• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Perbedaan Kondisi Periodontal pada penderita Hipertensi dan Non Penderita Hipertensi di RSUP H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penelitian Perbedaan Kondisi Periodontal pada penderita Hipertensi dan Non Penderita Hipertensi di RSUP H. Adam Malik Medan"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat Pagi/Siang

Bapak/Ibu

Saya Ryanti Theresia Alemina, mahasiswi FKG USU saat ini sedang melakukan penelitian. Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya yang berjudul “Perbedaan Kondisi

Periodontal pada Penderita Hipertensi dan Penderita Non Hipertensi DI RSUP H. Adam Malik”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kondisi

kesehatan periodontal (jaringan pendukung gigi) pada penderita hipertensi dan non penderita hipertensi. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan Bapak/Ibu mengenai hubungan antara penyakit periodontal dan hipertensi, sehingga Bapak/Ibu (baik penderita hipertensi dan non penderita hipertensi) dapat melakukan perawatan periodontal segera agar dapat menecegah atau mengurangi timbulnya komplikasi-komplikasi lebih lanjut terhadap kondisi rongga mulut maupun kondisi hipertensi.

(2)

dan membutuhkan waktu ± 20 menit. Biaya dalam penelitian ini ditanggung oleh peneliti dan pada penelitian ini Bapak/Ibu tidak akan dikenakan biaya (gratis).

Pada kesempatan ini, saya ingin Bapak/Ibu mengetahui dan memahami tujuan serta manfaat penelitian, sehingga memahami apa yang akan dilakukan, diperiksa, dan didapatkan sebagai hasil dari penelitian ini. Dengan demikian saya berharap Bapak/Ibu bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini dan saya percaya bahwa partisipasi ini akan bermanfaat bagi Bapak/Ibu.

Jika Bapak/Ibu bersedia, Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Subjek Penelitian terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan. Perlu diketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Bapak/Ibu bebas mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung. Untuk informasi lebih lanjut mengenai penelitian ini, maka Bapak/Ibu dapat menghubungi saya Ryanti Theresia Alemina (087768644052).

Demikian penjelasan saya mengenai penelitian ini, atas partisipasi dan kesediaan waktu Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,

(3)

Lampiran II

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN

Setelah membaca dan mendengar semua keterangan tentang keuntungan, risiko dan hak-hak saya sebagai subjek penelitian yang berjudul :

“Perbedaan Kondisi Klinis Periodontal pada Penederita Hipertensi dan Penderita Non Hipertensi Di RSUP H. Adam Malik Medan”

Maka saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :...

Alamat :...

Telepon/Hp : ...

Dengan sadar atau tanpa paksaan bersedia berpartisipasi dalam penelitian tersebut diatas.

Medan,...2016

Yang menyetujui,

Subjek Penelitian

(4)

Lampiran III

PERBEDAAN KONDISI PERIODONTAL PADA PENDERITA HIPERTENSI DAN NON PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

No :

Tanggal :

Nama pemeriksa :

A. Data Responden

Nama :

Jenis Kelamin : Lk / Pr

Usia : (tahun)

Suku Bangsa :

Pekerjaan :

No telp/HP :

Alamat :

Pendidikan terakhir :

Status Perkawinan : Menikah/ Belum menikah

(5)

B. Riwayat Penyakit dan Kebiasaan Oral Higine Penderita Hipertensi

1. Sudah berapa lama Anda terdiagnosis Hipertensi oleh dokter? a. Kurang dari 1 tahun

b. Diantara 1-3 tahun c. Lebih dari 3 tahun

2. Apakah Anda memiliki penyakit lain? a. Ya, sebutkan... b. Tidak

3. Berapa kali dalam satu hari Anda menyikat gigi? a. 1 kali

b. 2 kali c. 3 kali d. > 3 kali

4. Apakah anda menggunakan obat kumur setelah menyikat gigi? a. Ya, sebutkan...

b. Tidak

5. Berapa kali Anda mengganti sikat gigi? a. 1-2 bulan sekali

b. 3-4 bulan sekali c. 5-6 bulan sekali d. > 6 bulan sekali

6. Apakah Anda pernah merasakan gusi berdarah saat menyikat gigi? a. Pernah

b. Tidak pernah

7. Apakah anda pernah mengalami gigi goyang? a. Pernah

b. Tidak pernah

8. Apakah Anda pernah merasakan mulut Anda berbau? a. Pernah

(6)

9. Apakah anda pernah mengalami gusi bengkak? a. Pernah

b. Tidak pernah

10.Pernahkah Anda berkunjung ke dokter gigi? a. Pernah

b. Tidak pernah

Jika pernah, kapan terakhir kali Anda berkunjung ke dokter gigi?

...

11.Apakah Anda memiliki kebiasaan buruk seperti dibawah ini? a. Merokok (1 hari...batang/ bungkus)

b. Menyirih c. Mengigit kuku

d. Bernafas melalui mulut

e. Mengunyah pada satu sisi, yaitu... f. Bruksism

g. Clenching

12.Sudah berapa lam Anda melakukan kebiasaan buruk tersebut? ...bulan/tahun

13.Tekanan darah :... mm/Hg

14.Berat badan : ...kg

(7)

C. Riwayat Penyakit dan Kebiasaan Oral Higine Penderita Non Hipertensi 1. Apakah Anda menderita penyskit sistemik tertentu?

a. Ya b. Tidak

Jika ya, sebutkan...

2. Berapa kali anda menyikat gigi dalam sehari? a. 1 kali

b. 2 kali c. 3 kali d. > 3 kali

3. Apakah anda menggunakan obat kumur setelah menyikat gigi? a. Ya, sebutkan...

b. Tidak

4. Berapa kali Anda mengganti sikat gigi? a. 1-2 bulan sekali

b. 3-4 bulan sekali c. 5-6 bulan sekali d. > 6 bulan sekali

5. Apakah Anda pernah merasakan gusi berdarah saat menyikat gigi? a. Pernah

b. Tidak pernah

6. Apakah anda pernah mengalami gigi goyang? a. Pernah

b. Tidak pernah

7. Apakah Anda pernah merasakan mulut Anda berbau? a. Pernah

b. Tidak pernah

8. Apakah anda pernah mengalami gusi bengkak? a. Pernah

(8)

9. Pernahkah Anda berkunjung ke dokter gigi? a. Pernah

b. Tidak pernah

Jika pernah, kapan terakhir kali Anda berkunjung ke dokter gigi? ...

10.Apakah Anda memiliki kebiasaan buruk seperti dibawah ini? h. Merokok (1 hari...batang/ bungkus)

i. Menyirih j. Mengigit kuku

k. Bernafas melalui mulut

l. Mengunyah pada satu sisi, yaitu... m. Bruksism

n. Clenching

11.Sudah berapa lam Anda melakukan kebiasaan buruk tersebut? ...bulan/tahun

12. Tekanan darah :... mm/Hg

13.Berat badan : ...kg

(9)

D. Pemeriksaan Kedalaman Poket

Distobukal Midbukal Mesiobukal Distopalatal Midpalatal Mesiopalatal

Gigi 16 21 24

44 41 36

Distobukal Midbukal Mesiobukal Distopalatal Midpalatal Mesiopalatal

NO Skor

1 1-3mm

2 4-5mm

3 ≥ 5mm

(10)

E. Pemeriksaan Kehilangan Perlekatan

Distobukal Midbukal Mesiobukal Distopalatal Midpalatal Mesiopalatal

Gigi 16 21 24

44 41 36

Distobukal Midbukal Mesiobukal Distopalatal Midpalatal Mesiopalatal

Kriteria kehilangan level perlekatan Skor

Kehilangan perlekatan ringan 1-2 mm Kehilangan perlekatan sedang 3-4 mm Kehilangan perlekatan parah ≥ 5 mm

(11)

F. Pemeriksaan Pendarahan pada Saat Probing

kor Probing Bukal

Oral

Gigi 16 21 24

44 41 36

kor Probing

Bukal Oral

Kriteria IPPD Skor

Tidak terjadi pendarahan 0

Pendarahan berupa titik kecil 1

Pendarahan berupa titik yang besar atau garis 2

Pendaran menggenang di interdental 3

(12)

G. Indeks Higiene Oral Disederhanakan (Simplified Oral Hygiene Index)

Kriteria indeks debris Skor

Tidak dijumpai debris atau stein 0

Ada debris lunak menutupi tidak lebih dari sepertiga permukaan gigi atau adanya stein (bercak) ekstrinsik tanpa debris dengan tidak memperhitungkan perluasannya.

1

Adanya debris lunak menutupi lebih dari sepertiga tetapi

belum sampai dua pertiga permukaan gigi 2

Adanya debris lunak menutupi lebih dari dua per tiga

permukaan gigi 3

Kriteria indeks kalkulus Skor

Tidak dijumpai kalkulus 0

Adanya kalkulus supragingival menutupi lebih dari

sepertiga permukaan gigi 1

Adanya kalkulus supragingival menutupi lebih dari sepertiga tetapi belum melewati dua pertiga permukaan gigi atau ada flek-flek kalkulus subgingival sekeliling serviks gigi atau keduanya.

2

Adanya kalkulus supragingival menutupi lebih dari duapertiga permukaan gigi atau kalkulus subgingival menelilingi serviks gigi atau keduanya.

3

Level Higiene Oral Skor

Baik 0-1,2

Sedang 1,3-3,0

Buruk 3,1-6,0

(13)

Lampiran IV

Anggaran Biaya Penelitian 1. Peralatan Penelitian

No. Peralatan Kuantitas Harga Satuan (Rp) umlah Harga

(Rp)

8 Sphygnomanometer 1 unit 1.300.000,- 1.300.000,-

Sub Total 2,697.000,-

2. Bahan-bahan Penelitian

No. Bahan Penelitian Kuantitas Harga Satuan (Rp) umlah Harga (Rp)

3. Administrasi dan lain-lain No. Administrsai / Biaya

lainnya Kuantitas Harga Satuan (Rp)

umlah Harga (Rp) 1 dministrasi Ethical

Clearence 100.000,-

2 dministrasi RSUP H.

Adam malik 170.000,-

3 tokopi lembar

penelitian 100 set 2.000,- 200.000,-

4 uvenis (sikat gigi dan

pasta gigi) 90 kotak 3.000,- 270.000,-

5 aya transportasi 500.000,-

6 aya tidak terduga 500.000,-

(14)

4. Total Dana yang Diperlukan

No Keterangan Jumlah (Rp)

1 ralatan Penelitian 2,697.000,-

2 ahan Penelitian 81.000,-

3 dministrasi Penelitian 1.740.000,-

(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

Frequencies

[Non Hipertensi]

Statistics

Jenis_Kelamin Usia Pekerjaan Pendidikan

N Valid 37 37 37 37

Missing 0 0 0 0

Mean 1.68 2.46 2.49 3.27

Median 2.00 3.00 3.00 3.00

Mode 2 3 3 4

Minimum 1 1 1 1

Maximum 2 4 4 4

Sum 62 91 92 121

Frequency Table

Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-Laki 12 32.4 32.4 32.4

Perempuan 25 67.6 67.6 100.0

Total 37 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 30-39 8 21.6 21.6 21.6

40-49 7 18.9 18.9 40.5

50-59 19 51.4 51.4 91.9

>60 3 8.1 8.1 100.0

(20)

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Jenis_Kelamin Usia Pekerjaan Pendidikan

(21)

Frequency Table

Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-Laki 19 44.2 44.2 44.2

Perempuan 24 55.8 55.8 100.0

Total 43 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 30-39 2 4.7 4.7 4.7

40-49 5 11.6 11.6 16.3

50-59 17 39.5 39.5 55.8

>60 19 44.2 44.2 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TidakBekerja 10 23.3 23.3 23.3

Wiraswasta 11 25.6 25.6 48.8

PegawaiNegeri /Swasta 10 23.3 23.3 72.1

Pensiunan 12 27.9 27.9 100.0

(22)

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 3 7.0 7.0 7.0

SMP 3 7.0 7.0 14.0

SMU 16 37.2 37.2 51.2

D3/S1/S2/S3 21 48.8 48.8 100.0

Total 43 100.0 100.0

Frequencies

Statistics Lama_Menderita_Hipertensi

N Valid 43

Missing 0

Mean 2.3953

Median 3.0000

Mode 3.00

Minimum 1.00

Maximum 3.00

Sum 103.00

Lama_Menderita_Hipertensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 1 Tahun 9 20.9 20.9 20.9

1-3 tahun 8 18.6 18.6 39.5

> 3 Tahun 26 60.5 60.5 100.0

(23)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

IMT_Hipertensi 43 18.81 34.06 26.7044 3.56667 12.721

Berat_Hipertensi 43 46.00 95.00 68.0698 10.07447 101.495

Tinggi_Hipertensi 43 148.00 171.00 159.2791 6.35582 40.396

Valid N (listwise) 43

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Berat_Non_Hipertensi 37 45.00 87.00 65.7027 8.39598 70.492

Tinggi_Non_Hipertensi 37 150.00 175.00 160.4595 5.90007 34.811

IMT_Non_Hipertensi 37 19.47 30.04 25.4216 2.26686 5.139

Valid N (listwise) 37

Hipertensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(24)

Hipertensi_Ganti_Sikat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Frequency Percent Valid Percent

(25)

T-Test

Independent Samples Test Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

IPPD Equal variances assumed .426 .517 4.159 47 .000 .64572 .15525 .33340 .95804

Equal variances not

(26)

Indeks Massa Tubuh

Independent Samples Test Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

IMT Equal variances assumed 6.177 .015 1.884 78 .063 1.28280 .68094 -.07286 2.63845

Equal variances not

assumed 1.946 72.141 .056 1.28280 .65933 -.03152 2.59711

Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi

Independent Samples Test Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

IPPD Equal variances assumed .426 .517 4.159 47 .000 .64572 .15525 .33340 .95804

Equal variances not

(27)

Kedalaman Poket

Independent Samples Test Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

PD Equal variances assumed 5.377 .023 3.145 78 .002 .32832 .10439 .12050 .53614

Equal variances not

(28)

Kehilangan Perlekatan

Test Statisticsa

CAL

Mann-Whitney U 43.000

Wilcoxon W 71.000

Z -1.359

Asymp. Sig. (2-tailed) .174

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .188b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

OHIS

Test Statisticsa OHIS

Mann-Whitney U 474.500

Wilcoxon W 1177.500

Z -3.102

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

(29)

Kolmogorov-Smirnov Test Indeks Massa Tubuh

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

IMT Hipertensi .065 43 .200* .989 43 .947

Non Hipertensi .146 37 .044 .969 37 .390

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Kedalaman Poket

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PD Hipertensi .132 43 .058 .943 43 .035

Non Hipertensi .150 37 .034 .891 37 .002

a. Lilliefors Significance Correction

Kehilangan Perlekatan

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

CAL Hipertensi .211 19 .026 .905 19 .060

Non Hipertensi .315 7 .034 .829 7 .079

(30)

Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

IPPD Hipertensi .111 30 .200* .960 30 .309

Non Hipertensi .186 19 .082 .866 19 .012

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

OHIS

Tests of Normality

KategoriPasien

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

OHIS Hipertensi .205 43 .000 .859 43 .000

Non Hipertensi .176 37 .006 .859 37 .000

(31)

Lampiran VIII

HASIL PENELITIAN PADA PENDERITA HIPERTENSI

JK Usia Pekerjaan Pendidikan Lama Hpt Sikat gigi Ganti sikat Obat kmr TD IMT Poket perlekatan OHIS IPPD

1 P 60 Pensiunan S1 1-3 2 kali 1-2 bln ya 130/90 24,21 2,4 4,2 2 2,16

2 P 54 PNS S1 > 3 2 kali 3-4 bln tidak 120/70 26,91 2,05 2,05 2,6 1,33

3 p 50 IRT SMA < 1 3 kali 3-4 bln ya 120/70 24,18 1,64 6,4 6 0

4 P 53 Pensiunan S.Pra > 3 3 kali 1-2 bln tidak 140/70 25,15 2,1 2,4 2,5 1,5

5 p 64 IRT S1 > 3 2 kali 1-2 bln tidak 147/84 22,89 1,76 0 2,8 0

6 L 63 PNS S1 > 3 2 kali 5-6 bln tidak 130/90 22,75 1,8 0 2,8 0

7 p 61 Pensiunan D3 > 3 2 kali 1-2 bln tidak 140/70 26,34 1,4 0 1,5 0

8 L 60 Pensiunan S1 > 3 2 kali 1-2 bln tidak 170/70 26,29 2,1 2,63 2,5 0,83

9 L 57 Wiraswasta SLTA > 3 2 kali 2-4 bln tidak 180/100 27,25 1,98 0 2,8 0

10 L 60 Pensiunan S1 > 3 2 kali 5-6 bln tidak 130/70 27,63 2,01 2,01 2,5 1,16

11 P 61 Petani SMA > 3 2 kali > 6 bln tidak 150/100 26,6 2,34 1,98 2,4 1,5

12 P 73 Pensiunan SMA > 3 1 kali 1-2 bln tidak 130/80 28,51 2,1 3,41 2,4 1,83

(32)

14 P 48 Wiraswasta SLTA 1-3 1 kali 2-4 bln tidak 120/70 20,54 2,03 2,03 2,1 1,16

15 P 53 IRT SLTA > 3 2 kali 3-4 bln tidak 180/100 20,44 2,13 2,13 1,5 1,66

16 L 56 Wiraswasta S1 > 3 2 kali 3-4 bln ya 130/90 27,25 2,57 3,3 2,75 0

17 L 42 Wiraswasta SLTP > 3th 1 kali 3-4 bln tidak 150/90 25,91 2,3 2,13 4,8 1,16

18 L 36 Wiraswasta S1 < 1 > 3 kali 3-4 bln tidak 140/90 27,6 2,3 3,18 3,6 1,66

19 L 57 PNS s1 > 3 2 kali 1-2 bln tidak 140/70 32,88 1,9 0 1,5 0

20 P 47 IRT SLTA 1-3 2 kali 1-2 bln tidak 140/90 30,42 2,45 3,2 4,67 2,16

21 L 66 Nelayan SLTP < 1 3 kali 1-2 bln tidak 110/60 18,81 2,5 2,49 3,1 1,33

22 P 51 PNS SLTA > 3 1 kali 3-4 bln tidak 140/80 23,14 1,67 0 1,8 1,16

23 P 35 IRT SLTA < 1 3 kali 1-2 bln tidak 140/90 25,23 1,54 0 1,4 0

24 P 53 PNS S1 < 1 2 kali 1-2 bln tidak 180/120 25,15 2,5 5 2 0

25 P 56 PNS S1 > 3 2 kali 5-6 bln tidak 160/80 32,88 3,2 3,2 2,1 3

26 P 58 Guru S1 1-3 2 kali 1-2 bln tidak 150/80 32,03 1,86 0 1,6 1,33

27 P 52 IRT SD < 1 2 kali 3-4 bln tidak 170/100 29,5 2,1 2,56 4,5 2,33

28 P 63 IRT SLTA > 3 2 kali 3-4 bln tidak 150/80 28,44 2,9 3,33 2,25 1,66

(33)

30 P 54 Wiraswasta SD < 1 2 kali 3-4 bln tidak 150/80 21,77 1,61 0 1,97 0

31 P 64 Pensiunan S1 1-3 2 kali 1-2 bln tidak 110/80 27,54 2,2 1,33 1,6 1.83

32 L 66 Pensiunan SMA > 3 2 kali > 6 bln ya 140/70 24,1 1,85 0 2,1 0

33 L 74 Pensiunan TNI > 3 2 kali 1-2 bln tidak 120/70 24,7 1,3 1,3 2,8 1,66

34 L 53 P.Swasta SD > 3 2 kali 3-4 bln tidak 150/90 27,18 3,02 1,08 3,25 0,66

35 L 64 Pensiunan S1 > 3 2 kali 3-4 bln ya 130/80 29,17 2,75 2,96 2,6 1,5

36 P 44 IRT SLTA 1-3 2 kali 3-4 bln tidak 120/90 32,04 2,7 2,97 2,3 0.66

37 L 65 Wiraswasta SLTA > 3 2 kali 1-2 bln tidak 110/60 21,54 2,1 2,6 2,6 1,16

38 P 42 P.swasta D3 > 3 3 kali 1-2 bln tidak 140/90 29,04 1,76 1,76 1,56 0.83

39 L 54 Wiraswasta SLTA > 3 2 kali 5-6 bln ya 140/90 29,68 1,85 0 1,6 0

40 P 68 IRT SLTP 1-3 2 kali 1-2 bln tidak 180/120 29,21 1,45 1,45 3,6 1,33

41 P 56 IRT S1 1-3 2 kali 3-4 bln tidak 130/90 30,22 1,5 0 1,05 0,5

42 L 50 TNI SLTA < 1 2 kali 1-2 bln tidak 170/100 34,06 1,8 0 1,7 0,83

(34)

HASIL PENELITIAN PADA NON PENDERITA HIPERTENSI

NO JK Usia Pekerjaan Pendidikan Sikat gigi Ganti sikat Obat kumur TD IMT Poket perlekatan OHIS IPPD

1 P 60 Wiraswasta SLTP 2 kali 1-2 bln tidak 130/80 26,56 1,7 1,7 1,3 1

2 P 57 PNS S1 3 kali 5-6 bln tidak 130/90 30,04 1,98 1,98 1,8 0

3 P 57 Wiraswasta SLTA 2 kali 1-2 bln ya 110/80 26,03 1,8 0 1,9 0,5

4 P 51 PNS S1 3 kali 3-4 bln ya 120/80 26,03 1,66 0 2,1 0,33

5 P 39 Petani SD 2 kali 3-4 bln tidak 120/80 26,83 2,06 2,1 4,6 0,83

6 L 51 Wiraswasta S1 2 kali 5-6 bln tidak 120/80 26,69 2,7 4,7 2,3 1

7 P 56 PNS S1 2 kali 1-2 bln tidak 120/80 26,22 1,73 0 1,3 0

8 P 46 IRT SMA 2 kali 3-4 bln ya 130/80 26,98 1,96 0 1,1 0,33

9 P 47 PNS D4 > 3 kali 1-2 bln ya 100/60 23,63 1,55 0 2,4 0,33

10 P 42 Wiraswasta SLTA 2 kali 1-2 bln tidak 110/70 25,39 1,68 0 2,1 0.83

11 P 52 Dosen S2 2 kali 3-4 bln ya 110/70 24,97 1,95 0 2,25 0,66

12 P 39 Wiraswasta SLTA 3 kali 1-2 bln ya 120/80 28,76 1,45 0 0,8 0

13 L 55 PNS SLTA 1 kali 3-4 bln tidak 120/80 23,03 1,36 1,4 1,6 0,5

(35)

15 P 51 PNS S1 1 kali 3-4 bln tidak 120/80 25,28 1,3 0 1,1 0

16 P 39 PNS S1 2 kali > 6 bln ya 120/80 21,33 1,46 0 1,3 0

17 P 56 PNS D3 3 kali 3-4 bln ya 120/80 28,56 1,9 0 2,7 0

18 P 54 PNS S1 3 kali 3-4 bln tidak 120/80 26.56 1,8 0 2,1 0,5

19 P 50 PNS SMA 3 kali 5-6 bln tidak 120/80 22,89 1,9 0 2,4 0

20 L 53 Guru S1 2 kali 3-4 bln tidak 120/80 26,67 2,2 2,57 1,2 1,16

21 P 35 PNS S2 3 kali 1-2 bln ya 100/80 24,03 1,5 0 1,8 0

22 P 40 IRT SLTA 2 kali 3-4 bln tidak 120/80 27,81 1,53 0 1,6 0

23 L 57 Pensiunan SLTA 2 kali 1-2 bln ya 110/70 26,21 1,41 0 2,4 0.33

24 L 50 wiraswasta SLTP 2 kali 1-2 bln tidak 120/70 26,75 3,01 3,23 4,4 0,66

25 L 33 Pegawai Swasta SLTA 2 kali 1-2 bln tidak 120/80 28,4 2,3 1,36 3,3 0,33

26 P 58 IRT SLTA 2 kali 1-2 bln tidak 110/70 23,23 1,48 0 1,4 0,66

27 P 46 Guru S1 2 kali 1-2 bln ya 120/80 22,75 1,83 0 1,8 0

28 L 66 Pensiunan S1 2 kali 3-4 bln ya 110/80 25,39 1,55 0 2,1 0

29 P 36 IRT SLTA 2 kali 5-6 bln tidak 120/80 24,83 1,62 0 1,6 0

(36)

31 P 40 IRT SLTP 2 kali 5-6 bln tidak 120/80 22,03 1,7 1,7 1,4 1,5

32 p 46 PNS S1 3 kali 1-2 bln tidak 120/80 23,43 1,78 0 1,8 0

33 P 66 IRT SLTP 2 kali 3-4 bln tidak 110/80 22,83 1,73 0 2,1 0

34 L 55 Wiraswasta S1 2 kali 1-2 bln tidak 130/80 26,36 1,95 1,83 1,1 1,88

35 L 59 PNS S1 2 kali 1-2 bln ya 120/80 26,56 1,83 0 1,4 0

36 L 56 Pensiunan SLTA 2 kali 1-2 bln tidak 120/80 26,77 1,71 0 1,6 0

(37)

46

DAFTAR PUSTAKA

1. Paddamanabhan Preethe. Hypertension and periodontitis-a review. World Journal of Medical Science 2014; 10(3): 309-16.

2. Podximek S, Mysak Jaroslav, Janatova Tatjana, Duskova Jans. C-reactive protein in perpheral blood of patients wint chronic and aggressive periodontitis, gingivitis, and gingival recessions. Hindawi Publishing Corporation 2015; 564858.

3. Leong XF, Ng Chun-Yi, Badiah Baharian, Das Srijit. Association between hypertension and periodontitis possible mechanisms. The Scientific World Journal 2014. 1-11

4. Tsakos G, Sabbah W, Donos N, Hingorani AD. Is periodontal inflammation associated with raised blood pressure? Evidence from a National US survey. Journal of Hypertension 2010. 1-8

5. Tumanyan SR, Campos Maribel, Zevallos JC, Joshipura KJ. Periodontal disease, hypertension and blood pressure among older adults in Puerto Rico. J Periodontal 2013; 84(2): 203-11.

6. Bretz WA, Weyant RJ, Corby PM. Systemic inflammatory markers, periodontal disease, and periodontal infection in an elderly population. J Am Geriatr Soc 2005.1-6

7. Tumanyan SR, Spiegelman D, Curhan GC, Joshipura KJ. Periodontal disease and incidence of hypertension in the health professionals follow up study. Am J Hypertens 2012; 25(7): 770-76.

8. Zeigler CC, Wondimu Biniyam, Marcus C, Modeer Thomas. Pathological periodontal pockets are associated with raised diastolic blood pressure in obese adolescents. BMC Oral Health 2015; 15(41).1-7

9. Vidal Fabio. Figueredo CMS, Cordovil I, Fischer RG, dkk. Periodontal therapy reduce plasma levels of interleukin-6, c-reactivve protein, and fibrinogen in patients with severe periodontitis and refractory arterial hypertension. J Periodontal 2009; 80: 786-91.

10.Leye Mohamed, Diouf Massamba, et al. Hypertension and periodontal status in Senegales patients: A case-control study. Open Journal of Epidemiology 2014;4:25-9.

11.Sondang P, Hamda T. Menuju gigi dan mulut sehat pancegahan dan pemeliharaan. Medan: USU Press,2015: 30-31.

(38)

47

13.Carranza Fermin A, Camargo Paulo M.2012.The periodontal pocket.In : Carranza’s Clinical Periodontology, 11th ed, China: Saunders Elsevier. 127-39

14.Anonimus. Why Do We Measure Periodontal Pocket Depths?.

2015).

15.Calibrated Periodontal Probes and Basic Probing Technique.

16.Rao SR, Thanikachalam S, Sathiyasekaran BWCS. Prevalence and Risk

Indicators for Attachment Loss in an Urban Population of South India. OHDM 2014; 13(1):60-4.

17.Advanced Probing Techniques

18.Fiorellini Joseph P, Kim David M, Uzel N Guzin. 2012. Clinical features of gingivitis. In : Carranza’s Clinical Periodontology, 11th ed, China: Saunders Elsevier. 77-9

19.Novak M John, Novak Karen F. 2012. Chronic Periodontitis. . In : Carranza’s Clinical Periodontology, 11th ed, China: Saunders Elsevier. 160-165

20.Hartono Bambang. Hipertensi :The silent killer.

21.Tambayong Jan. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta:EGC,2000: 94-96.

22.Riskesdas. Riset kesehatan dasar (RISKESDAS 2013).

23.Yogiantoro Mohammad, 2006. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, Aru.w., ed. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 610.

24.Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7).

Desember

2015).

25.Anonimus.Cegahlah

hipertensi

26.Panagakos F, F Scannapieco. Periodontal inflammation: from gingivitis to systemic disease? In gingival disease: Their aetiology, prevention and treatment 27.Paizan Mara LM, Martin Jose FV. Is there an association between

(39)

48

28.Holmlund A, G Holm, L Lind.Severity of periodontal disease and number of remaining teeth are related to the prevalence of myocardial infraction and hypertension in a study based on 4254 subjects. J.periodontology 2006; 77:1173-8

29.Desvarieux M, RT Demmer, DR Jacobs. Periodontal bacteria and hypertension:the oral infection and vascular disease epidemiology study (INVEST). J hypertens 2010; 28:1413-21

30.Yamori Masashi, Njelekela Marina. Hypertension, Periodontal Disease, and Potassium Intake in Nonsmoking, Nondrinker African Women on No Medication. International journal of hypertension 2011; 1-5.

31.Engstrom Sevek, Gahnberg Lars, et al. Association between high blood pressure and deep periodontal pockets.Upsala J Med Sci 2007;112(1):95-103. 32.Kumar P, Mastan KMK, Chowdhary R, et al. Oral manifestations in

hypertensive patients: A clinical study. Journal of Oral and Maxillofacial Pathology 2012;16:215-21.

33.Hinrichs James E, Bovak M John. 2012. Classification of diseases and conditions affecting the periodontium. In : Carranza’s Clinical Periodontology, 11th ed, China: Saunders Elsevier. 34-5.

34.Anonimus. RSUP H. Adam Malik Medan.

2016).

35.Morita T, Yamazaki Y, Mita A, et al. A cohort study on the association between periodontal disease and the development of metabolic syndrome. J Periodontol 2010; 81:512-519.

36.Maiborodin IV, Kolmakova IA, et al. Changes in gum in cases of arterial hypertension combination with periodontitis. Stomatologiia (Mosk) 2005; 84:15-9.

(40)

23

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional, yaitu penelitian non-eksperimental yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek yang berupa penyakit atau status kesehatan tertentu, dengan model pendekatan pada saat itu juga (point time).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan yang berlokasi di JL. Bunga Lau No. 17 Kemenangan Tani, Medan Tuntungan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan, yaitu dari bulan Februari 2016 sampai dengan Maret 2016.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

(41)

24

3.3.2 Sampel

Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan cara non probability sampling dengan teknik incidental sampling. Incidental sampling adalah teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok dengan sumber data.

3.4 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi

Seluruh sampel yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi untuk menghindari terjadinya bias penelitian. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian pada populasi.

3.4.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kelompok Penderita Hipertensi

Kriteria inklusi:

1. Pasien yang telah terdiagnosis hipertensi secara medis. 2. Memiliki minimal 20 gigi.

3. Pasien berusia 30-75 tahun

4. Pasien yang bersedia menandatangani lembar persetujuan subjek penelitian.

Kriteria eksklusi:

1. Pernah mendapatkan perawatan periodontal dalam waktu 6 bulan terakhir. 2. Pasien dengan riwayat penyakit sistemik lainnya.

3. Pasien yang pernah terkena stroke dan mengalami gangguan ekstremitas. 4. Wanita hamil.

4.4.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kelompok Kontrol

Kriteria inklusi:

1. Masyarakat yang tidak menderita hipertensi dan penyakit sistemik lainnya, serta tidak meminum obat-obatan secara rutin.

(42)

25

3. Pasien berusia 30-75 tahun.

4. Bersedia menandatangani lembar persetujuan subjek penelitian.

Kriteria eksklusi:

1. Pernah mendapatkan perawatan periodontal dalam waktu 6 bulan terakhir. 2. Pasien dengan riwayat penyakit sistemik lainnya.

3. Pasien yang pernah terkena stroke dan mengalami gangguan ekstremitas. 4. Wanita hamil.

4.5Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian merupakan karakteristik yang diukur dalam suatu penelitian. Selanjutnya setiap variabel tersebut dibuat definisi operasionalnya.

4.5.1 Variabel Penelitian

Beberapa variabel dalam penelitian ini yaitu: a. Variabel tergantung: Status periodontal

b. Variabel bebas: Penderita hipertensi dan non penderita hipertensi c. Variabel terkendali: Usia, jenis kelamin, dan penyakit sistemik lainnya

d. Variabel tidak terkendali: Pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat sosioekonomi, kebiasaan buruk, dan pemeliharaan rongga mulut.

4.5.2 Definisi Operasional

Definisi oprasional dari variabel-variabel tersebut adalah:

Variabel Definisi Operasional Skala Penilaian Interpretasi

Penderita hipertensi

Pasien yang telah terdiagnosis hipertensi secara medis berdasarkan rekam medis pasien dan sesuai kriteria inklusi.

(43)

26

Variabel Definisi Operasional Skala Penilaian Interpretasi

Penderita non hipertensi

Pasien yang tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi dan penyakit sistemik lainnya, serta tidak meminum obat-obatan tertentu secara rutin selama periode penelitian dan sesuai

kriteria inklusi.

Nominal -Kuesioner -Pemeriksaan kedalaman poket dari krista gingiva bebas ke dasar poket (mm).

Interval Pemeriksaan menggunakan prob dari batas sementum enamel jungsional ke dasar poket (mm).

Ordinal Pemeriksaan menggunakan prob

Mengukur perdarahan pada saat probing dengan memasukkan prob 1 mm ke dalam sulkus pada permukaan distovestibular dan dijalankan perlahan-lahan sepanjang sulkus

ke permukaan

mesiovestibular.

Ordinal Pemeriksaan menggunakan prob debris dan kalkulus yang dilakukan pada keenam gigi. Indeks debris diukur dengan cara menempatkan sonde pada sepertiga insisal gigi kemudian digerakkan ke arah sepertiga gingival dan diberikan skor sesuai kriteria

(44)

27

3.6 Sarana Penelitian

Sarana penelitian meliputi alat dan bahan yang digunakan selama penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian.

3.6.1 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Probe UNC 15

b. Sphygmomanometer c. Kaca mulut

d. Sonde

e. Nierbeken/tray

f. Gelas plastik g. Sarung tangan h. Masker i. Alat tulis

j. Lembar kuesioner dan pemeriksaan

3.6.2 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan untuk penelitian: a. Alkohol 70%

b. Kapas c. Tisu

d. Hand sanitizer

3.7 Prosedur Penelitian

Prosedur pengambilan sampel : 1. Peneliti melakukan kalibrasi.

(45)

28

3. Sampel yang terpilih diberikan penjelasan mengenai prosedur penelitian (Gambar 4).

4. Subjek penelitian yang setuju diberikan informed consent untuk ditanda- tangani.

5. Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah pasien menggunakan sphygmomanometer. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebanyak 3 kali, kemudian diambil nilai rata-ratanya.

6. Peneliti melakukan pemeriksaan terhadap kondisi periodontal subjek penelitian yaitu kedalaman poket, kehilangan perlekatan, perdarahan pada saat probing, dan pemeriksaan higiene oral (Gambar 5).

a. Mengukur kedalaman poket (PD)

Pengukuran kedalaman poket dilakukan dengan mengukur jarak dari margin gingiva ke dasar poket.

b. Mengukur kehilangan perlekatan (CAL)

Pada saat margin gingiva berada tepat pada CEJ maka kedalaman prob sama dengan CAL.

Pada saat margin gingiva berada di koronal dari CEJ, maka CAL didapatkan dengan mengurangi kedalaman poket terhadap jarak margin gingiva ke CEJ.

• Pada saat gingiva mengalami resesi maka CAL dihitung dengan menjumlahkan antara kedalaman poket dan jarak margin gingiva ke CEJ.

c. Perdarahan pada saat probing (BOP)

(46)

29

d. Pemeriksaan higiene oral

Pemeriksaan oral higiene dilakukan dengan melakukan pemeriksaan indeks debris dan indeks kalkulus pada pasien.

7. Peneliti mendapatkan hasil dari pemeriksaan klinis pasien.

Gambar 4. Memberi penjelasan prosedur penelitian

(47)

30

3.7.1 Alur Penelitian

Kaliberasi

Kalibrasi peneliti: Pelatihan wawancara, uji coba kuesioner, dan uji pemeriksaan

Mencari sampel yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi dengan cara wawancara dan pengisian kuesioner

Penderita hipertensi Penderita non hipertensi

Memberikan informed consent dan meminta kesediaan subjek untuk mengikuti penelitian dengan memberikan lembar persetujuan

Melakukan pemeriksaan klinis

Pencatatan hasil pemeriksaan

(48)

31

3.7.2 Pengolahan dan Analisis Data

(49)

32

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan pada bulan Februari hingga Maret 2016. Pengumpulan data penderita hipertensi dilakukan di Poliklinik Hipertensi dan Nefrologi RSUP H. Adam Malik Medan, sedangkan pengumpulan data non penderita hipertensi dilakukan di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUP H. Adam Malik Medan. Jumlah subjek pada penelitian ini sebanyak 80 orang yang terdiri dari pasien penderita hipertensi sebanyak 43 orang dan non penderita hipertensi sebanyak 37 orang. Selanjutnya data hasil penelitian ini diolah menggunakan program komputer.

4.1 Data Demografis Subjek Penelitian

Data demografis subjek penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Data Demografis Subjek Penelitian

Variabel Kelompok Pengamatan Jumlah Persentase

Jenis Kelamin Non Penderita Hipertensi

a.Laki-Laki Non Penderita Hipertensi

(50)

33

Variabel Kelompok Pengamatan Jumlah Persentase

Pekerjaan

Penderita Hipertensi

a.Tidak Bekerja

b.Wiraswasta

c.Pegawai Negeri /Swasta

d.Pensiunan

Non Penderita Hipertensi

a.Tidak Bekerja

b.Wiraswasta

c.Pegawai Negeri /Swasta

d.Pensiunan

Non Penderita Hipertensi

(51)

34

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa subjek penelitian berjumlah 80 orang. Subjek terbanyak adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 49 orang yang terdiri dari 24 orang (55,8 %) pada kelompok penderita hipertensi dan 25 orang (67,6 %) pada kelompok non penderita hipertensi.

Subjek penelitian memiliki rentang usia 30-75 tahun. Pada kelompok penderita hipertensi, subjek terbanyak adalah kelompok usia > 60 tahun sebanyak 19 orang (44,2 %), sedangkan yang paling sedikit adalah kelompok usia 30-39 tahun yaitu sebanyak 2 orang (4,7 %). Hal ini berbeda dengan kelompok non penderita hipertensi, subjek terbanyak adalah kelompok usia 50-59 tahun sebanyak 19 orang (51,4 %), sedangkan subjek yang paling sedikit adalah kelompok usia > 60 tahun sebanyak 3 orang (8,1 %).

Pekerjaan terbanyak dari subjek penelitian penderita hipertensi adalah pensiunan sebanyak 12 orang (23,3 %) dan pekerjaan yang paling sedikit adalah pegawai negri/swasta dan tidak bekerja yang masing- masing berjumlah 10 orang (23,3 %). Pekerjaan terbanyak dari subjek penelitian non penderita hipertensi adalah pegawai negri/swasta sebanyak 18 orang (48,6 %) dan pekerjaan yang paling sedikit adalah pensiunan sebanyak 3 orang (8,1 %).

Pendidikan yang tertinggi subjek penelitian adalah kategori D3/S1/S2 yaitu 21 orang ( 28,8 %) pada subjek penderita hiperertensi dan 18 orang (48,6 %) pada subjek non penderita hipertensi. Pendidikan yang terendah pada kategori SD dan SMP untuk subjek penderita hipertensi yang terdiri dari masing-masing 3 orang (7 %) dan SD pada non penderita hipertensi yaitu 2 orang (5,4 %).

4.2 Riwayat Dental Subjek Penelitian

(52)

35

Tabel 4. Data Riwayat Dental Subjek Penelitian

Variabel

Hipertensi Non Hipertensi

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Frekuensi Menyikat Gigi

1 kali sehari

Frekuensi Mengganti sikat gigi

1-2 bulan

Penggunaan Obat Kumur

Ya

(53)

36

4.3 Data Riwayat Medis Subjek Penelitian

Data riwayat medis subjek penelitian ini meliputi lama menderita hipertensi, klasifikasi hipertensi dan indeks massa tubuh. Data mengenai lama pasien menderita hipertensi diperoleh melalui hasil wawancara peneliti dan subjek peneliti, sedangkan data indeks massa tubuh diperoleh berdasarkan pengukuran saat penelitian berlangsung. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 5, tabel 6, dan tabel 7.

Tabel 5. Data Riwayat Medis Penderita Hipertensi

Variabel Jumlah Persentase

Lama Menderita Hipertensi

< 1 tahun

1-3 tahun

˃ 3 tahun

9

8

26

20,9

18,6

60,5

(54)

37

Tabel 6. Data Klasifikasi Penderita Hipertensi Berdasarkan JNC 7

Variabel Jumlah Persentase

Klasifikasi Hipertensi

Normal

Prehipertensi

Hipertensi Derajat 1

Hipertensi Derajat 2

2

Dari tabel 6 diketahui bahwa berdasarkan kategori klasifikasi hipertensi penderita hipertensi yang paling banyak adalah pada kategori hipertensi derajat 1 yaitu 18 orang (41,9 %) dan dan paling rendah adalah pasien hipertensi kategori normal yaitu 2 orang ( 4,6%). Seluruh subjek penderita hipertensi merupakan pasien yang sudah rutin mengkonsumsi obat anti hipertensi.

Tabel 7. Data Rata-Rata Indeks Massa Tubuh Penderita Hipertensi dan Non Penderita Hipertensi

Variabel Hipertensi Non Hipertensi P-value

IMT ( Kg/cm2) 26.70(3.56) 25.42(2.26)

0,0258*

Keterangan :

Nilai yang ditampilakan adalah nilai rerata (SD).

*Uji T-Independen; p < 0,05 = bermakna

(55)

38

menunjukkan nilai p < 0,05 yaitu 0,0258 yang berarti adanya perbedaan signifikan nilai rata-rata indeks massa tubuh antar kelompok penderita hipertensi dan non penderita hipertensi.

4.4 Uji Normalitas

Berdasarkan perhitungan uji normalitas menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov pada tabel 8 terhadap kedalaman poket, kehilangan perlekatan, indeks perdarahan dimodifikasi, dan OHIS didapatkan nilai p ˃ 0,05 untuk kedalaman poket dan indeks perdarahan dimodifikasi yang berarti data terdistribusi normal, sedangkan p < 0,05 untuk kehilangan perlekatan dan OHIS yang berarti data tidak terdistribusi normal.

Tabel 8. Uji Normalitas Kedalaman Poket, Kehilangan Perlekatan, dan Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi, OHIS

Variabel P-Value

Kedalaman poket 0,058

Kehilangan perlekatan 0,026

Indeks perdarahan papila dimodifikasi 0,200

OHIS 0,000

Oleh karena hasil uji normalitas terhadap kedalaman poket dan indeks perdarahan papila dimodifikasi menunjukkan data tersebut terdistribusi normal (p

˃ 0,05), maka uji signifikansi untuk membandingkan rata-rata kedalaman poket dan

(56)

39

4.5 Perbedaan Rata-Rata dan Standar Deviasi Kedalaman Poket, Kehilangan Perlekatan, Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi (IPPD), dan Indeks Higiene Oral Disederhanakan (OHIS)

4.5.1 Kedalaman Poket

Perbandingan nilai rata-rata kedalaman poket penderita hipertensi dan non penderita hipertensi disajikan pada tabel 9.

Tabel 9. Nilai Rata-Rata Kedalaman Poket pada Penderita Hipertensi dan Non Penderita Hipertensi.

Status Subjek

Kedalaman Poket

P-Value Rata-rata Standar Deviasi

Hipertensi 2,1353 0,54322

0,002

Non Hipertensi 1,8070 0,35394

Keterangan : Uji t- Indpenden ; p < 0.05 = bermakna

Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa rata-rata kedalaman poket penderita hipertensi lebih tinggi dibandingkan non penderita hipertensi. Hasil uji statistik menunjukkan p-value lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,002 yang berarti terdapat perbedaan kedalaman poket yang signifikan pada penderita hipertensi dengan non penderita hipertensi.

4.5.2 Kehilangan Perlekatan

Perbandingan nilai rata-rata kehilangan perlekatan penderita hipertensi dan non penderita hipertensi disajikan pada tabel 10.

(57)

40

Status Subjek

Level Kehilangan Perlekatan

P-Value Rata-Rata StandarDeviasi

Hipertensi 1,4347 0,5613

0,174

Non Hipertensi 0,7889 0,4736

Keterangan :Uji Mann Whitney ; p < 0.05 = bermakna

Hasil menunjukkan p-value lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,174 maka dapat dikatakan secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kehilangan perlekatan penderita hipertensi dengan rata-rata-rata-rata kehilangan perlekatan penderita non hipertensi.

4.5.3 Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi

Perbandingan nilai rata-rata indeks perdarahan papila dimodifikasi penderita hipertensi dan non penderita hipertensi disajikan pada tabel 11.

Tabel 11. Nilai Rata-Rata Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi pada Penderita Hipertensi dan Non Penderita Hipertensi.

Status Subjek

Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi

P-Value

Rata-Rata StandarDeviasi

Hipertensi 1,4347 0,56138

0,000

Non Hipertensi 0,7889 0,47366

Keterangan :Uji-T Independen , P<0.05 = bermakna

(58)

41

dikatakan terdapat perbedaan indeks perdarahan papila dimodifikasi yang signifikan pada penderita hipertensi dengan non penderita hipertensi.

4.5.4 Indeks Higiene Oral Disederhanakan (OHIS)

Perbandingan nilai OHIS penderita hipertensi dan non penderita hipertensi pada tabel 12.

Tabel 12. Nilai Rata-Rata OHIS pada Penderita Hipertensi dan Non Penderita Hipertensi.

Status Subjek

OHIS

P-Value Rata-Rata Standar Deviasi

Hipertensi 2,6202 1,14233

0,002

Non Hipertensi 1,9797 0,85094

Keterangan :Uji Mann Whitney ; p < 0.05 = bermakna

(59)

42

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kondisi periodontal antara penderita hipertensi dan non penderita hipertensi di RSUP H. Adam Malik Medan. Kondisi periodontal ini khususnya ditinjau dari aspek kedalaman poket, kehilangan perlekatan, indeks perdarahan papila dimodifikasi, dan indeks higiene oral disederhanakan (OHIS).

Dari data riwayat dental subjek penelitian dapat dilihat bahwa frekuensi menyikat gigi pada kelompok penderita hipertensi maupun kelompok non penderita hipertensi adalah 2 kali sehari. Namun, ada sebagian dari kelompok tersebut dengan frekuensi menyikat gigi 1 kali sehari, 3 kali sehari, dan lebih dari 3 kali sehari. Frekuensi mengganti sikat gigi mayoritas pada kedua kelompok penelitian mengganti sikat gigi 1-2 bulan sekali dan ada beberapa orang dari tiap kelompok yang mengganti sikat gigi 3-4 bulan sekali, 5-6 bulan sekali, dan lebih dari 6 bulan sekali. Untuk penggunaan obat kumur baik kelompok penderita hipertensi maupun non penderita hipertensi mayoritas tidak menggunakan obat kumur tetapi ada sebagian dari tiap kelompok yang menggunakan obat kumur.

Rata-rata kedalaman poket pada penderita hipertensi lebih tinggi dibandingkan non penderita hipertensi dan terdapat perbedaan yang signifikan setelah diuji secara statistik. Hasil ini sesuai dengan penelitian Holmlund, dkk yang menunjukkan adanya hubungan antara kedalaman poket dan hipertensi.28 Penelitian yang dilakukan oleh Engstrom dkk, menunjukkan kedalaman poket 5 mm atau lebih berhubungan dengan prevalensi hipertensi.31 Hasil yang sama juga terlihat pada penelitian Morita dkk, yang menunjukkan meningkatnya risiko menderita hipertensi dengan kedalaman poket 4 mm atau lebih.35

(60)

43

menyikat gigi, frekuensi mengganti sikat gigi dan pengunaan obat kumur yang hampir sama pada kedua kelompok subjek penelitian.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata indeks perdarahan papila dimodifikasi (IPPD) pada subjek penderita hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan subjek non penderita hipertensi. Hasil ini sesuai dengan penelitian Leye Mohamed, dkk yang menemukan inflamasi yang ditandai dengan adanya perdarahan pada gingiva lebih parah pada penderita hipertensi dibandingkan non penderita hipertensi.10 Tsakos, dkk yang melakukan penelitian pada orang dewasa di Amerika Serikat menunjukkan hasil perdarahan pada gingiva mempunyai hubungan dengan hipertensi.4

Peningkatan terjadinya perdarahan gingiva merupakan salah satu gambaran klinis pada penderita hipertensi.32 Mailboridin dkk, mempelajari mikro limfosit hemosirkulasi dan mikro leukosit pada jaringan gingiva penderita periodontitis kronis dengan tekanan darah tinggi dan tekanan darah normal. Pada penderita hipertensi arteri mukosa gingiva mengalami pelebaran pembuluh darah limfatik dan ruang interstitial. Selain itu dalam kasus patologis inflamasi gingiva pada penderita hipertensi menunjukkan proses inflamasi yang lebih akut dan melibatkan jaringan lebih besar.36

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan baik pada penderita hipertensi dan non penderita hipertensi memiliki higiene oral sedang. Setelah dilakukan uji secara statistik terlihat ada perbedaan signifikan higiene oral pada penderita hipertensi dan non penderita. Rata-rata indeks OHIS penderita hipertensi lebih tinggi dibandingkan non penderita hipertensi. Hal ini sesuai dengan penelitian Leye Mohamed dkk, yang menunjukkan higiene oral pada penderita hipertensi lebih buruk dibandingkan non penderita hipertensi. Menurut Leye higiene oral yang buruk pada penderita hipertensi dapat diakibatkan oleh cara menyikat gigi yang tidak tepat.10 Penelitan Hye Min, dkk menyimpulkan individu dengan higiene oral yang buruk memiliki kemungkinan lebih besar terkena hipertensi. Higiene oral dapat dianggap sebagai faktor risiko hipertensi dan menjaga higiene oral dapat membantu mencegah serta mengendalikan hipertensi.37 Penelitian Paizan dkk, menyatakan pasien dengan tanda dan simtom higiene oral yang buruk direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan medis termasuk tekanan darah dan pemeriksaan periodontal. Evaluasi kondisi periodontal pada penderita hipertensi akan sangat berguna untuk melihat faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular.27

(61)

44

(62)

45

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Ada perbedaan rata-rata kedalaman poket pada penderita hipertensi dan non penderita hipertensi. Kedalaman poket pada penderita hipertensi lebih tinggi dibandingkan non penderita hipertensi.

2. Tidak ada perbedaan rata-rata kehilangan perlekatan pada penderita hipertensi dan non penderita hipertensi.

3. Ada perbedaan rata-rata indeks perdarahan papila dimodifikasi pada penderita hipertensi dan non penderita hipertensi. Rata-rata indeks perdarahan papila dimodifikasi pada penderita hipertensi lebih tinggi dibandingkan non penderita hipertensi.

4. Ada perbedaan rata-rata OHIS pada penderita hipertensi dan non penderita hipertensi. Rata-rata OHIS pada penderita hipertensi lebih tinggi dibandingkan non penderita hipertensi.

6.2 Saran

1. Penderita hipertensi diharapkan mampu menjaga kebersihan rongga mulut secara adekuat serta rutin berkunjung ke dokter gigi untuk meningkatkan dan menjaga kebersihan rongga mulut mereka. Hal ini untuk mencegah muncul dan berkembangnya penyakit periodontal pada penderita hipertensi

2. Dokter umum dan dokter spesialis penyakit dalam diharapkan turut serta memotivasi penderita hipertensi untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.

(63)

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit periodontal

Penyakit periodontal adalah inflamasi kronis yang terjadi pada jaringan lunak dan jaringan keras yang mendukung gigi di dalam soket.2 Ada dua tipe penyakit periodontal yang biasa dijumpai yaitu gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah bentuk penyakit periodontal ringan yang ditandai dengan gingiva berwarna merah, bengkak, dan mudah berdarah.2,3,10 Gingivitis yang tidak dirawat akan berkembang menjadi periodontitis sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar.3,11

Penyebab utama penyakit periodontal adalah plak dental.11 Menurut (World Health Organization) WHO pada tahun 1978, plak dental dapat didefinisikan sebagai

hasil dari kolonisasi dan pertumbuhan mikroorganisme di permukaan gigi yang terdiri dari berbagai macam spesies mikroba dan bahan lainnya yang terdapat dalam matriks ekstra selular. Plak dental adalah deposit lunak yang membentuk biofilm yang menempel pada permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut seperti restorasi lepasan dan cekat.12

Selain plak dental sebagai penyebab utama penyakit periodontal, ada beberapa faktor yang menjadi faktor risiko penyakit periodontal. Faktor ini dapat berada di dalam mulut atau sebagai faktor sistemik terhadap host. Secara umum faktor risiko penyakit periodontal adalah kebersihan rongga mulut, merokok, penyakit sistemik, umur, obesitas, dan jenis kelamin. 8

Penyakit periodontal mempunyai ciri-ciri klinis yaitu inflamasi pada gingiva yang ditandai dengan perdarahan pada saat probing, kehilangan perlekatan ≥ 3mm dan kedalaman poket ≥ 4mm minimal pada dua gigi.10

2.1.1 Poket

(64)

5

disebabkan oleh: (1) bergeraknya tepi gingiva ke arah koronal akibat adanya pertambahan besar gingiva; (2) bergeraknya perlekatan epitel penyatu ke arah apikal; atau (3) kombinasi antara keduanya. Poket dapat diklasifikasikan atas: (1) Poket gingiva, yaitu pembesaran gingiva tanpa terjadi kerusakan jaringan periodontal. Kedalaman poket tergantung pada pembesaran gingiva. (2) Poket periodontal, yaitu poket yang terjadi akibat kerusakan jaringan pendukung periodontal sehingga dapat menyebabkan kehilangan gigi.Berdasarkan lokasi dasar poket dapat diklasifikasikan atas: (1) poket supraboni, yaitu tipe poket periodontal dimana dasar sakunya berada koronal dari tulang alveolar dan (2) poket infraboni, yaitu tipe poket dimana dasar sakunya berada apikal dari level tulang alveolar yang berbatasan, dengan kata lain dinding lateral poket berada antara permukaan gigi dengan tulang alveolar (Gambar 1).13 Kedalaman poket diukur dari jarak margin gingiva ke dasar poket14. Pada keadaan normal kedalaman poket adalah 1-3 mm, bila kedalaman poket sudah 4 mm atau lebih menandakan adanya keadaan patologis.15

Gambar 1. Jenis-jenis poket. (A) Poket gingiva, belum ada kerusakan pada jaringan periodontal pendukung. (B) Poket supraboni, dasar poket berada koronal dari level tulang alveolar. (C) Poket infraboni, dasar poket berada apikal dari level tulang alveolar13

2.1.2 Kehilangan Perlekatan

(65)

6

tidak diinduksi plak. Kehilangan perlekatan juga dikaitkan dengan adanya kebiasaan buruk seperti merokok, teknik menyikat gigi yang salah, dan penyebab iatrogenik lainnya.16 Kehilangan perlekatan pada penderita periodontitis mempunyai ciri-ciri antara lain: (1) Perpindahan posisi epitel jungsional ke arah akar gigi, (2) rusaknya serat gingiva, (3) rusaknya serat ligamen periodontal, dan (4) kehilangan dukungan tulang alveolar di sekitar gigi.17 Keparahan kehilangan perlekatan dapat diukur dan dikategorikan (Tabel 1).33

Tabel 1. Kriteria Kehilangan Perlekatan33

Kriteria kehilangan level perlekatan Skor

Kehilangan perlekatan ringan 1-2 mm

Kehilangan perlekatan sedang 3-4 mm

Kehilangan perlekatan parah ˃ 5 mm

2.1.3 Perdarahan saat Probing

(66)

7

(a) (b)

Gambar 2. Perdarahan saat probing (a) Probing pada gingiva yang mengalami oedematus akibat gingivitis, (b) terjadinya perdarahan setelah dilakukan probing.18

2.2 Faktor Risiko Penyakit Periodontal

Selain plak dental yang merupakan penyebab utama penyakit periodontal, ada beberapa faktor lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit periodontal antara lain:

a. Kebersihan Rongga Mulut

Beberapa ahli menyatakan penyakit periodontal berhubungan dengan kebersihan rongga mulut yang buruk. Loe dkk melaporkan pada individu yang mempunyai kondisi gingiva yang sehat akan segera terkena gingivitis bila tidak melakukan pembersihan rongga mulut dua sampai tiga minggu. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga kebersihan rongga mulut untuk mencegah terjadinya penyakit periodontal.19

(67)

8

Merokok sebagai faktor risiko penyakit periodontal karena mempermudah penumpukan kalkulus akibat adanya stein tembakau yang menyebabkan kekasaran pada permukaan gigi, selain itu adanya panas dari asap rokok akan meningkatkan kerusakan perlekatan periodontal. Oleh karena itu, seorang perokok mempunyai risiko 2-7 kali lebih besar menderita penyakit periodontal dibandingkan dengan non perokok.19

c. Penyakit Sistemik

Secara umum penyakit sistemik tidak dapat memulai timbulnya penyakit periodontal, tetapi dapat mempercepat perkembangan dan memperhebat kerusakan periodontal yang ditimbulkan. Pada penderita diabetes melitus lebih rentan terkena penyakit periodontal terutama pada penderita diabetes melitus tidak terkontrol. Hal ini disebabkan terjadinya penebalan membran basal, perubahan biokimia, perubahan mikrobiologis, perubahan imunologis, dan perubahan berkaitan dengan kolagen.11,19

d. Umur

Banyak penelitian menunjukkan bahwa keparahan penyakit periodontal akan meningkat seiring dengan pertambahan usia. Kehilangan perlekatan pada usia 18-24 sekitar 1,2 mm akan meningkat hingga 3,6 mm pada usia 75-80 tahun.11

e. Jenis kelamin

Faktor jenis kelamin masih diragukan, ada yang menyebutkan bahwa kondisi periodontal pada laki-laki lebih parah daripada perempuan dan sebaliknya. Secara umum kondisi periodontal pada laki-laki lebih tinggi tingkat keparahannya dibandingkan dengan perempuan.11

f. Obesitas

Para ahli meneliti adanya keterkaitan obesitas dan peningkatan prevalensi penyakit periodontal sehingga obesitas juga dinyatakan sebagai faktor risiko. Saito dkk melakukan penelitian pada 241 orang dewasa Jepang dan menemukan adanya hubungan yang erat antara obesitas dan peningkatan risiko penderita periodontitis.11

(68)

9

Meningkatnya bukti yang menyatakan bahwa stres juga berpengaruh terhadap terjadinya periodontitis kronis dan perkembangan penyakit tersebut akibat adanya mekanisme dari efek stres terhadap sistem imun tubuh.19

2.3 Hipertensi

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah peningkatan abnormal tekanan darah, baik tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik. Pada keadaan normal, tekanan darah sistolik (saat jantung memompakan darah) kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik (saat jantung istirahat) kurang dari 80 mmHg.20 Hipertensi dengan peningkatan tekanan sistolik tanpa disertai peningkatan diastolik lebih sering pada lansia, sedangkan hipertensi peningkatan tekanan diastolik tanpa disertai peningkatan tekanan sistolik lebih sering terdapat pada dewasa muda.21 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 yang diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 26,5 persen dari total penduduk berusia

≥18 tahun.22

Perhimpunan Hipertensi Indonesia (PERHI) membuat batasan yang disebut hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 85 mmHg. Tekanan darah disebut optimal bila berada pada kisaran 120 mmHg/70 mmHg.20

2.3.1 Patogenesis Hipertensi

Hipertensi esensial adalah penyakit multifaktorial yang timbul terutama karena interaksi antara faktor-faktor risiko tertentu. Faktor-faktor risiko yang mendorong timbulnya kenaikan tekanan darah tersebut adalah:23

1. Faktor risiko seperti diet dan asupan garam, stres, ras, obesitas, merokok, genetik 2. Sistem saraf simpatis yaitu tonus simpatis dan variasi diurnal

(69)

10

4. Pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada sistem renin, angiotensin dan aldosteron

(70)

11

Gambar 3. Faktor-faktor yang berpengaruh pada tekanan darah23

2.3.2 Klasifikasi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi atas 2 golongan yaitu:23 (1) Hipertensi primer atau esensial yaitu hipertensi yang belum diketahui penyebabnya. (2) Hipertensi sekunder atau non esensial yaitu hipertensi yang sudah diketahui penyebabnya. Berbagai klasifikasi tekanan darah digunakan diseluruh dunia salah satunya klasifikasi tekanan darah oleh Joint National Committee 7 (JNC 7) (Tabel 2).

Tabel 2. Klasifikasi tekanan darah pada usia dewasa 18 tahun ke atas menurut JNC 724

Klasifikasi tekanan darah

Tekanan Darah Sistolik (mmHg)

Tekanan darah Diastolik (mmHg)

Normal <120 <80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi Derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi Derajat 2 ≥160 ≥100

Asupan

genetis Obesitas Bahan-bahan yang berasal

Volume Cairan Kontriksi vena

preload Kontraktilitas Konstriksi fungsional

Hipertrofi struktural

TEKANAN DARAH = CURAH JANTUNG X TAHANAN PERIFER

Osteoregulasi

(71)

12

2.3.3 Faktor-faktor risiko hipertensi

Berikut ini adalah faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan hipertensi : 1. Umur

Umur memengaruhi terjadinya hipertensi. Bertambahnya umur menjadikan risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40% dengan kematian diatas 65 tahun.21,25

2. Jenis kelamin

Faktor jenis kelamin berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi, dimana pria lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan dengan wanita, dengan rasio sekitar 2,29 untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan perempuan. Namun, setelah memasuki menopause, prevalensi hipertensi pada wanita meningkat. Bahkan setelah usia 65 tahun terjadinya hipertensi pada perempuan lebih tinggi.21,25

3. Faktor genetik

Riwayat keluarga yang menderita hipertensi juga meningkatkan risiko terkena hipertensi, terutama pada hipertensi primer (esensial). Tentunya faktor genetik juga dipengaruhi oleh faktor lain yang kemudian menyebabkan seseorang menderita hipertensi. Menurut Davidson bila kedua orang tuanya menderita hipertensi maka sekitar 45% akan turun ke anak-anaknya dan bila salah satu orang tuanya menderita hipertensi maka sekitar 30% akan turun ke anak-anaknya.25

4. Penyakit sistemik

Penyakit sistemik seperti diabetes melitus juga merupakan salah satu penyebab terjadinya hipertensi, terutama bila kadar gula darah dalam tubuh tidak terkendali dengan baik. Bila kadar gula darah tidak normal, maka akan mengakibatkan penurunan volume plasma darah sehingga konsentrasi hemoglobin atau sel darah merah meningkat dan cairan darah menjadi lebih pekat.25

5. Merokok

(72)

13

pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses arterosklerosis dan tekanan darah tinggi. Merokok juga meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung. Merokok pada penderita tekanan darah tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah arteri.25

6. Asupan garam yang tinggi

Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena menarik cairan di luar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada sekitar 60% kasus hipertensi primer terjadi respon penurunan tekanan darah dengan mengurangi asupan garam.25

7. Kegemukan (obesitas)

Kegemukan (obesitas) adalah presentase abnormalitas lemak yang dinyatakan dalam Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index) yaitu perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Kaitan erat antara kelebihan berat badan dan kenaikan tekanan darah telah dilaporkan oleh beberapa penelitian.

Berat badan dan indeks masa tubuh (IMT) berkorelasi lansung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Obesitas bukanlah penyebab hipertensi namun prevalensi hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang-orang gemuk 5 kali lebih besar dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-30% memiliki berat badan lebih (overweight).25

8. Alkohol

Pengaruh alkohol terhadap kenaikan tekanan darah telah dibuktikan. Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas. Namun, diduga peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah berperan dalam menaikkan tekanan darah. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan langsung antara tekanan darah dan asupan alkohol, diantaranya melaporkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru nampak apabila mengkonsumsi sekitar 2-3 gelas ukuran standar setiap harinya.25

(73)

14

Olahraga yang teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah dan bermanfaat bagi penderita hipertensi ringan. Pada orang normotensi dan kurang gerak mempunyai risiko 20-50% lebih besar untuk terkena hipertensi selama masa hidupnya jika dibandingkan dengan orang yang lebih aktif. Pada orang tertentu dengan melakukan olahraga aerobik yang teratur dapat menurunkan tekanan dan menjaga tekanan darah tetap normal tanpa perlu sampai berat badan turun.25

10. Faktor lingkungan

Adanya polusi udara, polusi suara, dan air yang tercemar ternyata telah diindikasikan sebagai faktor penyebab darah tinggi. Meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini. Melindungi diri dari polusi termasuk skala prioritas dengan alasan bahwa selain mempengaruhi kesehatan dengan banyak cara juga memiliki pengaruh terhadap terjadinya hipertensi.25

11. Faktor psikososial dan stres

Stres adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya transaksi antara individu dengan lingkungannya yang mendorong seseorang untuk mempersepsikan adanya perbedaan antara tuntutan situasi dan sumber daya (biologis, psikologis, dan sosial) yang ada pada diri seseorang. Stres (rasa tertekan, murung, marah, dendam, rasa takut, dan rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah meningkat. Jika stres berlangsung lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organik atau perubahan patologis.25

2.4 Hubungan Kondisi Klinis Periodontal dan Hipertensi

Penyakit periodontal dihubungkan dengan adanya dental plak atau lapisan

Gambar

Gambar 4. Memberi penjelasan prosedur penelitian
Tabel 4. Data Riwayat Dental Subjek Penelitian
Tabel 5. Data Riwayat Medis Penderita Hipertensi
Tabel 6. Data Klasifikasi Penderita Hipertensi Berdasarkan JNC 7
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan perancangan situs butik online ini maka dapat dilakukan publikasi yang maksudnya adalah untuk mempublikasikannya kedalam server web agar dapat dilihat pada

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Biro-Biro dan Pusat-Pusat di Sekretariat Jenderal Kecuali Pusat K3,

Animasi ini diharapkan dapat membuka mata calon animator baru bahwa sebenarnya membuat animasi itu tidak serumit yang dibayangkan, tetapi butuh keuletan dan konsentrasi yang

[r]

Formulir ini diisi oleh BPBD/OPD yang menangani penanggulangan bencana yang bersumber dari OPD yang mengelola data terkait dengan profil daerah dengan petunjuk pengisian seperti

Pada hari ini Senin tanggal Empat bulan Juni tahun dua ribu dua belas kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa Satuan Kerja Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea

Berdasarkan hasil evaluasi dokumen pemilihan jasa konsultansi pengawasan pembangunan gedung konekting, Rehabilitasi Gedung B dan Rehabilitasi Gedung Arsip/TPP TA 2012

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa Nomor: 050/010/PP.Naketrans/PL/APBD/2017 tanggal 29 Maret 2017, perihal Penetapan Penyedia Barang/Jasa Pekerjaan Pelatihan