• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Citra Perusahaan Pada Pembangunan Jalan Perusahaan PT. Adjie Transindo Di Cianjur, Jabar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Citra Perusahaan Pada Pembangunan Jalan Perusahaan PT. Adjie Transindo Di Cianjur, Jabar."

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

JABAR.

Oleh

ADHITYO AJIE

H24104055

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

JABAR.

SKRIPSI

Sebagai bagian persyaratan untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ADHITYO AJIE

H24104055

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(3)

Nama : Adhityo Ajie NIM : H24104055

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Ir. Mimin Aminah, MM NIP. 196609071991032002

Mengetahui Ketua Departemen,

Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM, M.Sc NIP. 197606232006041001

(4)

Jalan Perusahaan PT. Adjie Transindo Di Cianjur, Jabar. Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik masyarakat yang terlibat dalam program CSR PT. Adjie Transindo, bagaimana penilaian masyarakat terhadap program CSR Pembangunan Jalan PT. Adjie Transindo, dan apakah terdapat pengaruh program CSR Pembangunan Jalan PT. Adjie Transindo terhadap citra perusahaan.

Populasi dalam penelitian adalah warga masyarakat Desa Wanasari, Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Sumber data dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer sebagian besar diperoleh dari pengamatan (observasi) di lapangan, wawancara dengan karyawan PT. AT khusus mengenai program CSR dan wawancara terstruktur dengan masyarakat sekitar pertambangan di Desa Wanasari melalui kuesioner.

Uji Validitas dan Reliabilitas telah dilakukan dengan bantuan Microsoft SPSS versi 20.00 for Mac. Nilai αcronbach, untuk penilaian responden terhadap Program CSR PT. AT telah diketahui yaitu α = 0,891 dan sikap responden terhadap citra PT. AT dengan α = 0,919.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis faktor. Alat analisis ini digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pada suatu objek yang akan diteliti. Penilaian responden terhadap citra PT. AT melalui kegiatan pembangunan jalan masuk dalam kategori baik (3,26–3,59) sesuai 6 (enam) indikator yang diteliti, yaitu dynamic, cooperative, business wise, character, successful dan withdrawn. Penilaian secara keseluruhan indikator tersebut diperoleh nilai skor rataan 3,43 yang dapat diartikan bahwa responden menilai citra PT. AT melalui program CSR pembangunan jalan sudah baik.

(5)

iii

Penulisdilahirkan di Bogor pada tanggal 9 Juni 1989 sebagai anak dari Bapak Susanto Yudharianto dan Ibu Siti Sundari. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara yang mengawali pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Pengadilan III, Bogor dan lulus pada tahun 2001. Pendidikan tingkat menengah pertama dapat diselesaikan pada tahun 2004 di SMP Negeri 1 Bogor. Pendidikan tingkat atas dapat diselesaikan penulis di SMA Negeri 1 Bogor pada tahun 2007.

Pada tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Program Studi Diploma III Komunikasi, Fakultas Komunikasi Pengembangan Masyarakat melalui jalur PMDK. Pendidikan diploma III tersebut dapat diselesaikan pada tahun 2010. Tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan Strata 1 pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB.

(6)

iv

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen yang telah membantu dan mendukung kelancaran skripsi.

2. Ir. Mimin Aminah, MM sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan segenap waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.

3. Kedua orang tua dan keluarga tercinta atas motivasinya, baik materil maupun non materil, doa dan kasih sayang yang tiada henti.

4. Mas Aria sebagai salah satu tim di Program CSR yang telah banyak membantu saya dalam pengumpulan data dan informasi sebagai bahan masukan untuk skripsi ini.

5. Pihak sekretariat Program Sarjana Alih Jenis Manajemen yang telah membantu saya dalam berbagai informasi perkuliahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Pramadyka dan Arnold teman yang telah memperkenalkan saya pada program CSR perusahaan serta turut membantu dalam penyelesaian.

7. Reza, Willfridus, Sieva, Fitri dan rekan-rekan eksman seperjuangan angkatan 8 lainnya yang membantu saya dalam penyusunan skripsi ini.

8. Teman-teman Les Voitures yang telah memberi semangat.

(7)

v

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, petunjuk, dan nikmat-Nya dalam mengerjakan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Analisis Corporate Social Responsibility Pada Program Pembangunan Jalan Terhadap Citra Perusahaan PT. Adjie Transindo” merupakan syarat mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Topik skripsi dipilih dengan pertimbangan semakin berkembangannya konsep dan implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia, dan kaitannya dengan bidang yang dipelajari di Departemen Ekonomi dan Manajemen. Penelitian ini diarahkan untuk mengkaji bagaimana tingkat partisipasi mempengaruhi tingkat manfaat program CSR di Desa Warnasari.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Saran dan masukan amat penulis nantikan. Semoga skripsi ini dapat diterima oleh pihak yang terkait dalam penelitian ini serta bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan semua pihak yang membaca skripsi ini pada umumnya.

Bogor, Oktober 2013

(8)

vi

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Kegunaan Penelitian ... 7

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Pertambangan ... 9

2.1.1 Kegiatan Usaha Pertambangan Umum di Indonesia ... 10

2.1.2 Dampak Pembangunan di Bidang Pertambangan Umum ... 13

2.2. Corporate Social Responsibility (CSR) ... 13

2.2.1 Peraturan Pelaksanaan CSR ... 15

2.2.2 Tahapan Implementasi CSR ... 16

2.2.3 Manfaat CSR ... 18

2.2.4 Kategori Perusahaan yang Melaksanakan CSR ... 20

2.3. Citra Perusahaan ... 22

2.4. Masyarakat ... 24

2.4.1 Pengembangan Masyarakat ... 25

2.4.2 Pengembangan Masyarakat sebagai Alat untuk Menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 26

2.5. Segmentasi, Targeting dan Positioning ... 26

2.6. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 27

III. METODE PENELITIAN ... 30

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 30

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 32

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 34

3.4.1 Uji Validitas ... 34

3.4.2 Uji Reliabilitas ... 34

3.4.3 Analisis Deskriptif ... 35

3.4.4 Analisis Crosstab ... 36

(9)

vii

4.1. Profil Perusahaan ... 38

4.1.1 Identitas Perusahaan... 39

4.1.2 Struktur Organisasi ... 40

4.1.3 Kondisi Geografis ... 40

4.1.4 Morfologi ... 41

4.1.5 Topografi... 41

4.1.6 Geologi ... 41

4.1.7 Profil Kecamatan Agrabinta ... 41

4.1.8 Kegiatan Lain di Sekitar Tambang ... 42

4.1.9 Metode dan Tata Cara Penambangan ... 42

4.1.10 Tenaga Kerja Penambang ... 43

4.1.11 Reklamasi ... 43

4.1.12 Kontribusi Perusahaan Terhadap Desa ... 43

4.1.13 STP (Segemntasi, Targeting, Positioning) ... 44

4.1.14 Pelaksanaan CSR Menurut Tujuan Perusahaan ... 45

4.1.15 CSR pada Program Pembangunan Jalan Desa ... 45

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 49

4.3. Karakteristik Responden ... 50

4.3.1 Usia ... 50

4.3.2 Jenis Kelamin ... 51

4.3.3 Pendidikan Terakhir ... 51

4.3.4 Pekerjaan ... 52

4.3.5 Status Pernikahan ... 52

4.3.6 Jumlah Anggota Keluarga... 53

4.3.7 Pendapatan per Bulan ... 53

4.4. Analisis Crosstab ... 54

4.4.1 Usia dengan Persepsi terhadap Citra Perusahaan ... 54

4.4.2 Pendidikan dengan Persepsi terhadap Citra Perusahaan ... 54

4.4.3 Pekerjaan dengan Persepsi terhadap Citra Perusahaan ... 55

4.4.4 Pendapatan dengan Persepsi terhadap Citra Perusahaan ... 56

4.5. Persepsi Responden terhadap Citra PT. AT ... 56

4.6. Uji Normalitas ... 57

4.7. Analisis Faktor Pada Masing-Masing Dimensi ... 58

KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

1. Kesimpulan ... 61

2. Saran ... 61

(10)

viii

No. Halaman

1. Jumlah penduduk miskin ... 2

2. Koefisien Gini RI ... 2

3. Kegiatan CSR berdasarkan jumlah kegiatan dan dana ... 3

4. Jenis kegiatan CSR berdasarkan jumlah kegiatan dan dana ... 3

5. Populasi dan sampel ... 34

6. Skala Likert ... 36

7. Rincian biaya PT. AT untuk program CSR pembangunan jalan ... 46

8. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 51

9. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 51

10. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir ... 52

11. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ... 52

12. Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan ... 52

13. Karakteristik responden berdasarkan jumlah anggota keluarga ... 53

14. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan per bulan ... 53

15. Crosstab usia dengan persepsi terhadap citra perusahaan ... 54

16. Crosstab pendidikan dengan persepsi terhadap citra perusahaan ... 55

17. Crosstab pekerjaan dengan persepsi terhadap citra perusahaan ... 55

18. Crosstab pendapatan per bulan dengan persepsi terhadap citra Perusahaan ... 56

(11)

ix

No. Halaman

1. Kategori perusahaan berdasarkan profit perusahaan dan

anggaran CSR ... 21

2. Kategori perusahaan berdasarkan tujuan CSR ... 22

3. Kerangka pemikiran penelitian ... 31

4. Logo perusahaan ... 39

5. Struktur organisasi PT. AT ... 40

6. Perbaikan jalan tahap 1 ... 47

7. Perbaikan jalan tahap 2 ... 47

8. Perbaikan jalan tahap 3 ... 48

9. Perbaikan jalan tahap 4 ... 48

10. Perbaikan jalan tahap 5 ... 49

(12)

x

No. Halaman

1. Kuesioner ... 66

2. Hasil uji validitas kuesioner ... 70

3. Hasil uji reliabilitas kuesioner ... 73

4. Hasil uji normalitas pengaruh program CSR terhadap citra ... 74

5. Rekapitulasi hasil jawaban responden ... 75

6. Analisis Crosstab ... 82

(13)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Wacana tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) pada saat sekarang menjadi isu sentral yang semakin populer, bahkan ditempatkan pada posisi yang terhormat. Banyak pula kalangan dunia usaha dan pihak-pihak terkait mulai merespon wacana ini, tidak sekedar mengikuti trend tanpa memahami esensi dan manfaatnya.

Program CSR merupakan investasi bagi perusahaan untuk pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan dan bukan lagi dilihat sebagai sarana biaya (cost) melainkan sebagai sarana meraih keuntungan (profit). Program CSR merupakan komitmen perusahaan untuk mendukung terciptanya pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Di sisi lain, masyarakat mempertanyakan apakah perusahaan yang berorientasi pada usaha memaksimalisasi keuntungan-keuntungan ekonomis memiliki komitmen moral untuk mendistribusikan keuntungannya melalui pembangunan masyarakat lokal, seiring waktu masyarakat tidak sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan, melainkan juga menuntut untuk bertanggung jawab sosial.

Berdasarkan sensus yang telah dilakukan oleh BPS (2010), penduduk

Indonesia masih mengalami kemiskinan yang mengalami kenaikan dari

tahun ke tahunnya walaupun sempat berkurang tetapi secara keseluruhan

(14)

Tabel 1. Jumlah penduduk miskin

Sumber: BPS dalam Republika

Demikian pula berdasarkan rasio Gini Coefficient Indonesia yang

diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS), yang menyatakan bahwa

kesenjangan di Indonesia tak kunjung membaik. Gini Coefficient (Koefisien Gini) adalah ukuran ketimpangan distribusi, nilai 0 menyatakan

kesetaraan total dan nilai 1 ketidaksetaraan maksimal/total.

Sejak 2005, Koefisien Gini RI berturut-turut berada di level tinggi

0,36; 2006 di posisi 0,34; 2007 dan 2008 0,35; 2009 di posisi 0,37 dan 0,33

di 2010, pada Tabel 2. Artinya, pendapatan RI senilai Rp 6 ribu triliun

dibagi rata 230 juta penduduk maka didapat masing-masing US$3.000 per

tahun. Kenyataannya tiap orang tidak mendapatkan US$3.000 per kapita,

ini berarti masih ada kesenjangan.

Tabel 2. Koefisien gini RI

Sumber: Indikator Kesejahteraan Rakyat dalam BPS

(15)

Dengan dikukuhkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT), kedudukan CSR sebagai salah satu kewajiban perusahaan semakin kuat. Meskipun baru pada tahun 2007 CSR memiliki kedudukan atas dasar hukum, namun kegiatan dan aktivitas CSR telah dilakukan lama oleh sebagian perusahaan di Indonesia. Telah berlangsung sebanyak 279 kegiatan CSR dengan jumlah dana Rp 115,3 M. Informasi tersebut di dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.Oleh karena itu, dimungkinkan terjadi peningkatan kegiatan CSR di Indonesia seiring dengan telah ditetapkannya legalitas kegiatan CSR bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia (Suharto, 2006).

Tabel 3. Kegiatan CSR berdasarkan jumlah kegiatan dan dana

No. Model Jumlah

3. Bermitra dengan Lembaga Sosial

114 79

4. Konsorsium 2 1,5

Jumlah Total 279 115,3

Sumber: Suharto, 2006

Tabel 4. Jenis kegiatan CSR berdasarkan jumlah kegiatan dan dana No. Jenis/Sektor Kegiatan Jumlah

Kegiatan (%)

8. Pembangunan Prasarana dan Perumahan

5 1,3

Jumlah Total 279 115,3

Sumber: Suharto, 2006

(16)

pemangku kepentingan (stakeholders) yang dapat dipenuhi secara proporsional, mencegah kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi korporasi dan memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera. Konsep ini mencakup berbagai kegiatan dan tujuannya adalah untuk mengembangkan masyarakat yang sifatnya produktif dan melibatkan masyarakat di dalam dan di luar perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung, meskipun perusahaan hanya memberikan kontribusi sosial yang kecil kepada masyarakat tetapi diharapkan mampu mengembangkan dan membangun masyarakat dari berbagai bidang.

Konsep CSR pun bertujuan untuk menjelaskan bagian tanggung jawab perusahaan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, sehingga konsep pembangunan berkelanjutan menjadi dasar pijakannya. Konsep ini menegaskan betapa pentingnya peranan CSR sebagai perpanjangan tangan perusahaan untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan pada suatu negara. Agar keberlangsungan pembangunan dapat terjaga maka desain program-program CSR juga harus bersifat berkelanjutan, tidak parsial. Program CSR yang berkelanjutan jelas membutuhkan ketegasan komitmen dari perusahaan serta seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) untuk mengawali perjalanannya. Karena itulah Bank Dunia menyebutkan, CSR sebagai media atau sarana untuk mewujudkan pembangunan ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat lokal, penanggulangan bencana alam, maupun pelestarian lingkungan yang dapat dilakukan bersama-sama pemerintah. Demikian pada dasarnya setiap perusahaan memiliki kewajiban sosial yang luas dan selalu melekat pada setiap aktivitas bisnisnya.

(17)

memperbesar akses masyarakat dalam mencapai sosio-ekonomi yang lebih baik bila dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan pembangunan sehingga masyarakat di tempat tersebut diharapkan lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraannya yang lebih baik dengan tercapainya sasaran kapasitas masyarakat dan sasaran kesadaran. Sasaran kapasitas masyarakat harus dapat dicapai melalui upaya pemberdayaan (empowerment) agar anggota masyarakat dapat ikut dalam proses produksi atau institusi penunjang dalam proses produksi, kesetaraan (equity) dengan tidak membedakan status dan keahlian, keamanan (security), keberlanjutan (sustainability) dan kerjasama (cooperation).

PT. Adjie Transindo (PT. AT) merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang trading barang pertambangan. Pada prakteknya perusahaan yang sudah berjalan dari tahun 2008 ini sering kali mengalami gangguan pada sistem kinerjanya. Permasalahan yang terbesar muncul dari masayarakat sekitar pertambangan yang menuntut kepada perusahaan agar perusahaandapat membangun infrastruktur desa. Mendapat permasalahan tersebut maka perusahaan pun beritikad untuk melaksanakan program CSR Pembangunan Jalan, sebagaimana program CSR tersebut akan dilakukan perusahaan untuk meningkatkan citraserta kepercayaan masyarakat kepada perusahaan agartidak terjadi konflik antara perusahaan dengan masyarakatsekaligus meningkatkan kinerja yang juga menjadi tujuan utama dari perusahaan.

(18)

pembuatan skripsi ini, yaitu dengan judul Analisis Citra Perusahaan pada Pembangunan Jalan Perusahaan PT. Adjie Transindo di Cianjur, Jabar

.

1.2. Rumusan Masalah

Tanggungjawab sosial perusahaan merupakan suatu bentuk tanggung jawab yang wajib dilakukan perusahaan dalam memperbaiki kesenjangan sosial dan kerusakan-kerusakan lingkungan yang terjadi sebagai akibat dari aktivitas operasional yang dilakukan perusahaan. Semakin banyaknya bentuk pertanggung jawaban yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya, maka image perusahaan menurut pandangan masyarakat akan semakin meningkat atau citra perusahaan menjadi baik. Sehingga gesekan yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat desa dapat teratasi.

(19)

masyarakat. Masyarakat adalah pihak yang paling merasakan dampak dari kegiatan produksi perusahaan.

Atas dasar uraian tersebut, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik masyarakat yang terlibat dalam program CSR PT. AT?

2. Bagaimana persepsimasyarakat terhadap program CSR Pembangunan Jalan PT. AT?

3. Faktor-faktor manakah yang paling mempengaruhi citra perusahaan melalui CSR Pembangunan Jalan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini adalah:

1. Mengidentifikasi karakteristik masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam program CSR PT. AT.

2. Mengidentifikasi persepsi masyarakat terhadap program CSR Pembangunan Jalan PT. AT.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi citra perusahaan PT. AT melalui kegiatan CSR Pembangunan Jalan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh bagi beberapa pihak dari penelitian mengenai analisis program Corporate Social Responsibility terhadap citra perusahaan, antara lain:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan program CSR untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.

2. Bagi Akademisi

(20)

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertambangan

Usaha pertambangan merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam tambang (bahan galian) yang terdapat dalam bumi Indonesia. Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasal 1 butir (1) disebutkan pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang. Sedangkan dalam Pasal 1 butir (6) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara disebutkan bahwa usaha pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pasca tambang.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pertambangan bahan-bahan galian dibedakan menjadi 6 (enam) macam yaitu:

1. Penyelidikan umum, adalah tahapan kegiatan pertambangan untuk mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi. 2. Eksplorasi, adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk

memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas, dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup. 3. Operasi produksi, adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang

(22)

4. Konstruksi, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan.

5. Penambangan, adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya.

6. Pengolahan dan pemurnian, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan.

7. Pengangkutan, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral dan/atau batubara dari daerah tambang dan/atau tempat pengolahan dan pemurnian sampai tempat penyerahan.

8. Penjualan, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil pertambangan mineral atau batubara.

Di dalam bidang pertambangan dikenal 2 (dua) jenis kegiatan pertambangan, yakni:

1. Tambang Terbuka (Surface Mining)

Pemilihan sistem penambangan atau tambang terbuka biasa diterapkan untuk bahan galian yang keterdapatannya relatif dekat dengan permukaan bumi.

2. Tambang Bawah Tanah (Underground Mining)

Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut karena letak mineral yang umumnya berada jauh di bawah tanah (www.amanahgroup.co.id, diakses tanggal 2 Januari 2013). 2.1.1 Kegiatan Usaha Pertambangan Umum di Indonesia

(23)

Menurut Sudrajat (2010) berpendapat bahwa kegiatan pemboran dalam eksplorasi secara teknis telah termasuk pada tataran eksploitasi detail, selain itu dalam melaksanakan kegiatan pemboran, secara geologis, deposit yang akan dibor terlebih dahulu harus telah diketahui dengan jelas arah dan kemiringannya.Selanjutnya, tahapan penyelidikan endapan bahan galian apabila mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI), dimulai dari survei tinjau atau peninjauan wilayah yang menjadi sasaran sampai kegiatan eksplorasi bersifat detail atau rinci.

Menurut Sudrajat (2010) secara teknis, yang membedakan kegiatan penyelidikan survei tinjau dengan eksplorasi detail terletak pada:

1. Metode penyelidikan/penelitian yang digunakan 2. Jenis percontohan

3. Tingkat kerapatan contoh yang diambil.

Adapun tahapan kegiatan eksplorasi bahan galian adalah: 1. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan kegiatan persiapan sebelum melakukan penyelidikan langsung di lapangan.

2. Survei tinjau

Survei tinjau merupakan kegiatan eksplorasi di lapangan, sifatnya hanya peninjauan sepintas pada daerah-daerah yang sebelumnya diperkirakan menarik dari sisi data geologi, sehingga dari kegiatan ini diharapkan dapat diketahui indikasi mineralisasi bijih bahan galian.

3. Eksplorasi pendahuluan (prospeksi)

Kegiatan eksplorasi pendahuluan dilaksanakan pada wilayah yang telah dibatasi atau dilokalisasi dari hasil studi survei tinjau yang telah dilakukan sebelumnya.

4. Eksplorasi umum

(24)

5. Eksplorasi detail atau rinci

Pasal 1 butir 15 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, menegaskan: “Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas, dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup”. Kegiatan eksplorasi rinci merupakan kegiatan tahapan penyelidikan lapangan terakhir yang dilakukan.

Studi kelayakan selain merupakan salah satu kewajiban normatif yang harus dipenuhi dan prasyarat untuk memperoleh IUP (Izin Usaha Pertambangan) Operasi Produksi.Sesungguhnya apabila dipahami secara benar, studi kelayakan merupakan dokumen penting yang berguna bagi berbagai pihak, khususnya bagi pelaku usaha, pemerintah, dan investor atau perbankan.Dengan demikian, dokumen studi kelayakan bukan hanya seonggok tumpukan kertas yang di dalamnya memuat konsep, perhitungan angka-angka dan gambar-gambar semata, tetapi merupakan dokumen yang sangat berguna bagi manajemen dalam mengambil keputusan strategis apakah tambang tersebut dilanjutkan atau tidak. Hal lain yang harus dipahami adalah studi kelayakan bukan hanya mengkaji secara teknis, atau membuat prediksi/proyeksi ekonomis, namun juga mengkaji aspek nonteksnis lainnya, seperti aspek sosial, budaya, hukum, dan lingkungan.

Menurut Sudrajat (2010) studi kelayakan selain berguna dalam mengambil keputusan jadi atau tidaknya rencana usaha penambangan itu dijalankan, juga berguna pada saat kegiatan itu jadi dilaksanakan, yaitu: 1. Dokumen studi kelayakan berfungsi sebagai acuan pelaksanaan

kegiatan, baik acuan kerja di lapangan, maupun acuan bagi staf manajemen di dalam kantor.

2. Berfungsi sebagai alat kontrol dan pengendalian berjalannya pekerjaan. 3. Sebagai landasan evaluasi kegiatan dalam mengukur prestasi pekerjaan,

(25)

4. Bagi pemerintah, dokumen studi kelayakan merupakan pedoman dalam melakukan pengawasan, baik yang menyangkut kontrol realisasi produksi, kontrol keselamatan dan keselamatan kerja, kontrol pengendalian aspek lingkungan, dan lain-lain.

2.1.2 Dampak Pembangunan di Bidang Pertambangan Umum

Setiap kegiatan pembangunan dibidang pertambangan pasti menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif dari kegiatan pembangunan di bidang pertambangan adalah:

1. Memberikan nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi nasional.

2. Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

3. Menampung tenaga kerja, terutama masyarakat lingkar tambang. 4. Meningkatkan ekonomi masyarakat lingkar tambang.

5. Meningkatkan usaha mikro masyarakat lingkar tambang.. 6. Meningkatkan kualitas SDM masyarakat lingkar tambang. 7. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat lingkar tambang.

Dampak negatif dari pembangunan di bidang pertambangan adalah: 1. Kehancuran lingkungan hidup.

2. Penderitaan masyarakat adat.

3. Menurunnya kualitas hidup penduduk lokal. 4. Meningkatnya kekerasan terhadap perempuan. 5. Kehancuran ekologi pulau-pulau.

6. Terjadinya pelanggaran HAM pada kuasa pertambangan. 2.2. Corporate Social Responsibility (CSR)

(26)

untuk beradaptasi dengan keadaan sosial yang ada, menikmati, memanfaatkan dan memelihara lingkungan hidup yang ada.

Definisi CSR menurut berbagai organisasi adalah:

a. International Finance Corporation mendefinisikan CSR sebagai komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal, dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan.

b. Institute of Chartered Accountant, England and Wales mendefinisikan CSR sebagai jaminan bahwa organisasi-organisasi pengelola bisnis mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, seraya memaksimalkan nilai bagi para pemegang saham (shareholder) mereka.

c. CSR menurut Canadian Government adalah sebuah kegiatan usaha yang mengintegrasikan ekonomi, lingkungan, dan sosial ke dalam nilai, budaya, pengambilan keputusan, strategi, dan operasi perusahaan yang dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan berkembang.

d. Menurut European Commision, CSR merupakan sebuah konsep perusahaan yang mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) berdasarkan prinsip kesukarelaan.

e. CSR Asia mendefinisikan CSR sebagai komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan, serta menyeimbangkan beragam kepentingan para stakeholder.

(27)

pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hokum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional, serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh.

Menurut Wibisono (2007) mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi dan social (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

2.2.1 Peraturan Pelaksanaan CSR

Menurut Sutopoyudo (2009) Corporate Social Responsibility saat ini bukan lagi bersifat sukarela/komitmen yang dilakukan perusahaan didalam mempertanggung-jawabkan kegiatan perusahaannya, melainkan bersifat wajib/menjadi kewajiban bagi beberapa perusahaan untuk melakukan atau menerapkannya. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT), yang disahkan pada 20 Juli 2007. Pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas menyatakan: (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). (2) TJSL merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan adanya ini, perusahaan khususnya perseroan terbatas yang bergerak di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam harus melaksanakan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat.

(28)

diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak lima ratus juta rupiah”. Selanjutnya, Pasal 42 ayat (1) menyatakan: “Barangsiapa yang karena kealpaannya melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling banyak seratus juta rupiah”.

2.2.2. Tahapan Implementasi CSR

Menurut Wibisono (2007) terdapat empat tahapan CSR, yaitu: 1. Tahap perencanaan

Tahap ini terdiri dari tiga langkah utama, yaitu Awareness Building, CSR Assessment, dan CSR Manual Building. Awareness Building merupakan langkah utama membangun kesadaran pentingnya CSR dan komitmen manajemen, upaya ini dapat berupa seminar, lokakarya dan lain-lain. CSR Assessment merupakan upaya memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasikan aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif. Langkah selanjutnya membangun CSR Manual Building, dapat melalui benchmarking, menggali dari referensi atau meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan.Pedoman ini diharapkan mampu memberikan kejelasan dan keseragaman pola pikir dan pola tindak seluruh elemen perusahaan guna tercapainya pelaksanaan program yang terpadu, efektif dan efisien.

2. Tahap implementasi

(29)

3. Tahap evaluasi

Tahap ini perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan CSR sehingga membantu perusahaan untuk memetakan kembali kondisi dan situasi serta pencapaian perusahaan dalam implementasi CSR sehingga dapat mengupayakan perbaikan-perbaikan yang perlu berdasarkan rekomendasi. 4. Pelaporan

Pelaporan perlu dilakukan untuk membangun sistem informasi, baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.

Tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan di bagi menjadi 3 model, yaitu keterlibatan langsung, melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan dan bermitra dengan pihak lain. Adapun bentuknya sebagai berikut:

1. Grant (hibah): bantuan dana tanpa ikatan yang diberikan oleh perusahaan untuk membangun investasi sosial.

2. Penghargaan (award): pemberian bantuan oleh perusahaan kepada sasaran yang dianggap berjasa bagi masyarakat banyak dan lingkungan usahanya. Biasanya penghargaan dalam bentuk sertifikat dan sejumlah uang kepada perorangan atau institusi atau panti yang diselenggarakan secara berkelanjutan dan dalam waktu tertentu.

3. Dana komunikasi lokal (community funds): bantuan dana atau dalam bentuk lain bagi komunitas untuk meningkatkan kualitas di bidangnya secara berkesinambungan.

4. Bantuan subsidi (social subsidies): bantuan dana atau bentuk lainnya bagi sasaran yang berhak meningkatkan kinerja secara berkelanjutan seperti pemberian bantuan dana buruh lokal atau modal usaha kecil satu kawasan.

(30)

6. Penyediaan pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan, hukum, taman bermain, panti asuhan, beasiswa, dan berbagi pelayanan sosial lainnya bagi masyarakat.

7. Bantuan kredit usaha kecil dengan bunga rendah bagi rumah tangga, baik masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan maupun masyarakat pada umumnya.

8. Program bina lingkungan melalui pengembangan masyarakat.

9. Penyediaan kompensasi sosial bagi masyarakat yang menjadi korban polusi serta kerusakan lingkungan.

Implementasi CSR dilakukan sedemikian rupa secara sistematis, terstruktur dan periodik. Tujuan CSR senantiasa mengedepankan persoalan-persoalan vital yang dihadapi masyarakat dalam peningkatan kesejahteraannya, antara lain bidang agama, ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Tujuan tersebut dapat dilaksanakan berdasarkan visi dan misi perusahaan. Berdasarkan tujuan-tujuan CSR tersebut, implementasi CSR perusahaan akan mengikuti arah dari kepentingan perusahaan di tengah-tengah komunitas lingkungan hidup masyarakat. Tujuan-tujuan CSR tersebut seperti tujuan dalam kerangka tanggung jawab pendidikan, ekonomi, moral, filantropi (kedermawanan) dan tujuan dalam tanggung jawab hukum.

2.2.3 Manfaat CSR

Menurut Darwin dalam Rakhiemah (2009) perusahaan dapat memperoleh banyak manfaat dari praktik dan pengungkapan CSR apabila dipraktekkan dengan sungguh-sungguh, diantaranya: dapat mempererat komunikasi dengan stakeholders, meluruskan visi, misi, dan prinsip perusahaan terkait dengan praktik dan aktivitas bisnis internal perusahaan, mendorong perbaikan perusahaan secara berkesinambungan sebagai wujud manajemen risiko dan untuk melindungi reputasi, serta untuk meraih competitive advantage dalam hal modal, tenaga kerja, supplier dan pangsa pasar.

(31)

1. Mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan citra perusahaan. 2. Mendapatkan lisensi sosial dari masyarakat sekitar perusahaan untuk

terus dapat beroperasi.

3. Mereduksi resiko bisnis perusahaan melalui adanya hubungan yang harmonis dengan para stakeholders perusahaan.

4. Melebarkan akses terhadap sumberdaya. 5. Membentangkan akses menuju market.

6. Mereduksi biaya, misal dengan upaya mengurangi limbah melalui proses daur ulang ke dalam siklus produksi.

7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh United States-based Business for Social Responsibility (BSR), banyak sekali keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan yang telah mempraktekkan CSR antara lain:

1. Meningkatkan brand image dan reputasi perusahaan

CSR dapat membuat perusahaan menjadi lebih dikenal oleh masyarakat sehingga reputasi perusahaan juga akan meningkat apabila perusahaan melaksanakan program tersebut dengan sebaik-baiknya.

2. Meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan

Apabila program CSR dilakukan dengan baik oleh perusahaan maka para pelanggan akan menjadi lebih loyal karena para pelanggan tidak hanya mengetahui kualitas tetapi juga tujuan baik perusahaan.

3. Mengurangi biaya operasional

Dengan adanya CSR perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan anggaran untuk biaya promosi, karena produk atau perusahaan pasti akan menjadi lebih dikenal oleh masyarakat. Dengan demikian biaya operasional perusahaan akan menurun.

4. Meningkatkan kinerja keuangan

(32)

2.2.4 Kategori Perusahaan yang Melaksanakan CSR

Menurut Suharto (2007) berkaitan dengan pelaksanaan CSR, perusahaan bisa dikelompokkan ke dalam beberapa kategori. Meskipun cenderung menyederhanakan realitas, tipologi ini menggambarkan kemampuan dan komitmen perusahaan dalam menjalankan CSR. Pengkategorian dapat memotivasi perusahaan dalam mengembangkan program CSR, dan dapat pula dijadikan cermin dan guideline untuk menentukan model CSR yang tepat.

Dengan menggunakan dua pendekatan, sedikitnya ada delapan kategori perusahaan. Perusahaan ideal memiliki kategori reformis dan progresif. Tentu saja dalam kenyataannya, kategori ini bisa saja saling bertautan.

1. Berdasarkan proporsi keuntungan perusahaan dan besarnya anggaran CSR:

a. Perusahaan Minimalis. Perusahaan yang memiliki profit dan anggaran CSR yang rendah. Perusahaan kecil dan lemah biasanya termasuk kategori ini.

b. Perusahaan Ekonomis. Perusahaan yang memiliki keuntungan tinggi, namun anggaran CSR-nya rendah. Perusahaan yang termasuk kategori ini adalah perusahaan besar, namun pelit.

c. Perusahaan Humanis. Meskipun profit perusahaan rendah, proporsi anggaran CSR-nya relatif tinggi. Perusahaan pada kategori ini disebut perusahaan dermawan atau baik hati.

(33)

Perusahaan Ekonomis - Pelit

Perusahaan Minimalis -Kecil - Lemah

Perusahaan Reformis - Maju

Perusahaan Humanis – Baik Hati/Dermawan

Anggaran CSR Profil

Perusahaan

Gambar 1. Kategori perusahaan berdasarkan profit perusahaan dan anggaran CSR (Suharto 2007)

2. Berdasarkan tujuan CSR untuk promosi atau pemberdayaan masyarakat: a. Perusahaan Pasif. Perusahaan yang menerapkan CSR tanpa tujuan jelas, bukan untuk promosi, bukan pula untuk pemberdayaan, sekedar melakukan kegiatan karitatif. Perusahaan seperti ini melihat promosi dan CSR sebagai hal yang kurang bermanfaat bagi perusahaan.

b. Perusahaan Impresif. CSR lebih diutamakan untuk promosi daripada untuk pemberdayaan. Perusahaan seperti ini lebih mementingkan ”tebar pesona” daripada ”tebar karya”.

c. Perusahaan Agresif. CSR lebih ditujukan untuk pemberdayaan daripada promosi. Perusahaan seperti ini lebih mementingkan karya nyata daripada tebar pesona.

(34)

Perusahaan

Gambar 2. Kategori perusahaan berdasarkan tujuan CSR (Suharto 2007)

2.3. Citra Perusahaan

Menurut Jefkins (2003) Citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Menurut Kotler (2009) corporate image is the consumer‟s response to the total offering and is defined as a sum the belief ,ideas and impressions that a public has an organization. Pengertian tersebut mendefinisikan citra perusahaan sebagai respon konsumen pada keseluruhan penawaran yang diberikan perusahaan dan didefinisikan sebagai sejumlah kepercayaan, ide-ide dan kesan masyarakat pada suatu organisasi.Citra tersebut terbentuk di benak konsumen karena adanya pengalaman, kepercayaan, informasi dan pengetahuan yang pernah diperoleh oleh konsumen.

Menurut Jefkins dalam Indarwati (2007) citra perusahaan terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra perusahaan adalah:

1. Sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang. 2. Keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya. 3. Keberhasilan ekspor.

4. Hubungan industri yang baik.

5. Reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah besar. 6. Kesediaan turut memikul tanggungjawab sosial.

(35)

Menurut Spector dalam Picton & Broderick (2001) dalam upaya pengukurannya menemukan enam faktor utama yang dapat mengukur dimensi utama para calon responden yang mereka gunakan dalam mengekspresikan citra dari suatu organisasi. Keenam faktor utama tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dynamic: pioneering, attention-getting, active, goal oriented

Bahwa sebuah organisasi atau perusahaan haruslah dinamis: pelopor, menarik perhatian, aktif dan berorientasi pada tujuan.

2. Cooperative: friendly, well-liked, eager to please good relations

Sebuah organisasi harus mampu bekerja sama: ramah, disukai, membuat senang orang lain dan memiliki hubungan baik dengan orang lain. 3. Business: wise, smart, persuade, well-organized

Organisasi harus memiliki karakter bisnis: bijak, cerdas, persuasif, terorganisir dengan baik.

4. Character: ethical, reputable, respectable

Sebuah organisasi yang baik, harus memiliki karakter yang baik pula seperti: etis, reputasi baik dan terhormat.

5. Successful: financial performance, self-confidence

Ciri yang dimiliki organisasi sukses adalah kinerja keuangan yang baik dan percaya diri.

6. Withdrawn: aloof, secretive, cautious

Organisasi harus mampu menahan diri: ketat, menjaga rahasia dan berhati-hati.

(36)

2.4. Masyarakat

Menurut Shadily (1993) memberikan pengertian bahwa masyarakat adalah kesatuan yang selalu berubah, yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan terjadi proses perubahan tersebut. Sedangkan menurut Plato, masyarakat merupakan refleksi dari manusia perorangan. Suatu masyarakat akan mengalami keguncangan sebagaimana halnya manusia perorangan yang terganggu keseimbangan jiwanya yang terdiri dari tiga unsur, yaitu nafsu, semangat dan intelegensi.

Masyarakat adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dengan mengabaikan keterlibatannya dengan kepentingan pergaulan antara sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hubungan manusia dengan masyarakat terjadi interaksi aktif. Manusia dapat mengintervensi dengan masyarakat lingkungannya dan sebaliknya masyarakat pun dapat memberi pada manusia sebagai warga.

Menurut Ambaddar (2008) kesejahteraan masyarakat adalah salah satu pendekatan yang harus menjadi prinsip utama bagi seluruh unit-unit kepemerintahan maupun pihak korporasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayanan sosial. Subejo dan Supriyanto (2004) kesejahteraan masyarakat menurut adalah suatu hal yang memiliki pusat perhatian dalam membantu masyarakat pada berbagai tingkatan umur untuk tumbuh dan berkembang melalui berbagai fasilitas dan dukungan agar mereka mampu memutuskan, merencanakan dan mengambil tindakan untuk mengelola dan mengembangkan lingkungan fisiknya serta kesejahteraan sosial.

(37)

menjaga eksistensi suatu perusahaan. Masyarakat adalah pihak yang paling merasakan dampak dari kegiatan produksi suatu perusahaan, baik itu dampak positif ataupun negatif. Dampak ini dapat terjadi dalam bidang sosial, ekonomi, politik maupun lingkungan.

2.4.1 Pengembangan Masyarakat

Menurut Dunham dalam Rukminto (2003) mendefinisikan pengembangan masyarakat sebagai berbagai upaya yang terorganisir yang dilakukan guna meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat, terutama melalui usaha yang kooperatif dan mengembangkan kemandirian dari masyarakat pedesaan, tetapi hal tersebut dilakukan dengan bantuan teknis dari pemerintah ataupun lembaga-lembaga sukarela. Dunham juga menyatakan ada lima prinsip dasar pengorganisasian masyarakat ataupun pengembangan masyarakat. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

1. Penekanan pada pentingnya kesatuan hidup masyarakat yang dilakukan dengan mempertimbangkan keseluruhan kehidupan masyarakat, tidak dilakukan untuk segmen tertentu.

2. Perlu adanya pendekatan antar tim dalam pengembangan masyarakat, tidak hanya menekankan pada pendekatan multi profesi, tetapi juga multi lapisan profesi (multi vocational).

3. Kebutuhan akan adanya community worker yang serba bias (multipurpose) pada wilayah pedesaan.

4. Pentingnya pemahaman akan pola budaya masyarakat lokal.

5. Adanya prinsip kemandirian yang menjadi prinsip utama dalam pengembangan masyarakat.

(38)

menunjang kemandirian komunitas/komunitas yang dapat dilihat dari sisi sisi manusia (human), sosial (social), lingkungan(environment) danekonomi (economic). Sehingga dengan adanya keberlanjutan, suatu usaha dapat dinikmati tidak hanya oleh generasi pada masa sekarang saja, akan tetapi juga oleh generasi selanjutnya dalam bentuk alih teknologi maupun bentuk pola hidup yang berbeda dari sebelumnya.

2.4.2 Pengembangan Masyarakat sebagai Alat untuk Menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Menurut Kadar dalam Aprilianti (2008) program pengembangan masyarakat merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan. Program pengembangan masyarakat sebagai salah upaya implementasi tanggung jawab sosial perusahaan antara laindilatar belakangi oleh:

1. Adanya penguasaan sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi yang bersifat eksploitatif, ekspansif, akumulatif.

2. Perusahaan menempatkan dirinya lebih kuat daripada masyarakat sehingga berdampak pada terjadinya peminggiran masyarakat.

3. Perusahaan adalah entitas sosial di samping sebagai entitas bisnis sehingga harus mempunyai social responsibility.

4. Timbulnya ketidaknyamanan (discomfort) dan ketidakseimbangan antara masyarakat dan perusahaan.

2.5. Segmentasi, Targeting dan Positioning (STP)

Menurut Kotler (2009) strategi pemasaran modern STP yaitu (1) segmentasi pasar, (2) penetapan pasar sasaran, (3) penetapan posisi pasar, seperti yang dijelaskan.

Segmentasi

Segmen pasar : Sub kelompok orang-orang atau organisasi yang memiliki satu atau lebih karakteristik yang samamenyebabkan mereka memiliki produk yang serupa.

(39)

kelopok-kelompok yang bermakna, relative samadan dapat diidentifikasikan.

Tujuan segmentasi pasar adalah membuat para pemasar mampu menyelesaikan bauran pemasaran untuk memenuhi kebutuhan satu atau lebih segmen pasar tertentu. Segmentasi pasar merupakan suatu aktivitas membagi atau mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen atau memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku pembelian maupun gaya hidup. Kotler (2009) menyatakan:

“Market segmentation is the process of breaking a heterogeneous group of potential buyer into smaller homogeneous groups of buyer, that is with relatively similar buying characteristics or needs”.

Targeting

Menurut Kotler (2009) setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan segmen mana yang menjadi target market.Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda perusahaan harus melihat dua faktor yaitu daya tarik pasar secara keseluruhan serta tujuan dan resource perusahaan.

Positioning

Menurut Kotler (2009) positioning adalah image atau citra yang terbentuk di benak seorang konsumen dari sebuah nama perusahaan atau produk. Posititioning adalah bagaimana sebuah produk dimata konsumen yang membedakannya dengan produk pesaing.Dalam hal ini termasuk brand image, manfaat yang dijanjikan serta competitive advantage.Inilah alasan kenapa konsumen memilih produk suatu perusahaan bukan produk pesaing.

2.6. Penelitian Terdahulu yang Relevan

(40)

Brand Awareness produk Lifebuoy di kota Bogor mencapai 100 persen aware dengan posisi Top of Mind 61 persen, Brand Recall 33 persen dan Brand Recognition 6 persen. Sementara efektifitas iklan televisi CSR “Lifebuoy Berbagi Sehat” melalui perhitungan CRI adalah sebesar 76,99 persen. Kemudian terdapat hubungan positif yang kuat antara kegiatan CSR dengan loyalitas konsumennya (39,2%) serta positif lemah dengan citra perusahaan (16,1%).

Jatmiko (2011) dalam skripsi berjudul Kajian Citra Perusahaan Melalui Kegiatan Corporate Social Responsibility pada Bank “X” Bogor pada tahun 2011.Penelitian ini meneliti hubungan antara TJS yang dilakukan perusahaan terhadap citra perusahaan setelah dilakukan program TJS tersebut.Penelitian tersebut menggunakan analisis faktor, dengan hasil responden menilai citra yang dibangun oleh Bank “X” melalui program CSR sudah baik.Penelitian ini menggunakan 6 (enam) dimensi untuk menjelaskan hubungan antara citra perusahaan melalui kegiatan CSR. Keenam dimensi tersebut adalah successful (90,4%), business wise (89,1%), character (89%), cooperative (73,2%), withdrawn (70,4%) dan dynamic (67,2%). Setelah dilakukan analisis faktor, keenam dimensi tersebut mampu menjelaskan variasi 64,745%.

(41)
(42)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian ini memiliki kerangka awal dengan mengetahui terlebih dahulu visi dan misi perusahaan yang mana telah dibentuk sebagai pedoman dan landasan dalam melaksanakan kegiatan operasional agar efektif dan efisien dalam mencapai suatu tujuan perusahaan.Demikian pun pada perusahaan ini telah memiliki visi dan misi yang telah dibentuk sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.

CSR merupakan bagian yang akan dianalisa, tujuan CSR pada perusahaan adalah membantu dan membangun masyarakat sekitar agar menjadi lebih baik. Masyarakat yang berada di sekeliling pertambangan merupakan bagian stakeholder dari perusahaan yang patut diberikan bantuan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuesioner dengan teknik Purposive Sampling yaitu penentuan sample yang sesuai dengan karakteristik yang ditentukan.

(43)

Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Wanasari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat yang merupakan lokasi proyek PT. AT. Penelitian dilaksanakan sejak bulan November hingga bulan Februari tahun 2013.

Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive). Perusahaan PT. AT sebagai perusahaan trading pertambangan dipilih menjadi lokasi penelitian, karena PT. AT merupakan perusahaan baru yang telah menerapkan CSR dalam menjalankan usahanya sehingga hasilnya

(44)

lebih terlihat dikarenakan citra perusahaan yang terbentuk bukan karena image perusahaan yang telah berdiri lama, oleh karena itu skripsi ini akan menganalisa manfaat perusahaan mengimplementasikan CSR yang berbasiskan pemberdayaan masyarakat di lokasi proyeknya.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer sebagian besar diperoleh dari pengamatan (observasi) di lapangan, wawancara dengan karyawan PT. AT khusus mengenai program CSR dan wawancara terstruktur dengan masyarakat Desa Wanasari melalui kuesioner (Lampiran 1). Pertanyaan dalam kuesioner terdiri dari pertanyaan tertutup.Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang jawabannya telah disediakan, sehingga responden hanya dapat memilih alternatif jawaban yang menurutnya paling sesuai.

Pertanyaan dalam kuesioner pada penelitian ini menggunakan Skala Likert. Menurut Rangkuti (2009), Skala Likert digunakan dalam kuesioner dimana responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai pertanyaan yang diajukan. Bobot dalam Skala Likert dibuat ke dalam lima (5) penilaian, yaitu:

a. Jawaban sangat setuju diberi bobot 5 b. Jawaban setuju diberi bobot 4

c. Jawaban ragu-ragu diberi bobot 3 d. Jawaban tidak setuju diberi bobot 2

e. Jawaban sangat tidak setuju diberi bobot 1

Data sekunder adalah data primer yang diolah lebih lanjut, baik yang dilakukan langsung oleh pihak pengumpul data primer maupun pihak lainnya.Pada penelitian ini data sekunder diperoleh melalui studi literatur, penelitian-penelitian terdahulu dan internet.

(45)

yaitu: (Hasil Sensus Penduduk Desa Wanasari, www.bps.go.id, 2010) e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan contoh

yang masih ditolerir (10%).

(46)

penduduk yang terdaftar pada tiap kedusunan tersebut. Hasil dari perhitungan terlihat pada Tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Populasi dan Sampel

No Posisi (Kedusunan) Jumlah Populasi (Orang)

3.4. Pengolahan dan Analisis Data 3.4.1 Uji Validitas

Pengujian kuesioner dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pertanyaan dalam kuesioner dapat dimengerti oleh responden. Kuesioner diuji validitasnya untuk mengetahui bagaimana alat ukur (instrument) mampu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson berikut:



Keterangan: r = koefisien reliabilitas yang dicari N = jumlah responden

X = skor masing-masing pertanyaan Y = skor total

Berdasarkan hasil perhitungan, jika rhitung lebih besar daripada rtabel, maka kuesioner dinyatakan valid.

3.4.2 Uji Reliabilitas

(47)

maka hal yang perlu dilakukan adalah memperbaiki kuesioner. Jika hasilnya reliabel, maka penelitian akan dilanjutkan dengan menyebarkan kuesioner. Uji reliabilitas menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan rumus berikut: Keterangan: rii : koefisien reliabilitas instrumen

k : jumlah butir instrumen cronbach minimum adalah 0,6 maka pernyataan dalam kuesioner reliabel. Pengujian reliabilitas diolah dengan menggunakan software SPPS (Statistical Package for Social Sciences) versi 20.00for Mac.

3.4.3 Analisis Deskriptif

Menurut Subagyo dalam Jatmiko (2010) analisis deskriptif adalah cara pengumpulan data yang kemudian disajikan dengan menentukan nilai-nilai statistika dan membuat diagram atau menampilkan gambar yang merupakan informasi hasil pengolahan data, penyajian ini dilakukan agar lebih mudah dipahami dan dibaca. Analisis deskriptif pada penelitian ini meliputi karakteristik responden dan faktor-faktor yang mempengaruhi citra perusahaan.

(48)

Tabel 6. Skala Likert

Selang Arti

1,00 – 1,80 Sangat Buruk 1,81 –2,60 Buruk 2,61 – 3,40 Cukup Baik

3,41 -- 4,20 Baik

4,21 – 5,00 Sangat Baik Sumber: Umar, 2003

3.4.4 Analisis Crosstab

Cross-tabulation adalah teknik statistic yang dapat menggambarkan dua variable atau lebih secara simultan. Cross-tabulation ini dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara satu variable dengan variable lainnya.

Chi-square statistic membantu dalam menunjukan apakah terdapat hubungan antara dua variable tersebut. Variabel yang akan dianalisis dalam chi-square test ini adalah hubungan karakteristik responden umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan dengan citra perusahaan. Uji chi-square juga dilengkapi dengan beberapa alat uji, salah satunya sebagai berikut:

Hipotesis untuk kasus ini:

H0 : Tidak terdapat hubungan antara baris dan kolom. H1 : Terdapat pengaruh antara baris dan kolom. Pengambilan keputusan:

1. Jika Chi-Square Hitung < Chi-Square Tabel maka H0 diterima. 2. Jika Chi-Square Hitung > Chi-Square Tabel maka H0 ditolak. 3.4.5 Uji Normalitas

(49)

3.4.6 Analisis Faktor

Menurut B. A Nugroho (2005) analisis faktor merupakan analisis statistik yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengelompokan dan meringkas factor-faktor yang merupakan dimensi suatu variabel, definisi dan sebuah fenomena tertentu.Pengujian dengan menggunakan analisis faktor dapt menggunakan data yang berasal dari data primer maupun data sekunder.Analisis faktor yang berasal dari data primer didapat melalui sebuah kuesioner (angket) yang bertujuan untuk mengkuantitatifkan data dengan menggunakan skala likert serta menggunakan rata-rata pembobotan sebagai data statistic yang diolah.

(50)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Perusahaan

PT. AT merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan khususnya pada pengolahan, pemurnian serta pengangkutan dan penjualan dari masing-masing izin pertambangan, yang memiliki Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Khusus dengan nomor IUP: 503/Tmb.1539/DPSDAP&P. Perusahaan ini didirikan oleh pihak swasta pada tanggal 9 Mei 2011

Perusahaan ini memiliki kantor di Ruko Danau Bogor Raya Blok D6 No.4, dengan lokasi wilayah pertambangan di Desa Wanasari, Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur dengan luas area wilayah yang mencapai 50.000 m2 (50 Ha) dengan komoditas mineral logam jenis pasir besi.

Sejak terbitnya IUP Operasi Produksi Khusus pada tanggal 9 Mei 2011 sampai dengan akhir tahun 2012 perusahaan sudah melakukan kerjasama dengan pemilik Izin Pertambangan Rakyat (IPR) salah satunya dengan IPR yang berada di Cianjur Selatan, Kecamatan Agrabinta. Pada kawasan ini terdapat izin IPR yang terdiri dari 10 orang pemilik izin yang langsung dikerjasamakan oleh perusahaan sebagai “Bapak Angkat” dari pertambangan rakyat ini. Dalam perjalanannya, perusahaan mempunyai kegiatan untuk membeli hasil pertambangan yang ditambang oleh rakyat kemudian mengolah logam material tersebut menjadi barang setengah jadi (pengolahan dan pemurnian) dengan menaikan kadar Fe yang terkandung dalam logam tersebut menggunakan seperangkat alat mesin separator serta menjual kepada buyer yang berasal dari lokal maupun asing (pengangkutan dan penjualan).

(51)

wilayah pertambangan. Beberapa fasilitas umum yang berada di desa pun telah dibangun oleh perusahaan,dimana kegiatan itu merupakan bagian dari CSR perusahaan untuk mendapat citra dari warga setempat.

4.1.1 Identitas Perusahaan Logo Perusahaan:

Gambar 4. Logo perusahaan

Arti Logo : Marka jalan yang berarti alur transportasi yang sebagaimana merupakan symbol dari bidang usaha yang dilakukan oleh perusahaan.

Nama Perusahaan : PT. ADJIE TRANSINDO

Bidang Usaha : Produksi, Pemurnian, Pengangkutan dan Penjualan Mineral Pasir Besi.

Alamat : Komplek Ruko Danau Bogor Raya Blok D6 No.4. Kecamatan Katulampa. Jl. Raden Kan’an No. 3 RT. 05/04 Kel. Tanah Baru – Kec. Bogor Utara.

Misi Perusahaan : Mengutamakan konsumen dengan menyediakan pasir besi kualitas terbaik.

(52)

4.1.2 Struktur Organisasi

Gambar 5. Struktur organisasi PT. AT. 4.1.3 Kondisi Geografis

Kabupaten Cianjur merupakan salah satu daerah dibagian Selatan Propinsi Jawa Barat yang dikenal dengan banyaknya bahan galian yang dapat diusahakan. Salah satu bahan galian yang terdapat di daerah tersebut adalah pasir besi yang penyebarannya hampir di seluruh pantai dan muara di Kabupaten Cianjur.

Lokasi penelitian terletak di Desa Wanasari Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat. Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat, dengan jarak 60 km dari Kota Cianjur–Cibeber–Sukanagara–Pagelaran–Sagaranten– Sindangbarang–Lokasi. Selain itu lokasi penelitian juga dapat ditempuh dari Kota Cianjur dengan jarak 80 km.

KOMISARIS

Direktur Utama

Direktur Marketing Direktur

Operasional Direktur

Keuangan

CSR Humas

Audit

(53)

Berdasarkan Surat Izin yang dimiliki perusahaan, lahan yang telah dikerjasamakan dengan perusahaan ada 10 IPR. Dengan lokasi yang terbentang pada kecamatan Agrabinta, berikut batas koordinatnya:

4.1.4 Morfologi

Morfologi daerah penelitian merupakan daerah dataran landai, yaitu sepanjang pesisir pantai dengan kemiringan yang terbentuk dapat di bagimenjadi 5 bagian yaitu 0% - 5%, 5% - 10%, 10% -15%, 15% - 30%, 30% - 70% dan > 70%. Secara keseluruhan daerah ini didominasi dengan morfologi yang landai yaitu kemiringan 0% - 10%.

4.1.5 Topografi

Topografi daerah dimulai dari ketinggian 10 m hingga 250 m (diatas permukaan laut), daerah terendah terdapat pada daerah aliran sungai Cisokan di sebelah Barat, sedangkan dataran rendah lain terdapat pada daerah aliran sungai Cidahon dimana sungai tersebut juga batas sebelah Timur penelitian.

4.1.6 Geologi

Secara regional daerah penelitian didominasi oleh endapan Aluvium yang terdiri dari pasir, lempung pasiran, lempung dan krakal dengan lensa pasir titanomagnetit, pasir dan lempung pasiran mengandung kuarsa, magnetit serta ilmenit. Selain itu terdapat pula formasi Warnasari yang terdiri dari tuf, breksi, lava, sisipan batu pasir tufaan dan batu lempung serta breksi tufaan gampingan bersusun andesit dan dasit, serta formasi bentang yang terdiri dari batupasir tufaan, batu apung, lignit napal tufan dan breksi konglomerat gampingan, batu gamping, breksitufaan serta tufa. Dari kondisi endapan-endapan tersebut diperkirakan bijih besi berada di endapan aluvium yang banyak mengandung titanomagnetit, magnetit dan ilmenit.

4.1.7 Profil Kecamatan Agrabinta

(54)

dataran rendah dengan pantai di sepanjang pesisir Laut Selatan, dengan membawahi sembilan desa yang meliputi 38 Dusun 107 RW dan 392 RT. Luas Wilayah Kecamatan Agrabintaadalah 3.0511.010 hektar yang terdiri dari persawahan seluas 639.500 hektar dan daratan seluas 2.871.510 hektar.Kecamatan Agrabinta termasuk dataran rendah dengan ketinggian 25-30 meter diatas permukaan laut, kemiringan berkisar 5-15 derajat. Suhu rata-rata 25-30 derajat Celsius dengan curah hujan berkisar 1.500 sampai dengan 3.000 milimeter termasuk dalam topografi dataran rendah berbukit, adapun jarak Kecamatan Agrabinta ke Ibu Kota Kabupaten Cianjur adalah enam kilometer, dengan waktu tempuh 30 menit.

Letak geografis Kecamatan Agrabinta berada pada sebelah Selatan Kabupaten Cianjur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: (1) Sebelah utara Desa Sagaranten; (2) Sebelah barat Sungai Cisokan; (3) Sebelah timur Sungai Cidahon; (4) Sebelah selatan Pantai Selatan. Kecamatan Agrabinta membawahi 2 desa terdiri dari Desa Wanasari dan Desa Tanjungsari.

4.1.8 Kegiatan Lain di Sekitar Tambang

Pada sekitar lokasi penambangan tidak ada kegiatan yang sifatnya kegiatan usaha dalam bidang penambangan tetapi yang ada hanya kegiatan masyarakat setempat seperti mengambil ikan di laut (nelayan) serta aktivitas seperti berdagang. Namun demikian, radius kurang lebih 4 km dari lokasi penambangan pada saat ini terdapat aktivitas perkebunan karet serta komoditas pertanian lainnya.

4.1.9 Metode dan Tata Cara Penambangan

(55)

pasir tersebut akan masuk mesin olah untuk pemurnian kualitas dengan menggunakan mesin Magnetic Separator.

4.1.10 Tenaga Kerja Penambang

Tenaga kerja yang dilibatkan dalam pelaksanaan operasional kegiatan usaha pertambangan dan pengolahan mineral logam pasir besi terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.Tenaga kerja langsung adalah para pekerja yang memang ditugaskan oleh perusahaan untuk memantau dalam memenuhi kebutuhan perusahaan sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah para penambang pasir besi yang dihimpun dalam suatu kelompok penambang IPR dimana tenaga penambangan pasir besi ini seluruhnya menggunakan tenaga kerja dari warga masyarakat setempat yang masuk dalam keanggotaan.

4.1.11 Reklamasi

Berdasarkan potensi pasir besi yang ada pada lokasi, rencana penambangan yang efektif ditambang hanya 60% (30 Ha) dari luas keseluruhan 50 (Ha) dikarenakanjarak pengangkutan yang terlalu jauh karena areal bersifat memanjang, selain itu juga untuk pembangunan infra struktur penunjang kegiatan, zona penyangga serta sebagian lagi merupakan karang yang berada ditepi pantai yang tidak mungkin untuk ditambang.

Tapak bekas penambangan akan berupa seperti lobang dengan kedalaman maksimal 20cm sesuai dengan peraturan penambangan rakyat yang terletak dilepas pantai. Tapak bekas penambangan jika ada bekas berupa lobang yang tidak tertutup kembali oleh gelombang laut maka bekasnyaakan dilakukan pengurugan kembali oleh limbah sisa penambangan material lainnya dari sumber lain diluar areal penambangan 4.1.12 Kontribusi Perusahaan Terhadap Desa

(56)

kehadirannya. Kontribusi ini direalisasikan setelah adanya aktivitas pengangkutan dan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.

Pelaksanaan kegiatan sosial berkoordinasi dengan Pemerintahan Desa setempat, yang selanjutnya bantuan dana sosial tersebut penyalurannya dilaksanakan sepenuhnya oleh Pemerintah Desa setempat. Adapun bentuk bantuan dana sosial yang disalurkan adalah berupa:

a. Bantuan dana untuk sarana pembangunan kantor desa b. Bantuan dana sosial kemasyarakatan kepada yatim piatu c. Bantuan dana sosial kemasyarakatan kepada panti jompo d. Bantuan dana sosial kemasyarakatan kepada karang taruna

Selain partisipasi dalam kegiatan sosial perusahaan pun melakukan kontribusi dalam bidang keagamaan berupa:

a. Pembangunan sarana peribadatan masjid/DKM/pesantren b. Bantuan dana setiap hari besar keagamaan

Contoh: Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW c. Bantuan dana kepada guru/ustadz

4.1.13 STP (Segemntasi, Targeting, Positioning) 1. Segmenting

PT. AT telah membagi segmentasi pasarnya berdasarkan geografi yaitu, pasar dalam negeri (Industri dalam negeri) maupun pasar luar negeri (Industri luar negeri Cina, Taiwan dan Korea) yang tentunya membutuhkan pasokan produk dari PT. AT.

2. Targeting

PT. AT mengarah kepada industri-industri yang membutuhkan pasokan mineral khususnya mineral pasir besi yang menjadi komoditas produksi PT. AT. PT. AT menyediakan 2 produk mineral pasir besi yaitu raw material dan concentrate pasir besi yang telah melalui beberapa proses pemurnian.

3. Positioning

Gambar

Gambar 1. Kategori perusahaan berdasarkan profit perusahaan dan  anggaran CSR  (Suharto 2007)
Gambar 2. Kategori perusahaan berdasarkan tujuan CSR
Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian
Tabel 6. Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini di ketahui karna pengaruh mikrooarganime yang terdapat dalam EM4 sehinngga mempengaruhi nilai kalor dari hasil fermentasi dimana dalam EM4 terdapat bakteri Lactobacillus,

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penggunaan sistem informasi akuntansi, kualitas sumber daya manusia, dan sistem pengendalian internal terhadap kualitas laporan

Dari hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa kinerja pelayanan setiap dimensi detail unsur-unsur pelayanan masing-masing obyek wisata (Pasar Pancingan dan

Gambaran potensi sebagaimana yang disajikan dalam bab tiga dan empat, tidak serta merta dapat direalisasikan menjadi benar-benar penerimaan kalau beberapa prasyarat tidak dapat

Istilah Prinsip Syariah terdapat dalam pasal 1 angka 13 Undang- undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

1) Pengawas memperkenalkan diri dahulu sebelum tes dimulai. 2) Pengawas memberitahu Bidang Keilmuan yang akan diujikan kepada peserta. 3) Pengawas mempersilakan

Jika Pihak kedua tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu yang tercantum dalam pasal 3 perjanjian ini, maka pihak kedua wajib membayar 1/1000 ( satu

Menjadi menarik ketika etnis Minang merupakan salah satu etnis yang sering diangkat pada Media, namun banyak penggambaran akan etnis Minang yang disajikan membuat etnis ini