• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gerakan-Gerakan Demokrasi Pada Zaman Meiji Di Jepang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gerakan-Gerakan Demokrasi Pada Zaman Meiji Di Jepang."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

G

GERAKAN

NIH

P

N-GERAK

ON NO M

SU

PROGRA

F

UNIV

KAN DEM

MEIJI JID

KER

D

NARTI Y

NIM

AM STUD

AKULTA

VERSITA

MOKRA

JEPANG

DAI NO J

RTAS KAR

Dikerjaka

O

L

E

H

YOHANA

M: 082203

DI BAHA

AS ILMU

AS SUMAT

MEDAN

2011

ASI PADA

G

JIY

Ū

MIN

RYA

an

A BANUR

3008

ASA JEPA

U BUDAY

TERA UT

N

A ZAMAN

NKEN UN

REA

ANG D III

YA

TARA

N MEIJI D

ND

Ō

I

(2)

NIHO

KERTA Dikerja O L E H SUNAR NIM:08 Dosen P Drs. E NIP : Kertas Progra Meleng Dalam PROGR FAKUL UNIVE MEDA 2011

ON NO ME

AS KARYA akan RTI YOHA 82203008 Pembimbin man Kusdi 19600919 1

karya ini d am Pendidi

gkapi salah Bidang Stu

RAM BIDA LTAS ILM ERSITAS S AN

EIJI JIDA

A ANA BANU ng, iyana,M.H 1988 03 1 0

diajukan k ikan Non-G h satu syara

udi Bahasa

ANG STUD MU BUDAY

SUMATER

AI NO JI

UREA um 001 epada pani Gelar Faku at ujian Dip a Jepang

DI BAHAS YA

RA UTARA

IY

Ū

MIN

itia ujian ultas Ilmu B

ploma III SA JEPAN RA

KEN UN

Dos Mhd NIP Budaya US NG

D

Ō

en Pemba

d. Pujiono,S P : 1969101

U Medan u aca,

S.S., M.Hu 1 2002 12 1

untuk

(3)

Disetujui oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi Bahasa Jepang Pengelola,

(Zulnaidi, S.S.M.Hum) NIP : 1967 08072004 01 1 001

(4)

PENGESAHAN

Diterima oleh :

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, untuk melengkapi salah satu ujian Diploma III

Dalam Bidang Studi Bahasa Jepang

Pada :

Tanggal : Hari :

Progam Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M. A. NIP : 19511013 1976 03 1 001 Panitia

No. Nama Tanda Tangan

1. ……… (………..)

2. ……… (………..)

3. ……… (………..)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan khadirat Allah SWT, atas Berkat dan Rahmat-Nya,

sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Kertas karya dengan judul

“GERAKAN-GERAKAN DEMOKRASI PADA ZAMAN MEIJI DI JEPANG” ini

merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar Ahli Madya di

Universitas Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini masih jauh dari sempurna, dan masih

banyak terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati,

penulis akan menyambut dan menerima kritik serta saran dari pembaca nantinya, demi

mendekati kesempurnaan kertas karya ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang

telah mendukung dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr.Syahron Lubis,M.A. Selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas

Sumatera Utara

2. Bapak Zulnaidi,S.S.,Hum selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs.Eman Kusdiyana,M.Hum, selaku Dosen Pembimbing.yang dengan

ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dengan pengarahan

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan kertas karya ini.

4. Bapak Mhd.Pujiono,S.S.M.Hum selaku Dosen pembaca.

(6)

6. Seluruh staf pengajar Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas

Sumatera Utara.

7. Teristimewa penulis mengucapakan banyak terima kasih kepada Ayahanda

(Syamsudin Banurea), Ibunda (Tinur Angkat), serta kakak dan adik- adik (Kak

Uswatun, Nina, Andi, Lolo) dan seluruh keluarga yang telah banyak memberikan

bantuan baik moril maupun material kepada penulis selama ini.

8. Sahabat-sahabat terbaik: Gloria Manalu, Iqrami Azzahro, Silvia Egita Tarigan,

Yessi Yosevina Gultom, yang selama ini telah menemani dan membantu penulis

dalam suka maupun duka.

9. Teman-teman seperjuangan di kelas A dan B Jurusan Bahasa Jepang stambuk

2008 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga kertas karya ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat sepenuhnya bagi

para pembaca dan pengguna kertas karya ini, khususnya mahasiswa Bahasa Jepang lainnya.

Medan, Juni 2011

Penulis

Sunarti Yohana Banurea

082203008

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2. Tujuan Peulisan ... 2

1.3. Pembatasan Masalah ... 2

1.4. Metode Penulisan ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI 2.1. Faktor-Faktor Yang Mendorong Timbulnya Restorasi Meiji .... 3

2.2. Perubahan-Perubahan Setelah Restorasi Meiji ... 6

2.3. Latar Belakang Muncunya Gerakan Demokrasi Pada Meiji ... 9

BAB III GERAKAN-GERAKAN DEMOKRASI PADA ZAMAN MEIJI DI JEPANG 3.1Gerakan Demokrasi Dipimpin Oleh Bekas Samurai (ShizokuMinken)...10

3.2. Gerakan Demokrasi Dipimpin Oleh Petani Kaya (Gono Minken) …..………..……….13

3.3. Gerakan Demokrasi Oleh Petani Miskin (Nomin Minken) .... …15

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan ...….16

4.2. Saran ... …..17

DAFTARPUSTAKA

(8)

ABSTRAK

GERAKAN-GERAKAN DEMOKRASI PADA ZAMAN MEIJI DI JEPANG

Zaman pemerintahan Meiji merupakan zaman pencerahan dalam sejarah peradaban

bangsa Jepang. Hal ini ditandai dengan pembukaa kembali hubungan antara Jepang dengan

orang asing setelah runtuhya pemerintahan Tokugawa. Hal ini juga menyebabkan perubahan

besar juga pada bidang perpolitikan. Karena orang yang datang ke Jepang menganut sistem

demokrasi yang membebaskan masyarakatnya mengeluarkan pendapat, sehingga masyarakat

Jepang juga ingin menerapkan sistem demokrasi ini diJepang, untuk menjadikan Negara yang

kuat. Ini disebabkan pada saat pemerintahan Tokugawa yang bisa mengeluarkan pendapat

hanyalah orang-orang berkuasa.

Atas dasar pemikiran-pemikiran inilah masyarakat mulai memikirkan tentang

pembentukan pemerintahan yang berdasarkan demokrasi. Pergerakan demokrasi ini diawali

oleh golongan bekas samurai yang terjadi dipusat pemerintahan di Tokyo dan didaerah Tosa.

Terjadinya pergerakan ini karena perbedaan pendapat antara pemimpin di pemerintahan Meiji

mengenai hubungan diplomasi dengan Korea. Pergolakan ini mengakibatkan beberapa

pemimpin mengundurkan diri dari pemerintahan, mereka adalah Itagaki Taisuke dan Saigo

Takamori. Setelah mereka menyerahkan jabatannya kepada pemerintah, mereka melakukan

pergerakan demokrasi didaerah asalnya masing-masing yaitu Tosa dan Kagoshima.

pergerakan demokrasi yang dilakukan oleh Itagaki dalam bidang politik dengan menuntut

pemerintah dalam keputusan peraturan wajib militer dan pembaharuan pajak yang

merugikan setiap golongan masyarakat. Karena gerakan ini mendapat dukungan dari segala

golongan sehingga mendapat bantuan dana untuk segala pergerakan demokrasi. Pergerakan

demokrasi yang dilakukan oleh Saigo Takomori adalah dalam bentuk pemberontakan yang

disebut pemberontakan Barat daya yang terjadi di Kagoshima. Saigo dan kawan-kawannya

(9)

Dalam pemberontakan ini mereka menyerang para pemimpin dipemerintahan yang

mengakibatkan mereka ditangkap dan dibunuh oleh para tentara pemerintah. karena

pemberontakan barat daya dipatahkan pemerintah, kelas samurai mengalami kemunduran dan

secara berangsur diambil oleh petani kaya. Pergerakan demokrasi dipimpin oleh petani kaya

hanya pada gerakan yang menentang kebijaksanan pajak tanah oleh pemerintahan Meiji. Pada

gerakan ini Itagaki berperan dalam pergerakan demokrasi dengan menbentuk partai politik

yang berdasarkan pemikiran demokrasi. Karena partai politik ini mendapat dukungan dari

segala golongan, mengakibatkan keirian pada pihak pemerintah. Untuk menghancurkan

partai politik tersebut pemerintah menyogok Itagaki yang merupakan pemimpin partai dalam

bentuk tour luar negeri. Hal ini menyebabkan pamor Itagaki turun, sehingga pemerintahan

berpeluang unruk menhancurkan gerakan demokrasi. Dengan secara cepat kaisar

mengamanatkan pemerintah daerah manaikkan pajak tanah dan perluasan militer. Hal

tersebut merugikan gerakan demokrasi, oleh karena itu terjadi pula perlawanan oleh petani

miskin yang tidak percaya lagi dengan partai politik. Sehingga petani miskin pun mulai

melakukan pergerakannya demokrasi dengan melakukan kekacauan didistri-distrik maupun

didesa-desa. Mereka melakuakan gerakan karena beban oleh pemerintah dalam keputusan

kenaikan pajak tanah, dan perluasan militer. Pergerakan yang mereka lakukan tidak

terorganisasi menyebabkan pemerintah terganggu, sehingga pemerintah mempunyai alasan

bahwa kekacauan tersebut adalah hasutan dari partai politik yang sangat berbahaya bagi

pemerintah. kelompok ekstrim ini dipimpin oleh Oi Kentaro dan Kobayasi Kazou.

Pada umumnya gerakan ini memperjuangkan hak demokrasi, dan akibat tekanan

beberapa orang Shizoku dan gono akhirnya mundur dari kepemimpinan partai politik dengan

membubarkan partai tersebut. Setelah dibubarkannya partai politik yang berdasarkan

demokrasi, pemerintah pun mulai melakukan penumpasan terhadap segala macam yang

(10)

juga ikut ditumpas. Maka dengan adanya penekan dari pemerintah, gerakan demokrasi

dianggap berakhir. Walaupun tujuan dari gerakan demokrasi disetiap golongan belum

sepenuhnya tercapai. Maka sampai sekarang secara konstitusioanal “demokrasi” tidak

terdapat di Jepang.

       

   

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Alasan Pemilihan Judul

Zaman Meiji adalah zaman peralihan dari sistem tradisional menjadi sitem militer. Hal

tesebut tidak terlepas dari masuknya orang-orang asing ke Jepang yang menganut sistem

demokrasi. Karena sistem demokrasi yang dianut orang asing membebaskan

masyarakatnya mengeluarkan pendapat, sehingga masyarakat juga ingin menerapkannya

di Jepang agar menjadi negara yang kuat. Ini disebabkan pada saat pemerintahan

Tokugawa yang hanya bisa mengeluarkan pendapat adalah orang-orang yang berkuasa.

Karena pimikiran-pemikiran demokrasi inilah masyarakat mulai melakukan

pergerakan demokrasi. Pergerakan demokrasi diawali oleh golongan bekas samurai

(shizoku) di daerah Satsuma dan terjadi Pemberontakan Barat Daya yang menuntut

pembukaan parlemem berdasarkan pemilihan umum . Orang-orang yang berperan dalam

gerakan ini yaitu Itagaki Taisuke, dan Saigo Takamori. Setelah itu gerakan demokrasi

bekas samurai dilanjutkan oleh gerakan demokrasi petani miskin (gono) yang masih

dipimpin oleh Itagaki Taisuke. Dalam gerakan ini mereka menentang kebijakan

pemerintah Meiji tentang pajak tanah dan menuntut pembuatan rancangan UUD Meiji

yang menganut demokrasi rakyat. Pada gerakan petani kaya terjadi Kudeta Meiji yang

disebabkan oleh korupsi dibadan pemerintahan Meiji. Gerakan demokrasi diakhiri

dengan gerakan demokrasi oleh petani miskin (Nomin) yang dipimpin Oi Kentaro yang

melakukan kekacauan diseluruh negeri. Mereka menuntut penurunan pajak, kebebasan

berkumpul dan berbicara, dan pemulihan kebijakan diplomatik, akan tetapi kaisar tidak

menyetujuinya. Gerakan-gerakan terjadi dijelaskan diatas, menunjukkan adanya

(12)

Gerakan-gerakan ini diwujudkan dalam pemberotakan, perkumpulan-perkumpulan

dan tujuan dari pergerkan ini adalah untuk mewujudkan pemerintahn yang demokrasi, ini

menarik untuk dibahas dalam keras karya ini, sehingga akhirnya, penulis dalam penulisan

kertas karya ini memilih judulnya adalah: “Gerakan-Gerakan Demokrasi Pada Zaman

Meiji Di Jepang”.

1.2.Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui gerakan-gerakan demokrasi yang muncul pada zaman Meiji di

Jepang

b. Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang gerakan demokrasi di Jepang

1.3.Batasan masalah

Dalam penulisan karya ini penulis membatasi pembahasannya hanya pada Gerakan

demokrasi pada zaman Meiji di Jepang yang digerakkan oleh tiga golongan yaitu: bekas

samurai (shizoku), petani kaya (gono), petani miskin (nomin). Kemudian sebelum bab III

penulis menjelaskan tentang faktor-faktor yang mendorong timbulnya Restorasi Meiji,

perubahan-perubahan yang terjadi setelah Restorasi Meiji di Jepang, dan latar belakang

munculnya gerakan demokrasi pada zaman Meiji di Jepang.

1.4.Metode Penulisan

Dalam penulisan kertas karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan, yaitu

metode untuk mengumpulkan data-data informasi dengan cara membaca buku dan

(13)

Kemudian data-data yang terkumpul dirangkum, diidentifikasi ke dalam setiap bab dalam

(14)

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI

2.1. Faktor-Faktor Yang Mendorong Timbulnya Restorasi Meiji

A. Keadaan Pemerintah Sebelum Restorasi Meiji

Pada zaman Meiji, kekuasaan pemerintah sepenuhnya ditangan Shogun. Kaisar

dipandang hanya simbol yang tidak mempunyai kekuasaan. Setiap langkah-langkah keluarga

kaisar diawasi sepenuhnya oleh Shogun. Penguasaan Shogun atas Jepang pada mulanya

adalah untuk mewujudkan stabilitas mesyarakat Jepang. Secara struktural dibawah Shogun

terdapat Daimyo ysng mempunyai tentara sendiri yang disebut Samurai. Samurai bekerja dan

digaji untuk Daimyo dengan tugas mengutip sewa tanah dari para petani. Tetapi dalam

perkembangan selanjutnya, para samurai dengan perlahan-lahan akhirnya dikuasai oleh

Shogun dengan cara memberikan gaji kepada Daimyo. Penguasaan Shogun atas samurai di

Jepang pada mulanya adalah untuk mewujudkan kerukunan dalam masyarakat Jepang.

Kepemimpinan Shogun atas Jepang, lama-kelamaan benyak mengalami kendala khususnya

dalam kesulitan keuangan. Selain itu, biaya pembangunan istana Bakufu di Edo, sehingga

membuat posisi Shogun semakin sulit dalam memimpin pemerintahannya. Untuk mengatasi

masalah tersebut, Shogun harus semakin banyak membebankan biaya pemerintah kepada

Daimyo dari pajak patani didaerah-daerah.

Oleh karena itu, sebanyak masyarakat menderita karena tingginha pajak. Hal ini

menimbulkan protes dari masyarakat, dan kekacauan pun sering terjadi. Karena timbulnya

protes tersebut lama-kelamaan pemerintahan Bakufu Tokugawa menjadi semakin lemah.

Dengan demikian para pendukung Shintoisme menginginkan kekuasaan politik segera

dikembalikan kebentuk semula, yakni kekaisaran sebagai pemegang kekuasaan politik dan

(15)

B. Pembukaan Politik Isolasi Jepang oleh Amerika Serikat

Sebelum Amerika Serikat, bangsa asing yang pertama sekali masuk ke Jepang adalah

bangsa Porgugis pada tahun 1543. Selain aktif dalam bidang perdagangan dan perekonomian

Portugis juga menyebarkan ajaran agama Katholik. Oleh karena itu, kedatangan

saudagar-saudagar Portugis selalu diikuti oleh misionaris. Misionaris Portugis pertama yang sampai ke

Jepang adalah St Fransiscus Xaverius pada tahun 1549. Xaverius tidak lama berada di Jepang

kira-kira 2 tahun. Tetapi berkat usahanya dalam waktu yang singkat sehingga banyak

masyarakat Jepang memeluk agama Nasrani (Katholik).

Keberhasilan Portugis di Jepang, lambat laun diketahui oleh bangsa-bangsa asing

lainnya. Sehinngga mereka berlomba-lomba datang ke Jepang. Akibatnya terjadi persaingan

dengan bangsa asing khususnya dalam penguasaan perekonimian Jepang. Sebagai akibat

persaingan dengan bangsa Eropa, sehingga menimbulkan keamanan dalam jepang tidak

stabil. Karena itu pemerintah Jepang mulai curiga terhadap kehadiran bangsa asing tersebut.

Kecurigaan itu timbul karena adanya isu yang mengatakan bahwa kedatangan

misionaris ke Jepang adalah merupakan langkah awal bagi bangsa Eropa untuk menguasai

pemerintahan Jepang. Oleh karena itu pada tahun 1639, Shogun selaku pemegang kekuasaan

pemerintahan, menutup Jepang bagi bangsa asing. Satu-satunya bangsa asing yang masih

diberi izin berdagang di Jepang adalah bangsa Belanda. Sejak saat itulah Jepang politik

isolasi.

2.2. Perubahan-Perubahan Setelah Restorasi Meiji di Jepang.

(16)

Setelah Bakufu maka yang menjadi kepala pemerintahan adalah Tenno. Tetapi dalam

kenyataannya yang memegang kekuasaan pemerintah bukanlah Tenno. Karena pada waktu

itu Tenno masih muda (umur 14 tahun). Dalam pemerintahan baru itu Tenno hanya dianggap

sebagai symbol kekuasaan.Jabatan -jabatan tinggi dipegang oleh Putra Kerajaan. Sedangkan

yang memegang kekuasaan pemerintahan adalah kelompok Samurai. Kelompok Samurai ini

merupakan oligarki yang mengendalikan pemerintah dalam restorasi Meiji.

Oleh karena itu pada tahun 1863, pemerintah mengadakan perubahan struktur

pemerintahan. Perubahan pemerintahan itu adalah sebagai pengganti pemerintahan Bakufu.

Pemerintahan baru itu dikepalai sendiri oleh Tenno. Stuktur pemerintahan baru itu terdiri dari

3 (tiga) jabatan dan 8 (delapan) badan direktorat, yaitu :

1. Eksekutif junior

2. Penasehat junior

3. Wakil eksekutif

Sedangkan 8 bidang direktorat tersebut adalah:

1. Penasehat khusus Gizo

2. Direktorat agama

3. Direktorat dalam negeri

4. Direktorat angkatan laut

5. Direktorat angkatan darat

6. Direktorat angkatan udara

7. Direktorat angkatan kerajaan

Dengan adanya perubahan bentuk pemerintahan itu, kaisar mengumumkan piagam

(17)

Sumpah itu adalah untuk membentuk prinsip-prinsip dasar pemerintahan yang kuat, dan

meniru model barat.

B. Dalam Bidang Perekonominan.

Dalam bidang ekonomi yang utama pemerintahan adalah mengembangkan industri

secara cepat. Mengembangkan industri secara cepat adalah merupakan syarat utama

kekuatan ekonomi. Tetapi dalam hal ini pada permulaan pemerintahan, Jepang

mengalami banyak kesulitan dalam ekonomi. Hal ini disebabkan karena kurangnya

pengalaman. Selain itu pemerintahan pun sangat lemah dalam bidang permodalan karena

modal-modal waktu itu dikumpulkan kepada saudagar kaya, yang sudah berkembang

sejak zaman Tokugawa. Oleh karena itu pemerintah memanfaatkan penghasilan yang

diperoleh dari pajak tanah dan beacukai.

Karena tidak adanya sumber-sumber khusus untuk biaya pemerintahan, pemerintah

mencoba untuk mengeluarkan uang kertas dan mengutip iuran dari orang kaya. Tetapi

karena usaha ini tidak memadai sehingga pemerintah mengambil kebijaksanaan dengan

mengeluarkan system pajak baru. Untuk memperbaiki keadaan pertanian, pemerintah

juga mengadakan perbaikan. Salah satu perbaikatn itu adalajh dengan cara mendatangkan

ahli-ahli pertanian dari luar negri, untuk memasang peralatan dan mengajar para pekerja

Jepang bagaimana cara menjalankan peralatan tersebut.

Bersamaan dengan modrenisasi ekonomi, untuk lebih mendorong pertumbuhan

ekonomi dan untuk menunjang perindustrian, maka pemerintah menciptakan system

perbankan modern. Dan pada tahun 1873 pemerintah juga mendirikan Bank Nasional.

Selain itu untuk memodali perdagangan dan membantu eksportir Jepang dalam

(18)

Yokohama sebagai bank utama untuk pertukaran luar negeri. Begitu juga Bank Hipotik

Jepang yasng menyediakan penjaman jangka panjang untuk membantu perkembangan

industri.

Disamping itu pemerintah mulai memperkenalkan sistem keuangan atasdasar sistem

desimal dengan Yen sebagai satuannya, serta menerima penggunaan emas sebagai

standar perekonomian mereka. Dengan adanya sistem perbankan tersebut, sehingga

perekonomian Jepang meningkat secara drastis.

C. Dalam Bidang Sosial Budaya

Bersamaan dengan cit-cita restorasi, pengaruh kebudayaan barat laun dapat

mempengaruhi kebudayaan kehidupan rakyat Jepang. Karena kuatnya dorongan restorasi

tersebut, maka penyerpan orang asing semqakin cepat. Bahkan, seorang diterkemuka

Jepang bernama Inoue Kaoru menganjurkan agar pakaian barat diterima sebagai pakaian

tetap di Jepang.

Sebenarnya sejak akhir zaman Bakufu kehidupan ala Eropa sudah dapat dilihat oleh

masyarakat di sepanjang kota. Salah satu kehidupan ala Eropa pada zaman Bakufu itu

adalah meluasnya pakaian kostum barat yang dipakai orang Jepang.

Tetapi sebelum pamakaian kostum barat tersebut meluas di Jepang, pakaian orang

Jepang hanya terdiri dari 2 (dua) potong. Karena begitu meluasnya kostum barat tersebut,

sehingga pakaian kerja Jepang diganti dengan kostum barat karena dianggap lebih praktis.

Serdadu adalah orang yang pertama-tama memakai pakaian ala Eropa. Karena sejak akhir

zaman Bakufu, para serdadu itu sudah sering mengadakan latihan dan memerlukan

pakaiaan yang praktis.

Karena begitu meluasnya pemakaian kostum barat dalam kalangan. Masyarakat, pada

(19)

pakaian Eropa. Melihat keadaan tersebut sehingga pemerintah menetapkan

undang-undang bahwa pakaian seragam dan pakaian resmi harus menggunakan kostum ala Eropa.

2.3. Latar Belakang Munculnya Gerakan Demokrasi Pada Zaman Meiji

di Jepang

Pada permulaan zaman Meiji yang dipimpin oleh Tenno yang pada saat itu masih

sangat muda. Karena hal tersebut maka yang memegang kekuasaan pemerintahan adalah

Samurai (shizoku) yang tersisa pada zaman pemerintahan Tokugawa. Karena samurai yang

berkuasa dalam pemerintahan yang hanya mempentingkan golongan tertentu maka

masyarakat yang mengalami ketidakmerataan keadilan sehingga kalangan pemuda terpelajar

yang pernah belajar di Eropa maupun Amerika mengadakan pergerakan yang disebut

pergerakan demokrasi. Pergerakan tersebut membentuk partai politik. Salah satunya Itagaki

Taisuke yang membentuk partai politik (jiyu-to) yang didukung oleh para samurai dari Tosa

di Shisoku, para pedagang kaya dan petani pembayar pajak. Partai lain yang dibentuk oleh

Okuma Shigenobu yang memperoleh dukungan dari kalangan business. Kedua partai tersebut

melakukan tiap-tiap pergerakan demokrasi dan sangat berpengaruh terhadap kepartaian

(20)

BAB III

GERAKAN-GERAKAN DEMOKRASI PADA ZAMAN MEIJI DI JEPANG

3.1. Gerakan Demokrasi Dipimpin Oleh Bekas Samurai (Shizoku Minken)

Gerakan demokrasi dipimpin oleh golongan bekas samurai merupakan awal dari

semua pergerakan demokrasi di Jepang. Gerakan ini muncul karena perbedaan pendapat

antara pemimpin dalam pemerintahan olarkhi mengenai politik luar negeri dengan Korea.

Pergolakan ini terjadi di Tokyo di daerah Satsuma yang merupakan pusat pemerintahan.

Pergolakan ini mengakibatkan beberapa pemimpin dalam pemerintahan olarki

menyerahkan jabatannya kepada pemerintah. Para pemimpin yang meyerahkan jabatannya

ini melakukan pergerakan demokrasi di daerah asalnya masing-masing. Para mantan

pieminpin ini adalah Itagaki Taisuke yang berasal dari Tosa di Shikoku dan Saigo

Takamori di kagoshima. Sehingga pergerakan demokrasi menyebar ke daerah Tosa dan

Kagoshima.

Pegerakan demokrasi yang dilaksakan oleh Itagaki Taisuke berupa dalam bidang

politik. Ia mengkritik pemerintahan Meiji dalam keputusan pemerintah mengenai

peraturan wajib militer, dan pembaharuan pajak tanah yang merugikan semua golongan

masyarakat. Itagaki menuntut agar pemerintahan Meiji membuka parlemen yang

berdasarkan pemilihan umum, ia juga meminta bantuan pada tiap golongan, masyarkat

sehingga pergerakan demokrasi yang diprakarsai Itagaki didanai oleh para bekas samurai,

pedagang kaya kota, dan petani kaya. Tujuan dari pergerakan demokrasi itagaki adalah

agar pamerintah menetapkan pemerintahan yang berundang-undang dasar yang tidak

merugikan setiap golongan masyarakat. Pergerakan demokrasi oleh Saigo Takamori yang

diterjadi di Kagoshima dalam bentuk pemberontakan, ia mengkritik pemerintah hanya pada

(21)

memakai prinsip samurai lama. Sehingga Saigo melakukan pergerakan demokrasi dalam

bentuk pemberontakandi Kagoshima. Yang mendanai segala pemberontkan adalah para

mantaan samurai yang menduung pergerakan yang direncanaka oleh Saigo. Mereka

menuntut agar pemerintah mengembalikan kekuasaa kemiliteran kepada mantan samurai.

Sehingga terjadilah pemberontakan yang disebut pemberontakaan Barat Daya. Pada

pemberontakan ini Saigo melakukan berbagai penyerangan terhadap pihak pemerintah,

yang pada akhirnya kelompok Saigo diserang dan dibunuh oleh tentara pemerintah. Maka

karena itu keputusan pemerintah mengenai peraturan wajib militer dianggap sudah syah

dan ditermas oleh aetiap golongan masyarakat.

Kerena dipatahkanya pemberontakan Barat Daya kelas shizoku mengalami

kemunduran yang sangat nenentukan dan tokoh pergerakan berngsur dimbil alih oleh kelas

gono (petani miskin) yang selanjutnnya akan dijelaskan dalm sub bab selanjutnya.

3.2. Gerakan Demokrasi Oleh Golongan Petani Kaya (Gono Minken).

Gerakan demokrasi oleh petani kaya sering terjadi di daerah Tosa, Karena Tosa

merupakan pusat dari pergerakan demokrasi dan daerah asal pemimpin gerakan demokrasi

yaitu Itagaki Taisuke. Gono mengalihkan perhatiannya kepada pergerakan politik sebagai

gerakan pemerintahan yang olarki yang menitikberatkan industrialisasi diperkotaan. Faktor

kuat yang mempengaruhi pergerakan dikalangan gono adalah beban pajak yang berat

setelah pembaharuan pajak. Golongan ini berpusat pada golongan petani, dengan gono

sebagai penggerak dan menduduki aselon-aselon pimpinan yang penting. Golongan ini

mempunyai bermacam-macam kegiatan, antara lain perkumpulan politik yang berpusat

pada desa-desa petani. Mereka mulai dengan tuntutannya dalam bentuk gerakan anti

kebijaksanaan pemerintah, seperti pembaharuan pajak yang didasarkan atas pemikiran

(22)

menolak atau menerima pajak tersebut. Kegiatan lain golongan tesebut disamping

mendirikan perkumpulan politik juga mendirikan perkumpulan ekonomi, pelbagai

perusahaan, perbaikaan tekinik pertanian, berbagai macam rapat, ceramah dan sebagainya.

Tokoh yang berperan dalam gerakan ini masih Itagaki Taisuke. Dalam gerakan ini

Itagaki lebih maju ketahap yang lebih lanjut daripada saat digerakan yag dipimpin oleh

mantan samurai yaitu sudah terbentuknya partai politik (Jiyu-to) pertama di Jepang. Karena

partai ini banyak didukung oleh bekas samurai, petani kaya, petani miskin, petani penyewa

tanah dan juga oleh pedagang raksasa dari kota, dan juga rakyat kecil dikota. Tetapi ini

menimbulkan keirian bagi pihak pemerintah. untuk memecah belahkan partai politik

tersebut pihak pemerintah melakukan penyogokan kepada para pemimpin gerakan

demokrasi dengan memberikan Itagaki tour ke luar negeri. Hal ini imenyebabkan pamor

Itagaki sebagai peminpim gerakan demokrasi turun. Sehingga terjadi pertentangan

dikalangan kelompok demokrasi yang sangat berpeluang bagus bagi pemerintah untuk

menghancurkan gerakan demokrasi. Padahal sebenarnya tujuan dari pergerakan demokrasi

belum sepenuhnnya tercapai.

Karena gerakan demokrasi yang dipimpin oleh petani kaya mengalami

kemunduran, maka dengan segera kaisar mengeluarkan amanat kepada pemerintah daerah,

mengenai penambahan pajak tanah dan militer. Tindakan ini benar-benar merugikan

gerakan demokrasi oleh karena itu terjadi pula perlawanan-perlawanan kaum petani miskin

didaerah-daerah. Sehingga simpati petani miskin kepada partai politik berkurang.

Akibatnya terjadilah perpecahan dibadan partai politik tersebut. Dengan demikian akan

terjadi pembabakan “Gerakan Demokrasi” yang baru yang digerakkan oleh petani miskin

(nomin) yang akan diuraiakan pada sub bab berikutnya.

(23)

Gerakan demokrasi oleh golongan petani miskin hampir meliputi seluruh negeri.

Karena setiap daerah mempunyai petani miskin yang selalu dirugikan oleh

keputusan-keputusan pemerintah. Golongan tani dibeberapa distrik, maupun didesa-desa keadaan

ekonominya sangat menyedihkan, dibebani lagi dengan berbagai macam beban oleh

pemerintah distrik, seperti penaikan pajak tanah, perluasan wajib militer, yang pada

umumnya sangat ditakuti oleh petani miskin ini.

Dalam situasi semacam ini, golongan tani miskin dan rakyat sipil lainnya,

mengadakan banyak kekacuan, maupun perlawanan dibeberapa distrik yang hampir

semuanya dapat ditindas oleh pemerintah, karena gerakan mereka kurang terorganisasi.

Tetapi kekacauan semacam ini cukup mengganggu pemerintah. dalam hal ini, pemerintah

cukup mempunyai alasan bahwa kekacauan tersebut adalah hasutan dari partai politik yang

sangat berbahaya bagi pemerintah. kelompok ekstrim dipimpin oleh Oi Kentaro dan

Kobayasi Kazou bekerja sama dengan petani miskin. Kelompok melakukan gerakan dengan

memperlihatkannya dalam peristiwa Chichibu.

Pada umumnya gerakan ini memperjuangkan hak demokrasi, dan akibat tekanan

beberapa orang shizoku dan gono akhirnya mundur dari kepemimpinan partai politik dengan

membubarkan partai tersebut. Setelah dibubarkannya partai politik yang berdasarkan

demokrasi, pemerintah pun mulai melakukan penumpasan terhadap segala macam yang

berbau gerakan demokrasi. Ini mengakibatkan gerakan demokrasi oleh petani miskin pun

juga ikut ditumpas. Maka dengan adanya penekan dari pemerintah, gerakan demokrasi

dianggap berakhir. Walaupun tujuan dari gerakan demokrasi disetiap golongan belum

sepunuhnya tercapai. Maka sampai sekarang secara konstitusioanal “demokrasi” tidak

(24)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Gerakan demokrasi pada zaman Meiji merupakan proses tahap permulaan dari

pengenalan pemikiran demokrasi di Jepang.

2. Gerakan demokrasi pada zaman Meiji adalah sebagai akibat keresahan sebagaian

masyarakat, karena modrenisasi yang dilakukan oleh pemerintah Meiji dipaksakan

secara ekstrim.

3. Demokrasi Jepang dewasa ini merupakan lahir akibat momentum sejarah, tetapi lahir

akibat proses sejarah yang panjang yang telah dimulai sejak zaman Meiji. Karena

demokrasi ini lahir didalam sejarah Jepang, maka hanya di Jepang dijumpai

demokrasi model Jepang, yang pada hakikatnya mencerminkan keseluruhan struktur

masyarakat dan sistem politik Jepang.

4. Gerakan demokrasi dipimpin oleh bekas samurai merupakan awal pergerakan

demokrasi pada zaman Meiji. Pergerakan ini ditandai dengan tuntutan beberapa

pemimpin mengenai keputusan pemerintah yang merugikan semua golongan

masyarakat sehingga terjadi polemik dan pemberontakan.

5. Gerakan demokrasi yang dipimpin oleh petani kaya (Gono) pada dasarnya dilakukan

untuk mengungkap rasa ketidaksetujuan para gono tentang peraturan pajak tanah yang

dikeluarkan pemerintah. Karena gerakan ini didanai oleh gono, maka pada

kenyataannya gerakan ini diamnfaatkan pleh para gono untuk memperkaya diri

(25)

6. Gerakan demokrasi oleh petani miskin (nomin) adalah pergerakan yang dipelopori

oleh petani miskin yang selama ini selalu dirugikan oleh pemerintah maupun

golongan bekas samurai dan petani kaya. Pada pergerakan ini terjadi perpecahan

gerakan demokrasi, sehingga pemerintah menumpas segala yang berbau demokrasi.

Akibatnya gerakan demokrasi oleh petani miskin ditumpas juga. Maka pada gerakan

inilah gerakan demokrasi berakhir.

4.2. Saran

1. Penulis berharap agar para pembaca dapat mengerti tentang sejarah perpolitikan

Jepang, khususnya tentang kehidupan berdemokrasi di Jepang.

2. Saran penulis agar sebaiknya dilakukan seminar-seminar yang berkaitan dengan

budaya, masyarakat, serta mengenai demokratisasi Jepang dilingkungan Fakultas Ilmu

Budaya di Universitas Sumatera Utara maupun diwilayah luas Sumatera Utara.

(26)

Markoff, John. 2002. Gelombang demokrasi Dunia, Gerakan Sosial dan Perubahan Politik,

terjemahan oleh Ari Setyaningrum. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Suradjaja, I Ketut. 1984. Pergerakan Demokrasi Jepang. Jakarta: Karya Unipress.

Suryohadiprojo, Sayidiman. 1982. Manusia dan Masyarakat Jepang dalam Perjoangan

Hidup. Jakarta: UI Press dan Pustaka Bradjaguna.

 

               

         

        

 

         

Referensi

Dokumen terkait

Berikut ini sistem informasi eksekutif pemasaran yang diusulkan: (1) sales akan memberikan data penjualan, retur barang, dan informasi promosi kepada bagian marketing ; (2) bagian

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal yang belum digunakan, sepanjang besar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik bakteri 10 8 CFU/ml pada ayam pedaging yang diinfeksi Escherichia coli menurunkan persentase lemak abdominal sebesar

Meningkatkan Self Esteem Pada Siswa SMP Korban Bullying Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk

Nilai tactical diameter adalah jarak yang ditempuh kapal dari posisi awal kapal sebelum bermanuver sampai dengan posisi badan kapal yang sudah mencapai sudut

dengan setting pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap prestasi dan motivasi belajar matematika siswa pada materi pokok kubus dan balok kelas VIII MTsN Karangrejo

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama musim tersebut para nelayan melibatkan semua anggota keluarga dari istri sampai anak- anak mereka untuk memenuhi kebutuhan rumah

1) Telah menyiapkan 265 (dua ratus enam puluh lima) rekomendasi kebijakan bidang hukum, hak asasi manusia, dan aparatur negara yang seluruhnya ditindaklanjuti Deputi