• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Gadai Tanah Pertanian Ditinjau Dari Undang-Undang Pokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1960)...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pelaksanaan Gadai Tanah Pertanian Ditinjau Dari Undang-Undang Pokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1960)..."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSAAN GADAI TANAH PERTANIAN DITINJAU DARI

HUKUM AGRARIA (UU NO.5 TAHUN 1960) DAN HUKUM

ISLAM DI KECAMATAN TILATANG KAMANG

TESIS

Oleh :

ZETRIA ERMA

982105036/ HK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

INTISARI

Pelaksanaan Gadai Tanah Pertanian Ditinjau Dari Undang-Undang Pokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1960) dan Hukum Islam Di Kecamatan Tilatang Kamang

Zetria Erma* Abdullah Syah** Muhammad Abduh*** Chadidjah Dalimunthe***

Gadai tanah pertanian adalah salah satu bentuk jaminan hutang didalam hukum adat. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yaitu keberadaan lembaga gadai tanah pertanian pada masyarakat hukum adat Kecamatan Tilatang Kamang setelah berlakunya UU No. 56 Prp Tahun 1960, persepsi masyarakat mengenai pelaksanaan UU No. 56 Prp Tahun 1960 khususnya Pasal 7 di Kecamatan Tilatang Kamang dan persamaan (titik temu) antara ketentuan yang mengatur gadai tanah pertanian yang terdapat dalam hukum agraria nasional dan hukum Islam.

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis yaitu memaparkan pelaksanaan gadai tanah pertanian yang terjadi dalam masyarakat kemudian dianalisis berdasarkan ketentuan dalam hukum agraria dan hukum Islam. Responden ditentukan secara purposive

sampling yang berjumlah 80 orang dan ditambah dengan 13 informan. Data di lapangan didapat

dengan metode wawancara, kuisioner dan studi dokumen. Data yang didapat dianalisis secara kualitatif dengan bantuan data kuantitatif yang dipaparkan dalam bentuk tabel frekuensi. Kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode berpikir deduktif dan induktif

Hasil penelitian di Kecamatan Tilatang Kamang ternyata lembaga gadai tanah pertanian masih digunakan dan diakui keberadaannya sebagai salah satu alternatif untuk mendapatkan uang dalam keadaan mendesak, dimana jagka waktu pengembalian gadai ditentukan oleh kemampuan sipemberi gadai untuk menebus tanahnya kembali. Walaupun pemerintah telah mengeluarkan UU No. 56 Prp Tahun 1960. Persepsi masyarakat mengenai pelaksanaan Pasal 7 UU No. 56 Tahun 1960 yang mengatur jangka waktu pengembalian gadai tidak mungkin dilaksanakan karena dianggap bertentangan dengan hukum adat dan rasa keadilan yang telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat. Persamaan antara ketentuan tanah pertanian menurut UUPA dan hukum Islam adalah sama-sama bertujuan untuk melindungi pihak pemilik tanah dari tindakan yang mengandung unsur pemerasan/eksploitasi dari pihak pemegang gadai yang umumnya mempunyai kemampuan ekonomi kuat. Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan agar Pasal 7 UU No. 56 Prp Tahun 1960 lebih

(3)

disosialisasikan oleh berbagai pihak sehingga peraturan ini bisa berlaku efektif, dan untuk menjamin kepastian hukum perjanjian gadai perlu dibuat dalam bentuk tertulis. Mengingat terdapatnya persamaan antara ketentuan gadai tanah pertanian yang terdapat dalam UU No. 56 Prp Tahun 1960 dan hukum Islam maka nilai-nilai yang terdapat dalam hukum Islam dapat dijadikan sebagai salah satu sumber dalam pembentukan peraturan tentang gadai tanah pertanian secara nasional.

Kata kunci : Gadai

(4)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF AGRICULTURAL LAND PAWNING VIEWED THROUGH BASIC AGRARIAN LAW (THE LAW NUMBER 5 OF 1960) AND ISLAMIC LAW IN KECAMATAN

TILATANG KAMANG

Zetria Erma* Abdullah Syah** Muhammad Abduh*** Chadidjah Dalimunthe***

The agricultural land pawning is one of security type of debt in custom law. This observation aims to answer the problem, is the existence of agricultural land pawning institution for community in Kecamatan Tilatang Kamang after the enforcing of the law number 56 Prp of 1960, perception of community about the implementation of the law number 56 Prp 1960 particularly chapter 7 in Kecamatan Tilatang Kamang and similarity (agreement point) between the provision regulating the agricultural land pawning found in both national and Islamic agrarian law.

This research is analytical descriptive, is presenting agricultural land pawning occurred among communities which is then analyzed based requirement in agrarian law and Islamic law. Respondent is determined by purposive sampling consisting 80 peoples plus 13 informants. The field data is gained by interview method. questionnaire and documents study. The data collected is qualitative analyzed and followed by quantitative data that is presented in frequency table form. The conclusion is made through both deductive and inductive methods.

The result of observation in Kecamatan Tilatang Kamang indicated that, infect, the agricultural land institution is still used and recognized of its existence as one of alternatives to get the money in an urgent situation, although government has issued the Law Number 56 of 1960. Perception of community about the implementation of chapter 7 Law Number 56 of 1960 that regulates the course of time in returning the pawning is impossible because the community look upon controversies with custom law and equity sense. The similarity between provision of agricultural land according to UUPA and Islamic law is both aims to protect the land owner from exploitative action from pawning-holder that generally has the strong economic capability. According to the observation result, it is important to advice, is the chapter 7 of the law number 56 Prp 1960 should be socialized, can apply it effective, written pawning agreement should be enforced to ensure the law conformity, remember there is the similarity between the provision regulating the agricultural land pawning found in both national and Islamic agrarian law, the values which Islamic law can be resource to

* Faculty of Law, Bung Hatta University. ** Faculty of Syariah, IAIN, North Sumatera.

(5)

make the agricultural land pawning nationally.

Keywords: Pawning

Referensi

Dokumen terkait

“ Hubungan Derajat Skor CURB-65 Saat Awal Masuk Pada Pasien Pneumonia Komunitas Terhadap Nilai Antithrombin III ( AT-III) “ yang merupakan persyaratan dalam menyelesaikan

Karena dalam penelitian ini belum dimungkinkan untuk dilakukan penebangan pohon untuk memperoleh serbuk kayu dari bagian kayu teras sejumlah yang dibutuhkan untuk kegiatan

Pasal 1 UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih setiaNya, penulis dapat memenuhi kewajiban untuk menyelesaikan Buku Konsep

Sintesis ini merupakan aplikasi dari reaksi Ritter, α -pinena bertindak sebagai starting material yang memiliki ikatan rangkap pada salah satu ikatan dalam

Warga Tionghoa dan Pemilu Kegembiraan warga Tionghoa dalam merayakan Hari Raya Imlek merupakan kemerdekaan seluruh masyarakat Indonesia.. Kulminasi kemerdekaan tersebut

(layanan diri sendiri) di XO Suki SunPlaza memberikan kebebasan berkreasi untuk membuat hidangan makanan yang sesuai dengan selera pelanggan.. Saya datang ke XO Suki SunPlaza untuk

(5) Untuk perpanjangan dan atau pembaharuan Hak Guna Pakai yang diberikan sekaligus pada waktu pemberian pertama Hak Pakai tersebut sesuai Pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 40