• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perilaku Konsumen Buah Naga (Hylocereus undatus dan Hylocereus costaricensis) Di Kota Medan (Studi Kasus: Hypermart Sun Plaza)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Perilaku Konsumen Buah Naga (Hylocereus undatus dan Hylocereus costaricensis) Di Kota Medan (Studi Kasus: Hypermart Sun Plaza)"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN BUAH NAGA

(Hylocereus undatus dan Hylocereus costaricensis)

DI KOTA MEDAN

(Studi Kasus: Hypermart Sun Plaza)

SKRIPSI

Oleh:

SUSANTI 060304050

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN BUAH NAGA

(Hylocereus undatus dan Hylocereus costaricensis)

DI KOTA MEDAN

(Studi Kasus: Hypermart Sun Plaza)

Oleh:

SUSANTI 060304050

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui oleh: Komisi pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Hiras M. L. Tobing) (Dr. Ir. Diana Chalil, Msi. Phd)

NIP : 19460529 197807 1 001 NIP : 19670303 199802 2 001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRAK

SUSANTI (0603040450), dengan judul penelitian ” ANALISIS PERILAKU KONSUMEN BUAH NAGA (Hylocereus undatus dan

Hylocereus costaricensis) DI KOTA MEDAN”, Studi Kasus: Hypermart Sun Plaza. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Hiras M. L. Tobing dan

Ibu DR. Ir. Diana Chalil, Msi. PhD.

Penelitian dilakukan pada tahun 2010. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana perilaku konsumen mempengaruhi permintaan buah naga di Medan, untuk menganalisis perkembangan permintaan dan harga buah naga khususnya di Medan dan Untuk menganalisis penawaran distributor dalam memenuhi permintaan Hypermart Sun Plaza. Data yang digunakan adalah data dari Hypermart Sun Plaza tahun 2010 untuki harga dan permintaan dan dari konsumen yang berbelanja di Hypermart Sun Plaza.

Daerah Penelitian ditetapkan secara purposive. Teknik pengambilan sampel dengan metode accindental. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode logit yang memiliki kriteria uji Wald dan Chi-kuadrat dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 16.

Hasil analisis menunjukkan bahwa konsumsi konsumen terhadap buah naga tidak dipengaruhi oleh faktor jumlah tanggungan, usia dan pendidikan. Konsumsi buah naga dipengaruhi oleh faktor pendapatan dan persepsi konsumen akan buah naga.

Permintaan buah naga putih meningkat secara berkala, harga buah naga putih pada tingkat produsen tetap dan harga ditingkat konsumen semakin menurun. Permintaan buah naga merah berfluktuasi, harga buah naga merah pada tingkat produsen tetap dan harga pada tingkat konsumen semakin menurun.

Penawaran distributor akan buah naga putih selalu tidak mencukupi permintaan hypermart, akibat kurangya produk buah naga. Penawaran distributor akan buah naga merah tidak dapat memenuhi permintaan, karena produksi buah naga merah yang musiman.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Susanti, lahir di Pantai Labu pada tanggal 13 Maret 1988. Anak

keempat dari empat bersaudara dari keluarga Bapak Alm. Hang Yau dan Ibu Ana.

Pendidikan yang telah ditempuh Penulis adalah:

1. Tahun 1994 masuk Sekolah Dasar di SD Methodist Pantai Labu, Deli Serdang dan tamat tahun 2000.

2. Tahun 2000 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Methodist Lubuk Pakan dan tamat tahun 2003.

3. Tahun 2003 masuk Sekolah Menengah Umum di SMU Methodist Lubuk Pakam dan tamat tahun 2006.

4. Tahun 2006 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

5. Bulan Juni-Juli 2010 mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Gunung Sitember, Kecamatan Gunung Sitember, Kabupaten Dairi.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya yang memberi kesempatan dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Adapun judul penelitian ini adalah ” ANALISIS PERILAKU

KONSUMEN BUAH NAGA (Hylocereus undatus dan Hylocereus

costaricensis) DI KOTA MEDAN (Studi Kasus: Hypermart Sun Plaza)”

sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hiras M.L. Tobing selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Ir. Diana Chalil, Msi. PhD selaku Anggota Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberi waktu dalam membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Ir. Salmiah, M.S selaku Ketua Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

4. Seluruh Staff Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan yang turut berperan dalam studi Penulis. 5. Management Hypermart Sun Plaza yang telah banyak membantu Penulis di

(6)

6. Seluruh Konsumen yang telah bersedia menjadi sampel dalam penyusunan skripsi Penulis dan semua instansi yang terkait yang turut membantu dalam penyusunan skripisi ini.

Teristimewa kepada Alm. Bapak dan Mama yang saya sayangi dan juga untuk kakak dan abang terimakasih untuk kasih sayang, dukungan semangat, materi dan doa yang diberi pada Penulis sampai pada saat ini.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan skripsi ini ke depannya. Akhir kata Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2011

(7)

DAFTAR ISI

Kerangka Pemikiran... 10

Hipotesis Penelitian ... 11

METODE PENELITAN Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 12

Metode Penentuan Sampel Penelitian ... 12

Metode Pengumpulan Data ... 13

Metode Analisis Data ... 13

Definisi dan Batasan Operasional Definisi ... 15

Batasan Operasional... 16

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL Deskripsi Daerah Penelitian ... 17

a. Letak Geografis, Luas Wilayah, Batas dan Iklim ... 17

b. Tata Guna Lahan ... 17

Keadaan Penduduk ... 18

a. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin... 18

(8)

Sarana dan Prasarana ... 20

Deskripsi Hypermart Sun Plaza ... 21

Karakteristik Sampel Penelitian ... 22

a. Umur ... 22

b. Tingkat Pendidikan ... 23

c. Jumlah Tanggungan ... 23

d. Pendapatan ... 24

HASIL DAN PEMBAHASAN Penjualan Distributor dan Permintaan Hypermart ... 25

Perkembangan Permintaan Terhadap Buah Naga dan Harga Buah Naga .... 28

Faktor-Faktor Kebudayaan, Faktor Sosial, Faktor Pribadi, Faktor Psikologis Mempengaruhi Respon (Mengkonsumsi/Tidak Mengkonsumsi) Konsumen Buah Naga ... 31

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 36

Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

1. Skema Kerangka Pemikiran... 11 2. Grafik Penawaran Distributor dan Permintaan Hypermart Buah

(10)

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

1. Kandungan Nutrisi Buah Naga ... 5

2. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan, Tahun 2009 ... 18

3. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kota Medan, Tahun 2009 ... 19

4. Sarana dan Prasarana di Kota Medan , Tahun 2009 ... 20

5. Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur ... 22

6. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 23

7. Distribusi Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan (Jiwa) ... 23

8. Distribusi Sampel Berdasarkan Pendapatan Rata-rata Keluarga/Bulan (Rp) ... 24

9. Jumlah Penawaran Distributor dan Permintaan Hypermart Buah Naga Merah Tahun 2010 ... 27

10. Jumlah Pembelian dan Penjualan Buah Naga Merah Tahun 2010 ... 30

11. Omnibus Tests of Model Coefficients ... 32

12. Hosmer and Lemeshow Test ... 32

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hal

1a. Jumlah Permintaan dan Penjualan Buah Naga Putih Di Hypermart

Sun Plaza Tahun 2010 ... 40

1b. Jumlah Permintaan dan Penjualan Buah Naga Merah Di Hypermart Sun Plaza Tahun 2010 ... 40

2a. Penjualan dan Pembelian Buah Naga Putih Di Hypermart Sun Plaza Tahun 2010 ... 41

2b. Penjualan dan Pembelian Buah Naga Merah Di Hypermart Sun Plaza Tahun 2010 ... 41

3. Buah Naga yang Tersedia untuk di Jual ... 42

4. Karakteristik Konsumen ... 43

5. Faktor Perilaku Konsumen Buah Naga ... 44

6. Nilai Motivasi Konsumen ... 45

7. Nilai Persepsi Konsumen ... 46

(12)

ABSTRAK

SUSANTI (0603040450), dengan judul penelitian ” ANALISIS PERILAKU KONSUMEN BUAH NAGA (Hylocereus undatus dan

Hylocereus costaricensis) DI KOTA MEDAN”, Studi Kasus: Hypermart Sun Plaza. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Hiras M. L. Tobing dan

Ibu DR. Ir. Diana Chalil, Msi. PhD.

Penelitian dilakukan pada tahun 2010. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana perilaku konsumen mempengaruhi permintaan buah naga di Medan, untuk menganalisis perkembangan permintaan dan harga buah naga khususnya di Medan dan Untuk menganalisis penawaran distributor dalam memenuhi permintaan Hypermart Sun Plaza. Data yang digunakan adalah data dari Hypermart Sun Plaza tahun 2010 untuki harga dan permintaan dan dari konsumen yang berbelanja di Hypermart Sun Plaza.

Daerah Penelitian ditetapkan secara purposive. Teknik pengambilan sampel dengan metode accindental. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode logit yang memiliki kriteria uji Wald dan Chi-kuadrat dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 16.

Hasil analisis menunjukkan bahwa konsumsi konsumen terhadap buah naga tidak dipengaruhi oleh faktor jumlah tanggungan, usia dan pendidikan. Konsumsi buah naga dipengaruhi oleh faktor pendapatan dan persepsi konsumen akan buah naga.

Permintaan buah naga putih meningkat secara berkala, harga buah naga putih pada tingkat produsen tetap dan harga ditingkat konsumen semakin menurun. Permintaan buah naga merah berfluktuasi, harga buah naga merah pada tingkat produsen tetap dan harga pada tingkat konsumen semakin menurun.

Penawaran distributor akan buah naga putih selalu tidak mencukupi permintaan hypermart, akibat kurangya produk buah naga. Penawaran distributor akan buah naga merah tidak dapat memenuhi permintaan, karena produksi buah naga merah yang musiman.

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Buah naga dapat dikatakan sebagai buah yang masih baru dikenal di Indonesia. Buah ini mulai masuk pada pertengahan tahun 2000. berdasarkan keterangan Kristanto (2009), pada tahun tersebut buah naga membanjiri beberapa pasar swalayan yang ada di Jakarta.

Pada awal masuknya buah naga di Indonesia, supply buah naga berasal dari import luar negeri seperti Malaysia dan Thailand. Mulai tahun 2003 mulai di tanam buah naga di daerah Jawa Tengah. Akan tetapi produksi buah naga masih kurang untuk memenuhi permintaan di Indonesia. Hingga saat ini buah naga sudah ditanam di semua daerah Jawa.

Sedangkan di Sumatera buah naga di tanam di Sumatera Utara dan Aceh. Penanaman ini untuk menambah penawaran di daerah sumatera dan mengurangi import dari luar negeri. Sehingga buah naga saat ini tidak menjadi buah yang sangat langka dan mahal. Dengan bertambahnya penawaran diharapkan juga permintaan dari konsumen akan dapat terpenuhi dan semakin bertambah.

(14)

Dalam sebuah strategi pemasaran, pemasar tidak terlepas dari segmen pasar yang melibatkan konsumen sebagai objek pasar. Sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya kalau memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dan mampu memenuhinya. Sehingga seorang pemasar harus memahami betul siapa pasar sasarannya, sekaligus bagaimana perilaku mereka (Simamora, 2008).

Akan tetapi, sampai pada saat ini belum ada penelitian-penelitian yang mendukung mengenai alasan konsumen yang membeli buah naga. Melihat bahwa buah ini belum banyak diteliti maka penulis menganggap perlu dilakukan penelitian mengenai perilaku konsumen terhadap buah naga, dan faktor-faktor mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi buah naga.

Identifikasi Masalah

Permasalahan pada penelitian ini disusun dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana penjualan distributor dan permintaan buah naga di lokasi penelitian?

2. Bagaimana perkembangan permintaan konsumen terhadap buah naga dan harga buah naga di lokasi penelitian?

(15)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui penjualan distributor dan permintaan buah naga di lokasi penelitian;

2. Untuk menganalisis perkembangan permintaan konsumen terhadap buah naga dan harga buah naga di lokasi penelitian;

3. Untuk mengetahui bagaimana faktor kebudayaan (kelas sosial:pendapatan), faktor sosial (keluarga), faktor pribadi (usia), faktor psikologis (persepsi, dan tingkat pendidikan) mempengaruhi respon (mengkonsumsi/tidak mengkonsumsi) konsumen buah naga di lokasi penelitian.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi para pembaca yang memiliki ketertarikan terhadap perilaku konsumen buah naga.

(16)

TINJAUAN PUSTAKA

Buah Naga

”Tanaman buah naga termasuk dalam keluarga kaktus-kaktusan. Tanaman

tumbuh memanjat, batangnya bercabang banyak, dan tanaman dapat berbuah sepanjang tahun. Pada umumnya tanaman kaktus jarang sekali yang berbuah dan umumnya tanaman kaktus difungsikan sebagai tanaman hias untuk menambah keindahan taman. Hanya beberapa tanaman kaktus yang dapat menghasilkan buah yang dapat dimakan. Namun, hanya beberapa jenis yang buahnya memiliki rasa enak, manis, dan menyegarkan. Salah satunya dari subfamili Hylocerenae” (Cahyono, 2009).

“Daerah di Indonesia yang hingga kini sudah mengembangkan tanaman buah naga ialah Pasuruan ke arah Tosari, daerah desa Pohgading, kecamatan Pasrepan. Tidak jelas siapa yang pertama kali membawa dan menanamnya di Indonesia. Namun, umumnya tanaman ini ditanam pertama kali oleh hobiis tanaman yang ingin bereksperimen dan mengembangkannya. Buah naga mulai dikembangkan di Indonesia pada tahun 2001. Hingga kini luas areal penanaman tanaman ini relatif masih sangat sedikit. Hal ini dapat dimaklumi karena buah naga masih tergolong langka” (Kristanto, 2009).

(17)

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Buah Naga

Nutrisi Kandungan

Kadar gula 13-18 briks

Air 90,20 %

Karbohidrat 11,5 g

Asam 0,139 g

“Buah naga bentuknya bulat lonjong mirip buah nanas yang memiliki sirip, warna kulitnya merah jambu, dihiasi sulur atau sisik seperti naga. Di tiap negara namanya berbeda-beda seperti Feuy Long Kwa di Cina, Clever Dragon di Vietnam, Kaew Mangkorn di Thailand, Shien Mie Kuo di Taiwan, Pitahaya di Israel, Melano di Hawai, Rhino fruit di Australia dan secara internasional dikenal dengan dragon fruit (Anonimus, 2006)

(18)

melancarkan proses pencernaan, menyehatkan mata, menguatkan tulang dan pertumbuhan badan, menjaga kesehatan jantung, memperhalus kulit warna wajah dan mengobati sembelit.

Penelitian Terdahulu

Setianingsi (1999), menunjukkan bahwa dengan komoditi jeruk bali, didapat hasil yang menyatakan bahwa yang mempengaruhi konsumsi adalah faktor pendapatan, jumlah anggota keluarga, dan harga jeruk. Sedangkan faktor lain tida memiliki pengaruh.

Pada penelitian sebelumnya oleh Hutahaean (2007), dengan komoditi terong belanda, didapat hasil yang menyatakan bahwa secara serempak permintaan terong belanda dipengaruhi oleh harga, jumlah anggota keluarga, pendapatan. Dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor sosial yaitu kelompok acuan, peran dan status dengan perilaku konsumen dalam membeli terong belanda.

Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai divisi yang bersifat relatif permanen dan homogenus dalam suatu kumpulan sosial dimana individual atau keluarga saling bertukar nilai, gaya hidup, ketertarikan, kekayaan, status, pendidikan, posisi ekonomi, dan perilaku yang sama. Penelitian pemasaran seringkali berfokus pada variabel-variabel kelas sosial karena penentuan produk

(19)

Faktor - faktor yang mempengaruhi pembelian buah oleh konsumen rumah tangga difokuskan pada tiga jenis buah yang paling banyak dibeli yaitu jeruk lokal, pepaya, dan pisang raja. Faktor - faktor yang mempengaruhi pembelian jeruk lokal adalah harga jeruk lokal, harga pisang raja, jumlah keluarga, dan status sosial; pembelian pepaya adalah harga pepaya, jumlah keluarga, dan pendapatan; pembelian pisang raja adalah harga jeruk lokal , harga

pisang raja, jumlah keluarga, pendapatan dan status sosial (Nairah, Psrasmatiwi, dan Endaryanto, 2009).

Landasan Teori

Keputusan membeli suatu produk untuk memenuhi kebutuhan hidup ada pada diri konsumen. Proses keputusan konsumen terdiri atas tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi altenatif, pembelian, dan kepuasan konsumen (Sumarwan, 2003).

Permintaan dan penawaran atas barang-barang pertanian berkaitan erat dengan perkembangan atau boleh juga disebut harga mempengaruhi permintaan atau penawaran hasil pertanian. Menurut hukum ekonomi apabila harga naik maka permintaan akan turun dan apabila harga turun maka permintaan akan naik, bila penawaran naik maka harga akan turun dan bila penawaran turun maka harga akan naik ( Daniel, 2002 ).

(20)

faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam berbelanja tetapi proses pengambilan keputusan yang disertai dengan kegiatan pembelian suatu barang atau jasa (Simamora, 2008).

Menurut Simamora (2008), faktor-faktor internal yang berpengaruh pada perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan ( kultur, sub kultur, kelas sosial), faktor sosial ( kelompok, keluarga, peran dan status), faktor pribadi ( usia dan pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian), faktor psikologis (motivasi, persepsi, dan tingkat pendidikan). Peran setiap faktor-faktor ini berbeda untuk setiap produk yang berbeda.

Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh kultur, sub-kultur dan kelas sosial (Simamora, 2008).

Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang. Perilaku antara seorang yang tinggal pada daerah tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang berada di lingkungan yang lain pula. Tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil, atau kelompok dengan nilai yang lebih kecil (Simamora, 2008).

(21)

sebagai indikator untuk mengukur kelas sosial antara lain: pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan.

Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok, keluarga, peran dan status konsumen. Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang bersama. Kelompok mempunyai pengaruh langsung dan seorang yang menjadi anggotanya disebut kelompok acuan. Kelompok acuan berfungsi sebagai titik pembanding atau acuan langsung (tatap muka) atau tidak langsung dalam membentuk sikap atau tingkah laku seseorang ( Simamora, 2008).

Keluarga adalah dua atau lebih orang yang dipersatukan oleh hubungan darah, pernikahan ataupun adopsi, yang hidup bersama. Anggota keluarga konsumen dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku konsumen. Pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, isteri, dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa. (Simamora, 2008).

Peran dan status konsumen merupakan posisi seorang menjadi anggota kelompok, keluarga, klub, dan organisasi. Peran terdiri aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Faktor psikologis utama yang mempengaruhi pilihan pembelian yaitu motivasi, persepsi, dan tingkat pendidikan. (Simamora, 2008).

(22)

maka akan lebih memilih barang yang berkualitas baik, tingkat pendidikan dapat dilihat dari pendidikan terakhir konsumen (Setiadi, 2003).

Kerangka Pemikiran

Konsumen/ pembeli dalam mengkonsumsi atau tidak buah naga berhubungan perilaku konsumen. Perilaku konsumen di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor budaya, sosial, psikologis dan pribadi.

Dimana faktor budaya terdiri dari kelas sosial. Faktor sosial dipengaruhi oleh keluarga. Fakstor psikologis terdiri dari persepsi dan tingkat pendidikan konsumen sendiri. Sedangkan faktor pribadi dipengaruhi oleh usia, dan jumlah tanggungan.

(23)

Keterangan:

: Ada hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan landasan teori yang telah dibuat, maka disajikan hipotesis yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Faktor kebudayaan (kelas sosial:pendapatan), faktor sosial (keluarga), faktor pribadi (usia), faktor psikologis (persepsi, dan tingkat pendidikan) mempengaruhi respon (mengkonsumsi/tidak mengkonsumsi) konsumen buah naga di lokasi penelitian.

(24)

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan secara Purposive, yaitu secara sengaja dengan pertimbangan tertentu. Dari hasil survei pada bulan Februari 2010 di ketahui bahwa hanya ada 4 supermarket yang menyediakan buah naga yaitu Hypermart, Carefour, Suzuya Supermarker, dan Berastagi Supermarket. Setelah dilakukan pendekatan secara formal melalui surat izin kepada keempat supermarket tersebut, yang memberikan tanggapan hanya satu lokasi yaitu Hypermart. Maka lokasi penelitian yang dipilih adalah Hypermart Sun Plaza untuk mewakili Hypermart di Medan berdasarkan kontiniutasnya dalam penyediaan buah naga.

Metode Penentuan Sampel Penelitian

Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Accidential Sampling yaitu pengambilan responden yang merupakan konsumen yang kebetulan berbelanja buah naga dan konsumen yang mengenal buah naga di Hypermart.

Jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan 40 responden dengan alasan untuk penelitian yang akan menggunakan analisis data dengan statistik ukuran sampel paling kecil adalah 30 responden (Wirartha, 2006).

Metode Pengumpulan Data

(25)

pekerjaan, pendidikan, suku, pendapatan dan lainnya yang berbelanja dan data sekunder, yaitu data tentang jumlah persediaan , jumlah penjualan dan harga buah naga yang ada di Medan. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung dengan konsumen yang berpedoman pada daftar kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari lokasi penelitian yakni pasar modern dan literatur yang mendukung penelitian.

Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah (1) dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif berdasarkan survei dan data di lokasi penelitian akan penjualan dari distributor dan permintaan buah naga hypermart. Hal ini dilihat dari jumlah frekuensi pemesanan dan ketersediaan buah naga dari pasar modern dilokasi penelitian

Untuk identifikasi masalah (2) dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskiptif berdasarkan data pembelian dan harga buah naga dari lokasi penelitian.

(26)

4

Dimana: π(x) = peluang konsumen mengkonsumsi 1- π(x) = peluang tidak mengkonsumsi Y : konsumsi

1 = Konsumen mengkonsumsi 0 = Konsumen tidak mengkonsumsi X1 = Pendapatan (ribuan Rp)

X2 = Jumlah anggota keluarga (orang) X3 = usia (tahun)

X4 = persepsi (Skor)

X5 = tingkat pendidikan (tahun)

5

Ho: Tidak adanya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Hi : Ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Secara serempak dari omnibus test dan Hosmer and Lemeshow test: 2. Omnibus test : Sig > 0.1 ; tolak H1 ; terima Ho

Sig ≤ 0,1 ; terima H1 ; tolak Ho

Ho: β012345= 0. dimana tidak ada variabel bebas

yang berpengaruh terhadap variabel terikat.

(27)

3. Hosmer and Lemeshow test: Sig > 0.1 ; tolak H1 ; terima H0 Sig ≤ 0,1 ; terima H1 ; tolak H0

Ho: (1−B) = 0, B = Distribusi frekuensi estimasi/distribusi frekuensi observasi = 1. sehingga tidak bisa menolak adanya hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat.

Hi : Bisa menolak adanya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

4. Nilai Exp(B) untuk menunjukkan odd ratio akibat perubahan variabel yang ditunjukkan. (Exp(B) = eB)

Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran, maka dibuatlah beberapa defenisi dan batasan opersional sebagai berikut:

Defenisi

1. Konsumen dalam penelitian adalah orang berbelanja buah naga dan mengenal buah naga di lokasi penelitian yang menjadi responden.

2. Harga buah naga adalah harga rata-rata yang ditetapkan oleh pasar modern Hypermart pada waktu penelitian.

3. Pendidikan adalah tingkat pendidikan terakhir yang dijalani oleh responden 4. Pendapatan a.dalah besarnya gaji/pensiunan/keuntungan usaha responden

dalam rupiah.

5. Penawaran distributor adalah jumlah buah naga yang dijual distributor kepada pihak hypermart

(28)

7. Penawaran hypermart adalah jumlah buah naga yang akan dijual hypermart. 8. Permintaan adalah banyaknya jumlah buah naga yang dikonsumsi oleh

konsumen yang dijual di Hypermart Sun Plaza.

9. Respon adalah sikap konsumen untuk mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi buah naga.

10. Perilaku konsumen adalah suatu sikap konsumen buah naga untuk mengambil keputusan membeli atau tidak buah naga yang berdasarkan pengaruh faktor-faktor tertentu.

Batasan operasional

1. Penelitian ini dilakukan di kota Medan. 2. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2010.

(29)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK SAMPEL

Deskripsi Daerah penelitian

a. Letak Geografis, Luas Wilayah, Batas, dan Iklim

Kota Medan merupakan Ibu kota dari Propinsi Sumatera Utara. Kota medan terletak antara 20.27’ – 20.44’ BT dan pada ketinggian 2,5-3,75 meter di atas permukaan laut.

Kota Medan merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang mempunyai luas 26.510 ha, yang terdiri dari 21 kecamatan, 151 kelurahan. Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang pada bagian Utara, Barat, Selatan serta bagian timur berbatasan dengan Selat Malaka.

Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan temperatur siang 31,10C dan malam hari 24,10C, rata-rata curah hujan perbulan 175,17 mm dengan rata-rata hari hujan 17,33 hh/bulan. Kelembapan udara di kota Medan 84%, kecepatan angin rata-rata 0,45 m/sec sedangkan laju penguapan tiap bulannya 111,26 mm. Kota Medan memiliki topografi datar dengan ketinggian 7-25 dpl dengan jenis tanah alluvial.

b. Tata Guna Lahan

(30)

umum, bangunan pendidikan, tempat rekreasi, restoran, hotel dan lahan pertanian si pinggiran kota. Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia sehingga keadaan bangunan sangat padat dan rapat dengan jumlah penduduk yang banyak.

Keadaan Penduduk

a. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Penduduk Kota Medan berjumlah 2.097.610 jiwa dengan 460.084 rumah tangga (RT) yang tersebar disetiap kecamtan di Kota Medan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai jumlah dan presentase penduduk adalah pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan, Tahun 2009

Sumber : BPS, Medan dalam Angka 2010

(31)

jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki. Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa usia non produktif (0-14 tahun) yang terdiri dari bayi, balita, anak-anak dan remaja berjumlah 574.129 jiwa (27,37 %). Jumlah usia produktif (15-54 tahun) yaitu orang dewasa sebesar 1.337.435 jiwa (63,76%). Dan jumlah manula (≥ 55 tahun) sebesar 186.046 jiwa (8,87%).

b. Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk kota Medan bervariasi jenisnya, ada yang bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, TNI/POLRI, dan sebagainya. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai mata pencaharian penduduk Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kota Medan, Tahun 2009

No. Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase

1 Pegawai Negeri 18.465 3.91

2 Pegawai Swasta 20.570 4.35

3 TNI/POLRI 14.563 3.08

4 Tenaga Pengajar 72.382 15.32

5 Tenaga Kesehatan 3.652 0.77

6 Lain-lain 342.579 72.54

Jumlah 472.202 100,00

Sumber: BPS, Medan Dalam Angka 2010

(32)

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 5 beikut ini: Tabel 4. Sarana dan Prasarana di Kota Medan , Tahun 2009

No. Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

2 Fasilitas Kesehatan

a. Rumah Sakit 69 3 Tempat Peribadatan

a. Mesjid 877 Sumber: BPS, Medan Dalam Angka 2010 dan Pemko Medan

(33)

pembangunan. Dari data pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana di Kota Medan saat ini sudah baik. Jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana pendidikan, kesehatan, pasar, dan lainnya yang sudah cukup memadai.

Pasar-pasar atau pusat perbelanjaan di kota Medan juga sangat banyak dan sangat cukup memadai. Pasar-pasar yang ada di Kota Medan dapat digolongkan menjadi pasar tradisional dan pasar swalayan. Pasar tradisional identik dengan bangunan-bangunan yang biasa saja atau tidak terlalu megah, sedangkan pasar swalayan identik dengan bangunan-bangunan yang besar dan megah.

Deskripsi Hypermart Sun Plaza

Sun Plaza Medan adalah bangunan yang terbesar, pusat perbelanjaan yang baru terletak dipusat Kota Medan dan berlokasi di Jl. Hj. Zainul Arifin. Sun Plaza merupakan pusat perbelanjaan menengah ke atas di kawasan komersial etrategis kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Sun Plaza didirikan tahun 2003, pusat perbelanjaan dibangun 4 lantai ini dirancang dengan konsep mal keluarga.

Sun Plaza dibuka pertengahan tahun 2004 dan sudah banyak dikunjungi penduduk setempat. Letaknya yang sangat strategis membuat pusat perbelanjaan ini ramai dikunjungi oleh pelajar, mahasiswa, serta wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Sun Plaza berdekatan dengan Kantor Gubernur Sumatera Utara, Mesjid Agung Medan, SMA Negeri 1 Medan dan Apartemen Cambridge.

(34)

Sun Plaza, sedangkan kantornya terletak di level LG di sebelah parkiran mobil di Sun Plaza. Karyawan Hypermart Sun Plaza terdiri dari karyawan tetap dan karyawan partime, serta pegawai yang mengelola manajemen Hypermart. Jumlah pegawai dan karyawan Hypermart sekitar ± 270 orang.

Hypermart memiliki 4 departemen, 3 departemen yaitu Departemen General Marchendise Store (GMS), Departemen Groceries, Departemen Fresh yang mengelola penjualan dan produk-produk Hypermart, dan 1 departemen yang bergerak dibidang kepegawaian yaitu Departemen HRD.

Karakterisrtik Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli atau tidak membeli buah naga di pasar Hypermart Sun Plaza. Karakteristik konsumen yang dimaksud meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pendapatan.

a. Umur

Adapun keadaan umur sampel sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur

No. Kelompok Umur

(35)

Dari Tabel 5 diatas dapat dilihat range umur konsumen yang terbesar berada pada kelompok umur 30-34 tahun dengan jumlah 8 jiwa 20 % dan yang terkecil pada kelompok umur 20-24 tahun dan 45-49 tahun dengan jumlah 3 jiwa atau 7,5 %.

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan sangat erat hubungannya dengan pengetahuan terhadap suatu barang baik dari segi kualitas maupaun manfaatnya. Adapun pendidikan konsumen sampel di daerah penelitian Kota Medan bervariasi dari SD sampai Pertguruan Tinggi. Tingkat pendidikan konsumen adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan

(Tahun)

Sumber: Data diolah dari lampiran 4.

Dari Tabel 6 diatas dapat dilihat tingkat pendidikan konsumen yang terbesar berada pada tingkat sarjana dengan jumlah 28 jiwa atau 70 % dan yang terkecil pada tingkat SD dengan jumlah 1 jiwa atau 2,5 %.

c. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan sampel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7. Distribusi Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan (Jiwa)

No. Jumlah Tanggungan

(Jiwa)

(36)

Dari Tabel 7 diatas dapat dilihat jumlah tanggungan konsumen yang terbesar berada pada kelompok 3-5 dengan jumlah 25 jiwa atau 62,5 % dan yang terkecil pada kelompok ≥ 6 dengan jumlah 1 jiwa atau 2,5 %.

d. Pendapatan

Pendapatan sampel penelitian sangat bervariasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Distribusi Sampel Berdasarkan Pendapatan Rata-rata Keluarga/Bulan (Rp)

No. Pendapatan (Rp) Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)

1. < Rp. 2.000.000 24 60

2. Rp 2.000.000 - Rp. 6.000.000 16 40

3 > Rp. 6.000.000 0 0

Jumlah 40 100

Sumber: Data diolah dari lampiran 4.

(37)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penjualan Distributor dan Permintaan Hypermart

- Buah Naga Putih

Buah naga putih merupakan buah yang berbuah sepanjang tahun. Buah naga putih memiliki harga jual yang lebih rendah hingga Rp 20.000,- karena dalam perawatan buah naga putih tidak memerlukan penyerbukan manual. Buah naga putih dapat melakukan penyerbukan sendiri, sehingga biaya produksi lebih rendah karena tidak memerlukan tenaga kerja penyerbukan. Dalam hal produksi buah naga putih akan tersedia sepanjang tahun. Produk buah naga berasal dari distributor Medan. Distributor akan berusaha memenuhi permintaan buah naga.

Penjualan dan Permintaan Buah Naga Putih

0

Sumber: Data Olahan Lampiran 1

Gambar 2. Grafik Penjualan Distributor dan Permintaan Hypermart 2010 Buah Naga Putih

(38)

direncanakan ataupun dipesan oleh hypermart kepada distributor Medan. Selisih terbanyak adalah pada bulan Desember 2010 yakni dengan jumlah pesanan mencapai 129 kg sedangkan yang tersedia hanya 56 kg dengan kekurangan buah naga putih mencapai 73 kg.

Jumlah buah naga putih yang paling banyak dipenuhi oleh distributor dapat dilihat bahwa pada bulan September mencapai 108 kg walau masih kurang dari pesanan yang direncanakan. Dan paling sedikit adalah pada bulan November hanya 9 kg dari pesanan 30 kg. Perbedaan Penawaran setiap bulan selain diakibatkan permintaan hypermart yang berbeda juga musim buah naga yang berfluktuasi menurut musim. Buah naga akan lebih produktif pada musim hujan. Dan dari harian kabar bisnis 2 September 2010 Pulau Sumatera memasuki musim hujan. Sehingga pada bulan November 2010 merupakan masa penghabisan buah setelah puncak buah dan mulai berproduksi pada bulan Desember 2010 walau belum optimal. Dapat disimpulkan bahwa penjaulan distributor akan buah naga putih masih kurang.

(39)

- Buah Naga Merah

Buah naga merah memiliki musim buah. Musim buah naga merah tergantung dari ketinggian tanah, suhu udara, dan jenis tanah. Buah naga lebih produktif di daerah dataran rendah karena memiliki intensitas sinar matahari mencapai 70-80% dan curah hujan yang mencapai 60-720 mm/tahun. Karena buah naga merah memiliki musim buah, maka ketesediaan buah tidak setiap bulan ada di jual.

Tabel 9. Jumlah Penjualan Distributor dan Permintaan Hypermart Buah Naga Merah Tahun 2010

BULAN Permintaan ke Distributor (Kg) Penjualan Oleh Distributor (Kg)

Januari 65 45

Diolah dari lampiran 1b

(40)

Perkembangan Permintaan Terhadap Buah Naga Dan Harga Buah Naga

- Buah Naga Putih

Semakin banyak masyarakat yang mengetahui khasiat buah naga, maka konsumsi akan buah naga akan meningkat secara berkala. Dari tahun 2000 buah naga masuk ke Indonesia, buah naga semakin dikenal masyarakat Indonesia sebagai buah yang memiliki khasiat untuk kesehatan serta harga yang tinggi membuat buah naga menjadi buah yang dikonsumsi oleh kalangan menengah ke atas serta buah yang jarang dijumpai di pasar.

Perkembangan Permintaan Buah Naga Putih

0

Sumber: Data Olahan Lampiran 2

Gambar 3. Perkembangan Permintaan Buah Naga Putih

(41)

Dalam periode 2010 jumlah penjualan (permintaan) berfluktuasi setiap bulan, pada oktober permintaan meningkat tajam dan langsung turun pada bulan November. Rata-rata penjualan adalah 65 kg/bulan. Menurut beberapa surat kabar di Indonesia, bahwa pada saat imlek bulan Februari permintaan buah naga meningkat tajam. Kenyataannya hal ini tidak terjadi di Hypermart Sun Plaza.

Walau penjualan berfluktuasi tapi dapat dilihat adanya peningkatan pada akhir tahun 2010, sehingga dapat disimpulkan permintaan buah naga mengalami peningkatan secara berkala.

Perkembangan Harga Buah Naga Putih

0.00

Sumber: Data Olahan Lampiran 2

Gambar 4. Perkembangan Harga Buah Naga Putih

(42)

Pada awal penurunan harga dari diatas Rp 20.000 menjadi di bawah Rp 18000 yang mencapai Rp 4.000 memicu permintaan yang meningkat mencapai 121 kg. Hal ini membuktikan penurunan harga secara drastis dapat memicu konsumen berbelanja. Konsumen pada umumnya melihat perubahan harga yang besar dari harga sebelumnya membuat produk terlihat sangat murah dan memicu pembelian. Dari Gambar 4 terlihat perkembangan harga ditingkat produsen tetap atau stabil, sedangkan harga ditingkat konsumen semakin menurun.

- Buah Naga Merah

Buah naga merah lebih dahulu dikenal di masyarakat, akan tetapi harga yang sangat tinggi menyebabkan buah ini tetap menjadi buah yang jarang di konsumsi. Walau buah naga merah cukup mahal tetapi buah naga merah tetap memiliki konsumen tersendiri.

Tabel 10 . Jumlah Pembelian dan Penjualan Buah Naga Merah Tahun 2010

BULAN Pembelian Penjualan

Jumlah (Kg) Harga Beli (Rp) Jumlah (Kg) Harga Jual (Rp)

Diolah dari lampiran 2b

(43)

Rasa buah naga yang sama antara merah dan putih membuat konsumen beranggapan bahwa buah naga merah dan buah naga putih adalah sama.

Permintaan buah naga merah berkaitan dengan ketersediaan buah naga merah di lokasi penjualan. Sehingga perkembangan permintaan buah naga merah tidak dapat disimpulkan karena dalam tahun 2010 ada 5 bulan buah naga tidak tersedia di tempat penjualan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya buah naga merah yang ditawarkan oleh distributor Medan.

Pada harga buah naga merah dua kali lebih mahal dari buah naga putih dimana sama halnya dengan buah naga putih, harga jual buah naga merah juga mengalami penurunan karena buah naga merah maupun putih sudah lebih banyak tersedia dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sehingga pilihan Hypermart menurunkan harga adalah untuk menarik konsumen. Dan harga beli hypermart akan buah naga merah dari distributor ataupun produsen tetaplah stabil sesuai dengan biaya produksi usaha tani buah naga yang cukup tinggi karena memerlukan pemeliharaan yang cukup intensif.

Faktor-Faktor Kebudayaan, Faktor Sosial, Faktor Pribadi, Faktor Psikologis Mempengaruhi Respon (Mengkonsumsi/Tidak Mengkonsumsi) Konsumen Buah Naga

Dari hasil penelitian terhadap 40 sampel yang dilakukan di hypermart sun plaza di Medan dan setelah dilakukan analisis data ternyata terdapat 1 outlier pada petani sampel di hypermart sun plaza medan.

(44)

naga maka konsumen mempunyai motivasi untuk membeli buah naga. Sehingga dalam persamaan hanya digunakan salah satu yang menjadi variabel independen.

Variabel-variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan logit adalah 1. Pendapatan

2. Jumlah tanggungan keluarga 3. Usia

4. Persepsi 5. Pendidikan

Dimana variabel respon tersebut adalah 0 = konsumen tidak mengkonsumsi

1 = konsumen mengkonsumsi

Tabel 11. Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 30.842 5 .000

Block 30.842 5 .000

Model 30.842 5 .000

Sumber : Hasil olahan lampiran 5

Dari Tabel 11 diketahui nilai chi-square 30.842 dengan signifikansi berada di bawah 0.000<0.1 yang menyatakan bahwa secara serempak variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat. Dan persamaan yang dihasilkan dapat memprediksikan bahwa pilihan mengkonsumsi dipengaruhi oleh pendapatan, jumlah tanggungan, usia, persepsi dan pendidikan.

Tabel 12. Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 9.731 8 .284

(45)

Selain dilihat dari Omnibus Test secara serempak juga dapat dilihat dari nilai Hosmer and Lemeshow test. Dan dapat dari Tabel 12 dapat dilihat nilai signifikansi dari nilai Hosmer dan Lemeshow adalah 0.284. dan nilai signifikansi ini berada diatas 0.284>0.1 yang menyatakan bahwa tidak bisa ditolak adanya hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari kedua pegujian diatas maka dapat disimpulkan model logistik layak digunakan.

Uji regresi logit secara parsial dilakukan terhadap semua variabel independen dengan tingkat signifikansi 10%. Secara lengkap hasil uji regresi logit disajikan dalam Tabel 13 sebagai berikut:

Tabel 13.Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Sumber : Hasil olahan lampiran 5

Dengan persamaan yang dihasilkan dari analisis dapat dilihat dibawah ini:

5

(46)

Dari nilai Exp(B) pendapatan 1,002 berarti dari 14 orang yang tidak mengkonsumsi buah naga ada kesempatan 0,2% mengkonsumsi apabila pendapatan meningkat Rp 1.000. dan dari 25 orang yang mengkonsumsi buah naga ada kesempatan 200,2% mengkonsumsi apabila pendapatan meningkat Rp 1.000. Hal ini terjadi karena ada kecenderungan konsumen berpendapatan lebih tinggi akan lebih akan lebih banyak mengkonsumsi barang dari pada yang berpendapatan rendah.

Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variable jumlah tanggungan memiliki nilai probabilitas sebesar 0,755 > 0,1. Dengan demikian secara parsial variabel jumlah tanggungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi. Hal ini berarti besar kecilnya jumlah tanggungan tidak mempengaruhi pilihan konsumen dalam menkonsumsi buah naga. Buah untuk kesehatan telah dikenal masyarakat secara umum, sehingga apabila mampu maka konsumen akan memberikan buah sebagai konsumsi walaupun jumlah tanggungan besar maupun kecil.

Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variable usia memiliki nilai probabilitas sebesar 0,158 > 0,1. Dengan demikian secara parsial variabel usia tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi. Hal ini berarti besar kecilnya usia tidak mempengaruhi pilihan konsumen dalam menkonsumsi buah naga. Sehingga konsumen yang mengkonsumsi buah naga bisa dari umur berapa saja. Karena faktor mengkonsumsi buah untuk kesehatan dan pemenuhan nutrisi dibutuhkan oleh semua masyarakat tanpa terkecuali

(47)

variabel persepsi berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi. Dengan koefisien regresi yang bernilai positif sebesar 2,669 menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi maka semakin besar peluang konsumen mengkonsumsi buah naga.

Dari nilai Exp(B) persepsi 14,429 berarti dari 14 orang yang tidak mengkonsumsi buah naga ada kesempatan 1.342,9% mengkonsumsi apabila pendapatan meningkat satu skor. dan dari 25 orang yang mengkonsumsi buah naga ada kesempatan 1.542,9% mengkonsumsi apabila pendapatan meningkat satu skor. Persepsi berpengaruh terhadap konsumsi dapat dikarenakan oleh semakin banyaknya konsumen mengetahui manfaat dari buah naga maka akan mendorong konsumen untuk menkonsumsi. Dorongan dapat dikarenakan oleh kebutuhan akan manfaat yang ada dalam buah naga.

Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variable pendidikan memiliki nilai probabilitas sebesar 0,368 > 0,1. Dengan demikian secara parsial variabel pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi. Hal ini berarti tinggi rendahnya pendidikan tidak mempengaruhi pilihan konsumen dalam menkonsumsi buah naga. Pendidikan tidaklah menjadi sebuah patokan konsumen tidak memiliki pengetahuan mengenai kegunaan buah naga. Karena pengetahuan akan kegunaan buah naga diketahui konsumen dari koran, majalah, teman maupun keluarga.

(48)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapat beberapa kesimpulan yaitu:

1. Penjualan distributor akan buah naga putih selalu tidak mencukupi permintaan hypermart, akibat kurangya produk buah naga.

2. Penjualan distributor akan buah naga merah tidak dapat memenuhi permintaan, karena produksi buah naga merah yang musiman.

3. Permintaan buah naga putih meningkat secara berkala, harga buah naga putih pada tingkat produsen tetap dan harga ditingkat konsumen semakin menurun. 4. Permintaan buah naga merah berfluktuasi, harga buah naga merah pada

tingkat produsen tetap dan harga pada tingkat konsumen semakin menurun. 5. Dari hasil pengujian maka dapat diketahui bahwa konsumsi konsumen

terhadap buah naga tidak dipengaruhi oleh faktor jumlah tanggungan, usia dan pendidikan. Konsumsi buah naga dipengaruhi oleh faktor pendapatan dan persepsi konsumen akan buah naga.

Saran

- Kepada Konsumen

(49)

- Kepada Peneliti Selanjutnya

Sekiranya peneliti selajutnya dapat meneliti studi kelayakan akan buah naga, dan tata niaga buah naga dan prospek buah naga untuk masa depan.

- Kepada Pemerintah

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2006. Mengkonsumsi Buah Naga Untuk Mengobati Penyakit. Sinar Tani Edisi 15-21 Februari 2006.

Anonimus. 2010. Musim Pancaroba. Harian Kabar Bisnis 2 September 2010. Cahyono, B. 2009. Sukses Bertanam Buah Naga. Pustaka Mina. Jakarta.

Chevny, A.A. 2005. Bisnis Buah Naga merah Kian Merekah. Global. 08-02-2005. Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Hosmer, D.W and Lemeshow, S. 1989. Applied Logistic Regression. John Wiley and Sons, New York. New York.

Hutahaean, J. 2007.Analisis Perilaku Konsumen Terong Belanda. Skripsi Fakultas Pertanian USU. Medan.

Kristanto, D. 2009. Buah Naga. Penebar Swadaya. Jakarta. Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3EE. Jakarta.

Nairah, Psrasmatiwi, F.E. dan Endaryanto, T. 2009. Perilaku Konsumen Rumah Tangga Dalam Pembelian Buah di Kota Bandar Lampung. Skripsi Fakultas Pertanian, Unila. Lampung.

Setianingsih, A.F. 1999. Analisis Perilaku konsumen Jeruk Bali. Skripsi Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Simamora, B. 2008. Paduan Riset Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

(51)

Singarimbun, M. Dan Sofian E. 1989. Metodologi Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta.

Sudarman, A. 1989.Teori Ekonomi Mikro. BFE . Yogyakarta.

Sumarwan, V. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Gahlia Indonesia. Jakarta.

Suryani, T. 2008. Perilaku Konsumen. Graha Ilmu. Surabaya.

(52)

Lampiran 1a. Jumlah Permintaan dan Penjualan Buah Naga Putih Di Hypermart Sun Plaza Tahun 2010

BULAN Permintaan ke Distributor (Kg) Penjualan oleh Distributor (Kg)

JANUARI 93 86

Lampiran 1b. Jumlah Permintaan dan Penjualan Buah Naga Merah Di Hypermart Sun Plaza Tahun 2010

BULAN Permintaan ke Distributor (Kg) Penjualan oleh Distributor (Kg)

(53)

Lampiran 2a. Penjualan dan Pembelian Buah Naga Putih Di Hypermart Sun Plaza Tahun 2010

Lampiran 2b. Penjualan dan Pembelian Buah Naga Merah Di Hypermart Sun Plaza Tahun 2010

(54)

Lampiran 3. Buah Naga yang tersedia untuk di Jual (Kg)

BULAN PEMBELIAN STOK PERSEDIAAN PENJUALAN

JANUARI 86 72

FEBRUARI 96 14 110 64

MARET 58 46 104 40

APRIL 66 58 124 52

MEI 83 66 149 76

JUNI 75 73 148 50

JULI 66 75 141 39

AGUSTUS 82 66 148 58

SEPTEMBER 108 82 190 71

OKTOBER 82 119 201 121

NOVEMBER 9 80 89 62

DESEMBER 56 27 83 75

(55)
(56)

Lampiran 5. Faktor Perilaku Konsumen Buah Naga

Sampel Konsumsi Pendapatan (ribuan Rp)

Keluarga (orang)

Usia

(tahun) Motivasi Persepsi Pendidikan

(57)

Lampiran 6. Nilai Motivasi Konsumen

Sampel Harga Mahal Susah Dicari Tidak Enak lainnya Jumlah Nilai Motivasi

(58)

Lampiran 7. Nilai Persepsi Konsumen

Sampel Enak Obat/kesehatan Buah penyegar Jus Jumlah Skor

(59)

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 39 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 39 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 39 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of

cases.

Dependent Variable

Encoding

Original

Value Internal Value

0 0

1 1

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

b. Constant is included in the model.

(60)

Iteration Historya,b,c,d

b. Constant is included in the model.

d. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by

less than .001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 30.842 5 .000

Block 30.842 5 .000

Model 30.842 5 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 20.078a .547 .750

a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter

estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

(61)

Classification Tablea

Observed

Predicted

Konsumsi Percentage

Correct

0 1

Step 1 Konsumsi 0 12 2 85.7

1 1 24 96.0

Overall Percentage 92.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a X1 .002 .001 3.904 1 .048 1.002

X2 .151 .485 .098 1 .755 1.163

X3 .076 .054 1.996 1 .158 1.079

X4 2.669 .914 8.529 1 .003 14.429

X5 -.258 .286 .810 1 .368 .773

Constant -10.592 5.854 3.273 1 .070 .000

a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5.

Correlation Matrix

Constant X1 X2 X3 X4 X5

Step 1 Constant 1.000 -.333 -.176 -.622 -.639 -.441

X1 -.333 1.000 -.266 .468 .270 -.413

X2 -.176 -.266 1.000 -.063 .315 -.084

X3 -.622 .468 -.063 1.000 .427 -.133

X4 -.639 .270 .315 .427 1.000 -.134

(62)

Casewise Listb

Case Selected Statusa

Observed

Predicted Predicted Group

Temporary Variable

Konsumsi Resid ZResid

34 S 1** .071 0 .929 3.613

36 S 0** .842 1 -.842 -2.309

a. S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassified cases.

Gambar

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Buah Naga Nutrisi
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 2. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan, Tahun 2009
Tabel 3. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kota Medan, Tahun 2009
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui efek sitotoksik ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan kulit buah naga putih (Hylocereus undatus) terhadap

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui efek sitotoksik ekstrak kulit buah naga merah ( Hylocereus polyrhizus ) dan kulit buah naga putih ( Hylocereus

Metode analisis data yang digunakan untuk melihat pengaruh variabel kinerja, estetika, dan kualitas yang dipersepsikan terhadap loyalitas merek pada konsumen Hymermart Sun

Buah naga dengan berat 0.65 kg yang dikemas menggunakan stretch film pada wadah styrofoam berukuran 12 cm x 18 cm masih dapat diterima konsumen hingga hari ke-25 pada suhu

Tujuan dari perencanaan penanganan panen dan pascapanen adalah menentukan tahapan pekerjaan panen agar berjalan baik sehingga didapatkan buah buah naga dengan mutu yang optimum

Dari hasil pengamatan diatas, dapat dilihat bahwa pemberian berbagai konsentrasi BAP (benzyl amino purin) mempengaruhi persentase tumbuh eksplan buah naga karena

Identifikasi zat besi (Fe) dalam sampel buah naga secara kwalitatif dilakukan dengan dua cara, yang pertama dari abu untuk menentukan adanya Fe 2+ yaitu dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui atribut buah naga yang menjadi preferensi konsumen didalam membeli buah naga di pasar Keputran Utara, (2)