MEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
ANGKATAN 2015
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh : ARFIKI DUWILA
20120320104
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
i
MEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
ANGKATAN 2015
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh : ARFIKI DUWILA
20120320104
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
ii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ANGKATAN 2015
Disusun oleh
ARFIKI DUWILA 2012032020104
Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal: 22 Agustus 2016
Dosen pembingbing Dosen penguji
Dianita Sugiyo, Ns., MHID., HNC
NIK: 1982010820071017307
Dr. Titih Huriah, Ns., M. Kep.,
Sp. kom
NIK : 173045
iii
Nama : Arfiki duwila
NIM : 20120320104
Prodi : Ilmu Keperawatan
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang penulis
tulis benar-benar merupakan hasil karya tulis sendiri dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks yang dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian
akhir Karya Tulis Ilmiah ini.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil jiplakan, maka penulis bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Yogyakarta, 22 Agustus 2016
Yang membuat pernyataan,
iv
1. Allah SWT, Tuhan Pencipta Alam, Alhamdulillah, Terimah kasih atas
kelancaran yang telah diberikan pada saya sehingga dapat menyelesaikan
skripsi tepat waktu, Alhamdulillah telah memberikan kemudahan dan banyak
pelaaan dalam hidup. Terimah kasih telah memberikan kesempatan kepada
saya karena lebih mengerti dan memaknai arti bersyukur dengan keadaan
yang dijalani.
2. Kedua orang tua dan keluarga, Bapak Akbp. M.A. Duwila, Ibu Siti Nuriman
Umasugi, Kaka Brigpol Sumarlin Ismiaty Duwila SH., Sry Haryati Duwila
ST., Briptu Mardiman Duwila, Ade Titi Sulistia Wati Duwila, terimah kasih
telh memberikan semangat dan kasih sayang yang tak pernah putus. Slalu
memberikan yang terbaik buat saya, selalu mendoakan saya tanpa henti, dan
menjadi motivator no satu di dalam hidup saya.
3. Patner KTI Ariffa Apriana, Fitri Aspatrianti, terimah kasih untuk
kerjasamanya, ilmunya, bantuannya, mondar mandir untuk sama-sama
berjuang menyelesaikan skripsi bersama.
4. Sahabat-sahabat saya, Bolang, Banu Eman Susetya, Ahmad Mulimin, Widya
Winda Sari, Adelia Pradita Monanda, Novia Ratnawati, Denda Fenti, Erna
Susanti, Evi Novita Sari, Desi Andaru Pusparini, Zuliyani, Ernah Rahmawati
terimah kasih untuk support kalian kepada saya.
5. Sahabat-sahabat kost A.yani, Banu Eman Susetya, Ahmad Muslimin, Erik
Erpan, , Ariq Dicky, terimah kasih atas dukungannya.
6. Teman-Teman satu bimbingan, Ibu Dianita, Aris Handoko, Ahmad Jumanto,
Hafidz Ardita, Ariffa Apriana, Fitri Aspatrianti, terimah kasih untuk kerja
kerasnya, bantuanya, ilmunya, semangat dan dukungannya kepada saya, untuk
bersama-sama menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
7. Teman-teman super heboh, Meidila Putri, Dwirani, Sely marisa, Nawang,
Zainab, Amel, Ariffa, Ftiri, Elvira, Santi, Fajrini, Riskawati, Tiwi, Rohana,
vi
Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan salawat atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta
keluarganya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang
berjudul “Pengaruh Self-Help Group Terhadap Motivasi Berhenti Merokok Pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2015”
Teriring rasa syukur penulis yang begitu besar, karena akhirnya penulis
mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa proses
penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An.,M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Sri Sumaryani, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Mat.,HNC., selaku Ketua Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Dianita Sugiyo, S.Kep., Ns., MHID., HNC selaku mentor atau dosen
pembimbing yang telah membimbing kami hingga menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini.
4. Dosen penguji Ibu Dr. Titih Huriah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kom yang telah
meluangkan waktu untuk menguji dan memberi arahan kepada penulis dalam
penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
5. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan dalam
penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
6. Responden penelitian ini yaitu mahasiswa teknik mesin angkatan 2015
Univeristas Muhammadiyah Yogyakarta
7. Teman-teman PSIK 2012 seangkatan yang selalu memberikan semangat dan
vii
mengingat keterbatasan peneliti, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan karya tulis
ilmiah ini.
Wassalammu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Yogyakarta, 22 Agustus 2016
Penulis
viii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR SINGKATAN ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
INTISARI ... xii
ABSTRACT ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Penelitian Terkait ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Tinjauan Teori ... 9
1. Alas an Merokok ... 9
2. Berhenti merokok dan motivasi ... 10
3. Pengaruh self-help group terhadap motivasi berhenti merokok... 14
B. Kerangka Konsep ... 17
C. Hipotesis ... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 19
A. Desain Penelitian ... 19
B. Populasi danSampel Penelitian ... 20
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21
D. Variable Penelitian ... 21
E. Definisi Operasional ... 22
F. Instrument Penelitian ... 23
G. Cara Pengumpulan Data ... 24
H. Uji Validitas dan Reabilitas ... 25
I. Pengolahan Data dan Metode Analisa Data ... 26
J. Etika Penelitian ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 29
B. Karakteristik responden ... 30
C. Pembahasan ... 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
A. Kesimpulan ... 46
B. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 48
ix
Tabel 3.2 Penilaian kuesioner Richmond Test ... 23
Tabel 4.1 karakteristik responden…..………..30
Tabel 4.2 Gambaran Motivasi Berhenti Merokok………....31
Tabel 4.3 Uji wilcoxon pada kelompok intervensi………...32
Tabel 4.4 Uji Wilcoxon pada kelompok Kontrol………...……..33
x WHO : Word Health Organization
BPS : Badan Pusat Statistika
Depkes : Departemen Kesehatan
Diskes : Dinas Kesehatan
xi Lampiran 2. Persetujuan menjadi responden
Lampiran 3. Program Pemberian Self-Help Group
xii
Pembimbing :
Dianita Sugiyo, S.kep.,Ns.,MHID.,HNC
INTISARI
Latar Belakang: Perilaku merokok perupakan ancaman kesehatan Global hingga saat ini. Prevalensi merokok aktif remaja 12-18 tahun terus meningkat di DI Yogyakarta walau usaha pencegahan dan program berhenti merokok dari pemerintah telah dilakkukan. Salah satu metode yang bisa diterapkan untuk menangani masalah perilaku merokok adalah dengan sefl-help group
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Self-Help Group terhadap motivasi berhenti merokok pada mahasiswa Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan2015
Metode Penilitian: Penelitian ini adalah quasi-experimentaldengan pre-post with control group. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling. Tiga puluh dua responden mengikuti penelitian ini dan dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen mendapatkan Self-Help Group sekali dalam sehari. Data diperoleh dengan kuesioner motivasi Richmod Test yang valid (r=0,666) dan reliable (r=0,846). Data analisa dengan mengunakan uji Wilcoxon dan Mann-whitney. Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak107 populasi, dari 107 populasi tersebut diambil 25% atau 26 responden sebagai sampel penelitian.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden penelitian berusia 17 tahun. Ada peningkatan motivasi yang signifikan pada kelompok kontrol. Ada peningkatan motivasi yang signifikan terhadap kelompok eksperimen setelah dilakukan intervensi (p<0,05, t=0.000).
Kesimpulan: Self-Help Group efektif meningkatkan motivasi berhenti merokok pada mahasiswa teknik mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015 dengan tingkat motivasi lebih tinggi.
xiii
Dianita Sugiyo, S.Kep., Ns., MHID., HNC
ABSTRACT
Background: Smoking behavior is a global health threats til today. The number of active smoker among adolescents aged 12-18 years old in DI Yogyakarta keeps on increasing even thoung there are number of smoking prevention and smoking cessation program have been done by the government. one of the methods that can be applied to address the issue of smoking behavior is by self-help group.
Purpose: The purpose of this study was to examine the effect of Self-Help Group Toward Motivation to Quit Smoking in the program study of machine faculty engineering 2015 Generation at University Muhammadiyah of Yogyakarta
Reseach Method: This was a quasy experimental study with pre-post test using control group. The sampling method was non-probability sampling with random sampling method. Thrty two respondents participated in this study and they were divded into control group and experimental group. The data were collected by using valid (r=0,666) and reliable (r=0,846) Ricmond Test motivation questionnaire. Wilcoxon test and Mann-Whitney test were used to analizy the data.
Results: The result of the study showed that most of the respondents who participated were 17 years-old. There was significant motivation improvement among the control group. There was significant motivation improvement among experimental group after the intervention (p<0,05, t=0,000).
Conclusion: in conclusion self-help group is effective to improve the motivation to quit smoking in the program study of machine faculty engineering 2015 Generation at University Muhammadiyah of Yogyakarta
Arfiki, Duwila. (2016). Pengaruh Sefl-Help Group Terhadap Motivasi Berhenti Merokok Pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2015
Pembimbing :
Dianita Sugiyo, S.kep.,Ns.,MHID.,HNC
INTISARI
Latar Belakang: Perilaku merokok perupakan ancaman kesehatan Global hingga saat ini. Prevalensi merokok aktif remaja 12-18 tahun terus meningkat di DI Yogyakarta walau usaha pencegahan dan program berhenti merokok dari pemerintah telah dilakkukan. Salah satu metode yang bisa diterapkan untuk menangani masalah perilaku merokok adalah dengan sefl-help group
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Self-Help Group terhadap motivasi berhenti merokok pada mahasiswa Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan2015
Metode Penilitian: Penelitian ini adalah quasi-experimentaldengan pre-post with control group. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling. Tiga puluh dua responden mengikuti penelitian ini dan dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen mendapatkan Self-Help Group sekali dalam sehari. Data diperoleh dengan kuesioner motivasi Richmod Test yang valid (r=0,666) dan reliable (r=0,846). Data analisa dengan mengunakan uji Wilcoxon dan Mann-whitney. Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak107 populasi, dari 107 populasi tersebut diambil 25% atau 26 responden sebagai sampel penelitian.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden penelitian berusia 17 tahun. Ada peningkatan motivasi yang signifikan pada kelompok kontrol. Ada peningkatan motivasi yang signifikan terhadap kelompok eksperimen setelah dilakukan intervensi (p<0,05, t=0.000).
Kesimpulan: Self-Help Group efektif meningkatkan motivasi berhenti merokok pada mahasiswa teknik mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015 dengan tingkat motivasi lebih tinggi.
Arfiki Duwila. (2016). The Effect Self-Help Group Toward Motivation to quit Smoking in the program study of machine faculty engineering 2015 Generation at University Muhammadiyah of Yogyakarta
Pembimbing :
Dianita Sugiyo, S.Kep., Ns., MHID., HNC
ABSTRACT
Background: Smoking behavior is a global health threats til today. The number of active smoker among adolescents aged 12-18 years old in DI Yogyakarta keeps on increasing even thoung there are number of smoking prevention and smoking cessation program have been done by the government. one of the methods that can be applied to address the issue of smoking behavior is by self-help group.
Purpose: The purpose of this study was to examine the effect of Self-Help Group Toward Motivation to Quit Smoking in the program study of machine faculty engineering 2015 Generation at University Muhammadiyah of Yogyakarta
Reseach Method: This was a quasy experimental study with pre-post test using control group. The sampling method was non-probability sampling with random sampling method. Thrty two respondents participated in this study and they were divded into control group and experimental group. The data were collected by using valid (r=0,666) and reliable (r=0,846) Ricmond Test motivation questionnaire. Wilcoxon test and Mann-Whitney test were used to analizy the data.
Results: The result of the study showed that most of the respondents who participated were 17 years-old. There was significant motivation improvement among the control group. There was significant motivation improvement among experimental group after the intervention (p<0,05, t=0,000).
Conclusion: in conclusion self-help group is effective to improve the motivation to quit smoking in the program study of machine faculty engineering 2015 Generation at University Muhammadiyah of Yogyakarta
1
Rokok adalah benda beracun dan berbahaya bagi tubuh manusia, sekali
rokok dibakar akan megeluarkan zat-zat yang berbahaya seperti karbon
dioksida (Co), nikotin, ammonia, timabuth. Kandungan rokok tersebut dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit kanker dan penyakit kronis. Penyakit
kanker dintaranya termasuk kanker oropharynx, larynx, sophagus, broncus,
colorestal, stomach, ginjal, kandung kemih ureter, sedangkan penyakit kronis
diantaranya termasuk stroke, katarak, kebutaan, diabetes, periodontitis dan
gangguan janin akibat merokok saat kehamilan (USDHHS, 2014; Bustan,
2007)
Menurut WHO (2011), jumlah perokok di Indonesia menempati urutan
ke-5 setelah China, India, USA, dan Rusia. Kelima negara ini
mempresentasikan 52% dari total perokok diseluruh dunia. Jumlah perokok
pada tahun 2013, perokok aktif laki-laki 56.860.457 dan perokok aktif
perempuan sekitar 1.890.135, perokok aktif laki-laki pada usia 25 sampai 29
tahun yaitu berumlah 7.785 orang. laki-laki dengan usia 25sampai 29 tahun
2.641.892, sedangkan perokok aktif perempuan pada usia 45 sampai 49
tahun berjumlah 242.273.
Hasil survey yang di lakukan oleh badan pusat statistika (BPS 2010)
menunjukan bahwa jumlah penduduk di provinsi Yogyakarta sebanyak
3.457.491 jiwa. Sementara untuk prevalensi perokok remaja di provinsi
remaja saat ini dan rata-rata batang rokok yang dihisap oleh remaja di Provinsi
DI Yogyakarta, yaitu 31,6%, pada tahun 2020 diperkirakan akan terjadi 10
juta kematian jika hal ini tidak segera ditangani dengan cepat (Depkes RI,
2012)
Faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi rokok di Indonesia
yaitu terkait dengan noma-norma budaya di Indonesia. Merokok dianggap
sebagai hal yang wajar bagi masyarakat di Indonesia, bahkan setiap ada
kegiatan atau acara social di masyarakat akan selalu ada rokok sebagai
suguhan utama. Masyarakat di indoneisa memiliki kebiasaan makan tidak
makan yang penting bisa merokok bahkan merokok dianggap melambangkan
kejantanan seseorang (Aula, 2010). Norma-norma budaya ini dapat
menghambat upaya untuk mengurangi prevalensi merokok di masyarakat,
karena memberikan ruang bagi perokok untuk tetap merokok secara bebas dan
mengganggap merokok sebagai hal yang wajar dan wajib di lakukan
Ulama islam berpendapat bahwa rokok itu haram, dalam Al Qur’an
maupun hadis tidak di sebutkan secara langsung mengenai hal tersebut.
Al-Qur’an merupakan pedoman bagi muslim yang ada di muka bumi. Segala
sesuatu yang dilarang oleh Allah merupakan kebaikan bagi umat-Nya. Dalil
yang dipakai para ulama untuk membuat fatwa haram mengenai rokok, yaitu
firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 157 yang artinya :
“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi
mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan
membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada
mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya.memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya
(Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.”(QS : Al-A’raf(7):
157)
Pemerintah Yogyakarta telah melakukan upaya pengontrolan tembakau
untuk menurunkan prevalensi perokok di Yogyakarta. Pemerintah bekerja
sama dengan mitra membuat peraturan terkait dengan rokok. Pada tanggal 8
Mei 2010 Pemerntah koto Yogyakarta mengeluarkan surat edaran Nomor
440/004/SE/2010 tentang larangan merokok pada hari juma’at sebagai salah
satu upaya untuk menurunkan prevalensi merokok di Yogyakarta.
Disahkannya Raperda Kawasan Tanpa Rokok oleh pemerintah pada tahun
2012 semakin memperkuat bukti bahwa upaya pengontrolan tembakau. Selain
itu, di kota Yogyakarta juga sudah memiliki 18 klinik untuk konsultasi
berhenti merokok bagi masyarakat setempat yang tersebar di puskesmas dan
sudah beroperasi sejak 31 Mei 2010 (Dinkes, 2010).
Pemerintah Yogyakarta telah melakukan berbagai usaha terkait
dengan pembuatan peraturan untuk menurunkan prevalensi merokok namun
usaha tersebut tersebut tidak akan berjalan dengan lancar apabila niat dari
individu tersebut untuk benar-benar berhenti merokok masih kurang. Upaya
memiliki kemauan untuk berhenti merokok dalam waktu dekat. Upaya
berhenti merokok ini secara ekslusif menargetkan para perokok yang memiliki
kemauan untuk berhenti, terutama individu yang tidak memiliki rencana untuk
berhenti merokok dalam waktu dekat. Salah satu upaya yang di berikan pada
individu tersebut yaitu dengan motivasi, motivasi merupakan suatu wujud
untuk siap melakukan perubahan yang mana dapat merangsang kemauan
tinggi, namun sebagian besar tidak siap untuk berhenti dalam waktu 6 bulan
dikarenakan berbagai macam faktor nikotin. Kegagalan dalam upaya berhenti
merokok didasari oleh kurangnya kesiapan individu tersebut untuk mencapai
tujuan sehingga dapat mempengaruhi motivasi. Motivasi para perokok sangat
dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan intervensi berhenti merokok sesuai
dengan metode yang sudah dipilih (Donovan, & MArlatt, 2007;Celik, 2013;
Zakaria, 2005)
Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta pada November 2015 telah diketahui bahwa
masih banyak mahasiswa yang merokok, didapatkan 107 perokok aktif dari
210 siswa di Fakultas Teknik Mesin Angkatan 2015. Mahasiswa yang
merokok ini dapat dilihat disekitar kampus terutama di sekitar kantin kampus
dan meskipun di depan pintu masuk Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
terdapat tulisan “kawasan bebas asap rokok”, pada kenyataannya masih
banyak dari mahasiswa yang mengkonsumsi rokok. Berdasarkan uraian diatas
seseorang akan bahaya rokok, yang diharapkan dapat membuat seseorang
sadar dan berkehendak untuk berhenti merokok..
Salah satu metode yang bisa diterapkan untuk menangani masalah
perilaku merokok adalah dengan sefl-help group dikarenakan pada kelompok
ini biasanya terdiri dari orang-orang dengan masalah umum yang sama,
penyakit yang sama atau masalah kecanduan. Sefl help group atau juga disebut
juga kelompok yang saling menolong, saling membantu, saling menyediakan
dukungan atau bantuan bagi setiap anggota kelompok. (Ahmadi, 2007)
Para peneliti sebagian besar dari kelompok self-help group banyak
menemukan manfaat bagi para anggota dan juga telah mengevaluasi dampak
dari kelompok-kelompok bantuan self-help group pada peserta. Banyak
penelitian menunjukan bahwa jika anggota yang mengikuti kelompok
self-help group yang di survey pada waktu tertentu, para anggota akan merespon
positif tentang kelompok tersebut dan mengatakan bahwa Self-help group
dapat membantu mereka dalam menyelesaikan masalah (Kyrouz, 2002).
Mengingat bahwa rokok dapat berbahaya bagi kesehatan remaja dan
kurang perhatian dari pemerintah tentang pengendalian tembakau, serta
tingginya prevalensi merokok pada remaja di Indonesia, maka hal ini
mengindikasikan petingnya untuk menginisiasi program berhenti merokok
yang efektif bagi remaja. Saat ini program berhenti merokok pada remaja
belum terlalu familiar di Indonesia, oleh karena itu peneliti ingin mengetahui
berhenti merokok pada Mahasiswa Fakultas Tekhnik Elektro Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang ada pada latar belakang, dapat di tarik
perumusan masalah “Bagaimanakah pengaruh Sefl Help Group terhadap
motivasi berhenti merokok pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015?”
C.Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh Self-Help Group terhadap Motivasi
Berhenti Merokok pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik perokok pada mahasiswa Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015
b. Mengetahui motivasi berhenti merokok pada mahasiswa Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015 sebelum di
lakukan Self-Help Group pada kelompok kontrol dan intervensi
c. Mengetahui motivasi berhenti merokok pada Mahasiswa Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2015 sesudah di
d. Mengetahui motivsi berhenti merokok pada Mahasiswa Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015 sesudah di
lakukan Sefl-Help Group pada kelompok kontrol.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan
terutama di ranah kesehatan dan upaya berhenti merokok, khususnya
mengenai alternatif pilihan metode berhenti merokok mandiri bagi remaja.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Untuk memperoleh pengetahuan mengenai pengaruh Self-Help Group
terhadap motivasi berhenti merokok.
b. Bagi instasi pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu media untuk intervensi
Sefl- help group terhadap motivasi berhenti merokok pada Mahasiswa
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yoyakarta.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat menjadi suatu acuan kepustakaan dan diharapkan dapat menjadi
konstibusi sumber keilmuan untuk penelitian terkait yang sejenis
seperti motivasi berhenti merokok pada kecanduan nikotin.
E. Penelitian terkait
1. Hadi (2014) meneliti tentang hubungan antara Helth-belief model dengan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Metode penelitian yang dipakai
adalah cross sectional. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa
sebagian besar responden memiliki motivasi yang sedang untuk berhenti
merokok. Pada penelitian ini, terdapat nilai signifikan (p<0,004) dari hasil
analisa varibel ancaman penyakit akibat merokok sehingga dapat
diinterpretasi adanya hubungan antara persepsi dengan motivasi mereka
untuk berhenti merokok, sedangkan manfaat berhenti merokok dan
hambatan berhenti merokok memiliki nilai yang tidak signifikan (p>0,05)
dengan motivasi berhenti merokok.
2. Sentika (2014) meneliti tentang pengaruh self-help group (SHG) terhadap
perubahan perilaku dan ketergangtungan merokok pada siswa di salah satu
sma di Yogyakarta. Metode penelitian yang di pakai adalah quasy
eksperiment. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat
pengaruh SHG terhadap perubahan perubahan perilaku dengan p=0.000
(<0.05). Namun, SHG tidak berpengaruh terhadap ketergantungan
merokok siswa dengan p=0.427 (>0.05). terdapat perbedaan perilaku
antara kelompok intervensi dan control dengan p=0.000(>0.05). tidak
terdapat perbedaan pada kelompok intervensi dan control ketergangtungan
9
A. Tinjauan Teori 1. Alasan merokok
Pertama kali seorang remaja ingin mencoba untuk merokok
dikarenakan di pengaruhi oleh beberapa hal yaitu, ingin coba-coba,
pengaruh dari teman dan agar dihargai oleh teman-teman, lebih percaya
diri, penghilang stress, serta kurangnya pengetahuan bahaya perilaku
merokok bagi kesehatan (Yusnia, 2015)
Awal mula seseorang yang ingin mencoba untuk mengonsumsi
rokok khususnya pada remaja yang baru pertama kali mencoba rokok
awalnya mereka kurang dapat menikmati rokok pertamanya mereka
dikarenakan pada pertama kali merokok membuat perokok merasa pahit
di mulut, mual, pusing dan batuk, namun karena dorongan sosial maka
perilaku tersebut menetap. Perasaan mual dan pusing disebabkan karena
tubuh memerlukan penyesuian terhadap zat-zat yang terkandung dalam
rokok yang tidak diterima tubuh, namun lama kelamaan menjadi terbiasa
dan teradaptasi setelah mengalami beberapa kali percobaan merokok,
unsur-unsur yang terkandung dalam rokok seperti nikotin dan
karbonmonoksida dapat membuat orang menjadi ketagihan dan ingin
2. Berhenti merokok dan motivasi
Pada zaman moderenisasi ini masih banyak sekali kita jumpai di
kalangan remaja khusunya mahasiswa di kampus sering sekali
mengkonsumsi rokok tanpa memikirkan efek dari rokok tersebut yang
mengakibatkan tingginya prevaensi merokok pada remaja yang akan
meningkatkan angka kematian premature dan penyakit kronis, oleh karena
itu perilaku merokok harus dihentikan. Menurut penelitian Heikkinen
(2010), mengatakan bahwa di firlandia sebagian besar perokok
memandang rokok bukanlah hal yang berbahaya dan mengancam
jiwannya, menurut Heikkinen ada berapa faktor penghambat remaja untuk
berhenti merokok antara lain, kemauan dari diri sendiri, kecanduan,
khawatir dengan gejala-gejala withdrawal atau penarikan rokok,
kurangnnya dukungan dari orang terdekat seperti keluarga atau teman
(Joshi, et al., 2010).
Secara psikologis, seorang perokok yang sudah terbiasa sering
mengambil batang rokok dan korek api dari dalam sakunya, ketika
perokok tersebut meninggalkan kebiasaan itu maka perokok tersebut
akan merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya, Dengan demikian
perokok akan semakin sulit meninggalkan kebiasaan merokoknya, oleh
karena itu keberhasilan berhenti merokok dapat diprediksi melalui faktor
frekuensi merokok ( Kemas, 2012). Hasil dari penelitian (Kemas, 2012)
juga mengatkan bahwa ketika para perokok berusaha mengurangi atau
berkurang dan mengakibatkan gejala yang disebut “gejala stop nikotin”,
baik secara fisik maupun mental. Gejala-gejala tersebut antara lain pusing,
mulut kering, cemas, gelisah, sulit tidur, tidak sabaran atau mudah marah,
sulit berkonsentrasi dan berat badan meningkat, Gejala stop nikotin ini
berlangsung ± 2 minggu, Jadi bila perokok tidak mampu berjuang
melawan gejala tersebut maka dapat menyebabkan orang tersebut akan
kembali merokok untuk mengembalikan kadar nikotin dalam tubuhnya.
Penelitian Kumboyo, (2015) mengemukakan bahwa persepsi
terhadap manfaat berhenti merokok merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi motivasi berhenti merokok. Rendahnya persepsi
seseorang terhadap manfaat berhenti merokok dapat menjadi salah satu
faktor penghambat motivasi berhenti merokok. Menurut pernyataan dari
salah satu responden dalam penelitian Rizanna, (2013) reponden
mengatakan bahwa ayahnya cenderung membolehkan anaknya untuk
merokok dari pada memakai ganja, di karenakan di lingkungan remaja
kampung kebanyakan menghisap ganja, dari sinilah presepsi ayah tersebut
lebih memilih anaknya untuk merokok dari pada memakai ganja.
Motivasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah dorongan
dari dalam diri sendiri baik secara sadar maupun tidak sadar untuk
melakukan tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi berhenti merokok
merupakan keinginan dari dalam dirinya sendiri untuk berhenti merokok
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok
seseorang antara lain adalah pengetahuan orang tersebut terhadap bahaya
merokok, dengan demikian individu yang tadinya merokok dengan adanya
pengetahuan akan bahaya mengonsumsi rokok individu tersebut akan
sedikit demi sedikit mengurangi aktivitas merokoknya, namun hal tersebut
harus di sertai dengan motivasi yang kuat untuk melaksanakan, selain
pengetahuan, keuangan juga menjadi salah satu faktor penyebab seseorang
termotivasi untuk berhenti merokok.
Niat dan kemauan merupakan komponen motivasi yang mendasari
perilaku seseorang (Choi, 2013). Sumber motivasi seseorang terdiri dari
dua, yakni internal dan eksternal. Motif seseorang dapat
dikonseptualisasikan sebagai suatu kebutuhan. Kebutuhan seseorang
biasanya dilihat sebagai sumber motivasi internal yang diyakini dapat
mengaktivasi dan menggerakan perilaku seseorang. Kebutuhan disini
biasanya kerap kali dikaitkan dengan kebutuhan fisiologis seperti makan,
minum, sosial, dan psikologis. Berbeda dengan pernyataan dari pemuka
teori kebutuhan bahwa sumber motivasi eksternal berasal dari tujuan
pencapaian dan lingkungan. Motivasi dapat teraktivasi apabila adanya
orientasi pencapaian objektif atau pencapaian hubungan sosial (Petri,
2012).
Menurut penelitian Rizanna, (2013) motivasi lain yang dapat
mendorong mahasiswa untuk berhenti merokok adalah faktor keuangan, 6
meninggalkan rokok, mereka mengakui menghabiskan uang dengan
memberi rokok dapat menggurangi anggaran keuangan mereka untuk
kebutuhan harian lainnya seperti makan, transportasi dan buku. Selain
faktor di atas terdapat faktor yang lain yang dianggap dapat memotivasi
seseorang untuk berhenti merokok yaitu kesehatan, semakin lama orang
merokok maka kesehatannya akan terganggu sehingga orang tersebut akan
semakin mudah untuk berhenti merokok, perilaku merokok dalam kurun
waktu lebih dari satu tahun akan timbul gejala pengriputan kulit, batuk,
sesak nafas, stamina yang menurun dan peredaran darah tidak lancar, bila
gejala tersebut sudah tampak pada perokok, maka perokok akan berusaha
keras untuk berhenti merokok, karena bila orang tersebut masih merokok
maka resiko terjadi penyakit kanker paru-paru dan penyakit jantung akang
semakin cepat, oleh karena itu perokok akan lebih mudah untuk
menghentikan kebiasan menghisap rokok sehingga berhasil (KESMAS,
2012)
Faktor motivasi lain yang dapat menyebabkan remaja berhenti
merokok, yaitu keyakinan dari diri perokok itu sendiri bahwa mantan
perokok akan memiliki prognosis yang lebih baik dibanding mereka yang
masih merokok. Selain itu, keinginan untuk merasakan manfaat langsung
dari berhenti merokok seperti napas menjadi lebih segar, gigi yang kuning
menjadi lebih putih, bau rokok pada baju dan rambut hilang, jari dan kuku
kuning hilang, merasakan makanan menjadi lebih enak, kemampuan
ketika melakukan aktivitas yang berat bisa menjadi salah satu faktor
motivasi yang lain. Berkurangnya risiko kanker paru-paru atau kanker
yang lain, gagal jantung, stroke, dan penyakit paru-paru kronis juga bisa
menjadi motivator remaja untuk berhenti merokok (American Cancer
Society, 2014).
3. Pengaruh self-help group terhadap motivasi berhenti merokok
Banyak penawaran untuk berhenti merokok datang dari
perkembangan teknologi. Berhenti merokok dilaksanakan dengan berbagai
metode, yaitu farmakoterapi, informasi non-sosial, dan dukungan suportif
interpersonal. Dukungan suportif interpersonal disini adalah Self-Help
Group. Self-Help Group adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
datang bersama untuk membuat kesepakatan saling berbagi masalah yang
mereka hadapi, kadang disebut juga kelompok pemberi semangat.
(Steward, 2011). Kelompok kelompok swadaya yang di dasarkan pada
premis bahwa sekelompok individu yang berbagai perilaku kemudian
mereka dapat mengidentifikasi berbagai masalah kolektif kemudian dapat
saling mendukung dan mengendalikan atau menghilangkan perilaku
tersebut (Knight, 2006). Dalam diskusi self-help group setiap anggota
dapat mengeluar pendapat, saran, dan masukan yang dapat mendukung
anggota lainnya (Humprey, 2004).
Sefl-help Group memiliki beberapa karakteristik yang membedakan
kelompok ini dengan kelompok yang lain. Karakteristik utama di
bagaimana proses perubahan tersebut menimbulkan aksi untuk menolong
diri mereka sendiri (Rahman & Hakikur, 2006). Self-help group
merupakan kelompok saling membantu (mutual-aid group) yang bersifat
nonprofit dimana para anggota memiliki kontrol akan sumber-sumber
informasi dan kebijakan dalam memberikan dukungan. Kegiatan dalam
kelompok ini adalah berbagi pengalaman yang sama, memberikan
kekuatan dan harapan. Fungsi utama self-help group, yaitu memberikan
dukungan sosial, pendidikan, advokasi, mendapatkan informasi,
bagaimana mengatasi (cope) masalah, mendapatkan bantuan materi jika
dibutuhkan, dan merasa dibutuhkan (Asfrod & LeCroy, 2009; O’brien,
2013).
Kembali lagi pada teori motivasi, perubahan perilaku individu harus
diikuti dengan niat, semangat, dan keinginan yang kuat. Keberhasilan self
help group sangat di tentukan dengan motivasi yang dimiliki oleh
partisipan sehingga proporsi droup-out dapat terminimalisir (Ashfrod &
Lecroy, 2009; Zastrow, 2008). Self-help group dapat menjadi sumber
dukungan social yang signifikan. anggota pada kelompok ini dapat
menuangkan isi hatinya dan anggota lain memvalidasi perasaannya.
Orang-orang dengan stigma social akan cenderung memilih tipe dukungan
social ini karena kontrol yang mereka miliki terkait presentasi diri mereka.
Anggota yang mengikuti kelompok ini cenderung lebih terbuka dan tidak
terisolasi karena dukungan yang di berikan oleh anggota lain dapat
Kelompok swabantu memiliki kualitas yang lebih positif karena
kelompok ini berkaitan dengan hubungan social. Tercapainya tujuan yang
diinginkan dalam self-help group ditentukan oleh dinamika kelompok itu
sendiri. Jika komponen utama dalam self-help group yaitu kekuatan
hubungan interpersonal dan semua anggota kurang, maka tujuan kelompok
tersebut tidak akan tercapai. Sebaliknya jika hubungan interpersonal dan
masing-masing anggota erat merasa saling memiliki dan saling
mendukung maka tujuan kelompok tersebut akan tercapai. Penelitian yang
dilakukan oleh Park, et al. (2012) menyebutkan keefektifan beberapa
intervensi pengontrolan tembakau yang dapat dilakukan dalam rentang
waktu 50 menit sampai dengan 1,5 jam setiap sesinya dalam 4-8 minggu.
Kesimpualan dari penelitian ini bahwa dukungan social sangat dibutuhkan
dan merupakan faktor penentu dari kesuksesan usaha berhenti merokok
B. Kerangka Konsep
Keterangan
: Diteliti
--- : Tidak diteliti
Perilaku
Merokok
Self-help group Motivasi
Berhenti merokok
Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok :
- Pengetahuan - Pengaruh
keluarga - Pengaruh
teman - budaya
Faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok :
- Keyakinn diri - Status
kesehatan - Keinginan
C. Hipotesis
Ha : Ada dapat pengaruh self-help group terhadap motivasi berhenti
merokok pada mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah
19
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif Jenis
penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control
group design. Penelitian ini menggunakan dua kelompok, dimana kelompok
perlakuan diberikan intervensi sedangkan kelompok kontrol tidak. Pada kedua
kelompok diberlakuan pre-test, dan setelah diberikan intervensi diadakan
pengukuran kembali (post-test) (Nursalam, 2013).
Berikut merupakan rancangan desain penelitian esperimental kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol, pre-test, intervensi, dan post-test:
O1 XI O2
O3 O4
Keterangan:
O1 : Nilai Pretest pada kelompok intervensi sebelum dilakukan
intervensi.
O2 : Nilai Posttest pada kelompok intervensi setelah dilakukan
intervensi.
O3 : Nilai Pretest pada kelompok kontrol sebelum diberikan leaflet.
O4 : Nilai Posttest pada kelompok kontrol setelah diberikan leaflet.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian adalah setiap subjek yang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013). Populasi dalam penelitian
ini adalah Mahasiswa perokok aktif di Fakultas Teknik Mesin Universitas
Muhammadiyah Yoyakarta Angkatan 2015 yang berjumlah 107 orang.
2. Teknik pengambilan sampel
Jumlah sampel pada penelitian ini diambil sebanyak 25% (Arikunto,
2010) dari jumlah populasi sehingga didapatkan total responden 26 orang,
26 orang sebagai kelompok eksperimen dan 26 orang sebagai kelompok
kontrol.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah probability sampling dengan metode random sampling yang
memenuhi kriteria
a. Kriteria Inklusi
1) Bersedia menjadi responden penelitian dan dapat bekerjasama
dalam penelitian.
2) Tidak dapat memiliki gangguan penglihatan dan pendengaran
b. Kriteria Eksklusi
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Teknik Mesin Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan dari bulanjuni 2016.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (independent)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sefl-help group
2. Variabel Terikat (dependent)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi berhenti merokok
pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
E. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala self-help group
Suatu kelompok yang menyediakan dukungan bagi setiap anggota yang
mempunyai masalah yang sama , dimana dalam anggota kelompok tersebut saling berbagi pengalaman tentang kesulitan dan cara mengatasi masalah yang di hadapi oleh anggota untuk di diskusikan dengan anggota lain. Dalam penelitian ini peneliti memberikan self-help group yang membahas tentang berapa jumlah rokok yang sering di habiskan oleh responden setiap harinya dan faktor yang mempengaruhi responden merokok, self-help group dilakukan
sebanyak 3 kali intervensi, 1 kali intervensi dilakukan selama 30 menit, setiap intervensi akan di lakukan evaluasi sebelum dan sesudah intervensi untuk mengetahui motivasi berhenti merokok Program self-help group Motivasi berhenti merokok
Suatu dorongan atau keinginan yang datag baik dari diri sendiri atau lingkungan sehingga dapat menyebabakan perubahan seseorang untuk berhenti merokok meliputi dukungan, persepsi, pengetahuan, keyakinan dari diri sendiri dan waktu untuk segera berhenti merokok.
Kuesioner 1) Skor 0-6 motivasi rendah 2) Skor 7-9
motivasi sedang 3) Skor 10
F. Instrument Penelitian
1. Kuesioner
Instrument yang di gunakan untuk mengetahui motivasi berhenti
merokok pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta angkatan 2015 adalah dengan metode angket yaitu
menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
adalah kuesioner motivasi Ricmond test. Ricmont test adalah kuesioner
yang terdiri dari 4 pertanyaan motivasi berhenti merokok dan merupakan
[image:40.595.129.514.376.715.2]kuesioner tertutup dengan alternatif jawaban yang berbeda-beda.
Tabel 3. 2 Penilaian kuesioner Richmond Test
T a b e l 3 . 3 K i s i -
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pertanyaan didalam kuesioner motivasi untuk berhenti merokok
Aspek Favourable Unfavourable Jumlah
Keinginan untuk berhenti merokok
1,2,3,4 - 4
Jumlah total 4
Pertanyaan Jawaban Penilaian
1 a. Tidak
b. Iya
0 1
2 a. Tidak sama sekali
b. Sedikit c. Sedang
d. Sangat tertarik
0 1 2 3
3 a. Sangat tidak ingin
b. Mungkin tidak ingin c. Kemungkinan ingin d. Sangat ingin
0 1 2 3
4 a. Sangat tidak ingin
b. Mungkin tidak ingin c. Kemungkinan ingin d. Sangat ingin
G. Cara Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini berupa data primer. Data primer dikumpulkan
oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk pernyataan yang
disusun secara tertutup, berupa nilai pre-test dan post-test diperoleh dari hasil
mengisi kuesioner.
Untuk memperoleh proses penilaian, peneliti menyajikan rangkaian
kegiatan selama proses penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Pra penelitian
Observasi dan studi pendahuluan ke Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta untuk menentukan populasi mahasiswa
sehingga diperoleh sampel untuk penelitian.
2. Persiapan penelitian
Tahap persiapan penelitian mencakup kegiatan perumusan masalah
penyusunan proposal, menyusun instrumen penelitian, penyusunan surat
ijin untuk melaksanakan penelitian dan pertemuan dengan kaprodi
Fakultas Teknik untuk meminta persetujuan. Setiap mahasiswa yang
mengikuti penelitian ini diyakinkan untuk tidak diberi sanksi oleh pihak
kampus yang mengetahui mahasiswanya merokok.
3. Pelaksanaan penelitian
Pada tahap ini dengan menentukan responden yang dapat
berpartisipasi dalam penelitian. Peneliti dibantu oleh asisten. Peneliti
memberikan kuesioner kepada responden. Kemudian peneliti memberikan
kepada Mahasiswa Teknik Mesin Angkatan 2015 di Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta yang telah ditentukan menjadi responden,
mengenai kuesioner yang akan dibagikan serta penjelasan tentang
intervensi self-help group yang akan diberikan. Jika mahasiswa bersedia
menjadi responden maka dipersilahkan menandatangani surat pernyataan
informed consent. Setelah menyetujui kuesioner untuk pre-test. Kemudian
dilakukan intervensi SHG dengan 3 kali intervensi dengan 26 mahasiswa.
dan nantinya akan ada 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan diberikan waktu
30 menit dan dipertemuan terakhir diberikan kuesioner kembali untuk
post-test.
H. Uji Validitas dan Reabilitas
1. Uji Validitas
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Richmond Test
yang merupakan kuesioner baku dalam Bahasa Inggris dan sudah dialih
bahasakan oleh Nasir (2014). Uji validitas dilakukan kembali oleh Astiti
(2015) pada tanggal 16 Februari 2015 dengan membagikan kuesioner di
SMA Muhammadiyah 2. Validitas isi ini dilakukan dengan menggunakan
rumus Pearson Product Moment Correlation yang kemudian diolah
dengan program komputer. Responden dalam uji validitas ini sebanyak 9
orang atau sebesar 10-20% dari total sampel (Sugiono, 2007), sehingga
didapatkan nilai r tabel 0,666 dengan taraf signifikan sebesar 5%. Hasil uji
validitas kuesioner motivasi berhenti merokok didapatkan 4 item
2. Uji Reabilitas
Uji realibilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha
karena penilaian kuesioner yang digunakan adalah skala Likert. Pertanyaan
dikatakan reliabel apabila didapat nilai Cronbach’s Alpha lebih dari
konstanta atau >0,6. Hasil uji Cronbach’s Alpha menunjukkan angka
0,864 sehingga kuesioner dikatakan reliable
I. Pengolahan Data dan Metode Analisa Data
1. Pengolahan Data
Menurut Hidayat (2007) pengolahan data adalah cara untuk mengolah data
agar dapat disimpulkan dan ditransformasikan menjadi sebuah informasi.
Dimana sebelum pengolahan data ini diperlukan analisa data terlebih
dahulu. Tahap pengolahan data sebagai berikut :
a. Editing
Editing merupakan usaha untuk memeriksa kembali kebenaran
data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan setelah data
terkumpul.
b. Coding
Coding merupakan pemberian kode angka terhadap data yang
terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini digunakan apabila
c. Data Entry
Data Entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah
decoding kedalam master tabel atau databese computer, kemudian
membuat tabel kontingensi.
2. Analisa Data
Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data.
Pengolahan data menggunakan bantuan program komputer. Penelitian ini
menggunakan analisa data :
a. Univariat
Analisa univariat diguanakan untuk menganalisis data
karakteristik demografi responden yang akan ditampilkan dengan
presentase dan frekuensi (Notoadmodjo, 2010).
b. Bivariat
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Wilcoxon karena data tidak terdistribusi normal atau non-parametrik
dan berpasangan, dan skala yang digunakan merupakan skala
kategorik, untuk melihat perbedaan motivasi antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol menggunakan uji Man-Whitney
karena data responden pada kuesioner motivasi tidak berdistribusi
normal atau non-parametrik dan berpasangan. Dari uji statistik didapat
nilai yang signifikan (p). Jika nilai sig < 0,05 maka Ha diterima dan
Ho ditolak, sedangkan jika nilai sig > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho
J. Etika Penelitian
Nursalam (2008) menyatakan bahwa dalam penelitian harus
memperhatikan prinsip-prinsip etik. Prinsip-prinsip tersebut antara lain :
a. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)
Dalam hal ini, yang termasuk dalam prinsip menghargai hak asasi
manusia adalah informed consent atau lembar persetujuan. Informed
consent merupakan suatu lembar persetujuan yang diberikan peneliti
kepada responden untuk menjelaskan maksud, tujuan dan dampak dari
penelitianyang dilakukan.
b. Prinsip keadilan (right to justice)
Prinsip keadilan dalam penelitian adalah confidentiality atau menjaga
rahasia. Sebuah penelitian harus menjunjung kerahasiaan data yang
diperoleh dari responden dan menggunakan data sesuai dengan kebutuhan
penelitian.
c. Prinsip manfaat
Penelitian yang dilakukan harus memberikan manfaat sebanyak
mungkin tanpa memberikan kerugian dan penderitaan pada subjek yang
29
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada
Mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2015. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta berdiri pada tanggal 1 maret 1981 yang beralamat di jalan lingkar
selatan kecamatan kasihan bantul, daerah istimewah Yogyakarta. Salah satu
misi universitas ini yaitu mengembangkan peserta didik agar menjadi lulusan
yang berahlak mulia, berwawasan dan berkemampuan tinggi dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi. Ada beberapa budaya islami yang ingin di
tegakkan, salah satunya adalah budaya tidak merokok. Hal ini tampak pada
dalam Keputusan Rektor Nomor 64/SK-UMY/XII/2011 yang memutuskan
bahwa merokok dilarang di seluruh area kampus Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (UMY) baik indoor maupun outdoor bagi semua pegawai
edukatif, pegawai administratif, mahasiswa dan semua stakeholder UMY yang
lainnya. Jadwal kuliah mahasiswa teknik mesin angkatan 2015 berbeda-beda
tiap masing-masing anak. Seluruh mahasiwa kuliah dan praktikum dari hari
senin sampai sabtu dengan jadwal yang padat yaitu kuliah pagi dimulai pukul
07.30 WIB dan sore berakhir pukul 17.00 WIB. Untuk jadwal praktikum
setiap senin, selasa, dan jumat pukul 12.30-15.00 WIB. Jeda istirahat antara
kuliah satu dengan kuliah selanjutnya hanya sebentar yaitu 15 menit kecuali
jeda istirahat siang yaitu 40 menit. Materi kuliah yang diberikan tidak ada
yang berkaitan dengan kesehatan terlebih waktu kuliah yang padat sehingga
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa teknik mesin angkatan 2015 yang
aktif merokok. Total mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2015 terdiri dari 210
mahasiswa. Penelitian ini menggunakan responden yang aktif merokok dan
masih aktif kuliah dengan total responden 52 mahasiswa.
B. Karakteristik Responden
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 52 remaja perokok yang
merupakan mahasiswa aktif Program Studi Teknik Mesin Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015. Responden dibagi menjadi
dua kelompok yaitu kelompok intervensi yang diberikan intervensi berupa
pendidikan kesehatan dengan Self-Help Group sebanyak 26 orang
responden dan kelompok kontrol sebanyak 26 orang yang hanya diberikan
leaflet. Hasil tentang karakteristik responden dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui gambaran umum responden berdasarkan
jenis kelamin dan usia.
Data gambaran karakteristik responden disajikan dalam bentuk tabel
berikut:
Tabel 4.1 Data gambaran karakteristik respondent
Karakteristik
Kelompok intervensi Kelompok Kontrol Jumlah (n) Persentas
e %
Jumlah (n)
Persentase %
Jenis Kelamin
a. Laki-laki 26 100 26 100
Usia sekarang
a. 17-19 tahun 19 73,1 12 46,2
b. 20-22 tahun 7 26,9 14 53,8
Tabel 4.1 menunjukan bahwa 100% responden berjenis kelamin
laki-laki diikuti hasil perhitungan responden berdasarkan usia terbanyak
adalah 17-19 tahun dengan jumlah 19 responden (73,1%) pada kelompok
intervensi dan 20-22 tahun dengan jumlah 14 responden (53,8%) pada
kelompok kontrol
2. Gambaran Motivasi Berhenti Merokok Kelompok Peneltian
Tabel 4.2 Gambarn Motivasi Berhenti Merokok Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Motivasi Berhenti Merokok
Kelompok Perlakuan
Kelompok Kontrol
n % N %
Pre-test
Motivasi rendah 14 53,8% 14 38,5%
Motivasi sedang 11 42,3% 12 61,5%
Motivasi tinggi 1 3,8% - -
Post-test
Motivasi rendah - - - -
Motivasi sedang 19 73,1% 18 69,2%
Motivasi tinggi 7 26,9% 8 30,8%
Sumber: Data Primer (2016)
Tabel 4.2 menunjukan bahwa motivasi berhenti merokok kelompok
intervensi pada saat pre-test paling dominan berada pada kategori rendah
yaitu sebanyak 11 responden (53,8%) dan pada kategori sedang yaitu
sebanyak 11 responden (42,3%). Motivasi kelompok intervensi pada saat
post-test setelah dilakukan perlakuan pada kategori motivasi sedang
meningkat menjadi 19 responden (73,1%) meningkat juga pada kategori
[image:48.595.147.510.314.497.2]Motivasi berhenti merokok kelompok kontrol pada saat pre-test
paling dominan berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 14 orang
(38,5%) dan pada kategori sedang yaitu sebanyak 12 orang (61,5%).
Motivasi keolompok kontrol pada saat post-test setelah diberikan leaflet
pada kategori sedang meningkat menjadi 18 orang (69,2%) dan menigkat
pada kategori tinggi sebanyak 8 orang (30,8%).
1. Hasil Uji Perbedaan Rerata Motivasi Berhenti Merokok Pada Tiap Kelompok Penelitian
Uji yang dilakukan untuk membandingkan motivasi pada setiap
pengukuran motivasi pada kelompok penelitian menggunakan Uji
Wilcoxon. Uji hipotesis komparatif perhitungan p<0,005 berarti paling
tidak terdapat dua kelompok data yang mempunyai perbedaan rerata yang
bermakna dilanjutkan dengan analis Mann whitney untuk mengetahui
kelompok mana yang berbeda secara bermakna (Dahlan, 2013)
[image:49.595.184.510.586.646.2]a. Hasil Uji Wilcoxon Pengukuran Motivasi Pada Kelompok Perlakuan
Tabel 4.3 Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Perlakuan Disertai Informasi Rerata dan Simpang Baku
Motivasi berhenti merokok N Median P
Pre-test
26 6.00 0,000
Post-test 9.00
Sumber: Data Primer (2016)
Hasil analisis dengan uji Wilcoxon pada kelompok intervensi
diperoleh nilai p=0,000 dengan rerata motivasi tertinggi pada
Karena nilai p=0,000 maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
perbedaan motivasi berhenti merokok yang signifikan pada kelompok
intervensi.
[image:50.595.184.512.259.324.2]b. Hasil Uji Wilcoxon Pengukuran Motivasi Pada Kelompok kontrol
Tabel 4.4 Hasil Uji wilcoxon Kelompok Kontrol Disertai Informasi Rerata dan Simpang Baku
Motivasi berhenti merokok N Median P
Pre-test
26 6.00 0,000
Post-test 9.00
Sumber: Data Primer (2016)
Hasil uji Wilcoxon pengukuran motivasi pada kelompok kontrol
diperoleh nilai p=0,000 dengan rerata paling tinggi pada pengukuran
motivasi post-test setelah diberikan Sefl-Help Group. Karena nilai
p<0,005 maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan
motivasi berhenti merokok yang bermakna pada pengukuran motivasi
kelompok kontrol.
2. Hasil Uji Perbedaan Rerata Motivasi Berhenti Merokok antara Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Untuk membandingkan adanya perbedaan bermakna antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol digunakan uji Mann Whitney.
Hasil perhitungan p<0,005 berarti paling tidak terdapat dua kelompok data
yang mempunyai perbedaan rerata yang bermakna dilanjutkan dengan
analis Post-Hoc Mann Whitney untuk mengetahui kelompok mana yang
Tabel 4.5 Hasil Uji Mann Whitney Disertai Informasi Rerata dan Simpang Baku
Kelompok n Median
(∂
Std.
deviation P.value Pretest perlakuan 26 6.00 -3 0,542 0,900
Kontrol 26 9.00
Posttest perlakuan 26 6.00 -3 0,457 0,762
Kontrol 25 9.00 Sumber. Data Primer (2016)
Hasil uji Mann-Whitney pada tabel di atas menunjukan nilai
p=0,900 dengan arti tidak terdapat perbedaan motivasi merokok pada
kelompok intervensi yang diberikan Sefl-Help Group dengan kelompok
kontrol yang diberikan liflet. Dari hasil tabel 4.5, telah dilakukan
Uji-mann-Whitney Tes di peroleh nilai p.value > 0,005, hal ini menyatakan
tidak ada pengaruh self-help group terhadap motivasi berhenti merokok.
C. Pembahasan
1. Karakteristik Responden Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti menganalisis
karakteristik responden yaitu usia. Hasil penelitian mengenai karakteristik
demografi responden berupa data usia terbanyak baik pada kelompok
kontrol maupun kelompok itervensi bersusia 17 tahun (73,1%). Usia
responden pada penelitian ini berkisar antara 17-22 tahun yang masih
tergolong remaja pertengahan dan remaja akhir. Usia responden paling
banyak adalah usia 17 tahun karena sebagian besar responden berasal dari
angkatan 2015. Menurut Ramadhy (2004), pada fase remaja akhir, seorang
dirinya dan juga lebih banyak bergaul dengan teman sebaya di luar rumah
sehingga berpotensi membuat anak menjadi berperilaku merokok. Remaja
laki-laki pada umumnya sering sekali mengalami stress, cara laki laki
menghilangankan stress mereka dengan melakukan perbuatan negatif
seperti merokok dan alkohol (Amelia, 2009).
Hasil penelitian tersebut juga didukung data WHO 2006 yang
menunjukan prevalensi perokok laki-laki diatas 15 tahun lebih tinggi
dibandingkan perokok perempuan sebanyak 61,7% perokok laki-laki dan
5,2% perempuan. Jumlah perokok laki-laki pada tahun 2009 mengalami
peningkatan sebanyak 65,9% dan perokok perempuan justru mengalami
penurunan sebanyak 4,5 % (Rosdiana, 2011)
Menurut Royal College of Phisicians (2010) & Rosdiana (2011)
menjelaskan bahwa terjadinya peningkatan umur mulai merokok ini dapat
disebabkan banyak faktor diantaranya adanya kemudahan seseoarang
untuk memperoleh rokok serta tidak ada aturan yang mengatur usia yang
diperbolehkan untuk membeli rokok, pengambaran merokok melalui film,
media sosial dan periklanan dan adanya pengaruh dari teman perokok.
Frekuesi merokok seseorang akan mempengaruhi keberhasilan
seseorang untuk berhenti merokok. Semakin muda orang lain mulai
merokok kemungkinan untuk berhenti merokok akan lebih rendah karena
akibat dari ketergantungan nikotin didalam rokok (syafiie, Frieda &
Kahija, 2009). Rokok juga mempunyai kandungan dose response effect
adaptif didalam sistem saraf pusat seseorang yang ditandai dengan
kehilangan kontrol saat mengkonsumsi rokok dan munculnya gejala
withdrawl symptoms ketika berhenti merokok (McLellan, 2000; Syafiie,
Frieda & Kahija, 2009). Hal ini yang akan mempengaruhi motivasi dan
akan mengganggu keberhasilan seseorang untuk berhenti merokok
sehingga akan membuat kebanyakan perokok yag berusaha berhenti
merokok kembali merokok setelah 6-12 bulan abstinensia (Sadikin &
Louisa, 2008).
Pernyataan tersebut diperkuat dengan penelitian Elizabeth (2010) cit
Rosita, Suswardany dan Abidin (2012), mengatakan semakin sering
frekuensi merokok seseorang maka semakin tinggi kandungan nikotin
dalam tubuh. Semakin sering orang menghisap rokok secara
berulang-ulang maka nikotin dalam tubuh akan lebih kuat untuk memberikan
perasaan yang positif. Meskipun ia tidak merokok setiap hari namun bila ia
merokok pada saat kondisi psikis yang mendukung untuk merokok, maka
ia akan merokok berulang-ulang hingga kondisi psikisnya dirasa membaik
dan akhirnya menjadi ketergantungan terhadap rokok. Ketika
ketergantungan maka ia akan merokok setiap hari dan menjadi kebiasaan.
Dengan demikian perokok akan semakin sulit meninggalkan kebiasaannya
tersebut. Oleh karena itu , keberhasilan berhenti merokok dapat diprediksi
melalui frekuensi merokok seseorang.
Hasil penelitian mengenai karakteristik usia didapatkan responden
promosi pemasaran rokok karena mereka masih rentan dan cepat
terpengaruh dengan kondisi yang ada dilingkungan (KEMENKES, 2012).
Pada penelitian ini responden semua pernah merokok. Hal ini dikarenakan
pergaulan mereka dan tekanan dari lingkungan. Remaja pada usia ini
sangat cepat menerima informasi yang didapat dan mengaplikasikannya
kedalam kehidupan nyata (Aditama, 2004). Dalam Self-Help Group
mahasiswa di bantu untuk mendapatkan informasi yang positif dengan
memberitahukan kerugian-kerugian yang dialami sehingga bisa mengubah
presepsinya terhadap rokok.
2. Pengaruh Self-Help Group Terhadap Motivasi Berhenti Merokok
Hasil penelitian menunjukan motivasi berhenti merokok sebelum di
berikan Self-Help Group sebanyak 14 orang (53,8%) motivasi rendah, 11
orang (42,3%) motivasi sedang, dan 1 orang (3,8%) motivasi tinggi. Hasil
analisis uji beda mean menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap tiap kelompok perlakuan (p=0,000). Hal tersebut
dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan
kuesioner yang telah dibagikan bahwa faktor keluarga dan faktor teman
yang lebih banyak mempengaruhi sikap remaja untuk merokok ( Musaeni,
2011).
Terdapat perbedaan yang signifikan pada motivasi mahasiswa
sebelum dilakukan intervensi dan setelah dilakukan intervensi atau
motivasi mahasiswa meningkat setelah diberikan Self-Help Group tentang
motivasi karena motivasi merupakan dasar upaya dalam berhenti merokok.
Oleh sebab itu, sangatlah penting mengetahui motivasi berhenti perokok
sebelum dan sesudah untuk berhenti merokok (Buzwoski, et al., 2014).
Banyak penawaran untuk berhenti merokok datang dari perkembangan
teknologi. Berhenti merokok dilaksanakan dengan berbagai metode, yaitu
farmakoterapi, informasi non-sosial, dan dukungan suportif interpersonal.
Dukungan suportif interpersonal disini adalah Self-Help Group. Self-Help
Group adalah kumpulan dua orang atau lebih yang datang bersama untuk
membuat kesepakatan saling berbagi masalah yang mereka hadapi, kadang
disebut juga kelompok pemberi semangat. (Steward, 2011).
Self-Help Group memiliki kualitas yang lebih positif karena
Self-Help Group ini berkaitan dengan hubungan sosial. Tercapainya tujuan
yang diinginkan dalam Self-Help Group yang ditentukan dinamika
kelompok itu sendiri. Jika dinamika utama dalam Self-Help Group itu
adalah jika kekuatan hubungan interpersonal kurang, maka tujuan
kelompok tidak akan tercapai. Sebaliknya, jika hubungan interpersonal
dari masing-masing anggota kelompok terjalin dengan baik, anggota saling
mendukung satu sama lainnya maka tujuannya akan tercapai. Keberhasilan
dari Self-Help Group itu dapat dilihat dari tercapainya tujuan kelompok
3. Pengaruh Self-Help Group terdahap Motivasi Berhenti Merokok Pada Kelompok Intervensi dan kontrol
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan uji
wilcoxon tentang perbedaan nilai pre-test dan post-test pada kelompok
inte