MEMPELAJARI LAJU RESPIRASI BUAH NENAS IRIS
DALAM KEADAAN TEROLAH MINIMAL
Oleh :
ANANTA PUDJI NUGROHO F 29.0334
1997
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Ananta Pudji Nugroho. F 29.0334. Mempelajari laju respirasi buah nenas iris dalam keadaan terolah minimal. Dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Hadi K. Punvadaria.
RINGKASAN
Buah-buahan dan sayuran merupakan komoditas yang mudah sekali mengalami
kerusakan setelah pemanenan, baik kerusakan fisik, mekanik maupun kerusakan
biologis. Di lain pihak, sebagian besar konsumen lebih menyukai buah-buahan dan
sayuran dalam keadaan segar Nenas merupakan salah satu buah yang melnerlukan
waktu yang cukup lama untuk dihidangkan dalam bentuk segar, karena hams dilakukan
pengupasan kulit, penghilangan niata buah, dan pencucian. Untuk itu sangat perlu
dilakukan pengolahan minimal untuk kepraktisan bagi konsumen.
Salah satu kelemahan densan dilakukannya pengolahan minimal pada buah nenas
yaitu makin pendeknya umur simpan. Dengan terbukanya jaringan pada buah yang
dilakukan pengolahan minimal akan mempertinggi laju respirasi karena te jadinya proses
oksidasi pada jaringan yang bersangkutan.
Tujuan penelitian ini adalah me~npelajari laju respirasi buah nenas iris dalam
keadaan terolah minimal pada beberapa tingkat suhu penyimpanan
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah nenas dari Subang var.
Cayene, malam (lilin). Stoples kaca, selang plastik, Cosmotector tipe XPO-3 14,
Cosmotector tipe XP-318, Chrolnanieter minolta, timbangan, aerator dan ruang
pendingin.
Metode yang dilakukan yaitu dengan mengukur kandungan gas C02 yang
dilakukan penykuran setiap tiga jam sekali. Nenas iris disimpan dalam stoples dengan
suhu penyimpanan 5"C, IOUC, 15"C, dan suhu ruang. Perlakuan irisan terdiri dari irisan
yang tegak lums terhadap sumbu nenas ( irisan melintang ) dengan ketebalan 1.5 cm
dan irisan yang longitudinal melalui sumbu nenas (irisan memanjang) dengan sudut
irisan 45°C dan panjang 12-13 cm. Berat total irisan kedua irisan 400-600 gram. Setiap
kali pengukuran konsentrasi gas C 0 2 dan Oz, udara dinormalkan kembali sehingga tidak
tejadi akumulasi gas C 0 2 Pengamatan yang dilakukan meliputi susut bobot,
pembahan warna dan uji organoleptik, di~nana parameter yang digunakan pada uji
organoleptik meliputi kekerasan (tekstur), Aroma (bau) dan tingkat kebusukan.
Hasil pengukuran laju respirasi memperlihatkan bahwa semakin tinggi suhu
penyimpanan laju respirasi makin tinggi. Laju produksi rata-rata CO2 pada irisan
melintang nenas pada suhu 5 "C, 10 "C, 15 "C, dan suhu ruang masing-masing sebesar
6.29, 16.34, 47.73, dan 95.33 ml/kg.jam, sedangkan laju konsumsi rata-rata 0 2 masing-
masing sebesar 4.89, 10.04, 20.64, dan 44.02 ml/kg.jam. Untuk irisan memanjang, laju
produksi rata-rata C 0 2 pada suhu 5 "C. 10 "C, 15 "C, dan suhu ruang masing-masing
sebesar 4.67, 8.67, 40.02, dan 86.76 ml/kg.jam, sedangkan laju konsumsi rata-rata 0 2
masing-masing sebesar 4.07, 6.30, 18.55. dan 45.94 d k g . j a m .
Dan hasil analisa sidik ragam, suhu penyimpanan berpengamh nyata terhadap laju
respirasi, sedangkan jenis irisan tidak berpengaruh nyata terhadap laju respirasi.
Nilai Koesien respirasi kedua jenis irisan (irisan melintang dan memanjang)
memiliki rata-rata lebih dari satu. Nilai rata-rata RQ pada suhu 5"
dan sebesar 1.19, 1.36, 1.72, dan 1.88 untuk irisan memanjang. Nilai RQ yang lebih
besar dari satu menunjukan bahwa substrat yang digunakan dalam respirasi adalah
asam-asam organik.
Bobot kedua jenis irisan nenas mengalami penurunan selama penyimpanan,
dimana susut bobot terbesar terjadi pada suhu ruang dan terendah pada suhu 5 "C.
Penurunan bobot rata-rata pada suh~l 5
"C,
10 "C, 15 "C dan suhu ruang masing-masingsebesar 0.080, 0.174, 0.521, dan 0.801 % untuk irisan memanjang dan 0.15 1, 0.177.
0.465, dan 0.806 % untuk irisan melintang.
Selama penyimpanan pada suhu 5 "C, 10 "C, 15 "C, dan suhu ruang pada
kedua jenis irisan nenas, suhu berpengaruh nyata terhadap perubahan tingkat kecerahan
( L ), nilai b (tingkat kekuningan). nilai h (metric hue), nilai C (metric chroma), dan nilai
dE*ab (beda warna), tetapi tidak berpengamh nyata terhadap nilai a (tingkat kehijauan).
Dari hasil uji sidik ragam juga diperoleh pengamh jenis irisan tidak berbeda nyata
terhadap perubahan warna yang disimpan pada suhu yang sama.
Pada uji organoleptik terhadap tingkat kekerasan (tekstur) nenas, skor rata-rata
dari panelis cendemng meningkat pada ke-4 suhu penyimpanan ( semakin lunak ). Pada
keadaan awal, skor rata-rata yang diberikan panelis sebesar 3.25. Setelah penyimpanan,
skor rata-rata berubah menjadi 3.09 untuk irisan melintang dan 3.14 untuk irisan
memanjang pada hari ke-12 suhu 5 "C; 3.31 untuk irisan melintang dan 3.37 untuk
irisan memanjang pada hari ke-I0 suhu 10 "C; 3.15 untuk irisan melintang dan 2.85
untuk irisan memanjang pada hari ke-4 suhu 15
"C
.dan 3.91 untukPada uji organoleptik terhadap aroma (bau) menunjukan aroma nenas semakin
hilang selama penyimpanan dan hilangnya aroma tercepat terjadi pada suhu ruang. Dari
hasil uji yang dilakukan, aroma kedua irisan nenas tidak disukai panelis setelah penyim-
panan selama 12 pada suhu 5 "C, 6 hari pada suhu 15 "C, 2 hari pada suhu 15 "C dan I
hari pada suhu ruang. Sedangkan hasil uji terhadap tingkat kebusukan irisan,
penyimpanan suhu tinggi mempercepat busuknya irisan. Skor rata-rata yang didapat
pada suhu 5 "C sebesar 1.95 untuk irisan melintang dan 2.04 untuk irisan memanjang
selama penyimpanan 12 hari. pada s u l i ~ ~ 10 "C sebesar 1.36 untuk irisan melintang dan 2
untuk irisan memanjang selama penyinlpanan 8 hari, pada suhu 15 "C sebesar 1.57
untuk irisan melintang dan 1 85 untuk irisan memanjang selalna penyimpanan 4 hari,
dan pada suhu ruang sebesar 1.41 untuk irisan Inelintang dan 1.91 untuk irisan
memanjang selama penyimpanan I hari.
Dari hasil yang didapat, peningkatan suhu berpengaruh nyata terhadap Laju
respirasi, susut bobot, perubahan wama, dan tingkat kebusukan nenas iris; sedangkan
jenis irisan tidak berpengaruh nyata. Berdasarkan uji organoleptik, terjadi penurunan
tingkat kekerasan (tekstur), aroma (bau) selalna penyimpanan . Sebagai kelanjutan dari
hasil yang didapat, disarankan adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui jenis
MEMPELAJARI LAJU RESPIRASl BUAH NENAS IRIS DALAM KEADAAN TEROLAH MINIMAL
Skripsi
Sebagai salah satu untuk memperoleh gelar SARTANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada JURUSAN MEKANISASI PERTANIAN
Oleh
Ananta Pudji Nugroho P 29.0334
1997
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
SKRIPSI
MEMPELAJARI LAJU RESPIRASI BUAH NENAS IRIS DALAM KEADAAN TEROLAH MINIMAL
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada JURUSAN MEKANISASI PERT,ANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Oleh :
Ananta Pudji Nugroho F 29.0334
Dilahirkan di Surakarta, 9 Januari 1973 Tanggal lulus : 3 Febmari 1997
KATA PENCANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan. karena dengan Penyertaan dan
berkatNya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Sknpsi yang berjudul Mempclajari laju
respirasi buah nenas iris dalam keadaan terolah minimal ini. disusun berdasarkan hasil
penelitian pada bulan September
-
November 1996Dalam kesempatan ini, penulis rnengueapkan terima kasih kepada :
I . Prof. Dr. Ir. Hadi K Purwadaria selaku dosen pembimbins atas bimbingannya kepada penulis selama shidi di Fatcta dan sclama pcnclitian.
2. Dr. Ir. Lilik Pudjantoro Eko Nugroho, MAgr dan Ir. Ernn~y Darrnawati, MS
yang telah bersedia menjadi dosen penguji bagi penulis.
3. Bapak, Ibu, lyok, Nita, rnbah Putri, dan mbah Andong yang telah
memberikan perhatian dan doanya kepada penulis
4. Bapak Tasih yang telah menyediakan bahan penelitian.
5 . Ira, Bimo, Maria, Victor, Elsa, Nani, Ester, Ana, Esti, Binson, Jules,
Yoseph, Hani, Charles, Septo, Hendra, Hendri, Dodi, Heru, dan Ari yang
telah memberikan bantuan. doa, semangat, dan kebersamaannya selama ini.
6 . Wenthung, Nancy, Ferry, Kokos, teman-teman P H C dan DPC PMKRI yang
telah membantu dan rnemberikan pengertiannya kepada penulis selarna penelitian.
7. Sonny, Wawan, Wina, Nina, Yudha, Fitri, Adi, tante dan bibi di Regina,
teman-teman di kost, GCS 23 Computer, Bapak Hasan dan keluarganya yang
telah bersedia membantu penulis selama penelitian.
8 . Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan
semangat, doa, dan bantuannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Penulis sangat berterima kasih jika ada kritik dan saran yang membangun,
akhimya sernoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan.
DAFTAR IS1
Halaman
KATA PENGANTAR
...
i. . DAFTAR IS1
...
11DAFTAR GAMBAR
...
iv. .
DAFTAR TABEL...
V I I ... DAFTAR LAMPIRAN...
V I I I...
1.
PENDAHULUAN 1...
A.
Latar
belakang 1 . . B . Tujuan p e n e l ~ t ~ a n ... 3I1
.
TINJAUAN PUSTAKA...
4A
.
Keadaan buah nenas...
4B
.
Fisiologi pasca panen...
6C
Pengolahan minimal buah-buahan...
7...
D.
Fisiologi pengolahan minimal buali dan sayuran 10.
. E.
Pola resplrasl...
12. . F
.
Pengukuran proses resplrasr...
15I11
.
METODA PENELITIAN...
18
A
.
Bahan dan alat...
18B
.
Tempat dan waktu...
19.
.
C
.
Metode penelitran...
19D
.
Perlakuan...
19...
D.
Pengaruh suhu dan jenis irisan terhadap susut bobot 37...
E.
Pengaruh suhu dan jenis irisan terhadap perubahan warna 39.
.F
.
UJI organoleptik...
47VI
.
KESIMPULAN DAN SARAN...
55A
.
Kesirnpulan...
55B
.
Saran...
56LAMPIRAN
...
57MEMPELAJARI LAJU RESPIRASI BUAH NENAS IRIS
DALAM KEADAAN TEROLAH MINIMAL
Oleh :
ANANTA PUDJI NUGROHO F 29.0334
1997
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Ananta Pudji Nugroho. F 29.0334. Mempelajari laju respirasi buah nenas iris dalam keadaan terolah minimal. Dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Hadi K. Punvadaria.
RINGKASAN
Buah-buahan dan sayuran merupakan komoditas yang mudah sekali mengalami
kerusakan setelah pemanenan, baik kerusakan fisik, mekanik maupun kerusakan
biologis. Di lain pihak, sebagian besar konsumen lebih menyukai buah-buahan dan
sayuran dalam keadaan segar Nenas merupakan salah satu buah yang melnerlukan
waktu yang cukup lama untuk dihidangkan dalam bentuk segar, karena hams dilakukan
pengupasan kulit, penghilangan niata buah, dan pencucian. Untuk itu sangat perlu
dilakukan pengolahan minimal untuk kepraktisan bagi konsumen.
Salah satu kelemahan densan dilakukannya pengolahan minimal pada buah nenas
yaitu makin pendeknya umur simpan. Dengan terbukanya jaringan pada buah yang
dilakukan pengolahan minimal akan mempertinggi laju respirasi karena te jadinya proses
oksidasi pada jaringan yang bersangkutan.
Tujuan penelitian ini adalah me~npelajari laju respirasi buah nenas iris dalam
keadaan terolah minimal pada beberapa tingkat suhu penyimpanan
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah nenas dari Subang var.
Cayene, malam (lilin). Stoples kaca, selang plastik, Cosmotector tipe XPO-3 14,
Cosmotector tipe XP-318, Chrolnanieter minolta, timbangan, aerator dan ruang
pendingin.
Metode yang dilakukan yaitu dengan mengukur kandungan gas C02 yang
dilakukan penykuran setiap tiga jam sekali. Nenas iris disimpan dalam stoples dengan
suhu penyimpanan 5"C, IOUC, 15"C, dan suhu ruang. Perlakuan irisan terdiri dari irisan
yang tegak lums terhadap sumbu nenas ( irisan melintang ) dengan ketebalan 1.5 cm
dan irisan yang longitudinal melalui sumbu nenas (irisan memanjang) dengan sudut
irisan 45°C dan panjang 12-13 cm. Berat total irisan kedua irisan 400-600 gram. Setiap
kali pengukuran konsentrasi gas C 0 2 dan Oz, udara dinormalkan kembali sehingga tidak
tejadi akumulasi gas C 0 2 Pengamatan yang dilakukan meliputi susut bobot,
pembahan warna dan uji organoleptik, di~nana parameter yang digunakan pada uji
organoleptik meliputi kekerasan (tekstur), Aroma (bau) dan tingkat kebusukan.
Hasil pengukuran laju respirasi memperlihatkan bahwa semakin tinggi suhu
penyimpanan laju respirasi makin tinggi. Laju produksi rata-rata CO2 pada irisan
melintang nenas pada suhu 5 "C, 10 "C, 15 "C, dan suhu ruang masing-masing sebesar
6.29, 16.34, 47.73, dan 95.33 ml/kg.jam, sedangkan laju konsumsi rata-rata 0 2 masing-
masing sebesar 4.89, 10.04, 20.64, dan 44.02 ml/kg.jam. Untuk irisan memanjang, laju
produksi rata-rata C 0 2 pada suhu 5 "C. 10 "C, 15 "C, dan suhu ruang masing-masing
sebesar 4.67, 8.67, 40.02, dan 86.76 ml/kg.jam, sedangkan laju konsumsi rata-rata 0 2
masing-masing sebesar 4.07, 6.30, 18.55. dan 45.94 d k g . j a m .
Dan hasil analisa sidik ragam, suhu penyimpanan berpengamh nyata terhadap laju
respirasi, sedangkan jenis irisan tidak berpengaruh nyata terhadap laju respirasi.
Nilai Koesien respirasi kedua jenis irisan (irisan melintang dan memanjang)
memiliki rata-rata lebih dari satu. Nilai rata-rata RQ pada suhu 5"
dan sebesar 1.19, 1.36, 1.72, dan 1.88 untuk irisan memanjang. Nilai RQ yang lebih
besar dari satu menunjukan bahwa substrat yang digunakan dalam respirasi adalah
asam-asam organik.
Bobot kedua jenis irisan nenas mengalami penurunan selama penyimpanan,
dimana susut bobot terbesar terjadi pada suhu ruang dan terendah pada suhu 5 "C.
Penurunan bobot rata-rata pada suh~l 5
"C,
10 "C, 15 "C dan suhu ruang masing-masingsebesar 0.080, 0.174, 0.521, dan 0.801 % untuk irisan memanjang dan 0.15 1, 0.177.
0.465, dan 0.806 % untuk irisan melintang.
Selama penyimpanan pada suhu 5 "C, 10 "C, 15 "C, dan suhu ruang pada
kedua jenis irisan nenas, suhu berpengaruh nyata terhadap perubahan tingkat kecerahan
( L ), nilai b (tingkat kekuningan). nilai h (metric hue), nilai C (metric chroma), dan nilai
dE*ab (beda warna), tetapi tidak berpengamh nyata terhadap nilai a (tingkat kehijauan).
Dari hasil uji sidik ragam juga diperoleh pengamh jenis irisan tidak berbeda nyata
terhadap perubahan warna yang disimpan pada suhu yang sama.
Pada uji organoleptik terhadap tingkat kekerasan (tekstur) nenas, skor rata-rata
dari panelis cendemng meningkat pada ke-4 suhu penyimpanan ( semakin lunak ). Pada
keadaan awal, skor rata-rata yang diberikan panelis sebesar 3.25. Setelah penyimpanan,
skor rata-rata berubah menjadi 3.09 untuk irisan melintang dan 3.14 untuk irisan
memanjang pada hari ke-12 suhu 5 "C; 3.31 untuk irisan melintang dan 3.37 untuk
irisan memanjang pada hari ke-I0 suhu 10 "C; 3.15 untuk irisan melintang dan 2.85
untuk irisan memanjang pada hari ke-4 suhu 15
"C
.dan 3.91 untukPada uji organoleptik terhadap aroma (bau) menunjukan aroma nenas semakin
hilang selama penyimpanan dan hilangnya aroma tercepat terjadi pada suhu ruang. Dari
hasil uji yang dilakukan, aroma kedua irisan nenas tidak disukai panelis setelah penyim-
panan selama 12 pada suhu 5 "C, 6 hari pada suhu 15 "C, 2 hari pada suhu 15 "C dan I
hari pada suhu ruang. Sedangkan hasil uji terhadap tingkat kebusukan irisan,
penyimpanan suhu tinggi mempercepat busuknya irisan. Skor rata-rata yang didapat
pada suhu 5 "C sebesar 1.95 untuk irisan melintang dan 2.04 untuk irisan memanjang
selama penyimpanan 12 hari. pada s u l i ~ ~ 10 "C sebesar 1.36 untuk irisan melintang dan 2
untuk irisan memanjang selama penyinlpanan 8 hari, pada suhu 15 "C sebesar 1.57
untuk irisan melintang dan 1 85 untuk irisan memanjang selalna penyimpanan 4 hari,
dan pada suhu ruang sebesar 1.41 untuk irisan Inelintang dan 1.91 untuk irisan
memanjang selama penyimpanan I hari.
Dari hasil yang didapat, peningkatan suhu berpengaruh nyata terhadap Laju
respirasi, susut bobot, perubahan wama, dan tingkat kebusukan nenas iris; sedangkan
jenis irisan tidak berpengaruh nyata. Berdasarkan uji organoleptik, terjadi penurunan
tingkat kekerasan (tekstur), aroma (bau) selalna penyimpanan . Sebagai kelanjutan dari
hasil yang didapat, disarankan adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui jenis
MEMPELAJARI LAJU RESPIRASl BUAH NENAS IRIS DALAM KEADAAN TEROLAH MINIMAL
Skripsi
Sebagai salah satu untuk memperoleh gelar SARTANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada JURUSAN MEKANISASI PERTANIAN
Oleh
Ananta Pudji Nugroho P 29.0334
1997
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
SKRIPSI
MEMPELAJARI LAJU RESPIRASI BUAH NENAS IRIS DALAM KEADAAN TEROLAH MINIMAL
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada JURUSAN MEKANISASI PERT,ANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Oleh :
Ananta Pudji Nugroho F 29.0334
Dilahirkan di Surakarta, 9 Januari 1973 Tanggal lulus : 3 Febmari 1997
KATA PENCANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan. karena dengan Penyertaan dan
berkatNya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Sknpsi yang berjudul Mempclajari laju
respirasi buah nenas iris dalam keadaan terolah minimal ini. disusun berdasarkan hasil
penelitian pada bulan September
-
November 1996Dalam kesempatan ini, penulis rnengueapkan terima kasih kepada :
I . Prof. Dr. Ir. Hadi K Purwadaria selaku dosen pembimbins atas bimbingannya kepada penulis selama shidi di Fatcta dan sclama pcnclitian.
2. Dr. Ir. Lilik Pudjantoro Eko Nugroho, MAgr dan Ir. Ernn~y Darrnawati, MS
yang telah bersedia menjadi dosen penguji bagi penulis.
3. Bapak, Ibu, lyok, Nita, rnbah Putri, dan mbah Andong yang telah
memberikan perhatian dan doanya kepada penulis
4. Bapak Tasih yang telah menyediakan bahan penelitian.
5 . Ira, Bimo, Maria, Victor, Elsa, Nani, Ester, Ana, Esti, Binson, Jules,
Yoseph, Hani, Charles, Septo, Hendra, Hendri, Dodi, Heru, dan Ari yang
telah memberikan bantuan. doa, semangat, dan kebersamaannya selama ini.
6 . Wenthung, Nancy, Ferry, Kokos, teman-teman P H C dan DPC PMKRI yang
telah membantu dan rnemberikan pengertiannya kepada penulis selarna penelitian.
7. Sonny, Wawan, Wina, Nina, Yudha, Fitri, Adi, tante dan bibi di Regina,
teman-teman di kost, GCS 23 Computer, Bapak Hasan dan keluarganya yang
telah bersedia membantu penulis selama penelitian.
8 . Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan
semangat, doa, dan bantuannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Penulis sangat berterima kasih jika ada kritik dan saran yang membangun,
akhimya sernoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan.
DAFTAR IS1
Halaman
KATA PENGANTAR
...
i. . DAFTAR IS1
...
11DAFTAR GAMBAR
...
iv. .
DAFTAR TABEL...
V I I ... DAFTAR LAMPIRAN...
V I I I...
1.
PENDAHULUAN 1...
A.
Latar
belakang 1 . . B . Tujuan p e n e l ~ t ~ a n ... 3I1
.
TINJAUAN PUSTAKA...
4A
.
Keadaan buah nenas...
4B
.
Fisiologi pasca panen...
6C
Pengolahan minimal buah-buahan...
7...
D.
Fisiologi pengolahan minimal buali dan sayuran 10.
. E.
Pola resplrasl...
12. . F
.
Pengukuran proses resplrasr...
15I11
.
METODA PENELITIAN...
18
A
.
Bahan dan alat...
18B
.
Tempat dan waktu...
19.
.
C
.
Metode penelitran...
19D
.
Perlakuan...
19...
D.
Pengaruh suhu dan jenis irisan terhadap susut bobot 37...
E.
Pengaruh suhu dan jenis irisan terhadap perubahan warna 39.
.F
.
UJI organoleptik...
47VI
.
KESIMPULAN DAN SARAN...
55A
.
Kesirnpulan...
55B
.
Saran...
56LAMPIRAN
...
57