KARYA TULIS ILMIAH
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI
BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK
MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
ANGKATAN 2015
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh
HAFIDZ ARDITA
20120320111
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK
MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
ANGKATAN 2015
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh
HAFIDZ ARDITA
20120320111
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Hafidz Ardita
Nim : 20120320111
Prodi : Ilmu Keperawatan
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang penulis tulis benar-benar merupakan hasil karya tulis sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks yang dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka penulis bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Yogyakarta, Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Allhamdulillah Hafidz Ardita Telah Menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Saya Mensyukuri Proses Panjang Yang Telah Saya Lalui
Saya Persembahkan Karya Tulis Ilmiah Saya Kepada Allah SWT Dan Nabi Muhammad SAW
Keluarga Saya Bapak, Ibu, Adek, Om, Mbah Dan Seluruh Keluarga Besar Dosen Pendamping, Dosen Penguji dan Rekan Karya Tulis
Gugun, Nadia, Deva, Fanny, Bombay, Archil, Deby, Ahmad, Dian, Fery, Yudan, Rizaludin, Koko, Ariffah, Viki, Jumanto, Aris, Fitri
v
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Puji dan syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal Karya tulis ilmiah ini. Sholawat dan salam tak lupa penulis curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Ucapan terima kasih ingin penulis haturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal karya tulis ini, khususnya kepada:
1. Rasiman, S.kep, Susanti, Farikh Muchlisal, Agus Harianto, S.Ked, Arif Wahyu Setiobudi, S.Kep., Ns selaku keluarga, mentor dan orangtua yang telah mendukung dengan segenap tenaga, doa, dan usaha.
2. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An.,M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Sri Sumaryani, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Mat.,HNC., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Dianita Sugiyo, Ns., MHID selaku mentor atau dosen pembimbing yang telah membimbing kami hingga menyelesaikan proposal ini.
5. Romdzati, S.Kep., Ns., MNS selaku penguji yang telah memberikan saran dan perbaikan demi kebaikan peneliti.
6. Seluruh Tenaga pengajar dan Administrasi di Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
vi
Deva Prayunika, Tiffany Aprilia, Elvira M.A. Bombay, Archiliandi, Aris Handoko, Debi Lestioning Pambudi, Annisa Farah Ardila, Ahmad Nugroho, Ahmad Jumanto, Ferry Ardani T, Dian Putranto, Dwi Sasmoko, Yudan Hary S, Rizaludin Akbar, Ariffah Apriana, Viki Duwila, Fitri A, dan masih banyak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
8. Seluruh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2012. Penulis sadar masih banyaknya kekurangan dalam penulisan proposal ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan bimbingan, kritik dan saran demi kemajuan bersama. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada para pembaca semoga Allah SWT melindungi kita semua.
Wassalammu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
vii DAFTAR ISI
KARYA TULIS ILMIAH ... i
HALAMAN PENGESAHAN KTI ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR SINGKATAN ... x
INTISARI ... xi
ABSTRACT ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Keaslian Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Landasan Teori ... 9
B. Kerangka Konsep ... 20
BAB III METODE PENELITIAN... 21
A. Desain Penelitian ... 21
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22
D. Variabel Penelitian ... 22
E. Definisi Operasional ... 23
F. Instrumen Penelitian ... 24
G. Teknik Pengumpulan Data ... 27
H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 29
I. Pengolahan Data dan Analisis Data ... 30
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34
A. HASIL PENELITIAN ... 34
B. PEMBAHASAN ... 44
C. KEKUATAN DAN KELEMAHAN PENELITIAN ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68
A. KESIMPULAN ... 68
B. SARAN ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 70
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR SINGKATAN Kemenkes : Kementerian Kesehatan
ii
xi
Hafidz Ardita (2016) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berhenti Merokok pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015.
Pembimbing :
Dianita Sugiyo, Ns., MHID
INTISARI
Latar Belakang : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2011 melaporkan hampir 6 juta orang per tahun adalah perokok, di antaranya 5 juta orang perokok dan mantan perokok serta 600.000 orang perokok yang terpapar asap rokok. Adapun penyakit yang mengakibatkan kematian yang disebabkan oleh rokok yang paling sering dijumpai adalah kanker, penyakit jantung, paru-paru, dan stroke. Motivasi merupakan hal yang penting dalam proses berhenti merokok. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang untuk berhenti merokok yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015.
Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, Non experimental dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016, dengan responden 54 orang.
Hasil Penelitian : Hasil analisis uji Chi Square dalam penelitian ini menghasilkan adanya hubungan yang signifikan pada faktor kontrol diri terhadap motivasi untuk berhenti merokok dengan nilai p= 0,020. Sedangkan faktor lain tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap motivasi berhenti merokok.
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor kontrol diri terhadap motviasi berhenti merokok pada mahasiswa Teknik Mesin UMY angkatan 2015. Peneliti berharap pada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini agar lebih efektif kedepannya.
xii
Hafidz Ardita (2016) Factors that Influencing the Motivation to Quit Smoking in Students of Mechanical Engineering year 2015 at Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lecturer :
Dianita Sugiyo, Ns., MHID
ABSTRACT
Background : Ministry of Healthy of Republic of Indonesia in 2011 reported almost 6 million people per yearare smokers, which are 5 million people are active smokers and ex-active smokers, 600.000 people is pasive smokers. Diseases that caused died bcause cigarretes are cancer, heart disease, lungs, and stroke. Motivation is the important things to quit smoking. There are two factors that affect motivation to quit smoking, they are intrinsic and extrinsic.
Pursposed : The purpose of this research is to know what factors that motivating the students of Mechanical Engineering year 2015 in Muhammadiyah Yogyakarta University.
Method : This research is a quantitative. Non experimental by using Cross Sectional method. The research is done in August 2016 with 54 correspondences.
Result : Analysis result of Chi Square test showed that there is a significance relation between self control and motivation to cessation smoked with value p= 0,020. Whereas, another factors are not influencing.
Conclusion : There is a significance relation between self control and motivation to cessation smoked of students in Mechanical Engineering year 2015 in Muhammadiyah Yogyakarta University.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Merokok merupakan suatu masalah di dalam masyarakat yang dapat menimbulkan banyak kerugian baik dari segi sosial ekonomi maupun kesehatan bahkan kematian (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Rokok merupakan hasil dari olahan tembakau yang terbungkus, termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tobacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin, tar, dan zat adiktif dengan atau tanpa bahan tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama yang ditimbulkan rokok adalah adanya peningkatan prevalensi perokok yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.
perempuan (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menyebutkan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki persentasi perokok aktif dengan usia penduduk di atas 10 tahun sebesar 21,2%.
Rokok telah membunuh setengah dari penggunanya, hampir 6 juta orang per tahun, di antaranya 5 juta orang perokok dan mantan perokok serta 600.000 orang perokok yang terpapar asap rokok (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012). Umumnya perokok aktif maupun pasif tidak menyadari bahwa di dalam sebatang rokok terdapat ribuan senyawa kimia, yang 43 di antaranya merupakan zat karsinogenik (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012). Tembakau yang merupakan bahan dasar dari rokok memiliki 4000 elemen-elemen dan setidaknya 200 di antaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida (Ericsen, 2012). Oleh karena kandungan kandungan tersebut merokok dapat menyebabkan berbagai efek jangka pendek seperti sesak nafas maupun jangka panjang seperti kanker paru paru (Lampaha & Nurjanah, 2014).
Al-qur’an juga menjelaskan tentang bahaya merokok, di dalam surat Al-Baqarah (2:195) yang Artinya :
3
Dari surah Al-Baqarah (2:195) dapat disimpulkan bahwa orang yang merokok menyalahgunakan uang yang dimiliki untuk suatu hal yang memberikan dampak buruk yang dapat menyebabkan berbagai penyakit bahkan kematian pada dirinya sendiri dan seharusnya uang tersebut dapat digunakan untuk hal yang lebih baik.
“Rokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi,
gangguan kehamilan dan janin.” Pesan ini tertera dalam setiap bungkus
rokok yang ada di Indonesia. Setiap perokok, sebelum mengambil dari bungkus rokok dan menghisapnya akan membaca tulisan tersebut (Widati, 2013). Selain menyebabkan penyakit, rokok juga menjadi penyebab kematian terbesar di dunia, penyebab kematian para perokok yang paling sering dijumpai adalah kanker, penyakit jantung, paru-paru, dan stroke (Ericsen, 2012).
Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada November 2015 peneliti telah mendapatkan data bahwa masih banyak mahasiswa yang merokok di lingkungan Fakultas Teknik Mesin angkatan 2015, meskipun di depan pintu masuk Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terdapat tulisan
“kawasan bebas asap rokok” pada kenyataannya masih banyak dari
mahasiswa yang mengkonsumsi rokok. Selain itu Peraturan Pemerintahan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid, mengeluarkan fatwa bahwa merokok hukumnya haram, karena rokok lebih banyak mudaratnya daripada keuntungannya (Ilyas. 2010). Berdasarkan uraian diatas maka kita perlu mengetahui faktor-faktor yang memotivasi mahasiswa untuk berhenti merokok, agar baik institusi terkait maupun mahasiswa dapat merencanakan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah merokok. Dari hasil studi pendahuluan, peneliti mendapatkan 107 perokok aktif dari 210 siswa di Program Studi Teknik Mesin Angkatan 2015.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan penelitian dalam penelitian ini
adalah “Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi motivasi
berhenti merokok pada mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Angkatan 2015 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok mahasiswa Teknik Mesin UMY angkatan 2015 dalam bentuk frekuensi dan persentasi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui faktor yang paling dominan memotivasi mahasiswa Teknik Mesin UMY berhenti merokok.
b. Mengetahui hubungan antara usia, masalah kesehatan, self control, pengetahuan, immediate respond dan pengaruh sosial dan lingkungan terhadap motivasi berhenti merokok mahasiswa teknik mesin UMY angkatan 2015 .
D. Manfaat Penelitian 1. Untuk peneliti.
Dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat menambah, memperluas dan mengembangkan pengetahuan khususnya faktor faktor yang memotivasi untuk berhenti merokok.
2. Untuk instansi terkait
Dengan penelitian ini diharapkan instansi terkait dapat mengetahui faktor faktor yang memotivasi mahasiswa untuk berhenti merokok. Sehingga instansi terkait dapat mengatasi masalah perokok di lingkungannya.
3. Untuk Mahasiswa
Dengan penelitian ini diharapkan mahasiswa dapat termotivasi untuk meninggalkan kebiasaan merokok baik di kampus maupun di luar kampus.
E. Keaslian Penelitian
7
sedang (72,5%) sampai tinggi (15,4%). Kategori tingkat motivasi berhenti merokok pada pegawai berada pada kategori tinggi (44,1%) sampai sedang (44,1%), sebaliknya pada supir angkot berada pada kategori sedang (62,6%) sampai rendah (23,1%). Faktor yang mempengaruhi motivasi perokok untuk berhenti merokok adalah harga rokok (95%), dorongan keluarga (85%), kesehatan umum (74,2%). Nasehat dokter gigi hanya mempengaruhi sebanyak 13,3%. Pada mantan perokok faktor yang mempengaruhi berhenti merokok adalah kesehatan umum (80%) dan keimanana (20%). Persamaan penelitian yaitu pada faktor faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok, sifat penelitian yaitu deskriptif. Perbedaan pada penelitian yang pertama terdapat pada tempat penelitian berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yang kedua yaitu waktu pada tahun 2014 dan 2015. Yang ketiga adalah sampel yang digunakan, peneliti menggunakan sampel mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Angkatan 2015 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori
Motivasi pada dasarnya dapat bersumber pada diri seseorang (motivasi intrinsik) dan dapat pula bersumber dari luar diri seseorang (motivasi ekstrinsik). Berdasarkan intrinsic-extrinsic model Curry et,al (1990) dalam Pokhrel (2015) mengemukakan, terdapat empat faktor yang mendasari seseorang untuk berhenti merokok. Faktor tersebut meliputi health concerns dan self-control sebagai dimensi motivasi intrinsik serta immediate reinforcement dan social influence sebagai dimensi motivasi ekstrinsik.
Marquis dan Huston (2000) dalam Barus (2012) juga mengemukakan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi motivasi dibagi menjadi dua yaitu faktor instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik meliputi usia, pengetahuan, nilai dan persepsi, sedangkan faktor ekstrinsik meliputi lingkungan, orang terdekat (keluarga), ekonomi.
1. Dimensi Motivasi Intrinsik
a. Masalah Kesehatan (Health Concerns)
kesehatan akibat rokok merupakan pendukung motivasi seseorang untuk berhenti merokok. Menurut Fathelrahman et al. (2009), respon kognitif dan perilaku seseorang terhadap peringatan mengenai masalah kesehatan adalah prediktor bermakna untuk niat berhenti merokok dan merangsang perubahan perilaku merokok. Chang et al. (2009) menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peringatan akan masalah kesehatan dengan keinginan berhenti merokok. Responden pada penelitian ini menunjukkan keinginan untu berhenti merokok setelah menerima saran dari pelayanan kesehatan akibat dampak kesehatan mereka yang akan memburuk dan merasakan kerugian sosial ekonomi yang disebabkan oleh rokok.
b. Self-Control (Kontrol Diri)
11
Seseorang melakukan self-control ketika berhadapan dengan sebuah aturan atau keinginan yang dapat menunda suatu kepuasan (Muraven & Baumeister, 2000).
Self-control juga merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya, termasuk juga kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi. Dengan adanya self-control, individu mampu menampilkan diri dan melakukan sosialisasi, mengendalikan perilaku, melakukan kecenderungan untuk menarik perhatian, memiliki keinginan mengubah perilaku agar sesuai dengan orang lain, menyenangkan orang lain, selalu konform dengan orang lain, dan menutupi perasaannya (Ghufron & Risnawita, 2010)
penelitiannya yang melibatkan 95 siswa dan siswi di SMAN 1 Parakan, Ulhaq dan Komolohadi menyampaikan bahwa self-control memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku merokok dengan kekuatan hubungan bersifat negatif.
Dalam aktivitas konseling psikologi, strategi self-control dapat diterapkan untuk mengurangi perilaku merokok pada individu. Seperti yang dilakukan pada penelitian kualitatif oleh Ananda dkk (2013) pada siswa SMK Negeri 1 Natar. Hasil penelitan tersebut menunjukkan bahwa kebiasaan merokok dapat dikurangi dengan menggunakan pendekatan konseling behavioral strategi self-control, di mana terdapat perbedaan yang signifikan (p < 0,05) antara kebiasaan merokok siswa sebelum dan sesudah diberikan strategi self-control. Perubahan perilaku merokok setelah pelatihan self-control juga disampaikan oleh Janah (2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan self-control efektif mengurangi perilaku merokok pada kelompok individu dengan perilaku merokok rendah dan sedang. Akan tetapi, jika diterapkan pada kelompok dengan perilaku merokok tinggi, pelatihan self-control tidak diperoleh hasil yang efektif.
c. Usia (Remaja)
13
2015). Menurut Azizah (2013) salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku merokok adalah usia remaja. Fase remaja berkaitan dengan pencarian jati diri dan remaja menjadikan perilaku merokok menjadi sebuah simbol dari kekuatan. Rasa ingin tahu merupakan salah satu pendorong seorang remaja melakukan eksperimen untuk mencoba merokok.
Penelitian yang dilakukan oleh Rosemary (2013) menyebutkan bahwa mayoritas remaja mulai merokok pada usia 10 tahun keatas, namun usia tidaklah beridiri sendiri. Ada faktor pendorong lain yang mempengaruhi hal tersebut yaitu adanya faktor lingkungan dan keluarga yang mayoritas adalah perokok serta teman sebaya yang membujuk untuk merokok.
d. Pengetahuan
Pengetahuan pada dasarnya menunjuk pada seseuatu yang diketahui berdasarkan stimulus yang diberikan, dengan adanya stimulus maka seseorang akan mengetahui atau memiliki pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu (Notoatmodjo, 2010).
wanita hamil, remaja, orang dewasa serta perokok pasif (Rosaria, 2014).Rosaria (2014) juga menjelaskan tentang bahaya merokok pada perokok aktif dan pasif yang dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker paru paru, bronkitis kronis, gangguan pernafasan.
Didalam sebuah penelitian di Makassar pada remaja usia 10 – 24 tahun menunjukkan bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu karakteristik yang dianggap berhubungan secara signifikan dengan beberapa perilaku berisiko termasuk perilaku merokok (Hidayaningsih et al, 2011). Berbeda dengan penelitian Utami dan Winarno menunjukkan ada 6 hubungan yang searah dan signifikan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan tentang bahaya merokok. Dalam penelitian tersebut juga ditemukan hasil yang positif antara usia dengan perilaku merokok. Sehingga dalam penelitian ditemukan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap penolakan terhadap perilaku merokok (Wismanto dan Sarwo, 2007 dalam Azizah, 2013).
2. Dimensi Motivasi Ekstrinsik
a. Immediate Response (Penguatan Segera)
15
seharusnya mereka gunakan untuk kebutuhan lainnya, misalkan makan, transportasi, buku dan lain-lain. Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari (2013), untuk memotiavasi perokok supaya berhasil berhenti merokok, ditekankan pada keuntungan langsung yang akan di dapatkan. Misalnya dalam hal ekonomi, berhenti merokok dapat menurunkan pengeluaran uang ataupun juga dapat dialokasikan kepada kebutuhan yang lain. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rosdiana (2015) menyatakan sebagian besar motivasi seorang perokok untuk berhenti merokok adalah ingin menghemat uangnya. Buczkowski (2014) juga menambahkan tingginya biaya merokok meningkatkan motivasi perokok untuk menghentikan perilaku merokok.
Responden dalam penelitian ini mengatakan bahwa “rokok itu
tergolong mahal dan itu membuat saya berfikir bahwa saya harus
mengeluarkan banyak uang untuk membeli rokok setiap tahunnya”.
Menaikan harga dan pajak tembakau merupakan salah satu langkah yang di ambil banyak negara untuk mengurangi dan menekan angka konsumsi tembakau (GATS, 2015). Perilaku merokok kebanyakan dilakukan oleh para buruh, nelayan atau petani dimana tingkat ekonomi mereka adalah menengah dan kebawah (RISKESDAS, 2013).
dan Makanan (Badan POM, 2014) menjelaskan bahwa rokok memiliki efek jangka pendek yang meliputi rambut , mulut dan baju berbau rokok, kekurangan oksigen ke otak dan paru-paru serta peningkatan tekanan darah dan efek jangka panjang seperti risiko kematian karena penyakit kardiovaskuler meningkat sebanyak 2-3 kali daripada non perokok, keganasan (kanker), infeksi saluran pernafasan dan lain lain.
b. Social Influence (Pengaruh Sosial) dan Lingkungan
Menurut Pokhrel (2015), pengaruh sosial dalam mempengaruhi motivasi berhenti merokok dapat datang dari orang tua, saudara, pasangan dan lingkungan.
17
kecil di rumah, akan meningkatkan motivasi perokok untuk menghentikan perilaku merokoknya demi keluarganya.
Kebiasaan merokok didalam keluarga biasanya diwariskan secara turun temurun diperparah dengan kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh para perokok menjustifikasi perilaku merokok seseorang (Rosemary,2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Johnston et al (2012) yang menyatakan bahwa, keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok. Kebebasan yang diberikan oleh orang tua kepada anak seperti memfasilitasi penggunaan tembakau menjadi pengaruh yang besar untuk seseorang untuk menajdi seorang perokok. Orang tua merupakan role model bagi anak di keluarga.
Selain penagruh keluarga, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Perokok di Korea-Amerika didapatkan fakta bahwa, responden berhenti merokok karena pasangannya yang menyuruhnya berhenti merokok. Kehamilan merupakan salah satu faktor seorang perokok wanita mengurangi atau bahkan menghentikan kebiasaan merokoknya. Hal ini dikarenakan mereka mengetahui resiko yang dapat terjadi kepada janin dalam kandungan mereka.
Faktor lingkungan juga diduga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi remaja dalam berhenti merokok bahkan dengan adanya larangan merokok dan pemberitahuan bahaya merokok membuat seseorang mengurangi dalam merokok. Didalam penelitian yang dilakukan oeh Rosemary (2013) menyatakan bahwa selain faktor adiktif dalam rokok, kebiasaan merokok dikalangan mahasiswa dipicu oleh kondisi lingkungan mayoritas mereka, dimana rata rata adalah seorang perokok. Hal tersebut membuat dapat membuat seseorang ingin merasakan merokok dan terus merokok saat mulai kecanduan.
19
yang memiliki ketentuan untuk tidak merokok, juga mempengaruhi seseorang untuk berusaha mengurangi jumlah batang rokok yang di konsumsi.
Penelitian Olomofe dan Akinyandenu (2012) menyatakan bahwa lingkungan pesta merupakan sebuah faktor yang kuat untuk mempengaruhi seseorang merokok. Hal ini dikaitkan dengan pengaruh teman ketika berada di lingkungan pesta. Azizah (2013) menambahkan adanya ajakan merokok dari teman sebaya merupakan sebuah prediktor yang membuat seseorang berniat untuk merokok dan meminum alkohol kedepannya. Penelitian lain yang dilakukan oleh Kumalasari (2013) menyatakan bahwa dukungan ustad tidaklah valid untuk memotivasi santri untuk berhenti merokok. Hal tersebut disebabkan karena seharusnya ustad menjadi role model di lingkungan pesantren yang notabennya tidak memberikan contoh dalam hal merokok.
B. Kerangka Konsep
= Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti
Dimensi Motivasi Ekstrinsik
1. Penguatan Segera 2. Pengaruh
Sosial dan
Lingkungan Dimensi Motivasi Intrinsik
1. Masalah Kesehatan 2. Kontrol Diri 3. Usia
4. Pengetahuan
21 BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif bersifat deskriptif dengan jenis penelitian non eksperimental. Metode yang digunakan adalah metode regresi ganda dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu waktu pengukuran data atau variabel dilakukan hanya satu kali di satu saat (Nursalam, 2013).
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa perokok aktif di Fakultas Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yoyakarta Angkatan 2015 yang berjumlah 107 orang.
2. Sampel Penelitian
Jumlah sampel pada penelitian ini diambil sebanyak 50% dari populasi penelitian yaitu 54 orang, karena populasinya terhitung sedikit yaitu 107 orang (Arikunto, 2010). Sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dimana sampel ditentukan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti (Nursalam, 2013).
a. Kriteria Inklusi
1) Mahasiswa Teknik Mesin Angkatan 2015. 2) Perokok aktif.
3) Mahasiswa yang memiliki keinginan untuk berhenti merokok.
4) Bersedia menjadi responden penelitian dan dapat bekerjasama dalam penelitian.
b. Kriteria Eksklusi
Responden yang mengundurkan diri di tengah waktu penelitian.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Program Studi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2016. D. Variabel Penelitian
1. Variabel Dependent
Variabel Dependent di dalam penelitian ini adalah motivasi berhenti merokok.
23
E. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Motivasi
berhenti merokok
Sebuah motif subjektik atau keinginan untuk berhenti dari perilaku merokok yang dirasakan saat penelitian ini sedang berlangsung
Persepsi akan adanya masalah kesehatan dan kerugian yang didapat tubuh yang timbul akibat konsumsi rokok dalam jangka waktu tertentu.
Kuesion
Sebuah persepsi
diwujudkan dalam bentuk tindakan dalam mengontrol diri untuk berhenti merokok dikarenakan adanya pembanding untuk memberikan manfaat yang lain di dirinya.
Kuesion
dihubungkan dengan karakteristik seseorang
seseuai tingkat
perkembangan
Kumpulan informasi yang dimiliki responden mengenai rokok, kandungan rokok, masalah kesehatan yang disebabkan oleh rokok, regulasi mengenai konsumsi rokok di area bentuk respon seseorang yang muncul segera setelah keinginan untuk berhenti merokok timbul yang memicu kejadian perilaku
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala tertentu. Hal ini dapat
berhubungan dengan tindakan yang berhubungan dengan penampilan, barang, dan ekonomi.
nilai median
Pengaruh Sosial dan Lingkungan
b. Adanya pengaruh atau dorongan untuk berhenti merokok yang timbul dari orang tua, saudara, pasangan dan lingkungan sekitar.
Kuesion er
Tinggi jika skor
pengaruh sosial> nilai median Rendah jika dibawah nilai median
Ordinal
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Kuesioner
25
Tabel 3.2 Kisi Kisi Kuesioner Sub
Pernyataan
Item Pernyataan
Keterangan Item Jawaban Penilaian
Motivasi berhenti merokok
1 Menunjukkan adanya
keinginan untuk berhenti merokok saat dilakukan penelitian ini
7 Pernyatan ingin berhenti
merokok karena
merasakan gejala fisik yang telah terjadi
a. Ya
b. Tidak
1
0
11 Pernyatan ingin berhenti merokok karena dapat
menggambarkan efek
merokok terhadap tubuh 14 Pernyatan ingin berhenti
merokok karena
mengetahui kejadian
mortalitas akibat rokok 19 Pernyatan ingin berhenti
merokok karena tahu
dampak rokok dapat
memperendek usia
Kontrol Diri 2 Pernyatan ingin berhenti
merokok karena ingin menunjukkan kepada diri sendiri tentang suatu tekad untuk berubah
a. Ya
b. Tidak
1
0
8 Menyatakan kesukaan
terhadap perubahan diri yang terjadi
12 Pernyatan ingin berhenti merokok agar merasakan adanya kontrol terhadap diri
15 Pernyatan ingin berhenti merokok karena agar
dapat membuktikan
mengenai keinginan untuk mencapai sesuatu
20 Pernyatan ingin berhenti merokok karena ingin
membuktikan diri
mengenai perubahan
dalam tingkat kecanduan rokok
Pengetahuan 3 Pernyatan ingin berhenti
merokok karenatahu
kandungan berbahaya
Sub Pernyataan
Item Pernyataan
Keterangan Item Jawaban Penilaian
rokok b. Tidak 0
16 Pernyatan ingin berhenti merokok karena tahu efek negatif terhadap perokok pasif
21 Pernyatan ingin berhenti merokok karena tahu peraturan pemerintah
mengenai larangan
merokok di tempat umum Penguatan
Segera
4 Pernyatan ingin berhenti
merokok karena ingin menghindari bau rokok di tubuh dan pakaian
a. Ya
b. Tidak
1
0
6 Pernyatan ingin berhenti
merokok karena ingin menghindari efek boros rokok terhadap diri
9 Pernyatan ingin berhenti
merokok karena ingin menghindari segera efek buruk rokok terhadap pakaian dan perabotan rumah
17 Pernyatan ingin berhenti
merokok karena
keinginan untuk
menabung dari uang
membeli rokok
22 Pernyatan ingin berhenti merokok karena ingin
meghindari kegiatan
membersihkan sisa rokok dan bau rokok di rumah atau kamar
Pengaruh Sosial dan Lingkungan
5 Pernyataan ingin berhenti merokok karena ingin
menghindari omelan
keluarga dan kerabat
a. Ya
b. Tidak
1
0
10 Pernyataan ingin berhenti merokok karena ancaman orang lain
27
Sub Pernyataan
Item Pernyataan
Keterangan Item Jawaban Penilaian
18 Pernyataan ingin berhenti merokok karena tidak ingin membuat sedih orang terdekat
23 Pernyataan ingin berhenti
merokok agar
mendapatkan uang dari keluarga
G. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini berupa data primer. Data primer dikumpulkan oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk pernyataan yang disusun secara tertutup yang diperoleh dari hasil mengisi kuesioner.
Untuk memperoleh proses penilaian, peneliti menyajikan rangkaian kegiatan selama proses penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
a. Melakukan survey pendahuluan
Pada tahapan ini peneliti melakukan studi pendahuluan dengan memberikan kuesioner sebanyak 210 kopi kepada 210 mahasiswa teknik mesin UMY dan didapatkan 107 mahasiswa perokok aktif. b. Menyelesaikan proposal penelitian
c. Melakukan uji validitas dan reliabilitas
Pada tahap ini peneliti mengambil 30 responden dari program studi teknik elektro yang memiliki kriteria yang mirip dengan teknik mesin. Setelah selesai peneliti melakukan uji melewati software SPSS 15.
d. Melakukan uji etik penelitian
Pada proses ini peneliti melakukan uji etik di FKIK UMY dan menunggu surat kelayakan etik selama 1 bulan.
2. Tahap pelaksanaan
a. Responden mengisi informed consent
Pada proses ini peneliti meminta persetujuan mahasiswa untuk menjadi responden penelitian dengan memberi check list dalam kolom persetujuan pada kuesioner online.
b. Proses penelitian
29
ditentukan yaitu sebanyak 54 orang belum tercapai, peneliti kembali menyebarkannya melewati asisten yang berbeda. Pada proses penelitian, peneliti sudah mendapatkan jumlah responden sebanyak 55 orang dalam waktu 4 hari, tetapi peneliti hanya mengmbil 54 orang sesuai dengan jumlah responden yang peneliti rencanakan di awal, sehingga link kuesioner peneliti tutup dan tidak bisa menerima pengisian kuesioner kembali.
c. Peneliti mengumpulkan kuesioner dan melakukan analisa dari hasil yang telah didapatkan dari kueisoner tersebut.
Dalam proses ini peneliti mengambil data dari kuesioner yang telah diisi oleh responden. Setelah itu peneliti melakukan analisis univariat dan bivariat menggunakan SPSS 15.
H. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Uji validitas yang dilakukan oleh peneliti pada instrumen faktor faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok menggunakan Pearson Product Moment Correlation. Nilai validitas yang digunakan
adalah ≥ 0,3610 (Arikunto, 2010).
yang telah di lakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa seluruh pertanyaan dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas pada instrumen faktor faktor yang mempengaruhi motivasi merokok menggunakan rumus Cronbach Alpha. Instrumen
dikatakan reliable jika nilai ≥ 0,6 (Arikunto,2010). Pada penelitian ini
instrumen faktor faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok diujikan kepada 30 responden yang memeiliki kriteria inklusi yang sama di Program Studi Teknik Elektro angkatan 2015. Hasil dari uji Reliabilitas didapatkan hasil 0,954, yang artinya instrumen yang digunakan oleh peneliti reliabel.
I. Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan Data
Menurut Hidayat (2007) pengolahan data adalah cara untuk mengolah data agar dapat disimpulkan dan ditransformasikan menjadi sebuah informasi. Dimana sebelum pengolahan data ini diperlukan analisa data terlebih dahulu. Tahap pengolahan data sebagai berikut :
a. Editing
31
b. Coding
Coding merupakan pemberian kode angka terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini digunakan apabila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer. c. Data Entry
Data Entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah decoding kedalam master tabel atau databese komputer, kemudian membuat tabel kontingensi.
2. Analisis Data
Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data. Pengolahan data menggunakan bantuan program komputer. Penelitian ini menggunakan analisa data :
a. Univariat
Analisa univariat digunakan untuk menganalisis data karakteristik demografi responden yang akan ditampilkan dengan persentasi dan frekuensi (Notoadmodjo, 2010).
b. Bivariat
uji Chi Square adalah tabel yang digunakan 2x2, kategori data nominal atau ordinal dan nilai Expected Count > 5. Hasil analisis uji Chi Square jika p < 0,05 maka terdapat hubungan antara variabel yang di uji.
c. Multivariat
Analisa multivariat digunakan untuk menghubungkan antara faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dengan motivasi berhenti merokok pada mahasiswa Program Studi Teknik Mesin angkatan 2015. Analisa ini digunakan untuk mencari faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi motivasi berhenti merokok mahasiswa teknik mesin angkatan 2015. Analisis multivariat yang digunakan adalah regresi logistik karena variabel terikatnya adalah variabel kategorik dikotom. Variabel yang dimasukkan ke dalam analisis regresi logistik adalah variabel yang pada analisis bivariat mempunyai nilai p < 0,25 (Dahlan, 2013).
33
variabel mana yang paling tinggi probabilitasnya (kemungkinan) dalam mempengaruhi motivasi berhenti merokok (Dahlan, 2013). J. Etika Penelitian
Nursalam (2013) menyatakan bahwa dalam penelitian harus memperhatikan prinsip-prinsip etik. Peneliti telah melakukan uji etik sebelum melakukan penelitian kepada responden yang telah ditentukan dengan nomor etik 291/EP-FKIK-UMY/VIII/2016. Prinsip-prinsip etik tersebut antara lain :
1. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity).
Dalam hal ini, yang termasuk dalam prinsip menghargai hak asasi manusia adalah informed consent atau lembar persetujuan. Informed consent merupakan suatu lembar persetujuan yang diberikan peneliti kepada responden untuk menjelaskan maksud, tujuan dan dampak dari penelitianyang dilakukan.
2. Prinsip keadilan (right to justice).
Prinsip keadilan dalam penelitian adalah confidentiality atau menjaga rahasia. Sebuah penelitian harus menjunjung kerahasiaan data yang diperoleh dari responden dan menggunakan data sesuai dengan kebutuhan penelitian.
3. Prinsip manfaat.
34 1. Distribusi Jawaban Responden
a. Pertanyaan mengenai masalah kesehatan
Diagram 4.1 Distribusi jawaban responden mengenai masalah kesehatan
Dari hasil kuesioner mengenai masalah kesehatan didapatkan hasil bahwa 88,9% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 7 megenai adanya gejala fisik yang diakibatkan oleh rokok yang mulai menyerang responden. Sebanyak 77,8% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 11 mengenai kemampuan responden untuk menggambarkan secara grafis efek merokok pada tubuh responden. Responden menjawab benar pada pernyataan nomor 14 mengenai bahaya merokok yang telah terlihat secara nyata pada kehidupan
0 10 20 30 40 50 60
Pernyataan 7 Pernyataan 11 Pernyataan 14 Pernyataan 19
35
orang lain sebanyak 79,6%. Responden menjawab benar pada pernyataan nomor 19 mengenai kekhawatiran responden bahwa merokok dapat memperpendek umurnya sebanyak 87%.
b. Pertanyaan mengenai kontrol diri
Diagram 4.2 Distribusi jawaban responden mengenai kontrol diri
Dari hasil kuesioner mengenai kontrol diri mahasiswa didapatkan hasil bahwa 92,6% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 2 mengenai keinginan responden untuk menujukkan padanya dirinya sendiri bahwa responden mampu dan bisa untuk berhenti mereokok. Sebanyak 87% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 8 tentang perasaan responden jika responden mampu untuk berhenti meorkok. Responden yang menjawab benar pada pernyataan nomor 12 bahwa responden merasakan ada kontrol diri didalam diri mereka sebanyak 88,9%. Sebanyak 88,9% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 15 bahwa responden akan merasa bahwa responden
0 10 20 30 40 50 60
Pernyataan 2 {ernyataan 8 Pernyataan 12
Pernyataan 15
Pertanyaan 20
telah mencapai hal yang penting dalam dirinya dan 92,6% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 20 bahwa responden ingin membuktikan bahwa responden tidak kecanduan pada rokok.
c. Pertanyaan mengenai pengetahuan.
Diagram 4.3 Distribusi jawaban responden mengenai pengetahuan
Dari hasil kuesioner mengenai pengetahuan responden tentang bahaya merokok didapatkan hasil, 98,1% menjawab benar pada pernyataan nomor 3 mengenai rokok yang mengandung zat berbahaya dan lebih dari 40 zat yang dapat memicu kanker, serangan jantung, impotensi, dan stroke. Sebanyak 90,7% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 16 mengenai bahaya rokok pada perokok pasif dan 68,5% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 21 mengenai pengetahuan responden tentang larang merokok di tempat umum.
0 10 20 30 40 50 60
Pernyatan 3 Pernyataan 16 Pernyataan 21
37
d. Pertanyaan mengenai penguatan segera (immidiate respond)
Diagram 4.4 Distribusi jawaban responden mengenai immediate respond
Dari hasil kuesioner mengenai penguatan segera (immediate respond) terkait dengan ekonomi didapatkan hasil bahwa 88,9% responden menjawab benar pada penyataan nomor 4 tentang alasan responden ingin berhenti merokok supaya rambut dan pakaian responden tidak bau. Sebanyak 92,6% responden menjawab benar pada penyataan nomor 6 mengenai dampak ekonomi yang lebih boros dirasakan oleh responden. Responden yang menjawab benar pada pernyataan nomor 9 tentang keinginan responden untuk tidak melubangi pakaian, sofa, sprei dan karpet dengan bara api rokoknya sebanyak 88,9%. Sebanyak 92,6% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 17 mengenai keinginan responden untuk menyimpan uang yang biasa dibelikan rokok dan 66,7% responden
0 10 20 30 40 50 60
Pernyataan 4 Pernyataan 6 Pernyataan 9 Pernyataan 17 Pernyataan 22
menjawab benar pada pernyataan nomor 22 tentang responden yang tidak perlu membersihkan abu rokok dikamarnya.
e. Pertanyaan mengenai pengaruh sosial dan lingkungan
Diagram 4.5 Distribusi jawaban responden mengenai pengaruh sosial dan lingkungan
Dari hasil kuesioner mengenai pengaruh sosial dan lingkungan didapatkan hasil bahwa, 81,5% responeden menjawab benar pada pernyataan nomor 5 tentang keinginan responden untuk mengakhiri omelan dari orang tua, saudara dan orang terdekat responden. Sebanyak 54,7% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 10 tentang pengakuan responden yang pernah mendapatkan peringatan karena perilaku merokoknya. Responden yang menjawab tidak benar pada pernyataan nomor 13 bahwa mereka akan mendapatkan hadiah spesial apabila berhenti merokok seanyak 57,4%. Responden menjawab benar pada pernyataan nomor 18 tentang perasaan orang
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Pernyataan 5 Pernyataan 10
Pernyataan 13
Pernyataan 18
Pertanyaan 23
39
lain yang sedih jika melihat responden masih merokok sebanyak 83,3%, dan 64,8% responden menjawab tidak benar mengenai imbalan berupa uang dari keluarga, teman, kampus jika responden mampu dan bisa berhenti merokok.
2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memiliki sebuah slogan yaitu
“Kampus Bersih dan Bebas Asap Rokok”. Universitas Muhammadiyah
sehat. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa teknik mesin angkatan 2015 dengan responden berjumlah 54 mahasiswa.
3. Karakteristik Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini berjumlah 54 orang perokok yang merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Mesin angkatan 2015 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Hasil dari karakteristik responden digunakan untuk mengetahui gambaran umum responden berdasarkan usia. Berdasakan hasil penelitian karakteristik responden dapat dideskripsikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.1 Karakteristik pesponden penelitian berdasarkan usia. Karakteristik Jumlah Responden Persentase Usia sekarang
4. Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berhenti Merokok
41
Perduli dengan Masalah Kesehatan
Sumber: Data Primer (2016)
5. Hasil Analisis Bivariat Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Berhenti Merokok
Analisis bivarite dilakukan dengan uji Chi-Square dilakukan untuk menyeleksi variabel yang akan dimasukkan dalam analisis multivariat. Variabel yang dimasukkan dalam analisis multivariate adalah variabel yang pada analisis bivariat mempunyai nilai p<0,25 (Dahlan M. S., 2013). Adapun hasil analisis Bivariat ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Hasil analisis bivariat faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi berhenti merokok.
No Variabel Tinggi Rendah P RO IK95%
4 Pengetahuan Tinggi
Rendah
Sumber: Data Primer (2016)
43
masalah kesehatan yang tinggi dan memiliki motivasi yang tinggi sebanyak 35 responden (64,8%), serta memiliki nilai P 0,050 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berhenti merokok dengan faktor pengaruh keperdulian terhadap masalah kesehatan, dari hasil analisis juga didapatkan RO 1,118.
Tabel diatas juga menjelaskan bahwa faktor kontrol diri didominasi oleh kontrol diri yang tinggi dan memiliki motivasi berhenti merokok yang tinggi, yaitu sebanyak 39 responden (72,2%). Selain itu didapatkan juga nilai P 0,02 yang artinya faktor kontrol diri memiliki hubungan yang signifikan terhadap motivasi berhenti merokok dan dari tabel didapatkan RO 1,154. Selanjutnya adalah faktor pengetahuan, dimana dalam tabel diatas data didominasi oleh pengetahuan yang tinggi serta motivasi berhenti merokok yang tinggi. Nilai P yang didapatkan yaitu 0,06 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor pengetahuan dengan motivasi berhenti merokok. Nilai RO didapatkan 1,111.
sebanyak 31 responden (57,4%). Nilai P yang didapatkan adalah 0,094 dimana tidak ada hubungan yang signifikan antara pengaruh sosial dan lingkungan terhadap motivasi berhenti merokok. Selain itu dari dalam tabel diatas didapatkan nilai RO 1,095.
B. PEMBAHASAN
1. Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berhenti Merokok
a. Usia
Usia mayoritas mahsiswa perokok dalam penelitian ini adalah
usia ≥20 tahun yaitu sebanyak 59,3%, dimana usia tersebut adalah
45
Berbeda dengan hasil survey GYTS (Global Youth Tobacco Survey) mayoritas usia perokok di Indonesia adalah usia 15-19 tahun 2013 yaitu sebanyak 50,3%. Menurut survey tersebut terjadi peningkatan dari tahun ke tahun dari usia 15 tahun keatas terhitung sejak 2007 sebanyak 34,2%, meningkat menjadi 34,7% pada tahun 2010, dan meningkat lagi pada tahun 2013 menjadi 36,3%. Begitupula penelitian Kumalasari (2013), yang menyatakan bahwa tingkatan usia yang paling banyak merokok adalah rentang usia 16-19 tahun.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa mayoritas usia responden adalah usia ≥20 tahun yang dikategorikan pada masa remaja akhir (Depkes RI, 2009). Menurut Ramadhy (2004) pada fase remaja akhir, seorang anak cenderung mulai melakukan pengungkapan kebebasan dalam dirinya dan lebih banyak bergaul dengan teman sebaya diluar rumah sehingga berpotensi membuat anak menjadi berperilaku merokok. Hal tersebut didukung dengan penelitian Arina (2011) semakin tinggi dukungan teman sebaya maka semakin tinggi perilaku merokok anak. Saputra (2013) juga menambahkan bahwa pada tahap awal merokok sebanyak 46% dilakukan bersama teman-teman.
b. Jenis Kelamin
merupakan perokok aktif mayoritas adalah laki-laki dengan persentase 90,7%. Hal tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Barus (2011) yang menyebutkan bahwa mahasiswa perokok aktif sebagian besar adalah laki-laki dengan persentase sebanyak 78,1%. Hal selaras juga disampaikan oleh GYTS (Globa Youthl Tobacco Survey) dalam factsheetnya pada tahun 2014 dimana remaja laki-laki di Indonesia yang merokok memiliki persentase sebanyak 35% sedangkan perempuan sebanyak 3%.
Menurut Potter & Perry (2005), seorang perempunan memiliki sifat feminim sehingga perempuan cenderung lebih menjaga sifat dan perilakunya di depan publik. Oleh sebab itu wajar apabila perempuan lebih sedikit yang merokok daripada laki-laki. Hal ini juga bisa disebabkan oleh tempat penelitian, yaitu di program studi teknik mesin, yang memang lebih banyak mahasiswa laki laki daripada mahasiswa perempuannya. Disisi lain tingginya angka perokok pada laki laki dibandingkan dengan perempuan berhubungan dengan karakteristik personal laki laki yang cenderung lebih menunjukkan keberanian daripada perempuan. Menurut Rahal (2012), laki-laki cenderung berani mengambil keputusan dan berani menanggung resiko dibandingkan perempuan.
c. Usia Mulai Merokok
47
adalah usia 14-18 tahun yaitu sebanyak 72,2%, dan hal tersebut berarti mayoritas peorkok telah merokok lebih dari 1 tahun. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayu (2014) dimana dalam penelitian tersebut mayoritas perokok telah merokok selama 11-20 tahun. Selaras dengan penelitian Barus (2011) bahwa usia mulai merokok pada mahasiswa cukup bervariasi antara 3-21 tahun, dan rata-rata usia mulai merokok mahasiswa adalah 15,74 tahun. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Rayaa, et al., (2013) mengenai usia pertama kali merokok dibawah usia 18 tahun yang diklasifikasikan menjadi 2 kelompok sesuai rentang usianya dengan hasil 50% pada usia 5-11 tahun dan pada rentang usia 12- 15 tahun 50%.
d. Motivasi
Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 96,3% responden penelitian memiliki motivasi yang tinggi untuk berhenti merokok. Hal tersebut sesuai dengan GYTS dalam factsheet tahun 2014, dimana 4 dari 5 pelajar yang merokok ingin menghentikan perilaku merokoknya, hal ini berarti 80% dari pelajar perokok indonesia ingin berhenti merokok. Berbeda dengan penelitian Rosemary dimana hanya 7 dari 31 responden penelitian yang memiliki keinginan berhenti merokok. Hal ini tidak selaras dengan penelititan D’Angelo (2001) dalam Barus (2012), yang menyatakan motivasi pada wanita dan pria dipengaruhi oleh faktor yang berbeda. Motivasi pada wanita dipengaruhi oleh tingkat stres, sedangkan pada pria dipengaruhi oleh pengetahuan, percobaan berhenti merokok dan proses perubahan perilaku. Faktor internal ini yang dapat menyebabkan wanita cenderung memiliki motivasi yang lebih tinggi dibandingkan motivasi pada pria untuk berhenti merokok.
49
rumah, tempat kerja, kemudian akibat tingginya harga rokok, bau yang tidak sedap, masalah kesehatan, kehamilan dan menyusui.
e. Masalah Kesehatan
Menurut hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti, keperdulian akan masalah kesehatan mayoritas dari responden adalah tinggi, yaitu sebanyak 64,8% dari keseluruhan responden penelitian. Hal ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Buczkowski (2014) yang meneliti tentang motivasi berhenti merokok secara kualitatif, menyebutkan bahwa responden penelitian mengalami ketakutan pada masalah kesehatan pada masa yang akan datang dan riwayat penyakit yang pernah dialami oleh para responden seperti penyakit pada tenggorokan, darah tinggi dan penyakit serius lainnya.
dilakukan oleh Sarwani & Nurlaela (2012) menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara merokok dengan kejadian tuberkulosis paru. Di Indonesia hampir 50% dari perokok berencana atau berfikir untuk berhenti merokok. Namun, hanya 10 % berencana untuk berhenti merokok dalam waktu 12 bulan.
f. Kontrol Diri
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan data bahwa faktor kontrol diri pada responden mayoritas adalah tinggi, yaitu sebanyak 72,2% dari keseluruhan responden. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadly (2015), yang menyatakan bahwa kontrol diri responden dalam penelitian tersebut adalah sedang dengan persentase (63,4%).
51
Fidiana (2014) menyatakan bahwa kontrol diri sebagai variabel psikologis yang mencakup kemampuan individu untuk memodifikasi perilaku, kemampuan individu untuk memilih suatu tindakan berdasarkan yang ia yakini. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki kontrol diri yang tinggi, sehingga dapat memodifiakasi perlaku yang dilakukan.
g. Pengetahuan
Hasil penelitian telah didapatkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki pengetahuan yang tinggi tentang bahaya merokok yaitu sebanyak 63,0%. Hal ini serupa dengan GYTS (2014) dalam factsheetnya dimana 7 dari 10 siswa di indonesia mengetahui bahwasanya merokok adalah suatu perilaku yang dapat membahayakan mereka dan orang lain.
h. Penguatan segera (Immediate Respond)
Dari penelitian yang telah dilakukan peneliti mendapatkan hasil bahwa penguatan segera yaitu tentang perekonomian mendorong mahasiswa untuk berhenti merokok yaitu sebanyak 59,3%. Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Buczkowski (2014) yang mengatakan bahwa salah satu hal yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok adalah faktor tingginya harga rokok.
53
semakin besar motivasi remaja untuk berhenti merokok. i. Sosial dan Lingkungan
Dari hasil penelitian yang telah didapatkan, faktor pengaruh soial dan lingkungan adalah tinggi, yaitu sebanyak 57,4%. Hal ini selaras dengan penelitain yang telah dilakukan oleh Barus(2012), bahwa teman dan lingkungan merupakan sumber mahasiswa paling banyak dalam mengenal rokok pertama kalinya yaitu sebesar 61,9%.
Berdasarkan penelitian Sulistyawati (2002) dalam Barus (2012), menyatakan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh terhadap motivasi seseorang. Lingkungan yang terdapat orangtua, saudara, tetangga dan teman-teman di sekitar individu akan mempengaruhi motivasi sebesar 16,29%. Diperkuat dari penelitian Rosmala, dkk (2004), yang menyatakan bahwa 99,8% responden menyatakn bahwa faktor orang tua mempengaruhi perilaku merokok pada remaja, sedangkan 49,6% responden menyatakan bahwa teman yang menjadi faktor untuk mempengaruhi perilaku remaja. Dapat disimpulkan bahwa, dukungan yang diberikan oleh lingkungan dapat mempengaruhi motivasi individu dalam mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya sendiri.
mempengaruhi seseorang mengkonsumsi rokok. Hal tersebut wajar terjadi karena manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk diterima dan menjadi bagian dari sebuah kelompoknya atau oleh orang lain. Kebutuhan tersebut menurut Maslow merupakan kebutuhan akan penerimaan dan cinta (Belongingness and Love Needs). Sebagai suatu kebutuhan, maka akan ada banyak cara yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan tersebut, salah satunya seperti ikut ikutan merokok.
2. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Berhenti Merokok
a. Hubungan Antara Usia dengan Motivasi Berhenti Merokok
Hasil analisis uji korelasi antara faktor usia terhadap motivasi berhenti merokok diperoleh data bahwa responden di dominasi oleh usia >20 tahun dan memiliki motivasi berhenti merokok yang tinggi sebanyak 31 responden (57,4%), kemudian nilai p menunjukan nilai 0,0786 yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan motivasi berhenti merokok.
55
kemandirian dalam membuat keputusan atau lebih mampu berpikir dan mengambil sikap dalam menentukan pilihan dibandingkan dengan anak-anak remaja. Kemudian, orang dewasa menjadikan pilihan berhenti merokok atau tidak karena pertimbangan kesehatan, hal itu juga berhubungan dengan fakta bahwa orang dewasa lebih paham akan masalah dan fungsi kesehatan dibandingkan dengan anak remaja. Sebaliknya, Saputra & Sary (2013) dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahwa, seseorang yang masih remaja, motivasi untuk berhenti merokok cenderung timbul dan tinggi dikarenakan penagruh positif dari faktor lingkungan seperti keluarga, teman sebaya yang tidak merokok dan orang terdekat, hal ini berhubungan dengan masih belum patennya sikap dan perilaku yang ada pada remaja tersebut. Oleh karena itu, sangat jelas bahwa alasan tidak adanya hubungan antara usia dengan motivasi berhenti merokok dikarenakan pada setiap tingkatan usia, motivasi bisa muncul pada setiap usia dengan alasan yang berbeda.
b. Hubungan Antara Kepedulian Terhadap Masalah Kesehatan Dengan Motivasi Berhenti Merokok
signifikan antara motivasi berhenti merokok dengan faktor pengaruh kepedulian terhadap masalah kesehatan. Adapun hasil distribusi jawaban kuesioner mengenai kepedulian terhadap masalah kesehatan yang menyatakan bahwa dari hasil kuesioner mengenai masalah kesehatan didapatkan hasil bahwa 88,9% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 7 mengenai adanya gejala fisik yang diakibatkan oleh rokok yang mulai menyerang responden. Sebanyak 77,8% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 11 mengenai kemampuan responden untuk menggambarkan secara grafis efek merokok pada tubuh responden. Responden menjawab benar pada pernyataan nomor 14 mengenai bahaya merokok yang telah terlihat secara nyata pada kehidupan orang lain sebanyak 79,6%. Responden menjawab benar pada pernyataan nomor 19 mengenai kekhawatiran responden bahwa merokok dapat memperpendek umurnya sebanyak 87%.
57
mayoritas tidak setuju mengenai akibat merokok yang dapat memperpendek umur dan mempercepat kematian, namun hal tersebut berbeda dengan hasil yang didapatkan oleh peneliti bahwasanya 87% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 19 mengenai kekhawatiran responden bahwa merokok dapat memperpendek umurnya.
c. Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Motivasi Berhenti Merokok
Faktor kontrol diri didominasi oleh kontrol diri yang tinggi dan memiliki motivasi berhenti merokok yang tinggi, yaitu sebanyak 39 responden (72,2%). Selain itu didapatkan juga nilai p= 0,020 yang artinya faktor kontrol diri memiliki hubungan yang signifikan terhadap motivasi berhenti merokok. Adapun hasil distribusi jawaban kuesioner mengenai kepedulian terhadap kontrol diri yang menyatakan bahwa dari hasil kuesioner mengenai kontrol diri mahasiswa didapatkan hasil bahwa 92,6% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 2 mengenai keinginan responden untuk menujukkan padanya dirinya sendiri bahwa responden mampu dan bisa untuk berhenti merokok. Sebanyak 87% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 8 tentang perasaan responden jika responden mampu untuk berhenti merokok. Responden yang menjawab benar pada pernyataan nomor 12 bahwa responden merasakan ada kontrol diri didalam diri mereka sebanyak 88,9%. Sebanyak 88,9% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 15 bahwa responden akan merasa bahwa responden telah mencapai hal yang penting dalam dirinya dan 92,6% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 20 bahwa responden ingin membuktikan bahwa responden tidak kecanduan pada rokok.
59
kontrol diri merupakan tameng untuk tidak berperilaku negatif. Machali (2014) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa, seseorang yang memiliki kontrol diri yang baik cenderung memiliki perilaku yang baik dan dapat menahan diri dari perbuatan yang dapat memberikan efek negatif di kemudian hari. Penjelasan tersebut sesuai dengan hasil jawaban responden yang mengatakan bahwa responden terbanyak merasakan ada kontrol diri didalam diri mereka sebanyak 88,9% diikuti 92,6% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 2, mengenai keinginan responden untuk menujukkan padanya dirinya sendiri bahwa responden mampu dan bisa untuk berhenti merokok yang membuktikan bahwa kontrol diri cenderung dapat membuat responden menahan keinginan merokok sebagai pembuktian diri. Selain itu, penjelasan mengenai kontrol diri dapat dijadikan tameng terbukti dengan jawaban responden yang menunjukkan bahwa 87% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 8 tentang perasaan responden jika responden mampu untuk berhenti merokok yang menunjukkan bahwa kontrol diri memicu adanya keinginan untuk berhenti merokok.
mengendalikan dirinya sendiri bahkan dapat menghentikan perilaku yang tidak sesuai. Hal tersebut sesuai dengan hasil yang didapatkan oleh peneliti pada pernyataan nomor 15 bahwa responden akan merasa mencapai suatu hal yang penting apa bila dapat berhenti merokok, selain itu 88,9% responden merasakan adanya kontrol diri dalam diri mereka untuk mengurangi bahkan berhenti merokok.
Selain itu, Jaelani (2013) juga menjelaskan bahwa, terdapat hubungan yang nyata antara religiusitas dengan kontrol diri, semakin tinggi perilaku taat agama seseorang, semakin tinggi juga kontrol diri yang dia miliki. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Palupi (2013) yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara religiusitas dengan kenakalan remaja seperti merokok dan perilaku seksual. Palupi (2013) kemudian menjelaskan bahwa, sikap resligiusitas remaja tersebut memicu tingginya kontrol diri dan mencegah mereka untuk berperilaku negatif. Oleh karena itu, jelas bahwa adanya hubungan antara kontrol diri dengan tingginya motivasi berhenti merokok berhubungan dengan adanya faktor religiusitas dan perkembangan usia yang menjadi tameng dalam berprilaku negatif. d. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Motivasi Berhenti
Merokok.
61
antara faktor pengetahuan dengan motivasi berhenti merokok. Adapun hasil distribusi jawaban kuesioner mengenai pengetahuan responden tentang bahaya merokok yang menyatakan bahwa dari hasil kuesioner mengenai pengetahuan responden tentang bahaya merokok didapatkan hasil, 98,1% menjawab benar pada pernyataan nomor 3 mengenai rokok yang mengandung zat berbahaya dan lebih dari 40 zat yang dapat memicu kanker, serangan jantung, impotensi, dan stroke. Sebanyak 90,7% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 16 mengenai bahaya rokok pada perokok pasif dan 68,5% responden menjawab benar pada pernyataan nomor 21 mengenai pengetahuan responden tentang larang merokok di tempat umum.
sahabat yang memiliki kebiasaan merokok begitu pula dengan remaja non perokok.
Tetapi, hasil yang didapat pada penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Asma, Zulkifli, & Thaha (2015) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan motivasi berhenti merokok (p=0,000). Hal tersebut dijelaskan oleh Ali (2014), seseorang yang paham akan merokok dan bahayanya, akan menjadi faktor pencetus dari dalam dirinya untuk tidak melakukan perilaku merokok tersebut. Oleh karena itu, fakta yang telah dijelaskan oleh Ali tersebut sesuai dengan hasil crosstab yang ditunjukkan pada penelitian ini dimana, responden didominasi oleh pengetahuan yang tinggi serta motivasi berhenti merokok yang tinggi diikuti fakta jawaban 98,1 % responden yang memiliki pengetahuan tinggi mengenai bahaya rokok dan 90,7% mengerti bahaya rokok terhadap perokok pasif, walaupun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel pengetahuan dan motivasi.
e. Hubungan Antara Penguatan Segera (Immediate Responds)
Dengan Motivasi Berhenti Merokok