• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN MUNCULNYA TANDA-TANDA KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI PUSKESMAS BARENG KOTA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN MUNCULNYA TANDA-TANDA KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI PUSKESMAS BARENG KOTA MALANG"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN MUNCULNYA

TANDA-TANDA KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA

DI PUSKESMAS BARENG KOTA MALANG

SKRIPSI

OLEH :

MEIRINA DEWI PRATIWI

NIM. 201210420311101

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN MUNCULNYA

TANDA-TANDA KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA

DI PUSKESMAS BARENG KOTA MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

OLEH :

MEIRINA DEWI PRATIWI NIM. 201210420311101

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(3)
(4)
(5)

v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : MEIRINA DEWI PRATIWI

NIM : 201210420311101

Program Studi : ILMU KEPERAWATAN

Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN MUNCULNYA

TANDA-TANDA KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI

PUSKESMAS BARENG KOTA MALANG.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui

sebagai tulisan atau pikiran saya sndiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya

bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 27 Agustus 2016

Yang Membuat Pernyataan

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

bimbingannya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Peran

Keluarga Dengan Munculnya Tanda-tanda Kekambuhan pada Pasien Skizofrenia di

Puskesmas Bareng Kota Malang”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih sebesar - besarnya

dengan hati yang tulus kepada:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.kep, Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang sekaligus pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, masukan, serta dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Nurul Aini, S.Kep. Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Tutu April Ariani, S.Kp,M.Kes selaku pembimbing II yang telah sabar

memberikan dorongan, motivasi, serta bimbingan dalam proses penyusunan skripsi

ini.

4. Ibu Nur Lailatul Masruroh, S.Kep, Ns, MNS dan Sri Sunaringsih Ika Wardojo, SKM.

MPH, Selaku penguji skripsi.

5. Ibu Ika Rizki Angraini, S.Kep, Ns selaku dosen wali Program Ilmu Keperawatan 2012

khususnya kelas C yang memberikan motivasi dan bimbingan.

6. Kedua orang tua dan seluruh keluarga saya yang selalu meberikan doa, support dan

motivasi selama ini, serta memberikan dukungan moril dan materi.

7. Untuk Mass Ahsanur Rijal terimakasih buat motivasi dan bentakan-bentakannya untuk

(7)

vii

8. Untuk Gengs JOMBLO (Ochat, Kethemil, Ophal) yang selalu menemani

kemana-mana di Malang.

9. Teman-teman PSIK C 2012, semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya

satu persatu.

Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan dan

diterima sebagai ibadah oleh ALLAH SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan

proposal skripsi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu kritik dan saran bersifat

membangun sangat penulis harapkan. Semoga ALLAH SWT senantiasa memudahkan

setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih

sayang-Nya untuk kita semua.

Malang, 27 Agustus 2016

(8)

viii ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF FAMILY ROLE TO WARDS EMERGENCE SIGNS OF RECURRENCE IN SCHIZOPHRENIA PATIENTS AT BARENG HEALTH

CENTER, MALANG REGENCY

Meirina Dewi Pratiwi.1, Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep, Sp.Kom2,

Tutu April Ariani, S.Kp,M.Kes3

Background: Schizophrenia is a psychotic disorder that is destructive. It usually characterized

by impaired communication, language, thought, perception, and behavior. Recurrence is often experienced by schizophrenia patients, because the disease can not be cured completely. Intervention such as family roles is one of the ways that can be used to assist patients in performing their daily activities in order to reduce patients recurrence. The aim of this study was to determine the relationship of family role towards emergence signs of recurrence in schizophrenia patients.

Methods: This study is an observational study with cross sectional design. This study was

conducted on June 2016 at Bareng health center, in Malang regency. The subject of this study is a family who have family members that suffer from schizophrenia. The populations are 45 family members. The number of samples are 15 family members taken with purposive sampling. Fisher test is used to analyze the data.

Results: Based on Fisher test using SPSS program 2015, Sig. (2-tailed) < significancy level (α).

0.026 < 0.05 and can be concluded that H1 is accepted, which means that There is the relationship of family role towards emergence signs of recurrence in schizophrenia patients.

Conclussion: The higher level of family role, recurrence experienced by the patient will be

decrease, but if the family role level is low, it will increase the patient`s recurrence.

Keywords: family role, schizophrenia , recurrence

(9)

ix

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN MUNCULNYA

TANDA-TANDA KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA

DI PUSKESMAS BARENG KABUPATEN MALANG

Meirina Dewi Pratiwi.1, Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep, Sp.Kom2, Tutu April Ariani, S.Kp,M.Kes3

INTISARI

Latar Belakang: skizofrenia adalah gangguan psikotik yang bersifat merusak, biasanya ditandai

dengan gangguan komunikasi, bahasa, pikiran, persepsi, dan perilaku. Kekambuhan sering sekali dialami oleh pasien skizofrenia, karena penyakit tersebut yang tidak bisa disembuhkan secara menyeluruh. Intervensi atau peran keluarga merupakaan salah satu cara yang bisa digunakan untuk membantu pasien dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya agar bisa mengurangi atau mengatasi kekambuhan pada pasien. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui adakah hubungan antara peranan keluarga terhadap munculnya tanda-tanda kekambuhan pada pasien skizofrenia.

Metode: penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan menggunakan

pendekatan Cross-sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 di Wilayah Kerja Puskesmas Bareng Kab. Malang. Subjek penelitian yaitu keluarga yang mempunyai anggota keluarga dengan gangguan jiwa skizofrenia. Dengan populasi sebanyak 45 anggota keluarga diambil menggunakan tehnik purposive sampling, sehingga sampel yang didapatkan sejumlah 15 anggota keluarga. Analisa data yang digunakan yaitu menggunakan Uji Fisher.

Hasil : berdasarkan hasil analisis uji Fisher dengan program SPSS diperoleh hasil nilai Sig.

(2-tailed) < taraf nyata (α) yaitu 0.005 < 0.05, sehingga dapat ditarik kesimpulan H1 diterima.

Kesimpulan: semakin tinggi peran keluarga, kekambuhan yang dialami oleh pasien akan semakin

kecil, begitu juga sebaliknya apabila peran keluarga itu rendah, maka akan sering terjadi kekambuhan pada pasien.

Kata Kunci: Peran Keluarga, Skizofrenia, Kekambuhan

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

(10)

x DAFTAR ISI

Cover………. .... i

Halaman Judul……… ... ii

Lembar Persetujuan………... .... iiii

Lembar Pengesahan. ... iv

Surat Pernyataan Keaslian Penelitian……… ... v

Kata Pengantar. ... vi

Abstrak ……….. viii

Intisari……… ... ix

Daftar Isi. ... x

Daftar Tabel. ... xii

Daftar Gambar. ... xiii

Daftar Lampiran. ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. ... 1

1.2 Rumusan Masalah. ... 6

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum. ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus. ... 6

1.4 Manfaat Penelitian. ... 7

1.5 Keaslian Penelitian. ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Keluarga. ... 12

2.1.1 Tugas Keluarga. ... 16

2.2 Konsep Kekambuhan pada Gangguan Jiwa. ... 16

2.2.1 Gejala Kambuh. ... 17

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekambuhan. ... 20

2.3. Konsep Skizofrenia. ... 21

2.3.1 Etiologi Skizofrenia. ... 22

2.3.2 Ciri-ciri Skizofrenia. ... 23

2.3.3 Fase-fase Skizofrenia. ... 24

2.3.4 Tipe-tipe Skizofrenia. ... 25

2.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Skizofrenia... 28

2.3.6 Penanganan Skizofrenia. ... 29

2.4 Konsep Hubungan. ... 31

2.4.1 Hubungan antara Peranan Keluarga terhadap Kekambuhan Pasien Skizofrenia. ... 31

BAB III KERANGKA KONSEP dan PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep penelitian. ... 33

3.2 Hipotesis Penelitian . ... 34

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian . ... 35

4.2 Kerangka Kerja Penelitian . ... 35

4.3 Populasi, Tehnik Sampling dan Sampel Penelitian . ... 37

4.3.1 Populasi Penelitian . ... 37

4.3.2 Sampel Penelitian. ... 37

4.2.3 Tehnik Sampling. ... 37

(11)

xi

4.5 Definisi Operasional. ... 39

4.6 Waktu dan Tempat Penelitian . ... 40

4.7 Instrumen Penelitian . ... 40

4.8 Uji Validitas dan Rehabilitas . ... 42

4.8.1 Uji Validitas . ... 43

4.8.2 Uji Reabilitas. ... 43

4.9 Prosedur Pengumpulan Data. ... 44

4.9.1 Tahap Persiapan . ... 44

4.9.2 Tahap Pelaksanaan . ... 45

4.10 Pengelolaan Data. ... 46

4.11 Analisis data…….. ... 46

4.11.1 Analisis Univariat. ... 46

4.11.2 Analisis Bivariat. ... 47

4.12 Etika Penelitian. ... 48

4.12.1 Lembar Persetujuan Penelitian (informed Consent). ... 48

4.12.2 Bebas dari Eksploitasi. ... 49

4.12.3 Hak Dijaga Kerahasiaannya (Right to Justice). ... 49

4.12.4 Hak untuk Ikut/Tidak Menjadi Responden (Right to Self Determination). ... 49

BAB V HASIL PENELITIAN dan ANALISA DATA 5.1 Hasil Penelitian……….. ... 50

5.1.1 Karakteristik Responden………. .... 50

5.1.2 Distribusi Hasil Peranan Keluarga……….. .... 52

5.1.3 Distribusi Hasil Munculnya Tanda-tanda Kekambuhan…. ... 53

5.1.4 Distribusi Hubungan Peranan Keluarga dengan Kekam- buhan pada Pasien Skizofrenia……… .. 53

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil Penelitian……….. ... 56

6.1.1 Gambaran Peranan Keluarga……….. .... 56

6.1.2 Gambaran Munculnya Tanda-tanda Kekambuhan………. ... 59

6.1.3 Hubungan Peranan Keluarga dengan Kekambuhan……… .... 60

6.2 Keterbatasan Penelitian 6.2.1 Instrumen Penelitian……….. ... 63

6.2.2 Sampel Penelitian……… ... 63

6.2.3 Waktu Pelaksanaan………. .... 63

6.3 Implikasi Keperawatan……….. ... 63

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan……… ... 65

7.2 Saran……… .... 65

7.2.1 Bagi Petugas Kesehatan……….. .... 65

7.2.2 Bagi Ilmu Keperawatan……….. ... 66

7.2.3 Bagi Keluarga………. .... 66

7.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya………. .... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Definisi Operasional. ... 40

Tabel 4.2 Kisi-kisi Kuesioner Peranan Keluarga. ... 42

Tabel 4.3 Kisi-kisi Kuesioner Kekambuhan Skizofrenia. ... 42

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden……… ... 51

Tabel 5.2 Distribusi Peranan Keluarga……… ... 52

Tabel 5.3 Distribusi Munculnya Kekambuhan……… ... 53

Tabel 5.4 Cross Tabulating Peran Keluarga dengan Kekambuhan………….. .... 54

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skala BPRS (Brief Psychiatric Rating Scale). ... 19 Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan antara Peranan Keluarga

dalam Pelibatan Aktivitas Sehari-hari terhadap

Kekambuhan Pasien Skizofrenia. ... 33 Gambar 4.1 Kerangka penelitian Hubungan antara Peranan Keluarga

dalam Pelibatan Aktivitas Sehari-hari terhadap

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Permohonan Izin Studi Pendahuluan dan Penelitian………… 72

Lampiran II Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian………. 73

Lampiran III Lembar Permohonan Menjadi Responden………. 74

Lampiran IV Lembar Persetujuan Menjadi Responden………... 75

Lampiran V Instrumen Penelitian……….... 76

Lampiran VI Lembar Kuesioner Skala Linkert……….... 77

Lampiran VII Lembar Uji Validitas ……… 82

Lampiran VIII Lembar Uji Reabilitas………... 86

Lampiran IX Lembar Hasil Data Responden………... 88

Lampiran X Tabulasi Peranan Keluarga………..………. 89

Lampiran XI Tabulasi Kekambuhan Pasien……… 90

Lampiran XII Hasil Analisa Data………..……….. 92

Lampiran XIII Dokumentasi……….………... 95

(15)

67

67

DAFTAR PUSTAKA

Alejandra, C.U & Jose, G.M. (2015). Effectiveness of a psycho-educational intervention for reducing burden

in Latin American Families of Patients with Schizophrenia. University of Tarapaca.

Alwisol & Maslow. (2008). Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press

Akbar, I. M. (2008). Skizofrenia Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Bandung : Penerbit Refika

Aditama.

Ambari., P.K.M. (2010). Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Keberfungsian Sosial pada Pasien

Skizofrenia Pasca Perawatan di Rumah Sakit Bogor.

Asmadi. ( 2008 ). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Atkinson, R. L., Berzn., Petch., & Smith, E. E. (2006). Pengantar Psikologi, jilid 2 ed:11. Alih Bahasa:

Widjaja Kusuma. Jakarta: Interaksara.

Alfonso & Jorge. (2015). Implementation of a Family Intervention for Individuals with Schizophrenia. J Gen Intern: Society of General Internal Medicine.

Andrews, J; Christie, E; Hendrickx, C; MacLeod, S; St. Lawrence,N. (2012). Informal/Famil

Caregivers in Canada Caring for Someone with a Mental Illness. Presentation to Canadian Home Care Association Conference.

Azwar, Saifuddin. 2016. Penyusun Skala Psikologi, Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bethsaida. J., Marti. Ns & Zan.H. (2011). Pengantar Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Kencana.

Cutting. L. P., & Docherty. N. M . (2005). Schizophrenia outpatient’s perceptions of their

parents: Is expressed emotion a factor? Journal of Abnormal Psychology, 109, 266-272

Canavan, J. (2010). Family Support as Reflective Practice. London: Jessica Kingsley Publishers.

Dahlan, Sopiyudin.M. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Selemba Medika

Edwards, B., Higgins, D., Gray, M., Zmijewski, N., & Kingston, M. (2012). The nature and impact

of caring for family members with a disability in Australia (Research Report No. 16). Melbourne: Australian Institute of Family Studies.

Ensan., G.P. (2012). Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Kekambuhan Pasien Skizofrenia di Rumah

Sakit Jiwa Surakarta.

Friedman. (2008). Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Praktik. Jakarta: EGC

(16)

68

Hawari Dadang. (2007). Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia, Jakarta : Balai Penerbit

FKUI.

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hamdani,N. (2007). Pengobatan pada Pasien Gangguan Jiwa. Jakarta: Rineka Cipta

Hudak.,& Gallo. 2012. Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik Vol 1. Jakarta : EGC

Jenny. (2013). Prosocial Family Processes and the Quality of Live of Persons With

Schizophrenia. Psychiattic Services. Vol.57.

Kozier, Barbara, dkk. (2008). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Edisi

7, Volume 1. Jakarta: EGC

Keliat, Budi., Anna., PanjaitaN & Helena. (2005). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Ed.2.

Jakarta:EGC.

Kaplan,H.I., Sadock, B.J., & Grebb, J.A. (2009). Sinopsis Psikiatri (Ilmu Pengetahuan Perilaku

Psikiatri Klinis). Jakarta: Binarupa Aksara.

Kaplan,H.I., Sadock, B.J., & Grebb, J.A. (2010). Sinopsis Psikiatri Jilid 2 (Terjemahan: Kusuma, W).

Jakarta: Binarupa Aksara.

Lynda. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC

Lumbangtobing, S.M. (2007). Anak dengan Mental Terbelakang. Jakarta: FKUI.

Mark Duran & David H. Barlow. (2007). Intisari Psikologi Abnormal.Edisi 4. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.

Minister Supply & Service Canada. (2010). Skizofrenia (Sebuah Panduan Bagi Keluarga Penderita

Skizofrenia). Yogyakarta: Dozz (Kelompok Penerbit Qalam).

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis. Jakarta : Salemba

Medika.

. , (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis. Jakarta : Salemba

Medika

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Overall, JE, Gorham. (2012). DR: The Brief Psychiatric Rating Scale (BPRS): recent

developments in ascertainment and scaling. Psychopharmacology Bulletin 24:97-99.

Pahlan, Sopiyudin. 2012. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, edisi 3. Jakarta: Selemba Medika.

(17)

69

RISKESDAS. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Diakses dari

http://depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/Hasil%20Riskesdas%2013.pdf

Ruspawan, D.M. (2011). Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori Menggambar Terhadap

Kemampuan Mengekspresikan Perasaan Perasaan Klien Harga Diri Rendah. Jurnal gema keperawatan poltekes denpasar, (online), vol. 5 no. 2, (http://jurnalkeperwatanbali.com).

Samuel. (2012). Family Functioning in families providing care for a family member with Schizophrenia.

Online J Issues Nurse.

Simanjutak, Y.P. 2008. Faktor Terjadinya Resiko Relaps pada Pasien Skizofrenia. Diakses dari

http://www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6360/3/00E00835.pdf . pada 2 Maret 2013

Stuart, Gail W. (2007) .Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Setiadi. (2014). Pemulihan Gangguan Jiwa: Pedoman Bagi Penderita, Keluarga, dan Relawan. Tidak dipublikasikan.

Setyowati., Citra & Agus. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto.

Suryaningrum, Sri., & Ice Y.W. (2013). Hubungan Antara Beban Keluarga dengan Kekampuan Keluarga

Merawat Paien Perilaku Kekerasan DiPoliklinik Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor.

Sirait Asima. (2008). Pengaruh Koping Keluarga Terhadap terjadinya Kekambuhan pada Skizofrenia Remisi

Sempurna di RSJ Provinsi Sumatera.

Sari, N., & Wardani, R., (2015). Pengolahan dan Analisa Data Statistika dengan SPSS. Yogyakarta :

CV Budi Utama.

Soekidjo, N. (2010). “Metodologi Penelitian Kesehatan”. Rinerka Cipta : Jakarta.

Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suprajitno. (2009). Asuhan Keperawatan Keluarga: aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC.

Soekanto. (2008). Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Taufik. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kekambuhan pada Pasien Skizofrenia di

Poliklinik RSJ Grhasia DIY.

Tomb, David A. (2008). Buku Saku Psikiatri. Jakarta: EGC

Tan, G. (2011). Adaptive versus Maladaptive Coping and Belief and their Relation to Cronic

pshycology . The Clinical Journal of Psychiatry.

Wicaksana Inu. (2008). Mereka Bilang Aku Sakit Jiwa – Refleksi Kaus-Kasus Psikiatri dan Problematika

Kesehatan Jiwa di Indonesia. Yogyakarta. Kanisius.

Wulansih, Sri, Arif Widodo. (2006). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Keluarga

(18)

70

http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/ 123456789/508/4f.pdf?sequence=1

Widya & Meita. (2014). Hubungan Peranan Keluarga dalam Kepatuhan Minum Obat terhadap

Kekambuhan Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar Prov. Sumatera Utara.

Wuryaningsih., Emi Wuri., Achir,, Yani S. Hamid., & Helena C.D. (2013). Studi Fenomologi:

Pengalaman Keluarga Mencegah Kekambuhan Perilaku Kekerasan Pasien Pasca Hospitalisasi di

RSJ . Jurnal Keperawatan Jiwa. VOL.1.NO.2.

Yosep,Iyus. (2007). Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama.

. (2009). Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama.

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Keluarga adalah lingkungan tempat melakukan aktivitas dan interaksi dalam

kehidupan. Keluarga merupakan tempat belajar, berinteraksi, dan bersosialisasi

sebelum individu berhubungan dengan lingkungan sekitarnya, selain itu keluarga

memiliki peran dan fungsi untuk menjaga kesehatan anggota keluarganya baik

kesehatan jasmani, rohani, maupun sosial, sehingga keluarga menjadi unsur penting

dalam perawatan atau pemulihan pasien dengan gangguan jiwa atau dengan

gangguan kesehatan lainnya ( Samuel, 2012). Menurut Friedman, (2008) juga

dijelaskan bahwa salah satu fungsi dan peran keluarga yaitu, keluarga sebagai

perawat kesehatan, dimana keluarga berfungsi untuk mencegah terjadinya masalah

kesehatan seperti gangguan jiwa dan gangguan kesehatan yang lainnya, sehingga

keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah tersebut.

Menurut penelitian Cutting & Docherty, (2005) di Inggris dan Amerika,

orang dengan gangguan jiwa yang memiliki keluarga dengan ekspresi emosi yang

tinggi seperti bermusuhan, mengkritik, tidak ramah, banyak menekan, dan

menyalahkan, cenderung menunjukkan penyesuaian diri yang lebih buruk dan

memiliki rata-rata kekambuhan yang tinggi setelah keluar dari Rumah Sakit,

dibandingkan dengan mereka yang memiliki keluarga yang lebih mendukung. Selain

faktor emosi ada faktor lain yang berpengaruh yaitu perubahan stress, baik yang

(20)

2

gangguan jiwa yang kronis menyebabkan kekambuhan 50% pada tahun pertama,

dan 70% pada tahun ke dua (Yosep, 2007).

Kekambuhan pada pasien dengan gangguan jiwa juga bisa disebabkan oleh

beberapa hal diantaranya yaitu pasien tidak rutin minum obat dan tidak rutin kontol

ke dokter, menghentikan sendiri obat tanpa persetujuan dari dokter, kurangnya

peran keluarga dalam melibatkan pasien dalam segala hal kegiatan, serta adanya

beban kehidupan yang sangat berat sehingga menyebabkan stress (Widodo, 2006).

Kecilnya prosentase kekambuhan pada pasien gangguan jiwa juga dapat

ditingkatkan melalui program intervensi keluarga, dimana keluarga sangat berperan

penting dalam menentukan cara/asuhan keperawatan yang diperlukan pasien

dirumah, sehingga dapat meningkatkan kemandirian dan taraf hidup serta akan

dapat mengurangi kekambuhan pada pasien gangguan jiwa (Setiawati & Citra,

2008). Peranan keluarga terjadi dalam semua tahap siklus kehidupan. Sehingga

dengan adanya peranan keluarga, keluarga mampu berfungsi dengan berbagai

kepandaian dan akal untuk meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga dalam

kehidupan (Fridman, 2010), dengan demikian peranan keluarga berkaitan dengan

kekambuhan gangguan jiwa tidak dapat diabaikan dalam penataksanaanya.

Gangguan mental atau kejiwaan di Indonesia terdapat bermacam-macam

bentuknya, salah satunya yaitu gangguan jiwa skizofrenia. Skizofrenia merupakan

sindrom klinik, termasuk gangguan psikotik yang sering dijumpai, dan merupakan

masalah kesehatan jiwa masyarakat yang utama, dan memiliki dampak yang

signifikan tidak hanya pada pasien yang mengalami gangguan, namun juga berdapak

pada keluarga (Alejandra, 2015). Skizofrenia menduduki peringkat 4 dari 10

(21)

3

untuk perawatan yang diberikan keluarga dan terkait kejahatan akibat skizofrenia

sebesar 33 miliar dolar setiap tahunnya di Amerika Serikat (Stuat, 2007 dalam Inu

Wicaksana. 2008).

Yosep (2009) memaparkan bahwa angka penderita skizofrenia di Amerika

Serikat (AS) cukup tinggi (life time prevalence rates) mencapai 1/100 penduduk. Setiap

tahun terdapat 300.000 pasien skizofrenia yang mengalami episode akut, 20-50%

pasien skizofrenia melakukan percobaan bunuh diri dan 10% diantranya berhasil

melakukan bunuh diri, sehingga angka kematian pasien skizofrenia mencapai 8 kali

lebih tinggi dari angka kematian penduduk pada umumnya. Dalam The American

Diary, disebutkan bahwa dalam studi naturalistik telah menemukan prevalensi

kekambuhan pada pasien skizofrenia berkisar 70%-82% hingga 5 tahun setelah

pasien masuk rumah sakit, didapat juga dari 93 pasien skizofrenia masing-masing

memiliki potensi relaps sebesar 21%, 33%, dan 40% pada tahun pertama, kedua,

dan ketiga.

Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Negara

Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 237.556.363 jiwa. Sedangkan prevalensi

penderita skizofrenia di Indonesia mencapai 0,3 – 1 %, maka diperkirakan sekitar

2.375.564 orang menderita skizofrenia dan insiden kekambuhan yang dialami pasien

skizofrenia merupakan insiden yang tinggi, yaitu berkisar 60%-75% setelah episode

psikotik yang tidak diberikan terapi. Skizofrenia biasanya muncul pada usia sekitar

18-45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11-12 tahun sudah menderita

skizofrenia (Riskesdas, 2013).

Tingginya prevalensi kekambuhan pada penderita skizofrenia perlu

(22)

4

ini masih kurang populer dikalangan masyarakat awam, dan sampai saat ini masih

belum juga ditemukan terapi yang manjur untuk menyembuhkannya. Terapi

psikososial dan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) diberikan agar pasien skizofrenia

mampu beradaptasi kembali di lingkungan sekitarnya, mampu merawat diri, dan

tidak bergantung dengan orang lain, sehingga dapat mengurangi angka kekambuhan

pada pasien skizofrenia ( Hawari, 2007).

Skizofrenia bila terlambat untuk diobati akan semakin memburuk bahkan

berlangsung terus seumur hidup, dan dapat pula mempengaruhi kinerja seseorang

dan kesempatan kerja. Di Indonesia pasien dengan skizofrenia masih kurang

mendapat perhatian. Apalagi dalam krisis ekonomi, keadaan mereka semakin tidak

mendapat perhatian dari banyak pihak, pada kenyataanya dalam kehidupan

sehari-hari tingkat stress semakin tinggi (Yosep, 2010). Selain itu pasien skizofrenia juga

membutuhkan peranan keluarga yang menyeluruh sehingga mampu memberikan

perawatan secara optimal. Tetapi keluarga sebagai sistem pendukung utama sering

mengalami beban yang tidak ringan dalam memberikan perawatan dirumah sakit

maupun setelah kembali ke rumah. Beban tersebut yaitu beban finansial dalam

biaya perawatan, beban mental dalam menghadapi pasien, dan beban sosial

terutama menghadapi stigma dari masyarakat tentang anggota keluarganya yang

mengalami gangguan jiwa. Dampak dari beban yang dirasakan keluarga akan

mempengaruhi kemampuan keluarga dalam merawat pasien. Jika keluarga terbebani

maka kemungkinan besar keluarga tidak akan mampu merawat pasien dengan baik

(Suryaningrum, S.& Ice Y.W., 2013). Beban merupakan prediktor paling kuat dari

tekanan psikologis dalam pemberi perawatan. Namun, peran keluarga bergantung

(23)

5

tidak memiliki pengetahuan dan sumber daya yang cukup. Hal ini sebaliknya dapat

meningkatkan stress para pemberi perawatan, lebih jauh menyebabkan mereka

mengatasi kesembuhan pasien dengan cara yang negatif (Urizar, 2009 dalam Tan S,

2012).

Berdasarkan data sensus penduduk kota malang pada tahun 2010 sebanyak

kurang lebih 15% dari 820.243 penduduk yang mengalami gangguan jiwa, selain itu

di RSJ Lawang tercatat setiap harinya terdapat kurang lebih 20 pasien yang masuk

untuk rawat inap, dan yang malakukan rawat jalan sebanyak kurang lebih 100 pasien

per hari. Adapun data yang diperoleh peneliti diwilayah kerja Puskesmas Bareng

Kab. Malang yang terdiri dari empat kelurahan ( Kelurahan Bareng, Kelurahan

Sukoharjo, Kelurahan Gading, Kelurahan Kasin ) pada tahun 2015 terdapat 45

pasien yang mengalami gangguan jiwa, 9 pasien gangguan jiwa skizofrenia yang di

rujuk ke RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, 15 pasien skizofrenia yang

diobati dan masih rutin berobat di Puskesmas Bareng, dan 21 pasien dengan

gangguan jiwa lainnya. Berdasarkan data observasi dan wawancara yang dilakukan di

Puskesmas Bareng pada beberapa responden diantaranya 5 dari anggota keluarga

mengatakan bahwa apapun yang dilakukan oleh pasien itu semaunya pasien dan

keluarga tidak memperdulikan dan mengawasi apapun yang dilakukan oleh pasien, 6

dari anggota keluarga mengatakan kebanyakan kekambuhan yang dialami pasien itu

dikarenakan pasien lupa dalam minum obat dan terkadang keluarga lupa untuk

mengingatkan, ada juga yang seharusnya obatnya diminum 3x sehari, tapi pasien

minum obat hanya 1 atau 2 kali sehari. Prosentase kekambuhan menurut data yang

(24)

6

oleh pasien biasanya sebanyak 2 kali dalam 1 bulan, ada juga yang beberapa bulan

tidak kambuh, ada juga yang 1 tahun tidak kambuh, namun kemudian kambuh lagi.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti “ Hubungan

Peranan Keluarga Terhadap Munculnya Tanda-tanda Kekambuhan pada Pasien Skizofrenia”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah sebagai

berikut “ bagaimana hubungan antara peran keluarga dengan munculnya

tanda-tanda kekambuhan pada pasien skizofrenia”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui “hubungan antara peran keluarga dengan

munculnya tanda-tanda kekambuhan pada pasien skizofrenia”.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi karakteristik dari responden

2. Untuk mengidentifikasi apa saja peranan keluarga dalam merawat pasien

skizofrenia

3. Untuk mengidentifikasi munculnya tanda-tanda kekambuhan pada pasien

skizofrenia.

4. Untuk mengetahui adakah hubungan antara peranan keluarga dengan

(25)

7

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai data tambahan bagi penelitian

berikutnya yang berkaitan dengan peranan keluarga untuk mengurangi

kekambuhan pada pasien skizofrenia.

1.4.2 Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai sarana belajar dan tambahan

informasi mengenai peraan apa saja yang bisa keluarga berikan dalam

merawat pasien dengan gangguan jiwa skizofrenia, selain itu dengan adanya

penelitian ini semoga bisa menambah wawasan tentang bagaimana kita

sebagai pelayanan kesehatan untuk mengidentifikasi munculnya tandah-tanda

kekambuhan yang dialami oleh pasien dengan gangguan jiwa sehingga kita

bisa mencegah terjadinya kekambuhan pada pasien.

1.4.3 Manfaat Bagi Pasien dan Keluarga

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan

betapa pentingnya peran keluarga dalam merawat anggota keluarganya yang

sedang sakit, selain itu dengan adanya penelitian ini semoga bisa membantu

keluarga dalam mengidentifikasi agar mengetahui munculnya tanda-tanda

kekambuhan pada pasien skizofrenia, sehingga keluarga lebih mudah untuk

merawat pasien dan angka kekambuhan yang dialami pasien semakin kecil.

1.4.4 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan refrensi dalam ilmu

(26)

8

asuhan keperawatan pada klien dengan skizofrenia dalam menjalani

perawatan di rumah.

1.5 Keaslian Penelitian

1. Penelitian terkait dengan kekambuhan pasien skizofrenia juga pernah

dilakukan oleh Widya & Meita, 2014. Dimana penelitiannya tentang

Hubungan Peranan Keluarga dalam Kepatuhan Minum Obat terhadap

Kekambuhan Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar Provinsi

Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan

ruangan survey analitik dengan pendekatan Cross sectional. Populasi yang

diambil peneliti yaitu seluruh anggota keluarga pasien skizofrenia yang

masih rutin berobat, dan sampel yang diambil 100 responden dengan tehnik

purposive sampling. Hasil uji statistic Chi Square didapatkan p Value =

0,028, jika dibandingkan dengan dengan nilai α = 0,05, maka nilai p Value ≤

0,05. Sehingga Ha di terima dan hasil dari penelitian ada hubungan antara

peranan keluarga dalam kepatuhan minum obat terhadap kekambuhan

skizofrenia.

2. Penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan kekambuhan skizofrenia

yaitu oleh Ensan Galuh Pertiwi, 2012 tentang Pengaruh Peranan Keluarga

terhadap Kekambuhan Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Surakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dan analitik dengan

pendekatan Case Control Studies dimana pengambilan sampel dengan cara

Purposive Sampling kepada keluarga pasien skizofrenia sesuai kriteria

(27)

9

dimana sampel itu diurutkan berdasarkan skor peran keluarga, kemudian

diambil sebanyak 30% peringkat teratas dan terbawah sehingga jumlah

sampel akhir sebanyak 36 orang. Data dianalisis menggunakan (1) Uji Chi

Square, (2) Odds Ratio, (3) Uji Spearman melalui SPSS 17.0 For Windows.

Hasil penelitian didapatkan (1) terdapat pengaruh dukungan keluarga

terhadap kekambuhan pasien skizofrenia ( P = 0,040 ; CI 95% ), (2) peran

keluarga rendah meningkatkan resiko pasien skizofrenia untuk kambuh (

OR = 4,375 ), (3) jika peran keluarga rendah, maka tingkat kekambuhan

akan tinggi, dan sebaliknya, jika peran keluarga tinggi maka tingkat

kekambuhan rendah ( Spearman’s rho = -0,506 ; CI = 99% ). Sehingga

terdapat pengaruh yang signifikan antara peran keluarga terhadap

kekambuhan pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa daerah Surakarta.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Ensan dengan penelitian ini, pada

penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu peranan keluarga termasuk

dalam variabel independen dan kekambuhan pasien termasuk kedalam

variabel dependen. Instrument yang digunakan saat pengambilan data yaitu

dengan menggunakan kuesioner.

3. Penelitian tentang peran keluarga juga pernah dilakukan oleh Prinda Kartika

Mayang Ambari, 2010 dimana penelitiannya tentang Hubungan antara

Peran Keluarga dengan Keberfungsian Sosial pada Pasien Skizofrenia Pasca

Perawatan di Rumah Sakit. Sampel penelitian ini menggunakan atau

mengambil 30 pasien pasca perawatan di Rumah Sakit. Tehnik pengambilan

sampel dilakukan dengan tehnik Non-probability Sampling yaitu dengan

(28)

10

regresi sederhana, dari analisis data diperoleh nilai koefesien korelasi

sebesar 0,836 dengan P = 0,00 (p < 0,05 ). Angka tersebut menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variable peran keluarga

dengan keberfungsian sosial. Nilai efektif dukungan keluarga terhadap

keberfungsian sosial pada pasien skizofrenia sebesar 69,9 % dan faktor –

faktor lain memberi pengaruh sebesar 30,1 %.

4. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Taufik, 2014. Penelitiannya

tentang hubungan peran keluarga dengan tingkat kekambuhan pada pasien

skizofrenia di Poliklinik RSJ Grhasia DIY. Penelitian ini merupakan jenis

penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan waktu Cross sectional

dimana penggambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan

jumlah 85 responden. Instrument yang digunakan penelitian yaitu dengan

menggunakan kuesioner dan data rekamedis pasien. Analisa data

menggunakan Kandall Tau dengan koefesien korelasi sebesar -0,243 dengan

nilai P= 0,019 (p<0,05), sehingga didapatkan hasil yang menunjukkan

bahwa semakin baik peran keluarga, maka semakin menurun pula tingkat

kekambuhan pada pasien skizofrenia, begitu sebaliknya semakin

buruk/rendah peran keluarga, maka semakin tinggi pula kekambuhan pada

pasien skizofrenia.

5. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Asima Sirait pada tahun 2008,

tentang pengaruh koping keluarga terhadap terjadinya kekambuhan pada

Skizofrenia remisi sempurna di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera

Utara. Desain penelitian ini menggunakan studi analitik observasional

(29)

11

Populasi yang diambil yaitu seluruh anggota keluarga penderita skizofrenia

remisi sempurna yang dirawat di RS Jiwa yang berjumlah 876 orang dan

diambil sampel sebanyak 20 orang dengan cara Purposive Sampling. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa koping keluarga eksternal mempunyai

Referensi

Dokumen terkait

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif, ini Universitas Sebelas Maret berhak menyimpan, mengalihmediakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database),

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan Kuliah Kerja Media dengan

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik kualitatif karena peneliti tidak berpartisipasi langsung dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dikarenakan agar

Tahap pertama ialah skrining bakteri penghasil enzim selulase dari cairan rumen sapi (media selektif CCRA), tahap kedua ialah pengujian aktivitas enzim selulase

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) pembelajaran kimia menggunakan metode Drill and Practice disertai media Crossword Puzzle lebih efektif dibanding

Data air bawah tanah yang didapat dari pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, wajib disampaikan kepada Direktur Jenderal sesuai dengan pedoman sebagaimana

Peningkatan kemampuan berbicara anak kelompok B di TK Jatirejo Ngargoyoso Karanganyar pada penelitian ini yaitu melalui metode bercerita dengan menggunakan alat peraga

Tabel 4.8 diatas menunjukkan nilai Cox &amp; Snell R Square sebesar 0,247 dan nilai Negelkerke R Square sebesar 0,333 yang berarti variabilitas variabel dependen