• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN BOSI-BOSI (Timonius flavescens (Jacg.) Baker) SEBAGAI IMUNOSTIMULAN PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN BOSI-BOSI (Timonius flavescens (Jacg.) Baker) SEBAGAI IMUNOSTIMULAN PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN BOSI-BOSI (Timonius flavescens(Jacg.) Baker) SEBAGAI IMUNOSTIMULAN

PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

Oleh:

Ymelda A C Manurung NIM 4123220031 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Laguboti pada tanggal 18 Januari 1995. Ayah bernama Robert Manurung dan Ibu bernama Marlise Hutahaean dan penulis merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri Hutahaean 173558 Laguboti, Toba Samosir dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Laguboti, Toba Samosir dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Laguboti, Toba Samosir dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Kegiatan di Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti yaitu Asisten Laboratorium pada mata kuliah Praktikum Fisiologi Hewan dan Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendali Penyakit Medan, Sumatera Utara. Selama kuliah penulis aktif sebagai volunter diberbagai kegiatan yang diadakan oleh Ikatan Keluarga Besar Kristen Biologi (IKBKB), Himpunan Mahasiswa Jurusan Biologi (HMJ-Biologi) dan Gerakan Mahasiswa Fokus Meraih Beasiswa Studi Lanjut (GEMA FOR BEST)

(4)

v

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN BOSI-BOSI (Timonius flavescens(Jacg.) Baker) SEBAGAI IMUNOSTIMULAN

PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

Ymelda A C Manurung (4123220031) (Email: manurungymelda@gmail.com)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada pengaruh pemberian ekstrak etanol daun bosibosi (Timonius flavenscens) terhadap peningkatan jumlah leukosit, limfosit, granulosit, bobot limpa dan berat badan pada tikus (Rattus norvegicus) jantan. Ekstrak etanol daun bosibosi menggunakan metode maserasi yang diinduksi dengan antigen sel darah merah domba (SDMD) dan perlakuan ekstrak etanol daun bosibosi. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Dimana 24 ekor tikus putih jantan tersebut dibagi dalam 6 kelompok uji, yang masing-masing kelompok uji terdiri dari 4 ekor tikus. Antigen SDMD 2% diberikan melalui injeksi intraperitoneal dan pemberian ekstrak etanol daun bosibosi diberikan secara oral selama 14 hari berturut-turut. Penghitungan jumlah leukosit, limfosit, dan granulosit digunakan alat Digital Auto Hematology Analyzer tool (RT-7600). Kelompok kontrol negatif (KN) tanpa perlakuan, kelompok kontrol positif sakit (KPS) diberikan SDMD 2%, kelompok positif obat diberikan SDMD 2% dan obat stimuno 50 mg/kgBB, kelompok dosis III (DIII) diberikan SDMD 2% dan ekstrak etanol daun bosibosi 2.49 gr/kgBB, kelompok dosis II (DII) diberikan SDMD 2% dan ekstrak etanol daun bosibosi 1.245 gr/kgBB, kelompok dosis I (DI) diberikan SDMD 2% dan ekstrak etanol daun bosibosi 0.622 gr/kgBB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bosibosi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan jumlah leukosit, limfosit, granulosit, bobot limpa dan berat badan tikus jantan (P < 0.05) jika dibandingkan dengan perlakuan obat stimuno 50 mg/kgBB, antigen SDMD 2%, dan kontrol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa daun bosi-bosi memiliki potensi sebagai imunostimulan.

(5)

vi

THE EFFECT ETHANOLIC EXTRACT OF BOSIBOSI (Timonius flavescens(Jacg.) Baker)LEAF ON RATS (Rattus norvegicus)

AS IMMUNOSTIMULANT Ymelda A C Manurung (4123220031) (Email: manurungymelda@gmail.com)

ABSTRACT

It has been done the research that was intend to know the effect of ethanol extract of leaves bosibosi (Timonius flavescens) to the totally of leukocytes, lymphocyte, granulocytes, spleen and weight in male rats (Rattus norvegicus). The dried leaves were extracted using ethanol with Maceration methods. The totally of leukocytes, lymphocyte, granulocytes, spleen and weight in male rats are conducted using sheep red blood cell (SRBC) as antigen and treated with ethanolic extract of leaves bosibosi. The study used an undirectional completely randomized design. Subjects were 24 male rats randomly assigned to 6 groups consisting of 4 rats. Induction antigen sheep red blood cells 2% was performed by intraperitonal injection and willow ethanolic extract of leaves bosibosi was given orally for 14 consecutive days. Moreover, the total leucocyte, lymphocyte, granulocytes, spleen and weight count were used of Digital Auto Hematology Analyzer tool (RT-7600). Group negative control (NC) were untreated control, group diseases control (DC) only induced with antigen sheep red blood cells 2%, group positive medicine control (PMC) were induced with antigen sheep red blood cells 2% and treated stimuno medicine 50 mg/kgBW, group third doses (TD) were induced with antigen sheep red blood cells 2% and treated ethanolic extract of leaves bosibosi of 2.49 gr/kgBW, group second doses (SD) were induced with antigen sheep red blood cells 2% and treated ethanolic extract of leaves bosibosi of 1.245 gr/kgBW, group first doses (FD) were induced with antigen sheep red blood cells 2% and treated ethanolic extract of leaves bosibosi of 0.622 gr/kgBW. The result of this study showed that ethanolic extract of leaves bosibosi significantly increase for the totally of leukocytes, lymphocyte, granulocytes, spleen and weight of male rats (P < 0.05) as compared to the treated stimuno medicine 50 mg/kgBW, antigen sheep red blood cells 2%, and negative control. The conclusion were induced of antigen sheep red blood cells 2% can reduce leukocytes, lymphocyte, granulocytes, spleen of male rats and treated ethanolic extract of leaves bosibosi low dose 0.622 gr/kgBW afford increased totally of leukocytes, lymphocyte, granulocytes, spleen and weight of male rats. This indicates that the leaf of Bosi-bosi has potential as an immunostimulant.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

kasih dan berkat-Nya, penulis diberi kesehatan, kesempatan dan pengetahuan

sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik yang diajukan sebagai

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains.

Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Bosi-Bosi (Timonius flavescens(jacg.) Baker) Sebagai Imunostimulan Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) ” yang mana disusun untuk memperoleh gelar sarjana Sains, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan. Kiranya dapat memberikan manfaat bagi rekan mahasiswa dan

masyarakat pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada Ibu Dra. Adriana Y. D. Lbn. Gaol, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membantu dan memberikan bimbingan, saran-saran, serta

semangat kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya

penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada IbuDra. Meida Nugrahalia, M.Sc., Ibu Dr. Melva Silitonga, M.S., dan Ibu Endang Sulistyarini Gultom, S.Si., M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada bapak

Dr. Asrin Lubis, M.Pd., selaku Dekan FMIPA dan staf-stafnya. Kepada bapakDr. Hasruddin, M. Pd selaku ketua jurusan, dan Ibu Dra. Uswatun Hasanah M.Si. selaku Pembimbing Akademik penulis yang telah memberikan bimbingan selama

perkuliahan dan kepada IbuMeida Nugrahalia, M.Sc. selaku kepala Laboratorium Biologi, kepada Drs. Marudut Sinaga M.Si. selaku kepala Laboratorium Kimia

UNIMED, serta kepada Drh. Sangkot selaku kepala Laboratorium Biokimia Balai

Veteriner Medan dan semua Dosen di Jurusan Biologi yang telah banyak

membimbing selama perkuliahan.

Teristimewa kepada keluarga penulis yang sangat dicintai dan sayangi

yaitu Ayahanda Robert Manurung dan Ibunda Marlise Hutahaean yang setiap saat

(7)

iv

juga kepada Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S., M.Sc. yang juga telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Terimakasih juga

kepada Bapak Prof. Dr. rer nat. Binari Manurung, M.Si. yang juga telah memberi

support kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Terima

kasih kepada saudara penulis Indika Manurung, Indah Manurung, Yolanda

Manurung, Yosef Manurung, dan Indra Manurung buat dukungan, bantuan, dan

doa yang selalu diberikan. Terimakasih juga kepada teman-teman seperjuangan

penghuni Rumah Hewan FMIPA UNIMED Kemala, Monalisa, Nisfa Hanim,

Yuli, Setia, Rozi, Zebulon, Lamhot, Azum, Rindi Antika yang selama ini

memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis selama penelitian hingga

terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih juga kepada sahabat penulis Ruth

Simanjuntak, Jhelly Sirait, Ajeng Silvia, Nursitta, Pritty Tambunan, dan Lelly

Sihombing buat bantuan, dukungan, doa serta semangat yang selalu diberikan,

beserta semua rekan di Biologi Non-Dik B 2012. Terimah kasih juga kepada

Sihar, Dedy, Frans yang memberi bantuan, semangat dan doa dalam peyusunan

skripsi ini. Terima kasih juga buat rekan-rekan junior biologi yang belum

tersebutkan namanya satupersatu telah memberikan penulis semangat. Ucapan

terimahkasih juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan Ikatan Keluarga Besar

Kristen Biologi (IKBKB) dan Gema For Best yang telah memberikan penulis

pengalaman berharga selama di Universitas Negeri Medan.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penulisan skripsi ini,

namun penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat

membangun guna perbaikan dalam skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan

banyak terima kasih semoga skripsi ini berguna untuk menambah wawasan ilmu

pengetahuan.

Medan, Agustus 2016

(8)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Kata Pengantar iii

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

Bab I. Pendahuluan 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Batasan Masalah 4

1.3. Rumusan Masalah 5

1.4. Tujuan Penelitian 5

1.5. Manfaat Penelitian 6

Bab II. Tinjauan Pustaka 7

2.1. Deskripsi Tanaman 7

2.2. Manfaat Tanaman Bosi-Bosi 10

2.3. Kandungan Senyawa Bioaktif Bosi-Bosi 11

2.3.1. Senyawa Terpenoid/Steroid 13

2.3.2. Senyawa Flavonoid 14

2.3.3. Senyawa Saponin 16

2.4. Ekstraksi 17

2.4.1. Maserasi 18

2.5. Tikus Putih (Rattus norvegicus,L.) 19

2.5.1. Data Fisiologi Tikus Putih 20

2.6. Imunomodulator 21

2.6.1. Imunorestorasi 21

2.6.2. Imunostimulasi 22

2.6.3. Imunosupresi 22

2.7. Imunoglobulin 23

2.7.1. Organ Limpa dan Reaksi Antigen-Antibodi 24

2.8. Darah 26

2.8.1. Leukosit 26

2.8.1.1. Granulosit Polimorfonukleus 26

(9)

viii

2.9. Hipotesis Penelitian 28

Bab III. Metode Penelitian 29

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 29

3.2. Populasi dan Sampel 29

3.2.1. Hewan Uji 30

3.2.2. Pengadaptasian Hewan Uji 30

3.2.3. Pemeliharaan Hewan Uji 30

3.3. Alat dan Bahan Penelitian 31

3.3.1. Alat 31

3.3.2. Bahan 31

3.4. Prosedur Kerja 31

3.4.1. Penyiapan Bahan Tanaman Bosi-bosi 31

3.4.2. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Bosi-bosi 33

3.4.3. Penetapan Dosis Ekstrak Etanol Daun Bosi-bosi 33 3.4.4. Larutan Uji Sediaan Ekstrak Etanol Daun Bosi-Bosi 34

3.4.5. Penyiapan Phospat Buffred Saline (PBS) 35

3.4.6. Penyiapan Suspensi Sel Darah Merah Domba (SDMD) 36

3.4.7. Pembagian Kelompok Hewan Uji 36

3.4.8. Pemberian Perlakuan Pada Hewan Uji 37

3.4.9. Pengambilan Darah Pada Hewan Uji 38

3.5. Pengamatan Parameter 39

3.5.1. Penimbangan Bobot Limpa Relatif 39

3.5.2. Penghitungan Jumlah Leukosit, Limfosit, dan Granulosit 39

3.5.3. Penimbangan Bobot Badan 39

3.6. Rancangan Penelitian 40

3.7. Desain Penelitian 41

3.8. Teknik Analisis Data 42

Bab IV. Hasil dan Pembahasan 43

4.1. Hasil Penelitian 43

4.1.1. Pengukuran Jumlah Leukosit, Limfosit, dan Granulosit 43

4.1.2. Jumlah Leukosit 45

4.1.3. Jumlah Limfosit 46

4.1.4. Jumlah Granulosit 47

4.1.5. Berat Badan 49

4.1.6. Bobot Limpa Relatif Tikus Putih 51

4.2. Pembahasan 52

(10)

ix

Bab V. Kesimpulan dan Saran 57

5.1. Kesimpulan 57

5.2. Saran 57

Daftar Pustaka 59

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Timonius flavescens 7

Gambar 2.2. TumbuhanTimonius flavescens(Jacq.) Baker 8

Gambar 2.3. Unit Isoprena 14

Gambar 2.4. Kerangka Dasar Flavonoid 15

Gambar 2.5. Struktur Imunoglobulin 24

Gambar 2.6. Respon Sistem Imun Terhadap Antigen 25

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penyiapan Sampel 32

Gambar 3.2. Desain Penelitian 41

Gambar 4.1. Grafik Rata-Rata Jumlah Leukosit, Limfosit, dan Granulosit Tikus 44 Gambar 4.2. Pengaruh Perlakuan Terhadap Jumlah Leukosit Tikus 45 Gambar 4.3. Pengaruh Perlakuan Terhadap Jumlah Limfosit Tikus 46

Gambar 4.4. Grafik Jumlah Granulosit Tikus 48

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Daun Bosi- Bosi 12

Tabel 3.1. Pembagian Kelompok Perlakuan 38

Tabel 4.1. Rata-Rata Jumlah Leukosit, Limfosit, dan Granulosit Tikus Putih 43 Jantan

Tabel 4.2. Jumlah Eritrosit, Leukosit, Limfosit, dan Granulosit Normal 44 Pada Tikus Putih

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Uji Statistik Terhadap Jumlah Leukosit 65 Lampiran 2. Uji Statistik Terhadap Jumlah Limfosit 69 Lampiran 3. Uji Statistik Terhadap Jumlah Granulosit 73 Lampiran 4. Uji Statistik Terhadap Bobot Limpa Relatif 81 Lampiran 5. Uji Statistik Terhadap Berat Badan Tikus 85 Lampiran 6. Tabel Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Bosi-Bosi Terhadap Jumlah 89

Leukosit, Limfosit, dan Granulosit Pada Tikus Putih

Lampiran 7. Tabel Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Bosi-Bosi Terhadap Jumlah 90 Bobot Limpa Relatif Tikus Putih

Lampiran 8. Tabel Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Bosi-Bosi Terhadap Berat 91 Badan Tikus Putih Selama 14 Hari

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pola hidup kurang baik yang berkembang pada zaman modern ini dikuatirkan dapat mengalami perubahan terhadap segala aspek kehidupan, khususnya pada bidang kesehatan didalam masyarakat. Banyak kasus penyakit yang telah terjadi di masyarakat menimbulkan permasalahan yang serius terhadap penderita. Menurut Weir (1999) kondisi lingkungan dan gaya hidup saat ini dipenuhi oleh stress, cuaca yang tidak menentu, pola makan tidak sehat, kurang berolahraga, dan polusi (radikal bebas) dapat menyebabkan penurunan imunitas tubuh atau gagalnya respon imun bereaksi secara akurat. Faktor tersebut dapat menyebabkan mudahnya agen infeksi masuk ketubuh setiap saat menimbulkan kerusakan jaringan atau penyakit mulai dari flu, diare, batuk, dan demam hingga penyakit yang lebih serius yaitu pneumonia, tumor, dan kanker (Guyton dan Hall, 1996).

(15)

2

juga menurunkan imunitas (Djauzi, 2003), sehingga untuk itu diperlukan peningkatan imunitas.

Peningkatan imunitas dapat dilakukan dengan cara memperbaiki fungsi sistem imun menggunakan bahan yang dapat merangsang sistem tersebut yang disebut dengan imunostimulator (Baratawidjaja, 2002). Imunostimulan bekerja dengan cara menstimulasi faktor utama sistem imun, antara lain melalui fagositosis, sistem komplemen, sekresi antibodi, pelepasan interferon, limfosit T dan B, sintesis antibodi spesisfik dan sitokin, dan sintesis surfaktan paru-paru (Petrunov,et al., 2007). Upaya peningkatan dalam kesehatan dapat dilakukan dengan vaksinasi, suplementasi makanan, penggunaan obat modern (sintesis), dan penggunaan obat tradisional. Sampai saat ini berkembang asumsi bahwa mengkomsumsi ramuan tumbuhan obat aman-aman saja dan tidak akan menimbulkan efek samping sehingga boleh diminum tanpa memperhitungkan efek samping (Duryatmo, 2003).

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan berbagai jenis tumbuhan, sebagian diantaranya telah dibuktikan mempunyai khasiat sebagai obat dan telah digunakan sejak zaman dahulu sampai saat ini (Sriningsih dan Agung, 2009). Sebagian besar tanaman mengandung ratusan jenis senyawa kimia, baik yang telah diketahui jenis dan khasiatnya ataupun yang belum diketahui jenis dan khasiatnya. Senyawa kimia merupakan salah satu bahan dasar dalam pembuatan obat dari berbagai hasil pengkajian menunjukkan bahwa tanaman daerah tropis mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai obat. Usaha pencarian tanaman yang berkhasiat sebagai imunomodulator dapat diawali dari penggunaan tanaman tersebut secara empiris. Beberapa pendekatan dilakukan dari berbagai aspek seperti etnobotani, etnofarmasi, etnofarmakologi dan etnomedis dilanjutkan dengan test secarain vitro(Sukara, 2000).

(16)

3

biasanya dari golongan flavonoid, kurkumin, limonoid, vitamin C, vitamin E (tokoferol) dan katekin. Hasil test secara in vitro dari flavonoid golongan flavones dan flavonols telah menunjukkan adanya respon imun (Hollman, 1996). Flavonoid mempengaruhi inflamasi, produksi sitokin, produksi limfosit dan granulosit melalui mekanisme proteksi terhadap radikal bebas, regulasi NO dan metabolisme asam arahidonat (Gershwin dan German, 2000). Dari studi pustaka dilaporkan bahwa senyawa yang terindikasi sebagai antioksidan ternyata juga memiliki aktivitas sebagai imunomodulator. Senyawa-senyawa tersebut diantaranya adalah apigenin dari golongan flavonoid, andrographolide dari golongan terpenoid (Trivedi, 2007; Wang, 2012; Vasu, 2010).

Fungsi imunomodulator adalah memperbaiki sistem imun yaitu dengan cara stimulasi (imunostimulan) atau menekan dan menormalkan reaksi imun yang abnormal (imunosupresan). Dikenal dua golongan imunostimulan yaitu imunostimulan biologi dan sintetik. Beberapa contoh imunostimulan biologi adalah sitokin, antibodi monoklonal, jamur dan tanaman obat (herbal). Sedangkan imunostimulan sintetik yaitu levamisol, isoprinosin dan muramil peptidase (Djauzi, 2003).

(17)

4

Menurut Ghonime (2011), melakukan penelitian terhadap tiga tanaman herbal (Silene nocturna, Nigella sativa, dan Matricaria chamomilla) yang mengandung fenolik, flavonoid, saponin, triterpenoid, tanin, kuonin, vitamin A yang tumbuh di Mesir, menunjukkan adanya peningkatan sel leukosit, sel sumsum tulang dan peningkatan bobot limfa pada dosis yang digunakan. Menurut penelitian Hertiani et al, (2010) bahwa Myrmecodia tuberosa tercatat adanya senyawa fenolik dan Myrmecodia pendens tercatat adanya senyawa flavonoid, tanin, saponin, terpenoid, kuinon, karbohidrat, dan glikosida merupakan agen imunostimulan yang dapat dikaitkan terhadap kandungan bosibosi. Kemudian dalam tumbuhanSonchus arvensis Linn yang mengandung flavonoid, kuonin, steroid, dan saponin dapat meningkatkan jumlah leukosit dan komponennya serta IL-2 (Sukmayadi, et al., 2014). Hasil penelitian Napitupulu (2016) menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun bosi- bosi positif memiliki senyawa bio aktif yaitu flavonoid, terpenoid, saponin, fenolik, dan vitamin C yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi. Ini membuktikan daun bosibosi mengandung senyawa aktif metabolit sekunder. Kandungan flavonoid, fenolik, terpenoid, vitamin C yang terkandung didalam daun bosi- bosi menunjukkan bahwa, daun bosi- bosi berpotensi sebagai imunostimulan. Senyawa ini diantaranya berfungsi sebagai pelindung terhadap serangan atau gangguan yang ada disekitar antibiotik dan juga sebagai antioksidan (Atmoko dan Maruf, 2009).

Mengingat potensi yang dimiliki daun bosibosi ini sangat besar dan penelitian mengenai daun bosi- bosi di Indonesia sangat terbatas serta belum ada publikasi. Maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol daun bosibosi (Timonius flavescens (jacg.) Baker) sebagai imunostimulan pada tikus putih (Rattus norvegicus).

1.2. Batasan Masalah

(18)

5

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana pengaruh ekstrak etanol daun bosibosi terhadap jumlah leukosit tikus putih (Rattus norvegicus) jantan?

2. Bagaimana pengaruh ekstrak etanol daun bosibosi terhadap jumlah limfosit tikus putih (Rattus norvegicus) jantan ?

3. Bagaimana pengaruh ekstrak etanol daun bosibosi terhadap jumlah granulosit tikus putih (Rattus norvegicus) jantan ?

4. Bagaimana pengaruh ekstrak etanol daun bosibosi (Timonius flavescens (Jacq.) Baker) terhadap bobot limpa relatif pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan ? 5. Bagaimana pengaruh ekstrak etanol daun bosibosi terhadap berat badan tikus

putih (Rattus norvegicus) jantan?

1.4.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun bosibosi terhadap jumlah leukosit pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan.

2. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun bosibosi terhadap jumlah limfosit pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan.

3. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun bosibosi terhadap jumlah granulosit pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan.

4. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun bosibosi terhadap bobot limpa relatif tikus putih (Rattus norvegicus) jantan.

(19)

6

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini, yaitu:

1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang biologi serta terapannya.

2. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun bosibosi (Timonius flavescens (Jacq) Baker) sebagai imunostimulan pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan.

(20)

58 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada hasil penelitian ini yaitu:

1. Pengaruh ekstrak etanol daun bosi-bosi (Timonius flavescens) pada dosis I 0,62262 gr/kg bb berpengaruh signifikan terhadap peningkatan jumlah leukosit, 2. Pengaruh ekstrak etanol daun bosi-bosi (Timonius flavescens) pada dosis I

0,62262 gr/kg bb berpengaruh signifikan terhadap peningkatan jumlah limfosit, 3. Pengaruh ekstrak etanol daun bosi-bosi (Timonius flavescens) pada dosis I

0,62262 gr/kg bb berpengaruh signifikan terhadap peningkatan jumlah granulosit, 4. Pengaruh ekstrak etanol daun bosi-bosi (Timonius flavescens) pada dosis I

0,62262 gr/kg bb berpengaruh signifikan terhadap peningkatan bobot relatif limpa,

5. Pengaruh ekstrak etanol daun bosi-bosi (Timonius flavescens) berpengaruh signifikan terhadap penurunan berat badan tikus putih jantan.

Berdasarkan hal tersebut Ekstrak etanol daun bosi-bosi (Timonius flavescens) memiliki aktivitas imunostimulan pada tikus putih jantan.

5.2. Saran

Adapun saran pada hasil penelitian ini yaitu:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga didapatkan data yang lebih lengkap tentang efek, dosis, dan lama pemberian daun bosi-bosi (Timonius flavescens) yang tepat bagi manusia sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan. 2. Perlu dilakukan penelitian imunostimulan dengan mengisolasi senyawa yang

(21)

58

sebagai imunostimulan dan dilakukan uji efek imunostimulan dengan metode lain seperti proliferasi limfosit.

(22)

59

DAFTAR PUSTAKA

Amelia P., (2011). Isolasi, Eludasi Struktur dan Aktivitas Antioksidan Senyawa Kimia dari daun Garcinia benthami Pierre. Disertasi (Thesis). Depok: FMIPA Universitas Indonesia

Asian plant, (2014).Timonius flavescens (Jacq.)Baker. Species in GBIF Backbone Taxonomy.

Astawan, Made, (2004).Kiat Menjaga Tubuh Tetap Sehat.Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Atmoko, T. dan Maruf, A., (2009). Uji Toksisitas dan Skrining Fitokimia Ekstrak Tumbuhan Sumber Pakan Orangutan Terhadap Larva Artemia Salina L. Jurnal Penelitian dan Konservasi Alam. 6(1): 37-45.

Balkaya, M., Voyvoda, H., Unsal, C., dan Celer, H., (2001).Some Hematological and Biochemical Characteristic of Male and Female Rats (Review of the book clinical biochemical and hematological reference values for long evans rats). http://www.veteriner.istanbul.edu.tr. Diakses : 13 mei 2016

Baratawidjaja K. G., (2002). Imunomodulasi. Dalam: Imunologi dasar. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; h. 372-390.

Baratawidjaja K. G., (2004). Imunnologi dasar. Ed-6. Jakarta: FK UI; h. 309-11 Bernhof, Aksel., (2010). Bioactive Compounds in Plants – Benefits and Risks for

Man and Animals. The Norwegian Academy of Science and Letters National Veterinary Institute, Oslo, Norway.no. 0271.

Bintang, M, (2010). Imunologi. Dalam: Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Block, K.I. and M.N. Mead., ( 2003). Immune system effects of Echinacea, Ginseng and Astragalus: A review. Integrative cancer therapies. 2(3): 247 – 267.

Calabria, L. M., (2008). The Isolation and Characterization of Triterpene Sapions Form Silphium and the chemosystematic and Biological Significance of Saponins in the Asteraceae. Proquest.

Caligan, J.E., (1996).Current Protocols in Immunology. New York: John Wiley and Sons, Inc.

(23)

60

Chung L.Y., Soo W.K., Chan K.Y., Mustafa M.R.,Goh S.H., Imiyabir Z. 2009. Lipoxygenase Inhibiting Activity Of Some Malaysian Plants.Pharmaceutical Biology. 2009; 00(00): 000–000.

Corwin, E. J., (2009). Buku Saku Patofisiologi (Eggy Komara, Esty Wahyuningsuh, Devi Yulianti, dan Pamilih Eko Karyuni, Penerjemah). Jakarta: EGC

Depkes,(2007). Flavonoid imunomodulator. Diambil dari: http;// www.depkes.go.id/ index.php?option=articles&task=viewarticlez&artid=391&itemid=. Diakses: 1 April 2016

Depkes, (1995).Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI

Dewick, P. M., (1999). Medicinal Natural Products: A Biosynthetic Approach. John Wiley & Sons Ltd. England.

Djarwis, D. 2004. Teknik Penelitian Kimia Organik Bahan Alam, Workshop Peningkatan Sumber Daya Manusia Penelitian dan Pengelolaan Sumber Daya Hutan yang Berkelanjutan. Pelaksana Kelompok Kimia Organik Bahan Alam Jurusan Kimia FMIPA Universitas Andalas Padang kerjasama dengan Proyek Peningkatan Sumber Daya Manusia DITJEN DIKTI DEPDIKNAS. Jakarta: DITJEN DIKTI DEPDIKNAS. Djauzi, S., (2003).Perkembangan Imunomodulator: Simposium Peranan Echinacea

sebagai imunomodulator dalam Infeksi Virus dan Bakteri. Disertasi (Thesis). Duryatmo S., (2003). Aneka ramuan berkhasiat dari temu-temuan. Jakarta: Puspa

Swara. h.16, 17, 26-33.

Estrada A, Katselis GS, Laarveld B, Barl B., (2000). Isolation and evaluation of immunological adjuvant activities of saponins from Polygala senega L. Comp. Immunol. Microbiology. Infect. Dis. 23:27-43.

Federer, W. T., (1977). Experimental Design Theory And Application, Third Edition. Oxford and IBH Publishing Co, New Delhi Bombay Calcuta.

Food Bioactives Centre. (2012). Bioactive compounds . University of Gothenburg (website): http://www.chalmers.se/chem/fbac-en.

Fulzele, P.M. Satturwar, S.B. Joshi, A.K. Dorle., (2003). Study of the immunomodulatory activity of Haridradi ghrita in rats. Indian J Pharmacology; 35: 51-54.

(24)

61

Ghonime, M., (2011). Evaluation of Immunomodulatory Effect of Three Herbal Plants Growing in Egypt.Immunopharmacol Immunotoxicol, 33(1), 141-145. Goodman, Joel W. dan Wang A. C., (1980). Immunoglobulins: Structure, Diversity,

& Genetics, 28(1)

Gunawan, D. dan Mulyani, S., (2004). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid Pertama. Jakarta; Penebar Swadaya.

Gunerhan Y, Koksal N, Sahin UY, Uzun MA, Ekşioglu-Demiralp E., (2009). Effect of preoperative immunonutrition and other nutrition models on cellular immune parameters. World J Gastroenterol;15(4):467-72.

Gupta, M. S., Shivaprasad, H. N., Kharya, M. D., dan Rana, A. C., (2006). Immunomodulatory Activity of The Ayurvedic Formulation “Ashwagandha Churna”.Pharmaceutical biology, 44(4), 263-265.

Guyton, A. C. dan Hall, J. E., (1996). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Irawati Setiawan, LMA Ken Ariata Tengadi, Alex Santoso, Penerjemah). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Halliwell, B dan Gutteridge J.M.C., (1999). Free Radicals in Biology and Medicine, 3rd edn.Oxford: Clarendon Press

Handa S. S., Khamja S. P. S., Longo G., dan Rakes D.D., (2008). Extraction Technologies for Medicinal and Aromatic Plants. Trieste: International Centre For Science and High Technology: 21-25.

Harborne, J.B., (1987). Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. Bandung: ITB Press.

Harborne, J.B., (1996), Metoda Fitokimia, Penuntun Cara Modren Menganalisa Tumbuhan, Terbitan ke-2, Terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwan Soediro, ITB, Bandung.

Hargono, D., Winarno, M. W., dan Werawati, A., (2000). Pengaruh perasan daun ngokilo (Gynura procumbens lour. Merr) terhadap aktivitas sistim imun mencit putih. http://www.kalbe.co.id (10 maret 2016).

Helgadotti A., Manolescu A., Thorleifsson G., Gretarsdottir S., Jonsdottir H., Thorsteinsdottir U, Samani N.J, (2009). The Gene Encoding 5- Lipoxygenase Activating Protein Confers Risk of Myocardial Infarction and Stroke. Nat Genet.36.233–239.

(25)

62

Herbert, R. B., (1995). Biosintesis Metabolit Sekunder. Edisi ke-2. Cetakan ke-1, terjemahan Bambang Srigandono. IKIP Press. Bandung.

Hertiani, T.,Sasmito, E., Sumardi, dan Ulfah, M., (2010). Preliminary Study on Immunomodulatory Effect of Sarang-Semut TubersMyrmecodia tuberosa and Myrmecodia pendens.Online Journal of Biological Science, 10 (3), 136-141. Hollman, P.C.H, M.G.L. Hertog dan M.B. Katan, (1996).Analysis and Health Effects

of Flavonoids. Food Chemistry, 57 (1) : 43-46.

Hudson, L., dan Hay, F. C., (1980). Practical Immunology. London: Blackwell Sciencetific publication.

Kerr, M.A., dan R. Thorpe, (1994). Immunochemistry LabFax. London: BIOS Scientific Publishers Limited.

Mallole, M., (1989). Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan di Laboratorium. DEPDIKBUD, IPB, Bogor.

Mayell M. M., (1999). Extracts their therapeutic potential – A review. Altern Med Rev 2001;6:48-60.

Mc Cowen KC, Bristian BR., 2003. Immunonutrition: problematic or problem solving. Am J Clin Nutr ;77:764-70.

Mendrofa, (2012). Daun Bosi-bosi Penyegar Tubuh. Artikel dalam http://www.aktual.co/warisanbudaya/080439 (11 desember 2015).

MP, S., J, A., dan N, M., (2011). Evaluation Of Immunomodulatory Activity Of Aqueous Extracto Of Ficus Bengalensis Aerial Roots In Wistar Rats. Asian Journal Of Pharmaceutical And Clinic Research, 4(1), 82-86.

Napitupulu, A., (2016). Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Dan Uji Aktifitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Bosibosi (Timonius flavescens (jacq) Baker, F1 Mauritus 1877) Dengan Metode DPPH. Medan: FMIPA UNIMED.

Navarroa P, Ginera RM, Recioa MC, Máñeza S, Cerdá-Nicolás M, Ríosa JL., (2001). In vivo anti-inflammatory activity of saponins from Bupleurum rotundifolium. Journal Life Science, 68: 1199-1206.

Ogata T, Kato A, Endo T, Kaji A, Higuchi H., (1992). HIV-1 reverse transcriptase inhibitor from Phyllanthus niruri. AIDS Res Hum Retrovirus; 8(11): 1937- 44. Petrunov, B., Nenkov, P., dan Shekerdjiisky, R., (2007). The Role Of

(26)

63

Robinson T., (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung : Institut Teknologi Bandung

Royal Botanic Garden Edinburgh, (2014). http://elmer. rbge. org.uk/ bgbase/ vherb/ bgbasevherb.php?cfg=bgbase/vherb/zoom.cfg&filename=E00174818.zip&que ryRow=1 (11 Oktober 2015)

Sacher, R. A., dan McPherson, (2004). Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Sherwood, L., (2001).Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Jakarta: EGC

Sitorus, Marham, (2010). Kimia Organik Umum- Edisi Pertama.Yogyakarta: Graha Ilmu

Smith, J.B. dan Mangkoewidjojo, S. (1988). Pemeliharaan, Pembiakan, Hewan di Daerah Tropis. UI Press: Jakarta.

Sriningsih, dan Agung W. E., (2009). Efek Imunostimulan Meniran (Phyllanthus niruri L) Secara In vivo pada Tikus. Jurnal Bahan Alam Indonesia, 7(1), 15-18.

Subowo, (2009).Efek imunomodulator dari tumbuhan obat. Warta Tumbuhan Obat Indonesia 1996. 3(1).hal.1-4.

Subowo (2009). Imunobiologi, Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto

Sukmayadi A. E., Sumuwi S. A., Intan M. B., (2014). Aktivitas Imunomodulator Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) Terhadap Peningkatan IL-2 Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Jatinangor: Fakultas farmasi UNPAD

Sudibyo, R. S., (2002). Metabolit Sekunder: Manfaat dan Perkembangannya Dalam Dunia Farmasi. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Farmasi. Fakultas Farmasi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Sukara, E., (2000). Sumber daya alam hayati dan pencarian bahan baku obat (Bioprospekting). Prosiding Simposium Nasional II Tumbuhan Obat dan Aromatik. Puslitbang Biologi-LIPI, Bogor : 31-37.

Tarigan A.,(1999). Studi aktivitas senyawa antimikroba dari berbagai rempah rempah. [Skripsi]. Medan: Unika St. Thomas.

(27)

64

The International Union for Conservation of Nature, (2014). http://iucn.org/about/work/programmes/species/who_we_are/ssc_specialist_gr oups_and_red_list_authorities_directory/plants/ Diakses (11 Oktober 2015) Tizard, I. R., (2000). Immunology: An Introduction. 6th Ed. New York: Saunders

College Publishing. pp. 98 – 161.

Triana, E. (2006). “Pengaruh Pemberian Beras Yang Difermentasi Oleh Monascus Purpureus Jmba Terhadap Darah Tikus Putih (Rattus sp.) Hiperkolesterolemia”.Jurnal Biodiversitas. Vol 7 No. 4, 5 .

Trivedi,HS., (2007). A Study Of The Extra Corporal Rate Of Blood Flow And Blood Pressure During Hemodialysis. Journal of the International Society for Hemodialysis,417-423

Wagner, H., H.M. Chang, H.W Yeung, W.W. Tso, dan A. Koo, (1999). Immunostimulants From Medicinal Plants In Advances in Chinese medicinal materials research (Eds.).. 133 . World Scientific Publ. Co. Singapura : 159-170.

Wang J, Ferruzzi MG, Ho L, Blount J, Janle EM, Gong B, Pan Y, Gowda GA, Raftery D, dan Arrieta-Cruz I., (2012). Brain-targeted proanthocyanidin metabolites for Alzheimer’s disease treatment. J Neurosci; 32:5144–50.

Weir,D. M., (1999). Imunologi Dasar. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Widyaningsih, T.D. 2009. Potential Black Cincau (Mesona palustris Bl) as a Functional Food which are Immunomodulators. Proceedings of the seminar Development of Technology-Based Local Raw Materials. LIPI.

Wijaya CH., (1999). Andaliman, rempah tradisional Sumatera Utara dengan aktivitas antioksidan dan antimikroba.Bul Teknol Industri Pangan,10:59-61.

Woo, P.C.Y., H.W. Tsoi, L.P. Wong, H.C.H. Leung, dan K.Y. Yuen. (1999). Antibiotics modulate vaccine-induced humoral immune response. Clinical Diagnostic Laboratory of Immunology6 (6): 832-837.

Gambar

Tabel 2.1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Daun Bosi- Bosi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Ekstrak etanol daun sirsak pada perlakuan, berpengaruh pada kerusakan yang terjadi pada ginjal yaitu jaringan histologinya

dengan judu l “ Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Buas-Buas (Premna pubescens Blume) (EEDBB) terhadap Jumlah Jenis Leukosit dan Limpa pada Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) ”,

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Buas-Buas (Premna pubescens Blume.) Terhadap Jumlah Eritrosit

Peningkatan NO tertinggi didapatkan pada pemberian ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) konsentrasi 200 mg/mL.. Peningkatan NO pada pemberian ekstrak

Data rata-rata jumlah implantasi setelah pemberian ekstrak etanol daun pegagan pada tahap praimplantasi (hari ke-1 hingga ke-4) terhadap fertilitas tikus betina,

Pemberian dosis kelompok perlakuan (ekstrak etanol daun lidah buaya) bertingkat dapat menurunkan jumlah rata-rata respon tikus diinduksi secara termik yang

Kelompok ekstrak etanol daun kamboja dosis 222,2 mg/kgBB terhadap kelompok estrak etanol daun kamboja dosis 277,7 mg/kgBB secara statistik menunjukan hasil yang tidak

Pada penelitian ini , pemberian ekstrak etanol daun salam (syzgium polyanthum) dari ketiga dosis (200mg, 400mg, 800mg) yang memiliki pengaruh terhadap penurunan