• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Arsitektur Informasi dengan Metoda BSP pada Medicuss Group

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Arsitektur Informasi dengan Metoda BSP pada Medicuss Group"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

 

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang S1 (Strata 1)

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer                       

     

Oleh : Bodi Pratiktoyudo

10507027      

   

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)
(4)

vi   

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN

MOTTO

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR SIMBOL ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. identifikasi masalah dan Rumusan Masalah ... 4

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1. Maksud Penelitian...5

1.3.2. Tujuan Penelitian...5

1.4. Batasan Masalah ... 6

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Business System Planning ... 8

2.2. proses produk /layanan ... 9

2.3. Proses Sumber Daya Pendukung ... 12

(5)

vii   

1.2.2.5.

BAB IV

4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan ... 26

... 26

2.9. Rencana Penggunaan Arsitektur Informasi ... 16

2.10. BPMN (Business Prosess Managemen Notation) ... 16

2.11. Kelebihan dan Kekurangan BSP ... 17

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 19

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 19

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 20

3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 21

3.2 Metode Penelitian ... 21

3.2.1. Desain Penelitian ... 22

3.2.2. Jenis Dan Metode Pengumpulan Data ... 23

3.2.2.1. Sumber data primer ... 23

3.2.2.2. Sumber Data Sekunder ... 23

3.2.2.3. Metode Analisis ... 24

3.2.2.4. alat bantu analisis dan perancangan ... 24

1. BPMN ... 24

Metodologi BSP ... 25

ANALISIS DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 4.1.1. Analisis Siklus Hidup Proses Bisnis ... 4.1.2. Proses Sumber Daya Pendukung ... 31

(6)

viii   

4.2.

BAB V K

... 50

DAFT LAMP 4.1.4. Menghubungkan Proses Bisnis Dengan Organisasi ... 34

Identifikasi Kelas Data ... 35

4.2.1. Validasi Kelas Data ... 37

4.2.2. Definisi Kelas Data ... 37

4.2.3. hubungan kelas data dengan proses ... 38

4.3. Arsitektur Informasi yang diusulkan ... 45

ESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 50 6.2. Saran ...

AR PUSTAKA

(7)

atas anugrah dan kuasa-Nya sehingga penulis dapat mengerjakan sampai

menyelesaikan tugas akhir dengan judul “PERANCANGAN ARSITEKTUR

INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA BUSINESS

SYSTEM PLAN DI MEDICUSS GROUP”.

Dalam menyelesaikan Skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan,

bantuan dan dukungan serta petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

tidak lupa mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dan masukkan dalam

penulisan tugas akhir ini, yaitu kepada :

1. Allah SWT atas semua rahmat dan karuniaNya senantiasa memberi

kesehatan,kelancaran dan kekuatan kepada penulis.

2. Kedua orang tua Ibu dan Ayah ,kakak beserta keponakan saya dan juga

adik terimakasih atas doa dan dorongan yang diberikan serta keikhlasan

yang selalu menjadikan penulis termotivasi.

3. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia Bandung.

4. Prof. Dr. H. Denny Kurniadie,. Ir., M.Sc. Selaku Dekan Fakultas Teknik

dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

5. Ketua Prodi Sistem Informasi Syahrul Mauluddin,S.Kom M.Kom.

6. dr. Jossep William, wakil Direktur Medicuss Group yang telah

mengizinkan penulis melakukan penelitian di Medicuss Group.

(8)

7. Tono Hartono, S.Si., MT., selaku dosen wali yang telah memberikan

pengarahan dan dorongan selama menjalani perkuliahan di unikom.

8. Ibu Imelda ST., MT selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan support dan sudah sabar membimbing,mengarahkan saya

untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Para staff HRD Medicuss Group ibu yuli selaku pembimbing saat

melakukan penelitian di Medicuss Group

10.Segenap staff dan karyawan Medicuss Group.

11.Teman kelas MI-01 2007 atas semua kebersamaannya memberikan

semangat.

12.Sahabat-sahabat ricky cono, deden jadul, iyan, hamzah, ayu, cindy,

pradhika, fili, wisnu, adhi yang memberikan bantuan maupun dorongan

motivasi.

13.Sahabat UNSKILL FAMILY zaenal zenk, isman komenk, wanna be, eko,

senja, susi, novita, yogi, icank, tian, ali, said, indah yang selalu memberi

support dan ada saat terpuruk dan senang-senang.

14.Semua pihak yang telah membantu dalam melaksanakan kegiatan

penelitian dan penyusunan tugas akhir.

Tidak ada satupun manusia yang diciptakan dengan kesempurnaannya

karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Karena penulis juga hanya

seorang manusia yang kurang sempurna dan tidak luput dari kesalahan. Penulis

menyadari masih banyak kesalahan karena penulis masih dalam tahap belajar dan

(9)

v   

penulis dan umumnya untuk pembaca serta pihak-pihak lain yang membutuhkan

untuk dijadikan referensi.

Bandung, Januari 2012

(10)

DAFTAR PUSTAKA

IBM,october 1978 second edition. “Business system planning”, New York

Kridanto surendro, 2009, “Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi”,

Informatika, Bandung

(11)

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Medicuss Group, adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang

kelompok belajar medis yang bertujuan untuk membantu dokter yang telah

menyelesaikan program profesi guna menghadapi Ujian Kompetensi Dokter

Indonesia.

Medicuss Group menjalankan proses bisnis yang membangun para calon

dokter-dokter muda agar mendapatkan nilai kompetensi sebagai dokter indonesia.

Selain itu, sistem yang berjalan saat ini di medicuss masih kurang adanya

intergerasi antar bagian struktur organisasi yang ada yang menyebabkan

pembagian-pembagian tugas masing-masing bagian masih tidak efektif. Ini

menyebabkan banyaknya redudansi dalam penyelesaian suatu tugas yang

dikerjakan, dengan perkembangan perusahaan yang sekarang terjadi maka sangat

disayangkan jika terjadi adanya tumpang tindih pekerjaan di setiap bagian. Maka

permasalahan yang timbul adalah proses bisnis yang berjalan akan tidak sesuai

dengan visi, misi yang harusnya diterpkan dalam setiap pekerjaan perusahaan.

Sebuah perusahaan akan berjalan dengan baik jika alur data dan proses

bisnis yang dijalani terstruktur dengan baik dan akan mendapatkan hasil

perencanaan dengan baik untuk jangka panjang. Agar apa yang sudah menjadi

landasan pembangunan perusahaan dengan visi dan misi yang sudah dibentuk.

(12)

2

Maka sudah selayakna perusahaan medicuss group melakukan perancangan

arsitektur untuk rencana jangka panjang perusahaan dan merencanakan

pembangunan sistem informasi berbasis komputerisasi yang sudah di integrasikan

ke seluruh bagian yang ada di perusahaan.

Perancangan yang sesuai untuk saat ini adalah perancangan arsitektur

informasi dengan metoda Business system plan atau biasa disebut dengan BSP.

Perancangan ini membantu pihak perusahaan Medicuss Group untuk daoat

merumuskan sistem informasi rencana mekanisme kontrol dan untuk

meningkatkan pengguna pengolahan informasi dan data sumber daya yang

diperlukan untuk beberapa tahun mendatang. Hal ini perlu di dukung dengan

tatanan struktur kerja pada organisasi yang sangat berperan dalam menentukan

arah dari tujuan proses bisnis yang jelas dari peruhasaan. Ketika sebuah arsitektur

informasi yang utuh tidak dapat dikembangkan dan diimplementasikan sekaligus

ke dalam suatu perancangan sistem, dengan menyusun prioritas-prioritas

pengembangan sistem-sistem dan basis data. Dengan memutuskan

basis-basis data mana yang seharusnya dibuat dan diimplementasikan pertama kali.

Untuk itu proses ini sangat dibutuhkan untuk membangun kredibilitas bagi

keseimbangan output dari studi BSP itu sendiri.

Salah satu pemecahan masalah yang dapat digunakan dalam merancang

ulang sistem kerjanya adalah perencanaan sistem bisnis (BSP). BSP mampu

mengidentifikasi, menganalisis, merancang atau mendesain proses bisnis yang ada

(13)

Kelebihan dari penggunaan BSP adalah untuk memenuhi kebutuhan

terkait dengan data yang telah teridentifikasi dengan baik. Keterkaitan data yang

dibutuhkan, proses bisnis yang ada, dan struktur organisasi dapat tergambar

dengan baik sehingga sistem informasi yang dikembangkan nantinya dapat

benar-benar sesuai dengan kebutuhan organisasi karena didukung oleh manajemen level

atas agar sesuai dengan tujuan dan proses bisnis organisasi

Penekanan BSP dalam implementasi sistem informasi harus mendukung

pengambilan keputusan manajemen. Keputusan bisnis yang dibuat untuk berbagai

tujuan, tetapi sebagian dapat dikaitkan dengan baik perencanaan atau kontrol.

Perencanaan, adalah pembentukan dari berbagai misi, tujuan, dan visi, dan itu

terjadi di semua tingkat. Informasi sangat penting untuk pembentukan rencana

yang baik. Kontrol keputusan, yang dibuat untuk memandu kegiatan ke beberapa

tujuan (dengan rencana) implisit atau didefinisikan.

Sistem informasi dapat memberikan pengukuran saat ini atau kondisi yang

sebenarnya kepada pengambil keputusan. Sehingga kita dapat menyelesaikan

perencanaan, pengukuran dan pengendalian siklus dengan sistem informasi yang

berpotensi di bagian internal. Perencanaan dan pengendalian adalah kunci untuk

pengambilan keputusan, sebuah kerangka kerja untuk sistem informasi

berdasarkan kegiatan ini dapat bermanfaat.

Oleh karena itu, saya mengajukan diri untuk melakukan penelitian di

Medicuss Group untuk mengelola data yang ada dan untuk melakukan

(14)

4

memberikan rancangan untuk jangka panjang, jangka pendek dan jangka

menengah.

1.2. Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dideskripsikan

maka masalah yang dirumuskan adalah bagaimana cara membangun

Perancangan arsitektur informasi dengan metoda BSP pada Medicuss

Group

Adapun identifikasi masalah dan rumusan masalah yang dijadikan

dasar pengembangan perencanaan penataan struktur kerja tersebut, berikut

adalah identifikasi masalah dan rumusan masalah

1.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan dalam penelitian ini,

maka penulis mencoba untuk mengidentifikasi masalah yang

berkaitan dengan proses bisnis yang terjadi pada Medicuss

Group yaitu:

1. Proses bisnis yang terjadi di Medicuss Group saat ini masih

kurangnya perencanaan yang baik sehingga sistem

informasi yang berjalan kurang berjalan terstruktur dengan

baik

2. Arsitektur informasi antar bagian yang masih belum

terintegrasi dengan baik. Sehingga perancangan bisnis

(15)

3. Belum adanya pengaturan data informasi tentang alur data

di Medicuss Group

1.2.2. Rumusan Masalah

1) Bagaimana masalah Proses bisnis yang terjadi di Medicuss

Group

2) Bagaimana perencanaan arsitektur informasi

3) Bagaimana perancangan aplikasi sistem informasi untuk

memaksimalkan aliran data informasi di Medicuss Group

1.3. Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dan tujuan dari

penelitian ini sebagai berikut:

1.3.1 Maksud Penelitian

1) Untuk memberikan rancangan arsitektur informasi dan rancangan

aplikasi sistem informasi bagi perusahaan

2) Untuk mengelola data yang ada dan untuk melakukan perencanaan

arsitektur informasi

1.3.2 Tujuan Penelitian

1) Melakukan analisa terstruktur jika terjadi masalah dalam aliran proses

bisnis dan aliran data yang terjadi saat ini

2) Memberikan rancangan arsitektur informasi dan memberikan

rancangan aplikasi untuk Medicuss Group

3) Memberikan hasil penelitian berupa blueprint rancangan arsitektur,

(16)

6

1.4. Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak terlalu luas dan hasil dari penelitian tidak

menyimpang dari topik yang dibahas, maka penulis membatasi masalahan yang

akan dibahas dengan cakupan sebagai berikut :

1. Dalam pembuatan perancangan arsitektur informasi dengan metoda

BSP ini hanya sampai meliputi analisis subsistem prasyarat,

2. Perancangan arsitektur informasi dengan Metoda BSP di Medicuss

Group ini hanya akan membahas lingkup proses pelayanan

pelatihan dan inti divisi yang akan dibahas adalah CSR, HRD, Vice

President, IT

3. Penulis tidak membuat aplikasi sistem informasi yang nantinya di

buat untuk perusahaan Medicuss group. Karena mengingat batas

waktu pengerjaan.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian yang dilakukan di Medicuss Group,

Jl. Malabar No. 50, Telp. (022) - 61605986 - Bandung. Untuk mengetahui dan

(17)

Tabel 1.1 Jadwal PenelitianTahun 2013

No Aktivitas Waktu

Februari Maret April Mei Juni juli

1 Mendefinisikan tujuan-tujuan bisnis 2 Mendefinisikan

proses-proses bisnis

3 Mendefinisikan kelas kelas data 4 Mendefinisikan

arsitektur informasi

5 Melaporkan hasil 6 Seminar

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Business System Planning (BSP)

Business System Planning (BSP) sering disebut sebagai sebuah

pendekatan atau metodologi terstruktur. Metodologi BSP dikembangkan oleh

perusahaan IBM pada tahun 1980. Metodologi ini berkaitan dengan upaya

bagaimana sistem informasi seharusnya distrukturkan, diintegrasikan, dan

diimplementasikan oleh organisasi dalam jangka panjang. Konsep dasar BSP

dapat dikaitkan dengan tujuan jangka panjang sistem informasi sebuah organisasi

yaitu:

1. Sebuah sistem informasi harus mendukung sasaran dan tujuan bisnis.

2. Sebuah strategi sistem informasi seharusnya mengelola

kebutuhan-kebutuhan dari semua kegiatan manajemen yang ada dalam bisnis.

3. Sebuah sistem informasi seharusnya memberikan konsistensi informasi

dalam organisasi secara keseluruhan.

4. Sebuah sestem informasi seharusnya dapat bertahan jika terjadi

perubahan-perubahan organisasi dan manajemen.

5. Strategi sistem informasi seharusnya diimplementasikan oleh subsistem

dalam arsitektur informasi secara keseluruhan. (2009:75)

(19)

2.2. Proses Produk/Layanan

Empat tahapan dari contoh ini diasumsikan bahwa terdapat sebuah

kelompok produk utama atau produk-produk yang dikelola melalui proses-proses

bisnis yang sama. Pada kasus organisasi sektor publik dan beberapa organisasi

layanan, ini akan membantu kembali ke tujuan-tujuan untuk sebaik-baiknya

mengidentifikasi produk atau layanan.

Kunci sukses dalam suatu perencanaan, pengembangan dan implementasi

pada arsitektur informasi yaitu dukungan yang efektif dari tujuan bisnis, seperti :

(1) perencanaan dari “atas ke bawah” dengan implementasi dari

“bawah ke atas”;

(2) mengatur data sebagai sumber daya perusahaan;

(3) berorientasi terhadap seluruh proses bisnis;

(4) penggunaan metodologi secara menyeluruh.

(20)

10   

Gambar 2.1

Analisis dari “atas ke bawah” dan implementasi dari “bawah ke atas”

(Sumber: buku kridanto surendro 2009:81)

Dengan penerapan strategi ini, sistem yang teridentifikasi kemudian

diimplementasikan dalam sebuah bentuk blok-blok penyusun yang bersifat

modular, sementara sisanya tetap konsisten dengan prioritas bisnis organisasi,

ketersediaan dana, dan pertimbangan-pertimbangan jangka pendek lainnya.

Filosofi ini dapat diibaratkan sebagai rancangan rinci. Tahapan 1 dari gambar 2.3

(21)

adalah mendefinisi tujuan bisnis, dimaksudkan untuk menjamin

persetujuan/kesepakatan diantara tingkatan eksekutif tentang kemana bisnis akan

berjalan. Tahap2, Mendefinisikan proses bisnis, membuat dasar/landasan utama

jangka panjang dukungan sistem informasi terhadap bisnis. Tahap 3,

mendefinisikan kelas data dapat dilakukan berdasarkan proses-proses yang akan

didukung. Sebuah kelas data adalah kategori utama yang diperlukan oleh

beberapa wilayah proses, seperti penulisan, order, penagihan, distribusi. Tahap ini

menghasilkan sebuah definisi tentang semua data yang perlu dikelola dalam

unit-unit bisnis. Tahap 4, mendefinisikan arsitektur informasi, menjadi sebuah

pernyataan tentang tujuan sistem informasi jangka panjang biasanya berupa

sebuah kelompok wilayah-wilayah sistem informasi yang saling terkait dan data

yang perlu dikelola. Dari arsitektur informasi modul-modul yang tersendiri dapat

diidentifikasi, dijadwalkan, dan dibuat berdasarkan rencana sistem

informasi.(2009:86)

Gambar 2.2 Pendekatan perencanaan sistem informasi secara umum

Mendefinisikan 

tujuan‐tujuan bisnis 

Tahap 1  Tahap 2 

Mendefinisikan 

proses‐proses bisnis 

Mendefinisikan 

kelas‐kelas data 

Mendefinisikan 

arsitektur informasi 

Tahap 3  Tahap 4 

(22)

12   

2.3. Proses Sumber Daya Pendukung

Sebuah sumber daya disebut sebagai sesuatu yang dikonsumsikan atau

digunakan oleh sebuah bisnis dalam mencapai tujuan-tujuannya.

2.4 Arsitektur Informasi

Definisi dari Kridanto Surendro adalah mengenai Arsitektur informasi

merupakan kumpulan kebutuhan bisnis perusahaan, informasi, satuan proses dan

penyatuan yang mengendalikan bisnis serta aturan untuk memilih, membangun

dan memelihara informasi tersebut. (2009:36)

Bagian signifikan dari metodologi BSP adalah pembuatan arsitektur

informasi, yang dapat dibuat dalam modul-modul dan memberikan hasil yang

dapat dinilai bagi bisnis pada setiap langkah. Modul-modul ini secara umum

disebut sebagai sistem informasi. Setiap sistem informasi umumnya terasosiasi

dengan satu atau lebih proses bisnis dan satu atau lebih kelas data, seperti terlihat

pada gambar 2.3.

(23)

Perencanaan produk

Gambar 2.3 Contoh arsitektur informasi (Sumber: kridanto surendro2009:87)

Perencanaan produk Perencanaan produk

Perencanaan produk

Perencanaan produk

Perencanaan produk

proyek Tagihan  

material 

proyek  Tagihan  

material 

proyek  Tagihan  

material 

proyek  Tagihan  

material 

proyek  Tagihan  

material  proyek  Tagihan  

material 

(24)

14   

2.5 Arsitektur Bisnis

Menurut Kridanto Surendro dalam bukunya arsitektur bisnis

menggambarkan strategi, maksud, fungsi, proses, informasi dan aset bisnis yang

penting untuk memberikan layanan bagi masyarakat, bisnis, pemerintah dan

sebagainya. (2009:35)

Kerangka arsitektur bisnis memberikan struktur untuk pengumpulan detail

mengenai motivasi, organisasi, lokasi, kejadian, fungsi, dan aset yang menentukan

arah perusahaan dari sudut pandang bisnis. Rincian yang terdapat dalam arsitektur

bisnis dapat mendukung pengambilan keputusan bisnis dengan menyediakan

dokumentasi tentang dimana posisi perusahaan berada saat ini dan dimana

perusahaan ingin berada di suatu waktu masa depan. (2009:36)

2.6 Cetak Biru Arsitektur

Cetak biru Arsitektur Enterprise merupakan rincian dinamis untuk

arsitektur-arsitektur yang memanfaatkan proses dan kerangka yang terstruktur.

Cetak biru tersebut mengandung rincian bisnis, informasi, dan teknologi saat ini,

dan yang diusulkan perusahaan untuk masa depan. Sebagai contoh, saat teknologi

baru dibawa kedalam perusahaan dan teknologi lama digantikan, cetak biru

arsitektur harus diperbarui untuk menunjukan adanya perubahan portofolio bisnis

ataupun portofolio teknologi informasi. Cetak biru arsitektur teknologi

menyediakan alat bantu untuk menerapkan teknologi ke dalam perusahaan secara

tepat dan efisien, kekuatan arsitektur menyediakan detai mengenai teknologi

perusahaan yang cepat dan akurat.

(25)

2.7 Identifikasi proses bisnis (business process)

Proses mengidentifikasi semua proses bisnis yang terdapat pada suatu

organisasi mutlak harus dilakukan dalam perancangan suatu sistem informasi. Hal

ini diperlukan untuk mendapatkan gambaran secara lengkap dan benar

mengenai hal-hal yang dilakukan oleh sistem pada organisasi yang bersangkutan,

serta mendapatkan pemahaman yang baik dan mendalam mengenai cara kerja

sistem. Termasuk dalam langkah ini adalah juga pengidentifikasian aturan-aturan

bisnis yang menyertai setiap proses bisnis yang terdapat dalam suatu organisasi.

2.8. Mendefinisikan Kelas-Kelas Data

Pendefinisian kelas data merupakan pengelompokan data kedalam

kategori-kategori yang terkait secara logika. Pengelompokan ini membantu bisnis

mengembangkan basis-basis data dengan redundansi minimum dan dalam sebuah

cara yang memungkinkan sistem-sistem ditambah tanpa adanya revisi besar

terhadap basis-basis data. Ketika data harus dikenali sebagai sebuah sumber daya

perusahaan, data berhak mendapatkan perhatian seperti yang direkomendasikan

disini. Ketika kelas-kelas data telah teridentifikasi, kelas-kelas data tersebut

dihubungkan dengan proses-proses bisnis untuk mendefinisikan arsitektur

informasi, dan mereka terkait dengan file-file yang ada untuk membantu dalam

mengembangkan sebuah rencana perancangan sistem.

(26)

16   

2.9. Rencana Penggunaan Arsitektur Informasi

Arsitektur informasi mengindentifikasi sistem-sistem dan subsistem yang

terkait dengan data yang dibuat, kendalikan, dan gunakan dan yang terkait dengan

proses-proses bisnis yang mendukung. Ini memberikan sebuah pandangan masa

depan dukungan informasi bagi isnis. Penggunaan utama dari subsistem ini adalah

untuk memungkin prioritas-prioritas diberikan kepada subsistem-subsistem

tersebut dan memungkinkan pendefinisian, perancangan, dan pengembangan

dimulai. Juga ketika digunakan dalam gabungan matriks proses bisnis/organisasi,

arsitektur informasi berperan dalam membantu menentukan akuntabilitas

kebijakan data dan tanggung jawab dengan cara menelusuri data kembal dengan

proses dan organisasi yang membuatnya.

Administrasi data juga akan menemukan manfaat arsitektur dengan memahami

secara lebih baik dimana basis data berada, sehingga memberikan bantuan yang

berharga didalam arsitektur basis data. Pemrosesan data terdistribusi juga di

fasilitasi oleh arsitektur informasi yang mana merupakan landasan bagi analisis

distribusi dan penentuan kebutuhan.

2.10. BPMN (Business Process Management Notation)

Proses bisnis bisa dikatakan sebagai sekelompok tugas dan aktivitas yang

saling berhubungan secara logis, dan diatur serta dikoordinasikan supaya bisa

membuat hasil bisnis yang spesifik dan unik. Semua proses bisnis pada intinya

harus bisa mendukung secara optimal proses pengelolaan sumber daya enterprise.

(27)

Setiap proses bisnis harus bisa menghasilkan nilai tambah terhadap hasil dari

proses bisnis yang dilakukan sebelumnya.

BPMN merupakan alat bantu (tool) berupa notasi gambar untuk

menggambarkan atau memvisualisasikan bagaimana proses bisnis yang sedang

berlangsung dalam bentuk diagram proses bisnis.

2.11. Kelebihan Dan Kekurangan BSP

Berikut ini adalah beberapa kebihan dan kekurangan BSP jika dibandingkan

dengan metodologi lain:

a) Kelebihan:

1. Struktur BSP lebih lengkap dan rapi dalam menyatakan

keterkaitan antara organisasi dengan sistem informasi yang

diharapkan

2. Kebutuhan terkait dengan data yang telah teridentifikasi

dengan baik

3. Keterkaitan data yang dibutuhkan, proses bisnis yang ada, dan

struktur organisasi dapat tergambar dengan baik

4. Sistem informasi yang dikembangkan dapat benar-benar

sesuai dengan kebutuhan organisasi karena didukung oleh

manajemen level atas agar sesuai dengan tujuan dan proses

bisnis organisasi

(28)

18   

   

b) Kekurangan :

1. Ketergantungan akan dukungan manajemen level atas sangat

tinggi. BSP akan memberikan identifikasi kebutuhan sistem

informasi secara baik, tepat dan lengkap hanya jika didukung

oleh manajemen atas pada organisasi

2. Kurang tergambar interaksi dengan pengguna detail

3. Karena sistem ditujukan pada kebutuhan organisasi, dan

kurang fokus pada interaksi dan keinginan pengguna akhir

maka kemungkinan penolakan oleh pengguna akhir dalam

pelaksanaannya cukup besar. Jadi dibutuhkan tekanan dari

manajeen atas agar pengguna akhir mau mengoperasikan

(29)

BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

4.1. Analisis Sistem yang Berjalan

Analisis merupakan penguraian bagian-bagian atau komponen-komponen

sistem untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul, serta mengidentifikasi

kebutuhan-kebutuhan dari sistem yang akan dibangun.

4.1.1. Analisis Siklus Hidup Proses Bisnis

Metodologi siklus hidup proses bisnis akan digunakan dengan cara

menguraikan langkah-langkah awal hingga akhir dari proses bisnis yang berjalan,

seperti dimulai dari proses survei pasar hingga proses merencanakan kegiatan

kurikulum. Masing-masing proses tersebut merupakan tingkatan perencanaan pada

siklus hidup proses produk dan pelayanan, kemudian akan dilanjutkan dengan

menguraikan pada proses-proses pada tingkatan pengelolaan, pemeliharaan, dan

penghapusan. Seperti dijelaskan pada tabel 3.1. berikut

 

 

 

 

28 

(30)

29 

 

Tabel 4.1. Tingkatan Siklus Hidup Proses Bisnis

Tingkatan Siklus Hidup

Perencanaan Pengelolaan Pemeliharaan penghapusan

Survei pasar Analisis

kebutuhan Perencanaan bisnis Desain &

pengembangan kurikulum uji kedokteran

1. Pemantauan kurikulum 2. Pengendalian

kurikulum

Penerapan kurikulum lama

Penerimaan calon peserta

1. Daftar ulang peserta

2. Penjadwalan

Pengevaluasian hasil pelatihan setiap periode

Peserta yang lulus setiap periodenya

Penerimaan pengajar

1. Penjadwalan 2. Perencanaan

materi

Evaluasi hasil pengajaran

penggajian

Perekrutan karyawan

1. Keahlian 2. Gaji

Produktivitas

Merencanakan kegiatan pendukung pelatihan

1. Fasilitas 2. Inventaris

pendukung pelatihan

1. Pengendalian kegiatan pelatihan 2. Administrasi

kegiatan

Hasil identifikasi tingkatan siklus hidup merupakan panduan untuk

menggambarkan aliran proses produk dan pelayanan yang terjadi. Dalam hal ini

kategori yang dipilih sebagai pelaku pelayanan dari proses bisnis pada tingkatan

siklus hidup adalah bagian pemasaran, administrasi, pengajar, peserta, CSR dan

manajemen yang terlibat secara langsung pada proses produk dan pelayanan.

Sedangkan pengguna dari produk dan pelayanan adalah peserta dan pengajar. Berikut

(31)

hidup, menggunakan metode analisis BPMN (Business Process Management

Notation).

Gambar 4.1 Aliran produk dan pelayanan

Deskripsi dari masing-masing proses yang digambarkan pada aliran proses

produk & pelayanan yang dilakukan oleh bagian-bagian terkait:

1. Pemasaran :

Melakukan proses bisnisnya mengenai perkembangan pendidikan uji

kompetensi kedokteran dan menganalisis kebutuhan kelulusan uji kompetisi

untuk menghasilkan para dokter yang kompetitif

(32)

31 

 

a) Melakukan survei kurikulum ke berbagai universitas dan apa saja

yang dibutuhkan

b) Menganalisis kebutuhan para peserta akan menempuh uji

kelulusan kompetensi kedokteran untuk bisa melakukan praktek di

rumah sakit.

2. Manajemen

Pihak manajemen melakukan proses bisnisnya mengenai perencanaan bisnis dan

mengendalikan proses bisnis dan pelatihan yang sedang berlangsung.

a) Tujuan adanya perencanaan bisnis ini adalah untuk menentukan

sasaran bisnis yang diharapkan untuk perusahaan.

b) Pihak manajemen memantau kegiatan pelatihan agar tetap sesuai

dengan tujuan bisnis yang diharapkan.

c) Pihak manajemen melakukan pengendalian kegiatan pelatihan

serta mengevaluasi pelatihan agar mengetahui sejauh mana hasil

dari perencanaan awal & untuk mendapatkan apa yang harus

diperbaiki untuk periode selanjutnya

3. CSR (Corporate Social Responsibility)

Bagian CSR program adalah membuat desain dan pembuatan soal yang

(33)

a) Merencanakan kegiatan pendukung pelatihan agar

menambahketerampilan dan meningkatkan kemampuan peserta

pelatihan

b) Menginventarisasi pendukung pelatihan yang akan berjaan untuk

kebutuhan para peserta pelatihan

c) Mengevaluasi kegiatan pelatihan setelah diakhir periode masa

pelatihan peserta dan menyesuaikan dengan visi dan misi perusahaan

agat tetap sejalan.

4. Peserta

Kegiatannya:

a) Melakukan pendaftaran untuk bisa mengikuti pelatihan

b) Melakukan pendaftaran ulang dan memenuhi persyaratan yang sudah

ditentukan

c) Para peserta akan mendapatkan informasi jadwal dari pihak

perusahaan setelah melakukan pendaftaran ulang

5. Pengajar:

a) Melakukan proses wawancara kompetensi dengan pihak manajemen

untuk menjadi staf pengajar nantinya.

b) Melakukan penjadwalan dan ikut dalam penyusunan dan perancangan

materi pelatihan

c) Mengevaluasi hasil penilaian pelatihan selama proses pelatihan yang

(34)

33 

 

6. Administrasi

a) Melakukan administrasi bagi peserta yang melakukan daftar ulang

b) Membantu pihak manajemen dalam pembuatan jadwal bagi para

peserta dan pengajar, dan juga absensi kehadiran.

c) Membantu memenuhi fasilitas yang dibutuhkan dan fasilitas

pendukung untuk pelatihan.

d) Mengadministrasikan hasil-hasil laporan pelatihan peserta yang

dilakukan selama studi berlangsung.

4.1.2. Proses Sumber Daya Pendukung

Tahap ketiga yang dilakukan dalam penentuan proses bisnis adalah

mengidentifikasi sumber daya pendukung yang mempengaruhi ke dua tahap

sebelumnya. Sumber daya pendukung tersebut menggambarkan

elemen-elemen yang mempengaruhi jalannya proses bisnis sehingga mencapai tujuan

atau sasaran yang diharapkan dan sesuai dengan visi dan misi. Ada empat

dasar sumber daya pendukung yang ditetapkan dalam BSP, yaitu :

1. Pengajar

2. Peserta

3. CSR

(35)

Dengan penerapan keempat sumber daya pendukung ini cukup memenuhi

kebutuhan informasi untuk mendapatkn sebuah daftar proses yang komprehensif.

Dengan cara mengkaitkan proses sumber daya pendukung dengan tingkatan siklus

hidup. Seperti

dijelaskan pada tabel 4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1  Proses sumber daya pendukung

Sumber daya Tingkatan Siklus Hidup

Perencanaan Pengadaan Pemeliharaan penghapusan

1. Tenaga kerja

1. perencanaan pengajar

1. Penerimaan staf pengajar

2. Penempatan dan penjadwalan dosen

3. Pengembangan

diri

1. Evaluasi kehadiran pengajar 2. Evaluasi hasil

akhir pelatihan 3. Evaluasi hasil

pelatihan 4. Evaluasi

tingkat pendidikan

Masa tugas berkahir

2. Uang 1. perencanaan

biaya kegiatan

1. biaya penggajian pengajar

2. biaya peningkatan mutu

1. pengelolaan keuangan akutansi anggaran

Hutang

3. bahan 2. perencanaan

kebutuhan kurikulum

3. design & pengembangan materi

4. penyusunan kegiatan pelatihan

1. Evaluasi hasil kegiatan pelatihan

Penerapan kurikulum lama yang sudah tidak dibutuhkan

4. Fasilitas Perencanaan

perlengkapan inventaris pendukung bimbingan

Pengelolaan fasilitas pelatihan dan kantor

1. Pengendalian kegiatan pelatihan 2. Administrasi

(36)

35 

 

4.1.3. Pengelompokan Proses

Proses-proses yang telah diidentifikasi dari ketiga sumber yaitu

perencanaan strategis dan, Produk/layanan utama, dan sumber daya

pendukung akan digabungkan dalam suatu kelompok proses kunci.

Adapun proses kunci yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan bisnis

2. Analisis organisasi

3. Kontrol manajemen

4. Perencanaan bisnis

5. Penelititan &

perkembangan pasar

6. penentuan kurikulum

7. penjadwalan

8. absensi

9. pembuatan soal

10.rencana kegiatan

11.pendaftaran

12.perencanaan biaya

13.akutansi anggaran

14.personel planning

15.recruitment /

development

16.penggajian

17.penelitian internal /

(37)

4.1.5. Menghubungkan Proses Bisnis dengan Organisasi

Apabila proses-proses bisnis telah disetujui, mereka dapat

menghubungkan struktur organisasi dari bisnis untuk membantu

mengidentifikasi aktor-aktor tambahan yang dapat melengkapi matriks ini.

Untuk menghubungkan dengan fungsi bisnis detail dapat disajikan dalam

bentuk matriks entitas ke fungsi. Matriks ini sering disebut matriks RCU.

C untuk create, “U” untuk update dan “R” sebagai reference/read. “R”

difungsikan sebagai entitas yang hanya mempunyai keterkaitan dalam

proses tetapi tidak terlibat dalam pembuatan proses. “C” Create adalah

difungsikan untuk entitas yang bertanggung jawab utama dan pembuatan

keputusan dalam sebuah proses bisnis.” U” update/user entitas yang

berfungsi hanya terlibat sebagai pengguna atau mempunya keterkaitan

dalam proses untuk menghasilkan create. Sesuai dengan tabel diagram

matriks berikut:

(38)

37 

 

Tabel 4.3 Matriks proses/organisasi yang berjalan

4.2. Identifikasi Kelas Data

Ketika proses-proses yang mendukung bisnis telah diidentifikasi, langkah

berikutnya adalah mengidentifikasi dan mengelompokkan data yang dibuat, dan

digunakan oleh proses-proses tersebut. Kelas data diidentifikasi dengan melihat

relasi antara sumber daya bisnis dengan tipe data. Kelas data tersebut akan

divalidasi dengan menggunakan informasi yang menjadi masukan (input) atau

keluaran (output) pada proses bisnis. Langkah-langkah yang dilakukan dalam

penentuan kelas data tersebut terdiri atas 4 tahap yaitu:

(1) identifikasi kelas data,

(2) validasi kelas data,

(39)

(3) definisi kelas data,

(4) hubungan kelas data dengan proses.

Berikut analisis hubungan antara tipe data dengan sumber daya bisnis :

Tabel 4.2 Hubungan Tipe Data Dengan Proses Bisnis

Tipe data

Sumber daya bisnis

Data inventaris Data Transaksi Data

perencanaan

Data

rekapitulasi / pelaporan

Calon perserta Peserta 1. Pendaftaran

peserta 2. Registrasi

daftar ulang

Jumlah calon peserta

Peserta bimbingan yang diterima

jadwal Jadwal Penjadwalan

kegiatan dan pelatihan

Jumlah waktu dan ruang yang tersedia

Jadwal yang digunakan

Peserta Mahasiswa dan

pembayaran pelatihan

1. Daftar hadir peserta 2. Evaluasi hasil

pelatihan

Jumlah peserta yang lulus

Peserta yang lulus untuk periode berikutnya

Laporan hasil program pelatihan tiap periode

Pengajar 1. Staf

pengajar 2. Pendidikan

terakhir 3. Status

pengajar

1. Penerimaan 2. Masa tugas

mengajar

Jumlah pengajar yang dibutuhkan

Daftar staf pengajar

Karyawan 1. Karyawan

2. Penggajian

3. Analisis jabatan dan performance

1. Penerimaan staf karyawan 2. Pemberhentian

karyawan

1. Jumlah karyawan yang dibutuhkan 2. Beasiswa

pendidikan

Hasil analisis jabatan dan performance

(40)

39 

 

Perlengkapan 1 Perlengkapan 2 Perawatan

1. Pembelian perlengkapan pelatihan dan kantor

Jumlah perlengkapan atau peralatan baru yang dibutuhkan

Perlengkapan yang dapat digunakan

Keuangan Pembukuan 1. Penerimaan

4.2.1. Validasi Kelas Data

Proses validasi kelas data adalah penentuan pembuatan atau penggunaan

data untuk setiap proses. Validasi kelas data melibatkan pembuatan rangkaian

input-proses-output, seperti gambar tabel berikut :

No .

Masukan Kelas Data

Proses Keluaran Kelas

Data

1 Calon peserta 1. Pemasukan data

pendaftaran 2. Validasi formulir

pendaftaran

Peserta yang diterima

2 Jadwal 1. Pemasukan data

peserta dan pengajar

Penjadwalan

3 Peserta 1. Pembayaran

pendaftaran pelatihan

2. Kehadiran kegiatan pelatihan

1. Daftar penilaian hasil pelatihan

4 Kurikulum 1. Memasukan data

kegiatan pelatihan 2. Memasukan silabus 3. Pembuatan soal

ujian

1. Daftar kurikulum 2. Soal ujian

kelulusan

Tabel 4.2.1. Rangkaian Input - Proses - Output

4.2.2. Definisi Kelas Data

Sebagai langkah terakhir, mendefinisikan setiap kelas data berikut

bagian data pendukungnya karena merupakan dasar pembentukan

(41)

arsitektur informasi dan lebih membantu dalam aktivitas-aktivitas yang

mengikuti studi BSP. Berikut adalah tahap pendefinisian kelas data dengan

cara mengelompokkan data dari setiap masukan kelas data atau keluaran

kelas data yang menjadi calon kelas data:

Tabel 4.2.2 Definisi kelas data

Kelas Data Bagian Data

Calon peserta 1. Nama (peserta, orang tua,

wali)

2. Alamat (domisili sekarang, orang tua)

3. Status (agama, gol darah, gender) 4. Data kuliah (IPK) 5. Kegiatan (organisasi) Registrasi calon peserta 1. Nim dan nama peserta

2. Status pembayaran

Registrasi peserta 1. Status pembayaran

2. Nim dan nama

3. Informasi penjadwalan pelatihan

4.informasi penempatan kelas 5.transkrip nilai kelulusan dan ijin surat praktek kedokteran

Kurikulum 1. materi pelatihan

2. proses pelatihan 3. praktek pelatihan 4. data pendukung

4.2.3. Hubungan Kelas Data Dengan Proses

Hubungan kelas data dengan proses dapat membantu menjelaskan

definisi dan isi baik kelas data maupun proses akan memberikan sebuah

(42)

41 

 

dasar bagi pengembangan arsitektur ini nantinya. Berikut hubungan kelas

data dengan proses dalam matriks:

kelas data

perencanaan Keuangan

Fasilitas

Administra

si

ruangan/kelas kurikulum

peserta pengajar

calon peserta

fasilitas pendukung

biaya

karyawan pengelolaan

Gambar 4.2.3 Hubungan kelas data dengan proses Proses

recruitmen/development C U

Penggajian U U C C

penelitian internal / external U C

(43)

kelas data

perencanaan keuangan

fasilitas

administrasi ruangan/kelas kurikulum

peserta pengajar

calon peserta

fasilitas pendukung

biaya

karyawan pengelolaan

Gambar 4.2.4. Pengelompokan Proses/Kelas Data Proses

perencanaan bisnis C U U

analisis organisasi C U U

kontrol manajemen U C U U

perencanaan pemasaran C C U U U U

Perencanaan

penentuan kurikulum C U C U

penelitian internal dan external

U C

(44)

43 

 

kelas data

perencanaan keuangan

fasilitas

administrasi ruangan/kelas kurikulum

peserta pengajar

calon peserta

fasilitas pendukung

biaya

karyawan pengelolaan

Proses

Gambar 4.2.5. Penentuan aliran data

rencana kegiatan U U U U C

penelitian internal dan external

U C

(45)

kelas data

perencanaan keuangan

fasilitas

Administra

si

ruangan/kelas kurikulum

peserta pengajar

calon peserta

fasilitas pendukung

biaya

karyawan pengelolaan

Proses

perencanaan bisnis C U U

analisis organisasi C U U

kontrol manajemen U C U U

perencanaan pemasaran

Gambar 4.2.6. Aliran Data

C C U U U U

penelitian internal dan external

U C

(46)

45 

 

4.3. Arsitektur Informasi Yang Diusulkan

Arsitektur informasi adalah penyajian grafis perencanaan sumber

daya dalam rangka jaminan jangka panjang bagi suatu bisnis. Hal tersebut

merupakan “blue print” dalam pengembangan sistem informasi pada saat

ini dan masa yang akan dating.

kelas data

perencanaan keuangan

fasilitas

Administra

si

ruangan/kelas kurikulum

peserta pengajar

calon peserta

fasilitas pendukung

biaya

karyawan Pengelolaan

Proses

perencanaan bisnis

Gambar 4.3 Arsitektur Informasi Yang Diusulkan MANAJEMEN

PELATIHAN & PELAYANAN

penelitian internal dan external

(47)

proses

perencanaan bisnis analisis o

r

perencanaan pemasaran

Perencanaan

penentuan kurikulum

Penjadwalan

absensi

pembuatan soal rencana kegiatan pendaftaran

perencanaan biaya akutansi anggaran personel planning

recruitmen/developmen

t

penggajian

penelitian internal dan

external

kelas data Perencanaan Keuangan Fasilitas Administrasi

Gambar 4.3.1 Penataan Ulang Arsitektur Informasi Dalam Persepsi Proses

Bisnis Ruangan/kelas

Kurikulum Peserta Pengajar

calon peserta fasilitas        PELAYANAN 

(48)

47

Arsitektur Informa

si Dalam Pe

rsepsi Pros

*) recruitment *)perencanaan

karyawan KELAS DATA:

Peserta Pengajar Calon peserta Fasilitas pendukung Biaya

PROSES BISNIS: Perencanaan biaya Rencana kegiatan Akutansi anggaram Personel planning Recruitmen/developmen

KELAS DATA: Perencanaan

PROSES BISNIS: Perencanaan KELAS DATA:

Karyawan penggajian

PROSES BISNIS: Penggajian

Penelitian internal dan eksternal

PELATIHAN & PALAYANAN

*) fasilitas *)kurikulum KELAS DATA:

Ruang/kelas Kurikulum Pendaftaran

PROSES BISNIS: Penjadwalan Absensi

Pembuatan soal

 

(49)

perencanaan Pelatihan & pelayanan

Gambar 4.2.3. Arsitektur Informasi dalam persepsi basis data

 

manajemen

Karyawan kurikulum

Perencanaan karyawan Recruitmen

t Fasilitas

SISTEM INFORMASI

Karyawan

(50)

49 

PELAYANAN PERENCANAAN FASILITAS PERAMAL

AN

BISNIS PERENCANAAN PEMASARAN PERSONEL PLANING

Gambar 4.2.4 Analisa Subsistem Prasyarat

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa berdasarkan analisa subsistem

prasyarat dapat dilihat bahwa hal yang perlu dipertimbangkan dan terlebih dahulu

untuk dilakukan perbaikan demi perancangan bisnis yang dijalani oleh Medicuss

Group dapat terintegrasi dengan baik dan membantu pihak perusahaan dan

khususnya pihak bagian IT di medicuss dapat membuatkan aplikasi-aplikasi yang

sudah dirancang dan nantinya dibangun.

SEMUA SUBSISTEM

APLIKASI SISTEM INFORMASI

X

PENGEMBANGAN APLIKASI PELAYANAN

X

PELAYANAN PELATIHAN X

FASILITAS X

PENGEMBANGAN BISNIS X

ANALISA KARYAWAN X

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Proses bisnis yang terjadi di Medicuss Group saat ini masih kurangnya

perencanaan yang baik sehingga sistem informasi yang berjalan kurang berjalan

terstruktur dengan baik. Dengan arsitektur informasi antar bagian maka akan

terintegrasi dengan baik. Sehingga perancangan bisnis untuk masa depan akan

terstruktur dengan baik.

Dengan arsitektur informasi yang diusulkan ini maka proses bisnis akan

mampu memberikan informasi yang bermanfaat dan berguna untuk

perkembangan bisnis dimasa mendatang bagi Medicuss Group.

Dengan adanya hasil analisa subsistem prasyarat dalam metoda BSP yang

sudah dibuat ini bisa memudahkan pihak perusahaan untuk membuat apa yang

terlebih dahulu yang harus dibuat dan menjadi prioritas utama dalam pembenahan

sistem informasi perusahaan agar lebih terstruktur dan terintegrasi.

6.2. Saran

Dalam penyelesaian akhir untuk metode BSP dibutuhkan usulan

rancangan aplikasi. Yang digunakan untuk mempemudah perusahan melakukan

alur proses bisnis dan integrasi antar bagian. Berdasarkan dari hasil analisa dan

perancangan arsitektur informasi ini masih sangat memungkinkan untuk

dikembangkan lagi. Agar perancangan sistem ini nantinya akan bisa dibangun

(52)

51   

   

sebuah sistem informasi sesuai dengan yang diusulkan dan dapat bekerja dan

berfungsi secara optimal, ada beberapa saran pembuatan aplikasi yang penulis

dapat berikan untuk pengembangan bisnis bagi pihak medicuss group antara lain :

1. Online test, online test ditujukan untuk para peserta yang nantinya akan

ada ujian melalui online test untuk lebih mengefektifkan para peserta

melakukan ujian dan cepat mengetahui hasil dari ujian yang sudah diikuti

2. Media interaktif antara pengajar dengan para perserta ini dibuat untuk

lebih mengembangkan sistem kepelatihan dengan menggunakan teknologi

video conference secara langsung untuk proses belajar mengajar.

3. Library online, ini dibuat untuk mempermudah para peserta dan alumni

medicuss yang sudah terdaftar pada sistem untuk mendapatkan referensi

(53)

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal PenelitianTahun 2013
Gambar 2.1 Analisis dari “atas ke bawah” dan implementasi dari
Gambar 2.2 Pendekatan perencanaan sistem informasi secara umum
Gambar 2.3 Contoh arsitektur informasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Membuat sistem aplikasi yang dapat memantau transaksi antara anggaran dana dengan tagihan pembayaran (SKK dan SPK) dari vendor yang bekerja sama dengan PT PLN (Persero)

Dengan koefisien regresi 0,961 berarti kontribusi variabel sediaan sumber daya manusia, sediaan anggaran, sediaan sarana, sediaan prasarana, efisiensi birokrasi, dan disiplin kerja

Sebagai penanganan permasalahan tersebut, solusi yang bisa dilakukan adalah dengan rnengembangkan sistern kepegawaian berbasis web sesuai dengan fitur yaitu fitur pengajuan

PT Yori Masa Company tidak melakukan pengolahan produk melalui jasa atau kerjasama dengan pihak lain (industri lain atau pengrajin/industri rumah tangga). Berita

Berdasarkan analisis data pada tingkat pengetahuan menunjukkan ada perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang kanker serviks pada siswi kelas 2 dengan

Jika orang pertama tidak bisa membantu, kepada siapa I/B/S selanjutnya akan melapor atau meminta bantuan untuk menyelesaikan persoalan iniG. Saya akan membaca beberapa keadaan

Penggunaan bahasa sastra akan memperindah diksi dudu.Penggunaan bahasa sastra mempunyai bunyi yang merdu dan saling berhungan dengan kata yang lainnya pada setiap

penyusunan dan penyajian laporan keuangan, dan untuk menyimpulkan apakah terdapat suatu ketidakpastian material tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan