• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan Memori pada Penderita Nyeri Kepala Primer Kronik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gangguan Memori pada Penderita Nyeri Kepala Primer Kronik"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 4 y Desember 2007 254

Gangguan Memori pada Penderita Nyeri Kepala Primer Kronik

Irina Kemala Nasution, Aldy S. Rambe, dan Hasan Sjahrir Departemen Neurologi, Universitas Sumatera Utara

Abstrak:

Latar belakang: Disfungsi kognitif pada pasien nyeri kepala primer kronik telah dilaporkan beberapa penulis. Penemuan ini masih kontroversial. Menyadari adanya data yang kontroversial ini, studi kami dibuat untuk menentukan adanya gangguan kognitif pada pasien nyeri kepala primer kronik.

Metode: Tiga puluh lima pasien penderita nyeri kepala primer kronik dimasukkan dalam studi (berdasarkan kriteria International Headache Society). Kriteria eksklusi ternasuk nyeri kepala sekunder, afasia, tidak bisa berbahasa Indonesia, dan penyakit yang mempengaruhi memori. Tes yang digunakan: Digit span, Rey Complex Figure Test, dan Hamilton Depression Scale.

Hasil: Tes Digit Span, rata-rata digit forward 5,80±1,32 dan digit backward 4,08±1,24 dimana Tes Rey Complex Figure dijumpai rata-rata nilai copy 32,00±3,06 dan nilai short term memory 14,89±4,89. Kebanyakan pasien menderita depresi sedang (N=29, rata-rata 10,59±4,28).

Kesimpulan: Pada tes Digit Span, pasien lebih sulit mengerjakan digit backward dibandingkan digit forward. Pada tes Rey Complex Figure, nilai copy lebih tinggi dibandingkan dengan nilai short term memory. Kebanyakan pasien menderita depresi ringan.

Kata kunci: gangguan memori, nyeri kepala primer kronik

Abstract:

Background: Cognitive dysfunction in chronic primary headache patients have been reported by several authors. These findings however, are controversial. Considering these controversial data we carried out further investigation our study was design to assess the presence of cognitive defect in group of patients affected by chronic primary headache.

Methods: Thirty five patients suffering from chronic primary headache were studied.(according to the International Headache Society criteria). Exclusion criteria included secondary headache patients, patients with aphasia, unable to communicate in Indonesian language, and having diseases that influence memory performance. The following test were selected: Digit Span, Rey Complex Figure Test, and Hamilton Depression Scale.

Results: In Digit span test, the mean of digit forward was 5,80±1,32 and digit backward was 4,08±1,24 while in the Rey complex figure test the mean of copy score was 32,00±3,06 and short term memory score was 14,89±4,89 Most of the patients were suffering from mild depression (N=29, Mean=10,59±4,28).

Conclusions: In Digit span test, the patients were having more difficulties in doing the digit backward test compared to the digit forward test. In the Rey complex figure test, the copy score was higher than the short term memory score. Most of the patients were suffering from mild depression.

Keywords: memory disturbance, chronic primary headache

PENDAHULUAN

Nyeri kepala merupakan keluhan yang paling sering dijumpai pada populasi orang dewasa di Amerika Utara.1

Adanya nyeri kepala merupakan isyarat awal adanya gangguan stabilitas otak terutama reaksi elektrokimiawi dari neurotransmitter,

pembengkakan pembuluh darah otak dan peregangan serabut saraf menunjukkan alarm bahwa ada suatu gangguan.2

Di mana tension-type headache merupakan nyeri kepala yang paling banyak diderita. Sementara migraine merupakan nyeri kepala tersering sesudah tension-type headache.

(2)

Irina Kemala Nasution dkk. Gangguan Memori pada Penderita Nyeri Kepala…

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 4 y Desember 2007 255

Prevalensinya 11% di USA dan 15% di Kanada.1

Tipe migraine yang paling sering ada 2 yakni classic migraine dan common migraine. Serangan kedua tipe migraine

tersebut mungkin terlibat dalam proses yang menyebabkan gangguan fungsi otak. 3

F Le Pira et al menyatakan bahwa perubahan neuropsychological hanya pada beberapa tes. Pada pasien migraine tanpa aura menunjukkan perubahan verbal performance

dan atensi 4

. Wray, Mijovic-Prelec (1995) menunjukkan bahwa penderita migraine lebih baik pada proses visual “low level”.5

Zeitlin & Oddy (1984) menemukan pada sekelompok pasien dengan migraine yang berat secara significant menunjukkan hasil tes memori dan proses informasiyang buruk.4

Ardila & Sanchez dengan 20 pasien classic migraine dijumpai gangguan kognitif.4

Ai (1992) memberikan neuropsychologic battery pada pasien-pasien classic dan

common migraine dan dia menemukan perubahan yang significant dibanding dengan kontrol, dan perubahan ini semakin buruk dengan lamanya penyakit ini.4

Dari hal-hal tersebut di atas maka ingin diketahui apakah ada gangguan memori pada penderita nyeri kepala primer kronik di Bagian Rawat Jalan Neurologi RS.H.Adam Malik Medan.

METODOLOGI

Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan disain deskriptif analitik yang mengambil data dari pasien yang berobat jalan di Poliklinik Sefalgia Bagian Neurologi RSUP.H.Adam Malik Medan, mulai tanggal 27 Desember 2006 sampai 31 Maret 2007. Besar sampel yang dipakai dalam penelitian ini 35 orang.

Pengambilan sampel penelitian dengan metode konsekutif sesuai dengan kriteria inklusi: Penderita nyeri kepala primer yang telah dikonfiramsi sesuai kriteria IHS edisi 2. Nyeri kepala primer sudah diderita >3 bulan. Sedangkan kriteria eksklusinya: Penderita nyeri kepala sekunder, penderita afasia, penderita yang tidak bisa berbahasa Indonesia, dan penyakit yang mempengaruhi gangguan memori.

Kriteria chronic migraine ialah sakit kepala yang terjadi 15 hari dalam 1 bulan selama lebih dari 3 bulan dan tidak adanya penggunaan obat berlebihan6

, sedangkan

chronic tension type headache merupakan nyeri kepala yang berasal dari episodic tension type headache, dengan serangan tiap hari atau serangan episodik nyeri kepala yang lebih sering yang berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari. Nyeri kepala bersifat bilateral, menekan atau mengikat dalam kualitas dan intensitas ringan atau sedang, dan nyeri kepala tidak bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin. Kemungkinan terdapat mual, fotofobia/fonofobia ringan. Nyeri kepala timbul ≥ 15 hari/bulan, berlangsung > 3 bulan (≥ 180 hari/tahun)6

, dan chronic cluster yakni serangan nyeri kepala cluster terjadi lebih dari 1 tahun tanpa remisi atau disertai remisi-remisi yang berlangsung kurang dari 1 bulan.6

Sedangkan gangguan memori adalah penurunan kemampuan penamaan (naming) dan kecepatan mencari kembali informasi yang telah tersimpan dalam memori 8

. Dimana untuk mengukur gangguan memori digunakan beberapa tes yakni Digit span, yang terbagi atas digit forward dengan skor tertinggi 8 dan digit backward dengan skor tertinggi 7 10

, Ray Osterrierh Complex Figure Test: suatu skala untuk mengukur memori non-verbal jangka pendek dan jangka panjang, dengan nilai tertinggi 36 4

, dan yang terakhir Hamilton Rating Scale for Depression yakni suatu skala untuk mengukur derajat depresi yang terdiri dari 21 pertanyaan dengan interpretasi skor 0-6: normal, 7-17: depresi ringan, 18-24: depresi sedang dan skor > 24: depresi berat 10,12

.

Data yang terkumpul secara deskriptif disajikan dalam bentuk tabel dengan menyertakan nilai rerata dan simpangan deviasinya. Pengolahan data penelitian dilakukan secara elektronik menggunakan perangkat SPSS versi 10.0.

HASIL PENELITIAN

Dari hasil penelitian ini didapatkan sampel 35 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Pada Tabel 1 memperlihatkan distribusi penderita nyeri kepala primer kronik dengan jenis kelamin wanita menempati porsi terbanyak, dan kelompok umur terbanyak ialah 41-50 tahun. Tabel ini juga menunjukkan sebagian besar penderita nyeri kepala primer kronik bersuku bangsa Batak, dan pendidikan terakhir penderita terbanyak adalah SLTP.

(3)

Karangan Asli

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 4 y Desember 2007 256

Tabel 1.

Karakteristik penderita nyeri kepala primer kronik

Karakteristik Jumlah

Jenis Kelamin

Wanita 26

Pria 9

Kelompok Umur

40 tahun 6

41-50 tahun 17

51-60 tahun 10

> 60 tahun 2

Suku Bangsa

Batak 19

Jawa 7

Melayu 3

Aceh 6

Pendidikan

SD 6

SLTP 16

SLTA 11

Perguruan Tinggi 2

Tabel 2.

Gambaran tes neuropsychological pada penderita nyeri kepala primer kronik Rerata SD

Digit forward 5,80 1,32

Digit backward 4,08 1,24

Rey (copy) 32,00 3,06

Rey (STM) 14,89 4,89

Hamilton 11,14 4,28

Sedangkan pada Tabel 2 menunjukkan pada tes digit forward dijumpai nilai rerata yakni 5,80 dengan SD 1,32, dan pada tes digit backward dijumpai nilai rerata 4,08 dengan SD 1,24.

Pada tabel yang sama dapat dilihat pada tes Rey Complex figure (copy) nilai rerata 32.00 dengan SD 3,06, sedang pada STM

(short term memory) dijumpai nilai rerata 14,89 dengan SD 4,89.

Selanjutnya tabel ini juga menunjukkan hasil tes Hamilton yakni dengan rerata 11,14 dan SD 4,28.

DISKUSI

Pada Tabel 1 memperlihatkan distribusi penderita nyeri kepala primer kronik dengan jenis kelamin wanita menempati porsi

terbanyak, Ada sekitar 28 juta penderita migren di Amerika Serikat, dimana 2/3 nya adalah wanita. Berdasarkan perpustakaan negara barat, prevalensi migren pada orang dewasa adalah 10-12% setahun, pria 6% dan wanita 15-18%.2

Tabel 1 juga menampilkan bahwa kelompok umur terbanyak ialah 41-50 tahun. Tabel ini juga menunjukkan sebagian besar penderita nyeri kepala primer kronik bersuku bangsa Batak, dan pendidikan terakhir penderita terbanyak adalah SLTP. Tetapi tidak dijelaskan lebih lanjut dalam penelitian ini.

Sedangkan pada Tabel 2 menunjukkan pada tes digit forward dijumpai nilai rerata yakni 5,80 dengan SD 1,32, dan pada tes digit backward dijumpai nilai rerata 4,08 dengan

(4)

Irina Kemala Nasution dkk. Gangguan Memori pada Penderita Nyeri Kepala…

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 4 y Desember 2007 257

SD 1,24. Ini sesuai dengan teori bahwa.

Backward digit span lebih sulit,dan hasilnya tergantung dari strategi visualisasi atau pengkodean dari pasien untuk mengatasi angka yang terlupa.9

Pada tabel yang sama dapat dilihat pada tes Rey Complex figure (copy) nilai rerata 32.00 dengan SD 3,06, sedang pada STM

(short term memory) dijumpai nilai rerata 14,89 dengan SD 4,89. Rey Complex Figure Test digunakan untuk mengukur memori non-verbal jangka pendek dan jangka panjang.4

. Tes ini berguna untuk mengukur kemampuan visuospatial constructional dan memori visual daripada otak. Hal ini serupa dengan yang dikatakan oleh F Le Pira et al terhadap 30 orang dimana subjek menunjukkan kesulitan pada tugas verbal dan non verbal. Gangguan memori baik pada visuospatial maupun tes

verbal cognitive mungkin tergantung pada mekanisme recall. Penjelasan yang mungkin adalah adanya disfungsi dari hemisfer kanan: proses global berkurang, memori visual, dan perubahan atensi.4

Selanjutnya Tabel 2 ini juga menunjukkan hasil tes Hamilton yakni dengan rerata 11,14 dan SD 4,28. Hamilton Rating Scale for Depression merupakan suatu skala untuk mengukur derajat depresi 10,12

. Tapi seberapa jauh depresi ini menyebabkan terjadinya gangguan memori tidak dibahas dalam penelitian ini.

Keterbatasan penelitian ini adalah jumlah sampel yang sedikit serta waktu penelitian yang singkat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada tes Digit Span, pasien lebih sulit mengerjakan digit bacward dibandingkan digit forward. Sedangkan pada tes Rey Compex Figure, nilai copy lebih tinggi dibandingkan dengan nilai short term memory. Dan kebanyakan dari pasien menderita depresi ringan.

Masih banyak pro dan kontra tentang adanya gangguan kognitif pada pasien nyeri kepala primer kronik, sehingga masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut di kemudian hari dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan waktu penelitian yang lebih panjang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Frey R. Headache health article. Available from: http://www.healthline.com/galecontent/ headache-2.

2. Sjahrir H. Nyeri Kepala 1.USU Press. 2004.

3. Hooker WD, Raskin NH. Neuropsychologic alterations in classic and common migraine. Arc Neurol 1986; 43:709-12. 4. Fira FL et al. Memory disturbance in

migraine with and without aura: a strategy problem?. Cephalalgia 2000; 20:475-78.

5. Wray sh, Mijovic-Prelec D, Kosslyn SM. Visual processing in migraineurs. Brain 1995; 118:25-35.

6. Sjahrir H. Nyeri Kepala dan Vertigo. USU Press. 1998.

7. Lumban Tobing SM. Neurologi Klinik Pemeriksaan fisik dan mental. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI; 2001.

8. Kusumaputra S. Permasalahan Mudah Lupa sampai Kepikunan. Dalam: Sjahrir H, Nasution D, Rambe HH.Editor. Dmentia.Edisi pertama. Medan: USU Press; 1999.

9. Assesment of memory functioning. Available from: http://www.ic.arizona. edu/ic/amd/assess.htm

10. Masur H.Editor. Scales and Scores in Neurology. Symptom Related Scales and Scores. Stuttgart; Thieme; 2004:113. 11. Canham RO, Smith SL, Tyrell AM.

Automated Scoring of Neuropsycho-logical test: The Rey Osterrieth Complex Figure. Available from: http://citeseer.ist. psu.edu/cachepage/442460/i

12. Kaplan HI, Sadocks BJ, Sinopsis Psikiatri (Edisi Bahasa Indonesia). Jilid I.Edisi VII. Jakarta: Binarupa Aksara; 1997.

13. Madiyono B, Moeslichan MzS, Budiman I, Purwanto SH. Perkiraan Besar Sampel. Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S, editor. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binapura Aksara; 1995.hal 187-212.

Gambar

Tabel 2.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Teknik Speed Reading dalam Metode SQ4R untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman dalam Menentukan Gagasan Utama Suatu Teks di Kelas V SDN

Kepemimpinan Transformational dan Pengaruhnya terhadap Kepuasan Kerja atas Kualitas Kehidupan Kerja, Komitmen Organisasi dan Perilaku Ekstra..

[r]

Pada indikator pertama di siklus 1 di bagian “saya tidak akan menunda - nunda pekerjaan yang sudah di berikan kepada sa ya” adalah 62.5%, nilai ini di pengaruhi dengan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam membahas penelitian ini adalah sebagai berikut: a Menggambar graf tangga dimulai dari L1 sampai dengan L5 , b Menentukan semua kemungkinan

Menurut Siregar (2003) analisis korelasional adalah suatu bentuk analisis data untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, yang merupakan hubungan antara

Simbol Aljabar p pada contoh-1, U pada contoh-2, dan a pada contoh-3 di atas adalah contoh variabel karena p mewakili banyak pohon yang mungkin dimiliki Pak Amir, U

Penelitian dilaksanakan pada Sekolah Dasar Kota Padang, dengan sampel Sekolah Dasar Negeri Percobaan Kota Padang (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional), Sekolah