UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI DEPARTEMEN AKUNTANSI
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA LABA AKUNTANSI, LABA BERSIH DAN LABA TUNAI DENGAN DIVIDEN KAS PERUSAHAAN PERBANKAN YANG
GO PUBLIK DI BEI
OLEH :
NAMA : ZULFAN EFFENDI NIM : 050503168
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Hubungan antara
Laba Akuntansi, Laba Bersih dan Laba Tunai dengan Dividen Kas Perbankan
yang Go Publik di BEI” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud
belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam
konteks penulisan skripsi tingkat Program S1 Reguler Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang telah
dinyatakan jelas dan apa adanya. Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak
benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera
Utara.
Medan, Mei 2010 Yang Membuat Pernyataan
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang tidak
pernah memutuskan doa dan harapan hamba-Nya. Hanya dengan izin-Nya lah
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam kepada
junjungan saya Nabi Besar Muhammad SAW yang tiada pernah lelah
memperjuangkan umatnya menuju jalan yang penuh ilmu pengetahuan.
Skripsi yang berjudul “Hubungan antara Laba Akuntansi, Laba Bersih dan
Laba Tunai dengan Dividen Kas Perusahaan Perbankan yang Go Publik di BEI”
ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa,
bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut
membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak.
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra.
Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas
3. Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, Ak selaku pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak selaku penguji I dan Bapak Sambas Ade
Kesuma, SE, M.Si, Ak selaku penguji II yang telah memberikan kritik dan
saran kepada peneliti.
5. Ayahanda M. Effendi Gaus dan Ibunda Darma Sumarni selaku kedua
orang yang senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu
mendoakan peneliti dalam penyelesaian skripsi ini serta Abangnda Fahmi
Rizal, S.STP dan M. Fakhri, ST M.Si, Kakanda Drg. Fitria Sari dan M.
Fakhri, ST beserta keluarga yang selalu memberikan dukungan dan
semangat kepada peneliti.
Peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini.
Untuk itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, Mei 2010 Peneliti,
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas, laba bersih dengan dividen kas dan laba tunai dengan dividen kas.
Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis untuk mengetahui hubungan antar variabel yang bersifat korelasional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2009. Sampel dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan-perusahaan yang diseleksi dengan kriteria tertentu dengan
purposive sampling method. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dari Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009 dan Indonesian Capital Market Directory. Teknik Pengumpulan data adalah teknik dokumentasi. Metode analisis data adalah dengan menggunakan Korelasi Spearman Rank dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Korelasi Spearman Rank selama periode 2006-2009 antara laba akuntansi dengan dividen kas, antara laba bersih dengan dividen kas dan antara laba tunai dengan dividen kas menunjukkan nilai > 0 . Hasil perhitungan uji t antara laba akuntansi dengan dividen kas, laba bersih dengan dividen kas dan antara laba tunai dengan dividen kas menunjukkan nilai t > t tabel.
ABSTRACT
This research aims are to know the relation between the accountancy profit and cash dividend, net profit and cash dividend and also to know the relation between the cash profit and cash dividend.
This research is a hypotesis examining research to know the correlational relation among the variables. The populations of this research are the banking companies which listed at The Indonesian Stock Exchange. The samples of this research are 10 banking companies which were selected with certain criterias by purposive sampling method. The data of this research are quantitative data. The data sources of this research are secondary data from publicised annual reports for the 2006-2009 period and from the Indonesian Capital Market Directory. The technic of data collecting is documentation technic. The methods of data analyzing are using the Spearman Rank correlation and t test.
This research shows that the value of the Spearman Rank correlation for 2006-2009 period between the accountancy profit and cash dividend, net profit and cash dividend also between the cash profit and cash dividend are > 0. The t test between the accountancy profit and cash dividend, net profit and cash dividend and also between the cash profit and cash dividend shows that the values of t > t table.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR………. viii
DAFTAR TABEL ………. ix
DAFTAR LAMPIRAN ………....………… x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Penelitian... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan... 7
1. Pengertian... 7
2. Tujuan... 8
3. Komponen Laporan Keuangan... 9
a. Neraca... 9
b. Laporan Laba Rugi... 10
c. Laporan Perubahan Ekuitas... 12
d. Laporan Arus Kas... 12
e. Catatan atas Laporan Keuangan... 14
B. Laba Akuntansi... 15
C. Laba Tunai... 18
D. Dividen Kas... 19
E. Tinjauan Peneliti Terdahulu... 22
F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian... 23
1.Kerangka Konseptual... 23
2.Hipotesis Penelitian... 24
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 25
B. Populasi dan Sampel Penelitian... 25
C. Jenis dan Sumber Data... 27
D. Teknik Pengumpulan Data... 27
E. Definisi Operasional Variabel... 28
F. Metode Analisis Data... 29
1. Korelasi Spearman Rank... 30
2. Uji t... 30
G.Jadwal Penelitian... 31
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian... 32
B. Deskripsi Data Penelitian... 32
C. Analisis Objek Penelitian... 37
D. Hasil Analisis Statistik... 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 56
B. Keterbatasan Penelitian... 57
C. Saran... 58
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 23
Halaman Gambar 4.1 Histogram Laba Akuntansi... 33
Gambar 4.2 Histogram Laba Bersih... 34
Gambar 4.2 Histogram Laba Tunai... 35
DAFTAR TABEL
Tabel 4.9 Kesimpulan Korelasi Laba Akuntansi Dengan Dividen Kas.. 46
Tabel 4.10 Korelasi Laba Bersih Dengan Dividen Kas 2006... 46
Tabel 4.11 Korelasi Laba Bersih Dengan Dividen Kas 2007... 47
Tabel 4.12 Korelasi Laba Bersih Dengan Dividen Kas 2008... 48
Tabel 4.13 Korelasi Laba Bersih Dengan Dividen Kas 2009...….. 49
Tabel 4.14 Kesimpulan Korelasi Laba Bersih Dengan Dividen Kas…… 50
Tabel 4.15 Korelasi Laba Tunai Dengan Dividen Kas 2006... 51
Tabel 4.16 Korelasi Laba Tunai Dengan Dividen Kas 2007... 52
Tabel 4.17 Korelasi Laba Tunai Dengan Dividen Kas 2008... 53
Tabel 4.18 Korelasi Laba Tunai Dengan Dividen Kas 2009... 54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
Lampiran i Daftar Perusahaan Sampel...
Halaman
Lampiran ii Data Laba Akuntansi...
Lampiran iii Data Laba Bersih...…...
Lampiran iv Data Laba Tunai…………...
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas, laba bersih dengan dividen kas dan laba tunai dengan dividen kas.
Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis untuk mengetahui hubungan antar variabel yang bersifat korelasional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2009. Sampel dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan-perusahaan yang diseleksi dengan kriteria tertentu dengan
purposive sampling method. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dari Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009 dan Indonesian Capital Market Directory. Teknik Pengumpulan data adalah teknik dokumentasi. Metode analisis data adalah dengan menggunakan Korelasi Spearman Rank dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Korelasi Spearman Rank selama periode 2006-2009 antara laba akuntansi dengan dividen kas, antara laba bersih dengan dividen kas dan antara laba tunai dengan dividen kas menunjukkan nilai > 0 . Hasil perhitungan uji t antara laba akuntansi dengan dividen kas, laba bersih dengan dividen kas dan antara laba tunai dengan dividen kas menunjukkan nilai t > t tabel.
ABSTRACT
This research aims are to know the relation between the accountancy profit and cash dividend, net profit and cash dividend and also to know the relation between the cash profit and cash dividend.
This research is a hypotesis examining research to know the correlational relation among the variables. The populations of this research are the banking companies which listed at The Indonesian Stock Exchange. The samples of this research are 10 banking companies which were selected with certain criterias by purposive sampling method. The data of this research are quantitative data. The data sources of this research are secondary data from publicised annual reports for the 2006-2009 period and from the Indonesian Capital Market Directory. The technic of data collecting is documentation technic. The methods of data analyzing are using the Spearman Rank correlation and t test.
This research shows that the value of the Spearman Rank correlation for 2006-2009 period between the accountancy profit and cash dividend, net profit and cash dividend also between the cash profit and cash dividend are > 0. The t test between the accountancy profit and cash dividend, net profit and cash dividend and also between the cash profit and cash dividend shows that the values of t > t table.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang dalam menjalankan operasinya membutuhkan dana yang cukup besar. Oleh sebab itu, perusahaan
dihadapkan pada permasalahan bagaimana memperoleh, menggunakan, dan
mengembalikan dana yang diperoleh tersebut.
Salah satu cara perusahaan untuk memperoleh dana adalah dengan
melakukan penerbitan dan penjualan saham di Pasar Modal atau Bursa Efek.
Dengan menerbitkan dan menjual saham di Bursa Efek, perusahaan memperoleh
dana untuk menjalankan operasinya dan di sisi lain investor yang membeli saham
perusahaan tersebut mendapat sejumlah keuntungan atas investasinya di masa
yang akan datang.
Salah satu cara agar para investor tertarik untuk melakukan investasi pada
suatu perusahaan adalah dengan meyakinkan para investor bahwa kondisi
perusahaan dalam keadaan baik, salah satunya melalui laporan keuangan.
Informasi yang terkandung dalam laporan keungan perusahaan dapat mengurangi
ketidakpastian yang akan terjadi dalam melakukan investasi dan dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan investasi.
Investor yang melakukan investasi berharap memperoleh sejumlah
selisih harga jual saham terhadap harga belinya. Investor tertentu lebih memilih
investasi dengan saham biasa dengan harapan meperoleh dividen.
Secara garis besar, dividen yang dibagikan kepada investor ada dua jenis,
yaitu dividen kas dan dividen non kas. Dividen kas adalah dividen yang
dibayarkan perusahaan kepada investor dalam bentuk tunai. Sedangkan dividen
non kas adalah dividen yang dibayarkan kepada investor dalam bentuk saham
dengan proporsi tertentu, misalnya dividen saham dan dividen aktiva.
Pembayaran dividen dalam bentuk tunai lebih banyak diinginkan oleh
investor daripada dalam bentuk lainnya dikarenakan pembayaran dividen dalam
bentuk tunai dapat mengurangi ketidakpastian investor atas investasinya di dalam
perusahaan. Selain itu, pada umumnya investor lebih menyukai pembayaran
dividen yang stabil dan konstan dikarenakan pembayaran dividen yang
berubah-ubah dapat meningkatkan ketidakpastian sehingga mengurangi kepercayaan
investor.
Besar kecilnya dividen kas yang diberikan kepada investor tergantung pada
kebijakan dividen perusahaan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan berbagai
faktor yang mempengaruhinya. Gunoro dan Hana (2002) menyatakan bahwa
“faktor yang mempengaruhi kebijkan dividen perusahaan adalah likuiditas
perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar utang, tingkat pertumbuhan
perusahaan, dan pengawasan terhadap perusahaan”. Perusahaan juga harus
menganalisis faktor ketersediaan kas, karena walaupun perusahaan memperoleh
menahan laba tersebut untuk diinvestasikan kembali dan tidak dibagikan dalam
bentuk dividen.
Untuk memenuhi pembayaran dividen, perusahaan harus memperoleh laba
dalam operasinya. Laba sering dinyatakan sebagai kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen. Namun, belum tentu perusahaan yang memperoleh laba akan
membagikan dividen dalam bentuk kas kepada investornya. Pada umumnya, laba
yang diperoleh suatu perusahaan sebagian akan ditahan sebagai laba ditahan dan
sisanya inilah yang akan dibayar kepada investor berupa dividen.
Laba tercermin pada laporan laba rugi perusahaan. Ada tiga jenis laba pada
laporan keuangan perusahaan, yaitu laba akuntansi, laba tunai dan laba bersih.
Laba akuntansi adalah selisih antara penghasilan operasi dengan beban operasi
perusahaan. Laba akuntansi biasanya disebut juga dengan laba operasi. Laba tunai
merupakan laba akuntansi (laba operasi) yang telah disesuaikan dengan
transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan dan
pembelian secara kredit, beban gaji, beban pajak, dan beban bunga yang belum
dibayar. Laba bersih merupakan laba setelah pajak dan bunga.
Beberapa perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2006 sampai dengan 2009 memberikan dividen kas dalam jumlah
yang berbeda-beda. Bahkan banyak perusahaan yang tidak membagikan dividen
secara tunai kepada investornya melainkan hanya dalam bentuk dividen saham,
padahal perusahaan tersebut memperoleh laba.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh
hubungan laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas pada Perusahaan
Perdagangan Besar Barang Produksi di BEJ tahun 1999-2001. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan arus
kas operasi dengan dividen kas. Stepanus (2006) meneliti hubungan antara laba
akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas Industri Makanan dan Minuman di
BEJ tahun 2003-2005. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif
dan kuat antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas. Mummaiza
(2009) meneliti hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas
Perusahaan Manufaktur di BEI 2005-2007. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian terdahulu di atas adalah pada objek penelitian,
variabel yang diteliti dan tahun yang diteliti. Objek penelitian ini adalah
Perusahaan Perbankan yang Go Publik di BEI. Variabel yang diteliti dalam
penelitian ini lebih banyak dari penelitian terdahulu, yaitu laba akuntansi, laba
bersih dan laba tunai dan objek yang diteliti selama 4 tahun dimulai dari tahun
2006 hingga tahun 2009.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan antara laba akuntansi, laba bersih dan laba tunai
dengan dividen kas perusahaan Perbankan yang Go Publik di BEI tahun 2006
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. apakah terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas?
2. apakah terdapat hubungan antara laba bersih dengan dividen kas?
3. apakah terdapat hubungan antara laba tunai dengan dividen kas?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian
ini adalah:
1. untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan
dividen kas,
2. untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara laba bersih dengan
dividen kas,
3. untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara laba tunai dengan
dividen kas.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
peneliti tentang Pasar Modal, khususnya mengenai hubungan antara laba
akuntansi, laba bersih dan laba tunai dengan dividen kas perusahaan
2. bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan, khususnya kebijakan
dividen,
3. bagi investor maupun calon investor, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan masukan dalam pengambilan keputusan investasi,
khususnya pada industri Perbankan.
4. bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan 1. Pengertian
Menurut Soemarso (2004:22), ”laporan keuangan adalah produk dari
manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan (stewardship) penggunaan
sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya”. Menurut Soemarso
(2004:34) “Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat
keputusan, terutama pihak di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil
usaha perusahaan”.
Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya satu tahun
sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa diantaranya
pemakai ini memerlukan dan berhak memperoleh informasi tambahan disamping
yang tercakup dalam laporan keuangan namun, banyak pemakai yang sangat
tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan
tersebut, sehingga laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disisipkan
dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka. Informasi yang terdapat di dalam
laporan keuangan menjadi sebuah keputusan penting oleh para pemakai ataupun
pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam mengambil keputusan bisnis.
Laporan keuangan juga dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang
perusahaan di masa lampau. Selain itu laporan keuangan juga dapat memberikan
menyediakan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai
kinerja manajemen perusahaan untuk membuat keputusan, juga sebagai alat
pertanggungjawaban manajemen kepada pihak yang menanamkan dananya di
perusahaan.
2. Tujuan
Harahap (2007:122) mengutip pernyataan APB Statement No.4 yang
berjudul Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial
Statement Business Enterprises dalam menjelaskan tujuan laporan keuangan yang
digolongkan menjadi tujuan khusus, tujuan umum, dan tujuan kualitatif.
1) Tujuan khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP.
2) Tujuan umum
Adapun tujuan umum laporan keuangan sebanyak lima tujuan. 1) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber
ekonomi dan kewajiban perusahaan dengan maksud: a) untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan, b) untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya, c) untuk menilai kemampuannya menyelesaikan
utang-utangnya,
d) menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaannya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.
2) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud:
a) memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan pemegang saham,
b) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai pajak, mengumpulkan dana untuk perluasan perusahaan,
c) memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan, d) menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan
laba dalam jangka panjang.
4) Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban.
5) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.
3) Tujuan Kualitatif
Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No.4 adalah sebagai berikut:
1) relevance, yaitu memilih informasi yang benar-benar sesuai
dan dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan,
2) understandibility, yaitu informasi yang dipilih untuk disajikan
bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya,
3) verifiability, yaitu hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh
pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama,
4) neutrality, yaitu laporan akuntansi itu netral terhadap
pihak-pihak yang berkepentingan di mana informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak pihak tertentu saja,
5) timeliness, yaitu laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk
pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat,
6) comparability, yaitu informasi akuntansi harus dapat saling
dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain,
7) completeness, yaitu informasi akuntansi yang dilaporkan harus
mencakup semua kebutuhan yang layak dari pemakai.
3. Komponen Laporan Keuangan a. Neraca
“Neraca adalah daftar aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan pada
suatu saat tertentu“ (Soemarso, 2004:55). Daftar ini juga menunjukkan tentang
kekayaan yang dimiliki perusahaan serta sumber pembiayaanya. Neraca
menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu.
Perkiraan-perkiraan di neraca disajikan berdasarkan tingkat likuiditasnya,
misalnya daftar aktiva, yang paling lancar dan yang paling mudah diubah ke kas
akan dicatat telebih dahulu di bagian atas. Untuk daftar kewajiban, kewajiban
dalam kelompoknya. Kemudian untuk daftar modal adalah modal yang paling
ditunaikan terlebih dahulu yang harus dicatat paling atas.
Penyajian neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk berikut ini (Harahap,
2007:216), yaitu :
1) Bentuk neraca staffel atau report form
Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Di sebelah atas dicantumkan total aktiva dan di bawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.
2) Bentuk neraca scontro atau T-account form
Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri (di Inggris di kanan) dan kewajiban serta modal ditempatkan di sebelah kanan sehingga penyajiannya sebelah menyebelah.
3) Bentuk yang menyajikan posisi keuangan (financial position form) Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang, maka akan diperoleh modal pemilik.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi mengukur kinerja keuangan perusahaan antara tanggal
neraca. Laporan ini dapat mencerminkan aktivitas operasi perusahaan. Komunitas
bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas,
nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan dalam melunasi
kewajibannya.
Dalam laporan laba rugi terdapat perincian pendapatan, beban, untung, dan
rugi perusahaan untuk suatu periode waktu. Di bagian bawah, laba atau laba
bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan
pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan
perkiraan kas atas kenaikan (atau penurunan) ekuitas sebelum distribusi kepada
dan kontribusi dari pemegang ekuitas. Berdasarkan PSAK (2008:1:56), informasi
yang disajikan dalam laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut ini :
1) laba rugi usaha, 2) beban pinjaman,
3) bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas,
4) laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, 5) pos luar biasa,
6) hak minoritas,
7) laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.
Menurut Kieso et.al. (2001:153), laporan laba rugi terdiri dari 2 format,
yaitu :
1) Laporan laba-rugi bentuk langsung (single-step income statement) Dalam format ini, hanya ada dua pengelompokkan yaitu: pendapatan dan beban. Pendapatan dikurangkan dengan beban untuk menghitung laba bersih atau rugi bersih. Istilah “langsung” muncul karena perhitungan laba bersih hanya memerlukan satu pengurangan. Keunggulan utamanya terletak pada kesederhanaan penyajian dan tidak adanya implikasi bawa satu jenis pos pendapatan atau beban lebih diprioritaskan dari yang lainnya. Dengan demikian, format langsung menghilangkan masalah klasifikasi yang muncul.
2) Laporan laba-rugi bertahap (multiple-step income statement)
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan perubahan-perubahan pada pos
ekuitas, sehingga bermanfaat dalam mengidentifikasi alasan perubahan klaim
pemegang ekuitas atas aktiva perusahaan. Laporan perubahan ekuitas menyajikan
peningkatan dan penurunan aktiva bersih atau kekayaan perusahaan selama
periode bersangkutan. Menurut PSAK (2008:1:66), perusahaan harus menyajikan
laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan yang
menunjukkan:
1) laba rugi bersih periode yang bersangkutan,
2) setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas,
3) pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait,
4) transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik, 5) saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya, dan
6) rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.
d. Laporan Arus Kas
Penerimaan kas dan pembayaran kas selama suatu periode diklasifikasikan
dalam laporan arus kas menjadi tiga aktivitas berbeda, yaitu aktivitas operasi,
investasi, dan pembiayaan. Laba biasanya tidak sama dengan arus kas bersih,
kecuali sepanjang hidup perusahaan. Akuntansi akrual menghasilkan angka yang
berbeda dari akuntansi arus kas dan seperti diketahui bahwa arus kas penting
kas keluar. Informasi untuk membuat laporan arus kas biasanya berasal dari
neraca komparatif, laporan laba rugi periode berjalan dan data transaksi terpilih.
Menurut Kieso et.al. (2001:238), klasifikasi aktivitas dalam laporan arus
kas ini dibagikan menjadi 3 aktivitas.
1) Aktivitas operasi (operating activities) meliputi pengaruh kas dari transaksi yang digunakan untuk menentukan laba bersih.
2) Aktivitas investasi (investing activities) meliputi pemberian dan penagihan pinjaman serta perolehan dan pelepasan investasi (baik hutang maupun ekuitas) serta properti, pabrik, dan peralatan. 3) Aktivitas pembiayaan (financing activities) melibatkan pos-pos
kewajiban dan ekuitas pemilik. Aktivitas ini meliputi :
a) perolehan sumber daya dari pemilik dan komposisinya kepada mereka dengan pengembalian atas dan dari investasinya, dan b) peminjaman uang dari kreditor serta pelunasannya.
Menurut Harahap (2007:19), ada dua bentuk dalam menyajikan laporan
arus kas, yaitu :
1) Direct Method
Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap, dan baru dilanjutkan dengan kegiatan dan pembiayaan.
2) Indirect Method
Dalam metode ini net income disesuaikan dengan menghilangkan: a) pengaruh transaksi yang masih belum direalisir dari arus kas
masuk dan keluar dari transaksi yang lalu seperti perubahan jumlah persediaan deferral income, arus kas masuk dan keluar yang accrued seperti piutang dan utang,
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan (notes to financial statement) adalah bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari laporan keuangan. Berdasarkan PSAK
(2008:1:70), ”Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau
rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan
laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi
dan komitmen”. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang
diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam PSAK serta
pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan
keuangan secara wajar. Di samping notes to financial statement, juga terdapat
footnote yang merupakan catatan kaki yang dibuat di halaman neraca paling
bawah dan dimaksudkan bisa menambah pengungkapan (disclosure).
Biasanya hal-hal yang diungkapkan dalam catatan dan penjelasan laporan
keuangan ini meliputi 7 hal (Harahap, 2007:220).
1) Kebijaksanaan akuntansi, misalnya metode pelaporan konsolidasi, metode penyusutan, persediaan barang, pengakuan hasil, perubahan akuntansi dan sebagainya.
2) Penjelasan tentang perkara di pengadilan jika ada, kewajiban kontinjensi, laba rugi kontinjensi dan komitmen yang tidak biasa. 3) Rencana penggabungan usaha, penjelasan transaksi yang tidak
biasa, related party transactions (hubungan istimewa) dengan perusahaan anak, induk, direksi, pemegang saham, dan lain-lain. 4) Penjelasan tentang jenis saham, program pemberian saham kepada
pegawai (ESOP=Employee Stock Ownership Plan), dividen saham, dan lain-lain.
5) Jumlah penyusutan dan biaya riset dan pengembangan.
6) Penjelasan pos penting seperti umur piutang, perincian persediaan, aktiva tetap, penjualan, pembelian barang, dan daftar biaya produksi.
B. Laba Akuntansi
Menurut Belkaoui (2001:127), “laba akuntansi secara operasional
didefinisikan sebagai perbedaan antara realisasi pendapatan yang berasal dari
transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis”. Menurut
Harahap (2001:267) “Accounting income adalah perbedaan antara realisasi
penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu
dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu”.
Muqodim (2005:11) berpendapat bahwa “laba akuntansi adalah perbedaan antara
pendapatan yang dapat direalisasikan yang dihasilkan dari transaksi dalam suatu
periode dengan biaya yang layak dibebankan kepadanya”.
Menurut Horngren (2002:54), “net income is the famous ’bottom line’ on
an income statement-the reminder after all expenses have been deducted from
revenues”. Laba bersih merupakan pendapatan operasi dikurangi dengan
beban-beban operasi. Laba ini juga disebut laba bersih sebelum bunga dan pajak.
Menurut Chadwick (2002:67), “Operating profit it is the same as the net profit
before interest and tax. The net profit before tax is shared between the tax
authorities, shareholders, transfers to reserves, and retained earnings”.
Tujuan laba secara umum didasari sebagai dasar perpajakan, petunjuk bagi
kebijaksanaan dan pengambilan keputusan, kebijaksanaan dividen perusahaan dan
penyimpanan serta sebagai ukuran efisiensi. Laba diakui sebagai suatu indikator
dari jumlah maksimum yang harus dibagikan sebagai dividen dan ditahan untuk
Laba operasi hanya mencakup pendapatan dan beban dari operasional
perusahaan. Istilah laba bersih digunakan untuk menyatakan hasil dari laba
operasi dikurangi pajak penghasilan. Biaya output yang dijual selama suatu
periode ditambah biaya-biaya dibandingkan dengan pendapatan untuk
menghitung laba.
Laba akuntansi sebelum pajak adalah jumlah laba sebelum pajak
penghasilan yang ditentukan menurut Standar Akuntansi Keuangan, karena
dihitung hanya untuk tujuan pelaporan keuangan, maka laba akuntansi sebelum
pajak tidak berpengaruh pada jumlah pajak penghasilan yang sebenarnya bagi
pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan, dan karena terdapat
peraturan pengukuran alternatif yang masih dapat dipilih untuk mengukur laba
akuntansi sebelum pajak.
Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Secara
konseptual, akuntansi akrual mengkonversi arus kas menjadi suatu pengukuran
yang secara prinsip mendekati konsep laba ekonomi. Akuntansi akrual berusaha
untuk memperoleh pengukuran laba yang mempertimbangkan baik arus kas kini
maupun implikasi transaksi terhadap arus kas masa depan. Misalnya, akuntansi
akrual mengakui arus kas masa depan yang berasal dari penjualan kredit dengan
mengakui pendapatan yang saat terjadi penjualan dan sebelum kas diterima.
Menurut Wild (2005:120), “laba akuntansi merupakan produk lingkup
pelaporan keuangan yang melibatkan standar akuntansi, mekanisme pengaturan,
dan insentif manajer”. Laba yang diatur oleh aturan akuntansi, yang beberapa
membutuhkan estimasi, yang memungkinkan adanya perlakuan berbeda untuk
transaksi ekonomi yang sama dan memberikan kesempatan pada manajer untuk
membuat angka akuntansi demi kepentingan pribadi.
C. Laba Bersih
Untuk menentukan keputusan investasinya, calon investor perlu menilai
perusahaan dari segi kemampuannya untuk memperoleh laba bersih sehingga
diharapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi.
Laba bersih dapat dijadikan sebagai suatu ukuran kinerja perusahaan selama
periode tertentu. Laba bersih merupakan suatu ukuran berapa besar harta yang
masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang keluar (beban dan
kerugian).
Pengertian laba bersih menurut Soemarso (2004:44) :
laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi. Para akuntan menggunakan istilah “net income” untuk menyatakan kelebihan pendapatan atas biaya dan istilah “net loss” untuk menyatakan kelebihan biaya atas pendapatan.
Baik pendapatan maupun beban dicatat atas dasar akrual, yaitu pada saat
terjadinya, tidak peduli apakah sudah ada kas yang dihasilkan atau dikeluarkan
oleh perusahaan. Pada kenyataannya, laba yang tinggi akibat penjualan yang baik
belum menjamin penerimaan yang baik juga pada perusahaan. Piutang yang
terjadi akibat penjualan kredit belum tentu dapat ditagih di kemudian hari, atau
dapat juga ditagih tetapi tidak tepat pada waktu perusahaan membutuhkan dana
justru memperburuk kinerja perusahaan untuk menghasilkan laba pada periode
mendatang, maka diperlukan informasi yang lebih dapat menyajikan informasi
tentang laba dan kondisi kas perusahaan. Ini ditemukan pada laporan arus kas.
D. Laba Tunai
Laba tunai disebut juga dengan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan.
Laba bersih perusahaan adalah hal yang penting, tetapi arus kas lebih penting lagi
karena dividen harus dibayar secara tunai dan karena kas diperlukan dalam
membeli aktiva untuk melanjutkan operasi perusahaan. Pada umumnya arus kas
bersih perusahaan berbeda dengan laba akuntansi, karena beberapa pendapatan
dan beban yang tercantum dalam laporan laba-rugi tidak dibayar secara tunai
selama satu tahun. Hubungan antara arus kas bersih dan laba bersih dapat
ditunjukkan melalui perhitungan arus kas bersih.
Laba tunai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laba akuntansi
setelah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan,
beban amortisasi, penjualan dan pembelian kredit, utang gaji, utang pajak, dan
utang bunga yang belum dibayar. Penyusutan merupakan pengalokasian biaya
dari aktiva berwujud, sedangkan amortisasi menyusutkan jumlah dari aktiva yang
tidak berwujud. Penjualan dan pembelian kredit juga disertakan karena belum
melibatkan kas dalam transaksinya. Utang gaji, utang pajak, dan utang bunga
pembayarannya. Hal tersebut dikarenakan perusahaan tutup buku tetapi
pembayaran gaji belum dilaksanakan.
E. Dividen Kas
Pembagian deviden diberikan oleh perusahaan kepada para investor atau
pemegang saham atas kepemilikannya atau saham yang dimilikinya. Stice
(2004:902) menyatakan bahwa ”dividen adalah pembagian kepada pemegang
saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah saham
yang dipegang oleh masing-masing pemilik”.
Menurut Stice (2004:757), ”dividen adalah pendistribusian laba secara
proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang
dimilikinya”. Dividen merupakan distribusi laba kepada pemegang saham dalam
bentuk aktiva atau saham perusahaan penerbit. Pengumuman dividen merupakan
salah satu informasi yang akan ditanggapi oleh pasar. Pengumuman dividen dan
pengumuman laba pada periode sebelumnya merupakan dua jenis pengumuman
yang paling sering digunakan para manajer untuk menginformasikan prestasi
prospek perusahaan. Bagi para investor, dividen merupakan hasil yang diperoleh
dari saham yang dimiliki, selain capital gain yang didapat apabila harga jual
saham lebih tinggi dibanding harga belinya. Dividen tersebut didapat dari
perusahaan sebagai distribusi yang dihasilkan dari operasi perusahaan.
Dalam membagikan dividen, perusahaan mempertimbangkan proporsi
pembagian antara pembayaran kepada pemegang saham dan reinvestasi dalam
yang sangat signifikan bagi pertumbuhan perusahaan, tetapi di sisi lain juga
dividen merupakan aliran kas atau aset yang dibagikan kepada pemegang saham.
Dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham dapat
dalam beberapa jenis deviden. Adapun Jenis dividen (Dyckman, 2001:439) adalah
sebagai berikut:
a. dividen kas, yaitu distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang sahamnya,
b. dividen properti, yaitu deviden dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real
estate, barang dagang, atau setiap aktiva non kas lainnya,
c. dividen saham, yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham preferen perseroan kepada pemegang saham, d. dividen likuidasi, yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan
bukan modal ditahan,
e. dividen skrip atau wesel, yaitu dividen yang diberikan dalam bentuk wesel promes kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan kas.
Dividen yang paling disukai oleh para pemegang saham adalah dividen
tunai atau dividen kas. Menurut Warren (2002:451), “A cash distribution of
earnings by a corporation to its hareholders is called a cash dividend”. “Biasanya
sebuah korporasi harus memenuhi 3 kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar
dividen kas, yaitu laba ditahan yang mencukupi, kas yang memadai dan tindakan
formal dari dewan komisaris” (Warren, 2002:451).
Riyanto (2002:265) menyatakan bahwa ”kebijakan dividen berkaitan
dengan penentuan pendapatan (earnings) antara penggunaan pendapatan untuk
dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan di
dalam perusahaan yang berarti laba tersebut harus ditahan di dalam perusahaan”.
kebijakan dividen untuk perusahaan. Sehingga dapat dijadikan pemahaman
mengapa suatu perusahaan mengambil kebijakan dividen tertentu.
Teori–teori tersebut adalah sebagai berikut (Brigham, 2001:66):
a. Dividend irrelevance theory, teori yang dianjurkan oleh Madigliani-Miller (MM) ini menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh, baik terhadap harga saham maupun biaya modalnya atau dapat dikatakan bahwa kebijakan dividen sebenarnya tidak relevan.
b. Bird-in-the-hand theory, teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Linther yang menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan naik jika Dividend Payout Ratio (DPR) rendah. Hal ini dikarenakan investor lebih suka menerima dividen daripada capital
gains.
c. Tax preference theory, adalah suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital
gains maka para investor lebih menyukai capital gains karena
E. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Tabel 2.1
Tinjauan Peneliti terdahulu
Nama Judul Variabel yang
digunakan
Hasil Penelitan
Hermi (2004)
Hubungan Laba Bersih dan Arus kas Operasi Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Perdagangan Besar Barang Produksi di Bursa Efek Jakarta Periode 1999-2004. laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas. Tetapi arus kas operasi lebih berpengaruh signifikan terhadap Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Dividen Kas (Studi Kasus pada Industri Makanan dan Minuman yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta)
Laba Akuntansi, Laba Tunai dan Dividen Kas.
Ada hubungan positif dan kuat antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas.
Lainy Mummaiza (2009)
Analisis Hubungan antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Dividen Kas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Laba Akuntansi, Laba Tunai dan Dividen Kas.
F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan penelitian
terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti. Kerangka
konseptual juga merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta
merumuskan hipotesis. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan
tinjauan penelitian terdahulu, maka peneliti membuat kerangka konseptual
penelitian seperti yang tertera pada gambar.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber: Penulis, 2009
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka dapatlah dibuat justifikasi
hubungan antara variabel independen dengan dependen. Laba akuntansi adalah
selisih pendapatan operasi dengan beban operasi. Laba Bersih adalah laba setelah
dikurangi beban pajak dan beban bunga. Laba tunai adalah laba akuntansi yang
telah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan,
beban amortisasi, penjualan kredit, pembelian kredit, beban gaji, beban pajak, Laba Akuntansi
Laba Tunai
dan beban bunga yang belum dibayar. Dividen kas adalah distribusi laba dalam
bentuk kas oleh sebuah perusahaan kepada pemegang sahamnya. Laba akuntansi,
laba bersih dan laba tunai secara teori mempengaruhi jumlah dividen kas. Hal itu
disebabkan dividen yang dalam hal ini adalah dalam bentuk kas merupakan
bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Jadi,
semakin besar jumlah laba, baik secara laba akuntansi, laba bersih maupun laba
tunai, maka semakin besar pula jumlah dividen kas yang akan dibagikan.
2. Hipotesis Penelitian
Erlina (2008:49) menyatakan “Hipotesis adalah preposisi yang
dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan
ungkapan atau penyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji
kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau
memprediksi fenomena-fenomena”. Hipotesis masih perlu diuji kebenarannya
karena masih bersifat jawaban sementara atas suatu masalah. Berdasarkan
tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : ada hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas,
H2 : ada hubungan antara laba bersih dengan dividen kas,
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penelitian pengujian
hipotesis. Pengujian hipotesis merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antar variabel, yakni hubungan yang bersifat korelasional.
Menurut Rochaety et.al. (2007:74) ”Studi korelasional yaitu studi yang dilakukan
apabila peneliti tertarik untuk menggambarkan variabel-variabel yang penting
yang berhubungan dengan suatu masalah”.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama empat tahun berturut-turut yaitu pada
tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah penarikan sampel secara purposive (purposive sampling), yaitu
penetapan sampel dengan didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu (Suliyanto,
2006:131). Kriteria-kriterianya adalah :
a. perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak
didelisting pada tahun 2006 sampai dengan 2009.
b. perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian dan memperoleh laba pada
tahun 2006 sampai dengan 2009.
c. perusahaan tersebut membagikan dividen kas pada tahun 2006, 2007, 2008
Tabel 3.1
Daftar Populasi Perusahaan
No Nama Perusahaan Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Sampel
1 PT. Bank Agroniaga Tbk v v x
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka yang menjadi sampel
penelitian ini adalah 9 perusahaan perbankan sebagai berikut:
Tabel 3.2 6 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
7 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 8 PT. Bank Pan Indonesia Tbk
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif.
Sumber data penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder dalam
penelitian ini adalah berupa laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dari
Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009. Data yang dibutuhkan adalah informasi
keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian, yaitu:
1. informasi laba akuntansi perusahaan,
2. informasi laba bersih perusahaan,
3. informasi laba tunai perusahaan,
4. informasi dividen kas yang dibagikan perusahaan.
Data penelitian ini merupakan pooled data yang bersifat kuantitatif.
Menurut Jogiyanto (2006:54) ”Panel data atau pooled data adalah gabungan dari
data yang melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel (cross sectional)
dan data yang melibatkan urutan waktu (time series)”. Data penelitian didapatkan
dari hasil publikasi laporan keuangan perusahaan perbankan yang di BEI dan
Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data tersebut dikumpulkan secara
runtut waktu (time series).
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah
teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi yang dilakukan yaitu dengan cara
periode penelitian (2006, 2007, 2008 dan 2009). Sumber data adalah Indonesian
Capital Market Directory (ICMD) dan situs Bursa Efek Indonesi
E. Definisi Operasional Variabel
Pada penelitian ini, variabel independen dan variabel dependen yang
dipergunakan adalah :
1. variabel independen ( bebas )
Variabel independen dalam penelitian ini adalah laba akuntansi (X1), laba
bersih (X2) dan laba tunai (X3). Laba akuntansi (X1) dalam penelitian ini adalah
selisih antara pendapatan yang operasi maupun tidak dan seluruh biaya operasi
maupun tidak. Laba bersih (X2) dalam penelitian ini adalah laba setelah pajak dan
bunga. Laba tunai (X3) dalam penelitian ini adalah laba akuntansi yang telah
disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban
amortisasi, penjualan kredit, beban gaji, beban pajak, dan beban bunga yang
belum dibayar, serta pembelian kredit.
2. variabel Dependen (Terikat)
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah dividen kas.
Dividen kas (Y) dalam penelitian ini adalah dividen yang dibagikan secara tunai
kepada pemegang saham atau distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah
perusahaan kepada pemegang sahamnya. Berikut ini dapat dilihat rangkuman dari
Tabel 3.3
Definisi Operasional Variabel
No Jenis Variabel Nama Variabel Definisi Skala
Pengukuran
1 Independen Laba Akuntansi Laba akuntansi adalah laba bersih yang didapat dari selisih antara pendapatan yang operatif maupun tidak dan seluruh biaya operatif maupun tidak.
Ordinal
2 Independen Laba Bersih Laba bersih adalah laba setelah pajak dan bunga.
Ordinal 3 Independen Laba Tunai Laba tunai adalah laba akuntansi
yang telah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, beban gaji, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar, serta pembelian kredit.
Ordinal
4 Dependen Dividen Kas Dividen kas adalah distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah perusahaan kepada pemegang sahamnya
Ordinal
F. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, data dianalisis dengan menggunakan metode analisis
statistik, di mana model analisis statistik yang digunakan adalah statistika
nonparametrik. Menurut Suliyanto (2006:175) ”Statistika nonparametrik
digunakan jika data dalam riset berskala nominal dan ordinal, kemudian
penyebaran data tidak mengikuti distribusi normal ”. Data dianalisis statistik
dengan menggunakan SPSS. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode
korelasional untuk menentukan ada atau tidaknya korelasi antara data ordinal dan
data ordinal lainnya. Dengan menggunakan metode ini, maka dapat ditentukan
ada atau tidaknya hubungan atau korelasi antara laba akuntansi dengan dividen
1. Korelasi Spearman Rank
Dalam menguji hubungan laba akuntansi, laba bersih dan laba tunai
dengan dividen kas digunakan model persamaan korelasi Spearman Rank dengan
bantuan program SPSS. Menurut Sarwono (2009:69), “Korelasi Rank Spearman
digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan dua variabel atau lebih
berskala ordinal (non-parametrik)”. Menurut Widayat (2002:152), dalam
menghitung koefisien korelasi Rank Spearman ( ) digunakan sebuah rumus.
=
n(
-1)
1 - 6
∑
keterangan:
d = peringkat untuk tiap pasangan
n = jumlah pasangan pengamatan
2. Uji t
Menurut Sarwono (2009:61) “Pengujian hipotesis untuk korelasi
secara manual digunakan uji t”. Hasil dari perhitungan uji t akan menunjukkan
hipotesis yang akan diterima. Uji t dapat dihitung dengan memakai sebuah rumus.
t =
rPengambilan keputusan untuk menggunakan angka pembanding t tabel
menggunakan kriteria. Berdasarkan hasil tersebut, maka akan dapat dilihat
hipotesis yang diterima. Berikut adalah 2 kriteria yang digunakan dalam
mengambil keputusan.
1. Jika t hitung > t tabel, Ho ditolak; Ha diterima.
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini direncanakan secara bertahap mulai dari pengajuan proposal
skripsi hingga sidang meja hijau. Jadwal ini dibuat untuk menunjukkan tahapan
penelitian secara sistematis. Tabel di bawah ini memuat perincian jadwal dari
penelitian dari awal hingga akhir.
Tabel 3.4
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
Untuk menganalisis hubungan dalam penelitian ini, maka diperlukan data
dari perusahaan-perusahaan yang diteliti. Data dari perusahaan-perusahaan
tersebut perlu dianalisa terlebih dahulu sebelum dilakukan pembahasan mengenai
hubungan antara variabel bebas yaitu laba akuntansi, laba bersih dan laba tunai
dengan variabel terikat yaitu dividen kas.
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan
yang terdaftar di BEI selama tahun 2006-2009. Perusahaan yang dijadikan sampel
adalah berjumlah 10 perusahaan dari 30 perusahaan, di mana perusahaan tersebut
telah memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan
demikian jumlah secara keseluruhan yang diteliti adalah sebanyak 40 sampel
untuk 4 tahun dari tahun 2006-2009.
B. Deskripsi Data Penelitian
Berikut ini adalah histogram dari tiap variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini. Dengan adanya histogram ini, maka dapat dilihat apakah
data-data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki normalitas.
Histogram-histogram berikut ini mewakili dari setiap variabel selama 4 tahun periode yang
Gambar 4.1
Histogram Laba Akuntansi
Sumber data : Pengolahan SPSS
Gambar histogram di atas menunjukkan penyebaran data laba akuntansi
selama periode pengamatan. Gambar tersebut menunjukkan bawa data laba
akuntansi selama periode pengamatan menyebar secara tidak normal. Hal tersebut
dikarenakan garis lengkung yang tidak simetris dan data cenderung lebih condong
ke arah kiri. Berikut ini adalah histogram dari laba bersih selama periode
Gambar 4.2 Histogram Laba Bersih
Gambar histogram laba bersih di atas juga cenderung menunjukkan hasil
yang sama dengan data laba akuntansi sebelumnya. Data laba bersih juga
menunjukkan kondisi penyebaran yang tidak normal. Hal tersebut dapat dilihat
dari garis lengkung yang tidak simetris dan data cenderung lebih condong ke arah
Gambar 4.3 Histogram Laba Tunai
Sumber data : Pengolahan SPSS
Gambar histogram laba tunai di atas juga cenderung menunjukkan hasil
yang sama dengan data laba akuntansi dan laba bersih sebelumnya. Data laba
tunai juga menunjukkan kondisi penyebaran yang tidak normal. Hal tersebut dapat
dilihat dari garis lengkung yang tidak simetris dan data cenderung lebih condong
ke arah kiri. Berikut adalah histogram dari variabel yang terakhir yaitu dividen
Gambar 4.4 Histogram Dividen Kas
Sumber data : Pengolahan SPSS
Gambar histogram dividen kas di atas juga cenderung menunjukkan hasil
yang sama dengan data kedua variabel sebelumnya yang menyebar secara tidak
normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keempat variabel yang
digunakan dalam penelitian ini berdistribusi secara tidak normal. Namun
demikian, hal tersebut bukan merupakan suatu masalah yang berarti karena
sebelumnya, karena yang tidak memiliki asumsi itulah yang lebih sesuai untuk
menggunakan statistik nonparametrik.
C. Analisis Objek Penelitian
Analisis objek penelitian dimulai dengan pengumpulan data. Data-data
tersebut dikumpulkan selama periode pengamatan untuk dianalisis lebih lanjut.
Berikut akan disajikan tabel-tabel yang memuat semua dari ketiga variabel
tersebut.
1. Data jumlah laba akuntansi perusahaan sampel
Tabel 4.1
Daftar Laba Akuntansi Perusahaan Sampel (dalam ribuan rupiah)
No. BANK Laba Akuntansi
2006 2007 2008 2009
1 PT. Bank Bukopin Tbk 430127000 528121000 552783000 526498000
2 PT. Bank Bumi Arta Tbk 37828659 29089278 40900293 40927078
3 PT. Bank Central Asia Tbk 6008678000 6331260000 7667907000 8518883000
4 PT. Bank CIMB Niaga Tbk 1027942000 2109467000 1324443000 2209962000
5 PT. Bank Danamon Tbk 2134734000 3131569000 2671141000 2782112000
6 PT. Bank Mandiri Tbk 2711110000 6216917000 7910442000 10434478000
7 PT. Bank Negara Indonesia Tbk 2660845000 1267648000 1874523000 3386114000 8 PT. Bank PAN Indonesia Tbk 1064764000 1358399000 1121626000 1341021000 9 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk 5784619000 7556003000 8346113000 8560659000
Sumber data: Indonesian Capital Market Directory da
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa :
a. pada tahun 2006, PT. Bank Central Asia Tbk memperoleh laba akuntansi
terbesar yaitu sebesar Rp.6.008.678.000.000 dan PT Bank Bumi Arta Tbk
memperoleh laba akuntansi terkecil sebesar Rp.37.828.659.000,
b. pada tahun 2007, PT. Bank Central Asia Tbk memperoleh laba akuntansi
terbesar yaitu sebesar Rp.6.331.260.000.000 dan PT Bank Bumi Arta Tbk
c. pada tahun 2008, PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk memperoleh laba
akuntansi terbesar yaitu sebesar Rp.7.556.003.000.000 dan PT Bank Bumi
Arta Tbk memperoleh laba akuntansi terkecil yaitu sebesar
Rp.40.900.293.000,
d. pada tahun 2009, PT Bank Mandiri Tbk memperoleh laba akuntansi
terbesar yaitu Rp.10.434.478.000.000 dan PT Bank Bumi Arta Tbk
memperoleh laba akuntansi terkecil yaitu sebesar Rp.40.927.078.000.
2. Data jumlah laba bersih perusahaan sampel
Tabel 4.2
Daftar Laba Bersih Perusahaan Sampel (dalam ribuan rupiah)
No. BANK Laba Bersih
2006 2007 2008 2009
1 Bank Bukopin Tbk 315216000 375126000 368780000 362191000
2 Bank Bumi Arta Tbk 26763055 20801644 27621261 28213676
3 Bank Central Asia Tbk 4242692000 4489252000 5776139000 6807242000
4 Bank CIMB Niaga Tbk 647732000 1508386000 678189000 1568130000
5 Bank Danamon Tbk 1325332000 2116915000 1530022000 1532533000
6 Bank Mandiri Tbk 2421405000 4346224000 5312821000 7155464000
7 Bank Negara Indonesia Tbk 1925830000 897928000 122485000 2483995000
8 Bank PAN Indonesia Tbk 652013000 852252000 701361000 915298000
9 Bank Rakyat Indonesia Tbk 4257572000 4838001000 5958368000 7308292000
Sumber data: Indonesian Capital Market Directory dan www.idx.co.id
Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
a. pada tahun 2006, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperoleh laba bersih
yang terbesar yaitu sebesar Rp.4.257.572.000.000 dan PT Bank Bumi Arta
Tbk memperoleh laba bersih terkecil yaitu sebesar Rp. 26.763.055.000,
b. pada tahun 2007, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperoleh laba bersih
yang terbesar yaitu sebesar Rp.4.838.001.000.000 dan PT Bank Bumi Arta
c. pada tahun 2008, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperoleh laba bersih
yang terbesar yaitu sebesar Rp.5.958.368.000.000 dan PT Bank Bumi Arta
Tbk memperoleh laba bersih terkecil yaitu sebesar Rp. 27.621.661.000,
d. pada tahun 2009, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperoleh laba bersih
yang terbesar yaitu sebesar Rp.7.308.292.000.000 dan PT Bank Bumi Arta
Tbk memperoleh laba bersih terkecil yaitu sebesar Rp. 28.213.676.000.
3. Data jumlah laba tunai perusahaan sampel
Tabel 4.3
Daftar Laba Tunai Perusahaan Sampel (dalam ribuan rupiah)
No. BANK Laba Tunai
2006 2007 2008 2009
1 Bank Bukopin Tbk 459903000 543611000 550837000 520333000
2 Bank Bumi Arta Tbk 39912851 29845598 41573289 41158495
3 Bank Central Asia Tbk 6066603000 6401630000 7720043000 8945092000
4 Bank CIMB Niaga Tbk 931797000 1510527000 683072000 1575328000
5 Bank Danamon Tbk 1761923000 2893681000 2677837000 2370560000
6 Bank Mandiri Tbk 2831196000 6333383000 8068560000 10824074000
7 Bank Negara Indonesia Tbk 2839639000 1481140000 1932385000 3443949000
8 Bank PAN Indonesia Tbk 1942322000 1309212000 1153368000 1406145000
9 Bank Rakyat Indonesia Tbk 5906721000 7780074000 8822012000 9891228000
Sumber data: Indonesian Capital Market Directory da
Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
a. pada tahun 2006, PT Bank Central Asia Tbk memperoleh laba tunai yang
terbesar yaitu sebesar Rp.6.066.603.000.000 dan PT Bank Bumi Arta Tbk
memperoleh laba tunai terkecil yaitu sebesar Rp. 39.912.851.000,
b. pada tahun 2007, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperoleh laba tunai
yang terbesar yaitu sebesar Rp.7.780.074.000.000 dan PT Bank Bumi Arta
c. pada tahun 2008, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperoleh laba tunai
yang terbesar yaitu sebesar Rp.8.822.012.000.000 dan PT Bank Bumi Arta
Tbk memperoleh laba tunai terkecil yaitu sebesar Rp. 41.573.289.000,
d. pada tahun 2009, PT Bank Mandiri Tbk memperoleh laba tunai yang
terbesar yaitu sebesar Rp.10.824.074.000.000 dan PT Bank Bumi Arta
Tbk memperoleh laba tunai terkecil yaitu sebesar Rp. 41.158.495.000.
4. Data jumlah dividen kas perusahaan sampel
Tabel 4.4
Daftar Jumlah Dividen Kas Perusahaan Sampel (dalam ribuan rupiah)
No. BANK Deviden Kas
2006 2007 2008 2009
1 Bank Bukopin Tbk 115503000 126086000 187563000 110634000
2 Bank Bumi Arta Tbk 110000000 6930000 5197500 6906900
3 Bank Central Asia Tbk 1784372000 2087941000 1549623000 3411135000
4 Bank CIMB Niaga Tbk 69599000 366950000 141796000 305170000
5 Bank Danamon Tbk 1001922000 662656000 1128064000 892335000
6 Bank Mandiri Tbk 301685000 1452843000 3911601000 1859488000
7 Bank Negara Indonesia Tbk 707369000 962922000 449054000 122248000
8 Bank PAN Indonesia Tbk 10733000 6527000 24810000 5949000
9 Bank Rakyat Indonesia Tbk 1904293000 2128786000 2085429000 2419000000
Sumber data: Indonesian Capital Market Directory da
Berdasarkan data di atas,maka dapat disimpulkan bahwa :
a. pada tahun 2006, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk membagikan dividen kas
terbesar yaitu sebesar Rp.1.904.293.000.000 dan PT Bank PAN Indonesia
Tbk yang membagikan dividen kas terkecil yaitu sebesar
Rp.10.733.000.000,
b. pada tahun 2007, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk membagikan dividen kas
Tbk yang membagikan dividen kas terkecil yaitu sebesar
Rp.6.527.000.000,
c. pada tahun 2008, PT Bank Mandiri Tbk membagikan dividen kas terbesar
yaitu sebesar Rp.3.911.601.000.000 dan PT Bank Bumi Arta Tbk yang
membagikan dividen kas terkecil yaitu sebesar Rp.5.197.500.000,
d. pada tahun 2009, PT Bank Central Asia Tbk membagikan dividen kas
terbesar yaitu sebesar Rp.3.411.135.000.000 dan PT Bank PAN Indonesia
Tbk yang membagikan dividen kas terkecil yaitu sebesar
Rp.5.949.000.000.
D. Hasil Analisis Statistik
Penganalisaan statistik dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan korelasi Spearman Rank. Menurut Sugiyono (2008:356) ”Korelasi
Spearman Rank digunakan mencari hubungan atau menguji signifikansi hipotetis
asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan
sumber data antar variabel tidak harus sama”. Perhitungan korelasi Spearman
Rank ( ) dalam penelitian ini menggunakan SPSS. Menurut Widayat dan
Amirullah (2002:152) “Nilai menggambarkan besarnya hubungan antar dua
variabel. Nilai = 1 menandakan hubungan antar dua variabel tersebut kuat, dan
bilamana mendekati nol menggambarkan hubungan kedua variabel tersebut
1. Analisis Hubungan Laba Akuntansi dengan Dividen Kas
a. Tahun 2006
Tabel 4.5
Korelasi Laba Akuntansi Dengan Dividen Kas 2006 Correlations
Laba Akuntansi
2006
Dividen Kas
2006
Spearman's rho Laba Akuntansi 2006 Correlation Coefficient 1.000 .767*
Sig. (2-tailed) . .016
N 9 9
Dividen Kas 2006 Correlation Coefficient .767* 1.000
Sig. (2-tailed) .016 .
N 9 9
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber data : Pengolahan SPSS
t =
= 0,767
= 0,767 x 4,121 = 3,161
Berdasarkan hasil analisis korelasi Spearman Rank (rs) antara laba
akuntansi 2006 dengan dividen kas 2006 menunjukkan nilai rs > 0 (0,767 > 0).
Hasil tersebut menunjukkan bahwa laba akuntansi dengan dividen kas memiliki
korelasi yang kuat dan positif. Hasil tersebut juga didukung oleh hasil dari
perhitungan t > (3,161 > 2,262) yang berarti bahwa Ho1 tidak dapat
diterima dan Ha1 diterima yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan
b. Tahun 2007
Tabel 4.6
Korelasi Laba Akuntansi Dengan Dividen Kas 2007 Correlations
Laba Akuntansi
2007
Dividen Kas
2007
Spearman's rho Laba Akuntansi 2007 Correlation Coefficient 1.000 .817**
Sig. (2-tailed) . .007
N 9 9
Dividen Kas 2007 Correlation Coefficient .817** 1.000
Sig. (2-tailed) .007 .
N 9 9
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber data : Pengolahan SPSS
t =
= 0,817
= 0,817 x 4,584 = 3,745
Berdasarkan hasil analisis korelasi Spearman Rank (rs) antara laba
akuntansi 2007 dengan dividen kas 2007 menunjukkan nilai rs > 0 (0,817 > 0).
Hasil tersebut menunjukkan bahwa laba akuntansi dengan dividen kas memiliki
korelasi yang kuat dan positif. Hasil tersebut juga didukung oleh hasil dari
perhitungan t > (3,745 > 3,250) yang berarti bahwa Ho1 tidak dapat
diterima dan Ha1 diterima yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan