PENENTUAN KADAR NITROGEN TOTAL DAN KADAR
AMONIAK PADA LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT
TUGAS AKHIR
Oleh:
NIM. 062401054
JATU WAHYUNI
DEPARTEMEN KIMIA
PROGRAM D-3 KIMIA ANALIS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir Dan Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Ahli Madya
NIM. 062401054
JATU WAHYUNI
DEPARTEMEN KIMIA
PROGRAM D-3 KIMIA ANALIS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Judul : PENENTUAN KADAR NITROGEN TOTAL DAN KADAR AMONIAK PADA LIMBAH CAIR
KELAPA SAWIT
Kategori : KARYA ILMIAH
Nama : JATU WAHYUNI
Nomor Induk Mahasiswa : 062401054
Program Studi : DIPLOMA (D3) KIMIA ANALIS Departemen : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui di Medan, Juni 2009
Disetujui oleh
Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua, Dosen Pembimbing
(Dr. Rumondang Bulan, MS) (Drs.Firman Sebayang,MS NIP. 131 459 466 NIP. 131 459 468
PERNYATAAN
PENENTUAN KADAR NITROGEN TOTAL DAN KADAR AMONIAK PADA LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Mei 2009
062401054
PENGHARGAAN
Tiada kata yang pantas untuk diucapkan selain kata puji dan syukur kehadirat
Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini dengan baik. Karya ilmiah ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi D-3 Kimia
Analis di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas sumatera
Utara.
Kemudian rasa terima kasih yang tidak terhingga Penulis persembahkan
Kepada Ayahanda Tercinta Endang Prawira dan Ibunda Tersayang Siti
Rohmah, beserta adik Tersayang Rendi Arista, Anisa Amelia Putri dan Abang
Tersayang Ahmad Khuzairy serta seluruh anggota keluarga yang telah
memberikan bantuan materil, moril, dorongan, dukungan dan do’a yang menjadi
motivasi bagi Penulis untuk segera menyelesaikan karya ilmiah ini.
Dalam proses penulisan karya ilmiah ini, penulis menemukan permasalahan
dan kesulitan, sehingga melibatkan berbagai pihak untuk memberikan saran dan
bimbingan serta bantuan sampai dengan penyelesaian karya ilmiah ini. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan
pengarahan kepada:
1. Bapak Drs.Firman Sebayang, MS selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan sehingga selesainya karya ilmiah ini.
2. Ibu Dr.Rumondang Bulan, MS selaku Ketua Jurusan Program D-3 Kimia
Analis.
3. Bapak-ibu staf pengajar serta pegawai Departemen FMIPA USU yang telah
membimbing selama di bangku perkuliahan.
4. Pimpinan, Staf, dan Karyawan UPT.BAPEDALDASU (Badan pengendalian
Dampak Lingkungan Daerah Sumatera Utara) yang telah memberikan tempat
untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan dan telah meluangkan waktu dan
pikirannya kepada kami selama PKL dan saat hendak menyelesaikan karya
ilmiah ini.
5. Seluruh rekan mahasiswa Kimia Analis 2006, terutama buat teman sepatner
dalam melakukan PKL (Titis, Margareth, dan Dini) terimakasih atas semua
6. Dan semua pihak yang tidak sempat tertulis disini satu-persatu yang juga telah
banyak membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah
ini semoga Allah SWT akan membalasnya.
Penulis meyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun penyajiannya. Untuk itu jika ada kritik dan saran yang sifatnya
membangun penulis akan mengucapkan banyak terima kasih.
Akhir kata, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya dan bagi penulis khususnya.
Medan, Juni 2009
Penulis
ABSTRAK
Limbah cair kelapa sawit merupakan hasil dari pengolahan kelapa sawit
menjadi minyak. Dalam limbah cair kelapa sawit mengandung total nitrogen dan
amoniak yang berbahaya apabila melewati batas standar yang telah ditetapkan
sehingga dapat mencemari badan air dan lingkungan.
Untuk menentukan kadar nitrogen total dan amoniak dalam limbah cair kelapa
sawit, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Sumatera Utara
menggunakan alat spektrofotometer UV-Visible 1601. Dari percobaan ini didapatkan
kadar nitrogen total 3,65 mg/l dan kadar amoniak 0,35 mg/l. Dalam hal ini berarti
kadar nitrogen total dan amoniak limbah kelapa sawit tidak melebihi standart yang
ABSTRACT
Liquid waste of Coconut sawit represent the result from processing of coconut
sawit become the oil. In liquid waste of coconut sawit contain total [of] dangerous
ammonia and nitrogen if melewati of standard boundary which have been specified so
that can contaminate the body irrigate and environmental.
To determine the total nitrogen rate and ammonia in liquid waste of coconut
sawit, Environmental Impact Operation Body [of] Area [of] North Sumatra use the
spectrophotometer appliance. From this attempt [is] got [by] a total nitrogen rate 3,65
mg / l and ammonia rate 0,35 mg / l. In this case mean the total nitrogen rate and
ammonia of waste of coconut sawit [do] not exceed the standart which have been
DAFTAR ISI
1.2. Permasalahan 2
1.3. Tujuan Penulisan 2
1.4. Manfaat Penulisan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Limbah 3
2.2 Analisa Sifat-Sifat Air Limbah 4
2.3 Minyak dan Lemak 5
2.4 Pengolahan Limbah Kelapa Sawit 6
2.5 Karakteristik Limbah Kelapa Sawit 7
2.6 Pengendalian Limbah Cair Kelapa Sawit 7
2.7 Pengolahan Limbah Cair 9
2.8 Instrumentasi Spektrophotometer 10
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat 13
3.2 Bahan 14
3.3 Prosedur Percobaan 14
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan 16
4.2 Perhitungan 16
4.3 Pembahasan 18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 19
5.2 Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
ABSTRAK
Limbah cair kelapa sawit merupakan hasil dari pengolahan kelapa sawit
menjadi minyak. Dalam limbah cair kelapa sawit mengandung total nitrogen dan
amoniak yang berbahaya apabila melewati batas standar yang telah ditetapkan
sehingga dapat mencemari badan air dan lingkungan.
Untuk menentukan kadar nitrogen total dan amoniak dalam limbah cair kelapa
sawit, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Sumatera Utara
menggunakan alat spektrofotometer UV-Visible 1601. Dari percobaan ini didapatkan
kadar nitrogen total 3,65 mg/l dan kadar amoniak 0,35 mg/l. Dalam hal ini berarti
kadar nitrogen total dan amoniak limbah kelapa sawit tidak melebihi standart yang
ABSTRACT
Liquid waste of Coconut sawit represent the result from processing of coconut
sawit become the oil. In liquid waste of coconut sawit contain total [of] dangerous
ammonia and nitrogen if melewati of standard boundary which have been specified so
that can contaminate the body irrigate and environmental.
To determine the total nitrogen rate and ammonia in liquid waste of coconut
sawit, Environmental Impact Operation Body [of] Area [of] North Sumatra use the
spectrophotometer appliance. From this attempt [is] got [by] a total nitrogen rate 3,65
mg / l and ammonia rate 0,35 mg / l. In this case mean the total nitrogen rate and
ammonia of waste of coconut sawit [do] not exceed the standart which have been
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Limbah industri kelapa sawit merupakan hasil dari pengolahan kelapa sawit
menjadi minyak. Limbah ini bersifat asam dengan pH 4.1, memiliki kadar air 95%,
4,5% padatan dalam bentuk terlarut/ tersuspensi, 0.5-1% sisa minyak dan lemak
emulsi. Temperatur yang tinggi dihasilkan dari proses kondensasi berkisar antara 60
-80oC.
Limbah ini bersifat nontoksik karena tidak menggunakan bahan kimia dalam
proses ekstraksi minyak.
Limbah cair industri kelapa sawit mengandung bahan organik yang tinggi
sehingga potensial mencemari air tanah dan badan air.
Apabila limbah tidak diolah terlebih dahulu maka akan mencemari badan air
dan lingkungan. Bahan-bahan padatan akan mengendap di sungai dan menutupi sinar
matahari untuk masuk hingga ke dasar sungai, sehingga akan membunuh tumbuhan
atau hewan air. Selain itu juga menyebabkan kapasitas tampung badan air berkurang
karena adanya endapan dari limbah minyak kelapa sawit.
Karakteristik nitrogen yang terukur pada tabel karakteristik adalah NH4.N
dengan konsentrasi 13 mg/l, sedangkan baku mutu limbah cair adalah total nitrogen
50 mg/l yang terdiri dari jumlah nitrogen organik, Amonia total, NO3, NO2.. Nilai
NH4.N masih dibawah baku mutu standar sehingga bukan merupakan hal yang
penting.
Dengan metode spektrofotometri, contoh menyerap radiasi (pemancaran),
elektromagnetis, dimana pada panjang gelombang tertentu dapat terlihat. Pengukuran
absorbansi atau transmitansi dalam spektroskopis ultra violet dan sinar tampak
digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.
Dengan mengatur kondisi alat selama operasi maka kandungan total nitrogen
dan kandungan amoniak dalam limbah cair kelapa sawit, dapat diketahui dari garis
1.2. Permasalahan
Berapakah kadar nitrogen total dan kadar amoniak dalam limbah cair kelapa
sawit dengan menggunakan alat spektrofotometer.
1.3. Tujuan
Untuk menentukan kandungan nitrogen total dan untuk menentukan
kandungan amoniak dalam limbah cair kelapa sawit dengan menggunakan alat
spektrofotometer.
1.4. Manfaat
Sebagai informasi mengenai kandungan nitrogen total dan kandungan amoniak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air Limbah
Sesuai dengan sumber asalnya, maka air limbah mempunyai komposisi yang
sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat. Akan tetapi secara garis besar
zat-zat yang terdapat dalam air limbah dapat dikelompokkan seperti pada skema berikut
ini:
Protein (65%) Butiran
Karbohidrat (25%) Garam
Lemak (10%) Metal
Gambar 1.1. Skema pengelompokkan bahan yang terkandung di dalam air limbah.
2.2. Analisis Sifat-Sifat Air Limbah
Sifat-sifat air limbah dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar diantaranya :
1. Sifat Fisik
Air Limbah
Air (99,9%)
Bahan Padat (0,1%)
2. Sifat Kimia
3. Sifat Biologi
2.2.1. Sifat Fisik Air Limbah
Penentuan derajat kekotoran air limbah sangat dipengaruhi oleh adanya sifat
fisik yang terlihat. Adapun sifat fisik yang penting adalah kandungan zat padat
sebagai efek estetika dan kejernihan serta bau dan warna dan juga temperatur.
2.2.2. Sifat Kimia Air Limbah
Kandungan bahan kimia yang ada di dalam air limbah dapat merugikan
lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat menghabiskan oksigen
dalam limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan
air bersih. Selain itu akan lebih berbahaya apabila bahan tersebut merupakan bahan
yang beracun. Adapun bahan kimia yang penting didalam air limbah pada umumnya
dapat diklasifikasikan yaitu bahan organik dan bahan anorganik.
2.2.3. Sifat Biologi Air Limbah
Pemeriksaan biologi didalam air dan air limbah untuk memisahkan apakah ada
bakteri-bakteri patogen berada dalam air limbah. Keterangan biologis diperlukan
untuk mengukur kualitas air terutama bagi air yang dipergunakan sebagai air minum
serta untuk keperluan kolam renang. Selain itu untuk menaksir tingkat kekotoran air
limbah sebelum dibuang ke badan air.
(Sugiharto,1987)
2.3. Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukkan kedalam kelompok
didalam air dapat berasal dari berbagai sumber diantaranya karena pembersihan dan
pencucian kapal-kapal di laut, adanya pengeboran minyak di dekat laut atau ditengah
laut, terjadinya kebocoran kapal pengangkut minyak, dan sumber-sumber lainnya
misalnya dari buangan pabrik,seperti pabrik kelapa sawit dan pabrik industri lainnya.
Minyak tidak larut di dalam air, oleh karena itu jika air tercemar oleh minyak
maka minyak tersebut akan tetap mengapung, kecuali jika terdampar ke pantai atau
tanah disekeliling sungai. Tetapi ternyata tidak demikian halnya. Semua jenis minyak
mengandung senyawa-senyawa volatile yang segera dapat menguap. Ternyata setelah
beberapa hari sebanyak 25% dari volume minyak akan hilang karena menguap. Sisa
minyak yang tidak menguap akan mengalami emulsifikasi yang mengakibatkan air
dan minyak dapat bercampur.
Ada dua macam emulsi yang terbentuk antara minyak dengan air, yaitu emulsi
minyak dalam air dan emulsi air dalam minyak. Sebagian besar emulsi minyak
tersebut kemudian akan mengalami degradasi melalui fotooksidasi spontan dan
oksidasi oleh mikroorganisme. Mikroorganisme merupakan organisme yang paling
berperan dalam dekomposisi minyak di laut.
Pencemaran air oleh minyak sangat merugikan karena dapat menimbulkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Adanya minyak menyebabkan penetrasi sinar ke dalam air berkurang.
Ternyata intensitas sinar sedalam 2 meter dari permukaan air yang
mengandung minyak adalah 90% lebih rendah daripada intensitas sinar pada
kedalaman yang sama di dalam air bening.
2. Konsentrasi oksigen terlarut menurun dengan adanya minyak karena lapisan
3. Adanya lapisaan minyak pada permukaan air akan mengganggu kehidupan
burung air karena burung-burung yang berenang dan menyelam bulu-bulunya
akan ditutupi oleh minyak sehingga menjadi lekat satu sama lain, akibatnya
kemampuannya untuk terbang juga menurun.
4. Penetrasi sinar dan oksigen yang menurun dengan adanya minyak dapat
mengganggu kehidupan tanaman-tanaman laut, termasuk ganggang dan liken.
Beberapa komponen yang menyusun minyak juga diketahui bersifat racun terhadap
berbagai hewan maupun manusia, tergantung dari struktur dan berat
molekulnya.(Fardiaz, S,1992)
2.4. Pengolahan Limbah Kelapa Sawit
Tandan buah sawit yang diolah dipabrik akan menghasilkan minyak sawit, inti
sawit, cangkang, serat dan tandan kosong. Dalam proses pengolahan terdapat bahan
yang tidak termanfaatkan seperti tandan kosong dan air buangan pabrik. Karena
kapasitas pabrik yang cukup besar yaitu antara 10 s/d 60 ton TBS/jam maka bahan
buangan tersebut dapat mempengaruhi lingkungan biotik dan abiotik.
Perkembangan areal perkebunan kelapa sawit yang diikuti dengan
pembangunan pabrik yang cukup pesat akan mempengaruhi lingkungan sekitar
terutama lingkungan badan penerima limbah. Untuk mengurangi dampak negatif
pabrik pengolahan kelapa sawit, maka pengendalian limbah pabrik kelapa sawit harus
dilakukan dengan baik. Pengendalian limbah pabrik kelapa sawit dapat dilakukan
dengan cara pemanfaatan, pengurangan volume limbah dan pengawasan mutu limbah.
2.5. Karakteristik Limbah Kelapa Sawit
2.5.1. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan kelapa sawit ialah
tandan kosong, serat dan tempurung.
2.5.2. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan pabrik pengolah kelapa sawit ialah air drap, air
kondensat, air cucian pabrik, air hidrocyclone atau claybath dan sebagainya. Jumlah
air buangan tergantung pada system pengolahan, kapasitas olah dan keadaan peralatan
klarifikasi.
2.6. Pengendalian Limbah Cair Kelapa Sawit
Untuk mengendalikan limbah cair kelapa sawit maka pemerintah menetapkan
standart baku mutu air limbah, yang terbuat dari beberapa parameter. Diantaranya
adalah Total Nitrogen dan NH3-N (amoniak). Dimana batas maksimum dari total
nitrogen yaitu 50 mg/l dan NH3-N (amoniak) adalah 20 mg/l.
2.6.1. Kandungan NH3-N (Amonia)
Semakin tinggi kandungan NH3-N dalam cairan limbah, ini akan
menyebabkan keracunan pada biota. Oleh sebab itu parameter ini tercantum pada
spesifikasi mutu limbah. Dalam hal ini aktifitas mikroba terhambat untuk proses
oksidasi pada kondisi aerobik. Minyak tersebut dapat dihilangkan saat proses
netralisasi dengan penambahan NaOH dan membentuk sabun atau “scum” pada
permukaan limbah. (Naibaho,P.M.,1998)
produksi urea, industri bahan kimia (asam nitrat, amonium fosfat, amonium nitrat, dan
amonium sulfat), serta industri bubur kertas dan kertas (pulp dan paper). Sumber
amonia di perairan adalah pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen
anorganik yang terdapat di dalam tanah dan air, yang berasal dari dekomposisi bahan
organik (tumbuhan dan biota akuatik yang telah mati) oleh mikroba dan jamur. Proses
ini dikenal dengan istilah amonifikasi, ditunjukkan dalam persamaan reaksi dibawah
ini.
N organik + O2→ NH3 – N + O2→ NO2 – N + O2→ NO3 – N amonifikasi nitrifikasi
Amonia yang terukur diperairan berupa amonia total (NH3 dan NH4+). Amonia
bebas tidak dapat terionisasi, sedangkan amonium (NH4+) dapat terionisasi. Persentase
amonia bebas meningkat dengan meningkatnya nilai pH dan suhu perairan. Pada pH 7
atau kurang, sebagian besar amonia akan mengalami ionisasi. Sebaiknya, pada pH
lebih besar dari 7, amonia tak terionisasi yang bersifat toksik terdapat dalam jumlah
yang lebih banyak.
2.6.2. Kandungan Total Nitrogen
Nitrogen dan senyawanya tersebar secara luas dalam biosfer. Lapisan atmosfer
bumi mengandung sekitar 78% gas nitrogen. Bebatuan juga mengandung nitrogen.
Pada tumbuhan dan hewan, senyawa nitrogen ditemukan sebagai penyusun protein
dan klorofil.
Meskipun ditemukan dalam jumlah yang melimpah dilapisan atmosfer, akan
tetapi nitrogen tidak dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup secara langsung.
Nitrogen harus mengalami fiksasi terlebih dahulu menjadi NH3, NH4, dan NO3.
Meskipun beberapa organisme akuatik dapat memanfaatkan nitrogen dalam
gas. Di perairan, nitrogen berupa nitrogen anorganik dan organik. Nitrogen anorganik
terdiri atas amonia(NH3), amonium(NH4), nitrit(NO2), nitrat(NO3), dan molekul
nitrogen (N2) dalam bentuk gas. Nitrogen organik berupa protein, asam amino, dan
urea. Tranformasi nitrogen dapat melibatkan ataupun tidak melibatkan makrobiologi
dan mikrobiologi.
Nitrogen total adalah gambaran nitrogen dalam bentuk organik dan amonia
pada air limbah. Nitrogen total adalah penjumlahan dari nitrogen anorganik yang
berupa N-NO3 , N-NO2, dan N-NH3, yang bersifat larut; dan nitrogen organik
yang berupa partikulat yang tidak larut dalam air.
N Total = (A x 0,23) + (B x 0,30) + (C x 0,89) + D
Keterangan : A = NO3 C = NH4+
B = NO2 D = N organik
(Effendi,H.,2003)
2.7. Pengolahan Limbah Cair
Bilamana semua limbah sudah masuk kedalam bak atau kolam penampung
akhir, limbah kemudian diolah melalui tiga tingkat penjernihan. Tingkat penjernihan
ini bergantung pada tipe pengolahan dan derajat kekotoran limbah tersebut. Tiga
tingkat pengolahan limbah berdasarkan derajat kekotorannya diklasifikasikan sebagai
berikut.
a. Pengolahan limbah primer : pengolahan limbah secara mekanik dengan
jalan menyaring kotoran kasar, seperti penggunaan batu, potongan kayu
b. Pengolahan limbah sekunder : pengolahan limbah yang melibatkan
proses biologik dengan menambahkan bakteri aerobik sebagai tahap
pertama untuk mendegredasi limbah organik. Proses ini dapat
menghilangkan 90% limbah organik yang mengkonsumsi oksigen. Bakteri
aerobik mendegredasi limbah melalui saluran tangki yang besar dan telah
diisi batuan kecil yang dilapisi oleh bakteri dan protozoa.
(Darmono.,2001)
2.8. Instrumentasi Spektrofotometer UV-Visible
Sistem Optik
Pada umumnya konfigurasi dasar setiap spektrofotometer UV-Visible berupa
susunan peralatan optic yang terkonstruksi sebagai berikut :
SR → M → SK → D → A → VD
Gambar : Susunan sistem optik spektrofotometer UV-Visibel
Keterangan :
Setiap bagian dari peralatan optic dari spektrofotometer UV-Visibel
ketelitian dan ketepatan yang optimal sehingga akan diperoleh hasil pengukuran yang
tinggi tingkat keteltian dan ketepatannya.
Dilihat dari sistem optik, spektrofotometer dapat digolongkan dalam 3 macam
yaitu :
1. Sistem optik radiasi berkas tunggal (single beam)
2. Sistem optic radiasi berkas ganda (double beam)
3. Sistem optic radiasi berkas terpisah (splitter beam)
A. Sumber Radiasi
Beberapa macam sumber radiasi yang dipakai pada spektrofotometer
UV-Visible adalah lampu dueterum, lampu tungsten, dan lampu merkuri.
B. Monokromator
Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi dari sumber radiasi yang
memancarkan radiasi polikromatis monokromator pada spektrofotometer UV-Visible
biasanya terdiri dari : celah (slitt), masuk – filter – prisma – kisi (grating) – celah
keluar.
C. Celah (Slitt)
Celah monokromator adalah bagian yang pertama dan terakhir dari suatu
sistem optik monokromator pada spektrofotometer UV-Visible. Celah dibuat dari
logam yang kedua ujungnya diasah dengan cermat sehingga sama. Lebar celah masuk
dan celah keluar harus sama, yang dapat diatur dengan memutar tombol mekanik atau
diatur dengan sistem elektronik.
D. Filter Optik
dengan berbagai macam panjang gelombang. Filter optik berfungsi untuk menyerap
warna komplementer sehingga cahaya tampak yang diteruskan merupakan cahaya
yang berwarna sesuai dengan warna filter optik yang di pakai.
E. Prisma dan Kisi (Grating)
Prisma dan kisi merupakan bagian monokromator yang gerpenting. Prisma dan
kisi pada prinsipnya mendispersi radiasi elektromagnetik sebesar mungkin supaya
didapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.
F. Sel atau Kuvet
Kuvet atau sel merupakan wadah contoh yang akan dianalisa ditinjau dari
pemakaiannya kuvet ada dua macam, yaitu kuvet yang permanent terbuat dari bahan
gelas atau leburan silika dan kuvet disposibel untuk satu kali pemakaian yang terbuat
dari teflon atau plastik.
G. Detektor
Detektor merupakan salah satu bagian spektrofotometer UV-Visibel yang
penting. Oleh sebab itu kualitas detektor akan menentukan kualitas spektrofotometer
UV-Visible. Fungsi detektor di dalam spektrofotometer adalah mengubah sinyal
radiasi yang diterima menjadi sinyal elektronik.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat
3.1.1. Alat untuk uji Nitrogen Total ( N-Total )
- Botol Duran.
- Erlenmeyer
- Beaker glass
- Waterbath
- Neraca
- Pipet tetes
- Gelas ukur
- Autoclaf
- Gelas arloji
- Spatula
- Pipet Volum
- Tissue
- Bola karet
- Kertas label
3.1.2. Alat untuk uji Amoniak (NH3-)
- Spektrophotometer DR/2010
- Kuvet
3.2.2. Bahan untuk uji Nitrogen Total ( N-Total )
- NaOH
- HCl (1+16)
- K2S2O8
- Aquadest
- Sampel limbah cair kelapa sawit
3.2.3. Bahan untuk uji Amoniak (NH3-)
- Ammonia Salicylate
- Ammonia Cyanurate
- Aquadest
- Sampel limbah cair kelapa sawit
3.3. Prosedur percobaan
3.3.1. Prosedur Percobaan Untuk Uji Nitrogen Total ( N-Total ) Dalam Air
Limbah Cair Kelapa Sawit Dengan Metode Spektrophotometri UV-
Visible
- Ambil 50 ml sampel masukkan kedalam botol tahan panas berkapasitas
- Tambahkan larutan 10 ml NaOH – K2S2O8 , segera tutup botol dan kocok
larutan.
- Panaskan di dalam otoklaf selama 30 menit pada suhu 120o C.
- Setelah 30 menit tunggu sampai suhunya turun, lalu angkat sampel dan
biarkan dingin.
- Setelah dingin ambil 25 ml larutan, masukkan kedalam beaker 50 ml.
- Tambahkan ± 15 ml HCl (1+16), atur pH menjadi 2-3.
- Lalu larutan uji diukur dengan alat spektrofotometer dengan panjang
gelombang 220 nm.
- Catat hasil absorbansinya.
3.3.2. Prosedur Percobaan Untuk Uji Amoniak (NH3-) Dalam Limbah Cair
Kelapa Sawit Dengan Metode Spektrophotometri
- Hidupkan alat, masukkan program untuk analisa amonia dengan menekan
385
- Atur panjang gelombang sampai menunjukkan angka 655 nm
- Masukkan sampel 10 ml ke dalam kuvet 10 ml
- Tambahkan reagen ammonia salicylate, tekan SHIFT+TIMER, biarkan
selama 3 menit sambil dihomogenkan
- Tambahkan reagen Ammonia Cyanurate, tekan SHIFT+TIMER, biarkan
selama 10 menit. homogenkan
- Masukkan blanko dan sampel secara bergantian
- Tekan ZERO untuk blanko, dan READ untuk sampel
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Percobaan
4.1.1. Hasil Analisa Untuk Nitrogen Total ( N-Total )
Kode sampel Hasil UV-Vis Pengenceran Kadar N – Total (mg/L)
Sampel 1 3,6544 500 X 2192,64
Sampel 2 0,9351 400 X 448,848
Sampel 3 4,1370 500 X 2482,2
4.1.2. Hasil Analisa Untuk Amoniak (NH3-)
Sampel Hasil ( mg/L )
Sampel 1 0,04
Sampel 2 0,09
Sampel 3 0,09
4.2. Perhitungan
Untuk uji Nitrogen Total ( N-Total ) digunakan pengenceran, karena sampel
yang digunakan sangat pekat. Sehingga Faktor Pengenceran juga mempengaruhi nilai
N-Total dimana :
N-Total = Hasil UV-Vis x Fp x 1,2
Contoh sampel 1 :
= 2192,64 mg/l
Contoh sampel 2 :
N-total = 0,9351 x 400 x 1,2
= 448,848 mg/l
Contoh sampel 3 :
N-total = 4,1370 x 500 x 1,2
= 2482,2 mg/l
Dimana : Fp : Faktor Pengenceran
1,2 : Nilai ketetapan untuk N-total
Sedangkan untuk uji Amoniak (NH3-), tidak menggunakan perhitungan, karena
dalam percobaan ini langsung menggunakan pembacaan nilai absorbansi yang tertera
pada alat spektrofotometer yang ditentukan dari garis kalibrasi dalam satuan mg/l.
4.3. Pembahasan
Nitrogen dalam air dapat berada dalam berbagai bentuk : nitrit,nitrat amonia
atau N yang terikat oleh bahan organik atau anorganik. Nitrit dan nitrat merupakan
bentuk Nitrogen teroksidasi dengan tingkat oksidasi +3 dan+5. Nitrit basa tidak
bertahan lama sedangkan nitrat adalah bentuk senyawa yang stabil.Nitrat berasal dari
buangan pertanian, pupuk, kotoran hewan dan manusia.Keberadaan nitrit dalam
jumlah tertentu dapat membahayakan kesehatan karena dapat bereaksi dengan
hemoglobin dalam darah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen lagi.
kematian ikan. Keberadaan N-Total dalam air dapat dipakai sebagai indikator untuk
mengetahui berapa besar hilangnya pupuk, terutama pupuk buatan seperti urea.
Gas ammonia dihasilkan pabrik, eksplorasi minyak dan pupuk. Gas ini
berbahaya bagi pemanfaatan dan baunya sangat merangsang. Pada konsentrasi 25 %
mudah meledak
Semakin tinggi kandungan NH3-N dalam cairan limbah, ini akan
menyebabkan keracunan pada biota. Oleh sebab itu parameter ini tercantum pada
spesifikasi mutu limbah yang sesuai dengan standart yang telah ditetapkan
pemerintah. Amonia banyak digunakan dalam proses produksi urea, industri bahan
kimia (asam nitrat, amonium fosfat, amonium nitrat, dan amonium sulfat), serta
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari analisa yang dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer
UV-Visibel, diperoleh kadar N-Total dari sampel 1 adalah 2192,64 mg/l, sampel 2 adalah
448,848 mg/l, dan pada sampel 3 adalah 2482,2 mg/l. Sedangkan kadar amoniak
diperoleh dari sampel 1 adalah 0,04 mg/l, sampel 2 adalah 0,09 mg/l, dan sampel 3
adalah 0,09 mg/l. Hal ini membuktikan bahwa kandungan N-Total telah melebihi
baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah dan kandungan amoniak telah sesuai
dengan standart yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
5.2. Saran
Sampel yang terlalu pekat sebaiknya dilakukan pengenceran terlebih dahulu
agar tidak mengganggu proses analisa, dan sampel yang kotor juga sebaiknya disaring
terlebih dahulu dengan saringan kasar yang terbuat dari glass-fiber dan selanjutnya
disaring kembali dengan filter membrane karena apabila masih ada zat pengotor hasil
DAFTAR PUSTAKA
Darmono.,(2001), ”Lingkungan Hidup dan Pencemaran”, Penerbit Universitas
Indonesia Press, Jakarta, hal. 57-59.
Effendi,H.,(2003), ”Telaah Kualitas Air”, Penerbit Kanisius, Yogyakarta,
hal.145-146,148-149,157.
Fardiaz,S.,(1992), ”Polusi Air dan Udara”, Penerbit Kanisius, Yogyakarta,
hal. 29-30.
Mulja,M.,(1995),”Analisis Instrumental”, Penerbit Airlangga University Press,
Surabaya, hal. 48-49,51-54.
Naibaho,P.M.,(1998), ”Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit”, Pusat Penelitian
Kelapa Sawit, Medan, hal. 129-131,142-144.
Sugiharto.,(1987), ”Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah”, Penerbit Universitas
LAMPIRAN B. IV : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR : KEP-51/MENLH/10/1995
TENTANG : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI
TANGGAL : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI MINYAK SAWIT
PARAMETER KADAR MAKSIMUM
(mg/l)
1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada table di atas dinyatakan dalam
milligram parameter per Liter air limbah.
2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada table di atas