PENGARUH INDEKS SAHAM NIKKEI 225, HANGSENG 43,
KOSPI 200, HARGA EMAS DUNIA, HARGA MINYAK
DUNIA DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS
HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)
TAHUN 2005 - 2010
TESIS
Oleh
EMILIA LESTARI
087017092/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
SE K O L
A
H
P A
S C
A S A R JA N
PENGARUH INDEKS SAHAM NIKKEI 225, HANGSENG 43,
KOSPI 200, HARGA EMAS DUNIA, HARGA MINYAK
DUNIA DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS
HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)
TAHUN 2005 - 2010
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
EMILIA LESTARI
087017092/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PENGARUH INDEKS HARGA SAHAM NIKKEI 225, HANGSENG 43, KOSPI 200, HARGA EMAS DUNIA, HARGA MINYAK DUNIA DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) TAHUN 2005 - 2010
Nama Mahasiswa : Emilia Lestari Nomor Pokok : 087017092 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak Ketua Anggota
)
Ketua Program Studi Direktur
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)
Telah diuji pada
Tanggal : 23 Desember 2011
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Anggota : 1. Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak
2. Drs. Rasdianto, M.Si, Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :
“Pengaruh Indeks Harga Saham Nikkei 225, Hangseng 43, Kospi 200, Harga Emas
Dunia, Harga Minyak Dunia dan Kurs Rupiah terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) Tahun 2005 - 2010”.
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
secara benar dan jelas.
Medan, 23 Desember 2011
Yang membuat pernyataan,
PENGARUH INDEKS SAHAM NIKKEI 225, HANGSENG 43, KOSPI 200, HARGA EMAS DUNIA, HARGA MINYAK
DUNIA DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)
TAHUN 2005 – 2010
ABSTRAK
Tujuan Penelitian untuk mengetahui bagaimana untuk mengetahui pengaruh indeks saham Nikkei (NKY 225), indeks saham Hangseng (HSI 43), dan indeks saham Kospi (KOSPI 200), harga emas dunia, harga minyak dunia dan kurs rupiah terhadap indeks saham gabungan (IHSG) secara simultan dan parsial.
Populasi dalam penelitian ini adalah harga saham regional dari Negara Jepang, Hongkong, Korea, harga emas dunia, harga minyak dunia beserta kurs rupiah sebanyak 72 populasi dan sekaligus sebagai sampel pada penelitian ini. Sampel dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Secara simultan variabel saham Nikkei,
Hangseng, Kospi, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Secara parsial hanya varibel Harga Minyak yang tidak berpengaruh signifikan dengan Indeks Harga Saham Gabungan. Hasil penelitian ini tidak dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang direplikasi dari Darmawan (2009) karena perbedaan variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Hasil penelitian terdahulu menunjukan hanya variabel saham Nikkei yang berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada masa
subrpime mortgage periode April 2007 – Maret 2008. Ada lagi yang membedakan
penelitian ini dengan replikasi penelitian terdahulu disamping variabel yang digunakan, peneliti terdahulu melakukan penelitiannya berdasarkan 3 periode di mana penelitiannya dilakukan pada masa sebelum masa subripme mortgage, ketika masa subprime mortgage, dan sesudah masa subprime mortgage.
THE INFLUENCE OF NIKKEI STOCK 225, HANGSENG 43, KOSPI 200, WORLD GOLD PRICE, WORLD OIL PRICE
AND RUPIAH ON COMPOSITE STOCK INDEX IN THE YEAR 2005 - 2010
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine how the influence of Nikkei’s stock index, Hangseng’s Stock index, Kospi’s stock index, world gold price, world oil price and rupiah on composite stock index partially and simultaneously.
The population of this research are 72 consist of stocks from Japan, Hongkong, Korea, world gold price, world oil price and rupiah which are registered in their own country. The population also become sample for this research. I use simple random sampling method as a sample and multiple linear regression analysis for analysis method.
The result of this research shows that Nikkei’s stocks, Hangseng’s stock, Kospi’s stock, world gold price and rupiah influence composite stock index simultaneously and significantly. The result of this research can not be compared with the prior research which replicated from Darmawan (2009) because the difference of independent variable that is used . The results of prior research showed only that the Nikkei stock variables influence composite stock index significantly during the period of mortgage subrpime April 2007 - March 2008. The other difference between this research and prior research is about variable used. The prior research did the research based on three period where the research was done before the subprime mortgage period, during the subprime mortgage period, and after the subprime mortgage period.
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, tulus ikhlas, penulis menyampaikan puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat dan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Indeks Saham Nikkei
225, Hangseng 43, Kospi 200, Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia dan Kurs
Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Tahun 2005 – 2010.”
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program
Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, peneliti telah banyak menerima
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc, (CTM), Sp.A (K) selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sabagai
Dosen Pembimbing utama yang telah banyak memberikan bimbingan, bantuan
dan masukan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.
4. Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan masukan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.
5. Drs. Rasdianto, MA, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak
memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.
6. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah
banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun
7. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah
banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti menyusun tesis ini.
8. Kepada kedua orang tua ku tersayang Yosril Joh dan Sudjani Sarkawi serta kedua
adikku Yose Wandy dan Yose Natasa tercinta yang telah memberikan banyak
perhatian dan dukungan penuh kepada peneliti untuk penyusunan tesis ini.
9. Buat teman-temanku tersayang Liana Fransiska, Enika Diana, Irma Herliza dan
Feni Monica atas kebersamaan selama ini dan tetap semangat.
Akhir kata penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu dan bermanfaat bagi peneliti berikutnya.
Medan, 23 Desember 2011
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Emilia Lestari
2. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 08 Agustus 1984
3. Agama : Budha
4. Orang Tua
a. Bapak : Yosril Joh
b. Ibu : Sudjani Sarkawi
5. Alamat : Jl. Prof.HM.Yamin SH I No.5 Medan
6. Pendidikan
a. SD : SD Swasta Budi Murni 3 Medan
b. SMP : SMP Swasta Budi Murni 3 Medan
c. SMU : SMU Swasta Budi Murni 1 Medan
d. Universitas : Universitas Methodist Medan
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………...… i
ABSTRACT ..………...… ii
KATA PENGANTAR ….………...… iii
RIWAYAT HIDUP ..………...… v
2.1.1. Pengertian Saham dan Jenis Saham...……… 8
2.1.2. Jenis – jenis Saham...………....……...… 9
2.1.3. Pengertian dan Aspek Pasar Modal………...…… 11
2.1.4. Pengertian Bursa Efek...…………... 15
2.1.5. Pengertian, Proses dan Resiko Investasi..…………... 24
2.2. Review Penelitian Terdahulu ..………...……… 30
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS …………...…… 31
3.1. Kerangka Konseptual………..……...… 31
BAB IV METODE PENELITIAN ..………...… 34
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 45
5.2.1.2. Uji statistik t ………...……… 60
5.2.1.3. Koefisien determinasi (R2) ………...………. 62
5.3. Pembahasan Hasil Penelitian...……… 63
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ………... 67
6.1. Kesimpulan ………...……… 67
6.2. Keterbatasan Penelitian ………... 67
6.3. Saran ………...… 68
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.2 Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping) ...………... 30
4.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………... 38
5.1 Deskriptif Statistik ………... 45
5.2 Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Transformasi ...………... 51
5.3 Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi ...……… 53
5.4 Uji Autokorelasi ...………... 55
5.5 Uji Multikolinieritas ...….………... 56
5.6 Persamaan Regresi ..……….... 57
5.7 Uji Statistik F ..………... 60
5.8 Uji Statistik t ..………... 61
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
3.1 Kerangka Konseptual ..……….. 31
5.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Dilakukan Transformasi .………. 50
5.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Dilakukan Transformasi ..……….. 52
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Daftar Harga Saham Tahun 2005-2010... 71
2 Hasil Uji SPSS Sebelum Dilakukan Transformasi ………... 73
PENGARUH INDEKS SAHAM NIKKEI 225, HANGSENG 43, KOSPI 200, HARGA EMAS DUNIA, HARGA MINYAK
DUNIA DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)
TAHUN 2005 – 2010
ABSTRAK
Tujuan Penelitian untuk mengetahui bagaimana untuk mengetahui pengaruh indeks saham Nikkei (NKY 225), indeks saham Hangseng (HSI 43), dan indeks saham Kospi (KOSPI 200), harga emas dunia, harga minyak dunia dan kurs rupiah terhadap indeks saham gabungan (IHSG) secara simultan dan parsial.
Populasi dalam penelitian ini adalah harga saham regional dari Negara Jepang, Hongkong, Korea, harga emas dunia, harga minyak dunia beserta kurs rupiah sebanyak 72 populasi dan sekaligus sebagai sampel pada penelitian ini. Sampel dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Secara simultan variabel saham Nikkei,
Hangseng, Kospi, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Secara parsial hanya varibel Harga Minyak yang tidak berpengaruh signifikan dengan Indeks Harga Saham Gabungan. Hasil penelitian ini tidak dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang direplikasi dari Darmawan (2009) karena perbedaan variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Hasil penelitian terdahulu menunjukan hanya variabel saham Nikkei yang berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada masa
subrpime mortgage periode April 2007 – Maret 2008. Ada lagi yang membedakan
penelitian ini dengan replikasi penelitian terdahulu disamping variabel yang digunakan, peneliti terdahulu melakukan penelitiannya berdasarkan 3 periode di mana penelitiannya dilakukan pada masa sebelum masa subripme mortgage, ketika masa subprime mortgage, dan sesudah masa subprime mortgage.
THE INFLUENCE OF NIKKEI STOCK 225, HANGSENG 43, KOSPI 200, WORLD GOLD PRICE, WORLD OIL PRICE
AND RUPIAH ON COMPOSITE STOCK INDEX IN THE YEAR 2005 - 2010
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine how the influence of Nikkei’s stock index, Hangseng’s Stock index, Kospi’s stock index, world gold price, world oil price and rupiah on composite stock index partially and simultaneously.
The population of this research are 72 consist of stocks from Japan, Hongkong, Korea, world gold price, world oil price and rupiah which are registered in their own country. The population also become sample for this research. I use simple random sampling method as a sample and multiple linear regression analysis for analysis method.
The result of this research shows that Nikkei’s stocks, Hangseng’s stock, Kospi’s stock, world gold price and rupiah influence composite stock index simultaneously and significantly. The result of this research can not be compared with the prior research which replicated from Darmawan (2009) because the difference of independent variable that is used . The results of prior research showed only that the Nikkei stock variables influence composite stock index significantly during the period of mortgage subrpime April 2007 - March 2008. The other difference between this research and prior research is about variable used. The prior research did the research based on three period where the research was done before the subprime mortgage period, during the subprime mortgage period, and after the subprime mortgage period.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan suatu instrumen ekonomi dewasa ini yang mengalami
perkembangan sangat pesat. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian
suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai
sarana bagi pendanaan usaha dan sebagai sarana bagi pendanaan perusahaan untuk
mendapatkan dana dari masyarakat, dana yang diperoleh dari pasar modal dapat
digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan
lain-lain. Fungsi kedua menjadikan pasar modal sebagai sarana investasi pada instrumen
keuangan seperti saham, obligasi, reksadana dan lain-lain.
Bagi para investor, melalui pasar modal mereka dapat memilih objek investasi
dengan beragam tingkat pengembalian dan tingkat resiko yang dihadapi. Salah satu
kegiatan yang dapat dipilih oleh investor adalah berinvestasi di pasar modal. Di
Indonesia, investor yang berminat untuk berinvestasi di pasar modal dapat
berinvestasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Indeks Saham Gabungan (IHSG) merupakan indeks saham yang paling sering
diperhatikan para investor ketika berinvestasi. Hal ini disebabkan indeks ini berisi
atas seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dengan pergerakan indeks
saham gabungan, para investor dapat melihat kondisi pasar apakah bergerak bergairah
Untuk Jepang, indeks saham yang dijadikan proksi adalah indeks Nikkei.
Indeks ini dipilih karena selain perhitungan indeks ini sudah dilakukan sejak tahun
1950, indeks ini juga merupakan indeks yang paling sering digunakan di Jepang
sebagai patokan kinerja bursa sahamnya. Selain itu perusahaan yang tercatat di
Indeks Nikkei juga terdiri dari berbagai macam perusahaan yang memiliki daerah
operasi di Indonesia, diantaranya adalah Mitsubishi Corp, Honda Motor Co Ltd, dan
masih banyak lagi.
Untuk Hongkong, indeks saham yang dijadikan proksi adalah indeks
Hangseng. Indeks Hangseng sering kita dengar dalam pembahasan mengenai saham
di mana merupakan sebuah indeks pasar saham berdasarkan kapitalisasi tertimbang di
Hongkong. Indeks tersebut digunakan untuk mencatat dan memonitor perubahan
harian dari perusahaan – perusahaan terbesar di Hongkong dan adalah merupakan
indikator utama dari keseluruhan performa pasar di Hongkong Stock Exchange.
Indeks Hangseng ini dimulai pada 24 November 1969, di mana dikompilasi ole HSI
Service Limited, yang merupakan anak perusahaan dari Hangseng Bank, bank
terbesar yang terdaftar dan tercatat di Hongkong dalam hal kapitalisasi pasar. Ketika
pertama kali dipublikasikan, nilai dasar 100 ditetapkan ekuivalen dengan total nilai
saham pada saat penutupan pasar tanggal 31 Juli 1964. Indeks ini menjadi salah satu
pembanding dalam kinerja pasar saham Hongkong dengan kinerja pasar saham di
negara belahan Asia lainnya. Indeks Hangseng turun lebih dari 3,5 persen pada 1
Maret 2008 diakibatkan oleh kekhawatiran investor akan terus menurunnya nilai
Untuk Korea, indeks saham yang dijadikan proksi adalah indeks Kospi.
Indeks Kospi diluncurkan pada tahun 1983 dengan nilai dasar 100 pada 4 Januari
1980. Indeks Kospi adalah indeks pasar saham utama dari Korea Selatan. Indeks
mewakili semua saham yang biasa diperdagangkan di Korea Stock Exchange.
Perhitungan indeks berdasarkan metode kapitalisasi pasar. Indeks Kospi terdiri dari
200 perusahaan besar dari divisi pasar saham. Indeks Kospi merupakan salah satu
indeks yang berpengaruh karena merupakan salah satu indeks yang paling aktif
diperdagangkan.
Banyak faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham, keadaan
ekonomi global, tingkat harga energi dunia, kestabilan politik suatu negara dan
lain-lain. Selain faktor tersebut perilaku investor juga menberikan pengaruh terhadap
pergerakan harga saham itu sendiri.
Energi memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini
dilatar belakangi bahwa di Bursa Efek Indonesia, nilai kapitalisasi perusahaan
tambang yang tercatat di IHSG mencapai 13,9% (www.idx.co.id). Selain itu
berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 17 Desember 2009, transaksi
perdagangan saham didominasi oleh sektor pertambangan sekitar 39,7%. Hal ini
mengakibatkan kenaikan harga minyak dunia akan mendorong kenaikan harga saham
perusahaan tambang. Di zaman modern ini, tidak ada komoditas yang telah menarik
banyak perhatian (dan kritik) seperti minyak. Minyak menjadi pendorong penting dari
berbagai sektor ekonomi, dari transportasi (bensin), untuk pertanian, untuk
elastis. Pada 6 Oktober 1973, Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak
terhadap Israel, memulai perang yang berdurasi sebulan. Amerika Serikat, sebagai
sekutu Israel meyediakan pasokan tentara Israel dalam minggu pertama diawali
perang, membantu memutar arus sehingga Israel lebih unggul. Menanggapi hal ini,
anggota OPEC mengumumkan adanya embargo minyak pada 16 Oktober, baik
menaikan harga satu barel minyak dan terus mengurangi produksi minyak. Meskipun
perang berakhir pada 26 Oktober, produsen Arab terus memangkas produksi dan
memperpanjang embargo ke negara-negara selain Amerika. Pada 18 Maret 1974
embargo berakhir. Pengaruh embargo jangkauannya sangat jauh dan drastis. Harga
Minyak dunia meningkat pesat, dari sekitar $ 3 per barel menjadi lebih dari $ 12 per
barel. Di Amerika, kondisi kekurangan minyak muncul dengan cepat dan beberapa
negara bagian menempatkan pembatasan penggunaan energi dalam upaya untuk
mempertahankan apa yang ada.
Selain minyak, emas merupakan salah satu komoditi penting yang dapat
mempengaruhi pergerakan harga saham. Hal ini didasari emas merupakan salah satu
alternatif investasi cenderung aman dan bebas resiko. Emas tersedia dalam berbagai
macam bentuk, mulai dari batangan, koin emas dan emas perhiasan. Disebut emas
batangan karena emas ini berbentuk seperti batangan pipih atau batubata, di mana
kadar emasnya bernilai 22 atau 24 karat (apabila dalam persentase adalah 95% atau
99%). Jenis emas ini adalah yang terbaik untuk investasi karena di manapun dan
kapanpun investor ingin menjualnya, nilainya relatif tidak jauh berbeda karena nilai
itu, kenaikan harga emas akan mendorong penurunan indeks harga saham karena
investor yang semula berinvestasi di emas yang relatif lebih aman dari pada
berinvestasi di bursa saham.
Saat ini industri indonesia sedang mengalami masa pertumbuhan
(www.bappenas.go.id). Perusahaan-perusahaan tersebut aktif melakukan kegiatan
ekspor impor. Salah satu faktor yang melancarkan kegiatan ekspor impor adalah
adanya mata uang sebagai alat transaksi. Salah satu mata uang yang umum digunakan
dalam perdagangan internasional adalah dollar Amerika Serikat. Bagi
perusahaan-perusahaan yang aktif melakukan kegiatan ekspor dan impor kestabilan nilai kurs
mata dollar terhadap rupiah menjadi hal yang penting. Sebab ketika nilai rupiah
terdepresiasi dengan dollar Amerika Serikat, hal ini akan mengakibatkan
barang-barang impor menjadi mahal. Apabila sebagian besar bahan baku perusahaan
menggunakan bahan impor, secara otomatis ini akan mengakibatkan kenaikan biaya
produksi ini tentunya akan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan. Turunnya
tingkat keuntungan perusahaan tentu akan mempengaruhi minat beli investor
terhadap saham perusahaan yang bersangkutan. Secara umum, hal ini akan
mendorong pelemahan indeks saham di negara tersebut.
Perekonomian Indonesia sendiri saat ini sudah semakin terintegrasi dalam
perekonomian global. Perekonomian Indonesia terbuka dari sisi neraca pembayaran
mulai dari perdagangan, arus modal masuk dan keluar (capital inflow atau outflow),
dan kegiatan pemerintah melalui penarikan dan pembayaran utang luar negri
migas terbesar Indonesia. Perubahan keadaan perekonomian di negara tersebut tentu
akan memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
Indonesia. Apabila perekonomian di kedua negara tersebut mengalami keadaan
resesi, ini tentu akan menyebabkan nilai ekspor non migas Indonesia ke
negara-negara tersebut ikut menurun, sebab konsumen di negara-negara tersebut dalam keadaan
ekonomi yang sedang resesi tentu akan mengurangi tingkat pengeluarannya.
Dari uraian di atas, menarik untuk diteliti mengenai “PENGARUH INDEKS NIKKEI 225, INDEKS HANGSENG 43, INDEKS KOSPI 200, HARGA EMAS DUNIA, HARGA MINYAK DUNIA DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) TAHUN 2005 - 2010”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan
permasalahan pada penelitian ini adalah: Apakah indeks saham Nikkei (NKY 225),
indeks Hangseng (HSI 43), indeks saham Kospi (KOSPI 200), harga emas dunia,
harga minyak dunia dan kurs rupiah berpengaruh terhadap indeks harga saham
gabungan (IHSG) secara simultan dan parsial ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh indeks saham Nikkei
(NKY 225), indeks saham Hangseng (HSI 43), dan indeks saham Kospi (KOSPI
200), harga emas dunia, harga minyak dunia dan kurs rupiah terhadap indeks saham
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang sebelumnya telah dikemukakan,
diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk:
1. Peneliti, mendapatkan hasil pengujian hipotesis secara statistik terhadap
hubungan dari beberapa variabel.
2. Investor, mengetahui perkembangan indeks regional yang dapat bermanfaat bagi
pelaku pasar modal dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang.
3. Dari hasil yang diperoleh diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti
selanjutnya.
1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian berbentuk replika dari penelitian
terdahulu, yaitu penelitian Darmawan (2009) dengan judul “Pengaruh Indeks DJI,
FTSE 100, NKY 225 dan HSI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Sebelum,
Ketika, dan Sesudah Subprime Mortgage pada Tahun 2006 - 2009”.
Dalam penelitian ini yang membedakan dengan penelitian Darmawan (2009)
terletak pada variabel dari indeks saham regional yang digunakan. Penelitian ini
menggunakan variabel indeks harga saham Nikkei, indeks harga saham Hangseng,
indeks harga saham Kospi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah.
Waktu penelitian 2005 – 2010, sedangkan Darmawan (2009) menggunakan variabel
Indeks DJI, FTSE 100, NKY 225 dan HSI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Saham dan Jenis Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau suatu badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud
saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi
kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan
diperusahaan tersebut.
Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan
untuk menghimpun dana bagi perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan
salah satu bentuk instrumen investasi yang paling banyak dipilih para investor. Dalam
transaksi jual beli di bursa efek, saham atau shares merupakan instrumen yang paling
dominan diperdagangkan karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan
yang menarik.
Saham juga dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan
modal tersebut, maka pihak tersebut berhak menikmati keuntungan dari perusahaan
yang dinikmati para pemegang saham berasal dari deviden yang diterima dan
kenaikan harga saham. Besar kecilnya deviden yang diterima tergantung kebijakan
deviven yang biasanya dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau shares merupakan
instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham tersebut dapat diterbitkan
atas nama atau atas tunjuk. Untuk menarik minat para investor yang potensial suatu
perusahaan selain mengeluarkan saham biasa juga mengeluarkan saham preferen
yang di mana investor mempunyai hak-hak prioritas lebih dari saham biasa.
2.1.2. Jenis-jenis Saham
Saham dapat dibedakan antara saham biasa (common stock) dan saham
istimewa (preferred stock).
1. Saham Biasa (common stock)
Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Saham biasa tidak
memiliki jaminan hasil karena deviden yang diberikan perusahaan nilainya tidak
tetap sesuai dengan laba yang diperoleh perusahaan. Bila menajemen perusahaan
tidak dijalankan dengan baik sehingga harga saham melemah maka kemungkinan
terburuk bagi para investor adalah kehilangan investasinya (tidak mendapat
pembagian deviden). Akan tetapi bila perusahaan memperoleh kenaikan laba,
terdapat kemungkinan adanya peningkatan deviden yang diterima oleh investor.
Menurut Siamat (2005:508) saham biasa dapat dibedakan dalam berbagai jenis
1) Saham unggul (blue chip), yaitu saham yang diterbitkan oleh perusahaan
besar dan terkenal yang lebih lama memperlihatkan kemampuannya
memperoleh keuntungan dan pembayaran deviden.
2) Growth stock, yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang baik
penjualannya, perolehan labanya, dan pangsa pasarnya mengalami
perkembangan yang lebih cepat dari rata-rata industri.
3) Emerging growth stock, yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
relatif lebih kecil dan memiliki daya tahan yang kuat meskipun dalam kondisi
ekonomi yang kurang mendukung.
4) Income stock, yaitu saham yang membayar deviden lebih dari jumlah rata-rata
pendapatan.
5) Cyclical stock, yaitu saham perusahaan yang keuntungannya sangat
berfluktuasi.
6) Defensive stock, yaitu saham yang perusahaannya dapat bertahan dan tetap
stabil dari suatu periode atau kondisi yang tidak menentu dan resesi.
2. Saham Istimewa (Preferred Stock)
Saham istimewa merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara
obligasi dan saham biasa. Seperti pada obligasi, pemegang saham preferen juga
memberikan hasil (deviden) yang tetap dan jumlahnya tidak akan bertambah
walaupun perusahaan mengalami keuntungan. Seperti saham biasa, apabila
perusahaan terlikuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah klaim
Menurut Joesoef (2007:118) saham preferen dapat dibedakan menjadi tiga
macam antara lain:
1) Convertible Preferred Stock, yaitu jenis saham preferen yang memungkinkan
bagi pemegangnya untuk menukar menjadi saham biasa dengan rasio
penukaran yang sudah ditentukan.
2) Callable Preferred Stock, yaitu bentuk saham preferen yang memberikan hak
kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli saham ini dari
pemegang saham pada tanggal tertentu dimasa mendatang dengan nilai
tertentu.
3) Floating/Adjustable Preferred Stock, yaitu saham yang tidak membayar
deviden secara tetap, tetapi tingkat deviden yang dibayar tergantung dari
tingkat return dari Sekuritas Treasury Bills. Saham ini merupakan saham
inovasi baru di Amerika Serikat yang baru dikenalkan pada tahun 1982.
21.3. Pengertian dan Apek Pasar Modal
Pada dasarnya pasar modal hampir sama dengan pasar-pasar lain. Untuk
setiap pembeli yang berhasil, selalu harus ada penjual yang berhasil. Jika jumlah
orang yang ingin membeli lebih banyak dibandingkan dengan orang yang ingin
menjual, harga akan menjadi semakin tinggi dan bila tidak ada seorangpun yang
membeli dan banyak yang mau menjual maka harga akan jatuh. Yang membedakan
pasar modal dengan pasar lain adalah komoditas yang diperdagangkan. Pasar modal
dana-dana jangka panjang, yaitu dana-dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu
tahun.
Pasar uang dan pasar modal berkembang dengan pesat, baik dalam bentuk
saham maupun instrumen hutang. Banyak perusahaan yang relatif kuat tidak lagi
menggantungkan dana kepada bank, mereka memandang pasar modal sebagai
alternatif pembiayaan yang sering sekali dianggap lebih murah serta lebih
menguntungkan. Semakin banyak perusahaan yang membiayai investasinya dengan
mengeluarkan surat hutang sebagai alternatif dari kredit bank. Peran tradisonal bank
sebagai intermediasi cendrung menurun, sebaliknya peran lembaga keuangan bukan
bank semakin meningkat.
Pasar modal merupakan sarana yang memungkinkan bagi investor untuk
melakukan pilihan investasi pada berbagai alternatif aset, sedangkan bagi perusahaan,
pasar modal digunakan untuk mendapatkan tambahan dana jangka panjang guna
membiayai kegiatan usahanya.
Pasar modal sebagai salah satu alternatif investasi berfungsi sebagai penyalur
dana dari lender (pihak yang kelebihan dana) kepada borrower (pihak yang
membutuhkan dana) dalam waktu jangka panjang. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan Lawrence J. Gitman dalam bukunya Principles of Management Finance
(2003: 38). “The capital market is financial relationship created by number of
institutions and arrangements that allows the suppliers and demanders of long-term
Berdasarkan definisi tersebut jelas bahwa pasar modal merupakan tempat
yang mempertemukan pihak penjual dan pembeli untuk memperjual belikan dana
yang terdiri dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) yang berjangka waktu lebih
dari satu tahun dalam satu bentuk institusi resmi yaitu bursa efek.
Menurut keputusan menteri keuangan RI No.1548/KMK/90, tentang
peraturan pasar modal, pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem
keuangan yang terorganisasi termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan
semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga
berupa saham yang beredar.
Sementara, menurut UU No.8 tahun 1995 tentang pasar modal, Pasal 1 ayat
13, pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek yang diterbitkannya dan lembaga serta profesi yang berkaitan
dengan efek.
Efek yang dimaksud dalam definisi di atas adalah setiap surat berharga berupa
surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti
hutang, unit penyertaan kontrak kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap
derivatif dari efek.
Efek – efek yang terdapat dalam pasar modal diperdagangkan pada dua jenis
pasar.
1. Pasar Perdana
Menurut Siamat (1999:199), pasar perdana merupakan pasar tempat perusahaan
tanpa melalui bursa efek. Pemasaran efek dalam pasar perdana dilakukan oleh
penjamin emisi (underwriter), broker, atau perusahaan efek sehingga harga
perdana atau harga yang pertama ditawarkan merupakan keputusan bersama
antara perusahaan go public dengan underwriter.
Selain sebagai pemberi saran (advisory function), underwriter juga berfungsi
sebagai pembeli saham (underwriting function) dan sebagai pemasar saham ke
investor (marketing function). Sebagai underwriting function, apabila sebagian
saham atau obligasi yang ditawarkan dalam pasar perdana tidak terjual,
underwriter akan membeli sendiri efek yang tidak terjual. Ini merupakan salah
satu resiko penjamin emisi, oleh karena itu biasanya penjamin emisi merupakan
kelompok (konsorsium) yang secara bersama-sama menjamin penjualan saham
atau obligasi emiten dengan tujuan untuk memperkecil resiko penjamin emisi.
2. Pasar Sekunder
Menurut Siamat (1999:199), pasar sekunder merupakan tempat terjadinya
transaksi jual-beli efek antar investor, baik secara langsung maupun melalui
Perantara Pedagang Efek (PPE) di bursa efek. Bila pada pasar perdana harga efek
adalah tetap, maka di pasar sekunder harga masing-masing efek berfluktuasi
dengan kekuatan permintaan dan penawaran atas efek tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa pasar modal adalah
kegiatan yang berhubungan dengan efek atau surat-surat berharga mulai dari
transaksi di pasar perdana dan pendaftaran sekuritas di pasar sekunder, serta
2.1.4. Pengertian Bursa Efek
Bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang
mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung
maupun dengan melalui wakil-wakil. Fungsi bursa efek ini antara lain menjaga
komunitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme
permintaan dan penawaran (Siamat, 1999:197).
Agar kegiatan emisi dan transaksi di bursa dapat berlangsung dengan cepat,
efisien dan bisa dipercaya maka diperlukan peran lembaga-lembaga pendukung pasar
modal. Menurut Siamat (1999:200) lembaga penunjang pasar modal di Indonesia
meliputi lembaga penunjang pasar perdana, lembaga penunjang pasar sekunder, dan
lembaga penunjang dalam emisi obligasi.
Stock Index merupakan suatu indikator pasar yang mencatat rata-rata
perubahan sebagian atau seluruh harga saham (common stock) yang ditransaksikan di
bursa saham. Berikut ini akan dijelaskan indeks dari masing-masing negara yang
akan dijadikan objek penelitian.
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
IHSG adalah penggambaran secara keseluruhan keadaan harga-harga saham
pada suatu bursa untuk waktu tertentu dibandingkan dengan harga saham secara
keseluruhan pada waktu yang berbeda sehingga dapat dilihat kecendrungan
Agar indeks benar-benar mencerminkan pergerakan harga saham yang
sesungguhnya, maka perlu diadakan penyesuaian terhadap berbagai kegiatan
seperti IPO, right issue, company listing dan delisting.
IHSG merupakan indeks gabungan dari seluruh saham yang terdaftar, yang
dikeluarkan oleh BEI. Tujuannya untuk memudahkan investor mengukur kinerja
portofolio global mereka. Indeks tersebut memasukan hasil-hasil dari
perdagangan saham yang telah dikelompokan dalam sektornya masing-masing.
Adapun rumus untuk menghitung IHSG adalah sebagai berikut :
����
=
∑���������
Keterangan :
IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan
∑Ps = Total harga saham
Divisor = Harga dasar saham
2. Indeks Nikkei 225
Nikkei 225 adalah sebuah indeks pasar saham di Bursa Efek Tokyo (Tse).
Indeks Nikkei 225 telah dihitung oleh harian Nihon Keizai Shimbun (Nikkei)
koran sejak tahun 1950. Metode perhitungannya menggunakan perhitungan harga
rata-rata (unit dalam yen), dan komponen saham perusahaan yang tercantum
dalam indeks akan ditinjau setahun sekali. Saham perusahaan yang tercatat dalam
bursa efek Tokyo. Saat ini, Nikei adalah indeks yang paling banyak digunakan
sebagai panduan bagi investor ketika akan berinvestasi (www.wikipedia.org).
Indeks ini dibuat untuk mencerminkan kondisi pasar saham, oleh karena itu
pergerakan setiap indeks sektor industri dinilai setara dan tidak ada pembobotan
yang lebih untuk sektor-sektor industri tertentu. Berbagai macam event yang
terjadi di pasar saham Tokyo seperti stock split, perpindahan dan penambahan
dari saham yang beredar akan memberikan dampak atas perhitungan indeks dan
bilangan pembaginya (divisor).
Adapun rumus untuk menghitung Indeks Nikkei adalah sebagai berikut :
Nikkei 225 = ∑ �
�������
Keterangan :
∑P = Jumlah seluruh harga saham yang tercatat di Indeks Nikkei
Divisor = Angka yang ditentukan oleh otoritas bursa sebagai bilangan pembagi
3. Indeks Hangseng 43
Indeks Hangseng (HSI) adalah indeks yang mencatat kapitalisasi pasar indeks
saham di Hongkong. Indeks Hangseng ini merupakan indikator utama dari
keseluruhan performa pasar di Hongkong. HSI terdiri dari 43 perusahaan yang
tercatat di dalam bursa Efek Hongkong di mana HSI mewakili sekitar 67% dari
kapitalisasi pasar dari semua perusahaan yang listing di bursa saham Hongkong.
Hangseng 43 = ∑ �
�������
∑P = Jumlah seluruh harga saham yang tercatat di Indeks Hangseng
Divisor = Angka yang ditentukan oleh otoritas bursa sebagai bilangan pembagi
4. Indeks Kospi 200
Indeks Kospi merupakan indeks dari seluruh saham biasa yang
diperdagangkan di bursa saham divisi Korea Stock Exchange. Kospi adalah
gambaran indeks pasar saham Korea Selatan. Kospi diperkenalkan pada tahun
1983 dengan nilai dasar 100 pada Januari 1980. Ini dihitung berdasarkan
kapitalisasi pasar. Pada tahun 2007, volume harian Kospi mencapai ratusan juta
saham (senilai ratusan won nilai mata uang Korea). Seperti yang dikemukakan di
atas, Kospi diperkenalkan pada tahun 1983 menggantikan indeks sebelumnya
KCSPI (Korea Composite Stock Price Index) atau indeks saham gabungan
Korea. Selama bertahun-tahun Kospi bergerak dibawah 1.000 memuncak di atas
1.000 pada bulan April 1989, November 1994, dan Januari 2000. KOSPI tercatat
sebagai indeks yang mencapai gain/kenaikan tertinggi sebesar 8.50% (23,81
poin), ditengah krisis keuangan asia saat itu. Pada 12 September 2001, KOSPI
mendapat "pukulan" karena imbas dari peristiwa terorisme di WTC 9 / 11 dengan
penurunan tajam sebesar 12,02% (64,97 poin). Pada 28 Februari 2005, KOSPI
ditutup pada 1,011.36. Lalu kemudian jatuh kembali ke level 902,88 pada April
Adapun rumus untuk menghitung Indeks Kospi adalah sebagai berikut :
Pada November 2005, nama indeks Korea secara resmi diubah menjadi
Koseupi jisu. Pada tanggal 24 Juli 2007, nilai indeks Kospi menembus angka
2000 untuk pertama kalinya. Pada 25 Juli ditutup pada 2,004.22. Pada 20
Agustus 2007, indeks naik 93,20 poin (5,69%),atau yang terbesar dalam satu hari
kenaikan indeks, setelah Federal Reserve AS menurunkan tingkat suku bunga.
Kemudian pada 16 Oktober 2008, indeks turun 126,50 poin (9,44%) karena
bangkrutnya Lehman Brother, setelah indeks Dow Jones turun 7,87%.
Kospi 200 = ∑ �
�������
∑P = Jumlah seluruh harga saham yang tercatat di Indeks Kospi
Divisor = Angka yang ditentukan oleh otoritas bursa sebagai bilangan pembagi
5. Harga Emas Dunia
Sejak tahun 1968, harga emas yang dijadikan patokan seluruh dunia adalah
harga emas berdasarkan standar emas london (www.wikipedia.org). Sistem ini
dinamakan London Gold Fixing. London Gold Fixing adalah prosedur di mana
harga emas ditentukan dua kali sehari setiap hari kerja di pasar london oleh lima
anggota Pasar London Gold Fixing Ltd (www.goldfixing.com). Kelima anggota
tersebut adalah:
1. Bank of Nova Scottia
2. Barclays Capital
4. HSBC
5. Sociate Generale
Proses penentuan harga adalah melalui lelang diantara kelima member
tersebut. Pada setiap awal periode perdagangan, Presiden London Gold Fixing
Ltd akan mengumumkan suatu harga tertentu. Kemudian kelima anggota
tersebut akan mengabarkan harga tersebut kepada dealer. Dealer inilah yang
berhubungan langsung dengan para pembeli sebenarnya dari emas yang
diperdagangkan tersebut. Posisi akhir harga yang ditawarkan oleh setiap dealer
kepada anggota Gold London Fixing merupakan posisi bersih dari hasil
akumulasi permintaan dan penawaran klien mereka. Dari sinilah harga emas akan
terbentuk. Apabila permintaan lebih banyak dari penawaran, secara otomatis
harga akan naik, demikian pula sebaliknya. Penentuan harga yang pasti
menunggu hingga tercapainya titik keseimbangan. Ketika harga sudah pasti,
maka Presiden akan mengakhiri rapat dan mengatakan “There are no flags, and
we’re fixed”.
Proses penentuan harga emas dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pukul
10:30 (harga emas Gold A.M) dan pukul 15:00 (harga emas Gold P.M). Harga
emas ditentukan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat, Poundsterling Inggris,
dan Euro. Pada umumnya Gold P.M dianggap sebagai harga penutupan hari
perdagangan dan sering digunakan sebagai patokan nilai kontrak emas di seluruh
Emas merupakan salah satu bentuk investasi yang cendrung bebas resiko
(sunariyah, 2006). Emas banyak dipilih sebagai salah satu bentuk investasi
karena nilainya cendrung stabil dan naik. Sangat jarang sekali harga emas turun.
Dan lagi, emas adalah alat yang dapat digunakan untuk menangkal inflasi yang
kerap terjadi setiap tahunnya. Ketika akan berinvestasi, investor akan memilih
investasi yang memiliki tingkat timbal balik tinggi dengan resiko tertentu atau
tingkat timbal balik tertentu dengan resiko yang rendah. Investasi di pasar saham
tentunya lebih beresiko daripada berinvestasi di emas, karena tingkat
pengembaliannya yang secara umum relatif lebih tinggi dari emas
(www.investopedia.com).
Kenaikan harga emas akan mendorong investor untuk memilih berinvestasi di
emas daripada di pasar modal. Sebab dengan resiko yang relatif lebih rendah,
emas dapat memberikan hasil timbal balik yang baik dengan kenaikan harganya
(Adrienne Roberts FT. Personal Finance, Oktober 27th 2001, p 14), ketika
banyak investor yang mengalihkan portofolio investasinya kedalam bentuk emas
batangan, hal ini akan mengakibatkan turunnya indeks harga saham di negara
yang bersangkutan karena aksi jual yang dilakukan investor.
6. Harga Minyak Dunia
Harga minyak mentah dunia diukur dari harga spot pasar minyak dunia, pada
umumnya yang digunakan menjadi standar adalah West Texas Intermediate atau
Brent. Minyak mentah yang diperdagangkan di West Texas Intermediate (WTI)
light-weight dan memiliki kadar belerang yang rendah. Minyak jenis ini sangat
cocok untuk dijadikan bahan bakar, ini menyebabkan harga minyak ini dijadikan
patokan bagi perdagangan minyak di dunia. Harga minyak mentah di WTI pada
umumnya lebih tinggi lima sampai enam dollar daripada harga minyak OPEC
dan lebih tinggi satu hingga dua dollar dibanding harga minyak Brent
(http://useconomy.about.com/od/economicindicators/p/crude_oil.htm).
Harga minyak Brent merupakan campuran dari 15 jenis minyak mentah yang
dihasilkan oleh 15 ladang minyak yang berbeda di laut utara. Kualitas minyak
mentah Brent tidak sebaik minyak mentah WTI, meskipun begitu masih tetap
bagus untuk disuling menjadi bahan bakar. Harga minyak mentah Brent menjadi
patokan di Eropa dan Afrika. Harga minyak Brent lebih rendah sekitar satu
hingga dua dollar dari harga minyak WTI, tetapi lebih tinggi sekitar empat dollar
dari harga minyak OPEC (www.wikipedia.org).
Harga minyak OPEC merupakan harga minyak dunia antara lain:
1. Penawaran minyak dunia, terutama kuota suplai yang ditentukan oleh OPEC.
2. Cadangan minyak Amerika Serikat, terutama yang terdapat di kilang minyak
Amerika Serikat yang tersimpan dalam Cadangan minyak strategis.
3. Permintaan minyak dunia, ketika musim panas permintaan minyak
diperkirakan dari perkiraan jumah permintaan oleh maskapai penerbangan
untuk perjalanan wisatawan. Sedangkan ketika musim dingin, diramalkan dari
ramalan cuaca yang digunakan untuk memperkirakan permintaan potensial
Saat ini perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia didominasi oleh
perdagangan saham sektor pertambangan. Kenaikan harga minyak sendiri secara
umum akan mendorong kenaikan harga saham sektor pertambangan. Hal ini
disebabkan karena dengan peningkatan harga minyak akan memicu kenaikan
harga tambang secara umum. Ini tentu akan mengakibatkan perusahaan
pertambangan berpotensi untuk meningkatkan labanya. Kenaikan harga saham
pertambangan tentu akan mendorong kenaikan IHSG.
7. Kurs Mata Uang
Nilai tukar mata uang asing (the exchange rate) atau nilai kurs menyatakan
hubungan nilai diantara satu kesatuan mata uang asing dan kesatuan mata uang
dalam negri. Kurs mata uang asing mengalami perubahan nilai yang terus
menerus dan relatif tidak stabil. Perubahan nilai ini dapat terjadi karena adanya
perubahan permintaan dan penawaran atas suatu nilai mata uang asing pada
masing-masing pasar pertukaran valuta dari waktu ke waktu. Sedangkan
perubahan permintaan dan penawaran itu sendiri dipengaruhi oleh adanya
kenaikan relatif tingkat bunga baik secara bersama maupun sendiri terhadap
negara.
Kurs mata uang menunjukkan harga mata uang apabila ditukarkan dengan
mata uang lain. Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara dengan mata uang
negara lain ditentukan sebagaimana halnya barang yaitu permintaan dan
penawaran mata uang yang bersangkutan. Hukum ini juga berlaku untuk kurs
rupiah akan terapresiasi, demikian juga sebaliknya. Nilai tukar mengambang
bebas (free floating exchange rate) sehingga nilai tukar akan ditentukan oleh
mekanisme pasar.
Saat ini sebagian besar bahan baku bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia
masih mengandalkan impor dari luar negri. Ketika mata uang rupiah
terdepresiasi, hal ini akan mengakibatkan naiknya biaya bahan baku tersebut.
Kenaikan biaya produksi akan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan. Bagi
investor, proyeksi penurunan tingkat laba tersebut akan dipandang negatif. Hal
ini akan mendorong investor untuk melakukan aksi jual terhadap saham-saham
yang dimilikinya. Apabila banyak investor yang melakukan hal tersebut, tentu
akan mendorong penurunan indeks harga saham gabungan.
Bagi investor sendiri, depresiasi rupiah terhadap dollar menandakan bahwa
prospek perekonomian Indonesia suram. Sebab deprsiasi rupiah dapat terjadi
apabila faktor fundamental perekonomian Indonesia tidaklah kuat (Sunariyah,
2006). Hal ini tentunya akan menambah resiko bagi investor apabila hendak
berinvestasi di bursa saham Indonesia (Robert Ang, 1997). Investor tentunya
akan menghindari resiko, sehingga investor akan cendrung melakukan aksi jual
dan menunggu situasi perekonomian dirasakan membaik.
Adapun rumus untuk menghitung kurs rupiah:
Kurs Rupiah = ��������+ ��������
2.1.5. Pengertian, Proses dan Resiko Investasi a. Pengertian Investasi
Dalam arti luas investasi diartikan sebagai penundaan konsumsi sekarang
untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu.
Sedangkan dalam arti sempit investasi adalah suatu kegiatan menempatkan dana pada
satu atau lebih dari suatu aset selama periode tertentu dengan harapan memperoleh
penghasilan atau return.
Investasi dapat dilakukan pada aktiva riil (real assets) dan akiva keuangan
(financial assets). Pada aktiva riil, investasi dapat dilakukan baik dalam bentuk
berwujud (tangible assets) seperti membangun pabrik, mesin, kantor, kendaraan,
maupun dalam bentuk tidak berwujud seperti (intangible assets) seperti merek
dagang (trade mark) dan keahlian teknis (technical expertise).
Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung yaitu
investasi yang dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu
perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lain seperti pembelian sertifikat
deposito, saham atau obligasi, maupun investasi tidak langsung yaitu investasi yang
dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai
portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain.
b. Proses Investasi
Proses investasi menjelaskan bagaimana sebaiknya seorang investor
melakukan investasi dalam sekuritas dengan membuat keputusan mengenai jenis
Menurut Husnan (1993: 23) terdapat lima langkah yang mendasari pengambilan
keputusan dalam investasi, yaitu menentukan kebijakan investasi, analisis sekuritas,
pembentukan portfolio, dan evaluasi kinerja portofolio.
1. Menentukan Kebijakan Investasi
Pada tahap ini investor perlu menentukan apa tujuan investasinya dan berapa
banyak investasi tersebut dilakukan. Disini Investor harus benar-benar
memahami bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat resiko dan
return yang akan diperoleh. Artinya apabila investor hanya ingin menanggung
resiko minimal maka ia akan mendapat return dalam tingkat tertentu,
sebaliknya bila investor ingin mendapatkan return maksimal maka ia harus
menanggung resiko dalam tingkat tertentu. Oleh karena itu sebaiknya tujuan
investasi harus dinyatakan dalam return (imbal hasil) maupun resiko.
2. Analisa Sekuritas
Tahap ini merupakan proses di mana investor melakukan analisis terhadap
penilaian sekuritas secara individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang
masuk dalam kategori luas dari aset finansial yang telah teridentifikasi
sebelumnya. Salah satu tujuan dari penilaian ini adalah untuk mengidentifikasi
sekuritas mana yang terlihat salah harga (misspriced).
Dari banyaknya pendekatan yang digunakan untuk menganalisis sekuritas,
terdapat dua pendekatan yang lazim dipergunakan yaitu analisis teknikal dan
analisis fundamental. Analisis teknikal adalah analisis yang menggunakan data
yang akan datang. Analisis fundamental adalah analisis yang mengidentifikasi
prospek perusahaan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk
bisa memperkirakan harga saham di masa mendatang.
3. Pembentukan Portofolio
Portofolio diartikan sebagai kombinasi penanaman dana pada dua sekuritas atau
lebih. Pada tahap ini investor harus melakukan identifikasi terhadap jenis-jenis
sekuritas yang akan dipilih dan berapa porsi dana yang akan ditanamkan pada
masing-masing sekuritas tersebut. Tujuan dari pembentukan portofolio ini
adalah untuk mengurangi unsystematic yang ditanggung oleh perusahaan
dengan kata lain investor melakukan diversifikasi.
4. Revisi Portofolio
Tahap ini merupakan pengurangan periodik dari tahap pembentukan portofolio.
Revisi portofolio dimaksudkan untuk melakukan perubahan terhadap jenis
portofolio yang telah dimiliki seiring dengan dirubahnya tujuan dari investasi.
Motivasi lain dari langkah ini adalah dengan berjalannya waktu, akan terjadi
perubahan harga dari masing-masing sekuritas sehingga investor memiliki
portofolio yang optimal.
5. Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini Investor melakukan penilaian periodik terhadap kinerja
(performance) dari portofolio yang dimiliki. Penilaian ini tidak hanya ditinjau
dari return yang diperoleh tapi juga dari resiko yang dihadapi. Oleh karena itu
c. Risiko Investasi
Dalam melakukan investasi saham, investor akan memperkirakan tingkat
penghasilan yang diharapkan (expected return) atas investasinya untuk periode
tertentu di masa akan datang. Akan tetapi belum tentu hasil yang diharapkan akan
sama dengan hasil yang terealisasi. Hal ini disebabkan adanya suatu ketidakpastian
yang oleh investor dianggap sebagai resiko investasi.
Dalam kaitannya dengan investasi, terdapat dua tipe resiko yang harus
diperhatikan oleh investor.
1. Resiko Sistematik (systematic risk)
Resiko sistematik atau sering juga disebut market risk adalah bagian dari resiko
sekuritas yang tidak dapat dihilangkan. Umumnya resiko ini berasal dari
fakta-fakta yang secara sistematik mempengaruhi perusahaan, seperti perang, inflasi,
resersi seperti yang terjadi akhir-akhir ini, dan suku bunga yang tinggi. Karena
faktor ini cendrung menimbulkan akibat buruk bagi semua saham, maka resiko
ini tidak dapat dieleminasi melalui diversifikasi (non deversable risk). Resiko
sistematis dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu :
2. Resiko Suku Bunga
Resiko suku bunga merupakan resiko yang timbul dari ketidak pastian dari nilai
bunga, harga surat berharga, atau pergerakan harga saham yang berkebalikkan
dengan suku bunga pasar.
3. Resiko Daya Beli
Resiko daya beli adalah ketidakpastian mengenai daya beli dari penghasilan
yang akan diterima di masa yang akan datang sebagai tingkat pengembalian
dari suatu investasi. Resiko ini umumnya dikenal sebagai dampak dari inflasi
dan deflasi dari suatu investasi. Inflasi adalah kondisi di mana terjadi
peningkatan harga tinggi menyebabkan daya beli konsumen menurun,
sedangkan deflasi merupakan kondisi yang berbeda seperti dari inflasi, yang
merupakan koreksi dari harga tinggi.
4. Resiko Pasar
Resiko pasar adalah ketidakpastian terhadap harga saham yang disebabkan oleh
antisipasi masyarakat terhadap tingkat pengembalian dari investasi. Perubahan
perilaku masyarakat terhadap return saham dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, misalnya iklim politik, sosila budaya, ekonomi, dan juga oleh faktor
intangible, yang biasanya disebabkan oleh reaksi masyarakat (semua investor)
menuju kejadian yang sebenarnya, misalnya penurunan laba perusahaan, panic
selling sehingga menyebabkan para investor menjual sahamnya, yang akan
menyebabkan koreksi terhadap harga saham.
5. Resiko Tidak sistematik
Resiko tidak sistematik adalah resiko yang dapat dihilangkan dengan
resiko khusus perusahaan seperti gugatan hukum, pemogokan, program
pemasaran yang gagal dan kejadian-kejadian lain yang unik bagi perusahaan
tertentu. Karena kejadian tersebut pada hakikatnya adalah bersifat acak, maka
pengaruhnya terhadap portofolio dapat dieleminasi melalui diversifikasi
2.2. Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping)
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:
Tabel 2.2. Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping)
No Nama
Peneliti dan Tahun
Topik Variabel yang
Digunakan Hasil Penelitian
1 Fajar
Budhi Darmawan (2009)
Pengaruh Indeks DJI,
FTSE 100, NKY 225, dan
variabel dependen : Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) pada Bursa Efek
Indonesia (BEI).
variabel independen :
indeks Dow Jones, Indeks FTSE, Indeks Nikkei, Indeks Hangseng
Hasil penelitian menunjukkan bahwa DJI dan FTSE mempengaruhi IHSG dengan signifikan pada periode April 2006 – Maret 2007 (sebelum subprime mortgage), DJI, FTSE, NKY225 mempengaruhi IHSG dengan signifikan pada periode April 2007 – Maret 2008 (ketika subprime mortgage), DJI dan NKY225 mempengaruhi IHSG dengan signifikan pada periode April 2008 – Maret 2009 (sesudah Bunga ABI dan Kurs Dolar AS Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Jakarta Periode 2000 – 2002
Variabel Dependen :
Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) pada
Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Variabel independen :
Tingkat Suku Bunga SBI
dan Kurs Rupiah terhadap
Dolar AS.
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menunjukkan hubungan antar variabel independen
dengan variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Indeks
Harga Saham Gabungan (Y) sedangkan variabel independen terdiri dari indeks saham
Nikkei 225 (X1), indeks saham Hangseng 43 (X2), indeks saham Kospi 200 (X3),
Harga Emas Dunia (X4), Harga Minyak Dunia (X5) dan Kurs Rupiah (X6).
Nikei 225 (x1)
Hangseng 43 (x2)
Kospi 200 (x3)
IHSG (Y) Harga Emas
Dunia (x4)
Indeks saham di suatu negara pada dasarnya merupakan cerminan dari kinerja
bursa saham di negara tersebut. Sebagai contoh perkembangan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan perkembangan
dari kegiatan trading, likuiditas pasar, dan kapitalisasi pasar dari bursa saham.
Semakin besar kegiatan transaksi harian di lantai bursa maka indeks saham cendrung
akan naik, penurunan kegiatan transaksi harian di lantai bursa akan menyebabkan
indeks saham menjadi flat atau bahkan menjadi koreksi apabila tejadi aksi jual yang
besar-besaran.
Pergerakan bursa saham pada dasarnya didasari oleh perkembangan harga
saham yang terdaftar dan diperdagangkan di lantai bursa, oleh karena itu maka perlu
untuk menganalisis hubungan antara indeks saham dengan harga saham yang tercatat
di bursa secara periodik. Begitu juga yang terjadi pada Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) tentunya tidak terlepas
dari pengaruh indeks harga saham di negara-negara lain, harga emas dunia, harga
minyak dunia dan kurs rupiah terlebih di negara-negara lain yang menjadi acuan dari
IHSG ini memiliki kapitalisasi yang besar dan cendrung likuid. Pengaruh secara
eksternal ini dapat disebabkan oleh kondisi ekonomi, lingkungan politik, dan juga
sosial kultural.
3.2. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis yang diajukan dalam
saham Hangseng (HSI 43), dan indeks saham Kospi (KOSPI 200), harga emas dunia,
harga minyak dunia dan kurs rupiah berpengaruh terhadap indeks harga saham
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kausal, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya
atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Pengaruh Indeks Saham Nikkei 225, Hangseng 43 dan Kospi 200,
harga emas dunia, harga minyak dunia dan kurs rupiah terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG).
4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil objek penelitian pada harga
Indeks Saham Nikkei 225, Hangseng 43, Kospi 200, Harga Emas Dunia, Harga
Minyak Dunia dan Kurs Rupiah maupun harga IHSG. Waktu penelitian yang
direncanakan untuk melakukan penelitian adalah bulan Januari 2010 – Agustus 2011.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah indeks harga saham Jepang (Nikkei 225),
indeks harga saham Hongkong (Hangseng 43), indeks harga saham Korea (Kospi
200), Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia, Kurs Rupiah dan Indeks Harga
Penelitian ini menggunakan metode sensus, di mana semua populasi dijadikan
sebagai sampel.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara dokumentasi dari
berbagai macam sumber. Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah
dan sebagainya. Selain itu pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara
mengambil dari internet, artikel, jurnal, dan mempelajari dari buku-buku yang
mendukung proses penelitian ini. Data penelitian merupakan data sekunder yang
diperoleh dari pergerakan harga dari seluruh saham baik indeks saham Nikkei 225,
indeks saham Hangseng 43, indeks saham Kospi 200, Harga Emas Dunia, Harga
Minyak Dunia, Kurs Rupiah dan pergerakan harga saham IHSG mulai tahun 2005 –
2010. Data yang digunakan adalah jenis data pooled cross section time series, yaitu
gabungan data antara perusahaan/cross section dan antar waktu/time series.
4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. IHSG merupakan penggambaran secara keseluruhan keadaan harga-harga saham
pada suatu bursa untuk waktu tertentu dibandingkan dengan harga saham secara
keseluruhan pada waktu yang berbeda sehingga dapat dilihat kecendrungan
harga saham yang sesungguhnya, maka perlu diadakan penyesuaian terhadap
berbagai kegiatan seperti IPO, right issue, company listing dan delisting. IHSG
merupakan indeks gabungan dari seluruh saham yang terdaftar, yang dkeluarkan
oleh BEI. Tujuannya untuk memudahkan investor mengukur kinerja portofolio
global mereka. Indeks tersebut memasukan hasil-hasil dari perdagangan saham
yang telah dikelompokan dalam sektornya masing-masing. Harga diambil pada
setiap penutupan akhir bulan.
2. Indeks Nikkei 225 merupakan indeks yang dapat digunakan untuk mengukur
performa kinerja perusahaan besar Jepang yang beroperasi secara global, Indeks
Nikkei 225 terdiri dari 225 perusahaan utama di Jepang, yang sahamnya aktif
diperdagangkan setiap hari. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
dari finance.yahoo.com. Data yang digunakan adalah data tiap akhir bulan selama
periode pengamatan antara tahun 2005 – 2010. Harga diambil pada setiap
penutupan akhir bulan.
3. Indeks Hangseng 43 merupakan indeks yang dapat digunakan untuk mengukur
peforma kinerja perusahaan besar Hongkong yang beroperasi secara global,
Indek Hangseng 43 terdiri dari 43 perusahaan utama di Hongkong, yang
sahamnya aktif diperdagangkan setiap hari. Data yang digunakan adalah data tiap
akhir bulan selama periode pengamatan antara tahun 2005 – 2010. Harga diambil
pada setiap penutupan akhir bulan.
4. Indeks Kospi 200 merupakan indeks yang dapat digunakan untuk mengukur
Kospi 200 terdiri dari 200 perusahaan utama di Korea, yang sahamnya aktif
diperdagangkan setiap hari. Data yang digunakan adalah data tiap akhir bulan
selama periode pengamatan antara tahun 2005 – 2010. Harga diambil pada setiap
penutupan akhir bulan.
5. Harga emas dunia adalah harga spot yang terbentuk dari akumulasi penawaran
dan permintaan di pasar emas London. Harga emas yang digunakan adalah harga
emas penutupan pada sore hari (harga emas gold P.M). Data harga emas dunia
diambil dari www.goldfixing.com. Data yang digunakan adalah rata-rata harga
emas bulanan selama periode pengamatan antara tahun 2005 – 2010. Harga
diambil pada setiap penutupan akhir bulan.
6. Harga Minyak Dunia adalah harga spot pasar minyak dunia yang terbentuk dari
akumulasi permintaan dan penawaran. Pada penelitian ini harga minyak dunia
yang digunakan adalah standar West Texas Intermediate. Data harga minyak
dunia diambil dari www.finance.yahoo.com. Data yang digunakan adalah data
setiap akhir bulan selama periode pengamatan antara tahun 2005 – 2010. Harga
diambil pada setiap penutupan akhir bulan.
7. Kurs Rupiah adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Kurs
yang digunakan adalah kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Data kurs diambil dari www.bi.go.id. Data
yang digunakan adalah nilai kurs jual akhir bulan selama periode pengamatan
Berdasarkan uraian tersebut maka definisi operasional dan pengukuran variabel
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1:
Tabel 4.1. Definisi Operasional dan Pengkuran Variabel
Nama/Jenis Variabel
Definisi Operasional Parameter Skala
IHSG (Y)
Jumlah nilai pasar harian dibagi dengan total saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
IHSG = ∑ �� � ��
����� � �� Rasio
Indeks NIKKEI 225 (X1) permintaan di pasar emas
London.
Harga yang terbentuk dari hasil lelang kelima anggota London Gold Fixing.
Rasio
Harga Minyak Dunia (x5)
Harga spot pasar minyak dunia berdasar standar permintaan jenis Light Sweet dari pelaku pasar di Oklahoma, Texas.
Rasio
Kurs Rupiah (X6)
Nilai tukar rupiah
terhadap dolar Amerika
Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
adalah dengan analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Analisis ini