• Tidak ada hasil yang ditemukan

Suplementasi Tepung Daun Kemangi (Ocimum basilicum) Terhadap Performa dan Kualitas Karkas Ayam Broiler Diinfeksi Escherichia coli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Suplementasi Tepung Daun Kemangi (Ocimum basilicum) Terhadap Performa dan Kualitas Karkas Ayam Broiler Diinfeksi Escherichia coli"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

SUPLEMENTASI TEPUNG DAUN KEMANGI

(Ocimum

basilicum)

TERHADAP PERFORMA DAN KUALITAS

KARKAS AYAM BROILER DIINFEKSI

Escherichia coli

YESSY OKVIANA

ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Suplementasi Tepung Daun Kemangi (Ocimum basilicum) terhadap Performa dan Kualitas Karkas Ayam Broiler Diinfeksi Escherichia coli adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2013

(4)

ABSTRAK

YESSY OKVIANA. Pemberian Tepung Daun Kemangi (Ocimum Basilicum) dalam Ransum terhadap Performa dan Kualitas Karkas Ayam Broiler Diinfeksi Escherichia coli. Dibimbing oleh RITA MUTIA dan WIDYA HERMANA

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh suplementasi tepung daun kemangi (O. basilicum) pada ransum yang digunakan sebagai antibakteri E. coli terhadap perfoma dan kualitas karkas ayam broiler. Penelitian ini menggunakan 180 ekor DOC yang dipelihara 34 hari dengan sistem litter. Rancangan penelitian menggunakan RAL dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan (10 ekor ayam broiler per ulangan). R0 = ransum kontrol (kontrol positif), R1 = ransum kontrol + Escherichia coli (kontrol negatif), R2 = R1 + 1% tepung daun kemangi, R3 = R1 + 2% tepung daun kemangi, R4 = R1 + 3% tepung daun kemangi, R5 = R1 + antibiotik. Peubah yang diamati adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, mortalitas, bobot potong, jumlah populasi bakteri E. coli, bobot karkas, lemak abdomen, dan kolesterol daging. Hasil menunjukkan bahwa pemberian tepung daun kemngi 2%-3% mempunyai populasi E.coli lebih rendah dari perlakuan lain sebelum infeksi. Perlakuan sebelum dan setelah diinfeksi

E.coli tidak berbeda terhadap performa, bobot potong, karkas, dan persentase lemak abdominal. Perlakuan R4 (3% tepung daun kemangi) berbeda nyata (P<0.01) terhadap penurunan kadar kolesterol daging.

Kata kunci: antibakteria, E. coli, kualitas karkas, performa, tepung daun kemangi

ABSTRACT

YESSY OKVIANA. Suplemantation Kemangi Leaf Meal (Ocimum basilicum) in Diet on Performance and Carcass Quality of Broiler Infected by Escherichia coli. Supervised by RITA MUTIA and WIDYA HERMANA.

This research was conducted to evaluate the effect suplementation kemangi of meal (Ocimum basilicum) in the diet as E. coli antibacteria in improving broiler performans and carcass quality. This experiment used 180 day old chicks (DOC) of broiler strain which were kept litter system for 34 days. The experiment used completely randomized design with six treatment and three replications consisting of 10 broilers in each replication. The treatment diet were R0 = control diet, R1 = R0 infected with E. coli,

R2 = R1 + 1% kemangi meal, R3 = R1 + 2% kemangi meal, R4 = R1 + 3% kemangi meal, R5 = R1 + antibiotic. The data were analyzed with analysis of variance. The variable observed were feed consumption, body weight gain, final of body weight, feed conversion ratio, mortality, total colony of E. coli, carcass weight, abdominal fat, and meat cholesterol. The result showed that use of kemangi meal up to 3% in ration decreased the number of E.coli in excreta before infection. The result for carcass quality showed that the use of kemangi up to 3% in the diet decreased meat cholesterol. The treatment did not affect performance, final body weight, carcass and abdominal fat.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

SUPLEMENTASI TEPUNG DAUN KEMANGI

(Ocimum

basilicum)

TERHADAP PERFORMA DAN KUALITAS

KARKAS AYAM BROILER DIINFEKSI

Escherichia coli

YESSY OKVIANA

ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi :Suplementasi Tepung Daun Kemangi (Ocimum basilicum) Terhadap Performa dan Kualitas Karkas Ayam Broiler Diinfeksi Escherichia coli

Nama :Yessy Okviana NIM :D24090011

Disetujui oleh

Dr Ir Rita Mutia, MAgr Pembimbing I

Ir Widya Hermana, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Idat Galih Permana, MScAgr Ketua Departemen

(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala kesempatan, nikmat, dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September hingga Desember 2012 ini adalah antibakteri pada daun kemangi (Ocimum basilicum), dengan judul Pemberian Tepung Daun Kemangi (Ocimum basilicum) dalam Ransum Terhadap Performa dan Kualitas Karkas Ayam Broiler yang Diinfeksi Escherichia coli.

Kemangi dipilih sebagai obat herbal dalam penelitian ini karena kandungan minyak atsiri pada kemangi sebagai senyawa antibakteri. Selain itu tanaman kemangi mudah dibudidayakan di Indonesia. Ayam broiler digunakan sebagai ternak penelitian ini karena broiler memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber protein hewani di Indonesia dengan harga yang murah dan tingkat konsumsi masyarakat yang semakin tinggi. Tingginya tingkat konsumsi ayam broiler menyebabkan peningkatan permintaan pada daging ayam broiler. Hal tersebut menyebabkan semakin meningkatnya industri peternakan unggas di Indonesia. Kolibasilosis merupakan salah satu penyakit metabolis akibat infeksi bakteri Escherichia coli mengakibatkan penurunan produksi dan kualitas karkas ayam broiler yang merugikan pada budidaya ayam broiler. Penggunaan antibiotik pun digunakan untuk mencegah penyakit kolibasilosis pada ayam broiler. Penggunaan antibiotik dalam jangka panjang dapat meninggalkan residu yang membahayakan bagi konsumen. Oleh karena itu, dalam penelitian ini ayam diinfeksi Escherichia coli untuk mengevaluasi senyawa antibakteri pada kemangi dapat menggantikan antibiotik dalam pencegahan dan pengobatan kolibasilosis pada ayam broiler.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam dunia peternakan dan pendidikan serta menjadi saluh satu amalan baik. Amin.

(10)

DAFTAR ISI

JUDUL i

PERNYATAAN SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI iii

ABSTRAK iv

PRAKATA viii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN xi

PENDAHULUAN 1

METODE PENELITIAN 2

Bahan 2

Ternak 2

Kemangi 2

Kandang dan Perlengkapan 2

Ransum 2

Alat 2

Lokasi dan Waktu 4

Prosedur Percobaan 4 Pembuatan tepung daun kemangi (Ocimum basilicum) 4

Pembuatan Ransum Perlakuan 5 Persiapan Kandang dan Peralatan 5 Pemeliharaan 5 Pengambilan Sampel 5 Pengukuran Kualitas Karkas 6 Rancangan Analisa Data 6 Perlakuan 6 Rancangan Percobaan 6 Peubah yang Diamati 6 HASIL DAN PEMBAHASAN 7 Jumlah Koloni Bakteri Escheriachia coli 7 Performa Ayam Broiler Sebelum dan Setelah Diinfeksi E.coli 8 Bobot Potong dan Kualitas Karkas 10 SIMPULAN DAN SARAN 12 Simpulan 12 Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 12

LAMPIRAN 15

RIWAYAT HIDUP 18

(11)

DAFTAR TABEL

1 Komposisi nutrien tepung daun kemangi 2

2 Formulasi ransum fase starter (0-21 hari) ayam broiler 3

3 Komposisi nutrien ransum starter 3

4 Formulasi ransum finisher (22-34 hari) ayam broiler 4

5 Komposisi nutrien ransum finisher 4

6 Rata-rata total koloni bakteri E. coli dalam ekskreta ayam broiler 7 7 Rataan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum,

mortalitas pada ayam broiler sebelum diinfeksi E.coli umur 8-13 hari 8 8 Rataan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum,

mortalitas pada ayam broiler diinfeksi E.coli umur 14-34 hari 9

9 Bobot dan kualitas karkas 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 ANOVA konsumsi ransum ayam broiler sebelum diinfeksi E.coli

umur 8-13 hari 15

2 ANOVA pertambahan bobot badan ayam broiler sebelum diinfeksi E.coli umur

8-13 hari 15

3 ANOVA konversi ransum ayam broiler sebelum diinfeksi E.coli umur 8-13 hari 4 ANOVA konsumsi ransum ayam broiler diinfeksi E.coli umur 14-34 hari 15 5 ANOVA pertambahan bobot badan ayam broiler diinfeksi E.coli umur 14-34

hari 15

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Kesadaran masyarakat tentang pentingnya hidup sehat semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan berkembangnya produk pangan organik yang sehat karena tidak mengandung residu atau zat kimia berbahaya. Ayam broiler merupakan penghasil produk pangan berupa daging yang potensial untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Tingkat konsumsi ayam broiler masyarakat yang sangat tinggi menyebabkan pesatnya perkembangan industri perunggasan di Indonesia. Semakin berkembangnya industri perunggasan, maka masalah pun semakin banyak yang timbul untuk ternak itu sendiri. Masalah yang sering dihadapi oleh peternak ayam broiler adalah diare.

Diare merupakan salah satu kelainan metabolisme yang mengakibatkan penurunan produksi dan kualitas ayam broiler. Faktor penyebab diare pada ayam broiler antara lain pemberian garam dalam ransum yang melebihi 1%, tingginya pemberian bungkil kedelai dan tepung gaplek, jumlah populasi bakteri Escherichia coli yang melebihi normal yaitu 105 cfu ml-1 (Tabbu 2000) bersifat patogenik. Diare yang disebabkan oleh E.coli biasa disebut kolibasilosis. Kolibasilosis pada ayam broiler dapat menurunkan produksi dan kualitas karkas. Pengobatan dan pencegahan kolibasilosis dilakukan dengan pemberian antibiotik, tetapi antibiotik dapat meninggalkan residu yang dapat membahayakan konsumen (Barton dan Hart 2001).

Kemangi di Indonesia umumnya sering digunakan sebagai pelengkap makanan dan bumbu masak. Kemangi banyak dibudidayakan di Indonesia karena syarat tumbuh hidup kemangi tidak sulit. Kemangi merupakan anggota famili lamiaceae

yang berarti kelompok tanaman dengan bunga berbibir. Nama genus kemangi adalah

ocimum yang berarti tanaman beraroma (Sutarno dan Atmowidjojo 2001; Massimo et

al. 2004). Ekstrak kemangi berkhasiat menyembuhkan diare, obat disentri, dan juga dapat mengatasi albuminaria, yaitu adanya produksi albumin di dalam urin (Telci et al. 2006).

Tanaman kemangi (Ocimum basilicum) mempunyai kandungan minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai zat antibakterial. Minyak atsiri daun kemangi mempunyai kandungan senyawa dominan seperti linalool, estragol, 1-8 sineol, eugenol, terpenol, geraneol (Sastroamidjojo 2001). Menurut Maryati (2007) minyak atsiri daun kemangi mengandung eugenol yang tergolong turunan senyawa fenol yang mempunyai efek antibakteri dan bekerja merusak membran sel bakteri. Minyak atsiri mengganggu lapisan fosfolipid dari membran bakteri Escherichia coli yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi asam lemak dan fosfolipid membran yang diikuti oleh pembengkakan sel. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya permeabilitas dan kehilangan unsur pokok yang menyusun sel (Kim et al. 1995). Berdasarkan potensi minyak atsiri yang dimiliki tanaman kemangi (O. basilicum) diharapkan kemangi dapat menggantikan peran antibiotik dalam mencegah diare pada ayam broiler yang disebabkan oleh E. coli pada saluran pencernaan dan dapat meningkatkan performa serta kualitas karkas ayam broiler.

(14)

2

persentase lemak abdomen dan kolesterol) ayam broiler yang telah diinfeksi E. coli. Penelitian ini bermanfaat untuk menghasilkan daging ayam broiler yang rendah kolesterol dan tanpa residu dari antibiotik dengan menggunakan kemangi pada ransum sehingga menjadi sumber pangan yang lebih sehat dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat.

METODE

Bahan Ternak

Penelitian ini menggunakan 180 ekor anak ayam broiler umur sehari (DOC) strain Cobb CP 707 yang diperoleh dari PT. Charoend Pokphand Jaya Farm. Kemangi

Kemangi yang digunakan berasal dari perkebunan di Desa Ciaruten, Kecamatan Ciampea, Bogor. Kemangi dikeringkan kemudian dibentuk tepung. Hasil analisa proksimat tepung daun kemangi diperlihatkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Komposisi nutrien tepung daun kemangi

Nutrien BK

Hasil Analisis Proksimat di Bagian Ilmu dan Teknologi Pakan (2013

Kandang dan Perlengkapan

Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang dengan sistem litter yang beralaskan sekam. Jumlah petak yang digunakan sebanyak 18 petak dengan ukuran 1 x 1 x 1 m, setiap petak diisi 10 ekor ayam.

Ransum

Ransum yang digunakan dalam penelitian ini adalah ransum perlakuan. Pembuatan ransum dilakukan di PT. Indofeed Bogor dengan formulasi ransum mengacu pada kebutuhan ayam broiler yang direkomendasi oleh Lesson dan Summer (2005). Bahan makanan yang digunakan adalah jagung kuning, dedak padi, CPO, tepung ikan, bungkil kedele, CaCO3, DCP, NaCl, premix,

DL-methionin, L-lysin. Komposisi ransum terdiri dari ransum starter dan ransum finisher yang ditunjukkan pada Tabel 2 dan Tabel 4. Komposisi nutrien ransum starter dan finisher terdapat pada Tabel 3 dan Tabel 5.

Alat

(15)

3

Tabel 2 Formulasi ransum fase starter (0-21 hari) ayam broiler Bahan Pakan

R0 = ransum kontrol (kontrol positif), R1= ransum kontrol + Escherichia coli (kontrol negatif), R2= R1 + 1% tepung daun kemangi, R3= R1 + 2% tepung daun kemangi, R4= R1 + 3% tepung daun kemangi, R5= R1 + antibiotik

Tabel 3 Komposisi nutrien ransum starter

Komposisi nutrient R01) R11) R22) R32) R42) R51)

(16)

4

Tabel 4 Formulasi ransum finisher (22-34 hari) ayam broiler

Bahan pakan Perlakuan

R0 = ransum kontrol (kontrol positif), R1= ransum kontrol + Escherichia coli (kontrol negatif), R2= R1 + 1% tepung daun kemangi, R3= R1 + 2% tepung daun kemangi, R4= R1 + 3% tepung daun kemangi, R5= R1 + antibiotik

Tabel 5 Komposisi nutrien ransum finisher Komposisi

Hasil Analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (2013); 2)Hasil perhitungan manual setelah penambahan tepung daun kemangi 1%-3%

Lokasi dan Waktu

(17)

5 karkas di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas. Analisis jumlah bakteri E. coli di Laboratorium Mikrobiologi Pangan, Fakultas Teknologi Pangan.

Prosedur Percobaan

Pembuatan Tepung Daun Kemangi (Ocimum basilicum)

Pembuatan tepung daun kemangi dilakukan dengan cara daun kemangi segar dilayukan dalam ruangan selama 48 jam untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam daun kemangi segar, kemudian daun kemangi yang sudah dilayukan selanjutnya dimasukkan ke dalam oven pada suhu 60°C selama 24 jam. Kemangi yang telah kering digiling dengan menggunakan alat penggilingan sampai menjadi tepung.

Pembuatan Ransum Perlakuan

Ransum yang digunakan adalah pencampuran ransum yang didapat dari hasil formulasi ditambah dengan persentase tepung daun kemangi yang disesuaikan dengan perlakuan. Tepung daun kemangi yang sudah halus dicampur dengan ransum kontrol menggunakan mixer hingga homogen, kemudian ransum dibentuk crumble. Setelah selesai dibentuk dimasukkan ke dalam karung sesuai dengan perlakuan. disemprot dengan disinfektan dan dikapur. Cara ini digunakan untuk memutus rantai mikroorganisme yang merugikan.

Pemeliharaan

Pengacakan kandang dilakukan sebelum ayam broiler masuk ke dalam kandang dengan menyusun nomor perlakuan dan ulangan terlebih dahulu pada setiap petak. Pada hari ke-8 setiap petak kandang dimasukkan 10 ekor ayam broiler. Pemeliharaan ayam boiler dilakukan selama 34 hari dengan sistem litter. Air minum diberikan secara ad libitum. Pemberian air minum pada DOC yang baru datang ditambah dengan Vitachick selama 1 minggu awal. Vitastress diberikan saat proses perlakuan selama 1 minggu. Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari. Ayam percobaan diadaptasikan selama 7 hari dengan pakan perlakuan R0. Perlakuan dimulai hari ke-8 sampai hari ke-34. Penimbangan bobot badan dilakukan setiap minggu. Perhitungan konsumsi dan sisa pakan dilakukan setiap minggu. Pada hari ke-13 dan ke-34 dilakukan collecting feses untuk dianalisis jumlah koloni bakteri E. coli. Semua ayam perlakuan diinfeksi bakteri E. coli secara oral pada hari ke-14 dengan populasi 1 x 106 cfu ml-1, kecuali pada perlakuan R0. Pemanenan ayam broiler dilakukan pada hari ke-34.

Pengambilan Sampel

(18)

6

analisis bobot karkas, persentase bobot karkas, persentase lemak abdomen, dan analisis kolesterol daging yang diambil dari bagian paha atas.

Pengukuran Kualitas Karkas

Kualitas karkas meliputi bobot karkas, persentase karkas, persentase lemak abdomen, dan kolesterol daging ayam broiler. Bobot karkas diperoleh dari penimbangan karkas tanpa leher, kepala, bulu, kaki, darah, dan organ dalam. Persentase karkas didapat dari membandingkan bobot karkas (g) dengan bobot hidup (g) dikalikan 100%. Persentase lemak abdomen didapat dengan membandingkan bobot lemak abdomen (g) dengan bobot hidup (g) dikalikan 100%. Penentuan kadar kolesterol daging berdasarkan Liebermann Burchard Colour Reactions. Sampel diekstrak dengan etil alkohol lalu disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit dan diambil bagian supernatannya. Supernatan dipanaskan pada suhu 100oC sampai pengekstrak habis, residu merupakan kolesterol. Residu ditambah khloroform hingga 5 ml, 2 ml asam asetat, 0.2 ml asam sulfat pekat didiamkan selama 10 menit. Selanjutnya dilakukan pembacaan dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm.

Rancangan dan Analisis Data Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan dengan menggunakan model matematik sebagai berikut (Steel dan Torrie 1993):

Yij = μ + τi + εij Keterangan:

Yij = Perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ = Rataan umum

τi = Pengaruh perlakuan ke-i

εij = Eror (galat) perlakuan ke-i ulangan ke-j

Pengaruh perlakuan terhadap peubah dapat diamati dengan cara data yang diperoleh dianalisis sidik ragam (ANOVA). Jika didapatkan hasil berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut. Uji lanjut yang digunakan adalah uji kontras ortogonal. Metode kuantitatif deskriptif dilakukan pada analisis jumlah populasi bakteri E. coli.

Perlakuan

Perlakuan pada penelitian ini yaitu:

1. R0 : Ransum standar (kontrol positif atau tidak diinfeksi E. coli) 2. R1 : R0 + infeksi E. coli (kontrol negatif)

(19)

7 meliputi bobot karkas, persentase karkas, persentase lemak abdominal, dan kadar kolesterol daging, jumlah populasi bakteri E.coli.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Koloni Escherichia coli

Bakteri E. coli termasuk dalam bakteri gram negatif, tidak tahan asam, dan tidak membentuk spora. Bakteri E. coli merupakan salah satu spesies bakteri yang tergolong dalam genus Escherichia dan familia Enterobacteriaceae. Menurut Tabbu (2000) sekitar 10%-15% dari seluruh jumlah E. coli yang ditemukan di dalam usus ayam yang sehat tergolong serotipe patogen. Bagian usus yang paling banyak mengandung E. coli adalah jejunum, ileum, dan sekum. Pada ternak yang sehat, komposisi mikroba saluran pencernaan relatif tetap, namun bila stabilitas terganggu maka mikroorganisme patogen akan membuat koloni dan memulai infeksi yang serius.

Tabel 6 Rata-rata total koloni bakteri E. coli dalam ekskreta ayam broiler

Perlakuan Total koloni bakteri E. coli (cfu g-1)*

Sebelum infeksi E. coli

*Hasil analisis Laboratorium Mikrobiologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian; R0 = ransum kontrol (kontrol positif), R1= ransum kontrol + Escherichia coli (kontrol negatif), R2= R1 + 1% tepung daun kemangi, R3= R1 + 2% tepung daun kemangi, R4= R1 + 3% tepung daun kemangi, R5= R1 + antibiotik

Jumlah koloni bakteri E. coli pada ekskreta ayam broiler sebelum diinfeksi mempunyai variasi yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap individu ayam broiler mempunyai kemampuan berbeda untuk melawan bakteri patogen di saluran pencernaan. Bakteri E.coli dalam saluran pencernaan bersifat oportunistik, yaitu dapat bersifat patogen apabila kondisi pertahanan tubuh melemah (Lay dan Hartowo 1992). Jumlah populasi E.coli pada perlakuan pemberian 2% dan 3% tepung daun kemangi masih rendah jika dibandingkan dengan perlakuan lain. Ayam broiler dapat terkena kolibasilosis (diare) apabila jumlah bakteri E.coli melebihi 105 cfu ml-1. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan pemberian 2% dan 3% tepung daun kemangi efektif menghambat pertumbuhan bakteri E.coli sebelum terjadinya kolibasilosis. Minyak atsiri 2% dan 3% tepung daun kemangi dapat melisiskan membran sel dari sehingga pertumbuhan populasi bakteri dapat dihambat.

(20)

8

deskriptif jumlah koloni E. coli setelah diinfeksi diatas 105 cfu ml-1. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas ayam broiler pada semua perlakuan terinfeksi kolibasilosis. Perlakuan pemberian tepung daun kemangi sampai 3% tidak efektif mengobati kolibasilosis karena jumlah populasi E. coli yang tinggi sedangkan kandungan minyak atsiri tepung daun kemangi tidak cukup untuk menghambat populasi E.coli.

Performa Ayam Boiler Sebelum dan Setelah Diinfeksi E. coli

Pengamatan performa sebelum diinfeksi E. coli dilakukan selama 1 minggu dengan rataan bobot awal ayam broiler pada hari ke-8 adalah 93±5 g. Menurut Amrullah (2003) bobot badan rata-rata ayam broiler umur 1 minggu adalah 146 g. Bobot badan awal yang dipakai pada penelitian ini lebih kecil. Hal ini disebabkan oleh managemen pemeliharaan pada fase starter yang kurang baik, kondisi lingkungan pada periode starter tidak mendukung berupa cuaca buruk dan mati lampu, bahan baku dedak diduga tercampur sekam sehingga serat kasar tinggi pada ransum kontrol starter.

Tabel 7 Rataan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, mortalitas pada ayam broiler sebelum diinfeksi E.coli umur 8-13 hari

Rataan Perlakuan daun kemangi, R5= R1 + antibiotik

(21)

9 diinfeksi E. coli adalah 1497 g. Hasil tersebut lebih kecil dari rataan konsumsi ayam broiler dari umur 3-5 minggu yaitu 1989 g. Infeksi E. coli pada ayam broiler menurunkan konsumsi ransum. Infeksi E. coli pada ayam broiler umur 4-8 minggu dapat menghilangkan nafsu makan, malas bergerak dan mengantuk (Lee dan Lawrence 1998).

Tabel 8 Rataan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, mortalitas pada ayam broiler diinfeksi E.coli umur 14-34 hari

Rataan Perlakuan

R0 R1 R2 R3 R4 R5

Konsumsi ransum (g ekor-1)

1469±124 1467±78 1429±96 1543±36 1649±173 1427±18

Pertambahan

Perlakuan pemberian tepung daun kemangi pada ayam broiler sebelum dan setelah diinfeksi E. coli tidak berbeda nyata terhadap pertambahan bobot badan. Rataan bobot badan sebelum diinfeksi E. coli adalah 88 g lebih rendah dari rataan bobot badan minggu ke-2 adalah 214 g (Amrullah 2003). Adanya serat kasar yang tinggi pada ransum starter menyebabkan ransum yang dikonsumsi tidak optimal terdekomposisi dalam tubuh sehingga pertambahan bobot badan rendah. Rataan pertambahan bobot badan ayam broiler setelah infeksi E.coli adalah 464 g. Rendahnya pertambahan bobot badan diduga karena adanya cekaman infeksi E. coli . Infeksi E. coli menyebabkan kolibasilosis dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan, penurunan produksi, penurunan produksi (Tarmudji 2003).

(22)

10

(Parwiastuti 2001). Selain itu infeksi E.coli menyebabkan diare ringan sampai sedang, bahkan dapat berakibat fatal (Velling et al. 2002) sehingga ransum yang dikonsumsi tidak efektif sehingga mengakibatkan peningkatan konversi ransum.

Mortalitas merupakan jumlah kematian dari jumlah awal ayam yang dipelihara. Faktor yang mempengaruhi mortalitas antara lain bobot badan, bangsa, tipe ayam, iklim, kebersihan lingkungan, sanitasi peralatan kandang, adanya serangan penyakit (North dan Bell 1990). Hasil menunjukkan bahwa fase sebelum diinfeksi E. coli tidak ada mortalitas. Hal ini membuktikan bahwa sebelum infeksi, kondisi ketahanan tubuh ayam broiler pada kondisi baik. Pada fase setelah infeksi hasil mortalitas R4 memiliki mortalitas tertinggi, yaitu 5 ekor. Akan tetapi, jika diolah data secara statistik perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap mortalitas ayam broiler diinfeksi E. coli. Hal ini membuktikan bahwa tepung daun kemangi sampai taraf 3% tidak bersifat toksik pada ayam broiler. Penyebab mortalitas belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, gejala klinis selama penelitian ayam broiler stelah diinfeksi antara lain ciri-ciri kepala berputar, sayap lemas, dan tidak dapat berjalan.

Bobot Potong dan Kualitas Karkas

Bobot potong merupakan bobot panen ayam broiler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak berbeda nyata terhadap bobot potong. Infeksi E.coli menyebabkan bobot potong ayam broiler kecil. Rataan bobot potong penelitian ini adalah 837 g sedangkan bobot potong ayam broiler di lingkungan tropis pada umur 35 hari adalah 1500 g (Cobb-Vantres 2007). Menurut Davidson dan Brenan (1993) perlukaan permukaan saluran pencernaan akibat infeksi bakteri E.coli dapat menurunkan penyerapan nutrien, sehingga penyerapan nutrien rendah dan tidak terdekomposisi dalam tubuh.

Tabel 9 Bobot dan kualitas karkas

Peubah Perlakuan (P<0.01). R0 = ransum kontrol (kontrol positif), R1= ransum kontrol + Escherichia coli (kontrol negatif), R2= R1 + 1% tepung daun kemangi, R3= R1 + 2% tepung daun kemangi, R4= R1 + 3% tepung daun kemangi, R5= R1 + antibiotik

(23)

11 sebagai akibat pertambahan bobot ternak tersebut. Rataan bobot karkas penelitian ini adalah 559 g. Menurut Mellata (2003) bakteri E. coli pada unggas dapat menyebabkan dermatitis nekrotika (selulitis), yaitu radang pada jaringan subkutan, terutama pada otot dada bagian bawah. Selulitis cenderung menyerang pada ayam broiler dan menyebabkan kerusakkan karkas dan meningkatkan angka afkir sampai 42,5% (Brito et al. 2003). Infeksi E.coli diduga menurunkan bobot karkas ayam broiler. Perlakuan tidak berbeda nyata terhadap persentase karkas. Persentase karkas ayam broiler menurut Pesti dan Bakali(1997) adalah 60.62% – 69.91 % dari bobot hidup, sedangkan persentase bobot karkas ayam broiler pada penelitian ini berkisar antara 63% – 70%.

Perlakuan tidak berbeda nyata terhadap kadar lemak abdominal pada ayam broiler. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian ransum perlakuan mempunyai imbangan energi dan protein yang seimbang. Menurut Fontana et al. (1993) lemak abdomen akan meningkat pada ayam yang diberi ransum dengan protein rendah dan energi tinggi, sehingga energi yang berlebih akan disimpan dalam bentuk lemak di bagian abdomenNilai rataan persentase lemak abdominal penelitian masih dibawah kisaran normal, seperti pendapat Resnawati (2004) menyatakan presentase lemak abdomen pada ayam broiler dengan 1.5% - 2.11% dari berat hidupnya. Persentase lemak abdomen ayam broiler dalam penelitian ini 1.33% – 2.11%.

Kolesterol merupakan substansi lemak yang khas hasil metabolisme yang banyak ditemukan dalam struktur tubuh manusia maupun hewan, hati, ginjal, kelenjar adrenal, serta penting dalam metabolisme. Kolesterol merupakan substansi putih yang larut dalam lemak, terdapat dalam lemak hewan dan minyak, terdapat dalam empedu, darah, jaringan urat saraf.

(24)

12

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pemberian tepung daun kemangi sampai 3% tidak berpengaruh pada performa, bobot potong, dan karkas. Pemberian tepung daun kemangi 3% pada ayam broiler yang diinfeksi E.coli menurunkan kolesterol daging. Tepung daun kemangi sebanyak 2%-3% dalam ransum dapat mencegah infeksi E.coli.

Saran

Berdasarkan penelitian ini, penelitian lebih lanjut perlu lebih memperhatikan manageman pemeliharaan dengan baik dari periode starter sampai finisher dan perlu memperhatikan sarana prasarana kandang yang baik. Selain itu perlu dilakukan pengujian tentang dosis penyembuhan dengan tepung daun kemangi dengan level pemberian lebih dari 3%.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina L. 2006. Penggunaan ramuan herbal sebagai feed additive untuk meningkatkan performa broiler. Di dalam: Lokakarya Nasional Teknologi dalam Mendukung Usaha Ternak Unggas Berdaya saing; Makasar, 5 Okt 2006. Makasar. Universitas Hasanuddin. hlm 47-52.

Amrullah IK. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Bogor (ID): Lembaga Satu Gunung Budi.

Barton MD, Hart WS. 2001. Public health risks:Antibiotic resistance. Asian-Aus J.Animal Sci. 14:414-422.

Brito BG, Gaziri LC, Vidotto MC. 2003. Virulence factors and clonal relationship among Eschericia colis strains isolated from broiler chikens with cellulitis. J Infect immun 71:4175-4177.

Budiastiuti T. 2007. Pemberian tepung daun kemangi (Ocimum basilicum) pada ransum ayam broiler terhadap bobot hidup, persentase karkas, giblet, dan lemak abdomen. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Church DC. 1991. Livestock Feeds and Feeding. 3rd Ed. New Jersey (US): Prentire Hall International INC.

Cobb-Vantres. 2007. Cobb broiler management guide. [Diunduh 2013 Jul 17]. Tersedia pada: http://broiler/nutrition/guide/2004.pdf.

Davidson PM, Branen AL.1993. Antimicrobial In Food. New York (US): Marcel Dekker Inc.

de Ross NM, Katan MB. 2000. Effect of prebiotic bacteria on diarrhea, lipid, metabolism and carcinogenesis: a review of paper published between 1988 and 1998. J America Clin Nut. 71(2):405-411.

(25)

13 Kim JM, Marshall M, Coenell R, Bostom JF, Wei CI. 1995. Antibacteria activity of cacrol, citral, and geraniol against Salmonella typhimurium in culture medium and on fish cubes. J Food Sci. 43:1365-1368.

Lay BW, Hartowo S. 1992. Mikrobiologi. Edisi Pertama. Jakarta (ID): Rajawali Pers.

Lee BW, Lawrence HA. 1998. Colibasilosis. In A Laboratory Manual For the isolation identivication of avian pathogen. America Assosiation of Avian Patholigist. 4th Ed. Pennsylvania (US) :pp: 14-16.

Leeson S,Summers JD. 2005. Commercial Poultry Nutrition . 3th Ed. Ontario Canada (US): Univ Nottingham Pr.

Maryati, Fauzia RS, Rahayu T. 2007. Uji aktivitas antibakteri minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum) terhadap Staphylococcus dan Escherichia coli. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi. 8(1):30-38

Massimo LM, Miele B, Ledda, Grassi F, Mazzei M, Sala F. 2004. Morphological characterization essential oil composition and DNA genotyping of Ocimum basilicum L. cultivars. J Plant Sci. (167):725-731.

Mellata M. 2003. Role of Virulence Factors in Resistence of Avian Pathogenic Escherichia coli to Serum and Pathogenity. J Infect Immun. 71:536-540. North MO, Bell DD. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Ed. New

York (US): Chapman and Hall.

Parwiastuti D. 2001. Evaluasi Penggunaan Kulit Kedelai terhadap Performa, Kolesterol, dan Lemak daging Ayam Broiler. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Peighambari SM, Julian SM, Gyles CL. 2000. Pesence and expression of aerobactin genes in virulent avian strains of Escherichia coli. J Infect Immun 55: 193-197.

Pesti GM, Bakalli RI. 1997. Estimation of the compotion broiler carcass from their specific gravity. Poultry Sci. 76: 948-951.

Puastuti W. 2001. Pengaruh pemberian temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb) dan minyak kelapa dalam ransum terhadap kadar lemak dan kolesterol telur. Di dalam Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2001; 2001 Sept 17-18, Bogor (ID): hlm 609-615.

Resnawati H. 2004. Bobot potongan karkas dan lemak abdomen ayam ras pedaging yang diberi ransum mengandung tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus). Di dalam: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner; 2004 Sept 17-18; Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 2004. hlm 563-567.

Sastroamidjojo. 2001. Obat Asli Indonesia. 6th Ed. Jakarta (ID): Dian Rakyat. Scott ML, Nesheim MC, Young RJ. 1982. Nutrition of The Chicken. 3rd Ed. New

York (US): ML Scoot dan Associates.

Sinurat AP. 1999. Penggunaan bahan pakan lokal dalam pembuatan ransum ayam buras. Wartazoa. 9(1):12-20.

Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Geometrik. Terjemahan: Bambang Sumantri. Jakarta (ID): PT Garmedia Pustaka.

(26)

14

Tabbu CR. 2000. Kolibasilosis dalam Penyakit Ayam dan Penanggulangannya. Jakarta (ID): Kanisius.

Tarmudji. 2003. Kolibasilosis pada ayam: etimologi, patologi, dan pengendalian. Wartazoa. 13(2): 65-73.

Telci BIE, Yilmaz G, Avci B. 2006. Variabilityy in essential oil composition of Turkish basils. JBiochem Sys Eco . 34(2006):489-497.

Velling JH, Barkema HW, Van der Schans J, Van Zijderverld, Verhoeff J. 2002. Hardlevel diagnosis for Salmonella enterica subsp. Enterica serovar Dublin infection in bovine dairy herds. JPre.Vet Med. 14:31-42.

(27)

15

LAMPIRAN

Lampiran 1 ANOVA konsumsi ransum ayam broiler sebelum diinfeksi E. coli umur 8-13 hari

SK db JK KT F hitung F 0.05 F 0.01

Total 17 6289.41 369.97

Perlakuan 5 1698.25 339.65 0.89 3.11 5.06

Galat 12 4591.16 382.60

SK= sumber keragaman, db= derajat bebas , JK= jumlah kuadrat, KT= kuadrat total, **= berbeda nyata (P<0.01), R0 = ransum kontrol (kontrol positif), R1= ransum kontrol + Escherichia coli (kontrol negatif), R2= R1 + 1% tepung daun kemangi, R3= R1 + 2% tepung daun kemangi, R4= R1 + 3% tepung daun kemangi, R5= R1 + antibiotik

Lampiran 2 ANOVA pertambahan bobot badan ayam broiler sebelum diinfeksi E. coli umur 8-13 hari

SK db JK KT F hitung F 0.05 F 0.01

Total 17 4750.75 279.46

Perlakuan 5 2448.80 489.76 2.55 3.11 5.06

Galat 12 2301.96 191.83

Lampiran 3 ANOVA konversi ransum ayam broiler sebelum diinfeksi E. coli umur 8-13 hari

SK db JK KT F hitung F 0.05 F 0.01

Total 17 5.81 0.34

Perlakuan 5 2.75 0.55 2.16 3.11 5.06

Galat 12 3.06 0.25

Lampiran 4 ANOVA konsumsi ransum ayam broiler diinfeksi E. coli umur 14-34 hari

SK db JK KT F hitung F 0.05 F 0.01

Total 17 233429.35 13731.14

Perlakuan 5 109342.19 21868.44 2.11 3.11 5.06

Galat 12 124087.16 10340.60

Lampiran 5 ANOVA pertambahan bobot badan ayam broiler diinfeksi E. coli umur 14-34 hari

SK db JK KT F hitung F 0.05 F 0.01

Total 17 71750.06 4220.59

Perlakuan 5 43547.49 8709.50 3.71 3.11 5.06

Galat 12 28202.57 2350.21

(28)

16

Lampiran 6 ANOVA konversi ransum ayam broiler diinfeksi E. coli umur 14-34 hari

SK db JK KT F hitung F 0.05 F 0.01

Total 17 3.81 0.22

Perlakuan 5 1.52 0.30 1.59 3.11 5.06

Galat 12 2.29 0.19

Lampiran 7 ANOVA mortalitas ayam broiler diinfeksi E. coli umur 14-34 hari

SK db JK KT F hitung F 0.05 F 0.01

Total 17 13.11 0.77

Perlakuan 5 5.11 1.02 1.53 3.11 5.06

Galat 12 8.00 0.67

Lampiran 8 ANOVA bobot potong ayam broiler diinfeksi E. coli

SK db JK KT F hitung F 0.05 F 0.01

Total 17 75924 4466

Perlakuan 5 31679 6336 1.718 3.106 5.064

Galat 12 44245 3687

Lampiran 9 ANOVA bobot karkas ayam broiler diinfeksi E. coli

SK db JK KT F hitung F 0.05 F 0.01

Total 17 39680.50 2334.15

Perlakuan 5 14293.83 2858.77 1.35 3.11 5.06

Galat 12 25386.67 2115.56

Lampiran 10 ANOVA persentase karkas ayam broiler diinfeksi E. coli

SK db JK KT F hitung F 0.05 F 0.01

Total 17 216.672 12.745

Perlakuan 5 94.007 18.801 1.839 3.106 5.064

Galat 12 122.665 10.222

Lampiran 11 ANOVA persentase lemak abdomen ayam broiler diinfeksi E. coli

SK db JK KT F hitung F 0.05 F 0.01

Total 17 5.978 0.352

Perlakuan 5 1.187 0.237 0.595 3.106 5.064

Galat 12 4.791 0.399

Lampiran 12 ANOVA kolesterol daging ayam broiler diinfeksi E. coli

SK db JK KT F hitung F 0.05 F 0.01

Total 17 1972.38 116.02

Perlakuan 5 1603.18 320.64 10.42 3.11 5.06**

(29)

17 Lampiran 13 Uji lanjut kontras orogonal kolesterol daging

SK db JK KT F

hitung F 0.05

F 0.01

Total 17 1972.375 116.022

Perlakuan 5 1603.178 320.636 10.422 3.106 5.064

R1, R3, R4, R5 VS R0, R2 1 1140.377 1140.377 37.066 4.747 9.330**

R0 VS R2 1 335.901 335.901 10.918 4.747 9.330**

R1, R4, R5 VS R3 1 120.776 120.776 3.926 4.747 9.330 R5, R4 VS R1 1 4.991 4.991 0.162 4.747 9.330

R4 VS R5 1 1.132 1.132 0.037 4.747 9.330

(30)

18

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sragen pada tanggal 26 Oktober tahun 1990 dan diberi nama Yessy Okviana. Penulis merupakan anak pertama dari dua saudara. Bapak bernama Samino dan ibu bernama Sartini. Penulis menyelesaikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Sragen pada tahun 2003-2006 kemudian melanjutkan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Sragen pada tahun 2006-2009 dan diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor pada

(31)

Gambar

Tabel 2 Formulasi ransum fase  starter (0-21 hari) ayam broiler
Tabel 4 Formulasi ransum finisher (22-34 hari) ayam broiler
Tabel 7 Rataan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum,
Tabel 8 Rataan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum,   mortalitas pada ayam broiler diinfeksi E.coli umur 14-34 hari
+2

Referensi

Dokumen terkait

P., 2012, uji Antibakteri dan Antibiofilm Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) terhadap Bakteri Streptococcus mutans Secara In Vitro, Skripsi, Fakultas Farmasi

FORMULASI SEDIAAN GEL PASTA GIGI MINYAK ATSIRI KEMANGI ( Ocimum basilicum L.) DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI Streptococcus

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum L.) memiliki efek sebagai agen penghambat pembentukan

Ekstrak Metanol Daun Kemangi ( Ocimum basilicum ) Sebagai Anti Parasit Lintah Ikan ( Piscicola geometra ) Pada Ikan Nila ( Oreochromis niloticus )1. Methanol Extract Basil

Pengujian dilakukan dengan cara sampel ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L.) dilarutkan dengan etanol 96%, kemudian ditotolkan pada lempeng KLT dengan

Hasil produk minyak atsiri daun kemangi (Ocimum Basilicum L,.) yang dihasilkan dari proses distilasi uap langsung pada kondisi suhu 100 o C terbaik ialah pada daun kemangi kering

Ekstrak Metanol Daun Kemangi ( Ocimum basilicum ) Sebagai Anti Parasit Lintah Ikan ( Piscicola geometra ) Pada Ikan Nila ( Oreochromis niloticus ).. Methanol Extract Basil

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya buat dengan judul “Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum Basilicum L) Sebagai Alternatif Penggunaan Antiseptik