PENGARUH
JENIS MINYAK YANG DIKONSUMSI
TERHADAP
KOMPOSISI ASAM
LEMAK OTAK DAN
KEMAMPUAN BELAJAR TIKUS PERCOBAAN
Oleh
:
H A R D O K O
PROGRAM STUD1 ILMU PANGAN
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
Hardoko.
I'engaruh
Jenis Minyak Yang Dikonsumsi Terhadap
Komposisi Asam
lkmak
Otak
dan
Kcrnan~puan
Belajar
'l'ikus
Percobaan.
(Dibawah bimbingan F.G Winamo,sebagai ketua komisi pernbimbing Deddy Muchtadi, Anton Apriyantono. Slamet
Budiyanto, dan Hermana, sebagai anggota komisi).
Potensi besar minyak ikan, rninyak kelapa, dan minyak sawit yang dimiliki lndonesia belum dioptimdkan bila dipandang dari aspek gizinya.
Salah satu aspek gizi yang berupa peranan jenis minyak yang dikonsumsi dalam
pertumbuhan otak dan kemampuan belajar telah dipelajari dengan menggunakan tikus percobaan (Hatus rtorvegicus) di Laboratorium Hewan Percobaan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Gizi, Departemen Kesehatan RI, di Bogor, Laboratorium Kimia dan
Biokimia PAU Pangan dan Gizi LPB, dan Laboratorium Kimia Pangan Iurusan TPG
-
Fateta IPB. Pada tahap I dilakukan pengujian terhadap minyak
ikan
tuna (MIT),minyak kelapa (MK), minyak sawit (MS), dan konsentrat minyak
ikan
tuna(KMI).
Pada tahap II dilakukan pengujian terhadap minyak campuran dari MITdan
KMI dengan perbandingan 3: I (CMK,), 1 : 1 (CMKz), dan 1: 3 (CMK3). Adapun tujuan utama dari pengujian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh jenis minyak yang dikonsumsi selama masa gestasi, laktasi hingga masa pertumbuhan anak Likus t e r b h p komposisi asam lemak otak dan kemampuan beiajar anak tikus percobaan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rninyak-minyak yang diujikan secara u m u m
dapat diserap dengan baik ke dalam tubuh tikus, dengan tingkat penyerapan rata-rata rnencapai 94.69
*
1.61%. Penyerapan tertinggi dicapai olehKMI
(96.88%), kemudian diikuti MK (96.10 t_ 1.04%), MS (95.44 4 1.24%), dan MIT (92.04+
1.24%)). Adapunpenyerapan C M K I , CMKI, dan CMK3 masing rnasing rnencapai 94.49
+
0.55%, 94.24 +_1.5496, dan 93.68 f 1.10%.
Jumlah minyak yang dikonsumsi dan terserap dalarn tubuh tikus temyata berpengamh nyata pada komposisi asam lemak air susu tikus (AST), terutama pada kadar
asam lemak n-3 -nya. Kelompok tikus yang mendapat ransum rninyak
ikan
(MIT danI(MI) dalarn AST-nya rnengandung asam lemak n-3 jauh lebih tinggi dibanding kelompok tikus yang mendapat ransum minyak nabati (MK atau MS). Kadar total asam lernak n-3 (rng/g minyak) dalam masing-masing AST adalah 3.7 untuk MK, 4.5 untuk MS, 61.8
untuk MIT, dan 87.3 untuk KMI, sedangkan dalam AST CMKr, C m , dan CMK3
masing-masing adalah 102.4, 1 19.3, dan 71.6. Asam-asarn lemak n-3 tersebut
didominasi oleh DHA, dengan rasio AAlDHA sebesar 2.3 untuk MK, 1.4 untuk MS,
0.1 untuk rnasing-masing MIT, KMI, CMKI, C m , dan CMK3.
Serat badan anak tikus jantan cenderung lebiih besar daripada tikus betina. Pada
anak tikus yang rnendapat ransum berkadar asam dokosaheksaenoat @HA) tinggi (KMI
Adapun waktu semburan pertumbuhan otak tikus diduga terjadi pada awal kelahiran yaitu sekitar umur 3 hari, kemudian pertumbhannya menurun.
Kemampuan belajar anak tikus ternyata dipengaruhi oleh j e ~ s rninyak yang dikonsumsi, tetapi tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin (jantan / betina), berat
otak
clanberat badan. Anak tikus yang mendapat ransum rninyak ikan (MCT at= Kh4I) ternyata mempunyai kemampuan belajar lebih tin& dibanding
anak
tikusyang
mendapat ransum minyak nabati (MK atau MS), tetapi antara kelompok anaktikus
mT
danKMI
atauantara MK dan MS tidak menunjukkan perberbedaan nyata.
Kemampuan belajar
anaktikus yang mendapat ransum CMKt, CMKz,
dan
CMK3 juga tidakberbeda
dengan yang mendapat ransum MIT atau KMI. Ini menunjukkan bahwa kadarDHA
yang lebih tinggi dari yang terkandung dalam ransum MIT (146.6 mglg rninyak atau 7.3 mglg ransum)kurang bermanfaat untuk lebih meningkatkan kemampuan belajar anak
tilcus.
Kelompok
anak
tikus yang berkemampuan belajar lebih ti@ temyata dalamotaknya mengandung kadar DHA lebih tinggi daripada
kadar
asam arakidonatnya (AA). Tetapi kadar fosfolipid kolin (PC), etanolamin (PE), inositoI (PI), serin (PS) dan asamfosfatidat (PA) dalam otak anak tikus tidak berbeda nyata dengan anak tikus yang berkemampuan belajar lebih rendah. Kadar DHA dalarn
otak
anaktilclls
yang rnendapat ransum MIT atau IUMI pada akhir percobaan (umur 72 hari) masing-masing adalah 79.6+
8.9 dan 79.2 i 7.8 mg/g minyak, sedangkan otak anak tikus yang
menciapat
ransum MKatau
M S
masing-masing adalah 42 9+
4.4 dan 43.4+
5.1 mg/g minyak. Adapun kadarDHA dalam otak tikus yang mendapat ransum CMKl, CMK2, dan
CMIG
masing-masingadalah 80.2 -t 5.7, 79.2
+
1.2. dan 79.6+.
2.9 mg/gminyak.
Ddam
kaitannya dengan A.4, tikus yang berkemampuan belajar lebih tinggi mernpunyai rasio ANDHA 0.48-0.53,sedangkan yang berkemampuan belajar lebih rendah rasionya sekitar 1.23- 1.3 1.
Ienis rninyak yang dikonsumsi ternyata juga berpengaruh pada profil lipid plasma
darah anak tikus. Tikus yang mendapat ransum minyak ikan (MIT atau
KMI)
mempunyaikadar trigliserida plasma dan kolesterol LDL lebih rendah daripada yang mendapat
ransum minyak nabati (MK atau MS), namun kadar kolesterol
HDL
dan t o t dkolesterolnya tidak berbeda nyata. Kadar trigliserida dan kolesterol LDL dalam plasma dm& tius yang rnendapat ransum h4lT atau KMI masing-masing adalah 52.2 k 13.8
mg/dl dan 58.4 i 14.4 mgrdl (untuk trigliserida), 8 8
+
2.0 mg/dl dan 9.7 ri. 2.4 mgldl (untuk LDL), sedangkan pada MK dan MS masing-masing adalah 106.4 k 19.8 mg/dld m 1 1 0 . 1 -t 3 1.9 mg/dl (untuk trigliserida), serta 20.3
+
4.8 rngidl dan 20.8 f 3.4 mg/dl (untuk LDL).Dengan demikian minyak ikan tuna dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
ABSTRACT
Hardoko.
The effect of consuniption
of
different types of oil on the cornposjtion
of
fatty acids
in the brain and learning ability of
experimental
r a t s
(In Indonesian).
Doctor Dissertation. Bogor
Agricultural University.
1998.(Under The Supervision of Prof. Dr. F.G. Winarno, As Chairman, Prof.
Dr.
Ir. Dddy Muchtadi, MS., Dr.Lr.
Anton Apriyantono,MS.,
Dr. 1r. Slamet Budiyanto, MAgr., andDr. H. Hermana, Msc., As Co-Supenrisors)
The effect of consumption of different types of oil on the composition of brain fatty acids and learning ability was investigated on
experimental rats. The oils used were fish oil (FO), fish oil concentrate
(FC), palm oil (PO), coconut oil (CO), and a mixture of FO and FC in the
proportion of 3: 1 (OM1), 1: 1 (OM2) and 1:3 {OMS). Each ration contained
5% (w/w) of the oil and was given everyday ad tibiturn during gestation
period and lactation period until the weanling rats were
72
days old.The average absorption level of the oils was 94.69 -t 1.61% , the
lowest level was given by the rats fed with FO at a level of 92.04 f
1.24%. The learning ability of rats was not affected by sex, brain weight
as well a s body weight, but it was affected by types of oil consumed. The
learning ability of rats which consumed the ration containing FO was
higher than that of PO or
CO,
but it was not different than that of FC orOM. The
type
of oil consumed did not affect the composition of phospholipid of the brain, but it affected the composition of fatty acids,particularly docosahexaenoic acid (DHA). The rats showing higher
learning ability were those fed with the ration containing
fish
oiland
had a higher concentration of DHA than arachidonic acid (AA) in their
brain, with a ratio of A A to DHA, 0.48 -
0.53.
The rats havinga
lowerlearning ability had a ratio of A A to DHA,
1.23
-1.31.
Feeding
the ratswith a ration containing DHA at
a
level of 7.3 mg/gas
that present inthe ration containing fish oil only, did not affect either the AA to DHA
ratio in the brain, nor increased the learning ability.
DHA is likely to play
an
important role in brain developmentas
shown by the presence of DHA in the brain and milk of rats consuming
ration with
or
without n-3 fatty acids. The high concentration of DHApresent in three-day old rats indicated that DHA was collected in the
brain during gestation period.
The concentration of triglyse&de and LDL cholesterol in plasma of
rats consuming a ration containning fish oil was lower than those
consuming no fish oil. Nevertheless, total cholesterol
and
HDLPENGARUH JENIS MINYAK YANG DlKONSUMSI
TERHADAP KOMPOSISI ASAM LEMAK OTAK DAN
KEMAMPUAN BELAJAR TIKUS PERCOBAAN
Oleh
H A R D O K O
Diserrasi
zintztk
mcnwnuhi persyaratan nlemperoleh ge
far Dokror
dalam hidang //mu Pangan
PROGRAM STUD1 ILMU PANGAN
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul
Pengaruh Jenis Minyak Yang Dikonsumsi Terhadap
Komposisi Asam Lemak Otak dan Kemampuan Belajar
Tikus Percobaan
Nama Mahasiswa
:H
a
r
d
o k o
Nomor pokok
: 9353 1 /LPN
Menyetujui
:1.
Komisi Pembimbing
Prof.
Dr. F.G. Winarno
(Ketua)
/
Prof.
Dr.Ir.
Deddy Muchtadi, MS.
Dr.Ir.
~ n t g n
Apriyantono, MS.
(Awgota)
(A%gota)
/7
&%
Dr. Ir. Slamet Budiyanto,
MAgr.
Dr. H . H e r m a n a , M S c .
(Awgota)
(Jw3gota)
2.
Ketua Program Studi
n m u
Pangan
px>
Dr.
Ir.
Joko Hermanianto,
Msc.
Tanggal
lulus
: 3Oktober
1998Penulis dilahirkan di KIaten Jawa Tengah pada tanggal 8 Januari
1963,sebagai anak kelima dari enarn bersaudara, dari pasangan Moekin Hardjosajono
dengan Susanti.
Tahun 1974 lulus
SDN
di Klaten, kemudian melanjutkan di
S M P
Kristen
Klaten dan lulus tahun 1977. Pada tahun 1981 berhasil lulus dari SMAN di Klaten
dan melanjutkan
kuliah
di
IPp
sampai lulus
dari
Jurusan TeknoIogi Hasil
Perikanan, Fakultas Perilcanan trlfiun 1986.
Tahun 1986-1988 bekerja pada perusahaan swasta di Jakarta, darl tahuli
1989 ~liasuk
me~ijadi
staf pengajar pada Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya
h;lalarlg I ~ i n g a
sekarang. Pada tahun 1989 dikirirn untuk mengambil prograni
5-2
pada Program Studi ilmu Pangan
IPB
dan
berhasil diselesaikan pada awal tahuri
1992. Pada tahun 1993 melanjutkan studi pada Program Doktor
(S-3) diProgram
KATAPENGANTAR
Segenap pikiran, tenaga, waktu dan dana telah dicurahkan untuk
menyelesaikan disertasi ini. K a r y a ini merupakan akhir dari pejalanan
panjang yang berliku-liku d a sarat dengan tantangan. sejak penulisan
proposal, pencarian dana, hingga pelaksanaan penelitian dan penulisan
laporan. Semua ini adalah k x e n a berkat dan rahmat Tuhan Yang M a h a
Kuasa yang dianugerahkan pada penulis.
Tulisan ini menelaah pemanfaatan minyak ikan tuna ( h a d samping
proses pengalengan), minyak sawit, dan minyak kelapa dalarn pembentukan
dan pertumbuhan otak anak tikus dalam kaitannya dengan kemampuan
belajar tikus percobaan, sebelum diaplikasikan pada rnanusia. Kasilnya
menunjukkan bahwa kemampuan belajar anak *us yang rnengkonsumsi
minyak ikan tuna mempunyai kemampuan belajar lebih tin& dibandingkan
dengan yang mengkonsumsi minyak sawit atau minyak kelapa Pemberian
ransum dilakukan sejak masa gestasi, laktasi, hingga masa pertumbuhan
anak tikus umur 7 2 hari.
Dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis sampaikan
penghargaan dan rasa terima kasih kepada Prof. Dr. F.G. Winarno,
Prof. Dr. Ir. Deddy Muctadi, MS., Dr. Ir. Anton Apriyantono. MS., Dr. Ir.
Slarnet Budiyanto, MAgr., dan Dr. H. Hermana, MSc., selaku komid
pembimbing, yang telah banyak memberikan petunjuk, arahan, saran, dan
Ucapan terima kasih yang tulus juga penulis sampaikan kepada pimpinan Universitas Brawijaya Mdang yang telah memberikan kesempatan penulis untuk mengkuti pendidikan program doktor di Institut. Pertanian
Bogor, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan
beasiswa T M P D , Yayasan Dharma Bakti Kalbe, Yayasan Toyota Astxa,
Yayasan Aji Dharma Bakti, d a n Yayasan Supersemar yang telah memberikan
bantuan dana untuk penyelesaian penulisan laporan ini.
Kepada seluruh staf dan karyawan Laboratorium Kimia dan Biokimia
PAU Pangan d a n Gizi IPB, Laboratorium Kimia J u r u s a n Tehnologi Pangan
dan Gizl Fateta-IPB, Laboratorium Hewan Percobaan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Gizi - Departernen Kesehatan
RI
di Bogor, dan semua pihakyang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian, penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Atas dukungan doa dan dorongan semangat, serta kasih yang besar
dari Isteri tercinta. Ibu, K a k a k , Adik, dan Bapak dan Ibu Mertua, serta
sahabat, yang telah diberikan juga saya sampaikan kebanggaan, hormat, dan
terima kasih yag setinggi-tingginya
Kiranya kemuliaan dan berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa menyertai
Bapak, Ibu, dan saudara-saudara sekalian yang telah be jasa dalam tulisan
ini. Akhimya penulis menyadari a k a kekurang sempumaan tulisan ini,
karenanya mohon dimaafkan dan harap dimaklumi. Semoga karya ini
DAFTAR SINGKATABI
AA : Asam arakidonar
ADP : Adenosin difosfat
ALE : Asam lemak esensial
ALJ : Asam lemak jenuh
ALRS : Asam lemak rantai sedang
ALRP : Asam l e d rantai panjang
ALTT : Asam lemak tidak jmuh tunggal
ALTJ : Asam l e d tidak jenuh jamak
AMP : Adenosin monofosfat
AST : Air sasutikus
ATP : Adenosin trifosfat
CMK, : Campuran 0.75 MlT
+
0.25 KhUCMKz : Campuran 0.50 MIT + 0.50 KMI
CMKa : Campuran 0.25 MIT
+
0.75 KMICTP : Sitidin trifobfst
DHA : Asam dokosaheksaenoat
DPA : Asam dokosapentamoat
EPA : Asam pentamoat
H D L
: High density lipoproteinKMI : Konsentrat &yak ikan
LA : Asam linoleat
LDL : Low density Lipoprotein
LNA : Asam linolenat
MIT : Minyak ikan tuna
MK : Minyak kelapa
M S : Minyak sawit
NADH : Dihidronicdinamid adenin dinukleotida NADPH : Dihidronicctinamid adenin d i n u k l d d a fosfat
PA : Asarn fosfatidat
PC : Fosfatidil kolin
PE Fosfatidil etanolamin
PI : Fosf%ti&l Inosital
P S : Fosfatidil serin
SAM : Adenosil metionin
DAFTAR
IS1
Halaman
KATA PENGANTAR
...
IDAFTAR SINGKATAN
...
I1DAFTAR IS1
...*...
N DAFTAR TABEL...
.
.
.
.
...
VI I DAFTAR GAMBAR...
IX1
.
PENDAHULUAN...
..
...
...
...
1...
...
...
.
A Latar belakang.
.
.
.
1B
.
Tujuan penelitian...
5...
.
C Hipotesis 6 D.
Kegunaan penelitian...
7I1
.
TINJAUAN PUSTAKA...
8A
.
Minyak Ikan...
81
.
Sumber d m Potensinya di Indonesia...
...
82
.
M i n y a k Ikan Tuna Sebagai Sumber ALTJ n-3...
12B
.
Minyak Sawit...
1 7 1.
Karakteristik Minyak Sawit...
1 7 2.
Komposisi zat gizi minyak sawit...
18...
.
...
C Minyak Kelapa...
221
.
Karakteristik Minyak Kelapa...
222
.
Komposisi Zat Gizi Minyak Kelapa...
.
.
...
24D
.
Pengangkutan Asam Lemak ke Otak dan Biosintesisnya...
271
.
Pencemaan dan Penyerapan Minyak Pangan...
...
272
.
Pengangkutan Asam L e m a k ke Otak...
313
.
Biosintesis ALTJdan Biosintesis Lipid Otak...
35E
.
Pengaruh Minyak Pangan Terhadap Lipid Tubuh...
401
.
Lipid Tersimpan d m Lipid Air Susu...
40...
2.
Lipid Plasma Darah 43...
...
.
3 Lipid Membran.
..
..
50...
...*...
4.
Lipid Otak.
..
..
52...
I11
.
BAHAN DAN METODE... ..
..
...
64A
.
l3ahan...
.
.
.
.
...
1
.
Bahan Y a n g Diuji...
2.
Tikus Percobaan...
..
...
3
.
Bahan Ransum Pakan Tikus Percobaan...
..
...
4
.
Bahan Kimia Untuk Analisis...
B
.
Peralatan...
.
.
...
1
.
Peralatan Pemeliharaan Tikus...
.
.
.
.
.
.
...
2.
Peralatan Pengambilan Sampel Uji...
3.
Peralatan Untuk Pembuatan Konsentrat M i n y a k Ikan...
...
4
.
Peralatan Untuk Uji Kemampuan Belajar Tikus5
.
Peralatan Untuk Andisis...
C
.
Tempat dan W a k t u Penelitian...
D
.
Metodologi Penelitian...
I
.
Pemucatan Minyak Ikan...
...
2.
Proses Pembuatan Konsentrat M i n y a k Ikan3
.
Pembuatan Ransum Tikus...
.
.
.
...
4
.
Rancangan Percobaan...
5.
Pengamatan Pertumbuhan Tikus...
6- Pengujian Penyerapan M i n y a k
...
7
.
Pengumpulan Sampel Untuk Analisis...
8.
Analisis Sampel...
9- Uji Kemarnpuan Belajar Tikus
...
.
.
.
.
...
10.
Analisis Data...
IV
.
HASIL DAN PEMBAHASAN...
...
A
.
Karakteristik Asam-asam Lemak Dalam RansumB
.
Penyerapan Minyak Uji...
...
C.
Komposisi Asam Lemak M i n y a k Air Susu TikusD
.
Pertumbuhan Tikus Berdasar Jenis M i n y a k Y a n g Dikonsumsi...
1
.
Pertumbuhan Berat Badan Tikus Percobaan...
2.
Pertumbuhan Berat Otak Tikus Percobaan...
E
.
Kemampuan Belajar Tikus Percobaan Berdasar Jenis Minyak...
...
F
.
Pengaruh Jenis Minyak Yang Dikonsumsi Terhadap Fosfolipiddan Komposisi Asam Lemak Otak Tikus
...
1 2 41
.
Kadar Fosfolipid Dalarn Lipid Otak Tikus...
1 2 42
.
Komposisi A s a m Lemak Dalam Otak Tikus...
127A
.
Asam Lemak n-3 dan n-6 Daiam Otak Tikus...
127B
.
AW
dan ALTT Dalam Otak Tikus...
140G
.
Pengaruh Jenis Minyak Y a n g Dikonsumsi Terhadap Plasma.
DarahTikus
...
1451
.
Pengaruh Jenis Minyak Terhadap Kadar Trigliserida Plasma.
1 4 52
.
Pengaruh Jenis Minyak Terhadap Total Kolesterol Plasma...
1 4 93
.
~ e n g a r u h Jenis Minyak ~ e r h a d a p HDL Plasma Tikus...
152...
4
.
Pengaruh Jenis M h y a k Terhadap LDL Plasma Tikus 1 5 4V
.
KESIMPULAN...
157DAFTAR
TABEL
lo
.
Teks Halaman2.1 Contoh distribusi minyak dalam tubuh ikan
...
102.2. Kandungan minyak pada daging ikan tuna
...
102.3 Kandungan asam lemak jenuh dan asam Iemak tidak jenuh dari
berbagai minyak d a n daging ikan
...
1 32.4 Profil asam lemak dari minyak ikan
...
.
.
...
142.5. Sifat fisikokimia minyak sawit
...
182.6 Perkembangan produksi minyak sawit di Indonesia
...
192.7 Profil asam lemak minyak sawit dan minyak inti sawit
...
202.8 Sifat-sifat fisiko kimia minyak kelapa
...
2 32.9 Perkembangan produksi dan ekspor minyak kelapa Indonesia
...
242.10 Komposisi asam lemak yang terdapat dalam minyak kelapa
...
26 2.1 1 Komposisi dan karakteristik lipoprotein plasma manusia...
342.12 Kandungan ALTJn-3 dan n-6 dalam AS1 di berbagai negara
...
43 2.13 P e n g m h konsumsi minyak terhadap kolesterol plasma tikus...
472.14 Beberapa studi tentang peng-h diet terhadap kemampuan
belajar tikus
...
62 3.1 Komposisi ransum tikus percobaan...
723.2 Komposisi campuran vitamin untuk ransum tikus percobaan
...
733.3 Komposisi campuran mineral untuk ransum tikus percobaan
...
744.1 Jenis dan kadar asam lemak n-3 dan n-6 yang terdapat dalam
ransum minyak yang diujikan
...
884.2 Pengelompokan asam-asam lemak dari minyak uji berdasarkan
Pengelompokan asam lemak yang terdapat dalaxu minyak uji ber- .
dasarkan jumlah ikatan rangkapnya
...
Pengelompokan asam lemak dalam air susu tikus berdasarkan
...
...
panjang rantai karbonnya
..
Pegelompokan asam-asam lemak dalam air susu tikus berdasar-
...
kan tingkat kejenuhan ikatan pada rantai karbonnya
Jenis d a n kadar asam l e m a k 11-3 dan n-6 yang terdapat AST ber- dasarkan jenis ransum yang diuji
... .
.
...
Kadar ALTJ n - 3 dalam otak tikus percobaan I pada berbagai tingkat umur
...
Kadar ALTJ n-3 dalam otak tikus percobaan II pada berbagaitingkat umur
...
.
.
...
Kadar ALTJ n-6 dalam otak tikus percobaan I pada berbagaitingkat umur
...
DAFTAR GAMBAR
Teka
Rurnus molekul beberapa fraksi lipid yang terdapat dalam
[image:26.572.47.479.50.556.2]minyak ikan
...
...
Rumus molekul beberapa asam lemak 13-3 d a n n-6
Pencemaan h-igliserida. ester kolesterol dan fosfolipid dalam
...
usus kecilMetabolisme asam lemak rantai panjang d a n rantai sedang
....
...
J a l u r sintesis berbagai jenis asam lemak
...
Metabolisme transformasi dalam ALTJ
...
Skematik biosintesis Lipid struktural
Kurva pertumbuhan berat otak hewan dan manusia
...
Model diagram alur percobaan dalam penelitian
...
Alat untuk uji kemampuan belajar
tikus
percobaan...
...
Histogram penyerapan minyak uji yang dikonsumsi tikus
Grafik pertumbuhan berat badan tikus percobaan I
...
Grafik pertumbuhan berat badan tikus percobaan, I1
...
Histogram pertumbuhan pertumbuhan berat otak tikus
percobaan I
...
Histogram pertumbuhan pertumbuhan berat otak tikus percobaan I1
...
Histogram hasil uji kemarnpuan belajar tikus percobaan I
...
...
Histogram hasil uji kemampuan behjar tikus percobaan II
Histogram kadar fosfolipid dalam lipid otak tikus yang meng- konsumsi minyak yang jenisnya berbeda-beda
...
4.10. Histogram total ALJ dari otak tikus pada berbagai tingkat umur
.
1424.1 1 Histogram total dari otak *us pada berbagai tingkat umur. 143
4.12. Histogram kadar triaserida plasma an& tikus berdasarkan
jenis minyak yang dikonsumsi
...
-.-
...
1464.13. Mekanisme laju produksi
VLDL
dan keton bodies dari ALJ danALTJ dalam tubuh
..
....
..
...
.-
.-..
.-...
.
...
.
.
.,
. . .
1484.14. Histogram total kolesterol plasma anak tikus berdasarkan
jenisminyakyangdikonsumsi
...
1504- 15. Histogram kadar HDL plasma anak tikus berdasarkan jenis
minyak yang dikonsumsi
.
. .
. . . .
. .
.
.
.
.
. .
.. .-,-.
-.
.
.-.
-.-
..-
----
--.
.
.
.
.
. . .
1534.16. Histogram kadar LDL plasma anak tikus berdasarkan jenis mi-
DAFTAR LAMPJRAN
Teks
Halaman1. Komposisi asam lemak dari ransum minyak yang diujikan pada
173
tikus percobaan (mg/g minyak)
...
.
.
.
.
...
2. Hasil analisis sidik ragam tingkat absorpsi jenis rninyak dari
...
...
...
ransum yang dikonsumsi tikus
.
.
.
.
1743. Komposisi asam temak air s u s u tikus (rng/g minyak)
...
1 7 54. Hasil analisis sidik ragam berat badan tikus percobaan u m u r
3 hari
...
1765. Hasil analisis sidik ragam berat badan tikus percobaan umur
2 l h a r i
...
1766 . Hasil analisis sidik ragam berat badan tikus percobaan umur
42hari
...
1777. Hasil analisis sidik ragam berat badan tikus percobaan umur
72hari
...
1778. Hasil analisis sidik ragam jumlah ransum yang dikonsumsi
...
tikus pada percobaan I (g/hari/ lOOg berat badan) 178
9. Hasil analisis sidik ragam berat otak antara tikus jantan dan
tikus betina pada percob- I
...
..
...
17910. Hasil analisis sidik ragam berat otak antara tikus jantan dan
tikus betina pada percobaan I1
...
1791 . Hasil analisis sidik ragam berat otak tikus (g/ekor) yang
mengkonsumsi jenis minyak percobaan I
...
18012. Hasil analisis sidik ragam berat otak tikus (g/ekor) yang
mengkonsumsi jenis minyak percobaan I1
...
18 113. Hasil analisis sidik ragam kemampuan belajar anak tikus umur
3 7 hari
...
18214. Hasil analisis sidik ragam kemampuan belajar an& tikus umur
52 hari
...
18315. Hasil analisis sidik ragam kemampuan belajar anak tikus u m u r
66 hari
... ....
...
...
184 16. Hasil analisis sidik ragam kadar fosfolipid jenis PE, PC, PI,17. Komposisi asam lernak dalam otak anak tikus yang medapat ransum minyak kelapa (mgfg lipid)
...
Komposisi asam lemak dalam otak anak tikus yang mendapat
...
ransum minyak sawit (mg/g lipid)
...
.
.
.
.
Komposisi asam lemak dalam otak anak tikus yang mendapat
ransum minyak ikan tuna (rng/g lipid)
...
Komposisi asam lemak dalam otak anak tikus yang mendapat
...
ransum konsentrat minyak ikan (mg/g lipid)
Komposisi asam lemak dalam otak anak tikus yang mendapat
...
ransum minyak CMKl (mg/g lipid)
Komposisi asam lemak dalam otak anak tikus yang mendapat
sumsi minyak CMKz (mg/g lipid)
...
Komposisi asam lemak dalam otak anak tikus yang mendapat
ransum minyak C M G (mg/g lipid)
...
Hasil analisis sidik ragam kadar DHA dari otak tihs
percobaan 1
...
.
..
...
Hasil analisis sidik ragam kadar DHA dari otak tikus percobaan I1...
.
.
...
.... ...
Hasil analisis sidik ragam kadar AA dari otak tikus
percobaan I
...
..
...
...
...
Hasil analisis sidik ragam kadar AA dari otak tikus
percobaan I1
...
.
.
.
...
Hasil analisis sidik ragam kadar trigliserida plasma darah tikus yang mengkonsumsi minyak berbeda jenis...
Hasil analisis sidik ragam kadar total kolesterol plasma darah&us yang mengkonsumsi minyak berbeda jenis
...
Hasil analisis sidik ragam kadar kolesterol HDL plasma darah
...
tikus yang rnengkonsumsi minyak berbeda jenisHasil analisis sidik ragam kadar kolesterol LDL plasma darah
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar BelakangIndonesia sebagai negara kepulauan yang 2 / 3 wilayahnya terdiri dari lautan, berpotensi besar dibidang hasil perikanan. Potensi yang besar ini tercermin oleh besarnya potensi lestari sumberdaya perikanan Indonesia
yang mencapai sekitar 6.7 juta ton/tahun yang belum dapat dieksploitasi
atau dimanfaatkan secara optimal, yaitu baru termanfaatkan sekitar
58.0%-nya saja (Dahun et aL, 1996).
Dari tingkat produksi perikanan yang telah dicapai atau telah
termanfaatkan, ternyata juga belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Hal ini ditunjukkan oleh pemanfaatan minyak ikan hasil samping proses
pengalengan ikan tuna yang masih sangat terbatas, yaitu hanya untuk
campuran pakan temak atau untuk campuran minyak cat a t a u bahkan
kadangkala hanya terbuang dengan percuma. Padahal mainyak ikan
tersebut berpeluang untuk dijadikan sebagai sumber asam lemak yang bermanfaat bagi tubuh manusia dan potensinya pun juga relatif besar. Potensi ini tercermin oleh terdapatnya 27 perusahaan pengalengan ikan di
Indonesia yang telah mampu menyerap bahan baku sekitar 90683 ton ikan
segar (Biro Pusat Statist*
/
BPS. 1997). Adapun tingkat produksi minyakikan hasil samping mencapai sekitar 0.1-0.5% dari bahan bakunya.
Dilain pihak Indonesia juga mempunyai potensi besar dalam
menghasilkan rninyak nabati, yaitu minyak sawit dan minyak kelapa, yang
Namun tingkat konsumsi minyak rata-rata penduduk Indonesia baru
mencapai 8.26 kg/kapita/tahun atau 22.63 g/kapita/hari atau sekitar 10
O h dari kebutuhan kalori rnasyarakat Indonesia (Susenas. 1996), dengan
tingkat ketersediaan minyak nabati mencapai 13.00 kg/kapita/ tahun
(BPS, 1996). Keadaan ini juga menunjukkan belum optimalnya
pemanfaatan minyak nabati di Indonesia.
EeJum optimalnya pemanfaatan rninyak ikan dan minyak nabati
tersebut bagi pemenuhan kebutuhan gizi rnasyarakat Indonesia,
memerlukan pengkajian dan pengembangan lebih lanjut pada berbagai
aspek gizinya, sehingga nilai tambah minyak dapat ditingkatkan.
Salah satu aspek gizi minyak pangan yang cukup menarik adalah
berh u bungan dengan adanya dugaan bahwa minyak mempunyai peranan
penting dalam pertumbuhan otak dan kemampuan belajar. Hal ini
didasukan pada peranan minyak dalam susunan strukturd sel-sel otak
(Crawford, 1992; McGarry, 1992) dan adanya kenyataam bahwa otak
berserta jaringan syarafnya mengandung sekitar 60% lipid struktural.
Kandungan tersebut secara kuantitatif merupakan konsentrasi lipid
terbesar kedua setelah jaringan adiposa (Bourre et aI., 1992; Crawfprd,
1992; Jumpsen dan Clandinin, 1995). Sebagai komponen struktural, lipid
merupakan bagian rntegral dari struktur sel dan fungsi membran, temtama
dalam otak dan jaringan syarafnya.
Selanjutnya dilaporkan pula bahwa lipid otak terutarpa tersusun dari
kolesterol dan fosfolipid yang kaya akan asam lemak tidak jenuh jamak
arakidonat (AA, C20:4n-6). Diantara kedua asam lemak tersebut yang
lebih dominan adalah DHA (Connor ef aZ., 1992).
Karena DHA dan AA merupakan asam lemak yang terlibat langsung
dalarn struktur jaringan sel-set otak, maka dapat diduga asam lemak
tersebut mempunyai peranan yang penting dalam fungsi drtn integritas
otak. Dengan demikian ketersediaan asam-asam lemak tersebut dalam
makanan merupzikan faktor penting dalam pembentukan d a n pertumbuhan otak, dan akibatnya baa te j a d i defisiensi selama m a s a pembentukan d a n
pertumbuhan akan dapat mengganggu fungsi-fungsi otak dikemudian hari.
termasuk fungsi yang berhubungan dengan kemampuan belajar.
Ditinjau dari komposisi asam lemaknya, minyak ikan tuna hasil
samping proses pengalengan ikan tuna adalah yang paling berpeluang
untuk dijadikan sebagai sumber asam lemak penting bagi pemenuhan
pertumbuhan otak. Hal ini karena minyak ikan tuna kaya akan asam
l e m a k ri-3 khususnya DHA (Elizabeth, 1992), scdangkan minyak nabati
(sawit dan kelapa) hanya mengandung sejumlah asarn lemak esensial
linoleat (LA; C18:2n-6) dan sedikit asam lemak esensial linolenat (LNA;
C18:3n-3) (Dagach dan Valenseula, 1992; Poisson, 1990). Menurut
Lehnhger (1982), Poisson (1990), dan Sinclair (1993). DHA d a n AA d d a m
tubuh hewan masing-masing dapat disintesis dari LNA dan LA. namun
menurut Crawford (1993) dan Nettleton (1993) proses biosintesisnya
d i d a l m tubuh begalan lambat, kurang efisien dan berubah menurut usia.
Jadi dapat diduga bahwa minyak ikam tuna akan dapat dijadikan sebagai
n .
minyak nabati (minyak sawit d a p mmyak keiapa), karena &yak ikan
tuna mengadung asam lemak n-3 DHA yang dapat langswng digunakan
untuk pembentukan dan pertumbuhan otak.
Penelitian-penelitian untuk mendukung dugaan-dugaan tersebut di
a t a s belum banyak melibatkan jenis-jenis minyak hasil bumi Indonesia, meskipun beberapa penelitian di Iuar negeri memberikan indikasi ke arah
dugaan itu. Misalnya, Lamptey d a n Walker (1976) mendapatkan bahwa
konsumsi minyak
sammer
(rendah LNA, tinggi LA) dapat menekankemampuan belajar anak tikus dibandingkan dengan tikus yang
mengkonsumsi minyak kedelai (tinggi LNA). Hal yang mirip juga dilaporkan
oleh Yamato et a L (1987). dengan menggunakan minyak sa&%wer dan
minyak perilla (kaya
LNA,
rendah LA). DiIainpihak
Suprijana (1992)melaporkan bahwa konsumsi minyak kedelai dibandingkan dengan minyak
&an menhaden (kaya asam eikosapentaenoat
/
EPA) tidak memberikanpengaruh yang nyata terhadap kemampuan belajar anak tikus, tetapi
secara nyata lebih tin@ daripada yang mengkonsumsi minyak kelapa.
Jadi terdapet indikasi bahwa asam lemak n-3 dapat meningkatkan
kemampuan belajar tikus.
Keadaan tersebut barangkali bisa berbeda bila yang diberikan atau
yang dikonsumsi adalah minyak ikan t u n a yang kaya dengan D m .
Pertimbangannya adalah bahwa DHA dapat secat-a langsung digunakan
untuk memenuhi kebutuhan pembentukan dan pertumbuhan otak,
sedangkan LNA dan E P A untuk dapat dimanfaatkan dalam pembentukan
pernanjangan rantai karbon (elongasi) dan penidakjenuhan ikatan rantai karbon (desaturasi) yang larnbat dan kurang efisien.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang melibatkan minyak-
minyak-minyak hasil bumi Indonesia seperti minyak ikan tuna, minyak sawit, dan minyak kelapa untuk melihat pengaruhnya bila clikonsumsi.
terhadap komposisi asam lemak otak dan kemampuan belajar tikus
percobaan. Sehingga, aspek-aspek gizi dari minyak-minyak pangan hasil
bumi Indonesia diketahui lehih banyak dan pemanfaatan serta nilai
tambahnya dapat ditingkatkan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
B.
Tujuan PenelitianTujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
jenis minyak yang dikonsumsi terhadap komposisi asam lemak otak dan
kemampuan belajar anak tikus percobaan. Tujuan utama ini diurai dan
ditunjang oleh beberapa sub-tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui tingkat penyerapan jenis-jenis minyak yang dikonsumsi
oleh tikus percobaan. Hal ini perlu dilakukan karena hanya minyak yang diserap yang dapat dimanfaatkan dan memberikan kontribusi kedalam tubuh untuk berbagai kegunaan.
2 . Mengetahui komposisi asam Iemak dalam air susu tikus berdasarkan jenis-jenis minyak yang dikonsumsi. Hal
ini
juga dilakukan karena airsusu tikus merupakan sumber gizi utama tikus selama periode laktasi
dan diduga &an memberikan kontribusi hesar pada asam lemak otak
3. Mengetahui pengaruh jenis minyak yang diberikan selama masa gestasi, laktasi, dan pertumbuhan anak tikus terhadap berat badan dan
berat otak anak tikus. Hal ini dilakukan untuk m e m a t dampak
langsung dari jenis minyak yang dikonsumsi terhadap keadaan fisik
anak tikus.
4. Mengetahui komposisi asarn lemak otak a n a k tikus berdasarkan jenis
minyak y a n g dikonsumsi selama masa gestasi d a n laktasi sampai masa pertumbuhan anak tikus setelah disapih.
5. Mengetahui pengaruh jenis minyak yang dikonsumsi selama masa
gestasi dan laktasi sampai masa pertumbuhan anak setelah disapih
terhadap kemampuan belajar anak tikus.
6 . Mengetahui pengaruh jenis minyak yang dikonsumsi selama masa
gestasi dan laktasi sampai masa pertumbuhan anak setelah disapih
terhadap kadar trigliserida dan kolesterol darah a n a k tikus. Ini perlu diamati karena plasma darah terlibat langsung dalam metabolisme minyak terutama dalam transportasi asarn lemak ke berbagai b e a n
tubuh, termasuk otak.
Jenis minyak yang mengandung asam lemak n-3 DHA yang
diberjkan pada tikus sejak masa gestasi, laktasi, d a n masa pertumbuhan
D.
Kegunaan atau M a n f a a t PenelitianDalarn jangka panjang penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai acuan dalarn pembuatan suatu formula makanan tambahan bagi
ibu hamil, ibu menyusui dan bagi bayi atau anak, agar diperoleh anak yang
cerdas atau yang mempunyai kemampuan belajar tinggi. Selain itu, hasil
dari penelitian ini diharapkan dapat :
1. Membuka peluang untuk memperluas pemanfaatan minyak ikan t u n a
khususnya minyak hasil samping proses pengalengan ikan bagj
pemenuhan kebutuhan gizi manusia, d a n pada akhimya dapat
meningkatkan nilai tambah minyak
ikan
tersebut2. Memberikan informasi ilmiah tentang jenis-jenis minyak yang
memberikan kontribusi hesar pada pertumbuhan otak dan kemampuan
belajar anak, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya
peningkatan gizi masyarakat Indonesia.
3. Memberikan in50rmasi dasar yang penting untuk pengembangan dan
11.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Minyak Ikan1. Sumber dun Potensinga di Indonesia
Secara umum minyak ikan dapat diperoleh dari bahan mentah yang
berupa ikan-ikan jenis k h u s u s (seperti ikan sardin, mackerel, salmon,
menhaden, dan lain-lain), ikan rucah atau ikan hasil sarnping kegiatan
penangkapan ikan (bycatch), dan dari limbah a t a u hasil -ping industri pengolahan ikan (Bimbo, 1990; KinseIla, 1987).
Indonesia sebagai negara kepulauan yang d u a per tiga wilayahnya
berupa Iaut mempunyai potensi besar untuk menghasilkan minyak ikan. Hal
i
n
i
tercermin dalam potensi lestari sumberdaya perikanan lautnya yangmencapai 6.7 juta tonjtahun, yang terdiri dari ikan pelagis besar (451830 ton/tahun), ikan pelagis kecil (2423000 ton/tahun), ikan demersal (3163630
ton/tahun), udang (100720 ton/tahun), ikan karang (80082 ton/tahun),
dan cumi-cumi (328960 ton/tahun) (Dahuri et al., 1995). Akan tetapi
pemanfaatan sumber daya hasil perikanan tersebut beIum optimal seperti tercermin dari tingkat produksinya yang baru rnencapai sekitar 4 . 5 juta ton
(BPS, 1997).
Sumberdaya perikanan yang berpotensi sebagai sumber atau bahan baku minyak ikan adalah ikan pelagis besar, pelagis kecil, dan ikan
demersal. M i n y a k ikan dari kelompok j e ~ s ikan tersebut juga dapat
tepung ikan atau pengalengan ikan. Dalam proses pengalengan ikan, minyak
ikan diperoleh pada tahap proses pemasakan awal @recook) yang bertujuan
untuk memudahkan pemisahan kulit dan tulang dari daging ikan, pemisahan daging merah dan daging putih,-dan untuk memudahkan dalam
pewadahan dalarn kaleng (Anonim, 1987). Dalam proses pemasakan
tersebut sebagian minyak yang ada dalam tubuh ikan akan keluar
bercampur dengan air perebus dan protein terlarut, serta bahan-bahan
terlarut lainnya. Selanjutnya minyak dipisahkan dari campuran dengan
menggunakan d a t atau mesin pemisah minyak (oil separator).
Minyak ikan hasii samping proses pengolahan ikan di Indonesia yang
cukup berpotensi dan belum banyak dimanfaatkan adalah minyak ikam tuna
yang b e r a s d dari hasil samping dari proses pengalengan ikan tuna. Potensi
ini terlihat dari jumlah industri pengalengan ikan di Indonesia yang teIah mencapai 27 buah dengan tingkat pemanfaatan bahan baku mencapai 70683
ribu ton (BPS, 1997). Namun belum diperoleh informasi yang lebih rhci
tentang jurnlah industri pengalengan ikan tuna dan jumlah bahan baku yang
digunakan.
Dalam tubuh ikan, minyak terdistribusi kedalam berbagai jaringan
tubuh dengan konsentrasi yang berbeda-beda menurut jenis ikan dan
musimnya. Sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 2.1. SeIanjutnya
berdasarkan pada konsentrasi simpanan minyaknya, ikan dapat
dikatagorikan menjadi d u a tipe, yakxi yang menyimpan minyak dalam
Berdasarkan hal-hat tersebut, maka ikan tuna termasuk dalam ikan yang
menyimpan simpanan minyak yang dimiliki di dalam jaringan otot a t a u
[image:39.569.45.497.10.565.2]daging dengan kandungan seperti terlihat p a d a Tabel 2.2.
Tabel 2.1. Contoh distribusi minyak dalam tubuh ikan [% minyak)
Jenis ikan
I
JeroMI
KepdaI
Tabel 2.2. Kandungan minyak pada daging ikan tuna ('% berat basah)
Mackerel Skipjack tuna Sig eye tuna Flounder
Cod
Bluefish
Sumber : Roubal(1963)
Sumber : Okada (1990)
58.5 63.0 45.8 33.2 9.0 35.3
Jenis ikan t u n a
Albacore Bluefin
YelIowfir~
SInInp;ack
Komponen-komponen yang terdapat d d a m minyak ikan dapat
dibedakan menjadi komponen yang tersabunkan d a n komponen yang tidak tersabunkan. Komponen yang tersabunkan mencakup trigliserida, malam,
dan fosfolipid, sedang komponen yang tidak tersabunkan mencakup
hidrokarbon, sterol, dan pigmen ( ~ o r ~ s t o r m , 1962). Rumus molekul dari
beberapa fraksi lipid dalam minyak ikan dapat dilihat pada Gambar 2.1.
14.4 6.4 6.9
Daging putih
7.5 5.0 6.6 6.9 27.1 30.6 47.3
Daging merah .
4.3 5.0 0.7
1.0
19.7
1
47.183.8 7.8
A I D R O K A R B O N
S k u a l e n
CH3 C H J CH3
T r i g l i s e r i d a Eter d i a s i l g l i s e r i l Plasmogen n e t r a l
H
H2C-0-C- (CH2 j ,-CHI H~C-0-$- ( C H 2 ) ,-CHI Hz C - 0 - C = < - ( C K Z ) ~ - C H I
1
6
I
HI
k~
H C - 0 - C - ( C H z ) ,;CHj H C - 0 - C - ( C H z I .;CHs H C - 0 - C - - - ( C H n ) =;CHs
I
S
1
8
1
8
Zster l i l i n
H
H3C - ( C H 2 ) - ( - 0 - C - ( C H I ) .;CH,
H b
F O S F O L I P I D
Plasmogen t e r f o s f o r i l a s i L i s o l e s i t i n P a s f a t i d i l Etanolamin
( s e f a l i n ) / F o s f a t i d i l H2 C - 0 - C = C - ( C H . ) = -CHJ HZ C - 0 - C - ( C H Z ! -CH,
Kolin ( l e s i t i n )
1
I
2
H2 C - 0 - C - ( C H 2 ) -CH3 H C
-0-5-
( C H z ) ,+ -CH3 H C-OHI
8
1 01
?-
v v
J C H IH C - 0 - C - ( C H 2 ) ,, -CH. HIC- P E ( P C ) * H 2 C - 0 - P - 0 - C - C - N
-
CH,I
;;
I Ib-
H H \ CH: H2C- P E ( P C ) 'F o s f a t i d i l I n o s i f a l Spingomielin HN-C- ( C H 2 ) , -CH,
I
H H / C H , b~ 'OHKardiolipin
~ - & t - ~ + -
-
HA C - (CHz!, - C - 0 - C H I
k
k'
",",'3 H z = - 0 - C - ( C H z ) . -CHJ Serebrosidad
1
I
3
H p C - ( C H 2 ) r, - C - 0 - C H H C - 0 - 5 , - ( C H z ) ,, - C H j HN-$-
v
I C H Z I ,-CHiX
I
? - H ? H q-I
o y n nl
HHn C - 0 - P - 0 - 5 - $ - $ - 0 - P - 0 - C H z H3C- ( C H 2 ) 12-C=C-C-C-CH1
b-
i i H H6-
I ; [
[image:40.569.46.486.41.529.2]OH 0 - G l u k o r a
Gambar 2 . 1 . Rumus molekul beberapa fraksi lipid yang terdapat
Menurut Stansby (1990). trigliserida dapat dijumpai pada haznpir
semua j e ~ s minyak ikan, dan ini merupakan bagian utama dari minyak
ikan. Jenis Lipid yang juga dijumpai pada hampir sernua jenis minyak ikan adalah fosfolipid, tetapi jumlahnya lebih sedikit daripada trigliserida. Dari
berbagai jenis fosfolipid yang ada, lesitin merupakan bagian yang terbesar
dan kemudiam diikuti oleh s e f a k . Adapun hidrokarbon dalam bentuk
skuden terutarna ditemukan pada jenis-jenis ikan tertentu kelompok ikan
bertulang rawan (Elasmobrach) seperti ikan cucut.
2. M i n y a k Jkan
Tuna
Sgbagai Surnber ALTJ n-3Berdasarkan jumlah ikatan rangkapnya, asam-asam lemak yang
terdapat dalam minyak &an mencakup tiga bentuk utama yaitu asam lemak
jenuh [U), asam lemak tidak jenuh tunggal [&'IT), dan asam lemak tidak
jenuh jamak
(ALTJ),
yang dapat diformulasikan dalam bentuk r u m u s :CHS (CH2 )r (CH=CH-CHz )m (CHz ), -COOH
dimana, nilai n = 0 - 6 merupakan ilustrasi struktur asam lemak yang biasa
ada dalam minyak ikan (Stansby, 1990). Komposisi asam-asam lemak
tersebut dapat bervariasi secara musiman dan dari spesies ke spesies, serta rantai makanannya (Sanders, 1986).
Secara umum minyak ikan (termasuk ikan tuna) mengandung asam
lemak tidak jenuh (ALTT dan ALTJ) lebih besar dari pada jer+is miyak hewan
jenis EPA dan DHA yang tidak dim* oleh jenis minyak hewani yang lain
dan minyak nabati. Hal inidapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Kandungan asam lemak jenuh dan tidak jenuh dari berbagai
jenis rninyak dan daging ikan (g/ 100g sampel)
Jenis minyak
Sumber : a] Pigott dan Tucker (1990) c) ELisabeth (1992) b) Sinclair (1993) d) Ackman (1989) Keterangan :
td : tidak terdeteksi; AW : Asam Lemak Jenuh
ALTT : Asam Lemak Tidak Jenuh TunggaI ALTJ : Asam Lemak Tidak Jenuh Jamak
DHA : Asam dokosaheksaenoat. EPA : Asam eikosapentaenoat
Selain. EPA dan DHA, minyak ikan juga mengandung asam Iemak n-3
[image:42.566.44.480.40.526.2]dan AA) dalam jumlah yang lebih kecil (lihat Tabel 2.4). Dengan demikian
minyak ikan tuna dapat dijadikan sumber asam lemak n-3 khususnya DHA
yang bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan pertumbuhan otak. Rumus moiekul DHA dan juga beberapa asam lemak n - 3 d a n n-6 dibedakan dalam jumlah d a n letak ikatan rangkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Tabel 2.4. Profil asam lemak dari beberapa jenis minyak ikan (U/u berat).
Sumber :
4
P i g g o t dan Tucker (1990); b) ELisabeth (1992); c) Supnjana (1992)Banyaknya ikatan rangkap atau tingginya ketidakjenuhan asam-asam
lemak yang terdapat dalam minyak ikan mengakibatkan m h y a k ikan
mempunyai bilangan iod tinggi, titik beku rendah, bau tajam spesifrk
CH~-(CH~)~-CH=CH-CH~-CH=CH-(CH~)~-CWH
cis 9,12- Oktadekadienoat (C18:2n-6), LA
C&-(CH~)~-CH=CH-CH~-CH=CH-CH~-CH=CH-C&-CH=CH-(CHZ~-CWH
cis 5, 8 , 11, 14- Eikosatetraenoat
(C20:4n-61, AA
CHS-CHZ-CH=CH-cHa-CH=CH-CHa-CHxCH-(CHabXWH
cis, 9, 12, 15. Oktadekatrienoat
(C18:3n-3),
a-LNA
CHs-CH~-CH=CH-CHa-CH=CH-CHa-CH=CH-CHa-CH=CH-C~-CH=CH-(C&~-CWH
cis 5, 8, 1 1, 14, 17-Eikosapentaenoat (C20:5n-3), EPA
C l t C & - C H = C H C & C K = C H - C H o - C H = C H C H A H = M ~ l t 4 H = ~ ~ ~ = ~ ~ ~ ) a - H
cis 4,7,10,13,16,19-Dokosaheksaenoat
[image:44.566.49.494.41.558.2](C22:Bn-3), DHA
Gambar 2.2. Rumus molekul beberapa asam Iemak n - 3 d a n n-6
(Singh dan Chandra, 1988).
Frankel (1993) menyatakan bahwa asam lemak n - 3 ljenis EPA d a n
DHA) pang banyak ditemukan dalam minyak ikan lebih peka terhadap
oksidasi daripada asam lemak n-3 yang b e r a s d dari tumbuhan seperti
minyak kedelai dan minyak biji bunga matahari. Hal ini juga ditunjukkan
oleh hasil penelitian Cho et al. (1987), bahwa ester etil E P A d a n DHA
teroksidasi dengan cepat pada s u h u 5% (keadaan gelap) dengan periode induksi 3 - 4 hari, sedangkan untuk ester etil linolenat d a n h o l e a t
memerlukan periode induksi rnasing- masing 20 d m 6 0 hari.
Proses oksidasi asam lemak a t a u minyak dapat diperlambat selain dengan menghindarkan minyak dari cahaya (penyimpanan geiap), juga
vakum atau dengan gas nitrogen a t a u g a s karbon dioksida, penggunaan
bahan pen&at oksigen (oxygen crlsorbent), dan penggunaan antioksidan.
Dari berbagai cara tersebut yang paling sering digunakan adalah antioksidan
baik yang sintetis maupun yang alami. Namun bila dihubungkan dengan
aspek keamanan pangan, penambahan antioksidan alami lebih disenangi
daripada antioksidan sintetik.
Fritsche dan Johnston (1988) mendapatkan bahura ransum pakan
hewan percobaan yang mengandung minyak i k a menhaden yang tidak
ditambah antioksidan, dapat teroksidasi dengan cepat. Nilai bilangan
peroksidanya pada suhu kamar mencapai 5 - 6 kaLi dalam 24 jam dan 12
kali dalam 48 jam. Penambahan 0.02Y0 t-butilhidro-quinon dapat menunda
kerusakan minyak ikan sampai 72 jam.
Adanya antioksidan alami dalam minyak ikan juga dapat mengurangi
kecepatan proses oksidasi. Antioksidan alami berupa fosfolipid dan
a-tokoferol yang ditemukan dalam minyak ikan sardin dan mackerel,
ternyata rnempengaruhi tingkat stabilitasnya. Hal ini diduga berhubungan
dengan sifat sinergis antara keduanya. Pengaruh sinergistik fosfolipid (PE :
Fosfatidil Etanolamin) dan a-tokoferol hanya sedikit dipengaruhi oleh tingkat ketidakjenuhan rantai asam lemak. Pada periode induksi otooksidasi, kadar
a-tokoferoi menurun cepat d a n setelah a-tokoferol habis barulah oksldasi lipid dimulai (Oshima et al., 1993).
Kejian (1994) mendapatkan bahwa campuran 0.10% tokoferol d a m i ,
memperpanjang waktu induksi minyak menhaden dari 0.9 jam menjadi
25.93 j a m (pada suhu 90°C). Periode induksi dan bilangan peroksida
formula tersebut jauh lebih unggul daripada antioksidan sintetis seperti
jenis SHA (Butytated hydroxganiso~e) dan BHT (ButyZated hydroxytoulene).
Dari hasil evaluasi sensori diperoleh bahwa stabilitas minyak tersebut dapat
dipertahankan sampai 2 bulan dalam suhu ruang.
B.
M i n y a k Sawit1.
K a r n M e r t s t t km a k
S a w i fMinyak sawit (palm oii) berbeda dengan minyak inti sawit @aim icenzel
oil). Minyak sawit diperoleh dari daging buah kelapa sawit bagian mesokarp, sedangkan minyak inti sawit diperoleh dari biji buah kelapa sawit M.inyak
sawit yang terkandung dalam sel-sel serat mesokarp rnewakili sekitar 20 -
24%) dari tandan buah sawit panenan, sedangkan minyak biji sawit mewakili sekitar 2 - 4%) (Salunkhe et al., 1992).
Selanjutnya minyak sawit diperoleh melalui proses ekstraksi (secara
r e n d e r i n g atau pengepresan atau pelarutan) dan proses pemurnian
(pengendapan dan pemisahan gum, netralisasi, pernucatan, dan deodorisasi)
(Salunkhe et a!., 1992; Winarno, 1988). Secara umum minyak sawit yang
dihasilkan mempunyai karakteristik warna kuning pucat sampai oranye tua.
Tabel 2.5. Sifat fisiko kimia minyak sawit
Karakteri s tik Nilai
Densitas pada 500C (kg/m3) Berat jenis (400C)
Indeks refraktif
I
8 9 1
0.921 - 0.925 1.453 -1.458
Titik leleh (W)
Bahan tak tersabunkan
2 5
-
50 0.2 - 0.8Bilangan iod
Fraksinasi minyak sawit akan menghasilkan dua fraksi yang unik
44 - 58
Nilai sapodkasi
yakni fraksi olein (mempunyai bilangan iod tin& dan titik leleh rendah) dan
I
195 - 205
fraksi stearin (mempunyai bilangan iod lebih rendah dan titik leleh tinggi).
I
Sumber : Formo et al. (1979); Salunkhe etaL
(1992)Karakteristik yang
unik
dari minyak sawit dan fraksi-fraksinyamengakibatkan aplikasinya sangat luas untuk produk-produk pangan
ataupun non-pangan. Dalarn kenyataannya minyak sawit merupakan
minyak yang cukup luas untuk dikonsumsi sebagai rninyak pangan,
terutama dalarn bentuk minyak goreng, margarin, minyak hidrogenasi, dan
shortening. Dalam kehidupan rnasyarakat Indonesia minyak sawit
mernpunyai peranan cukup penting dengan thgkat produksi yang terus
meningkat dari tahun ke tahun (Tabel 2.6).
2. X o m p o s t s i
Zat
t%zi Mingak SawitSecara kuantitatif minyak sawit mengandung 96.2% lipid netral. 2.4%
[image:47.574.62.474.35.562.2]tersabunkan yang kaya a k a n karotenoid d a n tokoferol, beberapa sterol, lilin, d a n hidrokarbon (Kohr et al., 1980 dikutip Salunkhe et at., 1992).
Tabel 2.6. Perkembangan produksi minyak sawit Indonesia (ribu ton)
I
Trigliserida dalarn minyak sawit seperti juga trigliserida alami pada Tahun 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996
umumnya, yakni mengandung asam Iemak jenuh pada posisi 1 d a n
/
atauposisi 3 dan asam Iemak tidak jenuh pada posisi 2 , namun a d a juga
I
Minyak sawit
Sumber : BPS (1997)
2473.9 2256.9 2885.6 2870.3 2769.6 3480.6 3675.4
beberapa trigliserida yang sernua asam lemaknya jenuh.
Minyak inti sawit
445.8 406.2 483.1 524.6 472.1 605.3 626.6
Fosfolipid d a n glikolipid merupakan lipid polar yang terkandung dalam
minyak sawit. FosfoLipid ini memiliki komponen fosfatidilkolin, fosfatidil
etanolamin, fosfatidil inositol, d a n fosfatidil gliserol, d a n memiliki komponen minor asam fosfatidat, difosfatidilgliseroI, d s u ~ fosfatidilgliserol. Adapun glikolipid minyak sawit terdiri dari ester s t e a d glikosida, monoglikosil
digliserida (MGDG), serebrosida, s t e a d glikosida d a n dighkosil dighserida
dung asam lemak tidak jenuh lebih banyak, sedangkan glikolipid yang lain
mengandung proporsi asam lemak jenuh lebih tin@ (Salunkhe et al., 1992).
Dengan demikian asam-asam lemak yang a d a pada trigliserida,
fosfolipid, dan glikolipid dari minyak sawit dapat berupa asam lemak jenuh
atau asam lemak tidak jenuh atau keduanya. Asam lemak jenuh tersebut
meliputi asam miristat (C14:0), asam palmitat (C16:0), d a n as& stearat
(C 18:0), sedan- asam lemak tidak jenuhnya meliputi asarn oleat (C18: 1 ) .
asam linoleat (C18:2n-6) dan asam Iinolenat (C18:3). Dari asam-asam lemak
tersebut yang dominan adalah asam palmitat dan asam oleat dengan
[image:49.574.43.486.27.522.2]konsentrasi masing-masing mencapai 50.46% dan 40.35% (Tabel 2.7).
Tabel 2.7. Profil Asam lemak dari minyak sawit dan inti sawit ( O h bb)
12:O (asam lauratl
1
I
-I
Asam Lemak
&O (asam kaprilat)
10:O (asam kaprat)
14:O (asam miristat) 0.4 - 0.8
1 6 : U (asam palmitat)
18:O (asam stearat)
18: 1 (asam oleat) 40.35 38
-
4218:2 (asam linoleat 9.25 6 - 8
lldinyllr sawit
(a) (b)
I
-
.
18:3 (asam linolenat)
I
0.21 kecilI
Sumber : a) Loebis (1986), b) Clegg (1973)
Berdasarkan esensialitasnya, asam-asam lemak dalam &yak sawit
dapat dibedakan menjadi asam lemak esensial dan asam lemak non-esensial.
Asam lemak esensial adalah asam lemak yang tidak dapat disintesis dalam
tubuh yakni LA dan LNA, sedangkan asam lemak yang dapat disintesis
dalam tubuh disebut asam lemak non-esensial (Muchtadi et aL, 1993; Gurr.
1986). Dengan demikian minyak sawit didominasi oleh a- lemak non-
esensial dan hanya mengandung asam lemak esensial dalam jumlah kecil
( 6 4 % LA dan 0.2 1°h LNA).
Komponen lain yang ada dalam minyak sawit adalah karotenoid dan
tokoferol. Karotenoid dapat berfungsi sebagai provitamin A dan antioksidan.
sedangkan tokoferol mempunyai aktivitas sebagai vitamin E dan juga
antioksidan. Kandungan karotenoid dalam minyak sawit bemariasi sekitar
200 - 800 pprn, meskipun ada yang dapat mencapai lebih dari 1000 ppm.
Kadar karotenoid tersebut bervariasi menurut tingkat kematangan dan
genotip dari buah. Secara umum minyak yang berasal dari buah sawit yang
berwama merah lebih banyak mengandung karotenoid daripada buah yang
berwarna oranye. Karotenoid dalam mhyak sawit terutama mencakup a-
dan p-karoten dan sejumlah kecil y-karoten, likopen, dan xantofil. Namun
hanya a- dan P-karoten yang mempunyai aktivitas sebagai provitamin A.
sedangkan karotenoid yang lain aktivitas sebagai provitamin A sangat
rendah. AMivitas provitamin A dari P-karoten 1.66 IU/pg, hampir d u a kali
lipatnya a-karoten (0.9 IU/pg) (Salunkhe et a L , 1992).
Vitamin E yang terdapat dalam minyak sawit temtama berada dalam
bentuk tokoferol dan tokotrienol. Kadar totnlnya dapat mencapai 800 ppm.
Dalam ha1 ini vitamin E tidak hanya berfungsi sebagai antioksidan tetapi
Adapun aktivitas tokoferol sebagai vitamin E dari a-,
P-,
y-, dart 6-tokoferoIdan tokotrienol berada dalam rasio 100, 40, 10, 1, dan 30. Mereka ini
biasanya ada dalam konsentrasi yang rendah pada minyak nabati, tetapi
cukup tinggi dalam minyak sawit. Dari vitamin E tersebut yang dominan
dalam minyak sawit adalah a- dan y-tokoferol dengan kadar berturut-tumt
sekitar 300 dan 500 ppm (Salunkhe et al., 1992).
Beberapa tokoferol akan hilang selama proses pengolahan minyak
sawit. Wong et al. (1988) melaporkan bahwa total tokoferol dalam minyak
sawit kasar 794 ppm, minyak sawit RBD (refined, bleached, deodorizeci~ 563
ppm, minyak sawit olein RBD 643 ppm, minyak sawit stearin RBD 261
ppm, dan minyak sawit PFAD (palm fatty acid disMIate) 704 ppm.
Komponen lain yang kadarnya relatif rendah dalam minyak sawit
a d d a h sterol dengan kadar sekitar 300 ppm. Sterol
ini
terutama berupaP-
sitosterol (74%), stigmasterol
(a%),
dan campesterol (14%), sedangkankolesterol hanya sekitar 1% dari total sterol (Itoh et aL. 1973).
Karena karotenoid dan tokoferol dapat berfmgsi sebagai antioksidan,
maka keduanya berperanan penting dalam menjaga stabilitas minyak sawit
dari proses oksidasi yang mengakibatkan ketengikan.
C. Minyak Kelapa
1.
Icamkte- d d i n g d c AceZcrpaMinyak kelapa adalah minyak yang diperoleh dari kopra (daging
mengandung 66.0 - 74.0Y0 minyak, 17.0 - 20.0% karbohidrat, 4.5 - 7.5% protein, 2.5 - 6% air, 4.5
-
6.0U/o serat kasar, dan 2.3 - 3.5% abu, sehingga merupakan bahan penghasil minyak terbesar diantara biji-bijian yang lain (Formo et al., 1979).Minyak kelapa mempunyai karakteristik bau yang spesifik, warna putih jernih atau kekuningan dan berbentuk cair pada suhu 24-260C, sebagaimana ditunjukkan dalam sifat fisiko-kimianya pada Tabel 2.8. Sifat- sifat ini dipengaruhi oleh jenis tanaman, m u s h , metoda ekstraksi d a n
pemurnian yang diterapkan (Gopalakrishnan et al., 1987). Bau spesifik
tersebut banyak berhubungan dengan adanya sejumlah keciI ( < I 5 0 ppm) 6-
[image:52.576.46.495.19.550.2]dan y-lakton sebagai has3 dari reaksi oksidasi (Salunkhe et aL
,
1992).Tabel 2.8. Sifat-sifat fisiko-kimia minyak kelapa