• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain dan Manajemen Tempat Penampungan Sementara Scrap Ban di PT X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Desain dan Manajemen Tempat Penampungan Sementara Scrap Ban di PT X"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN DAN MANAJEMEN TEMPAT PENAMPUNGAN

SEMENTARA

SCRAP

BAN DI PT X

BELLADINI LOVELY

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Desain dan manajemen tempat penampungan sementara scrap ban di PT X” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

BELLADINI LOVELY. Desain dan manajemen tempat penampungan sementara scrap ban di PT X. Dibimbing oleh NASTITI SISWI INDRASTI dan SUPRIHATIN.

Manajemen penanganan limbah padat ekonomis merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan integrasi Sistem Manajemen Lingkungan (SML) suatu industri ban. Penelitian ini bertujuan merancang desain model Tempat Penampungan Sementara (TPS) scrap (limbah padat ekonomis) ban yakni area dimana scrap dikumpulkan dan disimpansebelum memasuki tahap pengangkutan saat penjualan kembali. Selain itu pada tulisan ini juga mencakup hasil penyusunan dari pedoman manajemen penanganan scrap tersebut, dalam lingkup pabrik produksi, sebagai sumber, sampai ke TPS. Metode yang digunakan untuk menghitung luas area kerangkeng yang dibutuhkan masing-masing jenis scrap sebelum merancang sketsa desain ialah “menghitung volume menggunakan data massa”. Matriks sumber scrap dan lembar Instruksi Kerja (IK) ditujukan sebagai acuan operator selama menangani scrap. Hasil rancangan manajemen jika diterapkan dengan baik maka dapat memenuhi persyaratan Audit Lingkungan dalam standarisasi ISO 14001.

Kata kunci: limbah padat, manajemen lingkungan, desain, audit lingkungan, ISO 14001

ABSTRACT

BELLADINI LOVELY. Design and management of temporary collecting area of tire scrap in PT X. Supervised by NASTITI SISWI INDRASTI and SUPRIHATIN.

Solid waste handling management is one of necessary aspects in order to execute integration of EMS (Environmental Management System) in tire industry. This research aimed to sketch Temporary Collecting Area (TCA) model design of tire scrap (economical solid waste), shelter where scrap are all gathered and accommodated before it is carried out and resold. Besides, there was also described about scrap managing manual, in scope of production plant, as scrap’s resource, up to TCA. Method used to find out area width needed of each scraps before sketching was “measuring volume by mass”. Matrix of scrap’s resources and Jobdesk Manual (JM) sheet was objected to be used as references of scraps handling for production plant operator. If the management set composed might be implemented well, it would able to pass standard requirements of Environmental Audit in ISO 14001 sertification.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

pada

Departemen Teknologi Industri Pertanian

DESAIN DAN MANAJEMEN TEMPAT PENAMPUNGAN

SEMENTARA

SCRAP

BAN DI PT X

BELLADINI LOVELY

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Desain dan manajemen tempat penampungan sementara scrap ban di PT X

Nama : Belladini Lovely NIM : F34090047

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti Pembimbing I

Prof Dr Ir Suprihatin Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi berjudul “Desain dan manajemen tempat penampungan sementara scrap ban di PT X” berhasil diselesaikan. Tema yang diangkat dalam penelitian yang dilaksanakan selama Februari 2013 sampai April 2013 ini ialah manajemen lingkungan.

Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan teristimewa kepada: 1. Ibu Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti dan Bapak Prof Dr Ir Suprihatin selaku

Pembimbing Akademik atas perhatian dan bimbingannya selama penelitian dan penyelesaian skripsi

2. Bapak Dr Ir Muslich MSi selaku dosen penguji sidang dan Bapak Dr Ono Suparno STP MT selaku dosen moderator seminar

3. Bapak Dr Ir Wayah S. Wiroto selaku Corporate Planning & Learning Center Director, Bapak Murdi Yuwono selaku HeadDepartment, Kak Noor F. Laily ST dan seluruh staf khususnya departemen EHS atas bimbingannya selama penelitian dalam internship program di PT X

4. Papa Ir H Rafmen, Mama Dra Med Vet Hj Rahmadia, adik-adik Muhammad Zaky Satria dan Qurattu Ayyunin beserta keluarga besar dan Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal SP atas doa dan kasih sayangnya

5. Keluarga besar TIN 46 atas keceriaan dan kenangan indah tak terlupakan 6. Seluruh penghuni kos CALISTA atas kehangatan suasana kekeluargaan

selama ini, Kakak Niza Erica STP dan Derbie Octania Suryanto STP atas motivasinya serta Dziyad Dzulfansyah atas jasa besarnya dalam desain akhir. 7. Seluruh sanak dan kerabat yang tidak bisa disebutkan satu-persatu

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2013

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1 

Latar Belakang 1 

Perumusan Masalah 3 

Tujuan Penelitian 3 

Manfaat Penelitian 4 

METODE 4 

Waktu dan Tempat 4 

Metode 4 

HASIL DAN PEMBAHASAN 6 

SIMPULAN DAN SARAN 11 

Simpulan 11 

Saran 12 

DAFTAR PUSTAKA 12 

LAMPIRAN 13

RIWAYAT HIDUP 36

DAFTAR TABEL

1 Pembagian grup pembeli scrap

2 Perbedaan dua golongan scrap

 

DAFTAR GAMBAR

1 Tahapan Penanganan Limbah Konvensional 3  2 Nilai maksimum berat bulanan scrap golongan 1 (kg, pcs atau drum) 7 

3 Nilai maksimum berat bulanan scrap golongan 1 (kg atau pcs) 8

DAFTAR LAMPIRAN

1 Klasifikasi Scrap yang tercantum pada lembar kontrak pembelian scrap oleh pembeli desa setempat dan Organisasi X 14  2 Klasifikasi Scrap yang tercantum pada lembar kontrak pembelian scrap

(10)

3 Hasil klasifikasi ulang scrap 16  4 Perhitungan nilai rendemen (Y) pengeluaran scrap 17  5 Perhitungan pendugaan massa scrap di tahun 2018 27  6 Hasil sampling berat jenis scrap 28  7 Perhitungan volume scrap yang dibutuhkan untuk desain TPS 31  8 Gambar sketsa model TPS scrap yang ada saat ini 32  9 Gambar sketsa model TPS scrap yang direkomendasikan 33 

10 Matriks sumber scrap 35 

(11)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ban merupakan produk turunan dari komoditas unggulan Indonesia yakni karet (Hevea brasiliensis). Data Kementerian Pertanian mencatat laju pertumbuhan luas perkebunan karet dalam periode 2009-2011 berkisar 0.27 persen sedangkan rata-rata pertumbuhan produksi karet 1.28 persen per tahun yang berarti terdapat peningkatan produktivitas karet (Anonim 2011). Konsumsi karet di dalam negeri pada tahun 2013 ini diperkirakan tumbuh 5 persen dari realisasi tahun lalu akibat ekspansi produsen ban di dalam negeri, termasuk PT X. Ekspansi produsen ban telah mengikuti pertumbuhan produksi kendaraan bermotor di Indonesia. Dari total konsumsi karet alam nasional, sebanyak 70 persen di antaranya diserap industri ban (Indra 2013). Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) memproyeksikan pertumbuhan penjualan ban nasional pada 2013 akan tumbuh 3 – 4 persen (Anonim 2013).

Perkembangan agroindustri ban berdampak pada bertambah besarnya limbah terutama limbah padat. Limbah padat (sampah) adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, dan umumnya bersifat padat (Azwar 1990). Limbah padat industri ban terbagi berdasarkan kandungan bahan berbahayanya, dimana limbah padat non-B3 masih dapat dijual kembali sehingga disebut sebagai scrap (limbah padat ekonomis atau konvensional). Berdasarkan definisi produk oleh Kotler (1998) dimana produk diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan yang meliputi objek secara fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, gagasan, atau bauran dari semua wujud, scrap termasuk kedalam lingkup produk.

Scrap bersifat sangat stabil dan merupakan polimer berantai panjang. Scrap memiliki kemampuan meningkatkan daya tarik dan lentur, daktilitas, penyerapan energi saat deformasi, serta tahan fatigue (beban berulang) dan impact (beban tumbukan). Scrap tergolong kedalam polimer termoset yang hanya mampu meleleh pada saat suhu tinggi sehingga sulit untuk diuraikan menjadi monomernya (Liang 2004).

(12)

2

Simarmata (2011) menjelaskan bahwa permasalahan yang dapat ditemukan dalam penanganan limbah padat yakni pemisahan yang belum baik atau tepat sehingga memungkinkan tercampurnya limbah berbeda jenis, kurang memadainya sarana dan prasarana serta prosedur kerja dan MoU atau referensi operator sebagai pelaku yang bertugas menangani limbah belum tersedia.Dalam mengatasi masalah tersebut luas masing-masing bagian TPS scrap dapat disesuaikan berdasarkan kapasitas yang dibutuhkan. Karena tidak seluruh scrap dikeluarkan dalam volume besar per minggunya dimana beberapa lainnya hanya dihasilkan sedikit. Hal ini bertentangan dengan kondisi TPS saat ini dimana pembagian luas tiap area kerangkeng yang seluruhnya hampir sama. Ketika operator yang sedang akan mendistribusikan scrap dari pabrik menuju TPS lalu menemukan bahwa area kerangkeng yang ia tuju telah penuh terisi maka operator cenderung akan meletakkan scrap tersebut di tempat lain seperti di jalan lorong TPS atau sebaliknya di area kerangkeng label jenis berbeda. Perlu diketahui sebelumnya bahwa setiap scrap memiliki harga jual berbeda-beda dan memungkinkan untuk pembeli mengangkut scrap yang salah dan hal ini dapat merugikan perusahaan.

Dalam dekade terakhir ini, PT X menargetkan sertifikasi ISO 14001. ISO 14001 merupakan standarisasi Sistem Manajemen Lingkungan (SML) sebagai standar berskala internasional yang ditujukan kepada suatu organisasi dalam mencapai tujuan ekonominya namun senantiasa memperhatikan aspek penanganan lingkungan sekitar (Bratasida 1996). Pelaksanaan Audit Lingkungan termasuk kedalam rangkaian ISO 14001. Audit Lingkungan ialah suatu pemeriksaan yang sistematis, terdokumentasi secara periodik dan objektif berdasarkan aturan yang ada terhadap fasilitas operasi dan praktek yang berkaitan dengan pentaatan kebutuhan lingkungan dan memverifikasi secara objektif upaya manajemen lingkungan dan dapat membantu mencari langkah-langkah perbaikan guna meningkatkan performasi lingkungan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

Salah satu bahasan dalam ISO 14001 tersebut ialah penanganan limbah padat, termasuk scrap. Melihat kekurangan dalam penanganan scrap PT X diharuskan membangun TPS scrap baru dan menyusun sistem pedoman penanganannya seperti prosedur atau Instruksi Kerja (IK). Sebagaimana yang telah diterangkan Dewo (2009), dengan menerapkan ISO 14001 PT X selain dapat meningkatkan kinerja lingkungan organisasi juga dapat meningkatkan citranya, penaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan, efisiensi kegiatan, daya saing, serta komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak berkepentingan, mengurangi resiko usaha, memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act).

Urutan penanganan scrap secara sistematis dapat mengacu dari penjabaran Adisasmito (2007) mengenai tahapan pengolahan limbah konvensional pada Gambar 1. Tahap pertama yakni pemisahan. Scrap yang telah keluar dari mesin ditampung dalam suatu wadah. Pemberian label yang jelas dari berbagai jenis limbah untuk mengurangi biaya, tenaga kerja, dan pemisahan di awal akan mengurangi kemungkinan kesalahan operator dalam menangani scrap tersebut.

(13)
(14)

4

Manfaat Penelitian

Model TPS scrap baru dirancang sesuai klasifikasi (penggolongan) yang telah disesuaikan dengan klasifikasi scrap oleh pihak pembeli. Karena pada dasarnya TPS digunakan oleh pembeli sehingga menghindarkan dari terjadinya kesalahan pengangkutan scrap saat proses pembelian – yang dapat merugikan perusahaan. TPS baru dengan luas area kerangkeng yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing jenis scrap dapat meningkatkan efisiensi kinerja operator dalam penataan scrap di TPS dan juga memperbaiki aspek estetika. Selain itu tata letak TPS yang rapi dan teratur sesuai dengan asas penerapan SML yang baik dalam ISO 14001.

Matriks scrap dapat digunakan sebagai alat monitoring apabila ditemukan ceceran scrap jenis tertentu sehingga dapat dilacak sumbernya. Sedangkan IK digunakan sebagai acuan pelaksanaan operator dalam menangani scrap. Lembar IK ditempelkan di tiga tempat, antara lain di area penumpukan scrap di tiap section di pabrik, area penimbangan dan TPS scrap.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada pengukuran kebutuhan luas tiap jenis scrap sebagai dasar dalam melakukan desain TPS scrap menggunakan software Solidwork, susunan matriks sumber scrap dan IK penanganan scrap. Input yang digunakan yakni klasifikasi tiap jenis scrap, data berat scrap (dalam kg atau pieces atau drum) maksimum bulanan, data hasil sampling berat jenis, keterangan mengenai section yang menjadi sumber scrap beserta pelaku yang bertanggungjawab dalam penanganannya.

METODE

Waktu dan Tempat

Pengambilan data penelitian dilaksanakan di PT X. Penelitian berlangsung dari Februari 2013sampai dengan April 2013.

Metode

Desain Model TPS Baru

Hal pertama yang dilakukan yakni berdiskusi dengan departemen-departemen di PT X yang bertanggungjawab dalam penjualan scrap. Lembar kontrak pembelian scrap menunjukkan klasifikasi scrap yang dibentuk oleh pihak pembeli. Dari hal ini diketahui bahwa terdapat perbedaan antara klasifikasi scrap oleh pembeli tersebut dengan klasifikasi oleh persepsi operator pabrik. Sehingga klasifikasi ulang perlu dilakukan pada tahap selanjutnya.

(15)

5 dengan membagi nilai berat pada bulan n (dalam kg atau pcs atau drum) dengan jumlah ban yang dapat diproduksi oleh PT X pada bulan n tersebut (dalam pcs).

Y kg Jumlah produksi ban PT X pada bulan n Berat pada bulan n kg

Tahap selanjutnya yakni mengestimasi berat scrap yang mungkin dihasilkan per bulannya pada periode tahun 2018, dengan mengalikan nilai Y dengan 30,000 pcs, yakni estimasi jumlah ban yang dapat diproduksi PT X dalam waktu 1 hari pada periode tahun 2018, dan dikalikan pula dengan 24, yakni jumlah hari kerja PT X setiap bulannya.

Estimasi massa per bulan tahun 8 kg Y kg x hari x bulanhari

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai prinsip “perhitungan volume atau luas menggunakan massa”, luas yang dibutuhkan masing-masing area kerangkeng di TPS dapat diperoleh menggunakan rumus berat jenis. Namun, tidak seluruh scrap diketahui nilai berat jenisnya sehingga perlu dilakukan sampling. Metode sampling yang dilakukan mengacu pada SNI 19-3964-1995 tentang metode pengambilan dan pengukuran sampel timbulan dan komposisi limbah skala besar (bulky), dimana sampling dilakukan selama 8 hari dengan jumlah minimum sampel 10 buah per harinya.

Volume dihitung dengan membagi nilai estimasi massa scrap tahun 2018 dengan nilai berat jenisnya. Kemudian, nilai volume tersebut dibagikan dengan 2 meter, yakni tinggi tumpukan scrap di TPS, sehingga diperoleh nilai kebutuhan luas. Terakhir, desain sketsa kebutuhan area TPS yang telah diperoleh menggunakan software desain Solidwork versi tahun 2012.

Kebutuhan volume m Massa tahun Berat jenis kg/m8 kg

Kebutuhan luas m Kebutuhan volume mTinggi tumpukan m

Pedoman Penanganan Scrap

Wawancara selanjutnya ditujukan kepada seluruh section di pabrik produksi. Section pabrik produksi berjumlah 11 diantaranya banbury, bead building, extruding, cushioning, callender, bead apexing, cutting, Tyre Building Machine (TBM), curing, finishing, dan laboratorium R&D. Lalu, seluruh kemungkinan jenis scrap yang dapat mereka hasilkan didata untuk memetakan matriks. Matriks menjelaskan sumber setiap jenis scrap yang ditandai dengan simbol checklist (√), yang berart ya, atau strip (), yang berarti tidak.

(16)

6

sejak tahun 2012. Pembuatan IK penanganan scrap juga didasarkan pada hasil wawancara di pabrik produksi. IK jenis scrap X mencakup nama section sumber, nama pelaksana dan penanggungjawabnya, ruang lingkup aktivitas, diagram alir beserta penjelasan tiap tahapnya, dan dokumen yang dibutuhkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Regulasi Pembelian Scrap

Produsen ban merupakan salah satu contoh tepat industri yang memiliki limbah konvensional dalam jumlah sangat besar. Proses penjualan kembali scrap milik PT X melewati empat departemen. Pertama, pembeli melakukan tawar-menawar kemudian menyetujui kontrak pembelian dengan departemen Purchasing. Lalu departemen tersebut menginstruksikan kepada pihak General Service (GS) untuk mengeluarkan memo sebagai perizinan pembelian scrap yang ditujukan ke departemen Raw Material Warehouse (RMWh). RMWh berperan sebagai penanggungjawab TPS scrap dan bertugas menimbang setiap scrap yang keluar dan masuk ke TPS. Terakhir, pembeli melunaskan pembayaran kepada departemen Accounting. Mempelajari dari kontrak pembelian scrap tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat dua grup pembeli, yang tertera pada Tabel 1.

Klasifikasi Scrap

Alasan mengapa perlu dilakukan klasifikasi ulang telah dijelaskan sebelumnya, yakni disebabkan perbedaan persepsi antara pembeli dan operator pabrik produksi. Secara umum, scrap dapat dikategorikan berdasarkan grup pembelinya yakni grup 1 membeli scrap golongan 1 sedangkan grup 2 membeli scrap golongan 2. Hal yang membedakan antara scrap golongan 1 berbeda dengan golongan 2 ialah karakteristiknya antara lain sumber dan kesalahan yang menyebabkan scrap jenis tersebut dapat dihasilkan. Penjelasan mengenai perbedaan masing-masing golongan scrap dapat dilihat pada Tabel 2. Sedangkan apa saja jenis scrap yang termasuk kedalam golongan 1 dan golongan 2 tersebut terlampir berurutan pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

Tabel 2 Perbedaan dua golongan scrap

Karakteristik Golongan 1 Golongan 2

Sumber Produksi Gudang (RMWH)

dan Produksi Penyebab Kesalahan teknis operator atau mesin;

sisa material (residu)di mesin

Bekas wadah atau kemasan material Tabel 1 Pembagian grup pembeli scrap

Grup 1 Grup 2

CV X CV Y

(17)

7 Perbedaan klasifikasi scrap yang sebelumnya disebutkan hanya pada scrap golongan 1 sedangkan scrap golongan 2 kedua pihak memiliki pembagian yang sama. Persepsi keduanya dalam klasifikasi scrap golongan 1 tersebuttidak hanya berbeda dalam penamaan jenis-jenis scrap yang ada namun juga pada jumlah masing-masing jenis scrap. Operator pabrik produksi membagi scrap golongan 1 kedalam 26 jenis sedangkan pembeli membagi kedalam 12 jenis. Klasifikasi ulang scrap didasarkan pada kesamaan bentuk dan harga jual, sehingga sebagian dari 26 jenis scrap milik operator pabrik produksi disatukan kedalam sebagian lainnya dari 12 jenis scrap milik pembeli dan dihasilkanlah klasifikasi akhir dari scrap golongan 1. Scrap-scrap tersebut diantaranya steel cord, textile rubberized, carcass, bead wire, compound, bladder, steel rubberized, polyester, compound ex lab, serbuk buffing, serutan ban dan oli. Penjabaran dari klasifikasi ulang scrap tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3.

Perhitungan Nilai Rendemen (Y)

Gambar 2 menunjukkan nilai maksimum dari perhitungan berat bulanan scrap golongan 1. Berat terbesar didapatkan dari jenis Textile Rubberized (38,780 kg) dan paling terkecil pada jenis Compound Ex Lab (843 kg).

Scrap golongan 2 terdiri atas 14 jenis diantaranya pallet besi, pallet kayu lapis besi, pallet kayu (non besi), pallet plastik, jumbo bag, plastik PP/PE, plastik

Gambar 2 Nilai maksimum berat bulanan scrap golongan 1 (kg, pcs atau drum)

Steel Cord Textile Rubberized Carcass

Bead Wire Compound Bladder

(18)

8

beku, bobin, triplek, kardus, kayu bakar, gram besi, jerigen plastik dan kaleng bekas. Gambar 3 menunjukkan nilai maksimum dari perhitungan berat bulanan scrap golongan 2. Jenis scrap dengan berat terbanyak yakni pallet kayu non besi (70,000 kg) dan paling sedikit oleh jumbo bag (1,940 kg). Scrap jenis kaleng bekas teridentifikasi sangat jarang dihasilkan, dimana diketahui pada data penimbangan scrap 15 bulan kebelakang tidak dihasilkan sedikitpun scrap jenis ini.

Nilai berat ini digunakan selanjutnya dalam menghitung nilai rendemen (yield atau Y) tiap jenis scrap. Hasil pembagian nilai berat pada bulan n (dalam kg atau pcs atau drum) dengan jumlah ban yang dapat diproduksi oleh PT X pada bulan n tersebut (dalam pcs) lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Nilai Y tersebut kemudian digunakan untuk melakukan pendugaan estimasi berat tiap bulan scrap di tahun 2018 dan hasil perhitungan terlampir pada Lampiran 5. Selain untuk menghitung estimasi, nilai Y juga dapat digunakan dalam perhitungan neraca massa total produksi.

Sampling Berat Jenis

Kebutuhan area kerangkeng tiap jenis scrap dapat dihitung menggunakan rumus berat jenis namun dikarenakan beberapa nilainya yang tidak diketahui maka perlu dilakukan sampling. Berat jenis 8 dari 12 jenis scrap golongan 1

Gambar 3 Nilai maksimum berat bulanan scrap golongan 1 (kg atau pcs) 62.320

Pallet Besi Pallet Kayu Lapis Besi Pallet Kayu (Non) Besi Pallet Plastik

Jumbo Bag Plastik PP/PE

Plastik Beku Bobin

Triplek Kardus

(19)

9 belum diketahui sehingga harus diterapkan samping, sedangkan berat jenis scrap golongan 2 seluruhnya telah diketahui. Sampling dilakukan di tempat penimbangan scrap dengan cara membagi massa terhitung di neraca dengan volume tumpukan scrap. Begitu seterusnya sampai hari sampling ke-8 dengan jumlah sampel lebih dari 10 setiap harinya. Hasil sampling berat jenis dan data berat jenis scrap jenis lain yang telah diketahui sebelumnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

Perhitungan Kebutuhan Luas Area TPS

Menggunakan rumus berat jenis yang telah dijabarkan sebelumnya dapat diperoleh nilai luas area yang dibutuhkan masing-masing scrap di TPS. Hasil perhitungan terlampir pada Lampiran 7. Sebagaimana yang ditunjukkan pada Lampiran 8, kondisi TPS saat ini yang hanya terdiri atas 13 kerangkeng dimana scrap seluruhnya berdasarkan hasil klasifikasi akhir berjumlah 26 jenis (12 jenis golongan 1 dan 14 golongan 2) dan masing-masingnya membutuhkan area kerangkeng yang terpisah satu sama lain. Sketsa gambar model TPS baru dibuat menggunakan software SolidWork 2012 dan dapat dilihat pada Lampiran 9. Sketsa TPS yang direkomendasikan tersebut diyakini mampu menampung scrap setiap bulannya sampai periode 5 tahun kedepan, yakni tahun 2018, dengan luas 55.5 x 28.35 m (1573.43 m2) dan tinggi bangunan 3.35 m.

Sistem Pedoman Penanganan Scrap

Telah dijabarkan bahwa sistem pedoman penanganan scrap di PT X yakni dalam bentuk Instruksi Kerja (IK) saat ini belumlah disusun. Penyusunan IK tersebut mengacu kepada matriks yang menerangkan sumber scrap sepanjang alir proses produksi ban. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya produksi ban melewati 11 section antara lain banbury, bead building, extruding, cushioning, callender, bead apexing, cutting, Tyre Building Machine (TBM), curing, finishing, dan laboratorium R&D. Scrap-scrap golongan 1 dijabarkan sumbernya masing-masing pada matriks, namun tidak halnya pada jenis scrap oli dan scrap-scrap golongan 2. Hal ini dikarenakan scrap-scrap jenis tersebut memiliki 1 sumber yang sama yakni departemen Raw Material Warehouse (RMWh). Hasil pembuatan matriks dapat dilihat pada Lampiran 10.

(20)

10

disimpan oleh staf penanggungjawab penimbangan dan juga oleh operator section pemilik scrap itu sendiri. Selanjutnya scrap diangkut menuju TPS dan diletakkan di area kerangkeng berlabel yang sesuai dengan jenis scrap yang diangkut.

Perbaikan Manajemen Lingkungan

Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu cara paling potensial dalam perbaikan suatu manajemen, termasuk mengenai penanganan scrap. Anggota dari SDM manajemen penanganan scrap antara lain seluruh operator dan staf tiap section yang teridentifikasi pada matriks sebagai penghasil scrap, staf departemen RMWh sebagai pelaksana penimbangan scrap dan penanggungjawab TPS, staf departemen Purchasing sebagai penawar scrap kepada pembeli, dan staf departemen GS sebagai pemberi izin regulasi. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh David (1999), seluruh pemeran yang bertanggungjawab dalam manajemen ini berkewajiban untuk memahami dengan baik pentingnya pelaksanaan metode penanganan scrap yang tepat. Namun budaya internal perusahaan mempengaruhi kepekaan setiap pekerja. Termasuk dalam hal ini mengenai penanganan scrap bahwa terdapat spekulasi yang tertanam bahwa kurang diperhatikannya manajemen scrap ini dikarenakan karakteristiknya sebagai limbah yang tidak berbahaya seperti halnya limbah B3. Selain itu, scrap memiliki nilai jual yang memang tidak sebanding jika disandingkan dengan harga produk ban itu sendiri. Ditambah pula munculnya mindset dimana keuntungan penjualan scrap dianggap tidak seimbang dengan modal besar yang harus ditanamkan dalam pembangunan TPS baru atau perbaikan manajemen yang akan dilakukan. Padahal serangkaian perbaikan performa TPS dan manajemennya ini telah diatur sesuai dengan asas Audit Manajemen Lingkungan ISO 14001 yang ditargetkan oleh PT X. Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa ISO 14001 dapat membawa pengaruh besar bagi perusahaan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Dewo (2009) bahwa ISO 14001 memberikan manfaat bagi internal dan eksternal perusahaan pelaksana. Khusus teruntuk individu, standarisasi ini dapat meningkatkan environment awereness masing-masing individu dan meningkatkan kompetensi atau keahlian dalam memahami permasalahan lingkungan yang mungkin muncul kemudian hari serta mengembangkan pendalaman SML (Sistem Manajemen Lingkungan). Sedangkan manfaatnya bagi perusahaan secara umum antara lain terpenuhinya standar ketentuan peraturan perundangan dan persyaratan lingkungan yang berlaku dan ditetapkan pemerintah, sehingga perusahaan ikut menyumbang kontribusi bisnis yang ramah lingkungan dan patuh terhadap hukum negara serta mencegah pencemaran lingkungan melalui pengendalian dampak lingkungan dari proses operasional perusahaan yang sebelumnya berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan signifikan. Selain itu ISO 14001 juga mampu meningkatkan kepercayaan investor, calon pembeli dan rekan bisnis yang berorientasi pada business environmental friendly.

(21)

11 dalam menangani scrap. Operasional yang tertata jelas selain mempermudah monitoring kerja juga membantu dalam pencapaian efisiensi (Wardani 2006).

Faktor penelitian dan pengembangan juga turut berkontribusi khususnya dalam menganalisis masalah, kebutuhan perusahaan dan memperkirakan isu yang mungkin muncul di masa mendatang lalu membantu memecahkannya. Hasil penelitian teruji dengan baik dan terpercaya karena mengacu pada referensi berkualitas dan dibimbing oleh ahli di bidang terkait sehingga hasil penelitian atau pengembangan dapat dijadikan pertimbangan dalam analisis pengambilan keputusan di perusahaan (Wardani 2006). Penanggungjawab scrap di PT X dapat mempelajari hasil penelitian terdahulu berkaitan dengan pilihan penanganan limbah padat konvensional yang telah diterapkan atau direkomendasikan pada perusahaan lainnya, khususnya pada industri ban. PT X juga dapat mendalami dari hasil penelitian mengenai perkembangan dan pembaharuan peraturan manajemen limbah, regulasi dan hukum yang berlaku, sistem dan metode proses daur ulang (recycle) scrap kemudian menyesuaikannya dengan kemampuan perusahaan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Perbedaan persepsi dalam klasifikasi scrap saat ini mengakibatkan perlunya dilakukan klasifikasi scrap ulang. Sebelumnya diketahui pembeli scrap terdiri atas 2 grup, dimana grup 1 yakni CV X dan CV Y dan grup 2 yakni desa setempat dan Organisasi X. Kedua grup masing-masing membeli scrap berbeda. Scrap golongan 1 dibeli oleh pembeli grup 1, bersumber dari pabrik produksi dan diakibatkan oleh kesalahan teknis saat menjalankan mesin atau residu yang tersisa pada mesin. Sedangkan scrap golongan 2 dibeli oleh pembeli grup 2, bersumber dari gudang bahan baku dan merupakan bekas wadah atau kemasan material. Perbedaan klasifikasi yakni pada scrap golongan 1 menghasilkan klasifikasi ulang dimana anggota scrap golongan 1 terdiri atas 14 jenis diantaranya steel cord, textile rubberized, carcass, bead wire, compound, bladder, steel rubberized, polyester, compound ex lab, serbuk buffing, serutan bandanoli. Sedangkan scrap golongan 2 terdiri atas 14 jenis antara lain pallet besi, pallet kayu lapis besi, pallet kayu (non besi), pallet plastik, jumbo bag, plastik PP/PE, plastik beku, bobin, triplek, kardus, kayu bakar, gram besi, jerigen plastik dan kaleng bekas. Scrap golongan 1 dengan berat terbesar yakni textile rubberized (38,780 kg) dan paling terkecil compound ex lab (843 kg). Sedangkan untuk scrap golongan 2, jenis dengan berat terbanyak yakni pallet kayu non besi (70,000 kg) dan paling sedikit oleh jumbo bag (1,940 kg). Scrap jenis kaleng bekas teridentifikasi sangat jarang dihasilkan, dimana diketahui pada data penimbangan scrap 15 bulan kebelakang tidak dihasilkan sedikitpun scrap jenis ini.

(22)

12

dipergunakan untuk pembangunan pos pengamanan atau fasilitas pelengkap TPS lainnya.

Sistem pedoman penanganan scrap disusun mengacu pada matriks yang menerangkan sumber tiap jenis scrap pada 11 pilihan section disepanjang alir proses produksi ban. Instruksi Kerja (IK) penanganan scrap ditujukan sebagai acuan operator dalam menangani scrap yang telah dihasilkan pada section terkait. IK tersebut mencakup pelaksana dan penanggungjawab aktivitas penanganan scrap, diagram alir dan dokumen yang dibutuhkan. Disamping itu, faktor SDM, operasi dan R&D pun turut berpengaruh besar dalam perbaikan SML (Sistem Manajemen Lingkungan) perusahaan. Dengan menerapkan perbaikan manajemen lingkungan yang telah direkomendasikan berikut maka PT X diharapkan dapat mendapatkan sertifikasi ISO 14001.

Saran

Kedepannya, PT X perlu melakukan sosialisasi hasil klasifikasi ulang scrapgolongan 1 kepada seluruh stakeholders terkait, khususnya operator pabrik produksi dan empat departemen penanggungjawab regulasi pembelian scrap, yakni departemen Purchasing, GS, RMWh dan Accounting, untuk menghindarkan dari terjadinya kembali kesalahan teknis. Selain itu, PT X diharapkan dapat menambah personil atau staf yang memiliki latar belakang di bidang lingkungan (misalnya Teknik Lingkungan dan sejenisnya). Untuk penelitian atau pengembangan selanjutnya, topik yang dapat diangkat yakni mengenai potensi dilakukannya recycle terhadap scrap di PT X.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Karet alam [internet]. [diacu 2013 April 17]. Tersedia dari: http://www.karetalam.com/article/prod2012jan.

Anonim. 2013. Ekspansi industri ban kerek konsumsi karet. [internet]. [diacu 2013 April 17]. Tersedia dari: http://www.neraca.co.id/harian/article/24563/ ekspansi.industri.ban.kerek.konsumsi.karet#.uw4ghfxzssk.

Adisasmito W. 2007. Sistem manajemen lingkungan rumah sakit. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Azwar A. 1987. Metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan masyarakat. PT Bina Rupa Aksara. Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 1994. Metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan. SNI 19-3964-1995. LPMB. Bandung.

Bratasida, L. 1996. Prospek Pengembangan Sistem Manajemen Lingkungan di Indonesia.BAPEDAL. Jakarta.David Fr. 1999. Manajemen strategis. PT Prenhallindo. Jakarta.

David Fr. 1999. Manajemen strategis. PT Prenhallindo. Jakarta.

Dewo. 1996. Tanya jawab ISO 14001 [internet]. [diacu 2013 Mei 19]. Tersedia dari http://www.menlh.go.id/tanya-jawab-iso-14000/

(23)

13 http://www.pn8.co.id/pn8/index.php?option=com_content&task=view&id=989 &itemid=2.

Kemenkes RI. 2002. Pedoman sanitasi RS di Indonesia. Bakti Husada. Jakarta. Kemenkes RI. 2004. Kepmenkes RI no.1204/menkes/sk/x/2004 tentang

persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit. Jakarta. Kotler P. 1998. Manajemen pemasaran. Erlangga. Jakarta.

Liang L. 2004. Recovery and evaluation of the solid products produced by thermocatalytic decomposition of tire rubber compounds. Disertasi. A & M University. Texas.

Simarmata HLT. 2011. Analisis penanganan limbah padat dan cair di RSUD dr. Djasamen saragih pematangsiantar. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

(24)

14

Lampiran 1 Klasifikasi Scrap yang tercantum pada lembar kontrak pembelian scrap oleh pembeli desa setempat dan Organisasi X

No. Description Satuan Pengambil

1 Jumbo Bag Besar pcs

Desa dan Organisasi X 2 Plastik PP Warna kg

3 Plastik PP Bening kg 4 Pallet Plastik kg 5 Kaleng Bekas kg 6 Jerigen Plastik pcs 7 Plastik Beku kg 8 Kayu Bakar truk atau kg

9 Pallet Non Besi kg

10 Pallet Kayu Lapis Besi kg

11 Kardus kg

12 Jumbo Bag Kecil pcs

13 Gram Besi kg

14 Triplek pcs

(25)

15 Lampiran 2 Klasifikasi Scrap yang tercantum pada lembar kontrak pembelian

scrap oleh pembeli CV X dan CV Y

No. Description Satuan Pengambil

1 Steel Rubberized kg

CV X dan CV Y 2 Textile Rubberized kg

3 Carcass kg 4 Bead Wire kg 5 Ban Potong kg 6 Serbuk Tire Buffing kg 7 Compound kg

8 Bladder kg

9 Steel Cord kg

10 Polyester kg

11 Serutan Ban kg

12 Compound Ex Lab kg

13 Carcass Potong kg

14 Pallet Besi kg

(26)

16

Lampiran 3 Hasil klasifikasi ulang scrap Golongan 1

No. Klasifikasi oleh Pembeli Klasifikasi oleh Staf Pabrik Produksi 1 Steel Cord Steel Cord

2 Textile Rubberized

Inner Liner, Polyester Rubberized, Nylon Rubberized, Ply, Body Ply, Body Ply Assembly (BPA), JLB, Cap Ply, Canfas Chaffer

3 Carcass Carcass, Carcass Potong, Green Tyre (GT) 4 Bead Wire Bead Wire, Bead, Bead Apex

5 Compound Compound

6 Bladder Bladder

7 Steel Rubberized Steel Rubberized, Steel Belt 8 Polyester Polyester, Nylon 9 Compound Ex Lab Compound Ex Lab

10 Serbuk Buffing Serbuk Buffing 11 Serutan Ban Serutan Ban

12 Oli Oli Mesin, Oli Proses Golongan 2

No. Klasifikasi oleh Pembeli Klasifikasi oleh Staf Pabrik Produksi 1 Pallet Besi Pallet Besi

2 Pallet Kayu Lapis Besi Pallet Kayu Lapis Besi 3 Pallet Kayu Non Besi Pallet Kayu Non Besi 4 Pallet Plastik Pallet Plastik

5 Jumbo Bag (Karung Jumbo) Jumbo Bag Besar, Jumbo Bag Kecil 6 Plastik PP/PE Plastik Bening, Plastik Warna 7 Plastik Beku Plastik Beku

8 Bobin Bobin

9 Triplek Triplek

10 Kardus Kardus

11 Kayu Bakar Kayu Bakar

12 Gram Besi Gram Besi

(27)

17 Lampiran 4 Perhitungan nilai rendemen (Y) pengeluaran scrap

Golongan 1 1. Steel Cord

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

1 777 803 7 283 0.009

2 844 987 6 974 0.008

3 940 567 8 567 0.009

4 746 911 5 295 0.007

6 957 854 5 310 0.006

7 1 008 172 0 0

8 625 416 0 0

9 785 715 2 880 0.004

10 927 515 2 730 0.003

2013 1 796 788 1 347 0.002

2 306 541 101 0

Rata-rata 0.004 2. Textile Rubberized

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

1 777,803 26,937 0.035

2 844,987 25,653 0.030

3 940,567 28,433 0.030

4 746,911 22,941 0.031

6 957,854 47,966 0.050

7 1,008,172 0 0

8 625,416 38,780 0.062

9 785,715 36,220 0.046

10 927,515 10,880 0.012

2013 1 796,788 14,513 0.018

2 306,541 5,548 0.018

(28)

18

3. Carcass

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

1 777,803 18,029 0.023

2 844,987 12,868 0.015

3 940,567 13,426 0.014

4 746,911 15,545 0.021

6 957,854 31,372 0.033

7 1,008,172 0 0

8 625,416 18,160 0.029

9 785,715 16,600 0.021

10 927,515 11,670 0.013

2013 1 796,788 11,141 0.014

2 306,541 3,270 0.011

Rata-rata 0.018 4. Bead Wire

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

1 777,803 3,239 0.004

2 844,987 3,449 0.004

3 940,567 3,400 0.004

4 746,911 2,486 0.003

6 957,854 12,914 0.013

7 1,008,172 4,820 0.005

8 625,416 8,760 0.014

9 785,715 5,830 0.007

10 927,515 6,300 0.007

2013 1 796,788 2,725 0.003

2 306,541 527 0.002

(29)

19 5. Compound

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

1 777,803 6,704 0.009

2 844,987 3,611 0.004

3 940,567 4,652 0.005

4 746,911 5,330 0.007

6 957,854 8,700 0.009

7 1,008,172 0 0

8 625,416 10,640 0.017

9 785,715 8,480 0.011

10 927,515 1,840 0.002

2013 1 796,788 3,462 0.004

2 306,541 2,102 0.007

Rata-rata 0.007 6. Bladder

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

1 777,803 8,956 0.012

2 844,987 8,855 0.010

3 940,567 8,044 0.009

4 746,911 7,634 0.010

6 957,854 12,670 0.013

7 1,008,172 0 -

8 625,416 7,960 0.013

9 785,715 8,680 0.011

10 927,515 5,450 0.006

2013 1 796,788 7,300 0.009

2 306,541 7,300 0.024

(30)

20

7. Steel Rubberized

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

1 777,803 4,438 0.006

2 844,987 4,061 0.005

3 940,567 4,240 0.005

4 746,911 4,454 0.006

6 957,854 28,646 0.030

7 1,008,172 0

-8 625,416 29,210 0.047

9 785,715 23,460 0.030

10 927,515 17,850 0.019

2013 1 796,788 6,073 0.008

2 306,541 2,377 0.008

Rata-rata 0.015 8. Polyester

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

1 777,803 77 0.0001

2 844,987 0 0

3 940,567 977 0.0010

4 746,911 450 0.0006

6 957,854 818 0.0009

7 1,008,172 0 0

8 625,416 0 0

9 785,715 0 0

10 927,515 2480 0.0027

2013 1 796,788 4840 0.0061

2 306,541 0 0

(31)

21 9. Compound Ex Lab

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

1 777,803 0 0

2 844,987 0 0

3 940,567 0 0

4 746,911 0 0

6 957,854 843 0.0009

7 1,008,172 0 0

8 625,416 0 0

9 785,715 0 0

10 927,515 0 0

2013 1 796,788 0 0

2 306,541 0 0

Rata-rata 0.0001 10.Serbuk Buffing

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

4 746,911 0 0

6 957,854 4,000 0.004

7 1,008,172 0 0

8 625,416 0 0

9 785,715 0 0

10 927,515 0 0

Rata-rata 0.001 11. Serutan Ban

Periode Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

4 746,911 6,250 0.008

6 957,854 3,760 0.004

7 927,515 0 0

8 625,416 0 0

9 785,715 8,890 0.011

10 927,515 2,280 0.002

(32)

22 12. Oli

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (drum) Y (kg/pcs)

2012

1 777,803 40 0.00005

2 844,987 49 0.00006

3 940,567 51 0.00005

4 746,911 34 0.00005

6 957,854 0 0

7 927,515 0 0

8 625,416 25 0.00004

9 785,715 7,245 0.00922

10 927,515 0 0

2013 1 796,788 60 0.00008

2 306,541 12 0.00004

Rata-rata 0.00087 Golongan 2

1. Pallet Besi

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

4 746,911 0 0

5 885,842 0 0

6 957,854 0 0

7 1,008,172 0 0

8 625,416 62,320 0.100

9 785,715 24,370 0.031

10 927,515 0 0

Rata-rata 0.019 2. Pallet Kayu Lapis Besi

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

4 746,911 13,600 0.018

5 885,842 10,450 0.012

6 957,854 14,780 0.015

7 1,008,172 14,580 0.014

8 625,416 3,780 0.006

9 785,715 6,360 0.008

10 927,515 0 0

(33)

23 3. Pallet Kayu Non Besi

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

4 746,911 62,700 0.084

5 885,842 70,000 0.079

6 957,854 45,230 0.047

7 1,008,172 48,380 0.048

8 625,416 30,330 0.048

9 785,715 30,200 0.038

10 927,515 29,400 0.032

Rata-rata 0.054 4. Pallet Plastik

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

4 746,911 12,680 0.017

5 885,842 9,110 0.010

6 957,854 6,810 0.007

7 1,008,172 9,000 0.009

8 625,416 7,040 0.011

9 785,715 16,750 0.021

10 927,515 10,030 0.011

Rata-rata 0.012 5. Jumbo Bag (Karung Jumbo)

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

4 746,911 1,175 0.002

5 885,842 1,672 0.002

6 957,854 900 0.001

7 1,008,172 1,940 0.002

8 625,416 1,388 0.002

9 785,715 1,331 0.002

10 927,515 1,303 0.001

(34)

24

6. Plastik PP/PE

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

4 746,911 4,220 0.006

5 885,842 4,450 0.005

6 957,854 2,400 0.003

7 1,008,172 2,690 0.003

8 625,416 1,790 0.003

9 785,715 1,870 0.002

10 927,515 2,360 0.003

Rata-rata 0.003 7. Plastik Beku

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

4 746,911 4,340 0.006

5 885,842 4,660 0.005

6 957,854 850 0.001

7 1,008,172 600 0.001

8 625,416 0 0

9 785,715 1,030 0.001

10 927,515 1,160 0.001

Rata-rata 0.002 8. Bobin

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

4 746,911 5,550 0.007

5 885,842 5,630 0.006

6 957,854 3,190 0.003

7 1,008,172 2,950 0.003

8 625,416 6,440 0.010

9 785,715 11,100 0.014

10 927,515 4,410 0.005

(35)

25 9. Triplek

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

4 746,911 4,055 0.005

5 885,842 2,410 0.003

6 957,854 6,640 0.007

7 1,008,172 0 0

8 625,416 0 0

9 785,715 0 0

10 927,515 0 0

Rata-rata 0.002 10. Kardus

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

4 746,911 850 0.0011

5 885,842 0 0

6 957,854 540 0.0006

7 1,008,172 5,510 0.0055

8 625,416 1,330 0.0021

9 785,715 3,810 0.0048

10 927,515 0 0

Rata-rata 0.0020 11. Kayu Bakar

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

4 746,911 14,970 0.020

5 885,842 21,830 0.025

6 957,854 2,930 0.003

7 1,008,172 10,590 0.011

8 625,416 4,250 0.007

9 785,715 10,310 0.013

10 927,515 7,900 0.009

(36)

26

12. Gram Besi

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

4 746,911 0 0

5 885,842 0 0

6 957,854 3,320 0.003

7 1,008,172 1,710 0.002

8 625,416 2,990 0.005

9 785,715 44,630 0.057

10 927,515 2,790 0.003

Rata-rata 0.010 13. Jerigen Plastik

Tahun/Bulan Produksi (pcs) Scrap (kg) Y (kg/pcs)

2012

4 746,911 0 0

5 885,842 0 0

6 957,854 0 0

7 1,008,172 0 0

8 625,416 0 0

9 785,715 40,780 0.052

10 927,515 0 0

(37)

27 Lampiran 5 Perhitungan pendugaan massa scrap di tahun 2018

Golongan 1

No. Jenis Y (kg/pcs) Massa di tahun 2018 Satuan

1 Steel Cord 0.0044 3,453 kg

2 Textile Rubberized 0.0302 23,918 kg  3 Carcass 0.0176 13,939 kg  4 Bead Wire 0.0061 4,807 kg  5 Compound 0.0068 5,401 kg  6 Bladder 0.0106 8,395 kg  7 Steel Rubberized 0.0147 11,666 kg  8 Polyester 0.0011 895 kg  9 Compound Ex Lab 0.0001 63 kg 

10 Serbuk Buffing 0.0007 554 kg 

11 Serutan Ban 0.0043 3,437 kg 

12 Oli 0.0009 689 drum

Golongan 2

(38)

28

Lampiran 6 Hasil sampling berat jenis scrap Golongan 1

1. Steel Cord

Hasil sampling (kg/m3) Berat jenis rata-rata (kg/m3)

199.92 199.92 2. Textile Rubberized

Hasil sampling (kg/m3) Berat jenis rata-rata (kg/m3) 363.57 371.70 600.05

275.98 173.39 193.24 353.38

148.35 198.46 237.93 230.61 616.13 268.94

161.21 85.85 289.13

60.23 190.51 338.48 251.11 208.13 323.00 95.21 302.64 208.39 221.40 500.38 226.61 155.60 125.16 325.44 641.98 402.39 293.55 256.21 274.86 468.51 100.07 315.22 311.89 303.18 195.73 221.87 247.41 107.66 350.80 248.53 318.57 364.64 3. Carcass

Hasil sampling (kg/m3) Berat jenis rata-rata (kg/m3)

402.82 70.68 315.09

200.03 105.74 297.95 174.68

258.36 112.51 199.52 332.67 148.57 203.97 193.82 186.86

4. Bead Wire

Hasil sampling (kg/m3) Berat jenis rata-rata (kg/m3) 593.09 537.10 385.44

(39)

29 5. Compound

Hasil sampling (kg/m3) Berat jenis rata-rata (kg/m3) 473.60 431.41 348.64

421.91 726.10 189.39 362.32

6. Bladder

Hasil sampling (kg/m3) Berat jenis rata-rata (kg/m3) 124.96 184.51 165.99

168.60 208.39 187.43 144.73

164.18 7. Steel Rubberized

Hasil sampling (kg/m3) Berat jenis rata-rata (kg/m3)

203.62 232.83 99.98

369.85

297.57 779.19 314.82

71.60 322.13 140.32

175.44 637.42 1337.53

398.21 422.65 368.46

129.97 511.98 246.22

388.56 227.95 265.47

564.87 8. Compound Ex Lab

Hasil sampling (kg/m3) Berat jenis rata-rata (kg/m3)

432.53 336.20 297.62 355.45

Data berat jenis dari data internal perusahaan (MASA 2006) Golongan 1

No. Jenis Berat Jenis (kg/m3) 1 Polyester 1,140

2 Serbuk Buffing 971

3 Serutan Ban 275.98

(40)

30

Golongan 2

No. Jenis Berat Jenis (kg/m3) 1 Pallet Besi 106.29 2 Pallet Kayu Lapis Besi 32.47 3 Pallet Kayu Non Besi 106.29 4 Pallet Plastik 121.59 5 Jumbo Bag 3.09

6 Plastik PP/PE 930.00

7 Plastik Beku 930.00

8 Bobin 106.29

9 Triplek 4.00

10 Kardus 1,350.00

11 Kayu Bakar 106.29

12 Gram Besi 106.29

(41)

31 Lampiran 7 Perhitungan volume scrap yang dibutuhkan untuk desain TPS Golongan 1

No. Jenis Massa di

tahun 2018 Satuan

Berat Jenis (kg/m3)

Volume (m3) 1 Steel Cord 3,453 kg 199.92 17.27 2 Textile Rubberized 23,918 kg 275.98 86.67 3 Carcass 13,939 kg 200.03 69.69 4 Bead Wire 4,807 kg 854.41 5.63 5 Compound 5,401 kg 421.91 12.80 6 Bladder 8,395 kg 168.60 49.79 7 Steel Rubberized 11,666 kg 369.85 31.54 8 Polyester 895 kg 1,140 0.79

tahun 2018 Satuan

(42)

32

(43)

Lampiran 99 Gambar skketsa model TTPS scrap yyang direkommendasikan

(44)
(45)

Lampiran 10 Matriks suumber scrapp

(46)

36

(47)

37

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara pada tanggal 1 Juni 1994 dari ayah Ir H Rafmen dan ibu Dra Med Vet Hj Rahmadia dengan adik Muhammad Zaky Satria dan Qurattu Ayunin. Penulis berdarah suku minang Bukittinggi ini menempuh studi di SDN 027 Ukui 1999-2002, SDN 015 Peranap 2002-2003, SDN 038 Pekanbaru 2003-2005, SMPN 4 Pekanbaru 2005-2007, SMAN 8 Pekanbaru 2007-2009 dan diterima di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2009.

Penulis menjadi asisten mata kuliah Peralatan Industri Pertanian pada tahun 2011, Bendahara Departemen Kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri (HIMALOGIN) periode 2010-2011, anggota Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Riau (IKPMR), Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Minang (IPMM), UKM Taekwondo Unit IPB dan Klub Manga IPB.

Gambar

Gambar 1   Tahapan Peenanganan LLimbah Konvvensional
Gambar 2  Nilai maksimum berat bulanan scrap golongan 1 (kg, pcs atau
Gambar 3  Nilai maksimum berat bulanan scrap golongan 1 (kg atau pcs)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa diharapkan STIKES Bina Sehat PPNI Kabupaten Mojokerto selalu memberi pembinaan yang baik kepada mahasiswa salah satunya

Pada umumnya tumor mulai tumbuh dr satu sel di satu tempat (unisentrik) tetapi kadang tumor berasal dari beberapa sel dalam satu organ (multisentrik)atau dr beberapa

Dan di Bulan Oktober dimana kita menyambut hari Reformasi, maka memulai suatu kegiatan baru yaitu mengajak dan menghimbau seluruh anggota jemaat yang sudah dan belum membaca

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas V SD Gugus Kompyang Sujana Tahun Ajaran 2016/2017 yang

Tindakan : Rekruitmen Dosen baru pada prodi Bidang Terkait : Administrasi Akademik. Evaluasi Program

Manfaat lain yang bisa anda atau pun para pelanggan lainnya dapatkan dari aplikasi android yang umumnya dibuat oleh layanan jasa tersebut juga muncul melalui keterhubungan aplikasi

Tenun di Indonesia dikaitkan dengan berbagai kepercayaan dan dipergunakan dalam berbagai upacara adat atau ritual seperti upacara daur hidup manusia, ada yang

Di dalam penelitian ini, mahasiswa menggunakan strategi tuduhan tidak langsung ketika lawan bicara memiliki status sosial yang lebih tinggi dan sebaliknya ketika lawan