SKRIPSI
ERMA NUR KHASANAH
AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK
N-HEKSAN DAUN Jatropha gossypifolia Linn
TERHADAP Staphylococcus aureus DENGAN
METODE BIOAUTOGRAFI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii
Lembar Pengesahan
AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK N-HEKSAN
DAUN
Jatopha gossypifolia
TERHADAP
Staphylococcus
aureus
DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2015
Oleh :
ERMA NUR KHASANAH
NIM : 201110410311094
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Siti Rofida, S.Si., M.Farm., Apt. Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P.
iii
Lembar Pengujian
AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK N-HEKSAN
DAUN
Jatopha gossypifolia
TERHADAP
Staphylococcus
aureus
DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI
SKRIPSI
Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji Pada Tanggal 18 Agustus 2015
Oleh :
ERMA NUR KHASANAH NIM : 201110410311094
Disetujui oleh :
Penguji I Penguji II
Siti Rofida, S.Si., M.Farm., Apt. Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P. NIP UMM. 114. 0804. 0453 NIP UMM. 113. 0907. 0469
Penguji III Penguji IV
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh
Alhamdullillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu istiqamah membantu perjuangan beliau dalam mensyiarkan ajaran Islam di muka bumi ini. Sehingga tugas akhir yang berjudul “AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK
N-HEKSAN DAUN Jatropha gossypifolia TERHADAP Staphylococcus aureus DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI” dapat diselesaikan. Tugas akhir ini merupakan syarat terakhir yang harus ditempuh untuk menyelesaikan pendidikan pada jenjang Strata Satu (S1), pada Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penulisan skripsi ini tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis, baik berupa moril maupun materil. Oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada :
1. Siti Rofida, S.Si., Apt. sebagai Pembimbing I dan Ahmad Shobrun Jamil, S.Si.,
M.P. sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan memberi dorongan moral maupun materi kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Dian Ermawati, M.Farm., Apt. dan Ika Ratna Hidayati, S.Farm., M.Sc., Apt. dan sebagai Tim Penguji yang memberikan saran dan kritik yang membangun terhadap skripsi yang telah penulis kerjakan.
3. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti program sarjana.
v
5. Sovia Aprina Basuki, S.Farm., Apt., selaku kepala laboratorium farmasi, yang telah memberikan kesempatan untuk menggunakan fasilitas laboratorium
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. dr. Desy Andari selaku kepala laboratorium Biomedik PPD UMM yang telah memberikan izin untuk menggunakan laboratorium selama penelitian.
7. Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang sudah memberikan waktu untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat. 8. Untuk kedua orang tua tercinta Bapak H. Arifin dan Ibu Hj. Ninik Astutik, atas
doa yang selalu dipanjatkan untuk kesuksesan anaknya, atas curahan kasih sayang yang tiada hentinya, serta segala bentuk motivasi yang telah diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan sampai di tingkat perguruan tinggi.
9. Kakak tersayang Mbak Dwi Suci Agustin yang tiada hentinya memberikan semangat, doa, dan dukungan moril maupun materiil, serta memberikan dorongan agar lebih semangat dari awal hingga akhir penelitiaan, dan adikku Ali Fauzan Ardiansyah, semoga kalian cepat mengikuti jejakku (sarjana). 10.Mbak Raisa Zoraida sebagai kakak asuh dan Hamim Tohari yang selalu
mendengar keluh kesah penulis. Terima kasih atas segala motivasi dan bantuannya dalam menyelesaikan naskah skripsi ini.
11.Irna Fauziah dan Mufida, teman seperjuangan dalam penelitian dari awal
sampai akhir atas batuan selama penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Teman sebimbingan dalam penelitian ini, Haritsah, Rahmat Shodikin, Aisyah, Yulia Rahma, dan Putri atas semangat dan dukungannya selama ini.
12.Laboran-laboran Laboratorium program studi farmasi dan Laboratorium Biomedik, Mbak Evi, Mas Ferdi, dan Pak Joko atas segala bentuk bantuan dan kerja samanya selama penelitian.
13.Teman-teman farmasi B 2011 khususnya Nur, Irna, Santi, Irma Sipa, Fitri, Reska, Anita, Novi Purwanti, Nuzul, Lina, Atul, Syifa, Erika, dan Priadi. Semoga kita jadi orang yang sukses dan berguna dimasa depan. Amin.
vi
15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuannya, baik moril maupun material.
Tentunya sebagai manusia tidak pernah luput dari kesalahan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Amiin Ya Rabbal ‘Alamiin.
Wassalamu’alaikum, warohmatullahi wabarokaatuh
Malang, 18 Agustus 2015 Penulis,
vii
RINGKASAN
AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK N-HEKSAN DAUN
Jatopha gossypifolia
TERHADAP
Staphylococcus aureus
DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama di negara Indonesia karena temperatur tropis dan kelembaban tinggi, sehingga mikroba dapat tumbuh subur (Rostinawati, 2009). Bakteri Staphylococcus aureus
merupakan bakteri coccus gram positif. Bakteri ini dapat menyebabkan penanahan, abses, berbagai infeksi piogen, bahkan septikimia yang fatal (Jawetz, et al., 2012). Infeksi yang lebih berat di antaranya pneumonia, mastitis, plebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis, dan endokarditis. Staphylococcus aureus juga merupakan penyebab utama infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan sindroma syok toksik (Ryan, et al., 1994).
Pengobatan infeksi dengan kombinasi berbagai antimikroba yang semula dipercaya sebagai obat yang mampu memusnahkan bakteri penyebab infeksi ternyata juga menimbulkan permasalahan baru yaitu munculnya bakteri yang multiresisten (Pelezar et al., 1998). Salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri adalah daun jarak merah (Jatropha gossypifolia). Beberapa senyawa kimia metabolit sekunder yang aktif dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus pada ekstrak n-heksan daun Jatropha gossypifolia adalah terpenoid dan antrakuinon. Senyawa metabolit sekunder diproduksi sebagai benteng pertahanan tumbuhan dari pengaruh buruk lingkungan atau serangan hama penyakit, salah satu fungsi metabolit sekunder adalah melindungi tanaman dari serangan mikroba. Di mana senyawa terpenoid dapat merusak porin sehingga menurunkan permeabilitas membran sel bakteri (Cowan, 1999) dan antrakuinon dapat membentuk kompleks dengan asam amino nukleofilik dalam protein sehingga dapat menyebabkan protein kehilangan fungsinya (Putra, 2010).
Serbuk daun jarak merah ditimbang sebanyak 250 g untuk maserasi kinetik. Pelarut n-heksan yang digunakan adalah 2500 ml untuk maserasi pertama, dan 1250 ml untuk maserasi selanjutnya. Maserasi kinetik dilakukan pengadukan konstan selama 4 jam. Pada penelitian ini proses maserasi dilakukan sebanyak empat kali. Filtrat yang didapatkan diuapkan dengan rotary evaporator. Profil KLT dilakukan dengan fase gerak N-Heksana : Etil Asetat (4:1) yang kemudian diberi penampak noda untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder.
viii
diangkat secara perlahan dan diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37o C. Disk
Eritromisin 15 µl/disk sebagai kontrol positif.
Hasil ekstraksi daun jarak merah dengan metode maserasi kinetik mendapat rendemen sebesar 4,576 %. Hasil identifikasi profil KLT yang dilakukan menunjukkan ekstrak n-heksan daun jarak merah mengandung senyawa metabolit sekunder terpenoid dan antrakinon.
ix
ABSTRACT
ANTIMICROBIAL ACTIVITY OF N - HEXANE EXTRACT
OF
Jatopha gossypifolia
LEAF TO
Staphylococcus aureus
WITH
BIOAUTOGRAPHY METHOD
Background: Bellyache bush (Jatropha gossypifolia) is plants that useful for traditional medicine. The antimicrobial activities have been shown by some researches because the presence of terpenoid compound that able damage porin so
lowers bacterial cell membrane permeability. Staphylococcus aureus is a positive
gram bacteria. The infection Staphylococcus aureus characterized by tissue damage accompanied abscesses, infections piogen, and septichemical fatal. To overcome this, the potential antiinfection drugs and more effective must be found. It underlies the search for the source of natural medicines that have the potential antimicrobial activity.
Aim: The aim of this study is to determine the classes of compounds contained which has antimicrobial activity of n-hexane extract of Jatropha gossypifolia leaf against Staphylococcus aureus, which is seen from the inhibitory zone diameter.
Method: This research used Bioautography contact method. Bellyache bushleaf macerated using kinetic maceration for 4 hours. Then do the identification of the component compounds. Furthermore, the antimicrobial activity test by the method of contact by means of instilling bioautografi TLC plate in the media and seen the transparent zone.
Results and Conclusion: Results Identification of compounds gave positive results for terpenoids and anthraquinone compounds. Terpenoid compound shown by the stains on the spot Rf 1 = 0,325 , Rf 2 = 0,45, Rf 3 = 0,55, and Rf 5 = 0,95. While at Rf 4 = 0,6125 indicates anthraquinone compounds. In the method of contact
bioautography obtained transparent zone that surround the tested compound with a
diagonal Rf 1 = 11,20 mm, Rf 2 = 9,20 mm, Rf 3 = 12,13 mm, Rf 4 = 11,67 mm, and Rf 5 = 15,00 mm. It is proved that Bellyache bushleaf could inhibit the growth of Staphylococcus aureus
x
ABSTRAK
AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK N-HEKSAN DAUN
Jatopha gossypifolia
TERHADAP
Staphylococcus aureus
DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI
Latar belakang : Jarak Merah (Jatropha gossypifolia) merupakan tanaman yang bermanfaat sebagai obat tradisional. Aktivitas antibakteri telah ditunjukkan oleh beberapa penelitian karena adanya senyawa terpenoid yang dapat merusak porin sehingga menurunkan permeabilitas membran sel bakteri. Staphylococcus aureus
merupakan bakteri gram positif. Infeksi oleh Staphylococcus aureus ditandai dengan kerusakan jaringan yang disertai abses, berbagai infeksi piogen, bahkan septikimia fatal. Untuk mengatasinya, obat antiinfeksi yang berpotensi dan lebihefektif harus segera ditemukan. Hal tersebut mendasari pencarian sumber obat-obatan alami yang memiliki potensi aktivitas antibakteri.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui golongan senyawa yang terkandung yang memiliki aktivitas antibakteri dari ekstrak n-heksan daun Jatropha gossypifolia terhadap Staphylococcus aureus, yang dilihat dari diagonal zona hambatnya.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode Bioautografi kontak. Daun Jarak Merah dimaserasi menggunakan maserasi kinetik selama 4 jam. Kemudian dilakukan identifikasi komponen senyawa. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas antibakteri dengan metode bioautografi kontak dengan cara menanamkan plat KLT pada media dan dilihat zona beningnya.
Hasil dan Kesimpulan : Hasil Identifikasi kandungan senyawa memberikan hasil positif adanya senyawa terpenoid dan antrakinon. Senyawa terpenoid ditunjukkan dengan adanya spot noda pada Rf 1 = 0,325; Rf 2 = 0,45; Rf 3 = 0,55; dan Rf 5 = 0,95. Sedangkan pada Rf 4 = 0,6125 menunjukkan senyawa antrakuinon. Pada metode bioautografi kontak didapatkan zona bening yang mengelilingi senyawa uji dengan diagonal Rf 1 = 11,20 mm, Rf 2 = 9,20 mm, Rf 3 = 12,13 mm, Rf 4 = 11,67
mm, dan Rf 5 = 15,00 mm. Hal tersebut membuktikan bahwa daun Jarak Merah
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
xi
DAFTAR ISI
Judul Halaman
HALAMAN JUDUL... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKSAN ... vii
ABSTRACT ... ix
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Tinjauan Tentang Tanaman Jarak Merah (Jatropha gossypifolia)... 6
2.1.1 Klasifikasi ... 6
2.1.2 Nama Daerah ... 7
2.1.3 Morfologi ... 7
2.1.4 Habitat dan Distribusi Geografi... 8
2.1.5 Kandungan Daun Jatropha gossypifolia ... 8
2.1.6 Manfaat Daun Jatropha gossypifolia... 10
2.2 Tinjauan Umum Staphylococcus aureus... 11
2.2.1 Taksonomi... 11
2.2.2 Morfologi dan Identifikasi... 12
2.2.3 Faktor Virulensi Staphylococcus aureus... 13
2.3 Tinjauan Umum Infeksi ... 14
xii
2.3.2 Terapi ... 15
2.4 Tinjauan Tentang Antibiotik ... 16
2.4.1 Mekanisme Kerja Eritromisin ... 17
2.4.2 Resistensi Antibiotik ... 17
2.4.2.1 Asal Usul Terjadinya Resistensi Bakteri Terhadap Obat ... 18
2.4.2.1 Kelas Resistensi Staphylococcusaureus... 18
2.5 Tinjauan Uji Kepekaan Terhadap Aktivitas antimikroba Secara In Vitro... 20
2.5.1 Metode Difusi Cakram ... 20
2.5.2 Metode Dilusi ... 21
2.5.3 Metode Bioautografi... 21
2.6 Tinjauan Tentang Ekstrak ... 24
2.7 Tinjauan Tentang Metode Ekstraksi ... 25
2.8 Tinjauan Tentang Pelarut ... 26
2.9 Tinjauan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)... 27
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 29
3.1 Bagan Kerangka Konseptual ... 29
3.2 Uraian Kerangka Konseptual ... 30
BAB IV METODE PENELITIAN ... 33
4.1 Lokasi Penelitian... 33
4.2 Alat Penelitian ... 33
4.2.1 Pembuatan Serbuk Simplisia ... 33
4.2.2 Proses Ekstraksi ... 33
4.2.3 Pengujian Bioautografi ... 33
4.2.4 Identifikasi Profil KLT ... 33
4.3 Bahan Penelitian ... 34
4.3.1 Bahan Uji ... 34
4.3.2 Proses Ekstraksi ... 34
4.3.3 Pengujian Bioautografi ... 34
4.3.4 Identifikasi Profil KLT ... 34
4.4 Variabel Penelitian... 35
xiii
4.4.2 Variabel Terikat ... 35
4.5 Penyiapan Sterilisasi Alat dan Bahan... 35
4.6 Metode Penelitian ... 35
4.6.1 Rancangan Penelitian ... 35
4.6.2 Kerangka Operasional ... 36
4.6.3 Prosedur Kerja ... 37
4.6.3.1 Pembuatan Simplisia ... 37
4.6.3.2 Pembuatan Ekstrak Bahan Uji ... 37
4.6.3.3 Pemisahan Senyawa dengan KLT ... 39
4.6.3.4 Identifikasi Komponen Senyawa ... 39
4.6.3.5 Preparasi Media ... 40
4.6.3.6 Preparasi Bakteri ... 40
4.6.3.7 Preparasi Kontrol Positif ... 41
4.6.3.8 Pengujian Bioautografi ... 41
4.6.3.9 Analisis Data ... 43
BAB V HASIL PENELITIAN ... 44
5.1 Hasil Determinasi Daun Jatropha gossypifolia L. ... 44
5.2 Hasil Serbuk Simplisia Daun Jatropha gossyphifolia L. ... 44
5.3 Hasil Ekstraksi... 46
5.3.1 Hasil Ekstrak N-Heksan Daun Jatropha gossyphifolia L... 46
5.3.2 Sifat Fisika Kimia dari Ekstrak N-Heksan Daun Jatropha gossypifolia...... 47
5.4 Hasil Uji KLT Ekstrak N-Heksan Daun Jatropha gossypifolia L.... 47
5.4.1 Identifikasi Senyawa Alkaloid dengan KLT... 47
5.4.2 Identifikasi Senyawa Terpenoid dengan KLT... 48
5.4.3 Identifikasi Senyawa Flavonoid dengan KLT... 49
5.4.4 Identifikasi Senyawa Polifenol dan Tanin dengan KLT... 50
5.4.5 Identifikasi Senyawa Antrakuinon dengan KLT... 51
5.4.6 Hasil Pengukuran Nilai Rf dari Kromatografi Lapis Tipis.... 51
xiv
BAB VI PEMBAHASAN ... 57
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 62
7.1 Kesimpulan ... 62
7.2 Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman II.1 Senyawa inti yang diisolasi dari daun Jatropha gossypifolia ... 9 II.2 Identifikasi komponen fitokimia pada ekstrak etanol daun Jatropha
gossypifolia ... 9
V.1 Hasil serbuk yang lolos pada ayakan no.40 dan no.20 ... 43 V.2 Nilai Kadar Air Simplisia Serbuk Daun Jarak Merah ... 44 V.3 Hasil Identifikasi Sifat Fisika Kimia dari Ekstrak N-Heksan Daun Jarak
Merah (Jatropha gossypifolia L.) ... 46 V.4 Hasil KLT dari Ekstrak N-Heksan Daun Jatropha gossyphifolia dengan
Eluen N-Heksana : Etil Asetat ... 51 V.5 Hasil Uji Antimikroba Esktrak N-Heksana Daun Jatropha gossypifolia
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Tanaman Jatropha gossypifolia L. ... 6
2.2 Bentuk mikroskopis Saphylococcus aureus ... 11
2.3 Rumus Struktur N-Heksana... 27
3.1 Bagan Kerangka Konseptual ... 29
4.1 Skema Kerangka Operasional ... 36
4.2 Bagan Alir Proses Esktraksi Daun Jatropha gossypifolia dengan pelarut n-heksan ... 38
5.1 Gambar Daun Basah (a) dan Daun Kering (b) Jarak Merah (Jatropha gossypifolia L.) ... 44
5.2 Serbuk Simplisia Daun Jarak Merah (Jatropha gossypifolia L.) ... 44
5.3 Ekstrak Kental Daun Jarak Merah (Jatropha gossypifolia L.) ... 45
5.4 Hasil Identifikasi Senyawa Alkaloid dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ... 47
5.5 Hasil Identifikasi Senyawa Terpenoid dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ... 48
5.6 Hasil Identifikasi Senyawa Flavonoid dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ... 49
5.7 Hasil Identifikasi Senyawa Polifenol dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ... 49
5.8 Hasil Identifikasi Senyawa Antrakuinon dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ... 50
5.9 Perbandingan aktivitas antimikroba pada beberapa senyawa ekstrak n-heksan Daun Jatropha gossypifolia dengan Kromatografi Lapis Tipis ... 53
5.10 Noda yang Digunakan untuk Pengujian Bioautografi ... 53
5.11 Hasil Pengujian Bioautografi Esktrak N-Heksan Daun Jatropha gossypifolia ...…... 5.10 Kontrol Positif Eritromisin ... 55
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup... 67
2. Surat Pernyataan ... 68
3. Surat Determinasi Tanaman ... 69
4. Sertifikat Bakteri ... 70
5. Perhitungan ... 71
6. Data Hasil Pengukuran Zona Hambat Uji Bioautografi ... 72
7. Bagan Kerja Penelitian ... 73
8. Tabel Data Hasil Penelitian ... 78
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Goeswin. 2007. Teknologi Bahan Alam. Bandung : Institut Teknologi Bandung Press. Hal 21-27.
Aguilar, G., W. A Hammerman, R. Edward and S. L. Kaplan. 2003. Clindamycin treatment of invasive infections caused by community-acquired, methicillin-resistant and methicillin-susceptible Staphylococcus aureus in children. Pediatr Infect Dis J. Vol. No.8, p.593.
Anonim, 2011. Staphylococcus aureus Alila Medical Media.
http://www.zazzle.de/streptobakterie_pyogenes_beschriftet_diagramm_post er-228000456368447998 Diakses tanggal 14 Februari 2015.
Ansel, H.C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi ke-4. Jakarta : UI Press.
Ariningsih, I., Solichatun., dan Endang, A., 2002. Pertumbuhan Kalus dan Produksi Antrakuinon Mengkudu (Morinda citrifolia L.) pada Media Murashige-Skoog (MS) dengan Penambahan Ion Ca2+ dan Cu2+. Biofarmasi. Vol. 1 No. 2, p.1693-2242.
Bambang, M., 2001. Sehat di Usia Lanjut dengan Ramuan Tradisional. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta, hlm. 11-15
Betina, V., 1972, Antibiotic in Pharmaceutical Applications of Thin layer and Paper Chromatography. Edisi ke-3. Karel Macek (ed), 503-505, Elsevier Publishing Company, Amsterdam.
Bharathy V., Sumathy B.M., and Uthayakumari F., 2012. Determination of Phytocomponents By Gc – Ms In Leaves of Jatropha Gossypifolia L. Science Research Reporter. Vol. 2 No.3, p 286-289.
Brander, G.C., Pugh, D.M., Bywater, R.J. and Jenkins, W.L. 1991. Veterinary Applied Pharmacology and Therapeutics. 5th ed. The English Language
Book Society, Bailliere Tindal, London.
Cowan, M.M., 1999. Plant Products as Antimicrobial Agents. Clinical Microbiology Reviews. Vol. 12 No. 4, p. 564–582.
Darsana, G.O., Besung, N.K., Mahatmi, H., 2012. Potensi Daun Binahong
(Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli secara in Vitro. Indonesia Medicus Veterinus. Vo. 1 No. 3, p. 337-351.
Davey, P. 2005. At a Glance Medicine. Penerbit Erlangga, Jakarta.
xix
Departemen Kesehatan RI., 2000. Parameter Standart Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan pertama. Jakarta : Direktorat Jendral Pengawas Obat dan Makanan.
Departemen Kesehatan RI., 2009. Farmakope Herbal Indonesia Jilid 1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Dewanjee, Saikat., Gangopadhyay, Moumita., Bhattacharya, Niloy., Khanra, Ritu., Dua, T.K., 2014. Bioautography and its scope in the field of natural product chemistry. Anal. Pharm., p. 2-4.
Dhale, D.A., Birari A.R., 2010. Preliminary Screening of Antimicrobial and Phytochemical Studies Of Jatropha Gossypifolia Linn. Rec Res Sci Tech. Vol.2 No.7, p 24-28.
Dirjen POM Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi ke-4, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 1083, 1084.
Dzen, S.M., Roekistiningsih., Santoso S., Winarsih S., Sumarno., Islam S., Noorhamdani A.S., Murwani S., Santosaningsih D., 2003. Bakteriologi Medik. Malang : Bayumedia Publishing, hal. 131-139.
Fauzana, D.L., 2010. Perbandingan Metode Maserasi, Remaserasi, Perkolasi dan Reperkolasi Terhadap Rendemen Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Bogor : Skripsi Program Sarjana.
Geidam, Y.A. 2007. Preliminary Phytochemical and Bacterial Evaluation of Crude Aqueous Extract of Psidium guajava Leaf. Journal of Applied Sciences. Vol.7 No. 4, p 511.
Gritter, R.J., Robbit, J.M., Schwartig, A.E., 1991. Pengantar Kromatografi. Edisi ke-2. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata. Bandung : Penerbit ITB. Harborne, J.B., 1987. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan, Edisi ke-2, Bandung : ITB Press.
Irianto, Koes. 2008. Mengenal Dunia Bakteri. Bandung. PT Pringgandani
Jawetz, E., J. L. Melnick, E. A. Adelberg, G. F. Brooks, J. S. Butel and L. N. Orston. 2012. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 25. Diterjemahkan oleh E. Nugroho dan R.F. Maulany. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. hal. 225-231.
Kayser, F.H., Bienz, K.A., Eckert, J., Zinkernagel, R.M., 2005. Medical Microbiology. thieme. p. 231.
Kumala S, Siswanto EB. 2007. Isolation and screening of endophytic from
Morinda citrifolia and their ability to produce anti-microbial substance.
Microbiologi Indonesia : p.145-148.
xx
McFarland J. 1907. Nephelometer: an instrument for estimating the number of bacteria in suspensions. J Am Med Assoc. Vol.14 p. 1176-1178.
Menteri Kesehatan RI, 2012. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 006 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional, Jakarta : Departemen Kesehataan. Mustakim, H., 2008. Kimia Bahan Alam Glikosida Antrakuinon. Purwokerto :
Lembaga Penelitian Universitas Jenderal Soedirman.
Mustary, Mardiyah., Djide, M.N., Mahmud, Ilham., Hasyim, Nursiah., 2011. Uji Daya Hambat dan Analisis KLT-Bioautografi Perasan Buah Sawo Manila (Achras Zapota Linn) Terhadap Bakteri Uji Salmonella Thyposa. KLT-Bioautografi. Vol. 7 No.1 p.25-27.
Nagegowda D.A. 2010. Plant volatile terpenoid metabolism: biosynthetic genes, transcriptional regulation and subcellular compartmentation. FEBS letters. 584, p. 2965–2973.
Nikham. 2006. Kepekaan Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan
Pseudomonas aeruginosa terhadap Ekstrak Daun Legundi (Vitex trifolia Linn.) Iradiasi. BATAN, p 1-7.
Ogundare., A.O., 2007. Antimicrobial Effect of Tithonia difersifolia and Jatropha gossypifolia Leaf Extracts. Trends in Applied Sci. Res, Vol. 2 No. 2, p. 145 -150.
Pelezar, J.R.,E.C.S and Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Diterjemahkan oleh Hadioetomo, dkk., Jilid 2. Edisi ke-1. Jakarta: UI Press.
Putra, I.N.K., 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) serta Kandungan Senyawa Aktifnya. J.Teknol. dan Industri Pangan. Vol. 21 No. 1, p. 1-5.
Qolbaini, E.N., 2014. Karakterisasi dan Uji Kepekaan Terhadap Antibiotik Isolat Bakteri Staphylococcus aureus Diisolasi dari Sapi Mastitis Subklinis. Bogor: Tesis Program Pascasarjana.
Randall, Anita., 2009. Bellyache Bush (Jatropha gossypifolia). Queensland : Departemen of mployment, Economic Development and Innovation.
Ravindranath, N., Venkataiah, B., Ramesh, C., Jayaprakash, P., Das, B., 2003. Jatrophenone, a Novel Macrocyclic Bioactive Diterpene from Jatropha gossypifolia. Chem. Pharm. Bull. Vol. 51 No. 7, p. 870-871.
Rostinawati, Tina 2009. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) Terhadap Escherichia Coli, Salmonella Typhi Dan Staphylococcus Aureus Dengan Metode Difusi Agar. Bandung : Laporan Penelitian Dosen muda. Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.
xxi
Salni, Marisa, H., Mukti R.W., 2011. Isolasi Senyawa Antibakteri Dari Daun Jengkol (Pithecolobium lobatum Benth) dan Penentuan Nilai KHM-nya. Jurnal Penelitian Sains. Vol.14 No.2, p. 121-126.
Sanaz, S. 1999. Anaerobic Bacterial ; Prevalence and Antibiotic Susceptibility. Available at: http//ki.se/odont/cariologi.endiodonti/exarb1999/sanaz-sabouri. pdf. Diakses tanggal 7 Agustus 2015.
Sarker, S.D., Latif, Z., Gray, A.I., 2006. Natural Products Isolation. Edisi ke-2. Humana Press.
Seth, Ruchi., Sarin, Renu. 2010. Analysis of the Phytochemical Content and Anti-microbial Activity of Jatropha gossypifolia L. Arch. Appl. Sci. Res. Vol. 2 No.5, p 285-291.
Setiabudy, R., Kunardi, L., 2005. Antimikroba lain, Dalam Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Sharma, V., Kumawat, T.K., Seth, Ruchi., Sharma, Anima., 2013. Bioefficacy of Crude Extracts from Jatropha Gossypifolia against Human Pathogens. International Journal of Biotechnology and Bioengineering Research. Vol. 4 No. 4, p 401-406.
Sholeh, Siti N. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak n-Heksana dan Etanol Daun Sirih (Piper bittle Linn) Serta Identifikasi Senyawa Aktifnya. Yogyakarta: Skripsi Program Studi S1 Kimia.
Silva, J.F., Giordani, R.B., Silva-Jr A.A., Zucolotto, S.M., Fernandes-Pedrosa, M.F., 2014. Jatropha gossypiifolia L. (Euphorbiaceae): A Review of Traditional Uses, Phytochemistry, Pharmacology, and Toxicology of This Medicinal Plant. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine.
Singh, Pratibha.
,
Singh, Ajay., 2012. Acute toxic effects of Medicinal PlantJatropha gossypifolia on non- target Fish and Mice. Wudpecker Journal of Agricultural Research, Vol. 1 No. 10, p. 433-438.
Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Spektroskopi. Bandung: ITB.
Sweetman, S.C., 2009. Martindale The Complete Drug Reference. London Chicago : Edisi ke-36. Pharmaceutical Press.
Syahrurachman, A., Chaltim, A., Soebandrio, A., Karuniawati, A., Santoso, A.U.S., Harun, H., Bela, B., 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. ed revisi, Staf Pengajar Fakultas kedokteran UI. Jakarta : hlm. 103-122.
xxii
Volk, W.A dan M.F. Wheeler, 1989. Mikrobiologi Dasar, Edisi ke-5, Jilid Dua. Diterjemahkan dari buku Basic Microbiology oleh Markham. Erlangga, Jakarta.
WHO, 2005. Healthcare Associated Infection (HAI). http://whqlibdoc.who.int/hq /2005/WHO_EIP_SPO_QPS_05.2.pdf, Diakses tanggal 30 September 2014.
World Health Organization (WHO), 2010. Infectious Desease. http://www.who.int/topics/infectious_diseases/en/. Diakses tanggal 30 Februari 2014.
Zhang, P., Zhang, M., Su, X., Huo, C., Gu, Y., Shi, Q., 2009. Chemical Constituents of the Plants from Genus Jatropha. Vol.6, p. 2166-2181.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling utama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia karena temperatur yang tropis, dan kelembaban tinggi sehingga mikroba dapat tumbuh subur. Infeksi dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti virus, jamur, riketsia, protozoa dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh, kemudian berkembang biak dan menimbulkan penyakit. Bakteri dapat menyebabkan infeksi secara lokal maupun
sistemik (Rostinawati, 2009). Salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit infeksi adalah bakteri Staphylococcus aureus.
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri coccus gram positif yang tersusun dalam bentuk kluster (tidak beraturan) seperti buah anggur. Beberapa diantaranya tergolong flora normal pada kulit, saluran pernafasan, selaput mukosa, dan saluran pencernaan pada manusia. Bakteri ini dapat menyebabkan penanahan, abses, berbagai infeksi piogen dan bahkan septikimia yang fatal. Bakteri ini juga ditemukan di udara dan lingkungan sekitar. Staphylococcus aureus mengandung polisakarida dan protein yang berfungsi sebagai antigen dan merupakan substansi penting di dalam struktur dinding sel, tidak membentuk spora, dan tidak membentuk flagel (Jawetz et al., 2012).
Sumber infeksi utama adalah tumpukan bakteri pada lesi manusia, benda-benda yang terkontaminasi tersebut, dan saluran respirasi manusia serta kulit. Infeksi oleh Staphylococcus aureus ditandai dengan kerusakan jaringan yang disertai abses bernanah (Jawetz et al., 2012). Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus adalah bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Infeksi yang lebih berat di antaranya pneumonia, mastitis, plebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis, dan endokarditis. Staphylococcus aureus juga merupakan penyebab utama infeksi nosokomial, keracunan makanan,
sindroma syok toksik, dan infeksi nosokomial (Ryan et al., 1994).
2
kecenderungan menimbulkan hipersensitivitas secara lokal pada kulit atau membran mukosa (Bambang, 2001).
Infeksi nosokomial menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (WHO, 2005). Infeksi nosokomial menjadi ancaman besar terhadap kesehatan karena saat ini banyak ditemukan bakteri yang resisten terhadap berbagai jenis antibiotik. Salah satu bakteri yang sering menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial di rumah sakit yaitu Staphylococcus aureus sebesar 21,7%. Pada saat ini sekitar 40% bakteri Staphylococcus aureus yang dapat diisolasi di rumah sakit, diketahui resisten terhadap beberapa jenis antibiotik turunan β -laktam dan sefalosporin, tetapi masih sensitif terhadap antibiotik vankomisin dan klindamisin (Aguilar etal., 2003).
Suatu penelitian yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) tahun 2006 menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara di Eropa, Timur tengah, Pasifik, dan Asia Tenggara terdapat infeksi nosokomial, khususnya di Asia Tenggara sebanyak 10%. Hasil prevalensi survei Center for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, menyatakan bahwa pada tahun 2011 terdapat 722.000 kasus infeksi nosokomial. Sementara itu, data WHO menunjukkan, terdapat 10 juta kematian neonatal dari 130 juta bayi yang lahir setiap tahunnya. Di Indonesia yaitu di 10 RSU pendidikan, infeksi
nosokomial cukup tinggi yaitu 6-16% dengan rata-rata 9,8% pada tahun 2010 (WHO, 2010).
3
Indonesia merupakan negara tropis yang memliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Di antara beragam jenis flora yang tumbuh di Indonesia, terdapat banyak tumbuhan yang merupakan sumber berbagai jenis senyawa-senyawa kimia yang memiliki khasiat sebagai obat. Penggunaan obat tradisional sampai sekarang semakin luas di kalangan masyarakat karena merupakan bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia. Sampai sejauh ini kandungan kimia, khasiat atau kegunaan maupun efek sampingnya belum banyak diteliti secara ilmiah (Sholeh, 2009).
Salah satu tanaman yang telah digunakan untuk mengobati penyakit infeksi adalah daun jarak merah (Jatropha gossypifolia). Tanaman ini tumbuh subur di daerah tropis dan memiliki berbagai manfaat, antara lain sebagai antioksidan, antikanker, insektisida, obat sakit gigi, dan pembersih darah. Penelitian untuk mengeksplorasi tanaman Jatropha gossypifolia sebagai obat telah banyak dilakukan. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa metabolit sekunder yang terkandung dalam Jatropha gossypifolia memiliki aktifitas fisiologis tertentu, seperti antimikroba, antiinflamasi, antioksidan, antikanker, dan antifertilisasi. Kemampuan Jatropha gossypifolia sebagai tanaman obat disebabkan banyaknya senyawa aktif yang terkandung di dalamnya, seperti diterpen, alkaloid, cardiac glycosides, flavonoid, dan triterpenoid. Selain senyawa tersebut, diduga masih
terdapat senyawa aktif lainnya yang cukup berpotensi sebagai obat (Seth et al., 2010).
Dari hasil skrining fitokimia secara kualitatif menunjukkan pada tanaman
Jathropa gossypifolia L. memiliki kandungan senyawa kimia yang berbeda-beda seperti saponin, tannin, fenol, selulosa, nitrogen, protein, Kalsium, dan potasium. Senyawa-senyawa tersebut memiliki potensi sebagai obat untuk mengobati berbagai penyakit pada manusia (Dhale et al., 2010).
4
Pada penelitian terdahulu untuk mengeksplorasi potensi Jatropha gossypifolia sebagai antibakteri telah dilakukan. Sedangkan pada penelitian ini akan dilakukan pengujian aktivitas ekstrak n-heksana daun Jatropha gossypifolia
terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Pada proses ekstraksi selanjutnya akan dilakukan fraksinasi Jatropha gossypifolia menggunakan pelarut etil easetat dan etanol. Pemilihan ketiga pelarut didasarkan pada fakta bahwa ketiganya mempunyai tingkat kepolaran yang berbeda, sehingga diharapkan akan diperoleh jenis senyawa aktif yang berbeda pula.
Menurut penelitian yang sudah dilakukan dengan metode komparatif (perbandingan kadar ekstrak) terhadap ekstrak alkohol, petrolum eter, dan kloroform daun Jatropha gossypifolia, yang diekstraksi menggunakan metode ekstraksi soxhlet, bahwa pada konsentrasi masing-masing 50 mg/ml dan 100 mg/ml mampu menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif dan bakteri gram positif. Pada penelitian tersebut juga dibuktikan bahwa pada konsentrasi 50 mg/ml terbukti lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif dan bakteri gram positif (Dhale et al., 2010). Berdasarkan penelitian tersebut maka peneliti menggunakan ekstrak Jatropha gossypifolia dengan konsentrasi 50 mg/ml.
Pada penelitian yang akan dilakukan lebih difokuskan pada senyawa yang
memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Pengukuran aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode in vitro untuk menentukan potensi suatu zat antibakteri dalam larutan, konsentrasi suatu zat antibakteri terhadap cairan badan dan jaringan, dan kepekaan suatu bakteri terhadap konsentrasi yang dikenai. Penentuan kepekaan bakteri terhadap antibakteri dapat dilakukan dengan metode bioautografi kontak agar diperoleh proses pemindahan senyawa aktif ke dalam medium agar sehingga menghasilkan zona hambatan yang lebih besar dengan berkurangnya sensifitas (Mustary et al., 2011).
5
(Kusumaningtyas et al., 2008). Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian uji aktivitas antibakteri menggunakan ekstrak n-heksan daun Jatropha gossypifolia terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus, dan metode yang akan dipilih untuk menguji aktivitas antimikroba Jatropha gossypifolia adalah dengan mengggunakan metode bioautografi kontak secara in vitro.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalahnya yaitu :
Bagaimana aktivitas antibakteri dari komponen senyawa yang terdapat pada ekstrak n-heksan daun Jatropha gossypifolia terhadap Staphylococcus aureus
yang dilihat darinilai zona hambatnya?
Golongan senyawa apakah yang terkandung dalam ekstrak n-heksan daun
Jatropha gossypifolia, yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus? 1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak n-heksan daun Jatropha gossypifolia terhadap Staphylococcus aureus, yang dilihat dari diameter zona
hambatnya.
Untuk mengetahui golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak
n-heksan daun Jatropha gossypifolia yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus.
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai manfaat dan kegunaan dari daun tanaman jarak merah (Jatropha gossypifolia).