Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pemberian ASI oleh Ibu-Ibu yang Bekerja di Bank Swasta di Kota Medan
Oleh :
SHALINI PANDIAN 080100429
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pemberian ASI oleh Ibu-Ibu yang Bekerja di Bank Swasta di Kota Medan”.
Penulisan karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Umum dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis mendapat banyak bimbingan, arahan, saran-saran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1.Prof. Dr. dr. Rozaimah Zain-Hamid, MS, Sp.FK selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam penyelesaian proposal karya tulis ini.
2.Rasa hormat dan terimakasih yang tiada terhingga kepada kedua orangtua tercinta, ayahanda Pandian dan ibunda Jayaletchumy, yang telah membesarkan dengan penuh pengorbanan, hati yang ikhlas, serta selalu memberi doa, semangat, dan dukungan moril.
3.Seluruh teman-teman stambuk 2008 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
ABSTRAK
Air Susu Ibu memenuhi seluruh kebutuhan biologis bayi, karena itulah sebaiknya anda mempertimbangkan untuk menyusui bayi anda. Menyusui adalah cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi anda. ASI adalah makanan yang paling ideal untuk bayi. Semua unsur gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi normal ada didalamnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan pemberian ASI oleh ibu-ibu yang bekerja di bank swasta di kota Medan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional dilaksanakan di bank-bank swasta di sekitar Medan. Jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 100 orang yang diambil dengan menggunakan Consecutive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden yang berisi daftar pertanyaan serta jawaban yang telah disiapkan.
Hasil penelitian menunjukkan dari total 100 ibu,seramai 89 ibu
mempunyai tingkat pengetahuan yang baik mengenai ASI. Mayoritas ibu yang diteliti dalam penelitian ini didapati mempunyai sikap yang baik yaitu seramai 78 ibu. Akhir sekali, mayoritas ibu dari penelitian ini mempunyai tindakan yang sedang yaitu seramai 62 ibu.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ibu-ibu yang bekerja di bank swasta di kota Medan mempunyai tingkat pengetahuan yang baik mengenai ASI justru memberi ASI kepada anak secara adekuat namun masih belum tercapai 100%. Perlu dilakukan penyuluhan dan pembinaan kepada ibu-ibu terutama ibu-ibu yang masih muda mengenai manfaat memberikan ASI, terutama ASI eksklusif.
ABSTRACT
Breast milk meets all the needs of a biological baby, that's why you should consider breastfeeding your baby. Breastfeeding is the best way to meet the nutritional needs of your baby. Breast milk is the most ideal food for babies. All the nutrients needed for normal growth and development of infants were included.
The purpose of this study was to determine the image knowledge, attitude and action of breastfeeding by mothers who worked in the private bank in the city of Medan. This research is descriptive with cross sectional design conducted in private banks around Medan. The number of samples of this study are as many as 100 people are taken using Consecutive sampling. Data were collected through direct interviews using a questionnaire given to respondents that contains a list of questions and answers that have been prepared.
The results showed a total of 100 mothers, 89 mothers have a good level of knowledge about breastfeeding. The majority of mothers are examined in this study were found to have a good attitude that is as busy as 78 mothers. End all, the majority of mothers of this study that is 62 mothers has an average action.
Based on the research results can be concluded that mothers who worked in the private bank in the city of Medan has a good level of knowledge about breastfeeding actually breast-feed their children adequately but still have not reached 100%. Need to do counseling and guidance to mothers, especially mothers who are young about the benefits of breast feeding, especially exclusive breastfeeding. .
2.6.3. Manfaat bagi Negara ... 13
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL……... 14
3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 14
3.2. Defenisi Operasional... 14
BAB 4 METODE PENELITIAN... 18
4.1. Rancangan Penelitian ... 18
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18
4.4. Metode Pengumpulan Data ... 19
4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 20
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 22
5.1. Hasil Penelitian ... 22
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden... 23
5.1.3 Deskripsi Tingkat Pengetahuan Ibu... 23
5.1.4 Deskripsi Tingkat Sikap Ibu... 24
5.1.5 Deskripsi Tingkat Tindakan Ibu... 25
5.1.6 Deskripsi Tingkat Pengetahuan Sesuai Usia ... 25
5.1.7 Deskripsi Tingkat Sikap Sesuai Usia... 26
5.1.8 Deskripsi Tingkat Tindakan Sesuai Usia... 27
5.1.9 Deskripsi Tingkat Pengetahuan Sesuai Tingkat Tindakan... 27
5.2.0 Deskripsi Tingkat Pengetahuan Sesuai Tingkat Sikap... 28
5.2.1 Deskripsi Tingkat Tindakan Sesuai Tingkat Sikap... 29
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………. 33
6.1 Kesimpulan……….33
6.2 Saran………...33
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas untuk Setiap
Pertanyaan Dalam Kuesioner... 18
Tabel 5.1 Distribusi Usia Ibu... 23
Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu... 23
Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Sikap Ibu... 22
Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Tindakan Ibu... 23
Tabel 5.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan Sesuai Usia... 25
Tabel 5.6 Distribusi Tingkat Sikap Sesuai Usia... 26
Tabel 5.7 Distribusi Tingkat Tindakan Sesuai Usia... 27
Tabel 5.8 Distribusi Tingkat Pengetahuan Sesuai Tingkat Tindakan.. 27
Tabel 5.9 Distribusi Tingkat Pengetahuan Sesuai Tingkat Sikap... 28
Daftar Gambar
ABSTRAK
Air Susu Ibu memenuhi seluruh kebutuhan biologis bayi, karena itulah sebaiknya anda mempertimbangkan untuk menyusui bayi anda. Menyusui adalah cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi anda. ASI adalah makanan yang paling ideal untuk bayi. Semua unsur gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi normal ada didalamnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan pemberian ASI oleh ibu-ibu yang bekerja di bank swasta di kota Medan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional dilaksanakan di bank-bank swasta di sekitar Medan. Jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 100 orang yang diambil dengan menggunakan Consecutive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden yang berisi daftar pertanyaan serta jawaban yang telah disiapkan.
Hasil penelitian menunjukkan dari total 100 ibu,seramai 89 ibu
mempunyai tingkat pengetahuan yang baik mengenai ASI. Mayoritas ibu yang diteliti dalam penelitian ini didapati mempunyai sikap yang baik yaitu seramai 78 ibu. Akhir sekali, mayoritas ibu dari penelitian ini mempunyai tindakan yang sedang yaitu seramai 62 ibu.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ibu-ibu yang bekerja di bank swasta di kota Medan mempunyai tingkat pengetahuan yang baik mengenai ASI justru memberi ASI kepada anak secara adekuat namun masih belum tercapai 100%. Perlu dilakukan penyuluhan dan pembinaan kepada ibu-ibu terutama ibu-ibu yang masih muda mengenai manfaat memberikan ASI, terutama ASI eksklusif.
ABSTRACT
Breast milk meets all the needs of a biological baby, that's why you should consider breastfeeding your baby. Breastfeeding is the best way to meet the nutritional needs of your baby. Breast milk is the most ideal food for babies. All the nutrients needed for normal growth and development of infants were included.
The purpose of this study was to determine the image knowledge, attitude and action of breastfeeding by mothers who worked in the private bank in the city of Medan. This research is descriptive with cross sectional design conducted in private banks around Medan. The number of samples of this study are as many as 100 people are taken using Consecutive sampling. Data were collected through direct interviews using a questionnaire given to respondents that contains a list of questions and answers that have been prepared.
The results showed a total of 100 mothers, 89 mothers have a good level of knowledge about breastfeeding. The majority of mothers are examined in this study were found to have a good attitude that is as busy as 78 mothers. End all, the majority of mothers of this study that is 62 mothers has an average action.
Based on the research results can be concluded that mothers who worked in the private bank in the city of Medan has a good level of knowledge about breastfeeding actually breast-feed their children adequately but still have not reached 100%. Need to do counseling and guidance to mothers, especially mothers who are young about the benefits of breast feeding, especially exclusive breastfeeding. .
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Alam telah menyediakan makanan paling lengkap dan berlimpah untuk melindungi pertumbuhan dan kesehatan bayi melalui ibu. Air Susu Ibu memenuhi seluruh kebutuhan biologis bayi, karena itulah sebaiknya anda mempertimbangkan untuk menyusui bayi anda. Tak dapat diragukan lagi, menyusui adalah cara pemberian makan bayi yang paling baik. Oleh karena itu sebaiknya sejak awal kehamilan keinginan ini sudah dikemukakan kepada dokter sehingga anda dapat menyiapkan fisik dan mental dengan baik kearah itu. Anda perlu juga membahas keputusan ini dengan suami, karena dia dapat memberikan dukungan emosi sepenuhnya terhadap semua usaha anda.
Menyusui adalah cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi anda. ASI adalah makanan yang paling ideal untuk bayi. Semua unsur gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi normal ada didalamnya. Pada saat yang sama, tindakan menyusui membangun hubungan intim dan hangat antara ibu dan bayinya.Hal ini sangat penting bagi perkembangan psikologis yang sehat dari bayi. Seorang ibu yang menyusui harus memiliki keyakinan terhadap diri dan bayinya serta menjadikan aktifitas menyusui sebagai pengalaman berharga bagi mereka berdua. Menyusui bayi berarti memberikan awal kehidupan yang baik kepada seorang anak.
Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi
daya tahan hidup bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI memberi semua
energi dan gizi(nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya.
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan
berbagai penyakit yang umum yang menimpa anak-anak seperti diare dan radang
paru,serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan
Rata-rata kebutuhan cairan bayi sehat sehari berkisar 80-100 ml/kg dalam
minggu pertama usianya 140-160 ml/kg pada usia 3-6 bulan. Jumlah ini dapat
dipenuhi cukup dari ASI saja jika dilakukan pemberian ASI eksklusif dan tidak
dibatasi (sesuai ‘permintaan’ bayi, siang dan malam. Ini adalah karena ASI terdiri
dari 88% air. Kandungan air dalam ASI yang diminum bayi selama pemberian
ASI eksklusif sudah mencukupi kebutuhan bayi dan sesuai dengan kesehatan
bayi. Bahkan bayi baru lahir yang hanya mendapat sedikit ASI pertama
(kolostrum-cairan kental kekuningan), tidak memerlukan tambahan cairan karena
bayi dilahirkan dengan cukup cairan didalam tubuhnya. ASI dengan kandungan
air yang lebih tinggi biasanya akan ‘keluar’ pada hari ketiga atau keempat
(LINKAGES,2002).
Selain memberikan gizi lengkap secara alami, air susu ibu memberikan juga banyak keuntungan penting. Keseimbangan yang tepat antara protein, karbohidrat, lemak, dan mineral menyebabkan air susu ibu mudah dicerna, sehingga jarang sekali menimbulkan gangguan pencernaan seperti diare dan konstipasi misalnya. Bayi-bayi yang disusui jarang sekali mengalami kelebihan berat badan. Kemungkinan menderita dehidrasi serta akibat-akibat lainnya. Jarang diantara mereka yang menderita alergi ataupun infeksi karena bakteri. ASI memberikan proteksi alamiah dengan cara mengalirkan antibodi penting dari ibu ke bayinya. Menyusui memberikan manfaat psikologis kepada bayi karena melalui menyusui ia merasakan kehangatan dan kedekatan fisik ibunya, menikmati suara dan wajah ibunya, sekaligus memuaskan kebutuhan untuk mengisap. Sebagai seorang ibu menyusui, ibu pun memperoleh manfaat dengan cara saling berbagi hubungan unik dan menyenangkan ini dengan bayi. Aktifitas mengisap oleh bayi dapat mengatasi rasa tidak enak di payudara yang dipenuhi air susu. Menyusui juga membantu mengembalikan ibu ke bentuk tubuh semula lebih cepat, sekaligus membantu uterus cepat menyusut ke ukuran normalnya.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Tahun 2004, ditemukan berbagai alasan ibu-ibu menghentikan pemberian ASI Eksklusif kepada bayinya, diantaranya produksi ASI kurang (32%), ibu bekerja (16%), ingin dianggap modern (4%), masalah pada puting susu (28%), pengaruh iklan susu formula (16%) dan pengaruh orang lain terutama suami (4%) (Tasya, 2008).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2003), pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007, yang terdiri dari 64,63% adalah laki-laki dan 35,57% adalah perempuan. Pekerja wanita dituntut untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas kerja yang maksimal, tanpa mengabaikan kodratnya sebagai wanita termasuk dalam memberikan ASI (Depkes RI, 2007). Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara Eksklusif selama paling sedikit 4 bulan dan bila mungkin sampai 6 bulan, meskipun cuti hamil hanya 3 bulan (Roesli,2005).
Berdasarkan hasil penelitian Rahmah Mohd Amin(2010),sebanyak 54% ibu bekerja telah berhenti memberi ASI dan hanya memberi ASI kepada bayi untuk tempoh kurang dari tiga bulan. Salah satu factor resiko yang memicu kepada masalah ini adalah karena ketidakadekuatan fasilitas pemberian ASI di tempat kerja.
Penelitian Salfina (2003) di Kecamatan Tebet, Jakarta bahwa 59,7% ibu yang bekerja hanya memberikan ASI 4 kali dalam sehari, sementara jika pada waktu siang hari diberikan susu formula oleh keluarga atau pengasuhnya. Penelitian Hafidhah (2007) di Kabupaten Aceh Besar menunjukkan bahwa 60% yang tidak memberikan ASI Eksklusif didominasi oleh ibu yang bekerja (64,2%).
Di samping itu,penelitian Winda Wijayanti (2010) mengenai hubungan
antara pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi umur 0-6
bulan di Puskesmas Gilingan kecamatan Banjasari Surakarta telah mendukung
teori mengenai manfaat ASI dalam mengurangi resiko bayi terkena infeksi bakteri
sehingga terkena diare.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, serta menyadari pentingnya
pemberian ASI untuk bayi pada umur yang tepat, maka saya tertarik untuk
1.2. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan pemberian ASI oleh ibu-ibu yang bekerja di bank swasta kepada anaknya di kota Medan.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan pemberian ASI oleh ibu-ibu yang bekerja di bank swasta di Kota Medan
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai ASI. 2. Untuk menilai sikap ibu mengenai pemberian ASI
3. Untuk mengetahui tindakan ibu mengenai pemberian ASI.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Memberi informasi kepada masyarakat terutama ibu tentang cara menyusui yang benar.
2. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu promosi kesehatan dan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu yang berguna sebagai makanan yang utama bagi bayi (Roesli,2000).
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang mudah didapat, selalu tersedia, siap diminum tanpa adanya persiapan yang khusus dengan temperatur yang sesuai dengan bayi. Air Susu Ibu (ASI) memiliki kandungan zat gizi yang lengkap dan sempurna untuk keperluan bayi serta mengandung zat-zat gizi yang lengkap dan sempurna untuk keperluan bayi serta mengandungi zat anti infeksi. Oleh karenanya Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan terbaik dan paling cocok untuk bayi (Perinasia,2004).
Banyak keunggulan Air Susu ibu dibanding susu sapi,antara lain:
1. Air Susu Ibu mengandung zat makanan yang dibutuhkan bayi dalam jumlah yang cukup dengan susunan zat gizi yang sesuai untuk bayi. 2. Air Susu Ibu sedikit sekali berhubungan dengan udara luar, sehingga
Air Susu Ibu bersih dan kecil kemungkinan tercemar oleh kuman. 3. Air Susu Ibu selalu segar dan temperatur Air Susu Ibu sesuai dengan
temperatur tubuh bayi.
4. Mengandung zat kekebalan (immunoglobulin). Antibodi dalam Air Susu Ibu dapat bertahan di dalam saluran pencernaan karena tahan terhadap asam dan enzim proteolitik saluran pencernaan dan membuat lapisan pada mukosanya sehingga mencegah bakteri patogen dan enterovirus masuk ke mukosa usus.
5. Air Susu Ibu tidak menimbulkan alergi.
Kolostrum juga mengandung vitamin E dan K serta beberapa mineral seperti natrium dan seng (Depkes,2005, Perinasia,2004).
2.2. Stadium ASI (Purwanti, 2004). 2.2.1. ASI Stadium I
ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4 setelah persalinan komposisi kolostrum ASI mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu ke-1 sering defekasi dan feses berwarna hitam.
Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah antibodi yang siap melindungi bayi saat kondisinya masih lemah. Kandungan protein dalam kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam susu matur. Jenis protein globulin membuat konsistensi kolostrum menjadi pekat ataupun padat sehingga bayi lebih lama merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit kolostrum.
Lemak kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan lisotin sehingga bayi sejak dini sudah terlatih mengolah kolesterol. Kandungan hidrat arang kolesterol lebih rendah dibandingkan susu matur akibat dari aktivitas bayi pada 3 hari pertama masih sedikit dan tidak memerlukan banyak kalori. Total kalori kolostrum hanya 58 kal/100 ml kolostrum.
2.2.2. ASI Stadium II
begitu juga kondisi fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara sudah berkurang. Oleh karena itu,yang perlu ditingkatkan adalah kandungan protein dan kalsium dalam makanan ibu.
2.2.3. ASI Stadium III
ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain selain ASI.
2.3. Pola Pemberian ASI
Menurut Herniwati (1999), berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pola pemberian ASI seperti kontinuitas pemberian, waktu pemberian, pemanfaatan kolostrum dan usia anak saat dipilih. Akan tetapi sejalan dengan kemajuan teknologi maka terjadi pula perubahan ekonomi,sosial,dan budaya masyarakat, maka pola pemberian ASI sudah banyak diganti dengan susu botol.
Dalam upaya perbaikan gizi keluarga ditekankan agar semua ibu-ibu menyusui dapat memberikan ASI kepada bayi dan anak-anaknya selama dua tahun. Dari beberapa tahun penelitian yang dilakukan terdapat bermacam-macam alasan penyapihan,akan tetapi dapat dikelompokkan menjadi alasan tiga golongan besar,yaitu:
1. Karena alasan ibu
Keadaan kesehatan ibu dan pembagian waktu yang sulit khususnya pada ibu bekerja dalam memberikan ASI akan mendorong penyapihan lebih awal.
2. Karena alasan ASI
3. Karena alasan anak
Keadaan kesehatan anak yang tidak memungkinkan untuk disusui oleh ibu akan mendorong penyapihan lebih awal. Hal ini dapat terjadi pada bayi yang harus berada didalam inkubatorium. Dalam usaha penyapihan ini terdapat juga perbedaan yang nyata antara masyarakat pedesaan dan perkotaan. Pada masyarakat pedesaan, alasan penyapihan adalah karena anak sudah besar dan ibu hamil lagi,sedangkan di perkotaan faktor ibu lebih berperan karena ibu bekerja atau sibuk (Arisman, 2004).
2.4. Zat Gizi ASI 2.4.1. Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibandingkan laktosa yang ditemukan pada susu sapi. Namun demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencernakan laktosa (intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibandingkan laktosa susu sapi. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi,tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil (IDAI Cab.DKI Jakarta,2008).
2.4.2. Protein
dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan sejenis protein yang berpotensial menyebabkan alergi.
ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen,karbohidrat,dan fosfat) dibanding dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping itu kualitas nukleotida ASI juga lebih baik dibanding susu sapi. Nukleotida ini mempunyai peran dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus,merangsang pertumbuhan bakteri yang baik di dalam usus, dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh (IDAI Cab.DKI Jakarta,2008).
2.4.3. Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu,ASI banyak mengandung asam lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksonik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata.
ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang
2.4.5. Vitamin
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai factor pembekuan. Vitamin D untuk mencegah bayi menderita penyakit tulang. Vitamin A berfungsi untuk kesehatan mata dan juga untuk mendukung pembelahan sel,kekebalan tubuh dan pertumbuhan (IDAI Cab.DKI Jakarta,2008). 2.4.6. Mineral
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Kandungan zat besi di dalam ASI lebih mudah diserap yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4-7% pada susu formula. Sehingga bayi yang mendapat ASI mempunyai resiko lebih kecil untuk mengalami kekurangan zat besi dibanding dengan bayi yang mendapat susu formula. Mineral zink dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan mineral yang banyak membantu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh (IDAI Cab.DKI Jakarta,2008).
2.5. ASI Eksklusif
Yang dimaksudkan dengan ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim.
Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan tetapi bila memungkinkan sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih dari 2 tahun.
Berdasarkan hal-hal di atas, WHO/UNICEF membuat deklarasi yang dikenal dengan Deklarasi Innocenti. Deklarasi yang dilahirkan di Innocenti, Italia tahun 1990 ini bertujuan untuk melindungi, mempromosikan, dan memberi dukungan pada pemberian ASI. Deklarasi yang juga ditandatangani Indonesia ini memuat hal-hal berikut.
“Sebagai tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan mutu makanan bayi secara optimal maka semua ibu dapat memberikan ASI eksklusif dan semua bayi diberi ASI eksklusif sejak lahir sampai berusia 4 hingga 6 bulan. Setelah berumur 4-6 bulan, bayi diberi makanan pendamping yang benar dan tepat, sedangkan ASI tetap diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih.Pemberian makanan untuk bayi yang ideal seperti ini dapat dicapai dengan cara menciptakan pengertian serta dukungan dari lingkungan sehingga ibu-ibu dapat menyusui secara eksklusif “
Pada tahun 1999,setelah pengalaman selama 9 tahun, UNICEF memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI eksklusif. Rekomendasi terbaru UNICEF bersama WHA dan banyak negara lainnya adalah menetapkan jangka waktu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Roesli,2005).
2.6. Manfaat ASI Eksklusif 2.6.1. Manfaat bagi Bayi
Adapun manfaat ASI eksklusif bagi bayi (Roesli,2005), yaitu:
1. ASI sebagai nutrisi dimana ASI sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan. 2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi karena mengandung berbagai zat
3. ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan karena mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi ASI eksklusif potensial lebih pandai.
4. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih saying sehingga dapat menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual dan hubungan sosial yang baik.
2.6.2. Manfaat Bagi Ibu
Adapun manfaat ASI eksklusif bagi ibu bila memberikan ASI eksklusif (Roesli,2005), yaitu:
1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti.
2. Mengurangi terjadinya anemia akibat kekurangan zat besi karena menyusui mengurangi perdarahan.
3. Menjarangkan kehamilan karena menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah dan cukup berhasil.
4. Mengecilkan rahim karena kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat membantu rahim ke ukuran sebelum hamil.
5. Lebih cepat langsing kembali karena menyusui membutuhkan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. 6. Mengurangi kemungkinan menderita kanker.
7. Lebih ekonomis dan murah karena dapat menghemat pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan menyusui dan persiapan pembuatan susu formula.
8. Tidak merepotkan dan hemat waktu karena ASI dapat diberikan segera tanpa harus menyiapkan atau memasak air.
10.Memberi ibu kepuasan, kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam karena telah berhasil memberikan ASI eksklusif.
2.6.3. Manfaat Bagi Negara
Pemberian ASI eksklusif akan menghemat pengeluaran Negara karena hal-hal berikut ini (Roesli,2005) :
1. Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu.
2. Penghematan biaya rumah sakit terutama sakit muntah-mencret dan penyakit saluran pernafasan.
3. Penghematan obat-obatan, tenaga dan sarana kesehatan.
4. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun Negara.
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 3.1 : Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Defenisi Operasional 1. Pengetahuan :
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh mata dan telinga.Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, sebab dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan yang akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan ( Notoatmodjo, 1993).
2. Sikap :
Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, berpersepsi, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Ciri-ciri sikap adalah :
Pengetahuan Ibu Sikap Ibu Tindakan Ibu
1. Sikap dibentuk dan diperoleh sepanjang perkembangan seseorang dalam hubungan dengan objek tertentu.
2. Sikap dapat berubah sesuai dengan keadaaan dan syarat-syarat tertentu terhadap suatu kelompok.
3. Sikap dapat mengubah suatu hal tertentu tetapi dapat juga berupa kumpulan dari hal-hal tersebut.
4. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan.
Suatu contoh sikap ibu dalam menerapkan bahwa ASI Eksklusif sangat penting dan bermanfaat bagi bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan tanpa makanan tambahan lain. Sebagaimana diketahuai bahwa ASI merupakan makanan yang paling sempurna dan dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit. Akhirnya dapat dikatakan bahwa ibu tersebut mempunyai sikap terhadap objek yaitu berupa pemberian ASI terutama ASI Eksklusif pada bayi.
Sikap mengandung daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah seseorang harus pro dan kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan, mengesampingkan apa yang tidak diinginkan dan apa yang harus dihindari.
Sikap relatif lebih menetap, timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah. Dalam psikologi sosial, sikap adalah kecenderungan individu yang dapat ditentukan dari cara-cara berbuat (Notoatmodjo, 1993).
3. Tindakan :
sikap dan tindakan didukung oleh pengertian sikap yang menyatakan bahwa sikap merupakan kecendurangan untuk bertindak.
Tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap menjadi suatu perbuatan nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk nyata atau terbuka (Notoatmodjo, 2003). Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo, 1993).
4. Cara Ukur : Wawancara
5. Alat Ukur : kuesioner
Pengetahuan : Jawaban yang benar diberi skor 2 dan skor yang paling rendah adalah 0.
Tingkat pengetahuan diukur apakah baik, sedang, atau kurang. Pengetahuan yang baik adalah apabila total skor untuk soal pengetahuan adalah 11-14 yaitu > 75 %. Pengetahuan yang sedang adalah apabila total skor 6-10 yaitu 40-75 %. Pengetahuan yang kurang adalah apabila total skor kurang dari 6 yaitu < 40 %.
Sikap : Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang tidak benar diberi skor 0.
Tingkat sikap diukur apakah baik, sedang, atau kurang. Sikap yang baik adalah apabila total skor untuk soal sikap adalah 4-5 yaitu > 75 %. Sikap yang sedang adalah apabila total skor 2-3 yaitu 40-75 %. Sikap yang kurang adalah apabila total skor kurang dari 2 yaitu < 40 %. Tindakan : Tingkat tindakan diukur apakah baik, sedang atau kurang.
yang kurang adalah apabila total skor kurang dari 7 yaitu < 40 %.
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan cross sectional study yang bersifat deskriptif untuk mengetahui pola pemberian ASI pada bayi oleh ibu-ibu bekerja.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di bank-bank swasta di sekitar Medan. 4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah berlangsung selama 4 bulan, mulai dari peneliti menentukan judul, menyusun proposal hingga seminar hasil yang berlangsung dari bulan Augustus hingga November 2011.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah ibu bekerja di bank-bank swasta yang memiliki anak di kota Medan.
4.3.2. Sampel Penelitian
Menurut Sostroasmoro dan Ismael (2010), besar sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi dapat ditentukan dengan menggunakan rumus seperti berikut :
n = (Zα²PQ) / d²
di mana :
n = besar sampel minimum
Zα = nilai distribusi normal baku (Tabel Z) pada α tertentu
P = proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari
d = tingkat ketetapan absolute yang dikehendaki/kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
Karena P x Q mempunyai nilai paling tinggi bila P = 0,5, bila proporsi sebelumnya tidak diketahui, make dipergunakan P = 0,5
Bila Zα = 1,96, P = 0,5, Q = 0,5, d = 0,1, maka besar sampel :
n = ( 1,96² x 0,5 x 0,5 ) / 0,1² = 97
Dengan menggunakan rumus di atas maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 97 orang.
Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Consecutive sampling. Semua subyek yang didatangi dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang dibutuhkan dipenuhi. Consecutive sampling ini merupakan jenis nonprobability sampling yang paling baik dan sering merupakan cara termudah (Sastroasmoro dan Isamel, 2010).
Sampel penelitian ini diambil dari sebagian populasi yang memenuhi kriteria inklusi yaitu ibu-ibu menyusui yang mempunyai bayi 0-12 bulan yang bekerja di bank-bank swasta di sekitar Medan. Sedangkan kriteria eksklusinya yaitu ibu-ibu yang tidak bersedia dalam mengikuti penelitian atau yang menarik diri dari penelitian.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden yang berisi daftar pertanyaan serta jawaban yang telah disiapkan.
Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas untuk Setiap Pertanyaan Dalam Kuesioner
Variable Pertanyaan Total Pearson Correlation
Status Alpha Status
Pengetahuan 1 0.983 Valid 0.986 Reliabel
2 0.970 Valid Reliabel
3 0.983 Valid Reliabel
4 0.983 Valid Reliabel
5 0.970 Valid Reliabel
6 0.983 Valid Reliabel
7 0.876 Valid Reliabel
Sikap 1 0.905 Valid 0.954 Reliabel
2 0.970 Valid Reliabel
3 0.970 Valid Reliabel
4 0.768 Valid Reliabel
5 0.970 Valid Reliabel
4.5. Pengolahan dan Analisis data
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di bank-bank swasta di sekitar Medan. Kota ini memiliki keluasan sebanyak 265,10 km2. Medan dibagi atas 21 kecamatan yang mencakup 151 kelurahan. Wilayah kota medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah barat, selatan dan timur. Penelitian mencakup 21 kecamatan yang dibahagikan kepada 5 bagian. Jadi penelitian dilakukan dengan setiap 4 kecamatan diambil sebanyak 20 reponden untuk mencukupkan jumlah reponden untuk penelitian ini yaitu 100 responden. Bank-bank tersebut adalah Bank Bukopin, Bank Bumiputera Indonesia PT Tbk, Bank Central Asia PT Tbk (BCA), Bank Danamon Indonesia PT Tbk,
5.1.2 Deskripsi Sampel Berdasarkan Usia Ibu
Distribusi sampel berdasarkan usia ibu-ibu yang bekerja di Bank Swasta di sekitar Medan yang mempunyai bayi berusia 0-12 bulan :
Total 100 (100.0)
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa sampel ibu mayoritas adalah dari golongan usia di antara 27 hingga 29 yaitu sebanyak 33 ibu (33.0%). Minoritas ibu adalah dari golongan usia di antara 33 hingga 36 yaitu sebanyak 15 ibu (15.0%).
5.1.3 Deskripsi Sampel Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu
Distribusi sampel berdasarkan tingkat pengetahuan ibu mengenai ASI dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu
Tingkat Pengetahuan n (%)
Baik 89 (89.0 )
Sedang 11 (11.0)
Total 100 (100.0%)
Dari Tabel 6.5 dapat diketahui bahwa mayoritas ibu mempunyai tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 89 ibu (89.0%) dan selebihnya tingkat pengetahuan mereka adalah sedang yaitu sebanyak 11 ibu (11.0%).
5.1.4 Deskripsi Sampel Berdasarkan Tingkat Sikap Ibu
Distribusi sampel berdasarkan tingkat sikap ibu mengenai ASI dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Sikap Ibu
Tingkat Sikap n (%)
Baik 78 (78.0)
Kurang 1 (1.0)
Total 100 (100.0%)
Dari Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa mayoritas ibu mempunyai tingkat sikap yang baik yaitu sebanyak 78 ibu (78.0%). Hanya 1 ibu (1.0%) yang mempunyai tingkat sikap yang kurang.
5.1.5 Deskripsi Sampel Berdasarkan Tingkat Tindakan Ibu
Distribusi sampel berdasarkan tingkat tindakan ibu mengenai ASI dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Tindakan Ibu
Tingkat Tindakan n (%)
Baik 36 (36.0) Sedang 62 (62.0) Kurang 2 (2.0)
Total 100 (100.0%)
Dari Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa kebanyakan ibu mempunyai tingkat tindakan yang sedang yaitu sebanyak 62 ibu (62.0%). Minoritas ibu mempunyai tingkat tindakan yang kurang yaitu sebanyak 2 ibu (2.0%).
Tabel 5.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Sesuai Usia Tingkat Pengetahuan n (%)
Baik Sedang Usia Ibu
24-26 18 (18.0) 5 (5.0) 23 (23.0)
27-29 29 (29.0) 4 (4.0) 33 (33.0)
30-32 28 (28.0) 1 (1.0) 29 (29.0)
33-36 14 (14.0) 1 (1.0) 15 (15.0)
Total 89 (89.0) 11 (11.0) 100 (100.0%)
Berdasarkan tabel 5.5, 33 ibu (33.0%) dari golongan usia 27-29 tahun , didapati 29 ibu (29.0%) mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dan 4 ibu (4.0%) mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang. 15 ibu (15.0%) dari golongan usia 33-36 tahun,didapati 14 ibu (14.0%) mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dan 1 ibu (1.0%) mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang.
5.1.7 Deskripsi Sampel Berdasarkan Tingkat Sikap Ibu Sesuai Usia
Distribusi sampel berdasarkan tingkat sikap ibu mengenai ASI sesuai usia ibu dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 5.6 Distribusi Tingkat Sikap Ibu Sesuai Usia Tingkat sikap n (%)
Baik Sedang Kurang Usia Ibu
Dari tabel 5.6, 33 ibu (33.0%) dari golongan usia 27-29 tahun, didapati 23 ibu (23.0%) dari mereka mempunyai tingkat sikap yang baik, 9 ibu (9.0%)
mempunyai tingkat sikap yang sedang dan 1 ibu (1.0%) mempunyai tingkat sikap yang kurang. 15 ibu (15.0%) dari golongan usia 33-36 tahun, didapati 11 ibu (11.0%) dari mereka mempunyai tingkat sikap yang baik dan selebihnya 4 ibu (4.0%) mempunyai tingkat sikap yang sedang.
5.1.8 Deskripsi Sampel Berdasarkan Tingkat Tindakan Ibu Sesuai Usia Distribusi sampel berdasarkan tingkat tindakan ibu mengenai ASI sesuai usia ibu dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 5.7 Distribusi Tingkat Tindakan Ibu Sesuai Usia Tindakan Tindakan n (%)
Baik Sedang Kurang
Usia Ibu
24-26 6 (6.0) 17 (17.0) 0 23 (23.0)
27-29 12 (12.0) 20 (20.0) 1 (1.0) 33 (33.0) 30-32 12 (12.0) 16 (16.0) 1 (1.0) 29 (29.0)
33-36 6 (6.0) 9 (9.0) 0 15 (15.0)
Total 36 (36.0) 62 (62.0) 2 (2.0) 100 (100.0%
5.1.9 Deskripsi Sampel Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Sesuai Tingkat Tindakan Ibu
Distribusi sampel berdasarkan tingkat pengetahuan ibu mengenai ASI sesuai tingkat tindakan ibu dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 5.8 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Sesuai Tingkat Tindakan Ibu Tingkat Tindakan n (%)
Baik Sedang Kurang
Tingkat Pengetahuan
Baik 33 (33.0) 56 (56.0) 0 89 (89.0) Sedang 3 (3.0) 6 (6.0) 2 (2.0) 11 (11.0) Total 36 (36.0) 62 (62.0) 2 (2.0) 100(100.0%)
Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa 89 ibu (89.0%) dengan pengetahuan yang baik ada 33 ibu (33.0%) yang mempunyai tindakan yang baik dan 56 ibu (56.0%) yang mempunyai tindakan yang sedang. Sedangkan dari 11 ibu (11.0%) dengan pengetahuan yang sedang ada 3 ibu (3.0%) yang mempunyai tindakan yang baik, 6 ibu (6.0%) yang mempunyai tindakan yang sedang dan 2 ibu (2.0%) yang mempunyai tindakan yang kurang.
5.2.0 Deskripsi Sampel Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Sesuai Tingkat Sikap Ibu
Tabel 5.9 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Sesuai Tingkat Sikap Ibu Tingkat Sikap n (%)
Baik Sedang Kurang
Tingkat Pengetahuan
Baik 74 (74.0) 15 (15.0) 0 89 (89.0) Sedang 4 (4.0) 6 (6.0) 1 (1.0) 11 (11.0) Total 78 (78.0) 21 (21.0) 1 (1.0) 100(100.0%)
Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat bahwa 89 ibu 89.0%) dengan pengetahuan yang baik ada 74 ibu (74.0%) yang mempunyai tingkat sikap yang baik dan 15 ibu (15.0%) yang mempunyai tingkat sikap yang sedang. Sedangkan dari 11 ibu (11.0%) yang mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang, ada 4 ibu (4.0%) yang mempunyai tingkat sikap yang baik, 6 ibu (6.0%) yang mempunyai tingkat sikap yang sedang dan 1 ibu (1.0%) yang mempunyai tingkat sikap yang kurang.
5.2.1 Deskripsi Sampel Berdasarkan Tingkat Tindakan Ibu Sesuai Tingkat Sikap Ibu
Distribusi sampel berdasarkan tingkat tindakan ibu mengenai ASI sesuai tingkat sikap ibu dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 6.0 Distribusi Tingkat Tindakan Ibu Sesuai Tingkat Sikap Ibu Tindakan Ibu n (%)
Baik Sedang Kurang Sikap Ibu
Baik 29 (29.0) 48 (48.0) 1 (1.0) 78 (78.0) Sedang 6 (6.0) 14 (14.0) 1 (1.0) 21 (21.0)
Kurang 1 (1.0) 0 0 1 (1.0)
Berdasarkan tabel 6.0, dapat dilihat bahwa 78 ibu (78.0%) dengan sikap yang baik ada 29 ibu (29.0%) yang mempunyai tindakan yang baik, 48 ibu (48.0%)
mempunyai tindakan yang sedang dan 1 ibu (1.0%) mempunyai tindakan yang kurang. 21 ibu (21.0%) dengan sikap yang sedang ada 6 ibu (6.0%) yang
mempunyai tindakan yang baik, 14 ibu (14.0%) mempunyai tindakan yang sedang dan 1 ibu (1.0%) mempunyai tindakan yang kurang. 1 ibu (1.0%) yang
mempunyai sikap yang kurang mempunyai tindakan yang baik.
5.3 Pembahasan
Berdasarkan penelitian saya, usia responden ibu mayoritas adalah dari golongan usia di antara 27 hingga 29 yaitu sebanyak 33 ibu (33.0%). Minoritas ibu adalah dari golongan usia di antara 33 hingga 36 yaitu sebanyak 15 ibu (15.0%). Salah satu faktor yang penting dalam kehamilan adalah umur ibu waktu hamil baik untuk kepentingan si ibu maupun janin dalam pembentukan ASI. Umur 21-30 tahun adalah kelompok umur yang paling baik untuk kehamilan sebab secara fisik sudah cukup kuat juga dari segi mental sudah cukup dewasa. Umur 31-35 tahun dianggap sudah mulai bahaya lagi, sebab secara fisik jika jumlah kehamilan sebelumnya cukup sudah mulai menurun kesehatan reproduksinya apalagi banyak atau lebih dari tiga, dan kemampuan ibu untuk menyusui yang usianya lebih tua, produksi ASI-nya lebih rendah daripada yang usianya lebih muda (Depkes, 1999). Dapat diketahui bahwa mayoritas ibu mempunyai tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 89 ibu (89.0%) dan selebihnya tingkat pengetahuan mereka adalah sedang yaitu sebanyak 11 ibu (11.0%). Selain itu, mayoritas ibu mempunyai tingkat sikap yang baik yaitu sebanyak 78 ibu (78.0%). Hanya 1 ibu (1.0%) yang mempunyai tingkat sikap yang kurang. Melalui penelitian ini didapati kebanyakan ibu mempunyai tingkat tindakan yang sedang yaitu sebanyak 62 ibu (62.0%). Minoritas ibu mempunyai tingkat tindakan yang kurang yaitu sebanyak 2 ibu (2.0%).
golongan usia 33-36 tahun,didapati 14 ibu (14.0%) mempunyai tingkat
pengetahuan yang baik dan 1 ibu (1.0%) mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang. Didapati juga, 33 ibu (33.0%) dari golongan usia 27-29 tahun, didapati 23 ibu (23.0%) dari mereka mempunyai tingkat sikap yang baik, 9 ibu (9.0%)
mempunyai tingkat sikap yang sedang dan 1 ibu (1.0%) mempunyai tingkat sikap yang kurang. 15 ibu (15.0%) dari golongan usia 33-36 tahun, didapati 11 ibu (11.0%) dari mereka mempunyai tingkat sikap yang baik dan selebihnya 4 ibu (4.0%) mempunyai tingkat sikap yang sedang. Tambahan lagi, 33 ibu dari golongan usia 27-29 tahun,didapati 12 ibu (12.0%) mempunyai tingkat tindakan yang baik, 20 ibu (20.0%) mempunyai tingkat tindakan yang sedang dan 1 ibu (1.0%) mempunyai tingkat tindakan yang kurang. 15 ibu (15.0%) dari golongan usia 33-36, didapati 6 ibu (6.0%) mempunyai tingkat tindakan yang baik dan 9 ibu (9.0%) mempunyai tingkat tindakan yang sedang.
Berdasarkan penelitian ini dapat dilihat bahwa 89 ibu (89.0%) dengan pengetahuan yang baik ada 33 ibu (33.0%) yang mempunyai tindakan yang baik dan 56 ibu (56.0%) yang mempunyai tindakan yang sedang. Sedangkan dari 11 ibu (11.0%) dengan pengetahuan yang sedang ada 3 ibu (3.0%) yang mempunyai tindakan yang baik, 6 ibu (6.0%) yang mempunyai tindakan yang sedang dan 2 ibu (2.0%) yang mempunyai tindakan yang kurang. Hal ini tidak berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Soeparmanto (2001), bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif. Ibu yang tingkat
pengetahuannya baik, lebih bisa memberikan ASI dibandingkan ibu yang tingkat pengetahuannya kurang. Pengetahuan ibu tentang ASI akan mempengaruhi tindakan ibu dalam memberikan ASI terutama ASI Eksklusif. Dengan
tidak didasari oleh pengetahuan. Jadi pengetahuan sangat dibutuhkan agar ibu dapat mengetahui pentingnya manfaat pemberian ASI.
Bab 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa dari total 100 orang, sebanyak 89 ibu mempunyai tingkat pengetahuan yang baik mengenai ASI. Mayoritas ibu yang diteliti dalam penelitian ini didapati
mempunyai sikap yang baik yaitu sebanyak 78 orang. Akhir sekali, mayoritas ibu dari penelitian ini mempunyai tindakan yang sedang yaitu sebanyak 62 orang.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil yang didapati pada penelitian ini, maka dikemukakan beberapa saran seperti berikut :
1. Perlunya dilakukan penyuluhan dan pembinaan kepada ibu-ibu terutama ibu-ibu yang masih muda mengenai manfaat memberikan ASI,terutama ASI eksklusif. Melalui penyuluhan ini, dapat juga mengubah persepsi sejumlah kecil ibu yang masih beranggapan bahwa menyusui akan merusakkan payudara. 2. Bagi ibu-ibu yang belum memberikan ASI eksklusif pada
bayinya,diharapkan dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman,2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran ECG, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2005. Analisis Situasi Gizi di Indonesia. Direktorat
Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2007. Kebijakan Departemen Kesehatan tentang Peningkatan Pemberian ASI pada Wanita Pekerja. Pusat Kesehatan Kerja, Jakarta.
Herniwati, 1999. Perilaku Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Desa Perbulan Kecamatan Lau Baleng Kabupaten Karo. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Medan.
Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Jakarta, 2008. Bedah ASI – Kajian dari Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jane Allen and Debra Hector, 2005. Benefits of Breastfeeding, NSW Department of Health, Sydney.
LINKAGES, Oktober 2002. Pemberian ASI Eksklusif atau ASI saja : Satu-Satunya Sumber Cairan Yang Dibutuhkan Bayi Usia Dini. Online : http://www.lingkagesproject.org, diakses tanggal 26 April 2011.
Kliegman, Marcdante, Jenson & Behrman. (2002). Nelson Essential of Pediatrics, Elsevier Saunders, 5th ed. Pg 131-134.
Perinasia, 2004. Manajemen Laktasi Menuju Persalinan Aman dan Bayi Baru Lahir Sehat. Jakarta.
Purwanti Sri Hubertin, 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. ECG, Jakarta. Rahmah Mohd Amin, 2010. Work Related Determinants of Breastfeeding
Roesli, U., 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Agriwidya, Jakarta.
---2005. Mengenal ASI Eksklusif – Seri 1. Trubus Agriwidya, Jakarta. Sastoasmoro, S., 2010. Pemilihan Subyek Penelitian. Dalam : Sastroasmoro, S.,
Ismael, S., (eds). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Sagung Seto : Jakarta, 78-91
Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto.
Wyeth ,2010. ASI dan Nutrisi. Wyeth Nutrition, Indonesia.Online : http://www.wyethindonesia.com/$$ASI%20dan%20Nutrisi.html?menu_id
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : SHALINI PANDIAN
Tempat / tanggal lahir : MALAYSIA / 22 JUNE 1989
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Hindu
Alamat : Jl. Dr. Mansyur No. 03 A, Medan Indonesia Nomor Telepon : 083199159934
Orang Tua : PANDIAN MARIMUTHU
Riwayat Pendidikan : Sijil Pelajaran Menengah(SPM) - 2006 Fakultas Kedokteran USU- sekarang
Lampiran 2
LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBYEK PENELITIAN Dengan hormat,
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu atas kesediannya meluangkan waktu untuk mengisi surat persetujuan dan kuesioner ini.
Saya Shalini Pandian, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara stambuk 2008. Saat ini saya sedang mengerjakan penelitian guna melengkapi Karya Tulis Ilmiah dengan judul penelitian Gambaran
Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pemberian ASI oleh Ibu-Ibu yang Bekerja di Bank Swasta di Kota Medan Ditinjau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekerapan pemberian ASI, tempoh lama pemberian ASI dan selang waktu pemberian ASI kepada bayi.
Seperti yang ibu sedia maklum, Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber makanan yang paling utama bagi seorang bayi. ASI merupakan makanan yang mudah didapat, selalu tersedia, siap diminum tanpa adanya persiapan yang khusus dengan temperatur yang sesuai dengan bayi. ASI memiliki kandungan zat gizi yang lengkap dan sempurna untuk keperluan bayi serta mengandungi zat anti infeksi. Oleh karenanya ASI merupakan satu-satunya makanan terbaik dan paling cocok untuk bayi. ASI juga mengandung zat makanan yang dibutuhkan bayi dalam jumlah yang cukup dengan susunan zat gizi yang sesuai untuk bayi. ASI juga mengandung zat kekebalan (immunoglobulin). Antibodi dalam Air Susu Ibu dapat bertahan di dalam saluran pencernaan karena tahan terhadap asam dan enzim proteolitik saluran pencernaan dan membuat lapisan pada mukosanya sehingga mencegah bakteri pathogen dan enterovirus masuk ke mukosa usus. Disamping itu, ASI juga tidak menimbulkan alergi.
Melalui penelitian ini saya dapat mengetahui keadekuatan pemberian ASI oleh ibu-ibu yang bekerja. Saya juga percaya bahwa, penelitian ini dapat
menyumbang informasi kepada para ibu bekerja dimana para ibu yang bekerja dapat memperbaiki cara pemberian ASI dan sekaligus mencapai status gizi dan tumbuh kembang bayi yang baik.
Dengan segala kerendahan hati, saya memohon kesediaan Ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini, yaitu sebagai responden. Saya akan menanyakan beberapa soalan kepada Ibu dalam bentuk kuesioner yang telah dilampirkan di belakang. Tidak ada sebarang paksaan jika Ibu tidak berkenaan untuk
Dengan informasi ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan waktu, saya ucapkan terima kasih. Semoga partisipasi Ibu dalam penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan,20 Juni 2011
Peneliti,
Lampiran 3
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertandatangan di bawah ini, Nama :
Alamat :
Setelah mendapatkan penjelasan dan memahami sepenuhnya tentang penelitian, Judul Penelitian : Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pemberian
ASI oleh Ibu-Ibu yang Bekerja di Bank Swasta di Kota
Medan
Nama Peneliti : Shalini Pandian
Institusi : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Jenis Penelitian : Deskriptif dengan pendekatan cross sectional Lokasi penelitian : Kota Medan, Sumatera Utara
Dengan ini menyatakan bersedia mengikuti penelitian tersebut secara sukarela sebagai responden penelitian.
Medan,20 Juni 2011
Lampiran 4
KUESIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI OLEH IBU-IBU YANG BEKERJA DI BANK SWASTA DI KOTA
MEDAN
IDENTITAS RESPONDEN :
Nama :
Tanggal survey :
Umur Ibu :
Kerja di bank sejak tahun :
Jumlah anak :
Usia anak : < 6 bulan, > 6 bulan
PERILAKU RESPONDEN I. Pengetahuan
1. Apakah manfaat ASI ?
a. Mengandungi zat makanan yang dibutuhkan bayi. b. Murah dan mudah didapat.
c. Mudah dicerna oleh bayi.
2. Apakah Ibu pernah mendengar tentang ASI Eksklusif ? a. Ya b. Tidak
3. Menurut Ibu, apakah yang dimaksudkan dengan ASI Eksklusif ?
b. ASI akan diberikan segera setelah bayi lahir.
4. Menurut Ibu, apakah yang dimaksudkan dengan Kolostrum ?
a. ASI yang keluar pertama kali pada hari pertama setelah kelahiran bayi sampai hari ketiga atau keempat.
b. ASI yang kental berwarna kekuningan. c. Tidak tahu.
5. Apakah manfaat Kolostrum ?
a. Sebagai zat kekebalan yang penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi.
b. Untuk membersihkan selaput usus bayi yang baru lahir sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan.
c. Tidak tahu.
6. Apakah manfaat ASI Eksklusif ?
a. Membersihkan selaput usus bayi yang baru lahir sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi. c. ASI yang diberikan 3 kali sehari. d. Tidak tahu.
7. Menurut Ibu kapan usia yang paling sesuai untuk pemberian makanan tambahan ?
II. Sikap
1. Apakah Ibu setuju dengan pemberian ASI Eksklusif bagi bayi ? a. Setuju
b. Tidak setuju
2. Apakah Ibu setuju memberikan ASI saja tanpa makanan tambahan selama 6 bulan ?
a. Setuju b. Tidak setuju
3. Apakah Ibu setuju untuk tetap memberikan ASI dengan kondisi bayi sakit ? a. Setuju
b. Tidak setuju
4. Apakah Ibu setuju dengan pemberian makanan tambahan pada bayi ≥ 6 bulan ? a. Setuju
b. Tidak setuju
5. Apakah Ibu setuju bahwa menyusui akan merusakkan payudara ? a. Setuju
III. Tindakan
1. Berapa lama Ibu bekerja dalam waktu 24 jam ? a. 5-8 jam
b. 9 jam c. < 5 jam
2. Apakah Ibu mempunyai interval waktu yang disediakan oleh bank Ibu untuk pulang ke rumah ?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah Ibu mempunyai libur dalam waktu seminggu ? a. Ya ; Berapa hari ?
b. Tidak
4. Berapa lama Ibu berada di rumah dalam waktu 24 jam ? a. 12 jam
b. 10 jam c. 8 jam d. < 6 jam
5. Apakah Ibu memberikan ASI kepada bayi sesuai kebutuhan dan permintaan bayi ?
6. Berapa kali Ibu memberi ASI kepada bayi dalam 24 jam ? a. 6-8 kali
b. 7-9 kali c. 8-12 kali
d. Sesuai permintaan bayi
e. Sesuai dengan waktu lapang ibu
7. Berapa lama Ibu menyusui untuk satu kali pemberian ASI ? a. 20-45 menit
b. 5-15 menit
c. kurang dari 5 menit
8. Berapa jarak waktu Ibu menyusui dari yang pertama hingga yang berikutnya ? a. 4 jam
b. 1 ½ -3 jam c. 1 jam
d. Setiap kali bayi menangis kelaparan / sesuai permintaan bayi.
9. Apakah Ibu menampung ASI di rumah sebelum ke tempat kerja dengan cara diperas dan disimpan ? Jika Ya,disimpan dimana?
a. Ya b. Tidak
10. Apakah berat badan bayi Ibu meningkat setiap bulan ? a. Ya.
b. Tidak
11. Apakah bayi Ibu mengalami konstipasi / kesukaran buang air besar ? a. Ya
12. Kapan Ibu pertama kali memberi susu formula kepada bayi ? a. usia bayi < 6 bulan
b. usia bayi ≥ 6 bulan c. belum
13. Kapan Ibu pertama kali memberi makanan tambahan kepada bayi ? a. usia bayi < 6 bulan
total Pearson
Correlation
.983** .970** .983** .983** .970** .983** .876** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
total Pearson Correlation .905** .970** .970** .768** .970** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .009 .000
N 10 10 10 10 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Distribusi Usia Ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 89 89.0 89.0 89.0
sedang 11 11.0 11.0 100.0
Distribusi Tingkat Sikap Ibu
Statistics
Sikap ibu
N Valid 100
Missing 0
Sikap ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 78 78.0 78.0 78.0
sedang 21 21.0 21.0 99.0
kurang 1 1.0 1.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Distribusi Tingkat Tindakan Ibu Statistics
Tindakan ibu
N Valid 100
Missing 0
Tindakan ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 36 36.0 36.0 36.0
Sedang 62 62.0 62.0 98.0
Kurang 2 2.0 2.0 100.0
Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Sesuai Usia Ibu
usia ibu * Tingkat pengetahuan ibu mengenai ASI
Crosstabulation
Distribusi Tingkat Sikap Ibu Sesuai Usia Ibu
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
usia ibu * Sikap ibu Crosstabulation
Count
Sikap ibu
Total
baik sedang kurang
usia ibu 24-26 17 6 0 23
27-29 23 9 1 33
30-32 27 2 0 29
33-36 11 4 0 15
Total 78 21 1 100
Distribusi Tingkat Tindakan Ibu Sesuai Usia Ibu
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
usia ibu * Tindakan ibu 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
usia ibu * Tindakan ibu Crosstabulation
Count
Tindakan ibu
Total
Baik Sedang Kurang
usia ibu 24-26 6 17 0 23
27-29 12 20 1 33
30-32 12 16 1 29
33-36 6 9 0 15
Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Sesuai Tingkat Tindakan Ibu
Tindakan ibu * Tingkat pengetahuan ibu mengenai ASI Crosstabulation
Count
Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Sesuai Tingkat Sikap Ibu
Sikap ibu * Tingkat pengetahuan ibu mengenai ASI Crosstabulation
Count
Tingkat pengetahuan ibu mengenai
ASI
Total
baik sedang
Sikap ibu baik 74 4 78
sedang 15 6 21
kurang 0 1 1
Total 89 11 100
Distribusi Tingkat Tindakan Ibu Sesuai Tingkat Sikap Ibu
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sikap ibu * Tindakan ibu 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Sikap ibu * Tindakan ibu Crosstabulation
Count
Tindakan ibu
Total
Baik Sedang Kurang
Sikap ibu baik 29 48 1 78
sedang 6 14 1 21
kurang 1 0 0 1