-2007 ... 50 Tabel 5.13 Distribusi Proporsi Faktor Risiko Berdasarkan Umur
Penderita PJK yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2005-2007 ... 51 Tabel 5.14 Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan
Sumber Biaya Penderita PJK yang Rawat Inap di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2005-2007... 52 Tabel 5.15 Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan
Penatalaksanaan Medis Penderita PJK yang Rawat Inap di
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2007... 53 Tabel 5.16 Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang Penderita PJK yang Rawat Inap
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Jantung Manusia... 11 Gambar 6.1 Diagram Pie Proporsi Penderita PJK yang di Rawat Inap
Berdasarkan Umur di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2005-2007 ... 55
Gambar 6.2 Diagram Pie Proporsi Penderita PJK yang di Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan
Tahun 2005-2007 ... 56 Gambar 6.3 Diagram Pie Proporsi Penderita PJK yang di Rawat Inap
Berdasarkan Suku di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2005-2007 ... 58 Gambar 6.4 Diagram Pie Proporsi Penderita PJK yang di Rawat Inap
Berdasarkan Agama di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2005-2007 ... 59 Gambar 6.5 Diagram Pie Proporsi Penderita PJK yang di Rawat Inap
Berdasarkan Pendidikan di RSUP H. Adam Malik Medan
Tahun 2005-2007 ... 60 Gambar 6.6 Diagram Pie Proporsi Penderita PJK yang di Rawat Inap
Berdasarkan Pendidikan yang Tercatat di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2005-2007 ... 61 Gambar 6.7 Diagram Pie Proporsi Penderita PJK yang di Rawat Inap
Berdasarkan Pekerjaan di RSUP H. Adam Malik Medan
Tahun 2005-2007 ... 62 Gambar 6.8 Diagram Pie Proporsi Penderita PJK yang di Rawat Inap
Berdasarkan Pekerjaan yang tercatat di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2005-2007 ... 63 Gambar 6.9 Diagram Pie Proporsi Penderita PJK yang di Rawat Inap
Berdasarkan Status Perkawinan di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2005-2007 ... 64 Gambar 6.10 Diagram Pie Proporsi Penderita PJK yang di Rawat Inap
Berdasarkan Daerah Asal di RSUP H. Adam Malik Medan
Gambar 6.11 Diagram Pie Proporsi Penderita PJK yang di Rawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSUP H. Adam Malik Medan
Tahun 2005-2007 ... 66 Gambar 6.12 Diagram Bar Proporsi Penderita PJK yang di Rawat Inap
Berdasarkan Keluhan Utama di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2005-2007 ... 67 Gambar 6.13 Diagram Bar Proporsi Penderita PJK yang di Rawat Inap
Berdasarkan Faktor Risiko di RSUP H. Adam Malik Medan
Tahun 2005-2007 ... 68 Gambar 6.14 Diagram Pie Proporsi Penderita PJK yang di Rawat Inap
Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2005-2007 ... 70 Gambar 6.15 Diagram Pie Proporsi Penderita PJK yang di Rawat Inap
Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2005-2007 ... 72 Gambar 6.16 Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada Penderita PJK yang di Rawat Inap di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2005-2007 ... 74 Gambar 6.17 Diagram Bar Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan
Umur Pada Penderita PJK yang di Rawat Inap di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2005-2007... 75 Gambar 6.18 Diagram Bar Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan
Sumber Biaya Pada Penderita PJK yang di Rawat Inap di
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2007... 76 Gambar 6.19 Diagram Bar Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan
Penatalaksanaan Medis Pada Penderita PJK yang di Rawat
Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2007... 77 Gambar 6.20 Diagram Bar Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang Pada Penderita PJK yang di Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia saat ini sedang mengalami beban ganda dalam menghadapi masalah penyakit. Disatu sisi penyakit-penyakit menular (communicable disease) masih menjadi masalah kesehatan dan disisi lain penyakit tidak menular (non communicable disease) yang merupakan penyakit degeneratif semakin meningkat.1 Hal ini seiring dengan terjadinya transisi epidemiologi yaitu adanya kecenderungan perubahan pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular.2
Perubahan pola struktur masyarakat dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menuju negara industri telah membawa perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat seperti pola konsumsi makanan dan berkurangnya aktivitas fisik. Perubahan tersebut telah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK), Stroke, Hipertensi, dan Kanker.2
Penyakit Jantung Koroner merupakan salah satu bentuk dari penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung dan pembuluh darah) yang menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia.2
Menurut laporan WHO 2001, jumlah penderita penyakit kardiovaskuler tahun 2000 mencapai 151 juta dan mengakibatkan 16,7 juta kematian (Case Fatality Rate
akibat kardiovaskuler sebesar 11,06%), dengan rincian penderita PJK 55,7 juta (36,9%), stroke 45,7 juta (30,3%), radang jantung 6,6 juta (4,4%), penyakit jantung rematik 6,5 juta (4,3%), penyakit jantung lainnya 36,5 juta (24,1%), dan kematian akibat PJK 6,9 juta (41,3%), akibat stroke 5,1 juta (30,5%), akibat radang jantung 400 ribu (2,4%), akibat penyakit jantung rematik 300 ribu (1,8%), penyakit jantung lainnya 4 juta (24%). Ini berarti Case Fatality Rate akibat Penyakit Jantung Koroner sebesar 12,38%.3
Menurut laporan WHO (2002), pada tahun 2001 jumlah penderita PJK mencapai 58,7 juta, yaitu 4% dari seluruh kesakitan di dunia dan menyebabkan 7,1 juta kematian (Case Fatality Rate akibat PJK sebesar 12,09%). Proporsi kematian akibat PJK, 4,6% di Afrika, 13,5% di Amerika, 7,3% di Timur Tengah, 33,7% di Eropa, 27,5% di Asia tenggara, dan 13,4% di Asia Pasifik.4
Di Inggris penyakit kardiovaskuler menyebabkan kematian satu dari dua penduduk dalam populasi (50% kematian akibat penyakit kardiovaskuler), dan menyebabkan hampir 250 ribu kematian pada tahun 1998 dengan proporsi 22,2% diantaranya karena PJK. Satu dari empat laki-laki dan satu dari lima perempuan meninggal karena Penyakit Jantung Koroner.6
Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Utara tahun 2004 yang mengutip hasil SKRT 1992, SKRT 1995, dan SURKESNAS 2001 diketahui bahwa dari 10 penyakit utama penyebab kematian, penyakit kardiovaskuler berada pada peringkat pertama dengan proporsi pada tahun 1992 sebesar 16%, tahun 1995 sebesar 18,9% dan tahun 2001 menjadi 26,4%.7
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2005 diketahui dari 10 penyakit utama penyebab kematian di rumah sakit di Indonesia tahun 2005 Penyakit Jantung Koroner berada pada peringkat ke 5 dengan proporsi sebesar 2,67% dari seluruh kematian di rumah sakit.8
Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Utara, pada tahun 2000 dilaporkan bahwa pola penyakit pasien rawat inap pada kelompok umur 60 tahun di seluruh rumah sakit di propinsi Sumatera Utara, penderita Penyakit Jantung Koroner berada pada urutan ke 3 dengan proporsi sebesar 2,66% dan pola kematian berada pada urutan ke 7 dengan proporsi kematian sebesar 2,39%.9
54,6%, dan pada tahun 2004 sebesar 56,16% dari seluruh penderita penyakit jantung yang dirawat inap. Hasil penelitian Ahmad Irfan di Rumah Sakit Martha Friska Medan terdapat 148 penderita PJK rawat inap selama tahun 2004.10,11
Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan pada survei pendahuluan tercatat penderita PJK yang dirawat inap pada tahun 2005-2007 sebanyak 806 data. Dengan rincian pada tahun 2005 proporsi sebesar 1,78% dari seluruh penderita rawat inap (134 data), tahun 2006 proporsi sebesar 2,22% dari seluruh penderita rawat inap (219 data), dan tahun 2007 proporsi sebesar 3,49% dari seluruh penderita rawat inap (453 data). Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita Penyakit Jantung Koroner yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2007.
1.2 Perumusan Masalah
Belum diketahuinya karakteristik penderita Penyakit Jantung Koroner yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2007.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Penyakit Jantung Koroner berdasarkan sosiodemografi yaitu umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan daerah asal.
b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Penyakit Jantung Koroner berdasarkan sumber biaya.
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Penyakit Jantung Koroner berdasarkan keluhan utama.
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Penyakit Jantung Koroner berdasarkan faktor risiko.
e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Penyakit Jantung Koroner berdasarkan penatalaksanaan medis.
f. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita Penyakit Jantung Koroner.
g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Penyakit Jantung Koroner berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur berdasarkan jenis kelamin. i. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan umur. j. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber
biaya.
l. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUP H. Adam Malik Medan dalam mengelola perawatan dan pelayanan kesehatan yang lebih baik terhadap penderita Penyakit Jantung Koroner.
1.4.2 Sebagai sarana penambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang PJK dan sebagai salah satu prasyarat menyelesaikan studi di FKM USU Medan. 1.4.3 Sebagai bahan informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Penyakit Jantung Koroner
Penyakit Jantung Koroner adalah penyakit jantung akibat penyempitan atau penyumbatan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri. Dalam kondisi lebih parah kemampuan jantung dalam memompa darah dapat hilang.12
Menurut WHO, Penyakit Jantung Koroner adalah gangguan pada miokardium karena ketidakseimbangan antara aliran darah koroner dengan kebutuhan oksigen miokardium sebagai akibat adanya perubahan pada sirkulasi koroner yang dapat bersifat akut (mendadak) maupun kronis (menahun).13
2.2 Anatomi Jantung
Ukuran dan berat jantung tergantung pada umur, jenis kelamin, tinggi badan, lemak epikardium dan nutrisi seseorang. Anatomi jantung dapat dibagi dalam dua kategori yaitu anatomi luar dan anatomi dalam.15
2.2.1 Anatomi Luar15
a. Perikardium
Perikardium merupakan jaringan ikat tebal yang berfungsi sebagai pembungkus jantung.
b. Kerangka jantung
Kerangka jantung terdiri dari jaringan ikat yang tersusun dengan kompak pada bagian tengah jantung yang merupakan tempat pijakan atau landasan ventrikel, atrium, dan katup-katup jantung.
2.2.2 Anatomi Dalam15
Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu atrium kanan dan atrium kiri, serta ventrikel kanan dan kiri.
a. Atrium kanan
Atrium kanan terletak agak kedepan. Darah vena mengalir kedalam jantung melalui vena kava suferior dan inferior masuk kedalam atrium kanan, yang tertampung selama fase sistol ventrikel. Kemudian selama fase diastol, darah atrium kanan akan mengalir kedalam ventrikel kanan melalui katup trikuspid. Tebal rata-rata dinding atrium kanan adalah 2 mm.
b. Ventrikel kanan
Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, berdinding tipis dengan tebal 4-5 mm.
c. Atrium kiri
Atrium kiri menerima darah dari empat vena pulmonal yang berasal dari paru-paru. Letak atrium kiri adalah di postero-superior dari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus dada tidak tampak. Tebal dindingnya 3 mm, sedikit lebih tebal dari dinding atrium kanan.
d. Ventrikel kiri
Ventrikel kiri berbentuk lonjong. Tebal dinding ventrikel kiri adalah 2-3 kali lipat dinding ventrikel kanan sehingga menempati 75% massa otot jantung seluruhnya. Tebal dinding ventrikel kiri saat diastol adalah 8-12 mm.
e. Katup jantung
Antara atrium, ventrikel, dan pembuluh darah besar yang keluar dari jantung terdapat katup-katup jantung untuk memungkinkan darah mengalir dalam satu arah. Katup jantung terdiri dari :
1. Katup mitral/bikuspid : katup yang menghubungkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri
2. Katup trikuspid : katup yang menghubungkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan.
4. Katup seminularis aorta : katup yang mengatur aliran darah keluar jantung dari ventrikel kiri, sebagai saluran pembuluh darah yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
f. Persarafan jantung
Jantung dipersarafi oleh sistem otonom yaitu saraf simpatis dan parasimpatis. g. Perdarahan jantung
1. Arteri
Perdarahan otot jantung berasal dari aorta melalui dua pembuluh koroner utama yaitu arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri.
2. Vena
Aliran darah balik dari otot jantung dan sekitarnya melalui vena koroner yang berjalan berdampingan dengan arteri koroner.
3. Perdarahan limfe
Gambar 2.1 Anatomi Jantung Manusia
Sumber: A sketch of the heart.[adapted from FH Martini, Fundamentals of Anatomy & Physiology (3rd Edition)] 16
2.3 Fisiologi Jantung
2.3.1 Proses Memompa darah
oksigen dan kaya dengan zat gizi ke berbagai macam organ dalam tubuh melalui arteri.
Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui katup aorta dan masuk ke dalam aorta. Setelah melewati berbagai macam organ, darah kembali ke atrium kanan melalui pipa-pipa berdinding tipis yang disebut urat darah halus (vein). Kandungan oksigen (O2) dalam darah yang kembali ke atrium kanan lebih rendah daripada
pompa jantung kiri karena sebagian besar oksigen telah digunakan oleh berbagai organ tubuh. Sebaliknya kandungan karbon dioksida (CO2) lebih tinggi.
Atrium kanan mendorong darah ke ventrikel kanan melalui katup trikuspid. Darah yang tidak mengandung banyak oksigen kemudian masuk ke arteri pulmonal melalui katup pulmonal dan masuk ke dalam paru-paru untuk menerima O2 dan
membuang CO2. Proses ini bisa terjadi karena darah dialirkan melalui
pembuluh-pembuluh darah berdinding yang sangat tipis disebut kapiler, yang membentuk suatu jaringan yang mengelilingi kantong udara untuk mempermudah pertukaran gas. Darah yang kaya dengan oksigen masuk kembali ke dalam jantung pada atrium kiri melalui pembuluh darah pulmonal. Kemudian darah masuk ke dalam ventrikel kiri melalui katup mitral dan siklus peredaran darah tersebut terus berjalan.17
tubuh membutuhkan zat-zat makanan dan oksigen yang lebih banyak melalui peredaran darah yang infestasinya juga meningkat.14
2.3.2 Sistem Peredaran Darah Dalam Tubuh Manusia14
Secara garis besar sistem peredaran darah tubuh manusia terdiri dari tiga sistem aliran darah, yaitu:
a. Sistem Peredaran Darah Kecil
Dari ventrikel jantung kanan, darah mengalir ke paru-paru melalui katup pulmonal untuk mengambil oksigen dan melepaskan karbon dioksida kemudian masuk ke atrium kiri. Sistem peredaran darah kecil ini berfungsi membersihkan darah yang setelah beredar ke seluruh tubuh memasuki atrium jantung kanan dengan kadar oksigen yang rendah antara 60-70% serta kadar karbon dioksida yang tinggi antara 30-40%. Setelah beredar melalui kedua paru-paru, kadar zat oksigen meningkat kira-kira 96% serta karbon dioksida menurun.
Proses pembersihan gas dalam jaringan paru-paru berlangsung khususnya dalam gelembung-gelembung paru-paru yang halus dan berdinding sangat tipis dimana gas oksigen dari udara diserap oleh komponen sel darah merah. Adapun gas CO2 dikeluarkan sebagian melalui udara pernafasan.
Dengan demikian darah yang memasuki atrium kanan disebut darah kotor kurang oksigen, sedangkan darah yang memasuki atrium kiri disebut sebagai darah bersih kaya oksigen.
b. Sistem Peredaran Darah Besar
oksigen serta bahan makanan yang diperlukan oleh seluruh sel-sel dari alat-alat tubuh. Darah ini dipompakan keluar dari ventrikel kiri melewati katup aorta serta memasuki pembuluh nadi utama, selanjutnya melalui cabang-cabang pembuluh ini darah disalurkan ke seluruh bagian tubuh.
c. Sistem Peredaran Darah Koroner
Sistem peredaran darah koroner terpisah dari sistem peredaran darah kecil maupun sistem peredaran darah besar. Artinya khusus untuk menyuplai darah ke otot jantung, yaitu melalui pembuluh koroner dan kembali melalui pembuluh balik yang kemudian menyatu serta bermuara langsung kedalam ventrikel kanan.
Melalui sistem peredaran darah koroner ini, otot jantung mendapatkan oksigen, nutrisi, serta zat-zat lain agar dapat menggerakkan jantung sesuai dengan fungsinya. Dari sini terlihat bahwa bila pembuluh arteri koroner terganggu, misalnya ada plak (kolesteroel, lemak, kalsium, dan lain-lain) aliran darah ke otot jantung berkurang sehingga jantung tidak dapat bekerja secara normal.
2.4 Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner
Otot jantung diberi oksigen dan nutrisi yang diangkut oleh darah melalui arteri-arteri koroner utama yang bercabang menjadi sebuah jaringan pembuluh lebih kecil yang efisien.14Gangguan pada arteri menyebabkan terjadinya Penyakit Jantung Koroner. Penyakit ini berkaitan dengan gangguan suplai darah pada otot jantung sehingga jantung akan mengalami kekurangan darah dengan segala manifestasinya.2
berkaitan dengan atherosclerosis yaitu terjadi kekakuan dan penyempitan lubang pembuluh darah yang akan menyebabkan gangguan atau kekurangan suplai darah untuk otot jantung.Gambaran klinik adanya Penyakit Jantung Koroner dapat berupa angina pektoris, infark miokardium, payah jantung (ischemic heart disease), dan mati mendadak (Sudden death).2
2.4.1 Angina Pektoris
Angina pektoris adalah gejala yang terjadi bila otot jantung tidak menerima pasokan darah yang cukup. Angina bisa menyebabkan penderita merasa nyeri dada, rasa tidak nyaman atau dada terasa sesak. Seringkali kondisi tersebut disertai dengan keringat, sesak napas atau pusing.17 Angina merupakan sebuah tanda atau peringatan bahwa terdapat penyempitan urat nadi koroner yang mengakibatkan suplai darah tidak cukup ke otot jantung.14
Angina pektoris meliputi : a. Angina pektoris stabil
Nyeri dada timbul saat melakukan aktivitas biasanya berlangsung singkat (1-5 menit) dan rasa nyeri hilang bila penderita istirahat. Selain aktivitas fisik, nyeri dada dapat dipropokasi oleh stres, emosi, anemia, udara dingin.6,18
b. Angina pektoris tidak stabil
Sakit dada yang tiba-tiba terasa. Sering timbul waktu istirahat atau terjadi lebih berat secara mendadak.14
2.4.2 Infark Miokardium
miokardium umumnya disebabkan oleh penyumbatan arteri coroner secara tiba-tiba yaitu karena pecahnya plak lemak atherosklerosis pada arteri koroner 14,19
Infark miokardium sering didahului oleh keluhan dada terasa tidak enak (chest discomfort). Intensitas nyeri dada biasanya bervariasi, seringkali sangat berat bahkan banyak penderita tidak dapat menahan rasa nyeri tersebut. Nyeri dada biasanya berlangsung lebih dari 30 menit bahkan sampai berjam-jam, kualitas nyerinya sering dirasakan seperti tertekan, diremas-remas, tercekik, berat, tajam, ataupun seperti terbakar.18,19
2.4.3 Payah Jantung (Ischemic Heart Disease)
Pada prinsipnya iskemik yang terjadi pada Penyakit Jantung Koroner disebabkan oleh karena terjadinya gangguan keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokardium. Dengan adanya atherosclerosis maka aliran darah koroner akan berkurang, terutama pada saat kebutuhan meningkat (saat aktivitas) sehingga terjadilah payah jantung.18
2.4.4 Mati Mendadak (Sudden Cardiac Death)
Pada peristiwa ini jantung mendadak berhenti yang sering disebut sebagai
cardiac arrest. Penyebab yang paling sering adalah karena detak jantung terlalu cepat atau iramanya tidak teratur yang disebabkan oleh kerusakan pada sistem listrik jantung. Peristiwa seperti ini dapat ditolong bila pasien mendapat pertolongan dalam beberapa menit.14
setelah keluhan. Proses ini dimulai dengan trombosis pembuluh darah koroner yang disusul dengan nekrosis yang disertai aritmia ventrikel.2
2.5 Epidemiologi Penyakit Jantung Koroner
2.5.1 Distribusi dan Frekuensi Penyakit Jantung Koroner
a. Menurut Orang
WHO melaporkan bahwa pada tahun 2000 proporsi beban penyakit di dunia akibat PJK adalah 3,8% terdiri atas 4,2% penderita pria dan 3,4 % penderita wanita dengan proporsi kematian akibat PJK adalah 12,4% terdiri atas 12,2% kematian pria dan 12,6% kematian wanita.3
Berdasarkan penelitian Pittaraman Damanik di RSUP H. Adam Malik tahun 2000-2004 penderita Penyakit Jantung Koroner paling banyak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki yaitu 144 orang (62,6%) dan jenis perempuan 86 orang (37,4%).20
b. Menurut Tempat
Penyakit Jantung Koroner lebih banyak terjadi pada negara maju dibandingkan negara sedang berkembang dan lebih banyak ditemukan di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan.2
12,6% dari seluruh kematian di dunia. Jumlah Kematian di Afrika 400 ribu (5,6%), di Amerika 900 ribu (12,5%), di Asia Tenggara 2 juta (27,8%), di Eropa 2,4 juta (33,3%) di Timur Tengah 500 ribu (6,9%) dan di Asia Pasifik 1 juta (13,9%).21
Di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan laporan dari rumah sakit dan puskesmas tahun 2005, kasus tertinggi PJK adalah di kota Semarang yaitu sebesar 19,54% (1.487 orang) dibanding dengan jumlah keseluruhan kasus PJK di kabupaten/kota lain di Jawa Tengah. Kasus tertinggi kedua adalah di Kabupaten Sragen yaitu sebesar 16,53% (1.165 orang). Kasus paling sedikit dijumpai di Kabupaten Pemalang yaitu sebesar 0,11% (20 orang).22
c. Berdasarkan Waktu
Epidemi PJK dimulai pada abad 17 di Amerika Utara, Eropa, dan Australia. Angka kematian tertinggi ditemukan di Finlandia, Skotlandia, dan Irlandia. Pada tahun 1998 di Inggris penyakit kardiovaskuler menyebabkan 250 ribu kematian, dimana 22,2% diantaranya karena PJK yang terdiri atas 25% kematian pria dan 20% kematian wanita.6
Dinegara berkembang termasuk Indonesia pada mulanya PJK menyerang masyarakat golongan sosial ekonomi tinggi, namun saat ini telah merambat kepada golongan sosial ekonomi menengah ke bawah.2
2.5.2 Determinan Penyakit Jantung Koroner
faktor risiko Penyakit Jantung Koroner bekerja saling berinteraksi dalam memperberat kondisi penyakit.2,12
Secara garis besar faktor risiko Penyakit Jantung Koroner dapat dibagi menjadi faktor risiko yang dapat diubah (modifiable) dan faktor risiko yang tidak dapat diubah (nonmodifiable). Faktor risiko yang dapat diubah meliputi: hiperkolesterolemia, hipertensi, merokok dan obesitas, diabetes mellitus, kurang aktivitas fisik, stres, dan faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi: keturunan, jenis kelamin, dan usia.2
a. Faktor Risiko Yang dapat Diubah (modifiable).
1. Hiperkolesterolemia
Kenaikan kadar kolesterol berbanding lurus dengan peningkatan terjadinya serangan Penyakit Jantung Koroner. Peningkatan LDL (Low Density Lipoprotein) dan penurunan HDL (High Density Lipoprotein) merupakan faktor risiko yang penting pada Penyakit Jantung Koroner. Setiap penurunan 4 mmHg HDL akan meningkatkan risiko PJK sekitar 10%.1
Masukan kolesterol merupakan faktor terpenting yang menentukan kadar kolesterol dalam darah. Lemak yang bersifat aterogenik (meningkatkan kadar kolesterol) yaitu kolesterol total, LDL, dan trigliserida. Sedangkan HDL bersifat antiaterogenik. LDL disebut juga kolesterol jahat karena LDL yang tinggi menyebabkan mengendapnya kolesterol dalam arteri 14
semakin tinggi HDL maka semakin baik terlindung seseorang dari risiko penyakit jantung koroner. Batasan kolesterol yang dianjurkan adalah :
- Kadar kolesterol total : < 200 mmHg - Kadar kolesterol HDL : > 45 mmHg - Kadar kolesterol LDL : < 130 mmHg - Kadar trigliserida : < 200 mmHg
- Rasio total kolesterol terhadap HDL pada laki-laki <4,5 mg/dl dan pada perempuan < 4 mg/dl. 14
2. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan secara abnormal dan terus menerus tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal.23 Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama untuk terjadinya Penyakit Jantung Koroner. Hipertensi dijumpai pada seseorang bila Tekanan Darah Diastolik (TDD) sama dengan atau diatas 90 mmHg dan Tekanan Darah Sistolik (TDS) sama dengan atau diatas 140 mmHg.1
Menurut Joint National Commite on Prevention Detection, Evaluation, and Treatment of High Pressure 7 (JNC-7) tahun 2003, hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tekanan darah penderita seperti pada tabel berikut ini.24
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Derajat Tekanan Darah Sistolik dan Tekanan Darah Diastolik
No JNC 6 (1999) SBP/DBP JNC 7 (2003)
1 Optimal < 120 / 80 Normal
2 Normal 120-129 / 80-84
3 Borderline 130-139 / 85-89
Prehypertension
4 Hypertension ≥ 140 / 90 Hypertension
5 Stage 1 140-159 / 90-99 Stage 1
6 Stage 2 160-179 / 100-109
7 Stage 3 ≥ 180 / 110
Stage 2
Sumber: The Joint National Commite on Prevention Detection, and treatment Of High Pressure-6 (JNC-6,1999) dan The Joint Comitte on Detection and Treatment Of High Pressure- 7 (JNC- 7, 2003)
3. Merokok
Zat-zat racun dalam rokok yang masuk ke peredaran darah akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Racun nikotin dari rokok akan menyebabkan darah menjadi kental sehingga mendorong percepatan pembekuan darah. Platelet dan fibrinogen meningkat sehingga sewaktu-waktu menyebabkan terjadi trombosis pada pembuluh koroner yang sudah menyempit. Selain itu rokok dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL).1
4. Obesitas
Obesitas adalah keadaan berat badan lebih. Obesitas dapat meningkatkan beban jantung, ini berhubungan dengan Penyakit Jantung Koroner terutama karena pengaruhnya pada tekanan darah, kadar kolesterol darah dan juga diabetes. Seseorang yang mengalami kegemukan kemungkinan menjadi penderita Penyakit Jantung Koroner 2 kali lipat daripada seseorang yang memiliki berat badan normal.12
5. Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi normal. Menurut American Diabetes Association (ADA 1997) kadar glukosa normal darah vena pada waktu puasa tidak melebihi 126 mg/dl dan pada 2 jam sesudah minum glukosa oral 75 gram tidak melebihi 200 mg/dl.26
Diabetes mellitus memperburuk prognosis Penyakit Jantung Koroner. Angka kematian karena PJK meningkat 40-70% pada penderita diabetes. Penderita diabetes wanita memiliki risiko terkena Penyakit Jantung Koroner 3-7 kali dibandingkan dengan wanita yang tidak menderita diabetes. Pada penderita diabetes tipe 2 (tidak tergantung pada insulin) peningkatan risiko PJK berkaitan erat dengan kelainan lipoprotein yaitu rendahnya HDL dan peningkatan trigliserida. Oleh karena itu kontrol gula darah melalui obat, diet, dan olah raga dapat membantu menekan risiko terkena Penyakit Jantung Koroner pada penderita diabetes.1
6. Kurang Aktivitas Fisik
fisik memperbaiki metabolisme glukosa, mengurangi lemak tubuh, dan menurunkan tekanan darah.1
7. Stres
Stres adalah suatu keadaan mental yang tampak sebagai kegelisahan, kekhawatiran, tensi tinggi, keasyikan yang abnormal dengan suatu dorongan atau sebab dari lingkungan yang tidak menyenangkan. Stres dapat memicu pengeluaran hormon adrenalin dan katekolamin yang tinggi yang dapat berakibat mempercepat kekejangan arteri koroner, sehingga suplai darah ke otot jantung terganggu.14
Stres dan kecemasan mempengaruhi fungsi biologis tubuh pada saat stres peningkatan respons saraf simpatik memicu peningkatan tekanan darah dan terkadang disertai dengan kadar kolesterol darah. Orang yang mudah stres akan lebih berisiko terkena PJK dibandingkan dengan seseorang yang tidak mudah mengalami stres. Dalam Norwegian Study, pemeriksaan kolesterol pada sembilan orang mahasiswi kedokteran usia 22-33 tahun saat ujian dan 48 jam setelah ujian. dua bulan kemudian kadar kolesterol diperiksa lagi saat jeda,ternyata kolesterol total meningkat 20% selama ujian dan 48 % sesudahnya dibanding saat jeda.1
b. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah (Nonmodifiable)
1. Keturunan (Genetik)
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin laki-laki lebih berisiko terkena Penyakit Jantung Koroner dibandingkan dengan wanita. Di AS gejala Penyakit Jantung Koroner sebelum umur 60 tahun dilaporkan 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 17 perempuan, ini berarti laki-laki mempunyai risiko Penyakit Jantung Koroner 2-3 kali lebih besar daripada wanita. Akan tetapi pada wanita yang sudah menopause risiko Penyakit Jantung Koroner meningkat dan hampir tidak didapatkan perbedaan dengan laki-laki. Hal ini berkaitan dengan penurunan hormon estrogen yang berperan penting dalam melindungi pembuluh darah dari kerusakan yang memicu terjadinya atherosklerosis.1,25
3. Usia
2.6 Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
2.6.1 Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial yaitu upaya pencegahan munculnya faktor predisposisi terhadap PJK dalam suatu wilayah dimana belum tampak adanya faktor yang menjadi risiko PJK.2 Tujuannya adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan kultural yang mendorong peningkatan risiko penyakit. Sasaran dari pencegahan ini adalah masyarakat yang sehat secara umum. Upaya ini terutama ditujukan kepada masalah PTM. Upaya primordial PJK dapat berupa pendidikan kesehatan, peraturan-peraturan atau kebijakan nasional nutrisi dalam sektor agrokultur, industri makanan impor ekspor, dan pencegahan kompherensip rokok (peringatan pemerintah pada iklan rokok).27
2.6.2 Pencegahan Primer
Pencegahan primer dimaksudkan untuk mencegah terjadinya PJK baru (new onset Coronary Heart Disease) dengan cara mengurangi atau menghilangkan faktor-faktor risiko melalui pendekatan komuniti berupa penyuluhan faktor-faktor-faktor-faktor risiko PJK terutama pada kelompok risiko tinggi. Pencegahan primer ditujukan kepada pencegahan berkembangnya proses atherosklerosis secara dini. Dengan demikian sasarannya adalah kelompok usia muda.2
Upaya –upaya yang dilakukan dalam pencegahan primer terhadap Penyakit Jantung Koroner antara lain:
1. Berhenti merokok
lingkungannya. Berhenti merokok adalah alternatif terbaik untuk kesehatan seperti pencegahan Penyakit Jantung Koroner.28
2. Olah raga
Dengan olah raga secara teratur dan sedini mungkin, berarti mencegah terjadinya atherosklerosis lebih lanjut yang senantiasa akan menjadi Penyakit Jantung Koroner. Olah raga dapat membukakan saluran pembuluh darah baru disekitar pembuluh darah yang tersumbat sehingga darah mengalir dengan lancar kembali.29 3. Kontrol berat badan
Mengatur pola makan dengan baik agar tidak menjadi kegemukan. Hindari makan makanan yang mengandung lemak jenuh.30
4. Mengontrol tekanan darah
Melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin untuk mengetahui dan mengenal tekanan darah sendiri. Apabila tinggi, kontrol dan perlu berobat secara teratur.31
5. Mengontrol kolesterol darah
Dilakukan dengan cara mengidentifikasi jenis makanan yang kaya akan kolesterol kemudian mengurangi konsumsinya.14
2.6.3 Pencegahan Sekunder
kematian pada penderita PJK hampir sama dengan pencegahan primer yaitu ditujukan untuk meminimalkan faktor risiko PJK, selain itu dilakukan intervensi dengan obat-obatan maupun dengan pembedahan (operasi).2,6
a. Intervensi dengan obat-obatan32 (i). Aspirin
Obat yang paling banyak diberikan, tujuannya adalah mengencerkan darah agar tidak cepat membeku.
(ii). Beta-Blocker
Obat yang menghambat kerja adrenalin agar tidak meresap ke dalam jantung dan pembuluh darah, untuk mengurangi risiko terulangnya serangan jantung sehingga mampu menurunkan angka kematian.
(iii). Penghambat ACE
ACE (Angiotensin Converting Enzyme) adalah suatu enzim yang meningkatkan jumlah angiotensin dalam darah. Angiotensin membuat pembuluh darah berkerut hingga tubuh dapat menahan garam dan air lebih banyak daripada yang normal. Dengan menurunkan tingkat angiotensin, penghambat ACE berhasil menurunkan jumlah penderita serangan jantung dan kegagalan jantung.
(iv). Statin
(v). GTN
Obat ini digunakan bila penderita merasa nyeri di dada, bentuk obat ada yang berupa spray untuk disemprot atau bentuk tablet. Obat ini sering diberikan pada penderita PJK yang baru keluar dari rumah sakit.
b. Pembedahan (operasi)32 (i). Angioplasti
Angioplasti dilakukan dengan memasukkan balon tipis dan panjang melewati pembuluh darah yang menyempit dengan bantuan kawat yang sangat halus, kemudian balon dipompa pada tekanan tinggi hingga melebarkan pembuluh nadi dan sering memisahkan timbunan lemak pada dinding pembuluh darah sehingga pembuluh membuka.
(ii). Bypass
Pembedahan bypass yaitu melakukan bypass terhadap penyumbatan di arteri koronaria dan menggantikannya dengan pembuluh darah yang diambil dari dinding dada atau kaki dengan menghentikan kerja jantung dan menggantikannya dengan mesin jantung-paru saat operasi jantung dilakukan.
2.6.4 Pencegahan Tersier
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1 Model Kerangka Konsep
Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner
1. Sosiodemografi: umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, daerah asal. 2. Sumber biaya
3. Keluhan utama 4. Faktor risiko
5. Penatalaksanaan medis 6. Lama rawatan rata-rata 7. Keadaan sewaktu pulang
3.2 Definisi Operasional
3.2.1 Penderita PJK adalah pasien yang dinyatakan menderita PJK yang dirawat inap, berdasarkan diagnosa dokter sesuai dengan yang tercatat pada kartu status.
3.2.2 Sosiodemografi dibedakan atas:
a. Umur adalah usia penderita PJK sesuai dengan yang tertera pada kartu status, dikelompokkan atas:
1. < 40 tahun 2. 40-55 tahun
3. > 55 tahun
b. Jenis kelamin adalah ciri organ reproduksi yang dimiliki penderita sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikelompokkankan atas: 1. Laki-laki
c. Suku adalah etnik penderita PJK sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikelompokkan atas:
1. Jawa 2. Batak 3. Melayu 4. Minang 5. Aceh
6. Lainnya
d. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita PJK sesuai dengan yang tertera pada kartu status, dikelompokkan atas:
1. Islam
2. Kristen Protestan 3. Kristen Katolik 4. Hindu
e. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir penderita PJK sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikelompokkan atas: 1. SD
2. SLTP 3. SLTA 4. Akademi/PT 5. Tidak tercatat
f. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita PJK sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikelompokkan atas:
g. Status perkawinan adalah keterangan yang menunjukkan riwayat pernikahan penderita PJK sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikelompokkan atas:
1. Kawin 2. Belum kawin 3. Janda/duda
h. Daerah asal adalah daerah dimana penderita PJK tinggal dan menetap sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikelompokkan atas: 1. Medan
2. Luar Medan
3.2.3 Sumber biaya adalah sumber dana untuk biaya perawatan selama penderita PJK dirawat sesuai dengan yang tercatat pada kartu status penderita, dikategorikan atas:
1. Askes 2. Askeskin 3. Biaya sendiri
3.2.4 Keluhan utama adalah jenis keluhan atau gangguan fisik yang sering dirasakan penderita PJK berdasarkan anamnese dokter seperti yang tertera pada kartu status, dikelompokkan atas:
1. Nyeri dada 2. Sesak napas
3. Pusing disertai keringat dingin 4. Nyeri ulu hati
5. Jantung berdebar-debar
1. Hipertensi (HT)
2. Diabetes Mellitus (DM) 3. Hiperkolesterolemia 4. Obesitas
5. Merokok
6. Riwayat keluarga PJK
3.2.6 Penatalaksanan medis adalah usaha/tindakan medis yang dilakukan terhadap penderita PJK, sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan atas:
1. Obat-obatan 2. Angioplasti
3.2.7 Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lamanya penderita menjalani rawat inap di rumah sakit dihitung sejak tanggal mulai dirawat sampai dengan tanggal keluar seperti yang tercatat pada kartu status.
3.2.8 Keadaan sewaktu pulang adalah kondisi penderita PJK sewaktu keluar dari rumah sakit seperti yang tercatat pada kartu status, dikelompokkan atas: 1. Pulang Berobat Jalan (PBJ)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan desain case series.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan dengan pertimbangan tersedianya data yang diperlukan dan belum pernah dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita Penyakit Jantung Koroner pada tahun 2005-2007.
4.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2008 sampai Maret 2009, diawali dengan survei pendahuluan, penulisan proposal, seminar proposal, pengumpulan dan pengolahan data, penulisan skripsi dan ujian skripsi.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah data seluruh penderita PJK yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2007 yaitu sebanyak 806 data.
4.3.2 Sampel
a. Besar sampel
Besar sampel yang diambil adalah berdasarkan perhitungan dengan rumus sebagai berikut: 33
N
n =
1+N (d2)
Keterangan :
N : Besar populasi =806 n : Besar sampel
d : Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan = 0,05 Maka :
806 n =
1+806 (0,052)
806 n= 3,015 = 267
Berdasarkan perhitungan diatas maka besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 267 data penderita PJK.
b. Cara pengambilan sampel
Tabel 4.1 Perhitungan Jumlah Sampel dari Populasi Penderita PJK Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Setiap Tahunnya pada Tahun 2005-2007
No. Tahun Jumlah
Populasi
Perhitungan Sampel
Jumlah sampel
1 2005 134 134/806x267 44
2 2006 219 219/806x267 73
3 2007 453 453/806x267 150
Jumlah 806 267
Data pertahun diberi nomor urut untuk memilih sampel dari masing-masing tahun. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dengan bantuan komputer menggunakan tabel angka acak program C-survey.(terlampir)
4.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dibagian rekam medik yaitu dari kartu status penderita PJK yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2007 dan dicatat sesuai dengan variabel yang diteliti.
4.5 Teknik Analisa Data
BAB 5
HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum RSUP H. Adam Malik Medan34
RSUP H. Adam Malik Medan berlokasi di Jalan Bunga Lau No.17 Km 12 Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan Propinsi Sumatera Utara. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No.502/Menkes/SK/IX/1991 serta sebagai Pusat Rujukan untuk wilayah Pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau.
RSUP H. Adam Malik Medan mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan rawat jalan sedangkan untuk pelayanan rawat inap baru dimulai tanggal 2 Mei 1992, memiliki 790 orang tenaga medis, 257 orang dokter ahli / spesialis, 604 orang tenaga paramedis perawatan, 298 orang tenaga paramedis non perawatan, dan 263 orang tenaga non medis.
5.2 Sosiodemografi Penderita PJK
Proporsi penderita PJK berdasarkan sosiodemografi yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2007 yang meliputi umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan daerah asal dapat dilihat dari tabel 5.1 dibawah ini:
Tabel 5.1 Distribusi Proporsi Penderita PJK Berdasarkan Sosiodemografi yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2007
No Karakteristik Sosiodemografi Frekuensi Proporsi (%)
Lanjutan Tabel 5.1 Pelajar/mahasiswa Tidak tercatat
7 Status perkawinan
Kawin
Pada tabel 5.1 dapat dilihat karakteristik penderita PJK yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2007 berdasarkan sosiodemografi adalah sebagai berikut: berdasarkan umur penderita PJK tertinggi terdapat pada kelompok umur > 55 tahun yaitu sebesar 49,1% (131 orang), kemudian kelompok umur 40-55 tahun sebesar 42,3% (113 orang), dan terendah pada umur < 40 tahun yaitu sebesar 8,6% (23 orang). Berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah laki-laki sebesar 66,7% (178 orang), sedangkan perempuan sebesar 33,3% (89 orang).
Kristen Protestan sebesar 39,7% (106 orang), Kristen Katolik sebesar 4,5% (12 orang), dan terendah Hindu sebesar 0,4% (1 orang).
Berdasarkan pendidikan yang tertinggi adalah tidak tercatat sebesar 55,1% (147 orang), sedangkan yang tercatat 44,9% (120 orang). Dari data yang tercatat pendidikan penderita tertinggi yaitu pendidikan SD sebesar 33,3% (40 orang), kemudian Akademi/PT sebesar 31,7% (38 orang), SLTA sebesar 30% (36 orang) dan terendah pendidikan SLTP sebesar 5% (6 orang).
Berdasarkan pekerjaan yang tertinggi adalah tercatat sebesar 64% (171 orang), sedangkan tidak tercatat sebesar 36% (96 orang). Dari data yang tercatat, pekerjaan penderita PJK tertinggi adalah wiraswasta sebesar 33,3% (57 orang), kemudian PNS/TNI/POLRI sebesar 24,6% (42 orang), ibu rumah tangga sebesar 21,1% (36 orang), pensiunan sebesar 12,3% (21 orang), pegawai swasta sebesar 7% (12 orang) dan terendah pelajar/mahasiswa sebesar 1,7% (3 orang).
5.3 Sumber Biaya
Proporsi penderita PJK berdasarkan sumber biaya di RSUP H. Adam Malik tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini :
Tabel 5.2 Distribusi Proporsi Penderita PJK Berdasarkan Sumber Biaya yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2007
No Sumber Biaya Frekuensi Proporsi (%)
1
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat sumber biaya penderita PJK yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan yang tertinggi adalah Askeskin sebesar 51,3% (137 orang), kemudian Askes sebesar 35,2% (94 orang), dan terendah adalah biaya sendiri yaitu sebesar 13,5% (36 orang).
5.4 Keluhan Utama
Proporsi penderita PJK berdasarkan keluhan utama di RSUP H. Adam Malik tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel 5.3 di bawah ini :
Tabel 5.3 Distribusi Proporsi Penderita PJK Berdasarkan Keluhan Utama yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2005-Pusing disertai keringat dingin+ sesak napas Nyeri dada+nyeri ulu hati
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa penderita PJK yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2007 keluhan utama yang tertinggi adalah nyeri dada sebesar 41,6% (111 orang), kemudian nyeri dada + sesak napas sebesar 19,5% (52 orang), sesak napas sebesar 16,5% (44 orang), pusing disertai keringat dingin + sesak napas sebesar 9,7% (26 orang), nyeri dada + nyeri ulu hati sebesar 8,2% ( 22 orang) dan yang terendah adalah jantung berdebar-debar + sesak napas sebesar 4,5% (12 orang).
Proporsi penderita PJK berdasarkan gabungan keluhan yang sama di RSUP H. Adam Malik tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel 5.4 di bawah ini :
Tabel 5.4 Distribusi Proporsi Penderita PJK Berdasarkan Gabungan Keluhan yang Sama yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik
Pusing disertai keringat dingin Nyeri ulu hati
dari 267 orang yang menderita PJK, 12 orang yang mengalami jantung berdebar-debar sensitivitas sebesar 4,5%.
5.5 Faktor Risiko
Proporsi penderita PJK berdasarkan faktor risiko di RSUP H. Adam Malik tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel 5.5 di bawah ini :
Tabel 5.5 Distribusi Proporsi Penderita PJK Berdasarkan Faktor Risiko yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2007
No Faktor Risiko Frekuensi Proporsi (%)
1
merokok sebesar 5,6% (15 orang), HT + DM + obesitas + riwayat keluarga PJK sebesar 4,9% (13 orang), HT + Obesitas + hiperkolesterolemia sebesar 4,5% (12 orang), HT + DM + hiperkolesterolemia + riwayat keluaga PJK sebesar 3,7% (10 orang), DM + obesitas sebesar 3,4% (9 orang) dan terendah adalah HT + DM + Merokok sebesar 2,6% (7 orang).
Proporsi penderita PJK berdasarkan gabungan faktor risiko yang sama di RSUP H. Adam Malik tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel 5.6 di bawah ini :
Tabel 5.6 Distribusi Proporsi Penderita PJK Berdasarkan Gabungan Faktor Risiko yang Sama yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik
5.6 Penatalaksanaan Medis Penderita PJK
Proporsi penderita PJK berdasarkan penatalaksanaan medis di RSUP H. Adam Malik tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel 5.7 di bawah ini :
Tabel 5.7 Distribusi Proporsi Penderita PJK Berdasarkan Penatalaksanaan Medis yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2007
No Penatalaksanaan Medis Frekuensi Proporsi (%)
1 2
Obat-obatan Angioplasti
232 35
86,9 13,1
Jumlah 267 100
Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa penatalaksanaan medis penderita PJK yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan yang tertinggi adalah dengan obat-obatan yaitu sebesar 86,9% (232 orang), sedangkan dengan angioplasti sebesar 13,1% (35 orang).
5.7 Lama Rawatan Rata-rata
Lama rawatan rata-rata penderita PJK di RSUP H. Adam Malik tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel 5.8 di bawah ini :
Tabel 5.8 Lama Rawatan Rata-rata Penderita PJK yang Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2007
Lama Rawatan (hari)
X 5,99
Standard Deviasi 5,636
95% confidence of interval 5,31-6,67
Coefisien of variation 94,09%
Minimum 1
Maksimum 39
5,99 hari (6 hari) dengan Standard Deviasi (SD) 5,636 hari, 95% confidence of interval adalah 5,31-6,67 hari dengan coefisien of variation sebesar 94,09%, minimum lama rawatan adalah 1hari dan maksimum adalah 39 hari.
5.8 Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi penderita PJK berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RSUP H. Adam Malik tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel 5.9 di bawah ini :
Tabel 5.9 Distribusi Proporsi Penderita PJK Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2007
No Keadaan Sewaktu Pulang Frekuensi Proporsi (%)
1 2 3
Pulang Berobat Jalan (PBJ)
Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) Meninggal
226 24 17
84,6 9,0 6,4
Jumlah 267 100
Distribusi penderita PJK yang meninggal berdasarkan karakteristik penderita (sosiodemografi, sumber biaya, keluhan utama, faktor risiko, dan pengobatan di RSUP H. Adam Malik tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel 5.10 di bawah ini :
Tabel 5.10 Distribusi Proporsi Penderita PJK yang Meninggal Berdasarkan Karakteristik Penderita di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2007
No Karakteristik Sosiodemografi Frekuensi Proporsi (%)
Lanjutan Tabel 5.10 7 Status perkawinan
Kawin
Pusing disertai keringat dingin+dada sesak Nyeri dada+nyeri ulu hati
Jantung berdebar-debar+sesak napas Nyeri dada+dada sesak Hiperkolesterolemia Obesitas
Merokok HT+DM
HT+Obesitas+Hiperkolesterolemia HT+DM+Merokok
DM+Obesitas
HT+DM+Hiperkolesterolemia+riwayat keluarga PJK
12 Penatalaksanaan Medis
Obat-obatan 17 100
Jumlah 17 100
laki-laki sebesar 82,4% (14 orang), suku batak sebesar 70,6% (12 orang), agama Kristen Protestan sebesar 53% (9 orang), pendidikan tidak tercatat sebesar 53% (9 orang), dari yang tercatat SD sebesar 29,4% (5 orang), pekerjaan tidak tercatat dan wiraswasta masing-masing sebesar 35,3% (6 orang), status kawin sebesar 82,4% (14 orang), daerah asal Medan sebesar 53% (9 orang), sumber biaya Askeskin sebesar70,6% (12 orang), keluhan utama nyeri dada dan nyeri dada + sesak napas masing-masing sebesar 23,6% (4 orang), faktor risiko HT + DM sebesar 17,6% (3 orang) dan seluruhnya dengan obat-obatan (17 orang).(terlampir)
5.9 Analisa Statistik
5.9.1 Umur Berdasarkan Jenis Kelamin
Proporsi umur penderita PJK berdasarkan jenis kelamin di RSUP H. Adam Malik tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel 5.11 di bawah ini :
Tabel 5.11 Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita PJK yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2007
Umur (tahun)
Total
< 40 40-55 >55
No Jenis Kelamin
f % f % f % f %
1 Laki-laki 14 7,9 87 48,9 77 43,2 178 100
2 Perempuan 9 10,1 26 29,2 54 60,7 89 100
X2=9,436 df=2 p=0,009
terdapat 10,1% (9 orang) yang berumur < 40 tahun, 29,2% (26 orang) yang berumur 40-55 tahun, dan 60,7% (54 orang) yang berumur > 55 tahun.
Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh p = 0,009, artinya ada perbedaan yang signifikan proporsi umur berdasarkan jenis kelamin.
5.9.2 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Umur
Distribusi lama rawatan rata-rata berdasarkan umur penderita PJK di RSUP H. Adam Malik tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel 5.12 di bawah ini :
Tabel 5.12 Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Umur
Penderita PJK yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2007
Lama Rawatan Rata-rata
No Umur (tahun)
f x SD
1 < 40 23 5,13 3,888
2 40-55 113 6,00 5,345
3 > 55 131 6,14 6,137
F=0,311 df=2 p=0,733
Berdasarkan tabel 5.12 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata 23 orang penderita PJK yang berumur < 40 tahun adalah 5,13 hari (5 hari), lama rawatan rata-rata 113 orang penderita PJK yang berumur 40-55 tahun adalah 6 hari, dan lama rawatan rata-rata 131 orang penderita PJK yang berumur > 55 tahun adalah 6,14 hari (6 hari).
Distribusi proporsi faktor risiko penderita PJK berdasarkan umur di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel 5.13 di bawah ini :
Tabel 5.13 Distribusi Proporsi Faktor Risiko Berdasarkan Umur Penderita PJK yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2007
No Faktor Risiko Frekuensi Proporsi (%)
1 Hipertensi
6 Riwayat Keluarga PJK
< 40 Tahun
5.9.3 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Sumber Biaya
Distribusi lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya penderita PJK di RSUP H. Adam Malik tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel 5.14 di bawah ini :
Tabel 5.14 Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Sumber Biaya Penderita PJK yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2007
Lama Rawatan Rata-rata
No Sumber Biaya
f x SD
1 Askes 94 5,36 5,611
2 Askeskin 137 6,58 5,590
3 Biaya Sendiri 36 5,39 5,788
F=1,556 df=2 p=0,213
Berdasarkan tabel 5.14 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata 94 orang penderita PJK dengan sumber biaya Askes adalah 5,36 hari (5 hari), lama rawatan rata-rata 137 orang penderita PJK dengan sumber biaya Askeskin adalah 6,58 hari (7 hari), dan lama rawatan rata-rata 36 orang penderita PJK dengan sumber biaya sendiri adalah 5,39 hari (5 hari).
5.9.4 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis
Distribusi lama rawatan rata-rata berdasarkan penatalaksanaan medis penderita PJK di RSUP H. Adam Malik tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel 5.15 di bawah ini :
Tabel 5.15 Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan
Penatalaksanaan Medis Penderita PJK yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2007
Lama Rawatan Rata-rata
No Penatalaksanaan Medis
F x SD
1 Obat-obatan 232 5,87 5,766
2 Angioplasti 35 6,83 4,662
t=-0,941 df=265 p=0,347
Berdasarkan tabel 5.15 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata 232 orang penderita PJK dengan obat-obatan adalah 5,87 hari (6 hari) dan lama rawatan rata-rata 35 orang penderita PJK dengan angioplasti adalah 6,83 hari (7 hari).
5.9.5 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Distribusi lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita PJK di RSUP H. Adam Malik tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel 5.16 di bawah ini :
Tabel 5.16 Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita PJK yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2007
Lama Rawatan Rata-rata
No Keadaan Sewaktu
Pulang f x SD
1 PBJ 226 6,05 5,801
2 PAPS 24 4,63 3,536
3 Meninggal 17 7,12 5,711
F=1,059 df=2 p=0,348
Berdasarkan tabel 5.16 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata 226 orang penderita PJK yang Pulang Berobat Jalan (PBJ) adalah 6,05 hari (6 hari), lama rawatan rata-rata 24 orang penderita PJK yang Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) adalah 4,63 hari (5 hari), dan lama rawatan rata-rata 17 orang penderita PJK yang meninggal adalah 7,12 hari (7 hari).