PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KOSMETIKA
SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN
SMK NEGERI 8 MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Oleh :
Gustini Situmorang
5122144011
PROGRAM STUDI TATA RIAS
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
ABSTRAK
GUSTINI SITUMORANG (NIM. 5122144011), Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kosmetika Siswa Kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurang maksimalnya hasil belajar pada mata pelajaran kosmetika. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar Kosmetika siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017.
Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen yang dilaksanakan di kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah siswa sebanyak 64 siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 32 siswa kelas eksperimen dan 32 siswa kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel adalah Total Sampling. Instrumen atau teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam bentuk Multiple Choice sebanyak 40 soal yang terlebih dahulu telah diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan uji daya beda. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji kecenderungan variabel, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan menggunkan “uji t”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, hasil belajar yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Hasil uji statistik kelas eksperimen adalah rata pretes = 31,64, standar deviasi = 8,49 dan postes rata-rata = 90,08, standar deviasi 6,20. Sedangkan kelas kontrol rata-rata-rata-rata pretes = 31,56, standar deviasi = 6,77 dan postes rata-rata = 81,09, standar deviasi 8,13. Hasil pengujian hipotesis diperoleh atau ( pada taraf signifikan α = 0,05
Berdasarkan hasil analisa data dan uji statistik serta pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar kosmetika siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan.
Kata kunci :Model pembelajaran Problem Based Learning, Mata pelajaran
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
segala kasih, pertolongan dan rahman-Nya yang telah memberikan kesehatan dan
hikmat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap
Hasil Belajar Kosmetika Siswa Kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan”
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan program studi Tata Rias,
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik Universitas Negeri
Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Ibu Dra. Lina Pangaribuan, M.Pd, selaku pembimbing skripsi yang telah
banyak membantu, mengarahkan, membimbing dan memberi dorongan
sampai skripsi ini terwujud.
2. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Unimed dan
Bapak dan Ibu Wakil Dekan Fakultas Teknik Unimed
3. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga, Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtias, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dan Dra. Siti Wahidah M.Si selaku ketua
Prodi Tata Rias Rias yang telah banyak membantu, mengarahkan,
iii
4. Dra. Nikmat Akhmal, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus
Dosen Penguji. Ibu Dra. Rohana Aritonang, M.Pd dan Dra. Nurhayati
Tanjung M.Pd selaku dosen penguji saya yang telah memberikan bimbingan,
arahan, motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen Tata Rias, dan staff tata usaha di lingkungan Jurusan
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Unimed.
6. Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua jurusan dan guru kosmetika Ibu
Noveni Hutasuhut S.Pd SMK N 8 Medan yang membantu dalam penelitian.
7. Ayahanda M.Situmorang dan Ibunda L.Sihotang dan sanak saudaraku yang
telah membimbing dan mendidik penulis dengan kasih sayang, memberikan
bantuan spiritual, doa, dan materi selama perkuliahan dan penyusunan skripsi.
8. Keluarga Besar Mahasiswa Tata Rias Reguler – Ekstensi 2012, terkhusus
untuk Rini, Elina, Rosida dan teman – teman yang lain.
9. Keluarga besar UK-KMK St. Martinus Unimed Ka Dewi S.R Ginting; Bg
Adi, Edi; Enzy, Graciana, Susi, Rika, Ririn, Lismauli, Yopen, Finki, Aksen,
Abilson, winda, sri agus, tiur, ligayu, pinta, ayu, peliks dll.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini. Oleh karena itu, sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan
Medan, Januari 2017 Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah... 5
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 8
A. Kerangka Teori... 8
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning ... 8
2. Model Pembelajaran Konvensional ... 18
3. Hasil Belajar Kosmetika ... 19
B. Penelitian yang Relevan ... 37
C. Kerangka Berfikir... 38
D. Hipotesis Penelitian ... 39
BAB III METODE PENELITIAN ... 41
A. Desain Penelitian ... 41
B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 42
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43
D. Prosedur Penelitian... 44
E. Insrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 47
vi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 56
B. Deskripsi Data Penelitian ... 56
C. Uji Persyaratan Analisis ... 59
D. Pembahasan Penelitian ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62
A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
DAFTAR TABEL
Tabel ... Halaman
1. Kelebihan dan kekurangan PBL ... 17
2. Desain Penelitian ... 41
3. Populasi Penelitian ... 44
4. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Kosmetika ... 47
5. Variabel Rata-rata Dan Standar Deviasi ... 52
6. Data Nilai Postes ... 57
7. Tingkat Kecenderungan ... 58
8. Uji Normalitas Data Postes ... 59
9. Uji Homogenitas Data Pretes ... 60
DAFTAR GAMBAR
Gambar ... Halaman
1. Rancangan Penelitian ... 46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar . ... 66
2. Silabus ... 68
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 79
4. Skenario Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 85
5. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 97
6. Skenario Pembelajaran Kelas Kontrol ... 119
7. Instrument Penelitian ... 128
8. Instrument Penelitian Setelah Divalidasi ... 137
9. Perhitungan Uji Validitas Tes ... 143
10.Perhitungan Tingkat Kesukaran ... 146
11.Perhitungan Daya Pembeda ... 148
12.Perhitungan Uji Reliabilitas Tes ... 150
13.Tabulasi Nilai Pretes Kelas Eksperimen ... 152
14.Tabulasi Nilai Postes Kelas Eksperimen ... 153
15.Tabulasi Nilai Pretes Kelas Kontrol... 154
16.Tabulasi Nilai Postes Kelas Kontrol ... 155
17.Tabulasi Data Nilai Siswa ... 156
18.Perhitungan Nilai Rata –Rata, Standar Deviasi, danVarians ... 157
19.Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 161
20.Uji Kecenderungan ... 165
x
22.Uji Homogenitas ... 172
23.Uji Hipotesis ... 173
24.Tabel Nilai R-Product Moment ... 175
25.Daftar Nilai Krisis Uji Liliefors ... 176
26.Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 – Z ... 177
27.Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t ... 178
28.Nilai Kritis Distribusi F ... 179
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan potensi
belajar dan kualitas sumber daya produktif. Proses belajar mengajar pada dasarnya
merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Kelancaran proses
pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik,
tenaga pendidik, kurikulum, sarana pembelajaran dan model pembelajaran yang
digunakan guru dalam proses belajar mengajar.
Lembaga pendidikan formal merupakan subsistem pendidikan nasional
yang mempunyai peranan penting dalam mengembangkan sumber daya manusia
untuk modal utama bagi pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan upaya
meningkatkan kualitas pendidikan melalui pendidikan formal. Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal tingkat menengah yang
bertujuan untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkarakter,
terampil dan terlatih untuk memasuki lapangan pekerjaan. Menurut
undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan
bahwa tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah
mempersiapkan peserta didik terutama bekerja dibidang tertentu. Selanjutnya
secara spesifikasi tujuan SMK program tata kecantikan menurut kurikulum 2009
adalah: (1) Memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional
2
dan mampu mengembangkan diri dalam bidang tata kecantikan. (3) Menjadi
tenaga tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industry. (4)
Menjadi warga Negara yang produktif, aktif, adaptif, dan kreatif.
Siswa SMK diberikan berbagai mata pelajaran yang digolongkan dalam
tiga golongan yaitu: mata pelajaran normative, adaptif dan produktif. Dari ketiga
golongan mata pelajaran tersebut, mata pelajaran produktif adalah mata pelajaran
keahlian yang berhubungan langsung dengan pengetahuan dan keterampilan siswa.
Program Keahlian Tata Kecantikan SMK memiliki mata pelajaran yang
berperan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dibidang
kecantikan seperti dasar kecantikan kulit, dasar kecantikan rambut, pemangkasan
rambut, pewarnaan rambut, pengeritingan dan pelurusan rambut, pengelolaan
usaha, penataan sanggul dan kosmetika.
Kosmetika merupakan salah satu mata pelajaran produktif pada program
kurikulum 2013 yang sudah digunakan oleh SMK Negeri 8 Medan dan dipelajari
di kelas X program keahlian tata kecantikan. Salah satu materi kosmetika adalah
mengenai kandungan kosmetika.
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan digunakan untuk
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (Badan POM RI). Pada
kenyataannya masih banyak kosmetik yang tidak layak digunakan. Berdasarkan
data Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (POM RI) pada
tahun 2014 triwulan ke III dari 3.635 produk kosmetik 1.094 (30,10 %)
diantaranya tidak layak untuk digunakan. Pada tahun 2015 triwulan ke IV dari
3
diedarkan. Salah satu penyebab tidak layak digunakan karena kandungan didalam
kosmetik tidak diizinkan untuk digunakan namun banyak juga masyarakat yang
menggunkan kosmetik tanpa izin tersebut digunakan tanpa mengetahui kandungan
yang terdapat dalam kosmetik.
Begitu juga halnya dengan siswa, materi kandungan kosmetika dianggap
sulit karena siswa susah memahami kandungan kosmetik apa dan bagaiman yang
baik digunakan sesuai dengan kondisi fisik. Hal itu disebabkan karena banyak
kandungan kosmetika yang menggunakan istilah asing sehingga sulit mengingat
nama kandungan kosmetik tersebut. Hal ini dapat dilihat dari data nilai yang
perolehan siswa tata kecantikan kelas X Program Keahlian Tata Kecantikan kulit
SMK Negeri 8 Medan.
Dari hasil observasi dengan Noveni Sari Hutapea Spd selaku guru mata
pelajaran kosmetika siswa yang hanya mampu mencapai standar KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yaitu 75 pada mata pelajaran kosmetika. Nilai siswa pada
tahun ajaran 2014/2015 dari 36 siswa yang mencapai nilai standar KKM 22 (61%)
siswa, sedangkan 14 (39%) siswa yang lain belum mancapai nilai standar KKM.
Nilai siswa pada tahun ajaran 2015/2016 dari 34 siswa yang mencapai nilai
standar KKM 23 (68%) siswa, sedangkan 11 (32%) siswa belum mencapai nilai
standar KKM.
Berdasarkan data di atas menggambarkan bahwa hasil belajar siswa
kurang maksimal. Berdasarkan observasi kegiatan belajar mengajar masih bepusat
pada guru (Teacher centered) hal itu dapat dilihat dari kurangnya sumber belajar
4
menyalin kebuku catatan mereka dan model yang digunakan masih bersifat
konvensional. Oleh karena itu guru dianggap membutuhkan model pembelajaran
inovatif yang bisa membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima
materi pembelajaran yakni yang berpusat pada siswa (leaner centered).
Problem Based Learning (PBL) dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah salah satu model pembelajaran yang
banyak diadopsi untuk menunjang pendekatan pembelajaran learner centered .
Menurut Dewey (2009) yang dikutip Trianto (2011) Pembelajaran Berbasis
Masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara
dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa
berupa bantuan dan masalah. Sedangkan system saraf otak berfungsi menafsirkan
bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai,
dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.
Pembelajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada siswa, yang
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar
mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karir.
Model pembelajaran berbasis masalah juga merupakan model pembelajaran yang
didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan
autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari
permasalahan yang nyata.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian
5
pembelajaran Problem Based Learning. Oleh karena itu penulis ingin melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning Terhadap Hasil Belajar Kosmetika Siswa Kelas X Tata Kecantikan
SMK Negeri 8 Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
permasalahan yang dapat didentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar kosmetika kelas X masih belum optimal, dengan kriteria
kelulusan minimal 75.
2. Proses pembelajaran cenderung menggunakan metode konvensional yang
dikombinasikan dengan media power point dalam pembelajaran.
3. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariasi karena
proses pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) yang
cenderung membosankan siswa.
4. Kurangnya interaksi antar siswa dan guru saat proses pembelajaran
5. Sarana yang tersedia kurang mencukupi
6. Model yang digunakan kurang bervariasi
C. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah dan keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan
sarana penunjang lainnya, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Program Keahlian Tata
6
2. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran kosmetika dengan materi
pokok kandungan kosmetika.
3. Dalam penelitian ini membahas model pembelajaran Problem Based
Learning.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar Kosmetika dengan materi kandungan kosmetika
siswa yang diajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning di
kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017 ?
2. Bagaimana hasil belajar Kosmetika dengan materi kandungan kosmetika
siswa yang diajar dengan model pembelajaran Konvensional di kelas X
Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017 ?
3. Apakah hasil belajar Kosmetika dengan materi kandungan kosmetika
siswa yang diajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning
lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran konvensional kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8
Medan Tahun Ajaran 2016/2017 ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar kosmetika siswa pada materi kandungan
7
Learning kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran
2016/2017.
2. Untuk mengetahui hasil belajar kosmetika siswa pada materi kandungan
kosmetika yang diajar dengan model pembelajaran Konvensional kelas X
Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2016/2017.
3. Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar kosmetika siswa pada materi
kandungan kosmetika dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning adalah lebih baik dibandingkan dengan model
pembelajaran Konvensional di kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8
Medan Tahun Ajaran 2016/2017.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa, diharapkan dapat membantu dan menambah wawasan dalam
materi kandungan kosmetika.
2. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai model
pembelajaran Problem Based Learnig.
3. Bagi peneliti, dapat menjadi masukan kepada peneliti sebagai calon guru
untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based Leaning dalam
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa pada materi Kandungan Kosmetika dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning diperoleh
rata-rata postes 90,08.
2. Hasil belajar siswa pada materi Kandungan Kosmetika dengan
menggunakan pembelajaran konvensional ceramah diperoleh rata-rata
postes 81,09.
3. Model pembelajaran Problem Based Learning lebih baik daripada model
pembelajaran konvensional dalam pembahasan materi kandungan
kosmetika. Hal ini ditunjukkan oleh pengujian hipotesis dimana >
( ) pada taraf signifikan α = 0,05 dengan dk = 62
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan dan uraian kesimpulan di atas, maka ada
beberapa saran yang perlu peneliti sampaikan sehubungan dengan penelitian ini,
antara lain:
1. Bagi guru kosmetika diharapkan dapat menggunakan model
pembelajaran problem based learning pada materi pokok yang sesuai
63
2. Bagi sekolah diharapkan agar model pembelajaran problem based
learning ini dapat diterapkan pada mata pelajaran lainnya pada materi
yang sesuai agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu agar
dapat menumbuhkan minat belajar siswa serta menambah variasi
belajar diskusi.
3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan judul yang
sama, disarankan untuk melakukan penelitian ini dengan mata pelajaran
yang lain dan lokasi penelitian yang berbeda serta mengembangkan
penelitian ini dengan sumber yang lebih luas agar dapat dijadikan
sebagai studi pembanding bagi guru dalam meningkatkan kualitas
64
Daftar Pustaka
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama
Amir, Taufiq. 2013.Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Asmin dan Mansyur Abil, 2014. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan
Analisis Klasik dan Modern. Medan:Larispa Indonesia
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
Daulay, Fadilah. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok
Sistem Ekresi Pada Manusia di Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 3 Binjai
Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi: FMIPA Unimed.
Dimyati dan Mujiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Pt. Rineka Cipta
Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hamdani, 2010. Strategi Belajar Mengajar. CV Pustaka Setia, Bandung
Kurniarsih Imas dan Sani Berlin. 2015. Ragam Pengembangan Model
Pembelajara. Jakarta: Kata Pena.
Kusantati, Herni Dkk. 2008. Tata Kecantikan Kulit Untuk Sekolah Menengah
Kejuruan Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah
Departemen Pendidikan Nasioal.
Muliyawan Dewi, Neti Surian. 2013. A-Z tentang kosmetik. Jakarta PT Gramedia
Prihantina, Ida. 2013. Kosmetika 1. Depok:Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Pramuniati, Isda. Dkk.2014. Pembelajaran Micro Bahasa dan Seni Kurikulum
2013. Medan: Unimed
Primadiati, Rachmi.2001. Kecantikan, Kosmetika dan Estetika. Jakarta: PT
65
Prihantina, Ida, 2013. Kosmetika 1. Depok: Kementerian Pendidikan dan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Prawendari J. Putri, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
(Pbm) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Pewarnaan
Rambut Artistik. Skripsi: FT Universitas Surabaya.
Rusman, 2011. Model – Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Rostamailis, 2005. Penggunaan Kosmetik, Dasar Kecantikan dan Berbusana
yang Serasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta :
Rineka Cipta.
Silitonga, P.M. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit FMIPA
Universitas Negeri Medan
Sudjana. 2012. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
Sumarmi.2012. Model-model Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: AM Publising
Tarigan, Christine Ulina, 2013. Analisis Pemanfaatan Modul Pembelajaran
Pengetahuan Kosmetika Kecantikan Dengan Menerapkan Strategi
Belajar Mandiri Pada Siswa Kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1
Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi: FT Unimed.
Tranggono, R.I.S, 2014. Buku Pegengan Dasar Kosmetologi. Jakarta : CV Agung
Seto
Trianto, 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta :
Kencana
Sumber Internet
1. http://repository.uin-suska.ac.id/1334/1/2011_2011167.pdf diakses tanggal 20
Juni 2016
2. http://www.pom.go.id/ppid/rar/2016/rtw2015-IV.pdf diakses tanggal 04 Juni
2016