Perdagangan anak yang dipahami disini adalah perdagangan orang.
Undang-undang Republik Indonesia No.21 tahun 2007 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang
, menyebutkan
bahwa :
Perdagangan orang adalah
tindakan
perekrutan, pangangkutan,
penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan
seseorang
dengan
ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan,
penyekapan, pemalsuan, penipuan, dan penyalahgunaan kekuasaan
atau posisi rentan, penjeratan uang atau memberikan bayaran atau
manfaat
, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang
kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara
maupun antar negara, untuk
tujuan eksploitasi atau
PROSES + CARA/JALAN + TUJUAN PEREKRUTAN PENGIRIMAN PEMINDAHAN PENAMPUNGAN PENERIMAAN D A N ANCAMAN PEMAKSAAN PENCULIKAN PENIPUAN KEBOHONGAN KECURANGAN PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN D A N PROSTITUSI PORNOGRAFI KEKERASAN/EKSPL OITASI SEKSUAL KERJA PAKSA/DENGAN UPAH YG TIDAK LAYAK
Eksploitasi Ekonomi
Eksploitasi Seksual
Dilibatkan dalam perdagangan narkoba
Transplantasi organ tubuh anak
Kemiskinan
Putus sekolah
Terlibat masalah politik
Yatim piatu
Gaya hidup
Terjerat hutang
Kurang pendidikan dan informasi
Diculik
Dibujuk dengan uang/barang/makanan.
Dibujuk dengan janji – janji akan dipekerjakan di tempat yang layak dengan gaji besar.
Dengan ancaman kekerasan. Dengan hipnotis.
Dibius.
Dibujuk praktik kerja magang ke luar negeri yang banyak dilakukan siswa sekolah menengah kejuruan (SMK)
Diiming – imingi bea siswa dan sekolah ke Luar Negeri. Mengaku sebagai sutradara dibujuk menjadi artis/model. Lewat jejaring social.
Melalui sms/telephone yang salah sambung. - Dijanjikan menjadi anak asuh, disekolahkan dan dipelihara
UNICEF :
Secara global, sekitar 1,2 juta anak diperdagangkan setiap tahunnya
Kebanyakan anak diperdagangkan untuk eksploitasi sex
Industri perdagangan anak menangguk untung 12 miliar dolar per
tahunnya (ILO)
KOMNAS ANAK :
Indonesia merupakan pemasok perdagangan anak dan wanita
(trafficking) terbesar di Asia Tenggara.
Terdapat sekitar 200 sampai
300 ribu Pekerja Seks Komersil (PSK) berusia dibawah usia 18
tahun
. Tak Cuma di dalam negeri, mereka juga memasok kebutuhan
di Asia Tenggara.
NO
WILAYAH P L
1 Sumatera Utara 3
-2 Bangka Belitung 2
-3 Lampung 7
-4 Kepulauan Riau 7
-5 Banten - 1
6 Jawa Barat 13
-7 Jawa Timur 6
-8 Kalimantan Barat 5
-9 Nusa Tenggara Barat 1
-10 Bali 1
-11 Sulawesi Utara 9
Drop-out
Pekerja domestik
Bekerja di tempat hiburan
Pekerja seks
Dijadikan pengemis
Dipekerjakan sebagai pengedar narkoba
Untuk konsumsi kaum pedofilia
Orangtua
Saudara
Teman
Pacar
Guru
1. Sending Area
Wilayah pengiriman atau daerah asal anak
2. Transit Area
Daerah penampung sementara sebelum di kirim ke
tempat tujuan
3. Receiving Area
Sending Area
•
Jawa Tengah
Transit Area
•
Solo
Receiving
Area
1. Dampak Fisik
- Sakit pada bagian tubuh (psikosomatis) - Luka sekujur tubuh
- Kerusakan organ reproduksi - Kehamilan yang tidak diinginkan
- Terinfeksi penyakit menular HIV/AIDS - Cacat fisik
- Kematian
2. Dampak Psikologis
- trauma berkepanjangan - depresi
- kehilangan kepercayaan terhadap orang lain
3. Dampak Sosial
- selalu merasa curiga pada orang lain - minder
1. Langkah Preventif (pencegahan)
2. Langkah Perlindungan
3. langkah Rehabilitatif (pemulihan)
Sikap Pemerintah melalui undang-undang
RAN P3A/ Rencana Aksi Nasional Penghapusan
Perdagangan Perempuan dan Anak
Membentuk community education
Memperbaiki kualitas pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar
sampai Sekolah Menegah Atas untuk memperluas angka
partisipasi anak laki-laki dan anak perempuan di dua
kecamatan;
Mendukung keberlanjutan pendidikan dasar untuk anak
perempuan setelah lulus sekolah dasar;
Menyediakan pelatihan keterampilan dasar untuk memfasilitasi
kenaikan penghasilan;
Menyediakan pelatihan kewirausahaan dan akses ke kredit
keuangan untuk memfasilitasi usaha sendiri;
Merubah sikap dan pola fikir keluarga dan masyarakat terhadap
trafiking anak.
Pasal 83: “Setiap orang yang memperdagangkan, menjual, atau menculik anak untuk
diri sendiri atau untuk dijual, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000
(enam puluh juta rupiah).
Pasal 88: “Setiap orang yang mengeksploitasi ekonomi atau seksual anak dengan