• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil Keripik Pisang “Kondang Jaya” Binaan Koperasi Bmt Al-Ikhlaash Kota Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil Keripik Pisang “Kondang Jaya” Binaan Koperasi Bmt Al-Ikhlaash Kota Bogor"

Copied!
279
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Faisal Onassis Siregar A14105670

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

RINGKASAN

FAISAL ONASSIS SIREGAR. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil

Keripik Pisang “Kondang Jaya” Binaan Koperasi Bmt Al-Ikhlaash Kota Bogor.Skripsi. Program Ekstensi, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan POPONG NURHAYATI)

Sektor UMKM mempunyai peranan yang strategis dalam menopang perekonomian Jawa Barat. Selain karena jumlahnya yang cukup banyak, mencapai tujuh juta pelaku UMKM, sektor ini juga memberikan kontribusi lebih dari 60 persen terhadap pembentukan PDRB Jawa Barat. Kontribusi yang besar menyebabkan sektor ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Berdasarkan hal tersebut perkembangan UMKM memiliki prospek yang baik untuk ditingkatkan. Saat ini banyak berkembang usaha mikro, terutama yang terkait dengan usaha boga karena dianggap mudah untuk memulai usahanya dan tentu semua orang membutuhkan makanan dan minuman. Dewasa ini salah satu jenis produk yang banyak dikembangkan oleh usaha kecil adalah makanan ringan. Salah satu alternatif pengembangan produk makanan ringan yang cenderung praktis. Permintaan terhadap makanan ringan mulai meningkat hal ini dapat dilihat dari banyaknya produk-produk makanan instan yang bervariasi dan beragam kandungan suplemennya banyak dibutuhkan konsumen.

Produk makanan ringan dalam perkembangannya dapat diproduksi dari berbagai macam bahan baku diantaranya dengan bahan baku pisang, yaitu untuk pembuatan keripik pisang. Dalam masayarakat Indonesia pisang dikenal sebagai komoditas agribisnis yang memiliki manfaat ekonomis yang luas dan strategis, sekaligus berkaitan erat dengan pembangunan subsistem agribisnis hilir. Makanan ringan dari pisang sangat populer bagi masyarakat di perkotaan maupun pedesaan. Di Kota Bogor industri pengolahan makanan ringan saat ini banyak dikembangkan dalam bentuk usaha kecil. Salah satu pelaku bisnis yang memproduksi makanan ringan adalah usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”

yang merupakan binaan Koperasi Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Perumahan Baranangsiang Indah (BSI) Kota Bogor.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) Mengidentifikasi internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi pengembangan usaha kecil keripik pisang

”Kondang Jaya”. (2) Merumuskan alternatif strategi yang tepat untuk diterapkan

pada usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya” sesuai dengan kondisi

lingkungan usahanya. (3) Mengidentifikasi strategi yang harus diprioritaskan dalam pengembangan usaha kecilkeripik pisang ”Kondang Jaya”.

(3)

Selanjutnya akan dilakukan analisis SWOT kemudian pemilihan alternatif strategi dilakukan dengan menggunakan metodeAnalytical Hierarchy Process(AHP).

Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor internal dalam pengembangan usaha kecil keripik pisang“Kondang Jaya”, maka diketahui bahwa faktor kunci internal yang mempunyai skor kekuatan tertinggi adalah kualitas produk keripik pisang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai bobot sebesar 0,087 dengan rating 4 dan skor sebesar 0,348. Faktor kunci ini merupakan peluang utama bagi usaha kecil keripik pisang ini karena kualitas produk keripik pisang memiliki tingkat kepentingan terbesar bagi pengembangan usahanya ke depan. Selain identifikasi

terhadap kekuatan internal usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”, matriks

IFE juga menunjukkan berbagai kelemahan yang selama ini dimiliki usaha kecil keripik pisang ini. Faktor kunci internal yang menjadi kelemahan terbesar usaha ini adalah daerah pemasaran produk keripik pisang, yang memiliki bobot 0,061 dengan rating 1 sehingga skornya adalah 0,061.

Berdasarkan indentifikasi hasil analisis terhadap faktor eksternal dalam pengembangan usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”, maka diketahui

bahwa faktor kunci eksternal yang memberikan peluang terbesar bagi usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”, adalah Kota Bogor sebagai daerah tujuan wisata

wilayah transit, mampu membangkitkan sektor industri makanan. Hal ini ditunjukkan oleh bobot terbesar yang dimiliki faktor kunci eksternal ini, yaitu sebesar 0,159 dengan rating sebesar 3 dan Total Skor sebesar 0,478.

Faktor kunci eksternal yang memberikan ancaman terbesar bagi usaha kecil keripik pisang adalah harga bahan baku yang semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai bobot sebesar 0,104 dengan rating 1 dan skor sebesar 0,104. Kondisi ini menunjukkan bahwa harga bahan baku yang semakin meningkat memiliki pengaruh yang signifikan dalam biaya operasional usaha ini. Biaya operasional yang meningkat, menyebabkan harga produk keripik pisang yang ditawarkan usaha ini relatif lebih mahal dibandingkan dengan produk pesaing, dan sekaligus memberikan ancaman bagi keberlangsungan usaha.

Hasil analisis matriks IFE memiliki nilai tertimbang sebesar 2,154 yang menggambarkan perusahaan berada pada kondisi internal rata-rata, tidak terlalu kuat dan tidah terlalu lemah. Hasil analisis matriks memiliki nilai tertimbang sebesar 2,068 menggambarkan respon yang diberikan oleh usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya” kepada lingkungan eksternalnya tergolong sedang dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman.

Berdasarkan hasil tersebut, usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”

berada pada sel V (Hold and Maintain). Sehingga strategi yang sebaiknya diterapkan usaha kecil tersebut pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar dari produk yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Pengembangan produk yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan memperbaiki produk yang sudah ada atau mengembangkan yang baru.

Berdasarkan hasil penggabungan matriks IFE dan EFE dalam matriks SWOT dalam pengembangan usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”

(4)

manaemen usaha; (4) Mengupayakan ketersediaan bahan baku utama secara kontinu; (5) Melakukan efisiensi biaya produksi; (6) Melakukan mengembangan atau diversifikasi produk untuk menghadapi barang subtitusi yang tinggi (7) Memperbaiki bentuk kemasan serta mengupayakan sertifikasi halal dan izin Depkes untuk Meningkatkan image produk.

(5)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG

BERJUDUL” ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL

KERIPIK PISANG “KONDANG JAYA” BINAAN KOPERASI BMT AL

-IKHLAASH KOTA BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Januari 2010

(6)

Judul : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil

Keripik Pisang “Kondang Jaya” Binaan Koperasi Bmt Al-Ikhlaash Kota Bogor.

Nama : Faisal Onassis Siregar

NRP : A14105670

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Popong Nurhayati, MM NIP. 19670211 1992032002

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 19571222 1982031002

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penelitian

yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil Keripik Pisang

“Kondang Jaya” Binaan Koperasi BMT Al-Ikhlaash Kota Bogor”. Penelitian

ini Merupakan Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Dalam penyusunan penelitian ini Penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta pengetahuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan dalam penyelesaian penelitian ini. Besar harapan Penulis agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2010

(8)

RIWAYAT HIDUP

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ir. Popong Nurhayati, MM, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan yang sangat berguna untuk penulisan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Heny K Daryanto, MEc atas kesediaannya menjadi dosen penguji utama dan Tintin Sarianti, SP, MM atas kesediaannya menjadi dosen penguji wakil komisi pendidikan.

3. BapakHusen (Uteng) pemilik usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya” atas perhatian dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Hartoto Mardjono, pengurus Koperasi BMT Al-Ikhlaash Perumahan Baranangsiang Indah Kota Bogor yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama memyelesaikan skripsi ini.

5. Keluarga penulis, yaitu istriku (Hastuti SP, MP), Papa (Syamsir Siregar), mama (Salmawati Harahap), abang (Syurya Darma Siregar) dan adik-adikku (Lidia Soraya Siregar dan Ayu Lestari Siregar) atas semua cinta dan kasih sayang dan dukungannya kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

(10)

DAFTAR ISI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Pisang ... 10

2.2. Keripik Pisang ... 12

2.3. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ... 14

2.3.1. Batasan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah... 14

2.3.2 Perkembangan, Prospek, dan Permasalahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)... 15

2.3.3. Ciri Umum Usaha Kecil Menengah (UKM)... 17

2.4. Penelitian Terdahulu... 18

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 24

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 24

3.1.1. Manajemen Strategis... 24

3.1.2. Konsep Perumusan Strategi ... 26

3.1.3. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal... 28

3.1.4. Analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Oppurtunities, Threats) ... 31

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional... 31

BAB IV. METODE PENELITIAN ... 35

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 35

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 35

4.3. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ... 36

4.3.1. Analisis Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation) dan EFE (External Faktor Evaluation)... ... 37

4.3.2. Analisis Matriks SWOT... 42

(11)

Oleh:

Faisal Onassis Siregar A14105670

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(12)

RINGKASAN

FAISAL ONASSIS SIREGAR. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil

Keripik Pisang “Kondang Jaya” Binaan Koperasi Bmt Al-Ikhlaash Kota Bogor.Skripsi. Program Ekstensi, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan POPONG NURHAYATI)

Sektor UMKM mempunyai peranan yang strategis dalam menopang perekonomian Jawa Barat. Selain karena jumlahnya yang cukup banyak, mencapai tujuh juta pelaku UMKM, sektor ini juga memberikan kontribusi lebih dari 60 persen terhadap pembentukan PDRB Jawa Barat. Kontribusi yang besar menyebabkan sektor ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Berdasarkan hal tersebut perkembangan UMKM memiliki prospek yang baik untuk ditingkatkan. Saat ini banyak berkembang usaha mikro, terutama yang terkait dengan usaha boga karena dianggap mudah untuk memulai usahanya dan tentu semua orang membutuhkan makanan dan minuman. Dewasa ini salah satu jenis produk yang banyak dikembangkan oleh usaha kecil adalah makanan ringan. Salah satu alternatif pengembangan produk makanan ringan yang cenderung praktis. Permintaan terhadap makanan ringan mulai meningkat hal ini dapat dilihat dari banyaknya produk-produk makanan instan yang bervariasi dan beragam kandungan suplemennya banyak dibutuhkan konsumen.

Produk makanan ringan dalam perkembangannya dapat diproduksi dari berbagai macam bahan baku diantaranya dengan bahan baku pisang, yaitu untuk pembuatan keripik pisang. Dalam masayarakat Indonesia pisang dikenal sebagai komoditas agribisnis yang memiliki manfaat ekonomis yang luas dan strategis, sekaligus berkaitan erat dengan pembangunan subsistem agribisnis hilir. Makanan ringan dari pisang sangat populer bagi masyarakat di perkotaan maupun pedesaan. Di Kota Bogor industri pengolahan makanan ringan saat ini banyak dikembangkan dalam bentuk usaha kecil. Salah satu pelaku bisnis yang memproduksi makanan ringan adalah usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”

yang merupakan binaan Koperasi Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Perumahan Baranangsiang Indah (BSI) Kota Bogor.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) Mengidentifikasi internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi pengembangan usaha kecil keripik pisang

”Kondang Jaya”. (2) Merumuskan alternatif strategi yang tepat untuk diterapkan

pada usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya” sesuai dengan kondisi

lingkungan usahanya. (3) Mengidentifikasi strategi yang harus diprioritaskan dalam pengembangan usaha kecilkeripik pisang ”Kondang Jaya”.

(13)

Selanjutnya akan dilakukan analisis SWOT kemudian pemilihan alternatif strategi dilakukan dengan menggunakan metodeAnalytical Hierarchy Process(AHP).

Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor internal dalam pengembangan usaha kecil keripik pisang“Kondang Jaya”, maka diketahui bahwa faktor kunci internal yang mempunyai skor kekuatan tertinggi adalah kualitas produk keripik pisang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai bobot sebesar 0,087 dengan rating 4 dan skor sebesar 0,348. Faktor kunci ini merupakan peluang utama bagi usaha kecil keripik pisang ini karena kualitas produk keripik pisang memiliki tingkat kepentingan terbesar bagi pengembangan usahanya ke depan. Selain identifikasi

terhadap kekuatan internal usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”, matriks

IFE juga menunjukkan berbagai kelemahan yang selama ini dimiliki usaha kecil keripik pisang ini. Faktor kunci internal yang menjadi kelemahan terbesar usaha ini adalah daerah pemasaran produk keripik pisang, yang memiliki bobot 0,061 dengan rating 1 sehingga skornya adalah 0,061.

Berdasarkan indentifikasi hasil analisis terhadap faktor eksternal dalam pengembangan usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”, maka diketahui

bahwa faktor kunci eksternal yang memberikan peluang terbesar bagi usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”, adalah Kota Bogor sebagai daerah tujuan wisata

wilayah transit, mampu membangkitkan sektor industri makanan. Hal ini ditunjukkan oleh bobot terbesar yang dimiliki faktor kunci eksternal ini, yaitu sebesar 0,159 dengan rating sebesar 3 dan Total Skor sebesar 0,478.

Faktor kunci eksternal yang memberikan ancaman terbesar bagi usaha kecil keripik pisang adalah harga bahan baku yang semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai bobot sebesar 0,104 dengan rating 1 dan skor sebesar 0,104. Kondisi ini menunjukkan bahwa harga bahan baku yang semakin meningkat memiliki pengaruh yang signifikan dalam biaya operasional usaha ini. Biaya operasional yang meningkat, menyebabkan harga produk keripik pisang yang ditawarkan usaha ini relatif lebih mahal dibandingkan dengan produk pesaing, dan sekaligus memberikan ancaman bagi keberlangsungan usaha.

Hasil analisis matriks IFE memiliki nilai tertimbang sebesar 2,154 yang menggambarkan perusahaan berada pada kondisi internal rata-rata, tidak terlalu kuat dan tidah terlalu lemah. Hasil analisis matriks memiliki nilai tertimbang sebesar 2,068 menggambarkan respon yang diberikan oleh usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya” kepada lingkungan eksternalnya tergolong sedang dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman.

Berdasarkan hasil tersebut, usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”

berada pada sel V (Hold and Maintain). Sehingga strategi yang sebaiknya diterapkan usaha kecil tersebut pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar dari produk yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Pengembangan produk yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan memperbaiki produk yang sudah ada atau mengembangkan yang baru.

Berdasarkan hasil penggabungan matriks IFE dan EFE dalam matriks SWOT dalam pengembangan usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”

(14)

manaemen usaha; (4) Mengupayakan ketersediaan bahan baku utama secara kontinu; (5) Melakukan efisiensi biaya produksi; (6) Melakukan mengembangan atau diversifikasi produk untuk menghadapi barang subtitusi yang tinggi (7) Memperbaiki bentuk kemasan serta mengupayakan sertifikasi halal dan izin Depkes untuk Meningkatkan image produk.

(15)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG

BERJUDUL” ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL

KERIPIK PISANG “KONDANG JAYA” BINAAN KOPERASI BMT AL

-IKHLAASH KOTA BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Januari 2010

(16)

Judul : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil

Keripik Pisang “Kondang Jaya” Binaan Koperasi Bmt Al-Ikhlaash Kota Bogor.

Nama : Faisal Onassis Siregar

NRP : A14105670

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Popong Nurhayati, MM NIP. 19670211 1992032002

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 19571222 1982031002

(17)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penelitian

yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil Keripik Pisang

“Kondang Jaya” Binaan Koperasi BMT Al-Ikhlaash Kota Bogor”. Penelitian

ini Merupakan Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Dalam penyusunan penelitian ini Penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta pengetahuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan dalam penyelesaian penelitian ini. Besar harapan Penulis agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2010

(18)

RIWAYAT HIDUP

(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ir. Popong Nurhayati, MM, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan yang sangat berguna untuk penulisan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Heny K Daryanto, MEc atas kesediaannya menjadi dosen penguji utama dan Tintin Sarianti, SP, MM atas kesediaannya menjadi dosen penguji wakil komisi pendidikan.

3. BapakHusen (Uteng) pemilik usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya” atas perhatian dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Hartoto Mardjono, pengurus Koperasi BMT Al-Ikhlaash Perumahan Baranangsiang Indah Kota Bogor yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama memyelesaikan skripsi ini.

5. Keluarga penulis, yaitu istriku (Hastuti SP, MP), Papa (Syamsir Siregar), mama (Salmawati Harahap), abang (Syurya Darma Siregar) dan adik-adikku (Lidia Soraya Siregar dan Ayu Lestari Siregar) atas semua cinta dan kasih sayang dan dukungannya kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

(20)

DAFTAR ISI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Pisang ... 10

2.2. Keripik Pisang ... 12

2.3. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ... 14

2.3.1. Batasan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah... 14

2.3.2 Perkembangan, Prospek, dan Permasalahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)... 15

2.3.3. Ciri Umum Usaha Kecil Menengah (UKM)... 17

2.4. Penelitian Terdahulu... 18

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 24

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 24

3.1.1. Manajemen Strategis... 24

3.1.2. Konsep Perumusan Strategi ... 26

3.1.3. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal... 28

3.1.4. Analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Oppurtunities, Threats) ... 31

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional... 31

BAB IV. METODE PENELITIAN ... 35

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 35

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 35

4.3. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ... 36

4.3.1. Analisis Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation) dan EFE (External Faktor Evaluation)... ... 37

4.3.2. Analisis Matriks SWOT... 42

(21)

BAB V. GAMBARAN UMUM USAHA KECIL KERIPIK PISANG

”KONDANG JAYA”... 54

5.1. Sejarah Usaha Kecil Keripik Pisang”Kondang Jaya”... 54

5.2. Visi, Misi dan Tujuan Usaha Keripik Pisang”Kondang Jaya”... 55

5.3. Lokasi Usaha Keripik Pisang”Kondang Jaya”... 56

5.4. Struktur Organisasi Usaha Keripik Pisang ”Kondang Jaya”... 57

BAB VI IDENTIFIKASI LINGKUNGAN USAHA... 60

6.1. Analisis Lingkungan Internal... 60

6.1.1. Sumberdaya Manusia Usaha Kecil Keripik Pisang “Kondang Jaya”... 60

6.1.2. Keuangan dan Akuntansi ... 61

6.1.3. Produksi dan Operasional ... 62

6.1.4. Pemasaran ... 69

6.2 Analisis Faktor Eksternal Usaha... 72

6.2.1. Lingkungan Umum ... 72

6.2.2. Lingkungan Industri... 80

BAB VII. FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI... 85

7.1. Identifikasi Faktor Internal ... 85

7.1.1. Faktor Kekuatan... 85

7.1.2. Faktor Kelemahan... 88

7.2. Identifikasi Faktor Eksternal... 92

7.2.1. Peluang... 92

7.2.2. Ancaman ... 94

7.3 Analisis Matriks IFE dan EFE ... 99

7.3.1 Matriks IFE ... 99

7.3.2 Matriks EFE ... 100

7.4 Matriks IE dan SWOT ... 102

7.5. Tahap Pemilihan Strategi Pengembangan Usaha ... 109

7.5.1. Analisis Hasil Pengolahan Horisontal ... 111

7.5.1.1. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Kriteria Strategi ... 111

7.5.1.2. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Alternatif Strategi ... 113

7.5.2. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal ... 114

7.5.2.1. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Kriteria Strategi ... 115

7.5.2.2. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Alternatif Strategi ... 115

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 117

8.1. Kesimpulan ... 117

8.2. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 120

(22)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Presentase Alokasi Pengeluaran Masyarakat terhadap

Produk Makanan Ringan di Indonesia (%)... 2 2. Daftar Jumlah Produksi dan penjualan Keripik Pisang

”Kondang Jaya”Tahun 2008-2009... 5 3 Penjabaran Kategori Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

Menengah... 15 4. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan... 39 5. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ... 39 6. MatriksInternal Factor Evaluation... 41 7. MatriksEksternal Factor Evaluation... 41 8. Matriks SWOT... 43 9. Nilai Skala Banding Berpasangan ... 47 10. Matriks Pendapat Individu... 68 11. Matriks Pendapat Gabungan ... 48 12. Daftar Nilai Random Indeks ... 51 13. Penyerapan Tenaga Kerja Industri Makanan di Kota

Bogor Tahun 2003... 75 14. Penduduk Indonesia Tahun 2001-2006 ... 76 15. Penduduk Kota Bogor Tahun 2001-2006 ... 77 16. Kenaikan Harga BBM per 1 Oktober 2005 (Rp/liter) ... 79 17. Daftar Harga Produk Keripik pisang di Swalayan Ngesti dan

SwalayanGreenmart Darmaga dan Greenmart Sempur Kota Bogor .. 83 18. Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil Keripik Pisang

(23)
(24)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Diagram Alur Pembuatan Keripik Pisang ... 13 2. Model Proses Manajemen Strategis yang Komprehensif ... 27 3. Kerangka Pemikiran Operasional ... 34 4. Abstraksi Sistem Hirarki Keputusan... 53 5.Lokasi Usaha Kecil Keripik Pisang “Kondang Jaya” Binaan

Koperasi BMT Al-Ikhlaash... 57 6.Struktur Organisasi Usaha Kecil Keripik Pisang ”Kondang Jaya”... 57 7. Alur Pemasaran Pengembangan Usaha Kecil Keripik Pisang

“Kondang Jaya” Binaan Koperasi BMT Al-Ikhlaash Kota Bogor ... 59 8. Bahan-bahan yang diperlukan dalam Proses Pembuatan Keripik Pisang

Usaha Kecil “Kondang Jaya”... 64 9. Peralatan yang Dipergunakan dalam Proses Pembuatan Keripik Pisang

“Kondang Jaya”... 67 10. Proses Pengolahan Keripik Pisang ... 69 11.Produk Usaha Kecil Keripik Pisang “Kondang Jaya”... 87 12. Produk Keripik Pisang berbagai Merek Dagang Di Kota Bogor ... 97 13. Matriks IE Usaha Kecil Keripik Pisang “Kondang Jaya”... 103 14. Analisis Matriks SWOT Usaha Kecil Keripik Pisang

(25)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Kuesioner SWOT... 123 2. Kuesioner AHP ... 134 3. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Kriteria Strategi ... 142 4. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Alternatif Strategi untuk

Penetrasi Pasar ... 143 5. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Alternatif Strategi untuk

(26)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian cukup besar saat Indonesia menghadapi tantangan krisis ekonomi yang berkepanjangan. UMKM dapat dikatakan merupakan salah satu solusi masyarakat untuk tetap bertahan dalam menghadapi krisis yakni dengan melibatkan diri dalam aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal.

Berdasarkan data Departemen Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tahun 2008 meningkat dibanding tahun 2007. Jumlah UMKM mencapai 51,26 juta unit sedangkan tahun 2007 sebanyak 49,82 juta unit. Jumlah usaha kecilnya sendiri pada tahun 2008 mencapai 520 ribu unit naik dari 498 ribu unit tahun 2007. Sedangkan usaha menengah menjadi 40 ribu unit dari 38 ribu unit tahun 2007. Secara keseluruhan, jumlah unit usaha di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 51,262 juta unit (termasuk unit usaha-usaha besar), naik dibanding 49,824 juta unit tahun 2007.

Dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB), PDB UKM tahun 2008 mencapai Rp 2.609 trilun, di mana sebesar Rp 1.505 triliun di antaranya disumbangkan oleh unit-unit usaha mikro. PDB UKM ini lebih besar dibanding PDB yang dihasilkan unit-unit usaha besar secara kumulatif yang mencapai Rp 2.087 triliun. Hal ini menunjukkan perkembangan UMKM yang terus meningkat dan bahkan mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional.

(27)

banyak, mencapai tujuh juta pelaku UMKM, sektor ini juga memberikan kontribusi lebih dari 60 persen terhadap pembentukan PDRB Jawa Barat. Kontribusi yang besar menyebabkan sektor ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Berdasarkan hal tersebut perkembangan UMKM memiliki prospek yang baik untuk ditingkatkan.

Saat ini banyak berkembang usaha mikro, terutama yang terkait dengan usaha boga karena dianggap mudah untuk memulai usahanya dan tentu semua orang membutuhkan makanan dan minuman. Dewasa ini salah satu jenis produk yang banyak dikembangkan oleh usaha kecil adalah makanan ringan. Salah satu alternatif pengembangan produk makanan ringan yang cenderung praktis. Permintaan terhadap makanan ringan mulai meningkat hal ini dapat dilihat dari banyaknya produk-produk makanan instan yang bervariasi dan beragam kandungan suplemennya banyak dibutuhkan konsumen.

Permintaan masyarakat terhadap makanan ringan akhir-akhir ini mulai meningkat setelah krisis ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan presentase alokasi pengeluaran masyarakat terhadap produk makanan ringan cenderung meningkat tiap tahun. Persentase pengeluaran untuk makanan ringan juga memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan persentase pengeluaran masyarakat untuk minuman ringan. Persentase alokasi pengeluaran per tahun masyarakat terhadap makanan ringan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Presentase Alokasi Pengeluaran Masyarakat terhadap Produk Makanan Ringan di Indonesia (%)

Tahun Tipe Pengeluaran

1996 1999 2000 2003 2006

Makanan Ringan 55,34 62,94 65,81 94,13 58,48

Minuman Ringan 44,66 37,06 34,19 35,87 41,52

Total 100 100 100 100 100

(28)

Produk makanan ringan dalam perkembangannya dapat diproduksi dari berbagai macam bahan baku diantaranya makanan ringan berbahan baku pisang. Dalam masyarakat Indonesia pisang dikenal sebagai komoditas agribisnis yang memiliki manfat ekonomis yang luas dan strategis, sekaligus berkaitan erat dengan pembangunan subsistem agribisnis hilir.

Pisang merupakan salah satu produk unggulan Propinsi Jawa Barat. Berdasarkan data Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Nasional tahun 2007 menunjukkan produksi pisang Propinsi Jawa Barat pada tahun 2004 sebesar 1.431.941 ton, tahun 2005 sebesar 1.473.460 ton, dan pada tahun 2006 sebesar 1.068.875. Data tersebut menunjukkan bahwa Propinsi Jawa Barat merupakan penghasil komoditas pisang yang cukup besar di Indonesia.

(29)

hasil binaan Koperasi Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Al-Ikhlaash perumahan Baranangsiang Indah Kota Bogor.

1.2. Perumusan Masalah

Semakin meningkatnya kehidupan masyarakat cenderung akan meningkatkan tuntutan terhadap kepraktisan dalam berbagai aktivitas. dalam memperoleh manfaat dari buah pisang, konsumen juga cenderung menuntut kepraktisan, sehingga berkembanglah produk pisang yang diolah yaitu dalam bentuk keripik pisang, seperti yang dilakukan oleh salah satu usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya” yang meghasilkan produk keripik pisang sejak tahun 1990, dan mulai menjadi anggota koperasi BMT Al-Ikhlaash Kota Bogor sejak tahun 2007.

(30)

Tabel 2. Daftar Jumlah Produksi dan Penjualan Keripik Pisang ”Kondang

Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor,Bogor Medical Center (BMC),

235 235

Februari 2008

Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor danBogor Medical Center (BMC)

256 256

Maret 2008

Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor danBogor Medical Center (BMC)

257 257

Aprilm 2008

Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor danBogor Medical Center (BMC)

260 260

Mei 2008

Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor danBogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary

365 365

Juni 2008

Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor danBogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al

365 365

Juli 2008

Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor danBogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary

369 369

Agustus 2008

Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor danBogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary

374 374

September 2008

Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor danBogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary

397 397

Oktober 2008

Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor danBogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary

399 399

Desember 2008

Swalayan Ngesti, Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor dan Bogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary

399 399

Januari 2009

Swalayan Ngesti, Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor dan Bogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary

404 404

Februari 2009

Swalayan Ngesti, Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor dan Bogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary

402 402

Maret 2009

Swalayan Ngesti, Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor dan Bogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary

415 415

Sumber : Usaha KecilKeripik Pisang ”Kondang Jaya”Tahun 2008-2009

(31)

menunjukkan bahwa minat konsumen terhadap produk keripik pisang ini cukup besar. Minat terhadap produk keripik pisang ini juga besar, hal ini ditunjukkan dengan semakin dikenalnya produk keripik pisang yang diproduksi usaha ini dikalangan warga sekitar. Semakin banyak warga yang memesan kiripik pisang menyebabkan produk keripiki pisang habis sebelum di pasarkan ke toko-toko yang menjadi pusat pemasaran produk keripik pisang tersebut. Namun terkait dengan data masyarakat yang membeli langsung ke usaha kecil ini belum terdata dengan baik.

Meskipun demikian usaha kecil keripik pisang ini dalam pengembangan usahanya menemukan kendala. Kendala yang dihadapi berupa kendala internal maupun eksternal. Kendala-kendala internal antara lain bahan baku, sumberdaya manusia, dan pemasaran.

Kendala dari sisi bahan baku yaitu relatif sulitnya mencari jenis pisang kepok jenis Banggala yaitu yang ukurannya lebih besar dari jenis pisang kepok biasa. Selama ini bahan baku keripik pisang pada usaha kecil keripik pisang ini diperoleh dari daerah di sekitar Bogor, antara lain: Leuwiliang, Parung Aleng, dan Kampung Pasir. Pemilik usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya” dapat

(32)

Kendala sumberdaya manusia, pada usaha kecil keripik pisang

”Kondang Jaya” tenaga kerja yang terlibat masih sedikit, yaitu hanya lima orang, yang terdiri dari pemilik, 1orang bagian pengadaan bahan baku, satu orang bagian produksi dan dua orang pekerja yang membantu pekerjaan operasional mulai dari pengolahan (seperti pengupasan, perendaman, pengirisan, penggerongan dan pengemasan) hingga pengemasan produk. Selain itu juga terkendala dengan belum adanya pembagian kerja yang jelas antar pekerja.

Kendala pada bagian pemasaran yaitu belum luasnya cakupan pemasaran, dimana dalam hal ini yang berperan pada bagian pemasaran adalah Koperasi BMT Al-Ikhlaash. Usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya”

cenderung mengandalkan upaya pemasaran kepada koperasi BMT. Hal lain yang penting untuk diperhatikan adalah hingga saat ini upaya promosi terhadap produk keripik pisang ini masih sangat rendah, yaitu hanya pada beberapa toko dan masyarakat sekitar saja. Penjualan produk cenderung mengandalkan pada jumlah pesanan dari toko-toko atau pihak lain yang selanjutnya akan menjual kepada konsumen akhir.

(33)

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirinci beberapa perumusan masalah dalam penelitian ini antara lain :

1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi pengembangan usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya”?

2. Bagaimana alternatif strategi yang tepat untuk diterapkan pada usaha kecil keripik pisang”Kondang Jaya”sesuai dengan kondisi lingkungan usahanya? 3. Strategi apa yang harus diprioritaskan dalam pengembangan usaha kecil

keripik pisang ”Kondang Jaya”?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi pengembangan usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya”.

2. Merumuskan alternatif strategi yang tepat untuk diterapkan pada usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya” sesuai dengan kondisi lingkungan usahanya. 3. Menentukan strategi yang harus diprioritaskan dalam pengembangan usaha

kecil keripik pisang ”Kondang Jaya”.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna :

1. Bagi usaha kecil keripik pisang”Kondang Jaya”, sebagai bahan pertimbangan dalam upaya mengembangkan usahanya.

(34)

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Prospek dan Arah Pengembangan Pisang

Pisang berasal dari daerah Malesia (Asia Tenggara dan Australia tropika) namun dikenal luas sejak dahulu oleh orang-orang yang tinggal di sekitar Samudra Hindia. Tumbuhan ini hidup di daerah tropis yang lembab, terutama di dataran rendah. Di daerah dengan hujan merata sepanjang tahun, produksi pisang dapat berlangsung tanpa mengenal musim (Departemen Pertanian, 2007)

Pisang merupakanbuah yang tumbuh berkelompok di daerahtropis. Ada beberapa jenis pisang yang warnanya berbeda-beda, tetapi hampir semua yang dijual di pasar atau supermarket berwarna kuning ketika sudah matang dan berbentuk melengkung. Pisang banyak mengandung kalium. Selain memberikan kontribusi gizi lebih tinggi daripada apel, pisang juga dapat menyediakan cadangan energi yang tinggi. Beragam jenis makanan ringan dari pisang yang relatif populer antara lain Kripik Pisang asal Lampung, Sale pisang (Bandung),

Pisang Molen (Bogor), danepe (Makassar).

(36)

(Jawa Timur), dan beberapa tempat lainnya, sehingga Indonesia pernah pengekspor pisang dengan volume mencapai lebih dari 100.000 ton pada tahun 1996, tetapi pada tahun-tahun berikutnya volume ekspor tersebut terus menurun dan mencapai titik terendah pada tahun 2004 yaitu hanya 27 ton (Departemen Pertanian, 2007)

Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai peluang yang cukup besar untuk meningkatkan ekspor buah pisang. Hal ini ditunjang dengan ketersediaan lahan yang cukup luas di Kalimantan, Papua, kepulauan Maluku, Sulawesi dan Sumatera; iklim yang mendukung; keragaman varietas yang cukup tinggi; sumber daya manusia serta inovasi teknologi untuk pengelolaan tanaman pisang.

Berdasarkan cara konsumsi, pisang dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu banana dan plantain. Banana adalah pisang yang lebih sering dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah matang, contohnya pisang ambon, susu, raja, seribu, dan sunripe. Plantain adalah pisang yang dikonsumsi setelah digoreng, direbus, dibakar, atau dikolak, seperti pisang kepok, siam, kapas, tanduk, dan uli.

(37)

2.2. Keripik Pisang

Pisang dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1) Pisang yang dimakan dalam bentuk segar, misalnya : pisang ambon, raja sere, raja bulu, susu, seribu, dan emas. 2) Pisang yang dimakan setelah diolah terlebih dahulu, misalnya: pisang kepok, nangka, raja siam, raja bandung, kapas, rotan, gajah, dan tanduk. Pisang banyak mengandung protein yang kadarnya lebih tinggi daripada buah-buahan lainnya, namun buah pisang mudah busuk. Untuk mencegah pembusukan dapat dilakukan pengawetan, misalnya dalam bentuk keripik, dodol, sale, anggur, dan lain-lain. Keripik pisang sudah sejak lama diproduksi masyarakat. Hasil olahan keripik pisang mempunyai rasa yang berbeda-beda, yaitu : asin, manis, manis pedas, dan lain-lain. Pembuatan keripik pisang sangat sederhana dan membutuhkan modal yang tidak terlalu besar. Pisang yang baik dibuat keripik adalah pisang ambon, kapas, tanduk, dan kepok.

Peralatan yang dibutuhkan dalam pengolahan pisang menjadi kripik pisang antara lain: 1) Pisang tua (mengkal) 20 kg; 2) Minyak goreng 1 kg; 3) Garam secukupnya. Alat-alat yang digunakan dalam pengolahan keripik pisang : 1) Baskom; 2) Alas perajang (talenan) 3) Pisau; 4) Ember plastik; 5) Penggorengan (Wajan); 6) Lilin (untuk kantong plastik); 7) Tungku atau kompor; 8) Tampah (nyiru); 9) Keranjang bambu; 10) Kantong plastik (sebagai pembungkus). Cara pembuatan keripik pisang menurut Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tahun 2006, antara lain:

1. Jemur pisang selama 57 jam, lalu kupas;

(38)

3. Siapkan minyak yang telah dibubuhi garam kemudian panaskan. Goreng, irisan pisang tersebut sedikit demi sedikit agar tidak melengket satu dengan yang lainnya. Penggorengan dilakukan selama 57 menit tergantung jumlah minyak dan besar kecilnya api kompor;

4. Angkat keripik setelah berubah warna dari kuning menjadi kuning kecoklatan; 5. Saring minyak setelah lima kali penggorengan, kemudian tambahkan minyak

baru dan garam;

6. Masukkan dalam kantong plastik atau stoples setelah keripik pisang cukup dingin.

Berikut ini disajikan diagram alur pembuatan keripik pisang :

Gambar 1. Diagram Alur Pembuatan Keripik Pisang

Sumber: Deputi Menristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Tahun 2006

Pisang

Di kupas

Di iris tipis-tipis (± 1- 2 mm)

Di goreng Minyak dan Garam

(39)

2.3. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2.3.1. Batasan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Berbagai literatur yang menjabarkan kategori usaha didasarkan pada aset, jumlah pekerja, dan omset. Terdapat lima sumber yang dapat dipakai sebagai acuan, yaitu, UU. No 9095 Tentang Usaha Kecil, BPS, Menteri Negara Koperasi dan UKM, bank Indonesia, dan Bank Dunia.

(40)

Tabel 3 Penjabaran Kategori Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah

Lembaga Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah

UU No 9

Pekerja 5-9 orang Pekerja 20-99 orang

Menteri

Bank Indonesia Dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati Bank Dunia Pekerja, <10 orang

Aset<$ 100 Ribu

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah batasan katgori usaha kecil

menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan kategori BPS tersebut usaha

keripik pisang ”Kondang Jaya” termasuk ke dalam usaha kecil.

2.3.2 Perkembangan, Prospek, dan Permasalahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

(41)

manajemen, 2) permodalan, 3) teknologi, 4) bahan baku, 5) informasi danpemasaran, 6) infrastruktur, 7) birokrasi dan pungutan, 8) kemitraan. Dari beragamnya permasalahan yang dihadapi UMKM, nampaknya permodalan tetap menjadi salah satu kebutuhan penting guna menjalankan usahanya, baik kebutuhan modal kerja maupun investasi.

Pengembangan sektor UMKM bertumpu pada mekanisme pasar yang sehat dan adil. Langkah strategis yang perlu ditempuh demi keunggulan UMKM adalah sebagai berikut: Pertama, sumberdaya lokal (local resources) harus dijadikan basis utama, karena salah satu karakter UMKM adalah melakukan proses efisiensi dengan mendekatkan sumber bahan baku. Kedua, pembentukan infrastruktur pendamping yang dapat membantu pelaku UMKM menghadapi embaga pembiayaan, mengadopsi teknologi, dan mengakses pasar luas. Pusat inkubasi bisnis dapat dimulai masyarakat, tapi harus didukung penuh pemerintah.

(42)

2.3.3. Ciri Umum Usaha Kecil Menengah (UKM)

Ada beberapa hal yang merupakan ciri UKM dan usaha mikro. Menurut Mintzberg dalam Husen (2005) bahwa sektor usaha UKM sebagai organisasi ekonomi/bisnis mempunyai beberapa karakter seperti : 1) Struktur organisasi yang sangat sederhana; 2) Mempunyai kekhasan; 3) Tidak mempunyai staf yang berlebihan; 4) Pembagian kerja yang lentur; 5) Memiliki hierarki manajemen yang sederhana; 6) Tidak terlalu formal 7) Proses perencanaan sederhana; 8) Jarang mengadakan pelatihan untuk karyawan; 9) Jumlah karyawannya sedikit; 10) Tidak ada pembedaan aset pribadi dan aset perusahaan; 11) Sistem akuntansi kurang baik (bahkan biasanya tidak punya).

Menurut Prawirokusumo (1999), jika dilihat dari kontribusinya terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja, UKM secara umum memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Fleksibel, dalam arti jika menghadapi hambatan dalam menjalankan usaha akan mudah berpindah ke usaha lain.

2. Dari sisi permodalan, tidak selalu tergantung pada modal dari luar, UKM bisa berkembang dengan kekuatan modal sendiri.

3. Dari sisi pinjaman (terutama pengusaha kecil sektor tertentu seperti pedagang) sanggup mengembalikan pinjaman dengan bunga yang cukup tinggi.

4. UKM tersebar di seluruh Indonesia dengan kegiatan usaha di berbagai sektor, merupakan sarana distributor barang dan jasa dalam rangka melayani kebutuhan masyarakat.

(43)

tenaga kerja secara berlebihan. Tenaga yang ada sering dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini bisa dilihat bahwa tenaga di UKM dapat mengerjakan beberapa jenis pekerjaan yang berlainan. Dengan demikian mereka dapat menekan biaya tenaga kerja. Biasanya tenaga kerja yang terlibat di UKM bisa bertahan lama karena hubungan yang dikembangkan di sana adalah pola kekeluargaan. Ini menjadi karakteristik UKM di mana hubungan antara pengusaha dan pekerja bersifat tidak formal.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Prihatin (2006), meneliti tentang Analisis Strategi Pemasaran Keripik Pisang Perusahaan Suseno di Bandar Lampung. Tujuan dari penelitiannya yaitu : (1) mengidentifikasi sikap konsumen terhadap atribut keripik pisang (2)mengidentifikasi dan menganalisi faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran keripik pisang di perusahaan Suseno, (3) menyusun alternatif strategi pemasaran berdasarkan analisis sikap konsumen, lingkungan eksternal dan lingkungan internal yang dihadapi, (4) memilih strategi yang paling tepat diterapkan oleh perusahaan. Metode analisis yang digunakan yaitu identifikasi ikap konsumen terhadap keripik pisang dengan menggunakan analisis multiatributFishbein, matriks IFE dan EFE, kemudian merumuskan strategi dengan menggunakan matriks SWOT serta merekomendasikan strategi terbaik bagi perusahaan dengan menggunakan QSPM.

(44)

kerenyahan merupakan atribut yang paling penting bagi responden dalam mempertimbangkan pembelian keripik pisang. Berdasarkan matriks IFE diketahui bahwa kekuatan yang dimiliki perusahaan adalah letak perusahaan yang strategis, perusahaan merupakan pionir dan pemimpin pasar pada industri keripik pisang, kualitas keripik pisang baik, citra merek perusahaan kuat, hubungan dengan pelanggan terjalin baik, dan keadaan keuangan perusahaan tidak tergantung pihak luar.

Kelemahan perusahaan keripik pisang Suseno yaitu labelisasi kemasan belum lengkap, distribusi produk hanya di daerah tertentu, harga produk lebih mahal dibanding pesaing, kegiatan promosi masih terbatas, serta kelebihan produksi. Kekuatan utama adalah perusahaan merupakan pionir dan pemimpin pasar pada industri keripik pisang. Sedangkan kelemahan utama adalah distribusi produk hanya di daerah tertentu. Berdasarkan matriks EFE diketahui bahwa peluang utama perusahaan adalah konsumsi keripik pisang yang terus meningkat. Sedangkan ancaman terbesar bagi perusahaan adalah kenaikan biaya produksi akibat naiknya harga BBM dan elpiji. Hasil alternatif strategi pemasaran yang diprioritaskan oleh perusahaan untuk diimplementasikan adalah meningkatkan kerjasama dengan toko makanan, swalayan, atau distributor yang adadi dalam maupun di luar Propinsi Lampung untuk meningkatkan penjualan.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Iriana (2004), melakukan

penelitian yang berjudul ”Strategi Pengembangan Bisnis Teh, Studi Kasus di

Perkebunan Gedeh PTPN VIII, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat”, penelitian

(45)

identifikasi faktor internal dan eksternal dan memformulasikan suatu strategi komprehensif bagi Perkebunan Gedeh. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif sesuai analisi lingkungan internal dan eksternal. Alat analisis yang digunakan Matriks IFE dan EFE, selanjutnya penyusunan strategi dilakukan dengan menggunakan matriks IE dan matriks SWOT, sedangkan untuk pemilihan strategi digunakan matriks QSP sebagai rumusan terakhir.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa fator internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan menunjukkan bahwa kekuatan terbesar dalam perumusan strategi pengembangan bisnis perkebunan Gedeh adalah iklim kerja yang kondusif, sedangkan kelemahan utamanya adalah pemeliharaan kebun yang belum optimal. Faktor eksternal dapat digolongkan menjadi peluang dan ancaman. Peluang utama perkebunan Gedeh adalah perkembangan teknologi mekanisasi dan pengolahan. Ancaman utamanya yaitu kelangkaan pasokan pupuk. Berdasarkan analsis matriks IE diketahui bahwa Perkebunan Gedeh berada dalam kondisi interal rata-rata dan respon Perkebunan Gedeh terhadap faktor-faktor eksternal yang dihadapinya tergolong sedang. Strategi yang sebaiknya diambil adalah mempertahankan dan memelihara. Alternatif strategi yang disarankan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

(46)

secara deskriptif dan kualitatif menggunakan analisis strategi pemasaran, lingkungan pemasaran, matriks IFE dan EFE, matriks IE dan analisis SWOT.

Hasil dari penelitian tersebut, dari lingkungan eksternal teridentifikasi bahwa tingkat inflasi yang rendah merupakan peluang terbesar sedangkan faktor ancaman terbesar adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tiga tahun belakangan ini masih rendah. Berdasarkan analisis lingkungan internal teridentifikasi bahwa kuatnya motivasi pimpinan untuk memajukan perusahaan merupakan kekuatan terbesar dan aspek pemasaran yang belum terkelola dengan baik merupakan faktor kelemahan terbesar. Startegi yang tepat untuk dijalankan oleh CV Morinda House, dalam mengembangkan usahanya adalah peningkatan kegiatan promosi, penetapan pasar sasaran yang terfokus, pemanfaatan jasa perbankan, tetap mempertahankan mutu, evaluasi proses dan metode produksi, merekrut ahli pemasaran, mengurangiketergantungan dengan litbang dan menaikkan gaji karyawan.

(47)

menggunakan teknik analisis berupa matriks IFE, EFE dengan menggunakan metode PEST, Matriks SWOT dan QSPM.

Berdasarkan analisis lingkungan eksternal didapatkan peluang utama perusahaan brupa munculnya swaslayan-swalayan baru, sedangkan ancaman terbesar adalah kekuatan tawar menawar pembeli. Hasil skor matriks EFE diperoleh sebesar 2,678 dan skor matriks IFE sebesar 2,783, sehingga didapat posisi perusahaan pada kuadran V. Pada posisi tersebut, strategi yang terbaik dilakukan oleh perusahaan yaitu hold and maintain atau strategi stabilitas dengan alternatif pilihan strategi adalah penetrasi pasar dan pengembangan pasar.

Ginardi (2002) melakukan analisis strategi pengembangan komoditas teh PTPN VIII Goalpara Sukabumi, yang bertujuan untuk menganalisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan, mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan kekuatan dan peluang untuk mengatasi kelemahan dan ancaman dan menganalisis strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam rangka pengembangan agribisnis teh pada perusahaan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis berupa matriks IFE, EFE, Matriks SWOT dan QSPM serta diagram Fishbone. Hasil penelitian penunjukkan bahwa faktor-faktor internal yang mempengaruhi perkembangan PTPN VIII Goalpara terdiri dari kekuatan terbesar adalah kualitas dan merek produk yang dikenal, kelemahan terbesar adalah tanah yang kurang subur dan topografi berbukit. Sedangkan berdasarkan analisis faktor eksternal diperoleh peluang terbesar adalah pelanggan dan konsumen yang loyal dan ancaman terbesar adalah UMR dan harga bahan baku meningkat.

(48)

menerapkan strategi mempertahankan dan memelihara dengan penerapan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Alternatif strstegi yang dihasilkan dalam matrik SWOT dianalisis lebih lanjut dengan Matriks QSPM menunjukkan bahwa strategi unggul mutu merupakan startegi yang diprioritaskan. Sebagai penunjang strategi yang akan diimplementasikan diberikan suatu teknik pengendalian mutu di PTPN VIII Goalpara yang dianalisis dengan diagram Fishbone untuk mendukung proses pencapaian strategi unggul mutu yang akan diterapkan dengan menganalisis faktor bidang operasional yang saling mendukung dan merupakan suatu kesatuan sistem di perkebunan agribisnis teh.

(49)

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategis

Manajemen dalam suatu organisasi meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian atas keputusan-keputusan atau tindakan organisasi yang berkaitan dengan strategi. Strategi merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang berkaitan dengan keunggulan strategi. Keunggulan strategi dirancang sesuai dengan tantangan lingkungan sehingga tujuan utama dapat dicapai melalui suatu pelaksanaan yang tepat (Glueck dan Janch, 1996dalam Wibowo, 2003).

Rangkuti (2005) menyebutkan strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar suatu perusahaan dapat melihat secara objektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahaan lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat dibedakan secara jelas, fungsi manajemen, konsumen, distributor, dan pesaing. Jadi perencanaan strategis penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumberdaya yang ada.

(50)

mengevalusai keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyektivitasnya. Sedangkan proses manajemen strategis adalah suatu pendekatan secara obyektif, logis, dan sistematis dalam penetapan keputusan utama dalam suatu organisasi. Proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahap berturut-turut, perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.

Menurut Wheelen dan Hunger (2001), ciri khusus manajemen strategik adalah penekanan pada pengambilan keputusan strategis. Keputusan strategis berhubungan dengan masa yang akan datang dalam jangka panjang organisasi secara keseluruhan. Keputusan strategis mempunyai tiga karakteristik, yaitu : 1. Rare, yaitu keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa dan khusus

yang tidak dapat ditiru.

2. Consequential. Keputusan-keputusan strategis yang memasukkan sumberdaya penting dan menuntut banyak komitmen.

3. Directive. Keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan pada masa yang akan datang untuk organisasi secara keseluruhan.

Pearce dan Robinson (1997) menyatakan bahwa manfaat manajemen strategik adalah sebagai berikut :

a. Mengantisipasi peluang dan ancaman dari perubahan lingkungan di masa datang.

b. Memberi gambaran pada karyawan tentang arah dan tujuan organisasi di masa datang.

(51)

Tujuan manajemen strategik adalah memanfaatkan dan menciptakan peluang-peluang baru dan berbeda di masa mendatang. Keberhasilan dalam proses pelaksanaan manajemen strategik adalah keterbukaan pikiran, kesediaan dan kemauan untuk mempertimbangkan informasi baru, sudut pandang baru, gagasan baru, dan kemungkinan-kemungkinan baru, yang terus selalu berubah sesuai dengan perubahan jaman.

3.1.2. Konsep Perumusan Strategi

Menurut David (2004) perencanaan strategi adalah : (a) mengukur dan memanfaatkan kesempatan (peluang) sehingga mampu mencapai keberhasilan, (b) membantu meringankan beban pengambil keputusan dalam tugasnya menyusun dan mengimplementasikan manajemen strategi, (c) agar lebih terkordinasikan aktivitas-aktivitas yang dilakukan, (d) sebagai landasan untuk memonitor perubahan yang terjadi, sehingga dapat segera dilakukan penyesuaian, dan (e) sebagai cermin atau bahan evaluasi, sehingga bisa menjadi penyempurnaan perencanaan strategis yang akan datang. Jadi manajemen strategi yang penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumberdaya yang ada. Untuk memahami konsep perencanaan strategis, kita perlu memahami pengertian konsep mengenai strategi.

(52)

Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (selalu meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa depan. Dengan demikian

perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari ”apa yang dapat terjadi” bukan dimulai dari ”apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan

perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies) (Rangkuti, 2005).

Strategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. Manajemen strategis adalah seni dan ilmu memformulasikan, menerapkan dan mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya (David, 2004).

(53)

Perumusan Pelaksanaan Evaluasi

Gambar 2. Model Proses Manajemen Strategis yang Komprehensif

Sumber : David (2004)

3.1.3. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal

Analisa lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan adalah lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Analisa lingkungan internal mengarah pada analisa internal perusahaan dalam rangka menilai atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi (Rangkuti, 2005). Sedangkan faktor lingkungan eksternal yang dianalisa adalah terdiri dari lingkungan makro dan mikro. Lingkungan makro adalah lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi keputusan dalam jangka panjang. Lingkungan ini terdiri dari faktor ekonomi, sosial budaya, dan teknologi. Lingkungan mikro adalah kegiatan perusahan yang secara langsung mempengaruhui kegiatan perusahaan itu sendiri. Lingkungan mikro terdiri dari pesaing, kreditur, pemasok, dan pelanggan (David, 2004).

(54)

Analisa lingkungan internal perusahaan merupakan proses untuk menentukan dimana perusahaan atau pemerintah daerah mempunyai kemampuan yang efektif sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang secara efektif dan dapat menangani ancaman di dalam lingkungan. David (2004) menyebutkan faktor-faktor lingkungan internal yang akan dianalisa berhubungan dengan kegiatan fungsional perusahaan diantaranya adalah bidang manajemen, sumberdaya manusia, keuangan, produksi, pemasaran, dan organisasi. Analisa lingkungan internal ini pada akhirnya akan mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan.

3.1.3.2. Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri dari variabel kesempatan dan ancaman yang berada di luar organisasi dan tidak berada dalam pengendalian jangka pendek manajemen puncak. Menurut Umar dalam Sidabutar (2007), analisis lingkungan eksternal meliputi faktor luar yang mempengaruhi kinerja maupun strategi-strategi yang harus diambil oleh suatu organisasi. Faktor-faktor eksternal ini dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu :

(55)

perbankan, aturan tentang hubungan bilateral dan multilateral, peraturan dan undang-undang tentang kepastian hukum dan lain sebagainya

b. Faktor Ekonomi. Kondisi dan kekuatan ekonomi yang berkaitan dengan iklim dan sistem ekonomi dimana perusahaan tersebut beroperasi dapat mempengaruhi iklim bisnis dari suatu perusahaan. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat bersama-sama harus dapat menciptakan dan atau meningkatkan ekonomi yang kondusif sehingga perusahaan dapat menyusun perencanaan strategiknya dengan mempertimbangkan segmen-segmen ekonomi dan kecenderungan yang dapat mempengaruhi industrinya baik secara nasional maupun secara perekonomian internasional. Faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah adalah siklus bisnis, ketersediaan bahan baku, ketersediaan energi, ketersedian kredit perbankan, inflasi, suku bunga, investasi, angka penganguran, defisit anggaran pemerintah, neraca pembayaran, harga produk dan jasa, produktivitas, serta tenaga kerja dengan segala peraturan perburuhannya.

c. Faktor Sosial Budaya. Kondisi sosial budaya masyarakat selalu berubah-ubah sejalan dengan perubahan kondisi dan zaman yang dilalui dan perubahan ini mempengaruhi perusahaan.Aspek-aspek yang mempengaruhi faktor sosial budaya dari suatu masyarakat antara lain adalah ukuran keluarga, tingkat harapan hidup, pendapatan perkapita, sikap, gaya hidup, adat istiadat, kebiasaan berbelanja, tingkat pendidikan dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan.

(56)

maupun pada bidang yang mendukung kegiatan bisnis, sehingga secara tidak langsung mampu mempengaruhi kondisi pasar dan kinerja perusahaan. Setiap kegiatan usaha yang diinginkan untuk berjalan terus menerus harus selalu mengikuti perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan atau pada cara operasinya. Aspek penting dalam penggunaan teknologi adalah kecepatan transfer teknologi oleh para pekerja, masa atau waktu keusangan teknologi, dan harga teknologi yang akan diadopsi.

Dalam analisis faktor ekternal terdapat kekuatan-kekuatan dari pesaing yang harus diperhatikan. Menurut Pearce dan Robinson (1997), setiap industri memiiiki struktur yang mendasarinya yaitu sekumpulan karakteristik ekonomis dan teknis yang memunculkan kekuatan-kekuatan persaingan. Ada lima faktor yang harus diperhatikan yaitu: (1) Kekuatan tawar menawar pembeli, (2) Kekuatan tawar menawar pemasok, (3) Ancaman produk pengganti, (4) Ancaman pendatang baru dan (5) Persaingan antara pesaing-pesaing yang ada, ternyata dapat teridentifikasi juga pada penelitian ini.

3.1.4. Analisis SWOT (Strenghts,Weaknesses,Oppurtunities,Threats)

Analisis merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2005). Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.

(57)

memanfaatkan peluang eksternal, b) strategi WO yakni mengatasi kelemahan internal dengan memanfaatkan keunggulan peluang eksternal, c) strategi ST yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk menghindari pengaruh dari ancaman eksternal, serta d) strategi WT adalah strategi bertahan dengan meminimalkan kelemahan dan mengantisipasi ancaman lingkungan.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Semakin dinamisnya kehidupan masyarakat cenderung akan meningkatkan tuntutan terhadap kepraktisan dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat, termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup. Di sisi lain meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi buah-buahan, menyebabkan masyarakat cenderung mengkonsumsi buah-buahan untuk memperoleh gizi lebih tinggi. Berbagai jenis komoditas buah-buahan saat ini sudah banyak yang diproses lebih lanjut, selain untuk memperpanjang daur hidup komoditas tersebut juga untuk meningkatkan kepraktisan yang semakin dibutuhkan masyarakat, diantarnya yaitu buaha pisang dikembangkan menjadi keripik pisang.

Berdasarkan cara konsumsi, pisang dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu banana dan plantain. Banana adalah pisang yang lebih sering dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah matang, contohnya pisang ambon, susu, raja, seribu, dan sunripe. Plantain adalah pisang yang dikonsumsi setelah digoreng, direbus, dibakar, atau dikolak, seperti pisang kepok, siam, kapas, tanduk, dan uli.

(58)

menyediakan cadangan energi yang tinggi. Beragam jenis makanan ringan dapat dibuat dari pisang diantaranya: kripik pisang, sale pisang pisang molen, dan epe.

Sulitnya sumber bahan baku pembuatan keripik pisang, ditambah dengan meningkatnya harga minyak goreng dan mahalnya harga minyak tanah merupakan hal utama yang menjadi penghambat berkembangnya usaha keripik pisang ini. Selain itu juga semakin berkembangnya berbagai jenis makanan ringan lainnya, menyebabkan usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya” binaan Koperasi BMT Perumahan Baranangsiang Indah Kota Bogor perlu menyusun strategi dan tidakan nyata untuk manghadapi situasi tersebut demngan alat analisis dan teori yang tepat dan sesuai dengan kondisi usaha kecil keripik pisang ini.

Tahap analisis diawali dengan identifikasi permasalahn yang dihadapi usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya”, kemudian melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal yang dimiliki usaha kecil keripk pisang ini dalam mencapai pengembangan usahanya. Analisis internal meliputi bidang fungsional usaha kecil keripik pisang, yaitu meliputi manajemen, pemasaran, produksi/operasional, keuangan dan pengembangan sumberdaya. Analisis eksternal mencakup kondisi lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi.

(59)
(60)

Keterangan :

Buah pisang menyediakan kandungan gizi dan cadangan energi yang tinggi

Binaan Usaha Kecil Keripik Pisang”Kondang Jaya”

(61)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian merupakan studi kasus yang dilakukan pada suatu usaha kecil keripik pisang“Kondang Jaya” binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di Kampung Cikondang No. 2 Rt. 2 Rw 4 Kelurahan Katulampa Bogor Timur, yaitu bersebelahan dengan Perumahan Baranangsiang Indah Kota Bogor, sedangkan letak dari koperasi BMT Al-Ikhlaash sendiri terletak di Perumahan Baranangsiang indah Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa usahakecil keripik pisang “Kondang Jaya” merupakan salah satu unit usaha yang menghasilkan makanan ringan berupa keripik pisang di wilayah Bogor dan berencana untuk mengembangkan usahanya. Penelitian dilakukan mulai bulan Oktober tahun 2008 hingga Desember 2009.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan baik pada proses produksi, pemasaran maupun kegiatan-kegiatan lain yang mendukung penelitian, selain itu juga dengan digunakan proses wawancara. Responden yang dipilih dalam proses wawancara ditentukan secara sengaja (purposive). Menurut David (2004), dalam analisis untuk menentukan responden, tidak ada jumlah minimal yang diperlukan sepanjang responden yang dipilih merupakan ahli (expert) dibidangnya.

Gambar

Tabel  2.  Daftar  Jumlah  Produksi  dan  Penjualan  Keripik  Pisang ”Kondang Jaya” Tahun 2008-2009
Gambar 1. Diagram Alur Pembuatan Keripik Pisang
Tabel  3  Penjabaran  Kategori  Usaha  Mikro,  Usaha  Kecil,  dan  Usaha Menengah
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional= Bagian yang tidak dianalisis
+7

Referensi

Dokumen terkait