• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Pencatatan Bebatuan Berbasis Desktop Di Museum Geologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi Pencatatan Bebatuan Berbasis Desktop Di Museum Geologi"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI PENCATATAN BEBATUAN

BERBASIS DESKTOP DI MUSEUM GEOLOGI

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

RESTIANA AYUNITA 10107286

SARI ASIH RAHMAWATI 10107291

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan karuniaNya lah penulis dapat menyelesaikan proses kerja praktek

serta menyusun laporannya dengan lancar. Shalawat serta salam tak lupa

disampaikan kepada Rasulullah SAW serta para pengikutnya hingga akhir

jaman.

Laporan ini merupakan hasil dari kerja praktek yang dilakukan di

Museum Geologi pada tanggal 5 Juli sampai 7 Agustus 2010. Penyusunan

laporan kerja praktek ini dilakukan untuk memenuhui mata kuliah Kerja

Praktek Program Studi Strata Satu Teknik Informatika Fakultas Teknik dan

Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

Laporan yang berjudul “Aplikasi Pencatatan Bebatuan Berbasis

Desktop di Museum Geologi” ini dibangun untuk mempermudah pencatatan

bebatuan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti lapangan Museum

Geologi.

Penulis menerima kritik serta saran yang bersifat membangun guna

menyempurnakan isi laporan ini. Semoga laporan Kerja Praktek ini dapat

bermanfaat bagi pihak Museum Geologi pada khususnya serta bagi para

akademisi yang bergelut dalam bidang Teknik Informatika.

Bandung, Januari 2011

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Museum Geologi merupakan sebuah museum yang bergerak dalam

bidang pengelolaan hasil penemuan dan penelitian benda-benda geologi

dan tambang seperti fosil, batuan, mineral serta peta geologi. Dalam kurun

waktu tertentu, para ahli geologi yang bekerja di Museum Geologi

melakukan pengambilan contoh bebatuan di lapangan dan melakukan

pencatatan langsung terhadap hasil penelitian lapangan tersebut.

Dalam sistem yang sedang berjalan sekarang, proses pencatatan

masih dilakukan secara manual dan belum terkomputerisasi. Yang

dimaksud secara manual dan belum terkomputerisasi yaitu belum adanya

aplikasi khusus yang digunakan untuk melakukan pencatatan data hasil

penelitian melainkan pencatatan masih dilakukan pada selembar kertas

atau pada dokumen Microsoft Word.

Pencatatan manual seperti itu memiliki efektifitas serta efisiensi

yang rendah, terutama jika akan melakukan pencarian data. Dalam sistem

pencatatan seperti ini pun proses pengorganisasian data memakan waktu

yang cukup lama. Oleh sebab itu, pembuatan aplikasi khusus untuk

melakukan pencatatan selama peneliti berada di lapangan untuk

(4)

untuk mengatasi persoalan yang muncul dari sistem pencatatan secara

manual. Aplikasi yang diperuntukan bagi peneliti lapangan museum

geologi ini tidak menggunakan tingkat hak akses pengguna. Jadi, siapapun

dapat menggunakan aplikasi ini tanpa harus melakukan registrasi atau

melalui proses login terlebih dahulu.

Proses yang dapat dilakukan pada aplikasi ini berupa Proses

Tambah Data, Proses Lihat Data, Tambah Wilayah, Proses Pencarian

Data, Proses Pembuatan Laporan, Proses Pencetakan Laporan, Proses

Tambah Wilayah, Proses Edit Wilayah, Proses Hapus Wilayah

Aplikasi yang akan dibangun ini berbasis desktop. Pembangunan

aplikasi ini berbasis desktop sebab aplikasi berbasis desktop dapat

langsung digunakan tanpa harus terhubung ke jaringan internet jika akan

mengoperasikannya, sehingga aplikasi berbasis desktop cocok diterapkan

pada aplikasi yang akan digunakan oleh para peneliti bebatuan di

lapangan, yang terkadang daerah tempat penelitian merupakan daerah

terpencil yang belum mendapatkan akses internet. Berbekal hal tersebut,

maka dibuatlah “Aplikasi Pencatatan Bebatuan Berbasis Desktop di

Museum Geologi“.

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana caranya agar proses pencatatan hasil penyelidikan

(5)

2. Bagaimana caranya agar data pencatatan hasil penyelidikan bebatuan

yang telah disimpan dapat diakses dengan lebih mudah?

3. Bagaimana caranya agar dokumentasi bisa dicetak dengan lebih

mudah?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari pembangunan Aplikasi Pencatatan

Bebatuan Berbasis Desktop di Museum Geologi ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Maksud

Maksud dari penelitian kerja praktek ini adalah membangun Aplikasi

Pencatatan Bebatuan Berbasis Desktop di Museum Geologi yang di

dalamnya memiliki fungsionalitas guna menyelesaikan permasalahan yang

dipaparkan dalam latar belakang.

1.3.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian kerja praktek ini adalah

1. Untuk membuat aplikasi pencatatan hasil penelitian bebatuan,

agar data yang tersimpan dapat terorganisasi dengan lebih baik.

2. Untuk membuat aplikasi yang dapat mempermudah pengaksesan

kembali data yang telah tersimpan.

(6)

1.4 Batasan Masalah

1. Aplikasi ini diperuntukan sebagai alat bantu pencatatan data bebatuan,

tanpa melakukan proses pengelolaan data.

2. Pada aplikasi ini tersedia fasilitas pencarian data.

3. Pencetakan data dapat dilakukan secara langsung setelah pembuatan

laporan.

4. Aplikasi ini dapat menyimpan gambar dengan format BMP.

5. Aplikasi ini belum dapat menampilkan peta lokasi penemuan bebatuan.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah :

1. Metode Pengumpulan data I. Wawancara

Untuk mengetahui sistem yang selama ini digunakan dalam

proses pencatatan, maka dilakukan wawancara kepada ahli

geologi museum geologi yang biasa melakukan penelitian

lapangan.

II. Studi Literatur

a. Mempelajari sistem pencatatan bebatuan.

b. Mempelajari dasar-dasar pembangunan aplikasi

(7)

2. Metode Pengembangan Perangkat lunak

Untuk membangun sistem digunakan metode sekuensial.

Gambar 1 Metode Sekuensial

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini akan memberikan penjelasan mengenai latar

belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan

tujuan batasan masalah, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini merupakan penjelasan singkat tentang profil

tempat kerja praktek dan pengetahuan dasar tentang

teori Delphi sebagai software pembangun aplikasi serta

(8)

BAB III : PEMBAHASAN

Bab ini merupakan dokumentasi mengenai Kegiatan

Kerja Praktek, Deskripsi Global Perangkat Lunak,

Deskripsi Rincian Kebutuhan serta Perancangan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran untuk kepentingan

(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Tempat Kerja Praktek

2.1.1 Sejarah Instansi

2.1.1.1 Masa Penjajahan Belanda

Keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan sejarah

penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara yang dimulai

sejak pertengahan abad ke-17 oleh para ahli dari Eropa. Setelah di

Eropa terjadi revolusi industri pada pertengahan abad ke-18, mereka

sangat membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar industri.

Pemerintah Belanda sadar akan pentingnya penguasaan bahan galian di

wilayah Nusantara. Dengan jalan itu diharapkan perkembangan

industri di Negeri Belanda dapat ditunjang. Maka dibentuklah Dienst

van het Mijnwezen pada tahun 1850. Kelembagaan ini berganti nama

jadi Dienst van den Mijnbouw pada tahun 1922, yang bertugas

melakukan penyelidikan geologi dan sumberdaya mineral. Hasil

penyelidikan yang berupa contoh-contoh batuan, mineral, fosil, laporan

dan peta memerlukan tempat untuk penganalisaan dan penyimpanan,

sehingga pada tahun 1928 Dienst van den Mijnbouw membangun

gedung di Rembrandt Straat Bandung. Gedung tersebut pada awalnya

bernama Geologisch Laboratorium yang kemudian juga disebut

(10)

Gedung Geologisch Laboratorium dirancang dengan gaya Art

Deco oleh arsitek Ir. Menalda van Schouwenburg, dan dibangun

selama 11 bulan dengan 300 pekerja dan menghabiskan dana 400

Gulden, mulai pertengahan tahun 1928 sampai diresmikannya pada

tanggal 16 Mei 1929. Peresmian tersebut bertepatan dengan

penyelenggaraan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth

Pacific Science Congress) di Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929.

2.1.1.2 Masa Penjajahan Jepang

Sebagai akibat dari kekalahan pasukan Belanda dari pasukan

Jepang pada perang dunia II, keberadaan Dienst van den Mijnbouw

berakhir. Letjen. H. Ter Poorten (Panglima Tentara Sekutu di Hindia

Belanda) atas nama Pemerintah Kolonial Belanda menyerahkan

(11)

Tentara Jepang) pada tahun 1942. Penyerahan itu dilakukan di Kalijati,

Subang. Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung

Geologisch Laboratorium berpindah kepengurusannya dan diberi nama

KOGYO ZIMUSHO dan setahun kemudian berganti nama

CHISHITSU CHOSACHO. Pada masa pendudukan Jepang, pasukan

Jepang mendidik dan melatih para pemuda Indonesia untuk menjadi:

PETA (Pembela Tanah Air) dan HEIHO (pasukan pembantu bala

tentara Jepang pada Perang Dunia II). Laporan hasil kegiatan di masa

itu tidak banyak yang ditemukan, karena banyak dokumen (termasuk

laporan hasil penyelidikan) yang dibumihanguskan tatkala pasukan

Jepang mengalami kekalahan di mana-mana pada awal tahun 1945.

2.1.1.3 Masa Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka pada Tahun 1945, pengelolaan

Museum Geologi berada dibawah Pusat Djawatan Tambang dan

Geologi (PDTG/1945-1950). Pada tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang

diboncengi oleh Netherlands Indiës Civil Administration (NICA) tiba

di Indonesia (mendarat di Tanjungpriuk, Jakarta). Di Bandung mereka

berusaha menguasai kembali kantor PDTG yang sudah dikuasai oleh

para pegawai Indonesia. Tekanan yang dilancarkan oleh pasukan

Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan

(12)

PDTG rupanya terdorong pula oleh gugurnya seorang pengemudi

bernama Sakiman dalam rangka berjuang mempertahankan kantor

PDTG . Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia Divisi III

Siliwangi mendirikan Bagian Tambang, yang tenaganya diambil dari

PDTG. Setelah kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan oleh pegawai

PDTG, pasukan Belanda pun di tempat itu mendirikan lagi kantor yang

bernama Geologische Dienst. Di mana-mana terjadi pertempuran,

maka sejak Desember 1945 sampai dengan Desember 1949, selama 4

tahun kantor PDTG terlunta-lunta pindah dari satu tempat ke tempat

lain. Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan

dokumendokumen hasil penelitian geologi sehingga harus berpindah

pindah tempat dari Bandung – TasikmalayaSolo – Magelang

-Yogyakarta, baru pada Th 1950 kembali ke Bandung.

Dalam usaha menyelamatkan dokumen dokumen tersebut, pada

tanggal 7 mei 1949, Kepala PUSAT JAWATAN TAMBANG DAN

GEOLOGI, Arie Frederik Lasut, diculik dan dibunuh tentara belanda

dan gugur sebagai kusuma bangsa di Desa Pakem Yogyakarta.

Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi mulai mendapat

perhatian dari pemerintah RI, terbukti pada tahun 1960 Museum

Geologi dikunjung oleh Presiden pertama RI, Ir. Soekarno.

Pengelolaan Museum Geologi yang tadinya dibawah PUSAT

DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG) berganti nama

(13)

Djawatan Geologi (1952-1956), Pusat Djawatan Geologi (1956-1957),

Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat

Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978 - 2005) , Pusat Survei

Geologi mulai akhir tahun 2005 sampai sekarang.

Seiring dengan perkembangan jaman, pada tahun 1999

Museum Geologi mendapat bantuan dari Pemerintah Jepang senilai

754,5 juta yen untuk direnovasi. Setelah ditutup selama satu tahun,

Museum Geologi dibuka kembali dan pembukaannya diresmikan pada

tanggal 20 Agustus Tahun 2000 oleh Wakil Presiden RI waktu itu Ibu

Megawati Soekarnoputri yang didampingi oleh Menteri Pertambangan

dan Energi Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.

Dengan penataan yang baru ini peragaan Museum Geologi

terbagi menjadi 3 ruangan yang meliputi Sejarah Kehidupan, Geologi

Indonesia serta Geologi dan Kehidupan Manusia. Sedangkan untuk

dokumentasi koleksi tersedia sarana penyimpan koleksi yang lebih

memadai diharapkankan pengelolaan contoh koleksi di Museum

Geologi lebih mudah diakses oleh pengguna baik peneliti maupun grup

industri.

Untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik Museum

Geologi dibentuk 2 seksi dan 1 sub bagian yaitu Seksi Peragaan dan

Seksi Dokumentasi dan Subbag Tatausaha. Guna lebih

mengoptimalkan perannya sebagai lembaga yang memasyarakatkan

(14)

seperti penyuluhan, pameran, seminar serta kegiatan survey lapangan

untuk pengembangan peragaan dan dokumentasi koleksi.

2.1.2 Logo Instansi

Gambar 2 Logo Museum Geologi 2.1.3 Badan Hukum Instansi

Mulai tahun 2002 Museum Geologi melalui Kepmen ESDM

Nomor: 1725 tahun 2002 statusnya menjadi Unit Pelaksana Teknis

Museum Geologi dilingkungan Balitbang ESDM. Mulai akhir 2005

Museum Geologi berada dibawah Badan Geologi bersama dengan

terbentuknya Badan Geologi sebagai Unit Eselon I yang ada di

lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM).

2.1.4 Struktur Organisasi

(15)

Dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

(KepMen ESDM) No. 1725 tahun 2002 disebutkan bahwa Museum

Geologi terdiri dari Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Peragaan, dan Seksi

Dokumentasi serta Kelompok Fungsional dengan struktur organisasi

seperti di bawah ini :

2.1.4.2 Kelompok Kerja Sub Bagian Tata Usaha

Kelompok Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas

melaksanakan, penyiapan bahan penyusunan program dan laporan,

urusan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan serta rumah tangga.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

No. 1725 tahun 2002 telah dibentuk 4 (empat) Kelompok Kerja

(16)

serta Pokja Keuangan dan Rumah Tangga. Untuk kegiatan

ketatausahaan dilaksanakan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Museum Geologi.

2.1.4.3 Kelompok Kerja Seksi Peragaan

Peragaan Museum Geologi merupakan bagian yang secara

langsung dapat diakses oleh masyarakat luas. Oleh Karena itu, Seksi

Peragaanm selain harus mampu memelihara peragaan yang telah ada

juga sebaiknya dpat melakukan pengembangan peragaan serta harus

mampu menyampaikan informasi geologi kepada pengunjung sesuai

dengan tingkat pendidikannya. Susunan Kelompok Kerja pada Seksi

Peragaan yaitu Pokja Pelayanan Pengunjung serta Pokja Program

Pengembangan Peragaan dan Edukasi.

2.1.4.4 Kelompok Kerja Seksi Dokumentasi

Museum Geologi mempunyai peran yang sangat penting untuk

mendokumentasikan koleksi geologi yang terdiri dari batuan, mineral

dan fosil, termasuk dokumen lainnya yang sangat berharga bagi sejarah

dan perkembangan ilmu geologi di masa yang akan datang. Koleksi

batuan, mineral dan fosil ini juga merupakan data yang sangat berharga

dan sangat penting, bukan saja sebagai koleksi yang harus selalu

dikonversikan sehingga menjadi koleksi yang “abadi” untuk generasi

yang akan datang, tetapi juga dapat menunjang kegiatan eksplorasi,

baik itu eksplorasi sumber daya mineral, maupun eksplorasi sumber

(17)

geologi dari seluruh wilayah Indonesia. Pendokumentasian koleksi

batuan, mineral dan fosil tersebut menjadi tugas Seksi Dokumentasi.

Sebelum koleksi tersebut disimpan di ruang dokumentasi koleksi,

maka diperlukan pembersihan secara khusus disamping pembuatan

preparat untuk penelitian koleksi tersebut. Setelah informasi tentang

koleksi tersebut diperoleh dari hasil penelitian, maka informasi

tersebut disimpan di ruang dokumentasi dimana segala informasi

mengenai koleksi tersebut disimpan sebagai “database”. Oleh karena

itu Seksi Dokumentasi memerlukan Kelompok Kerja yang terdiri dari

Pokja Koleksi Batuan dan Mineral serta Pokja Koleksi Fosil.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Aplikasi

Aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang

memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu

tugas yang diinginkan pengguna. Biasanya dibandingkan dengan

perangkat lunak sistem yang mengintegrasikan berbagai kemampuan

komputer, tapi tidak secara langsung menerapkan kemampuan tersebut

untuk mengerjakan suatu tugas yang menguntungkan pengguna. Contoh

utama perangkat lunak aplikasi adalah pengolah kata, lembar kerja, dan

(18)

Beberapa aplikasi yang digabung bersama menjadi suatu paket

kadang disebut sebagai suatu paket atau suite aplikasi (application suite). Contohnya adalah Microsoft Office dan OpenOffice.org, yang

menggabungkan suatu aplikasi pengolah kata, lembar kerja, serta

beberapa aplikasi lainnya. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya

memiliki antarmuka pengguna yang memiliki kesamaan sehingga

memudahkan pengguna untuk mempelajari dan menggunakan tiap

aplikasi. Sering kali, mereka memiliki kemampuan untuk saling

berinteraksi satu sama lain sehingga menguntungkan pengguna.

Aplikasi dapat digolongkan menjadi beberapa kelas, diantaranya

perangkat lunak perusahaan (enterprise), perangkat lunak infrastruktur

perusahaan, perangkat lunak informasi kerja, perangkat lunak media dan

hiburan, perangkat lunak pendidikan, perangkat lunak pengembangan

media, serta perangkat lunak rekayasa produk.

Pada pengertian umumnya, aplikasi adalah alat terapan yang

difungsikan secara khusus dan terpadu sesuai kemampuan yang

dimilikinya.

2.2.2 Basis Data

Basis data (bahasa Inggris: database), atau sering pula dieja

basisdata, adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam

(19)

suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data

tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan

memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis

data (database management system, DBMS). Sistem basis data

dipelajari dalam ilmu informasi.

Istilah "basis data" berawal dari ilmu komputer. Meskipun

kemudian artinya semakin luas, memasukkan hal-hal di luar bidang

elektronika, artikel ini mengenai basis data komputer. Catatan yang

mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum revolusi

industri yaitu dalam bentuk buku besar, kuitansi dan kumpulan data

yang berhubungan dengan bisnis.

Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari

catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki

penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya:

penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang

diwakili suatu basis data, dan hubungan diantara obyek tersebut. Ada

banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur

basis data: ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model

yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang

menurut istilah Layman mewakili semua informasi dalam bentuk

tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel-tabel terdiri dari baris dan

(20)

matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili dengan

menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti

model hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih

eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.

Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang

saling berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu

sebagai sistem manajemen basis data (database management

system/DBMS). Jika konteksnya sudah jelas, banyak administrator dan

programer menggunakan istilah basis data untuk kedua arti tersebut.

Perangkat lunak basis data yang banyak digunakan dalam

pemrograman dan merupakan perangkat basis data aras tinggi (high

level), diantaranya Microsoft SQL Server, Oracle, Sybase, Interbase,

XBase, Firebird, MySQL, PostgreSQL, Microsoft Access, dBase III,

Paradox, FoxPro, Visual FoxPro, Arago, Force, Recital, dbFast, dbXL,

Quicksilver, Clipper, FlagShip, Harbour, Visual dBase dan Lotus

Smart Suite Approach.

Selain perangkat lunak di atas, terdapat juga perangkat lunak

pemrograman basis data aras rendah (low level), yaitu Btrieve dan

(21)

2.2.3 Borland Delphi 7

Delphi adalah sebuah bahasa pemrograman visual di

lingkungan windows (under windows) yang menggunakan bahasa

pascal sebagai Compiler. Keberadaan bahasa pemrograman Delphi

tidak bisa dipisahkan dari bahasa Turbo pascal yang diluncurkan pada

tahun 1983 oleh Borland International Incorporation. Turbo pascal

memang dirancang untuk dijalankan pada operasi DOS (Disk

Operating System) yang merupakan system operasi yang banyak

digunakan pada saat ini. Seiring dengan perkembangan zaman, dimana

system operasi mulai bergeser ke sistem operasi windows, maka

borland International merilis Turbo Pascal for windows yang

dijalankan dibawah system operasi windows 3.X.

2.2.3.1 Sejarah Borland Delphi 7.0

Pada tahun 1992 muncul bahasa pemrograman baru bernama

Borland Pascal 7 yang merupakan penggabungan dari Turbo Pascal

dan Turbo pascal for windows.

Namun ternyata bahasa pemrograman baru tersebut masih sulit

digunakan. Trend penggunaan bahasa pemrograman visual untuk

membangun sebuah aplikasi telah mendorong Borland membuat

bahasa pemrograman baru pada tahun 1995 diperkenalkan ke

(22)

bahasa pascal. Bahasa pemrograman baru tersebut diberi nama Borland

Delphi setahun kemudian versi kedua dari Delphi dilempar ke pasaran.

Penggunaan Delphi dapat mempersingkat waktu pemrograman,

karena tidak perlu lagi menuliskan kode program yang rumit dan

panjang untuk menggambar, meletakkan dan mengatur komponen.

Selain itu dapat menyusun aplikasi yang lebih interaktif. Delphi

menyediakan cukup banyak pilihan komponen interface aplikasi,

antara lain berupa tombol menu, drop down, ataupun menu pop up,

kotak text, radio button, check box, dan sebagainya.

Bahkan ada berbagai macam komponen Skin tampilan yang

beragam yang disediakan oleh beberapa vendor lainnya, seperti,

SUIPack, Sxskincomponents, dan lain sebagainya. Anda tinggal

memilih komponen yang dibutuhkan dengan klik mouse, mengatur

tampilannya kemudian menuliskan sedikit kode program, maka

aplikasi anda siap dijalankan.

Delphi 7.0, versi terbaru yang dikeluarkan oleh Borland,

memiliki support yang sangat tinggi terhadap database yang sudah

terkenal seperti MS Access, Paradox, Foxpro, Dbase, Oracle, dan lain

sebagainya, serta dilengkapi dengan objek-objek baru sehingga

memudahkan pembuatan database maupun program lain seprti game,

(23)

2.2.4 Paradox

Paradox untuk Windows adalah produk jelas berbeda dari

Paradox untuk DOS, dan diproduksi oleh tim yang berbeda

programmer. Meskipun fitur kunci dari produk DOS, QBE dan mesin

database, adalah port menjaga kode DOS, ada istirahat utama dalam

kompatibilitas dari PAL ke ObjectPAL dan pergeseran ke metafora

desain GUI untuk Bentuk dan Laporan. Para ObjectPAL Perubahan

tersebut kontroversial namun terpaksa karena PAL didasarkan pada

tindakan merekam keystroke yang tidak setara di

Windows. Sebuah berbasis bahasa pemrograman berdasarkan ide

dari HyperCard digunakan di tempat rekaman keystroke. Para desainer

Formulir dan Laporan digunakan skala perangkat independen termasuk

kemampuan untuk bekerja dalam mode diperbesar untuk tata letak

rinci. Hak-klik mouse digunakan untuk akses ke dan Laporan properti

Formulir, terinspirasi oleh Xerox Alto dan Smalltalk , dalam cara yang

sekarang hampir universal untuk program Windows. The ObjectPAL

adalah (seperti HyperCard) yang berhubungan dengan objek visual

-juga diungkapkan oleh klik kanan. Properti inspeksi dan alat-alat tata

letak bisa "ditempelkan up" untuk tinggal di layar, sebuah ide yang

dipinjam dari NeXT dan sekarang cukup banyak digunakan pada

(24)

Untuk kira-kira tahun pertama pembangunan berorientasi kode

obyek ditulis dalam C dibantu oleh macro, sampai Turbo C + + yang

tersedia di mana titik bagian sisa dari kode ditulis dalam C + +. Para

manajer produk sampai pengiriman versi 1.0 adalah Joe Duncan. Tim

pengembangan dan QA mencapai sekitar 30 orang.

Kedua Paradox untuk Windows dan Quattro Pro untuk

Windows , sebuah proyek yang terkait erat, mulai pengembangan

menggunakan versi beta dari Windows 3.0, pada musim semi

1990. Paradoks / Windows berakhir sampai tertunda sekitar satu tahun

di luar rencana semula, pengiriman tahun 1993 awal.Penyebabnya

banyak, tapi tidak sepenuhnya mengejutkan bagi seorang mayor

menulis ulang , dalam bahasa OO dengan alat-alat baru, beralih ke

paradigma GUI, pada apa yang pada dasarnya merupakan versi sistem

operasi pertama. Masih itu adalah masalah besar bagi perusahaan dan

Microsoft berhasil kapal Mengakses beberapa bulan menjelang

Paradox untuk Windows, pemasaran utama menang ke Microsoft.

Pada tahun 1990 Borland juga mulai bekerja pada clone

dBASE internal untuk DOS dan Windows, ditulis dalam assembler,

yang direncanakan untuk kapal pada tahun 1992. Pada awal tahun

1992 menjadi jelas bahwa Ashton-Tate berada di kesulitan pada

pengembangan versi Windows produk mereka dan sehingga Borland

(25)

internal mereka sebagai penerus resmi. Bagian dari Ashton-Tate

akuisisi adalah Interbase database dan diputuskan bahwa Paradox / W

harus dapat bekerja dengan Interbase serta mesin Paradoks dan ini

menyebabkan penciptaan mesin IDAPI berbasis di Interbase.

Akuisisi ini juga mengalihkan fokus. Paradox secara historis

bertanding melawan dBASE di beberapa pasar, dan Paradox / W

awalnya dirancang untuk meningkatkan posisi kompetitif di pasar

pengembang-oriented. Setelah dBASE diperoleh ini tidak lagi

diinginkan dan penekanan bergeser menuju

kemudahan-pasar-digunakan. Namun produk tersebut tidak dapat diubah agar sesuai

dengan penekanan (ini terjadi di rilis kemudian) pada tahap akhir,

membuat produk agak lebih kompleks untuk pasar entry level.

Desktop pertama program database Microsoft, Microsoft

Access , melakukan pekerjaan yang baik menangani bahwa pasar sama

dan sampai di sana pertama kali ketika debut di COMDEX November

1992. Menanggapi akuisisi Borland tentang Ashton-Tate, Microsoft

mengakuisisi FoxPro dan teknologi yang dimilikinya Rushmore

dimasukkan ke dalam Akses Jet Engine secara signifikan

meningkatkan kinerjanya.

Microsoft Access menawarkan banyak fitur yang mudah bagi

pengguna akhir dan pengembang untuk melaksanakan, termasuk

(26)

bidang daripada teks Paradoks penandaan bidang di QBE, dan Akses

Dasar bahasa pemrograman yang lebih mirip ke PAL dari Obyek

PAL. Akses dan Paradox secara signifikan berbeda dalam cara mereka

mempresentasikan hasil dari query. Akses menunjukkan catatan

sebelum query telah selesai dan tanpa overhead menciptakan tabel

output. Paradox menunjukkan hasil hanya setelah semua record yang

diambil dan meja JAWABAN dibuat. Ini perbedaan kinerja yang

signifikan bagi dataset besar dan berdampak negatif Paradox / W.

Mengambil keluar buku harga debut rendah Borland's Quattro

Pro spreadsheet melawan Microsoft Excel, Microsoft Access debutnya

dengan harga $ 99. Hal ini melemahkan tradisional DBMS harga

Paradox DOS, Paradox Windows, dan dBase sekitar $ 799, yang

berdampak negatif Borland lebih dari perusahaan lain.

Manajemen Borland tim dengan pangsa pasar 85% nya pasar

database desktop sangat meremehkan ancaman dari Microsoft dan

Microsoft Access. Namun, Paradox / W dijual baik untuk sementara

waktu. Sementara itu, Borland sedang mengalami beberapa masalah

serius yang disebabkan oleh akuisisi Ashton-Tate. Banyak lini produk

dihentikan, reorganisasi perusahaan dan konsolidasi menyakitkan, dan

bahkan lebih buruk lagi, proyek dBASE internal di pusat alasan

akuisisi akhirnya dibatalkan karena alasan teknis meninggalkan

(27)

mengembangkan dBASE hilang untuk Windows terburu-buru. Borland

kehilangan kekuatan untuk melawan beberapa pemasaran pertempuran

itu diperlukan untuk rangkaian produk. Paradox adalah minimal

dipasarkan untuk para pengembang sejak perusahaan memutuskan

akan bertahan untuk penggantian dBASE, yang akhirnya keluar pada

tahun 1994, terlalu terlambat bagi perusahaan.

Untuk membuat keadaan menjadi lebih buruk, sedangkan

dBASE untuk klon DOS (FoxBase dan Clipper) dBASE disalin erat,

versi Windows produk ini dikembangkan tanpa dBASE yang ada

untuk model Windows. Salah satu kekuatan dBASE untuk DOS adalah

multi-vendor dukungan dan hal ini hilang dalam Windows xbase

berbagai produk. Borland Visual dBASE untuk Windows tidak dapat

menjalankan Foxbase Microsoft untuk program Windows dan

sebaliknya. Dihadapkan dengan pasar yang terfragmentasi dan

kebutuhan untuk menulis ulang program untuk mengambil keuntungan

dari Windows, ada sedikit insentif untuk pengguna xbase untuk tetap

setia dengan produk mereka digunakan untuk DOS.

Pada tahun 1995, Microsoft dibundel Akses ke

mereka Microsoft Office Professional Suite dengan Word, Excel dan

PowerPoint. Ini secara efektif membunuh pasar pengguna akhir

(28)

Meskipun padat tindak pada versi dengan perbaikan untuk

kegunaan untuk pengguna entry-level, Paradox memudar dari

pasar. Itu termasuk dalam penjualan produk Borland ke WordPerfect,

yang pada gilirannya dijual kembali sebagai WordPerfect masuk ke

produk-produk keuangan, dan pada waktu saat penulisan Paradox

untuk Windows, WordPerfect dan Quattro Pro untuk Windows adalah

semua dimiliki oleh Corel dan dijual sebagai bagian suite kantor

mereka. dBASE untuk Windows datang terlambat untuk menjadi

pemain yang signifikan dalam pasar Windows, sebagian besar

programmer dBASE saat itu telah bermigrasi ke Microsoft FoxBASE,

alat database yang sangat mirip. Borland sendiri mempertahankan

Interbase / server IDAPI dan fokus usaha pada perusahaan Delphi alat

yang selama bertahun-tahun memberinya sebuah tapi kecil bagian

(29)

.

BAB III

PEMBAHASAN

1.1 Kegiatan Kerja Praktek

Kerja praktek dimulai pada tanggal 5 Juli sampai 7 Agustus

2010 di Museum Geologi, Bandung bagian Kelompok Kerja Seksi

Dokumentasi. Tugas yang harus diselesaikan yaitu membuat aplikasi

pencatatan bebatuan yang akan digunakan oleh peneliti yang

melakukan penelitian serta pengambilan contoh bebatuan di lapangan.

Langkah awal dalam menyelesaikan tugas ini yaitu dengan

membuat jadwal kerja yang dimulai dari tahap diskusi masalah,

mengumpulkan data, menganalisis data, memodelkan aplikasi,

mendesain aplikasi, implementasi aplikasi serta pengujian. Berikut ini

adalah jadwal kegiatan kerja prakteknya :

(30)

1.2 Deskripsi Global Perangkat Lunak

3.2.1 Perspektif Produk

Produk yang dibangun merupakan aplikasi untuk melakukan

pencatatan terhadap data bebatuan hasil temuan para peneliti di

lapangan. Aplikasi yang akan dikembangkan tidak menggunakan

tingkat hak akses pengguna. Jadi, siapapun dapat menggunakan

aplikasi ini tanpa harus melakukan registrasi atau melalui proses login

terlebih dahulu.

Pembangunan aplikasi ini berbasis desktop sebab aplikasi

berbasis desktop dapat langsung digunakan tanpa harus terhubung ke

jaringan internet jika akan mengoperasikannya, sehingga aplikasi

berbasis desktop cocok diterapkan pada aplikasi yang akan digunakan

oleh para peneliti bebatuan di lapangan, yang terkadang daerah tempat

penelitian merupakan daerah terpencil yang belum mendapatkan akses

internet.

3.2.2 Fungsi Produk

Produk yang akan dikembangkan ini pada dasarnya berfungsi

dalam proses pencatatan data. Oleh sebab itu, dalam produk ini

tersedia fungsi-fungsi yang terkait proses pencatatan data yaitu:

1. Melakukan Proses Tambah Data

(31)

3. Melakukan Proses Tambah Wilayah

3.2.3 Karakteristik Pengguna

3.2.4 Batasan-Batasan

Untuk mempermudah proses perancangan maka dibuatlah

batasan dari permasalahan yang pernah ada, sehingga dapat diketahui

ruang lingkup dari sistem yang akan dirancang. Dalam hal ini, penulis

membatasi masalah sebagai berikut :

1. Aplikasi ini hanya ditujukan kepada Kelompok Kerja Seksi

Dokumentasi Museum Geologi.

2. Aplikasi ini hanya menyediakan fasilitas pencatatan data tanpa

melakukan pengelolaan data.

3. Aplikasi ini berbasis Desktop.

(32)

5. Terdapat 5 tabel, yaitu tabel bebatuan, gambar, sample kota serta

provinsi.

6. Perangkat lunak pendukung pembangun aplikasi ini adalah :

a. Delphi 7

b. Paradox

7. Tipe pemodelan yang dipakai untuk membangun sistem ini adalah

sekuensial.

3.2.5 Asumsi dan Kebergantungan

Aplikasi ini dapat digunakan oleh para peneliti yang akan

melakukan pencatatan data bebatuan.

1.3 Deskripsi Rincian Kebutuhan

3.3.1 Kebutuhan Antarmuka Eksternal 3.3.1.1 Antarmuka Pemakai

Pengguna aplikasi ini yaitu para peneliti bebatuan di lapangan

yang bertugas di Museum Geologi Kelompok Kerja Seksi

Dokumentasi.

3.3.1.2 Antarmuka Perangkat Keras

Kebutuhan minimum perangkat keras agar aplikasi ini dapat

berjalan dengan stabil, yaitu:

a. Processor Pentium 3

(33)

c. Hard Disk 40 GB

d. Keyboard dan mouse standar

3.3.1.3 Antarmuka Perangkat Lunak

Agar aplikasi ini dapat berfungsi secara optimal maka software

yang harus terinstall pada komputer pengguna, yaitu converter image.

Converter image ini berfungsi saat user akan memasukan data gambar

tetapi format gambar yang dimiliki user belum dalam format BMP

(Bitmap), sebab aplikasi ini baru bisa support dengan gambar

(34)

3.3.2 Kebutuhan Fungsional

3.3.2.1 ERD (Entity Relationship Diagram)

Gambar 2 Entity Relationship Diagram

3.3.2.2 Diagram Konteks

Pada kebutuhan sistem fungsional ini terdapat Diagram

Konteks serta Data Flow Diagram atau biasa disebut dengan DFD.

Dalam kasus ini, terdapat sebuah proses yang mana dari aliran inilah

(35)

Gambar 3 Diagram Konteks

3.3.2.3 DFD Level 1

Dalam aplikasi ini terdapat 4 proses utama, yaitu Proses

Tambah Data, Proses Lihat Data, Proses Tambah Wilayah serta

Tentang Pembuat Aplikasi.

1 : Proses Tambah Data

Pada proses ini user dapat melakukan tambah data.

1 : Proses Lihat Data

Proses ini menyediakan fasilitas pencarian data serta

pembuatan laporan.

2 : Proses Data Wilayah

Proses ini memungkinkan user untuk melakukan Tambah

Data Wilayah, Edit Data Wilayah, Hapus Data Wilayah.

3 : Tentang

(36)

1.0

Tambah Data Gambar Tambah Data Gambar

Info Tambah Data Gambar Info Tambah Data Gambar

Tambah Data Sample Tambah Data Sample

Info Tambah Data Sample

(37)

3.3.2.4 DFD Level 2 Proses Lihat Data

Terdapat dua proses dalam level ini, yaitu pencarian data serta

pembuatan laporan.

1 : Proses Pencarian Data

Pada proses ini user dapat melakukan pencarian data.

2 : Proses Pembuatan Laporan

Proses ini memungkinkan user untuk melakukan

pembuatan laporan.

(38)

3.3.2.5 DFD Level 2 Proses Data Wilayah

Terdapat tiga proses dalam level ini, yaitu tambah wilayah, edit

wilayah dan hapus wilayah.

1 : Proses Tambah Provinsi

Pada proses ini user dapat melakukan penambahan

provinsi.

2 : Proses Edit Provinsi

Proses ini memungkinkan user untuk melakukan edit data

provinsi.

3 : Proses Hapus Provinsi

Pada proses ini user dapat menghapus provinsi.

4 : Proses Tambah Kota

Pada proses ini user dapat melakukan penambahan kota.

5 : Proses Edit Kota

Proses ini memungkinkan user untuk melakukan edit data

kota.

6 : Proses Hapus Kota

Pada proses ini user dapat menghapus data kota yang

(39)
(40)

3.3.3 Spesifikasi Proses

No. Proses Keterangan

1 No. Proses 1.0

Nama Proses Tambah Data Bebatuan Tujuan Menambah data bebatuan

Deskripsi User dapat menambah data bebatuan Input Data bebatuan

Logika Proses Begin

{User menambah data bebatuan baru ke database} data bebatuan barudisimpandi database

End

Deskripsi User dapat melihat data bebatuan yang telah tesimpan di database

Input Data bebatuan yang akan dilihat Logika Proses Begin

{User melihat data bebatuan}

lihat data bebatuan

End

Output Info data bebatuan yang akan dilihat 3 No. Proses 3.0

Nama Proses Tambah Wilayah Tujuan Menambah data wilayah

Deskripsi User dapat menambah data wilayah Input Data wilayah

Logika Proses Begin

{User menambah data wilayah ke database}

if datawilayah lengkap

then data wilayah barudisimpandi database else data wilayah baru gagal disimpan End

Output Info data wilayah 4 No. Proses 4.0

Nama Proses Tentang

Tujuan Tentang pembuat aplikasi

Deskripsi Berisi informasi tentang pembuat aplikasi Input

(41)

yang telah tersimpan di database. Input Data yang akan dicari

Logika Proses Begin

{User memasukkan kata kunci} if kata kunci benar then

data ditampilkan

else data tidak ditemukan End

Output Info data yang sudah dicari Output Print Out Laporan

6 No. Proses 3.1

Nama Proses Tambah Provinsi Tujuan Menambah data provinsi

Deskripsi Penambahan data provinsi oleh user. Input Data provinsi dengan memilih proses menu ini

Input Data provisi yang akan diubah Logika Proses Begin

{User mengedit data provinsi ke database} Data provinsi edit disimpan

End

Output Info data provisi yang akan diubah 8 No. Proses 3.3

Nama Proses Hapus Provinsi

Tujuan Menghapus data provinsi yang telah tersimpan di database.

Deskripsi Data provinsi yang telah tersimpan di database dapat dihapus dengan memfungsikan menu proses ini.

Input Data yang akan dihapus Logika Proses Begin

{User menghapus data provinsi dari database} If data provinsi dihapus=ya then

Hapus else Kembali End

Output Info data yang akan dihapus 9 No. Proses 3.4

(42)

Deskripsi Penambahan data kota oleh user.

Deskripsi Data kota yang telah tersimpan di database dapat diubah dengan memilih proses menu ini

Input Data kota yang akan diubah Logika Proses Begin

{User mengedit data kota ke database} Data kota edit disimpan

End

Output Info data kota yang akan diubah 11 No. Proses 3.6

Nama Proses Hapus Kota

Tujuan Menghapus data kota yang telah tersimpan di database. Deskripsi Data kota yang telah tersimpan di database dapat dihapus

dengan memfungsikan menu proses ini. Input Data yang akan dihapus

Logika Proses Begin

{User menghapus data kota dari database} If data kota dihapus=ya then

Hapus else Kembali End

Output Info data yang akan dihapus

Tabel 2 Spesifikasi Proses

1.3.4 Deskripsi Data

(43)

1.3.5 Deskripsi Kebutuhan Non Fungsional

Berikut ini adalah deskripsi kebutuhan non fungsional Aplikasi Pencatatan Bebatuan Berbasis Desktop.

Kriteria Tuntutan

Performansi Perangkat lunak yang dibuat dapat dioperasikan pada komputer berspesifikasi minimal Intel Pentium 3 atau yang setara dengan jumlah RAM minimal 256 MB Modus

operasi

Setiap kesalahan/error yang terjadi harus disertai dengan pesan error kepada pengguna

Antar muka Tulisan pesan dan menu perintah yang ditampilkan harus cukup jelas terbaca oleh pengguna dalam keadaan terang maupun gelap dengan menggunakan warna tulisan dan latar belakang yang tingkat kontrasnya tinggi dengan jenis huruf Verdana dan Ms. San Serif berukuran minimal 8 pt.

Tabel 3 Deskripsi Kebutuhan Non Fungsional

1.3.6 Batasan Perancangan

Batasan-batasan pada tahap perancangan Aplikasi Pencatatan Bebatuan ini adalah :

1. Aplikasi ini dikembangkan untuk dijalankan di Museum Geologi Kelompok Kerja Seksi Dokumentasi.

2. Perancangan yang dikembangkan meliputi perancangan data, prosedural, arsitektur dan interface.

(44)

1.4 Perancangan

No Nama Field Typedan size Keterangan

1 Id_record AutoIncreament Primary Key

(45)

15 Strat AlphaNumerik (50) Tabel 4 Struktur Tabel Bebatuan 2. Tabel Gambar

Nama Tabel : gambar

Tempat Penyimpanan : database

No Nama Field Typedan size Keterangan

1 Id_gambar AutoIncrement Primary Key

2 Id_record AutoIncrement Foreign Key

3 P1 Graphic

4 P2 Graphic

5 Sketch Graphic

Tabel 5 Struktur Tabel Gambar

3. Tabel Sample

Nama Tabel : sample

Tempat Penyimpanan : database

No Nama Field Typedan size Keterangan

1 Id_sample Memo (200) Primary Key

2 Id_record Memo (200) Foreign Key

3 Number Memo (200)

4 Purpose Graphic

5 Desc Graphic

Tabel 6 Struktur Tabel Sample

4. Tabel Kota

Nama Tabel : kota

Tempat Penyimpanan : database

No Nama Field Typedan size Keterangan 1 Id_kota AutoIncrement (200) Primary Key

2 Id_propinsi Integer (200) Foreign Key

(46)

Tabel 7 Struktur Tabel Kota

5. Tabel Propinsi

Nama Tabel : propinsi

Tempat Penyimpanan : database

No Nama Field Typedan size Keterangan 1 Id_ propinsi AutoIncrement (200) Primary Key

2 Nama_propinsi Integer (200) Foreign Key

3 Nama_kota AlphaNumerik (200)

Tabel 8Struktur Tabel Propinsi

3.5 Perancangan Antarmuka

Untuk perancangan antar muka akan terbagi menjadi beberapa bagian,

antara lain:

Gambar 8 Perancangan Struktur Menu

3.5.1 Perancangan Form

Dalam perancangan form akan dilakukan perancangan form

(47)

Pencatatan Data Bebatuan di Museum Geologi Berbasis Desktop

adalah sebagai berikut:

3.5.1.1 Perancangan Tampilan Utama

Tampilan utama ini adalah antarmuka pembuka aplikasi

sekaligus menjadi antarmuka standar yang akan selalu ada pada

antarmuka selanjutnya. Tampilan ini dihubungkan dari tampilan satu

ke tampilan lain.

Gambar 9 Perancangan Tampilan Masuk Utama Input :

-Proses : Menampilkan halaman utama Output :

-Keterangan : T01 (Tampilan masuk Utama)

(48)

SHEET SCALE

Gambar 10 Tampilan Tambah Data Input : data yang akan ditambahkan

Proses : jika data bebatuan berhasil disimpan maka akan menuju ke halaman info penambahan data bebatuan

Output : ke halaman utama, data tersimpan di database Keterangan : T02 (Tampilan tambah data)

3.5.1.3 Perancangan Tampilan Menu Lihat Data

Tampilan menu lihat data akan menampilkan semua data yang

(49)

Gambar 11 Tampilan Lihat Data Input :

-Proses : Menampilkan data yang telah tersimpan di database Output : Info data

(50)

3.5.1.4 Perancangan Tampilan Menu Laporan

Gambar 12 Tampilan Menu Laporan Input : Memilih data yang akan dijadikan laporan Proses : Menampilkan menu laporan

Output : Laporan

(51)

3.5.1.5 Perancangan Tampilan Menu Data Wilayah

Gambar 13 Tampilan Menu Data Wilayah Input : data wilayah

Proses : data wilayah disimpan di database Output : data wilayah tersimpan di database Keterangan : T05 (Tampilan Menu Data Wilayah)

3.5.1.6 Perancangan Tampilan Menu Tentang

Tampilan Menu Tentang

T06

Gambar 14 Tampilan Menu Tentang Input :

-Proses : menampilkan data tentang Output : info tentang

(52)

3.5.2 Perancangan Pesan

Dalam perancangan pesan disini dilakukan perancangan terhadap form

output. Adapun form yang terdapat dalam Aplikasi Pencatatan Hasil Bebatuan

Berbasis Desktop adalah sebagai berikut.

1. Perancangan pesan data disimpan

Gambar 15 Tampilan pesan data disimpan

2. Perancangan pesan data gagal disimpan

Gambar 16 Tampilan pesan data gagal disimpan

(53)

Gambar 17 Tampilan pesan data cari ketemu 4. Perancangan pesan data cari tidak ketemu

Gambar 18 Tampilan pesan data cari tidak ketemu 5. Perancangan pesan kata kunci belum dimasukkan

Gambar 19 Tampilan pesan kata kunci belum dimasukkan

3.6 Implementasi

(54)

3.6.1 Implementasi Antarmuka

Berikut ini merupakan tampilan dalam Aplikasi Pencatatan

Bebatuan Berbasis Desktop di Museum Geologi.

3.6.1.1 Tampilan Menu Tambah Data

Gambar 20 Tampilan Menu Tambah Data

3.6.1.2 Menu Lihat Data

(55)

3.6.1.3 Menu Laporan

Gambar 22 Menu Laporan

3.6.1.4 Menu Data Wilayah

(56)

3.6.1.5 Menu Tentang

Gambar 24 Tampilan Menu Tentang

3.6.2 Implementasi Basis Data

Berikut ini merupakan implementasi basis data yang terdiri dari 5 tabel antara lain :

(57)

Gambar 25 Tampilan Tabel Bebatuan

3.6.2.2 Tabel gambar

Gambar 26 Tampilan Tabel Gambar

(58)

Gambar 27 Tampilan Tabel Sample

3.6.2.4 Tabel Propinsi

(59)

3.6.2.5 Tabel Kota

Gambar 30 Tampilan Tabel Kota 3.7 Pengujian

Agar hasil implementasi benar-benar memenuhi kebutuhan maka dilakukan pengujian terhadap sistem. Pengujian dilakukan dengan metode pengujian black box yang berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak

Pengujian Alpha

Item Uji Detail Pengujian Jenis Uji Tambah Data Tambah data bebatuan Black box

Lihat Data List data bebatuan Black box

Cari data bebatuan Black box

Print data bebatuan Black box

Data Wilayah Tambah data provinsi Black box

Edit data provinsi Black box

Hapus data provinsi Black box

(60)

Edit data kota Black box

Hapus data kota Black box

Tabel 9 Pengujian Alpha

3.7.1 Kasus dan Hasil Pengujian

Berdasarkan rencana pengujian yang telah dibuat, maka dilakukan pengujian sebagai berikut:

1. Pengujian Tambah Data

Kasus dan Hasil Uji ( Data Normal ) Data masukan Data bebatuan

Yang diharapkan Data disimpan ke database

Pengamatan Data bias disimpan ke database

Kesimpulan Diterima

Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah ) Data masukan Sheet numbr=”29mg56”

Yang diharapkan Menampilkan pesan kesalahan “ error “

Pengamatan Tampil pesan error

kesimpulan Diterima

Tabel 10 Pengujian Tambah Data

2. Pengujian Lihat Data Bebatuan

Kasus dan Hasil Uji ( Data Normal ) Data masukan Data yang tersimpan

(61)

Pengamatan Data ditampilkan dan data ditemukan

Kesimpulan Diterima

Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah ) Data masukan

Yang diharapkan

Pengamatan

kesimpulan

Tabel 11 Pengujian Lihat Data Bebatuan

3. Pengujian Cari Data Bebatuan

Kasus dan Hasil Uji ( Data Normal )

Data masukan Sheet

Yang diharapkan Data ditemukan

Pengamatan Memasukkan data sheet yang dicari

Kesimpulan Data diterima

Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah ) Data masukan Sheet=”indonesia”

Yang diharapkan Muncul pesan kesalahan “Data yang Anda masukkan tidak ditemukan”

Pengamatan Pesan muncul sesuai kesalahannya

kesimpulan Data Diterima

(62)
(63)

4. Pengujian Cetak Data

Kasus dan Hasil Uji ( Data Normal ) Data masukan Data di database

Yang diharapkan Muncul tampilan laporan

Pengamatan Data yang akan dicetak muncul

Kesimpulan Data Diterima

Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah ) Data masukan

Yang diharapkan

Pengamatan

Kesimpulan

Tabel 13 Pengujian Cetak Data

5. Pengujian Tambah data provinsi

Kasus dan Hasil Uji ( Data Normal ) Data masukan Nama provinsi

Yang diharapkan Data masuk ke database dan muncul

Pengamatan Data tersimpan dan data muncul

Kesimpulan Data diterima

Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah ) Data masukan Nama provinsi=”123”

Yang diharapkan Data error

(64)

kesimpulan Data diterima

Tabel 14 Pengujian Tambah Data Provinsi

6. Pengujian Edit Data Provinsi

Kasus dan Hasil Uji ( Data Normal ) Data masukan Nama provinsi

Yang diharapkan Data provinsi berubah dan tersimpan

Pengamatan Data provinsi berubah dan data tersimpan

Kesimpulan Data diterima

Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah ) Data masukan Data kosong

Yang diharapkan Data error

Pengamatan Data error

kesimpulan Data diterima

Tabel 15 Pengujian Edit Data Provinsi

7. Pengujian Hapus data Provinsi

Kasus dan Hasil Uji ( Data Normal ) Data masukan Request hapus data

Yang diharapkan Muncul pesan “yakin akan menghapus Data …?”

Pengamatan Data terhapus

(65)

Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah ) Data masukan Request hapus data “tidak”

Yang diharapkan Data tidak terhapus

Pengamatan Data tidak terhapus

kesimpulan Data diterima

Tabel 16 Pengujian Hapus Data Provinsi

8. Pengujian Tambah Data Kota

Kasus dan Hasil Uji ( Data Normal )

Data masukan Nama kota

Yang diharapkan Data masuk ke database dan muncul

Pengamatan Data tersimpan dan data muncul

Kesimpulan Data diterima

Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah ) Data masukan Nama kota=”456”

Yang diharapkan Data error

Pengamatan Data error

kesimpulan Data diterima

Tabel 17 Pengujian Tambah Data Kota

9. Pengujian Edit Data Kota

(66)

Yang diharapkan Data provinsi berubah dan tersimpan

Pengamatan Data provinsi berubah dan data tersimpan

Kesimpulan Data diterima

Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah ) Data masukan Data kosong

Yang diharapkan Data error

Pengamatan Data error

kesimpulan Data diterima

Tabel 18 Pengujian Edit Data Kota

10. Pengujian Hapus Data Kota

Kasus dan Hasil Uji ( Data Normal ) Data masukan Request hapus data

Yang diharapkan Muncul pesan “yakin akan menghapus Data …?”

Pengamatan Data terhapus

Kesimpulan Data diterima

Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah ) Data masukan Request hapus data “tidak”

Yang diharapkan Data tidak terhapus

Pengamatan Data tidak terhapus

kesimpulan Data diterima

(67)
(68)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

3.4 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dalam penyusunan laporan ini,

yaitu:

1. Agar data hasil penelitian dapat terorganisasi dengan leih baik maka

digunakan database sebagai media penyimpanan.

2. Fasilitas pencarian merupakan solusi yang agar data yang telah

tersimpan dapat dengan mudah diakses kembali.

3. Tersedianya fasilitas pencetakan data memudahkan user ketika akan

mencetak laporan.

3.5 Saran

Masih ada kekurangan yang dapat dikembangkan dalam Aplikasi

Pencatatan Bebatuan ini, sehingga aplikasi ini dapat berfungsi dengan

lebih optimal serta menarik. Beberapa saran untuk pengembangan aplikasi

ini, yaitu:

1. Dibuat tingkat hak akses pengguna dan disediakan fasilitas login.

2. Tampilan antarmuka dibuat lebih interaktif.

(69)

DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.org

Gambar

Tabel 1 Karakteristik Pengguna
Gambar 2 Entity Relationship Diagram
Gambar 5 DFD Level 2 Proses Lihat Data
Gambar 6 DFD Level 2 Proses Data Wilayah
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Atas dasar ini lelang dinyatakan gagal dan dianggap tidak ada peminat dengan demikan dokumen ini akan kembalikan kepada PPK. Demikian Berita Acara Pengumuman pelelangan gagal

Izzati (2012:26) menyatakan bahwa ketika para peserta didik berpikir, merespon, berdiskusi, menjelaskan, menulis, membaca, mendengarkan dann mengkaji tentang

Dengan demikian, alat ukur ini valid untuk mengukur identifikasi sebagai orang Indonesia karena dapat menunjukkan perbedaan mean yang signifikan antara kelompok identifikasi

Bertolak dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah ” Apakah terdapat perbedaan peningkatan prestasi

didefinisikan mengalami keracunan akut sianida bila kadar sianida serumnya  0.5 mg/L. Tapi kadar sianida serum tidak bisa dijadikan parameter untuk menentukan

Ada yang lain yaitu kolam yang pada saat pembuatannya menggunakan pupuk organik atau pupuk kandang juga akan membuat   pertumbuhan tanaman air lebih baik dan ikan

Berdasar uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa persepsi terhadap kualitas interaksi atasan-bawahan merupakan penilaian karyawan yang menunjukkan sejauhmana kedekatan