• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Penggunaan Koleksi Literatur Anak Pada Badan Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Evaluasi Penggunaan Koleksi Literatur Anak Pada Badan Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENGGUNAAN KOLEKSI LITERATUR ANAK PADA BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SUMATERA UTARA

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang

Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Oleh

NIKMAH SAHARA HARAHAP 080709007

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA

(2)

ABSTRAK

Harahap, Nikmah Sahara 2014. Evaluasi Penggunaan Koleksi Literatur Anak Pada Badan Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara. Medan : Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Latar belakang penelitian ini dilakukan karena perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat sehingga semakin mendorong manusia selalu ingin tahu tentang suatu hal yang dapat memeperluas wawasannya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan koleksi literatur anak pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Dengan menggunakan kuesioner kepada pengguna koleksi literatur anak. Metode Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 61 responden dan studi kepustakawanan.

Berdasarkan hasil kuesioner pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara, pengguna memiliki antusias yang tinggi dalam artian cukup baik untuk menggunakan bahan koleksi literatur anak terutama untuk baca ditempat. Akan Tetapi tingkat peminjaman dan Tingkat penggunaan dari bahan Koleksi literatur anak Masih rendah. Pustakawan juga kurang maksimal dalam memberikan pelayanan kepada pengguna.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Penggunaan Koleksi Literatur Anak Pada Badan Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara” Skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) dalam bidang Ilmu Perpustakaan pada Fakultas Ilmu Budaya.

Peneliti juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan dukungan baik dari segi apapun serta doa yang selalu menyertai hingga terselesaikannya skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu keberhasilan penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya.

3. Ibu Dra. Hj. Eva Rabita, M.Hum selaku Dosen pembimbing I, dimana beliau telah banyak memberikan bimbingan. Rasa penghormatan dan terima kasih atas waktu, dukungan, petunjuk dan nasehatnya kepada penulis.

4. Bapak Ishak, SS, M.Hum selaku Dosen Pembimbing II, dimana beliau juga telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk serta nasehat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu dan membimbing penulis selama menjadi mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informasi

(4)

7. Seluruh Pustakawan dan Staff pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Daerah Sumatera Utara yang telah memberikan izin, bantuan informasi dan data selama penulis melakukan penelitian

8. Kepada kedua Orangtua Penulis alm. H. Zulkarnain Harahap dan Hj, Ismah Nasution atas restu dan doanya dan juga Adik-adik Penulis Habibi Harahap dan Damai yanti Harahap untuk dukungannya selama ini.

9. Abangda Yudi Purnomo selaku staf Administrasi Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang memberikan informasi dan bantuan kepada penulis.

10. Sahabat-sahabat penulis: Hildia Matondang, Isva AC , Kania sefrita, Rita Soraya, Rita Zaitun, Uli Wahyuni, Mutya Desnawati, Hafny Lisanti, Putri Sosanti Sembiring, Rizky Eka

Septianingsih, Sri Dewi yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis sampai

penelitian ini selesai.

11. Semua teman-teman angkatan 2008 di Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis

12. Spesial kepada Chairul Barry atas waktu, dukungan dan doanya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Penelitian ini

Akhir kata, penulis juga menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan ini. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya, terima kasih.

Medan, Oktober 2014 Penulis

(5)

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 4

Bab II Kajian Teori 2.1 Perpustakaan Umum ... 5

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum ... 6

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum ... 7

2.2 Penggunaan Koleksi ... 8

2.2.2 Tujuan Penggunaan Koleksi Anak ... 9

2.3 Tingkat Penggunaan Koleksi Anak ... 9

2.4 Pengertian Evaluasi ... 10

2.4.1 Evaluasi Koleksi ... 11

2.4.2 Tujuan Evaluasi Koleksi ... 12

2.4.3 Teknik Evaluasi Koleksi ... 13

2.5 Layanan Anak ... 17

2.5.1 Tujuan Layanan Anak ... 18

2.5.2 Fungsi Layanan Anak ... 19

2.5.3 Jenis – Jenis Layanan Anak ... 19

2.6 Kategori Anak ... 20

Bab III Metode Penelitian 3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Lokasi Penelitian ... 21

3.3 Populasi dan Sampel ... 21

3.3.1 Populasi ... 21

3.3.2 Sampel ... 21

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 23

3.6 Instrumen Penelitian ... 23

3.7 Kisi – Kisi Kuesioner ... 24

(6)

Bab IV Hasil dan Pembahasan

4.1 Pengumpulan Data ... 25

4.2 Analisis Data ... 25

4.2.1 Keberadaan Jenis Koleksi Bacaan Anak ... 25

4.2.2 Kesesuaian Kebutuhan Koleksi Bacaan Anak ... 26

4.2.3 Kecocokan Koleksi yang dipinjam dengan Kebutuhan ... 26

4.2.4 Kondisi Fisik Bahan Bacaan Anak Pada BPAD Sumut ... 27

4.2.5 Tujuan Penggunaan Bahan Bacaan Anak ... 28

4.2.6 Frekuensi Peminjaman Buku Bacaan Anak ... 29

4.2.7 Lama Penggunaan Bahan Bacaan Anak ... 30

4.2.8 Kesesuaian Cakupan Isi dengan Kebutuhan Pengguna ... 30

4.2.9 Koleksi Bergambar ... 31

4.2.10 Bantuan Pustakawan ... 32

4.2.11 Ketersediaan Koleksi Bacaan Anak ... 33

4.2.12 Bimbingan Pemilihan Buku Untuk Meningkatkan Minat Baca ... 33

4.2.13 Koleksi Buku Sekolah ... 34

4.2.14 Koleksi Buku Pelajaran ... 35

4.2.15 Kemutakhiran Perpustakaan ... 35

Bab V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan ... 37

(7)

Daftar Tabel

Tabel.1 Keberadaan Jenis Koleksi Bacaan Anak ... 25

Tabel.2 Kesesuaian Kebutuhan Koleksi Bacaan Anak ... 26

Tabel.3 Kecocokan Koleksi yang dipinjam dengan Kebutuhan ... 26

Tabel.4 Kondisi Fisik Bahan Bacaan Anak Pada BPAD Sumut ... 27

Tabel.5 Tujuan Penggunaan Bahan Bacaan Anak ... 28

Tabel.6 Frekuensi Peminjaman Buku Bacaan Anak ... 29

Tabel.7 Lama Penggunaan Bahan Bacaan Anak ... 30

Tabel.8 Kesesuaian Cakupan Isi dengan Kebutuhan Pengguna ... 30

Tabel.9 Koleksi Bergambar ... 31

Tabel.10 Bantuan Pustakawan ... 32

Tabel.11 Ketersediaan Koleksi Bacaan Anak ... 33

Tabel.12 Bimbingan Pemilihan Buku Untuk Meningkatkan Minat Baca ... 33

Tabel.13 Koleksi Buku Sekolah ... 34

Tabel.14 Koleksi Buku Pelajaran ... 35

(8)

ABSTRAK

Harahap, Nikmah Sahara 2014. Evaluasi Penggunaan Koleksi Literatur Anak Pada Badan Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara. Medan : Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Latar belakang penelitian ini dilakukan karena perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat sehingga semakin mendorong manusia selalu ingin tahu tentang suatu hal yang dapat memeperluas wawasannya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan koleksi literatur anak pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Dengan menggunakan kuesioner kepada pengguna koleksi literatur anak. Metode Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 61 responden dan studi kepustakawanan.

Berdasarkan hasil kuesioner pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara, pengguna memiliki antusias yang tinggi dalam artian cukup baik untuk menggunakan bahan koleksi literatur anak terutama untuk baca ditempat. Akan Tetapi tingkat peminjaman dan Tingkat penggunaan dari bahan Koleksi literatur anak Masih rendah. Pustakawan juga kurang maksimal dalam memberikan pelayanan kepada pengguna.

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini informasi telah menjadi kebutuhan primer masyarakat dan mendapat tempat penting dalam aktivitas masyarakat sehari-hari. Dosen pengajar membutuhkan informasi untuk bahan mengajar, mahasiswa membutuhkan informasi untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan tenaga pendidik, dan staf atau pegawai membutuhkan informasi untuk menunjang pekerjaannya dan juga anak-anak membutuhkan informasi untuk menambah pengetahuan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan makin meningkatnya penyebaran informasi mendorong manusia selalu ingin tahu tentang suatu hal yang dapat memperluas wawasannya. Kebutuhan informasi seseorang menjadi meningkat apabila ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap suatu hal. Rasa ingin tahu yang tinggi tersebut khususnya timbul pada masa-masaremaja khususnya anak-anak dimana mereka membutuhkan masukan-masukan dari luar dirinya. Mereka membutuhkan informasi bukan hanya informasi tentang ilmu pengetahuan tetapi juga membutuhkan informasi lain dan yang terbaru yang berhubungan dengan kehidupan dalam masyarakat, lingkungan (keluarga) maupun dalam kehidupan individualnya seperti kesehatan, religi, dan pola berfikir.

Dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan tingkah laku sebagai hasil pengetahuannya berinteraksi dengan lingkungannya sehingga tingkah laku berkembang. Menurut Catharina Tri Anni dalam buku Psikologi Belajar (2004:2) menyatakan bahwa belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting didalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi manusia.

(10)

Untuk memenuhi kebutuhan informasi para pengguna perpustakaan, maka pustakawan harus mampu menilai kondisi pemakainya. Hal itu dapat dilihat dari tingkat pendidikan, mata pencaharian, usia rata-rata, jenis kelamin, agama, dan budayanya.

Evaluasi keterpakaian koleksi juga penting untuk menjaga kualitas pelayanan perpustakaan terhadap pengguna. Hal tersebut menunjukan bahwa perbaikan koleksi perpustakaan juga akan meningkatkan image pustakawan dan perpustakaan terhadap penggunanya.

Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara adalah Perpustakaan Daerah yang ada di Provinsi Sumatera Utara dan mempunyai tugas melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan tingkat usia, tingkat sosial, tingkat pendidikan dan lain-lain.

BPAD Provinsi Sumatera Utara mempunyai bermacam-macam koleksi. Salah satu dari koleksi yang dimiliki perpustakaan adalah koleksi anak. Jumlah koleksi anak yang dimiliki oleh BPAD Provinsi Sumatera Utara sampai Desember 2013 adalah 3780 judul dengan jumlah eksemplar 11.208.

Jumlah koleksi literatur anak yang terdapat pada BPAD jumlahnya sangat banyak, dari obsevasi awal penulis ditemukan ada beberapa koleksi literatur yang kurang diminati untuk dimanfaatkan oleh pengguna, contohnya pada koleksi kelas 600 dari 147 judul dengan jumlah eksemplar sebanyak 355 yang dimanfaatkan hanya ±37 judul buku per hari. Hal ini dapat dilihat pada slip pengembalian koleksi yang terdapat pada belakang buku tidak ada stempel pengembalian, tampak ada ketidaksesuaian antara koleksi anak yang dimiliki perpustakaan terhadap pengguna. Evaluasi keterpakaian koleksi sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pengguna.

(11)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang timbul dapat dirumuskan peneliti adalah Bagaimana tingkat penggunaan literatur anak di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat penggunaan literatur anak di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui koleksi anakmana yang paling banyak digunakan oleh pengguna pada BPAD Provinsi Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui koleksi anak mana yang jarang digunakan oleh pengguna pada BPAD Provinsi Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah :

(1) Bagi Institusi : yaitu Sebagai bahan evaluasi awal terhadap keterpakaian koleksi anak di BPAD Provinsi Sumatera Utara dan memberikan gambaran kepada perpustakaan mengenai keterpakaian koleksi literatur anak sehingga akhirnya menjadi bahan masukan bagi perpustakaan dalam kegiatan pengembangan koleksi.

(2) Bagi Pembaca : yaitu sebagai bahan referensi untuk membahas masalah penelitian yang sama dan menambah pengetahuan pembaca mengenai keterpakaian koleksi.

(3) Bagi Penulis : Sebagai pengayaan wawasan bidang ilmu perpustakaan dan informasi bidang pengembangan koleksi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

(12)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang dibiayai oleh dana umum dan diperuntukkan bagi siapa saja (masyarakat umum) tanpa adanya diskriminasi.

Dalam UU Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, Bab 1 pasal 1, dinyatakan bahwa “perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial-ekonomi.”

Menurut Sutarno (2003 : 32) perpustakaan umum adalah :

Lembaga pendidikan yang sangat demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya

Sedangkan pendapat lain mengemukakan bahwa “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang seluruh atau sebagian dananya disediakan oleh masyarakat dan pengggunaanya tidak terbatas pada kelompok orang tertentu.” (Yusuf, 1996 : 17)

Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000 : 4), dikemukaan bahwa “perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan di pemukiman penduduk (kota atau desa) diperuntukkan bagi semua lapisan dan golongan masyarakat penduduk pemukiman tersebut untuk melayani kebutuhannya akan informasi dan bahan bacaan.”

(13)

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Sebagai suatu organisasi, perpustakaan umum memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam jangka tertentu. Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, perpustakaan harus mampu menyusun berbagai program yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan perpustakaan.

Pada tahun 1972 UNESCO mengeluarkan Manifesto Perpustakaan Umum yang menyatakan bahwa perpustakaan umum harus terbuka bagi semua orang tanpa membedakan warna kulit, jenis kelamin, usia, kepercayaan dan ras. Tujuan perpustakaan umum dalam manifesto UNESCO yang dikutip oleh Jonner Hasugian (2009 : 77) dinyatakan :

1. Memberikan kesempatan bagi masyarakat umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.

2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat,terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bahan pustaka.

4. Bertindak sebagai agen cultural artinya Perpustakaan Umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Gill (2010 : 2), tujuan didirikannya perpustakaan umum adalah : to provide resources and services in a variety of media to meet the needs of individuals and groups for education, information and personal development including recreation and leisure

Pendapat di atas dapat diartikan bahwa tujuan didirikannya perpustakaan umum adalah untuk menyediakan literatur dan layanan dalam berbagai media untuk memenuhi kebutuhan individu dan kelompok dalam berbagai bidang, seperti bidang pendidikan, informasi dan pengembangan diri.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah memberikan kesempatan bagi masyarakat umum untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhan baik secara individu dan kelompok dalam berbagai bidang seperti pendidikan, informasi, dan pengembangan diri.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum

(14)

mencari informasi atau sekedar mendapatkan hiburan. Salah satu fungsi perpustakaan adalah mencerdaskan kehidupan masyarakat. Upaya-upaya pengelola perpustakaan agar masyarakat gemar membaca dan mau mengunjungi perpustakaan patut dihargai. Dengan semakin banyaknya pengguna/masyarakat yang mengunjungi dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di perpustakaan, mengindikasikan bahwa perpustakaan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.

Dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000 : 6) dijabarkan fungsi perpustakaan umum sebagai berikut :

1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan. 2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan.

3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka. 4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.

5. Pendayagunaan koleksi.

6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat. 7. Pemasyarakatan perpustakaan.

8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan. 9. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah.

10. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan bersama koleksi dan sarana/prasarana.

11. Pengolahan dan ketata-usahaan perpustakaan.

Fungsi perpustakaan dari masa kemasa mungkin saja mengalami perubahan dan perkembangan, namun pada dasarnya fungsi perpustakaan dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Fungsi Edukatif

Perpustakaan berfungsi sebagai tempat untuk belajar secara mandiri, di situ pengguna dapat mencari bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menambah ilmu dan wawasan. Siapapun dapat belajar di perpustakaan dengan mengikuti tata cara dan prosedur yang berlaku di perpustakaan tersebut. Dengan fungsi edukatif ini, perpustakaan membantu pemerintah, dalam program gemar membaca dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan belajar sepanjang hayat.

2. Fungsi Informatif

Perpustakaan mempunyai fungsi informatif, artinya informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dapat dicari di perpustakaan.

Jenis informasi yang akan di dapat tergantung jenis perpustakaannya, apakah itu perpustakaan perguruan tinggi perpustakaan khusus dan perpustakaan sekolah (informasinya biasanya bersifat ilmiah dan semi ilmiah ada juga yang non ilmiah/populer) ataupun perpustakaan Nasional dan perpustakaan umum (informasinya lebih beragam, dari yang populer hingga yang bersifat ilmiah).

3. Fungsi Kultural

(15)

Di perpustakaan juga tersimpan koleksi hasil karya budaya manusia dari masa-ke masa, yang dapat dijadikan rujukan untuk mempelajari sejarah peradaban manusia. 4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan mempunyai fungsi rekreasi artinya, pengguna dapat mencari koleksiyang bersifat populer dan menghibur. Disamping itu, pengguna dapat menggunakan media audio visual serta koran yang disediakan di perpustakaan tersebut. Untuk beberapa perpustakaan, ada yang menyediakan taman dan mendekorasi ruang perpustakaan menjadi tempat yang nyaman dan, toko buku, warnet sampai mini market. (Yusuf, 1996 : 21)

Dari kedua uraian di atas dapat dikemukakan bahwa perpustakaan umum mempunyai fungsi edukatif, informatif, kultural, dan rekreasi, referensi, preservasi dan konservasi, dan riset. 2.2Penggunaan Koleksi

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online kata pakai berarti “mempergunakan”. Jadi keterpakaian koleksi adalah mempergunakan koleksi perpustakaan baik berupa buku maupun non buku untuk selanjutnya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Kebutuhan pengguna perpustakaan akan informasi berbeda-beda (beragam) sesuai dengan latar belakang informasi, antara lain untuk meningkatkan pengetahuan, mengetahui perkembangan baru tentang ilmu pengetahuan, mendukung proses belajar-mengajar sarana hiburan dan lainya. Beragam latar belakang tersebut menyebabkan perbedaan dan tingkat keterpakaian sebuah koleksi.

Menurut Lasa HS (2005: 317) bahwa pemanfaatan koleksi seperti banyaknya peminjam dan jumlah koleksi yang dipinjam biasanya digunakan sebagai salah satu unsur untuk mengetahui efektifitas suatu perpustakaan.

Sesuai dengan teori di atas maka keterpakaian koleksi dalam penelitian ini adalah diukur dari koleksi buku yang dipinjam.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa penggunaan koleksi merupakan salah satu unsur untuk mengetahui apakah koleksi yang dimiliki oleh suatu perpustakaan termanfaatkan secara efektif.

2.2.2Tujuan Pengunaan Koleksi Anak

(16)

dari pengalaman dan prinsip hidup. Koleksi yang baik tidak melupakan unsur-unsur kenikmatan, kesenangan serta sentuhan emosi, emosi yang di peroleh pembacanya ketika membaca karya tersebut. Selain itu karya yang baik merupakan pengendapan, wawasan, penelitian, dan ketrampilan pengarang yang berhubungan dengan cara-cara penulisan untuk anak.

2.3Tingkat Penggunaan Koleksi Anak

Menurut pendapat Murti (2004: 18-19) tingkat penggunaan koleksi ditentukan berdasarkan usia dari anak yang menggunakan koleksi antara lain :

1). Anak umur 0-2 tahun, buku untuk anak usia ini terbuat dari bahan yang tidak mudah robek, aman, jumlah halaman tidak lebih dari 10 halaman, buku dengan ilustrasi berwarna berani dan berbentuk jelas, serta cerita atau rangkaian kata yang

memancing interaksi. Untuk melatih indra penglihatan dan pendengaran, serta memperkenalkan buku sebagai media interaksi antara orangtua dan anak.

2). Anak umur 2-3 tahun, buku dengan ilustrasi cerdas dan jenaka serta rangkaian kata yang dapat diucapkan bersama untuk mulai mengajak mereka berpikir kreatif. Jenis cerita yang disukai adalah cerita yang memperkenalkan tentang benda dan binatang di sekitar rumah, misalnya: sepatu, kucing, anjing, bola dan sebagainya. Memilih bahan bacaan tentang tokoh atau peran yang karakternya secara kontras berbeda. Hal ini untuk melatih mengidentifikasi aneka perasaan yang berbeda yang dirasakan oleh tokoh yang satu dengan yang lainnya. Sebaiknya lembaran buku terbuat dari bahan yang tidak mudah lecek atau rusak.

3). Anak umur 3-5 tahun, pilih buku yang mengandung pilihan kata yang cerdas dan kreatif serta ilustrasi yang menggugah imajinasi.

Buku-buku yang memperkenalkan huruf akan menarik perhatiannya, misal huruf-huruf yang bisa membentuk nama orang, nama binatang dan nama buah yang ada dalam cerita. Mengenal angka angka dan hitungan yang dijalin dalam cerita, misal jam berapa si tokoh bangun, ke sekolah, dan lain-lain. Menyediakan buku dengan tema permainan (misalnya puzzle), dan menyediakan literatur yang menekankan pada bacaan yang sifatnya menghibur yang memuat pesan moral. Buku bacaan yang sudah umum dengan tokoh yang sudah populer untuk cerita anak misalnya, si kancil, menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi atau gambar tentang adanya aneka peran, dan pekerjaan atau fungsi benda.

4). Anak umur 5-7 tahun, pilih buku dengan tema yang unik serta tokoh yang menarik. Pada usia ini mereka mulai mengembangkan daya fantasinya, mereka sudah dapat menerima adanya benda atau binatang yang dapat berbicara. Cerita si Kancil atau cerita rakyat lainnya bisa mulai diberikan. Bila ceritanya panjang, lebih baik agak disederhanakan. Selain itu, anak-anak cenderung sudah mampu menikmati cerita yang menunjuk karakter sama dengan karakter pada umumnya. Menyediakan bacaan-bacaan cerita ringan, yang memuat cerita konflik dan solusinya ,misalnya kisah anak yang mampu mengatasi kesulitan hidupnya dalam keluarga.

(17)

juga cerita humor. Selain itu, menyediakan bacaan yang melukiskan anak mampu mengatasi ketegangan seperti cerita anak korban bencana alam dan juga dengan tema kemandirian seperti kisah Nabi Muhammad sewaktu kecil.

6). Anak usia 10-13 tahun, pada usia ini anak-anak sudah mandiri membaca buku,mulai menyadari emosi dan gagasannya sendiri, haus mengenal wawasan baru dan perlu memperkaya kosa kata dan gaya berbahasanya. Di usia ini, dapat memperkenalkannya pada buku tanpa gambar atau bergambar sedikit, agar ia dapat menggunakan imajinasinya untuk melihat dunia yang diceritakan oleh buku tersebut. Pada umumnya menyukai cerita dari jenis mitologi, legenda, dan fiksi ilmiah serta humor. Cerita yang diadaptasi dari biografi pun bagus untuk didongengkan pada anak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan tingkat penggunaan koleksi anak berbeda di setiap usia anak disesuaikan dengan keadaan dari pola pikir pada masing – masing anak.

2.4 PengertianEvaluasi

Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penafsiran (Echols dan Shadily, 2000: 220). Banyak definisi evaluasi yang dapat diperoleh dari buku-buku yang ditulis oleh ahlinya, antara lain definisi evaluasi menurut Tyler dalam Tayibnapis (2000: 3) evaluasi adalah proses yang menentukan sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai. Menurut Maclcolm dalam Tayipnapis (2000: 3) evaluasi sebagai perbedaan apa yang ada dengan suatu standar untuk mengetahui apakah ada selisih. Menurut Stufflebeam dalam Tayibnapis (2000: 14) “evaluasi sebagai suatu proses menggambarkan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan”.

Beberapa pendapat para ahli mengenai evaluasi dapat diuraikan sebagai berikut:

Menurut Umar (2002: 36)“evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan–harapan yang ingin diperoleh”.

(18)

Dari pendapat diatas evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

2.4.1 Evaluasi Koleksi

Evaluasi koleksi merupakan salah satu kegiatan yang cukup penting dalam meningkatkan kualitas suatu perpustakaan. Menurut Lasa HS (2001: 9) evaluasi adalah proses monitoring terhadap implementasi strategis dalam mengambil tindakan perbaikan agar kinerja organisasi itu sesuai dengan rencana strategis. Evaluasi merupakan salah satu dari tiga kegiatan dalam sistem menejemen strategis. Dua kegiatan lainnya adalah perencanaan dan implementasi.

Menurut Mosher dalam Hardi (2005: 30) keuntungan yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan evaluasi koleksi antara lain

1. Mengetahui cakupan, kedalaman dan kelengkapan koleksi; 2. Membantu perencanaan pengembangan koleksi;

3. Membantu pengambilan keputusan kebijakan pengembangan koleksi; 4. Mengukur efektifitas kebijakan pengembangan koleksi;

5. Menentukan kualitas koleksi;

6. Meningkatkan kualitas koleksi dengan mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada.

Dalam kegiatan evaluasi koleksi ada beberapa langkah yang harus dilakukan: 1. Menentukan standar maupun ukuran, sasaran, tujuan atau hasil yang akan dicapai. 2. Mengukur dan mencatat kinerja yang telah dicapai.

3. Mengadakan perbandingan antara rencana strategi dengan hasil kinerja yang telah dicapai.

4. Melakukan tindakan koreksi.

5. Terus menerus berusaha untuk memperoleh umpan balik faktor internal dan eksternal (Lasa HS, 2001: 9).

Dari beberapa pendapat tentang evaluasi di atas, dapat dipahami bahwa evaluasi merupakan suatu proses kegiatan untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan suatu alat ukur tertentu dalam membantu memberikan informasi yang dibutuhkan bagi pengambilan keputusan.

(19)

menggunakan kriteria tertentu, guna dapat dianalisis dan ditarik kesimpulan untuk mengetahui bagaimana keterpakaian koleksi literatur anak di Badan Perpustakaan, Arsip, Dokumentasi Propinsi Sumatera Utara.

2.4.2 Tujuan Evaluasi Koleksi

Tujuan evaluasi koleksi dapat dibagi menjadi dua kategori luas, yaitu alasan internal dan alasan eksternal.

1. Alasan Internal

Evaluasi koleksi bagi internal dapat dilakukan untuk memberikan informasi tentang kebutuhan pengembangan koleksi.

Pertanyaan yang dapat dijawab seperti: cakupan subjek koleksi, kedalaman koleksi, bidang koleksi yang kuat dan lemah, masalah yang ada dalam program dan kebijakan pengembangan koleksi.Selain itu evaluasi koleksi untuk internal dapat memberikan informasi bagi kebutuhan anggaran, misalnya anggaran untuk memperkuat koleksi yang lemah dan memelihara koleksi yang sudah kuat.

2. Alasan Eksternal

Alasan eksternal evaluasi koleksi antara lain: 1) kebutuhan institusi lokal

2) kebutuhan di luar organisasi.

Menurut stufflebeam dalam worthen dan sanders (1979 : 129) evaluasi adalah : process of delineating, obtaining and providing useful information for judging decision alternatives. Tujuan evaluasi koleksi terdiri dari beberapa unsur yang terdapat antara lain : adanya sebuah proses (process) perolehan (obtaining), penggambaran (delineating), penyediaan (providing) informasi yang berguna (useful information) dan alternatif keputusan (decision alternatives).

(20)

pengambil kebijakan (decision maker) untuk memutuskan apakah akan melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan sebuah kegiatan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat diketahui bahwa evaluasi koleksi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi agar dapat diambil keputusan untuk mengembangkan koleksi dari sebuah perpustakaan.

2.3.3 Teknik Evaluasi Koleksi

Teknik evaluasi koleksi merupakan cara dalam melakukan evaluasi koleksi.

Menurut Evans(2000) menyebutkan ada lima pendekatan terhadap evaluasi koleksi yaitu: Penyusunan statistik koleksi yang dimiliki, Pengecekan pada daftar standar seperti katalog dan bibliografi, Pengumpulan pendapat pengguna, pengujian koleksi secara langsung dan penerapan standar yang melibatkan kegunaan-kegunaan metode-metode yang telah disebutkan di atas.

Yulia (1999: 8) menegaskan ada lima cara melakukan evaluasi kolesi yaitu:

1. Membandingkan koleksi dengan senarai standart yang diterbitkan. Misalnya catalog dan daftar standar seperti daftar-daftar terbitan American Library Associations (ALA) : Book for colege Libraries, Public Library catalog dan sebagainya;

2. Membandingkan koleksi perpustakaan dengan koleksi perpustakaan sejenis yang besar. Misalnya dengan membandingkan data statistik untuk ukuran koleksi, pertambahan koleksi;

3. Melakukan kajian beberapa banyak koleksi yang digunakan;

4. Memeriksa koleksi dengan bantuan pakar pada subyek yang bersangkutan. Misalnya ahli geologi diminta membandingkan koleksi perpustakaan dengan daftar buku geologi yang dianggap baku maupun klasik;

5. Mengumpulkan pendapat pemakai. Misalnya mengedarkan angket kepada pengunjung mengenai koleksi perpustakaan, hasilnya dapat diketahui apa yang diinginkan dan apa yang masih kurang.

Pedoman untuk mengevaluasi koleksi juga dikeluarkan oleh American Library

Association (ALA’s Guide to the Library Collections) yang membagi metode kedalam

ukuran-ukuran terpusat pada koleksi dan ukuran-ukuran-ukuran-ukuran terpusat pada penggunaan (Evans, 2000).

Dalam metode terpusat pada koleksi ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu pencocokan terhadap daftar tertentu, penilaian dari pakar, perbandingan data statistik, dan perbandingan pada berbagai standar koleksi.

Menurut Sudjana (2006: 4)

(21)

melakukan analisis sitasi, melakukan kajian penggunaan di tempat (ruang baca) dan memeriksa ketersediaan koleksi di rak”.

1. Metode evaluasi Terpusat Pada Koleksi

Sudjana (2006: 7) mengemukakan metode evaluasi terpusat pada koleksi memiliki beberapa cara antara lain:

a) Pencocokan Terhadap Daftar Tertentu

Metode ini merupakan metode lama dan pelaksanaannya penggunaan metode ini bisa dilakukan sendiri maupun dikombinasikan dengan metode yang lain. Caranya dengan mencocokan antara koleksi yang dimiliki perpustakaan dengan bibliografi standar. Hasilnya berupa prosentase. Semakin tinggi prosentase kecocokan antara koleksi dengan bibliografi standar untuk subyek tertentu, semakin baik.

b) Penilaian Pakar

Metode ini berfokus pada penelitian terhadap kualitas seperti kedalaman koleksi, kegunaanya terkait dengan kurikulum atau penelitian, serta kelemahan dan kekuatan koleksi. Metode ini melakukan peninjauan terhadap keseluruhan koleksi oleh pakar dengan menggunakan daftar penggerakan (shelf list).

c) Perbandingan Data Statistik

Metode ini digunakan dengan membandingkan jumlah koleksi di Perpustakaan dengan perpustakaan lain. Perbandingan antar perpustakaan menghasilkan data yang terbatas untuk evaluasi karena adanya perbedaan tujuan, program, dan jenis layanan.

d) Perbandingan dengan Berbagai Standar Koleksi

Pada metode evaluasi ini dilakukan dengan membandingkan sebuah perpustakaan dengan standar yang memuat semua aspek dari perpustakaan, termasuk mengenai koleksi. Standar tersebut ada yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan ada pula yang menggunakan pendekatan kualitatif.

2. Metode Evaluasi Terpusat pada Penggunaan

Metode evaluasi selanjutnya menurut sudjana (2006: 18) adalah : a. Kajian Sirkulasi

(22)

Metode ini digunakan penulis untuk melakukan evaluasi keterpakaian literatur anak di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara. Data primer yang dikaji adalah data statistik peminjaman untuk mengkaji masyarakat pemakai dan informasi apa yang diinginkan.

b. Pendapat Pengguna

Metode evaluasi koleksi dilakukan dengan meminta pendapat pengguna, baik pengguna potensial maupun pengguna aktual. Populasi pengguna harus acak agar semua unsur terwakili. Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, khususnya apabila melakukan evaluasi koleksi dengan teknik ini, yaitu keobjektifan pengguna dalam memberikan jawaban, sistem temu kembali informasi dan masalah promosi perpustakaan. Menurut Sudjana (2006: 7) penentuan pertanyaan yang tepat akan menghasilkan kesimpulan yang akurat. Analisis komunitas pembaca melalui survai bisa dilakukan sehingga keputusan bahan pustaka tertentu harus dipilih dan bahan lainya tidak semata-mata karena pertimbangan yang melibatkan partisipasi pengguna.

c. Statistik Pinjam Antar Perpustakaan

Penggunaan metode evaluasi ini, melihat data statistik pinjam antar perpustakaan yang hanya dapat dilakukan untuk perpustakaan yang mempunyai layanan pinjam antar perpustakaan. Menurut Sudjana (2006: 8) metode ini dapat digunakan untuk menganalisis beberapa hal diantaranya adalah: untuk menggali pendapat mengapa perpustakaan lebih memilih pinjam di Perpustakaan lain, keramahan dalam pelayanan, kenyamanan ruang perpustakaan, kemudahan dalam menemukan buku, kedekatan dengan tempat tinggal, dan hal lain yang berhubungan dengan kecukupan koleksi.

d. Analisis Sitiran

Menurut Lasa (2001: 4) analisis sitiran merupakan bentuk kajian terhadap sejumlah rujukan yang terdapat pada karya tulis ilmiah. Dengan sistem ini dapat diperoleh gambaran adanya hubungan antara sebagian atau seluruh dokumen yang disitir dengan dokumen atau karya tulis yang menyitir.

e. Kajian Penggunaan di Tempat

(23)

Kajian dapat dilakukan dengan cara menghitung buku dan jurnal yang ada di meja baca setelah selesai dibaca pengguna.

f. Ketersediaan Koleksi di Rak

Metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa tinggi bahan pustaka yang dicari pengguna tersedia di rak koleksi. Metode ini dilakukan dengan cara seperti yang dilakukan untuk kajianpenggunaan koleksi di tempat, hanya waktu pelaksanaan yang berbeda, yaitu dilaksanakan terus-menerus sepanjang tahun. Apabila hasil evaluasi prosentasenya tinggi berarti koleksi yang disediakan sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Bila prosentase penemuan rendah berarti ada dua kemingkinan, yaitu pertama perpustakaan memiliki koleksi tersebut tapi sedang dipinjam atau dibaca pengguna. Kemungkinan yang kedua adalah bahan pustaka yang dicari memang tidak dimiliki (Sujana, 2006: 10).

Untuk pengumpulan data ini diperlukan petugas khusus untuk melakukannya. Cara pengumpulan data bisa dilakukan seperti yang dilakukan untuk kajian di tempat. Namun untuk mendapatkan judul-judul bahan pustaka yang banyak diperlukan tetapi belum tersedia di rak, bisa dilakukan secara terus-menerus sepanjang tahun. Pengguna diminta untuk menuliskan judul tersebut pada sehelai daftar isian yang akan dikaji oleh pustakawan pengembangan koleksi untuk keputusan pembelianya.

Dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa cara atau teknik dalam melakukan evaluasi koleksi sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari pengguna perpustakaan.

2.5 Layanan Anak

Menurut Darmono (2001: 134), “Layanan perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pengguna yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya”.

Salah satu layanan yang ada pada suatu perpustakaan adalah layanan anak. Menurut Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota: (Perpusnas, 2006: 41)

(24)

Libraries Services adalah bayi dan balita, anak anak pra-sekolah, murid sekolah sampai umur 13 tahun, kelompok berkebutuhan khusus, orangtua dan anggota keluarga yang terkait, pemerhati anak dan orang dewasa lainnya yang berkerja dengan anak-anak, buku dan media.

Dapat diambil kesimpulan bahwa layanan anak adalah kegiatan untuk memberikan/ menawarkan koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pengguna yaitu anak – anak agar dapat memperkenalkan perpustakaan dan meningkatkan minat baca sejak dini.

2.5.1 Tujuan Layanan Anak

Berdasarkan pendapat Yusuf (2003: 175) mengungkapkan tujuan utama dari layanan anak-anak yaitu:

1. Menyediakan koleksi berbagai bentuk bahan pustaka,serta penyajian menarik perhatian anak dan mudah digunakan.

2. Memberikan bimbingan kepada anak-anak dalam memilih buku dan bahan pustaka lainya yang sesuai dengan usianya.

3. Membina, mengembangkan, dan memelihara kesenangan membaca (sebagai hobi) dan mendidik anak belajar mandiri.

4. Mempergunaan sumber yang ada di perpustakaan untuk menunjang belajar seumur hidup.

5. Membantu anak untuk mengembangkan kecakapannya dan menambah pengetahuan sosialnya.

6. Berfungsi sebagai suatu kegiataan sosial dalam masyarakat untuk mensejahterakan anak-anak.

Sedangkan menurut IFLA Guidelines for Children’s Libraries Services, layanan anak bertujuan untuk:

a) Memfasilitasi hak setiap anak dalam : 1.Informasi

2. Tugas fungsional, visual, literasi digital dan media 3. Pengembangan kebudayaan

4. Pengembangan pembaca

5. Pembelajaran seumur hidup/lifelong learning 6. Program kreatif pada waktu senggang

(25)

c) Menyediakan berbagai macam aktifitas untuk anak, orangtua serta pemerhatianak d) Memfasilitasi jalan masuk keluarga ke komunitas

e) Memberikan kekuasaan untuk anak dan mendukung kebebasan serta keamanan mereka

f) Mendorong anak-anak agar menjadi individu yang percaya diri dan berkompetensi g) Memperjuangkan sebuah perdamaian dunia

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan dari layanan anak memberikan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan dari anak – anak dan membantu dalam menambah wawasan serta ilmu pengetahuan dalam berbagai hal sehingga dapat dipergunakan dengan sebaik – baiknya.

2.5.2 Fungsi Koleksi Anak

Ada beberapa fungsi yang dimiliki dari koleksi anak. Menurut Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah (1992 : 40), fungsi koleksi anak adalah :

a) Mengembangkan imajinasi

b) Meningkatkan minat dan kebiasaan membaca c) Memberikan sarana rekreasi yang mendidik.

2.5.3 Jenis – Jenis Layanan Anak

Jenis layanan anak merupakan layanan yang diberikan suatu perpustakaan kepada pengguna perpustakaan khususnya anak – anak. Di dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah(1992 : 38-39) disebutkan bahwa jenis layanan yang bisa diberikan untuk anak di perpustakaan umum antara lain yaitu :

a) Peminjaman Buku b) Bimbingan Membaca c) Layanan Rujukan

d) Mendongeng (story telling) e) Pertunjukkan Film

(26)

2.6 Kategori Anak

Ada beberapa pembagian kategori anak. MenurutCharlotte Buhler, seorang ahli psikologi, dalam Practische Kinder Psychologie, 2006 mengemukakan masa perkembangan anak dan pemuda sebagai berikut:

1. Masa pertama, usia sampai 1 tahun

Pada masa ini anak berlatih mengenal dunia lingkungan dengan berbagai macam gerakan. 2. Masa kedua, usia 2 sampai 4 tahun

Keadaan dunia luar makin dikuasai dan dikenalnya melalui bermain, kemajuan bahasa, dan pertumbuhan kemauannya.

3. Masa ketiga, usia 5 sampai 8 tahun

Rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan semakin tinggi. 4. Masa keempat, usia 9 sampai 13 tahun

Pertumbuhan jasmani sangat subur padausia 10 sampai 12 tahun. Kejiwaannya tampak tenang, seakan-akan ia bersiap-siap untuk menghadapi perubahan yang akan datang. Ketika anak perempuan berusia 12 sampai 13 tahun, anak laki-laki berusia 13 sampai 14 tahun, mereka mengalami masa krisis dalam proses perkembangannya.

5. Masa kelima, usia 14 sampai 19 tahun

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan yang bersifat deskriptifkuantitatif. Menurut Arikunto (2003:209) penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena yang sebenarnya. Penelitian deskriptif mencoba mengembangkan konsep dan menghimpun fakta-fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendi, 1995:4-5). Melalui metode deskriptif ini diharapkan dapat menggambarkan evaluasi keterpakaian koleksi literatur anak di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Propinsi Sumatera Utara.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian berada di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara yang beralamat di jalan Brigjend. Katamso No. Medan.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1Populasi

Populasi penelitian merupakan subjek dengan kriteria tertentu yang berguna dalam perolehan data penelitian yang dibutuhkan. Sugiono (2002 : 57) menyatakan bahwa, “populasi adalah keseluruhan subjek/objek penelitian yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu dan harus ditetapkan oleh peneliti dan kemudian dipelajari dan ditarik kesimpulan”. Pada penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh anggota Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara yang berusia 10-12 tahun yaitu sebanyak158 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, (Arikunto, 2002: 109).

(28)

caranya adalah dengan memberikan kuisoner kepada pemakai perpustakaan yang masuk atau mengunjungi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumatera Utara, Menurut Notoatmodjo, 2003 yang disitir oleh Setyarini (2007: 41) untuk mengetahui ukuran sampel representative yang didapat berdasarkan rumus sederhana adalah sebagai berikut:

N n =

1+ N(e)2

Dimana:

N : besarnya populasi n : besarnya sampel

e : tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan 10%.

Dengan rumus tersebut dapat dihitung ukuran sampel dari populasi 158 dengan mengambil tingkat kepercayaan ( e ) = 10%, sebagai berikut:

158 n =

1+ 158 (10%)2

158 n =

1+ 158 (0.01)

158 n =

1+ 1.58

158 n =

2.58

n = 61.24 = 61 orang

(29)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kuesioner, yaitu memberikan daftar pertanyaan kepada responden yang terdaftar sebagai anggota Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara yang berusia 10 – 12 tahun sebagai objek penelitian .

2. Studi kepustakaan dan dokumentasi yaitu mengumpulkan data melalui bahan pustaka yang dijadikan sebagai sumber informasi dan dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini bersumber dari:

1. Data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari responden melalui kuesioner

2. Data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer diperoleh dari studi kepustakaan berupa buku, jurnal dan dokumen lain yang berhubungan dengan topik penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Dalam pelaksanaan pengumpulan data diperlukan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga akan lebih mudah diolah.

Instrumen untuk metode observasi yang digunakan adalah kuisoner yang nantinya akan dibagikan kepada responden yaitu pengunjung.

(30)
[image:30.612.69.463.166.370.2]

3.7 Kisi – Kisi Kuesioner Tabel 1. Kisi-Kisi Kuisioner

No Variabel Indikator No item Jumlah item

1 Koleksi

literatur anak

1. Ketersediaan

koleksi bacaan anak

2. Penggunaan

koleksi anak

3. Kemutakhiran

koleksi

4. Relevansi koleksi

1,4,11,13

5,6,7,10

9,12

2,3,8

4

4

2

3

3.8 Analisis Data

Analisis berarti menguraikan atau memisah-misahkan. Menganalisa data berarti mengurai data atau menjelaskan data sehingga berdasarkan data itu pada gilirannya dapat ditarik pengertian dan kesimpulan. Tujuan analisis data didalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi data yang teratur, serta tersusun dan lebih berarti. Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal rumusan-rumusan dan pelajaran yang kita peroleh dalam penelitian (Marzuki, 2002:83-84).

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif. Pada penelitian deskriptif setelah data terkumpul lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Terhadap data yang kualitatif maka digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

(31)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang ditujukan bagi para Pengguna Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara (BPAD SUMUT). Kuesioner disebarkan kepada 61 orang responden.

Melalui kuesioner tersebut dapat diukur Penggunaan Literatur anak pada Badan Perpustakaan Dan Arsip Provinsi Sumatera Utara (BPAD SU). Setiap variabel penelitian memiliki beberapa indikator yang berasal dari teori terdahulu, dan setiap indikator menghasilkan butir-butir pernyataan yang akan diolah dengan metode statistik.

4.2Analisis Deskriptif

4.2.1 Keberadaan Jenis Koleksi Bacaan Anak

[image:31.612.70.478.413.546.2]

Untuk mengetahui keberadaan jenis koleksi bacaan anak dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 1 Keberadaan Jenis Koleksi Buku Bacaan Anak

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentasi (%) Apakah Adik-adik

mengetahui jenis buku apa saja yang ada di perpustakaan

anak di BPAD SU

Sangat Mengetahui 1 1,6%

Mengetahui 11 18,0%

Cukup Mengetahui 30 49,2%

Tidak Mengetahui 19 31,1%

Total 91 100%

(32)

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa responden mengetahui adanya jenis bacaan anak pada Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

4.2.2 Kesesuaian Kebutuhan Koleksi Bacaan Anak

[image:32.612.74.477.235.448.2]

Koleksi bacaan anak yang ada di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara agar dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan pengguna. Penulis memperoleh data mengenai kesesuaian kebutuhan koleksi bacaan anak yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Kesesuaian Kebutuhan Koleksi Bacaan Anak Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) koleksi buku

bacaan anak yang tersedia di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara sudah sesuai dengan kebutuhan Adik-adik ?

Sangat Sesuai 17 27,9%

Sesuai 8 13,1 %

Kurang Sesuai 34 55,7%

Tidak Sesuai 2 3,3%

Total 61 100%

(33)

4.2.3 Kecocokan Koleksi yang dipinjam dengan Kebutuhan

[image:33.612.73.478.188.359.2]

Untuk mengetahui kecocokan koleksi bacaan anak yang dipinjam sesuai dengan kebutuhan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel.3 Kecocokan Koleksi yang akan Dipinjam dengan Kebutuhan Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Apakah

kecocokan koleksi bacaan anak yang dipinjam sudah sesuai dengan kebutuhan

Adik-adik ?

Sangat Sesuai 9 14,8%

Sesuai 4 6,6 %

Kurang Sesuai 25 41,0%

Tidak Sesuai 23 37,7%

Total 61 100%

(34)

4.2.4 Kondisi Fisik Bahan Bacaan Anak Pada BPAD Sumut

[image:34.612.70.477.173.384.2]

Untuk mengetahui kondisi fisik bahan bacaan anak pada Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel.4 Kondisi Fisik Bahan Bacaan Anak

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) Bagaimana menurut

Adik-adik kondisi fisik koleksi buku bacaan anak yang tersedia di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara?

Sangat Baik 20 32,8%

Baik 37 60,7%

Kurang Baik 7 4,9 %

Tidak Baik 1 1,6%

Total 61 100%

(35)

4.2.5 Tujuan Penggunaan Bahan Bacaan Anak

[image:35.612.69.479.174.386.2]

Tujuan penggunaan bahan bacaan anak pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel.5 Tujuan Penggunaan Bahan Bacaan Anak Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi

(F)

Persentase (%)

Apa Tujuan Adik-adik menggunakan koleksi buku bacaan anak yang ada di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara ?

Untuk mengembangkan minat baca

33 54,1%

Untuk menunjang kegiatan belajar

9 14,8%

Sebagai rekreasi 15 24,6 %

Untuk menambah wawasan/pengetahuan

4 6,6%

Total 61 100%

(36)

4.2.6 Frekuensi Peminjaman Buku Bacaan Anak

[image:36.612.68.485.140.359.2]

Untuk mengetahui frekuensi peminjaman buku bacaan anak dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. 6 Frekuensi Peminjaman Buku Bacaan Anak

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F)

Persentase (%)

Dalam satu minggu, berapa kali Adik-adik meminjam buku bacaan anak di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara?

1-2 kali 36 59,0%

3-4 kali 18 29,5%

5-6 kali 7 11,5 %

> 6 kali 0 0%

Total 61 100%

(37)

4.2.7 Lama Penggunaan Bahan Bacaan Anak

[image:37.612.71.477.153.366.2]

Untuk mengetahui lama pengguna bahan bacaan anak dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 7 Lama Penggunaan Bahan Bacaan Anak

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F)

Persentase (%)

Kalau Adik-adik datang ke perpustakaan kira-kira berapa jam yang digunakan adik-adik membaca di ruang baca Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara?

kurang 1 jam 2 3,3%

1 – 2 jam 33 54,1%

3 - 4 jam 25 41,0 %

lebih 4 jam 1 1,6%

Total 61 100%

Dari data di atas dapat diketahui bahwa 33 responden (54,1%) menggunakan 1-2 jam. Kemudian 25 responden (41,0%) menggunakan bahan bacaan anak 3-4 jam. Selanjutnya 2 responden (3,3%) menggunakan kurang dari 1 jam. Dan hanya 1 responden (1,6%) menggunakan bahan bacaan anak pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah lebih dari 4 jam.

4.2.8 Kesesuaian Cakupan Isi dengan Kebutuhan Pengguna

[image:37.612.73.477.568.718.2]

Untuk mengetahui kesesuian cakupan isi dengan kebutuhan pengguna, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel.8 Kesesuaian Cakupan Isi dengan Kebutuhan Pengguna Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentasi (%) Apakah cakupan isi

buku bacaan anak yang dipinjamkan sudah sesuai dengan

kebutuhan Adik-adik ?

Sangat Sesuai 8 13,1%

Sesuai 34 55,7%

KurangSesuai 15 24,6

Tidak Sesuai 4 6,6%

(38)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa 34 responden (55,7%) menyatakan cakupan isi sesuai dengan kebutuhan. Kemudian 15 responden (24,6%) menyatakan kurang sesuai. 8 responden (13,1%) menyatakan sangat sesuai. Dan 4 responden (6,6%) menyatakan cakupan isi buku bacaan anak yang dipinjamkan tidak sesuai dengan kebutuhan.

4.2.9 Koleksi Bergambar

[image:38.612.65.480.257.386.2]

Untuk mengetahui koleksi bergambar pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel.9 Koleksi Bergambar

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentasi (%) Apakah menurut

Adik-adik banyak ditemuka n koleksi bergambar ?

Sangat banyak 9 14,8%

Banyak 33 54,1%

KurangBanyak 18 29,5%

Tidak Banyak 1 1,6%

Total 61 100%

(39)

4.2.10 Bantuan Pustakawan

[image:39.612.70.479.172.377.2]

Untuk mengetahui apakah pustakawan membantu pengguna dalam menggunakan bahan bacaan anak, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. 10 Bantuan Pustakawan

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentasi (%) Apakah pustakawan ada

membantu Adik-adik ketika mendapat kesulitan dalam memilih koleksi bacaan anak di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara?

Selalu 4 6,6%

Sering 46 75,4%

Kadang-kadang 10 16,4%

Tidak pernah. 1 1,6%

Total 61 100%

(40)

4.2.11 Ketersediaan Koleksi Bacaan Anak

[image:40.612.68.479.167.299.2]

Untuk mengetahui ketersediaan koleksi bacaan anak pada rak, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. 11. Ketersediaan Koleksi Bacaan Anak

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentasi (%) Apakah koleksi buku

bacaan anak yang Adik-adik butuhkan selalu tersedia di rak ?

Selalu 6 9,8%

Sering 34 55,7%

Kadang-kadang 21 34,4%

Tidak pernah. 0 0%

Total 61 100%

Dari data di atas dapat dilihat bahwa, 34 responden (55,7%) menyatakan sering tersedia koleksi yang dibutuhkan. Kemudian 21 responden (34,4%) menyatakan kadang – kadang tersedia di rak. Selanjutnya 6 responden (9,8%) menyatakan selalu tersedia di rak. Dan tidak ada responden yang menyatakan koleksi buku yang dibutuhkan tidak pernah tersedia.

4.2.12 Bimbingan Pemilihan Buku Untuk Meningkatkan Minat Baca

Untuk mengetahui hubungan bimbingan pemilihan buku dalam meningkatkan minat baca, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel.12 Bimbingan Pemilihan Buku untuk Meningkatkan Minat Baca Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi

(F)

Persentasi (%) Bagaimana dengan bimbingan

dalam mencari koleksi atau buku yang dilakukan oleh Pustakawan, Apakah sudah dapat meningkatkan minat baca Adik-adik ?

Sangat Setuju 1 1,6%

Setuju 29 47,5%

Kurang Setuju 28 45,9%

Tidak Setuju 3 4,9%

[image:40.612.69.480.504.685.2]
(41)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa, 29 responden (47,5%) menyatakan setuju bimbingan dalam pemilihan buku bacaan anak sesuai usia dapat meningkatkan minat baca. Kemudian 28 responden (45,9%) menyatakan kurang setuju, 3 responden (4,9%) menyatakan tidak setuju. Dan 1 responden (1,6%) menyatakan sangat setuju mengenai bimibingan pemilihan buku bacaan anak.

4.2.13 Koleksi Buku Sekolah

[image:41.612.66.481.279.416.2]

Untuk mengetahui penting tidaknya koleksi buku sekolah pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 13. Koleksi Buku Ekstrakurikuler

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentasi (%) Setujukah Adik-adik,

jika koleksi buku kesenian dan olahraga terdapat banyak di perpustakaan ?

Sangat setuju 36 59,0%

Setuju 23 37,7%

Kurang setuju 2 3,3%

Tidak setuju 0 0%

Total 61 100%

(42)

4.2.14 Koleksi Buku Pelajaran

[image:42.612.59.459.168.328.2]

Untuk mengetahui banyak koleksi buku pelajaran pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 14. Koleksi Buku Pelajaran

Pertanyaan Pilihan

Jawaban

Frekuensi (F)

Persentasi (%) Apakah banyak ditemukan oleh

adik - adik koleksi buku

pelajaran pada Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara?

sangat banyak 0 0%

Banyak 2 3,3%

Kurang Banyak

23 37,7%

Tidak Banyak 36 59,0%

Total 61 100%

Dari data di atas dapat dilihat bahwa, 36 responden (59,0%) menyatakan koleksi buku pelajaran tidak banyak. Kemudian 23 responden (37,7%) menyatakan kurang banyak koleksi buku pelajaran terdapat di perpustakaan. Selanjutnya 2 responden (3,3%) menyatakan banyak buku pelajaran terdapat di perpustakaan. Dan tidak ada yang menyatakan jika koleksi buku pelajaran sangat banyak terdapat di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara (BPAD SU).

4.2.15 Kemutakhiran Perpustakaan

[image:42.612.65.478.555.687.2]

Untuk mengetahui apakah Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara dapat dikatakan mutakhir, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 15. Kemutahiran Perpustakaan

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentasi (%) setujukah adik - adik

apabila perpustakaan dikatakan mutakhir?

Sangat setuju 1 1,6%

Setuju 3 4,9%

Kurang setuju 29 47,5%

Tidak setuju 28 45,9%

(43)
(44)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari Pembahasan bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal seperti di bawah ini :

1. Pengguna memiliki antusiasme dalam menggunakan bahan bacaan anak yang ada di Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

2. Koleksi yang dimiliki Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara, cukup memadai dalam memberikan pelayanan kepada para penggunanya. 3. Tingkat peminjaman bahan bacaan anak masih rendah. Yaitu 1 hingga 2 kali saja. 4. Tingkat penggunaan bahan pustaka masih rendah. Pengguna hanya menggunakan 1

hingga 2 jam saja.

5. Bahan bacaan anak yang tersedia sesuai dengan kebutuhan para penggunanya.

6. Pustakawan belum memberikan pelayanan yang maksimal kepada pengguna Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara.

5.2 Saran

Dari beberapa kesimpulan di atas, saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :

1. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara perlu lebih memaksimalkan lagi pelayanan kepada pengguna.

2. Meningkatkan buku yang menarik sehingga dapat meingkatkan minat baca pada penggunanya.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Batubara, Loly. 2011. <http://leuwiliang-bogor.blogspot.com/2011/12/evaluasi-koleksi.html> 19 Mei 2014

Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Perguruan tinggi. Jakarta : Grasindo.

Evan, G. Edward. 2000. Developing library and information center collections. 4th editions. Englewood : Libraries Unlimited.

Gill, Philip. 2001. “The Public Library Service”. <http://archive.ifla.org/VII/s8/proj/publ97.pdf> 29 Januari 2013.

Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi.

Hardi, Wishnu. 2005. “Kajian Koleksi Bidang Linguistik dengan Metode Conspectus di Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia”. Dalam (http://Conspectus-realod.trieod.com/) Akses tanggal 01 Juni 2014,pukul 23.00 WIB. Hasugian, Jonner. 2009. Dasar – Dasar Ilmu Perpustakaan Dan Informasi. Medan : USU Press Irianto, Agus. 2004. Statistik konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta : Kencana

Ishak. 2006. Kebutuhan Informasi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) FK-UI dalam Memenuhi Tugas Journal Reading. Pustaha : Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi. Vol.2 No.2

Lasa HS. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.

Lawanda, Ike Iswary. 2012. Prosiding Seminar Internasional Multikutural dan Globalisasi. Murti Bunanta. 2004. Buku, Mendongeng dan Membaca. Jakarta : Pustaka Tangga.

Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. 2000. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.

(46)

Sugiyono. 1998. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. ---. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sujana, Janti G. 2006. ”Mengoptimumkan Pengembangan Koleksi “. Dalam Buletin Perpustakaan dan Informasi Bogor, Edisi 3 oktober, (http://bpibart.blogspot.com) Akses tanggal 2 juni 2014, pukul 00.355 WIB.

Sutarno NS. 2006. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Sagung Seto.

Yusuf, Taslimah.1996. Manajemen Perpustakaan Umum. Jakarta. Universitas Terbuka. Depdikbud.

Yusuf, Pawit M. 2009. Ilmu Informasi, Komunikasi dan Kepustakaan. Jakarta : Bumi Aksara.

Yusuf, Pawit M dan Yaya Suhendar. 2005. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan tinggi. Jakarta : Kencana.

Sujana, Janti G. dan Yulia, Yuyu. 2006. Modul Pengembangan Koleksi. Universitas Terbuka. Jakarta.

Yulia, Yuyu dan Janti, G Sujana. 1999. Buku Materi Pokok Pengadaan Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka.

Louis Cohen, Lawrence Manion, and Keith Morrison, Research Methods in Education, Sixth Edition (Oxon: Routledge, 2007) p. 104.

Tayibnapis, F.Y. 2000. Evaluasi Program. Jakarta : Rineka Cipta

Tim Penyusun Bahasa Indonesia. 2000. Ensiklopedia Sastra Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

(47)

KUESIONER PENELITIAN Dengan hormat,

Saya mengharapkan kesediaan Adik-adik untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner berikut ini dalam rangka pelaksanaan penelitian tentang “Evaluasi penggunaan koleksi literatur anak pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara tahun 2014”. Atas partisipasi Adik-adik saya ucapkan terima kasih. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut Adik-adik paling tepat

1. Apakah Adik-adik mengetahui jenis koleksi buku apa saja yang ada di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara?

a. Sangat Mengetahui b. Mengetahui

c. Cukup Mengetahui d. Tidak Mengetahui

2. Apakah koleksi buku bacaan anak yang tersedia di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara sudah sesuai dengan kebutuhan Adik-adik ?

a. Sangat Sesuai b. Sesuai

c. Kurang Sesuai d. Tidak Sesuai

3. Apakah kecocokan koleksi bacaan anak yang dipinjam sudah sesuai dengan kebutuhan Adik-adik ?

a. Sangat Sesuai b. Sesuai

(48)

4. Bagaimana menurut Adik-adik kondisi fisik koleksi buku bacaan anak yang tersedia di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara?

a. Sangat baik b. Baik

c. Kurang baik d. Tidak baik

5. Apa Tujuan Adik-adik menggunakan koleksi buku bacaan anak yang ada di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara ?

a. Untuk mengembangkan minat baca b. Untuk menunjang kegiatan belajar c. Sebagai rekreasi

d. Untuk menambah wawasan/pengetahuan

6. Dalam satu minggu, berapa kali Adik-adik meminjam buku bacaan anak di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara?

a. 1-2 kali b. 3-4 kali c. 5-6 kali d. > 6 kali

7. Kalau Adik-adik datang ke perpustakaan kira-kira berapa jam yang digunakan adik-adik membaca diruang baca Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara?

(49)

8. Apakah cakupan isi buku bacaan anak yang dipinjamkan sudah sesuai dengan kebutuhan Adik-adik ?

a. Sangat Sesuai b. Sesuai

c. Kurang Sesuai d. Tidak Sesuai

9. Apakah menurut Adik-adik banyak ditemukan koleksi bergambar ?

a. Sangat Banyak b. Banyak

c. Kurang Banyak d. Tidak Banyak

10. Apakah pustakawan ada yang membantu Adik-adik ketika mendapat kesulitan dalam memilih koleksi bacaan anak di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah.

11. Apakah koleksi buku bacaan anak yang Adik-adik butuhkan selalu tersedia di rak ?

a. Selalu b. Pernah

(50)

12. Bagaimana dengan bimbingan dalam mencari koleksi atau buku yang dilakukan oleh Pustakawan, Setujukah Adik-adik sudah dapat meningkatkan minat baca adik-adik?

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

13. Setujukah Adik-adik, jika koleksi buku kesenian dan olahraga terdapat banyak di perpustakaan ?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

14. Apakah banyak ditemukan oleh Adik-adik koleksi buku pelajaran?

a. Sangat banyak b. Banyak

c. Kurang banyak d. Tidak banyak

15. Setujukah Adik-adik, apabila perpustakaan dikatakan mutakhir?

a. Sangat setuju b. Setuju

(51)
(52)

Gambar

Tabel 1. Kisi-Kisi Kuisioner
Tabel. 1 Keberadaan Jenis Koleksi Buku Bacaan Anak
Tabel 2. Kesesuaian Kebutuhan Koleksi Bacaan Anak
Tabel.3 Kecocokan Koleksi yang akan Dipinjam dengan Kebutuhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Desain bangun gedung BPAD Provinsi Sumatera Utara tidak dibuat dengan tujuan khusus menjadi ruang penyimpanan arsip, pintu darurat untuk penyelamatan arsip juga tidak

1.Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan.. pencipta arsip dan disimpan dalam jangka

Selain itu, arsip yang memiliki nilai guna yang tinggi harus disimpan dan di.. pelihara secara permanen oleh lembaga kearsipan karena memiliki

EVALUASI KOMPETENSI PENGELOLAAN ARSIP PADA BADAN PERPUSTAKAAN , ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI..

Undang Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.. Undang Undang nomor 7 Tahun 1971 Tentang

tersirat dapat dipahami, maka proses dari membaca itu akan terlaksana

Tapi kenapa masih ada juga yang in-aktif, itu karna datang juga dari unit-unit kerja itu arsip yang masih kacau balau, nah kita olah disini.. Jadi kan dari SKPD datang kesini,

Selanjutnya menurut Rusidi (2014, 1) “Arsip statis merupakan arsip yang sudah tidak dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perencanaan kehidupan bangsa pada umumnya maupun