PENGARUH PERUBAHAN STRUKTUR ORGANISASI
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PT. HUTAMA KARYA (PERSERO) WILAYAH I
GELADIKARYA
Oleh:
Sarjono
NIM 087007070PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
SEKOLAH PASCASARJANA
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Gladikarya : PENGARUH PERUBAHAN STRUKTUR
ORGANISASI TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PT. HUTAMA KARYA (Persero)
WILAYAH I
Nama Mahasiswa : Sarjono
NIM : 087007070
Program Studi : Magister Manajemen
Disetujui,
Komisi Pembimbing :
Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M. Eng Ketua
Dr. Ir. Nazaruddin, MT Anggota
Ketua Program Studi Direktur
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Geladikarya saya yang berjudul :
“PENGARUH PERUBAHAN STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PT. HUTAMA KARYA (Persero) WILAYAH I ” Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan
oleh siapapun juga sebelumnya.
Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan secara
jelas dan benar.
Medan, Januari 2012 Yang Membuat Pernyataan,
RIWAYAT HIDUP
Sarjono adalah anak ke lima dari 5 bersaudara dari pasangan H. Tahir Broto
Utomo (alm) dan Hj. Mugiharti, yang lahir di Bojonegoro pada tanggal 28
Februari 1968, Jawa Timur.
Riwayat pendidikan :
1. SD Negeri Turigede, Kepohbaru, Bojonegoro, Lulus tahun 1981.
2. SMP Negeri 1 Baureno, Lulus tahun 1984
3. SMA Negeri 1 Bojonegoro, Lulus tahun 1987
4. Universitas Brawijaya Malang, Lulus tahun 1992
Medan, Januari 2012 Peneliti,
RINGKASAN EKSEKUTIF
Setiap perusahaan menghadapi adanya perubahan lingkungan organisasi dan hal ini menyebabkan setiap perusahaan harus melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang dihadapinya. Restrukturisasi organisasi dilakukan karena Perusahaan merasa organisasi yang ada sudah tidak sesuai dengan tuntutan kebutuhan perusahaan. PT. Hutama Karya (Persero) dalam periode 5 (lima) tahun terakhir, telah beberapa kali melakukan perubahan struktur organisasi untuk mewujudkan berjalannya roda perusahaan lebih baik. Sejak
adanya perubahan struktur organisasi pada tahun 2005 realisasi penjualan perusahaan mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga pada tahun 2008 dan
menurun secara drastis pada tahun 2010, pada saat yang bersamaan di tahun 2008 perusahaan melakukan restrukturisasi organisasi.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasional yang bertujuan untuk menjelaskan Pengaruh Kebijakan Restrukturisasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Di PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I. Teknik pengambilan sampel dilakukan melalui metode probability sampling dengan teknik sratified random sampling dengan jumlah responden sejumlah 65 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berdasarkan kuesioner dengan karyawan yang terpilih sebagai sampel.
Analisis Descriptive digunakan untuk memaparkan jawaban responden atas segala pertanyaan yang diajukan dalam angket bentuk tabel tunggal sehingga dapat memperjelas masalah yang diteliti. Sedangkan Analisis Inferensial digunakan dengan menggunakan uji statistic Spearman dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05, untuk mengetahui seberapa besar hubungan variabel Kebijakan Restrukturisasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan digunakan kriteria Guilford. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Besarnya hubungan antara hubungan variabel Restrukturisasi Organisasi (X) dengan variabel Kinerja Karyawan (Y) yaitu sebesar 0.461, nilai tersebut menunjukan hubungan yang cukup berarti. Dampak besarnya pengaruh kebijakan restrukturisasi organisasi terhadap kinerja karyawan yaitu pada dimensi variabel Struktur Organisasi (X1) dan dimensi variabel Mekanisme Pelimpahan Wewenang (X2) pada umumnya tidak terdapat hubungan dengan dimensi variabel Kinerja Aparatur (Y), sedangkan pada dimensi variabel Prosedur Kerja (X3) dan Mekanisme Pengendalian (X4) memiliki hubungan dengan dimensi variabel kinerja Aparatur (Y).
KATA PENGANTAR
Puji Syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas karuniaNya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan Gladikarya ini yang berjudul
“PENGARUH PERUBAHAN STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PT. HUTAMA KARYA (PERSERO) WILAYAH I”
Penelitian ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dan kerjasama dari
berbagai pihak. Pertama-tama saya ingin menghaturkan rasa hormat dan
penghargaan setinggi-tingginya dari lubuk hati terdalam kepada yang terhormat
Bapak Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M. Eng dan Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT
selaku komisi pembimbing saya selama dalam penulisan dan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTMH, MSc (CTM), SpA(K), selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M. Eng., selaku Ketua Program Studi
Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
4. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi Program Studi Magister
Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Kemudian kepada keluarga saya, Ibunda Hj.Mugiharti, istri tercinta Desi
Astuti, SE, MM dan kedua anak saya Firas dan Vina yang selama ini selalu
studi S2 Magister Manajemen. Berkat merekalah saya senantiasa merasa kuat,
penuh semangat belajar, dan tiada henti-hentinya meraih ilmu sampai sekarang.
Secara khusus saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
saya sayangi sahabat-sahabatnya saya, dengan sepenuh hati saya pun ingin berbagi
kebahagian yang selama ini telah bersama-sama memberi motivasi dan doa untuk
dapat menyelesaikan perkuliahan Program Studi Magister Manajemen.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahNya kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatiannya sehingga dapat
menyelesaikan perkuliahan dan penulisan Gladikarya ini. Peneliti menyadari
Gladikarya ini masih belum jauh dari sempurna, namun diharapkan semoga dapat
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi pengembangan dalam bidang
manajemen.
Medan, Januari 2012 Peneliti,
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ……… i
LEMBAR PENGESAHAN ……… ii
PERNYATAAN ……….……… iii
RIWAYAT HIDUP…………… iv
RINGKASAN EKSEKUTIF ……… v
KATA PENGANTAR ……… vi
DAFTAR ISI ……….. viii
DAFTAR TABEL ……….. xii
DAFTAR GAMBAR ………. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ….……… xvii
BAB I PENDAHULUAN ………….……….. 1
1.1. Latar Belakang ………. 1
1.2. Perumusan Masalah ………... 4
1.3. Tujuan Penelitian …….……… 4
1.4. Manfaat Penelitian ………..………. 4
1.5. Batas dan Ruang Lingkup Penelitian ………... 5
BAB II KERANGKA TEORITIS………..... 7
2.1. Konsep Kebijakan …….………. 7
Hal.
2.2. Konsep Organisasi …….……..……….……. 8
2.3. Konsep Restrukturisasi …….……….………..…. 10
2.4. Konsep Kinerja Karyawan ….………. 13
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ………. 17
BAB IV METODE PENELITIAN………...…... 19
4.1. Metode Penelitian ……… 19
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….…………. 19
4.2.1. Lokasi penelitian ………...……… 19
4.2.2. Jadwal Penelitian ……….. 20
4.3. Variabel Penelitian……….……….. 20
4.4. Hipotesis Penelitian……….. 21
4.5. Jenis dan Sumber Data ………... 23
4.6. Populasi, Sampel dan Metode penentuan Sampel ……….………. 23
4.7. Teknik Pengumpulan Data ……….. 25
4.8. Metode Analisis Data ………….………. 26
BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ……….………… 30
5.1. Sejarah Perusahaan……….………. 30
5.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha….………. 31
Hal.
5.4. Struktur Organisasi…………..….………. 31
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN ……….………….… 33 6.1. Karakteristik Responden Penelitian ……….………. 33
6.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan……..…….... 33
6.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……... 34
6.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama
Bekerja ………... 35
6.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir …. ………..………… 36
6.2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Kuisioner………... 38
6.2.1. Validitas dan Reliabilitas Kebijakan Restrukturisasi
Organisasi ……….……….…………... 38
6.2.2. Validitas dan Reliabilitas Kinerja Karyawan ………. 40
6.3. Deskripsi Jawaban Responden Variabel RestrukturisasI
Organisasi (X) ………..…… 41
6.4. Deskripsi Jawaban Responden Variabel Kinerja Karyawan (Y)…. 47
6.5. Analisis Deskriptif………. 56
6.6. Hubungan Antara Dimensi Variabel Restrukturisasi
Organisasi (X) Dengan Dimensi Variabel Kinerja
Hal.
6.7. Hubungan Antara Variabel Restrukturisasi Organisasi (X)
Dengan Variabel Kinerja Aparatur (Y) ……… 87
6.8. Evaluasi Hasil Penelitian……….……… 89
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN………..………..... 90
7.1. Kesimpulan……… 90
7.2. Saran……….. 90
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ………..………... 20
Tabel 4.2. Hipotesis Penelitian ……….………..………... 21
Tabel 4.3. Kriteria Guilford……….. ………..………... 29
Tabel 6.1 Karakteristik Responden PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I Berdasarkan Jabatan ... 34
Tabel 6.2. Karakteristik Responden PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I Berdasarkan Usia ... 35
Tabel 6.3. Karakteristik Responden PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I Berdasarkan Lama Bekerja ... 36
Tabel 6.4. Karakteristik Responden PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 37
Tabel 6.5. Nilai Reliability Kebijakan Restrukturisasi Organisasi ... 39
Tabel 6.6. Hasil Uji Validitas Terhadap Item Pernyataan Kebijakan Restrukturisasi Organisasi ... 39
Tabel 6.7. Nilai Reliability Kinerja Karyawan ... 40
Tabel 6.8. Hasil Uji Validitas Terhadap Item Pertanyaan Kinerja Karyawan ... 41
Tabel 6.9. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q1 Variabel (X) ... 42
Tabel 6.10. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q2 Variabel (X)... 42
Hal
Tabel 6.12. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q4 Variabel (X)... 43
Tabe l 6.13. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q5 Variabel (X) ... 44
Tabel 6.14. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q6 Variabel (X) ... 44
Tabel 6.15. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q7 Variabel (X)... 45
Tabel 6.16. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q8 Variabel (X) ... 45
Tabel 6.17. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q9 Variabel (X) ... 46
Tabel 6.18. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q10 Variabel (X) ... 46
Tabel 6.19. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q11 Variabel (X) ... 47
Tabel 6.20. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q12 Variabel (Y) ... 47
Tabel 6.21. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q13 Variabel (Y) ... 48
Tabel 6.22. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q14 Variabel (Y) ... 48
Tabel 6.23. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q15 Variabel (Y) ... 49
Tabel 6.24. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q16 Variabel (Y) ... 49
Tabel 6.25. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q17 Variabel (Y) ... 50
Tabel 6.26. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q18 Variabel (Y) ... 50
Tabel 6.27. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q19 Variabel (Y) ... 51
Tabel 6.28. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q20 Variabel (Y) ... 51
Tabel 6.29. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q21 Variabel (Y) ... 52
Tabel 6.30. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q21 Variabel (Y) ... 52
Tabel 6.31. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q23 Variabel (Y) ... 53
Tabel 6.32. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q24 Variabel (Y) ... 53
Hal
Tabel 6.34. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q26 Variabel (Y) ... 54
Tabel 6.35. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q27 Variabel (Y) ... 55
Tabel 6.36. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q28 Variabel (Y) ... 55
Tabel 6.37. Jawaban Responden Atas Pernyataan_Q29 Variabel (Y) ... 56
Tabel 6.38. Hasil Analisis Deskriptif Pengukuran Varibael Restukturisasi Organisasi (X) ... 57
Tabel 6.39. Hasil Analisis Deskriptif Pengukuran Varibael Kinerja Karyawan (Y) ... 58
Tabel 6.40. Hubungan Antara Dimensi Variabel X1 dan Y1 ... 61
Tabel 6.41. Hubungan Antara Dimensi Variabel X1 dan Y2 ... 62
Tabel 6.42. Hubungan Antara Dimensi Variabel X1 dan Y3 ... 63
Tabel 6.43. Hubungan Antara Dimensi Variabel X1 dan Y4 ... 64
Tabel 6.44. Hubungan Antara Dimensi Variabel X1 dan Y5 ... 65
Tabel 6.45. Hubungan Antara Dimensi Variabel X1 dan Y6 ... 65
Tabel 6.46. Hubungan Antara Dimensi Variabel X1 dan Y7 ... 66
Tabel 6.47. Hubungan Antara Dimensi Variabel X2 dan Y1 ... 67
Tabel 6.48. Hubungan Antara Dimensi Variabel X2 dan Y2 ... 68
Tabel 6.49. Hubungan Antara Dimensi Variabel X2 dan Y3... 69
Tabel 6.50. Hubungan Antara Dimensi Variabel X2 dan Y4 ... 70
Tabel 6.51. Hubungan Antara Dimensi Variabel X2 dan Y5 ... 71
Tabel 6.52. Hubungan Antara Dimensi Variabel X2 dan Y6 ... 72
Hal
Tabel 6.54. Hubungan Antara Dimensi Variabel X3 dan Y1 ... 73
Tabel 6.55. Hubungan Antara Dimensi Variabel X3 dan Y2 ... 74
Tabel 6.56. Hubungan Antara Dimensi Variabel X3 dan Y3 ... 75
Tabel 6.57. Hubungan Antara Dimensi Variabel X3 dan Y4 ... 76
Tabel 6.58. Hubungan Antara Dimensi Variabel X3 dan Y5 ... 77
Tabel 6.59. Hubungan Antara Dimensi Variabel X3 dan Y6 ... 78
Tabel 6.60. Hubungan Antara Dimensi Variabel X3 dan Y7 ... 79
Tabel 6.61. Hubungan Antara Dimensi Variabel X4 dan Y1 ... 80
Tabel 6.62. Hubungan Antara Dimensi Variabel X4 dan Y2 ... 80
Tabel 6.63. Hubungan Antara Dimensi Variabel X4 dan Y3 ... 82
Tabel 6.64. Hubungan Antara Dimensi Variabel X4 dan Y4 ... 83
Tabel 6.65. Hubungan Antara Dimensi Variabel X4 dan Y5 ... 83
Tabel 6.66. Hubungan Antara Dimensi Variabel X4 dan Y6 ... 84
Tabel 6.67. Hubungan Antara Dimensi Variabel X4 dan Y7 ... 85
Tabel 6.68. Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Hubungan Antara Dimensi Variabel Restrukturisasi Organisasi (X) dan Dimensi Variabel Kinerja Karyawan (Y) ... 86
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1.1. Grafik Trend Penjualan Wilayah I PT. Hutama
Karya (Persero) ………..… 2
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian ………... 18
Gambar 4.1. Pola Penentuan Jumlah Sampel ………..………... 26
Gambar 5.1. Struktur Organisasi PT, Hutama Karya (Persero)
Wilayah I ………..……….…... 33
Gambar 6.1. Grafik Responden PT. Hutama Karya (Persero)
Wilayah I berdasarkan Jabatan ... 35
Gambar 6.2. Grafik Responden PT. Hutama Karya (Persero)
Wilayah I berdasarkan Usia ... 36
Gambar 6.3. Grafik Responden PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I
berdasarkan Lama Bekerja ... 37
Gambar 6.4. Grafik Responden PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran I Tabulasi Data Jawaban Responden Atas Kuisioner ……… L-I
Lampiran II Tabulasi Data Jawaban Responden Atas Kuisioner …….… L-II
Lampiran III Data Jawaban Responden Atas Kuisioner Berdasarkan
Dimensi Variabel ………. L-III
Lampiran IV Struktur Organisasi PT. Hutama Karya (Persero)
RINGKASAN EKSEKUTIF
Setiap perusahaan menghadapi adanya perubahan lingkungan organisasi dan hal ini menyebabkan setiap perusahaan harus melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang dihadapinya. Restrukturisasi organisasi dilakukan karena Perusahaan merasa organisasi yang ada sudah tidak sesuai dengan tuntutan kebutuhan perusahaan. PT. Hutama Karya (Persero) dalam periode 5 (lima) tahun terakhir, telah beberapa kali melakukan perubahan struktur organisasi untuk mewujudkan berjalannya roda perusahaan lebih baik. Sejak
adanya perubahan struktur organisasi pada tahun 2005 realisasi penjualan perusahaan mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga pada tahun 2008 dan
menurun secara drastis pada tahun 2010, pada saat yang bersamaan di tahun 2008 perusahaan melakukan restrukturisasi organisasi.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasional yang bertujuan untuk menjelaskan Pengaruh Kebijakan Restrukturisasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Di PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I. Teknik pengambilan sampel dilakukan melalui metode probability sampling dengan teknik sratified random sampling dengan jumlah responden sejumlah 65 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berdasarkan kuesioner dengan karyawan yang terpilih sebagai sampel.
Analisis Descriptive digunakan untuk memaparkan jawaban responden atas segala pertanyaan yang diajukan dalam angket bentuk tabel tunggal sehingga dapat memperjelas masalah yang diteliti. Sedangkan Analisis Inferensial digunakan dengan menggunakan uji statistic Spearman dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05, untuk mengetahui seberapa besar hubungan variabel Kebijakan Restrukturisasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan digunakan kriteria Guilford. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Besarnya hubungan antara hubungan variabel Restrukturisasi Organisasi (X) dengan variabel Kinerja Karyawan (Y) yaitu sebesar 0.461, nilai tersebut menunjukan hubungan yang cukup berarti. Dampak besarnya pengaruh kebijakan restrukturisasi organisasi terhadap kinerja karyawan yaitu pada dimensi variabel Struktur Organisasi (X1) dan dimensi variabel Mekanisme Pelimpahan Wewenang (X2) pada umumnya tidak terdapat hubungan dengan dimensi variabel Kinerja Aparatur (Y), sedangkan pada dimensi variabel Prosedur Kerja (X3) dan Mekanisme Pengendalian (X4) memiliki hubungan dengan dimensi variabel kinerja Aparatur (Y).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persaingan pada bisnis jasa konstruksi yang semakin ketat dan perubahan
lingkungan eksternal yang sangat dinamis, mengharapkan perusahaan yang
bergerak di bisnis jasa konstruksi untuk senantiasa melakukan
perubahan-perubahan, baik terhadap struktur organisasi maupun teknologi yang dimiliki.
Mereorganisasi suatu perusahaan merupakan proses penyusunan struktur
organisasi sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan
lingkungan yang melingkupinya. Pengorganisasian dilakukan untuk mencapai
sasaran strategis dari sebuah organisasi yang harus dimulai dengan beberapa tahap,
salah satunya yaitu proses mendesain organisasi. Struktur organisasi menunjukkan
fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan
kedudukan, tugas, wewenang dan tanggungjawab yang berbeda-beda dalam suatu
organisasi.
PT. Hutama Karya (Persero), merupakan salah satu perusahaan BUMN
Jasa Konstruksi yang sudah berdiri sejak 51 tahun yang lalu, mengalami masa
beberapa kali perubahan struktur organisasi, menyesuaikan terhadap tingkat
persaingan yang semakin ketat. Pada 5 (lima) tahun terakhir, telah beberapa kali
melakukan perubahan struktur organisasi untuk mewujudkan berjalannya roda
Perubahan mendasar terjadi pada tahun 2005 di mana Wilayah I
cabang-cabang difungsikan sebagai unit pemasaran dan produksi, tetapi sejak tahun 2008
cabang-cabang hanya difungsikan sebagai pemasaran dan pada tahun 2009 cabang
– cabang dihapuskan, seluruh kegiatan pemasaran dan produksi langsung dibawah
kendali Wilayah.
Disisi lain pada periode yang sama terjadi fluktuasi pencapaian realisasi
penjualan dari Rencana Kerja dan Anggaran Wilayah (RKAW) pada wilayah I
sebagaimana terlihat pada Gambar 1.1.
Sumber : PT. Hutama Karya (Persero) 2011
Gambar 1.1. Grafik Trend Penjualan Wilayah I PT. Hutama Karya (Persero)
Sejak adanya perubahan struktur organisasi pada tahun 2005, realisasi
penjualan PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I mengalami pertumbuhan yang
signifikan hingga pada tahun 2008 dan menurun secara drastis pada tahun 2010
2005 2006 2007 2008 2009 2010
%
dari 97% menjadi hanya tinggal 29%. Pada saat yang bersamaan yaitu pada tahun
2008 perusahaan melakukan restrukturisasi organisasi.
Dari fenomena diatas menimbulkan pertanyaan apakah ada pengaruh
perubahan organisasi terhadap penjualan dan lebih jauh lagi terhadap kinerja
karyawan.
Penurunan kinerja karyawan dalam suatu organisasi umumnya dipengaruhi
oleh pola penempatan orang-orang yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya.
Berkaitan dengan hal ini, Sitanggang (1997 : 139) mengemukakan bahwa
orang-orang yang mempunyai keahlian spesialisasi adalah tenaga yang langka dan sangat
diperlukan, tetapi bila ditempatkan pada lingkungan atau pekerjaan yang tidak
sesuai dengan keahliannya maka hasil yang didapat dari tenaga tersebut
sebenarnya tidak menguntungkan. Selain ketepatan penataan keahlian menurut
bidang, juga perlu keserasian penempatan keahlian menurut tingkatnya.
Kenyataan menunjukkan bahwa belum optimalnya kinerja organisasi
PT. Hutama Karya (Persero) dalam mencapai visi dan misinya terkait dengan
banyak faktor diantaranya adalah; latar belakang pendidikan, pemahaman tentang
tugas dan tanggung jawab, masih rendahnya gaji, penempatan pegawai, dan
kebijakan restrukturisasi organisasi.
Atas dasar latar belakang sebagaimana diungkapkan sebelumnya, maka
peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kebijakan
Restrukturisasi Organisasi terhadap Kinerja Karyawan di PT. Hutama Karya
(Persero) Wilayah I, yang wilayah kerjanya meliputi, Propinsi Nangroe Aceh
Propinsi Sumatera Barat, Propinsi Jambi, Propinsi Sumatera Selatan dan Propinsi
Bengkulu.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian maka masalah utama yang akan
dinalisis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh kebijakan restrukturisasi organisasi PT. Hutama
Karya (Persero) Wilayah I terhadap kinerja karyawan?
2. Dimensi apa saja yang paling berpengaruh terhadap restrukturisasi organisasi.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mendapatkan gambaran bagaimana dampak besarnya pengaruh
kebijakan restrukturisasi organisasi PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I
terhadap kinerja karyawan maupun kinerja perusahaan secara keseluruhan.
2. Untuk menjadi dasar didalam merumuskan strategi terkait dengan kebijakan
retrukturisasi
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Secara teoritis hasil penelitian ini akan bermanfaat dalam pengembangan
teori, khususnya tentang kebijakan yang berkaitan dengan restrukturisasi
2. Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk memberikan
informasi/gambaran yang lebih riil, khususnya tentang acuan konseptual
ilmiah bagi perbaikan dalam pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan
restrukturisasi organisasi dan berkenaan dengan kebijakan restrukturisasi
organisasi pada PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I pada masa yang akan
datang.
3. Bagi program Magister Manajemen USU, sebagai referensi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam perilaku organisasi yang
berkaitan dengan restrukturisasi organisasi.
4. Bagi penulis, untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.
5. Bagi peneliti yang lain, sebagai acuan dalam pengembangan penelitian
selanjutnya.
1.5. Batas dan Ruang Lingkup Penelitian
Batasan dan ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan pada PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I yang
wilayah kerjanya meliputi, Propinsi Nangro Aceh Darussalam, Propinsi
Sumatera Utara, Propinsi Riau, Propinsi Kepulauan Riau, Propinsi Sumatera
Barat, Propinsi Jambi, Propinsi Sumatera Selatan dan Propinsi Bengkulu.
2. Objek penelitian adalah seluruh karyawan PT. Hutama Karya (Persero)
3. Pembahasan dalam geladikarya ini adalah mengenai dampak restrukturisasi
organisasi terhadap kinerja karyawan di PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah
BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1. Konsep Kebijakan
Pengertian kebijakan (policy) menurut Carl J. Friedrick (dalam M. Irfan
Islamy, 2002 : 17) adalah “a proposed course of action of a person, group, or
government within a given environment providing obstacles and opportunities
which the policy was proposed to utilize and overcome in an effort to reach a goal
or realize an abjective or a purpose“ (…”serangkaian tindakan yang diusulkan
seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan
menunjukkan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap
pelaksanaan usulan kebijakan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu”).
Pengertian berikutnya dikemukakan oleh James E. Anderson (dalam M.
Irfan Islamy, 2002 ; 17) bahwa kebijakan itu adalah : “A purposive course of
action followed by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter of
concern“ (“Serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan
dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan
suatu masalah tertentu”).
Sedangkan menurut Duncan Mac Rae dan James A, Wilde (dalam Lexie
Giroth, 2004 : 28), policy dimaknai sebagai suatu rangkaian tindakan yang
2.2. Konsep Organisasi
Mengenai definisi tentang organisasi, terdapat bermacam pendapat para
ahli yang satu sama lain berbeda. Hal ini terkait dengan perbedan sudut pandang
para ahli dan juga faktor disiplin ilmu yang berbeda. Akan tetapi kalau kita lihat
dari unsur-unsur yang terkandung di dalam masing-maing definisi tersebut terlhiat
adanya kesamaan.
Pengertian organisasi menurut pendapat Stephen P. Robbins (1994 : 4)
adalah kesatuan (entity) social yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar relatif terus
menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Agar organisasi dapat selalu beradaptasi dengan perubahan lingkungan
sekitarnya, diperlukan proses transformasi. Gouillart & Kelly (1995) (dalam Sadu
Wasistiono, 2003 : 85) mengemukakan model 4R untuk transformasi organisasi
yaitu :
1. Reframing corporate direction;
2. Restructuring the company;
3. Revitalizing the enterprise;
4. Renewing people.
Tahap pertama transformasi organisasi adalah menyusun kembali kerangka
tujuan organisasi dengan menetapkan visi dan misi sesuai dengan kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi (Analisis SWOT). Tahap kedua
Tahap ketiga adalah memperbaiki iklim, mekanisme serta budaya organisasi agar
sesuai dengan visi dan misi yang baru. Tahap keempat adalah memperbaharui
orang, baik dalam arti fisik berupa pergantiang orang atau memperbaharui cara
pandang dan semangatnya.
Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig (dalam Ati Cahayani, 2003 : 3)
menyatakan bahwa suatu organisasi harus memuat 4 (empat) unsur utama.
Keempat unsur utama tersebut adalah :
1. Goals oriented, berarti suatu organisasi selalu berorientasi pada pencapaian
sasaran.
2. Psychosocial system, adanya hubungan antara orang dalam suatu kelompok
kerja.
3. Structured activities, orang bekerja sama dalam hubungan yang berpola.
4. Tecnological system, anggota organisasi menggunakan teknologi dan
pengetahuan dalam melakukan kegiatannya.
Pendapat lain dikemukakan oleh G. R. Terry (dalam Supardi dan Syaiful
Anwar, 2002 : 4-5) yakni, organisasi berasal dari perkataan organisme yaitu suatu
struktur dengan bagian-bagian yang demikian diintegrasi hingga hubungan mereka
satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan. Jadi
sebuah organisasi terdiri dari dua bagian pokok yaitu : (1) Bagian-bagian dan (2)
Hubungan-hubungan. Sedangkan menurut John M. Gaus (dalam Supardi dan
untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan bersama dengan adanya pembagian
tugas dan tanggung jawab.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa organisasi adalah sebagai struktur
tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang
pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai
suatu tujuan yang tertentu.
Organisasi adalah merupakan suatu alat untuk pencapain tujuan dari
berbagai pihak yang berada diluar organisasi tersebut, dan sebagai alat untuk
pencapaian tujuan organisasi. Untuk itu organisasi harus dibuat secara rasional,
dalam arti harus dibentuk dan beroperasi berdasarkan ketentuan formal dan
perhitungan efisiensi, atau dapat dikatakan bahwa organisasi sesungguhnya
merupakan kumpulan manusia yang diintegrasikan dalam suatu wadah kerja sama
untuk menjamin tercapainya tujuan yang telah ditentukan (Sedarmayanti, 2000 :
20).
2.3. Konsep Restrukturisasi
PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I mulai mengalami perubahan
mendasar pada struktur organisasinya pada tahun 2005, di mana Wilayah I
cabang-cabang difungsikan sebagai unit pemasaran dan produksi, tetapi sejak tahun 2008
cabang-cabang hanya difungsikan sebagai pemasaran dan pada tahun 2009 cabang
– cabang dihapuskan, seluruh kegiatan pemasaran dan produksi langsung dibawah
Dalam sistem manajemen modern, organisasi baik swasta maupun
organisasi publik akan senantiasa eksis dan diakui legitimasinya jika sanggup
melakukan penyesuaian terhadap perubahan dan dinamika masyarakat. Untuk
mencapai hal tersebut, setiap organisasi formal kerap melakukan evaluasi terhadap
kinerja struktur organisasinya sehingga secara tepat mengeluarkan kebijakan
restrukturisasi perangkat organisasinya untuk disesuaikan dengan perubahan
paradigma pembangunan dan dinamika yang berkembang di masyarakat
sekitarnya.
Dikaitkan dengan perkembangan ilmu manajemen seperti dikemukakan
Savage (1996) dalam Sedarmayanti (2000 : 57), tuntutan restrukturisasi dapat
dikatakan sebagai pengejewantahan dari generasi kelima manajemen, yaitu
manajemen yang berbasis kepada dynamic teaming, knowledge networking, cross
border atau out of board serta virtual enterprise.
Kebijakan restrukturisasi dalam suatu organisasi formal pada prinsipnya
memiliki dua tujuan yang sangat mendasar. Pertama, adalah menyangkut
pemberdayaan internal organisasi. Sehubungan dengan pemberdayaan organisasi,
Sedarmayanti (2000 : 82-83), mengungkapkan bahwa; Pemberdayaan organisasi
dapat dilakukan dengan cara melakukan revitalisasi semua sumber daya yang
dimiliki organisasi, sehingga memberi energi baru secara optimal, agar dapat
menghasilkan organisasi lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Dalam konteks ini, restrukturisasi dipandang sebagai sebuah langkah
strategis yang ditempuh oleh suatu organisasi yang dapat diwujudkan melalui
kembali format struktur organisasi baru yang disesuaikan dengan kebutuhan
keorganisasian serta beban kerja perangkat organisasi. Selain perubahan susunan
struktur organisasi, kebijakan restrukturisasi ini juga meliputi aspek kinerja
organisasi, kerja sama operasional, sistem dan prosedur kerja serta pendelegasian
wewenang dan prosedur.
Kedua, adalah tujuan eksternal, yaitu mengakomodir dan merespon
tuntutan serta kebutuhan masyarakat yang kompleks. Disamping itu, kebijakan
restrukturisasi juga bermaksud menyesuaikan perangkat organisasi dengan
perubahan lingkungan eksternal organisasi yang semakin maju dan berkembang,
serta perubahan-perubahan lain yang mengiringi perkembangan struktur kehidupan
sosial masyarakat.
Dalam pengertian yang umum, konsep restrukturisasi orgnaisasi pada
dasarnya adalah sebuah bentuk penataan ulang (redesign) struktur organisasi untuk
disesuaikan dengan perkembangan. Organisasi dikatakan dapat berhasil di masa
depan apabila mampu untuk selalu merekayasa ulang dirinya. Merekayasa ulang
dapat diartikan sebagai penataan ulang, disebut juga Restrukturisasi. Nugroho
(2001 : 15).
Sedangkan Bennis dan Mische (1995 : 33-34) menyatakan bahwa
“untuk terus maju dan bertahan di Abad ke-21, organisasi yang ada saat ini harus
menata ulang dirinya untuk menciptakan perusahaan masa depan”. Mereka
menyatakan bahwa sebuah organisasi dalam menghadapi setiap perubahan dengan
segala konsekuensi maka hendaknya organisasi tersebut melakukan penataan
depan, dalam konteks pemerintahannya adalah sebuah organisasi yang berorientasi
pada pelayanan. Untuk itu menurut mereka organisasi diharapkan lebih ramping,
lebih cepat, lebih cerdas – mampu berubah sejalan dengan unsur lain dalam
lingkungannya.
Proses restrukturisasi yang berkualitas dan terencana dengan baik akan
berdampak positif terhadap pola penempatan karyawan yang tepat. Penempatan
karyawan yang tepat adalah penempatan individu-individu dalam unit organisasi
kerja sesuai dengan keahlian dan latar pendidikan yang dimiliki. Hal ini tentu saja
sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan dalam unit-unit organisasi tersebut.
Pemberian peluang yang sama terhadap semua struktur untuk menjalankan
fungsinya dengan baik sesuai dengan uraian tugas yeng telah ditetapkan akan
sangat baik pengaruhnya terhadap peningkatan kinerja karyawan dalam struktur
tersebut.
Berkaitan dengan hal ini, Sitanggang (1997 :139) mengemukakan bahwa
organisasi yang baik harus memberi peluang kepada semua struktur bekerja sesuai
dengan fungsinya masing-masing pada waktu dan tempat yang paling sesuai.
2.4. Konsep Kinerja Karyawan
Kinerja organisasi berarti kondisi kerja nyata yang dicapai oleh organisasi
yang pada hakekatnya terdiri dari kumpulan prestasi individu dan kelompok.
Sedarmayanti (2000 : 71)
Umumnya, istilah kinerja oleh beberapa penulis buku Manajemen Sumber
kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja)
adalah hasil kerja seseorang, pekerja sebuah proses manajemen atau organisasi
secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukan buktinya
secara konkrit dan dapat diukur dengan standar yang telah diukur. Irawan (1997 :
1).
Prawirosentono (1999 : 2) menyatakan kinerja merupakan terjemahan dari
performance yaitu :
Kinerja (performance) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Bernardin dan Rusell (1993 : 397), mendefinisikan performance sebagai
berikut : Performance is defined as the record of outcomes produced on specified
job function or activity during a specified time period.
Performance, diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja,
pencapaian kerja atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja (LAN. 1992 : 3)
Dari definisi yang dikemukakan diatas terlihat bahwa yang dimaksud
dengan kinerja adalah hal yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi kerja atau
aktifitas kerja selama periode waktu tertentu.
Informasi dalam pendekatan kinerja dapat digunakan oleh seorang
pengawas untuk mengatur kinerja karyawannya. Bernardin dan Russell (1993 :
formal, memerlukan indikator dan sub indikator yang dijadikan variabel
pendukung penilaian.
Bernardin dan Russell (1993) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
menjadi penilaian dalam mengukur kinerja karyawan adalah :
1. Kualitas Kerja (Quality of Work)
2. Kuantitas Kerja (Quantity of Work)
3. Inisiatif dalam mengambil tindakan (Taking Action Independently)
4. Hubungan dengan manusia (relationship with People)
5. Kebiasaan Kerja (Work Habits)
6. Efektifitas pengawasan (Effectiveness of Supervision).
Sementara T.R. Mitchel (1978) dalam Sedarmayanti (2001 : 51)
menyatakan bahwa kinerja meliputi beberapa aspek yang dapat dijadikan ukuran
dalam mengadakan pengkajian tingkat kinerja seseorang. Aspek-aspek tersebut
adalah :
1. Quality of Work (Kualitas Kerja)
2. Promptness (Ketepatan Waktu)
3. Initiative (Inisiatif)
4. Capability (Kemampuan)
5. Communication (Komunikasi)
Umar (1998 : 261) menyatakan bahwa variabel kinerja terdiri dari beberapa
Kehadiran, e) Sikap, f) Kerjasama, g) Keandalaan, h) Pengetahuan tentang
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Untuk mencapai penyesuaian terhadap perubahan dan dinamika
masyarakat, setiap organisasi formal kerap melakukan evaluasi terhadap kinerja
struktur organisasinya sehingga secara tepat mengeluarkan kebijakan
restrukturisasi perangkat organisasinya untuk disesuaikan dengan perubahan
paradigma pembangunan dan dinamika yang berkembang di masyarakat
sekitarnya.
PT. Hutama Karya (Persero), merupakan salah satu perusahaan BUMN
Jasa Konstruksi yang sudah berdiri sejak 51 tahun yang lalu, mengalami masa
beberapa kali perubahan struktur organisasi, menyesuaikan terhadap tingkat
persaingan yang semakin ketat. Pada 5 tahun terakhir, telah beberapa kali
melakukan perubahan struktur organisasi untuk mewujudkan berjalannya roda
perusahaan lebih baik. Namun dengan perubahan struktur organisasi yang terlalu
sering yang dilakukan berdampak terhadap kinerja karyawan yang mengakibatkan
pencapaian RKAW (Rencana Kerja dan Anggaran Wilayah) menjadi sulit tercapai.
Suatu bentuk analisis yang dihasilkan terhadap proses restrukturisasi
organisasi pada PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I pada penelitian ini, yang
dalam hubungan terhadap kinerja karyawan dilakukan baik secara total maupun
parsial. Analisis secara total yang dilakukan yaitu bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Variabel Restrukturisasi Organisasi terhadap Variabel Kinerja
jauh bagaimana pengaruh setiap dimensi Kebijakan Restrukturisasi Organisasi
terhadap masing-masing dimensi Kinerja Karyawan. Hal ini tentunya akan
memberikan deskripsi lebih jelas tentang proses restrukturisasi yang berkualitas
dan terencana dengan baik akan berdampak positif terhadap pola penempatan
karyawan yang tepat dan terhadap peningkatan kinerja karyawan dalam struktur
tersebut. Sebagai ilustrasi tentang proses alur pikir atau kerangka konseptual yang
akan digunakan ditunjukkan pada Gambar 3.1.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Metode Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasional,
yaitu jenis penelitian yang dilaksanakan dengan tujuan mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan (berkorelasi) dengan satu atau lebih
faktor lain berdasarkan koefisien korelasi (Sukaria Sinulingga:2011). Pemilihan
dan penggunaan desain ini terkait dengan tujuan penelitian, yaitu untuk
menjelaskan pengaruh dan pengujian hipotesis dengan menganalisis berbagai data
di lapangan. Dalam konteks penelitian ini adalah Pengaruh Kebijakan
Restrukturisasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Di PT. Hutama Karya
(Persero) Wilayah I.
Dengan ini diharapkan dapat menjawab persoalan-persoalan :
1. Seberapa besar pengaruh yang terjadi antara variabel Restrukturisasi dan
variabel Kinerja karyawan.
2. Bagaimana pengaruh variabel bebas Restrukturisasi (X) terhadap variabel
terikat Kinerja karyawan (Y).
4.2. Lokasi dan Jadwal Penelitian
4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I yang
4.2.2. Jadwal Penelitian
Penelitian direncanakan akan dilakukan selama 16 (enam belas) minggu
efektif dengan jadwal pelaksanaan seperti pada Tabel berikut :
Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
NO KEGIATAN
BULAN
Oktober 2011 November 2011 Desember 2011 Januari 2012
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan Judul Geladikarya
2 Penulisan Draft Laporan Geladi Karya Untuk Kolokium 3 Kolokium Geladikarya
4 Perbaikan Draft Laporan Geladi Karya
5 Pengumpulan Data 6 Analisis Data
7 Penulisan Draft Laporan Geladi Karya Untuk Seminar 8 Seminar Perusahaan
9 Penulisan Laporan Geladi Karya Untuk Sidang 10 Sidang Geladi Karya
4.3. Variabel Penelitian
Sugiyono (1997) menyatakan, bahwa variabel di dalam penelitian
merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang mempunyai
variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok tersebut. Berdasarkan
kerangka pemikiran yang telah diajukan pada Gambar 3.1., maka variabel
1. Variabel bebas (X) atau independent variable yaitu kebijakan restrukturisasi.
Yang dimaksud dengan restrukturisasi adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam menata organisasinya. Adapun dimensi dari Variabel
Kebijakan Restrukturisasi yaitu : Struktur Organisasi (X1), Mekanisme
Pelimpahan Wewenang (X2), Prosedur Kerja (X3) dan Mekanisme
Pengendalian (X4).
2. Variabel terikat (Y) atau dependent variable yaitu kinerja karyawan. Adapun
dimensi dari Variabel Kinerja Karyawan yaitu : Kualitas Kerja (Y1),
Kuantitas Kerja (Y2), Ketepatan Waktu (Y3), Tanggung Jawab (Y4), Inisiatif
(Y5), Kapabilitas (Y6) dan Komunikasi (Y7).
4.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu rumusan masalah yang
masih harus dibuktikan kebenarannya secara empiris. Adapun yang menjadi
hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis Keterangan
H1 H0 : Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Struktur Organisasi (X1) dengan
Kualitas Kerja (Y1)
H2 H0 : Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Struktur Organisasi (X1) dengan
Kuantitas Kerja (Y2)
H3 H0 : Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Struktur Organisasi (X1) dengan
Ketepatan Waktu (Y3)
H4 H0 : Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Struktur Organisasi (X1) dengan
Tanggung Jawab (Y4)
H5 H0 : Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Struktur Organisasi (X1) dengan
Inisiatif (Y5)
H6 H0 : Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Struktur Organisasi (X1) dengan
Tabel 4.1. Hipotesis Penelitian ( Lanjutan)
Hipotesis Keterangan
H7 H0 : Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Struktur Organisasi (X1) dengan
Komunikasi (Y7)
H8 H0 : Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Mekanisme (X2) Pelimpahan
Wewenang dengan Kualitas Kerja (Y1)
H9 H0 : Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Mekanisme (X2) Pelimpahan
Wewenang dengan Kuantitas Kerja (Y2)
H10 H0 : Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Mekanisme (X2) Pelimpahan
Wewenang dengan Ketepatan Waktu (Y3)
H11 H0 : Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Mekanisme (X2) Pelimpahan
Wewenang dengan Tanggung Jawab (Y4)
H12 H0 : Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Mekanisme (X2) Pelimpahan
H22 H0 : Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Mekanisme Pengendalian (X4)
dengan Kualitas Kerja (Y1)
H23 H0 : Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Mekanisme Pengendalian (X4)
dengan Kuantitas Kerja (Y2)
H24 H0 : Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Mekanisme Pengendalian (X4)
dengan Ketepatan Waktu (Y3)
H25 H0 : Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Mekanisme Pengendalian (X4)
dengan Tanggung Jawab (Y4)
H26 H0 : Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Mekanisme Pengendalian (X4)
dengan Inisiatif (Y5)
H27 H0 : Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Mekanisme Pengendalian (X4)
Tabel 4.1. Hipotesis Penelitian ( Lanjutan)
Hipotesis Keterangan
H28 H0 : (X4) Tidak ada hubungan antara dimensi variabel Mekanisme Pengendalian
dengan Komunikasi (Y7)
H29 H0 : Tidak ada hubungan antara variabel Kebijakan Restrukturisasi (X) Organisasi
dengan Kinerja Karyawan (Y).
4.5. Jenis dan Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi :
1. Jenis Data
a. Data Primer, keseluruhan data dari hasil penelitian yang diperoleh melalui
pengamatan, pengisian kuesioner, wawancara.
b. Data Sekunder, data yang diperoleh dari instansi terkait dan studi literatur,
terutama yang berkaitan dengan masalah penelitian.
2. Sumber Data
Menggunakan klasifikasi 3 (tiga) P, seperti yang dikemukakan oleh Arikunto
(1998:114), yaitu:
a. Person : Sumber data berupa orang
b. Place : Sumber data berupa tempat (diam dan bergerak)
c. Paper : Sumber data berupa simbol (angka, huruf, gambar dan lain-lain)
4.6. Populasi, Sampel dan Metode penentuan Sampel
Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal
minat yang ingin peneliti investigasi. Dalam penelitian ini, yang menjadi
yang mempunyai tingkat level jabatan yang berbeda-beda yang akan
dikelompokkan sesuai dengan level golongan jabatannya.
Dengan pertimbangan akademik dan non akademik, populasi dapat
diwakili oleh sebagian anggotanya yang disebut dengan sampel. Berdasarkan
pertimbangan tersebut di atas, maka untuk menentukan ukuran sampel digunakan
metode probability sampling dengan teknik pengambilan sampel pada penelitian
ini dilakukan melalui sratified random sampling, yaitu teknik penentuan sampel
yang digunakan untuk mengurangi pengaruh faktor heterogen dan melakukan
pembagian elemen-elemen populasi ke dalam strata. Pada penentuan pola sampel
dibagi atas 3 (tiga) strata, yaitu kelompok TopManager dengan jumlah populasi 5
(lima) orang, kelompok Middle Manager dengan jumlah populasi 54 orang dan
kelompok Staff dengan jumlah populasi 113 orang. Selanjutnya dari
masing-masing strata dipilih sampelnya secara random sesuai proporsinya.
Responden yang menjadi obyek penelitian adalah karyawan PT. Hutama
Karya (Persero) Wilayah I yang bertemu dengan peneliti dan dianggap sesuai
untuk dijadikan sumber data dan dijadikan sampel (Sugiyono, 2003).. Untuk
kelompok top manager, teknik penentuan jumlah sampel dilakukan secara sensus,
sedangkan untuk kelompok jabatan Middle Manager dan Staff jumlah sampel yang
dipilih untuk masih-masing kelompok berjumlah 30 responden, dimana menurut
Sudjana (1996:183) suatu sampel secara teknis dapat dipandang sebagai sampel
besar jika n ≥ 30, maka sampel tersebut memenuhi syarat dalam penelitian.
Gambar 4.1. Pola Penentuan Jumlah Sampel
4.7. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan berbagai data, keterangan dan informasi, maka
digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Kuesioner, berisi pertanyaan-pertanyaan yang disusun berdasarkan
indikator-indikator data yang dioperasionalisasikan dari variabel yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini, kuesioner disebarkan kepada responden untuk mengukur
variabel-variabel penelitian.
2. Wawancara dilakukan dengan pihak manajemen perusahaan terkait dengan
kebijakan strategis restrukturisasi organisasi serta dampaknya terhadap kinerja
3. Dokumentasi, dengan membaca, membandingkan dan menyadur untuk
kepentingan konseptual dan teoritis maupun untuk kepentingan analisis.
Instrumen penelitian adalah alat yang dipergunakan untuk memperoleh
data yang diperlukan sebagai alat utama dalam mengumpulkan data. Dalam
penelitian ini instrumen penelitian adalah Kuesioner, format dari kuesioner ini
yaitu menggunakan Likert’s Summated Rating (LSR).
Tingkat pengukuran yang digunakan adalah jawaban responden diberikan
skor 1 sampai dengan 5 untuk masing-masing alternatif jawaban yang berada
dalam rentang dari yang buruk sampai dengan baik. Gambaran skor maing-masing
alternatif jawaban tersebut sebagai berikut :
SS = Sangat Setuju diberi skor 5
S = Setuju diberi skor 4
RG = Netral diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
4.8. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini data yang diperoleh akan diakumulasikan dan disusun
secara sistematis. Untuk selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik
1. Analisis Deskriptif
Analisis pada penelitian ini memaparkan jawaban responden atas segala
pertanyaan yang diajukan dalam angket bentuk table tunggal sehingga dapat
memperjelas masalah yang diteliti.
2. Analisis Inferensial
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal, dengan uji statistic
Spearman atau yang disebut juga dengan Rank Order Correlation. Setiap data
yang diperoleh, baik variabel X dan variabel Y di ranking masing-masing
berdasarkan skor masing-masing dari yang terbesar hingga yang terkecil, yaitu
1, 2, 3, …n (Siegel, 1997). Pengujian hipotesis mempergunakan tes uji
korelasi rank Spearman (rs) dengan rumus sebagai berikut:
a. Skor data ranking
b. Hitung selisih ranking pasangan
c. Selisih pasangan dikuadratkan
d. Jumlahkan hasil penghitungan dari seluruh sampel
e. Hitung ∑ Tx dan ∑ TY dengan rumus
12 t t T
3
Dengan ketentuan :
T = besarnya faktor koreksi
t = jumlah rank kembar dari jumlah variabel memiliki skor sama
; apabila tidak ada nilai pengamatan yang sama
; apabila ada nilai pengamatan yang sama di mana:
di = selisih rank variabel pertama dan kedua R (Xi– Yi)
g. Selanjutnya, dilakukan pengujian signifikansi dari koefisien korelasi
menggunakan statistik uji t dengan rumus :
Dimana : db = n – 2
Hipotesis pengujian:
H0 : = 0 (tidak ada korelasi)
H1 : ≠ 0 (ada korelasi)
Untuk penelitian ini tingkat signifikansi (α) ditetapkan sebesar 0,05 pada tes dua
sisi. Kriteria pengujian:
Jika ; maka H0 diterima, yang berarti tidak ada hubungan antara variabel yang diteliti.
Untuk mengetahui seberapa besar hubungan variabel x dan y digunakan kriteria
Guilford (Jalaluddin Rakhmat, 1993: 29) seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Kriteria Guilford
Besarnya nilai rs Kategori
< 0,20 0,20 – 0,40 > 0,40 – 0,70 > 0,70 – 0,90
> 0,90
Hubungan rendah sekali Hubungan rendah tapi pasti Hubungan yang cukup berarti
BAB V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah Perusahaan
PT. Hutama Karya (Persero) berawal dari perusahaan swasta Belanda
Hollandsche Beton Maatschappij (HBM) yang berdiri pada zaman pemerintahan
Hindia Belanda. Keberadaan HBM sebagai perusahaan swasta Belanda masih
berlanjut setelah kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tetapi kemudian
dinasionalisasikan pada tahun 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) RI No.
27 tahun 1957 jo Undang-undang No.26 tahun 1959 tentang Nasionalisasi
Perusahaan Belanda dan asing menjadi Perusahaan Negara dan berganti nama
menjadi PN Hutama Karya. Hal ini diumumkan dalam Berita Negara No. PP
61/1961.
Dengan pesatnya pelaksanaan program pembangunan di Indonesia, maka
semakin majulah industri konstruksi. Sejalan dengan itu, berdasarkan Berita
Negara No. 14 tahun 1971, PN. Hutama Karya berubah bentuk menjadi PT.
Hutama Karya.
Pada tahun 1973, sejalan dengan terpenuhinya persyaratan sebagai
perusahaan Persero, maka pendirian PT. Hutama Karya dikukuhkan dengan Akta
Pendirian Perusahaan di hadapan Notaris Kartini Muljadi SH. Penandatanganan
oleh pejabat yang ditunjuk di hadapan Notaris ini dilakukan pada tanggal 15 Maret
5.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Hutama Karya (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN
(Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi.
Proyek-proyek yang dikerjakan merupakan Proyek-proyek konstruksi yang dimiliki baik oleh
pemerintah maupun swasta.
Adapun jenis-jenis konstruksi yang dikerjakan adalah :
a. Konstruksi keairan (Bendungan, waduk, irigasi, air baku, dll)
b. Konstruksi Jalan dan Jembatan
c. Konstruksi Gedung
d. Konstruksi Bangunan lain (Bandar udara, dermaga, dll)
5.3. Lokasi Perusahaan
PT. Hutama Karya (Persero) berkantor pusat di Jakarta dengan wilayah
operasional di seluruh Indonesia, Wilayah I merupakan salah satu wilayah
operasional yang berkantor pusat di Pekanbaru dengan alamat Jl. Tanjung Datuk
No. 86 Pekanbaru yang wilayah kerjanya meliputi, Propinsi Nangro Aceh
Darussalam, Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Riau, Propinsi Kepulauan Riau,
Propinsi Sumatera Barat, Propinsi Jambi, Propinsi Sumatera Selatan dan Propinsi
Bengkulu.
5.4. Struktur Organisasi
Guna menunjang kelancaran tugas sehari-hari dan demi tercapainya
perlu dirancang struktur organisasi yang sesuai berikut jumlah personilnya.
Penyusunan ini didasarkan oleh kebutuhan yang layak dengan memperbandingkan
beban kerja serta prinsip-prinsip serta efesiensi sebagaimana lazimnya dalam
pengoperasian usaha jasa konstruksi. Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya saat
ini, perusahaan menerapkan struktur organisasi seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 5.1.
Proyek-Proyek General Manager Wilayah I
Senior Manager Produksi Senior Manager Pemasaran Senior Manager Teknik dan Sumber Daya
Senior Manager Adm & Keuangan
Proyek-Proyek
Sumber : PT. Hutama Karya (Persero) 2011
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Karakteristik Responden penelitian
Responden dalam penelitian ini terdiri dari 65 responden karyawan
PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I. Karakteristik responden penelitian
dideskripsikan berdasarkan Jabatan, Usia, Lama Bekerja dan Tingkat Pendidikan.
Adapun data karakteristik responden yang terdapat pada penelitian ini
memberikan informasi bahwa responden pada penelitian ini telah mewakili dari
seluruh karyawan PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I dari segi Jabatan, Usia,
Lama Bekerja dan Tingkat Pendidikan dalam hubungannya terhadap kemampuan
dari respoden untuk memberikan persepsi yang sesuai dengan pengaruh kebijakan
restrukturisasi organisasi PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I terhadap kinerja
karyawan. Seluruh data karakteristik pada penelitian ini merupakan data yang
diperoleh dari responden melalui kuisioner yang disebarkan.
6.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan
Tabel 6.1. menunjukkan bahwa jabatan responden Top Manajer dengan
presentase sebesar 7,7%, responden Jabatan Middle Manajer dengan presentase
sebesar 46,2%, dan Jabatan Staff dengan presentase sebesar 46,2%. Hal ini
menggambarkan bahwa responden pada penelitian ini telah mewakili seluruh
penelitian ini dapat dianggap mewakili seluruh karyawan PT. Hutama Karya
(Persero) Wilayah I.
Tabel 6.1 Karakteristik Responden PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I Berdasarkan Jabatan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Top Manajer 5 7.7 7.7 7.7
Middle Manajer 30 46.2 46.2 53.8
Staff 30 46.2 46.2 100.0
Total 65 100.0 100.0
Gambar 6.1. Grafik Responden PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I berdasarkan Jabatan
6.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 6.2. menunjukkan bahwa usia responden 31 s/d 35 tahun dengan
presentase sebesar 10,8%, responden usia 35 s/d 40 tahun dengan presentase
sebesar 20%, dan usia lebih dari 40 tahun dengan presentase sebesar 69,2%. Hal
ini menggambarkan bahwa responden pada penelitian ini telah mewakili seluruh 8%
46% 46%
Responden Berdasarkan Jabatan
jenjang usia yang ada, sehingga hasil kualitas jawaban responden pada penelitian
ini dapat dianggap mewakili seluruh karyawan PT. Hutama Karya (Persero)
Wilayah I.
Tabel 6.2. Karakteristik Responden PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid 31 s/d 35 Tahun 7 10.8 10.8 10.8
35 s/d 40 Tahun 13 20 20 30.8
lebih dari 40 Tahun 45 69.2 69.2 100
Total 65 100 100
Gambar 6.1. Grafik Responden PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I berdasarkan Usia
6.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Tabel 6.3. menunjukkan bahwa lama bekerja responden 2 s/d 5 tahun
dengan presentase sebesar 7,7% dan lama bekerja lebih dari 10 tahun dengan
presentase sebesar 92,3%. Hal ini menggambarkan bahwa responden pada 11%
20% 69%
Responden Berdasarkan Usia
penelitian ini telah memiliki masa bekerja yang relatif lama dan memiliki
pengetahuan yang baik tentang perkembangan perusahaan, sehingga hasil kualiatas
jawaban responden pada penelitian ini dapat dianggap mewakili seluruh karyawan
PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I.
Tabel 6.3. Karakteristik Responden PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I Berdasarkan Lama Bekerja
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid 2 s/d 5 Tahun 5 7.7 7.7 7.7
Lebih Dari 10 Tahun 60 92.3 92.3 100
Total 65 100 100
Gambar 6.3. Grafik Responden PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I berdasarkan Lama Bekerja
6.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 6.4. menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terakhir responden
lebih dominan SMU/SMK/STM dengan presentase sebesar 26%, responden 8%
92%
Responden Berdasarkan Lama Bekerja
pendidikan terakhirnya Strata 1 (S1) dengan presentase sebesar 57%, dan sisanya
Strata 2 (S2) dengan presentase sebesar 6%. Hal ini menggambarkan bahwa
responden pada penelitian ini telah memiliki tingkat pendidikan yang baik,
sehingga hasil kualiatas jawaban responden pada penelitian ini dapat dianggap
mewakili seluruh karyawan PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I Sumatera.
Tabel 6.4. Karakteristik Responden PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid SMU/SMK/STM 17 26% 26% 26%
D-III 7 11% 11% 37%
Strata 1 (S1) 37 57% 57% 94%
Strata 2 (S2) 4 6% 6% 100%
Total 65 100 100
Gambar 6.4. Grafik Responden PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I berdasarkan Tingkat Pendidikan
26%
11% 57%
6%
Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
SMU/SMK/STM D-III
6.2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Kuisioner
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan/kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkannya dan dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2002), sedangkan reliabilitas
menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran dari suatu responden
ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana pertanyaan dapat
dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam pemahaman
pertanyaan tersebut. Dengan kata lain reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu
hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi lebih dari sekali.
Untuk memperoleh hasil penelitian dari kuesioner yang bermutu, maka
sebelum penelitian dilakukan kuesioner harus diuji terlebih dahulu supaya data
yang diperoleh dari kuesioner dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel. Uji
validitas dan reliabilitas ini dilakukan terhadap hasil jawaban responden terhadap
kuisioner yang disebarkan mengenai pengaruh Kebijakan Restrukturisasi
Organisasi PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah I Sumatera terhadap Kinerja
Karyawan.
6.2.1. Validitas dan Reliabilitas Kebijakan Restrukturisasi Organisasi
Pada taraf nyata α 0,05, Uji validitas kuesioner Kebijakan Restrukturisasi
Organisasi menggunakan program SPSS, maka r hitung dapat dilihat pada tabel
reliabilitas diperoleh dengan melihat r Alpha (Cronbach’s Alpha) pada tabel
“reliability statistics”. Hasil dari analisis tersebut ditunjukkan pada Tabel 6.5.
Tabel 6.5. Nilai Reliability Kebijakan Restrukturisasi Organisasi
Cronbach's Alpha N of Items
.822 11
Pada hasil uji reliabilitas dari kuesioner diperoleh bahwa r Alpha
(Cronbach’s Alpha) adalah sebesar 0.822, yaitu koefisien reliabilitasnya lebih dari atau sama dengan 0,700. Oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa ke-11
butir pertanyaan tersebut dapat dinyatakan bersifat reliabel.
Tabel 6.6. Hasil Uji Validitas Terhadap Item Pernyataan Kebijakan Restrukturisasi Organisasi
output dapat dilihat nilai corrected item-total correlation (r hitung) semuanya