• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Memengaruhi Tabungan Nasional: Studi Empiris di 28 Negara (2007-2011)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-faktor yang Memengaruhi Tabungan Nasional: Studi Empiris di 28 Negara (2007-2011)"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

RIANA SANTOSO

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TABUNGAN

NASIONAL : STUDI EMPIRIS DI 28 NEGARA

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Faktor-faktor yang Memengaruhi Tabungan Nasional : Studi Empiris di 28 Negara (2007-2011) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2015

(4)

ABSTRAK

RIANA SANTOSO. Faktor-faktor yang Memengaruhi Tabungan Nasional : Studi di 28 Negara (2007-2011). Dibimbing oleh NOER AZAM ACHSANI.

Menurut teori pertumbuhan solow tabungan merupakan salah satu faktor tingkat output yang tinggi. Beberapa penelitian menunjukkan faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga rill, dan Age Dependency Ratio. Penelitian ini mencoba membandingkan faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional pada kelompok negara miskin, negara berkembang, dan negara maju. Penelitian ini menggunakan metode panel data statis pada 6 negara miskin, 13 negara berkembang dan 9 negara maju. Data yang digunakan adalah data tahunan dari tahun 2007 sampai 2011. Variabel yang digunakan adalah tabungan nasional, defisit anggaran, inflasi, suku bunga rill, pertumbuhan ekonomi, dan Age Dependency Ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi tabungan nasional di negara miskin adalah Age Dependency Ratio, defisit, dan inflasi. Pada negara berkembang, faktor-faktor yang memengaruhi adalah defisit, pertumbuhan ekonomi, dan Age Dependency Ratio. Pada negara maju, faktor yang memengaruhi adalah Age Dependency Ratio, defisit, dan suku bunga rill.

w

Kata kunci: negara berkembang, negara maju, negara miskin, panel data, tabungan nasional.

ABSTRACT

RIANA SANTOSO. Determinants of National Saving : An International Studies (2007-2011). Supervised by NOER AZAM ACHSANI.

Based on Solow growth theory, saving is one of the factors of high output. Some researches show factors that influence national saving, such as growth, inflation, real interest rate, and Age Dependency Ratio. This research compares determinants of national saving in poor country, developing country dan developed country This study used static panel data for 6 poor countries, 11 developing countries and 9 developed countries. This study used annual data from 2007-2011. Variables used in this research are national saving, budget deficit, inflation, real interest rate, growth, and Age Dependency Ratio. The result shows that determinants of national saving in poor countries are Age Dependency Ratio, budget deficit, and inflation. In Developing countries, the determinants are Age Dependency Ratio, growth and budget deficit. While in developed countries, the determinants of national saving are Age Dependency Ratio, budget deficit, and real interest rate.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ilmu Ekonomi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TABUNGAN

NASIONAL : STUDI EMPIRIS DI 28 NEGARA

(2007-2011)

RIANA SANTOSO

ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2015 ini ialah moneter, dengan judul Faktor-faktor yang Memengaruhi Tabungan Nasional : Studi Empiris di 28 Negara (2007-2011).

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan keluarga penulis, yaitu Bapak Sugih Santoso (alm) dan Ibu Roswita, serta kakak-kakak dari penulis atas doa, motivasi dan dukungan baik moril maupun materil untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Noer Azam Achsani, MS. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan teoritis maupun motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Prof. Dr. Ir. Bambang Juanda, MS selaku dosen penguji utama 3. Dr. Muhammad Findi A, ME selaku komisi pendidikan.

4. Para dosen, staff, dan seluruh civitas akademika Departemen Ilmu Ekonomi yang memberikan ilmu dan dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

5. Teman-teman satu bimbingan Feri, Gannady, Carla, dan Roziana yang telah menjadi teman diskusi selama proses penyusunan skripsi ini.

6. Sahabat-sahabat selama perkuliahan: Rizka, Farah, Isti, Nurul, Asia, Gina, Ratih, Debrina, Rosy, Ratih, Kemal, Niar, Dewi, Brahma, Idham, Emillia, Mima.

7. Sahabat-sahabat KKP Hegarmanah 2014, Caesar, Yulya, Syifa, Evillya, Iswahyuni, Deny.

8. Teman-teman Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan angkatan 48.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR GRAFIK iv

DAFTAR LAMPIRAN v

PENDAHULUAN 1

Latar belakang 1

Perumusan Masalah 2

TujuanPenelitian 3

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

PENELITIAN TERDAHULU DAN KERANGKA PEMIKIRAN 3

Penelitian Terdahulu 3

Kerangka Pemikiran 5

METODE 6

Jenis dan Sumber Data 6

Metode Analisis Data 7

Perumusan Model 9

Definisi Operasional 10

Hipotesis Penelitian 10

HASIL DAN PEMBAHASAN 11

Analisis Eksploratif Data 11

Faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional di negara miskin 13 Faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional di negara

berkembang 15

Faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional di negara maju 17

Analisis Efek Individu 19

SIMPULAN DAN SARAN 20

Simpulan 20

Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 21

LAMPIRAN 23

(10)

DAFTAR TABEL

1 Hasil Estimasi Model FEM pada Negara Miskin 13

2 Hasil Estimasi Model FEM Pada Negara Berkembang 15

3 Hasil Estimasi Model FEM pada Negara Maju 17

4 Efek Individu Model Negara Miskin, Berkembang dan Maju 19

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pemikiran Teoritis 5

2 Kerangka Pemikiran Operasional 5

DAFTAR GRAFIK

1 Rata-rata Tabungan Nasional, Defisit Anggaran, Growth, Suku Bunga Rill,

dan Age Dependency Ratio Tahun 2007-2011 11

2 Tren Hubungan Antarvariabel di Negara Miskin, Negara Berkembang,

dan Negara Maju 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil Uji Chow Model Negara Miskin 23

2 Hasil Uji Hausman Model Negara Miskin 23

3 Hasil Uji Korelasi Model Negara Miskin 23

4 Uji Normalitas Model Negara Miskin 23

5 Hasil Pengujian dengan Model Fixed Effect pada Negara Miskin 24

6 Hasil Uji Chow Model Negara Berkembang 24

7 Hasil Uji Hausaman Model Negara Berkembang 25

8 Hasil Uji Korelasi Model Negara Berkembang 25

9 Hasil Uji Normalitas pada Model Negara Berkembang 25 10 Hasil Pengujian Model Fixed Effect pada Negara Berkembang 26

11 Hasil Uji Chow Model Negara Maju 26

12 Hasil Uji Hausman Model Negara Maju 27

13 Hasil Uji Korelasi Model Negara Maju 27

14 Hasil Uji Normalitas pada Model Negara Maju 27

(11)

1

Latar Belakang

Tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi. Jika dilihat dari terminologi nasional, tabungan adalah kelebihan dari pendapatan terhadap konsumsi, atau sejumlah sumber daya atau pendapatan yang diproduksi dalam perekonomian dalam waktu tertentu yang tidak segera dikonsumsi tetapi disimpan untuk digunakan dengan cara tertentu yang akan memberikan pengembalian pada perekonomian dimasa depan (Mnyande, 2010). Pentingnya peran tabungan nasional telah menjadi isu penting sejak Amerika mengalami penurunan tabungan nasional secara signifikan pada tahun 1980-an hingga 1990-an. Tingkat tabungan rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah berada pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan awal 1980an. Penurunan tabungan nasional tersebut membuat para ekonom khawatir pertumbuhan ekonomi dan standar hidup di Amerika akan menurun.

Pentingnya tabungan nasional juga dinyatakan oleh teori Solow bahwa tabungan nasional adalah salah satu faktor dari tingkat output yang tinggi. Dalam hal ini tabungan merupakan sumber pendanaan atau investasi untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pendanaan tersebut meliputi pembelian mesin, pendirian bangunan, dan pembangunan infrasturuktur. Oleh karena itu, tabungan merupakan indikator dalam perekonomian untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi dan pendapatan perkapita yang tinggi. Selain itu, dalam penelitian Afzal (2013) dinyatakan bahwa tabungan nasional dibutuhkan bagi percepatan industrialisasi negara-negara yang kurang maju untuk mencapai tahap “lepas landas’.

Telah banyak penelitian yang secara empiris membuktikan peran tabungan nasional terhadap perekonomian. Seperti penelitian Carol et al. (1993) yang menunjukkan adanya hubungan kausalitas antara tabungan dan pertumbuhan ekonomi. Pendapat ini didukung oleh penelitian Maddison (1992) dan Bosworth (1993) yang menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan positif antara pertumbuhan ekonomi dan tabungan nasional. Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa di negara berkembang, tabungan dan pertumbuhan ekonomi berkorelasi positif. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, tabungan nasional memiliki dampak yang besar pada perekonomian. Oleh karena itu, setiap negara perlu mengontrol tingkat tabungan nasionalnya serta memperhatikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi tingkat tabungan nasional di negaranya, agar dapat mengimplementasikan kebijakan yang tepat.

(12)

2

Variabel lain yang diduga memengaruhi tabungan nasional adalah inflasi. Dalam penelitian El-Seoud (2014), tingkat inflasi di Bahrain berpengaruh terhadap tabungan nasional secara positif dan signifikan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Hasil tersebut juga tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa tingkat inflasi berhubungan negatif dengan tabungan nasional karena inflasi merupakan salah satu indikator ketidakpastian dalam perekonomian suatu negara. Saat inflasi tinggi, masyarakat akan mengeluarkan uang lebih banyak untuk konsumsinya sehingga pendapatan yang dapat ditabung menjadi lebih sedikit. Selain itu hubungan positif antara inflasi dan tabungan nasional juga ditemukan dalam penelitian Chaudhry et al. (2014) dan Cheng dan Li (2014).

Variabel berikutnya yang diduga memengaruhi tabungan nasional adalah suku bunga rill. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang berbeda untuk hubungan suku bunga rill dan tabungan nasional. Pada penelitian Jilani et al. (2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara suku bunga dan tabungan nasional adalah positif di Pakistan. Begitu pula dengan penelitian El-Seoud (2014), yaitu suku bunga berpengaruh positif terhadap tabungan nasional di Bahrain. Penelitian Idiaye et al. (2014) menunjukkan bahwa suku bunga memengaruhi tabungan nasional secara negatif di Nigeria. Variabel yang juga dapat memengaruhi tabungan nasional adalah Age Dependency Ratio. Hubungan antara Age Dependency Ratio dengan tabungan nasional pada beberapa penelitian menunjukkan hubungan negatif. Hal tesebut dikarenakan Age Dependency Ratio yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran khususnya rumah tangga meningkat dan tabungan menurun.

Berdasarkan pemaparan di atas, faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional berbeda satu sama lain. Hal itu dapat disebabkan perbedaan negara yang menjadi objek penelitian dan karakterisitik negara-negara tersebut. Selain itu, penelitian-penelitian tersebut umumnya hanya menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional pada satu negara. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional pada beberapa negara sesuai dengan karakteristik yang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu negara miskin, negara berkembang, dan negara maju. Pengelompokkan tersebut dilakukan untuk mengetahui kebijakan yang tepat untuk negara dengan kelompok negara dan karakteristik negara yang sama.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan pada bagian latar belakang, tabungan nasional memiliki peran penting dalam perekonomian. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional agar dapat mengambil kebijakan yang tepat untuk meningkatkan tabungan nasional di negaranya. Akan tetapi, faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional pada setiap negara berbeda satu sama lain, yang disebabkan karakteristik negara yang berbeda. Berdasarkan pemaparan tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(13)

3

2. Apa kebijakan yang perlu dilakukan bagi masing-masing kelompok negara untuk meningkatkan tabungan nasional?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan adalah menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional pada negara miskin, negara berkembang, dan negara maju serta mengetahui kebijakan yang tepat untuk masing-masing kelompok negara.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya meningkatkan tabungan nasional pada negara miskin, negara berkembang, dan negara maju sesuai dengan karakteristik negaranya dengan memperhatikan variabel-variabel makroekomi seperti defisit anggaran, pertumbuhan ekonomi, suku bunga rill, dan Age Dependency Ratio. Melalui pemahaman yang baik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan nasional maka akan mempermudah langkah suatu negara untuk mencapai tingkat tabungan nasional yang lebih baik.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup analisis faktor yang memengaruhi tabungan nasional pada kelompok negara miskin, berkembang, dan negara maju. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabungan nasional, defisit anggaran, pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga rill, dan Age Dependency Ratio. Variabel-variabel tersebut mengacu pada penelitian-penelian sebelumnya.

PENELITIAN TERDAHULU DAN KERANGKA

PEMIKIRAN

Penelitian Terdahulu

(14)

4

menunjukkan bahwa tabungan yang tinggi akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi yang disebabkan dari sektor rumah tangga.

Selain dampak tabungan nasional, beberapa penelitian telah menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional. Seperti penelitian Domenech et al. (1997) melalui metode Vector Autoregressive (VAR) menemukan bahwa defisit anggaran merupakan faktor penting meningkatnya suku bunga pada tahun 1980-an dan 1990-an. Defisit dalam waktu lama akan menyebabkan suku bunga yang lebih tinggi dan tabungan nasional yang lebih rendah.

Buscemi dan Yallwe (2012) melihat dampak defisit terhadap tabungan nasional dan pertumbuhan ekonomi di negara emerging market. Penelitian ini menggunakan metode Generalized Method of Moment (GMM). Hasilnya menunjukkan bahwa defisit anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap tabungan nasional dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu inflasi dan keterbukaan perdagangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tabungan nasional. Suku bunga rill berpengaruh negatif terhadap tabungan nasional.

Jilani et al. (2013) melalui metode Error Correction Model (ECM) menganalisis determinasi tabungan nasional di Pakistan. Hasilnya menunjukkan adanya dampak positif dan signifikan dari defisit anggaran terhadap tabungan nasional. Koefisien analisis dari defisit anggaran menunjukkan jika ada perubahan dalam defisit anggaran sebesar 1% akan meningkatkan tabungan nasional sebesar 45.4%. Dalam penelitian tersebut semua variabel berpengaruh positif terhadap tabungan nasional dalam jangka pendek kecuali inflasi. Perubahan inflasi sebesar 1% akan mengurangi tabungan nasional 29.5% di Pakistan.

El-Seoud (2014) menganalisis efek suku bunga, inflasi, dan PDB terhadap tingkat tabungan nasional di Bahrain. Penelitian tersebut menggunakan tes kointegrasi dengan periode 20 tahun. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berdampak positif terhadap tabungan nasional dalam jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu tingkat inflasi di Bahrain berpengaruh terhadap tabungan nasional secara positif dan signifikan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Suku bunga nominal berpengaruh positif dan signifikan terhadap tabungan nasional hanya pada jangka pendek.

Chaudhry et al. ( 2014) menganalisis faktor moneter dan dan fiskal dari tabungan nasional di Pakistan. Melalui metode Error Correction Model (ECM) dan Autoregressive Distributed Lag (ARDL), hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah memiliki hubungan positif dengan tabungan nasioal dalam jangka pendek dan jangka panjang. Inflasi juga memengaruhi tabungan nasional secara positif, tetapi hanya pada jangka pendek. Selain itu, M2 variabel moneter juga berpengaruh pada tabungan nasional dalam jangka panjang secara signifikan.

(15)

5

Idiaye et al. (2014) meneliti hubungan antara kebijakan pemerintah, output pertanian dan tabungan nasional di Nigeria melalui metode VECM. Hasinya menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah, money supply, dan populasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap tabungan nasional. Sedangkan hutang pemerintah, suku bunga, nilai impor bukan minyak dan pengangguran berpengaruh signifikan dan negatif terhadap tabungan nasional.

Penelitian Farhan dan Akram (2011) menganalisis dampak tingkat pendapatan terhadap perilaku tabungan di Pakistan dengan metode ARDL. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa dalam jangka panjang dan jangka pendek tingkat pendapatan meningkatkan tabungan. Variabel inflasi berhubungan negatif dengan tabungan dalam jangka panjang dan jangka pendek.

Penelitian Monsef et al. (2013) menganalisis faktor-faktor yang efektif dari tabungan nasional di Iran. Penelitian yang menggunakan metode ARDL dan ECM menemukan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional perkapita secara signifikan dan positif memengaruhi tabungan nasional. Dalam penelitian ini efek pendapatan perkapita lebih kuat pada jangka pendek. Inflasi dan tingkat ketergantungan memengaruhi tabungan nasional secara negatif pada jangka panjang dan jangka pendek. Penelitian Li et al. (2007) menganalisis efek transisi demografi terhadap tabungan. Hasilnya menunjukkan bahwa Age Dependency Ratio memiliki hubungan negatif dengan tabungan.

Kerangka Pemikiran

Teori pertumbuhan Solow menyatakan pentingnya tabungan nasional bagi perekonomian. Tabungan nasional yang tinggi akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi pula, karena tabungan nasional digunakan sebagai sumber pendanaan investasi untuk meningkatkan produktivitas perekonomian. Variabel makroekonomi seperti defisit anggaran, pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga rill, Age Dependency Ratio diduga memengaruhi tingkat tabungan nasional. Faktor-faktor tersebut akan memberikan dampak yang berbeda pada setiap negara tergantung dari karakteristik negara tersebut

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Negara Miskin Negara Negara Maju

Tabungan Nasional

Faktor-faktor yang Memengaruhi:

1. Defisit Anggaran 4. Suku Bunga Rill 2. Pertumbuhan Ekonomi 5. Age Dependency Ratio 3. Inflasi

(16)

6

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Operasional

METODE

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder tahunan yang diperoleh dari World Bank. Data yang digunakan adalah data tahunan mulai tahun 2007 sampai 2011. Data yang digunakan meliputi beberapa variabel, yaitu defisit anggaran, tabungan nasional, pertumbuhan ekonomi, suku bunga rill, inflasi, dan

Pemilihan negara dan pengelompokan negara miskin, negara berkembang, dan negara maju

Metode Analisis Panel Data

Pemilihan Model Terbaik (PlS/FEM/REM)

1. Analisis eksploratif data

2.Analisis faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional 3.Analisis efek individu

Implikasi Kebijakan Permasalahan :

1.Apakah defisit anggaran, pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga rill dan Age Dependency Ratio memengaruhi tabungan nasional di negara miskin, negara berkembang dan negara maju?

2.Bagaimana efek individu pada negara miskin, negara berkembang dan negara maju?

(17)

7

Age Dependency Ratio yang meliputi 6 negara miskin, 13 negara berkembang, dan 9 negara maju. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2007 dan Eviews 8.

Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode panel data. Penggunaan panel data digunakan karena panel data memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat mengontrol heterogenitas individu, mengatasi multikolinearitas antarvariabel, lebih efisien, dan dapat mengidentifikasi efek-efek yang tidak dapat dideteksi oleh metode cross section dan time series (Baltagi, 2005). Dalam penggunaan metode panel data ada beberapa uji yang harus dilakukan yaitu uji untuk pemilihan model terbaik, uji asumsi, dan uji statistik. Uji pertama adalah uji pemilihan model terbaik dari tiga model dalam metode panel data, yaitu Pooled Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM). Model terbaik antara FEM dan PLS dipilih dengan menggunakan uji Chow, sedangkan pemilihan model terbaik antara FEM dan REM menggunakan uji Hausman.

Uji Pemilihan Model Terbaik

1. Chow Test

Chow test digunakan untuk memilih model terbaik antara PLS dan FEM. Hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

H0 : Model Pooled Least Square H1 : Model Fixed Effect

Statistik Chow test mengikuti distribusi F-statistik dengan derajat bebas (N-1, NT-N-K). Jika nilai statistik Chow (F-Stat) lebih besar dari F-tabel maka cukup bukti untuk melakukan penolakan hipotesis H0 sehingga model yang terbaik yang dipilih adalah model Fixed Effect, begitu pula sebaliknya. Selain itu kriteria penolakan H0 dapat pula dilihat dari nilai probablitas, jika nilai probabilitas lebih kecil dari taraf nyata (α) maka cukup bukti untuk menolak hipotesis H0, dan sebaliknya. Rumus nilai statistik Chow adalah sebagai berikut :

F(N-1,NT-N-K)

Keterangan:

ESS1 = Residual Sum square hasil pendugaan model Pooled Least Square ESS2 = Residual Sum Square hasil pendugaan model Fixed Effect

(18)

8

2. Hausman Test

Hausman test adalah pengujian dalam panel data yang digunakan untuk memilih model terbaik antara Fixed Effect Model dan Random Effect Model. Hipotesis uji Hausman adalah sebagai berikut :

H0 = Model Random Effect H1 = Model Fixed Effect

Kriteria penolakan H0 dalam pengujian Hausman dengan membandingkan Chi-square dengan statistik Hasuman. Jika nilai statistik Hausman lebih besar daripada nilai chi-Square tabel, maka cukup bukti untuk menolak hipotesis H0 atau model terbaik yang dipilih adalah model Fixed Effect, begitu pula sebaliknya. Selain itu kriteria penolakan H0 dapat pula dilihat dari nilai probablitas, jika nilai probabilitas lebih kecil dari taraf nyata maka cukup bukti untuk menolak hipotesis H0, dan sebaliknya.

Uji Statistik

1. Koefisien determinasi (R2)

Nilai R2 menunjukkan proporsi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Nilai R2 merupakan salah satu ukuran kesesuaian model. Nilai R2 selalu terletak antara 0 dan 1.

2. Uji F-Statistik

Uji F-statistik digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

H0 = β1=β2=...=βk=0

H1 = minimal ada satu βk yang tidak sama dengan 0 (k=1,2,3,...,k)

Kriteria penolakan H0 dengan membandingkan nilai F-statistik dengan nilai taraf nyata. Jika nilai F-statistik<nilai taraf nyata, maka cukup bukti untuk menolak H0, yang artinya variabel independen yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel dependen.

3. Uji T-statistik

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen pada penelitian. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

H0 = βi = 0 H1 = βi ≠ 0

Kriteria penolakan hipotesis H0 yaitu jika nilai probabilitas lebih kecil dari taraf nyata, yang artinya variabel independen ke-i secara parsial memengaruhi variabel dependen secara signifikan.

Uji Asumsi 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilkukan untuk melihat apakah error term menyebar normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan nilai Jarque Berra. Hipotesis dalam pengujian normalitas adalah sebagai berikut :

H0 = Residual berdistribusi normal

(19)

9

Kriteria penolakan H0 dilakukan dengan membandingkan nilai Jarque Berra dengan taraf nyata. Jika nilai Jarque Berra lebih besar daripada taraf nyata sebesar 0.05 maka cukup bukti untuk menolak hipotesis H0 atau residual berdistribusi normal.

2. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas merupakan masalah varian residual yang tidak konstan. Masalah heterokedastisitas dapat dideteksi dengan melihat nilai sum square resid pada weighted statistics dan unweighted statistics pada model General Least Square (cross section weight). Jika nilai sum square resid pada wieghted statistics lebih kecil dari unweighted statistics, maka terjadi heterokedastisitas. Solusi untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan mengestimasi model GLS menggunakan white heterokedasticity.

3. Uji Multikolinearitas

Masalah multikolinearitas adalah adanya hubungan yang kuat antarvariabel dalam persamaan regresi berganda. Gejala multikolonearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai R2 yang tinggi tetapi sedikit variabel yang signifikan atau dengan melihat koefisien korelasi yang tinggi antarvariabel. Masalah multikolinearitas dapat diatasi dengan menggunakan data panel, menganti variabel, mengurangi variabel, dan melakukan transformasi variabel.

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi yang tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Masalah autokorelasi dapat dideteksi dengan membandingkan nilai Durbin-Watson dari model dengan DW-tabel. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

H0 = Tidak terdapat autokorelasi H1 = Terdapat autokorelasi

dengan kriteria penolakan hipotesis H0 adalah sebagai berikut : 4-Dl<DW<4 ; terdapat autokorelasi negatif

4-Du<DW<4-Dl ; daerah ragu-ragu atau tidak ada keputusan 2<DW<4-Du ; tidak ada autokorelasi

Dl<DW<Du ; daerah ragu-ragu atau tidak ada keputusan 0<DW<Dl ; terdapat autokorelasi positif

Perumusan Model

Model dalam penelitian ini terdiri dari tiga model yaitu, model negara miskin, model negara berkembang, dan model negara maju. Ketiga model tersebut menggunakan variabel yang sama. Model dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Buscemi dan Yallwe (2012) dan penelitian Jilani et al. (2013). Dalam penelitian ini variabel yang memengaruhi tabungan nasional adalah defisit anggaran, pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga rill, dan Age Dependency Ratio. Secara matematis model dalam penelitian ini adalah :

(20)

10

Keterangan :

Tabnasit = Tabungan nasional (%) Defisitit = Defisit anggaran (%) Growthit = Pertumbuhan ekonomi (%)

Inflasiit =Tingkat inflasi (%)

RIRit = Tingkat suku bunga Rill (%) ADRit = Age Dependency Ratio (%)

a = Intersep

b1 = Koefisien dari pengaruh defisit

b2 = Koefisien dari pengaruh pertumbuhan ekonomi b3 = Koefisien dari pengaruh inflasi

b4 = Koefisien dari pengaruh suku bunga rill

b5 = Koefisien dari pengaruh Age Dependency Ratio eit = Error term

Definisi Operasional

1. Tabungan nasional merupakan jumlah dari tabungan publik dan tabungan swasta.

2. Defisit anggaran merupakan gap antara pengeluaran pemerintah dan penerimaan pemerintah yang yang nilainya negatif.

3. Pertumbuhan ekonomi adalah persentase tahunan pertumbuhan PDB atas dasar harga konstan 2005.

4. Inflasi merupakan perubahan persentase biaya rata-rata konsumen dalam satu tahun.

5. Suku bunga rill adalah suku bunga pinjaman yang disesuaikan dengan inflasi. 6. Age Dependency Ratio adalah rasio populasi berusia dibawah 15 tahun dan

diatas 64 tahun terhadap populasi usia kerja.

Hipotesis Penelitian

1. Defisit anggaran berpengaruh negatif terhadap tabungan nasional. 2. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap tabungan nasional. 3. Inflasi berpengaruh negatif terhadap tabungan nasional.

4. Suku bunga rill berpengaruh negatif terhadap tabungan nasional

(21)

11

Age Dependency Ratio (%)

miskin berkembang maju

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Eksploratif Data

Sumber : WDI Tahun 2007-2011 (diolah),

Grafik 1 Rata-rata Tabungan Nasional , Defisit Anggaran, Pertumbuhan Ekonomi, Suku Bunga Rill, dan Age Dependency Ratio Tahun 2007-2011

Pada Grafik 1 dapat dilihat bahwa tingkat tabungan nasional terendah dimiliki oleh negara maju dengan rata-rata 9.34%. Sedangkan tingkat tabungan tertinggi dimiliki oleh kelompok negara berkembang dengan rata-rata 15.39%. Menurut Solow, tingkat tabungan mengindikasikan tingkat output suatu negara, yang berati tingkat tabungan yang rendah di negara-negara maju mengindikasikan tingkat output yang rendah pada negara-negara tersebut. Kemudian, dapat dilihat bahwa kondisi defisit di kelompok negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan rata-rata -3.69%.

Variabel suku bunga tertinggi dimiliki oleh negara miskin dengan rata-rata sebesar 6.94%. Sedangkan suku bunga terendah dimiliki oleh negara maju dengan rata-rata sebesar 3.39%. Selanjutnya pertumbuhan negara maju merupakan yang terendah dengan rata-rata 1.39% dan negara miskin memiliki pertumbuhan tertinggi dengan rata-rata 5.77%. Inflasi tertinggi dimiliki oleh negara miskin, sedangkan inflasi terendah dimiliki oleh negara maju. Kondisi Age Dependency Ratio tertinggi dimiliki oleh negara miskin dan negara maju memiliki rata-rata age Dependency Ratio terendah.

(22)

12

-15,00T -10,00 -5,00 0,00 5,00

ab

-10,00T 0,00 10,00 20,00 30,00

ab

Sumber : WDI Tahun 2007-2011 (diolah),

Grafik 2 Tren Hubungan Antarvariabel di Negara Miskin, Negara Berkembang dan Negara Maju

(23)

13

dengan teori yang menyatakan bahwa defisit anggaran akan menurunkan tabungan nasional. Sedangkan variabel inflasi dan ADR berhubungan negatif dengan tabungan nasional. Selanjutnya untuk negara berkembang, variabel Age Dependency Ratio dan defisit berhungan positif dengan tabungan nasional sedangkan inflasi berhubungan negatif dengan tabungan nasional. Pada model negara maju, variabel defisit dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan positif dengan tabungan nasional. Variabel lain yaitu ADR berhubungan negatif dengan tabungan nasional. Ketidaksesuaianhubungan antarvariabel dengan hipotesis dan teori pada grafik di atas dapat disebabkan dalam hubungan tersebut hanya dipengaruhi oleh satu variabel.

Analisis Hasil Pengolahan Data

Faktor-faktor yang Memengaruhi Tabungan Nasional di Negara Miskin Tabel 1 Hasil Estimasi Model FEM pada Negara Miskin

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob signifikan ADR -0.534253 0.253645 -2.106300 0.0487 *

DEF 0.837326 0.345888 2.420802 0.0257 *

GROWTH -0.158212 0.206435 -0.766403 0.4529

INF -0.210909 0.090993 -2.317861 0.0318 * RIR 0.164030 0.116906 1.403101 0.1767

C 59.20642 19.31058 3.066010 0.0064 *

Weighted Statistics

R-squared 0.970282 Mean dependent var 22.56540 Adjusted R-squared 0.954641 S.D. dependent var 20.63937 S.E. of regression 3.016914 Sum squared resid 172.9336 F-statistic 62.03371 Durbin-Watson stat 1.953431 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.862324 Mean dependent var 13.33513 Sum squared resid 234.3726 Durbin-Watson stat 1.465989

Keterangan : Tanda * menunjukkan signifikan pada 5% Sumber : Hasil Olahan Eviews 8

(24)

14

Sebelum menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional di negara miskin, terlebih dahulu melihat apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi yang pertama adalah multikolinearitas. Dari lampiran 3 dapat dilihat hasil uji korelasi antarvariabel menunjukkan tidak ada nilai korelasi yang melebihi 0.8. Hal tersebut berarti model negara miskin tidak memiliki masalah multikolinearitas. Selanjutnya adalah uji normalitas untuk melihat bahwa residual menyebar normal.

Lampiran 4 adalah hasil uji normalitas untuk kelompok negara miskin. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai Jarque Berra adalah 0.61 dan lebih besar dari

α sebesar 5%. Jadi model negara miskin memiliki residual yang menyebar normal. Uji asumsi berikutnya adalah uji autokorelasi yang dapat diketahui melalui nilai Durbin-Watson pada Tabel 1. Nilai Durbin-Watson pada tabel menunjukkan nilai 1.953431 yang berada pada rentang nilai 0<DW<Dl(2.9294) dan dapat disimpulkan bahwa model negara miskin memiliki masalah autokorelasi. Masalah autokorelasi dalam model tersebut dapat langsung terkoreksi karena model dalam penelitian ini menggunakan metode pembobotan GLS Cross Section Weight. Uji asumsi terakhir adalah uji heterokedastisitas. Hasil uji model negara miskin menunjukkan nilai sum square resid weighted statistics (172.9336) lebih kecil dari sum square resid unweighted statistics (234.3726), jadi model negara miskin tidak memiliki masalah heterokedastisitas.

Pembahasan selanjutnya adalah analisis faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional. Tabel 1 menunjukkan hasil estimasi model FEM untuk kelompok negara miskin. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa variabel Age Dependency Ratio (ADR) memiliki probabilitas 0.0487 yang kurang dari taraf nyara 5% dan 10%. Nilai tersebut menyatakan bahwa variabel Age Dependency Ratio (ADR) secara signifikan memengaruhi tabungan nasional. Jika dilihat dari koefisien ADR sebesar -0.534253, berarti peningkatan variabel ADR sebesar 1% akan menurunkan tabungan nasional sebesar 0.53%. Hasil ini sesuai dengan teori dan hipotesis penelitian. Populasi usia tua atau populasi berusia lebih dari 64 tahun dan populasi muda atau populasi berusia kurang dari 15 tahun umumnya adalah populasi yang tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan. Oleh karena itu, peningkatan populasi tua dan populasi muda akan menyebabkan pengeluaran rumah tangga meningkat, karena rumah tangga harus menanggung lebih banyak anggota keluarga, sehingga pendapatan yang dapat ditabung menjadi lebih sedikit.

(25)

15

Variabel berikutnya yang memengaruhi tabungan nasional secara signifikan adalah inflasi. Probabilitas untuk variabel inflasi adalah 0.0318, kurang dari taraf nyata 5% dan 10%. Sedangkan koefisien variabel inflasi sebesar -0.210909 menyatakan bahwa peningkatan inflasi sebesar 1% akan menurunkan tabungan nasional sebesar 0.21%. Hasil tersebut sesuai dengan teori dan hipotesis penelitian. Dampak negatif antara inflasi dan tabungan nasional dapat dilihat melalui sisi konsumen. Pada saat terjadi inflasi, harga barang-barang cenderung naik sehingga pengeluaran masyarakat untuk konsumsi meningkat dan tabungan menurun.

Dari Tabel 1, probabilitas untuk variabel pertumbuhan ekonomi dan suku bunga rill masing-masing adalah 0.4529 dan 0.1767. Berdasarkan nilai probabilitas tersebut, variabel pertumbuhan ekonomi dan suku bunga rill tidak memengaruhi tabungan nasional secara signifikan. Dari hasil estimasi di atas, faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional adalah ADR, defisit anggaran dan inflasi. Oleh karena itu, yang dapat dilakukan oleh negara berkembang adalah mengendalikan pengeluaran pemerintah, menjaga stabilitas inflasi pada tingkat yang rendah, meningkatkan lapangan pekerjaan bagi populasi angakatan kerja, dan menekan angka kelahiran untuk menurunkan rasio ketergantungan.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Tabungan Nasional di Negara Berkembang

Tabel 2 Hasil Estimasi Model FEM pada Negara Berkembang

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. Signifikan

ADR 0.919796 0.164352 5.596507 0.0000 *

DEF 0.305718 0.164031 1.863786 0.0686 **

GROW 0.139791 0.069839 2.001602 0.0511 **

INF 0.072939 0.080452 0.906617 0.3692 RIR -0.038310 0.056561 -0.677327 0.5015

C -34.37512 9.183344 -3.743203 0.0005 *

Weighted Statistics

R-squared 0.983153 Mean dependent var 26.70281 Adjusted

R-squared 0.977059 S.D. dependent var 25.13211 S.E. of regression 2.803918 Sum squared resid 369.5118 F-statistic 161.3409 Durbin-Watson stat 2.179852 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.916149 Mean dependent var 15.39824 Sum squared resid 414.2542 Durbin-Watson stat 1.988211

(26)

16

Berdasarkan uji Chow pada lampiran 6 yang memiliki probabilitas 0.0000, model yang terpilih adalah model Fixed Effect. Selanjutnya untuk menentukan model terbaik antara model Random Effect dan Fixed Effect dapat diketahui melalui uji Hausman. Pada lampiran 7 nilai probabilitas pada Uji Hausman untuk model negara berkembang adalah 0.0853 sehingga dapat disimpulkan bahwa model terbaik adalah model Fixed Effect. Berdasarkan lampiran 8, tidak ada nilai korelasi antara variabel dependen dengan variabel independen pada model negara berkembang yang melebihi nilai 0.80. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas dalam model penelitian tersebut.

Dari lampiran 9 dapat dilihat bahwa model negara berkembang memiliki nilai Jarque Berra yang lebih besar dari α sebesar 10%. Jadi model negara berkembang dalam penelitian ini memenuhi kriteria normalitas yang berarti residual pada model menyebar normal. Uji asumsi berikutnya adalah uji autokorelasi. Pada kelompok negara berkembang, dapat dilihat pada Tabel 2, nilai statistik DW adalah 2.179852. Nilai tersebut berada pada rentang nilai 2<Dw<4-Dl, dengan nilai Dl sebesar 1.4378. Jadi model negara berkembang tidak memiliki masalah autokorelasi. Uji asumsi terakhir adalah heterokedastisitas yang dapat dilihat melalui nilai sum square resid pada Tabel 2. Nilai sum square resid weight (369.5118) lebih kecil daripada nilai sum square resid unweight (414.2542). Jadi, dapat dikatakan bahwa model FEM untuk kelompok negara berkembang tidak memiliki masalah heterokedastisitas.

Setelah menguji asumsi klasik pada penelitian, selanjutnya adalah menganalisis faktor yang memengaruhi tabungan nasional. Variabel pertama yaitu ADR dengan probabilitas 0.0000 dan koefisien sebesar 0.919796. Jadi variabel ADR memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tabungan nasional pada taraf nyata 5% dan 10%. Adanya peningkatan ADR 1% akan meningkatkan tabungan sebesar 0.91%. Hasil ini tidak sesuai dengan teori dan hipotesis penelitian. Dampak positif antara ADR dan tabungan nasional dapat terjadi dikarenakan adanya motif pemberian warisan. Ketika terjadi peningkatan angka ketergantungan, populasi yang bekerja telah merencanakan untuk memberikan warisan pada keluarganya sehingga tabungan meningkat.

Variabel berikutnya adalah defisit anggaran. Defisit memiliki probabilitas kurang dari taraf nyata 10% yaitu 0.0686. Nilai tersebut menunjukkan bahwa defisit memengaruhi tabungan secara signifikan. Peningkatan defisit 1% akan memberikan dampak positif pada tabungan nasional sebesar 0.3%. Hasil tersebut juga tidak sesuai dengan teori dan hipotesis penelitian. Sama halnya dengan model negara miskin, dampak positif antara defisit dan tabungan nasional dapat terjadi apabila peningkatan pengeluaran pemerintah digunakan untuk peningkatan perekonomian.

Variabel ketiga yang memengaruhi tabungan nasional adalah pertumbuhan ekonomi, dengan probabilitas 0.0511 yang kurang dari taraf nyata 10%. Dengan koefisien sebesar 0.139791, pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan positif dengan tabungan nasional. Hasil tersebut sesuai dengan teori dan hipotesis penelitian. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat berarti juga terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kondisi ekonomi masyarakat yang lebih baik akan mendorong masyarakat untuk menabung.

(27)

17

dan 10% sehingga kedua variabel tersebut tidak dapat dikatakan memiliki hubungan dengan tabungan nasional pada model negara berkembang. Berdasarkan pemaparan sebelumnya bahwa faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional di negara berkembang adalah Age Dependency Ratio, defisit anggaran, dan pertumbuhan ekonomi. Hal yang perlu dilakukan oleh negara berkembang adalah meningkatkan lapangan pekerjaan bagi populasi angakatan kerja, meningkatkan jumlah tabungan bagi anak-anak, memperpanjang usia pensiun terutama bagi pegawai sipil agar populasi tua tetap memiliki pendapatan yang dapat ditabung, mengendalikan pengeluaran pemerintah, serta meningkatkan produktivitas perekonomian.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Tabungan Nasional di Negara Maju Tabel 3 Hasil Estimasi Model FEM pada Negara Maju

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. Signifikan

ADR 1.807074 0.322383 5.605360 0.0000 *

DEF 0.523249 0.087701 5.966305 0.0000 *

GROWTH 0.046699 0.063275 0.738024 0.4661

INF 0.134475 0.116434 1.154945 0.2569

RIR -0.173811 0.063441 -2.739744 0.0101 *

C -75.39179 15.47494 -4.871864 0.0000 *

* Weighted Statistics

R-squared 0.973739 Mean dependent var 10.89570 Adjusted R-squared 0.962727 S.D. dependent var 9.600706 S.E. of regression 1.729802 Sum squared resid 92.75867 F-statistic 88.42126 Durbin-Watson stat 1.751498 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.972652 Mean dependent var 9.338463 Sum squared resid 101.8737 Durbin-Watson stat 1.664231

Keterangan : Tanda * menunjukkan signifikan pada 5% Sumber : Hasil Olahan Eviews 8

Model terbaik pada kelompok negara maju dapat dilihat dari hasil uji Chow dan uji Hausman pada lampiran 11 dan 12. Probabilitas masing-masing uji adalah 0.0000 dan 0.0000 yang berarti lebih kecil dari α sebesar 10% dan 5%. Oleh karena itu, model terbaik untuk kelompok negara maju adalah model FEM. Selanjutanya diperlukan uji asumsi seperti pada model negara miskin dan berkembang. Berdasarkan lampiran 13 tidak ada nilai korelasi antara variabel dependen dengan variabel independen yang melebihi nilai 0.80 pada model negara maju. Oleh sebab itu, tidak terjadi masalah multikolinearitas dalam model tersebut.

(28)

18

heterokedastisitas dapat dideteksi melaui nilai Durbin Watson dan sum square resid pada Tabel 3 di atas. Pada kelompok negara maju, nilai statistik Dw adalah 1.751498 yang berada pada daerah ragu-ragu yaitu Dl<Dw<Du, dengan nilai Dl sebesar 1.2874 dan Du sebesar 1.7762. Jadi dapat dikatakan bahwa model untuk negara maju tidak dapat dipastikan memiliki masalah autokorelasi atau tidak. Apabila terdapat masalah autokorelasi dalam model tersebut, dapat langsung terkoreksi karena model dalam penelitian ini menggunakan metode pembobotan GLS Cross Section Weight. Selanjutnya, nilai sum square resid weight pada model negara maju adalah 92.75867, juga lebih kecil dari nilai sum square resid unweight sebesar 101.8737. Jadi model negara maju juga tidak memiliki masalah heterokedastisitas.

Faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional dapat dilihat pada Tabel 3. Variabel ADR memiliki probabilitas sebesar 0.0000. Nilai tersebut menyatakan bahwa ADR berpengaruh signifikan terhadap tabungan nasional pada taraf nyata 5% dan 10%. Jika dilihat dari koefisien ADR yaitu 1.807074, variabel ini memiliki hubungan positif dengan tabungan nasional. Artinya peningkatan ADR 1% akan meningkatkan tabungan nasional sebesar 1.8%. Hubungan positif antara ADR dan tabungan nasional hanya terjadi pada model negara berkembang dan model negara maju. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori dan hipotesis penelitian. Akan tetapi, hubungan positif tersebut dapat terjadi disebabkan adanya motif pemberian warisan. Orang tua maupun populasi yang bekerja pada negara maju menabung lebih banyak pada masa sekarang untuk diwariskan pada keluarganya. Selain itu koefisien dari ADR semakin besar pada model negara maju. Hal ini semakin menguatkan bahwa semakin maju suatu negara, pola pikir masyarakat juga semakin maju dan semakin berorientasi pada masa depan.

Pada model negara maju, probabilitas variabel defisit adalah 0.0000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa defisit berpengaruh signifikan terhadap tabungan nasional pada taraf nyata 5% dan 10%. Selanjutnya, variabel defisit memiliki koefisien sebesar 0.523249. Dari nilai tersbut dapat disimpulkan bahwa defisit memiliki hubungan positif dengan tabungan nasional. Perubahan defisit 1% akan direspon pula dengan perubahan tabungan sebesar 0.5%. Hal ini tidak sesuai dengan teori dan hipotesis penelitian. Berdasarkan estimasi pada ketiga kelompok negara, defisit berdampak positif bagi perekonomian baik di negara miskin, negara berkembang, dan negara maju. Jadi, defisit anggaran tidak selalu buruk bagi perekonomian jika pengeluaran pemerintah digunakan untuk sektor yang tepat dan produktif. Oleh karena itu, pengendalian pengeluaran pemerintah sangat perlu dilakukan terutama bagi negara miskin karena koefisien defisit pada negara miskin adalah yang terbesar. Hal ini juga menunjukkan bahwa defisit pada negara miskin lebih efektif daripada defisit pada kelompok negara lainnya, karena rata-rata defisit anggaran pada negara miskin adalah yang terendah namun memberikan dampak yang besar pada perekonomian.

(29)

19

antara suku bunga rill dan tabungan nasional dapat disebabkan oleh efek pendapatan yang lebih besar dari efek substitusi di negara maju. Efek pendapatan terjadi apabila masyarakat mengurangi tabungannya karena merasa peningkatan suku bunga akan meningkatkan pendapatan dimasa depan dari pendatapatan yang telah ditabung.

Dua variabel lainnya yaitu, pertumbuhan ekonomi dan inflasi tidak memiliki hubungan dengan tabungan nasional. Tingkat inflasi pada negara maju tidak berpengaruh signifikan karena inflasi pada negara maju sudah berada pada tingkat yang rendah. Oleh karena itu, inflasi tidak lagi menjadi faktor pertimbangan untuk menabung atau tidak menabung di negara maju. Berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional di negara maju, sebaiknya negara maju memerhatikan ketiga variabel tersebut. Sama halnya dengan negara miskin dan negara berkembang, dampak positif defisit dapat menjadi motivasi bagi pemerintah untuk terus meningkatkan perekonomian. Hal yang dapat dilakukan oleh negara maju adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi karena pertumbuhan ekonomi negara maju adalah yang terendah dibandingkan dengan kelompok negara lainnya. Selain itu, negara maju juga dapat meningkatkan jumlah tabungan bagi anak-anak, memperpanjang usia pensiun, meningkatkan lapangan pekerjaan, serta menurunkan tingkat suku bunga tabungan.

Analisis Efek Individu

Tabel 4 Efek Individu Model Negara Miskin, Berkembang, dan Maju

Miskin Berkembang Maju

Negara Uganda 9.731384 India 13.5857 Estonia -2.66291 Kenya -2.17422 Moldova 6.94645 Hongaria -1.65124 Bangladesh 1.49323 Jordania -14.9219 Israel -21.9027 Zambia 8.745806 Filipina 7.741248 Australia -2.80491 Pakistan -1.85784 Honduras -16.122 Inggris -11.6925 Rep.

(30)

20

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, faktor yang memengaruhi tabungan nasional pada negara miskin, negara berkembang, dan negara maju berbeda satu sama lain. Pada model negara miskin, faktor yang berpengaruh terhadap tabungan nasional adalah Age Dependency Ratio dengan korelasi negatif, defisit anggaran dengan korelasi positif, dan inflasi dengan korelasi negatif. Pada model negara berkembang, faktor yang secara signifikan berpengaruh pada tabungan nasional adalah defisit anggaran, pertumbuhan ekonomi, dan Age Dependency Ratio. Korelasi ketiga variabel tersebut positif terhadap tabungan nasional. Faktor-faktor yang memengaruhi tabungan nasional di negara maju adalah Age Dependency Ratio, defisit anggaran, dan suku bunga rill. Korelasi antara Age Dependency Ratio dan defisit anggaran adalah positif, sedangkan korelasi antara suku bunga rill dengan tabungan nasional adalah negatif. Nilai efek inidvidu terbesar pada negara miskin, negara berkembang dan negara maju masing-masing adalah Uganda, Malaysia dan Bahrain.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa defisit anggaran tidak selalu buruk bagi perekonomian. Peningkatan pengeluaran pemerintah dapat berdampak positif jika digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan memperbaiki infrastruktur sehingga nantinya dapat meningkatkan tabungan nasional (Jilani et al. 2013). Oleh karena itu, bagi setiap kelompok negara perlu mengurangi pengeluaran yang tidak produktif agar sumber daya yang dimiliki dapat digunakan untuk pengeluaran lain yang lebih bermanfaat bagi pembangunan ekonomi. Pengeluaran seperti itu nantinya akan dinikmati oleh masyarakat dalam bentuk peningkatan pendapatan dan peningkatan tabungan. Selain itu, kebijakan yang dapat dilakukan bagi negara miskin adalah menjaga stabilitas inflasi, meningkatkan lapangan pekerjaan, dan menekan angka kelahiran. Bagi negara berkembang dan negara maju, hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tabungan nasional adalah meningkatkan lapangan pekerjaan, meningkatkan jumlah tabungan anak-anak, memperpanjang usia pensiun, dan meningkatkan produktivitas ekonomi. Kemudian penting bagi negara miskin dan berkembang untuk memperbaiki fungsi pasar keuangan, membangun pasar keuangan yang baru dan canggih serta memperkuat institusi keuangan (Kudaisi 2013).

Saran

(31)

21

DAFTAR PUSTAKA

AbuAl-Foul B. 2010. The Causal relationship between Saving and Economic growth : Some Evidence from MENA Countries. The 30th MEEA Meeting Atlanta:1-12

Afzal M. 2013. National Saving and Foreign Capital in Pakistan. Applied Econometrics and International Development ,13(2):201-210

Baltagi BH. 2005. Econometric Analysis of Panel Data Third Edition. England : John Wiley and Sons Ltd,

Bosworth BP. 1993. Saving and Investment in a Global Economy. Washington, D.C: Brookings Institution.

Buscemi A, Yallwe AH. (2012). Fiscal Deficit, National Saving and Sustainability of Economic Growth in Emerging Economies : A Dynamic GMM Panel Data Approach. International Journal of Economics and Financial Issues, 2(2):126-140

Caroll CD, Weil DN. 1993. Saving and Growth : Reinterpretation. NBER Working Paper, 4470 :1-81

Chaudhry IS, Riaz U, Farooq F, Zulfiqar S. 2014. The Monetary and Fiscal Determinants of National Savings in pakistan: An Empirical Evidence from ARDL approach to Co-integration. Pakistan Journal of commerce and Social Science, 8(2):521-539

Cheng Q, Li X. 2014. Cross-Country Effects of Inflation on National Savings. Scholarly Materials and Research at Technology, 1-17

Domenech R, Taguas D, Varela J. 1997. The Effects of Budget Deficits on National Saving in the OECD. Annual Congress of Eiropean Economic Association; 1997; Toulouse, Perancis. Perancis (FR): Wiley Balckwell. hlm 1-19

Doshi K. 1994. Determinants of The Saving Rate: An Internatioanal Comparison. Contemporary Economic Policy, 12(1):37-45

El-Seoud MSA. (2014). The Effect Of Interest Rate, Inflation and GDP On National Saving Rate. Global Journal Of Commerce and Management Perspective, 3(3):1-7

El-Seoud MSA. (2014). Private Saving Determinants In Bahrain. International Journal of economics, Commerce and management, 2(4):1-21

Farhan M, Akram M. 2011. Does Income Level affect Saving Behaviour in Pakistan? An ARDL Approach to Cointegration for Empirical Assessment, Far East Journal of Psychology and Business, 3(3):62-72

Faridi MZ, Arif MA. 2012. Globalization and Saving Behaviour of Pakistan : An Empirical Studies. Pakistan Journal of Social Science, 32(1):77-91

Gujarati DN. 2006. Essentials of Econometrics Fourth Edition. New York (US): Mc.Graw-Hill/Irwin

Herzog RW. 2011. Saving, Growth and Age Dependency for OECD Countries. MPRA Paper, 32055

(32)

22

Jangili R. 2011. Causal Relationship betweeen Saving, Investment and Economic Growth for India. Reserve Bank of India Occasional Papers, 32(1):25-39 Jilani S, Sheikh SA, Cheema FEA, Shaik AH. 2013. Determinans Of National

Savings in Pakistan : An Exploratory Study. Asian Social Science, 9(5):254-262

Kudaisi BV. 2013. Savings and Its Determinants in West Africa Countries. Journal of Economics and Sustainable Development, 4(18):107-119

Li H, Zhang J. 2007. Effects of Longevity and Dependency Rates on Saving and Growth. Evidence from a Panel of Cross Countries. Journal of Development Economics, 84(1):138-154

Loayza N, Schmidt-Hebbel K, Serven L. 2000. Saving in Developing Countries: An Overview. The World Bank Economic Review, 14(3):393-414

Loumrhari G. 2014. Ageing, Longevity and Savings : The Case of Morocco. International Journal of Economics and Financial Issues,492:344-352

Maddison A. 1992. A Long Run Perspective on Saving. Scandinavian Journal of Economics, 181-196

Mnyande M. 2010. The Role of Monetary Policy in Influencing Savings Behaviour in the South African Economy. Annual Savings Workshop, South African Savings Institute; 2 September 2010; Pretoria, South African. Pretoria (tZA) : South African Reserve Bank. hlm 1-12

Mitchell DJ. 2005. The Impact of Government Spending on Economic Growth. Backgrounder, 1831:1-18

Monsef A, Mehrjadi AS , Esteghamat J. The Effective Factors on National Saving of Iran. International Journal of Management and Humanity Sciences, 2(2):104-111

Poterba JM, Summers LH. 1987. Recent U.S. Evidence on Budget Deficits and National Saving. NBER Working Paper Series, 2144:1-19

(33)

23

Lampiran 1 Hasil Uji Chow Model Negara Miskin Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 30.815105 (5,19) 0.0000

Lampiran 2 Hasil Uji Hausman Model Negara Miskin Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 50.743262 5 0.0000

Lampiran 3 Hasil Uji Korelasi Model Negara Miskin

Lampiran 4 Uji Normalitas Model Negara Miskin

NSV ADR DEF GROWTH INF RIR

(34)

24

Lampiran 5 Hasil Pengujian dengan Model Fixed Effect pada Negara Miskin Dependent Variable: NSV

Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 04/27/15 Time: 16:03

Sample: 2007 2011 Periods included: 5

Cross-sections included: 6

Total panel (balanced) observations: 30

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ADR -0.534253 0.253645 -2.106300 0.0487 DEF 0.837326 0.345888 2.420802 0.0257 GROWTH -0.158212 0.206435 -0.766403 0.4529 INF -0.210909 0.090993 -2.317861 0.0318 RIR 0.164030 0.116906 1.403101 0.1767 C 59.20642 19.31058 3.066010 0.0064

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.970282 Mean dependent var 22.56540 Adjusted R-squared 0.954641 S.D. dependent var 20.63937 S.E. of regression 3.016914 Sum squared resid 172.9336 F-statistic 62.03371 Durbin-Watson stat 1.953431 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.862324 Mean dependent var 13.33513 Sum squared resid 234.3726 Durbin-Watson stat 1.465989

Lampiran 6 Hasil Uji Chow Model Negara Berkembang Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

(35)

25

0 1 2 3 4 5 6 7 8

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Series: Standardized Residuals Sample 2007 2011

Observations 65

Mean 1.91e-16 Median 0.064272 Maximum 4.692004 Minimum -5.139292 Std. Dev. 2.402836 Skewness -0.187566 Kurtosis 2.148796

Jarque-Bera 2.343446 Probability 0.309833

Lampiran 7 Hasil Uji Hausman Model Negara Berkembang Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 9.666479 5 0.0853

Lampiran 8 Hasil Uji Korelasi Model Negara Berkembang

NSV ADR DEF GROW INF RIR

NSV 1.000000 0.339968 0.182959 0.308426 -0.065176 -0.323563 ADR 0.339968 1.000000 0.110183 0.197276 0.095578 -0.113871 DEF 0.182959 0.110183 1.000000 0.264716 0.024353 0.060898 GROW 0.308426 0.197276 0.264716 1.000000 0.122087 -0.206847 INF -0.065176 0.095578 0.024353 0.122087 1.000000 -0.324192 RIR -0.323563 -0.113871 0.060898 -0.206847 -0.324192 1.000000

(36)

26

Lampiran 10 Hasil Pengujian Model Fixed Effect pada Negara Berkembang Dependent Variable: NSV

Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 04/27/15 Time: 16:07

Sample: 2007 2011 Periods included: 5

Cross-sections included: 13

Total panel (balanced) observations: 65

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ADR 0.919796 0.164352 5.596507 0.0000 DEF 0.305718 0.164031 1.863786 0.0686 GROWTH 0.139791 0.069839 2.001602 0.0511 INF 0.072939 0.080452 0.906617 0.3692 RIR -0.038310 0.056561 -0.677327 0.5015 C -34.37512 9.183344 -3.743203 0.0005

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.983153 Mean dependent var 26.70281 Adjusted R-squared 0.977059 S.D. dependent var 25.13211 S.E. of regression 2.803918 Sum squared resid 369.5118 F-statistic 161.3409 Durbin-Watson stat 2.179852 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.916149 Mean dependent var 15.39824 Sum squared resid 414.2542 Durbin-Watson stat 1.988211

Lampiran 11 Hasil Uji Chow Model Negara Maju Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

(37)

27

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

-3 -2 -1 0 1 2 3

Series: Standardized Residuals Sample 2007 2011

Observations 45

Mean -4.84e-16 Median 0.404866 Maximum 2.888827 Minimum -3.449489 Std. Dev. 1.451948 Skewness -0.462271 Kurtosis 2.569784

Jarque-Bera 1.949742 Probability 0.377241

Lampiran 12 Hasil Uji Hausman Model Negara Maju Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 60.931873 5 0.0000

Lampiran 13 Hasil Uji Korelasi Model Negara Maju

NSV ADR DEF GROWTH INF RIR

(38)

28

Lampiran 15 Uji Pengujian Model Fixed Effect pada Negara Maju Dependent Variable: NSV01

Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 04/27/15 Time: 16:12

Sample: 2007 2011 Periods included: 5

Cross-sections included: 9

Total panel (balanced) observations: 45

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ADR 1.807074 0.322383 5.605360 0.0000 DEF 0.523249 0.087701 5.966305 0.0000 GROWTH 0.046699 0.063275 0.738024 0.4661 INF 0.134475 0.116434 1.154945 0.2569 RIR -0.173811 0.063441 -2.739744 0.0101 C -75.39179 15.47494 -4.871864 0.0000

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.973739 Mean dependent var 10.89570 Adjusted R-squared 0.962727 S.D. dependent var 9.600706 S.E. of regression 1.729802 Sum squared resid 92.75867 F-statistic 88.42126 Durbin-Watson stat 1.751498 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

(39)

29

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 10 Februari 1993 sebagai anak kelima dari lima bersaudara dari Bapak Sugi Santoso dan Ibu Roswita. Penulis menempuh pendidikan di SD Negeri I Pesawahan hingga tahun 2005, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 3 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2008. Kemudian penulis menempuh pendidikan menegah atas di SMA Negeri 4 Bandar Lampung hingga tahun 2011. Kemudian pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor di Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Gambar

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Operasional
Grafik 1 Rata-rata Tabungan Nasional , Defisit Anggaran, Pertumbuhan Ekonomi,
Grafik 2 Tren Hubungan Antarvariabel di Negara Miskin, Negara Berkembang
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian terapan untuk pembuatan Canting Batik Cap dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Identifikasi masalah: Produksi canting batik cap konvensional dikerjakan

ABSTRAK: Telah dilakukan peningkatan laju disolusi ketoprofen sebagai model zat aktif yang sukar larut air dengan teknik penggilingan bersama (co-grinding) dengan polimer hidrofilk

Rajagukguk, Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi Matematik Siswa Antara Pendekatan Contextual Teaching And Learning Dan Pembelajaran

Uji kasus iniperlu diperinci sesuai dengan partisi functional dan pemetaan atau traced pada requirement yang sedang diuji.. Traceability

Skripsi dengan judul &#34;Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Antara Menggunakan Model Discovery Learning dan Model Problem Based Learning Materi

Semua pihak, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah mendoakan, memberi semangat, dan membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.. Demikian laporan tugas akhir

Demi tuntutan zaman yang banyak menggunakan teknologi canggih dan permasalahan yang semakin kompleks dan selalu timbulnya masalah dari aplikasi manual, sehingga diperlukan aplikasi

Once built the two models, the comparison was performed according to the procedure used till now, that is through automatic measurement of the distance of any