• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Bauran Ritel dan Citra Merek Dalam Proses Keputusan Pembelian Private Label "Giant" (Survei Kepada Konsumen Giant Hypermarket Pasteur Hyperpoint di Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Bauran Ritel dan Citra Merek Dalam Proses Keputusan Pembelian Private Label "Giant" (Survei Kepada Konsumen Giant Hypermarket Pasteur Hyperpoint di Bandung)"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PASTEUR HYPERPOINT DI BANDUNG)

The Role of Retailing Mix and Brand Image in

Purchasing Decision Process of Private Label

“Giant”

(Survey on Costumer Giant Hypermarket Pasteur Hyperpoint at

Bandung)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

GILANG RAMDHANIA

21210044

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ...ii

MOTTO ...iii

1.1Latar Belakang Penelitian ...1

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah...12

1.2.1 Identifikasi Masalah ...12

1.2.2 Rumusan Masalah ...13

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ...13

1.3.1 Maksud Penelitian ...13

1.3.2 Tujuan Penelitian ...14

1.4Kegunaan Penelitian ...14

1.5Lokasi dan Waktu Penelitian...15

(3)

x

2.1.3.1 Definisi Keputusan Pembelian ...24

2.1.3.2 Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian ...27

2.1.4 PrivateLabel ...32

2.1.4.1 Definisi PrivateLabel ...32

2.1.5 Penelitian Terdahulu ...34

2.2 KerangkaPemikiran ...36

2.2.1 KeterkaitanAntarVariabel ...37

2.2.1.1 Keterkaitan Antara Bauran Ritel Terhadap Keputusan Pembelian ...37

2.2.1.2 Keterkaitan Antara Citra merek Terhadap Keputusan Pembelian ...38

2.3 Hipotesis ...39

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ...40

3.1 Objek Penelitian ...40

3.2 Metode Penelitian ...40

3.2.1 Desain Penelitian ...42

3.2.2 Operasonalisasi Variabel ...44

3.2.3 Sumber dan Metode Pengumpulan Data ...47

3.2.3.1 Sumber Data ...47

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ...48

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ...50

3.2.4.1 Uji Validitas ...52

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ...54

3.2.4.3 Uji MSI ...56

3.2.5 Rancangan Analisisdan Uji Hipotesis ...57

3.2.5.1 Rancangan Analisis ...57

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif ...57

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif ...59

3.2.5.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda...61

3.2.5.1.4 Analisis Korelasi ...62

3.2.5.1.5 Analisis Determinasi...63

(4)

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...67

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ...67

4.1.1 Sejarah Giant Hypermarket ...67

4.1.2 Visi dan Misi ...69

4.1.3 Struktur Organisasi ...70

4.2 Karakteristik Responden ...72

4.2.1 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ...72

4.2.2 Distribusi Responden Menurut Usia ...73

4.2.3 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan ...74

4.3 Analisis Deskriptif ...74

4.3.1 Analisis Deskriptif Bauran Ritel ...75

4.3.2 Analisis Deskriptif Citra Merek ...84

4.3.3 Analisis Deskriptif Keputusan Pembelian ...89

4.4 Analisis Verifikatif ...95

4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda ...91

4.4.2 Uji Asumsi Klasik ...97

4.4.3 Analisis Korelasi Parsial ...105

4.4.4 Analisis Koefisien Determinasi ...107

4.4.5 Pengujian Hipotesis...109

4.4.5.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ...109

4.4.5.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T) ...111

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...116

5.1 Kesimpulan ...116

5.2 Saran ...117

DAFTAR PUSTAKA

(5)

Bell, Dick, Richard Cuthberston and Koskinen. (2003). “Costumer Loyality Private Label Products.”

Bob Foster. (2008). Manajemen Ritel. Bandung: Alfabeta

Christina Whidya Utami. (2010). Manajemen Ritel, Strategi dan Implementasi Internasional Bisnis Ritel Modern Indonesia Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Corstjen, Marcel, and Rajiv Lal,. (2000).”Building Store Loyalty Through Store Brands,”. Journal of Marketing Research, August 281-291

Eddy Soeryanto Soegoto. (2009). Entrepreneurship: Menjadi Pebisnis Ulung. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Freddy Rangkuti. (2009). Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Gilbert, David. (2003). Retail Marketing Management, (2nd ed). Financial Times/Pretince Hall.

Hawkins, D. & Mothersbaugh, D. (2010). Consumer Behavior: Building Marketing Strategy (11st ed). New York: Mc Graw-Hill/Irwin.

Hermawan Kartajaya .(2004). Postioning, Diferensiasi dan Brand. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Husein Umar. (2005). “Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Koo, Lc., Tao, F.K.C., & Yeung, J.H.C. (1999). Preferential Segmentation of Restaurant Attributes Through Conjoint Analysis. International Jpurnal of Contemporery Hospitality Management, 11/5:242-250

Kotler, Philip & Amstrong, Gary. (2006) Priciples of Marketing, (10th ed). Pearson Pretince Hall. New Jersey.

Kotler, Philip & Amstrong, Gary. (2006) Priciples of Marketing, (11st ed). Pearson Pretince Hall. New Jersey.

Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. (2009) Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi ke-13. Jakarta: Penerbit: Erlangga.

(6)

M Suyanto .(2007). Marketing Strategy: Top Brand Indonesia. Yogyakarta: C.V Andi Offset

Ma’ruf, Hendri. (2005). Pemasaran Ritel. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Mowen, J.C dan Minor M. (2001). Consumer Behaviour. Prentice Hall, Inc.

Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson . (1999). Consumer Behavior, Jilid 1, Edisi ke-4. Jakarta: PT Prenhallindo.

Raeni Dwi Santy, Muhammad Ihsan Izharuddin Adhipratama. (2013). Display Toko, Gaya Hidup, dan Pembelian Impulsif. Majalah Ilmiah Unikom Vol.11 No.1

Rosalina. (2009). “Pengaruh Pengetahuan Produk Terhadap Pembelian Produk”. Jurrnal Bisnis dan Management . Vol X (2) 200-215

Shimp, Terence A. (2003). Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid 1 Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga

Sugiharti. (2012). Membangun Citra Merek yang Positif Dalam Rangka Menciptakan Kepuasan Dan Kesetiaan Pelanggan. JBMA – Vol. 1, Juli 2012

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Ujang Sumarwan. (2011). Perilaku Konsumen. Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia

Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Lina Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah . Jakarta:.Genesis.

(7)

vi

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang

berjudul “PERANAN BAURAN RITEL DAN CITRA MEREK DALAM

PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PRIVATE LABEL GIANT (SURVEY

KEPADA GIANT HYPRERMARKET PASTEUR HYPERPOINT DI

BANDUNG)”

Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Penulis

sangat dibantu dengan segala jenis bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai

pihak dalam proses pelaksanaannya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Pembimbing di Universitas Komputer Indonesia yang telah berkenan dan

meluangkan waktunya memberikan perhatian, masukan, arahan dan semangat

selama penyusunan Skripsi ini.

3. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia yang selalu mensupport dan

membantu penulis selama menjadi mahasiswa di UNIKOM.

4. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawaty, Dra., Se., M.Si selaku dosen wali MN1

(8)

vii

5. Ibu Dr. Rahma Wahdiniwaty, Dra., M.Si, selaku Penguji I yang telah

memberikan arahan dan masukan kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Rizky Zulfikar, Se., M.Si, selaku Penguji II, yang telah memberikan

arahan dan masukan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Program Studi Manajemen yang telah membekali penulis

dengan pengetahuan serta ilmu yang sangat berharga selama penulis

menempuh studi.

8. Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Teh Hana dan Teh

Maya yang banyak membantu dalam urusan akademik

9. HRD Giant Hypermarket Pasteur Hyperpoint, Pak Widarto yang selalu

memberikan data-data yang diperlukan sehingga penelitian ini dapat disusun

dengan baik.

10.Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kedua

orang tua saya, Bapak Nanang Ozza dan Ibu Dra. Tini Kartini yang telah

memberikan kasih sayangnya dengan tulus dari penulis kecil dan sampai

dengan sekarang ini, yang selalu dengan ikhlas mendoakan dan memberi

perhatian yang berlimpah, juga dorongan moril dan material, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

11.Adik saya Muhammad Faris Azka Rizq yang selalu menghibur saya ketika

(9)

viii doanya selama ini.

13.Dhio Permana D dan Rahman Doni Nugraha sebagai sahabat dari awal masuk

kuliah sampai sekarang. Terimakasih atas kebersamaannya selama ini, atas

bantuan yang diberikan dan semangat yang tidak kunjung henti kepada

penulis.

14.Nyayu Afi Trisari Dewi Akiel, Raden Intan Purnamasari dan Nita Rahmawati

sebagai sahabat dari SMA sampai sekarang yang telah memberikan dukungan

dan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

15.Sahabat seperjuangan, Manajemen 1 2010 dan Spesialisasi Pemasaran. Terima

kasih atas dukungan dan bantuannya yang begitu besar selama saya menyusun

skripsi ini.

16.Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang

membacanya. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran dari

berbagai pihak, agar penulis dapat berkarya lebih baik lagi dimasa depan.

Bandung, Agustus 2014 Penulis

(10)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Gilang Ramdhania

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 27 Maret 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Golongan Darah : AB

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kebangsaan : Indonesia

Alamat Tinggal : Jl. Waruga Jaya 12/166 Bandung

No Telp : 087722833980

1. Data Pendidikan Formal

No Keterangan Nama Sekolah Tahun

Lulus

1 SD SDN GEGERKALONG KPAD 2004

2 SMP SMPN 12 BANDUNG 2007

3 SMA SMAN 15 BANDUNG 2010

4 Kuliah UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA 2014

2. Data Pendidikan Non Formal

No Keterangan Tempat Tahun

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Di era globalisasi ini perkembangan lingkungan bisnis bergerak dengan

sangat dinamis. Persaingan dagang antara perusahaan lokal dan perusahaan global

pun semakin ketat. Dalam persaingan yang kompetitif perusahaan dituntut untuk

melakukan berbagai inovasi guna memikat dan mempertahankan konsumen.

Produsen dihadapkan pada persaingan mendominasi merek terhadap konsumen.

Para pemasar yang dituntut untuk menciptakan produk yang handal dengan fitur

yang menarik.

Dalam iklim bisnis yang semakin tumbuh dengan pesat, pemasar

dihadapkan pada berbagai tantangan yang ada. Tingkat persaingan yang semakin

kompleks dan kemajuan teknologi dan informasi yang semakin cepat memaksa

pemasar untuk membuat strategi yang salah satunya adalah bagaimana cara

memperoleh keuntungan yang besar dari iklim bisnis ini.

Salah satu bisnis yang berkembang pesat dari tahun-ke-tahun adalah bisnis

ritel. Bisnis ritel adalah usaha yang menjual barang dan jasa kepada pengguna

akhir atau dengan kata lain disalurkan kepada konsumen. Menurut Gilbert

(2003:6), “Ritel adalah semua usaha bisnis yang mengarahkan secara langsung

kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan

(12)

2

Konsumen Akhir Ritel

Pedagang Besar Perusahaan

Sedangkan Kotler (2009:140) menyebutkan bahwa “perdagangan eceran

/pengeceran (retailing) termasuk semua aktivitas dalam menjual barang atau jasa

langsung ke konsumen akhir untuk kebutuhan pribadi dan nonbisnis.”

Sumber: Utami (2010:6)

Gambar 1.1

Jalur Distribusi Barang Dagangan

Bisnis ritel sangat diminati oleh para pemain pasar karena tumbuh dengan

sangat baik dan menghasilkan laba besar. Termasuk di Indonesia, sebagai negara

berkembang dengan jumlah penduduk yang banyak menunjang perputaran uang

yang tinggi terutama untuk kebutuhan konsumsi.

Perkembangan bisnis retail di Indonesia sangat pesat dari tahun ke tahun.

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis retail baru modern bermunculan.

Menurut Data Consult (Business Research Studies Report) dalam periode

2007-2011 jumlah gerai ritel modern di Indonesia mengalami pertumbuhan hingga

17,5% per tahun. Padahal jumlah gerai ritel di Indonesia pada tahun 2007 hanya

10.365 buah dan pada tahun 2011 jumlahnya mencapai 18.152 buah.

Dilihat dari perkembangan omzet yang selalui naik, maka tidak heran bisnis

ritel semakin menjamur. Tidak hanya di kota-kota besar, bisnis ritel dewasa ini

sudah memasuki daerah pedesaan. Salah satu keuntungan dari bisnis ritel adalah

(13)

heran perusahaan berlomba-lomba memasukkan produknya di jaringan bisnis

ritel. Mulai dari perusahaan makanan, minuman, toiletries, dan produk rumah

tangga lainnya. Dengan tujuan agar citra merek semakin terangkat dan produknya

semakin laku dipasaran.

Sejalan dengan pertumbuhan bisnis retail yang semakin pesat, maka semakin

tinggi pula tingkat persaingan sesama pebisnis ritel. Kemajuan teknologi dan

informasi mengakibatkan jenis, mutu, dan harga barang suatu produk bervariasi.

Melihat fenomena tersebut, para peritel menciptakan produk baru yang

handal dengan fitur-fitur yang menarik perhatian. Peritel mencoba untuk

menentukan strategi yang tepat untuk menang dalam persaingan, salah satunya

dengan cara membuat diferensiasi produk yaitu dengan mengemas produk yang

mereka jual dengan nama merek peritel itu sendiri. Produk-produk inilah yang

kemudian disebut sebagai merek pribadi atau private label.

Menurut Kotler (2009:155) “Merek label pribadi/private label brand (juga

disebut merek penjual, toko, rumah atau distributor) adalah merek yang

dikembangkan oleh pengecer atau pedagang grosir.

Maka tidak heran apabila hampir seluruh peritel modern menyelipkan

produk-produk private label mereka sendiri di dalam usahanya. Tentu saja hal ini

dilakukan dengan banyak pertimbangan, diantaranya perusahaan peritel harus

mempunyai citra yang baik dalam benak konsumen agar produk private labelnya

dapat diterima dengan mudah oleh konsumen.

Corstjen and Lal, (2000:96) menyebutkan bahwa private label brands

(14)

4

untuk meraih konsumen. Private label brands merupakan diferensiasi merek dari

peritel, merek mereka tidak sama dan tidak tergantikan dengan merek di toko lain.

Private label brands dapat membantu peritel dalam mengendalikan alur

konsumen dalam membentuk loyalitas terhadap toko dengan menawarkan lini

produk yang ekslusif.

Konsumen terbagi dalam dua segmen, yaitu konsumen yang mengutamakan

faktor merek dan konsumen yang mengutamakan faktor harga. Private label

sendiri merupakan pilihan bagi konsumen yang lebih mengutamakan faktor harga.

Kehadiran private label tidak bisa dihindari karena dalam persaingan yang

semakin ketat tiap peritel ingin lebih unggul terutama dalam hal harga yang lebih

rendah. Adanya private label sangat menguntungkan konsumen, karena konsumen

bisa mendapatkan produk kurang lebih 30% lebih rendah dari merek non-private

label. Produk private label tidak membutuhkan biaya yang besar untuk promosi,

karena salah satu promosi yang dilakukan oleh peritel adalah dengan cara

menempatkan produk tersebut pada rak-rak barang dan pada brosur bulanan

perusahaan ritel yang bersangkutan.

Kualitas private label semakin diperhatikan dari tahun-ke-tahun. Kualitas

private label tidak berbeda jauh dengan kualitas produk non-private label. Peritel

tidak hanya menekankan kepada harga yang lebih murah tetapi juga kepada

produk dengan nilai dan kualitas yang bersaing. Dalam banyak kasus kualitas

produk-produk private label adalah baik atau sebaik produk merek nasional.

Tidak heran sebagian konsumen membeli produk private label dengan

(15)

mempunyai keunikan produk private label, peritel harus membuat suatu inovasi

yang unik yang membedakan peritel dengan peritel lainnya. Tingkat persaingan

yang tinggi mengakibatkan konsumen melakukan berbagai evaluasi terhadap

pilihan produk, harga, lokasi toko, kenyamanan dalam berbelanja dan tingkat

pelayanan yang lebih memuaskan.

Melihat kondisi ini peritel membutuhkan strategi-strategi yang terpadu

untuk menarik minat konsumen. Salah satu strategi yang dipergunakan adalah

dengan strategi bauran ritel atau retailing mix. Menurut Ma’ruf (2005:144) unsur

-unsur dalam bauran ritel terdiri dari -unsur lokasi, merchandise, harga, periklanan

dan promosi, atmosfer dalam gerai, dan retail service. Tidak jauh berbeda dari

yang dijabarkan oleh Ma’ruf, Utami (2010:86) menyebutkan ada lima komponen

dalam bauran ritel yaitu produk, harga, promosi, pelayanan, dan fasilitas fisik.

Penjabaran mengenai unsur-unsur bauran ritel dari masing-masing pakar berbeda

tetapi jika ditinjau lebih jauh akan tampak kesamaan pada konsep.

Selain adanya bauran ritel yang terpadu, perusahaan ritel harus

memfokuskan diri untuk membangun citra merek yang baik dan positif untuk

produk private label. Citra merek yang positif membedakan suatu merek dengan

merek yang lainnya karena produk dengan citra merek yang tinggi lebih dipercaya

oleh konsumen. Pembentukan citra merek yang baik di benak konsumen dapat

menjadi kekuatan peritel dalam memperebutkan calon konsumen potesial dan

mempertahanakan konsumen yang ada. Karena itu peritel harus membuat strategi

(16)

6

Menjamurnya produk private label menjadi suatu daya tarik sendiri untuk

perusahaan yang bergerak di bidang retail. Mulai dari minimarket sampai

hypermarket berlomba-lomba untuk menciptakan produk private label yang

banyak diterima oleh konsumen. Di kalangan minimarket, produk private label

banyak diterima oleh masyarakat luas karena barang yang dijual oleh minimarket

sangat terbatas dibandingkan dengan barang yang dijual di hypermarket. Dengan

demikian, pihak minimarket bisa menjual produk private labelnya dengan

perbandingan 2:1 untuk barang nonprivate label dan private label.

Melihat adanya peluang pasar yang besar mengenai produk private label,

Giant Hypermarket yang berdiri di bawah naungan PT. Hero Supermarket Tbk,

peritel dalam negeri telah sukses dengan strategi perusahaannya dan membuka

banyak gerai, telah mengelurkan berbagai macam produk private label.

Produk private label Giant mulai hadir pada tahun 2003 dengan

menggunakan merek Giant. Harga yang ditetapkan untuk produk private label

lebih murah apabila dibandingkan dengan produk merek nasional. Giant

Hypermarket bersaing dengan minimarket dalam penjualan produk private label.

Produk private label Giant lebih bervariasi dibandingkan dengan produk private

label yang ada di minimarket. Dengan adanya produk private label diharapkan

dapat menambah pilihan bagi konsumen dalam berbelanja. Selain bersaing dengan

produk private label yang ada di minimarket, pihak Giant juga bersaing dengan

banyaknya produk nonprivate label atau produk bermerek nasional yang juga di

(17)

Giant hypermarket mempunyai banyak cabang dan tersebar di seluruh

Indonesia. Mulai dari Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY,

Jawa Timur, Sumatera, Bali & Nusa Tenggara, Kalimantan dan Sulawesi.

Salah satu wilayah yang dibidik untuk mendirikan Giant Hypermarket

adalah Bandung, Jawa Barat. Bandung merupakan salah tempat yang potensial

untuk mendirikan bisnis. Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di

Bandung melaju dengan sangat cepat. Giant Hypermarket pun tidak

menyia-nyiakan kesempatan ini. Giant Hypermarket membuka beberapa gerai di

Bandung, diantaranya di Pasteur Hyperpoint, Suci, Bandung Supermal, Istana

Plaza, Setrasari Mall, dan Flamboyan.

Giant Hypermarket Pasteur Hyperpoint merupakan tempat yang sangat

strategis. Pasteur adalah tempat dimana terdapat banyak aktivitas bisnis seperti

hotel, kuliner, dan bisnis ritel. Dilihat dari lokasinya Pasteur merupakan jalan

utama masuk-keluarnya kendaraan dari luar kota. Terdapat banyak pemukiman

penduduk dan perumahan di daerah Pasteur, status sosial konsumen Giant

Hypermarket Pasteur Hyperpoint pun beragam mulai dari kelas menengah keatas

sampai kelas menengah kebawah. Selain itu Giant Hypermarket Pasteur

Hyperpoint merupakan Hypermarket yang lebih besar dan mempunyai produk

serta fasilitas yang lebih lengkap dibanding dengan gerai Giant lainnya yang ada

(18)

8

Tabel 1.1

Produk Private Label“Giant”

Kategori Jenis Barang

Food & Beverages Mie instant, selai, margarine, ikan kaleng, snack, susu kental manis, kecap, gula, beras, air mineral, dll.

Toiletris Tissue, pewangi ruangan, pewangi pakaian, kamper, pembersih lantai, pencuci tangan, sabun cair, dll.

Furniture Meja, Kursi, Lemari, Buffet, Meja Belajar, dll.

Sumber: Data Giant Hypermarket

Saat ini Giant terus berkembang di Indonesia dan terus mengeluarkan

inovasi baru salah satunya dengan mengeluarkan berbagai macam produk

tambahan privat label. Penjualan produk ini tentu harus bersaing dengan produk

non-private label yang lebih dulu hadir dan banyak diminati oleh konsumen.

Tetapi disamping itu Giant berusaha untuk menciptakan produk yang berkualitas

dengan harga yang terjangkau.

Agar berhasil memenangkan persaingan Giant harus dapat menarik

konsumen sebanyak-banyaknya. Giant harus meningkatkan kepuasan konsumen

disamping kepusan terhadap produknya. Misalnya dengan kepuasan terhadap

pelayanan, kepuasan terhadap kelengkapan produk dan kepuasan terhadap desain

toko interior maupun eksteriornya.

Selain itu lokasi yang strategis akan lebih menguntungkan karena konsumen

lebih menyukai tempat yang mudah dijangkau. Faktor ini secara tidak langsung

akan mempengaruhi minat konsumen untuk lebih sering berkunjung. Oleh karena

itu penting bagi Giant Hypermarket untuk mengenal dan mengetahui keinginan

(19)

Tabel 1.2

Kuesioner Pra Survei Mengenai Bauran Ritel

No. Ukuran Ya Tidak

3. Promosi produk privatelabel“Giant” membuat anda tertarik untuk membeli

35 % 65 %

4. Pelayanan yang diberikan oleh karyawan Giant Hypermarket sangat memuaskan

Tabel diatas merupakan kuesioner awal terhadap 30 responden yang

diberikan kepada konsumen Giant Hypermarket Pasteur Hyperpoint. Hal ini untuk

mengetahui fenomena tentang bauran ritel di Giant Hypermarket. Berdasarkan

data di atas terdapat dua kelemahan pada bauran ritel yang ada di Giant

Hypermarket yaitu: (1) sebanyak 60% konsumen menyatakan “tidak” pada

kelengkapan produk dan jenis produk private label dan 40% mengatakan “ya”.

Hal ini merupakan permasalahan yang harus diperhatikan oleh Giant

Hypermarket. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya pengetahuan

konsumen mengenai produk private label “Giant”; (2) mengenai promosi private

label “Giant” yang menarik, sebanyak 65% menyatakan “tidak” dan 35%

menyatakan “iya”. Hal ini mungkin disebabkan karena promosi hanya dilakukan

(20)

10

Terdapat kelebihan pada bauran ritel Giant Hypermarket, yaitu tentang harga

produk private label “Giant” yang sangat terjangkau karena 75% menyatakan

“ya” dan 25% menyatakan “tidak”, ini membuktikan bahwa harga produk private

label “Giant” sangat terjangkau. Kelebihan lainnya pada pelayanan Giant

Hypermarket 55% menyatakan “iya” dan 45% menyatakan “tidak”, hal ini perlu

dipertahankan tetapi melihat presentase yang sangat tipis pihak Giant

Hypermarket perlu memperhatikan dan meningkatkan pelayanan di Giant

Hypermarket. Dan kelebihan terakhir adalah pada desain toko yang membuat

konsumen nyaman berbelanja di Giant Hypermarket karena 70% menyatakan

“iya” dan 30% menyatakan “tidak”.

Tabel 1.3

Kuesioner Pra Survei Mengenai Citra Merek

No. Ukuran Ya Tidak

1. Anda mengetahui berbagai produk privatelabel“Giant”

70 % 30 %

2. Anda memilih produk private label

“Giant” karena lebih baik dari produk

lainnya

Kuesioner selanjutnya mengenai citra merek. Terdapat tiga kelemahan

dalam citra merek yaitu: (1) konsumen menyatakan 65% “tidak” dan 35% “ya”

terhadap point pemilihan produk private label “Giant” karena lebih baik dari

produk lainnya. Hal ini menunjukkan konsumen lebih memilih produk terkenal

(21)

“iya” terhadap point produk private label “Giant” yang ada di benak konsumen.

Hal ini menunjukkan bahwa citra merek private label “Giant” belum tertanam

kuat dalam benak konsumen. Konsumen lebih memilih merek nasional yang telah

melekat kuat; (3) konsumen menyatakan 70% “tidak” dan 30% “iya” pada

loyalitas terhadap produk private label “Giant”. Hal ini menunjukkan bahwa

konsumen lebih memilih produk lain,

Keunggulan yang dimiliki pada point diatas adalah sebanyak 70%,

konsumen mengetahui adanya produk private label“Giant”.

Tabel 1.4

Kuesioner Pra Survei Mengenai Keputusan Pembelian

No. Ukuran Ya Tidak

1. Anda membeli produk private label

“Giant” karena anda

membutuhkannya

30 % 70 %

2. Anda membeli produk private label

“Giant” karena mendapat

rekomendasi atau mencari informasi mengenai produk tersebut

25 % 75 %

3. Anda tertarik membeli produk private label “Giant” setelah mengevaluasi dari berbagai informasi yang didapat

35 % 65 %

4. Anda memutuskan untuk membeli produk private label “Giant” dibanding dengan produk merek lain

55 % 45 %

5. Anda merasa puas terhadap produk privatelabel“Giant”

70 % 30 %

Sumber: Data diolah

Dan yang terakhir kuesioner tentang keputusan pembelian produk private

label “Giant”. Terdapat tiga fenomena tentang lemahnya keputusan pembelian

(22)

12

menyatakan “ya” pada point konsumen membeli membeli produk private label

karena maembutuhkannya. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen lebih memilih

produk lain untuk memenuhi kebutuhannya. Perusahaan Giant harus lebih giat

menyetarakan kualitas produk private label dengan produk bermerek nasional

lainya; (2) pada point konsumen mendapatkan rekomendasi dari orang lain,

sebanyak 75% menyatakan “tidak” dan 25% menyatakan “iya”. Artinya sedikit

sekali yang mendapat rekomendasi mengenai produk private label yang ada di

Giant Hypermarket. Kekuatan word-of-mouth di kalangan konsumen masih sangat

lemah; (3) ketertarikan pada produk private label “Giant” masih sangat lemah,

sebanyak 65% konsumen menyatakan “tidak” tertarik pada produk private label

dan 35% menyatakan “ya”.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan topik Bauran Ritel (Retailing Mix) dan Citra Merek dalam

Proses Keputusan Pembelian di Giant Hypermarket Pasteur Hyperpoint Bandung.

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang

menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya perhatian terhadap bauran ritel produk private label pada Giant

Hypermarket Pasteur Hyperpoint, khususnya pada kelengkapan produk

dan promosi.

(23)

Hypermarket Pasteur Hyperpoint, khususnya pada reputasi produk, affinity

dan loyalitas terhadap produk.

3. Rendahnya keputusan pembelian konsumen pada produk private label

Giant karena konsumen lebih memilih produk yang sudah terkenal.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bauran ritel produk private label menurut konsumen pada

Giant Hypermarket Pasteur Hyperpoint Bandung.

2. Bagaimana citra merek produk private label menurut konsumen pada

Giant Hypermarket Pasteur Hyperpoint Bandung.

3. Bagaimana keputusan pembelian pada produk private label menurut

konsumen Giant Hypermarket Pasteur Hyperpoint Bandung.

4. Bagaimana peranan bauran ritel dan citra merek dalam proses keputusan

pembelian produk private label menurut konsumen Giant Hypermarket

Pasteur Hyperpoint Bandung baik secara parsial maupun simultan.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan bauran ritel, citra

merek dalam proses keputusan pembelian produk private label “Giant” di Giant

(24)

14

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bauran ritel produk private label menurut konsumen

pada Giant Hypermarket Pasteur Hyperpoint Bandung.

2. Untuk mengetahui citra merek produk private label menurut konsumen

pada Giant Hypermarket Pasteur Hyperpoint Bandung.

3. Untuk mengetahui keputusan pembelian pada priduk private label menurut

konsumen Giant Hypermarket Pasteur Hyperpoint Bandung.

4. Untuk menganalisis peranan bauran ritel dan citra merek dalam keputusan

pembelian produk private label brand menurut konsumen Giant

Hypermarket Pasteur Hyperpoint Bandung baik secara pasrsial maupun

simultan.

1.4Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dan berguna bagi semua

pihak yang berhubungan dengan topik yang penulis angkat, dan diharapkan bisa

menjadi referensi untuk menghasilkan data yang lebih sempurna lagi. Penelitian

ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut.

a. Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis hasil penelitian ini adalah:

1) Bagi Giant Hypermarket Pasteur Hyeprpoint Bandung

Diharapkan hasil penelitian ini semoga bermanfaat bagi pihak

(25)

merancang strategi pemasaran bauran ritel serta citra merek agar

terjadi keputusan pembelian.

b. KegunaanAkademis

Kegunaan akademis penelitian ini adalah:

1) Bagi pengembangan ilmu pemasaran

Bagi pengembangan ilmu pemasaran semoga hasil penelitian ini dapat

memberikan referensi tentang ada atau tidaknya peranan antara

bauran ritel dan citra merek dalam proses keputusan pembelian.

2) Bagi penelitian selanjutnya

Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi yang

berguna bagi rekan-rekan yang membahas masalah yang sama dan

diharapkan agar penelitian selanjutnya dapat lebih baik dari yang

sekarang.

1.5Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Lokasi dan pelaksaan penelitian bertempat di Giant Hypermarket Pasteur

Hyperpoint Bandung. Jl, Dr. Djundjunan No. 126-128 Pasteur Bandung.

(26)

16

1.5.2 Waktu Penelitian

Tabel 1.5 Waktu Penelitian

No Kegiatan Bulan

Maret April Mei Juni Juli

1 Penelitian Pendahuluan 2 Penulisan

Usulan Penelitian

3 Pengumpulan Data

4 Pengolahan Data

5 Penulisan Penelitian

(27)

40 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Menurut Husein Umar (2005:303) “Objek penelitian menjelaskan tentang

apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan

penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang

mempengaruhi dan yang mengakibatkan variabel terikat (variabel

dependent). Adapun variabel bebas yang digunakan peneliti adalah

variabel Bauran Ritel (X1) dan variabel Citra Merek (X2).

2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Adapun

variabel terikat yang digunakan peneliti adalah Keputusan Pembelian (Y).

Penelitian ini dilakukan di Giant Hypermarket Pasteur Hyperpoint Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Arikunto (2006:160), metode penelitian adalah ”cara yang digunakan oleh

(28)

41

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

pendekatan verifikatif.

Sugiyono (2008;11)mengemukakan penelitian deskriptif adalah “Penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau

lebih.”

Tujuan dari penelitian deskripsi adalah membuat deskripsi, gambaran atau

lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat,

serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Melalui penelitian deskriptif ini,

maka dapat diperoleh gambaran mengenai bauran ritel, citra merek dan keputusan

pembelian produk private label yang ada di Giant Hypermarket Pasteur Hyperoint

Bandung.

Mashuri (2008 : 45) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna

Ismawati (2010:29) menyatakan bahwa “Metode verifikatif yaitu memeriksa

benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa

perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang

serupa dengan kehidupan.”

Jenis penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu

hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan guna

memprediksi dan menjelaskan hubungan atau pengaruh dari suatu variabel ke

variabel lainnya. Dalam hal ini penelitian verifikarif dilakukan penulis bertujuan

(29)

proses keputusan pembelian produk private label yang ada di Giant Hypermarket

Pasteur Hyperoint Bandung.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode survei yaitu

penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner

sebagai alat pengumpulan data.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan

perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik

dan sistematis.

Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2003:84) dalam Umi Narimawati,

Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:30) bahwa “Desain Penelitian

adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan

penelitian”. Sedangkan menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo

(2002:249) menyatakan bahwa “Desain penelitian merupakan rancangan utama

penelitian yang menyatakan metode dan prosedur – prosedur yang digunakan oleh

peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi

semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam

melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.

(30)

43

1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi pada Giant Hypermarket dan

selanjutnya menetapkan judul penelitian.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada pada Giant Hypermarket.

3. Merumuskan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan

dan hipotesis untuk diuji. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah

Bauran Ritel (X1) dan Citra Merek (X2) serta Keputusan Pembelian (Y).

4. Menetapkan tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada pada Giant

Hypermarket.

5. Menetapkan hipotesis penelitian sesuai dengan fenomena yang terjadi pada

pada Giant Hypermarket.

6. Menyimpulkan penelitian agar dapat diperoleh penjelasan dan jawaban atas

identifikasi masalah dan penelitian yang sedang dikerjakan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat di gambarkan desain dari

penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Penelitian

Desain Penelitian

Jenis Penelitian Metode yang digunakan

Unit Analisis Time Horizon

(31)

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan antara

dua variabel bebas yang mempunyai hubungan dengan satu variabel tergantung.

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

3.2.2 Operasionaliasi Variabel

Sugiono (2010:61) menyebutkan bahwa “variabel penelitian adalah suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.”

Operasionalisasi variabel dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh

pengukuran variabel-variabel penelitian.

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab atau

timbulnya variabel dependent (terikat). Adapun yang menjadi variabel

independent dalam penelitian ini adalah bauran ritel dan citra merek.

2. Variabel terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel dependent adalah keputusan pembelian.

Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini secara lebih jelas dapat dilihat

(32)

45

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Bauran Ritel

Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber

Data

Harga - Tingkat persaingan harga

Promosi - Tingkat pengaruh promosi

(33)

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Citra Merek

Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber

Data

(34)

47

Tabel 3.4

Operasionalisasi Variabel Keputusan Pembelian

Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber

Data

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian mengenai bauran ritel

dan citra merek dalam proses keputusan pembelian adalah data primer dan data

sekunder.

Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan

Linna Ismawati (2010:37), “Sumber primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data.”

Menggunakan data primer dikarenakan peneliti mengumpulkan sendiri

(35)

diteliti. Setelah data terkumpul, kemudian data tersebut diolah menjadi sebuah

informasi untuk peneliti tentang keadaan objek penelitian. Data primer dalam

penelitian ini adalah hasil dari wawancara, hasil survey (obsevasi), dan

pengambilan data langsung.

Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan

Linna Ismawati (2010:37), sumber data sekunder adalah “Sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Menggunakan data sekunder

dikarenakan peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh

pihak lain, yaitu informasi mengenai data-data terkait dengan bauran ritel dan

citra merek dalam proses keputusan pembelian.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Sebelum menentukan data yang akan diambil untuk dijadikan sampel,

terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.

1. Populasi

Sugiyono (2010:117) menyebutkan bahwa “populasi adalah wilayah yang

terditi atas:obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan pengertian diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah

rata-rata transaksi pembelian di Giant Hypermarket Pasteur Hyperpoint berjumlah

2000 orang.

(36)

49

2. Sampel

Menurut Suigyono (2010:118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Metode penarikan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

pendekatan Solvin, pendekatan ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:38)

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = tingkat kesalahan dalam penelitian 10% atau 0,1

Berdasarkan rumus diatas, dapat diketahui sampel yang akan diambil pada

penelitian ini melalui perhitungan berikut :

= 95

Dengan menggunakan rumus diatas bahwa dengan populasi sebanyak 5000

orang, tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 10% maka dapat diketahui

(37)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian lapangan (Field Research), dilakukan dengan cara melakukan

peninjauan langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian demi

mendapatkan data primer (data yang diperoleh langsung dari Giant

Hypermarket). Data primer ini didapatkan melalui teknik – teknik sebagai

berikut:

a. Observasi (Pengamatan Langsung)

Melakukan pengamatan secara langsung di Giant Hypermarket demi

memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan

mengamati kegiatan di Giant Hypermarket yang berhubungan dengan

variabel penelitian. Kemudian hasil dari observasi dapat dijadikan data

pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan.

b. Wawancara atau Interview

Merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah. Penulis

melakukan hubungan langsung dengan pihak yang dianggap dapat

memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik

wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab dengan sumber yang

dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa yang

(38)

51

c. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya

akan dihitung secara statistik. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan

yang ditujukan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini.

Hasil dari kuesioner ini yaitu berupa data-data bauran ritel, citra merek dan

keputusan pembelian.

Teknik pengolahan data hasil kuesioner digunakan skala likert dimana

alternatif jawaban nilai 5 sampai dengan 1. Pemberian skor dilakukan atas

jawaban pertanyaan baik mengenai Bauran Ritel (X1), Citra Merek (X2) maupun

Keputusan Pembelian (Y), karena data ini bersifat ordinal maka selanjutnya

nilai-nilai dari alternatif tersebut dijumlahkan untuk setiap responden. Adapun kriteria

pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.5 Skala Likert

Jawaban Bobot Nilai

a. Sangat Setuju (SS) 5

b. Setuju (S) 4

c. Ragu (R) 3

d. Tidak Setuju (TS) 2

(39)

2. Penelitian Kepustakaan atau Dokumentasi

Teknik pengumpulan data sekunder (yang dilakukan dengan mencatat

dokumen-dokumen yang berhubungan dengan variabel penelitian).

Penelitian yang dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data yang

diperlukan dari berbagai buku, jurnal, catatan, gambar, dan literature yang

berhubungan dengan bauran ritel, citra merek dan keputusan pembelian.

3.2.4.1 Uji Validitas

Cooper (2006:720), validitas adalah “Validity is a characteristic of measurement concerned with the extent that a test measures what the researcher

actually wishes to measure”.

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara

masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson

adalah sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑

Keterangan :

r = koefisien korelasi pearson

x = skor item pertanyaan

y = skor total item pertanyaan

N = jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument

(40)

53

Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

n = ukuran sampel

r = koefisien korelasi pearson

Taraf signifikansi ditentukan 5%. Jika diperoleh hasil korelasi yang lebih

besar dari r tabel pada taraf signifikansi 0,05 berarti butir pertanyaan tersebut

valid. Apabila koefisien korelasinya > 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan

valid, sedangkan jika korelasinya < 0,30 menunjukan bahwa data tersebut tidak

valid dan akan disisihkan dari analisis selanjutnya.

Tabel 3.6

(41)

Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat diketahui bahwa nilai koefisien

berada di atas 0,3 dan berdasarkan ketentuan nilai tersebut menunjukkan bahwa

item-item pertanyaan dalam angket adalah valid.

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Cooper (2006:716) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna

Ismawati (2010:43), reliabilitas adalah “Reliability is a characteristic of measurenment concerned with accuracy, precision, and consistency”.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah

Split Half Method (Spearman – Brown Correlation), teknik belah dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subjek dan

kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar

(berdasarkan pemilihan genap – ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :

1. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian

dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II

2. Skor untuk masing – masing kelompok dijumlahkan sehingga skor total

untuk kelompok I dan kelompok II

3. Korelasikan skor total kelompok Idan skor total kelompok II

4. Korelasikan skor total kelompok I dan total kelompok II

2Ґb

(42)

55

5. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Keterangan :

Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item

Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua

Keputusan pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan taraf signifikan

5 % satu sisi adalah :

1. Jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05 dengan taraf signifikan 5 %

maka instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan

2. Jika thitung kurang dari t0,05 dengan taraf signifikan 5% satu sisi maka

instrument dinyatakan tidak reliabel dan tidak dapat digunakan.

Tabel 3.7

Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas

Kriteria Kriteria Kriteria

Good 0.80 0.50

Acceptabel 0.70 0.30

Marginal 0.60 0.20

Poor 0.50 0.10

Berikut adalah hasil pengujian reliabilitas instrument:

(43)

3.2.4.3 Uji MSI (Method of Successive Interval)

Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan pada

operasionalisasi variable sebelumnya, oleh karena itu semua data ordinal yang

terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan

menggunakan Method of successive interval Harun al rasyid (1996:33).

Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Menghitung frekuensi pada setiap jawaban berdasarkan hasil jawaban

responden pada setiap pertanyaan

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan

perhitungan proporsi setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi

dengan jumlah responden.

3. Berdasarkan proposal tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi

kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

4. Menentukan nilai batas Z untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan jawaban.

5. Menentukan nilai interval rata-rata setiap pilihan jawaban.

6. Data penelitian yang telah berskala interval selanjutnya akan ditentukan

pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta akan

(44)

57

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan

cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting

dan yang akan dipelajari, dann membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data

yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan

verifikatif (kuantitafif).

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana Bauran

Ritel, dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian.

Langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah

sebagai berikut :

1. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasi dalam lima

alternatif jawaban yang menggambarkan peringkat jawaban.

2. Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari seluruh

indikator variabel untuk semua jawaban responden.

(45)

4. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakam statistik

deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel

ataupun grafik.

5. Untuk menjawab deskripsi tentang masing – masing variabel penelitian

ini, digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut:

Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah

diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden

diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Menurut Umi Narimawati (2007:85) selanjutnya hasil perhitungan

perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal dikontribusikan dengan tabel

3.8 sebagai berikut :

Tabel 3.9

Kriteria Persentase Tanggapan Responden

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00% - 36.00% Tidak Baik

2 36.01% - 52.00% Kurang Baik

3 52.01% - 68.00% Cukup Baik

4 68.01% - 84.00% Baik

5 84.01% - 100% Sangat Baik

(46)

59

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif

Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner akan diolah dengan

pendekatan kuantitatif. Terlebih dahulu dilakukan tabulasi dan memberikan nilai

sesuai dengan sistem yang ditetapkan. Jenis kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner tertutup dengan menggunakan skala ordinal. Untuk teknik perhitungan

data kuesioner yang telah diisi oleh responden digunakan skal likert dengan

langkah – langkah : yaitu, memberikan nilai pembobotan 5-4-3-2-1 untuk jenis

pertanyaan positif. Keseluruhan nilai atau skor yag didapat lalu dianalisis dengan

cara :

a) Mengolah setiap jawaban dan pertanyaan dari kuesioner yang disebarkan

untuk dihitung frekuensi dan persentasenya.

b) Nilai yang diperoleh merupakan indikator untuk pasangan variabel

independen (X) yaitu X1, X2, …..Xn dan variabel dependen (Y) sebagai

berikut (X1,Y), (X2,Y), …..(Xn,Y) dan asumsikan sebagai hubungan linear.

c) Menentukan skala atau bobot dari masing – masing alternative jawaban

seperti diuraikan diatas. Oleh karena itu data yang didapat dari kuesioner

merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data

interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala

pengukurannya menjadi skala interval melalui “Methode of Successive

Interval” (hays, 1969:39). Dengan rumus sebagai berikut:

(47)

Keterangan :

Mean of Interval : Rata-rata interval

Density at lower limit : Kepadatan batas bawah

Density at Upper Limit : Kepadatan batas atas

Area Under Upper Limit : Daerah di bawah batas atas

Area Under Lower Limit : Daerah di bawah batas bawah

Langkah kerja pengolahan dan analisis data dalam analisis linier berganda

adalah sebagai berikut:

1. Mengolah data ordinal menjadi interval berurutan untuk variabel bebas

terikat. Adapun untuk melakukan langkah-langkah untuk melakukan

transformasi data yaitu:

a. Ambil data ordinal hasil kuesioner

b. Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap

kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya

c. Menghitung nilai y (tabel distribusi normal) untuk setiap

proporsi kumulaif. Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas

daerah dibawah kurva normal.

d. Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi komulatif

dengan memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.

e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method Successive

Interval.

f. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval)

dengan menggunakan rumus: Nilai transformasi = Nilai skala +

(48)

61

3.2.5.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Umi Narimawati (2008:5) pengertian analisis regresi linier

berganda yaitu ”Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk

meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung

dengan skala interval”

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh

beberapa variabel bebas atau independen variabel (X) terhadap satu variabel tidak

bebas atau dependen variabel (Y) secara bersama-sama. Persamaan Regresi Linier

Berganda adalah:

Y =

+β1X1 + β2X2 + ε

Dimana:

Y = variabel dependen

X1, X2 = variabel independen

= konstanta

β 1, β 2 = koefisien masing-masing faktor

Gambar 3.2

Model Analisis Regresi Linier Berganda

X1

X2

(49)

Keterangan :

X1 : Bauran Ritel

X2 : Citra Merek

Y : Keputusan Pembelian

3.2.5.1.4. Analisis Korelasi

Menurut Sujana (1989:152) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini

dan Linna Ismawati (2010:49) mengungkapkan bahwa pengujian korelasi

digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan Y,

dan dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada tabel

3.10

Tabel 3.10

Tingkat Keeratan Korelasi

0 – 0.20 Sangat rendah

( hampir tidak ada hubungan)

0.21 – 0.40 Korelasi yang lemah

0.41 – 0.60 Korelasi sedang

0.61 – 0.80 Cukup Tinggi

0.81 – 1 Korelasi Tinggi

(50)

63

3.2.5.1.5 Analisis Determinasi

Persentase peranan semua variabel bebas atas nilai variabel bebas

ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Semakin besar nilainya

maka menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk

mengestimasi variabel terikat. Hasil koefisien determinasi ini dapat dilihat dari

perhitungan dengan Microsoft/SPSS atau secara manual didapat dari R2 = SS

reg/SStot

Kd = r2 x 100%

Dimana :

d = koefisien determinasi

r = koefisien korelasi

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakkan sebelumnya, dalam

penelitian ini yang akan diuji pengaruh bauran ritel (X1), dan citra nerek (X2)

dalam proses keputusan pembelian (Y) di Giant Hypermarket. Berkaitan dengan

keberadaan data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sampel, maka

hipotesis penelitian ini dapat diterjemahkan secara deskriptif dan verifikatif.

(51)

1. Pengujian Secara Simultan/Total.

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara

simultan terhadap variabel terikat.

a. Rumus uji F yang digunakan adalah :

)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable bebas secara

bersama-sama dapat berperan atas variable terikat. Pengujian ini dilakukan

menggunakan distribusi F dengan membandingkan anatara nilai Fkritis dengan

nilai Ftest yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil

perhitungan dengan micro-soft. Jika nilai Fhitung> Fkritis, maka H0 yang

menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas tidak dapat

menjelaskan perubahan nilai variabel terikat ditolak dan sebaliknya.

Sudjana (2001 :369), perhitungan terhadap titik keeratan dan arah

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah menggunakan uji

korelasi. Kemudian dilakukan perhitungan terhadap koefisien yang disebut

juga koefisien korelasi produk moment (Pearson).

b. Kriteria pengujian

H0 ditolak apabila Fhitung> dari Ftabel (  = 0,05)

Menurut Guilford (1956:480), bahwa tafsiran koefisien korelasi variabel

(52)

65

Tabel 3.11

Kategori Korelasi Metode Guilford

Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan

0,00 – 0,20 Sangat longgar, dapat diabaikan

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,60 Moderat / Cukup

0,61 – 0,80 Erat

0,81 – 1,00 Sangat erat

Apabila pada pengujian secara simultan H0 ditolak, artinya

sekurang-kurangnya ada sebuah βyxi  0. Untuk mengetahui βyxi yang tidak sama dengan

nol , maka dilakukan pengujian secara parsial.

2. Pengujian Secara Parsial

Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :

Rumus uji t yang digunakan adalah :

...,5

Hasilnya dibandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan

(53)

Kriteria Pengujian

H0 ditolak apabila thitung< dari ttabel(α = 0,05)

Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak,

maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai

berikut :

a. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha

diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada

hubungannya.

b. Jika Thitung ≤ t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha

ditolak artinya anatara variabel X dan Y tidak ada hubungannya.

Sumber : Sugiyono (2004 : 161)

Gambar 3.3

Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Daerah

Penolakan Ho

Daerah Penolakan Ho Daerah

Penerimaan Ho

(54)

67 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Giant Hypermarket

Giant Hypermarket beroperasi dibawah bisnis jaringan ritel raksasa PT.

Hero Supermarket Tbk yang telah mengadakan aliasnsi strategis dengan Dairy

Farm Interasional pada tahun 1998 dalam bentuk pernyataan saham langsung.

Kerjasama antara keduanya ditandai dengan bergabungnya beberapa eksekutif

Dairy Farm Internasional sebagai mitra kuat jajaran manajemen PT. Hero

Supermarket Tbk.

Giant Hypermaket merupakan salah satu anak yang didirikan oleh PT. Hero

Supermarket Tbk dari beberapa bisnis ritel lainnya seperti Hero Pasar Swalayan,

Guardian, dan Starmart. Seperti usaha ritel lainnya Giant Hypermarket berusaha

untuk menawarkan kepada konsumen dengan harga yang lebih murah dan

kepuasan dalam berbelanja di setiap harinya dan juga memberikan berbagai

macam pilihan produk yang ditawarkan kepada konsumen guna memenuhi apa

yang dibutuhkan oleh konsumen.

Salah satu strategi yang diterapkan oleh Giant Hypermarket dalam

memperoleh psar guna meningkatkan penjualan yaitu dengan menerapkan harga

(55)

motto yang dimiliki yaitu “Big Variety and Great Value”. Strategi ini sangat

cocok untuk masyarakat Indonesia yang masih sangat sensitif terhadap perbedaan

harga di pasaran.

Gerai Giant Hypemarket yang pertama kali dibuka adalah Giant Villa Melati

Mas (Superstore) pada bulan Mei 2002. Disusul dengan dibukanya gerai-gerai

lain yang sampai ke luar kota.

Produk private label Giant mulai hadir pada tahun 2003 dengan

menggunakan merek Giant. Harga yang ditetapkan untuk produk private label

lebih murah apabila dibandingkan dengan produk merek nasional. Dengan adanya

produk private label diharapkan dapat menambah pilihan bagi konsumen dalam

berbelanja.

Slogan dari produk private label milik Giant Indonesia adalah Proudly Made

in Indonesia. Produk-produk private label yang dijual oleh Giant 90% adalah

produk lokal yang dihasilkan oleh pemasok yang sebagian besar adalah

perusahaan berskala kecil menengah di Indonesia. Giant memiliki standar khusus

yang harus dipenuhi oleh pemasok dalam memproduksi private label. Standar ini

digunakan untuk menjaga kualitas dari produk private label yang dihasilkan.

Giant juga memberlakukan kebijakan yang memberikan keleluasaan bagi

konsumen untuk mengembalikan produk private label yang telah dibeli di gerai

Giant maupun jika merasa tidak puas dengan kualitas produk private label

(56)

69

Gambar 4.1 Logo Giant Hypermarket

Sumber: PT HERO Supermarket Tbk

4.1.2 Visi dan Misi

Visi

Menjadi peritel terkemuka di Indonesia dalam segi penjualan dan

penciptaan nilai jangka panjang bagi pemegang saham

Misi

Meningktakan nilai invesatasi pemegang saham kami melakukan

keberhasilan komersial dengan menarik pelanggan dan meningkatkan daya

(57)

4.1.3 Struktur Organisasi

Tample Struktur Organisasi Store: Giant Hyperpoint Bandung

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Giant Hypermarket

Sumber: PT HERO Supermarket Tbk

Keterangan :

1. Store Manager

o Memimpin seluruh kegiatan operasi supermarket.

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Bauran Ritel
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemilihan gear rachet &amp; pawl berdasarkan yang tersedia dipasaran. Dimana ukuran dan spesifikasinya dipilih berdasarkan besarnya torsi yang memenuhi untuk mengkonversi

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Motivasi Berprestasi adalah kebutuhan yang mendorong individu melakukan suatu usaha untuk mencapai tujuan yaitu

Buku ajar fundamentalkeperawatan: konsep, proses, dan praktik, Edisi 4, alih bahasa oleh Renata Komalasari, dkk.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anastassia dan Friska (2014) dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Saham pada Perusahaan Publik

Saya ucapkan terima kasih atas kebijakan yang diberikan hingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir di Fakultas Psikologi Widya Mandala Surabaya.. Dosen-dosen Fakultas

Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau

Grafik hasil analisis untuk parameter klorida yang terlihat pada Gambar 2 menunjukkan bahwa tidak terjadi penurunan nilai klorida pada sampel limbah industri kacang

Paper Mill PT Pura Barutama 1999 – 2002 Plant Manager – Divisi. Paper Converting PT