• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KOSMETIKA SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN SMK NEGERI 8 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KOSMETIKA SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN SMK NEGERI 8 MEDAN."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KOSMETIKA

SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN

SMK NEGERI 8 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Oleh :

Gustini Situmorang

5122144011

PROGRAM STUDI TATA RIAS

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

GUSTINI SITUMORANG (NIM. 5122144011), Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kosmetika Siswa Kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurang maksimalnya hasil belajar pada mata pelajaran kosmetika. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar Kosmetika siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017.

Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen yang dilaksanakan di kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah siswa sebanyak 64 siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 32 siswa kelas eksperimen dan 32 siswa kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel adalah Total Sampling. Instrumen atau teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam bentuk Multiple Choice sebanyak 40 soal yang terlebih dahulu telah diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan uji daya beda. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji kecenderungan variabel, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan menggunkan “uji t”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, hasil belajar yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Hasil uji statistik kelas eksperimen adalah rata pretes = 31,64, standar deviasi = 8,49 dan postes rata-rata = 90,08, standar deviasi 6,20. Sedangkan kelas kontrol rata-rata-rata-rata pretes = 31,56, standar deviasi = 6,77 dan postes rata-rata = 81,09, standar deviasi 8,13. Hasil pengujian hipotesis diperoleh atau ( pada taraf signifikan α = 0,05

Berdasarkan hasil analisa data dan uji statistik serta pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar kosmetika siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan.

Kata kunci :Model pembelajaran Problem Based Learning, Mata pelajaran

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas

segala kasih, pertolongan dan rahman-Nya yang telah memberikan kesehatan dan

hikmat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai

dengan waktu yang telah direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap

Hasil Belajar Kosmetika Siswa Kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan”

disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan program studi Tata Rias,

Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik Universitas Negeri

Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan

terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Lina Pangaribuan, M.Pd, selaku pembimbing skripsi yang telah

banyak membantu, mengarahkan, membimbing dan memberi dorongan

sampai skripsi ini terwujud.

2. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Unimed dan

Bapak dan Ibu Wakil Dekan Fakultas Teknik Unimed

3. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga, Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtias, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dan Dra. Siti Wahidah M.Si selaku ketua

Prodi Tata Rias Rias yang telah banyak membantu, mengarahkan,

(7)

iii

4. Dra. Nikmat Akhmal, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus

Dosen Penguji. Ibu Dra. Rohana Aritonang, M.Pd dan Dra. Nurhayati

Tanjung M.Pd selaku dosen penguji saya yang telah memberikan bimbingan,

arahan, motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Tata Rias, dan staff tata usaha di lingkungan Jurusan

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Unimed.

6. Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua jurusan dan guru kosmetika Ibu

Noveni Hutasuhut S.Pd SMK N 8 Medan yang membantu dalam penelitian.

7. Ayahanda M.Situmorang dan Ibunda L.Sihotang dan sanak saudaraku yang

telah membimbing dan mendidik penulis dengan kasih sayang, memberikan

bantuan spiritual, doa, dan materi selama perkuliahan dan penyusunan skripsi.

8. Keluarga Besar Mahasiswa Tata Rias Reguler – Ekstensi 2012, terkhusus

untuk Rini, Elina, Rosida dan teman – teman yang lain.

9. Keluarga besar UK-KMK St. Martinus Unimed Ka Dewi S.R Ginting; Bg

Adi, Edi; Enzy, Graciana, Susi, Rika, Ririn, Lismauli, Yopen, Finki, Aksen,

Abilson, winda, sri agus, tiur, ligayu, pinta, ayu, peliks dll.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini. Oleh karena itu, sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca dan dunia pendidikan

Medan, Januari 2017 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 8

A. Kerangka Teori... 8

1. Model Pembelajaran Problem Based Learning ... 8

2. Model Pembelajaran Konvensional ... 18

3. Hasil Belajar Kosmetika ... 19

B. Penelitian yang Relevan ... 37

C. Kerangka Berfikir... 38

D. Hipotesis Penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Desain Penelitian ... 41

B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 42

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

D. Prosedur Penelitian... 44

E. Insrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 47

(9)

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 56

B. Deskripsi Data Penelitian ... 56

C. Uji Persyaratan Analisis ... 59

D. Pembahasan Penelitian ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel ... Halaman

1. Kelebihan dan kekurangan PBL ... 17

2. Desain Penelitian ... 41

3. Populasi Penelitian ... 44

4. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Kosmetika ... 47

5. Variabel Rata-rata Dan Standar Deviasi ... 52

6. Data Nilai Postes ... 57

7. Tingkat Kecenderungan ... 58

8. Uji Normalitas Data Postes ... 59

9. Uji Homogenitas Data Pretes ... 60

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar ... Halaman

1. Rancangan Penelitian ... 46

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar . ... 66

2. Silabus ... 68

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 79

4. Skenario Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 85

5. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 97

6. Skenario Pembelajaran Kelas Kontrol ... 119

7. Instrument Penelitian ... 128

8. Instrument Penelitian Setelah Divalidasi ... 137

9. Perhitungan Uji Validitas Tes ... 143

10.Perhitungan Tingkat Kesukaran ... 146

11.Perhitungan Daya Pembeda ... 148

12.Perhitungan Uji Reliabilitas Tes ... 150

13.Tabulasi Nilai Pretes Kelas Eksperimen ... 152

14.Tabulasi Nilai Postes Kelas Eksperimen ... 153

15.Tabulasi Nilai Pretes Kelas Kontrol... 154

16.Tabulasi Nilai Postes Kelas Kontrol ... 155

17.Tabulasi Data Nilai Siswa ... 156

18.Perhitungan Nilai Rata –Rata, Standar Deviasi, danVarians ... 157

19.Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 161

20.Uji Kecenderungan ... 165

(13)

x

22.Uji Homogenitas ... 172

23.Uji Hipotesis ... 173

24.Tabel Nilai R-Product Moment ... 175

25.Daftar Nilai Krisis Uji Liliefors ... 176

26.Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 – Z ... 177

27.Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t ... 178

28.Nilai Kritis Distribusi F ... 179

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan potensi

belajar dan kualitas sumber daya produktif. Proses belajar mengajar pada dasarnya

merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Kelancaran proses

pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik,

tenaga pendidik, kurikulum, sarana pembelajaran dan model pembelajaran yang

digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

Lembaga pendidikan formal merupakan subsistem pendidikan nasional

yang mempunyai peranan penting dalam mengembangkan sumber daya manusia

untuk modal utama bagi pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan upaya

meningkatkan kualitas pendidikan melalui pendidikan formal. Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal tingkat menengah yang

bertujuan untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkarakter,

terampil dan terlatih untuk memasuki lapangan pekerjaan. Menurut

undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan

bahwa tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah

mempersiapkan peserta didik terutama bekerja dibidang tertentu. Selanjutnya

secara spesifikasi tujuan SMK program tata kecantikan menurut kurikulum 2009

adalah: (1) Memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional

(15)

2

dan mampu mengembangkan diri dalam bidang tata kecantikan. (3) Menjadi

tenaga tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industry. (4)

Menjadi warga Negara yang produktif, aktif, adaptif, dan kreatif.

Siswa SMK diberikan berbagai mata pelajaran yang digolongkan dalam

tiga golongan yaitu: mata pelajaran normative, adaptif dan produktif. Dari ketiga

golongan mata pelajaran tersebut, mata pelajaran produktif adalah mata pelajaran

keahlian yang berhubungan langsung dengan pengetahuan dan keterampilan siswa.

Program Keahlian Tata Kecantikan SMK memiliki mata pelajaran yang

berperan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dibidang

kecantikan seperti dasar kecantikan kulit, dasar kecantikan rambut, pemangkasan

rambut, pewarnaan rambut, pengeritingan dan pelurusan rambut, pengelolaan

usaha, penataan sanggul dan kosmetika.

Kosmetika merupakan salah satu mata pelajaran produktif pada program

kurikulum 2013 yang sudah digunakan oleh SMK Negeri 8 Medan dan dipelajari

di kelas X program keahlian tata kecantikan. Salah satu materi kosmetika adalah

mengenai kandungan kosmetika.

Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan digunakan untuk

melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (Badan POM RI). Pada

kenyataannya masih banyak kosmetik yang tidak layak digunakan. Berdasarkan

data Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (POM RI) pada

tahun 2014 triwulan ke III dari 3.635 produk kosmetik 1.094 (30,10 %)

diantaranya tidak layak untuk digunakan. Pada tahun 2015 triwulan ke IV dari

(16)

3

diedarkan. Salah satu penyebab tidak layak digunakan karena kandungan didalam

kosmetik tidak diizinkan untuk digunakan namun banyak juga masyarakat yang

menggunkan kosmetik tanpa izin tersebut digunakan tanpa mengetahui kandungan

yang terdapat dalam kosmetik.

Begitu juga halnya dengan siswa, materi kandungan kosmetika dianggap

sulit karena siswa susah memahami kandungan kosmetik apa dan bagaiman yang

baik digunakan sesuai dengan kondisi fisik. Hal itu disebabkan karena banyak

kandungan kosmetika yang menggunakan istilah asing sehingga sulit mengingat

nama kandungan kosmetik tersebut. Hal ini dapat dilihat dari data nilai yang

perolehan siswa tata kecantikan kelas X Program Keahlian Tata Kecantikan kulit

SMK Negeri 8 Medan.

Dari hasil observasi dengan Noveni Sari Hutapea Spd selaku guru mata

pelajaran kosmetika siswa yang hanya mampu mencapai standar KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) yaitu 75 pada mata pelajaran kosmetika. Nilai siswa pada

tahun ajaran 2014/2015 dari 36 siswa yang mencapai nilai standar KKM 22 (61%)

siswa, sedangkan 14 (39%) siswa yang lain belum mancapai nilai standar KKM.

Nilai siswa pada tahun ajaran 2015/2016 dari 34 siswa yang mencapai nilai

standar KKM 23 (68%) siswa, sedangkan 11 (32%) siswa belum mencapai nilai

standar KKM.

Berdasarkan data di atas menggambarkan bahwa hasil belajar siswa

kurang maksimal. Berdasarkan observasi kegiatan belajar mengajar masih bepusat

pada guru (Teacher centered) hal itu dapat dilihat dari kurangnya sumber belajar

(17)

4

menyalin kebuku catatan mereka dan model yang digunakan masih bersifat

konvensional. Oleh karena itu guru dianggap membutuhkan model pembelajaran

inovatif yang bisa membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima

materi pembelajaran yakni yang berpusat pada siswa (leaner centered).

Problem Based Learning (PBL) dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai

Pembelajaran Berbasis Masalah adalah salah satu model pembelajaran yang

banyak diadopsi untuk menunjang pendekatan pembelajaran learner centered .

Menurut Dewey (2009) yang dikutip Trianto (2011) Pembelajaran Berbasis

Masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara

dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa

berupa bantuan dan masalah. Sedangkan system saraf otak berfungsi menafsirkan

bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai,

dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.

Pembelajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada siswa, yang

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar

mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karir.

Model pembelajaran berbasis masalah juga merupakan model pembelajaran yang

didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan

autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari

permasalahan yang nyata.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian

(18)

5

pembelajaran Problem Based Learning. Oleh karena itu penulis ingin melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based

Learning Terhadap Hasil Belajar Kosmetika Siswa Kelas X Tata Kecantikan

SMK Negeri 8 Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

permasalahan yang dapat didentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar kosmetika kelas X masih belum optimal, dengan kriteria

kelulusan minimal 75.

2. Proses pembelajaran cenderung menggunakan metode konvensional yang

dikombinasikan dengan media power point dalam pembelajaran.

3. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariasi karena

proses pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) yang

cenderung membosankan siswa.

4. Kurangnya interaksi antar siswa dan guru saat proses pembelajaran

5. Sarana yang tersedia kurang mencukupi

6. Model yang digunakan kurang bervariasi

C. Batasan Masalah

Mengingat banyaknya masalah dan keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan

sarana penunjang lainnya, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Program Keahlian Tata

(19)

6

2. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran kosmetika dengan materi

pokok kandungan kosmetika.

3. Dalam penelitian ini membahas model pembelajaran Problem Based

Learning.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hasil belajar Kosmetika dengan materi kandungan kosmetika

siswa yang diajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning di

kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017 ?

2. Bagaimana hasil belajar Kosmetika dengan materi kandungan kosmetika

siswa yang diajar dengan model pembelajaran Konvensional di kelas X

Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017 ?

3. Apakah hasil belajar Kosmetika dengan materi kandungan kosmetika

siswa yang diajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning

lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

model pembelajaran konvensional kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8

Medan Tahun Ajaran 2016/2017 ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar kosmetika siswa pada materi kandungan

(20)

7

Learning kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran

2016/2017.

2. Untuk mengetahui hasil belajar kosmetika siswa pada materi kandungan

kosmetika yang diajar dengan model pembelajaran Konvensional kelas X

Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017.

3. Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar kosmetika siswa pada materi

kandungan kosmetika dengan menggunakan model pembelajaran Problem

Based Learning adalah lebih baik dibandingkan dengan model

pembelajaran Konvensional di kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8

Medan Tahun Ajaran 2016/2017.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa, diharapkan dapat membantu dan menambah wawasan dalam

materi kandungan kosmetika.

2. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai model

pembelajaran Problem Based Learnig.

3. Bagi peneliti, dapat menjadi masukan kepada peneliti sebagai calon guru

untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based Leaning dalam

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada materi Kandungan Kosmetika dengan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning diperoleh

rata-rata postes 90,08.

2. Hasil belajar siswa pada materi Kandungan Kosmetika dengan

menggunakan pembelajaran konvensional ceramah diperoleh rata-rata

postes 81,09.

3. Model pembelajaran Problem Based Learning lebih baik daripada model

pembelajaran konvensional dalam pembahasan materi kandungan

kosmetika. Hal ini ditunjukkan oleh pengujian hipotesis dimana >

( ) pada taraf signifikan α = 0,05 dengan dk = 62

B. SARAN

Berdasarkan pembahasan dan uraian kesimpulan di atas, maka ada

beberapa saran yang perlu peneliti sampaikan sehubungan dengan penelitian ini,

antara lain:

1. Bagi guru kosmetika diharapkan dapat menggunakan model

pembelajaran problem based learning pada materi pokok yang sesuai

(22)

63

2. Bagi sekolah diharapkan agar model pembelajaran problem based

learning ini dapat diterapkan pada mata pelajaran lainnya pada materi

yang sesuai agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu agar

dapat menumbuhkan minat belajar siswa serta menambah variasi

belajar diskusi.

3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan judul yang

sama, disarankan untuk melakukan penelitian ini dengan mata pelajaran

yang lain dan lokasi penelitian yang berbeda serta mengembangkan

penelitian ini dengan sumber yang lebih luas agar dapat dijadikan

sebagai studi pembanding bagi guru dalam meningkatkan kualitas

(23)

64

Daftar Pustaka

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama

Amir, Taufiq. 2013.Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group

Asmin dan Mansyur Abil, 2014. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan

Analisis Klasik dan Modern. Medan:Larispa Indonesia

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara.

Daulay, Fadilah. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok

Sistem Ekresi Pada Manusia di Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 3 Binjai

Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi: FMIPA Unimed.

Dimyati dan Mujiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Pt. Rineka Cipta

Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Hamdani, 2010. Strategi Belajar Mengajar. CV Pustaka Setia, Bandung

Kurniarsih Imas dan Sani Berlin. 2015. Ragam Pengembangan Model

Pembelajara. Jakarta: Kata Pena.

Kusantati, Herni Dkk. 2008. Tata Kecantikan Kulit Untuk Sekolah Menengah

Kejuruan Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah

Departemen Pendidikan Nasioal.

Muliyawan Dewi, Neti Surian. 2013. A-Z tentang kosmetik. Jakarta PT Gramedia

Prihantina, Ida. 2013. Kosmetika 1. Depok:Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Pramuniati, Isda. Dkk.2014. Pembelajaran Micro Bahasa dan Seni Kurikulum

2013. Medan: Unimed

Primadiati, Rachmi.2001. Kecantikan, Kosmetika dan Estetika. Jakarta: PT

(24)

65

Prihantina, Ida, 2013. Kosmetika 1. Depok: Kementerian Pendidikan dan

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Prawendari J. Putri, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

(Pbm) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Pewarnaan

Rambut Artistik. Skripsi: FT Universitas Surabaya.

Rusman, 2011. Model – Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama.

Rostamailis, 2005. Penggunaan Kosmetik, Dasar Kecantikan dan Berbusana

yang Serasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta :

Rineka Cipta.

Silitonga, P.M. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit FMIPA

Universitas Negeri Medan

Sudjana. 2012. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Sumarmi.2012. Model-model Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: AM Publising

Tarigan, Christine Ulina, 2013. Analisis Pemanfaatan Modul Pembelajaran

Pengetahuan Kosmetika Kecantikan Dengan Menerapkan Strategi

Belajar Mandiri Pada Siswa Kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1

Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi: FT Unimed.

Tranggono, R.I.S, 2014. Buku Pegengan Dasar Kosmetologi. Jakarta : CV Agung

Seto

Trianto, 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta :

Kencana

Sumber Internet

1. http://repository.uin-suska.ac.id/1334/1/2011_2011167.pdf diakses tanggal 20

Juni 2016

2. http://www.pom.go.id/ppid/rar/2016/rtw2015-IV.pdf diakses tanggal 04 Juni

2016

Gambar

Tabel ......................................................................................................
Gambar .................................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi melalui Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa telah mengembangkan program

menemukan bahwa kegiatan sehari-hari yang dilakukan pada saat tinggal di rumah biasa (tidak susun) seringkali terbawa ke lingkungan rumah susun antara

PENGARUH IMAGE MERK, MANFAAT MERK DAN IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MERK.. (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENGUMPULAN DATA & INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI. SDIT

kecerdasan emosi yang baik dapat berperilaku asertif, karena remaja tersebut mampu. mengendalikan emosi dan mampu menempatkan diri dimana remaja

Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan keyakinan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden dapat

Dukungan mengenai pentingnya memberikan MP-ASI bagi anak juga disampaikan oleh WHO/UNICEF pada program Global Strategy for Infant and Young Child Feeding dan Aksi

Unversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP SANTO ALOYSIUS TURI SLEMAN TAHUN AJARAN 2012/2013 PADA