HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKUKONSUMTIF
Perasaan bersahabat merupakan ciri khas dan sifat interaksi remaja dalam kelompoknya. Masuknya remaja dalam suatu kelompok tertentu dan memaksanya untuk mengikuti aturan-aturan dalam kelompoknya. Sehingga timbullah konformitas karena seorang remaja tidak mau dianggap menyimpang dari kelompoknya. Apabila dalam kelompok ada kebiasaan dalam
perilaku konsumtif didasarkan atas konform, atau agar terlihat kompak seperti memakai pakaian yang sama serta memakai aksesoris yang sama, maka hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat konformitasnya tinggi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan perilaku konsumtif pada remaja.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif sedangkan jenis penelitian bersifat korelasional. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas satu SMA Islam
status ”Disamakan” Malang yang berjumlah 130 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Purposive Sampling. Jenis data yang digunakan data interval dengan metode instrumentasi pengumpulan data berupa skala. Skala yang digunakan adalah skala konformitas dan skala perilaku konsumtif. Sedangkan analisa data yang digunakan yaitu analisa korelasi menggunakan uji korelasi Product Moment.
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa ada korelasi positif yang sangat signifikan antara konfomitas dengan perilaku konsumtif (r = 0,271, p = 0.002), yang artinya semakin tinggi konformitas maka semakin tinggi pula perilaku konsumtif pada remaja dan sebaliknya semakin rendah konformitas maka semakin rendah pula perilaku konsumtif pada remaja. Sumbangan efektif konformitas terhadap perilaku konsumtif sebesar 7,3 %, sedangkan sebesar 92,7% dipengaruhi oleh faktor lain
Abstract
Friendly feeling is characteristic of adolescents and the nature of interaction within the group. The entry of young people in a specific group and force it to follow the rules in the group. So that conformity arises because a teenager does not want to be considered to deviate from his group. If the group is in the habit of the consumer behavior is based on conformity, or to make it look compact like wearing the same clothes and wear the same accessories, then this could be said that high-level konformitasnya. Therefore, researchers are interested to know the
relationship between conformity with the consumer behavior in adolescents.
analysis using product moment correlation test.