A
ADE IRMA
TRISTA
DEPART
INS
A SURYA
A PRASIDY
TEMEN A
FAKULT
STITUT P
ANI NASU
YA WEGAN
ARSITEK
TAS PERT
PERTANIA
2011
UTION, BA
NGSULANG
KTUR LAN
TANIAN
AN BOGO
ANDUNG
GJANI
NSKAP
OR
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Rencana Pengelolaan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution, Bandung” adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini.
Bogor, Maret 2011
Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung. Dibimbing oleh WAHJU QAMARA MUGNISJAH.
Pada saat ini, jumlah kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang terjadi di Indonesia semakin meningkat. Contohnya di Kota Bandung, jumlah laka lantas berdasarkan data Powiltabes Bandung Jaya mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2002, dari jumlah laka lantas sebanyak 174 kejadian. Keadaan tersebut dari tahun ke tahun mengalami naik turun. Pada tahun 2006, jumlah laka lantas sebanyak 216 kejadian. Berdasarkan data tersebut, berbagai laka lantas yang terjadi umumnya disebabkan oleh faktor manusia dengan persentase 87%.
Manusia sebagai pengguna jalan kebanyakan tidak mengerti dan paham tentang lalu lintas sehingga diperlukan pendidikan tentang kelalulintasan yang baik, khususnya pendidikan kelalulintasan sejak dini. Salah satu wadahnya adalah taman lalu lintas.
Taman Lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu lintas, khususnya untuk anak. Di dalam taman ini, diharapkan anak-anak dapat paham dan mengerti tentang tata tertib berlalu lintas serta dapat menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh taman lalu lintas yang ada di Indonesia adalah Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung. Taman yang lebih dikenal dengan Taman Lalu Lintas Bandung ini terletak di Jalan Belitung No. 1, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Wilayah Pengembangan Cibeunying, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Taman ini memiliki tujuan pengelolaan, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup dan taman bermain (rekreasi). Namun pada saat ini, tujuan tersebut belum tercapai dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan rencana pengelolaan taman lalu lintas yang baik agar tujuan pengelolaannya tersebut dapat tercapai.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei yang merupakan modifikasi dari metode Gold. Tahapannya meliputi persiapan, inventarisasi, analisis, dan sintesis. Pada tahap analisis, dilakukan analisis yang mengacu ketiga fungsi dari Taman Lalu Lintas Bandung, yaitu sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anak-anak (rekreasi). Masing-masing fungsi tersebut dianalisis sesuai dengan data aspek yang mempengaruhinya. Aspek tersebut meliputi aspek fisik, biofisik, dan program yang dianalisis secara deskriptif, aspek daya dukung yang dihitung menggunakan rumus perhitungan nilai daya dukung untuk kawasan wisata menurut Boulon, aspek sosial yang dianalisis untuk mengetahui karakteristik dan persepsi pengunjung berdasarkan data kuisioner, dan analisis SWOT ( strengths-weaknesses-opportunities-threats) untuk menentukan alternatif strategi pengelolaan.
Bandung yang berwujud taman kota yang terdapat banyak pohon di dalamnya. Untuk saat ini, program yang mendukung fungsinya ini belum ada. Namun, pendidikan lingkungan hidup ini disisipkan pada program PPKLL. Sebagai tempat bermain (rekreasi), taman ini dilengkapi oleh sarana bermain yang cukup bervariasi. Namun, masih ditemukan kerusakan pada beberapa sarana bermain. Selain itu, terjadi penumpukan konsentrasi pengunjung pada area tertentu. Hal ini disebabkan oleh fasilitas permainan yang dilalui jalan tertentu kurang menarik dan secara visual kurang menampilkan keindahan atau keunikan taman. Berbagai potensi dan kendala tersebut kemudian digunakan untuk menentukan alternatif strategi pengelolaan dalam analisis SWOT.
Dalam analisis SWOT faktor potensi dan kendala diidentifikasi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung. Faktor kekuatannya adalah sebagai taman bermain dan belajar, sarana bermain yang tersedia cukup bervariasi, dan terdapat berbagai jenis pohon yang fungsional dan estetis. Kelemahannya adalah terkonsentrasinya pengunjung pada area/sarana bermain tertentu, beberapa fasilitas, sarana, dan prasarana yang kurang terawat dan rusak, program yang ada kurang menunjang tujuan pengelolaan, dan peletakan sarana pendidikan kelalulintasan yang kurang sesuai. Untuk faktor eksternal merupakan peluang dan ancaman yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung. Faktor peluang yang ditemui adalah taman yang banyak dikunjungi dan diminati masyarakat. Faktor ancamannya adalah perilaku pengunjung yang kurang menaati peraturan. Keempat jenis faktor tersebut kemudian dianalisis dan dimasukkan ke dalam matriks SWOT sehingga dihasilkan delapan alternatif strategi yang dapat dilakukan agar tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung tercapai dengan baik, yaitu (1) menambah program yang menunjang tujuan pengelolaan; (2) meningkatkan kualitas pelayanan; (3) memperbaiki dan meningkatkan kualitas fasilitas; (4) memindahkan rambu lalu lintas ke tempat yang lebih sesuai; (5) melakukan sosialisasi kepada pengunjung untuk menaati peraturan; (6) meningkatkan sarana pendidikan kelalulintasan; (7) meletakkan sarana bermain secara menyebar; dan (8) mempertahankan keberadaan pohon.
© Hak cipta milik IPB, tahun 2011
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
ADE IRMA SURYANI NASUTION, BANDUNG
TRISTA PRASIDYA WEGANGSULANGJANI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Departemen Arsitektur Lanskap
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
Nama : Trista Prasidya Wegangsulangjani
NRP : A44060819
Mayor : Arsitektur Lanskap
Disetujui
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr
NIP. 19491105 197403 1 001
Diketahui
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA
NIP. 19480912 197412 2 001
Bismillahirahmanirahim
Segala puji hanya kepunyaan Allah Swt., salawat serta salam semoga
tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. Atas rahmat dan hidayah Allah Swt.,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Rencana Pengelolaan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution, Bandung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr.
Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr. selaku dosen pembimbing atas bimbingan,
masukan, dan arahannya selama penyusunan skripsi ini. Selain itu, terima kasih
juga ditujukan kepada Dr. Ir. Aris Munandar, MS dan Fitriyah Nurul H. Utami,
ST, MT selaku dosen penguji atas saran dan nasehat yang membantu penulis serta
Karyawan dan staf Taman Lalu Lintas Bandung, khususnya kepada Ibu Prapti,
Bapak Dantje, Bapak Asep, Bapak Hadi, dan Bapak Cepi atas bantuan dan
informasi yang diberikan selama penelitian. Ucapan yang terima kasih juga
diberikan kepada Dicky atas motivasi dan saran yang diberikan kepada penulis;
Cici, Hikmah, dan Ardi yang telah membantu kelancaran penelitian selama
penulis di Bandung; teman-teman satu bimbingan (Ronal, Yogi, dan Perthy), Om
Jun, Rido, dan teman-teman ARL 43 lainnya atas persahabatan dan kebersamaan
yang diberikan selama kuliah serta dukungan dalam penyelesaian skripsi; serta
teman-teman ARL 42, 44, dan 45, serta PFers dan d’Sabar atas motivasi dan semangat yang diberikan kepada penulis. Ucapan terima kasih yang terakhir yang
tidak mungkin dilupakan adalah ucapan terima kasih kepada mama, papa, Mogie,
Panca, nenek, tante sekeluarga serta keluarga lainnya yang terus memberikan
semangat, dukungan, dan doa kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diperlukan oleh penulis. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Bogor, Maret 2011
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 22 Mei 1988. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari Ayahanda Endratmo Patris
Wardomo dan Ibunda Rr. Elly Tjahyani.
Pendidikan penulis diawali pada tahun 1992 dan menyelesaikan Taman
Kanak-Kanak (TK) di TK Tunas Jakasampurna pada tahun 1994. Pada tahun
1995-1998 penulis menempuh pendidikan di SD Tunas Jakasampurna dan pada
tahun 1999 penulis pindah ke SD Nusa Indah I dan menyelesaikan pendidikan SD
di SD tersebut. Kemudian pada tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SLTP
Negeri 109, Kodam, Jakarta Timur. Selanjutnya, pada tahun 2006 penulis lulus
SMAN 42, Halim, Jakarta Timur.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2006 melalui
jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) sebagai mahasiswa Tingkat
Persiapan Bersama (TPB). Setahun setelah itu, yaitu tahun 2007, penulis diterima
sebagai mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian.
Selama menjalankan studi di IPB, penulis juga mengikuti kegiatan di luar
akademik, seperti menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap
(HIMASKAP) Divisi Kewirausahaan periode 2008/2009 dan anggota Badan
Pengawas Himpro (BP Himpro) HIMASKAP periode 2009/2010. Penulis juga
pernah mengikuti kegiatan magang di Agroedutourism (AET) IPB pada tahun
2008.
Penulis aktif mengikuti beberapa lomba dan kompetisi baik di bidang
akademik maupun di luar akademik seperti Lomba Karya Tulis Mahasiswa tahun
2009, Lomba Fotografi Expo Lanskap IPB tahun 2009, Lomba Desain Taman
Bunga Nusantara tahun 2009, Sayembara Kebon Pisang Penjaringan tahun 2010,
dan Sayembara Taman Topi tahun 2010. Selain itu, penulis juga aktif mengikuti
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 2
1.3 Manfaat ... 2
1.4 Kerangka Pikir ... 2
II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Taman Lalu Lintas ... 4
2.1.1 Lalu Lintas ... 4
2.1.1 Rambu Lalu Lintas ... 5
2.2 Taman Bermain ... 7
2.2.1 Bermain ... 7
2.2.2 Perangkat Bermain ... 8
2.3 Rekreasi ... 9
2.4 Pengelolaan dan Pemeliharaan Taman ... 10
III METODOLOGI ... 12
3.1 Lokasi dan Waktu ... 12
3.2 Bahan dan Alat ... 12
3.3 Tahapan Penelitian ... 13
3.3.1 Persiapan ... 14
3.3.2 Inventarisasi ... 14
3.3.3 Analisis ... 15
3.3.4 Sintesis ... 21
4.2 Aspek Fisik ... 23
4.2.1 Sirkulasi ... 25
4.2.2 Fasilitas, Sarana, dan Prasarana ... 25
4.2 Aspek Biofisik ... 31
4.2.1 Hidrologi ... 31
4.2.2 Vegetasi ... 31
4.2.3 Satwa ... 35
4.3 Aspek Sosial ... 35
4.3.1 Sejarah Taman Lalu Lintas Bandung ... 35
4.3.2 Pengunjung ... 37
4.4 Aspek Pengelolaan dan Pemeliharaan ... 40
4.4.1 Struktur Organisasi ... 40
4.4.2 Tenaga Kerja dan Penjadwalan ... 41
4.4.3 Alat dan Bahan ... 43
4.4.4 Pengelolaan Karcis ... 45
4.4.5 Program ... 47
V ANALISIS DAN SINTESIS ... 48
5.1 Taman Lalu Lintas sebagai Taman Pendidikan Kelalulintasan ... 48
5.1.1 Aspek Fisik ... 48
5.1.2 Aspek Sosial ... 50
5.1.3 Program ... 51
5.2 Taman Lalu Lintas sebagai Taman Lingkungan Hidup ... 51
5.2.1 Aspek Biofisik ... 51
5.2.2 Aspek Sosial ... 53
5.2.3 Program Lingkungan Hidup ... 54
5.3 Taman Lalu Lintas sebagai Taman Bermain (Rekreasi) ... 54
5.3.1 Aspek Fisik ... 54
5.3.2 Aspek Sosial ... 58
5.3.3 Daya Dukung ... 60
5.5.3 Penilaian Faktor Internal dan Eksternal ... 63
5.5.3 Penilaian Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks External Factor Evaluation (EFE) ... 64
5.6 Sintesis ... 65
5.6.1 Matriks SWOT ... 66
5.6.2 Pembuatan Tabel Pemeringkatan Alternatif Strategi ... 67
VI RENCANA PENGELOLAAN ... 68
6.1 Strategi Pengelolaan ... 68
6.1 Struktur Organisasi ... 71
6.2 Tenaga Kerja dan Penjadwalan ... 73
6.3 Fasilitas, Sarana, dan Prasarana ... 74
6.4 Program ... 77
VII SIMPULAN DAN SARAN ... 78
7.1 Simpulan ... 78
7.2 Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 80
Halaman
1 Data yang Diperlukan untuk Penelitian ... 14
2 Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Internal ... 18
3 Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal ... 18
4 Formulir Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal ... 19
5 Formulir Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ... 20
6 Formulir Matriks External Factor Evaluation (EFE) ... 20
7 Matriks SWOT ... 21
8 Formulir Pemeringkatan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT ... 22
9 Data Vegetasi di Taman Lalu Lintas Bandung ... 33
10 Jadwal Pemeliharaan Taman Lalu Lintas Bandung ... 42
11 Jenis Alat dan Bahan Pekerjaan Pemeliharaan ... 44
12 Sarana Bermain dan Tarif Karcis ... 46
13 Tingkat Kepentingan Faktor Internal ... 63
14 Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal ... 63
15 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Taman Lalu Lintas Bandung ... 64
16 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Taman Lalu Lintas Bandung ... 64
17 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ... 64
18 Matriks External Factor Evaluation (EFE) ... 65
19 Matriks SWOT ... 66
20 Pemeringkatan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT ... 67
Halaman
1 Kerangka Pikir penelitian ... 3
2 Beberapa Contoh Rambu Peringatan ... 5
3 Contoh Rambu Petunjuk ... 6
4 Beberapa Contoh Rambu Larangan ... 6
5 Beberapa Contoh Rambu Perintah ... 7
6 Peta Lokasi Penelitian ... 12
7 Tahapan Penelitian ... 13
8 Matriks IE ... 20
9 Lokasi Taman Lalu Lintas Bandung ... 23
10 Pintu Gerbang Taman Lalu Lintas Bandung ... 24
11 Sirkulasi di Dalam Taman Lalu Lintas Bandung ... 25
12 Sarana Belajar Formal yang Ada di Taman Lalu Lintas Bandung ... 26
13 Pondok Baca Taman Lalu Lintas Bandung ... 26
14 Sarana Bermain Karcis yang Bertenaga Mesin... 27
15 Sarana Bermain Karcis yang Melatih Ketangkasan dan Kebugaran ... 27
16 Sarana Bermain Non-Karcis ... 27
17 Rambu-Rambu dan Street Furniture... 28
18 Fasilitas Toilet ... 29
19 Fasilitas Peribadatan ... 29
20 Fasilitas Kafetaria dan Kantin ... 30
21 Fasilitas Panggung ... 30
22 Kanal ... 31
23 Pohon Tua di Taman Lalu Lintas Bandung ... 32
24 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Pekerjaan dan Tujuan ... 38
25 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Daerah Asal dan Pendamping Saat Berkunjung ... 38
28 Jumlah Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Hari ... 40
29 Kegiatan Pemeliharaan ... 43
30 Peralatan Pemeliharaan ... 45
31 Peletakkan Rambu Lalu Lintas yang Kurang Sesuai ... 49
32 Papan Informasi Tentang Camejasa ... 50
33 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Perolehan Pendidikan Kelalulintasan 50 34 Persepsi Pengunjung (Frekuensi) terhadap Rambu-Rambu Lalu Lintas ... 51
35 Papan Nama pada Pohon ... 52
36 Persepsi Pengunjung terhadap Tanaman di Taman Lalu Lintas Bandung ... 53
37 Persepsi Pengunjung terhadap Kebersihan, dan Kenyamanan ... 54
38 Persepsi Pengunjung terhadap Sistem Pemeliharaan dan Pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung ... 54
39 Kondisi Sarana Bermain ... 55
40 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Harapan ... 55
41 Papan Himbauan dan Kondisi Waktu Ramai Pengunjung ... 56
42 Pemilihan Warna pada Sarana Bermain ... 56
43 Jalan Buntu dan Area Bermain Utama (Karcis) ... 57
44 Area Kepadatan Pengunjung ... 57
45 Persepsi Pengunjung terhadap Pemandangan dan Kondisi Fasilitas ... 58
46Persepsi Pengunjung terhadap Keamanan ... 59
47 Persepsi Pengunjung terhadap Jenis Permainan yang Diminati ... 59
48 Matriks IE ... 65
49 Struktur Organisasi Taman Lalu Lintas Bandung yang Diusulkan ... 72
50 Kegiatan Pemanduan yang Dapat Dilakukan di Pusat Informasi ... 74
51 Rekomendasi Desain Leaflet ... 75
52 Ilustrasi di Dalam Mini Teater ... 75
53 Rencana Peletakan Fasilitas, Sarana, dan Prasarana Taman Lalu Lintas Bandung ... 76
Halaman
1 Formulir Kuisioner Pengunjung ... 84
2 Peta Lokasi Fasilitas, Sarana, dan Prasarana di Taman Lalu Lintas Bandung .. 86
3 Struktur Organisasi Yayasan Taman Lalu Lintas Bandung ... 87
4 Daily Report ... 88
5 Data Penerimaan Karcis dari Dispenda ... 89
6 Formulir Laporan Karcis Harian ... 90
7 Formulir Laporan Karsis Bulanan ... 91
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini, jumlah kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang terjadi di
Indonesia semakin meningkat. Pada saat ini, jumlah kecelakaan lalu lintas (laka
lantas) yang terjadi di Indonesia semakin meningkat. Contohnya di Kota
Bandung, jumlah laka lantas berdasarkan data Powiltabes Bandung Jaya
mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2002, dari jumlah laka lantas
sebanyak 174 kejadian. Keadaan tersebut dari tahun ke tahun mengalami naik
turun. Pada tahun 2006, jumlah laka lantas sebanyak 216 kejadian.
Berbagai kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu faktor manusia, kendaraan, dan kondisi jalan. Namun, berdasarkan data
powiltabes Bandung, berbagai laka lantas yang terjadi umumnya disebabkan oleh
faktor manusia dengan persentase 87%. Manusia sebagai pengguna jalan
kebanyakan tidak mengerti dan paham tentang lalu lintas sehingga banyak
pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena kurangnya
pengetahuan tentang tata tertib lalu lintas yang baik (Anonim, 2008). Oleh karena
itu, perlu penanaman pendidikan kelalulintasan yang baik, khususnya pendidikan
kelalulintasan sejak dini. Salah satu wadahnya adalah Taman Lalu Lintas. Taman
Lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu lintas
untuk anak-anak. Di dalam taman ini, diharapkan anak-anak dapat paham dan
mengerti akan tata tertib berlalulintas yang baik serta dapat menerapkannya pada
kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh taman lalu lintas yang ada di Indonesia
adalah Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung. Taman yang
lebih dikenal dengan Taman Lalu Lintas Bandung ini memiliki tujuan
pengelolaan, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai
taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain
(rekreasi). Namun pada saat ini, tujuan tersebut belum tercapai dengan baik.
Selain itu, semakin bermunculan taman atau tempat rekreasi lain yang dapat
pengelolaan taman lalu lintas yang baik agar tujuan pengelolaannya tersebut dapat
tercapai dan berkelanjutan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. menginventarisasikan dan menganalisis aspek pemeliharaan dan pengelolaan
Taman Lalu Lintas Bandung yang mengacu kepada tujuan pengelolaannya,
yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman
pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain
anak-anak (rekreasi);
2. menyusun rencana pengelolaan yang dapat mewujudkan tujuan pengelolaan
Taman Lalu Lintas Bandung.
1.3 Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah
1. menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak pengelola Taman Lalu
Lintas Bandung dan
2. menjadi pertimbangan bagi pemerintah setempat atau daerah lain dalam
mengembangkan suatu taman lalu lintas seperti Taman Lalu Lintas Bandung.
1.4 Kerangka Pikir
Taman Lalu Lintas Bandung merupakan salah satu taman lalu lintas yang
ada di Indonesia. Pada saat ini, tujuan pengelolaannya adalah mempertahankan
dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman
lingkungan hidup, serta taman bermain anak-anak (rekreasi). Pengelolaan ini
diharapkan merupakan pengelolaan yang mempertimbangkan aspek fisik, biofisik,
dan sosial. Setiap aspek tersebut diinventarisasi dan dianalisis yang mengacu
kepada tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung yang akan menghasilkan
berbagai potensi dan kendala. Potensi dan kendala tersebut kemudian akan
disusun dalam analisis SWOT (strengths-weaknesses-opportunities-threats). Selanjutnya, analisis SWOT ini akan menghasilkan Matriks SWOT yang sesuai
strategi pengelolaaan yang dijabarkan dalam rencana pengelolaan Taman Lalu
Lintas Bandung yang mendukung tujuan pengelolaannya tersebut. Kerangka pikir
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian
Aspek Fisik
1.Sirkulasi 2.Fasilitas,
Sarana, dan Prasarana
Potensi dan Kendala
Analisis SWOT
Matriks SWOT
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung
Aspek Biofisik 1.Hidrologi 2.Vegetasi 3.Satwa
Aspek Sosial 1.Sejarah
Lokasi 2.Pengunjung
Aspek Pengelolaan dan Pemeliharaan
1.Struktur Organisasi 2.Tenaga Kerja dan
Penjadwalan 3.Alat dan Bahan 4.Pengelolaan Karcis 5 Program
Strategi Pengelolaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taman Lalu Lintas
Taman Lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar
berlalu lintas, baik untuk anak-anak maupun siapa saja yang peduli dan ingin
mempelajari tentang lalu lintas (Anonim, 2008). Dalam taman lalu lintas,
anak-anak usia minimum sepuluh tahun (dalam beberapa kasus), dapat menggunakan
sepeda atau mobil bertenaga pedal untuk menelusuri jalan-jalan dan beroperasi
sesuai dengan hukum/peraturan lalu lintas. Orang tua, sebagai pendamping, dapat
ikut berkeliling dalam kereta sambil memberikan panduan tentang taman. Taman
lalu lintas merupakan miniatur jalan raya dengan jalur dan jalan yang ukurannya
sebanding dengan ukuran kendaraan yang kecil. Seringkali dalam taman lalu
lintas terdapat tanda lalu lintas (seperti lampu lalu lintas) dan bahkan terdapat
karyawan yang berprofesi sebagai polisi lalu lintas. Salah satu tujuan dari taman
lalu lintas adalah untuk meningkatkan kesadaran keselamatan lalu lintas bagi
anak-anak usia sekolah. Dalam taman lalu lintas anak-anak diharapkan mendapat
pengalaman menyebrangi jalan dan mengendarai sepeda atau mempelajari
keselamatan pejalan kaki dalam lingkungan yang sangat terkendali tanpa
kendaraan bermotor (Wikipedia, 2010).
Taman lalu lintas terdapat di seluruh Asia, Eropa, dan Amerika Utara.
Taman lalu lintas di Asia dan Eropa difokuskan kepada keselamatan berlalu lintas
melalui kendaraan bertenaga pedal. Di Amerika Serikat dan Kanada
menggunakan sepeda bertenaga listrik, yaitu kendaraan bermotor. Di Amerika
Utara, taman ini disebut safety village karena penekanan yang lebih luas kepada keselamatan untuk kebakaran, listrik, makanan, dan keperluan pendidikan lainnya
(Wikipedia, 2010).
2.1.1 Lalu Lintas
Lalu lintas di dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di
ruang lalu lintas jalan, sedangkan yang dimaksud dengan ruang lalu lintas jalan
d l l a p k p d 2 t d p d dan/atau bar
lintas di jala
lintas, priori
arus di persi
Terd
pengguna, k
kendaraan
pengemudi y
dan angkuta
2.1.2 Ramb Ram
tertentu yang
digunakan u
pemakai jala
dikelompokk
1. Rambu P
R
pengemu
yang me
berbahay
Jalan
rang yang b
an diatur de
itas menggu
impangan.
dapat tiga k
kendaraan
yang mem
yang mengi
an jalan (Wik
u Lalu Lint mbu lalu linta
g memuat l
untuk memb an. Berdasar kan sebagai Peringatan Rambu per udi berhati-h enunjukkan
ya bagi para
Simpang 4 n bergelomban Ga (Sumber berupa jalan engan peratu unakan lajur komponen te dan jalan menuhi pers ikuti peratur
kipedia, 2010
tas
as merupaka
ambang, kal
berikan perin
rkan jenis pe
berikut (Wik ingatan me hati dalam adanya lin pengemudi Simpan
g Ada persim
ambar 2 Bebe r: http://id.wik
n serta fasili
uran perunda
lalu lintas, j
erjadinya la
yang saling
yaratan ke
ran perundan
0).
an salah satu
limat, dan at
ngatan, laran
esan yang dis
kipedia, 201
emperingatk menjalankan ntasan kereta (Gambar 2) ng 3 mpangan P rapa Contoh kipedia.com/r itas penduku angan yang
jalur lalu lin
alu lintas, y
g berinterak
layakan da
ngan yang m
u alat perlen
tau perpadua ngan, perint sampaikan, r 10). kan adanya n kendaraan
a api atau
.
Jalan licin
Penyempitan
Rambu Perin rambu_lalu_li
ung. Tata c
menyangku
ntas, dan pe
yaitu manus
ksi dalam p
an dikemud
menyangkut
ngkapan dal
an dari kedu
tah, dan petu
rambu lalu l
a bahaya nnya, misaln adanya per Longs Jalan men ngatan intas, 2010) ara berlalu
ut arah lalu
2
3
2. Rambu P
R
pengemu
letak ya
(Gambar
3. Rambu L
R
untuk m
dilarang dilarang Semua dilaran Sepeda m m Petunjuk Rambu petu
udi atau pem
ang akan di
r 3).
Larangan da
Rambu ini un
memakai jala berhenti, ke lewat (Gam kendaraan ng masuk motor dilarang
masuk T
Gam
(Sumber
unjuk mem
makai jalan la
ituju lengka Gambar 3 (Sumbe n Perintah ntuk melaran an, jurusan, endaraan ha
mbar 4 dan 5)
Dilarang ma
Truk dilarang m
mbar 4 Bebe
r: http://id.wik
mberikan pe
ainnya, tenta
ap dengan
3 Contoh Ram er: Dok. Priba
ng/memerin
atau tempat
arus lewat ja
).
asuk Mobil d dil
masuk Peseped
rapa Contoh
kipedia.com/r
etunjuk atau
ang arah yan
nama dan
mbu Petunjuk adi, 2007)
ntah semua je
t-tempat tert
alur tertentu,
dan sepeda mo
larang masuk
da dilarang ma
h Rambu Lar
rambu_lalu_li
u keteranga
ng harus dite
arah letak
enis lalu lint
tentu. Misal
dan semua
otor Mobil
ma
2 k t s ( m k s p t m p t p 4 C h 2 p a Ramb
2.2 Taman B Tam
khusus, temp
teratur atau
sesuai denga
(1980), tuju
manusia d
kesejahteraa
sehat, lebih m
Menu petak berma terbuka beru memerlukan permainan la taman berm petak tanah 4–20 hektar
Chiara dan K
hektar.
2.2.1 Berma Berm
proses yang
awal dari pr
bu stop B
Gam
(Sumber: h
Bermain an bermain
pat untuk iku
menonton p
an tingkat d
uan keseluru
di daerah
an masyarak
menyenangk
urut Chiara
ain untuk an
umput untuk
n ketenangan
apangan, dan
main dan are
kosong; nei r; city dan r Koppelman
ain
main dan be
terus-mener
roses belaja
Beri kesempata
mbar 5 Bebe
http://id.wik
adalah ruan
ut serta dala
penampilan-p
dan jenis ke
uhan taman
perkotaan.
at dengan m
kan, dan lebi
dan Koppe
nak praseko
k permainan
n, (5) daerah
n (7) ruang s
a bermain m
ighborhood p regional par
(1989) meny
elajar untuk
rus terjadi da
ar pada anak
an Wajib m
erapa Contoh ipedia.com/r ng-ruang de am permaina penampilan k eikutsertaann bermain ada
Tujuan l
menciptakan
ih menarik d
elman (1989
lah, (2) dae
n aktif, (4) d
h serbaguna
sirkulasi dan
meliputi seg
park 2–4 he rk dengan lu yarankan tam
k anak meru
alam kehidup
k yang diala
mengitari bunda
h Rambu Pe
rambu_lalu_
engan bentu
an aktif dan k
khusus mela nya (Eckbo, alah mening lainnya ada lingkungan di perkotaan.
9), taman be
erah perangk
daerah teduh
yang diperk
n penyekat. M
gala macam
ektar; comm uas ratusan
man bermain
upakan suat
pannya. Ber
ami hampir
aran Wajib m ke
rintah
_lintas, 2010
uk dan kegu
kegiatan-keg
alui pilihan y
1964). Men gkatkan kua alah mema yang lebih . ermain terdi kat berpasir,
h untuk keg
keras, (6) da
Menurut Eck
ukuran: satu
munity dan di bahkan ribu
n seluas min
tu kesatuan rmain merup semua oran membelok ekiri 0) unaan yang giatan yang yang bebas nurut Gold alitas hidup aksimalkan baik, lebih
iri dari (1)
, (3) ruang
giatan yang
aerah untuk
kbo (1964),
u atau dua
kegiatan bermain yang menyenangkan, seorang anak berusaha untuk menyelidiki
dan mendapatkan pengalaman yang banyak, baik pengalaman dengan dirinya
sendiri, orang lain maupun dengan lingkungan di sekitarnya. Melalui bermain
anak dapat mengorganisasikan berbagai pengalaman dan kemampuan kognitifnya
dalam upaya menyusun kembali gagasan yang cemerlang. Terdapat lima
karakteristik bermain, yaitu
1. merupakan sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai yang positif bagi
anak;
2. berasal dari motivasi yang muncul dari dalam diri si anak, atas kemauannya
sendiri, tanpa disuruh atau diberi imbalan oleh orang lain;
3. bersifat spontan dan sukarela, atas pilihan sendiri, bukan merupakan
kewajiban;
4. senantiasa melibatkan peran aktif anak, baik secara fisik maupun mental;
5. memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan
bermain seperti kemampuan berkreasi, memecahkan masalah, berbahasa, dan
bersosialisasi dengan teman sebaya (IDAI, 2009).
2.2.1 Perangkat Bermain
Menurut Chiara dan Koppelman (1989), perangkat mainan dasar termasuk
di dalamnya ayunan, papan luncur, karosel, berbagai tipe panjatan, perangkat
keseimbangan seperti balok keseimbangan, pipa, tiang loncatan, dan kotak-kotak,
perangkat gantung seperti batang sejajar, batang horizontal, dan tangga, dinding
dan rumah-rumahan, dan beberapa bentuk patung untuk bermain. Tipe perangkat
mainan yang berbeda harus disediakan untuk anak-anak prasekolah dan untuk
anak-anak sekolah dasar untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dan rekreasi
dari kedua kelompok umur itu.
Menurut Chiara dan Koppelman (1989), lahan bermain yang lebih kecil
dapat dibangun untuk melayani lingkungan yang berjumlah kurang lebih 30 anak
dengan memanfaatkan keterbatasan pilihan perangkat mainan dengan persyaratan
2.3 Rekreasi
Rekreasi adalah berbagai aktivitas atau pengalaman yang biasanya dipilih
secara sukarela oleh seseorang, baik itu disebabkan oleh keinginan untuk
mendapat kesenangan sesaat atau karena orang tersebut menginginkan atau
mencapai sesuatu yang lebih bersifat personal atau memiliki nilai sosial tertentu.
Biasanya aktivitas ini dilakukan pada waktu luang dan tidak ada hubungannya
dengan pekerjaan. Aktivitas tersebut biasanya juga bersifat menyenangkan, dan
jika kegitan tersebut merupakan bagian dari komunitas yang tersusun dengan baik
atau suatu agen perjalanan, kegiatan tersebut akan bersifat membangun dari segi
sosial bagi seseorang yang mengikuti kegiatan tersebut (Kraus, 1977).
Menurut Laurie (1986), rekreasi menurut sifat kegiatannya dibedakan
menjadi rekreasi pasif dan aktif. Rekreasi pasif merupakan rekreasi yang
dilakukan seseorang untuk menghilangkan keletihan fisik setelah bekerja keras,
sehingga rekreasi ini hanya sedikit membutuhkan energi. Contoh rekreasi pasif
adalah menikmati matahari terbit di tepi pantai, duduk di rumput taman kota atau
menikmati pagelaran musik. Rekreasi aktif adalah rekreasi yang dilakukan untuk
hiburan, memerlukan tantangan dan perlibatan penuh makna. Untuk melakukan
rekreasi ini biasanya dibutuhkan banyak energi, misalnya, berkuda, bersepeda,
dan jogging.
Kegiatan rekreasi dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori
berdasarkan kesamaan pengalaman dan sumber daya. Selain itu, perlu dianalisis
hubungan antara aktivitas yang berbeda, dampaknya terhadap lingkungan atau
daya dukung, standar kesesuaian lahan, dan elemen-elemen pendukung seperti
pengelolaan dari tiap-tiap kategori. Di bawah ini merupakan jenis aktivitas yang
dikategorikan berdasarkan pengalaman yang akan didapat, yaitu sebagai berikut:
1. rekreasi fisik, mengutamakan kegiatan fisik sebagai pengalaman utama dari
suatu aktivitas;
2. rekreasi sosial, mengutamakan interaksi sosial sebagai pengalaman utama dari
suatu aktivitas;
3. rekreasi kognitif, mengutamakan budaya, pendidikan, dan kreativitas sebagai
pengalaman utama dari suatu aktivitas;
daya alam seperti air, pepohonan, pemandangan alam, dan kehidupan liar
sebagai fokus utama dari suatu aktivitas (Gold, 1980).
2.4 Pengelolaan dan Pemeliharaan Taman
Menurut Stoner dan Freeman (1992), pengelolaan atau manajemen adalah
suatu proses merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling) anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Pengelolaan suatu lanskap umum perkotaan
seyogyanya melibatkan aparat pemerintah kota atau daerah, pembimbing ahli,
masyarakat pengguna atau yang tinggal di sekitar taman kota, serta sponsor
(Arifin et al., 2007). Dalam suatu taman, diperlukan suatu pengelolaan untuk
1. menjaga dan merawat areal taman dengan segala fasilitasnya tetap sesuai
dengan tujuan desain dan fungsi semula;
2. memperjelas kepemilikan (individu atau lembaga);
3. membuat program pengelolaan yang meliputi organisasi, tenaga kerja, jadwal,
ketersediaan alat dan bahan, serta pendanaan;
4. membuat taman yang berkelanjutan (Arifin, 2009).
Pemeliharaan lanskap dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal
lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik
atau sedapat mungkin terpertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan
rancangan atau desain semula. Pemeliharaan merupakan upaya untuk menjaga dan
merawat taman beserta elemen taman dan fasilitas di dalamnya. Pemeliharaan
lanskap meliputi pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Tingkat pemeliharaan
taman dapat dibedakan menjadi pemeliharaan intensif, pemeliharaan
semi-intensif, dan pemeliharaan ekstensif (Arifin dan Arifin, 2005).
Prinsip-prinsip pemeliharaan taman (Arifin dan Arifin, 2005) adalah
sebagai berikut.
1. Tujuan dan standar pemeliharaan harus ditetapkan.
2. Pemeliharaan harus dilakukan secara ekonomis, baik waktu, tenaga kerja,
peralatan, maupun bahan.
tertulis yang logis.
4. Jadwal pekerjaan pemeliharaan taman harus didasarkan pada kebijaksanaan
dan prioritas yang benar.
5. Pemeliharaan pencegahan perlu ditekankan.
6. Pengelola pemeliharaan taman harus diorganisasi dengan baik.
7. Dana harus cukup tersedia untuk mendukung program pemeliharaan yang
telah ditetapkan.
8. Tenaga kerja hendaknya cukup tersedia untuk melaksanakan fungsi-fungsi
pemeliharaan.
9. Program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami.
10.Pengelola pemeliharaan taman harus bertanggung jawab terhadap keamanan
umum dan para operator pemelihara taman.
11.Para operator pemeliharaan harus bertanggung jawab terhadap pengelola
pemelihara taman.
BAB III METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu
Kegiatan penelitian mengambil lokasi di Taman Lalu Lintas Ade Irma
Suryani Nasution yang terletak di Jalan Belitung No. 1, Kelurahan Merdeka,
Kecamatan Sumur Bandung, Wilayah Pengembangan Cibeunying, Kota Bandung,
Provinsi Jawa Barat (Gambar 6).
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta kota Bandung,
citra satelit (googlemaps), kuesioner, dan literatur. Alat yang digunakan antara
Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian
lain kamera digital, alat tulis, alat gambar, dan perangkat komputer yang
dilengkapi program Microsoft Office Word 2007, Microsoft Office Excel 2007, dan Adobe PhotoshopCS2.
3.3 Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, yang merupakan
modifikasi dari metode Gold (1980). Tahap yang dilakukan dalam penelitian ini
meliputi tahap inventarisasi, analisis, sintesis, dan penyusunan rencana
pengelolaan (Gambar 7).
Tahapan Kegiatan Hasil
Gambar 7 Tahapan Penelitian
Persiapan
Inventarisasi Survei lapang Studi pustaka
1.Aspek fisik 2.Aspek biofisik 3.Aspek sosial 4.Aspek
pengelolaan dan
pemeliharaan
Analisis Taman Lalu Lintas sebagai:
1. Taman pendidikan kelalulintasan 2. Taman lingkungan
hidup
3. Taman Bermain (rekreasi)
Potensi dan Kendala
Sintesis
Analisis SWOT
Strategi Pengelolaan Matriks SWOT
3.3.1 Persiapan
Pada tahap ini dilakukan pencarian informasi umum tentang kondisi lokasi
penelitian saat ini, pembuatan usulan penelitian, permohonan izin untuk dapat
melaksanakan penelitian, dan persiapan alat serta bahan yang diperlukan untuk
tahap inventarisasi.
3.3.2 Inventarisasi
Inventarisasi bertujuan mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan
meliputi data dari aspek fisik, biofisik, dan sosial, serta aspek pengelolaan dan
pemeliharaan yang mengacu kepada tujuan pengelolaan. Secara rinci jenis data,
[image:30.612.101.511.307.707.2]unit data, dan sumber data disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Data yang Diperlukan untuk Penelitian
No. Jenis Data Unit Sumber Analisis Kegunaan
1. Aspek Fisik
a. Sirkulasi b. Fasilitas, sarana, dan prasarana - - Pustaka/survei Wawancara/ pustaka/survei Deskriptif Deskriptif Mengetahui potensi dan kendala
2. Aspek Biofisik
a. Hidrologi b. Vegetasi c. Satwa - Spesies Spesies Wawancara/survei Wawancara/survei Pustaka/survei Deskriptif Deskriptif Deskriptif Mengetahui potensi dan kendala
3. Aspek Sosial
a. Jumlah pengunjung dan waktu kunjungan b. Karakteristik Pengunjung c. Persepsi Pengunjung Orang - - Wawancara Wawancara/ kuisioner Wawancara/ kuisioner Daya dukung Statistik dan deskriptif Statistik dan deskriptif Mengetahui daya dukung rekreasi dan pertimbang-an rencpertimbang-ana pengelolaan 4. Aspek Pengelolaan dan Pemeliharaan a. Struktur organisasi b. Tenaga kerja
dan
penjadwalan c. Alat dan
Cara pengumpulan data meliputi survei langsung, wawancara dengan nara
sumber, penyebaran kuesioner, dan pengumpulan data sekunder. Rincian
pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. survei langsung yang meliputi pengambilan foto dan pengamatan kondisi fisik,
biofisik, sosial, pengelolaa, dan pemeliharaan di lokasi penelitian;
2. wawancara dengan nara sumber yang dilakukan kepada pihak pengelola, dan
pengunjung di lokasi penelitian;
3. penyebaran kuisioner yang dilakukan secara acak kepada pengunjung di lokasi
penelitian;
4. pengumpulan data melalui studi pustaka yang terdiri dari peta umum lokasi
penelitian, data fisik, dan data biofisik.
3.3.3 Analisis
Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan
analisis yang mengacu kepada tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung,
yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan
kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anak-anak (rekreasi).
Masing-masing fungsi tersebut dianalisis sesuai dengan data aspek yang
mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut.
1. Taman Lalu Lintas sebagai taman pendidikan kelalulintasan
a. Analisis aspek fisik (deskriptif);
b. Analisis aspek sosial (karakter dan persepsi pengunjung);
c. Analisis program pendidikan kelalulintasan (deskriptif).
2. Taman Lalu Lintas sebagai taman lingkungan hidup
a. Analisis aspek biofisik (deskriptif);
b. Analisis aspek sosial (karakter dan persepsi pengunjung);
c. Analisis program lingkungan hidup (deskriptif).
3. Taman Lalu Lintas sebagai taman taman bermain (rekreasi)
a. Analisis aspek fisik (deskriptif);
b. Analisis sosial (karakter dan persepsi pengunjung);
Analisis-analisis tersebut kemudian akan menghasilkan bebagai potensi
dan kendala yang akan digunakan dalam Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats). Penjelasan dari analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis yang dilakukan untuk mengolah
data inventarisasi yang didapat melalui studi pustaka, wawancara dengan
pengelola dan pengunjung, hasil penyebaran kuisioner, serta pengamatan
langsung. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis potensi dan
kendala yang terdapat pada aspek fisik, biofisik, sosial, dan pemeliharaan
2. Analisis daya dukung
Analisis ini menggunakan formula kebutuhan area rekreasi yang dapat
menghitung jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung
di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan
gangguan pada alam manusia. Perhitungan ini menggunakan rumus
perhitungan nilai daya dukung untuk kawasan wisata menurut Boulon dalam
Nurisjah, Pramukanto, dan Wibowo (2003), yaitu
dengan
DD = daya dukung (orang);
A = luas area yang digunakan untuk rekreasi (m2); S = standar rata-rata individu (m2/orang);
T = total pengujung per hari pada area yang diperkenankan (orang);
K = koefisien rotasi;
N = jam kunjungan per hari area yang diizinkan (jam);
R = rata-rata waktu kunjungan (jam).
3. Analisis karakteristik dan persepsi pengunjung
Analisis ini dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuisioner
kepada 46 orang pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung secara acak. Dalam
kuisioner, pengunjung akan menjawab pertanyaan seputar karakteristik dirinya DD = A T = DD x K K = N
dan juga persepsi mengenai Taman Lalu Lintas Bandung. Contoh kuisioner
terlampir (Lampiran 1).
4. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)
Analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi rencana pengelolaan
di Taman Lalu Lintas Bandung adalah analisis SWOT, yaitu identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi (Rangkuti, 1997).
Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui atau melihat kondisi sebuah area
rekreasi secara sistematik dengan membandingkan faktor internal yang terdiri
dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) dengan faktor eksternal yang terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan
kuantitatif. Analisis data secara kualitatif adalah analisis yang dilakukan
terhadap faktor-faktor internal dan eksternal, sedangkan analisis secara
kuantitatif dilakukan dengan pembobotan dan pemberian rating (peringkat). Langkah kerja dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT adalah
identifikasi faktor internal dan eksternal, penentuan bobot faktor internal dan
eksternal, dan pembuatan matriks faktor internal dan eksternal. Untuk lebih
jelasnya penjabaran tahapan analisis SWOT adalah sebagai berikut.
a. Identifikasi faktor internal dan faktor eksternal
Identifikasi faktor internal (IFE) adalah untuk mengetahui sejauh
mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendaftarkan
semua kekuatan dan kelemahan serta memberikan dasar untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut.
Penilaian faktor eksternal (EFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana
ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan ancaman
dan peluang (David, 2008). Identifikasi berbagai faktor tersebut secara
sistematis digunakan untuk merumuskan rencana pengelolaan Taman Lalu
Lintas Bandung.
b. Penentuan bobot faktor internal dan eksternal
Pembobotan dilakukan untuk mengetahui faktor mana yang paling
berpengaruh pada taman. Sebelum melakukan pembobotan, ditentukan
berdasarkan tingkat kepentingannya (Tabel 2 dan 3). Tingkat kepentingan
setiap faktor strategis internal dan eksternal ditentukan oleh pengaruh
setiap faktor terhadap rencana pengelolaan dan pengembangan kawasan
(Kinnear dan Taylor, 1991). Penentuan tingkat kepentingan faktor-faktor
yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung mengacu pada fungsi dari taman
ini. Faktor yang berhubungan dengan fungsi Taman Lalu Lintas Bandung
sebagai taman pendidikan kelalulintasan, tingkat kepentingannya lebih
penting dari pada fungsi Taman Lalu Lintas Bandung yang kedua (sebagai
taman lingkungan hidup) dan fungsi ketiga (sebagai taman
bermain/rekreasi).
Tabel 2 Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Internal
Simbol Faktor Internal Tingkat Kepentingan
Strengths (S)
S1 S2 Sn
Weaknesses (W)
W1 W2 Wn
Tabel 3 Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal
Simbol Faktor Eksternal Tingkat Kepentingan
Opportunities (O) O1 O2 On
Threats (T)
T1 T2 Tn
Setelah memperoleh tingkat kepentingan dari setiap faktor strategis
internal dan eksternal, dilakukan pembobotan dengan metode paired comparison, yaitu membandingkan setiap faktor internal dengan faktor eksternal (Tabel 4). Menurut David (2008), penentuan bobot setiap
variabel menggunakan skala 1 – 4, yaitu
1) nilai 1 jika indikator faktor horizontal kurang penting daripada
indikator faktor vertikal;
2) nilai 2 jika indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator
3) nilai 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting daripada indikator
faktor vertikal;
4) nilai 4 jika indikator faktor horizontal sangat penting daripada
indikator faktor vertikal.
Tabel 4 Formulir Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Faktor Strategis
Internal/ Eksternal
A B C D Total Bobot
A x1 α1
B x2 α2
C x3 α3
D x4 α4
Total
Sumber: Kinnear dan Taylor, 1991
Kemudian bobot akhir setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai
setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan
menggunakan rumus (Kinnear & Taylor 1991):
dengan
α
i = bobot variabel ke-I; xi = nilai variabel ke-I;i = 1,2,3,…,n;
n = jumlah variabel.
c. Pembuatan Matriks Faktor Internal dan Eksternal
Selanjutnya pemberian peringkat pada masing-masing faktor
berdasarkan tingkat kepentingannya dengan nilai 1–4. Nilai peringkat
faktor positif (kekuatan dan peluang) berbanding terbalik dengan faktor
negatif (kelemahan dan ancaman) (Rangkuti, 1997). Jika faktor positif
tingkat kepentingannya sangat penting bernilai 4, penting bernilai 3, cukup
penting bernilai 2, dan tidak penting bernilai 1, sedangkan jika faktor
negatif memiliki tingkat kepentingan sangat penting bernilai 1, penting
bernilai 2, cukup penting 3, dan tidak penting 4. Kemudian setiap
peringkat dari faktor-faktor tersebut dikalikan dengan bobot untuk
memperoleh skor pembobotan (Tabel 5 dan 6).
α
i=
x
iTabel 5 Formulir Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Simbol Faktor
Internal Bobot Peringkat
Skor = Bobot*Peringkat Strengths (S)
S1 S2 S3 Sn
Weaknesses (W)
W1 W2 W3 Wn
Total
Tabel 6 Formulir Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Simbol Faktor
Eksternal Bobot Peringkat
Skor = Bobot*Peringkat Opportunities (O)
O1 O2 O3 On
Threats (T)
T1 T2 T3 Tn
Total
Dari total skor yang didapat dari pembobotan pemeringkatan di
atas, akan diketahui posisi Taman Lalu Lintas Bandung pada kuadran
tertentu yang dapat menyatakan kekuatan dan kelemahannya melalui
matriks internal-eksternal (IE) (Gambar 8).
I II III
IV V VI
VII VIII IX
Gambar 8 Matriks IE
3.3.4 Sintesis
Berdasarkan hasil analisis, dilakukan sintesis. Sintesis bertujuan
memberikan solusi dari masalah dan pengembangan potensi. Permasalahan dan
potensi dari hasil analisis aspek fisik, biofisik, sosial, serta pengelolaan dan 4
tinggi
sedang
rendah
rendah sedang
tinggi
3 2
1
3 2 1
Total S
kor EF
E
pemeliharaan dirumuskan dalam faktor kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Sintesis yang dilakukan merupakan penyusunan alternatif strategi menggunakan Matriks
SWOT. Matriks SWOT merupakan suatu alat yang dapat menggambarkan
bagaimana peluang-peluang dan ancaman dari faktor eksternal yang dihadapi dan
dipadukan dengan kelemahan dan kekuatan dari faktor internal (Tabel 7). Matriks
ini dapat menghasilkan empat alternatif strategi yang dapat diterapkan bagi
kelangsungan suatu kegiatan, yaitu
1. strategi SO, strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
mengambil kesempatan yang ada;
2. strategi WO, strategi yang mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang
ada untuk mengatasi kelemahankelemahan;
3. strategi ST, strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
mengatasi ancaman yang dihadapi;
4. strategi WT, strategi yang meminimumkan kelemahan dan menghindari
ancaman yang ada.
Tabel 7 Matriks SWOT
Eksternal Internal
Opportunities (O) Threats (T)
Strengths (S)
Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada
Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi
Weaknesses (W)
Mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada
Sumber: Rangkuti (1997)
Beberapa alternatif strategi yang dihasilkan dalam matriks SWOT
kemudian ditentukan prioritasnya. Penentuan prioritas alternatif strategi dilakukan
dengan cara menjumlah semua skor dari faktor-faktor penyusunnya. Strategi yang
memiliki skor paling tinggi menjadi prioritas utama. Bentuk penentuan prioritas
Tabel 8 Formulir Perangkingan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT
Strategi Keterkaitan dengan unsur SWOT Skor Peringkat SO1
SO2 SOn ST1 ST2 STn WO1 WO2 WOn WT1 WT2 WTn
Sumber: Saraswati, 2010
3.3.5 Rencana pengelolaan
Konsep rencana pengelolaan yang disusun adalah konsep pengelolaan
Taman Lalu Lintas Bandung yang diharapkan dapat mencapai tujuannya, yaitu
mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan
kelalulintasan, taman lingkungan hidup, serta taman bermain anak-anak (rekreasi)
yang berkelanjutan. Rencana pengelolaan ini berupa strategi pengelolaan yang
meliputi struktur organisasi, tenaga kerja, penjadwalan, media promosi, fasilitas,
BAB IV INVENTARISASI
4.1 Kondisi Umum
Taman Lalu Lintas Bandung terletak di Kelurahan Merdeka, Kecamatan
Sumur Bandung, Wilayah Pengembangan Cibeunying, Kota Bandung, Provinsi
Jawa Barat. Kecamatan Sumur Bandung secara umum berada pada ketinggian
687,5 m diatas permukaan air laut dengan suhu rata-rata 23,6 oC (Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, 2006). Secara geografis, taman ini terletak di antara 1070 61’ 235” Bujur Timur dan 60 91’ 20,48” Lintang Selatan. Luas taman ini kurang lebih 3,5 hektar dan dilengkapi dengan berbagai jenis pohon dan tanaman
berbunga.
Taman Lalu Lintas Bandung berada di wilayah pusat Kota Bandung yang
merupakan pusat aktivitas manusia. Taman ini dibatasi oleh empat ruas jalan,
yaitu Jalan Aceh (sebelah utara), Jalan Belitung (sebelah selatan), Jalan
Kalimantan (sebelah timur), dan Jalan Sumatera (sebelah barat). Penggunaan
[image:39.612.195.445.417.689.2]lahan di sekitar taman sangat bervariasi seperti yang dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Lokasi Taman Lalu Lintas Bandung (Sumber: http://maps.google.com, 2010)
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani
B d
U
Tanpa Skala
Markas Kodam II
Siliwangi
Gedung Sabau
SMA 3 dan SMA 5
p M m B m u ( b t m t t t K G S t r 4 P Tam pada hari Minggu/libu memasuki ta Belitung yan masuk dan untuk karya (Gambar 10) Akse beberapa ar tersebut dap maupun um tersedia di transportasi transportasi Kalapa–Cica Gede Bage– Serang–St. H taman denga
ruas Jalan B
4.2 Aspek F Aspe
Perolehan d
an Lalu Lint
Senin–Kam
ur. Untuk h
aman ini, di
ng mempuny
keluar pada
wan dan par
).
esibilitas me
rah melalui
pat dicapai
mum, serta da
sepanjang umum yan umum ters aheum, Ant –St. Hall, Hall. Penggu
an lahan park
elitung.
Fisik
ek fisik me
data untuk a
Gambar 1
(a) Pintu Ge
tas Bandung
mis dan S
hari Jumat
sediakan pin
yai jalur ken
a ruas Jalan
ra siswa yan
enuju Tama jaringan jal baik denga apat ditempu jalan raya. ng melewati
ebut di anta
tapani–Ciroy
Abdul Mui
una kendaraa
kir yang ters
eliputi sirku
aspek fisik
10 Pintu Gerb
erbang Utama
g dibuka unt
abtu serta libur, kecu ntu gerbang ndaraan satu n Kalimanta ng bersekola
an Lalu Lin
lan yang m
an kendaraan
uh dengan b
Taman in
nya, seperti
aranya angk
yom, Kalap
is–Dago, A
an pribadi d
sedia di depa
ulasi serta
didapatkan
bang Taman L
(b
tuk umum pa
pukul 08
uali libur n
masuk dan
arah. Terda
an. Namun,
ah di Taman
ntas Bandun
mengelilingi
n bermotor
berjalan kak
ni juga ditu
i angkutan
kot dengan j
a-Ledeng, D
Abdul Muis–
dapat secara
an pintu gerb
fasilitas, sa
melalui lit
Lalu Lintas B
b) Pintu Gerba
ada pukul 08
.00–16.00
nasional. Un
keluar pada
apat pula pin
pintu terseb
n Lalu Linta
ng dapat di
taman. Jari
yang bersi
ki melalui tr
unjang deng
kota (angko
jurusan Dag
Dipatiukur–P
–Ledeng, da
langsung me bang utama, arana, dan teratur serta Bandung ang khusus 8.00–15.00 pada hari ntuk dapat
a ruas Jalan
lapang secara langsung dan wawancara dengan pengelola Taman Lalu Lintas
Bandung.
4.2.1 Sirkulasi
Sirkulasi di dalam Taman Lalu Lintas Bandung terdiri dari dua jenis, yaitu
jalan beraspal yang merupakan jalan utama di dalam tapak dan jalan setapak yang
berupa perkerasan atau paving (Gambar 11). Beberapa bagian jalan utama ada yang dilengkapi dengan trotoar. Sirkulasi di luar maupun di dalam tapak pada
hari-hari biasa cukup ramai karena adanya aktivitas yang berlangsung di sekitar
taman, baik aktivitas kantor, sekolah, maupun rekreasi. Pada saat ramai oleh
pengunjung, tepi jalan di sekeliling (sebelah barat dan timur) terkadang digunakan
untuk parkir mobil jika ruang parkir yang tersedia penuh.
4.2.2 Fasilitas, Sarana, dan Prasarana
Taman Lalu Lintas Bandung merupakan salah satu taman di Kota
Bandung yang ramai dikunjungi oleh warga masyarakat terutama untuk kegiatan
rekreasi. Fasilitas yang nyaman merupakan suatu hal utama yang diperlukan
dalam suatu taman. Fasilitas, sarana, dan prasarana yang ada di taman ini dapat
dilihat pada Lampiran 2 dan secara rinci dijelaskan sebagai berikut.
1. TK dan Playgroup (Kelompok Bermain)
Taman Lalu Lintas Bandung menyediakan sarana belajar formal, yaitu
berupa TK dan playgroup (Gambar 12). Taman ini telah menerima siswa-siswi sejak tahun 1992. TK yang berada di dalam Taman Lalu Lintas Bandung
ini memiliki keunggulan, yaitu adanya kurkulum tetang pendidikan keamanan
lalu lintas. Selain itu, anak-anak juga dapat menikmati berbagai sarana
2
3
bermain
terlalu m
(kelomp
2. Pondok B
Men belajar membac Pondok ini. Pon penyedia 14.00 (h
3. Sarana B
Seb
dilengka
terdiri d
dengan k
Gam
yang terdap
muda untuk m
ok bermain)
Baca
ngunjungi T
kelalulintasa
ca buku-buku
Baca ini dap
ndok Baca
aan buku-bu
ari Rabu dan
Bermain Ana agai taman api berbagai dari sarana karcis, diken Gamba mbar 12 Sarana
(a) Tam
pat di Tama
mengikuti TK
) yang mener
aman Lalu L
an saja. Na
u yang terd
pat dinikma
bekerja sa
uku bacaan.
n Sabtu) dan
ak-Anak
n bermain
sarana berm
bermain ka
nakan tarif k
ar 13 Pondok a Belajar Form
man Kanak-Kan
an Lalu Lint
K, anak-anak
rima anak-an
Lintas Bandu
amun, di t
dapat di Pon
ati secara gra
ama dengan
Pondok ba
n pukul 08.00
dan belajar
main. Saran
arcis dan no
karcis yang b
Baca Taman mal yang Ada
nak
as Bandung
k dapat masu
nak berusia
ung tidak ha
taman ini a
ndok Baca (
atis oleh set
n Rotary C
aca ini dibuk
0–14.00 (har
r, Taman L
na bermain y
on-karcis. U
berkisar anta
Lalu Lintas B a di Taman L
(b) Playg
. Jika usia a
uk ke dalam
di bawah lim
anya dapat be
anak-anak j
(Gambar 13
tiap pengunj
Club Bandu
ka pada puk
ri Mingggu)
Lalu Lintas
yang ada di
Untuk saran
ara Rp 2.000
Bandung Lalu Lintas Ba
group
anak masih
m playgroup ma tahun. ermain dan juga dapat ). Fasilitas jung taman ung dalam kul 09.00– . s Bandung
i taman ini
na bermain
0,00 sampai
dengan Rp 6.000,00. Sedangkan untuk sarana bermain non-karcis dapat
digunakan secara gratis.
Sarana bermain karcis umumnya menggunakan tenaga mesin/listrik
seperti kereta api mini, mobil baterai, kereta motor, kereta listrik, kincir,
karosel, gajah terbang, dan permainan koin (Gambar 14). Sarana bermain
karcis yang lain adalah sarana bermain yang dapat melatih ketangkasan dan
kebugaran anak seperti sepeda mini, kolam renang, kolam pancing, mandi
bola, flying fox, dan sport kids (Gambar 15).
Sarana bermain non-karcis merupakan perangkat bermain sederhana
seperti ayunan, panjatan, komidi putar, luncuran, jungkitan, dan panjatan
spiral (Gambar 16).
Gambar 14 Sarana Bermain Karcis yang Bertenaga Mesin
(a) Kereta Api Mini (b) Kinciran
Gambar 15 Sarana Bermain Karcis yang Melatih Ketangkasan dan Kebugaran
(a) Sepeda Mini (b) Kolam Renang
Gambar 16 Sarana Bermain Non-Karcis
4. Rambu-Rambu Lalu Lintas dan Street Furniture
Sebagai sarana pendidikan kelalulintasan untuk anak-anak, Taman Lalu
Lintas Bandung dilengkapi oleh fasilitas rambu-rambu (rambu-rambu lalu
lintas, lampu merah), street furniture/perangkat jalan (halte dan zebra cross), dan papan informasi yang berisi pendidikan kelalulintasan (Gambar 17).
Untuk rambu-rambu lalu lintas berada pada suatu tiang yang diletakkan di
tengah kanal, dekat dengan gerbang masuk. Tulisan yang ada pada
rambu-rambu agak kecil sehingga agak sulit terbaca.
5. Fasilitas Toilet
Fasilitas toilet merupakan fasilitas penting yang dibutuhkan oleh
pengunjung (Gambar 18). Toilet dibuka dan dijaga setiap hari. Kebersihan
toilet dijaga setiap waktu oleh petugas kebersihan sehingga kebersihannya
terus terpantau dan bersifat insidental. Akan tetapi, lokasi toilet ini kurang
banyak dan tidak tersebar merata serta sulit diakses oleh pengunjung
berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, perlu penyediaan fasilitas toilet yang
lebih banyak dan jalur akses toilet yang lebih mudah digunakan oleh semua
golongan umur dan fisik pengunjung taman.
[image:44.612.154.485.240.489.2](a) Rambu Larangan dan Perintah (b) Rambu Peringatan
Gambar 17 Rambu-Rambu dan Street Furniture
6. Fasilitas Peribadatan
Di dalam Taman Lalu Lintas Bandung terdapat fasilitas peribadatan yaitu
sebuah musala. Musala ini terletak di dekat kantor pengelola harian (Gambar
19). Kebersihan dalam musala dijaga setiap hari oleh petugas sehingga
kebersihannya terus terpantau.
7. Kafetaria dan Kantin
Taman Lalu Lintas Bandung menyediakan fasilitas kafetaria dan kantin
bagi pengunjung yang ingin membeli makanan atau minuman (Gambar 20).
Kafetaria terletak di sebelah barat taman, dekat arena bermain sepeda mini,
sedangkan kantin terletak di sebelah utara taman dekat kolam renang.
Kafetaria dibangun dengan aksen dinding bata yang dicat warna biru.
Kantin/kafetaria ini disewakan kepada masyarakat umum dengan biaya sewa
Rp 400.000,00 – Rp 500.000,00 per bulan.
Gambar 18 Fasilitas Toilet
(a) Kondisi Bangunan (b) Kebersihan
[image:45.612.232.430.92.216.2](a) Kondisi Bangunan (b) Kebersihan
8. Panggung dan Ruang Serba guna
Panggung dan gedung serba guna dapat digunakan oleh umum dengan
biaya sewa masing-masing Rp 300.000,00 untuk panggung dan Rp 400.000,00
untuk ruang serba guna.
Pada hari-hari tertentu terutama hari libur atau hari Minggu, Taman Lalu
Lintas Bandung menyelenggarakan acara khusus seperti atraksi seni budaya
dan perlombaan-perlombaan. Atraksi seni budaya yang ditampilkan misalnya
sulap, reog, pencak silat, orkes/band, dan seni tari, sedangkan perlombaan
yang diadakan seperti lomba nyanyi, tari, dan lukis (Gambar 21). Untuk ruang
serba guna, biasanya digunakan oleh Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki)
sebagai tempat untuk terapi pada hari Rabu.
Fasilitas penunjang rekreasi lain seperti tempat sampah, tempat duduk,
lampu taman, dan patung cukup tersebar di dalam Taman Lalu Lintas Bandung.
Pada umumnya kondisi fasilitas tersebut cukup baik, tetapi masih ditemukan
beberapa fasilitas yang kurang terawat/rusak.
(a) Kondisi Bangunan (b) Ketika Ada Perlombaan
Gambar 21 Fasilitas Panggung
(a) Kafetaria (b) Kantin
4.2 Aspek Biofisik
Aspek biofisik diperoleh melalui studi literatur dan survei lapang secara
langsung dan wawancara dengan pengelola Taman Lalu Lintas Bandung. Data
aspek biofisik meliputi hidrologi, vegetasi, dan satwa.
4.2.1 Hidrologi
Sumber air yang dimanfaatkan di Taman Lalu Lintas Bandung adalah air
pompa dan sumur (air tanah). Pemanfaatan air dari sumur untuk kebutuhan air
bersih, sedangkan air pompa digunakan untuk menyiram tanaman dan kebutuhan
air kolam renang.
Di dalam Taman Lalu Lintas Bandung terdapat kanal yang lebarnya
kurang lebih 1–2 meter dengan kedalaman sekitar satu meter yang mengalir dari
arah utara ke arah selatan. Namun, di kanal tersebut jarang dijumpai air karena air
yang mengalir ke kanal tersebut biasanya banyak mengandung limbah dari hotel
atau perkantoran. Oleh karena itu, dilakukan buka dan tutup pintu air (yang berada
di sebelah utara taman) agar air yang mengalir ke dalam taman merupakan air
yang bersih (Gambar 22).
4.2.2 Vegetasi
Pada awalnya Taman Lalu Lintas Bandung merupakan taman kota
(insulinde park) yang dibuat dengan gaya “indische tropische” (taman tropis Indonesia). Menurut perkumpulan “Bandoeng Vooruit” (dalam Kunto, 1986),
konsep taman tropis Indonesia adalah sebagai berikut.
1.Tipe taman merupakan taman terbuka, warga kota dapat berkunjung,
berjalan-jalan, dan berekreasi di dalamnya.
2.Jenis flora tropis dominan dalam taman. Flora tropis ini yang menjadi ciri khas
dari “Indische Park” (Taman Indonesia) yang menonjolkan aksen tropis. (a) Kondisi Fisik (b) Pintu Air
3.Bangunan dan perlengkapan taman dari bahan besi, batu bata, semen, dan kayu
dibatasi pemakaiannya dengan maksud agar taman selalu mengungkap wajah
alamiah.
4.Koleksi pohon lindung dan tanaman hiasnya dipilih dari jenis tumbuhan yang
kuat, unik, khas, dan langka ditemui di tempat lain.
5.Bentuk tanaman organik umumnya alamiah, tidak teratur (asimetris), dan
non-formal.
6.Taman dilengkapi dengan saluran air atau kolam air.
Gaya kolonial juga mempengaruhi karakter dari Taman Lalu Lintas
Bandung, yaitu dengan adanya elemen taman seperti kanal, air mancur serta
vegetasi yang tua dan langka. Hal ini dapat memberi kenikmatan psikologis bagi
pengunjung yang mengamatinya, yaitu melihat dan merasakan eksistensi mereka
dalam arus kesinambungan sejarah antara masa lampau, masa kini, dan masa yang
akan datang.
Secara umum vegetasi yang ada dalam taman ini terdiri dari vegetasi
rumput, penutup tanah (ground cover), semak, perdu, tanaman merambat (climber), tanaman air (aquatic), dan pohon. Keberadaan pohon pelindung yang dominan, membuat konsep taman tropis masih terasa di dalam taman ini.
Beberapa di antara pohon tersebut ada yang telah berusia kurang lebih 70 tahun,
antara lain dari jenis angsana (Pterocarpus indicus), beringin karet (Ficus elastica), pohon sosis (Parmentiera cereifera), palem raja (Roystenia regia), kecrutan (Spathodea campanulata), ki hujan (Samanea saman), dan sawo kecik (Manilkara kauki) (Gambar 23). Jenis rumput yang umum dijumpai adalah rumput paetan (Axonopus compressus). Secara rinci data vegetasi dalam Taman Lalu Lintas Bandung dapat dilihat pada Tabel 9.
(a) Pohon Ki Hujan (b) Pohon Sosis
Tabel 9 Data Vegetasi di Taman Lalu Lintas Bandung
No Nama Tanaman Jumlah
Nama Latin Nama Lokal/Lain
Penutup Tanah/Ground Cover
1 Althernantera sp. Krokot 4 m2
2 Arachis pintoi Kacang-kacangan 10 m2
3 Carex morrowii Kucai 72 m2
4 Chlorophytum sp. Lili paris 11 m2
5 Iresine herbstii Simbang darah 19 m2
6 Rhoeo discolor Adam hawa 43 m2
7 Sansevieria sp. Lidah mertua 14 m2
8 Spathiphyllum sp. Peace lily 10 pb
Semak
1 Acalypha macrophylla Teh-tehan 246 pb
2 Acalypha wilkesiana Daun renda 4 pb
3 Alocasia sp. Talas 8 pb
4 Arundinaria pumila Bambu jepang 9 pb
5 Canna sp. Kana 180 pb
6 Duranta sp. Pangkas kuning 23 pb
7 Furcraea gigantea Giant false agave 10 pb
8 Hemma sp. Kemoceng 85 pb
9 Hibiscus sp. Kembang sepatu 4 pb
10 Hymenocalis speciosa Spiderlily 3 pb
11 Impatiens sp. Pacar air 9 m2