• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Layanan Internet dalam Upaya Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa pada Perpustakaan Institut Agama Islam (IAIN) Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemanfaatan Layanan Internet dalam Upaya Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa pada Perpustakaan Institut Agama Islam (IAIN) Sumatera Utara"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN LAYANAN INTERNET DALAM UPAYA MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI MAHASISWA PADA PERPUSTAKAAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam Bidang Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

OLEH

ISNEINIZAR HARAHAP

060709032

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI S-1 FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Harahap, Isneinizar. 2010. Pemanfaatan Layanan Internet dalam Upaya Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa pada Perpustakaan Institut Agama Islam (IAIN) Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan IAIN Sumatera Utara pada bulan April dan Mei 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan Layanan Internet dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang terdaftar sebagai anggota aktif di Perpustakaan IAIN Sumatera Utara yang berjumlah 5249 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sample, maka jumlah sampel yang terjaring dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode angket atau kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan Layanan Internet pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara masih belum optimal dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar. Hampir setengah dari responden (47%) ternyata memanfaatkan internet bukan untuk memenuhi kebutuhan informasi ilmiah mereka, tapi lebih sering memanfaatkan internet untuk menelusur informasi lainnya facebook, download lagu, berita online dan lain-lain. Ditambah lagi dengan fasilitas komputer yang yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pengunjung Layanan Internet menyebabkan pemanfaatan Layanan Internet menjadi tidak merata. Jadi, kondisi Layanan Internet masih kurang memadai untuk dimanfaatkan sebagai salah satu layanan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul dari skripsi ini adalah ” Pemanfaatan Layanan Internet dalam Upaya Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa pada Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara”

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada program studi Strata I (S-1) Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara , serta menambah wawasan penulis mengenai perpustakaan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Amin Ridwan Harahap dan Ibunda tercinta Zainab Siagian yang memberikan kasih sayang yang tiada akhir serta dukungan doa, sehingga penulis memiliki semangat untuk menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A, Ph D selaku Dekan Fakultas Sastra USU 2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Perpustakaan Fakultas Sastra.

3. Bapak Ishak, SS, M.Hum selaku dosen pembimbing I yang senantiasa sabar membimbing dan memberikan semangat kepada penulis.

4. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum selaku pembimbing II yang telah berbaik hati membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis. 5. Seluruh staf pengajar Program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra

USU.

(4)

7. penelitian, serta kepada seluruh staf Perpustakaan IAIN Sumatera Utara yang telah membantu penulis ketika melakukan penelitian.

8. Buat kakak-kakak Q K’Wani, K’Icha serta buat keempat abang Q B’Ampri, B’Azin, B’Oonk, B’Camin dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan untuk Q selama ini.

9. Khusus buat Panda Q yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi buat Q untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada sahabat terbaik Q, Nita Caem, Mumut, dan d’Chaony Q yang setia menjadi sahabat terbaik Q dari awal kuliah dan insya Allah hingga ke depannya, I Love U all.

11. Buat teman-teman kuliah anak DSPI ’06, Inggit dkk, Lina and d’gank, Siska Cs dan teman-teman satu stambuk lainnya yang tidak dapat aQ sebutkan satu persatu. Buat B’ Danil dan K’ Mieke yang bersedia memberikan masukan kepada Q selama mengerjakan skripsi ini.

12. Buat anak-anak IAIN Sumatera Utara yaitu Ruli, Rizal, Laila, Ekna, dan Hasnul, terima kasih atas partisipasi kalian.

Semoga Allah SWT membalas budi baik yang telah mereka berikan kepada penulis. Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, Juli 2010 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 5

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 6

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 7

2.1.4 Jenis-Jenis Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi... 8

2.2 Internet ... 9

2.2.1 Pengertian Internet ... 9

2.2.2 Sejarah Ringkas dan Perkembangan Internet ... 10

2.2.3 Manfaat Internet Internet ... 11

2.2.4 Fasilitas-Fasilitas di Internet ... 12

2.2.5 Cara Akses ke Internet ... 14

2.2.6 Internet Sebagai Media Pembelajaran ... 15

2.2.7 Keuntungan Menggunakan Internet ... 16

2.2.8 Kelemahan Penggunaan Internet ... 16

2.3 Pemanfaatan Layanan Internet di Perpustakaan ... 17

2.3.1 Penelusuran Informasi Melalui Internet ... 18

2.3.2 Sumber Daya Informasi Elektronik ... 19

2.3.2.1 E-Journal ... 20

2.3.2.2 E-Book... 22

2.3.2.3 E-Article ... 23

2.3.2.4 Software ... 23

2.4 Kebutuhan Informasi... 24

2.4.1 Pengertian Kebutuhan Informasi ... 25

2.4.2 Jenis Kebutuhan Informasi ... 26

2.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

3.1 Metode Penelitian ... 29

(6)

3.3 Populasi dan Sampel ... 29

3.3.1 Populasi ... 29

3.3.2 Sampel ... 30

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.6 Instrumen Penelitian ... 31

3.7 Kisi-kisi Angket atau Kuesioner ... 31

3.8 Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 Identitas Responden ... 34

4.2 Layanan Internet di Perpustakaan ... 35

4.2.1 Kondisi Layanan Internet... 36

4.2.2 Jumlah Unit Komputer yang Tersedia ... 37

4.2.3 Jam Buka Layanan Internet ... 38

4.2.4 Kecepatan Akses Layanan Internet/Wifi Perpustakaan ... 39

4.3 Pemanfaatan Layanan Internet ... 39

4.3.1 Lama Waktu dalam Menggunakan Internet ... 40

4.3.2 Bantuan Orang Lain dalam Melakukan Akses ke Internet ... 41

4.3.3 Kesulitan dalam Memanfaatkan Internet/Wifi ... 42

4.4 Internet sebagai Media Pembelajaran ... 43

4.4.1 Tuntutan Perkuliahan untuk Memanfaatkan Internet ... 43

4.4.2 Peranan Internet dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan ... 44

4.5 Sumber Informasi Ilmiah ... 45

4.5.1 Kelebihan Sumber Informasi Berupa Internet ... 45

4.5.2 Pemanfaatan E-Journal/E-Book ... 46

4.5.3 Menemukan dan Men-download Jurnal/Buku Elektronik Gratis dari Internet ... 47

4.6 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ... 48

4.7 Penelusuran Informasi ... 50

4.7.1 Informasi yang Biasa Dicari dari Internet ... 50

4.7.2 Search Engine yang Biasa Digunakan... 51

4.7.3 Internet Selalu Menyajikan Informasi yang Dibutuhkan ... 52

4.7.4 Tindakan Setelah Memperoleh Informasi yang Dibutuhkan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Table 1 Perbandingan Jurnal Elektronik (online) dengan Jurnal Tercetak ... 21

Tabel 2 Kisi-Kisi Kuesioner ... 32

Table 3 Identitas Responden ... 34

Table 4 Kondisi Layanan Internet ... 36

Tabel 5 Jumlah Unit Komputer yang Tersedia ... 37

Table 6 Jam Buka Layanan Internet ... 38

Tabel 7 Kecepatan Akses Layanan Internet/Wifi Perpustakaan ... 39

Table 8 Lama Waktu dalam Menggunakan Internet . ... 40

Tabel 9 Bantuan Orang Lain dalam Melakukan Akses ke Internet... 41

Table 10 Kesulitan dalam Memanfaatkan Internet/Wifi ... 42

Tabel 11 Tuntutan Perkuliahan untuk Memanfaatkan Internet ... 43

Table 12 Peranan Internet dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan ... 44

Tabel 13 Kelebihan Sumber Informasi berupa Internet... 46

Table 14 Pemanfaatan e-journal / e-book ... 47

Tabel 15 Menemukan dan Men-download Jurnal/Buku Elektronik Gratis dari Internet ... 48

Table 16 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ... 49

Tabel 17 Informasi yang Biasa Dicari dari Internet ... 50

Tabel 18 Search Engine yang Biasa Digunakan ... 51

Tabel 19 Internet Selalu Menyajikan Informasi yang Dibutuhkan ... 53

Tabel 20 Tindakan Setelah Memperoleh Informasi yang Dibutuhkan ... 54

(8)

DAFTAR GAMBAR

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

ABSTRAK

Harahap, Isneinizar. 2010. Pemanfaatan Layanan Internet dalam Upaya Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa pada Perpustakaan Institut Agama Islam (IAIN) Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan IAIN Sumatera Utara pada bulan April dan Mei 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan Layanan Internet dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang terdaftar sebagai anggota aktif di Perpustakaan IAIN Sumatera Utara yang berjumlah 5249 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sample, maka jumlah sampel yang terjaring dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode angket atau kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan Layanan Internet pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara masih belum optimal dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar. Hampir setengah dari responden (47%) ternyata memanfaatkan internet bukan untuk memenuhi kebutuhan informasi ilmiah mereka, tapi lebih sering memanfaatkan internet untuk menelusur informasi lainnya facebook, download lagu, berita online dan lain-lain. Ditambah lagi dengan fasilitas komputer yang yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pengunjung Layanan Internet menyebabkan pemanfaatan Layanan Internet menjadi tidak merata. Jadi, kondisi Layanan Internet masih kurang memadai untuk dimanfaatkan sebagai salah satu layanan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perubahan sistem pembelajaran, keberhasilan pendidikan di tingkat Perguruan Tinggi tidak hanya ditentukan oleh para pengajar saja karena keaktifan mahasiswa juga memiliki pengaruh yang besar dalam hal ini. Selain sumber belajar berupa koleksi-koleksi yang tersedia di perpustakaan, Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara juga berupaya untuk memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang terjadi saat ini. Keberadaan internet di Perpustakaan Perguruan Tinggi banyak memberikan keuntungan dan kemudahan baik untuk pengunjung perpustakaan maupun pihak perpustakaan itu sendiri, sekalipun tidak terlepas dari beberapa kelemahan. Teknologi internet memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam menggali ilmu pengetahuan. Melalui internet mahasiswa dapat mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat, sehingga dapat mempermudah proses studinya. Informasi yang tadinya hanya terdapat di dalam buku, berkembang menjadi informasi yang berbasis elektronik sehingga bisa diakses secara online.

(12)

Internet digunakan sebagai sarana media komunikasi melalui fasilitas-fasilitas yang ada di dalamnya. Dengan mengakses informasi lewat internet, pengguna dapat mengikuti perkembangan teknologi sekaligus bisa memperoleh banyak pengetahuan terbaru dengan cepat, mudah dan murah. Selain menghemat tenaga dan biaya dalam mencarinya, informasi yang dapat ditemui di internet cenderung lebih up to date. Dengan internet pengguna perpustakaan dapat belajar sendiri secara cepat, sehingga akan meningkatkan dan memperluas pengetahuan, belajar berinteraksi, dan mengembangkan kemampuan dalam bidang-bidang tertentu.

Perpustakaan IAIN Sumatera Utara merupakan salah satu jenis Perpustakaan Perguruan Tinggi. IAIN Sumatera Utara telah memperkenalkan dan menghadirkan layanan internet berupa jaringan dan Wifi sebagai salah satu layanan pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh mahasiswa. Selain dari koleksi perpustakaan, pengunjung perpustakaan juga dapat memperoleh dan melengkapi informasinya dari internet.

Layanan Internet pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara ini dibuka mulai pukul 08.00-16.00 sesuai dengan jam buka perpustakaan. IAIN Sumatera Utara menyediakan 5 unit komputer pada Layanan Internet yang berada di lantai 2 dan wifi dengan kecepatan akses ± 128 Kb/second yang dapat diakses di dalam Perpustakaan maupun di lingkungan kampus IAIN (di luar Perpustakaan). Selain di Layanan Internet, mahasiswa juga dapat melakukan akses ke internet pada Layanan American Corner yang terletak di lantai 3 perpustakaan. Untuk Wifi di lantai 1 dan 2 perpustakaan, dapat memanfaatkan Wifi dengan hotspot “Wifi Perpustakaan”, di lantai 3 dengan hotspot “Wifi Amcor”, sedangkan untuk di luar perpustakaan dapat memanfaatkan Wifi dengan hotspot “Wifi IAIN Sumatera Utara”.

(13)

digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa dalam mendukung kegiatan perkuliahannya yaitu “EBSCO”.

Layanan Internet Perpustakaan IAIN Sumatera Utara ini tidak menyediakan buku daftar pengunjung pada layanannya, sehingga tidak diketahui secara tepat berapa jumlah pengunjung per harinya. Namun, dari penelitian awal terlihat bahwa mahasiswa antusias dalam memanfaatkan internet yang disediakan oleh Perpustakaan IAIN Sumatera Utara. Layanan Internet selalu dipenuhi pengguna yang ingin melakukan akses ke internet, sehingga timbul keinginan peneliti untuk melakukan penelitian tentang bagaimana mahasiswa memanfaatkan layanan internet di Perpustakaan IAIN Sumatera Utara. Apakah mahasiswa benar-benar telah memanfaatkan layanan internet ini secara optimal untuk mencari informasi yang dapat mendukung kegiatan akademiknya atau hanya untuk mencari jenis informasi lainnya?. Untuk itu saya mengangkat topik dengan judul “Pemanfaatan Layanan Internet dalam Upaya Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa pada Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatea Utara”.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah pemanfaatan layanan internet dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara?.

1.3Tujuan Penelitian

(14)

1.4Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Perpustakaan yang diteliti, diharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan atau masukan bagi Perpustakaan IAIN Sumatera Utara.

2. Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan untuk melakukanpenelitian lanjutan dengan topic yang sama atau berhubungan.

3. Pengembangan Ilmu yang dikaji untuk ke depannya.

4. Penulis, dalam rangka menambah pengetahuan penulis mengenai pemanfaatan layanan internet dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

(15)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Keberadaan Perpustakaan di dalam sebuah Perguruan Tinggi menduduki peranan penting dalam mendukung seluruh kegiatan sivitas akademik di Perguruan Tinggi tersebut. Mutu dari Perpustakaan dapat membentuk citra bagi Perguruan Tinggi, jika perpustakaannya bagus maka akan memberikan citra positif bagi Perguruan Tinggi di mana perpustakaan itu berdiri.

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Sebuah Perpustakaan Perguruan Tinggi diarahkan sebagai sarana untuk pemenuhan kebutuhan informasi sivitas akademik, khususnya mahasiswa. Di perpustakaan, mahasiswa dapat menggali informasi sesuai dengan kebutuhan dan bidang ilmu mereka masing-masing.

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 4),

Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa Perpustakaan Universitas, Perpustakaan Fakultas, Perpustakaan Akademik, dan Perpustakaan Sekolah Tinggi.

Menurut Fahmi (2009: 1) “Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan sebuah sarana penunjang yang didirikan untuk mendukung kegiatan civitas akademik, di mana Perguruan Tinggi itu berada”.

Senada dengan kedua pendapat di atas, Yuven (2010: 1) menyatakan bahwa :

Perpustakaan Perguruan Tinggi (PPT) merupakan unit pelaksana teknis (UPT) yang bersama-sama dengan unit lain melaksanakan Tri Dharma PT (Perguruan Tinggi) melalui menghimpun, memilih, mengolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induk khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya.

(16)

bawah naungan sebuah Perguruan Tinggi. Perpustakaan ini didirikan dengan tujuan untuk membantu dan mendukung Perguruan Tinggi tersebut dalam memenuhi kebutuhan informasi ilmiah sivitas akademik di Perguruan Tinggi tersebut. Karena tidak dipungkiri lagi bahwa Perpustakaan merupakan pusat sumber informasi yang selalu berupaya untuk menjawab semua kebutuhan dan permintaan informasi pengguna perpustakaan.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi tentu memiliki alasan dan tujuan yang mendasar untuk mendirikan sebuah perpustakaan di bawah naungannya. Tujuan itulah yang menjadi target yang harus dicapai oleh Perguruan Tinggi tersebut.

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 4) “Tujuan dari Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah membantu Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam menjalankan program pengajaran”.

Menurut Ditjen Dikti Depdiknas yang dikutip oleh Pranoto (2009: 1) Pada dasarnya tujuan dari Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah untuk menunjang kegiatan program institusi induknya yaitu mensukseskan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

(17)

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan Perguruan Tinggi selalu berupaya menghimpun semua informasi yang ada, sehingga informasi akan tetap ada dalam kondisi yang bagus dan terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi pengguna Perpustakaan.

Adapun fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi menurut Yuven (2010: 1) adalah:

1. Lembaga pengelola sumber-sumber informasi 2. Lembaga pelayanan dan pendayagunaan informasi 3. Wahana rekreasi berbasis ilmu pengetahuan

4. Lembaga pendukung pendidikan (pencerdas bangsa) 5. Lembaga pelestari hasanah budaya bangsa.

Fahmi (2009: 1) mengelompokkan fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi menjadi empat fungsi yaitu:

a. Fungsi Edukasi. Dalam hal ini jelas, bahwa tugas pokok Perpustakaan Perguruan Tinggi ialah menunjang program Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah bersifat edukasi.

b. Fungsi Informasi. Peranan perpustakaan, di samping sebagai sarana pendidikan juga berfungsi sebagai pusat informasi. Diharapkan perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan informasi sang pemakai (user). Untuk itu dibutuhkan peran pustakawan yang bisa memberikan arahan kemana sebaiknya mencari informasi yang dibutuhkan. Misalnya dengan menggunakan layanan rujukan dan media Internet. c. Fungsi Riset (penelitian). Salah satu fungsi dari Perpustakaan

Perguruan Tinggi adalah mendukung pelaksanaan riset yang dilakukan oleh civitas akademika melalui penyediaan informasi dan sumber-sumber informasi untuk keperluan penelitian pengguna. Informasi yang di peroleh melalui perpustakaan dapat mencegah terjadinya duplikasi penelitian. Kecuali penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian yang berkelanjutan.

d. Fungsi Rekreasi. Perpustakaan disamping berfungsi sebagai sarana pendidikan, juga berfungsi sebagai tempat rekreasi. Tentunya rekreasi yang dimaksud disini bukan berarti jalan-jalan untuk liburan, tetapi lebih berhubungan dengan ilmu pengetahuan, seperti dengan cara menyajikan koleksi yang menghibur pembaca misalnya bacaan humor, cerita perjalanan hidup seseorang, novel, dan membuat kreasi keterampilan.

(18)

melayangkannya kepada pengguna. Informasi ini dikemas dalam bentuk tercetak maupun elektronik yang disediakan untuk mendukung kegiatan pendidikan, peningkatan pengetahuan, serta sebagai referensi untuk keperluan penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi juga dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi pengetahuan, dengan menyediakan koleksi-koleksi yang bersifat hiburan.

2.1.4 Jenis-Jenis Jasa/Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah sebuah lembaga yang didirikan dengan tujuan untuk melayani mahasiswa dalam hal pemenuhan kebutuhan informasi. Untuk mewujudkan visi perpustakaan tersebut, disediakanlah beberapa jasa/layanan di dalam perpustakaan.

Menurut Pranoto (2009: 4) jenis jasa perpustakaan yang ditawarkan antara lain:

a. Jasa Peminjaman (sirkulasi). Fungsi utamanya adalah untuk meminjamkan koleksi perpustakaan dengan jangka waktu tertentu.

b.Jasa Referens (Jasa Rujukan). Jasa referens adalah jasa perpustakaan yang ditawarkan untuk menyediakan informasi kepada pemustaka dengan memanfaatkan koleksi acuan yang dimiliki.

c. Jasa Buku Tandon (Reserve Book Service). Jasa buku tandon yang disediakan baik dengan sistem terbuka maupun tertutup bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka yang mempunyai tugas khusus.

d.Jasa Pinjam Antar Perpustakaan (Jasa Silang Layan), dalam hal ini perpustakaan harus bekerjasama dan menjalin hubungan dengan jenis perpustakaan lainnya.

e. Jasa Kesiagaan Informasi (Current Awareness Service) adalah jasa yang ditujukan untuk pemberitahuan kilat tentang informasi atau dokumen baru yang dibutuhkan, memilih pustaka, memilah dokumen yang sesuai dengan minat pemustaka dan memencarkan informasi. f. Jasa Pembuatan Indeks dan Abstrak

Meliputi proses penentuan deskriptor (pemeri) untuk mengidentifikasi sebuah data atau informasi dan kemudian dicerna dan dimengerti. g. Jasa Reprografi

(19)

h.Jasa Terjemahan

Jasa ini bertujuan membantu pemustaka dengan menerjemahkan halaman–halaman buku tertentu, artikel-artikel sehingga informasi yang ada di dalamnya dapat dimanfaatkan secarta optimal.

i. Jasa Internet

Internet salah satu produk teknologi informasi sangat bermanfaat untuk akses informasi yang letaknya tak dibatasi oleh apapun dan dapat diakses kapanpun.

Pendapat di atas menyatakan bahwa ada beberapa layanan yang terdapat di Perpustakaan Perguruan Tinggi, semua jasa atau layanan tersebut terhimpun dalam satu tujuan yaitu memudahkan pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkannya. Semua jasa/layanan ini dirancang untuk selalu berupaya manjawab semua kebutuhan dan permintaan informasi pengguna perpustakaan. Salah satunya adalah Jasa/Layanan Internet yang disediakan oleh Perpustakaan Perguruan Tinggi. Seiring dengan meningkatnya permintaan pengguna akan informasi yang terbaru, Perpustakaan Perguruan Tinggi menghadirkan layanan internet sebagai salah satu jasa/layanan yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Kemudahan dalam pengaksesan dan kelengkapan informasi yang terkandung di dalam internet menjadi daya tarik pengguna untuk mamanfaatkan layanan ini.

2.2 Internet

Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer yang menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, sehingga terjalin komunikasi yang dapat dilakukan secara interpesonal (misalnya e-mail dan chatting) maupun secara masal.

2.2.1 Pengertian Internet

(20)

Brace yang dikutip oleh Hardjito (2005: 3) menyatakan bahwa,

Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan beribu bahkan berjuta jaringan komputer dan komputer pribadi (stand alone), yang memungkinkan setiap komputer yang terhubung kepadanya bisa melakukan komunikasi satu sama lain.

Senada dengan pendapat di atas, Bustami (2000: 1) menyatakan,

Internet adalah jaringan global yang terdiri dari ratusan bahkan ribuan komputer termasuk jaringan-jaringan lokal. Dari segi pengetahuan, internet didefinisikan sebagai sebuah perpustakaan besar dengan segudang informasi lengkap di dalamnya.

Dari definisi-definisi di atas dapat diuraikan bahwa internet tidak hanya berupa jaringan yang menghubungkan jutaan komputer, namun juga memungkinkan terjadinya komunikasi antar jutaan pengguna internet yang berada di tempat yang berbeda. Keberadaan internet dengan segala fasilitas di dalamnya memberikan banyak kemudahan bagi penggunanya. Misalnya saja, layanan internet dapat digunakan untuk komunikasi langsung (melalui email, chat), mencari informasi (melalui World Wide Web), serta berbagai layanan lainnya.

2.2.2 Sejarah Ringkas dan Perkembangan Internet

Internet bukanlah merupakan suatu hal yang baru, hal ini terlihat dari sejarah kemunculannya yang diawali pada tahun 1969.

Dalam Wikipedia (2010: 1) dinyatakan bahwa sejarah internet adalah sebagai berikut:

Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu tahun seluruh daerah, dan semua sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya.

(21)

Pendapat di atas menunjukkan bahwa Internet terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun dan pada perkembangannya saat ini internet ini bisa digunakan baik di lingkungan pendidikan maupun masyarakat umum. Perkembangan Internet turut mempengaruhi dunia pendidikan. Sistem pendidikan yang tadinya hanya bersifat manual dan memiliki titik kelemahan dan keterbatasan dalam hal akses informasi, berangsur-angsur mengalami kemajuan dengan kemudahan yang disajikan internet.

Teknologi internet pun terus berkembang mengikuti taraf kebutuhan informasi pengguna yang terus meningkat. Berbagai perangkat lunak telah dikembangkan, program-program dirancang sedemikian rupa agar dapat memungkinkan pengguna melakukan penelusuran informasi dan berkomunikasi secara elektronik

2.2.3 Manfaat Internet

Menurut Soekartawi yang dikutip oleh Prasetyo (2008: 1), manfaat internet dalam dunia pendidikan adalah:

a. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pengajar dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.

b. Pengajar dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari; c. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana

saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. d. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan

bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.

e. Baik pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

f. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif;

(22)

Dari uraian di atas, jelas terlihat begitu besarnya manfaat dan peranan internet dalam dunia pendidikan. Media Pembelajaran dengan menggunakan internet ini memberikan banyak kemudahan baik bagi tim pengajar maupun mahasiswanya dalam mencari, mengevaluasi, memanfaatkan dan mengelola informasi tersebut menjadi ilmu baru yang bemanfaat bagi si pengguna internet tersebut maupun untuk orang lain ke depannya.

Sejauh ini, sebagian besar mahasiswa telah mengenal dan akrab dengan dunia internet. Internet digunakan dalam berbagai hal dan tujuan, namun sebagian besar tujuan penggunaannya adalah untuk penelusuran informasi dan berkomunikasi. Manfaat internet yang paling diharapkan adalah menjadi media dalam suatu proses belajar mengajar sehingga terciptanya komunikasi interaktif antara tim pengajar dengan mahasiswanya, misalnya saja mahasiswa dan dosen dapat mendiskusikan mengenai suatu topik atau materi kuliah dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada di internet.

Internet menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi via chat, percakapan ineteraktif secara langsung via teleconference ataupun komunikasi melalui pengiriman pesan via email, dan banyak lagi fasilitas lainnya. Selain itu, dari internet kita dapat memperoleh segudang informasi apapun yang kita butuhkan, hanya saja kita harus lebih selektif dalam mencari, mengevaluasi dan memilih informasi mana yang benar-benar relevan dengan kebutuhan informasi kita. Dengan internet, penelusuran informasi jadi lebih mudah dilakukan, efektif dan lebih efisien soal waktu dan biaya. Internet telah menjadi media komunikasi dan informasi yang modern sekarang ini dan ke depannya.

2.2.4 Fasilitas-Fasilitas di Internet

(23)

Adapun fasilitas-fasilitas yang tersedia di internet menurut Hardjito (2005: 1) meliputi:

a. E-mail

Email disebut juga surat elektronik, merupakan fasilitas yang memungkinkan dua orang atau lebih melakukan komunikasi yang bersifat tidak sinkron (asynchronous communication mode) atau tidak bersifat real time.

b.Mailing List (mills)

Mailing list merupakan perluasan penggunaan e-mail, dengan fasilitas ini pengguna yang telah memiliki alamat e-mail bisa bergabung dalam suatu kelompok diskusi, dan melalui milis ini bisa dilakukan diskusi untuk memecahkan suatu permasalahan secara bersama-sama, dengan saling memberikan saran pemecahan (brain storming).

c. File Transfer Protocol (FTP)

FTP adalah fasilitas Internet yang memberikan kemudahan kepada pengguna untuk mencari dan mengambil arsip file (down load) di suatu server yang terhubung ke Internet pada alamat tertentu yang menyediakan berbagai arsip (file), yang memang diizinkan untuk diambil oleh pengguna lain yang membutuhkannya.

d.News group

Newsgroup dalam Internet adalah fasilitas untuk melakukan komunikasi antara dua orang atau lebih secara serempak dalam pengertian waktu yang sama (real time), dan dengan demikian berarti komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi yang sinkron (synchronous communication mode).

e. World Wide Web

(24)

2.2.5 Cara Akses ke Internet

Untuk melakukan akses ke internet serta melihat atau menampilkan informasi yang kita cari dari internet, diperlukan suatu program yang dapat digunakan untuk melihat informasi tersebut. Program ini disebut dengan browser. “Browser adalah sebuah program aplikasi yang dipergunakan untuk menjelajahi dunia maya internet” (Bustami, 2000: 11).

Dengan adanya browser, penelusuran informasi akan lebih cepat dan mudah dilakukan, karena browser akan menjelajah internet untuk mencari informasi sesuai dengan alamat yang kita cari.

Menurut Fahrul (2008: 1), ada beberapa cara akses ke internet, yaitu: 1. Sambungan langsung ke Network.

Anda dapat menggunakan sebuah komputer yang secara langsung mempunyai hubungan ke internet. Dalam kasus ini, sistem Anda menjadi host internet penuh, yaitu mempunyai alamat elektronik tersendiri.

2. Sambungan dengan menggunakan SLIP/PPP.

Untuk menggunakan hubungan dial-up telepon, Anda memerlukan sebuah alat untuk mengkonversi sinyal komputer (digital) menjadi sinyal telepon (analog), dan sebaliknya. Alat untuk mengkonversi sinyal digital ke sinyal analog disebut modulator. Sedang, alat untuk mengkonversikan sinyal analog ke sinyal digital disebut demodulator. Untuk mengakses ke internet melalui hubungan telepon, Anda memerlukan sebuah modem (modulator-demodulator). Selain itu diperlukan juga TCP/IP dan software SLIP atau PPP seperti Linux, Warp, dll.

3. Sambungan langsung ke On-line Service seperti BBS, Compuserve. Untuk menjadi sebuah host internet tanpa harus memiliki hubungan full-time ke internet (yang umumnya sangat mahal), ada sebuah cara men-setup sebuah host internet melalui hubungan telepon. Untuk melakukan hal tersebut, Anda perlu mengadakan perjanjian dengan sebuah host internet yang lain yang bertindak sebagai titik hubungan. Selanjutnya, diperlukan sejumlah program yang disebut sebagai PPP (Point to Point Protocol) dan SLIP (Serial Line Internet Protocol) dalam workstation. Setelah workstation menghubungi host internet melalui jalur telepon, PPP menyediakan kemampuan TCP/IP untuk workstation tersebut.

(25)

dari internet. Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi biasanya mahasiswa melakukan akses ke internet dengan menggunakan komputer yang telah terhubung ke jaringan, atau menggunakan laptop dan memanfaatkan Wifi yang disediakan perpustakaan.

2.2.6 Internet sebagai Media Pembelajaran

Semakin lama jumlah pengguna internet terutama di lingkungan dunia pendidikan semakin meningkat. Sifat, karakteristik, kemudahan, serta konten-konten menarik yang tersedia di dalam internet menjadi nilai plus dan daya tarik bagi mahasiswa untuk menggunakan internet dalam memenuhi kebutuhan informasinya.

Menurut Hardjito (2005: 1),

Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan yang semakin meluas terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan bahwa dengan media ini memang dimungkinkan diselenggarakannya proses belajar mengajar yang lebih efektif.

Sedangkan Prasetyo (2008: 1) menyatakan bahwa,

Kehadiran internet dalam dimensi pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak, dan sudah merupakan kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan, maka kehadiran internet pada dasarnya sangat membantu dunia pendidikan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih kondusif dan interaktif. Dimana para peserta didik tidak lagi diperhadapkan dengan situasi yang lebih konvensional, namun mereka akan sangat terbantu dengan adanya metode pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek pemakaian lingkungan sebagai sarana belajar.

(26)

internet sebagai media pembelajaran, banyak kemudahan yang dialami dalam penerapan dan pengembangan metode pembelajaran dari yang awalnya serba manual berkembang menjadi sebuah sistem pengajaran yang lebih interaktif.

2.2.7 Keuntungan Menggunakan Internet

Ada banyak keuntungan yang di peroleh dengan menggunakan internet dalam dunia pendidikan. Menurut Prasetyo (2008: 1), keuntungan dalam menggunakan internet adalah:

1. Frekuensi tatap muka bukan lagi menjadi suatu kebutuhan yang mutlak, namun hal ini bisa diakali dengan penyediaan bahan-bahan pengajaran yang dapat langsung diakses melalui internet

2. Para peserta didik dapat langsung mendapatkan bahan-bahan yang selalu up- to date.

3. Para peserta didik dapat memperkaya bahan-bahan yang ada dengan melakukan pencaharian di internet.

Pendapat di atas menunjukkan bahwa dengan menggunakan internet, banyak kemudahan yang dialami dalam pengembangan dunia pendidikan. Sistem pembelajaran pun turut beralih dari sistem lama ke sistem yang lebih canggih. Dengan internet, kita dapat memperoleh informasi apapun yang kita butuhkan dalam rangka meningkatkan pengetahuan kita masing-masing.

2.2.8 Kelemahan Penggunaan Internet

Selain memiliki keuntungan, penggunaan internet juga memiliki kerugian. Adapun kerugian-kerugian menggunakan internet menurut Prasetyo (2008: 6) adalah:

a. Kurangnya interaksi antara pengajar dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya nilai-nilai dalam proses belajar dan mengajar;

b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial;

c. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan;

(27)

e. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal;

f. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer);

g. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan soal-soal internet; dan kurangnya penguasaan bahasa komputer.

Penggunaan internet dalam dunia pendidikan memang banyak membawa keuntungan, namun tetap tidak terlepas dari kekurangan/kelemahan. Sistem pembelajaran dengan menggunakan internet menyebabkan nilai sosial dalam bentuk interaksi antara tim pengajar dengan mahasiswa menjadi menurun karena berkurangnya frekwensi tatap muka itu sendiri. Keterbatasan lain dalam penggunaan internet adalah, tidak semua orang mampu menggunakan internet, baik karena lokasi tempat tinggalnya yang belum tersedia fasilitas internet sehingga orang-orang belum mengenal apa itu internet ataupun karena keterbatasan kemampuan dalam memanfaatkan fasilitas internet itu sendiri.

2.3 Pemanfaatan Internet di Perpustakaan

(28)

Preside (2007: 1) menyatakan bahwa,

Fasilitas internet yang diberikan oleh perpustakaan tentunya bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam eksplorasi serta memberikan akses tanpa batas untuk meningkatkan keilmuannya. Lalu apakah teknologi ini benar-benar dimaksimalkan oleh mahasiswa atau hanya sebatas fasilitas?. Pada dasarnya, tujuan dari perpustakaan adalah menyediakan informasi serta akses ke sumber-sumber informasi tersebut. Semua fasilitas, layanan dan pihak-pihak yang ada di dalam perpustakaan selalu berusaha dan berupaya untuk mewujudkan tujuan tersebut, termasuklah layanan internet di perpustakaan. Seperti layanan perpustakaan lainnya, layanan ini juga dapat dimanfaatkan secara gratis oleh setiap pengguna, tentu saja dengan ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan oleh perpustakaan. Layanan internet merupakan layanan pendukung bagi mahasiswa, staf, dan dosen agar dapat terus mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Penyediaan internet di perpustakaan diharapkan dapat membentuk pribadi pengguna untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan informasi serta peningkatan metode pembelajaran yang berkembang saat ini.

Pemenuhan kebutuhan informasi pengguna perpustakaan, khususnya mahasiswa merupakan tujuan utama disediakannya internet di Perpustakaan Perguruan Tinggi. Namun ada saja kendala yang muncul dalam mewujudkan tujuan dari pelayanan internet ini, misalnya jika banyak pengguna yang sedang memanfaatkan internet pada waktu yang sama, akses internet menjadi lambat dan hal ini dapat berpengaruh pada waktu yang dibutuhkan pada saat melakukan penelusuran informasi serta sedikitnya jumlah komputer yang tersedia di layanan internet perpustakaan tesebut.

2.3.1 Penelusuran Informasi Melalui Internet

(29)

mendapatkan informasi yang lebih besar lagi baik berupa informasi tercetak maupun digital/elektronik.

Penelusuran informasi melalui komputer dan media internet telah membawa perubahan besar dalam teknik penelusuran informasi itu sendiri, yang semula hanya menggunakan teknik penelusuran informasi secara manual menjadi teknik penelusuran informasi secara online. Melalui OPAC, Search Engine dan fasilitas lainnya, pengguna akan memperoleh informasi dengan cakupan yang lebih luas lagi. Dalam penggunaan fasilitas tersebut kita harus mengikuti langkah-langkah yang disediakan.

Menurut Surachman (2008: 1),

Penelusuran informasi merupakan bagian dari sebuah proses temu kembali informasi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai akan informasi yang dibutuhkan, dengan bantuan berbagai alat penelusuran dan temu kembali informasi yang dimiliki perpustakaan/unit informasi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses penelusuran informasi terasa penting dalam rangka menghasilkan informasi yang relevan, akurat dan tepat yang akan ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan informasi pengguna. Proses penelusuran informasi akan berhasil jika didukung dengan penggunaan alat yang tepat.

2.3.2 Sumber Daya Informasi Elektronik

Informasi dapat bersumber dari mana saja, misalnya saja tempat di mana suatu benda atau terjadinya suatu peristiwa dapat menjadi sumber informasi, karena dari peristiwa yang terjadi tersebut bisa tercipta suatu informasi

Yusuf (2009: 1) menyatakan bahwa “Informasi itu ada di mana-mana, di pasar, sekolah, rumah, lembaga-lembaga suatu organisasi komersial, buku-buku, majalah, surat kabar, perpustakaan dan tempat-tempat lainnya”.

(30)

Ada banyak alat/sumber-sumber yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi yang kita butuhkan, salah satunya adalah sumber informasi elektronik (yang bersumber dari internet/online database). Dari alat/sumber informasi ini kita dapat memperoleh informasi berupa karya-karya digital, misalnya e-journal, e-books, e-articles, dan lain-lain.

2.3.2.1 E-Journal

E-journal atau jurnal elektronik adalah jurnal yang dikemas dalam format elektronik yang dapat diakses melalui internet. Jurnal elektronik saat ini mulai diminati oleh pengguna perpustakaan, sehingga perpustakaan berinisiatif untuk menyediakan jurnal elektronik untuk memenuhi kebutuhan mahasiswanya.

Menurut Surjono (2009: 1) “E-Journal adalah publikasi dalam format elektronik dan mempunyai ISSN (International Standard Serial Number)”.

Senada dengan pendapat yang dikemukakan di atas, Tresnawan (2010: 2) menyatakan “Jurnal elektronik adalah terbitan serial seperti bentuk tercetak tetapi dalam bentuk elektronik. Biasanya terdiri dari tiga format , yaitu text, text dan grafik, serta full image (dalam bentuk pdf)”.

Dari kedua definisi tersebut, kita dapat mengetahui bahwa informasi yang terdapat di dalam e-journal (jurnal elektronik) adalah sekumpulan serial yang dapat berupa artikel-artikel ilmiah, karya ilmiah yang mempunyai nomor standard. Sehingga informasi yang terkandung di dalam jurnal elektronik tersebut dapat dipercaya karena telah diakui dengan adanya ISSN pada jurnal elektronik tersebut. Pada umumnya Perpustakaan Perguruan Tinggi melanggan e-journal untuk mendukung kegiatan akademik mahasiswanya, misalnya saja ProQuest, EBSCO, FindLaw, dan lain-lain

Alasan perpustakaan berlangganan e-journal adalah: 1. Paradigma Baru perpustakaan

(31)

informasilah yang menjadi tolak ukur kelengkapan serta keberhasilan pelayanan perpustakaan.

2. Tuntutan Pengguna

Bagi staf pengajar yang melanjutkan sekolah di perguruan tinggi yang tersedia fasilitas jurnal online, tentu tidak menjadi masalah, bahkan oleh kita dapat diminta pengalamannya untuk pengembangan di perpustakaan kita sendiri. Berbeda dengan staf pengajar yang kebetulan di perguruan tingginya tidak tersedia fasilitas ini, tentu akan menghambat proses belajarnya. Dengan berlangganan jurnal online tidak peduli sekolah di mana pun, kebutuhan informasi akan selalu terpenuhi yang pada akhirnya akan mempercepat penyelesaiain studinya.

3. Keterbatasan Ruangan perpustakaan

Tidak selamanya perpustakaan kita bisa menampung koleksi tercetak, semakin hari semakin sempit ruangan digunakan untuk menyimpan koleksi tercetak (jurnal).

4. Keuntungan File Elektronik

File elektronik lebih menguntungkan daripada arsip tercetak. (Tresnawan, 2010: 1)

Uraian di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi melanggan jurnal elektronik adalah untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pengguna perpustakaan akan informasi-informasi mutakhir yang berguna untuk kegiatan akademiknya.

Tabel-1 Perbandingan Jurnal Elektronik (online) dengan Jurnal Tercetak di perpustakaan

(Tresnawan, Arif Dj. 2010. Jurnal Elektronik: berbagi pengalaman proses berlang- jurnal online di UPT Perpustakaan UNISBA).

No Kriteria Elektronik Tercetak

1 Kemutakhiran Mutahir Mutahir

2 Kecepatan diterima Cepat Lambat

3 Penyimpanan Sangat mengirit tempat Memakan tempat

4 Pemanfaatan 24 jam Terbatas jam buka

5 Kesempatan akses Bisa bersamaan Antri

6 Penelusuran Otomatis tersedia Harus dibuat

7 Waktu penelusuran Cepat Lama

8 Keamanan Lebih aman Kurang aman

9 Manipulasi dokumen Sangat mudah (spt. Kutipan, dsb)

Tidak bisa 10 Bila langganan dengan dana yang

sama

Judul bisa lebih banyak

(32)

Format e-journal kini mulai banyak diminati pengguna perpustakaan karena perubahan paradigma dan kebiasaan membaca dokumen elektronik yang lebih efisien dalam hal tenaga, ruang, waktu dan biaya. Ada banyak keuntungan dan kemudahan dalam memanfaatkan file elektronik dibandingkan dengan file tercetak.

2.3.2.2 E-Book

Seperti halnya jurnal elektronik (e-journals), buku elektronik (e-books) juga lebih diminati dari pada buku dalam format tercetak karena lebih efisien, mudah diakses, mudah dibawa, mudah dalam penyimpanan, dan lebih praktis.

Menurut Ahmad (2009: 1),

book adalah singkatan dari Electronic Book atau buku elektronik. E-book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer. E-book ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada yang berupa pdf (portable document format) yang dapat dibuka dengan program Acrobat Reader atau sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format html, yang dapat dibuka dengan browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga yang berbentuk format exe.

Dalam Wikipedia (2010: 1) dinyatakan bahwa,

memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Dalam sebuah e-book dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional. Jenis e-book paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan b ditayangkan oleh komputer.

(33)

melestarikan informasi-informasi yang tadinya terdapat dalam buku tercetak. Buku dalam format tercetak lebih mudah mengalami kerusakan dan biaya perawatannya pun lebih mahal, maka dari itu akan lebih baik jika dilakukan transfer data/informasi dari buku ke buku elektronik (e-book) untuk menjaga kelestarian informasi yang ada.

2.3.2.3 E-Article

E-Article atau artikel elektronik adalah artikel yang dikemas dalam format elektronik. Artikel elektronik dapat kita temukan dalam jurnal elektronik atau dalam bentuk artikel lepas.

Dalam Wikipedia (2010: 1) dinyatakan bahwa,

Electronic articles are articles be accessed via electronic transmission. The are a specialized form of they have the purpose of providing material for academic study…

Dengan kata lain pendapat di atas menunjukkan bahwa artikel elektronik adalah artikel yang terdapat dalam jurnal atau majalah ilmiah yang dapat diakses melalui transmisi elektronik. Artikel elektronik merupakan bentuk khusus dari dokumen elektronik, dengan konten khusus, tujuan, format dan metadata. Artikel elektronik ini ditujukan untuk penyediaan informasi, baik untuk kegiatan pendidikan maupun sebagai bahan rujukan untuk penelitian akademik. Artikel elektronik dapat ditemukan dalam jurnal online (elektronik), sebagai versi online dari artikel yang terbit dalam jurnal tercetak.

2.3.2.4 Software

(34)

Menurut Juliansyah (2010: 1) pengertian software adalah:

Data elektronik yang disimpan sedemikian rupa oleh komputer itu sendiri, data yang disimpan ini dapat berupa program atau instruksi yang akan dijalankan oleh perintah, maupun catatan-catatan yang diperlukan oleh komputer untuk menjalankan perintah yang dijalankannya.

Senada dengan pendapat di atas Hanggara (2007: 1) menyatakan bahwa: software (perangkat lunak) merupakan kumpulan beberapa perintah yang dieksekusi oleh Perangkat lunak ini merupakan catatan bagi mesin komputer untuk menyimpan

Kedua pendapat di atas menunjukkan bahwa meskipun software (perangkat lunak) tidak tampak dan tidak dapat disentuh secara fisik, namun keberadaan software (berbagai jenis program) sangat dibutuhkan untuk dapat mengoperasikan komputer.

2.4 Kebutuhan Informasi

Perkembangan teknologi sekarang ini telah membawa perubahan besar dalam dunia informasi. Hal ini terjadi karena meningkatnya kebutuhan serta permintaan akan informasi. Informasi dirasakan telah menjadi sesuatu yang sangat penting sekarang ini.

Menurut Krikelas yang dikutip oleh Ishak (2006: 91) menyatakan “… when the current state of the possessed knowledge is less than needed. Dengan kata lain, kebutuhan informasi timbul ketika pengetahuan yang dimiliki seseorang kurang dari yang dibutuhkan, sehingga mendorong seseorang untuk mencari informasi”.

(35)

2.4.1 Pengertian Kebutuhan Informasi

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak membutuhkan informasi, dengan informasi seseorang dapat mengetahui sesuatu yang tadinya tidak ia ketahui, memastikan sesuatu yang tadinya meragukan, dan mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menentukan sesuatu hal.

Menurut Krikelas yang dikutip oleh Purnowati (2008: 1), “Kebutuhan informasi adalah pengakuan tentang adanya ketidakpastian dalam diri seseorang yang mendorong seseorang untuk mencari informasi”.

or process started when one perceives that there is a gap between the information and knowledge available to solve a problem and the actual solution of the problem”. Miranda dan Tarapanoff mendefinisikan kebutuhan informasi sebagai sebuah keadaan atau proses yang diawali ketika seseorang mulai merasa informasi dan pengetahuan yang dimilikinya masih belum cukup (kurang), informasi juga dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah untuk menentukan solusi apa yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Kedua defenisi di atas memperkuat pernyataan bahwa setiap orang memang membutuhkan informasi sebagai bagian dari kebutuhan hidupnya. Informasi kian dirasakan perlu untuk menjawab ketidakpastian dan ketidaktahuan seseorang akan suatu hal. Rasa ingin tahu seseorang ini timbul karena ia ingin selalu berusaha memperkaya diri dengan informasi-informasi terbaru dengan tujuan untuk menambah wawasan dan meningkatkan cakupan pengetahuannya yang pada akhirnya dapat membentuk dan merubah sikap dan perilakunya sendiri.

(36)

Apapun jenis kebutuhan informasi dari masing-masing pengguna tersebut, pada dasarnya setiap pengguna membutuhkan informasi yang akurat, relevan, ekonomis cepat, tepat, serta mudah akses ke sumber informasinya. Namun semua itu tidak terlepas dari kendala-kendala yang selalu dihadapi, misalnya saja terjadinya ledakan informasi sekarang ini. Meningkatnya jumlah informasi yang beredar membuat pengguna kewalahan dalam mencari dan memilih informasi yang benar-benar relevan dengan kebutuhan informasi mereka, bahkan ada banyak informasi yang tersedia namun tidak sesuai dengan yang kita butuhkan. Dalam hal ini, pengguna harus bisa lebih selektif lagi dalam mencari dan memilih informasi.

2.4.2 Jenis-Jenis Kebutuhan Informasi

Setiap orang pasti memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, begitu juga halnya dengan kebutuhan informasi. Ada empat jenis kebutuhan terhadap informasi menurut Guha dalam Saepudin (2009: 1), yaitu:

1. Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna

informasi yang sifatnya mutakhir. Pengguna berinteraksi dengan sistem informasi dengan cara yang sangat umum untuk meningkatkan pengetahuannya. Jenis pendekatan ini perlu ada interaksi yang sifatnya konstan antara pengguna dan sistem informasi.

2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan

pengguna yang sifatnya spesifik dan cepat. Informasi yang dibutuhkan pengguna merupakan informasi yang rutin dihadapi oleh pengguna.

3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan

pengguna akan informasi yang mendalam, pengguna informasi mempunyai ketergantungan yang tinggi pada informasi yang dibutuhkan dan relevan, spesifik, dan lengkap.

4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna

akan informasi yang ringkas, tetapi juga lengkap khususnya mengenai perkembangan terakhir suatu subyek yang diperlukan dan hal-hal yang sifatnya relevan.

(37)

mendefenisikan jenis-jenis kebutuhan informasi dari setiap pengguna agar mempermudah proses pemenuhannya.

Menurut Taylor yang dikutip oleh Putubuku (2008: 1), ada empat lapisan atau tingkatan yang dilalui oleh pikiran manusia sebelum sebuah kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara pasti:

1. Visceral need, yaitu tingkatan ketika “need for information not existing in the remembered experience of the inquirer” – atau dengan kata lain ketika kebutuhan informasi belum sungguh-sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya. Inilah kebutuhan “tersembunyi” yang seringkali baru muncul setelah ada pengalaman tertentu.

2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai menggunakan

“mental-description of an ill-defined area of indecision” atau ketika seseorang mulai mereka-reka apa sesungguhnya yang ia butuhkan.

3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin di saat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannya kepada orang lain.

4. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan

kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap kondisi tertentu.

(38)

2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi setiap orang berbeda-beda, keanekaragaman ini muncul karena dipengaruhi beberapa factor. Menurut Sulistyo Basuki yang dikutip oleh Saepudin (2009: 1), kebutuhan informasi ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Kisaran informasi yang tersedia;

2. Penggunaan informasi yang akan digunakan;

3. Latar belakang, motivasi, orientasi profesional, dan karakteristik masing-masing pemakai;

4. Sistem sosial, ekonomi, dan politik tempat pemakai berada; dan 5. Konsekuensi penggunaan informasi.

Menurut Pannen yang dikutip oleh Ishak (2006: 93) “Faktor yang paling umum mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, disiplin ilmu yang diminati, kebiasaan dan lingkungan pekerjaan.”

Sedangkan menurut Nicholas dalam Ishak (2006: 93) menyatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu:

1. jenis pekerjaan

2. personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi, yang meliputi ketepatan, ketekunan dalam mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan

3. waktu

4. akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) dan eksternal (di luar organisasi) dan

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data obyektif, valid dan reliable. Menurut Sugiyono (1999: 1), “Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Sedangkan menurut Arikunto (2006: 17) “Metodologi penelitian merupakan salah satu hal penting dalam penelitian, karena berhasil tidaknya, dan tinggi rendahnya kualitas hasil penelitian sangat ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya”.

Dari kedua defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya untuk tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono (1999: 11) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.

3.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Wiliem Iskandar Pasar V Medan Estate.

3.3Populasi dan Sample 3.3.1Populasi

(40)

Dari pendapat di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang terdaftar sebagai anggota Perpustakaan Institut Agama Islam IAIN Sumatera Utara. Adapun jumlah anggota perpustakaan yang aktif sebagai anggota di Perpustakaan IAIN Sumatera Utara sampai dengan tahun 2009 yaitu berjumlah 5.249 orang.

3.3.2Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi sebagai sumber data. Menurut Sudjana (2005: 6) “Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi “. Untuk menentukan sampel, penulis membatasi jumlah populasi untuk dijadikan sampel karena jumlah populasi penelitian yang besar, populasi didistribusikan secara normal. Tujuan ditetapkan sampel sebagai sumber data adalah untuk mempermudah peneliti dalam menyelesaikan penelitian dengan menghemat dana, tenaga dan waktu.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tekhnik Purposive Sample. Menurut Sugiyono (1999: 78) “Sampling Purposive adalah tekhnik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini yang dijadikan sampel adalah mahasiswa yang sedang memanfaatkan layanan internet di Perpustakaan IAIN Sumatera Utara selama 1 minggu pada hari Senin-Sabtu tanggal 17-22 Mei 2010 pukul 10.00-12.00 WIB. Berdasarkan tekhnik pengambilan sampel yang digunakan, maka jumlah mahasiswa yang terjaring sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang.

3.4Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data penelitian digunakan teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Pengamatan, yaitu melakukan pengamatan dengan cara melihat secara langsung kondisi Perpustakaan IAIN Sumatera Utara, khususnya layanan internet yang ada di perpustakaan tersebut.

(41)

3. Studi kepustakaan, yaitu mempelajari literatur dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.5Jenis dan Sumber data

Jenis dan sumber data penelitian ni adalah sebagai berikut :

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari responden melalui angket 2. Data Sekunder, yaitu data yang didukung data primer yang bersumber

dari buku, jurnal, buku profil universitas, dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.6Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2008 : 97), “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian. Pada penelitian ini penulis menggunakan angket sebagai instrumen penelitian.

“Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud orang yang diberi angket tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna”. (Arikunto, 2006: 102-103).

3.7Kisi-Kisi Angket dan Kuesioner

Berdasarkan pada kajian teoritis pada bab II, maka dapat dibentuk kisi-kisi angket. Untuk mengetahui pemanfaatan layanan internet dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara, maka ditentukan indikator dari variabel.

(42)

Tabel-2: Kisi-kisi Kuesioner

Variabel Indikator No. Item

Kuesioner

1. Layanan Internet Perpustakaan 2. Pemanfaatan Layanan Internet

3. Internet sebagai Media Pembelajaran

4. Sumber Informasi Elektronik

5. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

6. Penelusuran Informasi

1,2,3,4

Metode yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan cara penyajian data bersifat tabulasi dengan frekwensi serta perhitungan presentase yang diperoleh dari jawaban pernyataan responden.

Untuk menghitung persentase jawaban yang diberikan responden digunakan rumus:

P = F∕n x 100%

Keterangan : P : Persentase

(43)

Untuk menafsirkan besarnya persentase yang didapat dari tabulasi data, penulis menggunakan metode penafsiran yang dikemukakan oleh Supardi (1979: 20) yaitu:

1 - 25% sebagian kecil 26 - 49% hampir setengah

50% setengah

51 – 75 % sebagian besar 76 – 99% pada umumnya

(44)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pengguna Layanan Internet di Perpustakaan IAIN Sumatera Utara. Berdasarkan tekhnik pengambilan sampel yang digunakan (Purposive Sampling) dalam penelitian ini, maka diperoleh jumlah responden sebanyak 100 orang. Jumlah responden tersebut diambil dari jumlah pengguna Layanan Internet yang terjaring pada waktu penelitian yang telah ditetapkan, yaitu mulai hari senin-sabtu tanggal 17-22 Mei 2010 pada pukul 10.00-12.00 wib. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada Tabel-3 berikut:

Tabel-3 Identitas Responden

NO Fakultas Program Studi

Jumlah Responden 1 Dakwah • Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

• Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)

• Manajemen Dakwah (MD)

• Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)

2 2 3 1 2 Syari’ah • Ahwal Syakhsiyah (Hukum Perdata

Keluarga) disingkat AS

• Perbandingan Hukum dan Mazhab (PHM)

• Jinayah Siyasah (Hukum Publik dan

Ketatanegaraan) disingkat JS

• Mu’amalat (Hukum Ekonomi Islam)

disingkat M

• Ekonomi Islam (EKI)

• Manajemen Perbankan dan Lembaga dan

Keuangan Syari’ah disingkat MPKS (D -III)

(45)

NO Fakultas Program Studi

Jumlah Responden 3 Tarbiyah • Pendidikan Agama Islam (PAI)

• Pendidikan Bahasa Arab (PBA)

• Kependidikan Islam (KI)

• Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)

• Pendidikan Matematika (PMM)

16 3 6 21

6 4 Ushuluddin • Aqidah Filsafat (AF)

• Perbandingan Agama (PA)

• Tafsir Hadist (TH)

• Pemikiran Politik Islam (PPI)

2 1 2 2 (Sumber: Data Primer)

Dari Tabel-3 di atas dapat dilihat, responden dalam penelitian ini berasal dari empat fakultas yaitu dari Fakultas Dakwah sebanyak 8 orang (8%), dari Fakultas Syari’ah sebanyak 33 orang (33%), dari Fakultas Tarbiyah sebanyak 52 orang (52%) dan dari Fakultas Ushuluddin sebanyak 7 orang (7%). Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung Layanan Internet pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara berasal dari Fakultas Tarbiyah.

4.2 Layanan Internet di Perpustakaan

(46)

4.2.1 Kondisi Layanan Internet

Layanan Internet yang baik seharusnya dapat memberikan kenyamanan bagi penggunanya, karena kondisi Layanan Internet/Wifi berpengaruh pada pemanfaatan Layanan Internet itu sendiri. Data tentang pendapat mahasiswa mengenai kondisi Layanan Internet dapat dilihat pada Tabel-4 berikut

Tabel-4 Kondisi Layanan Internet

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan kondisi Layanan Internet kurang bagus sebanyak 57 orang (57%), yang menyatakan bagus sebanyak 24 orang (24%), yang menyatakan tidak bagus sebanyak 17 orang (17 %) dan yang menyatakan sangat bagus sebanyak 2 orang (2%).

Berdasarkan perhitungan persentase data di atas dapat diinterpretasikan sebagian besar responden berpendapat bahwa kondisi Layanan Internet/Wifi di perpustakaan masih “kurang bagus”. Responden menilai fasilitas yang terdapat pada Layanan Internet masih kurang memadai. Hal ini sesuai dengan kondisi Layanan Internet pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara yang memiliki jumlah unit komputer yang terbatas dengan kecepatan akses dan jam buka Layanan Internet yang kurang memadai untuk dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa, khususnya informasi yang dapat mendukung kegiatan akademik mereka.

No.Item Kategori Jawaban Frekwensi Persentase 1 a. Sangat Bagus

b. Bagus

a. c. Kurang Bagus d. Tidak Bagus

2 24 57 17

2% 24% 57% 17%

(47)

4.2.2 Jumlah Unit Komputer yang Tersedia

Pada Layanan Internet ketersediaan komputer (PC) dengan jumlah yang memadai dan mampu membantu pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka merupakan hal yang perlu dipertimbangkan. Data tentang pendapat responden mengenai jumlah unit komputer yang tersedia pada Layanan Internet di perpustakaan dapat dilihat dari Tabel-5 berikut:

Tabel-5 Jumlah Unit Komputer yang Tersedia

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan bahwa jumlah unit komputer yang tersedia masih kurang memadai sebanyak 49 orang (49%), yang menyatakan tidak memadai sebanyak 35 orang (35%), yang menyatakan memadai sebanyak 15 orang (15%) dan yang menyatakan sangat memadai hanya 1 orang.

Dari perhitungan persentase data di atas dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah responden menyatakan jumlah unit komputer yang tersedia di Layanan Internet masih “kurang memadai”. Hal ini terlihat dari jumlah komputer yang tersedia hanya berjumlah 15 unit dirasa tidak sebanding dan tidak mampu mengimbangi dengan jumlah pengunjung yang ingin memanfaatkan Layanan Internet di perpustakaan perharinya.

No.Item Kategori Jawaban Frekwensi Persentase 2 a. Sangat Memadai

b. Memadai

c. Kurang Memadai d. Tidak Memadai

1 15 49 35

1% 15% 49% 35%

(48)

4.2.3Jam Buka Layanan Internet

Jam buka Layanan Internet disini maksudnya adalah waktu yang disediakan bagi pengguna untuk dapat memanfaatkan layanan ini. Data tentang pendapat pengguna mengenai jam buka layanan intenet dapat dilihat dari Tabel-6 berikut:

Tabel-6 Jam Buka Layanan Internet

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa respoden yang menyatakan jam buka Layanan Internet/Wifi kurang memadai sebanyak 49 orang (49%), yang menyatakan memadai sebanyak 35 orang (35%), yang menyatakan kurang memadai sebanyak 13 orang (13%), dan yang menyatakan sangat memadai sebanyak 3 orang (3%).

Berdasarkan perhitungan persentase data di atas dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah responden menyatakan bahwa jam buka layanan internet/Wifi masih kurang memadai. Hal ini berkaitan dengan jumlah unit komputer yang juga kurang memadai. Keterbatasan jumlah komputer yang tersedia menyebabkan pengguna harus menunggu giliran lebih lama apabila seluruh komputer yang ada telah terisi penuh oleh pengguna lain, ditambah lagi dengan berlakunya waktu istirahat di perpustakaan selama 2 jam yaitu pukul 12.00-14.00 wib yang mewajibkan seluruh kegiatan di dalam perpustakaan untuk berhenti, dan ketika perpustakaan tutup maka layanan internet juga tutup. Sehingga mahasiswa merasa bahwa jam buka layanan internet masih belum cukup (kurang memadai) untuk dimanfaatkan oleh mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan informasi yang dapat mendukung kegiatan perkuliahan.

(49)

4.2.4 Kecepatan Akses Layanan Internet/Wifi perpustakaan

Kecepatan akses internet akan sangat membantu pengguna ketika melakukan penelusuran informasi. Data tentang kecepatan akses pada Layanan Internet/Wifi perpustakaan dapat dilihat dari Tabel-7 berikut:

Tabel-7 Kecepatan Akses Layanan Internet/Wifi perpustakaan

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan kecepatan akses pada Layanan Internet/Wifi perpustakaan kurang memadai sebanyak 62 orang (62%), yang menyatakan tidak memadai sebanyak 25 orang (25%), yang menyatakan memadai sebanyak 12 orang (12%) dan yang menyatakan sangat memadai sebanyak 1 orang (1%).

Dari perhitungan persentase data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden menyatakan kecepatan akses pada Layanan Internet/Wifi perpustakaan masih kurang memadai. Hal ini sesuai dengan kecepatan akses pada Layanan Internet/Wifi pada Perpustakaan IAIN Sumatera Utara yaitu 128Kb/second sehingga koneksi ke internet terasa cukup lambat. Untuk menelusur informasi, mahasiswa harus sabar menunggu hingga informasi yang dicari tersebut muncul.

4.3 Pemanfaatan Layanan Internet

Keberadaan Layanan Internet dalam sebuah perpustakaan perguruan tinggi harus dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh pengguna perpustakaan, khususnya mahasiswa. Untuk mengetahui pemanfaatan Layanan Internet oleh mahasiswa dapat dilihat dari lamanya waktu yang dipergunakan mahasiswa dalam

Gambar

Tabel-1 Perbandingan Jurnal Elektronik (online)  dengan Jurnal Tercetak di perpustakaan
Tabel-2: Kisi-kisi Kuesioner
Tabel-4 Kondisi Layanan Internet
Tabel-6 Jam Buka Layanan Internet
+7

Referensi

Dokumen terkait

suatu bahan pustaka dan mencegah kerusakan pada bahan pustaka. Usaha – usaha yang dilakukan perpustakaan IAIN-SU menjaga keutuhan. dari koleksi bahan pustaka adalah pencegahan

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Sunariyoto : Pemanfaatan Koleksi Deposit Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara, 2001... Sunariyoto : Pemanfaatan Koleksi Deposit Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera

Syahriani : Pemanfaatan Pelayaan Internet Untuk Mahasiswa di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, 2003... Syahriani : Pemanfaatan Pelayaan Internet Untuk Mahasiswa di

Ariani Febrida Sinaga : Faktor-Faktor Penghambat Penerapan Teonologi Informasi Pada Sistem Kerumahtanggaan Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara,

Perpustakaan IAIN Sumatera Utara Jalan Williem Iskandar Pasar V

Adapun aspek layanan yang diukur ada 12 (dua belas) yaitu jam buka perpustakaan perhari, jam buka perpustakaan perminggu, sistem peminjaman buku, persentase

Dengan pendidikan pemakai, saya dapat mengetahui layanan apa saja di perpustakaan IAIN IB Padang.. Variabel Y