• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENATAAN KAWASAN AGROWISATA DI KEBUN BUAH MANGUNAN KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI PENATAAN KAWASAN AGROWISATA DI KEBUN BUAH MANGUNAN KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENATAAN KAWASAN AGROWISATA DI KEBUN BUAH MANGUNAN

KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL

Skripsi

Disusun oleh : Wheny Indrian Yulianti

20120210061

Program Studi Agroteknologi

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA

(2)

ii

EVALUASI PENATAAN KAWASAN AGROWISATA DI KEBUN BUAH MANGUNAN

KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk memenuhi sebagai syarat Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian

Disusun oleh : Wheny Indrian Yulianti

20120210061

Program Studi Agroteknologi

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA

(3)

iii Disusun oleh:

Wheny Indrian Yulianti 20120210061

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Pada tanggal 21 Mei 2016

Skripsi tersebut telah diterima sebagai persyaratan yang diperlukan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

Pembimbing/ Penguji Utama Anggota Penguji

Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P. Ir. Bambang Heri Isnawan, M.P. NIP : 196011201989031001 NIK. 19650814199409133021

Pembimbing/ Penguji Pendamping

Lis Noer Aini, S.P., M.Si. NIK.19730724200004133051

Yogyakarta, 13 Juni 2016 Dekan

Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(4)

iv

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan :

1. Karya tulis saya, skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik, baik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta maupun perguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendirri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penilaian saya setelah mendapatkan arahan dan saran dari Tim Pembimbing. Oleh karena itu, saya menyetujui pemanfaatan karya tulis ini dalam berbagai forum ilmiah, maupun pengembangannya dalam bentuk karya ilmiah lain oleh Tim Pembimbing. 4. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

5. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya yang sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Yogyakarta, 13 Juni 2016

(5)

v

Dan barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya allah benar-benar maha kaya (tidak memerlukan

sesuatu) dari semesta alam. (QS AL-Ankabut 29 : 6) Khairunnas anfa’ uhum linnae

“sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain”.

(Rasulullah SAW)

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna.

(Albert Einstein)

Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang terutama bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis, dan pada kematianmu semua orang

(6)

vi

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum.wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan kemudahan, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Evaluasi Penataan Kawasan Agrowisata di Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul”. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam memeroleh gelar Sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan dan informasi bagi para pemakai informasi dalam pengambilan keputusan investasi dan memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini dapat terwujud atas bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P. selaku pembimbing utama yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan penuh kesabaran, dan telah memberikan masukan selama penyusunan dan penulisan skripsi ini serta kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.

2. Ibu Lis Noer Aini, S.P., M.Si. selaku pembimbing kedua yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan penuh kesabaran, dan telah memberikan masukan selama penyusunan dan penulisan skripsi ini serta kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.

3. Bapak Ir. Bambang Heri Isnawan, M.P. selaku dosen penguji yang telah memberikan pengarahan, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

(7)

vii

6. Seluruh staf karyawan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dan kemudahan terhadap penyusunan skripsi ini. 7. Keluarga tercinta Bapak, Ibu, Kakak dan Adek yang senantiasa memberikan

dukungan, perhatian, nasehat serta doa hingga dapat menyelesaikan studi. 8. Instansi Dinas Pertanian Kabupaten Bantul dan Pengelola Kebun Buah

Mangunan yang telah membantu penulis dalam hal pengambilan data sekunder untuk melakukan penelitian ini.

9. Seluruh teman-teman Agroteknologi B, Agroteknologi angkatan 2012 novi, diah, kiki, ela, rubi, irul, fiani, ara yang selalu memberikan dukungan, bantuan, semangat bagi penulis.

10. Seluruh teman-teman KKN 25 linda, sheary, desi, livi, nanda, kipun, aziz, dede yang selalu memberikan dukungan dan semangat bagi penulis.

11. Seluruh teman-teman kompleks Sahidah, Affin, Diah, Hemas, Indra Tm, Aep, Aris, Riski, Ayub, Agung, Yakub, Aji, Rendi, Sindu, Ricky, Farid yang selalu memberikan bantuan, dukungan dan semangat bagi penulis.

12. Serta semua pihak yang telah membantu penulis.

Semoga semua bantuan yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapatkan balasan yang lebih besar dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan saran, kritik dan pengembangan penelitian selanjutnya untuk perbaikan di masa mendatang dan kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Wassalammualaikum.wr.wb

Yogyakarta, 13 Juni 2016 Penulis

(8)

viii

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

INTISARI ... xiv

ABSTRACT ... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 3

Tujuan Penelitian ... 4

Manfaat Penelitian ... 4

Batas Studi ... 4

Keranga Pikir Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

Agrowisata ... 7

Kebun Buah Mangunan ... 10

Evaluasi Lahan dan Kesesuaian Lahan... 11

1. Kesesuaian Lahan Durian (Durio zibethinus L.) ... 12

2. Kesesuaian Lahan Mangga (Mangifera indica L.) ... 13

3. Kesesuaian Lahan Rambutan (Nephelium lappaceum L.) ... 14

4. Kesesuaian Lahan Belimbing (Averrhoa carambola L.) ... 15

5. Kesesuaian Lahan Jambu Biji (Psidium guajava L.) ... 16

6. Kesesuaian Lahan Jeruk (Citrus sp.) ... 16

(9)

ix

2. Iklim, Topografi dan Tanah ... 21

Kondisi Sosial dan Ekonomi ... 21

1. Jumlah Penduduk ... 21

2. Sebaran Usia ... 22

3. Mata Pencaharian ... 23

4. Pendidikan... 24

IV. TATA CARA PENELITIAN ... 26

Tempat dan waktu penelitian ... 26

Metode penelitian dan Analisis Data ... 26

1. Metode Penelitian ... 26

2. Metode Pemilihan Lokasi ... 26

3. Metode Pengambilan Sampel ... 27

4. Teknik Analisis Data... 30

Jenis Data ... 30

Luaran Penelitian ... 31

F. Jadual Penelitian...32

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

Kondisi Fisiografi ... 33

Kondisi Eksisting (Pola Pemanfaatan Ruang Kebun Buah) ... 36

1. Kondisi Eksisting Obyek Wisata Kebun Buah Mangunan ... 36

2. Kondisi Eksisting Fasilitas Kebun Buah Mangunan ... 38

(10)

x

Identifikasi dan Evaluasi Lahan di Kebun Buah Mangunan ... 44

1. Identifikasi dan Evaluasi Tanaman ... 44

2. Identifikasi dan Evaluasi Infrastruktur ... 58

Persepsi Masyarakat ... 62

Konsep Penataan Agrowisata Kebun Buah Mangunan ... 73

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

Kesimpulan ... 77

Saran ... 77

(11)

xi

Tabel 3. Mata Pencaharian Desa Mangunan ... 23

Tabel 4. Pendidikan penduduk Desa Mangunan ... 24

Tabel 5. Jenis Data Penelitan ... 31

Tabel 6. Jadual Penelitian ... 32

Tabel 7. Kondisi Fisik Kebun Buah Mangunan ... 33

Tabel 8. Komparasi kondisi kebun durian dengan teori ... 45

Tabel 9. Komparasi kondisi kebun mangga dengan teori ... 48

Tabel 10. Komparasi kondisi kebun rambutan dan belimbing dengan teori... 50

Tabel 11. Komparasi kondisi kebun jambu biji dengan teori ... 53

Tabel 12. Komparasi kondisi kebun jeruk dengan teori ... 55

Tabel 13. Pengetahuan responden tentang Kebun Buah Mangunan ... 62

Tabel 14. Frekunsi Kunjungan ... 63

Tabel 15. Persepsi terhadap kondisi penataan Kebun Buah Mangunan ... 64

Tabel 16. Pendapatan pedagang di Kebun Buah Mangunan... 66

Tabel 17. Persepsi terhadap daya tarik Kebun Buah Mangunan ... 67

Tabel 18. Persepsi terhadap perencanaan Kebun Buah Mangunan ... 70

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Pene ... 6

Gambar 2. Peta Wilayah Kabupaten Bantul ... 19

Gambar 3. Peta Wilayah Kecamatan Dlingo ... 20

Gambar 4. Peta Desa Mangunan ... 27

Gambar 5. Peta Mangunan ... 34

Gambar 6. Peta Kebun Buah Mangunan ... 35

Gambar 7. Kondisi Eksistensi Puncak Kebun Buah ... 36

Gambar 8. Kondisi Eksistensi Area outbond ... 37

Gambar 9. kondisi eksisting gerbang utama dan loket retribusi ... 38

Gambar 10. Kondisi Eksisting Jalan ... 39

Gambar 11. Kondisi Eksisting Halaman Parkir ... 39

Gambar 12. Kondisi eksisting Kolam dan Taman ... 40

Gambar 13. Kondisi Eksisting Green House ... 40

Gambar 14. Kondisi Eksisting Gubuk ... 41

Gambar 15. Kondisi Eksisting Warung Makan ... 41

Gambar 16. Kondisi Eksisting Toilet Umum ... 42

Gambar 17. Kondisi Eksisting Puncak Kebun Buah ... 42

Gambar 18. Lahan Kebun Durian ... 45

Gambar 19. Lahan Kebun Mangga ... 47

Gambar 20. Lahan Rambutan dan Belimbing ... 50

Gambar 21. Tanaman Jambu Biji... 53

Gambar 22. Lahan Jeruk ... 55

Gambar 23. Tanaman lainnya di Kebun Buah Mangunan ... 58

Gambar 24. Desain Lanskap Kebun Buah Mangunan ... 73

(13)

xiii

(14)
(15)

Wheny Indrian Yulianti Gunawan Budiyanto/ Lis Noer Aini

Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UMY INTISARI

Penelitian yang berjudul evaluasi penataan kawasan agrowisata di Kebun Buah Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Februari 2016.

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan sampel 23 orang pengelola Kebun Buah Mangunan, 5 orang pedagang, dan 100 orang wisatawan lokal dengan insidental sampel kuota. Penelitian ini dilengkapi dengan pengumpulan data primer dan sekunder yang dianalisis secara deskriptif dan spasial untuk menentukan konsep penataan kawasan agrowisata.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan eksistensi tanaman buah-buahan, Kebun Buah Mangunan perlu mendapatkan perawatan yang intensif seperti pemupukan dan penyiraman. Perencanan pengembangan agrowisata Kebun Buah Mangunan diawali dengan perbaikan jalan, tempat parkir, mushola, toilet, dan wahana bermain seperti outbond serta wahana sepeda air di kolam. Kata Kunci : Penataan Agrowisata, Kebun Buah Mangunan, Pengembangan

Infrastruktur

ABSTRACT

The research entitled the evaluation of structuring of Agrotourism Ragion at Orchard Mangunan, Dlingo District, Bantul Regency was conducted from December 2015 up to February 2016.

The research was done using survey method with 23 staff of Orchard Mangunan, 5 tradisional traders, and 100 local tourist who were choosen by incidental sampling quota. The research was completed by primary and secondary datas collecting which would be analyzed descriptively and spatially to determine the concept of Agroturism structuring.

The result showed that based on fruit plant existences, Orchard Mangunan need intensively agronomic treatments such as fertilizing and watering. The plan of Agroturism development Orchard Mangunan should be started with the building of physical infrastructure (road, parking park, mosque, gazebo, and toilets) and playground zone (outbound and water park).

(16)

1

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengembangan pariwisata menduduki posisi sangat penting setelah minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan bangsa yang dapat meningkatkan perekonomian. Hal ini diamanatkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara Republik Indonesia, bahwa tahun 1998 perkembangan pariwisata perlu ditingkatkan untuk menjadikan sektor tersebut sebagai sumber devisa Negara nomor dua setelah minyak bumi dan gas (Depparpostel, 1997).

(17)

kawasan dapat dilakukan dengan cara menerapkan sistem zonasi. Zonasi ini dimaksudkan untuk menjaga kelestarian lingkungan/kebun dan menjaga keselamatan pengunjung (Usman, 2008).

Objek wisata alam yang dimiliki Kabupaten Bantul sangat beragam dan menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Objek wisata ini berupa air terjun, pegunungan, goa, hutan, pantai dan wisata pertanian. Salah satu agrowisata yang terdapat di kabupaten ini adalah Kebun Buah Mangunan yang berlokasi di Dusun Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kebun Buah Mangunan merupakan wisata alam yang berada di perbukitan Mangir dengan ketinggian antara 320 mdpl serta luas 24 hektar.

Sumadi (2015) menyatakan bahwa dari seluruh tanaman yang dibudidayakan banyak yang tumbuh subur namun tidak berbuah, bahkan sampai saat ini ada sekitar 4.235 batang pohon buah yang dibudidayakan di Kebun Buah Mangunan meliputi buah durian, belimbing, rambutan, sirsak madu, pisang, srikaya, mangga dan jambu.

(18)

3

Perumusan Masalah

Kebun Buah Mangunan merupakan satu-satunya objek wisata kebun buah di Yogyakarta yang cukup diminati banyak wisatawan. Namun kenyataannya Kebun Buah Mangunan belum dapat menghasilkan produksi buah yang maksimal. Wisatawan yang berkunjung ke Kebun Buah Mangunan tidak bisa melakukan buah petik dan merasa kecewa terhadap arti dari kebun buah itu sendiri. Kurangnya penataan dan perawatan tanaman yang tepat dalam suatu kawasan agrowisata dapat menyebabkan wisatawan dari tahun ke tahun terus menurun karena semakin berkurangnya daya tarik objek wisata tersebut.

Evaluasi penataan agrowisata kebun buah diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengoptimalkan agrowisata serta fasilitas pendukung yang ada sehingga dapat meningkatkan daya tarik suatu tempat wisata yang merupakan salah satu modal utama untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Dalam kegiatan pengelolaan agrowisata kebun buah diperlukan manajemen yang baik mencakup kesesuaian tanaman dan lahan tersebut, serta kegiatan pengelolaan. Berdasarkan uraian di atas, maka Kebun Buah Mangunan ini mempunyai permasalahan :

1. Bagaimana karakteristik tanaman yang ada di Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.

(19)

Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan :

1. Mengidentifikasi dan mengevaluasi karakteristik tanaman yang ada di Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.

2. Menyusun suatu konsep penataan kawasan agrowisata di Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai identifikasi dan evaluasi tanaman yang sudah ada di Kebun Buah Mangunan dan menghasilkan konsep penataan kawasan agrowisata sebagai bahan kajian yang dapat memberikan saran kepada pengelola Kebun Buah Mangunan dan Lembaga Pemerintahan yang terkait, sehingga dapat meningkatkan daya tarik dan minat wisatawan untuk berkunjung.

Batas Studi

(20)

5

Keranga Pikir Penelitian

Santun, R.P. Sitorus (2004) menyatakan bahwa evaluasi sumberdaya lahan berfungsi untuk memberikan pengertian tentang hubungan-hubungan antara kondisi lahan dan penggunaannya serta memberikan kepada perencana sebagai perbandingan dan alternatif pilihan penggunaan yang dapat diharapkan berhasil. Kondisi fisiografi di Kebun Buah Mangunan tampak kurang tertata dengan rapi dan beragam. Hal ini diketahui bahwa informasi mengenai sebaran tanaman yang ditanam kurang jelas bagi wisatawan yang berkunjung ke Kebun Buah Mangunan. Dengan demikian pola pemanfaatan ruang kebun buah belum maksimal. Penyebaran tanaman yang ditanam seharusnya didasarkan oleh kesesuaian lahannya, sehingga tanaman dapat menghasilkan produksi yang berkualitas dan terlihat lebih menarik wisatawan untuk melakukan buah petik.

Dasar dari evaluasi lahan adalah membandingkan persyaratan tumbuh yang diperlukan untuk penggunaan suatu lahan dengan potensi dari lahan tersebut. Oleh karena itu kerangka pikir evaluasi penataan kawasan agrowisata ini pada dasarnya menganalisis potensi lahan yang datanya dapat diperoleh dari analisis kondisi fisiografi wilayah Mangunan kemudian membandingkannya dengan persyaratan tumbuh pertanaman. Kondisi sosial berperan sebagai masyarakat sekitar yang ada di kawasan kebun baik pedagang, pengelola, maupun wisatawan yang berkunjung ke Kebun Buah Mangunan.

(21)

tanah secara fisik yang berada di wilayah penelitian yaitu dengan cara mengetahui data karakteristik dan fisiografi wilayah Kawasan Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, data ini dapat diperoleh dari BMKG setempat. Kemudian selanjutnya identifikasi kondisi eksisting pola pemanfaatan lahan di kawasan tersebut dengan mebandingkan syarat tumbuh tanaman. Identifikasi kondisi fisiografi dan eksisting merupakan data sekunder dalam penelitian karena didapatkan dari BAPPEDA. Selain itu, perlu diketahui juga kondisi sosial masyarakat sekitar sebagai data primer.

Data-data tersebut kemudian dievaluasi dengan cara membandingkan antara kondisi fisiografi wilayah dan kondisi eksisting tanaman, serta menyesuaikan dengan presepsi masyarakat sekitar. Output yang dihasilkan memiliki desain yang berwawasan edukasi dan wisata sehingga memunculkanpersepsi positif bagi pelaku wisata dan wisatawan, sebagaimana disajikan pada gambar 1.

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penataan Agrowisata Kebun Buah Mangunan di Kabupaten Bantul

Kebun Buah Mangunan Dlingo Bantul

Eksisting (Pola Pemanfatan

Ruang Kebun Buah) Kondisi

Fisiografi

Kondisi Sosial

Identifikasi dan Evaluasi Lahan

Konsep penataan Kebun Buah Mangunan Kabupaten Bantul

(22)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA Agrowisata

Salah satu sektor pariwisata di Indonesia yang potensial untuk dikembangkan adalah agrowisata. Agrowisata adalah pengembangan industri wisata alam yang bertumpu pada pembudidayaan wisata alam, memanfaatkan alam tanpa melakukan eksploitasi yang berlebihan agar tetap terlindungi (Perda RTRW No.26 Tahun 2013). Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan (Deptan, 2005).

I Gede Pitana (2005) menyatakan bahwa pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk mengembangkan agrowisata, antara lain :

1. Menekan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata.

2. Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu pelestarian.

(23)

4. Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan pelestarian, manajemen sumberdaya alam dan kawasan yang dilindungi. 5. Memberikan penekanan pada kebutuhan zona pariwisata regional dan

penataan serta pengelolaan tanaman-tanaman untuk tujuan wisata di kawasan-kawasan yang ditetapkan untuk tujuan wisata tersebut.

6. Memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan lingkungan dan sosial, dan program-program jangka panjang, untuk mengevaluasi dan menekan serendah-rendahnya dampak pariwisata terhadap lingkungan. 7. Mendorong peningkatan manfaat ekonomi untuk negara, pebisnis, dan

masyarakat, terutama penduduk yang tinggal di wilayah kawasan.

8. Berusaha untuk meyakinkan bahwa perkembangan tidak melampaui batas-batas sosial dan lingkungan yang diterima seperti yang ditetapkan para peneliti yang bekerjasama dengan penduduk lokal.

9. Mempercayakan pemanfaatan sumber energi, melindungi tumbuh-tumbuhan dan binatang liar, dan menyesuaikan dengan lingkungan alam dan budaya.

Syamsu (2001) dalam I Gusti Bagus Rai Utama (2005) mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilan dalam pengembangan agrowisata, antara lain:

1. Kelangkaan

(24)

9

2. Kealamiahan

Kealamiahan atraksi agrowisata, juga akan sangat menentukan keberlanjutan dari agrowisata yang dikembangkan. Obyek wisata yang tercemar atau penuh dengan kepalsuan, akan membuat wisatawan merasa tertipu dan tidak akan berkunjung kembali.

3. Keunikan

Keunikan dalam hal ini adalah sesuatu yang benar-benar berbeda dengan obyek wisata yang ada. Keunikan dapat saja berupa budaya, tradisi, dan teknologi lokal dimana obyek wisata tersebut dikembangkan.

4. Pelibatan Tenaga Kerja

Pengembangan agrowisata diharapkan dapat melibatkan tenaga kerja setempat, setidaknya meminimalkan tergusurnya masyarakat lokal akibat pengembangan obyek wisata.

5. Optimalisasi Penggunaan Lahan

Obyek wisata agro berfungsi dengan baik bila lahan-lahan pertanian atau perkebunan dimanfaatkan secara optimal. Apabila pengembangan agrowisata berdampak positif terhadap pengelolaan lahan, sikap mengeksploitasi dengan semena-mena harus dapat dihindari.

6. Keadilan dan Pertimbangan Pemerataan

(25)

7. Penataan Kawasan

Agrowisata pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang mengintegrasikan sistem pertanian dan sistem pariwisata sehingga membentuk obyek wisata yang menarik.

Kebun Buah Mangunan

Kebun Buah Mangunan terletak di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Lokasi Kebun Buah Mangunan berjarak sekitar 15 km dari Kabupaten Bantul dan 35 km dari pusat Yogyakarta. Lokasi ini mulai dibangun oleh Permerintah Kabupaten Bantul pada tahun 2003 di atas lahan seluas 23,34 hektar pada ketinggian 320 mdpl Titik ketinggian tersebut membuat kawasan agrowisata ini memiliki udara yang sejuk serta pemandangan pegunungan seribu (Siti Munawaroh, 2013).

Wisatawan dapat menikmati keindahan pemandangan dari Kebun Buah Mangunan yaitu Pantai Parangritis pada bagian selatan, pemandangan Kebupaten Bantul yang berada di bagian barat serta keelokan sungai oyo yang sangat curam. Potensi wisata yang bisa dilakukan wisatawan dengan mengamati berbagai macam buah yang ditata sesuai kondisi kemiringan bukit (Siti Munawaroh, 2013).

(26)

buah-11

buahan. Jenis buah-buahan yang ada di kebun buah Mangunan, antara lain: Durian, Jeruk, Belimbing, Mangga, Rambutan, Jambu Air, Jambu Kristal, Jambu Dersono, dan Pisang. Untuk menambah kesejukan selain tanaman buah-buahan terdapat pula tanaman Jati, Magium dan Pinus. Tempat ini sesuai bagi wisatawan yang ingin berwisata keluarga, pertemuan, pelatihan, wisata pendidikan lingkungan, dan outbond.

Dalam perkembangannya berbagai fasilitas diberikan kenyamanan kepada pengunjung, antara lain kolam renang, jalan setapak, ruang pertemuan, penginapan, gazebo, lokasi parkir, kantin dan berbagai fasilitas yang lain. Infrastruktur jalan untuk menuju lokasi kebun buah juga sudah cukup bagus, sehingga pengunjung pun bisa langsung sampai ke lokasi kebun buah.

Evaluasi Lahan dan Kesesuaian Lahan

Husein (1981) dalam Puja Kurnia Megantara (2013) menyatakan bahwa evaluasi lahan adalah penilaian penampilan suatu lahan atau usaha mengelompokkan tanah sesuai kebutuhan tanaman. Evaluasi lahan berhubungan dengan berbagai aspek dan kualitas fisik, biologi, dan teknologi penggunaan lahan dengan tujuan sosial ekonominya. Fungsi evaluasi semberdaya lahan adalah memberikan pengertian tentang hubungan-hubungan antara kondisi lahan dan penggunaannya serta memberikan kepada perencana berbagai perbandingan dan alternatif pilihan penggunan yang diharapkan berhasil dalam perencanaan.

(27)

penggunaan tertentu. Kondisi lahan dinilai sesuai keadaan saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan potensial).

Sarwono Hardjowigeno dan Widiatmaka (2007) menyatakan bahwa kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-masukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi. Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan. Lahan yang dievaluasi dapat berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau lahan pertanian yang produktifnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk dapat ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai. Kesesuaian lahan tanaman yang ada di Kebun Buah Mangunan, antara lain :

1. Kesesuaian Lahan Durian (Durio zibethinus L.)

Tempat yang paling disukai tanaman durian adalah tempat yang subur, bertanah gembur dan tidak bercadas kedalaman air tanahnya tidak lebih dari 1 meter atau paling dalam 2 meter. Partikel penyusunan tanah seimbang antara pasir liat dan debu sehingga mudah membentuk remah. Tanah yang cocok untuk durian adalah jenis tanah grumosol dan andosol. Tanah yang memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas bebutir-butir, sedangkan bagian bawah bergumpal, dan kemampuan mengikat air tinggi (Setiadi, 1999).

(28)

13

cocok untuk durian, sebab tanah yang seperti ini mudah sekali menetralkan kandungan N, P dan K. Selain itu ketinggian tanahnya antara 400-600 mdpl. Tapi durian masih bisa ditemukan berbuah meski tidak begitu lebat, di daerah-daerah berketinggian 1.000 mdpl. Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, sehingga kedalaman air tanah yang dibutuhkan yaitu antara 50-150 cm. Jika kedalaman air tanah terlalu dalam atau dangkal, rasa buah tidak manis, tanaman akan kekeringan dan akarnya busuk akibat selalu tergenang. Curah hujan untuk tanaman durian maksimum 3.000-3.500 mm/tahun dan minimal 500-3.000 mm/tahun. Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 20-300C. Pada suhu 150C durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 350C daun akan terbakar. Pemupukan dilakukan dengan memberikan pupuk kandang 60-100 kg/pohon dan NPK 135 g/tanaman setahun sekali untuk menunjang pertumbuhan yang optimal. Pemupukan dilakukan dengan cara menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah tajuk paling luar dari tanaman (Setiadi, 1999).

2. Kesesuaian Lahan Mangga (Mangifera indica L.)

(29)

Pertumbuhan dan produksi mangga yang optimal membutuhkan jenis tanah berpasir, lempeng atau agak liat. Keadaan tanah yang ideal untuk tanaman mangga adalah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, drainase baik, dan pH optimum antara 5,5-6,0. Jenis tanah Aluvial mempunyai pengaruh baik terhadap kualitas buah cocok ditanam di dataran rendah dan menengah dengan ketinggian 0-500 mdpl. Buah yang dihasilkan lebih banyak di ketinggian sedang daripada tinggi. Pemupukan dilakukan saat tanaman mangga umur 1-2 bulan menggunakan NPK 300 gram/pohon dan urea 300 gram/pohon. Umur 1-2 tahun menggunakan NPK 1,5-2 kg/pohon dan pupuk kandang 5 kg/pohon. Umur 8-10 tahun menggunakan pupuk kandang 100 kg/pohon (Rahmat Rukmana, 1997).

3. Kesesuaian Lahan Rambutan (Nephelium lappaceum L.)

Tanaman rambutan dapat tumbuh dan berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 250C yang diukur pada siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna. Rambutan tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur serta sedikit mengandung pasir atau tanah yang keadaannya liat dan banyak bahan organik (Mahisworo, dkk., 1991).

(30)

15

dilakukan saat tanaman berumur 1 tahun pupuk kandang 40 kg/pohon, urea 100 g/pohon, SP-36 50 g/pohon, dan KCl 20 g/pohon. Umur >2 tahun pupuk kandang 50 kg, urea 150 g, SP-36 60 g/pohon, dan KCl 25 g/pohon. Pemupukan dilakukan dengan sistem tabur di sekeliling tajuk (kanopi) terluar tanaman sedalam 10-25 cm (Mahisworo, dkk., 1991).

4. Kesesuaian Lahan Belimbing (Averrhoa carambola L.)

(31)

5. Kesesuaian Lahan Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan tanaman buah daerah tropis dan dapat juga tumbuh di daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan 1.000-2.000 mm/tahun dan pada suhu 23-280C di siang hari. Tanaman jambu biji sebenarnya dapat tumbuh pada tanah yang subur dan gembur serta banyak mengandung unsur nitrogen, bahan organik atau pada tanah yang keadaan liat dan sedikit pasir dengan derajat keasaman (pH) 4,8,2 dan pada ketinggian 5-1.200 mdpl. Angin berperan dalam penyerbukan, namun angin yang kencang menyebabkan kerontokan pada bunga. Pembibitan jambu biji dilakukan melalui sistem pencakokan dan okulasi, dan dapat juga dengan menanam biji secara lansung. Tanaman dari biji biasanya berbuah 2-3 kali setahun. Tanaman dari okulasi dan cangkok dapat berbuah tiap bulan. Pemupukan jambu biji dilakukan dengan cara pemberian NPK 250 gram/pohon dan pupuk kandang 100 kg/pohon. Cara pemupukan dilakukan dengan cara ditaburkan di sekeliling pohon atau dengan cara menggali di sekeliling pohon sedalam 30 cm dan lebar antara 40-50 cm (Parimin, 2006).

6. Kesesuaian Lahan Jeruk (Citrus sp.)

(32)

17

angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin. Tanaman jeruk dapat tumbuh optimal pada suhu antara 25-300C. Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%. Jenis tanah yang baik untuk penanaman jeruk adalah regosol coklat kekuningan. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5–6,5. Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah. Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 300. Pemupukan tanaman jeruk dilakukan pada umur 1 tahun urea 300 gram/pohon, SP-36 50 gram/pohon, dan KCl 125 gram/pohon. Umur 2 tahun urea 350 gram/pohon, SP-36 70 gram/pohon, dan KC1 175 gram/pohon. Umur 3 tahun urea 1300 gram/pohon, SP-36 380 gram/pohon, KC1 720 gram/pohon, dan pupuk kandang 20 kg/pohon. (AAK, 2005).

Perencanaan Lanskap

(33)

kesejahteraanya. Secara ringkas dinyatakan bahwa kegiatan merencanakan suatu lanskap adalah suatu proses pemikiran dari suatu ide, gagasan atau konsep ke arah suatu bentuk lanskap atau bentan alam nyata (Siti Nurisyah, dkk., 2001).

(34)

19

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Kondisi Kebun Buah Mangunan 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kebun Buah Mangunan

Wilayah Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak paling selatan di mana secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 7,73440-8,00750 Lintang Selatan dan 110,209440-110,518890 Bujur Timur, dengan batas wilayah sebagai berikut: - Sebelah Utara : Yogyakarta dan Kabupaten Sleman;

- Sebelah Selatan : Samudra Indonesia;

- Sebelah Barat : Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Sleman; - Sebelah Timur : Kabupaten Gunung kidul.

Peta Kabupaten Bantul disajikan dalam gambar 2.

(35)

Desa Mangunan terletak di Kabupaten Bantul, Yogyakarta dengan koordinat 7°56’25,16” Lintang Selatan dan 110°25’28,72” Bujur Timur.

Kecamatan Dlingo, berjarak sekitar 28 kilometer dari pusat Yogyakarta.

Lokasi Desa Mangunan tepatnya berada di Kecamatan Dlingo. Desa Mangunan terdapat sebuah kebun buah yang dikelola oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul seluas 23,4 hektar. Kawasan Kebun Buah Mangunan memiliki batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Dusun Beni Bendo - Sebelah Timur : Dusun Kaligoro

- Sebelah Selatan : Sungai Oya di Dusun Kedungmiri, Imogiri - Sebelah Barat : Dusun Cempluk

Peta Kecamatan Dlingo disajikan dalam Gambar 3.

(36)

21

2. Iklim, Topografi dan Tanah

Ditinjau dari segi topografi dan klimatologi, Kebun Buah Mangunan berada di ketinggian tanah di atas 320 mdpl. dengan kemiringan 14,4% dan temperatur udara rata-rata berkisar antara 240C-320C dengan CH (Curah Hujan) 2288,2 mm/tahun, serta kelembaban udara 70% - 85%. Bentang alam di Kecamatan Dlingo 100% berombak sampai berbukit dengan jenis tanah mediteran yang berasal dari batugamping karang, batugamping berlapis, batupasir, dan juga jenis tanah latosol yang berasal dari batuan induk breksi (BPN, 2010).

Kondisi Sosial dan Ekonomi 3. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang meningkat mengakibatkan tingginya kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk seringkali menimbulkan permasalahan dalam penataan keruangan akibat besarnya tekanan penduduk di suatu wilayah. Jumlah penduduk dan luas wilayah Desa Mangunan dapat dilihat dalam tabel 1.

Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Mangunan Kecamatan Dlingo

Jumlah Penduduk Jumlah Luas Wilayah

L P

2.355 2.390 4.745 952,3715 hektar

Sumber : Dinas Catatan Penduduk Sipil

Jumlah penduduk dari kelompok umur terendah sampai tertua paling banyak terdapat pada perempuan yaitu 2.390 jiwa, sedangkan untuk laki-laki adalah 2.355 jiwa. Luas wilayah Desa Mangunan sebesar 952,37 hektar (tabel 1).

(37)

Pada daerah-daerah yang penduduknya padat dan persebaran yang tidak merata akan menghadapi masalah-masalah seperti masalah perumahan, masalah pekerjaan, masalah pendidikan, masalah pangan, masalah keamanan dan dapat berdampak pada kerusakan lingkungan (Moh Soerjani, dkk., 1987).

Sebaran usia penduduk Desa Mangunan dapat dilihat dalam tabel 2. Tabel 2. Sebaran penduduk Desa Mangunan Kecamatan Dlingo

No Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 0-4 106 100 206

2 5-9 165 145 310

3 10-14 177 156 333

4 15-19 172 155 327

5 20-24 183 201 384

6 25-29 162 198 360

7 30-34 166 174 340

8 35-39 190 164 354

9 40-44 189 166 355

10 45-49 173 198 371

11 50-54 147 163 310

12 55-59 145 151 296

13 60-64 113 133 246

14 65-69 86 96 182

15 70-74 80 76 156

16 >75 101 114 215

Jumlah 2.355 2.390 4.745

Sumber : Dinas Catatan Penduduk Sipil, 2015

(38)

23

5. Mata Pencaharian

Secara umum mata pencaharian warga Desa Mangunan dapat teridentifikasi ke dalam beberapa bidang mata pencaharian, hal ini disajikan secara rinci dalam tabel 3.

Tabel 3. Mata Pencaharian Desa Mangunan (bagi umur 10 tahun keatas)

(39)

Penduduk Desa Mangunan sebagian besar bermata pencaharian sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 1.041 orang. Sisanya penduduk desa mangunan bermata pencaharian sebagai petani/pekebun, buruh tani/perkebunan, pelajar/mahasiswa, buruh harian lepas, karyawan swasta, mengurus rumah tangga, pegawai negeri sipil, pedagang pensiunan dan perangkat desa, juru masak, tukang kayu, tentara nasional Indonesia (TNI), tukang kayu, dokter dan sopir, kepolisian RI (Polri), perdagangan, peternak, ustadz/mubaligh, perawat, kepala desa dan pekerjaan lainnya. Artinya mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Mangunan sebagai wiraswasta yaitu memanfaatkan kemampuan yang dimiliki untuk menciptakan sebuah lapangan kerja sendiri (tabel 3).

6. Pendidikan

Grilick (1977) dalam Porteous (2014) menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka persepsinya akan semakin baik. Pendidikan penduduk Desa Mangunan secara rinci dapat dilihat dalam tabel 4.

Tabel 4. Pendidikan penduduk Desa Mangunan Kecamatan Dlingo Jenis Sumber : Dinas Catatan Penduduk Sipil, 2015

(40)

25

(41)

26

Kabupaten Bantul, Provinsi D.I Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2015 sampai bulan Februari 2016.

Metode penelitian dan Analisis Data 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang teknis pelaksanaannya dilakukan dengan observasi, kuesioner, dan pengumpulan data sekunder.

Moh Nazir (2005) menyatakan bahwa metode survei adalah penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh keterangan secara faktual di Lapangan.

2. Metode Pemilihan Lokasi

Lokasi yang dipilih pada penelitian ini adalah Kebun Buah Mangunan. Pemilihan lokasi observasi dilakukan dengan cara purposive. Metode Purposive adalah teknik penentuan lokasi penelitian yang sengaja dipilih berdasarkan tujuan penelitian (Antara, 2009 dalam Sugaepi, 2013).

(42)

27

Gambar 1. Peta Desa Mangunan

Sumber : Kantor Badan Pertanahan Nasional, 2015

3. Metode Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili karakteristik suatu populasi.

1) Pedagang

Teknik pengambilan sampel pedagang menggunakan metode sensus dengan mengambil satu kelompok populasi sebagai sampel secara keseluruhan dan menggunakan kuesioner yang terstruktur sebagai alat pengumpulan data yang pokok untuk mendapatkan informasi yang spesifik.

(43)

berjualan di kawasan Kebun Buah Mangunan yaitu sebanyak 5 orang. Seluruh pedagang tersebut dijadikan sampel penelitian.

2) Wisatawan

Teknik pengambilan sampel wisatawan menggunakan metode Insidental Sampling Qouta. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Insidental Sampling Qouta yaitu menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri

tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2010). Anggota sampel adalah wisatawan pada waktu pengambilan data. Syarat pengambilan sampel yaitu siapa saja yang berkunjung ke Kebun Buah Mangunan dan kuesioner diberikan dengan mempertimbangkan aspek umur.

Secara teknis proses penelitian dilakukan adalah membagi kuesioner kepada responden berdasarkan jenis rombongan, usia, dan tingkat pendidikan. Jenis rombongan dibagi ke dalam 3 jenis, yaitu sendiri/berdua, rombongan kecil (keluarga), dan rombongan besar (RT, sekolah, perusahaan, dll). Jenis usia pengunjung dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu 10-30 thn, 31-40 thn, >40 thn. Tingkat pendidikan dibagi ke dalam 5 kelompok, yaitu SD, SMP, SMA, Akademi, dan Sarjana (S1, S2, S3). Sampel ditentukan dengan rumus Slovin menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto (2000) sebagai berikut: n = N

+N � 2

n = Ukuran sampel yang dibutuhkan N= Ukuran Populasi (N=75.854)

e = Margin Eror yang diperkenankan yaitu 0,1

(44)

29

Kebun Buah Mangunan, didapat pada tanggal 11 November 2015). Maka jumlah sampel dapat dihitung dengan rumus Slovin sebagai berikut:

n = .3

+ .3 , n = .3

,

n = , 5 di bulatkan menjadi

Berdasarkan perhitungan kesalahan yang diinginkan 10 %, maka diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 100 wisatawan pada hari yang berbeda di agrowisata Kebun Buah Mangunan. Anggota sampel adalah siapa saja yang berkunjung ke Kawasan Kebun Buah Mangunan pada bulan Desember 2015.

3) Pengelola Kebun Buah

Pengambilan sampel pengelola kebun buah dilakukan dengan menggunakan metode sensus dengan mengambil satu kelompok populasi sebagai sampel secara keseluruhan dan menggunakan kuesioner yang terstruktur sebagai alat pengumpulan data yang pokok untuk mendapatkan informasi yang spesifik

Usman & Akbar (2008) dalam Farhatin Ladia (2009) mengatakan bahwa dalam penelitian dengan jumlah populasi relatif kecil dan relatif mudah dijangkau digunakan metode sensus. Dengan metode pengambilan sampel ini diharapkan hasilnya dapat cenderung mendekati nilai sesungguhnya dan diharapkan dapat memperkecil terjadinya kesalahan.

(45)

4. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang disajikan secara deskriptif dan spasial. Menurut Sugiyono (2010) informasi deskriptif adalah gambaran lengkap tentang keadaan obyek yang diteliti. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan penjelasan berdasarkan fakta, data, dan informasi yang diperoleh selama penelitian yang kemudian dibuat dalam bentuk tabel dan gambar. Analisis deskriptif bertujuan untuk mempelajari persepsi dan aktivitas pengunjung di Kebun Buah Mangunan, mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pengalaman yang mereka dapatkan dari kegiatan agrowisata tersebut, serta mengevaluasi kualitas fasilitas yang ada. Pengolahan data hasil survei dilakukan dengan menghitung persentase yang didapatkan dari quisioner.

Analisis spasial untuk menentukan pola penataan yang dilakukan dengan cara zonasi kawasan. Analisis spasial dilakukan dengan menumpangsusunkan beberapa data spasial (lokasi vegetasi/tanaman) untuk menghasilkan unit pemetaan baru. Sistem proyeksi dan koordinat yang digunakan adalah Universal Transverse Mercator (UTM). Sistem koordinat dari UTM adalah meter sehingga

(46)

31

Jenis Data

Pengumpulan data untuk memperoleh gambaran lengkap tentang kondisi tapak, dilakukan melalui pengambilan data primer dan sekunder. Data primer yang digunakan berupa, hasil observasi, penyebaran kuisioner dan hasil wawancara secara langsung dengan masyarakat sekitar dan wisatawan yang berkunjung. Data sekunder berupa laporan studi pustaka atau litelatur, instansi pemerintah terkait, serta dokumen lain seperti dari buku, jurnal, data BAPPEDA. Jenis data yang akan digunakan disajikan dalam tabel 5.

Tabel 1. Jenis Data Penelitan

No Jenis Data Lingkup Bentuk Data Sumber

Perancangan Konsep Kuisioner dan

wawancara

Data Primer

Luaran Penelitian

(47)

Jadual Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2015 s/d Maret 2016 dengan tahap sebagai berikut:

Tabel 2. Jadual Penelitian No

Uraian Kegiatan Tahun 2015

Desember Januari Februari Maret

1 Persiapan X

2 Survei pendahuluan X

3 Perijinan X

4 Pengambilan data a.Survei lapangan b.Data sekunder

X

5 Identifikasi X

6 Pembuatan Peta

Pentaan Kawasan X

7 Analisis data X

(48)

33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Fisiografi

Kebun Buah Mangunan merupakan satu-satunya kebun buah yang berada di Yogyakarta tepatnya di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo dan Kabupaten Bantul. Kebun Buah Mangunan secara astronomi berada pada koordinat 7°56’25,16” LS dan 110°25’28,72” BT. Kawasan agrowisata Kebun Buah Mangunan berjarak sekitar 28 kilometer dari pusat Yogyakarta. Kebun Buah ini dikelola oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul seluas 23,4 hektar (Pengelola Kebun Buah Mangunan, 2015). Batas-batas Kebun Buah Mangunan secara administrasi yaitu sebelah timur (Dusun Kaligoro), sebelah selatan (Sungai Oya di Dusun Kedungmiri, Imogiri), sebelah barat (Dusun Cempluk), sebelah utara (Dusun Beni Bendo).

Informasi kondisi fisik Kebun Buah Mangunan yang berada di Kabupaten Bantul ini akan disajikan lebih rinci dalam tabel 7.

Tabel 1. Kondisi Fisik Kebun Buah Mangunan

No Jenis Data Jumlah / Keterangan

1. Luas Wilayah 23,4 hektar

2. Ketinggian tempat dari 320 mdpl

3. Iklim

a. Curah Hujan 2.288,2 mm/tahun

b. Kelembaban udara 70% - 85%.

c. Tipe iklim C (Schmidt dan Ferguson)

d. Suhu 240C-320C

4. Derajat Keasaman Tanah (pH) Tanah Mediteran dan

Latosol, pH (4,5-6,5)

5. Topografi Landai, bergunung-gunung

dan berbukit

6. Kemiringan 14,4 %

(49)

34

PETA DESA MANGUNAN KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

Peta Desa Mangunan dapat dilihat pada gambar 5.

(50)

35

Berdasarkan hasil tracking menggunakan GPS (Geographic Positional System) yang kemudian dianalisis menggunakan Global Mapper 11 dan ArcGis

10.03, diketahui bahwa sebaran spasial tanaman pada kawasan agrowisata Kebun Buah Mangunan tahun 2016 dapat dilihat pada gambar 6.

(51)

Kondisi Eksisting (Pola Pemanfaatan Ruang Kebun Buah) 1. Kondisi Eksisting Obyek Wisata Kebun Buah Mangunan

Kondisi eksistensi merupakan keberadaan yang diakui diri sendiri dan pihak lain atau kehadiran nyata yang ada di Kebun Buah Mangunan. Kondisi eksisting didapatkan dari hasil observasi secara langsung, baik itu dengan wawancara maupun melihat secara visual kondisi biofisik yang ada di agrowisata Kebun Buah Mangunan. Hasil observasi kondisi eksisting di Kebun Buah Mangunan ini terdiri dari 3 jenis yaitu daya tarik fisik alam, aktivitas wisata, dan acara-acara khusus.

a. Fisik Alam

Kebun Buah Mangunan terletak di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Potensi alam yang ditawarkan sangat indah dan puncak kebun buahnya memiliki destinasi pemandangan alam beberapa bukit dan Sungai Oya dapat menarik banyak wisatawan untuk berekreasi. Panjang puncak kebun buah ini mencapai ± 3km dan lebar ± 15 meter yang di latar belakangi pepohonan jati serta panorama perbukitan, lembah, sungai, hutan, awan dan kabut yang menimbulkan kesan menarik para wisatawan. Kondisi eksistensi puncak Kebun Buah Mangunan dapat dilihat pada gambar 7.

(52)

37

b. Aktivitas Wisata

Keberadaan beberapa tanaman buah-buahan sebagai wisata kebun di merupakan aktivitas wisata yang memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Tanaman yang dibudidayakan di agrowisata ini antara lain durian, rambutan, belimbing, mangga, jambu biji kristal, jeruk siam, jambu air, jambu dersono, sawo, dan pisang. Selain wisata alam di kebun, pengunjung juga dapat melakukan aktivitas rekreasi di Puncak Kebun Buah dengan menikmati pesona alamnya yang indah dan menjadikan lokasi ini selalu menjadi tujuan wisatawan umumnya para kalangan remaja dengan teman atau keluarganya.

c. Acara-acara Khusus

Agrowisata Kebun Buah Mangunan seringkali menjadi tempat untuk menyelenggarakan beberapa acara baik dengan keluarga, teman, maupun sebuah organisasi. Kebun Buah Mangunan merupakan tempat wisata yang cocok untuk berkemah karena nuansa alam yang masih alami dan menyediakan berbagai wahana permainan seperti outbond. Wisata outbond yang ditawarkan sangat beragam salah satunya adalah claimbing. Kondisi eksistensi wisata outbond yang ada di Kebun Buah Mangunan dapat dilihat pada gambar 8.

(53)

2. Kondisi Eksisting Fasilitas Kebun Buah Mangunan

Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa di kawasan agrowisata Kebun Buah Mangunan hanya terdapat beberapa sarana dan prasarana yang kurang memadai dengan kondisi eksisting sebagai berikut:

a. Gerbang Utama dan Loket Retribusi

Kondisi gerbang utama Kebun Buah Mangunan saat ini masih dalam keadaan baik, dan pemungutan retribusi masuk Kebun Buah ini dikelola oleh PEMDA Kabupaten Bantul. Agrowisata Kebun Buah Mangunan ini dapat disewa untuk menyelenggarakan sebuah event atau acara dengan satuan tarif setiap 24 jam per orang. Besaran tarif retribusi tempat rekreasi Kebun Buah Mangunan ini disajikan dalam lampiran 1, sedangkan kondisi eksisting gerbang utama dan loket retribusi dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 5. kondisi eksisting gerbang utama dan loket retribusi b. Prasarana Jalan

(54)

39

(a)

(b)

Gambar 6. Kondisi Eksisting Jalan (a) Jalan Menuju Ke Puncak Kebun, (b) Jalan ke Kebun Mangga dan Durian

c. Halaman Parkir

Halaman Parkir Kebun Buah Mangunan ini terbagi menjadi 3 lokasi, yaitu aula I, area dekat kolam dan taman, dan area Puncak Kebun. Kondisi eksisting halaman parkir Kebun Buah Mangunan dapat dilihat pada gambar 11.

(55)

d. Taman dan Kolam

Kondisi taman yang berada dilokasi bawah kebun kurang tertata dan terawat dengan baik. Sedangkan kolam yang terdapat di Kebun Buah Mangunan belum dimanfaatkan oleh pengelola Kebun secara maksimal. Kondisi eksisting kolam dan taman di Kebun Buah Mangunan dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 8. Kondisi eksisting Kolam dan Taman di Kebun Buah Mangunan e. Green House

Kebun Buah Mangunan memiliki green house yang belum dimanfaatkan dengan baik oleh pengelola kebun. Kondisi green house saat ini tidak terawat. Kondisi eksisting green house di Kebun Mangunan dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 9. Kondisi Eksisting Green House di Kebun Buah Mangunan f. Gubuk di Kebun Mangga

(56)

41

Gambar 10. Kondisi Eksisting Gubuk di Kebun Mangga g. Warung Makan

Agrowisata Kebun Buah Mangunan terdapat 3 buah warung makan yang menawarkan makanan dan minuman ringan dan 2 pedagang kaki lima. Kondisi eksisting warung makan ini dapat dilihat pada gambar 15.

Gambar 11. Kondisi Eksisting Warung Makan h. Fasilitas Umum

(57)

Gambar 12. Kondisi Eksisting Toilet Umum di Kebun Buah Mangunan i. Gazebo di Puncak Kebun Buah Mangunan

Puncak Kebun Buah Mangunan terdapat 5 gazebo, 5 rumah pohon, dan 6 kursi dengan kondisi yang semakin baik. Kondisi eksisting puncak Kebun Buah Mangunan dapat dilihat pada gambar 17.

(a) (b)

(c)

(58)

43

Kondisi Sosial

Masyarakat di Desa Mangunan Kecamatan Dlingo dilihat dari segi pendidikan sebagian besar adalah tamatan SD yaitu sebanyak 1.683 orang. Artinya kesadaran masyarakat akan pendidikan masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya lulusan perguruan tinggi, baik diploma maupun sarjana yang ada yaitu 19 orang D2, 21 orang D3, 42 orang sarjana S1 dan 2 orang sarjana S2.

Penduduk Desa Mangunan sebagian besar bermata pencaharian sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 1041 orang. Sisanya penduduk bermata pencaharian sebagai petani/pekebun, buruh tani/perkebunan, pelajar/mahasiswa, buruh harian lepas, karyawan swasta, mengurus rumah tangga, pegawai negeri sipil, pedagang pensiunan dan perangkat desa, juru masak, tukang kayu, tentara nasional Indonesia (TNI), tukang kayu, dokter dan sopir, kepolisian RI (Polri), perdagangan, peternak, ustadz/mubaligh, perawat, kepala desa dan pekerjaan lainnya. Artinya mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Mangunan sebagai wiraswasta yaitu memanfaatkan kemampuan yang dimiliki untuk menciptakan sebuah penghasilan. Jenis pekerjaan wiraswasta yang ada di Desa Mangunan antara lain membuka tempat les, membuka kedai, menjahit baju, tukang salon, mendirikan loundry, apotek, pedagang, bahkan sebagai pengelola Kebun Buah Mangunan dan lainnya.

(59)

strukturisasi pengelolaan dipegang penuh oleh pemerintah sehingga yang paling banyak berperan terhadap pengembangan agrowisata ini adalah pihak-pihak yang terkait kebun buah. Dengan demikian, kegiatan pemberdayaan masyarakat perlu dikhusukan kepada pengelola kebun buah mangunan dengan tujuan untuk menambah wawasan dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan. Perencanaan pembangunan ini dapat dilakukan melalui penataan Kebun Buah Mangunan sehingga lebih menarik untuk dikunjungi.

Identifikasi dan Evaluasi Lahan di Kebun Buah Mangunan

Dalam pengolahan suatu kawasan wisata perlu dilakukan identifikasi untuk mendapatkan suatu rencana kawasan (Suharso dan Ana Retnoningsih, 2005). Identifikasi lahan merupakan analisis komponen biotik dan abiotik pada suatu kawasan, sedangkan evaluasi lahan merupakan penilaian terhadap suatu penggunaan lahan. Identifikasi dan evaluasi pengembangan Kebun Buah Mangunan akan disajikan sebagai berikut:

3. Identifikasi dan Evaluasi Tanaman

(60)

45

a. Tanaman Durian (Durio zibethinus)

Kebun Buah Mangunan merupakan salah satu lahan di Yogyakarta yang

membudidayakan durian. Kondisi kebun durian dapat dilihat pada gambar 18.

(a) (b)

Gambar 14. Lahan Kebun Durian di Kebun Buah Mangunan (a) Kebun Buah Mangunan, (b) Buah Durian

Komparasi kondisi kebun durian dengan teori kesesuaian lahan disajikan lebih rinci dalam tabel 8.

Tabel 2. Komparasi kondisi kebun durian dengan teori kesesuaian lahan

No Parameter

2 Ketinggian Tempat 320 mdpl 400-600 mdpl

3 Iklim

4 Jenis Tanah Tanah Mediteran dan

Latosol (pH 4,5-6,5)

(pH 6-7)

5 Kemiringan 14,4 % <15 %

6 Ruang Tanam 10x10 10x10

7 Pemupukan Pupuk Kandang 100

kg/pohon pada awal tanam

Pupuk Kandang 60-100kg/

pohon dan NPK 135 g/pohon

(61)

Kondisi batang durian akan terus tumbuh sampai pada batas kehidupannya. Ruang tanam yang digunakan adalah 10x10 m. Agrowisata Kebun Buah Mangunan ini terdiri dari jenis tanah mediteran dan latosol, namun tanaman durian tetap tumbuh baik di Kecamatan Dlingo dan bahkan selama ini Kecamatan Dlingo merupakan kecamatan yang cukup dikenal sebagai penghasil durian di Kabupaten Bantul. Tanaman durian berfungsi sebagai pencegah erosi di lahan yang miring. Penanganan pembudidayaan durian pada tanah yang berlereng sudah sesuai yaitu dengan pembuatan terasering sesuai dengan arah kontur. Pada lahan durian ini digunakan pola sistem tanam tumpangsari dengan tanaman kacang tanah. Pemanfaatan lahan kosong ini diizinkan oleh pengelola Kebun Buah Mangunan untuk petani tanpa memungut biaya sewa lahan.

Kecamatan Dlingo pada umumnya berpotensi sebagai lahan budidaya durian, sebab kondisi lahannya sesuai dengan syarat tumbuh tanaman durian. Tanaman durian di Kebun Buah tersebut sudah mulai berproduksi. Namun buah masih berukuran 5-10 cm, berbentuk bulat dan lonjong, kulit dipenuhi duri-duri tajam, warna coklat keemasan atau kuning dan belum matang. Tanaman durian masih berumur sekitar 1-12 tahun. Dengan demikian perlu adanya intensifikasi perawatan khususnya pada tanaman durian yang berumur kurang dari 6 tahun.

(62)

47

kg/pohon pupuk kandang saat awal tanam, karena kurangnya biaya perawatan dan tidak adanya proses penyiraman meskipun musim kemarau.

Pemupukan seharusnya dilakukan dengan memberikan pupuk kandang 60-100 kg/pohon dan NPK 135 g/tanaman setahun sekali untuk menunjang pertumbuhan yang optimal. Pemupukan dilakukan dengan cara menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah tajuk paling luar dari tanaman.

Penyiraman dilakukan pada musim kemarau saja yaitu sekitar bulan Juni-Oktober karena musim penghujan terjadi pada bulan November-Juni. Untuk penyiraman yang tepat untuk tanaman durian yang ada di kebun adalah seminggu sekali yaitu pada pagi atau sore hari menggunakan mesin pompa air. Pada umur sekitar 8 tahun, tanaman durian mulai berbunga. Musim berbunga biasanya terjadi bulan Juni-September dan pada bulan Oktober-Februari buah sudah siap panen. b. Tanaman Mangga (Mangifera indica L.)

Kebun Buah Mangunan merupakan salah satu lahan di Yogyakarta yang

membudidayakan tanaman mangga. Kondisi kebun mangga yang dibudidayakan di Kebun Buah Mangunan dapat dilihat pada gambar 19.

(a) (b)

(63)

Komparasi kondisi kebun mangga dengan teori kesesuaian lahan disajikan lebih rinci dalam tabel 9.

Tabel 3. Komparasi kondisi kebun mangga dengan teori kesesuaian lahan

No Parameter

7 Pemupukan Pupuk kandang 100

kg/pohon pada awal

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa penanaman mangga tahun 2012 sebanyak 497 batang namun jumlahnya berkurang karena mati, sehingga pada tahun 2015 hanya ada 389 batang. Tinggi tanaman mangga tersebut berkisar 4-8 meter. Ruang tanam yang digunakan adalah 10x10 meter. Kebun Buah Mangunan ini terdiri dari jenis tanah mediteran dan latosol, namun tanaman mangga tetap tumbuh baik di Kecamatan Dlingo.

(64)

49

kg/pohon pupuk kandang saat awal tanam, karena kurangnya biaya perawatan dan tidak adanya proses penyiraman meskipun musim kemarau.

Tanaman mangga masih berumur sekitar 1-13 tahun. Sistem tanam dalam kebun mangga ini adalah tumpangsari dengan padi gogo milik petani. Seharusnya tanaman yang kurang produktif dilakukan pemangkasan untuk kanopi atau tajuk tanaman serta penjarangan agar tanaman tidak terlalu rimbun karena dapat menyebabkan daun-daun saling menaungi sehingga pertumbuhan tunas kurus dan kurang sehat. Kerimbunan akan mengundang kelembaban dan tumbuh jamur sehingga ranting menjadi tidak sehat bahkan tanaman menjadi mati. Pemangkasan dilakukan 3 kali dalam 3 tahun dengan meninggalkan 3-4 tunas, setelah itu pemangkasan dihentikan. Tunas yang dipilih harus berada pada sisi yang berbeda. Pemupukan seharusnya dilakukan saat tanaman mangga umur 1-2 bulan menggunakan NPK 300 gram/pohon dan urea 300 gram/pohon. Umur 1-2 tahun menggunakan NPK 1,5-2 kg/pohon dan pupuk kandang 5 kg/pohon. Umur 8-10 tahun menggunakan pupuk kandang 100 kg/pohon. Selain itu, penyiraman perlu dilakukan ketika menjelang musim kemarau seminggu sekali pada pagi atau sore hari menggunakan mesin pompa air. Pada saat observasi bulan Desember belum ada tanaman yang berproduksi buah mangga namun berdasarkan teori tanaman mangga dapat dipanen saat umur 4 tahun atau bulan September-Oktober.

c. Rambutan (Nephelium lappaceum L.) dan Belimbing (Averrhoa carambola L.)

Kebun Buah Mangunan merupakan salah satu lahan di Yogyakarta yang membudidayakan tanaman rambutan dan belimbing. Kondisi kebun rambutan di

(65)

(a) (b) Gambar 16. Lahan Rambutan dan Belimbing, (a) Tanaman rambutan

(b) Tanaman Belimbing

Komparasi kondisi kebun rambutan dan belimbing dengan teori kesesuaian lahan disajikan lebih rinci dalam tabel 10.

Tabel 4. Komparasi kondisi kebun rambutan dan belimbing dengan teori

7 Pemupukan Pupuk kandang

(66)

51

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa penanaman rambutan sejak tahun 2012 sebanyak 602 batang dan terus bertambah hingga tahun 2015 sebanyak 697 batang. Tinggi tanaman rambutan tersebut sekitar 1-11 meter. Kondisi batang rambutan akan terus tumbuh sampai pada batas kehidupannya bahkan bisa mencapai 15-25 meter. Ruang tanam yang digunakan adalah 12x14 meter. Selain itu, sistem tanam yang digunakan yaitu polikultur dengan tanaman belimbing. Tanaman belimbing ditanam diantara tanaman rambutan dengan ruang tanam 4x4 meter dan jumlahnya 45 batang. Tanaman belimbing ini memiliki tinggi sekitar 4-8 meter. Oleh karena itu, tanaman rambutan saling bersaing dalam menyerap unsur hara dengan tanaman belimbing.

Tanaman rambutan seharusnya tidak dilakukan sistem polikultur dengan tanaman belimbing, karena kedua tanaman ini merupakan jenis tanaman dikotil yang memiliki akar tunggang atau sistem perakarannya dalam sehingga kedua tanaman saling berkompetisi dalam menyerap unsur hara dalam tanah. Agrowisata Kebun Buah Mangunan ini terdiri dari jenis tanah mediteran dan latosol, namun tanaman rambutan tetap tumbuh baik di Kecamatan Dlingo.

(67)

Berdasarkan hasil observasi, tanaman rambutan dan belimbing belum mendapatkan perlakuan perawatan yang tepat. Kebun Buah Mangunan memiliki karakterisitik wilayah seperti dalam tabel 10. Pengelola kebun telah melakukan pengapuran di awal pengolahan lahan, karena kawasan Kebun Buah Mangunan memiliki derajat keasaman kurang dari 5,5. Pihak pengelola hanya melakukan pemupukan 100 kg/pohon pupuk kandang saat awal tanam, karena kurangnya biaya perawatan dan tidak adanya proses penyiraman meskipun musim kemarau.

Lahan rambutan yang ada di Kebun Buah Mangunan terlalu lembab karena kurangnya sinar matahari akibat daun yang terlalu lebat. Seharusnya tanaman rambutan ini dilakukan pemangkasan dengan tujuan untuk pembentukan tajuk tanaman, penjarangan agar tanaman tidak terlalu rimbun, mengarahkan pertumbuhan tanaman, dan fokus terhadap kualitas bunga dan buah.

Pemeliharaan rambutan seharusnya dilakukan saat tanaman berumur 1 tahun pupuk kandang 40 kg/pohon, urea 100 g/pohon, SP-36 50 g/pohon, dan KCl 20 g/pohon. Umur >2 tahun pupuk kandang 50 kg, urea 150 g, SP-36 60 g/pohon, dan KCl 25 g/pohon. Pemupukan tanaman belimbing dilakukan dengan pemberian pupuk kandang 50 kg yang diberikan pada awal musim hujan atau akhir musim hujan dan NPK 500 g/batang pada awal atau akhir musim hujan. Pemupukan dilakukan dengan sistem tabur di sekeliling tajuk (kanopi) terluar tanaman sedalam 10-25 cm. Penyiraman perlu dilakukan saat musim kemarau seminggu sekali pada pagi atau sore hari menggunakan mesin pompa air.

(68)

53

Nitrat) yang dapat mempercepat 10 hari lebih cepat. Pembungaan sampai panen

biasanya 90-120 hst atau sekitar bulan November-Februari. d. Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Kebun Buah Mangunan juga membudidayakan jambu biji. Kondisi kebun

jambu biji di Kebun Buah Mangunan dapat dilihat pada gambar 21.

Gambar 17. Tanaman Jambu Biji

Komparasi kondisi kebun jambu biji dengan teori kesesuaian lahan disajikan lebih rinci dalam tabel 11.

Tabel 5. Komparasi kondisi kebun jambu biji dengan teori kesesuaian lahan

No Parameter

2 Ketinggian Tempat 320 mdpl 5-1.200 mdpl

3 Iklim

7 Pemupukan Pupuk kandang 100

kg/pohon pada awal tanam

NPK 250 g/pohon dan pupuk kandang 100 kg/pohon.

(69)

sebanyak 1.290 batang. Tinggi tanaman jambu biji tersebut sekitar 2-4 meter. Tanaman jambu biji ini akan terus tumbuh batangnya mencapai 3-10 meter. Ruang tanam yang digunakan adalah 3x4 meter. Sistem tanam yang digunakan dalam budidaya tanaman jambu biji ini adalah monokultur. Agrowisata Kebun Buah Mangunan ini terdiri dari jenis tanah mediteran dan latosol, namun tanaman jambu biji tetap tumbuh baik di Kecamatan Dlingo. Tanaman jambu biji di Kebun Buah saat ini belum ada yang berproduksi. Tanaman jambu biji tersebut masih berumur 2-4 tahun.

Berdasarkan hasil observasi, tanaman jambu biji belum mendapatkan perlakuan perawatan yang tepat. Kebun Buah Mangunan memiliki karakterisitik wilayah seperti dalam tabel 11. Pengelola kebun telah melakukan pengapuran di awal pengolahan lahan, karena kawasan Kebun Buah Mangunan memiliki derajat keasaman kurang dari 5,5. Pihak pengelola hanya melakukan pemupukan 100 kg/pohon pupuk kandang saat awal tanam, karena kurangnya biaya perawatan dan tidak adanya proses penyiraman meskipun musim kemarau.

(70)

55

e. Jeruk Siam (Citrus sp. )

Kebun Buah Mangunan merupakan salah satu lahan di Yogyakarta yang

membudidayakan tanaman jeruk. Kondisi kebun jeruk di Kebun Buah Mangunan dapat dilihat pada gambar 22.

(a) (b)

Gambar 18. Lahan Jeruk (a) Kondisi Kebun jeruk, (b) Tanaman Jeruk Komparasi kondisi kebun jeruk dengan teori kesesuaian lahan disajikan lebih rinci dalam tabel 12.

Tabel 6. Komparasi kondisi kebun jeruk dengan teori kesesuaian lahan

No Parameter

320 mdpl 200-1.300 mdpl

3 Iklim

7 Pemupukan Pupuk kandang 100

(71)

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa penanaman jeruk pada tahun 2012 sebanyak 296 batang namun jumlahnya berkurang karena mati, sehingga pada tahun 2015 hanya ada 229 batang. Tinggi tanaman jeruk siam tersebut berkisar 2,5-3 meter. Kondisi batang jeruk siam akan terus tumbuh sampai pada batas kehidupannya. Ruang tanam yang digunakan adalah 5x5 meter. Agrowisata Kebun Buah ini terdiri dari jenis tanah mediteran dan latosol, namun tanaman jeruk siam tetap tumbuh baik di Kecamatan Dlingo.

Kecamatan Dlingo pada berpotensi sebagai lahan budidaya jeruk siam, sebab kondisi lahannya sesuai dengan syarat tumbuh tanaman jeruk. Tanaman jeruk siam di Kebun Buah tersebut belum ada yang berproduksi. Tanaman jeruk siam tersebut masih berumur sekitar 4-12 tahun.

Berdasarkan hasil observasi, tanaman jeruk ini belum mendapatkan perlakuan perawatan yang tepat. Kebun Buah Mangunan memiliki karakterisitik wilayah seperti dalam tabel 12. Pengelola kebun telah melakukan pengapuran di awal pengolahan lahan, karena kawasan Kebun Buah Mangunan memiliki derajat keasaman kurang dari 5,5. Pihak pengelola hanya melakukan pemupukan 100 kg/pohon pupuk kandang saat awal tanam, karena kurangnya biaya perawatan dan tidak adanya proses penyiraman meskipun musim kemarau.

Gambar

Tabel 4. Pendidikan penduduk Desa Mangunan Kecamatan Dlingo
Tabel 1. Jenis Data Penelitan
Gambar 1. Peta Desa Mangunan
Gambar 2. Peta Kebun Buah Mangunan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur pengukuran konsentrasi hormo n estradiol 17ß dan testosteron plasma berdasarkan manual dari Diagnostic Product Corporation (DPC). Estradiol mempunyai tendensi

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa perbandingan performa dari tiga metode machine learning yaitu SVM, RF dan SGD dalam klasifikasi kinerja programmer

Pada zaman sekarang tampil eksis dan memiliki banyak teman dan remaja sangat tidak ingin ketinggalan zaman atau tidak menikuti trend, jadi mereka akan selalu update melalui

Dengan menggunakan bahan ajar berbasis media seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pertama sekali kita akan melihat bagaimana bahan ajar digital dapat

Ketika ada anggota neighbor set atau remaining set melebihi kondisi T_ADD, mobile station memindahkan pilot candidate set dan mengirim PSMM ke base

Besarnya nilai selisih pertumbuhan tinggi yang diperoleh oleh perlakuan (9) dibandingkan dengan perlakuan (1) sampai dengan (7) (perlakuan dengan

Penetapan standar dalam melakukan Pelaksanaan Pengawasan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang di Kabupaten Siak sesuai dengan ketentuan