62. 1 Ind P.
rJ
Kementerlan KesehBtanRepubllk Illdones ia
PEOOMAN TENAGA KESEHATAN
01 PUSKESMAS TERPENCI L DAN
SANGAT TE RP ENCIL 01 OAERA H
TERTI NGGAL, PERBATASAN
DAN KEP ULAUAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDE RAl BIN A UPAYA KESEHATAN
DI REKTORAT BINA UPAYA KESEH ATAN DASAR
62> 1 Ind
t]
P. Kemenierilill Kesehata nRepubllk Indonesia
PEDOMAN TENAGA KESEHATAN
DI PUSKESMAS TERPENCIL DAN
SANGAT TERPENCIL 01 OAERAH
TERTINGGAL, PERBATASAN
DAN KEPULAUAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
DIREKTORAT BI NA UPAYA KESEHATAN DASAR
62> 1 Ind
t]
P. Kemenierilill Kesehata nRepubllk Indonesia
PEDOMAN TENAGA KESEHATAN
DI PUSKESMAS TERPENCIL DAN
SANGAT TERPENCIL 01 OAERAH
TERTINGGAL, PERBATASAN
DAN KEPULAUAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
DIREKTORAT BI NA UPAYA KESEHATAN DASAR
Katalog Dalal1il Terbitan. Kementerian Kesehatan RL 362.1
Ind p.
Indonesia . Kementerian Kesehatan . Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
Pedoman tenaga kesehatan Puskesmas terpencil dan sangat terpencil didaerah tertinggal , perbatasan dan kepulauan . Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2010.
I. 2. 3.
Judul 1. HEALTH MANPOWER
RURAL HEALTH SERVICES
REMOTE CONSULTANTION 4. HEALTH CARE
KATA PEN GANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan Pedoman Tenaga Kesehatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Terpeneil dan Sangat Terpeneil di Daerah Tertinggal , Perbatasan dan Kepu lauan. Buku ini merupakan pedoman dasar tenaga kesehatan bagi Puskesmas dengan kategori terpeneil dan sangat terpeneil dalam melaksanakan kegiatan pelayanan di lapangan. Berdasarkan Permenkes No. 1144/MENKES/PERNIII/2010 , telah ditetapkan perubahan strukturorganisasi di lingkup Kementerian Kesehatan khususnya Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, yang bertanggung jawab pada institusi Pelayanan Dasar dan Rujukan . Perubahan tersebut mengakibatkan Program Bina Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) berada di bawah tanggung jawab Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan , yang akan melanjutkan pelaksanaan program DTPK yang lalu . Dasar penyusunan pedoman ini adalah terbatasnya tenaga yang ada di Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneili, kondisi geografis dan iklim serta sebaran penduduk . Untuk memberi pelayanan kesehatan yang baik dan diperlukan mereka , perlu disesuaikan kemampuan clan kom petensi petugas kesehatan yang akan ditempatkan .
Buku pedoman ini dieetak ulang dengan sedikit penyesuaian denga tujuan dapat digunakan oleh lintas program , lintas sektor dan masyarakat yang membutuhkan serta telah memiliki dasar hukum.
Kami menyadari kondisi di daerah tertinggal , perbatasan dan kepulauan (DTPK) akan terus berkembang sehingga pedoman ini perlu.tJikembangkan oleh daerah sesuai kondisi dan kebutuha n masyarakat. Saran dan masukan bagi penyempurnaan pedoman ini kami terima dengan senang hati. Pada kesempatan ini perkenankan kami menyampa ikan pengha rgaan dan ueapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan data, masukan, serta dukungan dalam penyusunan buku ini.
Jakarta, Juli 2011 Penyusun
Katalog Dalal1il Terbitan. Kementerian Kesehatan RL 362.1
Ind p.
Indonesia . Kementerian Kesehatan . Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
Pedoman tenaga kesehatan Puskesmas terpencil dan sangat terpencil didaerah tertinggal , perbatasan dan kepulauan . Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2010.
I. 2. 3.
Judul 1. HEALTH MANPOWER
RURAL HEALTH SERVICES
REMOTE CONSULTANTION 4. HEALTH CARE
KATA PEN GANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan Pedoman Tenaga Kesehatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Terpeneil dan Sangat Terpeneil di Daerah Tertinggal , Perbatasan dan Kepu lauan. Buku ini merupakan pedoman dasar tenaga kesehatan bagi Puskesmas dengan kategori terpeneil dan sangat terpeneil dalam melaksanakan kegiatan pelayanan di lapangan. Berdasarkan Permenkes No. 1144/MENKES/PERNIII/2010 , telah ditetapkan perubahan strukturorganisasi di lingkup Kementerian Kesehatan khususnya Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, yang bertanggung jawab pada institusi Pelayanan Dasar dan Rujukan . Perubahan tersebut mengakibatkan Program Bina Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) berada di bawah tanggung jawab Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan , yang akan melanjutkan pelaksanaan program DTPK yang lalu . Dasar penyusunan pedoman ini adalah terbatasnya tenaga yang ada di Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneili, kondisi geografis dan iklim serta sebaran penduduk . Untuk memberi pelayanan kesehatan yang baik dan diperlukan mereka , perlu disesuaikan kemampuan clan kom petensi petugas kesehatan yang akan ditempatkan .
Buku pedoman ini dieetak ulang dengan sedikit penyesuaian denga tujuan dapat digunakan oleh lintas program , lintas sektor dan masyarakat yang membutuhkan serta telah memiliki dasar hukum.
Kami menyadari kondisi di daerah tertinggal , perbatasan dan kepulauan (DTPK) akan terus berkembang sehingga pedoman ini perlu.tJikembangkan oleh daerah sesuai kondisi dan kebutuha n masyarakat. Saran dan masukan bagi penyempurnaan pedoman ini kami terima dengan senang hati. Pada kesempatan ini perkenankan kami menyampa ikan pengha rgaan dan ueapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan data, masukan, serta dukungan dalam penyusunan buku ini.
Jakarta, Juli 2011 Penyusun
KATA SAMBUTAN
Pembangunan Daerah Tertinggal , Perbatasan dan Kepulau an (DTPK) meru paka n salah satu priorita s nasional serta prioritas Kementerian Kesehatan tahun 201020 14 yang tertuang dalam Reneana Strategis Kementerian Kesehatan , mengingat hampir seluruh provinsi memiliki wil ayah dengan kondisi geografis yang sulit.
Puske smas dengan kate gori terpeneil, dan sangat terpeneil sesuai kriteria yang tereantum dalam Kepmenkes Nomor 949 dan Nomor 1239 Ta hun 2007 tentang Kriteria Sarana Pelayanan Kesehatan Terpeneil da n Sangat Terpeneil, merupakan Puskemas yang memiliki kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan sesu ai tugas yang diamanatkan. Hal ini disebabkan kondisi geografis, iklim, terbatasn ya tenag a dan seba ra n penduduk.
Pedoman kete nagaan di Pu skesmas berdasarkan beban tugas telah disusun oleh Pusat Pereneanaan da n Pendayagunaan SDM Keseh atan , tetapi kondisi tersebut sulit dipenuhi di Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneil di DTPK karena terbatasnya SD M kesehatan yang bersedia bertugas di lokasi terseb ut. Oi sisi la in, pelayanan kese hatan bagi masyara kal di DTPK tetap ha rus dilaksanakan secara opti mal.
Untuk membantu pelaksa naa n pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu bag; masyaraka t di wil ayah Puskesmas terpeneil dan sanga! terpeneil di DTPK. diperlukan pedoman yang da pat digunakan, sambil menunggu jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang ideal dalam pelaksanaan pelayan an kesehatan di wila yah Pu skesma s te rpeneil dan sangat terpeneil di DTP K.
Buku ini meru pakan sal.ah satu ped oman tentang tenaga kesehatan dalam melaksanakan pel ayana n kesehatan di Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneil di DTPK. Saya harapkan buku ini dapat menjadi pedoman jangka pendek terkait tenaga kesehatan , yang selanjutnya akan dikemba ngkan oleh kabupaten/kota ses uai kebutuhan dan kon disi wilayah. Semoga Tuhan meridhoi upaya kita.
Jakarta, Juli 2011
Direktur Bina UpalFa Kesehatan Dasar
nago Kesehoton Puskeslllos di DTPK
DAFTAR lSI
KATA PENGANTAR ii
SAMBUTAN iii
DAFTAR lSI iv
SK Direktur Jenderal Bina Upaya Keseh atan v
DAFTAR SINGKATAN vii
BABI PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang 1
B Tujuan 2
C Sasaran 2
D Pengertian 3
E Dasar Hukum 4
F Ruang Lingkup 5
BAB II TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS TERPENCIL
DAN SANGAT TERPENCIL 01 DTPK 6
A Kondisi Tenaga Kesehatan di Puskesmas di DTPK 6 B Pola Pikir Pelayanan Kesehatan di DTPK 7 C Kebutuhan Tenaga Kesehatan di Puskesmas di OTPK 8 D Upaya Pemenuhan Tenaga kesehatan di Puskesmas
Terpen eil dan Sang at Terpeneil di DTPK 13 BAB III PEMBAGIAN PERAN PEMERINTAH PUSAT DAN
PEMERINITAH DAERAH 14
PENUTUP 17
KEPUSTAKAAN 18
LAMPIRAN 20
KATA SAMBUTAN
Pembangunan Daerah Tertinggal , Perbatasan dan Kepulau an (DTPK) meru paka n salah satu priorita s nasional serta prioritas Kementerian Kesehatan tahun 201020 14 yang tertuang dalam Reneana Strategis Kementerian Kesehatan , mengingat hampir seluruh provinsi memiliki wil ayah dengan kondisi geografis yang sulit.
Puske smas dengan kate gori terpeneil, dan sangat terpeneil sesuai kriteria yang tereantum dalam Kepmenkes Nomor 949 dan Nomor 1239 Ta hun 2007 tentang Kriteria Sarana Pelayanan Kesehatan Terpeneil da n Sangat Terpeneil, merupakan Puskemas yang memiliki kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan sesu ai tugas yang diamanatkan. Hal ini disebabkan kondisi geografis, iklim, terbatasn ya tenag a dan seba ra n penduduk.
Pedoman kete nagaan di Pu skesmas berdasarkan beban tugas telah disusun oleh Pusat Pereneanaan da n Pendayagunaan SDM Keseh atan , tetapi kondisi tersebut sulit dipenuhi di Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneil di DTPK karena terbatasnya SD M kesehatan yang bersedia bertugas di lokasi terseb ut. Oi sisi la in, pelayanan kese hatan bagi masyara kal di DTPK tetap ha rus dilaksanakan secara opti mal.
Untuk membantu pelaksa naa n pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu bag; masyaraka t di wil ayah Puskesmas terpeneil dan sanga! terpeneil di DTPK. diperlukan pedoman yang da pat digunakan, sambil menunggu jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang ideal dalam pelaksanaan pelayan an kesehatan di wila yah Pu skesma s te rpeneil dan sangat terpeneil di DTP K.
Buku ini meru pakan sal.ah satu ped oman tentang tenaga kesehatan dalam melaksanakan pel ayana n kesehatan di Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneil di DTPK. Saya harapkan buku ini dapat menjadi pedoman jangka pendek terkait tenaga kesehatan , yang selanjutnya akan dikemba ngkan oleh kabupaten/kota ses uai kebutuhan dan kon disi wilayah. Semoga Tuhan meridhoi upaya kita.
Jakarta, Juli 2011
Direktur Bina UpalFa Kesehatan Dasar
nago Kesehoton Puskeslllos di DTPK
DAFTAR lSI
KATA PENGANTAR ii
SAMBUTAN iii
DAFTAR lSI iv
SK Direktur Jenderal Bina Upaya Keseh atan v
DAFTAR SINGKATAN vii
BABI PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang 1
B Tujuan 2
C Sasaran 2
D Pengertian 3
E Dasar Hukum 4
F Ruang Lingkup 5
BAB II TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS TERPENCIL
DAN SANGAT TERPENCIL 01 DTPK 6
A Kondisi Tenaga Kesehatan di Puskesmas di DTPK 6 B Pola Pikir Pelayanan Kesehatan di DTPK 7 C Kebutuhan Tenaga Kesehatan di Puskesmas di OTPK 8 D Upaya Pemenuhan Tenaga kesehatan di Puskesmas
Terpen eil dan Sang at Terpeneil di DTPK 13 BAB III PEMBAGIAN PERAN PEMERINTAH PUSAT DAN
PEMERINITAH DAERAH 14
PENUTUP 17
KEPUSTAKAAN 18
LAMPIRAN 20
KEPUTUSAN DIRE KTUR JENDERAL BI NA UPAYA KES EHATAN NOMOR HK02.04/1/2497/2011
TENTANG
PEDOMAN TENAGA KESEHATAN. DI PUSKESMAS TERPENCIL DAN SANGAT TERPENCIL DI DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN
(DTPK)
DlREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
MENIMBANG a. bahwa sasaran prioritas nasional diarahkan pada daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan khususnya di wilayah perbatasan dengan negara tetangga;
b. bahwa peningkatan pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan sangat diperlukan terlebih dalam pelayanan pasien dengan kasus kegawatdarura tan m edis;
e. bahwa untuk peningkatan kemampua n petugas dalam m enangani mas alah kegawatdaruratan medis, diperluka n tenaga kesehatan yang berkualitas;
d. bahwa berd asa rkan pertimbangan sebagaimana dimaks ud pad a hllruf a, b dan e, perlu ditetapkan Ke putusan Di rektllr Jend era l Bina Upaya Kes ehatan tenta ng Pedoman Te naga Kes e hatan di Puskesll1as Te rpeneil dan Sangat Terpen eiJ di Daerah Tertinggal. Perbatasan dan Kep ulauan (DTPK).
ME NGINGAT : 1. UndangUndang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 2004 Nomor 15, Tambahan Lell1bara n Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan UndangUndang No 12 Tah un 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 Te'nta ng Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Rep ublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan .Lembaran Negara Republik Indone s ia Nomor 4844);
2. UndangUndang No.43 Tahun 2008 te ntang Wilayah Negara (Lembaran Nega ra Republik Indon esia Tahun 2008 No 17, Tambahan Lembaran Negara Rep ublik Indon es ia Nomor 4925);
3. Und a ng Unda ng No. 36 Ta hun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Nega ra Republik Indonesia Tahun 2009 No 144, Tambahan Lembaran Negara Rep ublik Indon es ia Nomor 5063);
4. Peraturan Pres iden No. 78 Ta hun 2005 tentang Pengelolaan PulauPulau Keei l Terl uar;
oman renage Keseha tan Puskesmas di DTPK
5. Peraturan Presiden NO.5 Tahun 2010 tentang Re neana Pembangunan Jangka Menengah Nasi ona l Tahun 2010-2014;
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1144/Menkes/Per/ VlI/2010 tentang Organisasi dan Tata Ke rj a Kem enterian Kesehatan;
7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 374/ Menkes/S K/ V/2009 tentang Sistem Keseha ta n NasionaJ;
8. Keputusan Menteri Kesehatan No.1086 / Me nke s/S K/ XI/2009 ten tang Pedoll1an Pe laksanaa n Penugasan Khu sus SDM Kesehatan.
MEMUTUSKAN : MENETAPKAN
Kesatu KEPUTUSAN OJREKTUR JENDERAL BfNA UPAYA KESEHATAN TENTANG PEDOMAN l'ENAGA KESEHATAN OJ PUSKESMAS TERPENCIL DAN SANGAT TERPENCIL DI DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN (DTPK).
Ked ua Pedoman Te naga Kesehatan di Puskesmas Terpeneil dan Sangat Terpeneil di Daerah Tertinggal. Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) sebagaill1ana terlampir dalall1 Lall1piran keplltllsan ini.
Ketiga Pedoman sebagaimana dimaks lld dalam Diktllll1 Kedlla agar digunakan sebagai aellan bagi semlla pemangkll kepentingan dalam rangka Pelaksanaan Tenaga Kesehatan di PlIskesmas Terpeneil dan Sangat Terpeneil di Daerah Perbatasan dan Kepll iall an (DTPK).
Keemp at Keplltusan ini berlaku pada tanggaI ditetapkan. Apabila dikemlldian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaima na mestinya;
Tembusa n:
1. Sekretaris Jenderal Ke mente rian Kesehatan 2. Inspektur Jend era l Kem e nte rian Kesehatan
KEPUTUSAN DIRE KTUR JENDERAL BI NA UPAYA KES EHATAN NOMOR HK02.04/1/2497/2011
TENTANG
PEDOMAN TENAGA KESEHATAN. DI PUSKESMAS TERPENCIL DAN SANGAT TERPENCIL DI DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN
(DTPK)
DlREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
MENIMBANG a. bahwa sasaran prioritas nasional diarahkan pada daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan khususnya di wilayah perbatasan dengan negara tetangga;
b. bahwa peningkatan pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan sangat diperlukan terlebih dalam pelayanan pasien dengan kasus kegawatdarura tan m edis;
e. bahwa untuk peningkatan kemampua n petugas dalam m enangani mas alah kegawatdaruratan medis, diperluka n tenaga kesehatan yang berkualitas;
d. bahwa berd asa rkan pertimbangan sebagaimana dimaks ud pad a hllruf a, b dan e, perlu ditetapkan Ke putusan Di rektllr Jend era l Bina Upaya Kes ehatan tenta ng Pedoman Te naga Kes e hatan di Puskesll1as Te rpeneil dan Sangat Terpen eiJ di Daerah Tertinggal. Perbatasan dan Kep ulauan (DTPK).
ME NGINGAT : 1. UndangUndang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 2004 Nomor 15, Tambahan Lell1bara n Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan UndangUndang No 12 Tah un 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 Te'nta ng Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Rep ublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan .Lembaran Negara Republik Indone s ia Nomor 4844);
2. UndangUndang No.43 Tahun 2008 te ntang Wilayah Negara (Lembaran Nega ra Republik Indon esia Tahun 2008 No 17, Tambahan Lembaran Negara Rep ublik Indon es ia Nomor 4925);
3. Und a ng Unda ng No. 36 Ta hun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Nega ra Republik Indonesia Tahun 2009 No 144, Tambahan Lembaran Negara Rep ublik Indon es ia Nomor 5063);
4. Peraturan Pres iden No. 78 Ta hun 2005 tentang Pengelolaan PulauPulau Keei l Terl uar;
oman renage Keseha tan Puskesmas di DTPK
5. Peraturan Presiden NO.5 Tahun 2010 tentang Re neana Pembangunan Jangka Menengah Nasi ona l Tahun 2010-2014;
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1144/Menkes/Per/ VlI/2010 tentang Organisasi dan Tata Ke rj a Kem enterian Kesehatan;
7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 374/ Menkes/S K/ V/2009 tentang Sistem Keseha ta n NasionaJ;
8. Keputusan Menteri Kesehatan No.1086 / Me nke s/S K/ XI/2009 ten tang Pedoll1an Pe laksanaa n Penugasan Khu sus SDM Kesehatan.
MEMUTUSKAN : MENETAPKAN
Kesatu KEPUTUSAN OJREKTUR JENDERAL BfNA UPAYA KESEHATAN TENTANG PEDOMAN l'ENAGA KESEHATAN OJ PUSKESMAS TERPENCIL DAN SANGAT TERPENCIL DI DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN (DTPK).
Ked ua Pedoman Te naga Kesehatan di Puskesmas Terpeneil dan Sangat Terpeneil di Daerah Tertinggal. Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) sebagaill1ana terlampir dalall1 Lall1piran keplltllsan ini.
Ketiga Pedoman sebagaimana dimaks lld dalam Diktllll1 Kedlla agar digunakan sebagai aellan bagi semlla pemangkll kepentingan dalam rangka Pelaksanaan Tenaga Kesehatan di PlIskesmas Terpeneil dan Sangat Terpeneil di Daerah Perbatasan dan Kepll iall an (DTPK).
Keemp at Keplltusan ini berlaku pada tanggaI ditetapkan. Apabila dikemlldian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaima na mestinya;
Tembusa n:
1. Sekretaris Jenderal Ke mente rian Kesehatan 2. Inspektur Jend era l Kem e nte rian Kesehatan
ACLS AMP ANC APBD ATLS BLS/BHD BTLS CPNS OAK DTPK GELS Kepmenkes Kepme,nkeu Kesling Kesmas Menkes MTBS Perda Permenkes PNS PONED PPDGS PPDS PPGD PPKT PPKTB Promkes PTT Puskesmas Pustu PWS RPJMN SDM SK SMK TP UU BdD DAFTAR SINGKATAN
Advanced Cardiac Life Support Audit MaternalPerinatal
AnteNatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Advanced Trauma Life Support
Basic Life SupportlBantuan Hidup Dasar Basi c Trauma Life Support
Calon Pegawai Negeri Sipil Dana Alokasi Khusus
Daerah Tertinggal , Perbatasan dan Kepulauan General Emergency Life Support
Keputusan Menteri Kesehatan Keputusan Menteri Keuangan Kesehatan Lingkungan Kesehatan Masyarakat Menteri Kesehatan
Manajemen Terpadu Balita Sakit Peraturan Daerah
Peraturan Menteri Kesehatan Pegawai Negeri Sipil
Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar
Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Program Pendidikan Dokter Spesialis Penanggulangan Penderita Gawat Darurat Pulau Pulau Kecil Terluar
Pulau Pulau Kecil Terluar Berpenduduk , Promosi Kesehatan
Pegawai Tidak Tetap
Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas Pembantu
Pemantauan Wilayah Setempat
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Sumber Daya Manusia Surat Keputusan Sekolah Menengah Kejuruan Tugas Perbantuan UndangUndang Bidan di Desa
BABI PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan yang telah diselenggarakan selama ini telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara bermakna , meskipun belum dapat dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk Indonesia , khususnya masyarakat yang bermukim di daerah terpencil , termasuk pesisir dan pulaupulau kecil.
Salah satu prioritas pembangunan nasional adalah pembangunan Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK) . Hal ini didukung berbagai kebijakan , di antaranya adalah UndangUndang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara , Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan PulauPulau Kecil Terluar, Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 20102014, Platform Penanganan Permasalahan Perbatasan Antarnegara Tahun 2005 dari Departemen Dalam Negeri , dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.03 .01/60/1/2010 Tahun 2010 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 20102014.
Pendekatan yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan di daerah tersebut tidak dapat disamakan dengan daerah lainnya. Pendekatan yang dilakukan harus memperhatikan pendekatan kedaulatan (souvereignity approach) dan pendekatan kesejahteraan (prosperity approach). Pembangunan yang dilaksanakan di DTPK harus dilaksanakan secara terpadu , sinergis, dan berkesinambungan oleh seluruh sektor.
Pelayanan kesehatan di DTPK perlu memperhatikan tuntutan dan kebutuhan masyarakat setempat serta sesuai dengan perkembangan dan permasalahan yang dihadapi . Upaya peningkatan pelayanan kesehatan ini perlu mempertimbangkan kondisi geografis, cuaca, ketersediaan sarana dan prasarana , sumber daya manusia, pembiayaan , serta kemampuan pemerintah daerah dan masyarakat. Dengan demikian diharapkan terjadi peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan pad a masyarakat di wilayah tersebut.
ACLS AMP ANC APBD ATLS BLS/BHD BTLS CPNS OAK DTPK GELS Kepmenkes Kepme,nkeu Kesling Kesmas Menkes MTBS Perda Permenkes PNS PONED PPDGS PPDS PPGD PPKT PPKTB Promkes PTT Puskesmas Pustu PWS RPJMN SDM SK SMK TP UU BdD DAFTAR SINGKATAN
Advanced Cardiac Life Support Audit MaternalPerinatal
AnteNatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Advanced Trauma Life Support
Basic Life SupportlBantuan Hidup Dasar Basi c Trauma Life Support
Calon Pegawai Negeri Sipil Dana Alokasi Khusus
Daerah Tertinggal , Perbatasan dan Kepulauan General Emergency Life Support
Keputusan Menteri Kesehatan Keputusan Menteri Keuangan Kesehatan Lingkungan Kesehatan Masyarakat Menteri Kesehatan
Manajemen Terpadu Balita Sakit Peraturan Daerah
Peraturan Menteri Kesehatan Pegawai Negeri Sipil
Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar
Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Program Pendidikan Dokter Spesialis Penanggulangan Penderita Gawat Darurat Pulau Pulau Kecil Terluar
Pulau Pulau Kecil Terluar Berpenduduk , Promosi Kesehatan
Pegawai Tidak Tetap
Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas Pembantu
Pemantauan Wilayah Setempat
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Sumber Daya Manusia Surat Keputusan Sekolah Menengah Kejuruan Tugas Perbantuan UndangUndang Bidan di Desa
BABI PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan yang telah diselenggarakan selama ini telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara bermakna , meskipun belum dapat dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk Indonesia , khususnya masyarakat yang bermukim di daerah terpencil , termasuk pesisir dan pulaupulau kecil.
Salah satu prioritas pembangunan nasional adalah pembangunan Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK) . Hal ini didukung berbagai kebijakan , di antaranya adalah UndangUndang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara , Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan PulauPulau Kecil Terluar, Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 20102014, Platform Penanganan Permasalahan Perbatasan Antarnegara Tahun 2005 dari Departemen Dalam Negeri , dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.03 .01/60/1/2010 Tahun 2010 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 20102014.
Pendekatan yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan di daerah tersebut tidak dapat disamakan dengan daerah lainnya. Pendekatan yang dilakukan harus memperhatikan pendekatan kedaulatan (souvereignity approach) dan pendekatan kesejahteraan (prosperity approach). Pembangunan yang dilaksanakan di DTPK harus dilaksanakan secara terpadu , sinergis, dan berkesinambungan oleh seluruh sektor.
Pelayanan kesehatan di DTPK perlu memperhatikan tuntutan dan kebutuhan masyarakat setempat serta sesuai dengan perkembangan dan permasalahan yang dihadapi . Upaya peningkatan pelayanan kesehatan ini perlu mempertimbangkan kondisi geografis, cuaca, ketersediaan sarana dan prasarana , sumber daya manusia, pembiayaan , serta kemampuan pemerintah daerah dan masyarakat. Dengan demikian diharapkan terjadi peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan pad a masyarakat di wilayah tersebut.
Mengingat te rbatasnya sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang ada di OTPK , khususnya di Puskesmas terpeneil / sa ngatterpe neil, maka diperlukan upaya terobosan agar masyarakat di daerah tersebut mendapat pelayanan yang diperlukan dengan mutu yang dapat dipertanggung jawabka n. Untuk itu diperl ukan Pedoman Tenaga Ke sehatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Terpeneil dan Sang at Terpe ncil di Oaerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan sebagai aeuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas OTPK.
B. TUJUAN
• Urn urn
Tersedianya pedoman tenaga kesehatan dalam menunjang pelayanan kesehatan di Puskesmas terpeneil dan sa ngat terpeneil di daerah tertinggal , perbatasan , dan kepulauan (OTPK) sesuai kebutuh an dalam jangka pendek.
• Khusu s
a. Tersedianya aeuan terhadap pemenuhan kebutuhan Gen is dan kompetensi) tenaga kesehatan dalam jangka pendek b. Tersedi anya aeuan pembagian kewenangan tentang tenaga
kesehatan antara pusat dan daerah serta lintas sektor e. Tersedianya aeuan pembinaan dan pengawasan tenaga
kesehatan di Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneil , terutama di OTPK
C. SASARAN
1. Oinas Kesehatan ProvinsilKabupaten /Kota yang memiliki Puskesmas dengan kriteria terpeneil dan sangat terpeneil terutama di OTPK .
2. Puskesmas dengan kriteria terpeneil dan sangat terpeneil terutama di OTPK
3. Lintas program dan lintas sektor terkait
D. PENGERTIAN
1. Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneil
Adalah Puskesmas yang ditetapkan statusnya dengan SK Bupati/Walikota berdasarkan kriteria yang terca ntum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949 dan 1239 Tahun 2007 tentang Penetapan Kriteria Sarana Pelayanan Kesehatan (Pu skesmas dan Rumah Sakit) Terpenci l dan Sangat Terpencil , dengan memperhatikan letak geografis , akses transportasi , dan sosial ekonomi .
2. Oaerah Tertinggal
Adalah daerah kabupaten yang relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional dan berpenduduk relatif tertinggal. Berdasarkan RPJMN 201102014 ditetapkan 183 kabupaten tertinggal di 27 provinsi .
3. Oaerah Perbatasan
Adalah kabupaten/wilayah geografis yang berhadapan dengan negara tetangga , dengan penduduk yang bermukim di wilayah te rsebut disatukan melalui hu bungan sosioekonom i, dan sosio-budaya dengan eakupa n wilayah administratif tertentu setelah ada kesepakatan antar Negara yang berbatasan .
4. Pulau Terluar
Adalah pulau dengan luas area kurang atau sa ma dengan 2.000 km2 (dua ribu kilometer persegi) ya ng memiliki titiktitik dasar koordi nat geografis yang menghubungkan garis pangkal laut kepula uan sesuai dengan hukum nasional dan internasional.
5. PulauPu lau Keeil Terluar
Adala h pulau terl uar yang menjadi titik batas wil ayah negara Indonesia seeara hukum nasion ai dan intern asiona l. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Ta hun 2005 tentang Pengeiolaan PulauPu lau Keeil Terluar, ditetapkan 92 PulauPulau Keeil Terluar (PPKT) yang merupakan dasa r penentuan luas wilayah Indonesia . Pul aupu lau ini terseba r di 21 provinsi 45 kabupaten/ kota .
Pedomen renege Kesehalon Puskesmes di OTPK 3 Pee/omon renoge Kesehalon Puskesmos di OTPK
Mengingat te rbatasnya sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang ada di OTPK , khususnya di Puskesmas terpeneil / sa ngatterpe neil, maka diperlukan upaya terobosan agar masyarakat di daerah tersebut mendapat pelayanan yang diperlukan dengan mutu yang dapat dipertanggung jawabka n. Untuk itu diperl ukan Pedoman Tenaga Ke sehatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Terpeneil dan Sang at Terpe ncil di Oaerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan sebagai aeuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas OTPK.
B. TUJUAN
• Urn urn
Tersedianya pedoman tenaga kesehatan dalam menunjang pelayanan kesehatan di Puskesmas terpeneil dan sa ngat terpeneil di daerah tertinggal , perbatasan , dan kepulauan (OTPK) sesuai kebutuh an dalam jangka pendek.
• Khusu s
a. Tersedianya aeuan terhadap pemenuhan kebutuhan Gen is dan kompetensi) tenaga kesehatan dalam jangka pendek b. Tersedi anya aeuan pembagian kewenangan tentang tenaga
kesehatan antara pusat dan daerah serta lintas sektor e. Tersedianya aeuan pembinaan dan pengawasan tenaga
kesehatan di Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneil , terutama di OTPK
C. SASARAN
1. Oinas Kesehatan ProvinsilKabupaten /Kota yang memiliki Puskesmas dengan kriteria terpeneil dan sangat terpeneil terutama di OTPK .
2. Puskesmas dengan kriteria terpeneil dan sangat terpeneil terutama di OTPK
3. Lintas program dan lintas sektor terkait
D. PENGERTIAN
1. Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneil
Adalah Puskesmas yang ditetapkan statusnya dengan SK Bupati/Walikota berdasarkan kriteria yang terca ntum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949 dan 1239 Tahun 2007 tentang Penetapan Kriteria Sarana Pelayanan Kesehatan (Pu skesmas dan Rumah Sakit) Terpenci l dan Sangat Terpencil , dengan memperhatikan letak geografis , akses transportasi , dan sosial ekonomi .
2. Oaerah Tertinggal
Adalah daerah kabupaten yang relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional dan berpenduduk relatif tertinggal. Berdasarkan RPJMN 201102014 ditetapkan 183 kabupaten tertinggal di 27 provinsi .
3. Oaerah Perbatasan
Adalah kabupaten/wilayah geografis yang berhadapan dengan negara tetangga , dengan penduduk yang bermukim di wilayah te rsebut disatukan melalui hu bungan sosioekonom i, dan sosio-budaya dengan eakupa n wilayah administratif tertentu setelah ada kesepakatan antar Negara yang berbatasan .
4. Pulau Terluar
Adalah pulau dengan luas area kurang atau sa ma dengan 2.000 km2 (dua ribu kilometer persegi) ya ng memiliki titiktitik dasar koordi nat geografis yang menghubungkan garis pangkal laut kepula uan sesuai dengan hukum nasional dan internasional.
5. PulauPu lau Keeil Terluar
Adala h pulau terl uar yang menjadi titik batas wil ayah negara Indonesia seeara hukum nasion ai dan intern asiona l. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Ta hun 2005 tentang Pengeiolaan PulauPu lau Keeil Terluar, ditetapkan 92 PulauPulau Keeil Terluar (PPKT) yang merupakan dasa r penentuan luas wilayah Indonesia . Pul aupu lau ini terseba r di 21 provinsi 45 kabupaten/ kota .
Pedomen renege Kesehalon Puskesmes di OTPK 3 Pee/omon renoge Kesehalon Puskesmos di OTPK
6. PulauPulau Keeil Terluar Berpendudu k (PPKTB)
Adalah pulaupulau keeil terluar yang berpenduduk yang memerl ukan perhatian dalam masalah kesehatan. Berdasarkan data Tim Toponomi Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005, terd apat 34 PPKTB, termasuk Pulau Nusakambangan, yang terletak di 11 provinsi dan 21 kabupaten/kota.
7. Puskesmas Prioritas Nasional di DTPK
Adalah Puskesm as ya ng terdapat di kecamatan ya ng berbatasan langsung (face to face ) dengan negara tetan99a, baik di darat maupu n di pulaupula u keeil terluar berpenduduk, yang meme rl ukan perhatian semua pihak, baik pusat mau pun daerah , serta menjadi prioritas nasi onal dalam bidang kesehatan .
8. Tenaga Kesehatan
Adalah semua orang yan g bekerja seeara aktif dan profesional di bida ng kesehatan, baik ya ng memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewena ngan dalam melakukan upaya ke sehata n.
E. DASAR HUKUM
1. UU Nomor 36 Ta hun 2009 tentang Kesehatan
2. UU Nomor 17 Tah un 2007 tentang Reneana Pembangu nan Jangka Panjang Nasional Tah un 20052025
3. UU Nomor 8 Tah un 2005 tentang Perubahan atas UU Nomor 32 Tah un 2004 tentang Pe merintahan Daerah
4. UU Nomor 25 Ta hun 2004 tentang Praktik Kedokteran 5. Peratu ran Presid en Nomor 78 Tahun 2005 tentangI
Pengelolaan Pula uPulau Kecil Terl uar
6. Pe raturan Menteri Kesehatan Nomor 156 Tahu n 2010 tentang Pemberi an Insentif bagi Tenaga Kesehatan Dalam Rang ka Penugasan Khu sus di Puskesmas Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepul auan
7 . Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949fMenkes/PERI V II 1I2007 tentang Kriteria Sarana Pelayanan Keseh atan Terpeneil dan Sangal Terpeneil
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1239/Menkes/PERI
XII/2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/Menkes/PERIVIII/2007 tentang Kriteria Sarana Pelayanan Kesehatan Terpeneil dan Sangat Terpenei!.
9 . Keputusan Menteri, Kesehatan Nomor HK.03.01/60/1/2010 Tahun 2010 tentang Reneana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 20102014
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 148 Tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
11 . Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 149 Tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1086 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Penugasan Khusus SDM Kesehatan
セ@ 3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkesl SKlV/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional
14 . Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SKI
XI/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1540 Tahun 2002 tentang Pengangkatan Dokter dan Dokter Gigi PTT
F. RUANG L1NGKUP
Pedoman Tenaga Kesehatan Untu k Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Terpeneil dan Sangat Terpeneil terutama di OTPK ini meneakup:
• Kebijakan pelayanan kesehatan di DTPK • Kondisi tenaga kesehatan di Puskesmas OTPK • Pola pikir pelayanan kesehatan di OTPK
• Kebutuhan tenaga kesehatan d i Puskesmas DTPK
• Upaya pemenuhan ten aga kesehatan di Puskesmas terp eneil dan sangat terpeneil di OTPK
6. PulauPulau Keeil Terluar Berpendudu k (PPKTB)
Adalah pulaupulau keeil terluar yang berpenduduk yang memerl ukan perhatian dalam masalah kesehatan. Berdasarkan data Tim Toponomi Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005, terd apat 34 PPKTB, termasuk Pulau Nusakambangan, yang terletak di 11 provinsi dan 21 kabupaten/kota.
7. Puskesmas Prioritas Nasional di DTPK
Adalah Puskesm as ya ng terdapat di kecamatan ya ng berbatasan langsung (face to face ) dengan negara tetan99a, baik di darat maupu n di pulaupula u keeil terluar berpenduduk, yang meme rl ukan perhatian semua pihak, baik pusat mau pun daerah , serta menjadi prioritas nasi onal dalam bidang kesehatan .
8. Tenaga Kesehatan
Adalah semua orang yan g bekerja seeara aktif dan profesional di bida ng kesehatan, baik ya ng memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewena ngan dalam melakukan upaya ke sehata n.
E. DASAR HUKUM
1. UU Nomor 36 Ta hun 2009 tentang Kesehatan
2. UU Nomor 17 Tah un 2007 tentang Reneana Pembangu nan Jangka Panjang Nasional Tah un 20052025
3. UU Nomor 8 Tah un 2005 tentang Perubahan atas UU Nomor 32 Tah un 2004 tentang Pe merintahan Daerah
4. UU Nomor 25 Ta hun 2004 tentang Praktik Kedokteran 5. Peratu ran Presid en Nomor 78 Tahun 2005 tentangI
Pengelolaan Pula uPulau Kecil Terl uar
6. Pe raturan Menteri Kesehatan Nomor 156 Tahu n 2010 tentang Pemberi an Insentif bagi Tenaga Kesehatan Dalam Rang ka Penugasan Khu sus di Puskesmas Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepul auan
7 . Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949fMenkes/PERI V II 1I2007 tentang Kriteria Sarana Pelayanan Keseh atan Terpeneil dan Sangal Terpeneil
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1239/Menkes/PERI
XII/2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/Menkes/PERIVIII/2007 tentang Kriteria Sarana Pelayanan Kesehatan Terpeneil dan Sangat Terpenei!.
9 . Keputusan Menteri, Kesehatan Nomor HK.03.01/60/1/2010 Tahun 2010 tentang Reneana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 20102014
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 148 Tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
11 . Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 149 Tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1086 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Penugasan Khusus SDM Kesehatan
セ@ 3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkesl SKlV/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional
14 . Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SKI
XI/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1540 Tahun 2002 tentang Pengangkatan Dokter dan Dokter Gigi PTT
F. RUANG L1NGKUP
Pedoman Tenaga Kesehatan Untu k Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Terpeneil dan Sangat Terpeneil terutama di OTPK ini meneakup:
• Kebijakan pelayanan kesehatan di DTPK • Kondisi tenaga kesehatan di Puskesmas OTPK • Pola pikir pelayanan kesehatan di OTPK
• Kebutuhan tenaga kesehatan d i Puskesmas DTPK
• Upaya pemenuhan ten aga kesehatan di Puskesmas terp eneil dan sangat terpeneil di OTPK
BAB II Contoh: TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS TERPENCIL DAN SANGAT
a. Puskesmas di pe rbatasan Kal imantan Barat membutuhkan TERPENCIL DI DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN DAN
tenaga yang lebih banyak dengan tingkat kemampuan yang KEPULAUAN
relatif baik, salah satu di antaranya adalah tenaga Sanitarian Surveilans. Hal ini untuk mengatasi masalah yang ada di perbatasan sehubungan dengan pelayanan di Serawak.
A. Kondisi Tenaga Kesehatan di Puskesmas DTPK
b. Puskesmas di pulau/kepulauan harus memi li ki kemampuan Puskesm as di OTPK merupakan sarana pela yanan yang
mengatasi masalan penyelaman da n kasuskasus tenggel am . memerluka n dukungan sumber daya manusia yang cukup agar
dapat melaksa nakan kegiatan pelayanan den gan baik dan berm utu . c. Puskesmas di Papua harus memiliki kemampuan mengatasi
masalah malaria dengan baik mengingat wilayah terse but daerah Berdas arkan hasil ku nj ungan lapangan ke berb agai Puskesma s
endemis malaria. Prioritas Nasional di DTPK. mas ih banyak Puskesmas yang ju mlah
tenaga kesehatannya masih jauh dari standar yang diharapkan baik
B. Pala Pikir Pelayanan Kesehatan di DTPK dari segi jumlah maupu n kualitas. Bahkan ada beberapa Puskesm as
yang ti dak mem iliki tenaga dokter sarna seka li atau hanya memiliki Dasar pemikiran dalam menyusun konsep pelayanan kesehatan
beberapa orang tenaga kese hatan . Hal ini disebabkan berbagai dasar di Puskesmas DTPK :
faktor, di antaranya sulitnya transportasi dan komu nikasi.
1. Pelayanan kesehatan tidak hanya sama/setara/equal tetapi
Puskesmas di DTPK juga umumnya merniliki keterba tasan akses harus bersifat seimbang/sesuai kebutuhan/equity.
terhadap Informasi, logistik. maupun pendidlkan dan pelatihan 2. Pelayanan kesehatan di DTP K ditujukan men in gkatkan
sebagai wahana pengembangan ilmu dan keterampilan . jangkauan dan mutu pelayanan.
Sehubungan dengan permasalallan tenaga kesehatan di DTPK 3. Adanya keterbatasan tenaga kesehatan di OTP K.
tersebut maka perlu disusun suatu pedoman teoaga kesehatan 4. Adanya keterbatasan fasilitas pelayanan ke sehata n di DTPK .
di Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneil di DTPK untuk 5. Adanya keterbatasan pembiayaan.
mendukung pelayanan kesehatan yang bermutu di daerah tersebut, 6. Perlu adanya peningkatan peran serta dan pemberdayaan
sambi! menunggu terpenuh in ya jumlah dan jenis te naga kesehatan masyarakat dengan memperhatikan kea rifan loka!.
sesual standar ya,ng ditetapka n.
7 Perlu adanya kerja sa ma lintas sektor dan lintas program . Dalam pelaksanaannya. pemerintah kabupaten/kota perlu menil ai S. Perlu adanya inovasi da n upaya pe rcepatan dalam upaya kebutuhan tenaga tambahan . Hal ini didasarkan pada kebutu han me ngejar ketin gg alan yang ada khu susnya di fasilitas pelayanan dan kondisi setempat di5amping kemampuan khusus yang dimil jki kesehatan dengan kriteria terpeneil dan sangat terpeneil. oleh tenaga di Puskesmas DTPK. Oi beberapa lokasi. Puskesmas
Berdasarkan beberapa permasalah an yang ada di antaranya : terpeneil sangat terpencil di DTPK karena sesuai spesifik lokal
setempat. 1. Kond isi geog rafis ,
2. Jumlah tenaga,
3. Tugas dan fungsi Puskesmas, 4. Kebutuhan pelayan an , dan
5. Kemampuan daera h dalam pemenuhan tenaga keseha tan maka pola pelayanan keseh atan di Puskesmas terpeneil dan 5angat terpe neil di DTPK seperti berikut :
BAB II Contoh: TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS TERPENCIL DAN SANGAT
a. Puskesmas di pe rbatasan Kal imantan Barat membutuhkan TERPENCIL DI DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN DAN
tenaga yang lebih banyak dengan tingkat kemampuan yang KEPULAUAN
relatif baik, salah satu di antaranya adalah tenaga Sanitarian Surveilans. Hal ini untuk mengatasi masalah yang ada di perbatasan sehubungan dengan pelayanan di Serawak.
A. Kondisi Tenaga Kesehatan di Puskesmas DTPK
b. Puskesmas di pulau/kepulauan harus memi li ki kemampuan Puskesm as di OTPK merupakan sarana pela yanan yang
mengatasi masalan penyelaman da n kasuskasus tenggel am . memerluka n dukungan sumber daya manusia yang cukup agar
dapat melaksa nakan kegiatan pelayanan den gan baik dan berm utu . c. Puskesmas di Papua harus memiliki kemampuan mengatasi
masalah malaria dengan baik mengingat wilayah terse but daerah Berdas arkan hasil ku nj ungan lapangan ke berb agai Puskesma s
endemis malaria. Prioritas Nasional di DTPK. mas ih banyak Puskesmas yang ju mlah
tenaga kesehatannya masih jauh dari standar yang diharapkan baik
B. Pala Pikir Pelayanan Kesehatan di DTPK dari segi jumlah maupu n kualitas. Bahkan ada beberapa Puskesm as
yang ti dak mem iliki tenaga dokter sarna seka li atau hanya memiliki Dasar pemikiran dalam menyusun konsep pelayanan kesehatan
beberapa orang tenaga kese hatan . Hal ini disebabkan berbagai dasar di Puskesmas DTPK :
faktor, di antaranya sulitnya transportasi dan komu nikasi.
1. Pelayanan kesehatan tidak hanya sama/setara/equal tetapi
Puskesmas di DTPK juga umumnya merniliki keterba tasan akses harus bersifat seimbang/sesuai kebutuhan/equity.
terhadap Informasi, logistik. maupun pendidlkan dan pelatihan 2. Pelayanan kesehatan di DTP K ditujukan men in gkatkan
sebagai wahana pengembangan ilmu dan keterampilan . jangkauan dan mutu pelayanan.
Sehubungan dengan permasalallan tenaga kesehatan di DTPK 3. Adanya keterbatasan tenaga kesehatan di OTP K.
tersebut maka perlu disusun suatu pedoman teoaga kesehatan 4. Adanya keterbatasan fasilitas pelayanan ke sehata n di DTPK .
di Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneil di DTPK untuk 5. Adanya keterbatasan pembiayaan.
mendukung pelayanan kesehatan yang bermutu di daerah tersebut, 6. Perlu adanya peningkatan peran serta dan pemberdayaan
sambi! menunggu terpenuh in ya jumlah dan jenis te naga kesehatan masyarakat dengan memperhatikan kea rifan loka!.
sesual standar ya,ng ditetapka n.
7 Perlu adanya kerja sa ma lintas sektor dan lintas program . Dalam pelaksanaannya. pemerintah kabupaten/kota perlu menil ai S. Perlu adanya inovasi da n upaya pe rcepatan dalam upaya kebutuhan tenaga tambahan . Hal ini didasarkan pada kebutu han me ngejar ketin gg alan yang ada khu susnya di fasilitas pelayanan dan kondisi setempat di5amping kemampuan khusus yang dimil jki kesehatan dengan kriteria terpeneil dan sangat terpeneil. oleh tenaga di Puskesmas DTPK. Oi beberapa lokasi. Puskesmas
Berdasarkan beberapa permasalah an yang ada di antaranya : terpeneil sangat terpencil di DTPK karena sesuai spesifik lokal
setempat. 1. Kond isi geog rafis ,
2. Jumlah tenaga,
3. Tugas dan fungsi Puskesmas, 4. Kebutuhan pelayan an , dan
5. Kemampuan daera h dalam pemenuhan tenaga keseha tan maka pola pelayanan keseh atan di Puskesmas terpeneil dan 5angat terpe neil di DTPK seperti berikut :
Need/demand masyarakat
!l
• Upaya Wajib Puskesmas dgn kegiatan minimal • Kegawatdaruratan
TENAGA
Yankes Oi STRATEGIS
Puskesmas
Manajemen
MINIMAL program
Ie=)
]
c)
II'
YANG Masalah spesifik
Terpencil
HARUSAOA
D
daerah]
Pemberdayaan
Life Saving masyarakat
J
Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Dari bagan di atas dapat diketahui kegiatan apa yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan di Puskesmas terpencil dan sangat terpencil di DTPK serta tenaga minimal apa yang harus ada agar pelayanan kesehatan berjalan optimal.
C. Kebutuhan Tenaga Kesehatan di Puskesmas DTPK
1. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan
Berdasarkan anal isis beban kerja ideal, maka diusulkan jumlah minimal tenaga kesehatan yang harus ada di Puskesmas agar pelayanan dasar dapat berjalan optimal adalah sebanyak 30
orang (Puskesmas perawatan) dan 21 orang (Puskesmas non perawatan). Kondisi ideal tersebut tentu menjadi 」ゥエ。セ」ゥエ。@ yang diupayakan untuk dicapai dan dipenuhL Namun berdasarkan kondisi nyata di lapangan, terutama di DTPK, untuk mencapai target ideal tersebut perlu dirumuskan target antara .
'loman renago Kesehofon Puslcesmos di OTPK
a. Kebutuhan yang ideal
Jumlah tenaga kesehatan yang diusulkan pad a pelayanan dasar di Puskesmas agar pelayanan kesehatan dapat berjalan optimal adalah sebagai berikut :
No
Jenis Tenaga Kesehatan Puskesmas PuskesmasPerawatan
1 Ookter umum 1 2
2 Ookter gigi 1
-1
3 Apoteker 0 1
4 Tenaga Kesmas (S1) 1 1
5 Perawat (S1Ners) 0 1
6 I Tenaga Promkes (0 IV) 1 I 1
7 Epidemiologis (0 IV) 1 1
8 Bidan (0 III) 4 6
9 Perawat (0 III) 6 10
10 Sanitarian (0 III) 1 1
11 Nutrisionis (Ahli GizilO III) 1 1
12 Perawat gigi (0 III) 1 1
13 Assisten Apoteker (0 III) 1 1
14 Analis Kesehatan (0 III) 1 1
15 Tenaga Pendukung/Juru (SMK
Kesehatan) 1 1
Jumlah 21 30
Keterangan :
• Jum/ah Bidan di Desa (BdD) harus disesuaikan dengan jum/ah desa di wi/ayah kerja Puskesmas
• Jum/ah Perawat di Pustu disesuaikan dengan jum/ah Pustu, ditambah kebutuhan perawat untuk da/am gedung Puskesmas • Jum/ah tenaga pendukung/juru sama dengan jum/ah desa di
wi/ayah kerja Puskesmas
Need/demand masyarakat
!l
• Upaya Wajib Puskesmas dgn kegiatan minimal • Kegawatdaruratan
TENAGA
Yankes Oi STRATEGIS
Puskesmas
Manajemen
MINIMAL program
Ie=)
]
c)
II'
YANG Masalah spesifik
Terpencil
HARUSAOA
D
daerah]
Pemberdayaan
Life Saving masyarakat
J
Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Dari bagan di atas dapat diketahui kegiatan apa yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan di Puskesmas terpencil dan sangat terpencil di DTPK serta tenaga minimal apa yang harus ada agar pelayanan kesehatan berjalan optimal.
C. Kebutuhan Tenaga Kesehatan di Puskesmas DTPK
1. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan
Berdasarkan anal isis beban kerja ideal, maka diusulkan jumlah minimal tenaga kesehatan yang harus ada di Puskesmas agar pelayanan dasar dapat berjalan optimal adalah sebanyak 30
orang (Puskesmas perawatan) dan 21 orang (Puskesmas non perawatan). Kondisi ideal tersebut tentu menjadi 」ゥエ。セ」ゥエ。@ yang diupayakan untuk dicapai dan dipenuhL Namun berdasarkan kondisi nyata di lapangan, terutama di DTPK, untuk mencapai target ideal tersebut perlu dirumuskan target antara .
'-loman renago Kesehofon Puslcesmos di OTPK
a. Kebutuhan yang ideal
Jumlah tenaga kesehatan yang diusulkan pad a pelayanan dasar di Puskesmas agar pelayanan kesehatan dapat berjalan optimal adalah sebagai berikut :
No
Jenis Tenaga Kesehatan Puskesmas PuskesmasPerawatan
1 Ookter umum 1 2
2 Ookter gigi 1
-1
3 Apoteker 0 1
4 Tenaga Kesmas (S1) 1 1
5 Perawat (S1Ners) 0 1
6 I Tenaga Promkes (0 IV) 1 I 1
7 Epidemiologis (0 IV) 1 1
8 Bidan (0 III) 4 6
9 Perawat (0 III) 6 10
10 Sanitarian (0 III) 1 1
11 Nutrisionis (Ahli GizilO III) 1 1
12 Perawat gigi (0 III) 1 1
13 Assisten Apoteker (0 III) 1 1
14 Analis Kesehatan (0 III) 1 1
15 Tenaga Pendukung/Juru (SMK
Kesehatan) 1 1
Jumlah 21 30
Keterangan :
• Jum/ah Bidan di Desa (BdD) harus disesuaikan dengan jum/ah desa di wi/ayah kerja Puskesmas
• Jum/ah Perawat di Pustu disesuaikan dengan jum/ah Pustu, ditambah kebutuhan perawat untuk da/am gedung Puskesmas • Jum/ah tenaga pendukung/juru sama dengan jum/ah desa di
wi/ayah kerja Puskesmas
Pustu Puskesmas Puskesmas Perawatan
Dokter Pengobatan Pengobatan
Gawat Darurat Gawat darurat, termasuk Surveilans obstetri dan neonatal Promosil penyuluhan Surveilans
Promos i/penyuluhan 4 Besar'
Bidan I GalVat Darurat ANC I ANC
Pengobatan sede rha na
1-
Persa li nan normal Persalinan normal2 Promosil penyuluhan Nifas
Pelayanan neonatal Nrfas
Pelayan an neonata l Gawat darurat GalVat darurat Promosi/penyu luhan
Perawat Gawat Darural Gawat darurat
1
Gawat darural, termasuk Pengobatan sederhana Promosi/penyuluhan obstetri dan neonatal3 I Promosil penyuluhan Perkesmas Promosi/penyuluhan PerXesmas Asuhan ォーNBBイョキ セエセ ョ@
Promosi Pemberdayaan Pemberdayaan
4 Kesehatan masyaraka!
Surveilans masyarakat Surverian s Gizi 5 Sanitarian 6 Analis 7 Kesehatan I
p mmn oil"cm"
han
Kesehatan Iingkungan Surveilans Promosilpenyulllharl
Laboratorium sederhana da lam dan luar ァ・、オセァ@
Kelerangan:
Pada kondisi di mana lenaga kesehatan lerbalas, maka fungsi promosi kesehatan, sanilasi, dan 5urvei/ans dapal dlrangkap oleh salu orang lenagt) kesehalan Promkes dan alau lenaga kesehalan lain yang lelah dlberikan pe/atlhan Promkes.
1'1 Pedoman renogo Keseholan Puskesmos di OTPK b. Kebutuhan Min imal
Berdasarkan pola pikir pelayanan kesehatan di DTPK tersebut di atas serta dengan memperhatikan beban kerja yang sesuai standar, maka kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneil di DTPK harus melakukan :
1. Pelayanan kegawatdaruratan (life saving)
2. Upaya kesehatan wajib Puskesmas dengan kegiatan minimal. Kegiatan ini ditetapkan dengan menentukan sasaran utama pelayanan Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneil
3. Kebutuhan masyarakatlmasalah/penyakit spesifik setempat 4 . Kemampuan manajemen program
5. Pemberdayaan masyarakat
Untuk Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneil terutama di DTPK perlu diusulkan kebutuhan tenaga kesehatan minimal yang harus ada di Puskesmas terpeneil dan sangat terpencil di DTPK.
Berdasarkan kondisi di lapangan, usulan program , dan masukan daerah , maka diusulkan jumlah tenaga kesehatan minimal di DTPK adalah sebagai berikut :
Tenaga Sarana
No
Pelayanan Jumlah Jenis
1 Pustu 2 Perawat, Bidan
Dokter, Perawat, Bidan, Kesling ,
2 Puskesmas 5
Gizi
Puskesmas Dokter, Perawat, Bidan, Kesling , 15
3
Perawatan Gizi , + tenaga lainnya
,
Tetapi dalam pelaksanaannya, pemerintah kabupaten/kota perlu menilai kebutuh an tenaga kesehatan tambahan di luar yang tersebut di atas, Kebutuha n akan jenis/kualifikasi tenaga kesehatan yang diperlukan di Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneil di DTPK akan berbeda antara daerah satu dan daerah lai nnya. Hal tersebut disesuaikan dengan luas wilayah , Jumlah penduduk, kondisi geografis dan iklim , ketersediaan 80M , serta perm asalaha n kesehatan yang khas di daerah tersebut
10 Pedoman Tenoga Kesehatan p オウセ ・ウ ュ ッウ@ di DTPK
2. Kompetensi Tenaga Kesehatan
Berdasark an jenis kegiatan dan tenaga kesehatan yan diusulkan terse but, maka kompetensi tenaga kesehatan yang dihara pkan ada di Puskesmas terpeneil dan sangat terpencll di DTPK adalah :
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jenis
Pustu Puskesmas Puskesmas Perawatan
Dokter Pengobatan Pengobatan
Gawat Darurat Gawat darurat, termasuk Surveilans obstetri dan neonatal Promosil penyuluhan Surveilans
Promos i/penyuluhan 4 Besar'
Bidan I GalVat Darurat ANC I ANC
Pengobatan sede rha na
1-
Persa li nan normal Persalinan normal2 Promosil penyuluhan Nifas
Pelayanan neonatal Nrfas
Pelayan an neonata l Gawat darurat GalVat darurat Promosi/penyu luhan
Perawat Gawat Darural Gawat darurat
1
Gawat darural, termasuk Pengobatan sederhana Promosi/penyuluhan obstetri dan neonatal3 I Promosil penyuluhan Perkesmas Promosi/penyuluhan PerXesmas Asuhan ォーNBBイョキ セエセ ョ@
Promosi Pemberdayaan Pemberdayaan
4 Kesehatan masyaraka!
Surveilans masyarakat Surverian s Gizi 5 Sanitarian 6 Analis 7 Kesehatan I
p mmn oil"cm"
han
Kesehatan Iingkungan Surveilans Promosilpenyulllharl
Laboratorium sederhana da lam dan luar ァ・、オセァ@
Kelerangan:
Pada kondisi di mana lenaga kesehatan lerbalas, maka fungsi promosi kesehatan, sanilasi, dan 5urvei/ans dapal dlrangkap oleh salu orang lenagt) kesehalan Promkes dan alau lenaga kesehalan lain yang lelah dlberikan pe/atlhan Promkes.
1'1 Pedoman renogo Keseholan Puskesmos di OTPK b. Kebutuhan Min imal
Berdasarkan pola pikir pelayanan kesehatan di DTPK tersebut di atas serta dengan memperhatikan beban kerja yang sesuai standar, maka kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneil di DTPK harus melakukan :
1. Pelayanan kegawatdaruratan (life saving)
2. Upaya kesehatan wajib Puskesmas dengan kegiatan minimal. Kegiatan ini ditetapkan dengan menentukan sasaran utama pelayanan Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneil
3. Kebutuhan masyarakatlmasalah/penyakit spesifik setempat 4 . Kemampuan manajemen program
5. Pemberdayaan masyarakat
Untuk Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneil terutama di DTPK perlu diusulkan kebutuhan tenaga kesehatan minimal yang harus ada di Puskesmas terpeneil dan sangat terpencil di DTPK.
Berdasarkan kondisi di lapangan, usulan program , dan masukan daerah , maka diusulkan jumlah tenaga kesehatan minimal di DTPK adalah sebagai berikut :
Tenaga Sarana
No
Pelayanan Jumlah Jenis
1 Pustu 2 Perawat, Bidan
Dokter, Perawat, Bidan, Kesling ,
2 Puskesmas 5
Gizi
Puskesmas Dokter, Perawat, Bidan, Kesling , 15
3
Perawatan Gizi , + tenaga lainnya
,
Tetapi dalam pelaksanaannya, pemerintah kabupaten/kota perlu menilai kebutuh an tenaga kesehatan tambahan di luar yang tersebut di atas, Kebutuha n akan jenis/kualifikasi tenaga kesehatan yang diperlukan di Puskesmas terpeneil dan sangat terpeneil di DTPK akan berbeda antara daerah satu dan daerah lai nnya. Hal tersebut disesuaikan dengan luas wilayah , Jumlah penduduk, kondisi geografis dan iklim , ketersediaan 80M , serta perm asalaha n kesehatan yang khas di daerah tersebut
10 Pedoman Tenoga Kesehatan p オウセ ・ウ ュ ッウ@ di DTPK
2. Kompetensi Tenaga Kesehatan
Berdasark an jenis kegiatan dan tenaga kesehatan yan diusulkan terse but, maka kompetensi tenaga kesehatan yang dihara pkan ada di Puskesmas terpeneil dan sangat terpencll di DTPK adalah :
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jenis
Selain kompetensi dasar tersebut di atas, kompetensi dasar yang juga sebaiknya dikuasai oleh semua tenaga kesehatan adalah kemampuan pencatatan dan pelaporan .
Kompetensi dasar umumnya diperoleh pada saat pendidikali1, tetap il kompetensi lain dapat ditambahkan melalui pelatihan terakreditasi atau yang resmi.
Adapun pelatihan yang dapat diberikan :
a. Pelatihan Dasar (dokter/dokter gigi , perawat, bidan). Pelatihan yang diberikan merupakan pelatihan penanganan kegawatdaruratan secara umum seperti PPGD, GELS , BLS/BHD
b. Pelatihan Teknis (dokter, perawat, bidan). Pelatihan lanjutan sesuai kebutuhan di lapangan (spesifik daerah/wilayah dan program nasional) seperti: ATLS, BTLS , ACLS, PONED, MTBS, promosi kesehatan, pengendalian vektor dll c. Pelatihan Manajemen (dokter, perawat, bidan, dan tenaga
lainnya) meliputi : manajemen Puskesmas, manajemen SDM, manajemen aAlat dan obat, PWS , dan AMP.
d. Pelatihan lain yang mendukung sesuai kebutuhan/kondisi daerah.
3. Kewenangan
Dalam melaksanakan pelayanan, petugas harus memiliki kompetensi dan kewenangan. Untuk itu petugas harus diberi kewenangan dengan dasar Surat Tugas dengan memperhatikan :
a. Kompetensi
b. Tempat tugas/wilayah kerja
c. Waktu/masa kerja yang diperkenankan d. Kondisi kegawatdaruratan
Kewenangan tersebut diberikan oleh dokter. Jika di Puskesmas tidak ada tenaga dokter, maka kewenangan dapat diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dan kebutuhan.
D. UpayaUpaya Pemenuhan Tenaga Kes ehatan di Puskes mas Terpencil dan Sangat Terpencil di DTPK
Upaya pemenuhan tenaga Puskesmas terpencil dan sa ng at terpencil di daerah tertinggal , perbatasan, dan kepulauan yang sudah dilaksanakan meliputi:
1. PNS (permanen)
2. Pengangkatan dokter/dokter gigi dan bidan PTT yang bisa melalui pengangkatan pemerinta h pusat atau daerah untuk daerah terpencil dan sangat terpencil (semi permanen )
3. Temporer
a. Detasering : bagi tenaga dokter dan bidan di daerah kepulauan.
b. Penugasan khusus : 1) D ' " (selain bidan)
2) Res iden (dokte r ya ng sedang menjalani pendidikan dokter spesialis)
Selain kompetensi dasar tersebut di atas, kompetensi dasar yang juga sebaiknya dikuasai oleh semua tenaga kesehatan adalah kemampuan pencatatan dan pelaporan .
Kompetensi dasar umumnya diperoleh pada saat pendidikali1, tetap il kompetensi lain dapat ditambahkan melalui pelatihan terakreditasi atau yang resmi.
Adapun pelatihan yang dapat diberikan :
a. Pelatihan Dasar (dokter/dokter gigi , perawat, bidan). Pelatihan yang diberikan merupakan pelatihan penanganan kegawatdaruratan secara umum seperti PPGD, GELS , BLS/BHD
b. Pelatihan Teknis (dokter, perawat, bidan). Pelatihan lanjutan sesuai kebutuhan di lapangan (spesifik daerah/wilayah dan program nasional) seperti: ATLS, BTLS , ACLS, PONED, MTBS, promosi kesehatan, pengendalian vektor dll c. Pelatihan Manajemen (dokter, perawat, bidan, dan tenaga
lainnya) meliputi : manajemen Puskesmas, manajemen SDM, manajemen aAlat dan obat, PWS , dan AMP.
d. Pelatihan lain yang mendukung sesuai kebutuhan/kondisi daerah.
3. Kewenangan
Dalam melaksanakan pelayanan, petugas harus memiliki kompetensi dan kewenangan. Untuk itu petugas harus diberi kewenangan dengan dasar Surat Tugas dengan memperhatikan :
a. Kompetensi
b. Tempat tugas/wilayah kerja
c. Waktu/masa kerja yang diperkenankan d. Kondisi kegawatdaruratan
Kewenangan tersebut diberikan oleh dokter. Jika di Puskesmas tidak ada tenaga dokter, maka kewenangan dapat diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dan kebutuhan.
D. UpayaUpaya Pemenuhan Tenaga Kes ehatan di Puskes mas Terpencil dan Sangat Terpencil di DTPK
Upaya pemenuhan tenaga Puskesmas terpencil dan sa ng at terpencil di daerah tertinggal , perbatasan, dan kepulauan yang sudah dilaksanakan meliputi:
1. PNS (permanen)
2. Pengangkatan dokter/dokter gigi dan bidan PTT yang bisa melalui pengangkatan pemerinta h pusat atau daerah untuk daerah terpencil dan sangat terpencil (semi permanen )
3. Temporer
a. Detasering : bagi tenaga dokter dan bidan di daerah kepulauan.
b. Penugasan khusus : 1) D ' " (selain bidan)
2) Res iden (dokte r ya ng sedang menjalani pendidikan dokter spesialis)
BAB II I
PEMBAGIAN PERAN PEMERINTAH PU SAT DAN PEMERINTAH DAERAH
Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) terletak di wilayah kabupaten/kota, sehingga pembangunan dan pelayanan kesehatan di DTPK tetap menjadi kewenangan dan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota, termasuk pemenuhan tenaga kesehatan di Puskesmas.
Pemenuhan tenaga kesehatan di Puskesmas terpencil dan sangat terpencil di DTPK , baik jenis maupun kompetensinya, juga merupakan tanggung j