• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengganti Fiber Glass Pada Komposit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengganti Fiber Glass Pada Komposit"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Jurnal

AGROTEKNOLOGI

Volume

5,

Nomor I, ,Jun; 201 J

Penllnggu ngjawab

Dekan Fakultas Tcknologi Pelianian UNEJ

Ketua Dewan Redaksi Prof. Dr. Ir. Tejasari, MSc

Anggota Dewan Rcdaksi Dr. Ir. Ja)lIs (UNEJ)

Dr. Yuti \vitOllO, S.TP, Mr. (UNEJ) Dr. lodarla, S.TP, DEA. (UNEJ) Dr. I. 13. Suryaolllgrat, S.TP, MM. (UNEJ)

Dr. Triana Lindriali. S.T., MT (UNEJ)

Dr. PUSpit8 Sari, S.TP, M.Agr. (lJNEJ)

Redaksi Pelaksana

Ir. Giyarto. MSc. '

Nikcn Widya Palupi, S.TP, MP.

Nurud Diniyah, S.TP, MP.

Sekretariat Dian Indayana, AMd

ir. Dwie Djoharjanto. N

Alamat Rcdaksi

iEKRETARIAT JURNAL AGROTEKNOLCXiJ FAKULTAS TEKNOLCXil PERTANIAN

UNJVERSrTASJEMBER

JI. Kalimantan 37 Kampus Tegalboto

Jember (iSI2], Telpon 0331-321784

Eillail :J agrotek.fipCd:unej.ac.id

ISSN

1978-1555

Jurnal AgroteknoJogi

Adalah jurnal nasional yang diterbitkan olch Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember

Ruang Lingkup Jurnal Agroteknologi

Jurnal Agroteknologi terbit 2 nomoI' per volume (Juni dan Desember), dan mernpublikasikan hasil penelitian dalam biclang ilmu clan teknologi pertanian yang mcncakup teknologi hasil pertanian, en.J111lf1ng pcrtanian, dan agroindustri. Sclain itll, dimllngkinkan membahas bcrbagai ulasan ilmiah, resenS1 buku, komunikasi singkat, dan pake! illClustri yang terkait c1engan agroteknologi.

Kontributor Jurnal Agroteknologi

Menerima naskah dari star pengajar, pcneliti, pemerhati, mahasiswa, dan praktisi di bidang agrotcknologi.

I'

Ii

"

(3)

Jumal

AGROTEKNOLOGI

Volume 5, Nomor 1, Juni 2011

ISSN: 1978-1555

Diterbitkan oleh

:

FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

(4)

---aオkutセknologi

Volume 5, Nomor 1, Juni 2011

DAFTARISI

Hasil Penelitian

ISSN : 1978-1555

POTENSI PREBIOTIK POLISAKARIDA LARUT AIR UMBI GEMBILI (Dioseoren eselllellin L) SECARA IN VITRO

Herlina, Harijono, Achmad . Subagio, Teti Estiasih

AKTIVlTAS ANTITUMOR DA PREBIOTIK SENYAWA TURUNAN EPIGLUKAN: (I-->3),(I-->6)-p-GLUKAN EKSTRA SELULER DAR! Epieoeellm lIigrum EHRENB. EX SCHLECHT

Jayus, Nuriman, Sony Suwasono

IDENTIFlKASI KINETIKA PERTUMBUHAN ALGA PADA MODEL MONOD

MochamadaagusHermanto, A.J.B. Boxtel, K.J. Keesman

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI MIE UBI KAYU DENGAN SUPLEMENTASI ISOLAT PROTEIN KEDELAI

Reine Setyawati. Hidayah Dwiyanti, A.R. Siswanlo B.W.

KARAKTERISASI SELULOSA KULIT ROTAN SEBAGAI MATERIAL PENGGANTIFIBER GLASSPAD A KOMPOSIT

Siti Nikmatin, Y.Aris Purv.'anto, Tieneke Mandang, Akhirudin Maddu, Setyo

Purwanto

EVALUASI MUTU GULA KELAPA KRISTAL (GULA SEMUT) DI KAWASANHOMEINDUSTRI GULA KELAPA KABUPATEN BANYUMAS

Pepita Haryanti, Mustauftk

STRATEGI I'EMASARAN DAN I'ENINGKATAN KUALITAS KERIPIK SUKUN

Noer Novijanlo, Eka Ruriani, Fahrudi TK

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI HURDLE PADA PENGOLAHAN BAKSO MELALUI KOMBINASI BLANCHING DAN PENAMBAHAN EKSTRAK KUNYIT SERTAJAHE

YuH Wilano, Tamtarini, Djoko Ponljo Hardani, Ninik Sulistyowati

MODIFIKASIHURDLE TECHNOLOGYDENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KUNYIT DAN PENYIMPANAN SUHU DINGIN

PADA INDUSTRI MIE BASAH SKALA RUMAH TANGGA

Giyarto, Yuli Wilono, Nany Mariah QibthiyalJ

KARAKTERISASI T APIOKA DARI LIMA VARIETAS UBI KAYU (ManillOt utilisimaCrantz) ASAL LAMPUNG

Elvira Syamsir, Purwiyatno Hariyadi, Dedi Fardiaz, Nuri Andarwulan, Feri Kusnandar

_ _ r

I-II

12-20

21-31

32-39

40-47

48-61

62-70

71-80

81-92

(5)

PENGGANTI FlBER GLASSPADA KOMPOSIT

Charracterizafion of Cellulose ROlan-Bark as Fiber Glass Substitution

in Composite Filler

Siti Nikmatin'l, Y.Aris Pun\'antolJ, Ticneke Mandang l), Akhirudin Maddu1l• Sctyo rum-autol)

I) Deparlemen Teknik Mesin dan Biosistem, FakultasTeknologi Per/anian IPS 1)Deparremen Fisiko, Fakultas Matematika dan IImu Pengetahllan Alam IPS

J)PT. BIN-SATAN Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang

E-mail: snikmatinrpiph.ac.id

ABSTRACT

Abundant of natural resources in Indonesia give advent /0 the development of

8io-composite technology. Furthermore. agricultural wastes as one rypical sources of bia-8io-composite

are available everywhere inIndonesia. Rotan-bark is one kind ofagriculture waste thai can be use

as main input for bio-composite. This research deals with characterisation of cellulose content from rotan·bark as substitute for fibber glass as filler in composite. Cellulose from Roton·bork mode in long and short fibbers by means offermentation. In this case, aspergillus niger is used as fermentation agent. Rotan type, Rotan mass, and temperature are maintained constant during the treatment. Variable affermentation time (tF) and fungi-volume (Vf) are varied. Fermentotion-lime range from: 4,5,6,8to 10 days. Extraction ofrotan-bark-cellulose by means offermentation developed specific enzyme. This enzyme can break-down the filament of non-cellulose plant. Then this en.:.-yme can separated fibber component from: parenchyma, xylem and epidermis at weight density = 0,58 and optimal efficiency up to 60,8% at rio'-= 8days; VI= }5mi. X·Furthermore,

x-Ray Diffraction (XRD) shows' the crystallized structure obtained from rotan·bark cellulose at Apparent Crystal Size (ACS) = 29130,42 nm and fl (inhomogeneous mechanical micro strain) =

0,94 x 10d

. Characterization by means ofSEM-EDS shows rotan-bark cellulose composed/rom:

C -= 47,5%ma.UO, 0 = 46% mQSso ond mineral. The result is close to recommended fibber glass

composition for industrial application.

Key words: fibber glass, extraction, celulosll, bio-composite, aspergilu.\' f"ger

selulosa setelah PENDAHULUAN

Berkembangnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan hidup telah memicu pergeseran paradigma untuk mendesain material komposit yang ramah lingkungan dan hemat energi. Material komposit yang diperoleh dari keanekaragaman hayati di alam dan memiliki fungsi lebih baik dari material sintetis tentu akan' menjadi pilihan masyarakat, karena lebih aman bagi kesebatan dan dapat rnemberikan manfaat positif pada pelestarian lingkungan (Ashby, 1980). Dalam bidang rekayasa material

khususnya komposit, revolusi induslri material berbasis serat sintetis telah mengalami perkembangan sangat pesat. Kemudahan dan keistimewaan material

fiber glass pada komposit telah dapa, menggantikan bahan logam, baja dan kayu. Kehutuhan akan material ini pada dunia industri mencapai ratusan juta ton per tahunnya dan akan terus mengalami peningkatan.. Sifatnya yang sintetis dan nonrenewable, tentunya membawa dampak merugikan baik bagi alam maupun manusia itu sendiri (Callister, 1994).

Tanaman penghasil merupakan komoditas penting

40

(6)

tanaman pangan dan Indonesia sebagal ncgara dengan keanekaragaman hayati yang luas memitiki peluang yang besar untuk mengeksplorasi pemanfaatan serat alam sebagai penguat komposit. Potensi serat alam dapat dikelompokan menurut asal usulnya yakni tumbuhan, hewan dan tambang. khusus untuk tumbuhan, serat alam dapat ditemukan pada tanaman pertanian, perkebunan dan hutan alami. Salah satu sumber daya alam hayati yang dapat menggantikan serat sintefls fiber glass pada aplikasi industri manufaktur kornposit adalah selulosa kulit rotan (Sarjito,2009).

Rotan merupakan salah satu sumber hayati Indonesia, penghasil devisa negara yang cukup besar. Indonesia telah memberikan kontribusi 85% kebutuhan rotan dunia. Oari jumlah tersebut 90% rotan dihasilkan dari hutan alam yang terdapat di Sumatra, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, dan 10% dihasilkan dari budidaya rotan. HasH utama dan rotan adalah batang rotan yang duri dan pelcpah daunnya tclah dihilangkan. Sementara itu kulit TOtan adalah lirnbah. Pada pemanenan besarnya lirnbah kulit rotan yang terjadi pada pcnebangan tradisional adalah 28,5% - 40% (Sin.g., 1986).

Pada aplikasi industri komposit, salah satu masalah yang dihadapi produsen adalah pemilihan material komposit yang tepat diantara sekian banyak material yang tersedia terkait dengan efisiensi proses produksi, produk yang ramah lingkungan, kebutuhan konsumen akan produk yang Tingan, murah dan kuat serta kebutuhan akan komposit yang stabil selama proses produksi berlangsung. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pengembangan material yang bisa menawarkan solusi teknik yang rnengedepankan kemampuan sistem yang rnenjadi tujuan penelitian ini yaitu ekstraksi dan karakterisasi selulosa kulit rotan dengan metoda fermentasi aspergillus niger sebagai pengganti fiber glass pada filler komposit.

Penelitian sebelumnya tentang biokomposit berbasis selulosa dibidang

transportasL dlantaranya pada mdustn perkapalan yaitu aplikasi kulit rotan dalam bentuk anyaman sebagai penguat polimer pada bodi kapal laut (Slicjito, 2009). Di bidang otomotif. produsen global toyota telah mengembangkan penguat serat alam kenaf .pada aplikasi eksterior bodi mobil. Berbagai riset telah dilakukan di negara maju untuk menggali berbagai potensi bahan baku biokomposit. Oi Jerman pengembangan biokomposit kemasan kosrnetik dengan lifetimes yang lebih lama dengan harga yang lebih murah pada polyhydroxybutiyrat (PHB), di lepang pengembangan chitin dari kulit Crustacea,

zein dari jagung sebagai pelindung tabung oksigen. Oi Indonesia penelitian dan pengembangan teknologi biokomposit memiliki prospek yang sangat potensial. Alasan ini didukung oleh adanya sumber daya alam, khususnya hasil pertanian yang melimpah dan dapat diperoleh sepanjang tahun sehingga ekspJorasi ini dapat bemlanfaat untuk menunjang pembangunan industri dan kemandirian bangsa, khususnya dalam penguasaan ilmu dan teknologi material.

METODA PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penclitian laboratories (pure expe

rime/H) ini tcrdiri atas tahapan kegiatan, yaitll ferl11cntasi padat Aspergillus niger, identifikasi serat denganX Ray Diffraction (XRD), dan anal isis stroktm mUcro permukaan dengan uji Scanning Electron Microscopy (SEM), dan karakterisasi komposisi unsur denganEnergy-dispersive X-ray spectroscopy

(EDS I

EDX).

Rancangan Percobaan

Kondisi atau parameter yang dipertahankan konstan dalam setiap perlakuan adalah jenis rotan, massa rotan dan suhu. Selama proses fennentasi variabel yang diubah·ubah adalah volume fungi (V,) dan waktu fennentasi (t = 4,5,6,8 dan 10 hari) mengacu pada Gambar 1.

(7)

<00

..

-.

• 2 •

.

1 •

____;'",""+__

s=----;_____

' . _.6

Keterangan :

1. fase lag 2. fase akseJerasi 3. faseeksponensial 4. fase deselerasi

S. fase stasioner

6. fase kematian

..

, [image:7.608.97.466.54.189.2]

Time

Gambar 1. Grafik pertumbuhan fungi (Sumber : lndrawati Gandjar, 2006)

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit rotan segar jenis sampang, fungi Aspergillus niger diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi FATETA IPB, komposil dengan filler Fiber Glass (FG), akuades dan

aluminium foil.

Alat yang digunakan adalah kampar, panci dan container, timbangan analitik dan thermometer, pisau, gelas ukur dan pengaduk, alai X-ray diffraction (XRD), alat Scanning Electron Microscope (SEM. EDS), dan alat uji densitas (Prinsip Archimedes).

kulit rotan

pengenngan

I

1

Pengering Tutup wadah dengan

aluminium (oil

Pengambilan serat dalam bentuklongdanshort Fermentasi media Perebusan

Fennentasi variasi waktu, volume

Penimbangan (analisa pengujian

Jnokulasi fungi (menaburkan spora

hingga merata) Sampel dimasukkan d'

kon 'ner

Gambar 2. Fermentasi padat oleh Aspergilus niger dan pengambilan sampel serat

[image:7.608.71.499.217.724.2]
(8)

Pengujian yang dilakukan meliputi X Ray Diffraction (XRD) dengan tujuan untuk identifikasi serat terhadap fasa kristalin, ukuran kristal (ACS) dan regangan mikro (11) sampel sebelum disintesa dalam biokomposit. Pengujian Scanning Electron Microscopy (SEM)

untuk mengetahui struk(Ur mikro pennukaan sampel scrta Energy-dispersive X·ray spectroscopy (EDS I EDX) untuk mengetahui komposisi unsur sampel.

llASlL DAN PEMBAHASAN

Untuk menghasilkan serat alam sebagai pengganti jiber glass pada filler komposit, digunakan kerangka aeuan komposit sintetis dengan rnatrik polimer (Polipropillin) dan filler serat sintetis fiber glass. Hasil Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) dihasilkan sebagai berikut :

セL

:: ::::

セMN

L-J-- ...

+

-_1---

i - .

,- .. -t.__.__.

-+

-I .

-

ᄋᄋᄋᄋᄋエセMMAᄋ⦅ᄋᄋMャᄋMBNLᄋ

,+

!

! --

⦅Nセ

-rl--+-' - - - -

- i i

- - "j - , ----.--

I .... --

!_;

-u.

---r-セMG ..J_ _...-- セM

-- --." '

MMMKMセ⦅

..

_+----.jI

.

,I

i

!

ゥZセL

i

-,

,

0.00 l.OO f"O\I ,..00 u.oo IMO 1'.00 1I.OO

""'.

:aT. . . . •NLNョN\エNッNセセ ••HャオlッNセセィuGB ...r •••

r ... <:_u..."". , ッNセセエ

: . : _ . '''"''' ... t ....1 " . _ <:__ ...1 t . . . .セ X

c . 」⦅セNLNL セiNセZ O.n' 1S.11 。NBZセ

O. G.Ut 1t.1t 0.:1 Z。ZNエセ :t.'IU

LNセ セN :.,": 0,:' G.;I 0 . " ッNオセL

. .セ :.:n 0." 0.0' t." 1.1""

セ I: ::.UO , . U c.c, LG. • ...:.

to. 1,'U n.';: t.U t.t: ::.H:t

c..I: セ.••o '.1-4 t.U I.U U.Uf'

:r• .,., lOO.CG iセセNc^o

(a)

(b) Polipropilin

+

Fiber

,

If/Wil,

r ヲQセQ !

"t "/ ..

'"

'

\ . lil '

.', '

.

LGセ、G[

l't { /_

.

. ,,:',. -'; .twt'

"

lI"l

"

I .•

.,

セQB

,',',//:".j 'j' ᄋONᄋエセ

[image:8.607.77.539.56.472.2]

.(c)FiberGlass (C-Glass)

Gambar 3. Citra SEM-EDS Komposit Polipropilin (PP)dan Fiber Glass (FG)

Gambar 3b memperlihatkan bahwa penyusunan filler pada komposit aplikasi industri transportasi dalam bentuk shorl jiber dengan orientasi secara aeak. Komposisi perbandingan antara matrik dan filler yang digunakan adalah 80 : 20, Sementara itu hasil EDS

(Gambar 3a) dapat dianalisa bahwa komposisi filler yang digunakan pada aplikasi industri ini. terdiri dari fiber dengan kadar C = 42,41 % massa, 0 =

33,39 % rnassa dan C = 55,11% atom, 0

= 32,57 %,atom sisanya adalah mineral (Na, Mg, AI, Si dan Cal.

(9)

840 720 iil600 0. ..l::!.480

:9360 ';; J:240

l

s

.=

120 (2 theta)

°

lMGセGZGMMM]Z[セBGセセBLGGGGGGGGセG

セョBBBZBBセセオセGセGセNセョZ

l. .

ーTセGセG

セNセN セセNセLセcGZ

....

セNセN セLセ

... [image:9.609.137.509.68.304.2]

5 25 45 65

Gambar 4. ProfilX-Ray DijJraclion(XRD) Komposit PP+FG

Strain (TI) 0,002486 ACS (A) 9207,277 sin0. 0,8627 0,9999 0.9513

Bcos

e

0,002989 0,000005 0,002656 0,678 0,0059137 0,604 0,0052682 0,989 0,0086263 28 16,768 28,295 21,365 Peak P<a!< I Peak 2 Peak 3

Tabel I. DataRefJlection Bragg, ACS dan regangan milan komposit PP+FG

FWHM (8)

.

,

i

j

mI dengan nilai optimum rendemen sclulosa 304 gr (60,8%) (TabeI2). Selama proses fermentasi berlangsung, perlu dilakukan pengulangan atau penambahan fungi di tF

=

6 hari dengan Vr = 10 ml (sampel E). Hal ini dikarenakan sifat dari tanaman rotan yang memiliki tingkat keuletan yang tinggi sehingga satu siklus fase pertumbuhan fungi (Gambar 1) belum mampu menghancurkan jaringan non selulosa. Sementara itu pemberian fungi sebesar 20 ml selama 10 hari pacta kulit rotan dengan pengulangan fermentasi tF = 6 had ; Vr = 10 ml, menghasilkan rendemen serat tinggi namun seratnya rapuh dan berjamur. Hal

ini

disebabkan oleh adanya penurunan kualitas (faktor biologi), yaitu adanya organisme yang tumbuh dan memakan lCarbohidrat yang terkandung dalam serat, sehingga menimbulkan enzim khusus yang merusak struktur serat dan melepaskan ikatan seral.

[1

J

Karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD) menunjukkan bahwa komposit

sintetis (PP + FG) berstruktur kristal

dengan FWHM (Full Width at Half Maximum) ditunjukkan oleh Gamhar 4. Sudut pencacahan XRD yang digunakan adalah 10 - 800dengan sumber sinar X,

eu

(1.=1,542

A).

Perhitungan menggunakan Metode Scherer (Persarnaan I dan 2) pada 3 puncak tertinggi (Tabel 1) dihasilkan Apparent Crystal Size (ACS) = 9207,277 dan 11 (inhomogeneous mechanical micro

strain) = 0,002486.

0,94-<

...ACS =

-=.::..:.:.:.

Bcose

0,94A .

...

Bcose

=

ACS

+

sme

[2J

Berdasarkan analisa hasil rendemen ekstraksi selulosa 'kulit rotan dengan metoda fermentasi aspergillus niger dihasilkan long fiber dan short fiber

(GaPlbar 5d, 5e) pada tF= 10 hari;Vr= 15

Tabel2. Ekstraksi selulosa rolan dengan massa awal rotan 500gf

(10)

Waktu fennentasi Rendemen selulosa kuli! rotan (gr) Sampel

W, (Hari) pada volumefungi

IOml 15 ml 20 ml

A 4 0 0 0

8 5 0 0 0

C 6 0 0 113

0 8 220 257 282

E 10 246 304 291

Hasil karakterisa.si struktur mikro dengan menggunakan alat uji SEM menunjukkan (Gambar 5b) struktur serat berpori dengan monomer serat yang tidak terputus satu dengan lainnya dan diantara pori-pori serat terlihat adanya perakat monomer berupa lignin. Selama proses ekstraksi selulosa, proses pemecahan senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim, masih terlihat adanya batang kulit rotan

yang tidak dapat terurai oleh fungi karena ckstraksi optimum hanya 60,8%dari massa total yaitu 500 gr kulit rotan. Analisa komposisi unsor sarnpel dengan menggunakan EDS (Gambar Sa) menunjukkan serat kulit rotan dominan unsur C dan 0 dengan persen massa C

=

47,50 % dan 0 セ 46,03 % dan sisanya adalah unsur malaD dan mikro dinding sel batang yang diserap dari unsUI hara tanah yaitu Mg, S, Si, Co, CI, Cu dan K

:.lot""'o..l>.od h ...4: ••• C><ntaat;'_ J..u:7'.'

BセBBGャG to-ttH:U.t : C.:tl.

c _ . n."l ...

t...

.1..>._. (___

lila...

C..I... I[

CI( t.ln n . u c.'" U_H U.HU QX e.l:l 'l.1I Q.II ':.1: .l.an

. . I; :.:ll '.l; c.:;. :.:. J.""

, . II: '.'U :.1: c.,: :.e. iNセイNZ

t Ii: :_1:- 0 -- 」NセN __I:; c.•ョセ

t:" ZNセャ '.r: セ .•セ :'H 1.1'11'

IeI; >.),= l.ll e... セNZZ iNcBセ

c.Ii: セNhi '.U Q.H C.:I l.U" Coo 11:- I.:....セ cNセi c.te O.H I.un

エセ uc.w '?lI_N

[image:10.627.84.515.316.588.2]

(A)

Gambar 5. SEM- EDS SelulosaklilitRotan.

Karakterisasi struktur kristal dengan menggunakan XRD (Gambar 6), menunjukkan bahwa selulosa kulit rotan memiliki struktur kristal pada 3 (puncak) tertinggi di 20 セ 15,9, 21,9 dan 28,2 dan beberapa puncak yang terlihat amorf. Jika dibandingkan dengan fiber glass derajat

klistalinitas serat alam ini tergolong rendah, hal ini disebabkan kandungan kulit rotan akan holosclulosa (71,49%), lignin (24,41%), tanin (8,14%) dan pati (19,62%) serta ukuran serat a1am yang tidak seragam dengan kekuataQ yang sangat dipengaruhi oteh faktor usia (organik). Sementara itu

45

(11)

---r - - - MMMMMMMセMMMMMM

dengan komposisi kimia tertentu sehingga sifat dan ukurannya yang relatif seragam dan kekuatan seeat dapst diupayakan sarna sepanjang serat (Schwartz, 1984). Dari perhitungan dengan Metode Scherer (Persamaan I dan 2) dihasilkan ACS

=

29130,42

A

dan セ = 0,94 X 10.3(TabeI3). Hasil uji densit8s dengan menggunakan prinsip archimedes, dimana

.

[image:11.603.62.506.47.347.2] [image:11.603.68.508.354.776.2]

akan mengalami gaya keatas (Fan;) yang besamya sarna dengan berat fluida yang dipindahkan (W') dengan persamaan : ... W'

=

Wセ

p,"

[3]

Dihasilkan serat kulit rotan memiliki berat jenis 0,58 yang lebih rendab daripadafiber

glass(2,44). Hal ini akan membawa dampak efisiensi energi pada aplikasi kompositnya.

500 400

i

300 ..!::!. o 200 S

QPセ lMNZMセM]セセセセセセセセセBBGゥBBGAi⦅Mセセl

o

20 40 60 2 theta 80 100

Gambar 6. XRD Selulosa Kulit Rotan

Tabel 3. Data Rernection Bragg, ACS dan regangan mikro komposit PP+FG

Pemisahan serat dalam kondisi optimal (tF セ 10 hari ; V F セ IS ml) menjamin sifat dan kandungan asli serat dapat dipertahankan. Ekstraksi selulosa kulit rotan dengan metoda· fennentasi

Aspergillus niger dapst menghasilkan enzim yang dapat menghancurkan jaringan tanaman non selulosa dan dapat memisahkan bahan penyusun serat dari jaringan parenkim, xilem serta jaringan epidermis dengan hasil long dan short fiber pada rendemen mencapai optimum 60,8%. Hasil karakterisasi menggunakan XRD, SEM-EDS dan uji densitas menunjukkan bahwa selulosa kulit rotan memiliki struktur kristal pada sudUl 0_30° dengan struktur mikro permukaan berpori, aotara monomer satu dengan lainnya tidak terputus diselimuti lignin> komposisi fiber

KESIMPULAN DAFfAR PUSTAKA

I

j

1

j

P,

Sapieha

S

of corona

Bataille

Effect Belgacem MN,

(1994).

Arbelaiz A, Fernandez S, Ramos lA, Retegui A, Llano-Ponte R, Mondragon I (2005). Mechanical properties of short flax fibre bundle/polypropylene composites: influence of matrix/fibre modification, fibre content, water uptake and recycling. Composites Science and Technology 65 (10), 1582-1592. .

C = 47,5% 0 = 46,03%, dan berat jenis (0,58) yang cukup baik untuk menggantikanfiber

glass

sebagai filler pada biokomposit.

Bcos

e

sin

e

ACS(A) Strain(tV

0,00083 0,99500 29130,42 0,94x10· 0,00014 0,99995

SLUVYeセPU 0,99998

20 radian

FWHM B

Gambar

Gambar 2. Fermentasi padat oleh Aspergilus niger dan pengambilan sampel serat
Gambar 3. Citra SEM-EDS Komposit Polipropilin (PP) dan Fiber Glass (FG)
Gambar 4. Profil X-Ray DijJraclion (XRD) Komposit PP + FG
Gambar 5. SEM- EDS Selulosa klilit Rotan.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Almega Geosystems menggunakan Terrestrial Laser Scanner dilakukan di tiga titik berdiri alat, supaya mendapatkan hasil scanning yang semaksimal mungkin dan untuk

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari

Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah perkembangan sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur

Legal Audit atau auditing hukum adalah melakukan analisis isi aturan hukum (UU atau Perda) yang terumus dalam pasal-pasal dan penjelasan-penjelasan bagi UU atau Perda yang

• Derajat III : Terdapat kelemahan pada anggota gerak bawah yang membatasi gerak/aktivitas penderita serta hipestesi/anestesia • Derajat IV : Terjadi gangguan

Meyer &amp; Allen (1997) merumuskan suatu definisi mengenai komitmen dalam berorganisasi sebagai suatu konstruk psikologis yang merupakan karakteristik hubungan anggota

Berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor: 188.34/1075/51 tanggal 28 Maret 2012 perihal Klarifikasi Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perizinan Pengelolaan

Theaflavin yang terkandung dalam teh hitam memiliki potensi dalam memproduksi NO dan vasorelaksasi yang lebih tinggi dari EGCG yang terkandung dalam katekin,