• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN HARGA LAHAN DI KECAMATAN BINJAI UTARA KOTA BINJAI TAHUN 2009 DAN 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERKEMBANGAN HARGA LAHAN DI KECAMATAN BINJAI UTARA KOTA BINJAI TAHUN 2009 DAN 2014."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN HARGA LAHAN DI KECAMATAN

BINJAI UTARA KOTA BINJAI

TAHUN 2009 DAN 2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperolah Gelar Sarjan Pendidikan

Oleh :

FAZAR ANGGIANSYAH PUTRA RITONGA

NIM. 3123331018

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Fazar Anggiansyah Putra Ritonga. 3123331018. Perkembangan Harga lahan Di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1 ) Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perkembangan harga lahan di Kecamatan Binjai Utara., 2 ) Mengidentifikasi sejauh mana perkembangan harga lahan yang terjadi di Kecamatan Binjai Utara.

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016 di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah kecamatan Binjai Utara dimana menjadi sampel dalam penelitian ini adalah penjual lahan di Kecamatan Binjai Utara pada tahun 2009 dan 20014. Teknik Pengumpulan data yang di gunakan adalah teknik sampling non probablistik, tepat nya proposive sampling. Teknik analisi data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.

1) Harga lahan di kecamatan Binjai Utara pada tahun 2009 mengalami peningkatan atau perkembangan pada tahun 2014, pada tahun 2009 untuk kelas I harga lahan permeternya sebesar Rp. 314.000 – Rp 410.000, kelas II sebesar Rp. 218.000 – Rp. 314.000, kelas III sebesar Rp. 218.000 – Rp 122.000 dan kelas IV sebesar Rp. 25.000 – Rp. 122.000 dan pada tahun 2014 mengalami perkembangan dikarenakan semakin bertambahnya aksebilitas positif dan dan semakin bertambahnya sarana pasarana di kecamatan Binjai Utara yaitu kelas I sebesar Rp 457.000 – Rp 590.000, kelas II sebesar Rp 323.000 – Rp 457.000, kelas III sebesar Rp 191.000 – Rp 323.000, kelas IV dengan katagori murah pada tahun 20014 dibandingkan dengan kelas I,II dan ke III dengan estimasi harga Rp. 55.000 – Rp. 191.000 permeternya. 2 )Faktor yang mempengaruhi harga lahan pada tahun 2009 dan 2014 di Kecamatan Binjai Utara dalam penelitian ini adalah penggunaan lahan seperti : Perdagangan jasa, Permukiman dan Industri, Lahan Kosong, Sawah dan Tegalan, aksebilitas positif : jarak terhadap jalan alteri, jarak terhadap jalan kolektor, jarak terhadap jalan lokal, jarak terhadap pusat pendidikan dan jarak terhadap pusat pemerintahan, aksebilitas lahan negatife : jarak terhadap sungai, makam, sumber polusi dan begitu juga dengan utilitas umum atau sarana prasarana yang ada di lahan tersebut dengan jarak yang telah di tentukan, semakin dekat lahan dengan aksebilitas positif dan utilitas umum maka harga lahan semakin tinggi, dan sebaliknya semakin dekat lahan tersebut dengan aksebilitas negatife seperti makam, sungai dan polusi industri maka semakin berkurang harga lahan tersebut.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan kasih dan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan di purusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan. Pada kesempatan ini saya ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial. 3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua purusan Pendidikan Geografi. 4. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si selaku Sekretaris purusan Pendidikan

Geografi

5. Alm Ibu Dra. Asnidar, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dalam perkuliahan.

6. Bapak Dr. Darwin P. Lubis, S.Si, M.Si selaku Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dalam penyelesaian skripsi.

7. Bapak Drs. Mbina Pinem, M.Si selaku dosen pengganti pembimbing akademik yang telah memberikan masukan dalam penyelesian skripsi.

8. Bapak M.Ridha syafii Damanik, S.Pi, M.Sc selaku dosen penguji dan memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi

9. Ibu Anik puli Dwi Astuti, S.Si, M.Sc selaku dosen penguji dan mamberikan masukan- masukan dalam penyelesaian skripsi

(8)

1.. Bapak dan Ibu Dosen purusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu yang berharga selama penulis menjadi mahasiswa.

11. Bapak Irwansyah selaku Camat Kecamatan Binjai Utara yang telah membantu selama penelitan di Binjai Utara.

12. Kepada kedua orang tua yang berperan penting dalam hidup saya yang telah membiayai perkuliahan, terus menyemangati Dan memberikan motifasi

13. Kepada abang dan kakak yang terus memberikan motifasi

14. Kepada Elfi Putri Manda Sari Yang terus memberikan semangat dalam mengerjakan skrips dan ikut serta dalam penelitian.

15. Kepada teman – teman lingkungan V Saudara Sugiarto, Anggi Wira Pratama dan M.Taufiq yang menemani saat observasi lapangan

16. Kepada teman-teman A/B ekstensi 2.12 terutama Ilham Ritonga, Indra Syahputra, Ahmad Norman Dio Barus, Hans Patra Siagian, Hilda Syahrani, Suci Rahmadayani, pulinar Veronica, Annisa Mawaddah, Aulia Pratiwi, Fiolina Yuuyun, Rizky Aprina, Anisa Noverita yang senantiasa menemani perkuliahan selama empat tahun.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Agustus 2.16

Fajar A. Syahputra Ritonga NIM. 123331.18

(9)
(10)

DAFTAR ISI

C. Varianel Penelitian Dan Definisi Operasional ……….. 23

(11)

D. Teknik Pengumpulan Data ……… 25

E. Bahan Dan Alat Penelitian ……… 27

F. Teknik Analisis Data ……… 28 BAB IP. DESKRIPSI WITYAH

A. Kondisi Fisik ……… 33

B. Kondisi Non Fisik ……… 38

C. Sejarah Singkat ……… 43 BAB P. HASIT PENETITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ……… 45

B. Pemnahasan ……….. 55 DAFTAR PUSTAKA ………... 62

TAMPIRAN ……….. 64-72

(12)

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Data Luas Wilayah Tiap Kelurahan ……….. 22

2.

Klasifikasi penggunaan lahan ……….

29

3. Kelas dan Harkat Parameter Aksesibilitas Lahan Positif ………... 30

4. Klasifikasi Parameter Aksesibilitas Lahan Positif……….. 30

5. Kelas dan Harkat Parameter Aksesibilitas Lahan Negatif……….. 31

6. Klasifikasi Parameter Aksesibilitas Lahan Negatif………... ..

31

7. Luas Lahan Kecamatan Binjai Utara Menurut Kelurahan

Tahun 2014 ……… 36

8. Perbandingan Curah Hujan di Kecamatan Binjai Utara

Tahun 2014 ……… 37

9. Luas, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut

Kelurahan Tahun 2014 ……….. 38

10. Jumlah Penduduk, rumah tangga dan Rata – rata jiwa per

Rumah Tangga Menurut Kelurahan Tahun 2014 ……….

39

(13)

2014 Tahun 2014 ………..

30

12. Banyaknya Sekolah, Murid, Guru Dari TK sama SMA/SMK

di Kecamatan Binjai Utara. ………..

41

13. Rumah Ibadah ………... 41

(14)
(15)

11. Gambar Pusat Kota dan Pusat Perdagangan dan Jasa ………...

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Pedoman wawancara ……….. 64

2. Harga Lahan Tahun 2009, 2014 dan persentase kenaikan harg ………. 65

3. Parameter Nilai Lahan ………... 66

(17)

BABBI

PENDAHULUAN

A. LatarBBelakangBMasalah

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi sangat cepat seiring dengan perkembangan zaman.

Perkembangan citra resolusi tinggi merupakan salah satu cerminan

dari pesatnya perkembangan teknologi. Kemajuan suatu peradaban di

lingkungan masyarakat merupakan bukti sejarah perkembangan suatu kota.

Kota secara utuh meliputi dua aspek besar yang satu sama lain tidak dapat

dipisahkan, kedua aspek tersebut yang pertama adalah aspek fisik sebagai

wujud ruang dengan elemen-elemennya dan yang kedua adalah aspek

manusia sebagai subyek pembangunan dan pengguna ruang kota

(Soetomo, 2006).

Meningkatnya kebutuhan akan lahan seiring dengan perkembangan

pembangunan disegala sektor, terutama yang secara langsung memanfaatkan

lahan sebagai aktivitas kegiatannya. Pembangunan gedung-gedung

perkantoran, perumahan dan sarana prasarana umum tidak dapat dilepaskan

dari lahan. Hal ini membawa dampak bahwa lahan tidak lagi dimaknai

sebagai sumberdaya yang harus dijaga kesuburan agar dapat memberikan

produktivitas yang tinggi tetapi lebih pada pengertian lahan sebagai ruang.

Perubahan pemaknaan lahan ini karena terjadinya kompetisi yang ketat

pemenuhan kebutuhan akan lahan, oleh karna itu pemanfaatan lahan untuk

suatu penggunaan disuatu wilayah harusnya mempertimbangkan

(18)

berbagai aspek. Supaya pemanfaatan lahan lebih tepat serta menguntungkan

bagi semua pihak baik secara ekonomis maupun ekologis.

(19)

3

Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan

baik untuk keperluan lainya memerlukan pemikiran yang seksama dalam

mengambil keputusan pemanfaatan yang paling menguntukan dari

sumberdaya lahan yang terbatas, (Sitorus (2004). Dengan semakin pesatnya

pembangunan dan meningkatnya pertambahan penduduk di suatu daerah

maka lahan yang dibutuhkan untuk kegiatan non pertanian seperti

permukiman, perdagangan, dan industri semakin meningkat yang

mengakibatkan terjadi benturan kepentingan fungsi lahan. Perubahan struktur

perekonomian akibat dari berkembangnya suatu wilayah berdampak

kepada perubahan harga lahan. Pada umumnya apabila terjadi peningkatan

pendapatan penduduk akan menyebabkan naiknya permintaan komoditas non

pertanian dengan laju yang lebih tinggi dibandingkan permintaan

komoditas pertanian, dan juga naiknya permintaan lahan untuk kegiatan

diluar pertanian dengan laju yang lebih cepat dibandingkan kenaikan

permintaan lahan untuk kegiatan lahan pertanian, sehingga harga lahan

pertanian menjadi jauh lebih rendah dibandingkan dengan lahan non

pertanian.

Secara geografis Kota Binjai berada pada 3’31’40’’-3’40’2’’ lintang

Utara dan 98’27’3’’-98’32’32’’ Bujur timur dan terletak 29 m diatas

permukiman laut. Kecamatan Binjai Utara adalah salah satu dari kelima

kecamatan yang terdapat di Kota Binjai, terletak pada posisi utara dari Kota

Binjai. Luas wilayah Kecamatan Binjai Utara sebesar 23.59 km2 atau 26,14

(20)

4

Dilihat dari topografi nya, Kecamatan Binjai Utara terletak ± 30 m di

atas permukaan laut. Kecamatan Binjai Utara, terdiri atas 9 kelurahan dan 64

lingkungan, terletak di sebelah utara Kota Binjai yang berbatasan dengan

Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Binjai Kota, Kecamatan Binjai Barat

dan Kecamatan Binjai Timur, 3 dari 9 kelurahan yang ada di kecamatan

Binjai Utara memiliki jarak yang dekat terhadap pusat kota dan menjadi

kawasan perdagangan dan jasa untuk Kecamatan Binjai Utara.

Untuk menunjang perkembangan kawasan perekonomian di Binjai

Utara maka pemerintah daerah terus memperbaiki dan meningkatkan

infrastruktur kota antara lain dengan melakukan pembangunan jaringan jalan

serta fasilitas umum lainnya guna memperlancar aksesibilitas menuju pusat –

pusat kegiatan yang tentunya akan memberikan pengaruh untuk meningkatan

investasi di wilayah ini. Dengan karakteristik tempat yang berbeda, maka

faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga pun akan berbeda pula

sehingga mengakibatkan keberagaman harga lahan dan perkambangan harga

lahan, akan terlihat apakah terjadi perkembangan harga lahan dalam kurun

waktu yang di bandingkan tahun 2009 dan setelah tahun 2014 di Kecamatan

Binjai Utara. Adapun jenis kegiatan budidaya di wilayah Kecamatan Binjai

Utara yang akan dikembangkan terdiri atas kegiatan pemerintahaan dan

perkantoran, kegiatan industri, kegiatan pariwisata, kegiatan perdagangan

dan jasa,pertanian serta kegiatan pemukiman.

Harga lahan dapat dijadikan patokan atau dasar untuk penentuan

harga suatu lahan disuatu wilayah, disini peneliti akan melihat

(21)

5

tahun 2014 dengan adanya perkembangan suatu wilayah yang kemudian

akan dibandingkan apakah terdapat perkembangan terhadap harga lahan

tersebut.

B. IdentifikasiBMasalah

Berdasarkan latar belakang, masalah yang di identifikasi adalah

1) Bagaimana perkembangan harga lahan yang terjadi di Kecamatan

Binjai Utara?

2) Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perkembangan

harga lahan di Kecamatan Binjai Utara ?

C. PembatasanBMasalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka dalam penelitian ini dibatasi

masalahnya faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap

perkembangan harga lahan di Kecamatan Binjai Utara, Bagaimana

perkembangan harga lahan yang terjadi di Kecamatan Binjai Utara.

D. RumusanBMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis mencoba

merumuskan masalah yang dikemukakan sebelumnya yang berkenaan

dengan perubahan harga lahan. Untuk rumusan masalah tersebut penulis

(22)

6

1. Bagaimana perkembangan harga lahan yang terjadi di Kecamatan

Binjai Utara?

2. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perkembangan

harga lahan di Kecamatan Binjai Utara?

E. TujuanBPenelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah :

1. Mengidentifikasi sejauh mana perkembangan harga lahan yang

terjadi di Kecamatan Binjai Utara.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berpengaruh

terhadap perkembangan harga lahan di Kecamatan Binjai Utara.

F. ManfaatBPenelitian

1. Untuk menambah wawasan penulis dalam penulisan karya ilmiah

dan pembendaharaan ilmu penulis

2. Diharapkan dapat memberi bahan masukan untuk pengembangan

ilmu pengetahuan.

3. Diharapkan dapat memberi masukan bagi pemerintah setempat

dalam menentukan kebijaksanaan pengembangan wilayah dan sebagai

(23)
(24)

1

BABBV

HASILBPENELITIANBDANBPEMBAHASAN

A. HasilBPenelitian

Berdasarkan hasil survey yang di lakukan dalam penelitian ini, Kecamatan

Binjai Utara salah satu kecamatan di Kota Binjai yang memiliki nilai jual harga lahan

yang tinggi terkait dengan pembangunan jalan, kelurahan di kecamatan Binjai Utara

berdekatan dengan pusat Kota dan menjadi pusat perdagangan dan jasa untuk

kecamatan Binjai Utara. Terdapat 9 kelurahan yang termasuk di kecamatan Binjai

Utara, tetapi hanya 8 kelurahan saja yang terdapat jual beli lahan di kecamatan Binjai

Utara. Hal ini di karenakan tidak ada nya proses jual beli yang menjadi sampel.

1. PerkembangaBHargaBLahanBDiBKecamatanBBinjaiBUtara

Dapat dilihat pada lampiran 2 kecamatan binjai utara mengalami peningkatan

harga pada tahun 2014 dengan harga tertinggi Rp. 590.000 dan harga terendah

Rp.55.000 di bandingkan dengan harga lahan pada tahun 2009 dengan harga tertingi

Rp. 410.000 dan harga terendah Rp. 25.000.

Harga lahan pada tahun 2009 kelurahan yang tergolong mahal nilai lahannya

pada kelas pertama dengan kisaran harga sebesar Rp 410.000 – Rp 314.000 dan kelas

ke II dengan nilai jual lahan sebesar Rp 314.000 – Rp 218.000 dan kelas ke III

dengan nilai jual lahan sebesar Rp 218.000 – Rp 122.000 dan kelas ke IV dengan

katagori murah dibandingkan dengan kelas I,II dan ke III dengan estimasi harga Rp

122.000 – 25.000.

Harga lahan pada tahun 2014 kelurahan yang tergolong mahal nilai lahannya

(25)

2

kelas ke II dengan nilai jual lahan sebesar Rp 457.000 – Rp 324.000 dan kelas ke III

dengan nilai jual lahan sebesar Rp 324.000 – Rp 191.000 dan kelas ke IV dengan

katagori murah dibandingkan dengan kelas I,II dan ke III dengan estimasi harga Rp

191.000 – 55.000.

Persentase perkembangan harga lahan di kecamatan binjai utara pada tahun

2009 dan 20014, kelurahan cengkeh turi bapak Ainiko Sundoro mengalami

peningkatan 23%, Bapak Amat, 12%, bapak M. Syarir 23%, bapak Iwan Bagus K

25% dan ibuk Sri Rahmadayani 33%, kelurahan Nangka bapak Awal Pritisno

mengalami peningkatan 66%, ibuk Dahliani, 49%, ibuk Dra. Sudarmi, M,si 47%

ibuk Faujiah 53% dan Bapak Basyaruddin 66%, kelurahan pahlawan Bapak Erwin

Sentosa mengalami peningkatan 66%, ibuk Eli Yusniati 44%, bapak Nurman 47%,

bapak Masahif Siregar 47%, dan bapak Suherman, 51%, kelurahan kebun lada ibuk

Suriatna mengalami peningkatan 10%, ibuk Julbaiti 31%, ibuk Syarifah 21%, ibuk

Devi Sista 33% dan ibuk Nelly Suwita 27%, kelurahan damai bapak Bambang

Suriadi mengalami peningkatan harga 35%, ibuk Suryaningrum 21% bapak M.

Syahrul 35%, ibuk Sulastri 20%. Dan bapak M. Kamin 20%, kelurahan Jati Makmur

ibuk leginem mengalami peningkatan 46%, ibuk Suriyah 52%,, ibuk dahlia 49%,

bapak Jujuj Efendy 48% dan bapak Tarmizi 53%, kelurahan Jati Karya ibuk

Tasikem mengalami peningkatan 50%, ibuk Ratni, 50%, Ibuk Hj. Siti Aisyah 47%,

bapak M. Yunus Ilyas 48%, bapak Ngadirin 48%, kelurahan Jati Utomo, bapak Indra

Wahyudi mengalami peningkatan 48%, ibuk Refnika 45%, ibuk Juliani 50%, bapak

(26)

3

Persentase kenaikan harga dari tahun 2009 ke 20014 pada kelas I sebesar

44% - 66% pada kelas ke II sebesar 46% - 53% pada kelas III sebesar 39% -50%

dan pada kelas ke IV sebesar 10% - 35%..Dari hasil ini dapat dilihat pada lampiran

3 dan gambar peta kelas harga lahan pada tahun 2009 dan tahun 2014 di kecamatan

(27)
(28)
(29)
(30)

7

2. FaktorB–BfaktorByangBmempengaruhiBhargaBdiBkecamatanBBinjaiBUtara

a. PusatBKota

Jarak terhadap pusat Kota merupakan peran penting dalam menentukan harga

lahan di Kecamatan Binjai Utara, pada gambar satu terlihat dua dari sembilan

kelurahaan yang ada di kecamatan Binjai Utara yang menjadi titik sampel dekat

dengan pusat Kota Binjai Yang di dalam RTRW kota Binjai yang menjadi pusat

perdagangan dan jasa, hal tersebut menyebab kan faktor harga lahan di kelurahan

tersebut menjadi tinggi atau mahal.

b. AksebilitasBPositif

Jalan merupakan prasarana yang sangat dibutuhkan dalam sistem

transportasi untuk menghubungkan suatu tempat ke tempat lain dalam rangka

pemenuhan kebutuhan ekonomi, sosial, dan budaya. Dalam menentukan harga lahan

aksebilitas positif jalan berperan penting, seperti jarak terhadap jalan arteri, jalan

primer, jalan lokal kurang dari 50 m dari aksebilitas positif tersebut harga lahan akan

menjadi lebih mahal dan jarak kurang dari 200m dari pusat pendidikan dan pusat

pemerintahan mempengaruhi harga lahan tersebut. Dapat di lihat pada gambar 4 dan

5 titik sampel yang berdekatan dengan aksebilitas positif menjadi mahal harganya,

sesuai dengan titik sampel kelurahan pahlawan dan kelurahan nangka memiliki

kelas harga lahan I hal tersebut di karenakan 2 kelurahan ini memiliki akses yang

berdekatan dengan pusat kota, pusat pemerintahan dan pusat pendidikan. Dalam

(31)

8

Binjai kelurahan pahlawan dan Nangka menjadi pusat permukiman, perdagangan

dan jasa.

c. AksebilitasBNegatif

Dinilai berdasarkan hasil lapangan jarak terhadap objek-objek berpengaruh

secara negatif yaitu sungai, sumber polusi (pabrik) dan makan. Semakin dekat

dengan ke tiga objek tersebut maka harga lahan semakin rendah dengan jarak kurang

dari 200m. Hal ini di pengaruhi berkurangnya potensi lahan jika di tinjau dari segi

ekonomi dan tingkat kenyamanan, dalam laporan akhir harian dinas tarukim Rencana

Detail Tata Ruang Kawasan Binjai Utara Kota Binjai, beberapa kelurahan dalam

rencana akan di jadikan pusat industri dan pergudangan minyak gas, dapat di lihat

pada gambar 4 dan 5 pemetaan harga lahan kelurahan cengkeh turi, damai dan kebun

lada menjadi kelas harga yang paling rendah.

a. UtilitasBUmum

Utilitas umum menjadi hal positif dalam menentukan harga lahan, semakin dekat

lahan dengan pasilitas – pasilitas umum maka harga lahan tersebut menjadi lebih

bernilai, di kecamatan binjai utara pasilitas pasilitas umum sudah tersebar dengan

baik di setiap kelurahan seperti, sarana kesehatan, sekolah – sekolah dan lain – lain.

sesuai dengan titik sampel kelurahan pahlawan dan kelurahan nangka memiliki

kelas harga lahan I hal tersebut di karenakan 2 kelurahan ini memiliki akses yang

berdekatan dengan pusat kota, pusat pemerintahan dan pusat pendidikan. Dalam

(32)

9

Binjai kelurahan pahlawan dan Nangka menjadi pusat permukiman, perdagangan

dan jasa.

b. PenggunaanBlahan

Penggunaan lahan memegang peran penting dalam menentukan harga

lahan di kecamatan Binjai Utara, harga lahan tinggi dengan penggunaan lahan yang

di daerah sekitarnya bersifat menguntungkan. Penggunaan lahan berupa

perdagangan dan jasa mempengaruhi tingginya harga lahan karena lokasi yang

strategis dan mendatangkan hal positif bagi perekonomian. Hal ini di buktikan

dengan ada nya peta penggunaan lahan kecamatan Binjai Utara yang menunjuk kan

posisi dari lahan tersebut. Yang dimana lahan tergolong tinggi merupakan lahan yang

aksebilitas nya medukung seperti hal nya dekat dengan permukiman, perdagangan

dan jasa, lain halnya lahan yang tergolong rendah nilai jualnya merupakan lahan

yang letaknya berdekatan atau pun terletak pada area yang kurang menguntungkan

seperti perkebunan dan areal persawahan. Mengenai faktor penentu kelas harga lahan

dapat di lihat pada gambar kelas harga lahan, di jelaskan bahwa terdapat IV katagori

kelas harga lahan di kecamatan Binjai Utara.

(33)
(34)

B. Pembahasan

Kecamatan Binjai Utara merupakan tempat yang memiliki harga lahan yang

berfariasi dengan melihat kriteria -kriteria penentuan harga lahan 2 dari 9 kelurahan

pada titik sampel memiliki nilai jual lahan yang tinggi di karenakan dekat nya

dengan pusat kota sebagai pusat perdagangan dan jasa. Dan akses – akses yang

dekat.

Sesuai dengan teori yang dipakai dalam penelitian ini, biasanya tingginya

nilai tanah bukanlah tingkat kesuburan tanah tersebut, tetapi lebih sering dikaitkan

dengan jarak atau letak tanah ( Reksohadiprojo-Karseno, 1985 ) dan dalam

menentukan agihan harga lahan menggunakan beberapa faktor diantaranya

yaitu, penggunaan lahan, aksesibilitas positif (jarak terhadap jalan arteri,jalan

kolektor, jalan lokal, lembaga pendidikan dan kantor pemerintahan), aksesibilitas

negatif (jarak terhadap sungai, sumber polusi dan makam),dan kelengkapan

utilitas (sarana kesehatan, tempat ibadah, bank dan pusat perbelanjaan atau pasar).

Iswari, Nur Hidayati. 2013.

Dalam penelitian ini peneliti memakai teori yang di utarakan oleh

Reksoharjo-Karseno dan Iswari Nur Hidayati, di kecamatan binjai utara memiliki

akses yang baik dan sarana prasa yang mencukupi, dua dari Sembilan kelurahan di

kecamatan berdekatan dengan pusat kota binjai dan menjadi pusat perdagangan dan

jasa untuk kecamatan binjai utara yang menyebabkan harga lahan di sekitaran

tersebut menjadi naik dapat di lihat pada lampiran 2 perbandingan pada tahun 2009

dan 2014, lalu penelitian ini akan radius atau jarak yang mana titik sampel menjadi

(35)

proses buffer yang di lakukan dengan menjadi parameernya adalah titik sampel

dengan harga rell lapangan. Ada 9 kelurahan yang terdapat pada kecamatan binjai

utara, namun yang menjadi area penelitian ini hanya 8 kelurahan yang menjadi titik

sampel yaitu kelurahan Pahlawan, Nangka, Jati Makmur, Jadi Karya, Jati Utomo,

Kebun Lada, Damai dan Cengkeh Turi. Dapat di lihat pada tabel jenis pengunaan

lahan, aksebilitas positif, aksebilitas negatife. Dapat dilihat pada lampiran 3 hasil

parameter nilai lahan kelas I 36 – 45, kelas II 27 – 36 kleas III 18 – 27 dan Kelas IV

6 – 18.

Dari lampiran 2 dapat kita lihat bahwa kelurahan dengan harga lahan kelas I

terdapat di Kelurahn Nangka dan Kelurahan Pahlawan, harga lahan kelas II terdapat

di Kelurahan Jati Makmur dan Jati Karya. Harga lahan kelas III terdapat di

Kelurahan Jati Utomo dan yang terakhir adalah harga lahan kelas IV terdapat di

Kelurahan Cengkeh Turi, Kelurahan Kebun Lada, dan Kelurahan Damai.

Pada hasil observasi lapangan titik sampel penggunaan lahan perdagangan

dan jasa memiliki 7 titik sampel, pemukiman 20 titik sampel, lahan kosong 12 titik

sampel dan penggunaan lahan sawah 1 titik sampel, untuk aksebilitas lahan positif

jarak terhadap jalan arteri, < 50 m 12 titik sampel, 50 – 150 m 6 titik sampel, 150 –

500 m 5 titik sampel dan > 500 m 17 titik sampel, jarak terhadap jalan kolektor < 50

m 37 titik sampel, 50 – 150 m 2 titik sampel dan 150 -200 1 titik sampel, jarak

terhadap jalan lokal < 50 m 37 titik sampel dan 50 – 150 m 3 titik sampel, jarak

terhadap lembaga pendidikan < 200 4 titik sampel, 200-500 m 12 titik sampel dan

>500 36 titik sampel, jarak terhadap pusat pemerintahan 200 – 500 m 4 titik sampel

(36)

titik sampel >200 m, jarak terhadap makam, < 200 4 titik sampel dan > 200 m 36

titik sampel, jarak terhadap sumber polusi industri < 200 m 5 titik sampel dan > 200

m 35 titik sampel. Hasil ini dapat di lihat pada lampiran 4.

Kelurahan Yang paling mahal harga lahannya pada tahun 2009 dan 2014

parameternya adalah kelurahan-kelurahan yang lahan kering atau pemukiman,

memiliki aksebilitas positif dan utilitas umum dengan jarak yg telah di tentukan dan

sebaliknya lahan yang memiliki harga lahan rendah penggunaan lahan sawah,

aksebilitas positif yang jauh dan jauh nya jarak terhadap utilitas Umum atau

sarana-saran pemerintahan. Pada setiap tahunnya kecamatan Binjai Utara terus mengalami

peningkatan harga jual tanah, di karenakan semakin banyaknya kebutuhan manusia

(37)

GamarB8.BWawancaraBkepadaBpemilikBlahan

(38)

GambarB10.BAksebilitasBlahanBnegatif

(39)

GambarB12.BPusatBKotaBBinjaiBdanBmenjadiBpusatB

perdaganganBdanBjasaBkecamatanBbinjaiButara

BABBVI

KESIMPULANBDANBSARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat di ambil kesimpulan bahwa :

1. Harga lahan di kecamatan Binjai Utara pada tahun 2009 mengalami peningkatan

atau perkembangan pada tahun 2014, pada tahun 2009 untuk kelas I harga lahan

permeternya sebesar Rp. 314.000 – Rp 410.000, kelas II sebesar Rp. 218.000 –

Rp. 314.000, kelas III sebesar Rp. 122.000 – Rp 218.000 dan kelas IV sebesar

Rp. 25.000 – Rp. 122.000 dan pada tahun 2014 mengalami perkembangan

dikarenakan semakin bertambahnya aksebilitas positif dan dan semakin

bertambahnya sarana pasarana di kecamatan Binjai Utara yaitu kelas I sebesar

Rp 457.000 – Rp 590.000, kelas II sebesar Rp 323.000 – Rp 457.000, kelas III

sebesar Rp 191.000 – Rp 323.000, kelas IV dengan katagori murah pada tahun

20014 dibandingkan dengan kelas I,II dan ke III dengan estimasi harga Rp.

55.000 – Rp. 191.000 permeternya.

2. Faktor yang mempengaruhi harga lahan pada tahun 2009 dan 2014 di

Kecamatan Binjai Utara dalam penelitian ini adalah penggunaan lahan seperti :

Perdagangan jasa, Permukiman dan Industri, Lahan Kosong, Sawah dan

Tegalan, aksebilitas positif : jarak terhadap jalan alteri, jarak terhadap jalan

kolektor, jarak terhadap jalan lokal, jarak terhadap pusat pendidikan dan jarak

(40)

makam, sumber polusi dan begitu juga dengan utilitas umum atau sarana

prasarana yang ada di lahan tersebut dengan jarak yang telah di tentukan,

semakin dekat lahan dengan aksebilitas positif dan utilitas umum maka harga

lahan semakin tinggi, dan sebaliknya semakin dekat lahan tersebut dengan

aksebilitas negatife seperti makam, sungai dan polusi industri maka semkin

berkurang harga lahan tersebut.

B. Saran

Adapun saran yang ingin penulis berikan dari penulisan ini adalah :

1. Variasi harga lahan yang di tetapkan oleh pemilik sebaiknya di ikuti dengan

NJOP yang telah di tentukan oleh Pemerintah sehingga dapat menentukan tinggi

atau rendahnya harga lahan tersebut.

2. Perkembangan harga lahan selalu terus meningkat dalam suatu proses jual beli

lahan atau tanah, sebaik nya pemerintah memberikan informasi-informasi nilai

(41)

1

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S, (1989). Konservasi Tanah dan Air. Bogor; IPB Press

Ali Nurman. Dkk. Pedoman Penulmsan Skrmpsm Pendmdmkan Geogarfm.Medan : FIS Universitas Negeri Medan

Bintarto, R 1983, Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya, Ghalia Indonesia Yogyakarta

Fahirah, F. 2010. “Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Jual Lahan dan Bangunan Pada Perumahan Tipe Sederhana”. SmarTek. Fakultas Teknik Universitas Tadulako. Palu.

Hardjowigeno dan Widiatmaka. 2001. Kesesuaian lahan dan Perencanaan Tataguna Tanah. Bogor: Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB.

Iswari, Nur Hidayati. 2013. Analisis Harga Lahan Berdasarkan Citra Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi. Jurnal Pendidikan Geografi. Vol. 13 No. 1. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Lazirosa, Presylia, 2002. Studi Kajian Nilai Lahan. Universitas Kristen Petra, Interprestasi dan Analisisnya. Pusat pendidikan Interprestasi Citra Pengindraan jauh dan Survey Terpadu : UGM.

Mangunsukardjo, K. (1996). Pelatihan Evaluasi Sumberdaya Lahan, Pengantar Evaluasi sumberdaya Lahan. Yogyakarta.

Pamungkas. 2012. Aplikasi Sistem Informasi Geografi Untuk Penilaian Harga Tanah Barbasis Zona Di Kota Madiun. Yogyakarta : jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Pengertian Lahan, Artiel (online), (http:/Fileupi.edu/Direktori/Fpips/Jurusan. Pendidikan, Geografi/196006151988031/artikel. Pdf. Diakses tanggal 10 Juni 2016 pukul 20.00 WIB

(42)

2

Raeka. 2012. Model Perkembangan Nilai Lahan Perkotaan Di Surabaya. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut

Ritohardoyo, Su. 2002. Penggunaan dan Tata Guna Lahan. Yogyakarta: Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada

Sandy, I. M. (1980). Masalah Tata-Guna Tanah – Tata Lingkungan di Indonesia. Jakarta: Jurusan Geografi FIPIA UI.

Soetomo. 2006. Strategi-Straegi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wahyuningsih. 2008. Pola Dan Faktor Penentuan Harga Lahan Perkotaan Di Kota Surakarta. Skripsi. Semarang : Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.

Gambar

Gambar  Wawancara  Kepada  Pemilik  Lahan  ……………………………….
GambarB9.BLahanBsawahByangBmenjadiBsalahBsatuBtitikBsampel
GambarB10.BAksebilitasBlahanBnegatif
GambarB12.BPusatBKotaBBinjaiBdanBmenjadiBpusatB

Referensi

Dokumen terkait

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Pengembangan Buku Cerita Bergambar tentang

Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertasi Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran.. Metodologi Penelitian

Sehubungan dengan penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga), dan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga untuk penawaran paket

Rujuk buku panduan ujian kenaikan pangkat L/Kpl KRS. Rujuk buku panduan KRS/TKRS m/s 90

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DPU/SDA-06/POKJA/2015 tanggal 29 April 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Hasil pada penilaian hubungan antara kategori derajat merokok indeks Brinkman dengan nilai saturasi oksigen yang diukur dengan menggunakan pulsa Oksimetri yang

Menurut Zubair Amin (2009) tujuan dari assessment adalah menentukan apakah learning outcomes tercapai, mendorong mahasiswa belajar, sertifikasi dan

7 Program Local Scoring Untuk Mengestimasi Model Regresi Logistik Nonparametrik Aditif Berdasarkan Estimator Kernel 8 Output Program Pengolahan Citra Image Kelainan Otak