• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sikap Dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi (Oryza sativa) Varietas Unggul di Kota Solok, Sumatera Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Sikap Dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi (Oryza sativa) Varietas Unggul di Kota Solok, Sumatera Barat"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN PETANI PADI

TERHADAP BENIH PADI (

Oryza sativa

) VARIETAS UNGGUL

DI KOTA SOLOK, SUMATERA BARAT

SKRIPSI

Nike Irawati H34066091

PROGRAM SARJANA PENYELENGGARA KHUSUS AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

NIKE IRAWATI. Analisis Sikap Dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi (Oryza sativa) Varietas Unggul di Kota Solok, Sumatera Barat (Di bawah bimbinganJUNIAR ATMAKUSUMA)

Komoditas tanaman pangan utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah beras. Beras merupakan komoditi yang sangat penting karena lebih dari 90 persen masyarakat Indonesia menjadikan beras sebagai makanan pokok, dan kemudian diperkuat oleh kebudayaan harus mengkonsumsi beras (nasi) baru kemudian dapat dikatakan makan. Meningkatnya jumlah penduduk yang di sertai dengan peningkatan pendidikan dan taraf penghasilan, menyebabkan kebutuhan beras terus meningkat, baik jumlah maupun mutunya.

Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah untuk memenuhi permintaan beras masyarakat saat ini adalah dengan memanfaatkan benih padi varietas unggul. Banyaknya varietas unggul yang dikeluarkan pemerintah serta pemberian subsidi kepada varietas unggul dalam upaya meningkatkan produksi beras, tentunya berdampak terhadap perilaku petani dalam pemilihan benih yang akan ditanam. Mengingat penilaian petani padi terhadap varietas di masing-masing wilayah tidak sama. Hal ini tentunya akam mempengaruhi tingkat penggunaan benih itu sendiri tiap tahunnya. Kota Solok merupakan salah satu sentra produksi beras di Sumatera Barat, memiliki beberapa varietas unggul yang saat ini banyak di budidayakan oleh petani dan memiliki persentase tingkat penggunaan yang berbeda tiap tahunnya

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi karakteristik petani dan proses keputusan pembelian petani terhadap benih padi varietas unggul di Kota Solok. (2) Menganalisis sikap dan kepuasan petani terhadap benih padi varietas unggul di Kota Solok

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk menganalisis karakteristik responden dan proses pengambilan keputusan pembelian. Untuk mengukur sikap responden terhadap benih varietas unggul digunakan model multiatribut Fishbein , sedangkan untuk menganalisis kepuasan menggunakanImportant Performance AnalysisdanCustomers Satisfaction Index.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang karakteristik responden, Petani responden lebih banyak perempuan dibanding laki-laki, sebagian besar berusia antara 41-50 tahun dan telah berkeluarga dengan jumlah keluarga (suami, istri dan anak) umumnya sebanyak lima orang. Tingkat pendidikan terakhir petani sebagian besar adalah SD dengan bertani sebagai mata pencarian utama yang sebagian besar dilakukan dilahan sendiri. Responden telah melakukan budidaya padi sawah selama lebih dari 21 tahun Rata-rata penghasilan mereka perbulan diluar hasil sawah sendiri adalah tidak menentu, terutama untuk petani yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai buruh tani. Hal ini dikarenakan upah yang mereka terima bisa berupa uang, padi maupun tenaga.

(3)

besar petani mengetahui tentang benih varietas unggul dari Petugas Penyuluh Lapang (PPL) setempat. Varietas unggul yang dipertimbangkan untuk dibeli oleh petani adalah Batang Piaman, Batang Lembang, Cisokan dan Anak Daro, dengan pertimbangan utama adalah rasa nasi. Varietas yang sering dibeli oleh petani adalah varietas Cisokan dan Anak Daro. Secara keseluruhan, petani responden puas terhadap benih yang mereka gunakan dan tetap akan membeli jika benih tersebut mengalami kenaikan harga. Jika tidak tersedia ditempat biasa membeli, petani akan mencari ditempat lain.

Petani lebih menyukai varietas Cisokan dan Anak Daro dibanding varietas Batang Piaman dan Batang Lembang. Masing-masing varietas memiliki kelebihan dan keunggulan. Secara keseluruhan, varietas Cisokan dan Anak Daro memiliki keunggulan yang sama yaitu pada rasa nasi yang enak dan harga jual gabah yang tinggi, namun memiliki kelemahan yang berbeda. Kelemahan varietas Cisokan terletak pada ketersediaan benih yang sulit dan harga beli benih yang mahal, sedangkan varietas Anak Daro pada ketersediaan benih yang sulit, harga beli benih yang mahal serta umur tanaman yang panjang. Batang Piaman dan Batang Lembang juga memiliki keunggulan yang sama, yaitu ketersedian benih yang gampang didapat serta harga beli benih yang murah. Namun, kedua varietas ini memiliki kelemahan yang sama juga yaitu dalam hal rasa nasi yang kurang enak dan harga jual gabah kurang tinggi.

Hasil analisis kepuasan berdasarkan Importance Performance Analysis (IPA), diketahui bahwa atrbut-atribut yang memiliki tingkat kinerja tinggi dan kepentingan tinggi lebih banyak terdapat pada varietas Anak Daro dan Cisokan. Berdasarkan Costumer Satification Index (CSI), tingkat kepuasan konsumen terhadap keempat benih varietas unggul berada pada kategori puas.

(4)

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN PETANI PADI

TERHADAP BENIH PADI (

Oryza sativa

) VARIETAS UNGGUL

DI KOTA SOLOK, SUMATERA BARAT

Nike Irawati H34066091

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

PROGRAM SARJANA PENYELENGGARA KHUSUS AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Analisis Sikap Dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi (Oryza sativa) Varietas Unggul di Kota Solok, Sumatera Barat Nama : Nike Irawati

NRP : H34066091

Disetujui, Pembimbing

Ir. Juniar Atmakusuma, MS

NIP. 130 804 891

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 131 415 082

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skipsi saya yang berjudul “Analisis Sikap dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi (Oryza sativa) Varietas Unggul di Kota Solok, Sumatera Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Bogor, Maret 2009

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 13 Maret 1985 di Kota Solok, Provinsi Sumatera Barat. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Irman dan Ibu Yurhanetty.

(8)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Sikap dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi (Oryza sativa) Varietas Unggul di Kota Solok, Sumatera Barat”.

Penelitian ini bertujuan menganalisis sikap dan kepuasan petani terhadap benih padi varietas unggul di Kota Solok. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skipsi yang berjudul “Analisis Sikap dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi (Oryza sativa) Varietas Unggul Di Kota Solok, Sumatera Barat” Penulis telah banyak memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam penyusunan laporan ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Febriantina Dewi, SE, MSc selaku dosen penguji utama pada sidang penulis yang telah memberikan banyak saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan ini.

3. Bapak Arif Karyadi Uswandi, SP selaku dosen penguji komisi akademik yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan ini.

4. Bapak Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen evaluator yang telah memberikan masukan pada waktu kolokium penulis.

5. Kedua orang tua, adik, nenek dan keluarga besar penulis untuk setiap dukungan, cinta, kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan terbaik.

6. Pimpinan serta staf Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Solok yang telah memberikan bantuan selama proses pengambilan data lapangan penulis.

7. Para pimpinan serta anggota kelompok tani Kota Solok atas kerjasamanya dalam pengumpulan data.

8. Dandan Sugiarto, terima kasih atas support dan bantuannya sehingga skripsi ini bisa berjalan dengan lancar.

(10)

10. Tim petualang yang tak terlupakan Wiwin, Rosyid, Wahyu, Mamet dan Fajar N’dut.

11. Teman-teman seperjuangan atas semangat dan sharing selama penelitian sehingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya.

Bogor, Maret 2009

(11)

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN PETANI PADI

TERHADAP BENIH PADI (

Oryza sativa

) VARIETAS UNGGUL

DI KOTA SOLOK, SUMATERA BARAT

SKRIPSI

Nike Irawati H34066091

PROGRAM SARJANA PENYELENGGARA KHUSUS AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

RINGKASAN

NIKE IRAWATI. Analisis Sikap Dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi (Oryza sativa) Varietas Unggul di Kota Solok, Sumatera Barat (Di bawah bimbinganJUNIAR ATMAKUSUMA)

Komoditas tanaman pangan utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah beras. Beras merupakan komoditi yang sangat penting karena lebih dari 90 persen masyarakat Indonesia menjadikan beras sebagai makanan pokok, dan kemudian diperkuat oleh kebudayaan harus mengkonsumsi beras (nasi) baru kemudian dapat dikatakan makan. Meningkatnya jumlah penduduk yang di sertai dengan peningkatan pendidikan dan taraf penghasilan, menyebabkan kebutuhan beras terus meningkat, baik jumlah maupun mutunya.

Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah untuk memenuhi permintaan beras masyarakat saat ini adalah dengan memanfaatkan benih padi varietas unggul. Banyaknya varietas unggul yang dikeluarkan pemerintah serta pemberian subsidi kepada varietas unggul dalam upaya meningkatkan produksi beras, tentunya berdampak terhadap perilaku petani dalam pemilihan benih yang akan ditanam. Mengingat penilaian petani padi terhadap varietas di masing-masing wilayah tidak sama. Hal ini tentunya akam mempengaruhi tingkat penggunaan benih itu sendiri tiap tahunnya. Kota Solok merupakan salah satu sentra produksi beras di Sumatera Barat, memiliki beberapa varietas unggul yang saat ini banyak di budidayakan oleh petani dan memiliki persentase tingkat penggunaan yang berbeda tiap tahunnya

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi karakteristik petani dan proses keputusan pembelian petani terhadap benih padi varietas unggul di Kota Solok. (2) Menganalisis sikap dan kepuasan petani terhadap benih padi varietas unggul di Kota Solok

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk menganalisis karakteristik responden dan proses pengambilan keputusan pembelian. Untuk mengukur sikap responden terhadap benih varietas unggul digunakan model multiatribut Fishbein , sedangkan untuk menganalisis kepuasan menggunakanImportant Performance AnalysisdanCustomers Satisfaction Index.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang karakteristik responden, Petani responden lebih banyak perempuan dibanding laki-laki, sebagian besar berusia antara 41-50 tahun dan telah berkeluarga dengan jumlah keluarga (suami, istri dan anak) umumnya sebanyak lima orang. Tingkat pendidikan terakhir petani sebagian besar adalah SD dengan bertani sebagai mata pencarian utama yang sebagian besar dilakukan dilahan sendiri. Responden telah melakukan budidaya padi sawah selama lebih dari 21 tahun Rata-rata penghasilan mereka perbulan diluar hasil sawah sendiri adalah tidak menentu, terutama untuk petani yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai buruh tani. Hal ini dikarenakan upah yang mereka terima bisa berupa uang, padi maupun tenaga.

(13)

besar petani mengetahui tentang benih varietas unggul dari Petugas Penyuluh Lapang (PPL) setempat. Varietas unggul yang dipertimbangkan untuk dibeli oleh petani adalah Batang Piaman, Batang Lembang, Cisokan dan Anak Daro, dengan pertimbangan utama adalah rasa nasi. Varietas yang sering dibeli oleh petani adalah varietas Cisokan dan Anak Daro. Secara keseluruhan, petani responden puas terhadap benih yang mereka gunakan dan tetap akan membeli jika benih tersebut mengalami kenaikan harga. Jika tidak tersedia ditempat biasa membeli, petani akan mencari ditempat lain.

Petani lebih menyukai varietas Cisokan dan Anak Daro dibanding varietas Batang Piaman dan Batang Lembang. Masing-masing varietas memiliki kelebihan dan keunggulan. Secara keseluruhan, varietas Cisokan dan Anak Daro memiliki keunggulan yang sama yaitu pada rasa nasi yang enak dan harga jual gabah yang tinggi, namun memiliki kelemahan yang berbeda. Kelemahan varietas Cisokan terletak pada ketersediaan benih yang sulit dan harga beli benih yang mahal, sedangkan varietas Anak Daro pada ketersediaan benih yang sulit, harga beli benih yang mahal serta umur tanaman yang panjang. Batang Piaman dan Batang Lembang juga memiliki keunggulan yang sama, yaitu ketersedian benih yang gampang didapat serta harga beli benih yang murah. Namun, kedua varietas ini memiliki kelemahan yang sama juga yaitu dalam hal rasa nasi yang kurang enak dan harga jual gabah kurang tinggi.

Hasil analisis kepuasan berdasarkan Importance Performance Analysis (IPA), diketahui bahwa atrbut-atribut yang memiliki tingkat kinerja tinggi dan kepentingan tinggi lebih banyak terdapat pada varietas Anak Daro dan Cisokan. Berdasarkan Costumer Satification Index (CSI), tingkat kepuasan konsumen terhadap keempat benih varietas unggul berada pada kategori puas.

(14)

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN PETANI PADI

TERHADAP BENIH PADI (

Oryza sativa

) VARIETAS UNGGUL

DI KOTA SOLOK, SUMATERA BARAT

Nike Irawati H34066091

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

PROGRAM SARJANA PENYELENGGARA KHUSUS AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(15)

Judul Skripsi : Analisis Sikap Dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi (Oryza sativa) Varietas Unggul di Kota Solok, Sumatera Barat Nama : Nike Irawati

NRP : H34066091

Disetujui, Pembimbing

Ir. Juniar Atmakusuma, MS

NIP. 130 804 891

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 131 415 082

(16)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skipsi saya yang berjudul “Analisis Sikap dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi (Oryza sativa) Varietas Unggul di Kota Solok, Sumatera Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Bogor, Maret 2009

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 13 Maret 1985 di Kota Solok, Provinsi Sumatera Barat. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Irman dan Ibu Yurhanetty.

(18)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Sikap dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi (Oryza sativa) Varietas Unggul di Kota Solok, Sumatera Barat”.

Penelitian ini bertujuan menganalisis sikap dan kepuasan petani terhadap benih padi varietas unggul di Kota Solok. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skipsi yang berjudul “Analisis Sikap dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi (Oryza sativa) Varietas Unggul Di Kota Solok, Sumatera Barat” Penulis telah banyak memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam penyusunan laporan ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Febriantina Dewi, SE, MSc selaku dosen penguji utama pada sidang penulis yang telah memberikan banyak saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan ini.

3. Bapak Arif Karyadi Uswandi, SP selaku dosen penguji komisi akademik yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan ini.

4. Bapak Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen evaluator yang telah memberikan masukan pada waktu kolokium penulis.

5. Kedua orang tua, adik, nenek dan keluarga besar penulis untuk setiap dukungan, cinta, kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan terbaik.

6. Pimpinan serta staf Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Solok yang telah memberikan bantuan selama proses pengambilan data lapangan penulis.

7. Para pimpinan serta anggota kelompok tani Kota Solok atas kerjasamanya dalam pengumpulan data.

8. Dandan Sugiarto, terima kasih atas support dan bantuannya sehingga skripsi ini bisa berjalan dengan lancar.

(20)

10. Tim petualang yang tak terlupakan Wiwin, Rosyid, Wahyu, Mamet dan Fajar N’dut.

11. Teman-teman seperjuangan atas semangat dan sharing selama penelitian sehingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya.

Bogor, Maret 2009

(21)

DAFTAR ISI

Kegunaan Penelitian... 7

Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih Padi ... 8

2.2. Benih Padi Varietas Unggul (Bersertifikat) ... 9

2.2.1. Permohohan Sertifikasi ... 10

2.2.2. Pemeriksaan Lapang ... 10

2.2.3. Pengambilan Contoh Benih ... 12

2.2.4. Pengawasan Pemasangan Label ... 13

2.3. Varietas Unggul Di Kota Solok ... 14

2.5. Hasil Penelitian Terdahulu... 16

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 21

3.1.1. Perilaku Konsumen ... 21

3.1.2. Proses Keputusan Pembelian... 21

3.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian ... 25

3.1.4. Atribut Produk ... 30

3.1.5. Sikap Konsumen ... 31

3.1.6. Konsep dan Pengertian Kepuasan ... 32

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 33

(22)

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 36 4.3. Metode Pengambilan Sampel ... 37 4.4. Metode Analisis Data ... 38 4.4.1. Analisis Deskriptif ... 38 4.4.2. Analisis MultiatributFishbein ... 39 4.4.3.Importance Performance Analysis (IPA) ... 41 4.4.4.Costumer Satisfaction Index (CSI) ... 44 4.5. Defenisi Operasional ... 46 V. GAMBARAN UMUM KOTA SOLOK

5.1. Letak Geografis Kota Solok ... 49 5.2. Penduduk ... 51 5.3. Perekonomian... 51 5.4. Pertanian ... 53 VI. KARAKTERISTIK PETANI DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

BENIH PADI VARIETAS UNGGUL DI KOTA SOLOK

6.1. Karakteristik Petani Responden ... 54 6.2. Proses Keputusan Pembelian Benih Padi Varietas Unggul ... 57

VII. ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN PETANI PADI

7.1. Analisis Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi Varietas

Unggul ... 63 7.1.1. Analisis Kepentingan dan Kinerja Atribut ... 63 7.1.2. Diagram Kartesius sertaCostumer Satisfication

Index (CSI) Benih Padi Varietas Unggul... 74 7.2. Analisis Sikap Petani Padi Terhadap Benih Padi Varietas Unggul .... 89 IX. KESIMPULAN

8.1. Kesimpulan ... 92 8.2. Saran ... 93 DAFTAR PUSTAKA ... 94

(23)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Produksi padi, beras dan permintaan beras tahun 1996-2006 ... 2 2 Tingkat Penggunaan Varietas Unggul di Kota Solok ... 5

3 Negara – Negara Penghasil Padi di Dunia Pada Tahun 2005 ... 9 4 Standar Lapang Kelulusan Benih Bersertifikat Berdasarkan

Kelas Benih ... 11

5 Nilai Standar Pengujian laboratorium Berdasarkan Kelas Benih ... 13 6 Warna Label Kelas Benih Bersertifikat ... 13 7 Proporsi Responden Pada Setiap Kelurahan. ... 38 8 Kriteria NilaiCostumer Satisfication Index. ... 46

(24)
(25)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

(26)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Luas Panen, Hasil Perhektar dan Produksi Padi Menurut Pulau

di Indonesia Tahun 2008 ... 98 2 Penyebaran Varietas Unggul di Indonesia Tahun 2005 ... 99 3 Informasi Varietas Unggul Cisokan, Anak Daro, Batang Piaman

dan Batang Lembang ... 100 4 Kuisioner Untuk Petani ... 101 5 Rekapitulasi Tingkat Kinerja Benih Varietas Unggul

Batang Piaman dan Cisokan ... 109 6 Rekapitulasi Tingkat Kinerja Benih Varietas Unggul

(27)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani. Hal ini perlu mendapat perhatian berbagai pihak, karena sektor pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional, diantaranya sebagai sumber pendapatan masyarakat dan menyediakan lapangan pekerjaan. Sektor pertanian memiliki berbagai sub sektor antara lain tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perkebunan dan perikanan. Sub sektor tanaman pangan memberikan pertumbuhan sebesar 62,4 persen akibat dari puncak musim panen padi pada triwulan I/2008.1

Komoditas tanaman pangan utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah beras. Beras merupakan komoditi yang sangat penting karena lebih dari 90 persen masyarakat Indonesia menjadikan beras sebagai makanan pokok, dan kemudian diperkuat oleh budaya harus mengkonsumsi beras (nasi) baru kemudian dapat dikatakan makan. Beras juga komoditi yang strategis secara politis karena banyak kepentingan umum didalamnya, seperti masalah ketahanan pangan, kondisi politik, stablitas keamanan, stabilitas ekonomi dan lapangan kerja, sehingga perlu adanya campur tangan pemerintah didalamnya.

Ketahanan pangan berkaitan dengan ketersediaan di masyarakat dan harga yang terjangkau. Untuk itu peranan pemerintah sangat diperlukan dalam upaya peningkatan produksi beras dan stabilitas harga beras yang dituangkan dalam tujuan utama kebijakan pembangunan pertanian. Maulana et al (2006) menyatakan bahwa revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan yang dicanangkan Presiden pada tahun 2005 merupakan hal yang strategis mengingat vitalitas sektor pertanian saat ini sedang mengalami degradasi yang ditunjukkan dengan terjadinya penurunan dan deselerasi produksi beberapa komoditas pertanian, khususnya tanaman pangan.

Meningkatnya jumlah penduduk yang di sertai dengan peningkatan pendidikan dan taraf penghasilan, menyebabkan kebutuhan beras terus meningkat, baik jumlah maupun mutunya. Tingkat konsumsi beras nasional rata-rata saat ini

1)

(28)

sebesar 139,15 kg/kapita/tahun. Tingkat konsumsi ini melebihi rata-rata tingkat konsumsi dunia yang berkisar antara 80 sampai dengan 90 kg/kapita/tahun (Departeman Pertanian, 2005). Diversivikasi pangan yang tidak berhasil juga menyebabkan konsumsi beras di Indonesia tinggi, sehingga pemerintah harus selalu menjaga ketersediaan beras di masyarakat.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2007) permintaan beras pada tahun 2000 dapat dihitung sebesar 31,339 juta ton. Pada tahun 2003 meningkat menjadi 31,820 juta ton dan terus meningkat menjadi 36,683 juta ton pada tahun 2006. Dari sisi produksi padi, produksi padi belum aman dalam memenuhi permintaan beras. Produksi beras pada tahun 2000 mencapai 32,696 juta ton, pada tahun 2003 meningkat menjadi 32,846 juta ton, kemudian meningkat mencapai 34,306 juta ton pada tahun 2006. Selisih antara permintaan dan produksi beras dapat dijadikan indikator bahwa perberasan nasional mengalami defisit atau surplus. Dari keterangan tersebut terlihat bahwa pada tahun 2006 Indonesia mengalami defisit beras sebesar 2,276 ton. Hal ini bisa dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Produksi Padi, Beras dan Permintaan Beras Tahun 1996-2006 Tahun Padi

(29)

Permintaan terhadap beras meliputi (1) konsumsi di dalam rumah (2) konsumsi diluar rumah seperti di rumah makan, hotel (3) konsumsi makanan hasil industri pengolahan (4) kebutuhan beras untuk cadangan rumah tangga. Permintaan beras secara umum meningkat tiap tahunnya, tetapi terdapat kecenderungan penurunan konsumsi beras didalam rumah, yang diiringi peningkatan konsumsi di luar rumah dan konsumsi produk-produk industri pangan (Haryadi, 2004).

Salah satu program yang dilakukan pemerintah untuk memenuhi permintaan beras masyarakat saat ini adalah program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Program ini memiliki target utama yaitu peningkatan produksi beras sebesar 2 juta ton beras untuk 2007, dan selanjutnya kenaikan 5 persen untuk setiap tahunnya sampai 2009 guna mencapai swasembada pangan dan ketahanan pangan (Departemen Pertanian, 2007). Salah satu agenda program ini adalah peningkatan produksi tanaman padi yang diupayakan melalui perbaikan mutu benih, diantaranya dengan mengsosialisasikan penggunaan benih padi varietas unggul (bersertifikat) bersubsidi. Selain bertujuan meningkatkan produksi padi nasional, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani juga merupakan sasaran program ini.

Pemerintah pusat telah mengeluarkan dana senilai 600 miliar rupiah guna mensuplai benih bersubsidi kepada petani. Selain itu pemerintah juga mempersiapkan dana untuk jaminan kredit petani, subsidi bunga perbankan dan dana untuk penyuluh guna mendukung tercapainya target dua ton beras tersebut. Untuk merealisasikan program ini pemerintah telah membagikan benih bersubsidi ini kepada 33 Propinsi di Indonesia, untuk kemudian dibagi-bagikan kepada masing-masing kelompok tani binaan yang ada di provinsi tersebut. Daerah-daerah yang menjadi sentra produksi beras di Indonesia pada tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 1

(30)

Teknologi Revolusi Hijau untuk padi pertama kalinya ditemukan oleh International Rice Research Institute (IRRI) pada pertengahan 1980-an. Karakteristik dasar dari teknologi ini adalah (1) benih unggul berumur pendek sehingga dapat meningkatkan hasil panen melalui peningkatan intensitas tanaman (2) responsif terhadap pupuk kimia utamanya Urea sehingga dapat meningkatkan intensitas tanaman melalui penggunaan pupuk (3) membutuhkan lingkungan yang prima, utamanya irigasi terkelola (Maulanaet al, 2006)

Departemen Pertanian (2007) mengungkapkan penggunaan benih padi varietas unggul di kalangan petani hingga September 2007 baru 49 persen dari total kebutuhan benih padi nasional sebanyak 300 ribu ton per tahun. Namun demikian, pemakaian benih varietas unggul pada tahun 2007 meningkat 10 persen dibandingkan tahun 2006 yang hanya mencapai 39 persen. Kenaikan tersebut jauh lebih baik dibandingkan lima tahun terakhir yang rata-rata tingkat penggunaan berkisar 36 persen sampai 38 persen. Departemen Pertanian optimis bahwa penggunaan padi varietas unggul pada tahun 2008 mencapai 50 persen sampai 55 persen.2

Varietas unggul merupakan teknologi yang mudah, murah, dan aman dalam penerapan serta efektif meningkatkan hasil. Teknologi tersebut mudah karena petani tinggal menanam. Murah karena varietas unggul yang tahan hama, misalnya memerlukan insektisida yang jauh lebih sedikit daripada benih yang tidak bersertifikat. Benih varietas unggul relatif aman, karena tidak menimbulkan polusi dan perusakan lingkungan.

Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi sentra produksi beras di Sumatera dan telah menggenal varietas unggul semenjak tahun 1964. Seiring dengan program P2BN, pada tahun 2007 Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura menargetkan cetak sawah baru seluas 2.000 hektar. Hal ini bertujuan guna meningkatkan swasembada beras, baik skala daerah maupun skala nasional. Salah satu cara mewujudkan tujuan tersebut adalah, dengan mengetahui sikap dan kepuasan petani padi terhadap benih varietas unggul yang mereka gunakan, terutama didaerah sentra produksi beras.

2)

(31)

Sikap dan kepuasan petani terhadap benih yang digunakan sangat erat kaitannya dengan kegiatan peningkatan swasembada beras. Dengan mengetahui sikap dan kepuasan petani, pemerintah maupun pihak terkait bisa menerapkan strategi yang tepat guna mewujudkan tujuan tersebut, seperti strategi dalam pengadaan benih. Semakin tinggi tingkat kepuasan petani terhadap suatu varietas unggul, maka petani tersebut akan semakin loyal. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktifitas tanaman padi tiap musim panen.

1.2 Perumusan Masalah

Salah satu daerah yang menjadi sentra produksi beras di Sumatera Barat adalah daerah Solok. Kota Solok memiliki luas wilayah sebesar 57,64 km2 dengan 21,75 persen (1.254 ha) digunakan sebagai areal persawahan. Pada tahun 2007 produksi beras Kota Solok sebesar 11.221,08 ton dengan produktivitas sebesar 6,07 ton/ha.

Setiap tahun, persentase penggunaan masing-masing varietas unggul berubah (Dinas Pertanian Kota Solok, 2007). Hal tersebut menandakan terdapat perbedaan sikap dan kepuasan petani terhadap varietas unggul yang ada. Semua ini tidak lepas dari kondisi demografi, ekonomi, sosial, budaya, keluarga, psikologis dan faktor-faktor lainnya. Kondisi tersebut tentunya akan membentuk sikap petani dalam penggunaan benih varietas unggul sehingga pada akhirnya petani mampu mengevaluasi benih tertentu yang dapat memuaskan serta memenuhi kebutuhan mereka. Persentase perubahan penggunaan benih padi varietas unggul di Kota Solok dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Tingkat Penggunaan Varietas Unggul Dikota Solok

Varietas Persentase Tingkat Pengunaan Varietas (%)

2005 2006 2007

Anak Daro 35 35 35

Cisokan 30 20 20

Batang Piaman 15 25 25

Batang Lembang 5 5 5

(32)

Banyaknya varietas unggul yang dikeluarkan pemerintah dalam upaya meningkatkan produksi beras tentunya berdampak terhadap perilaku petani dalam pemilihan benih yang akan ditanam, mengingat penilaian petani padi terhadap varietas di masing-masing wilayah tidak sama. Menurut Lasset all (2004) dalam Fahmi (2008), dari sekitar 80 varietas unggul yang berkembang di petani, varietas IR 64 merupakan varietas unggul padi yang paling banyak digunakan petani padi di 12 provinsi penghasil padi utama di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Bali dan NTB. Pada tahun 2002 varietas IR 64 menyebar 45,52 persen dari luas tanam di 12 provinsi tersebut. Selain IR 64, varietas yang menonjol antara lain Wai Apo Buru 8,16 persen, Ciliwung 6,82 persen, Membramo 4,59 persen, Ciherang 4,43 persen dan Cisadane 2,63 persen.

Varietas unggul yang secara umum banyak di gunakan oleh petani di Indonesia pada tahun 2005 adalah varietas IR 64 31,4 persen, Ciherang 21,8 persen, Ciliwung delapan persen, Way Apo Buru 3,3 persen dan IR 42 2,4 persen (Lampiran 2). Tetapi, keadaan ini berbeda dengan petani di provinsi Sumatera Barat, varietas-varietas unggul tersebut kurang diminati khususnya oleh petani di Kota Solok sebagai daerah penghasil padi di Sumatera Barat.

Pemberian subsidi kepada varietas unggul melalui program P2BN, tentunya juga mempengaruhi sikap petani dalam pemilihan benih yang akan dibeli dan digunakan. Dengan membeli benih yang bersubsidi, petani berharap bisa mengurangi biaya produksi. Melihat beragamnya benih varietas unggul yang beredar dipasaran serta adanya pemberian subsidi terhadap varietas-varietas unggul maka penelitian terhadap perilaku petani padi, sikap mereka terhadap benih padi, serta kepuasan mereka dalam menggunakan benih varietas unggul di Kota Solok menarik untuk dilakukan.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik petani dan proses keputusan pembelian petani terhadap benih padi varietas unggul di Kota Solok?

(33)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan Penelitian terhadap permasalahan ini adalah

1. Mengidentifikasi karakteristik petani dan proses keputusan pembelian petani terhadap benih padi varietas unggul di Kota Solok

2. Menganalisis sikap dan kepuasan petani terhadap benih padi varietas-varietas unggul di Kota Solok

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini antara lain :

1. Sebagai masukan bagi pemerintah, penangkar benih, dan pihak terkait lainnya mengenai sikap dan kepuasan petani terhadap varietas unggul di Kota Solok guna menunjang program pemerintah

2. Melatih kemampuan penulis dalam menganalisa masalah berdasarkan fakta dan data yang tersedia yang disesuaikan dengan pengetahuan yang diperoleh selama kuliah

3. Sebagai bahan masukan bagi yang membutuhkan serta sebagai bahan perpustakaan bagi penelitian selanjutnya

1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut :

1. Benih padi yang dijadikan bahan penelitian ini merupakan benih varietas unggul padi sawah yang saat ini banyak digunakan petani di Kota Solok yaitu varietas Batang Piaman, Batang Lembang, Cisokan dan Anak Daro 2. Petani yang menjadi objek penelitian ini adalah petani yang melakukan

pengambilan keputusan pembelian (bukan buruh tani) dan telah didata oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Solok serta pernah menanam keempat varietas yang ditentukan.

(34)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Benih Padi

Benih adalah sarana produksi yang mampu mengemban misi agronomi, bahkan sebagai wahana teknologi maju yang harus jelas identitas genetiknya (Sadjad, 1993). Benih mempunyai pengertian yang berbeda dengan biji dan bibit. Menurut Wirawan (2002), biji dapat tumbuh menjadi tanaman tanpa campur tangan manusia. Sedangkan benih merupakan biji tanaman yang telah mengalami perlakuan sehingga dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman. Berbeda dengan biji dan benih, bibit adalah benih yang telah berkecambah.

Benih yang banyak di butuhkan manusia adalah benih padi, yang bisa diolah menjadi beras. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah jagung dan gandum dan merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Padi (Oryza sativa) berasal dari kelas

Monocotyledoneae dengan ordo oryza. Jason Londo, kandidat doktor bilogi di Art and Sciences, Washington University dan pembimbingnya, Barbara A. Schaal, mengungkapkan bahwa awalnya padi Oryza sativa indica ditanam di India, Myanmar dan Thailand. Sedangkan Oryza sativa japonica berasal dari Cina selatan. Penemuan ini merupakan hasil dari riset yang telah mereka lakukan terhadap 300 jenis padi3.

Padi termasuk dalam suku padi-padian atau poceae memiliki ciri-ciri antara lain, memiliki akar serabut dan bunga majemuk, urat daun sejajar, berpelepah berbentuk sempit memanjang. Sedangkan buah dan biji sulit dibedakan karena merupakan bulir. Tanah yang lembab dan becek sangat disukai padi. Sehingga, padi tersebar diseluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Berikut adalah klasifikasi ilmiah padi :

Regnum: Plantae

Divisio: Angiospermae

Kelas: Monocotyledoneae

Ordo: Poales

Familia: Poaceae

3)

(35)

Genus: Oryza

Total produksi padi dunia pada tahun 2005, dari 11 negara sentra produksi adalah sebesar 700 Juta metrik ton. Negara produsen padi terkemuka adalah China (31% dari total produksi dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Hal ini bisa dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Negara – Negara Penghasil Padi di Dunia Pada Tahun 2005

No Negara Produsen Padi Jumlah (Juta Metrik Ton)

1 China 185

2 India 129

3 Indonesia 54

4 Bangladesh 40

5 Vietnam 36

6 Thailand 27

7 Myanmar 25

8 Pakistan 18

9 Filiphina 15

10 Brazil 13

11 Jepang 11

TOTAL 700

Sumber : Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), 2006.4

2.2 Benih Padi Varietas Unggul (Bersertifikat)

Penggunaan benih varietas unggul akan mengurangi resiko kegagalan budi daya, karena benih varietas unggul mampu tumbuh dengan baik pada kodisi lahan yang kurang menguntungkan. Benih varietas unggul juga bebas dari serangan hama dan penyakit terbawa benih. Dengan demikian, hasil panen dapat sesuai dengan harapan. Hal ini karena sebelum dilepas, benih varietas unggul telah disertifikasi terlebih dahulu. Selain itu, penggunaan benih varietas unggul juga berperan penting dalam pengembangan pertanian yang berorientasi agribisnis.

4)

(36)

Menurut Mugnisjah, (1991) sertifikasi benih adalah serangkaian sistem atau mekanisme pengujian berkala untuk mengarahkan, mengendalikan, dan mengorganisasikan perbanyakan dan produksi benih. Pelaksanaan sertifikasi pada benih padi sangat penting untuk memelihara kemurnian dan mutu benih varietas unggul serta menunjang pengadaan benih nasional. Varietas unggul telah menyebar di seluruh wilayah Indonesia.

Tujuan dari kegiatan sertifikasi benih ini adalah untuk menjamin mutu benih varietas unggul yang ditanam petani, sehingga produktifitasnya dapat ditingkatkan. Instansi yang berwenang dalam sertifikasi benih adalah Balai Penelitian dan Sertifikasi Benih (BPSB). Adapun prosedur dalam pelaksanaan sertifikasi benih padi yang dilakukan oleh BPSB yaitu (Irawati, 2006):

2.2.1 Permohonan Sertifikasi

Permohonan sertifikasi benih diajukan kepada BPSB oleh pihak produsen paling lambat 10 hari sebelum benih di tabur dengan mengisi formulir sertifikasi yang sudah ditetapkan BPSB. Surat permohonan harus dilampiri dengan peta lokasi dan bukti asal usul benih. Satu surat permohonan hanya berlaku untuk satu areal sertifikasi dengan satu kelas benih dan varietas.

2.2.2 Pemeriksaan Lapang

Pemeriksaan lapang terdiri dari beberapa tahap yaitu pemeriksaan lapang pendahuluan, pemeriksaan lapang vegetatif, pemeriksaan lapang generatif dan pemeriksaan lapang menjelang panen.

a. Pemeriksaan Lapang Pendahuluan

Pemeriksaan lapang pendahuluan bertujuan untuk mengetahui kebenaran area sertifikasi/data lapang serta benih yang digunakan berdasarkan surat yang diajukan oleh produsen benih. Pemerikasaan lapang dilakukan sebelum tanah diolah, agar lebih intensif dan selambat-lambatnya dilakukan satu minggu setelah surat permohonan diajukan.

(37)

kesesuaian antara permohonan dengan keadaan lapang, maka lahan tersebut telah sah dinyatakan sebagai lahan produksi benih bersertifikat.

b. Pemeriksaan Lapang Fase Vegetatif

Pemeriksaan lapang fase vegetatif dilakukan setelah pihak BPSB menyatakan area pertanaman lulus pemeriksaan lapang pendahuluan. Kegiatan ini dilakukan pada tanaman padi telah berumur 30 hari. Kegiatan ini diawali dengan pemeriksaan kebenaran permohonan dan bukti kelulusan areal sertifikasai, serta pemeriksaan global dengan mengelilingi areal pertanaman yang akan di periksa.

Setelah serangkaian kegiatan tersebut dilakukan maka selanjutnya diambil beberapa contoh tanaman untuk diperiksa tipe simpangnya, bentuk dan tekstur daun, tinggi tanaman dan campuran varietas lain (CVL). Standar kelulusan dalam pemeriksaan fase vegetatif ini bisa dilihat pada Tabel 4.

c. Pemeriksaan Lapang Fase Generatif

Pemeriksaan lapang fase generatif bertujuan untuk mengetahui kebenaran varietas, dilakukan setelah pertanaman lulus pemeriksaan lapang fase vegetatif. Kegiatan ini dilakukan saat tanaman berumur 60-65 hari setelah tanam. Pada prinsipnya pemeriksaan generatif hampir sama dengan pemeriksaan vegetatif. Pada pemeriksaan generatif, keberadaan CVL bisa diketahui dengan melakukan pengamatan terhadap organ reproduktif, seperti warna bunga, bentuk bunga dan lain-lain. Standar kelulusan pemeriksaan fase generatif sama dengan fase vegetatif seperti terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Standar Lapang Kelulusan Benih Bersertifikat Berdasarkan Kelas Benih

Kelas Benih Isolasi Jarak (Minimum) (m)

Vaeritas Lain dan Tipe Simpang (%)

Rerumputan Berbahaya

Benih Dasar 3 0.0 Tidak ada

Benih Pokok 3 0.2 Tidak ada

Benih Sebar 3 0.5 Tidak ada

(38)

d. Pemeriksaan Lapang Fase Menjelang Panen

Pemerikasaan lapang fase menjelang panen dilaksanakan paling lambat satu minggu sebelum tanaman padi dipanen. Pemeriksaan ini lebih mengutamakan kemurnian varietas. Faktor-faktor yang diamati dalam pemeriksaan fase menjelang panen (masak) ini adalah bentuk atau tipe malai, leher malai, bentuk daun bendera, posisi daun bendera, bentuk gabah, warna gabah, warna ujung gabah, bulu pada ujung gabah dan sudut daun bendera. Fase ini lebih mengutamakan kemurnian varietas yang ditanam. Apabila areal pertanaman tidak memenuhi syarat lapang yang ditentukan, maka benih yang dihasilkan tidak dapat dijadikan benih bersertifikat.

2.2.3 Pengambilan Contoh Benih

Pengambilan contoh benih bertujuan untuk mengambil contoh benih yang homogen dari suatu kelompok benih dengan cara-cara yang telah ditentukan untuk dilakukan pengujian laboratorium. Contoh benih harus mewakili satu lot benih dari suatu areal sertifikasi yang telah lulus dalam pemeriksaan lapang.

Pengambilan contoh benih dilakukan dengan cara menusukkan alat yang berupa stick trier ke dalam karung. Penusukan dilakukan secara acak. Pengambilan jumlah contoh benih yang akan diambil, yaitu dengan menggunakan rumus :

X = 5 + 10 %N

Keterangan :

X = Jumlah karung yang diambil contohnya N = Jumlah seluruh karung yang diperiksa

(39)

Tabel 5 Nilai Standar Pengujian laboratorium Berdasarkan Kelas Benih

Kelas Benih Kadar Air

Sumber : BPSB Jawa Tengah, 2006

2.2.4 Pengawasan Pemasangan Label

Warna label yang digunakan untuk setiap benih berbeda-beda. Benih penjenis merupakan kelas benih yang paling tinggi. Benih ini berasal dari hasil pemuliaan dan diberi warna label putih. Benih dasar merupakan turunan dari benih penjenis, yaitu didapat hasil panen benih penjenis. Benih dasar diberi label dengan warna putih. Benih pokok mempunyai warna label unggu. Benih ini merupakan benih kelas ketiga, yaitu dibawah kelas benih penjenis dan benih dasar. Benih ini didapat dari hasil penanaman kelas benih dasar.

Kelas benih terakhir adalah kelas benih sebar, yang didapat dari hasil penanaman benih pokok. Benih ini berbeda dengan kelas benih sebelumnya. Benih sebar adalah benih yang boleh dan bisa dikonsumsi oleh masyarakat, sedangkan benih penjenis, benih dasar dan benih pokok hanya ditanam untuk tujuan perbanyakan benih. Benih ini mempunyai warna label biru. Pembagian warna label berdasarkan kelas benih bisa dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Warna Label Kelas Benih Bersertifikat

No Kelas Benih Warna Label

1 Benih Penjenis Putih

2 Benih Dasar Putih

3 Benih Pokok Unggu

4 Benih Sebar Biru

(40)

Menurut Soetopo (1993) keunggulan benih bersertifikat dibandingkan dengan benih tidak bersertifikat adalah ;

1. Penghematan penggunaan benih, misalnya untuk padi dari rata-rata 40-50 kg/ha menjadi 20-25 kg/ha.

2. Keseragaman pertumbuhan, pembunggan dan pemasakan buah sehingga dapat dipanen sekaligus.

3. Rendemen beras tinggi dan mutunya seragam.

4. Penggunaan benih padi bersertifikat mampu meningkatkan hasil panen 5-15 persen perhektar.

5. Meningkatkan mutu produksi yang dihasilkan.

6. Mutu benih dapat menentukan kebutuhan dan respon sarana produksi lainnya, dinaman peran sarana produksi tidak akan terlihat apabila benih yang digunakan tidak bermutu.

2.3 Varietas Unggul Di Kota Solok

2.3.1 Varietas Batang Piaman

Varietas ini tergolong baru di Kota Solok dibandingkan dengan varietas Anak Daro dan Cisokan. Beras hasil olahan dari padi varietas Batang Piaman ini bersifat pera, dengan kandungan amilosa 28%. Umur tanaman dari mulai tanam sampai panen adalah 100 – 131 hari, dengan warna gabah kuning bersih dan bentuk gabah ramping. Rata-rata hasil produksi saat panen adalah 7,58 ton/ha GKG dan bobot perseribu butir adalah 27 – 30 gram. Varietas ini tahan terhadap penyakit Blas daun dan leher. Varietas Batang Piaman dilepas pada tahun 2003 dan merupakan hasil dari persilangan antara IR25393-57/RD203//IR27316-96///SPLR7735/SPLR2792.

2.3.2 Varietas Batang Lembang

(41)

dan bentuk gabah ramping. Rata-rata hasil produksi saat panen adalah 3,74 - 7,80 ton/ha GKG dan bobot perseribu butir adalah 25 - 29 gram. Varietas ini tahan terhadap penyakit Blas daun dan leher. Varietas Batang Lembang dilepas pada tahun 2003 dan merupakan hasil dari persilangan antara Sintha/IR64//IR64.

2.3.3 Varietas Anak Daro

Varietas Anak Daro sudah lama dikenal dan dibudidayakan oleh petani di Kota Solok. Beras hasil olahan dari varietas ini memiliki sifat pera, seperti hasil beras pada umumnya di Sumatera Barat. Umur tanam varietas Anak Daro mulai dari tanam sampai panen lebih lama dibandingkan varietas unggul lainnya yaitu 135 – 145 hari. Hasil panen varietas anak daro adalah 6.4 ton/ha GKP. Tanaman padi varietas ini memiliki keunggulan tahan terhadap virus tugro dan agak peka terhadap penyakit Blas.

Varietas Anak Daro baru dilepas menjadi Varietas Unggul Baru (VUB) pada tahun 2007, melalui proses pemutihan varietas. Sebelum dilepas, varietas Anak Daro merupakan varietas unggul lokal yang banyak diminati oleh petani, karena memiliki banyak keunggulan diantaranya menghasilkan beras dengan rasa nasi yang enak, harum dan lembut. Melihat potensi yang terdapat pada varietas ini, akhirnya pemerintah melakukan kegiatan pemutihan varietas terhadap varietas Anak Daro. Pemutihan varietas adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh pengakuan secara resmi varietas unggul lokal yang telah tersebar menjadi varietas unggul (Anonim, 2000).

2.3.4 Varietas Cisokan

(42)

hasil dari persilangan antara PB36/Pelita I-1. Informasi selengkapnya tentang varietas Batang Piaman, Batang Lembang, Anak Daro dan Cisokan dapat dilihat pada Tabel Lampiran 3.

2.4 Program P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional)

Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) merupakan program pemerintah yang ditetapkan pada awal Januari 2007. Pemerintah telah mencanangkan target produksi padi sebesar 58,2 juta ton GKP atau menaikkan sebesar 6,9 persen di tahun 2007. Produksi padi diyakini dapat meningkat sebesar 2,8 juta ton setara beras, yang akan dicapai di 16 Propinsi sentra beras sebanyak 2,5 juta ton dan dari 17 Propinsi lainnya sebesar 0,3 juta ton.

Direktorat Jendral Tanaman Pangan, Departemen Pertanian (2007) menyatakan bahwa gerakan Produksi Beras Nasional (P2BN) merupakan upaya terkoordinasi untuk membangun sistem pertanian yang tangguh dengan memasyarakatkan teknologi dan inovasi baru melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT).

Perkembangan terakhir sampai Mai 2007, secara nasional pertanaman baru mencapai 3,2 juta ha, lebih rendah dari kondisi normal yang mencapai 4,2 juta ha. Ini sebagai akibat mundurnya musim kemarau pada tahun 2006. Luas panen Januari-April 2007 juga menurun. Pencapaian realisasi tanaman padi periode Oktober 2006 – april 2007 telah mencapai 8.746.687 ha yang merupakan hampir 100 persen dari target. Sedangkan hingga akhir 2007, pemberian benih padi non hibrida baru mencapai 34,84 persen dan non hibrida mencapai 27,15 persen. Hal ini dikarenakan proses pengadaan yang sangat panjang. Pada bulan Mei 2008, program P2BN berubah nama menjadi program BLBU (Bantuan Langsung Benih Unggul).

2.4 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

(43)

penelitian tentang studi identifikasi dan tingkat komersialisasi benih padi sawah varietas unggul. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam memilih varietas unggul padi sawah komersial. Penelitian ini menyebutkan bahwa jenis benih yang umum dipakai oleh petani di Kecamatan Warungkondang Cianjur adalah jenis IR 64.

Berdasarkan penelitian tersebut alasan petani memilih jenis-jenis padi adalah umur tanaman, produktivitas, tahan kerebahan, tahan hama dan penyakit, rasa, harga serta mudah atau tidak benih didapatkan. Umur tanaman berperan penting dalam memprediksi kapan tanaman panen, kapan waktu untuk menanam dan mengatur keuangan keluarga. Pada umumnya tanaman padi yang berumur pendek lebih disukai oleh petani.

Yunita (2007) penelitian mengenai Analisis Kepuasan Petani Terhadap Benih Jagung Hibrida Produksi PT Pertani (Persero) Jakarta di Kecamatan Tanjung Mendar Kabupaten Sumedang Jawa Barat, dengan menggunakan metode analisis Important Performance Analysis(IPA) dan Custumers Satisfaction Index (CSI). Salah satu tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat kepuasan dari petani setelah menggunakan benih jagung hibrida yang diproduksi oleh PT Pertani (persero). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan petani terhadap benih jagung hibrida produksi PT Pertani (Persero) berdasarkan alat analisis IPA, atribut yang perlu diperbaiki yaitu kuadran I (ketahanan terhadap hama penyakit) dan atribut yang harus dipertahankan yaitu kuadran II (harga ukuran, tongkol, dan produksi panen).

Sugara (2007) melakukan analisis tentang kepuasan konsumen instan temulawak Taman Sri Rengganis Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik konsumen instan temulawak, menganalisis proses keputusan pembelian konsumen instan temulawak, menganalisis kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut instan temulawak dan untuk menentukan bauran pemasaran yang sesuai bagi taman Sri Rengganis. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknihk tabulasi deskriptif, Important Performance Analysis(IPA) danCustumers Satisfaction Index (CSI).

(44)

samping, kualitas dan izin depkes). Atribut yang perlu diperbaiki yaitu kuadran I (kehigienisan, informasi pengunaan, ketersediaan produk dan promosi). Berdasarkan CSI Taman Sri Rengganis telah mampu memuaskan konsumennya sebesar 69,88 persen.

Penelitian yang dilakukan oleh Afifi (2007), tentang analisis kepuasan kosnsumen terhadap atribut sayuran organik dan penerapan personel selling Benny’s Organik Garden. Salah satu tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap atibut sayuran organik dengan menggunakan alat analisis Important Performance Analysis(IPA) danCustumers Satisfaction Index (CSI). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari alat analisis IPA yang berkaitan dengan tingkat kepentingan dan kinerja atribut, terdapat beberapa atribut yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Atribut tersebut terdapat pada kuadran I yaitu keragaman jenis sayur, kesesuaian antara produk yang diinginkan konsumen dengan yang ditawarkan perusahaan dan penanganan keluhan. Berdsarkan CSI diperoleh nilai sebesar 78,3 persen. Hal ini menandakan bahwa secara keseluruhan konsumen telah merasa puas terhadap atribut sayuran organik.

Ramadhan (2007) mengangkat topik tentang preferensi konsumen terhadap energy drink sachet. Produk yang diamati dalam penelitian tersebut adalah Extra Joss, Hemaviton Jreng dan Kuku Bima Ener-G. Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah menganalisis sikap atau preferensi konsumen terhadap atribut-atribut minuman berenergi sachet.

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode model multiatribut Fishbein dan Important Performance Analysis (IPA). Fishbein digunakan untuk mengetahui merek mana yang paling disukai konsumen, sedangkan IPA digunakan untuk mengetahui atribut mana saja yang patut dipertahankan. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Kuku Bima Ener-G merupakan minuman berenergi yang paling disukai responden.

(45)

Satisfaction Index (CSI). Responden dalam penelitian ini dibagi kedalam tiga kelas yaitu kelas atas, menengah dan bawah. Secara keseluruhan, kualitas produk sebaiknya perlu dtingkatkan. Atribut yang perlu ditingkatkan adalah atribut pada kuadran I dan semakin tinggi kelas sosial, atribut yang masuk kedalam kuadran I semakin sedikit. Hal ini menandakan semakin tinggi kelas sosial, kepuasan yang diperoleh dari beras yang dikonsumsi semakin tinggi.

Fahmi (2008) melakukan penelitian tentang sikap dan kepuasan petani padi terhadap benih padi varietas unggul di Kabupaten Kediri. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sikap dan kepuasan petani padi terhadap benih padi varietas unggul di kabupaten Kediri. Alat analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan tersebut adalahFishbein,Important Performance Analysis (IPA) dan Custumers Satisfaction Index (CSI). Fishbein digunakan untuk mengukur sikap sedangkan IPA dan CSI digunakan untuk mengukur kepuasan. Penelitian dilakukan terhadap tiga varietas benih yaitu, IR 64, Ciherang dan Membramo. Berdasarkan alat Analisis Fishbein diketahui bahwa petani lebih menyukai varietas membramo karena produktivitas dan rasa nasi yang enak.

Berdasarkan alat analisis IPA, diketahui bahwa atibut-atribut yang dirasakan petani memiliki kinerja rendah adalah harga GKP, umur tanaman, tahan hama penyakit dan tahan rebah sehingga atribut ini perlu diperbaiki. Hasil dari CSI menunjukkan bahwa petani puas terhadap kinerja atrubut-atribut varietas unggul dengan nilai CSI sebesar 73,32 persen.

Penelitian kepuasan petani terhadap benih padi juga dilakukan oleh Saheda (2008) dengan judul analisis preferensi dan kepuasan petani terhadap benih padi varietas lokal Pandan Wangi di Kabupaten Cianjur. Alat analisis yang digunakan diantaranya adalah Important Performance Analysis (IPA) dan Custumers Satisfaction Index (CSI). Berdasarkan hasil IPA menunjukkan bahwa atribut yang perlu diperbaiki antara lain umur tanaman, harga jual gabah dan hasil produksi, atribut ini terdapat pada kuadran I. Atribut pada kuadran I ini menjadi prioritas utama untuk diperbaiki. Berdasarkan CSI, petani merasa sangat puas terhadap benih varietas lokal pandan wangi dengan nilai CSI sebesar 81,39 persen.

(46)
(47)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Perilaku Konsumen

Undang-undang No. 08 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, mendefenisikan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Tindakan-tindakan konsumen yang langsung terlibat dalam upaya memilih, mendapatkan dan mengkonsumsi produk dan jasa yang dibutuhkan, termasuk proses yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut disebut dengan perilaku konsumen (Engel,et al. 1994).

Proses pembelian suatu produk dimulai ketika suatu kebutuhan mulai dirasakan dan dikenali oleh konsumen, timbul kebutuhan bisa dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal yaitu kebutuhan dasar seseorang seperti rasa lapar, haus, dan lain-lain, sedangkan rangsangan internal yaitu kebutuhan yang ditimbulkan oleh dorongan internal seperti pengaruh promosi dari berbagai sumber.

Setelah merasakan adanya kebutuhan terhadap suatu produk, maka konsumen akan berusaha untuk mencari lebih banyak informasi. Sumber informasi dapat diperoleh dari empat kelompok yaitu sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga); sumber komersial (iklan, tenaga penjual, pedagang perantara); sumber umum (media massa, organisasi); dan sumber pengalaman (pemeriksaan penggunaan produk) (Kotler, 1997). Konsumen akan memusatkan perhatiannya terhadap ciri atau atribut produk yang dibutuhkan.

3.1.2 Proses Keputusan Pembelian

(48)

hasil. Pada Gambar 1 disajikan tahapan-tahapan keputusan tersebut secara sederhana.

Gambar 1. Tahapan Proses Keputusan Pembelian Sumber : Engel,et al. (1994)

3.1.2.1 Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan merupakan tahap awal pengambilan keputusan. Menurut Engel, et al. (1995) Pengenalan kebutuhan adalah persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan dengan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan. Adanya kebutuhan disebabkan karena konsumen merasakan ketidaksesuaian antara keadaan yang dihadapi konsumen sekarang dengan keadaan yang diinginkan konsumen.

Contoh dari pengenalan kebutuhan adalah, seorang konsumen (petani) sekarang ini merasa hasil produksinya menurun (keadaan aktual) dan ingin meningkatkan produksi pada musim tanam selanjutnya (keadaan yang diinginkan). Konsumen ini akan mengalami pengenalan kebutuhan seandainya ketidak sesuaian antara kedua keadaan cukup besar. Pengenalan kebutuhan dipengaruhi oleh tiga faktor penentu, yaitu informasi yang disimpan di dalam ingatan, perbedaan individual dan pengaruh lingkungan.

PENGENALAN KEBUTUHAN

PENCARIAN INFORMASI

EVALUASI ALTERNATIF

PEMBELIAN

(49)

3.1.2.2 Pencarian Informasi

Pencarian informasi merupakan tahap kedua dari proses pengambilan keputusan. Konsumen yang telah memenuhi kebutuhkan yang telah memenuhi kebutuhannya akan terlibat dalam pencarian informasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pencarian informasi adalah kegiatan yang termotifasi dari pengetahuan yang tersimpan didalam ingatan (pencarian internal) dan pengumpulan informasi dari lingkungan (pencarian eksternal) (Engel,et al. 1995). Pencarian yang bersifat internal lebih dahulu terjadi sesudah pengenalan kebutuhan. Jika pencarian internal memberikan informasi yang dibutuhkan, maka pencarian eksternal tidak dibutuhkan. Pencarian eksternal lebih bersifat informasi tambahan dari lingkungan, yaitu ketika pencarian internal tidak mencukupi maka konsumen memutuskan untuk mencari informasi tambahan melalui pencarian eksternal.

Menurut Kotler, (2000) sumber informasi konsumen dibagi menjadi empat kelompok, yaitu :

1. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan

2. Sumber komersian : iklan, tenaga penjual, kemasan, pajangan di toko 3. Sumber publik : media massa, organisasi penentu penilai konsumen 4. Sumber pengalaman : manangani, memerikasa, memakai produk

3.1.2.3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif adalah proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Engel, et al. 1995). Empat komponen dasar proses evaluasi alternatif yaitu menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan, memutuskan alternatif pilihan, menilai kinerja alternatif yang dipertimbangkan dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir.

(50)

atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda, dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu (Kotler, 2000).

Konsumen akan memberikan penilaian terhadap suatu merek atau produk, dan akan mengevaluasi manfaat atau kepuasan yang diberikan oleh atribut tersebut. Hasil evaluasi akan menghasilkan suatu sikap sehingga terjadi banyak pilihan. Konsumen akan menilai dan menyeleksi manfaat yang diharapkan dari produk, untuk selanjutnya diambil alternatif pilihan yang paling sesuai dengan harapan.

3.1.2.4.Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan tahap terakhir dari serangkaian proses keputusan pembelian. Keputusan pembelian dilakukan setelah konsumen memilih alternatif pilihan. Pada tahap keputusan pembelian, konsumen harus mengambil tiga keputusan yaitu kapan membeli, dimana membeli dan bagaimana membayar. Pembelian merupakan fungsi dari dua determinan yaitu (1) niat pembelian (2) pengaruh lingkungan dan perbedaan individu (Engel,et al. 1995).

Niat pembelian konsumen digolongkan menjadi dua kategori, yaitu (1) baik produk maupun merek (2) kelas produk saja. Niat pembelian pada kategori produk maupun merek disebut sebagai pembelian yang terencana sepenuhnya, dimana pembelian merupakan hasil dari keterlibatan tinggi. Konsumen bersedia waktu, tenaga dan materi dalam membeli barang tersebut. Niat pembelian yang hanya melihat kelas produk saja disebut dengan juga dengan pembelian terencana jika pilihan merek dibuat di tempat pembelian.

3.1.2.5. Perilaku Setelah Pembelian

(51)

3.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian

Perilaku konsumen dipengaruhi dan dibentuk oleh tiga faktor utama yaitu (1) faktor lingkungan yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi, (2) faktor perbedaan individu yang terdiri dari sumberdaya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi, dan (3) faktor psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku (Engel,et al. 1994). Hubungan antara ketiga faktor tersebut dalam proses keputusan konsumen dapat dilihai pada Gambar 2.

Gambar 2. Proses Pembelian Konsumen Sumber : Engel,et al. (1994)

(52)

3.1.3.1 Pengaruh Lingkungan

Pengaruh lingkungan lebih bersifat individu, karena konsumen melakukan interaksi dengan individu lain dalam lingkungannya. Yang tergolong faktor lingkungan antara lain :

a. Budaya

Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, sikap dan simbol lain yang bermakna melayani manusia untuk berkomunikasi, membuat tafsiran dan mengevaluasi. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar. Walaupun konsumen bebas dalam menentukan pilihan namun karena dia hidup dilingkungan dengan kebudayaan yang mempunyai batasan batasan tertentu, maka kebebasan tersebut juga dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial budaya dan norma-norma masyarakat tersebut.

b. Kelas Sosial

Kelas sosial merupakan pembagian di masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang berbagi nilai, minat dan prilaku yang sama (Engel, et al. 1994). Perbedaan kelas sosial bisa dilihat dari perbedaan status sosial ekonomi yang berjajar dari yang rendah hingga yang tinggi. Kelas sosial sering menghasilkan prilaku konsumen yang berbeda, misalnya merek mobil yang dikendarai. Kelas sosial tidak hanya ditentukan oleh pendapatan, tetapi juga ditentukan oleh pekerjaan, prestasi, interaksi, pemilikan, orientasi, nilai, dan sebagainya.

c. Pengaruh Pribadi

(53)

d. Keluarga

Setiap anggota keluarga memegang peranan penting yaitu dalam pemberi pengaruh, pengambilan keputusan, pembelian dan pemakaian. Keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh terhadap sikap dan perilaku individu. Keluarga terdiri dari dua bagian yaitu (1) keluarga orientasi yang terdiri dari orang tua dan saudara kandung, (2) keluarga prokreasi yang terdiri dari pasangan dan anak-anak.

e. Pengaruh Situasi

Perilaku selalu di bentuk oleh pengaruh situasi. Engel, et al. (1995) mengusulkan bahwa situasi konsumen dapat didefinisikan sebagai lima karakteristik umum, yaitu (1) lingkungan fisik, yang merupakan sifat nyata dari situasi konsumen, (2) lingkungan sosial, menyangkut ada tidaknya orang lain dalam situasi bersangkutan, (3) waktu, (4) tugas, yaitu tujuan dan sasaran tertentu yang dimiliki konsumen dalam situasi dan (5) keadaan antiseden atau suasana hati sementara. Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik objek.

3.1.3.2 Faktor Perbedaan Individu

Perbedaan yang paling penting di antara individu adalah perbedaan sumberdaya. Konsumen yang mempunyai pendapatan tinggi akan mempunyai perilaku pembelian yang berbeda dengan konsumen yang mempunyai pendapatan rendah. Engel, et al. (1994) menyatakan bahwa ada lima cara dimana konsumen mungkin berbeda sehingga berpengaruh terhadap perilaku konsumen yaitu :

a. Sumberdaya Konsumen

(54)

Setiap konsumen membawa tiga sumberdaya kedalam setiap situasi pengambilan keputusan yaitu sumber daya ekonomi (pendapatan dan kekayaan), sumber daya temporal (waktu) dan sumber daya kognitif (kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan industri). Konsumen memiliki keterbatasan pada setiap sumberdaya yang dimiliki sehingga konsumen harus mampu mengalokasikannya secara bijaksana.

b. Motivasi dan Keterlibatan

Motivasi merupakan suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk memenuhi kebutuhannya dan memperoleh kepuasan dari pemenuhan kebutuhan tersebut. Kebutuhan timbul karena adanya ketidakcocokan antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan. Menurut Engel, et al. (1994) motivasi dan keterlibatan merupakan kebutuhan variabel utama dalam motivasi. Keterlibatan adalah tingkat kepentingn pribadi yang dirasakan dalam tindakan pembelian.

c. Pengetahuan

Pengetahuan didefinisikan sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan (Engel, et al. 1994). Sedangkan pengetahuan konsumen adalah himpunan bagian dari informasi total yang relevan dengan fungsi konsumen di dalam pasar. Pengetahuan konsumen dibagi menjadi tiga bagian, yaitu (1) pengetahuan produk mencakup atribut produk dan kepercayaanya, (2) pengetahuan pembeli, yaitu dimana dan kapan membeli, dan (3) pengetahuan pemakaian dilihat dari pengetahuan konsumen dan iklan.

d. Sikap

(55)

e. Kepribadian, Gaya Hidup dan Demografi

Kepribadian didefenisikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan (Engel, et al. 1994). Kepribadian merupakan karakteristik psikologi yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap lingkunganya. Kepribadiannya biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, ketaatan, dan lain-lainnnya. Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen.

Sedangkan gaya hidup adalah pola dimana seseorang hidup dan menghabiskan waktu serta uang yang diekspresikan dalam aktifitas, minat dan opini seseorang. Faktor demografi akan menggambarkan karakteristik dari seorang konsumen. Beberapa karakteristik yang sangat penting untuk memahami konsumen adalah usia, jenis, kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama,suku bangsa, pendapatan, jenis keluarga,dan lain-lain.

3.1.3.3 Proses Psikologis

Proses psikologis merupakan faktor terakhir yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk. Pembelian yang dilakukan dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, preferensi, pengetahuan, keyakinan, dan pendirian (Kotler, 1997). Proses psikologis terdiri dari :

a. Pemprosesan Informasi

Pemprosesan informasi merupakan proses dimana stimulus diterima, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan dan belakangan diambil kembali (Engel,et al. 1995). Pemprosesan informasi terdiri dari lima tahapan yaitu : yaitu pemaparan, perhatian, pemahaman, penerimaan dan retensi.

b. Pembelajaran

(56)

mempertimbangkan bagaimana perilaku dimodifikasi oleh pengukuh dan penghukum, (4) pembelajaran vicarious adalah suatu proses yang berusaha merubah perilaku dengan meminta individu mengamati tindakan orang lain (model) dan akibat perilaku yang bersangkutan.

c. Perubahan Sikap dan Perilaku

Perubahan sikap dan perilaku adalah tahap yang terakhir dari proses psikologis. Sikap dan prilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh komunikasi persuasif (tingkat penerimaan) yang berkantung pada respon kognitif (pikiran) dan afektif (perasaan) yang terjadi selama pemprosesan pesan. Selain itu sikap dan perilaku konsumen bisa dipengaruni dengan teknik modifikasi perilaku, seperti memberi dorongan.

3.1.4 Atribut Produk

Konsumen memandang masing-masing produk dari sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda. Keunikan suatu produk dapat dengan mudah menarik perhatian konsumen. Keunikan ini terlihat dari atribut yang dimiliki oleh produk. Menurut Engel, et al. (1994) atribut produk adalah karakteristik suatu produk yang berfungsi sebagai atribut evaluatif selama pengambilan keputusan dimana atribut tersebut tergantung pada jenis produk dan tujuannya. Sedangkan menurut Simamora, (2002) atribut memiliki dua pengertian yaitu (1) karakteristik yang membedakan merek atau produk dari yang lain (2) faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembelian suatu merek ataupun kategori produk, yang melekat pada produk atau menjadi bagian produk itu sendiri.

(57)

penghemat waktu. Manfaat bisa berupa mafaat langsung dan manfaat tidak langsung

Kekuatan kepercayaan konsumen terhadap produk merupakan kekuatan harapan dan keyakinan terhadap atribut yang dimiliki oleh suatu produk. Kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut produk dicerminkan oleh pengetahuan konsumen suatu produk dan manfaat yang diberikan oleh produk tersebut.

Konsumen dapat melakukan penilaian dengan melakukan evaluasi terhadap atribut produk dan memberikan kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh suatu produk. Hal penting dalam pengukuran produk antara lain mengidentifikasi kriteria evaluasi uang mencolok dan memperkirakan saliensi relatif dari masing-masing produk (Engel,et al.1994)

3.1.5 Sikap Konsumen

Dipasaran banyak terdapat berbagai produk atau jasa yang ditawarkan produsen untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Semakin meningkatnya kebutuhan konsumen dan mengarah ke sesuatu hal yang lebih baru dan berbeda membuat produsen atau para pengusaha terus menciptakan berbagai macam produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun demikian tidak semua produk tersebut sesuai dengan keinginan konsumen.

Sikap mempengaruhi keinginan seseorang untuk membeli. Menurut Engel, et al (1994) sikap merupakan suatu eveluasi menyeluruh yang memungkinkan seseorang berespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang yang diberikan. Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk memungkinkan timbulnya evaluasi yang positif terhadap produk tersebut. Sebaliknya, konsumen yang tidak percaya kepada suatu produk memungkinkan timbulnya evaluasi negatif terhadap produk tersebut. Salah satu alat analisis yang dapat menganalisis sikap konsumen adalah model sikap multiatributFishbein.

(58)

berkenan dengan ciri atau atribut produk. Salah satu model multiatribut yang biasa dipakai adalah model atributFishbein (Enggel,et al 1994).

Model multiatribut Fishbein dipopulerkan oleh Martin Fishbein. Model multiatribut Fishbein mengidentifikasi bagaimana konsumen mengkombinasikan keyakinan (belief) mereka mengenai atrbut-atribut produk sehingga akan membentuk sikap (attitute) mereka terhadap berbagai merek alternatif. Apabila konsumen memiliki sikap yang memdukung terhadap suatu merek, maka merek tersebut yang akan dipilih dan dibelinya.

Menurut Engel, et al (1994), terdapat dua sasaran pengukuran yang penting dalam mengevaluasi atribut produk yaitu (1) mengidentifikasi kriteria evaluasi yang mencolok (2) memperkirakan saliensi relatif dari masing-masing atribut produk. Kriteria evaluasi yang mencolok dapat diketahui dengan menentukan atribut yang menduduki peringkat tertinggi. Saliensi biasanya diartikan sebagai kepentingan, yaitu konsumen diminta untuk menilai kepentingan dari berbagai kriteria evaluasi.

3.1.6 Konsep dan Pengertian Kepuasan

Kotler (2000) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang di pikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan, jika kinerja berada dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka pelenggan puas dan jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan amat puas atau senang.

Gambar

Tabel 3 Negara – Negara Penghasil Padi di Dunia Pada Tahun 2005
Tabel 6 Warna Label Kelas Benih Bersertifikat
Gambar 1. Tahapan Proses Keputusan PembelianSumber : Engel, et al. (1994)
Gambar 2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang membedakan dan dapat mempengaruhi perilaku petani dalam menentukan pilihan benih padi unggul varietas inbrida dan

Efisiensi Penularan Penyakit Blas Melalui Benih pada Varietas Padi Unggul Nasional yang Umum Ditanam Petani di Kabupaten Jember; Muhammad Samsul Arifin, 081510501091;

Efisiensi Penularan Penyakit Blas Melalui Benih pada Varietas Padi Unggul Nasional yang Umum Ditanam Petani di Kabupaten Jember; Muhammad Samsul Arifin, 081510501091;

Dari beberapa keunggulan yang dimiliki oleh benih padi varietas IR42, faktor yang menjadi pendorong utama bagi petani untuk menggunakan benih padi varietas IR42

Berdasarkan permasalahan di atas diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui keragaan varietas unggul baru dalam meningkatkan produktivitas tanaman dari segi hasil

Sedangkan keuntungan yang diterima petani penangkar merupakan selisih antara penerimaan total dari usaha penangkaran benih padi unggul dengan biaya total (biaya

Hal ini didukung ketersediaan varietas unggul baru dari badan Litbang Pertanian yang sudah dikembangkan oleh Unit Penangkar Benih Sumber (UPBS) BPTP Sulawesi Selatan,

Penggunaan benih bermutu atau varietas unggul bersertifikat yang memenuhi aspek kualitas dan kuantitas diikuti dengan aplikasi teknologi budidaya lainnya seperti