• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SELF-HELP GROUP TERHADAP MOTIVASI BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ANGKATAN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SELF-HELP GROUP TERHADAP MOTIVASI BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ANGKATAN 2015"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

MEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ANGKATAN 2015

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh : ARFIKI DUWILA

20120320104

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)

i

MEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ANGKATAN 2015

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh : ARFIKI DUWILA

20120320104

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(3)

ii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ANGKATAN 2015

Disusun oleh

ARFIKI DUWILA 2012032020104

Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal: 22 Agustus 2016

Dosen pembingbing Dosen penguji

Dianita Sugiyo, Ns., MHID., HNC

NIK: 1982010820071017307

Dr. Titih Huriah, Ns., M. Kep.,

Sp. kom

NIK : 173045

(4)

iii

Nama : Arfiki duwila

NIM : 20120320104

Prodi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang penulis

tulis benar-benar merupakan hasil karya tulis sendiri dan belum diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks yang dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian

akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini

hasil jiplakan, maka penulis bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 22 Agustus 2016

Yang membuat pernyataan,

(5)

iv

1. Allah SWT, Tuhan Pencipta Alam, Alhamdulillah, Terimah kasih atas

kelancaran yang telah diberikan pada saya sehingga dapat menyelesaikan

skripsi tepat waktu, Alhamdulillah telah memberikan kemudahan dan banyak

pelaaan dalam hidup. Terimah kasih telah memberikan kesempatan kepada

saya karena lebih mengerti dan memaknai arti bersyukur dengan keadaan

yang dijalani.

2. Kedua orang tua dan keluarga, Bapak Akbp. M.A. Duwila, Ibu Siti Nuriman

Umasugi, Kaka Brigpol Sumarlin Ismiaty Duwila SH., Sry Haryati Duwila

ST., Briptu Mardiman Duwila, Ade Titi Sulistia Wati Duwila, terimah kasih

telh memberikan semangat dan kasih sayang yang tak pernah putus. Slalu

memberikan yang terbaik buat saya, selalu mendoakan saya tanpa henti, dan

menjadi motivator no satu di dalam hidup saya.

3. Patner KTI Ariffa Apriana, Fitri Aspatrianti, terimah kasih untuk

kerjasamanya, ilmunya, bantuannya, mondar mandir untuk sama-sama

berjuang menyelesaikan skripsi bersama.

4. Sahabat-sahabat saya, Bolang, Banu Eman Susetya, Ahmad Mulimin, Widya

Winda Sari, Adelia Pradita Monanda, Novia Ratnawati, Denda Fenti, Erna

Susanti, Evi Novita Sari, Desi Andaru Pusparini, Zuliyani, Ernah Rahmawati

terimah kasih untuk support kalian kepada saya.

5. Sahabat-sahabat kost A.yani, Banu Eman Susetya, Ahmad Muslimin, Erik

Erpan, , Ariq Dicky, terimah kasih atas dukungannya.

6. Teman-Teman satu bimbingan, Ibu Dianita, Aris Handoko, Ahmad Jumanto,

Hafidz Ardita, Ariffa Apriana, Fitri Aspatrianti, terimah kasih untuk kerja

kerasnya, bantuanya, ilmunya, semangat dan dukungannya kepada saya, untuk

bersama-sama menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

7. Teman-teman super heboh, Meidila Putri, Dwirani, Sely marisa, Nawang,

Zainab, Amel, Ariffa, Ftiri, Elvira, Santi, Fajrini, Riskawati, Tiwi, Rohana,

(6)
(7)

vi

Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan salawat atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta

keluarganya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang

berjudul “Pengaruh Self-Help Group Terhadap Motivasi Berhenti Merokok Pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2015”

Teriring rasa syukur penulis yang begitu besar, karena akhirnya penulis

mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa proses

penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak baik

secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An.,M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Sri Sumaryani, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Mat.,HNC., selaku Ketua Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Dianita Sugiyo, S.Kep., Ns., MHID., HNC selaku mentor atau dosen

pembimbing yang telah membimbing kami hingga menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini.

4. Dosen penguji Ibu Dr. Titih Huriah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kom yang telah

meluangkan waktu untuk menguji dan memberi arahan kepada penulis dalam

penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

5. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan dalam

penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

6. Responden penelitian ini yaitu mahasiswa teknik mesin angkatan 2015

Univeristas Muhammadiyah Yogyakarta

7. Teman-teman PSIK 2012 seangkatan yang selalu memberikan semangat dan

(8)

vii

mengingat keterbatasan peneliti, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan karya tulis

ilmiah ini.

Wassalammu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Yogyakarta, 22 Agustus 2016

Penulis

(9)

viii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR SINGKATAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

INTISARI ... xii

ABSTRACT ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Penelitian Terkait ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Tinjauan Teori ... 9

1. Alas an Merokok ... 9

2. Berhenti merokok dan motivasi ... 10

3. Pengaruh self-help group terhadap motivasi berhenti merokok... 14

B. Kerangka Konsep ... 17

C. Hipotesis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A. Desain Penelitian ... 19

B. Populasi danSampel Penelitian ... 20

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

D. Variable Penelitian ... 21

E. Definisi Operasional ... 22

F. Instrument Penelitian ... 23

G. Cara Pengumpulan Data ... 24

H. Uji Validitas dan Reabilitas ... 25

I. Pengolahan Data dan Metode Analisa Data ... 26

J. Etika Penelitian ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 29

B. Karakteristik responden ... 30

C. Pembahasan ... 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(10)

ix

Tabel 3.2 Penilaian kuesioner Richmond Test ... 23

Tabel 4.1 karakteristik responden…..………..30

Tabel 4.2 Gambaran Motivasi Berhenti Merokok………....31

Tabel 4.3 Uji wilcoxon pada kelompok intervensi………...32

Tabel 4.4 Uji Wilcoxon pada kelompok Kontrol………...……..33

(11)

x WHO : Word Health Organization

BPS : Badan Pusat Statistika

Depkes : Departemen Kesehatan

Diskes : Dinas Kesehatan

(12)

xi Lampiran 2. Persetujuan menjadi responden

Lampiran 3. Program Pemberian Self-Help Group

(13)

xii

Pembimbing :

Dianita Sugiyo, S.kep.,Ns.,MHID.,HNC

INTISARI

Latar Belakang: Perilaku merokok perupakan ancaman kesehatan Global hingga saat ini. Prevalensi merokok aktif remaja 12-18 tahun terus meningkat di DI Yogyakarta walau usaha pencegahan dan program berhenti merokok dari pemerintah telah dilakkukan. Salah satu metode yang bisa diterapkan untuk menangani masalah perilaku merokok adalah dengan sefl-help group

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Self-Help Group terhadap motivasi berhenti merokok pada mahasiswa Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan2015

Metode Penilitian: Penelitian ini adalah quasi-experimentaldengan pre-post with control group. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling. Tiga puluh dua responden mengikuti penelitian ini dan dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen mendapatkan Self-Help Group sekali dalam sehari. Data diperoleh dengan kuesioner motivasi Richmod Test yang valid (r=0,666) dan reliable (r=0,846). Data analisa dengan mengunakan uji Wilcoxon dan Mann-whitney. Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak107 populasi, dari 107 populasi tersebut diambil 25% atau 26 responden sebagai sampel penelitian.

Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden penelitian berusia 17 tahun. Ada peningkatan motivasi yang signifikan pada kelompok kontrol. Ada peningkatan motivasi yang signifikan terhadap kelompok eksperimen setelah dilakukan intervensi (p<0,05, t=0.000).

Kesimpulan: Self-Help Group efektif meningkatkan motivasi berhenti merokok pada mahasiswa teknik mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015 dengan tingkat motivasi lebih tinggi.

(14)

xiii

Dianita Sugiyo, S.Kep., Ns., MHID., HNC

ABSTRACT

Background: Smoking behavior is a global health threats til today. The number of active smoker among adolescents aged 12-18 years old in DI Yogyakarta keeps on increasing even thoung there are number of smoking prevention and smoking cessation program have been done by the government. one of the methods that can be applied to address the issue of smoking behavior is by self-help group.

Purpose: The purpose of this study was to examine the effect of Self-Help Group Toward Motivation to Quit Smoking in the program study of machine faculty engineering 2015 Generation at University Muhammadiyah of Yogyakarta

Reseach Method: This was a quasy experimental study with pre-post test using control group. The sampling method was non-probability sampling with random sampling method. Thrty two respondents participated in this study and they were divded into control group and experimental group. The data were collected by using valid (r=0,666) and reliable (r=0,846) Ricmond Test motivation questionnaire. Wilcoxon test and Mann-Whitney test were used to analizy the data.

Results: The result of the study showed that most of the respondents who participated were 17 years-old. There was significant motivation improvement among the control group. There was significant motivation improvement among experimental group after the intervention (p<0,05, t=0,000).

Conclusion: in conclusion self-help group is effective to improve the motivation to quit smoking in the program study of machine faculty engineering 2015 Generation at University Muhammadiyah of Yogyakarta

(15)
(16)

Arfiki, Duwila. (2016). Pengaruh Sefl-Help Group Terhadap Motivasi Berhenti Merokok Pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2015

Pembimbing :

Dianita Sugiyo, S.kep.,Ns.,MHID.,HNC

INTISARI

Latar Belakang: Perilaku merokok perupakan ancaman kesehatan Global hingga saat ini. Prevalensi merokok aktif remaja 12-18 tahun terus meningkat di DI Yogyakarta walau usaha pencegahan dan program berhenti merokok dari pemerintah telah dilakkukan. Salah satu metode yang bisa diterapkan untuk menangani masalah perilaku merokok adalah dengan sefl-help group

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Self-Help Group terhadap motivasi berhenti merokok pada mahasiswa Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan2015

Metode Penilitian: Penelitian ini adalah quasi-experimentaldengan pre-post with control group. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling. Tiga puluh dua responden mengikuti penelitian ini dan dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen mendapatkan Self-Help Group sekali dalam sehari. Data diperoleh dengan kuesioner motivasi Richmod Test yang valid (r=0,666) dan reliable (r=0,846). Data analisa dengan mengunakan uji Wilcoxon dan Mann-whitney. Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak107 populasi, dari 107 populasi tersebut diambil 25% atau 26 responden sebagai sampel penelitian.

Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden penelitian berusia 17 tahun. Ada peningkatan motivasi yang signifikan pada kelompok kontrol. Ada peningkatan motivasi yang signifikan terhadap kelompok eksperimen setelah dilakukan intervensi (p<0,05, t=0.000).

Kesimpulan: Self-Help Group efektif meningkatkan motivasi berhenti merokok pada mahasiswa teknik mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015 dengan tingkat motivasi lebih tinggi.

(17)

Arfiki Duwila. (2016). The Effect Self-Help Group Toward Motivation to quit Smoking in the program study of machine faculty engineering 2015 Generation at University Muhammadiyah of Yogyakarta

Pembimbing :

Dianita Sugiyo, S.Kep., Ns., MHID., HNC

ABSTRACT

Background: Smoking behavior is a global health threats til today. The number of active smoker among adolescents aged 12-18 years old in DI Yogyakarta keeps on increasing even thoung there are number of smoking prevention and smoking cessation program have been done by the government. one of the methods that can be applied to address the issue of smoking behavior is by self-help group.

Purpose: The purpose of this study was to examine the effect of Self-Help Group Toward Motivation to Quit Smoking in the program study of machine faculty engineering 2015 Generation at University Muhammadiyah of Yogyakarta

Reseach Method: This was a quasy experimental study with pre-post test using control group. The sampling method was non-probability sampling with random sampling method. Thrty two respondents participated in this study and they were divded into control group and experimental group. The data were collected by using valid (r=0,666) and reliable (r=0,846) Ricmond Test motivation questionnaire. Wilcoxon test and Mann-Whitney test were used to analizy the data.

Results: The result of the study showed that most of the respondents who participated were 17 years-old. There was significant motivation improvement among the control group. There was significant motivation improvement among experimental group after the intervention (p<0,05, t=0,000).

Conclusion: in conclusion self-help group is effective to improve the motivation to quit smoking in the program study of machine faculty engineering 2015 Generation at University Muhammadiyah of Yogyakarta

(18)

1

Rokok adalah benda beracun dan berbahaya bagi tubuh manusia, sekali

rokok dibakar akan megeluarkan zat-zat yang berbahaya seperti karbon

dioksida (Co), nikotin, ammonia, timabuth. Kandungan rokok tersebut dapat

menyebabkan berbagai macam penyakit kanker dan penyakit kronis. Penyakit

kanker dintaranya termasuk kanker oropharynx, larynx, sophagus, broncus,

colorestal, stomach, ginjal, kandung kemih ureter, sedangkan penyakit kronis

diantaranya termasuk stroke, katarak, kebutaan, diabetes, periodontitis dan

gangguan janin akibat merokok saat kehamilan (USDHHS, 2014; Bustan,

2007)

Menurut WHO (2011), jumlah perokok di Indonesia menempati urutan

ke-5 setelah China, India, USA, dan Rusia. Kelima negara ini

mempresentasikan 52% dari total perokok diseluruh dunia. Jumlah perokok

pada tahun 2013, perokok aktif laki-laki 56.860.457 dan perokok aktif

perempuan sekitar 1.890.135, perokok aktif laki-laki pada usia 25 sampai 29

tahun yaitu berumlah 7.785 orang. laki-laki dengan usia 25sampai 29 tahun

2.641.892, sedangkan perokok aktif perempuan pada usia 45 sampai 49

tahun berjumlah 242.273.

Hasil survey yang di lakukan oleh badan pusat statistika (BPS 2010)

menunjukan bahwa jumlah penduduk di provinsi Yogyakarta sebanyak

3.457.491 jiwa. Sementara untuk prevalensi perokok remaja di provinsi

(19)

remaja saat ini dan rata-rata batang rokok yang dihisap oleh remaja di Provinsi

DI Yogyakarta, yaitu 31,6%, pada tahun 2020 diperkirakan akan terjadi 10

juta kematian jika hal ini tidak segera ditangani dengan cepat (Depkes RI,

2012)

Faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi rokok di Indonesia

yaitu terkait dengan noma-norma budaya di Indonesia. Merokok dianggap

sebagai hal yang wajar bagi masyarakat di Indonesia, bahkan setiap ada

kegiatan atau acara social di masyarakat akan selalu ada rokok sebagai

suguhan utama. Masyarakat di indoneisa memiliki kebiasaan makan tidak

makan yang penting bisa merokok bahkan merokok dianggap melambangkan

kejantanan seseorang (Aula, 2010). Norma-norma budaya ini dapat

menghambat upaya untuk mengurangi prevalensi merokok di masyarakat,

karena memberikan ruang bagi perokok untuk tetap merokok secara bebas dan

mengganggap merokok sebagai hal yang wajar dan wajib di lakukan

Ulama islam berpendapat bahwa rokok itu haram, dalam Al Qur’an

maupun hadis tidak di sebutkan secara langsung mengenai hal tersebut.

Al-Qur’an merupakan pedoman bagi muslim yang ada di muka bumi. Segala

sesuatu yang dilarang oleh Allah merupakan kebaikan bagi umat-Nya. Dalil

yang dipakai para ulama untuk membuat fatwa haram mengenai rokok, yaitu

firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 157 yang artinya :

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang

(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi

(20)

mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka

segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan

membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada

mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya.memuliakannya,

menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya

(Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.”(QS : Al-A’raf(7):

157)

Pemerintah Yogyakarta telah melakukan upaya pengontrolan tembakau

untuk menurunkan prevalensi perokok di Yogyakarta. Pemerintah bekerja

sama dengan mitra membuat peraturan terkait dengan rokok. Pada tanggal 8

Mei 2010 Pemerntah koto Yogyakarta mengeluarkan surat edaran Nomor

440/004/SE/2010 tentang larangan merokok pada hari juma’at sebagai salah

satu upaya untuk menurunkan prevalensi merokok di Yogyakarta.

Disahkannya Raperda Kawasan Tanpa Rokok oleh pemerintah pada tahun

2012 semakin memperkuat bukti bahwa upaya pengontrolan tembakau. Selain

itu, di kota Yogyakarta juga sudah memiliki 18 klinik untuk konsultasi

berhenti merokok bagi masyarakat setempat yang tersebar di puskesmas dan

sudah beroperasi sejak 31 Mei 2010 (Dinkes, 2010).

Pemerintah Yogyakarta telah melakukan berbagai usaha terkait

dengan pembuatan peraturan untuk menurunkan prevalensi merokok namun

usaha tersebut tersebut tidak akan berjalan dengan lancar apabila niat dari

individu tersebut untuk benar-benar berhenti merokok masih kurang. Upaya

(21)

memiliki kemauan untuk berhenti merokok dalam waktu dekat. Upaya

berhenti merokok ini secara ekslusif menargetkan para perokok yang memiliki

kemauan untuk berhenti, terutama individu yang tidak memiliki rencana untuk

berhenti merokok dalam waktu dekat. Salah satu upaya yang di berikan pada

individu tersebut yaitu dengan motivasi, motivasi merupakan suatu wujud

untuk siap melakukan perubahan yang mana dapat merangsang kemauan

tinggi, namun sebagian besar tidak siap untuk berhenti dalam waktu 6 bulan

dikarenakan berbagai macam faktor nikotin. Kegagalan dalam upaya berhenti

merokok didasari oleh kurangnya kesiapan individu tersebut untuk mencapai

tujuan sehingga dapat mempengaruhi motivasi. Motivasi para perokok sangat

dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan intervensi berhenti merokok sesuai

dengan metode yang sudah dipilih (Donovan, & MArlatt, 2007;Celik, 2013;

Zakaria, 2005)

Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta pada November 2015 telah diketahui bahwa

masih banyak mahasiswa yang merokok, didapatkan 107 perokok aktif dari

210 siswa di Fakultas Teknik Mesin Angkatan 2015. Mahasiswa yang

merokok ini dapat dilihat disekitar kampus terutama di sekitar kantin kampus

dan meskipun di depan pintu masuk Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

terdapat tulisan “kawasan bebas asap rokok”, pada kenyataannya masih

banyak dari mahasiswa yang mengkonsumsi rokok. Berdasarkan uraian diatas

(22)

seseorang akan bahaya rokok, yang diharapkan dapat membuat seseorang

sadar dan berkehendak untuk berhenti merokok..

Salah satu metode yang bisa diterapkan untuk menangani masalah

perilaku merokok adalah dengan sefl-help group dikarenakan pada kelompok

ini biasanya terdiri dari orang-orang dengan masalah umum yang sama,

penyakit yang sama atau masalah kecanduan. Sefl help group atau juga disebut

juga kelompok yang saling menolong, saling membantu, saling menyediakan

dukungan atau bantuan bagi setiap anggota kelompok. (Ahmadi, 2007)

Para peneliti sebagian besar dari kelompok self-help group banyak

menemukan manfaat bagi para anggota dan juga telah mengevaluasi dampak

dari kelompok-kelompok bantuan self-help group pada peserta. Banyak

penelitian menunjukan bahwa jika anggota yang mengikuti kelompok

self-help group yang di survey pada waktu tertentu, para anggota akan merespon

positif tentang kelompok tersebut dan mengatakan bahwa Self-help group

dapat membantu mereka dalam menyelesaikan masalah (Kyrouz, 2002).

Mengingat bahwa rokok dapat berbahaya bagi kesehatan remaja dan

kurang perhatian dari pemerintah tentang pengendalian tembakau, serta

tingginya prevalensi merokok pada remaja di Indonesia, maka hal ini

mengindikasikan petingnya untuk menginisiasi program berhenti merokok

yang efektif bagi remaja. Saat ini program berhenti merokok pada remaja

belum terlalu familiar di Indonesia, oleh karena itu peneliti ingin mengetahui

(23)

berhenti merokok pada Mahasiswa Fakultas Tekhnik Elektro Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang ada pada latar belakang, dapat di tarik

perumusan masalah “Bagaimanakah pengaruh Sefl Help Group terhadap

motivasi berhenti merokok pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015?”

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh Self-Help Group terhadap Motivasi

Berhenti Merokok pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik perokok pada mahasiswa Teknik Mesin

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015

b. Mengetahui motivasi berhenti merokok pada mahasiswa Teknik Mesin

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015 sebelum di

lakukan Self-Help Group pada kelompok kontrol dan intervensi

c. Mengetahui motivasi berhenti merokok pada Mahasiswa Teknik Mesin

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2015 sesudah di

(24)

d. Mengetahui motivsi berhenti merokok pada Mahasiswa Teknik Mesin

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015 sesudah di

lakukan Sefl-Help Group pada kelompok kontrol.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan

terutama di ranah kesehatan dan upaya berhenti merokok, khususnya

mengenai alternatif pilihan metode berhenti merokok mandiri bagi remaja.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Untuk memperoleh pengetahuan mengenai pengaruh Self-Help Group

terhadap motivasi berhenti merokok.

b. Bagi instasi pendidikan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu media untuk intervensi

Sefl- help group terhadap motivasi berhenti merokok pada Mahasiswa

Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yoyakarta.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat menjadi suatu acuan kepustakaan dan diharapkan dapat menjadi

konstibusi sumber keilmuan untuk penelitian terkait yang sejenis

seperti motivasi berhenti merokok pada kecanduan nikotin.

E. Penelitian terkait

1. Hadi (2014) meneliti tentang hubungan antara Helth-belief model dengan

(25)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Metode penelitian yang dipakai

adalah cross sectional. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa

sebagian besar responden memiliki motivasi yang sedang untuk berhenti

merokok. Pada penelitian ini, terdapat nilai signifikan (p<0,004) dari hasil

analisa varibel ancaman penyakit akibat merokok sehingga dapat

diinterpretasi adanya hubungan antara persepsi dengan motivasi mereka

untuk berhenti merokok, sedangkan manfaat berhenti merokok dan

hambatan berhenti merokok memiliki nilai yang tidak signifikan (p>0,05)

dengan motivasi berhenti merokok.

2. Sentika (2014) meneliti tentang pengaruh self-help group (SHG) terhadap

perubahan perilaku dan ketergangtungan merokok pada siswa di salah satu

sma di Yogyakarta. Metode penelitian yang di pakai adalah quasy

eksperiment. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat

pengaruh SHG terhadap perubahan perubahan perilaku dengan p=0.000

(<0.05). Namun, SHG tidak berpengaruh terhadap ketergantungan

merokok siswa dengan p=0.427 (>0.05). terdapat perbedaan perilaku

antara kelompok intervensi dan control dengan p=0.000(>0.05). tidak

terdapat perbedaan pada kelompok intervensi dan control ketergangtungan

(26)

9

A. Tinjauan Teori 1. Alasan merokok

Pertama kali seorang remaja ingin mencoba untuk merokok

dikarenakan di pengaruhi oleh beberapa hal yaitu, ingin coba-coba,

pengaruh dari teman dan agar dihargai oleh teman-teman, lebih percaya

diri, penghilang stress, serta kurangnya pengetahuan bahaya perilaku

merokok bagi kesehatan (Yusnia, 2015)

Awal mula seseorang yang ingin mencoba untuk mengonsumsi

rokok khususnya pada remaja yang baru pertama kali mencoba rokok

awalnya mereka kurang dapat menikmati rokok pertamanya mereka

dikarenakan pada pertama kali merokok membuat perokok merasa pahit

di mulut, mual, pusing dan batuk, namun karena dorongan sosial maka

perilaku tersebut menetap. Perasaan mual dan pusing disebabkan karena

tubuh memerlukan penyesuian terhadap zat-zat yang terkandung dalam

rokok yang tidak diterima tubuh, namun lama kelamaan menjadi terbiasa

dan teradaptasi setelah mengalami beberapa kali percobaan merokok,

unsur-unsur yang terkandung dalam rokok seperti nikotin dan

karbonmonoksida dapat membuat orang menjadi ketagihan dan ingin

(27)

2. Berhenti merokok dan motivasi

Pada zaman moderenisasi ini masih banyak sekali kita jumpai di

kalangan remaja khusunya mahasiswa di kampus sering sekali

mengkonsumsi rokok tanpa memikirkan efek dari rokok tersebut yang

mengakibatkan tingginya prevaensi merokok pada remaja yang akan

meningkatkan angka kematian premature dan penyakit kronis, oleh karena

itu perilaku merokok harus dihentikan. Menurut penelitian Heikkinen

(2010), mengatakan bahwa di firlandia sebagian besar perokok

memandang rokok bukanlah hal yang berbahaya dan mengancam

jiwannya, menurut Heikkinen ada berapa faktor penghambat remaja untuk

berhenti merokok antara lain, kemauan dari diri sendiri, kecanduan,

khawatir dengan gejala-gejala withdrawal atau penarikan rokok,

kurangnnya dukungan dari orang terdekat seperti keluarga atau teman

(Joshi, et al., 2010).

Secara psikologis, seorang perokok yang sudah terbiasa sering

mengambil batang rokok dan korek api dari dalam sakunya, ketika

perokok tersebut meninggalkan kebiasaan itu maka perokok tersebut

akan merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya, Dengan demikian

perokok akan semakin sulit meninggalkan kebiasaan merokoknya, oleh

karena itu keberhasilan berhenti merokok dapat diprediksi melalui faktor

frekuensi merokok ( Kemas, 2012). Hasil dari penelitian (Kemas, 2012)

juga mengatkan bahwa ketika para perokok berusaha mengurangi atau

(28)

berkurang dan mengakibatkan gejala yang disebut “gejala stop nikotin”,

baik secara fisik maupun mental. Gejala-gejala tersebut antara lain pusing,

mulut kering, cemas, gelisah, sulit tidur, tidak sabaran atau mudah marah,

sulit berkonsentrasi dan berat badan meningkat, Gejala stop nikotin ini

berlangsung ± 2 minggu, Jadi bila perokok tidak mampu berjuang

melawan gejala tersebut maka dapat menyebabkan orang tersebut akan

kembali merokok untuk mengembalikan kadar nikotin dalam tubuhnya.

Penelitian Kumboyo, (2015) mengemukakan bahwa persepsi

terhadap manfaat berhenti merokok merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi motivasi berhenti merokok. Rendahnya persepsi

seseorang terhadap manfaat berhenti merokok dapat menjadi salah satu

faktor penghambat motivasi berhenti merokok. Menurut pernyataan dari

salah satu responden dalam penelitian Rizanna, (2013) reponden

mengatakan bahwa ayahnya cenderung membolehkan anaknya untuk

merokok dari pada memakai ganja, di karenakan di lingkungan remaja

kampung kebanyakan menghisap ganja, dari sinilah presepsi ayah tersebut

lebih memilih anaknya untuk merokok dari pada memakai ganja.

Motivasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah dorongan

dari dalam diri sendiri baik secara sadar maupun tidak sadar untuk

melakukan tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi berhenti merokok

merupakan keinginan dari dalam dirinya sendiri untuk berhenti merokok

(29)

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok

seseorang antara lain adalah pengetahuan orang tersebut terhadap bahaya

merokok, dengan demikian individu yang tadinya merokok dengan adanya

pengetahuan akan bahaya mengonsumsi rokok individu tersebut akan

sedikit demi sedikit mengurangi aktivitas merokoknya, namun hal tersebut

harus di sertai dengan motivasi yang kuat untuk melaksanakan, selain

pengetahuan, keuangan juga menjadi salah satu faktor penyebab seseorang

termotivasi untuk berhenti merokok.

Niat dan kemauan merupakan komponen motivasi yang mendasari

perilaku seseorang (Choi, 2013). Sumber motivasi seseorang terdiri dari

dua, yakni internal dan eksternal. Motif seseorang dapat

dikonseptualisasikan sebagai suatu kebutuhan. Kebutuhan seseorang

biasanya dilihat sebagai sumber motivasi internal yang diyakini dapat

mengaktivasi dan menggerakan perilaku seseorang. Kebutuhan disini

biasanya kerap kali dikaitkan dengan kebutuhan fisiologis seperti makan,

minum, sosial, dan psikologis. Berbeda dengan pernyataan dari pemuka

teori kebutuhan bahwa sumber motivasi eksternal berasal dari tujuan

pencapaian dan lingkungan. Motivasi dapat teraktivasi apabila adanya

orientasi pencapaian objektif atau pencapaian hubungan sosial (Petri,

2012).

Menurut penelitian Rizanna, (2013) motivasi lain yang dapat

mendorong mahasiswa untuk berhenti merokok adalah faktor keuangan, 6

(30)

meninggalkan rokok, mereka mengakui menghabiskan uang dengan

memberi rokok dapat menggurangi anggaran keuangan mereka untuk

kebutuhan harian lainnya seperti makan, transportasi dan buku. Selain

faktor di atas terdapat faktor yang lain yang dianggap dapat memotivasi

seseorang untuk berhenti merokok yaitu kesehatan, semakin lama orang

merokok maka kesehatannya akan terganggu sehingga orang tersebut akan

semakin mudah untuk berhenti merokok, perilaku merokok dalam kurun

waktu lebih dari satu tahun akan timbul gejala pengriputan kulit, batuk,

sesak nafas, stamina yang menurun dan peredaran darah tidak lancar, bila

gejala tersebut sudah tampak pada perokok, maka perokok akan berusaha

keras untuk berhenti merokok, karena bila orang tersebut masih merokok

maka resiko terjadi penyakit kanker paru-paru dan penyakit jantung akang

semakin cepat, oleh karena itu perokok akan lebih mudah untuk

menghentikan kebiasan menghisap rokok sehingga berhasil (KESMAS,

2012)

Faktor motivasi lain yang dapat menyebabkan remaja berhenti

merokok, yaitu keyakinan dari diri perokok itu sendiri bahwa mantan

perokok akan memiliki prognosis yang lebih baik dibanding mereka yang

masih merokok. Selain itu, keinginan untuk merasakan manfaat langsung

dari berhenti merokok seperti napas menjadi lebih segar, gigi yang kuning

menjadi lebih putih, bau rokok pada baju dan rambut hilang, jari dan kuku

kuning hilang, merasakan makanan menjadi lebih enak, kemampuan

(31)

ketika melakukan aktivitas yang berat bisa menjadi salah satu faktor

motivasi yang lain. Berkurangnya risiko kanker paru-paru atau kanker

yang lain, gagal jantung, stroke, dan penyakit paru-paru kronis juga bisa

menjadi motivator remaja untuk berhenti merokok (American Cancer

Society, 2014).

3. Pengaruh self-help group terhadap motivasi berhenti merokok

Banyak penawaran untuk berhenti merokok datang dari

perkembangan teknologi. Berhenti merokok dilaksanakan dengan berbagai

metode, yaitu farmakoterapi, informasi non-sosial, dan dukungan suportif

interpersonal. Dukungan suportif interpersonal disini adalah Self-Help

Group. Self-Help Group adalah kumpulan dua orang atau lebih yang

datang bersama untuk membuat kesepakatan saling berbagi masalah yang

mereka hadapi, kadang disebut juga kelompok pemberi semangat.

(Steward, 2011). Kelompok kelompok swadaya yang di dasarkan pada

premis bahwa sekelompok individu yang berbagai perilaku kemudian

mereka dapat mengidentifikasi berbagai masalah kolektif kemudian dapat

saling mendukung dan mengendalikan atau menghilangkan perilaku

tersebut (Knight, 2006). Dalam diskusi self-help group setiap anggota

dapat mengeluar pendapat, saran, dan masukan yang dapat mendukung

anggota lainnya (Humprey, 2004).

Sefl-help Group memiliki beberapa karakteristik yang membedakan

kelompok ini dengan kelompok yang lain. Karakteristik utama di

(32)

bagaimana proses perubahan tersebut menimbulkan aksi untuk menolong

diri mereka sendiri (Rahman & Hakikur, 2006). Self-help group

merupakan kelompok saling membantu (mutual-aid group) yang bersifat

nonprofit dimana para anggota memiliki kontrol akan sumber-sumber

informasi dan kebijakan dalam memberikan dukungan. Kegiatan dalam

kelompok ini adalah berbagi pengalaman yang sama, memberikan

kekuatan dan harapan. Fungsi utama self-help group, yaitu memberikan

dukungan sosial, pendidikan, advokasi, mendapatkan informasi,

bagaimana mengatasi (cope) masalah, mendapatkan bantuan materi jika

dibutuhkan, dan merasa dibutuhkan (Asfrod & LeCroy, 2009; O’brien,

2013).

Kembali lagi pada teori motivasi, perubahan perilaku individu harus

diikuti dengan niat, semangat, dan keinginan yang kuat. Keberhasilan self

help group sangat di tentukan dengan motivasi yang dimiliki oleh

partisipan sehingga proporsi droup-out dapat terminimalisir (Ashfrod &

Lecroy, 2009; Zastrow, 2008). Self-help group dapat menjadi sumber

dukungan social yang signifikan. anggota pada kelompok ini dapat

menuangkan isi hatinya dan anggota lain memvalidasi perasaannya.

Orang-orang dengan stigma social akan cenderung memilih tipe dukungan

social ini karena kontrol yang mereka miliki terkait presentasi diri mereka.

Anggota yang mengikuti kelompok ini cenderung lebih terbuka dan tidak

terisolasi karena dukungan yang di berikan oleh anggota lain dapat

(33)

Kelompok swabantu memiliki kualitas yang lebih positif karena

kelompok ini berkaitan dengan hubungan social. Tercapainya tujuan yang

diinginkan dalam self-help group ditentukan oleh dinamika kelompok itu

sendiri. Jika komponen utama dalam self-help group yaitu kekuatan

hubungan interpersonal dan semua anggota kurang, maka tujuan kelompok

tersebut tidak akan tercapai. Sebaliknya jika hubungan interpersonal dan

masing-masing anggota erat merasa saling memiliki dan saling

mendukung maka tujuan kelompok tersebut akan tercapai. Penelitian yang

dilakukan oleh Park, et al. (2012) menyebutkan keefektifan beberapa

intervensi pengontrolan tembakau yang dapat dilakukan dalam rentang

waktu 50 menit sampai dengan 1,5 jam setiap sesinya dalam 4-8 minggu.

Kesimpualan dari penelitian ini bahwa dukungan social sangat dibutuhkan

dan merupakan faktor penentu dari kesuksesan usaha berhenti merokok

(34)

B. Kerangka Konsep

Keterangan

: Diteliti

--- : Tidak diteliti

Perilaku

Merokok

Self-help group Motivasi

Berhenti merokok

Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok :

- Pengetahuan - Pengaruh

keluarga - Pengaruh

teman - budaya

Faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok :

- Keyakinn diri - Status

kesehatan - Keinginan

(35)

C. Hipotesis

Ha : Ada dapat pengaruh self-help group terhadap motivasi berhenti

merokok pada mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah

(36)

19

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif Jenis

penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

group design. Penelitian ini menggunakan dua kelompok, dimana kelompok

perlakuan diberikan intervensi sedangkan kelompok kontrol tidak. Pada kedua

kelompok diberlakuan pre-test, dan setelah diberikan intervensi diadakan

pengukuran kembali (post-test) (Nursalam, 2013).

Berikut merupakan rancangan desain penelitian esperimental kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol, pre-test, intervensi, dan post-test:

O1 XI O2

O3 O4

Keterangan:

O1 : Nilai Pretest pada kelompok intervensi sebelum dilakukan

intervensi.

O2 : Nilai Posttest pada kelompok intervensi setelah dilakukan

intervensi.

O3 : Nilai Pretest pada kelompok kontrol sebelum diberikan leaflet.

O4 : Nilai Posttest pada kelompok kontrol setelah diberikan leaflet.

(37)

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah setiap subjek yang memenuhi

kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013). Populasi dalam penelitian

ini adalah Mahasiswa perokok aktif di Fakultas Teknik Mesin Universitas

Muhammadiyah Yoyakarta Angkatan 2015 yang berjumlah 107 orang.

2. Teknik pengambilan sampel

Jumlah sampel pada penelitian ini diambil sebanyak 25% (Arikunto,

2010) dari jumlah populasi sehingga didapatkan total responden 26 orang,

26 orang sebagai kelompok eksperimen dan 26 orang sebagai kelompok

kontrol.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah probability sampling dengan metode random sampling yang

memenuhi kriteria

a. Kriteria Inklusi

1) Bersedia menjadi responden penelitian dan dapat bekerjasama

dalam penelitian.

2) Tidak dapat memiliki gangguan penglihatan dan pendengaran

b. Kriteria Eksklusi

(38)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Teknik Mesin Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan dari bulanjuni 2016.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (independent)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sefl-help group

2. Variabel Terikat (dependent)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi berhenti merokok

pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(39)
[image:39.595.132.540.177.745.2]

E. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala self-help group

Suatu kelompok yang menyediakan dukungan bagi setiap anggota yang

mempunyai masalah yang sama , dimana dalam anggota kelompok tersebut saling berbagi pengalaman tentang kesulitan dan cara mengatasi masalah yang di hadapi oleh anggota untuk di diskusikan dengan anggota lain. Dalam penelitian ini peneliti memberikan self-help group yang membahas tentang berapa jumlah rokok yang sering di habiskan oleh responden setiap harinya dan faktor yang mempengaruhi responden merokok, self-help group dilakukan

sebanyak 3 kali intervensi, 1 kali intervensi dilakukan selama 30 menit, setiap intervensi akan di lakukan evaluasi sebelum dan sesudah intervensi untuk mengetahui motivasi berhenti merokok Program self-help group Motivasi berhenti merokok

Suatu dorongan atau keinginan yang datag baik dari diri sendiri atau lingkungan sehingga dapat menyebabakan perubahan seseorang untuk berhenti merokok meliputi dukungan, persepsi, pengetahuan, keyakinan dari diri sendiri dan waktu untuk segera berhenti merokok.

Kuesioner 1) Skor 0-6 motivasi rendah 2) Skor 7-9

motivasi sedang 3) Skor 10

(40)

F. Instrument Penelitian

1. Kuesioner

Instrument yang di gunakan untuk mengetahui motivasi berhenti

merokok pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta angkatan 2015 adalah dengan metode angket yaitu

menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

adalah kuesioner motivasi Ricmond test. Ricmont test adalah kuesioner

yang terdiri dari 4 pertanyaan motivasi berhenti merokok dan merupakan

[image:40.595.129.514.376.715.2]

kuesioner tertutup dengan alternatif jawaban yang berbeda-beda.

Tabel 3. 2 Penilaian kuesioner Richmond Test

T a b e l 3 . 3 K i s i -

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pertanyaan didalam kuesioner motivasi untuk berhenti merokok

Aspek Favourable Unfavourable Jumlah

Keinginan untuk berhenti merokok

1,2,3,4 - 4

Jumlah total 4

Pertanyaan Jawaban Penilaian

1 a. Tidak

b. Iya

0 1

2 a. Tidak sama sekali

b. Sedikit c. Sedang

d. Sangat tertarik

0 1 2 3

3 a. Sangat tidak ingin

b. Mungkin tidak ingin c. Kemungkinan ingin d. Sangat ingin

0 1 2 3

4 a. Sangat tidak ingin

b. Mungkin tidak ingin c. Kemungkinan ingin d. Sangat ingin

(41)

G. Cara Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini berupa data primer. Data primer dikumpulkan

oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk pernyataan yang

disusun secara tertutup, berupa nilai pre-test dan post-test diperoleh dari hasil

mengisi kuesioner.

Untuk memperoleh proses penilaian, peneliti menyajikan rangkaian

kegiatan selama proses penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Pra penelitian

Observasi dan studi pendahuluan ke Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta untuk menentukan populasi mahasiswa

sehingga diperoleh sampel untuk penelitian.

2. Persiapan penelitian

Tahap persiapan penelitian mencakup kegiatan perumusan masalah

penyusunan proposal, menyusun instrumen penelitian, penyusunan surat

ijin untuk melaksanakan penelitian dan pertemuan dengan kaprodi

Fakultas Teknik untuk meminta persetujuan. Setiap mahasiswa yang

mengikuti penelitian ini diyakinkan untuk tidak diberi sanksi oleh pihak

kampus yang mengetahui mahasiswanya merokok.

3. Pelaksanaan penelitian

Pada tahap ini dengan menentukan responden yang dapat

berpartisipasi dalam penelitian. Peneliti dibantu oleh asisten. Peneliti

memberikan kuesioner kepada responden. Kemudian peneliti memberikan

(42)

kepada Mahasiswa Teknik Mesin Angkatan 2015 di Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta yang telah ditentukan menjadi responden,

mengenai kuesioner yang akan dibagikan serta penjelasan tentang

intervensi self-help group yang akan diberikan. Jika mahasiswa bersedia

menjadi responden maka dipersilahkan menandatangani surat pernyataan

informed consent. Setelah menyetujui kuesioner untuk pre-test. Kemudian

dilakukan intervensi SHG dengan 3 kali intervensi dengan 26 mahasiswa.

dan nantinya akan ada 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan diberikan waktu

30 menit dan dipertemuan terakhir diberikan kuesioner kembali untuk

post-test.

H. Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Richmond Test

yang merupakan kuesioner baku dalam Bahasa Inggris dan sudah dialih

bahasakan oleh Nasir (2014). Uji validitas dilakukan kembali oleh Astiti

(2015) pada tanggal 16 Februari 2015 dengan membagikan kuesioner di

SMA Muhammadiyah 2. Validitas isi ini dilakukan dengan menggunakan

rumus Pearson Product Moment Correlation yang kemudian diolah

dengan program komputer. Responden dalam uji validitas ini sebanyak 9

orang atau sebesar 10-20% dari total sampel (Sugiono, 2007), sehingga

didapatkan nilai r tabel 0,666 dengan taraf signifikan sebesar 5%. Hasil uji

validitas kuesioner motivasi berhenti merokok didapatkan 4 item

(43)

2. Uji Reabilitas

Uji realibilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha

karena penilaian kuesioner yang digunakan adalah skala Likert. Pertanyaan

dikatakan reliabel apabila didapat nilai Cronbach’s Alpha lebih dari

konstanta atau >0,6. Hasil uji Cronbach’s Alpha menunjukkan angka

0,864 sehingga kuesioner dikatakan reliable

I. Pengolahan Data dan Metode Analisa Data

1. Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2007) pengolahan data adalah cara untuk mengolah data

agar dapat disimpulkan dan ditransformasikan menjadi sebuah informasi.

Dimana sebelum pengolahan data ini diperlukan analisa data terlebih

dahulu. Tahap pengolahan data sebagai berikut :

a. Editing

Editing merupakan usaha untuk memeriksa kembali kebenaran

data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan setelah data

terkumpul.

b. Coding

Coding merupakan pemberian kode angka terhadap data yang

terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini digunakan apabila

(44)

c. Data Entry

Data Entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah

decoding kedalam master tabel atau databese computer, kemudian

membuat tabel kontingensi.

2. Analisa Data

Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data.

Pengolahan data menggunakan bantuan program komputer. Penelitian ini

menggunakan analisa data :

a. Univariat

Analisa univariat diguanakan untuk menganalisis data

karakteristik demografi responden yang akan ditampilkan dengan

presentase dan frekuensi (Notoadmodjo, 2010).

b. Bivariat

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Wilcoxon karena data tidak terdistribusi normal atau non-parametrik

dan berpasangan, dan skala yang digunakan merupakan skala

kategorik, untuk melihat perbedaan motivasi antara kelompok

intervensi dan kelompok kontrol menggunakan uji Man-Whitney

karena data responden pada kuesioner motivasi tidak berdistribusi

normal atau non-parametrik dan berpasangan. Dari uji statistik didapat

nilai yang signifikan (p). Jika nilai sig < 0,05 maka Ha diterima dan

Ho ditolak, sedangkan jika nilai sig > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho

(45)

J. Etika Penelitian

Nursalam (2008) menyatakan bahwa dalam penelitian harus

memperhatikan prinsip-prinsip etik. Prinsip-prinsip tersebut antara lain :

a. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

Dalam hal ini, yang termasuk dalam prinsip menghargai hak asasi

manusia adalah informed consent atau lembar persetujuan. Informed

consent merupakan suatu lembar persetujuan yang diberikan peneliti

kepada responden untuk menjelaskan maksud, tujuan dan dampak dari

penelitianyang dilakukan.

b. Prinsip keadilan (right to justice)

Prinsip keadilan dalam penelitian adalah confidentiality atau menjaga

rahasia. Sebuah penelitian harus menjunjung kerahasiaan data yang

diperoleh dari responden dan menggunakan data sesuai dengan kebutuhan

penelitian.

c. Prinsip manfaat

Penelitian yang dilakukan harus memberikan manfaat sebanyak

mungkin tanpa memberikan kerugian dan penderitaan pada subjek yang

(46)

29

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada

Mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2015. Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta berdiri pada tanggal 1 maret 1981 yang beralamat di jalan lingkar

selatan kecamatan kasihan bantul, daerah istimewah Yogyakarta. Salah satu

misi universitas ini yaitu mengembangkan peserta didik agar menjadi lulusan

yang berahlak mulia, berwawasan dan berkemampuan tinggi dalam ilmu

pengetahuan dan teknologi. Ada beberapa budaya islami yang ingin di

tegakkan, salah satunya adalah budaya tidak merokok. Hal ini tampak pada

dalam Keputusan Rektor Nomor 64/SK-UMY/XII/2011 yang memutuskan

bahwa merokok dilarang di seluruh area kampus Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta (UMY) baik indoor maupun outdoor bagi semua pegawai

edukatif, pegawai administratif, mahasiswa dan semua stakeholder UMY yang

lainnya. Jadwal kuliah mahasiswa teknik mesin angkatan 2015 berbeda-beda

tiap masing-masing anak. Seluruh mahasiwa kuliah dan praktikum dari hari

senin sampai sabtu dengan jadwal yang padat yaitu kuliah pagi dimulai pukul

07.30 WIB dan sore berakhir pukul 17.00 WIB. Untuk jadwal praktikum

setiap senin, selasa, dan jumat pukul 12.30-15.00 WIB. Jeda istirahat antara

kuliah satu dengan kuliah selanjutnya hanya sebentar yaitu 15 menit kecuali

jeda istirahat siang yaitu 40 menit. Materi kuliah yang diberikan tidak ada

yang berkaitan dengan kesehatan terlebih waktu kuliah yang padat sehingga

(47)

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa teknik mesin angkatan 2015 yang

aktif merokok. Total mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2015 terdiri dari 210

mahasiswa. Penelitian ini menggunakan responden yang aktif merokok dan

masih aktif kuliah dengan total responden 52 mahasiswa.

B. Karakteristik Responden

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 52 remaja perokok yang

merupakan mahasiswa aktif Program Studi Teknik Mesin Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015. Responden dibagi menjadi

dua kelompok yaitu kelompok intervensi yang diberikan intervensi berupa

pendidikan kesehatan dengan Self-Help Group sebanyak 26 orang

responden dan kelompok kontrol sebanyak 26 orang yang hanya diberikan

leaflet. Hasil tentang karakteristik responden dalam penelitian ini

digunakan untuk mengetahui gambaran umum responden berdasarkan

jenis kelamin dan usia.

Data gambaran karakteristik responden disajikan dalam bentuk tabel

berikut:

Tabel 4.1 Data gambaran karakteristik respondent

Karakteristik

Kelompok intervensi Kelompok Kontrol Jumlah (n) Persentas

e %

Jumlah (n)

Persentase %

Jenis Kelamin

a. Laki-laki 26 100 26 100

Usia sekarang

a. 17-19 tahun 19 73,1 12 46,2

b. 20-22 tahun 7 26,9 14 53,8

(48)

Tabel 4.1 menunjukan bahwa 100% responden berjenis kelamin

laki-laki diikuti hasil perhitungan responden berdasarkan usia terbanyak

adalah 17-19 tahun dengan jumlah 19 responden (73,1%) pada kelompok

intervensi dan 20-22 tahun dengan jumlah 14 responden (53,8%) pada

kelompok kontrol

2. Gambaran Motivasi Berhenti Merokok Kelompok Peneltian

Tabel 4.2 Gambarn Motivasi Berhenti Merokok Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

Motivasi Berhenti Merokok

Kelompok Perlakuan

Kelompok Kontrol

n % N %

Pre-test

Motivasi rendah 14 53,8% 14 38,5%

Motivasi sedang 11 42,3% 12 61,5%

Motivasi tinggi 1 3,8% - -

Post-test

Motivasi rendah - - - -

Motivasi sedang 19 73,1% 18 69,2%

Motivasi tinggi 7 26,9% 8 30,8%

Sumber: Data Primer (2016)

Tabel 4.2 menunjukan bahwa motivasi berhenti merokok kelompok

intervensi pada saat pre-test paling dominan berada pada kategori rendah

yaitu sebanyak 11 responden (53,8%) dan pada kategori sedang yaitu

sebanyak 11 responden (42,3%). Motivasi kelompok intervensi pada saat

post-test setelah dilakukan perlakuan pada kategori motivasi sedang

meningkat menjadi 19 responden (73,1%) meningkat juga pada kategori

[image:48.595.147.510.314.497.2]
(49)

Motivasi berhenti merokok kelompok kontrol pada saat pre-test

paling dominan berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 14 orang

(38,5%) dan pada kategori sedang yaitu sebanyak 12 orang (61,5%).

Motivasi keolompok kontrol pada saat post-test setelah diberikan leaflet

pada kategori sedang meningkat menjadi 18 orang (69,2%) dan menigkat

pada kategori tinggi sebanyak 8 orang (30,8%).

1. Hasil Uji Perbedaan Rerata Motivasi Berhenti Merokok Pada Tiap Kelompok Penelitian

Uji yang dilakukan untuk membandingkan motivasi pada setiap

pengukuran motivasi pada kelompok penelitian menggunakan Uji

Wilcoxon. Uji hipotesis komparatif perhitungan p<0,005 berarti paling

tidak terdapat dua kelompok data yang mempunyai perbedaan rerata yang

bermakna dilanjutkan dengan analis Mann whitney untuk mengetahui

kelompok mana yang berbeda secara bermakna (Dahlan, 2013)

[image:49.595.184.510.586.646.2]

a. Hasil Uji Wilcoxon Pengukuran Motivasi Pada Kelompok Perlakuan

Tabel 4.3 Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Perlakuan Disertai Informasi Rerata dan Simpang Baku

Motivasi berhenti merokok N Median P

Pre-test

26 6.00 0,000

Post-test 9.00

Sumber: Data Primer (2016)

Hasil analisis dengan uji Wilcoxon pada kelompok intervensi

diperoleh nilai p=0,000 dengan rerata motivasi tertinggi pada

(50)

Karena nilai p=0,000 maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat

perbedaan motivasi berhenti merokok yang signifikan pada kelompok

intervensi.

[image:50.595.184.512.259.324.2]

b. Hasil Uji Wilcoxon Pengukuran Motivasi Pada Kelompok kontrol

Tabel 4.4 Hasil Uji wilcoxon Kelompok Kontrol Disertai Informasi Rerata dan Simpang Baku

Motivasi berhenti merokok N Median P

Pre-test

26 6.00 0,000

Post-test 9.00

Sumber: Data Primer (2016)

Hasil uji Wilcoxon pengukuran motivasi pada kelompok kontrol

diperoleh nilai p=0,000 dengan rerata paling tinggi pada pengukuran

motivasi post-test setelah diberikan Sefl-Help Group. Karena nilai

p<0,005 maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan

motivasi berhenti merokok yang bermakna pada pengukuran motivasi

kelompok kontrol.

2. Hasil Uji Perbedaan Rerata Motivasi Berhenti Merokok antara Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

Untuk membandingkan adanya perbedaan bermakna antara

kelompok intervensi dan kelompok kontrol digunakan uji Mann Whitney.

Hasil perhitungan p<0,005 berarti paling tidak terdapat dua kelompok data

yang mempunyai perbedaan rerata yang bermakna dilanjutkan dengan

analis Post-Hoc Mann Whitney untuk mengetahui kelompok mana yang

(51)
[image:51.595.157.512.145.242.2]

Tabel 4.5 Hasil Uji Mann Whitney Disertai Informasi Rerata dan Simpang Baku

Kelompok n Median

(∂

Std.

deviation P.value Pretest perlakuan 26 6.00 -3 0,542 0,900

Kontrol 26 9.00

Posttest perlakuan 26 6.00 -3 0,457 0,762

Kontrol 25 9.00 Sumber. Data Primer (2016)

Hasil uji Mann-Whitney pada tabel di atas menunjukan nilai

p=0,900 dengan arti tidak terdapat perbedaan motivasi merokok pada

kelompok intervensi yang diberikan Sefl-Help Group dengan kelompok

kontrol yang diberikan liflet. Dari hasil tabel 4.5, telah dilakukan

Uji-mann-Whitney Tes di peroleh nilai p.value > 0,005, hal ini menyatakan

tidak ada pengaruh self-help group terhadap motivasi berhenti merokok.

C. Pembahasan

1. Karakteristik Responden Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti menganalisis

karakteristik responden yaitu usia. Hasil penelitian mengenai karakteristik

demografi responden berupa data usia terbanyak baik pada kelompok

kontrol maupun kelompok itervensi bersusia 17 tahun (73,1%). Usia

responden pada penelitian ini berkisar antara 17-22 tahun yang masih

tergolong remaja pertengahan dan remaja akhir. Usia responden paling

banyak adalah usia 17 tahun karena sebagian besar responden berasal dari

angkatan 2015. Menurut Ramadhy (2004), pada fase remaja akhir, seorang

(52)

dirinya dan juga lebih banyak bergaul dengan teman sebaya di luar rumah

sehingga berpotensi membuat anak menjadi berperilaku merokok. Remaja

laki-laki pada umumnya sering sekali mengalami stress, cara laki laki

menghilangankan stress mereka dengan melakukan perbuatan negatif

seperti merokok dan alkohol (Amelia, 2009).

Hasil penelitian tersebut juga didukung data WHO 2006 yang

menunjukan prevalensi perokok laki-laki diatas 15 tahun lebih tinggi

dibandingkan perokok perempuan sebanyak 61,7% perokok laki-laki dan

5,2% perempuan. Jumlah perokok laki-laki pada tahun 2009 mengalami

peningkatan sebanyak 65,9% dan perokok perempuan justru mengalami

penurunan sebanyak 4,5 % (Rosdiana, 2011)

Menurut Royal College of Phisicians (2010) & Rosdiana (2011)

menjelaskan bahwa terjadinya peningkatan umur mulai merokok ini dapat

disebabkan banyak faktor diantaranya adanya kemudahan seseoarang

untuk memperoleh rokok serta tidak ada aturan yang mengatur usia yang

diperbolehkan untuk membeli rokok, pengambaran merokok melalui film,

media sosial dan periklanan dan adanya pengaruh dari teman perokok.

Frekuesi merokok seseorang akan mempengaruhi keberhasilan

seseorang untuk berhenti merokok. Semakin muda orang lain mulai

merokok kemungkinan untuk berhenti merokok akan lebih rendah karena

akibat dari ketergantungan nikotin didalam rokok (syafiie, Frieda &

Kahija, 2009). Rokok juga mempunyai kandungan dose response effect

(53)

adaptif didalam sistem saraf pusat seseorang yang ditandai dengan

kehilangan kontrol saat mengkonsumsi rokok dan munculnya gejala

withdrawl symptoms ketika berhenti merokok (McLellan, 2000; Syafiie,

Frieda & Kahija, 2009). Hal ini yang akan mempengaruhi motivasi dan

akan mengganggu keberhasilan seseorang untuk berhenti merokok

sehingga akan membuat kebanyakan perokok yag berusaha berhenti

merokok kembali merokok setelah 6-12 bulan abstinensia (Sadikin &

Louisa, 2008).

Pernyataan tersebut diperkuat dengan penelitian Elizabeth (2010) cit

Rosita, Suswardany dan Abidin (2012), mengatakan semakin sering

frekuensi merokok seseorang maka semakin tinggi kandungan nikotin

dalam tubuh. Semakin sering orang menghisap rokok secara

berulang-ulang maka nikotin dalam tubuh akan lebih kuat untuk memberikan

perasaan yang positif. Meskipun ia tidak merokok setiap hari namun bila ia

merokok pada saat kondisi psikis yang mendukung untuk merokok, maka

ia akan merokok berulang-ulang hingga kondisi psikisnya dirasa membaik

dan akhirnya menjadi ketergantungan terhadap rokok. Ketika

ketergantungan maka ia akan merokok setiap hari dan menjadi kebiasaan.

Dengan demikian perokok akan semakin sulit meninggalkan kebiasaannya

tersebut. Oleh karena itu , keberhasilan berhenti merokok dapat diprediksi

melalui frekuensi merokok seseorang.

Hasil penelitian mengenai karakteristik usia didapatkan responden

(54)

promosi pemasaran rokok karena mereka masih rentan dan cepat

terpengaruh dengan kondisi yang ada dilingkungan (KEMENKES, 2012).

Pada penelitian ini responden semua pernah merokok. Hal ini dikarenakan

pergaulan mereka dan tekanan dari lingkungan. Remaja pada usia ini

sangat cepat menerima informasi yang didapat dan mengaplikasikannya

kedalam kehidupan nyata (Aditama, 2004). Dalam Self-Help Group

mahasiswa di bantu untuk mendapatkan informasi yang positif dengan

memberitahukan kerugian-kerugian yang dialami sehingga bisa mengubah

presepsinya terhadap rokok.

2. Pengaruh Self-Help Group Terhadap Motivasi Berhenti Merokok

Hasil penelitian menunjukan motivasi berhenti merokok sebelum di

berikan Self-Help Group sebanyak 14 orang (53,8%) motivasi rendah, 11

orang (42,3%) motivasi sedang, dan 1 orang (3,8%) motivasi tinggi. Hasil

analisis uji beda mean menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan terhadap tiap kelompok perlakuan (p=0,000). Hal tersebut

dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan

kuesioner yang telah dibagikan bahwa faktor keluarga dan faktor teman

yang lebih banyak mempengaruhi sikap remaja untuk merokok ( Musaeni,

2011).

Terdapat perbedaan yang signifikan pada motivasi mahasiswa

sebelum dilakukan intervensi dan setelah dilakukan intervensi atau

motivasi mahasiswa meningkat setelah diberikan Self-Help Group tentang

(55)

motivasi karena motivasi merupakan dasar upaya dalam berhenti merokok.

Oleh sebab itu, sangatlah penting mengetahui motivasi berhenti perokok

sebelum dan sesudah untuk berhenti merokok (Buzwoski, et al., 2014).

Banyak penawaran untuk berhenti merokok datang dari perkembangan

teknologi. Berhenti merokok dilaksanakan dengan berbagai metode, yaitu

farmakoterapi, informasi non-sosial, dan dukungan suportif interpersonal.

Dukungan suportif interpersonal disini adalah Self-Help Group. Self-Help

Group adalah kumpulan dua orang atau lebih yang datang bersama untuk

membuat kesepakatan saling berbagi masalah yang mereka hadapi, kadang

disebut juga kelompok pemberi semangat. (Steward, 2011).

Self-Help Group memiliki kualitas yang lebih positif karena

Self-Help Group ini berkaitan dengan hubungan sosial. Tercapainya tujuan

yang diinginkan dalam Self-Help Group yang ditentukan dinamika

kelompok itu sendiri. Jika dinamika utama dalam Self-Help Group itu

adalah jika kekuatan hubungan interpersonal kurang, maka tujuan

kelompok tidak akan tercapai. Sebaliknya, jika hubungan interpersonal

dari masing-masing anggota kelompok terjalin dengan baik, anggota saling

mendukung satu sama lainnya maka tujuannya akan tercapai. Keberhasilan

dari Self-Help Group itu dapat dilihat dari tercapainya tujuan kelompok

(56)

3. Pengaruh Self-Help Group terdahap Motivasi Berhenti Merokok Pada Kelompok Intervensi dan kontrol

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan uji

wilcoxon tentang perbedaan nilai pre-test dan post-test pada kelompok

inte

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 3. 2 Penilaian kuesioner Richmond Test
Tabel 4.2 Gambarn Motivasi Berhenti Merokok Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Tabel 4.3 Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Perlakuan Disertai Informasi Rerata dan Simpang Baku
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada responden yang memiliki self-efficacy yang rendah (55%) dengan aspek persepsi resiko merokok, dan aspek harapan hasil untuk berhenti merokok tinggi namun untuk

Pemberdayaan Difabel Melalui Program Self Help Group (SHG) Kota Surakarta Oleh Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (PPRBM),

Tujuan: Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kawasan tanpa rokok dengan motivasi berhenti merokok pada mahasiswa

Demikian maka dapat disimpulkan adanya pengaruh signifikan dari pemberian pendidikan kesehatan peer group terhadap keinginan berhenti merokok pada remaja kelas X

Demikian maka dapat disimpulkan adanya pengaruh signifikan dari pemberian pendidikan kesehatan peer group terhadap keinginan berhenti merokok pada remaja kelas X

Tujuan : Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian gambar motivasi melalui media sosial line terhadap motivasi berhenti merokok mahasiswa

Pada kelompok lain dalam penelitian ini ditemukan 9 responden yang memiliki self efficacy rendah namun ingin berhenti merokok, sebenarnya banyak faktor yang bisa diungkapkan untuk

8 1% 9 < 1% 10 < 1% 11 < 1% 12 < 1% 13 < 1% 14 < 1% Exclude quotes On Exclude matches < 5 words Self Help Group SHG", Jurnal Ilmu Kesehatan, 2017 Publication Submitted to