• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Kelahiran Ikan Plati Sunset Xiphophorus maculatus (Günther, 1866) pada Beberapa Tingkat Suhu Air

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Kelahiran Ikan Plati Sunset Xiphophorus maculatus (Günther, 1866) pada Beberapa Tingkat Suhu Air"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KELAHIRAN IKAN PLATI

SUNSET Xiphophorus

maculatus

(GÜNTHER, 1866) PADA BEBERAPA TINGKAT

SUHU AIR

HAMELIA PRILISKA

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Tingkat Kelahiran Ikan Plati Sunset Xiphophorus maculatus (Günther, 1866) pada Beberapa Tingkat Suhu Air” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dan tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2013

(4)

ABSTRAK

HAMELIA PRILISKA. Tingkat Kelahiran Ikan Plati Sunset Xiphophorus maculatus (Günther, 1866) pada Beberapa Tingkat Suhu Air. Dibimbing oleh MUHAMMAD ZAIRIN JUNIOR dan HARTON ARFAH.

Ikan plati merupakan ikan hias air tawar yang bereproduksi dengan cara melahirkan (viviparous) dalam beberapa waktu. Memproduksi ikan plati dalam skala besar ternyata dihadapkan pada kendala yang besar, yaitu belum ada teknologi kelahiran anak serentak dalam satu waktu. Hal ini berdampak pada umur anak ikan tidak seragam dan pola tanam produksi terganggu, sehingga berujung pada ketidakefisienan dalam produksi. Pada penelitian ini dilakukan upaya penyerentakkan proses kelahiran oleh induk plati melalui rangsangan eksternal berupa peningkatan suhu secara mendadak. Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial dengan empat perlakuan sebanyak tiga ulangan. Perlakuan kenaikan suhu yang diberikan adalah 30-32°C selama 12 dan 24 jam. Hasil yang diperoleh perlakuan kenaikan suhu ke 30°C selama 12 jam perlakuan memberikan tingkat induk melahirkan tertinggi.

Kata kunci: Ikan hias, Kelahiran, Poecillidae, Suhu, Xiphophorus maculatus

ABSTRACT

HAMELIA PRILISKA. Birth Rate of Sunset Platy Fish Xiphophorus maculatus (Günther, 1866) at Several Temperature Levels. Supervised by MUHAMMAD ZAIRIN JUNIOR and HARTON ARFAH.

Platy is a viviparous freshwater fish that give birth their offsprings. Large scale production of platy fish faced with a big constraint that platy did not simultaneously give birth in a time. It has implication that age of baby fish is not uniform, and then disturb their production pattern, that lead to inefficiencies in production. In this experiment, we try to induce broodstock of platy to give birth at same time, through temperature increase shock as an external stimuli. This study used a factorial design with three replications. Treatment were temperature at 30-32ºC for 12 and 24 hours, as well as control. The results showed that the temperate treatment of 31ºC with for 12 hours gave higest birth rate than the other treatments.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Budidaya Perairan

HAMELIA PRILISKA

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2013

TINGKAT KELAHIRAN IKAN PLATI

SUNSET Xiphophorus

maculatus

(GÜNTHER, 1866) PADA BEBERAPA TINGKAT

(6)
(7)
(8)
(9)

Judul Skripsi : Tingkat Kelahiran Ikan Plati Sunset Xiphophorus maculatus (Günther, 1866) pada Beberapa Tingkat Suhu Air

Nama : Hamelia Priliska

NIM : C14090007

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Muhammad Zairin Jr, MSc Pembimbing I

Ir Harton Arfah, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Sukenda, MSc Ketua Departemen

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH Subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian

ini berjudul “Tingkat Kelahiran Ikan Plati Sunset Xiphophorus maculatus

(Günther, 1866) pada Beberapa Tingkat Suhu Air” yang berlangsung pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013.

Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam diselesaikannya karya ilmiah ini.

1. Prof Dr Ir Muhammad Zairin Jr, MSc dan Ir Harton Arfah, MSi selaku dosen pembimbing skripsi

2. Dr Alimuddin, MSc selaku ketua program studi

3. Dr Ir Agus Oman Sudrajat, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang memberikan arahan dan motivasi selama masa awal perkuliahan di departemen

4. Dr Ir Odang Carman, MSc atas kesempatan memberikan wawasan dan pengalamannya mengenai objek penelitian ini

5. Seluruh staff tata usaha dan staff laboratorium departemen Budidaya Perairan atas segala bantuannya

6. Ayah, Ibu, kakek, paman, dan adik, serta keluarga atas dukungan dan doa yang diberikan

7. Teman-teman seangkatan BDP 46, kakak dan adik kelas di BDP

8. Teman-teman di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang tidak dapat saya sebut satu persatu

9. Teman-teman di Fisheries Diving Club (FDC) FPIK IPB Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(11)
(12)

DAFTAR ISI

Koefisien Keragaman (KK) Bobot Induk ... 5

Pengumpulan Data ... 6

Persentase Induk Melahirkan ... 6

Derajat Kelangsungan Hidup (Survival Rate/SR) ... 6

Tingkat Abnormalitas ... 7

Derajat Kelangsungan Hidup Anak Ikan Plati Pada H0 dan H5 ... 8

(13)

DAFTAR TABEL

1. Perlakuan suhu dan lamanya waktu perendaman terhadap induk ikan plati ... 4

2. Nilai koefisien keragaman (KK) bobot induk per perlakuan ... 6

3. Derajat kelangsungan hidup anak ikan plati pada H0 dan H5 ... 8

4. Hasil pengukuran parameter kualitas air amonia, pH, DO, dan suhu ... 9

DAFTAR GAMBAR

1. Bagan alir ruang lingkup penelitian ... 2

2. Alur pengaruh variabel lingkungan berupa kenaikan suhu untuk mencapai pertumbuhan gonadotik pada induk plati ... 3

3. Pengaturan wadah pemeliharaan induk ikan plati selama penelitian ... 5

4. Bagan alir prosedur perlakuan kenaikan suhu pada induk ikan ... 5

5. Persentase induk ikan plati yang melahirkan pada kontrol dan yang diberi perlakuan kenaikan suhu dari suhu harian air maksimal ±27°C ... 7

6. Persentase derajat kelangsungan hidup induk ikan plati pada kontrol dan setelah diberi perlakuan kenaikan suhu dari suhu harian air maksimal ±27°C ... 8

7. Pengamatan visual terhadap abnormalitas anak ikan plati selama lima hari pemeliharaan ... 9

DAFTAR LAMPIRAN

1. Bobot awal induk plati ... 14

2. Panjang awal induk plati ... 14

3. Tanda kebuntingan induk ikan plati ... 15

4. Hasil sampling pengukuran parameter kualitas air ... 15

(14)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ikan plati merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang memiliki bentuk sirip dan warna yang bervariasi, serta berukuran antara 1-4,2 cm (Fishbase 2013). Ikan ini berasal dari Amerika Tengah tepatnya di Varacruze, Meksiko sampai Belize, Guatemala. Salah satu keunikan ikan plati adalah dari segi reproduksi, yaitu ikan ini termasuk ke dalam livebearer atau kelompok ikan yang melahirkan„viviparous‟. Nilai ekonomisnya sebagai ikan hias menjadikan ikan plati menjadi salah satu komoditas budidaya. Ikan plati termasuk kedalam sepuluh peringkat ekspor tertinggi dalam perdagangan ikan hias. Budidaya dalam skala besar perlu dilakukan sebagai strategi dalam melihat peluang yang ada. Selain itu, perlu adanya upaya meningkatkan efisiensi produksi, sehingga kegiatan budidaya ikan plati ini menghasilkan keuntungan yang maksimum.

Memproduksi ikan plati dalam skala besar ternyata dihadapkan pada kendala besar, yaitu belum ada teknologi penyerentakan kelahiran anak dalam satu waktu. Umur anak yang berbeda akan menyulitkan perawatan anak terutama dalam hal pemberian pakan alami. Kultur pakan alami harus selalu dilakukan selama produksi karena proses kelahiran yang tidak serentak. Selain itu, induk memiliki sifat kanibal terhadap anak yang dilahirkannya saat kondisi tidak ada pakan dalam wadah pemeliharaan. Oleh sebab itu, anak harus dipisahkan dari induk. Kendala-kendala tersebut berujung pada tidakefisiennya produksi.

Meningkatkan produksi ikan plati dalam skala besar dapat dilakukan dengan merekayasa kelahiran anaknya. Temperatur sebagai faktor eksternal sangat berpengaruh terhadap metabolisme ikan yang bersifat poikilotermal. Tinggi rendahnya metabolisme ikan akan sejalan dengan tinggi rendahnya temperatur. Pengaruh suhu telah diteliti oleh Arfah et al. (2005) pada ikan gupi. Hasilnya menunjukan bahwa masa inkubasi embrio pada suhu pemeliharaan 30°C lebih singkat 4-12 hari dibandingkan suhu 27°C selama 18-22 hari. Hal tersebut berkaitan dengan peningkatan metabolisme yang terjadi sehingga mempercepat proses embriogenesis.

Berdasarkan keterkaitan suhu dengan metabolisme tersebut, pada penelitian ini dilakukan upaya penyeragaman waktu kelahiran anak plati dengan meningkatkan suhu air. Hal tersebut merupakan upaya menuju efisiensi produksi ikan livebearer secara masal.

Tujuan Penelitian

(15)

2

Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah mengefisiensikan produksi melalui teknologi kelahiran secara serentak sehingga memudahkan pemeliharaan anak ikan plati.

Ruang Lingkup Penelitian

Ikan kelompok livebearer secara umum mengeluarkan anaknya dalam beberapa waktu berbeda sehingga umur anak tidak seragam. Umur anak yang tidak seragam akan menyulitkan pemeliharaan dalam hal penyediaan pakan alami. Hal tersebut menyebabkan produksi tidak efisien, terutama dalam skala besar. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya dalam mengoptimalkan tingkat kelahiran anak dalam satu waktu sehingga tercapai efisiensi dalam produksi. Solusinya adalah mencari teknologi untuk menyeragamkan waktu kelahiran anak pada satu waktu. Peningkatan suhu secara mendadak diharapkan dapat meningkatkan metabolisme induk ikan plati, memenuhi nutrisi bagi calon anak dan energi bagi induk untuk melahirkan anak serentak pada satu waktu dapat tercapai (Gambar 1).

Gambar 1 Bagan alir ruang lingkup penelitian

(16)

3

pertumbuhan. Pertumbuhan yang dituju pada penelitian ini adalah pertumbuhan gonadotik karena biota yang digunakan memiliki fase dewasa dalam siklus hidupnya, sehingga segala bentuk pertumbuhan dialokasikan pada perkembangan gonad (Gambar 2).

Gambar 2 Alur pengaruh variabel lingkungan berupa kenaikan suhu untuk mencapai pertumbuhan gonadotik pada induk plati

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013. Tempat penelitian berada di Laboratorium Kolam Percobaan Babakan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisis parameter kualitas air dilakukan di Laboratorium Lingkungan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Rancangan Penelitian

(17)

4

Tabel 1 Perlakuan suhu dan lamanya waktu perendaman terhadap induk ikan plati

Keterangan:

K : kontrol (ganti air) suhu harian berkisar ±22-27ºC A : kenaikan dari suhu air harian maksimal ±27ºC ke 30ºC B : kenaikan dari suhu air harian maksimal ±27ºC ke 31ºC C : kenaikan dari suhu air harian maksimal ±27ºC ke 32ºC p : lama perlakuan selama 12 jam Selanjutnya wadah gelas plastik diatur letaknya sesuai perlakuan dan diisi air. Pemeliharaan Awal

Pemeliharaan induk ikan plati dilakukan dengan memberi pakan dan mengganti air. Pemberian pakan dilakukan dengan membuat pakan selalu tersedia (ad libitum). Pakan yang diberikan berupa cacing sutera. Ganti air dilakukan sehari sekali sekitar 30% dari volume air. Selanjutnya, dilakukan pengamatan visual terhadap perut induk betina. Sebanyak 80 ekor induk (per ulangan) diseleksi menurut ada tidaknya tanda kebuntingan (Lampiran 3). Kemudian induk diukur panjangnya menggunakan mistar dengan ketelitian 0,1 cm dan ditimbang bobotnya menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram. Induk yang digunakan memiliki bobot rata-rata 1,63±0,37 gram dan panjang rata-rata 3,78±0,39 cm. Selanjutnya dilakukan pengukuran suhu harian untuk air menggunakan termometer batang dan suhu harian ruang dengan menggunakan termometer maksimum-minimum.

Perlakuan

(18)

5

Gambar 3 Pengaturan wadah pemeliharaan induk ikan plati selama penelitian Perlakuan peningkatan suhu secara mendadak dilakukan selama 12 jam dan 24 jam. Setelah waktu perlakuan habis, ikan dipindahkan kembali ke dalam wadah pemeliharaan dengan suhu air harian pada ruangan (tanpa pemanas otomatis). Prosedur penelitian disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4 Bagan alir prosedur perlakuan kenaikan suhu pada induk ikan Anak yang dilahirkan dipelihara pada wadah yang berbeda untuk diamati tingkat abnormalitasnya. Pengamatan tingkat abnormalitas pada anak ikan plati yang dilahirkan untuk mengetahui efek perlakuan terhadap kehidupan anak ikan plati.

Koefisien Keragaman (KK) Bobot Induk

(19)

6

Tabel 2 Nilai koefisien keragaman (KK) bobot induk per perlakuan

No. Kode Bobot rata-rata±sd (gram) KK (%)

Penelitian ini dilakukan selama 42 hari. Parameter yang diamati meliputi persentase induk melahirkan, derajat kelangsungan hidup induk, derajat kelangsungan hidup anak ikan plati H0 dan H5, tingkat abnormalitas, dan parameter kualitas air yang meliputi oksigen terlarut, amonia, pH, dan suhu. Frekuensi pengambilan data untuk parameter induk melahirkan, derajat kelangsungan hidup induk dilakukan sehari sekali selama 6 hari sedangkan derajat kelangsungan hidup anak ikan plati H0 dan H5 diamati satu kali sehari selama 5 hari. Parameter kualitas air oksigen terlarut, amonia, dan pH diukur 3 kali setiap berlangsungnya ulangan penelitian yaitu pada H1, H2, dan H3, sedangkan suhu diukur 2 kali sehari pada pukul 07:00 WIB dan 13:00 WIB selama waktu pengamatan selama 13 hari per ulangan.

Persentase Induk Melahirkan

Persentase induk melahirkan adalah persen jumlah induk yang melahirkan anak terhadap total induk per perlakuan.

ersentase induk melahirkan umlah induk melahirkanTotal induk x1

Derajat Kelangsungan Hidup (Survival Rate/SR)

Derajat kelangsungan hidup merupakan jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan dibandingkan dengan awal pemeliharaan. Parameter derajat kelangsungan hidup diamati baik untuk induk mau pun anak. Rumus derajat kelangsungan hidup (Goddard 1969) sebagai berikut.

S t 1 Keterangan:

SR : Derajat kelangsungan hidup (%)

(20)

7

Tingkat Abnormalitas

Tingkat abnormalitas adalah rasio kelainan tubuh ikan yang nampak secara visual dan dinyatakan dalam persen.

Tingkat abnormalitas Total ikan yang dilahirkan umlah ikan abnormal x 1

Analisis Data

Data parameter pengamatan diolah menggunakan program Microsoft excel 2010. Selanjutnya data yang diolah dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berikut merupakan data yang diperoleh berdasarkan pengamatan pada parameter persentase induk melahirkan, derajat kelangsungan hidup induk, derajat kelangsungan hidup anak H0 dan H5, serta kualitas air.

Persentase Induk Melahirkan

Perhitungan induk yang melahirkan dimulai saat proses perlakuan berlangsung (H2) sampai dengan hari pengamatan terakhir (H6).

Gambar 5 Persentase induk ikan plati yang melahirkan pada kontrol dan yang diberi perlakuan kenaikan suhu dari suhu harian air maksimal ±27°C Peningkatan suhu dari Ap (30°C/12 jam), Aq (30°C/24 jam) sampai Bp (31°C/12 jam), Bq (31°C/24 jam) pada Gambar 5 memberikan persentase induk melahirkan yang lebih tinggi dibandingkan kontrol (Kp dan Kq). Berbeda halnya pada perlakuan Cp (32°C/12 jam), Cq (31°C/12 jam) persentase induk melahirkan lebih rendah dibandingkan kontrol. Perlakuan yang memiliki persentase tertinggi terdapat pada kenaikan suhu ke-31°C/12 jam sebesar 33%.

0

(21)

8

Derajat Kelangsungan Hidup Induk

Derajat kelangsungan hidup induk diperoleh dari persentase perbandingan jumlah induk yang hidup pada hari ke 6 terhadap jumlah induk awal pada hari ke 1 (Gambar 6).

Gambar 6 Persentase derajat kelangsungan hidup induk ikan plati pada kontrol dan setelah diberi perlakuan kenaikan suhu dari suhu harian air maksimal ±27°C

Kontrol memiliki derajat kelangsungan hidup terendah yaitu 30%. Peningkatan suhu secara mendadak yang diberikan pada perlakuan 30-32°C ternyata memberikan derajat kelangsungan hidup yang lebih tinggi dibandingkan kontrol, kecuali pada perlakuan Bq (31°C/24 jam) yang sama dengan kontrol Kq. Derajat Kelangsungan Hidup Anak Ikan Plati Pada H0 dan H5

Derajat kelangsungan hidup anak H0 dan H5 diamati untuk mengetahui keberhasilan kelahiran anak (H0) dan mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan terhadap anak ikan plati (H5).

Tabel 3 Derajat kelangsungan hidup anak ikan plati pada H0 dan H5 No. Kode perlakuan Derajat kelangsungan hidup

anak hari ke-0

Berdasarkan Tabel 3 diperoleh derajat kelangsungan hidup saat proses kelahiran berkisar antara 59%-99%. Nilai terendah ini dimiliki oleh perlakuan Cq (32ºC/24 jam). Selanjutnya efek dari anak yang dilahirkan dengan pemberian kenaikan suhu dapat dilihat dari derajat kelangsungan hidup anak sampai hari ke 5 pada perlakuan memiliki penurunan rata-rata sebesar 11% sedangkan kontrol 17%.

(22)

9

Pengamatan Tingkat Abnormalitas

Pemeliharaan anak disertai dengan pengamatan tingkat abnormalitas yang dapat terlihat secara visual pada tubuh anak (Gambar 7).

Gambar 7 Pengamatan visual terhadap abnormalitas anak ikan plati selama lima hari pemeliharaan

Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa tingkat abnormalitas anak adalah 0%, artinya selama hari pengamatan tidak ditemukan tanda kelainan pada anak ikan seperti kelainan bentuk tulang belakang mau pun tubuh lainnya. Akan tetapi ditemukan adanya perbedaan beberapa jenis anak yang dilahirkan. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan warna pada tubuh, ditemukan jenis anak berekor hitam dan bertubuh albino, serta ditemukannya telur yang keluar dari induk saat proses kelahiran.

Pengukuran Kualitas Air

Pengukuran kualitas air ini dimaksudkan sebagai data penunjang kondisi lingkungan terhadap induk selama penelitian. Data hasil pengukuran kualitas air disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4 Hasil pengukuran parameter kualitas air amonia, pH, DO, dan suhu

Waktu

(23)

10

Pembahasan

Peningkatan suhu pada kisaran toleransi akan mempercepat metabolisme ikan. Proses metabolisme pada kondisi aerob akan menghasilkan energi, karbondioksida (CO2), dan air (H2O) (Montgomery et al. 1993). Energi ini yang akan dimanfaatkan oleh tubuh untuk melakukan homeostasi terhadap lingkungannya. Homeostasi merupakan kondisi stabil yang dipertahankan tubuh, melalui proses aktif melawan perubahan lingkungan. Proses ini terjadi pada tingkat sel dan berkaitan diantaranya dengan pengaturan metabolisme dan pembuangan sisa metabolisme (Affandi dan Tang 2002).

Peningkatan suhu secara mendadak dari suhu ±27ºC ke suhu 30°C sampai 31°C selama 24 jam memberikan persentase induk melahirkan yang lebih tinggi dibandingkan kontrol. Perlakuan yang memiliki persentase tertinggi terdapat pada kenaikan suhu dari ±27°C ke 31°C selama 12 jam sebesar 33%. Perlakuan tersebut mengalami perubahan suhu 4°C dari suhu air suhu awal ±27°C. Pada suhu 31°C metabolisme ikan berjalan lebih cepat dibanding perlakuan lain serta kontrol. Peningkatan suhu pada kisaran suhu toleransi menyebabkan ikan cenderung aktif dan banyak makan, sehingga semakin banyak asupan nutrisi bagi ikan pada proses metabolisme (Tytler dan Calow 1985). Hasil metabolisme ini yang akan digunakan untuk perkembangan embrio di dalam ovarium. Petrovicky (1988) menyatakan bahwa pembuahan telur diikuti dengan proses embriogenesis di dalam polikel ovarium induk. Proses embriogenesis ikan plati ini berlangsung dalam 26 tahap sampai proses kelahiran, atau dalam waktu 21 hari 9 jam (Tavolga 1949). Saat induk ikan plati akan melahirkan anaknya, hormon prostaglandin disekresikan oleh tubuh. Hormon prostaglandin bekerja untuk kontraksi dinding ovarium dan meluruhkannya. Luruhnya dinding ovarium akan membawa anak keluar menuju lubang urogenital. Selain itu, pergerakan yang dilakukan anak juga membantu proses kelahiran anak dari induk ikan (Hoar 1983).

Kisaran toleransi hidup ikan vivipar menurut Affandi dan Brojo (1994) berada pada suhu 18-32°C. Perlakuan peningkatan suhu secara mendadak dari suhu ±27°C ke suhu 32°C memberikan persentase induk melahirkan yang lebih rendah dibandingkan perlakuan lain. Meskipun suhu perlakuan tersebut masih dalam kisaran toleransi namun perubahan suhu tersebut dilakukan secara mendadak dengan besar perubahan 5°C. Hal tersebut diduga berpengaruh pada fisiologis induk. Perubahan suhu yang terlalu tinggi dan terlalu lama menyebabkan ikan mengalokasikan energinya untuk bertahan hidup terlebih dahulu dibanding proses pertumbuhan gonadotik. Selanjutnya 12 jam perlakuan memberikan hasil yang lebih tinggi dibanding waktu 24 jam. Hal tersebut diduga berkaitan dengan kebiasaan makan ikan plati yang aktif mencari makan pada siang hari atau diurnal. Menurut Affandi dan Brojo (1994) ikan gupi yang termasuk dalam livebearer memiliki kebiasaan aktif mencari makan pada siang hari. Sehingga hanya pada waktu 12 jam perlakuan terjadi metabolisme optimal, sedangkan pada 12 jam berikutnya pada waktu perlakuan 24 jam asupan nutrisi tidak sebanyak pada siang hari sedangkan metabolisme tetap meningkat.

(24)

11

kematian yang tinggi terjadi pada semua perlakuan termasuk kontrol. Tanda-tanda klinis yang terlihat adalah terdapat bintik putih pada bagian tubuh. Berdasarkan tanda klinis tersebut diduga induk terserang penyakit yang disebabkan oleh jamur. Jamur berkembang sangat cepat yang kemudian berkembang menjadi miselium, sehingga terlihat seperti adanya lapisan selaput lendir putih pada tubuh induk yang mati. Pada beberapa kasus terjadi tanda berupa pendarahan (haemorraghe).

Derajat kelangsungan hidup induk yang diberi kenaikan suhu menunjukkan kecenderungan lebih tinggi dibanding kontrol. Hal ini terjadi diduga karena peningkatan suhu memberikan efek imunitas yang lebih tinggi. Induksi penyakit dan tingkat respons ikan dipengaruhi oleh suhu pada sistem imun non spesifik atau innate imunity (Halver dan Hardy 2002).

Berdasarkan Tabel 3 diperoleh derajat kelangsungan hidup saat anak dilahirkan berkisar antara 59%-99%. Derajat kelangsungan hidup anak saat dilahirkan pada perlakuan rata-rata mendekati dan lebih tinggi dari kontrol kecuali pada perlakuan suhu 30ºC selama 12 jam dan 32ºC selama 24 jam. Berdasarkan pengamatan rendahnya derajat kelangsungan hidup anak pada perlakuan ini diakibatkan oleh pergerakan agresif induk yang terserang penyakit. Parameter derajat kelangsungan hidup anak menunjukkan bahwa tidak adanya gangguan kelahiran akibat stress terhadap wadah plastik yang digunakan dan untuk mengontrol dampak perlakuan suhu terhadap daya imun anak. Induk yang bunting memiliki tanda-tanda berupa pergerakannya yang tidak terlalu aktif (Lampiran 3), ketika melahirkan induk tidak harus pada wadah yang luas. Menurut Iwasaki (1989) wadah sederhana dapat digunakan dalam proses kelahiran, selain itu tanaman air yang digunakan berfungsi menciptakan lingkungan yang rileks untuk melahirkan.

Penggunaan tanaman air yang memiliki perakaran panjang akan menambah luas bidang gerak anak, sehingga akan memperkecil peluang pemangsaan anak oleh induk. Alderton (2005) menyatakan bahwa induk memiliki sifat pemangsaan terhadap anaknya, hal ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan energi tubuh. Selanjutnya efek dari anak yang dilahirkan dengan pemberian kenaikan suhu dapat dilihat dari sintasan anak sampai hari ke-5. Menurut Irianto (2005) kemampuan imun yang ditunjukkan sebagai adanya antibodi pada ikan salmon diketahui 4 hari setelah menetas sudah terbentuk. Meskipun demikian kompetensi imun alamiah sudah ada sejak dalam masa 12 hari sebelum menetas atau bervariasi menurut suhu. Hasil yang diperoleh perlakuan tidak memberikan dampak negatif terhadap anak terlihat dari nilai penurunan derajat kelangsungan hidupnya sebesar 11% lebih rendah dari kontrol sebesar 17%.

Pemeliharaan anak disertai dengan pengamatan tingkat abnormalitas yang dapat terlihat secara visual. Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa tingkat abnormalitas anak adalah 0%, artinya selama pengamatan tidak ditemukan tanda kelainan pada anak ikan seperti kelainan bentuk tulang belakang maupun tubuh lainnya. Sesaat setelah dilahirkan ukuran anak rata-rata memiliki panjang 7 mm (Tavolga 1949). Akan tetapi ditemukan adanya perbedaan beberapa jenis anak yang dilahirkan. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan warna pada tubuh. Ditemukan jenis anak berekor hitam dan bertubuh albino. Hal tersebut terjadi

(25)

12

Kualitas air pada pemeliharaan awal, perlakuan, dan pemeliharaan akhir konstan. Nilai amonia berkisar pada 0,01-0,05 mg/L, kadar amonia tersebut tidak menyebabkan sifat beracun pada ikan plati. Menurut Affandi dan Brojo (1994) ikan livebearer memiliki toleransi yang tinggi terhadap amonia. Seperti halnya ditemukan ikan gupi dapat hidup pada kisaran amonia 0,2 mg/L. Parameter pH bersifat netral cenderung basa pada kisaran 7,06-7,73. Menurut Lingga dan Susanto (1999) dalam Nugroho (2008) nilai pH optimum ikan jenis plati adalah 7,0-7,75 sehingga dapat memberikan pertumbuhan yang optimum bagi ikan. Nilai DO berkisar pada nilai 3,0-4,60 mg/L. Kandungan DO kisaran 3 mg/L masih memberikan pertumbuhan yang baik untuk sebagian ikan (Boyd dan Tucker 1992). Suhu yang teramati saat perlakuan mengunakan pemanas untuk ketiga perlakuan relatif mengalami penurunan 0,5°C dari suhu yang ditetapkan sedangkan fluktuasi suhu air harian berkisar 22-27°C. Pemanas dilengkapi dengan termostat untuk mengontrol panas yang dihasilkan, saat panas suhu kurang dari skala panas yang diatur, pemanas akan kembali menyala sehingga suhu akan terjaga pada kisaran tersebut (Hoedeman 1979). Secara keseluruhan parameter kualitas air yang diukur tidak membahayakan bagi kehidupan ikan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Persentase induk yang melahirkan serentak tertinggi adalah 33%. Hasil tersebut terdapat pada perlakuan kenaikan suhu ke 31°C selama 12 jam.

Saran

(26)

13

DAFTAR PUSTAKA

Affandi R, Brojo M. 1994. Laporan Penelitian Pemanfaatan Ikan Seribu Sebagai Sumber Protein Hewani Tahap 1 Studi Ekobiologi Ikan Seribu, Poecilia reticulata Peters. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Affandi R, Tang UM. 2002. Fisiologis hewan air. Pekanbaru (ID): Unri Press. Alderton D. 2005. Encyclopedia of Aquarium and Pond Fish. New York (US): Alabama (US): Alabama Agricultural experiment station.

[Fishbase]. 2013. Xiphophorus maculatus [internet]. [diunduh 2013 Oktober 20] http://www.fishbase.org/summary/Xiphophorus-maculatus.html

Goddard S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. New York (US): Chapman and Hall.

Halver JE, Hardy RW. 2002. Fish Nutrition, Third Edition. USA (US): Academic Pr.

Hoar WS, Randall DJ, Donaldson EM. 1983. Fish Physiologi; Volume IX Reproduction Part B Behaviour and Fertility Control. New York (US): Academic Pr.

Hoedeman JJ. 1974. Naturalists Guide to Fresh Water Aquarium Fish. New York (US): Sterling Pub.

Irianto A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University press.

Iwasaki N. 1989. Guppies; Fancy Strains and How to Produce Them. Emig L. Anne, Penerjemah. Japan (Jp): T.F.H Pub Inc.

Montgomery R, Dryer RL, Conway TW, Spector AA. 1993. Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus Jilid 2 Edisi Ke-empat.Penerjemah Prof Dr M Ismadi. Penyunting Prof Dr Siti Dawiesah Ismadi, MSc. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada Press.

Nugroho Sirkis. 2008. Analisis Finansial Usaha Ikan Hias Air Tawar Heru Fish Farm di Desa Kota Batu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Petrovicky Ivan. 1988. AquariumFish of the World. New York (US): Pub Hamly London.

Tavolga NW. 1949. The Platyfish (Platypoecilus), The Swordtail (Xiphophorus), and Their Hybrids. Bulletin of the American Museum of Natural History Volume 94: Article 4. New York (US): American Museum of Natural History.

(27)

14

LAMPIRAN

Lampiran 1 Bobot awal induk plati

No

Lampiran 2 Panjang awal induk plati

(28)

15

Lampiran 3 Tanda kebuntingan induk ikan plati

Secara visual terlihat induk yang bunting relatif bergerak dibeberapa lokasi saja, seperti di bawah, pojok, atau permukaan air. Ada tanda hitam atau gelap pada bagian perut belakang. Selain itu, apabila diraba perut terasa lembek.

Lampiran 4 Hasil sampling pengukuran parameter kualitas air

Waktu sampling Pengukuran TAN (mg/L) pH DO (mg/L)

Sebelum perlakuan Hari adaptasi 0,283 7,06 3,10

(H1) Hari adaptasi 0,765 7,22 3,60

Hari adaptasi 1,028 7,35 3,30

Perlakuan K1 0,539 7,41 4,30

Setelah perlakuan Hari akhir 0,018 7,45 3,00

(H3) Hari akhir 0,789 7,47 3,10

(29)

16

Lampiran 5 Pengamatan suhu air dan ruang harian

Suhu air (ºC) Suhu ruang (ºC)

Ulangan ke- hari ke- ±max ±min ±max ±min

1

1 27 22,5 33 22

2 berkurang 0,5 33 21

3 26,5 23 32 22

4 25 23 32 22,5

5 26 23 34 21

6 27 24 33 21

2

1 27 23 34 21

2 berkurang 0,5 32 21

3 26 24 32 22

4 26 24 32 22

5 25 22 34 22

6 26 24 33 22

3

1 27 24 32 22

2 berkurang 0,5 33 21,5

3 27 23 32 21

4 26 24 32 21

5 25,5 23 33 22,5

(30)

17

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Hamelia Priliska yang lahir di Jakarta, pada 27 April 1991 dari ayah bernama Maulana Hamidi dan ibu bernama Yatmikasari. Penulis memiliki wali yang memiliki hubungan kakek bernama Achmad Hambali. Penulis merupakan anak pertama dari 5 bersaudara. Tahun 2009 penulis menamatkan pendidikan di SMAN 1 Jasinga dan pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama masa perkuliahan, penulis mengikuti kegiatan akademik maupun non akademik. Penulis merupakan anggota Himpunan Profesi Mahasiswa Budidaya Perairan (Himakua) dan pengurus tahun 2011-2012, anggota dan pengurus di Fisheries Diving Club (FDC-FPIK IPB) tahun 2009-2013. Penulis memiliki kemampuan tambahan (softskil) berupa pengambilan data ekosistem terumbu karang khususnya pengambilan data ikan terumbu. Penulis juga pernah menerima Hibah Dikti untuk kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Artikel Ilmiah (PKM-AI) pada tahun 2010 dan bidang penelitian (PKM-P) pada tahun 2011 dan 2012. Penulis juga pernah menjadi presentator dalam Konferensi Internasional Aceh Development Internasional Conference di Kuala Lumpur, Malaysia pada tahun 2012.

Gambar

Gambar 1 Bagan alir ruang lingkup penelitian
Gambar 2 Alur pengaruh variabel lingkungan berupa kenaikan suhu untuk  mencapai pertumbuhan gonadotik pada induk plati
Tabel 1 Perlakuan suhu dan lamanya waktu perendaman terhadap induk ikan plati
Gambar 3 Pengaturan wadah pemeliharaan induk ikan plati selama penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan itu, kami mengharapkan partisipasi perguruan tinggi yang Bapak/Ibu pimpin dengan mendaftarkan dan mengirimkan 1 (satu) tim terbaik dari hasil seleksi

Dikeluarkannya Surat Pernyataan Masyarakat Kandanghaur tertanggal 21 Desamber 1995 yang bertujuan untuk menolak relokasi peternakan babi di Desa Parean Girang

Di unit ini adalah yang paling menentukan dari keseluruhan proses produksi dimana terjadi reaksi antara sirup glukosa dengan gas H2 menghasilkan produk utama sorbitol

pemasaran (Tabel 3). Pada saluran pemasaran I, jika dilihat dari perolehan keuntungan dan biaya yang dikeluarkan terlihat terjadi perbedaan. Akumulasi biaya

Hasil penelitian ini yaitu praktik jual beli kelapa sawit yang dilakukan masyarakat muslim terhadap tengkulak adalah sudah memenuhi rukun dan syarat sahnya dalam

Secara garis besar proses monitoring dimulai dari pemantauan kegiatan oleh petugas desa, yang dilanjutkan dengan perhitungan indikator kegiatan dilakukan oleh petugas

Indirect cost merupakan layanan umum dalam bentuk overhead dan tidak terkait langsung dengan perawatan pasien dan pelayanan intermediate seperti biaya administrasi

Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh kinerja lalu-lintas terhadap pemasangan traffic light dengan menganalisa kapasitas, derajat kenuhan, tundaan serta