• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kec.Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kec.Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang Tahun 2012"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL

DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANTENATAL

DI DESA TANJUNG REJO KEC. PERCUT SEI TUAN

KAB. DELI SERDANG

SKRIPSI

Oleh:

Fatimah Jahra Ritonga 111121124

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)

Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kec.Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang Tahun 2012

Penelitian : Fatimah Jahra Ritonga

Program : S1 Ekstensi

Tahun Akademik : 2011/2012

ABSTRAK

Perilaku ibu hamil dapat menggambarkan adanya kecenderungan menurun atau meningkatnya angka kematian ibu saat melahirkan, diperlukan pelayanan kesehatan tentang pentingnya Antenatal Care (ANC) dengan mengadakan pengolahan Atenatal Care (ANC) khususnya ibu pada masa kehamilan. Pemeriksaan Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan ANC yaitu pengetahuan, umur, pendidikan, ekonomi, sumber informasi, letak geografis, dan dukungan keluarga. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 35 orang ibu hamil dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Dari pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan diolah melalui komputerisasi didapat bahwa mayoritas ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 23 orang (65,8%). Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care terdapat 5 faktor yang berhubungan terhadap pemeriksaan antenatal care dengan nilai p < 0,05 yaitu faktor pengetahuan p = 0,000, Pendidikan p = 0,000, sumber informasi p = 0,000, letak geografis p = 0,025 dan dukungan keluarga p = 0,008. Lalu keseluruhan faktor di analisa kembali dengan menggunakan uji korelasi untuk melihat faktor yang paling dominan mempengaruhi pemeriksaan antenatal care. Di dapat bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care adalah faktor sumber informasi dengan nilai r = 0,808 dengan hubungan yang sangat kuat. Oleh karena itu diharapkan kepada petugas kesehatan setempat untuk lebih memperhatikan ibu-ibu hamil dan memberikan pendidikan kesehatan tentang antenatal care.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur Peneliti Panjatkan Kehadirat Allah Yang Maha Esa

atas segala rahmat dan Karunia Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil dalam

Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut

Seituan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada

keluargaku teristimewa kepada ayahanda (Mula Tiur Ritonga) dan ibunda tercinta

(Zahiyar Hawa), serta adik-adik saya tersayang (nurul, pipah, ayu, syifa) serta

keluarga yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan

dorongan kepada penulis baik moril maupun materil serta doa yang tak henti.

Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Dedi Ardinata, MKes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.

2. Nur Asiah S.Kep, Ns selaku dosen Pembimbing Skripsi.

3. Ibu Erniyati S.Kp, MNS selaku dosen Penguji I Skripsi.

4. Ibu Ellyta Aizar S.Kp selaku dosen Penguji II Skripsi.

5. Bapak Ismayadi S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan selama saya menyelesaikan akademidi Fakutas

Keperawatan USU.

6. Bapak Selamat selaku kepala desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan

(5)

7. Bapak dan Ibu dosen beserta staf Fakultas Keperawatan USU yang telah

memberikan bekal dan bimbingan selama penulis dalam pendidikan.

8. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman yang

berada di angkatan 2011 ekstensi sore.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi penelitian ini masih terdapat

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Hal ini bukanlah kesengajaan

melainkan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Untuk itu

penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun

demi kesempurnaan skripsi penelitian ini.

Akhir kata kepada Nya kita berserah diri semoga skripsi penelitian ini

dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang

keperawatan khususnya keperawatan maternitas dan pihak-pihak yang

membutuhkan.

Medan, Februari, 2013

Peneliti

(6)

DAFTAR ISI

1.3. Tujuan Penelitian………... 5

1.4. Manfaat Penelitian……….. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Antenatal Care……… 7

2.1.7. Hal-hal yang dilakukan pada pemeriksaan ANC 13

2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil dalam Melakukan Pemeriksaan ANC………... 14

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian……….... 26

4.2. Populasi dan Sampel………... 26

4.2.1. Populasi……….…….. 26

4.2.2. Sampel……….………… 26

(7)

4.4. Pertimbanagn Etik……….….. 27

4.5. Instrument Penelitian………... 28

4.6. Uji Validitas……… 31

4.7. Uji Reliabilitas………. 32

4.8. Pengumpulan Data………... 33

4.9. Pengolahan Data……….…. 34

4.10. Analisa Data………. 34

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian………... 36

5.2 Pembahasan………... 44

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan………... 53

6.2. Saran………... 54

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Menjadi Responden 2. Surat Persetujuan Menjadi Responden 3. Instrumen Penelitian

4. Jadwal Penelitian

5. Rencana Anggaran Penelitian 6. Surat Izin Survey Awal 7. Surat Izin Pengambilan Data 8. Surat Selesai Penelitian 9. Uji Reliabilitas

(8)

DAFTAR TABEL

NO. JUDUL HAL

Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden Di Desa Tanjung Rejo kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang……… 37

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC Di Desa Tanjung Rejo kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang………... 38

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan

ANC Berdasarkan Umur………. 39

Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan

ANC Berdasarkan Pendidikan……… 39

Tabel 5. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan

ANC Berdasarkan Penghasilan………... 40

Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan

ANC Berdasarkan Pengetahuan………. 41

Tabel 7. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan

ANC Berdasarkan Letak Geografis……… 41

Tabel 8. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan

ANC Berdasarkan Sumber Informasi……… 42

Tabel 9. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan

ANC Berdasarkan Dukungan Keluarga……… 42

(9)

Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kec.Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang Tahun 2012

Penelitian : Fatimah Jahra Ritonga

Program : S1 Ekstensi

Tahun Akademik : 2011/2012

ABSTRAK

Perilaku ibu hamil dapat menggambarkan adanya kecenderungan menurun atau meningkatnya angka kematian ibu saat melahirkan, diperlukan pelayanan kesehatan tentang pentingnya Antenatal Care (ANC) dengan mengadakan pengolahan Atenatal Care (ANC) khususnya ibu pada masa kehamilan. Pemeriksaan Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan ANC yaitu pengetahuan, umur, pendidikan, ekonomi, sumber informasi, letak geografis, dan dukungan keluarga. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 35 orang ibu hamil dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Dari pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan diolah melalui komputerisasi didapat bahwa mayoritas ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 23 orang (65,8%). Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care terdapat 5 faktor yang berhubungan terhadap pemeriksaan antenatal care dengan nilai p < 0,05 yaitu faktor pengetahuan p = 0,000, Pendidikan p = 0,000, sumber informasi p = 0,000, letak geografis p = 0,025 dan dukungan keluarga p = 0,008. Lalu keseluruhan faktor di analisa kembali dengan menggunakan uji korelasi untuk melihat faktor yang paling dominan mempengaruhi pemeriksaan antenatal care. Di dapat bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care adalah faktor sumber informasi dengan nilai r = 0,808 dengan hubungan yang sangat kuat. Oleh karena itu diharapkan kepada petugas kesehatan setempat untuk lebih memperhatikan ibu-ibu hamil dan memberikan pendidikan kesehatan tentang antenatal care.

(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

dalam upaya meningkatkan hal tersebut khususnya para ibu-ibu hamil dituntut

untuk bekerja sama dengan tenaga pelayanan kesehatan guna tercapainya derajat

kesehatan ibu dan balita yang seoptimal mungkin. Dalam hal ini perilaku ibu

hamil dapat menggambarkan adanya kecenderungan menurun atau meningkatnya

angka kematian ibu saat melahirkan. Oleh sebab itu diperlukan pelayanan

kesehatan tentang pentingnya Antenatal Care (ANC) dengan mengadakan

pengolahan Atenatal Care (ANC) khususnya ibu pada masa kehamilan. Ibu pada

masa kehamilan rentan atau memiliki risiko tinggi terhadap penyakit-penyakit

yang mengancam jiwa ibu dan janinnya, oleh karena itu ibu hamil penting dalam

melakukan pemeriksaan ANC. Apabila ibu tidak melakukan pemeriksaan ANC

maka akan meningkatkan angka kematian pada ibu melahirkan. Angka kematian

ibu melahirkan (AKL) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku

hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat

pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil.

(Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2005)

Antenatal Care (pemeriksaan kehamilan) sangatlah penting diketahui

oleh ibu hamil karena dapat membantu mengurangi angka kematian ibu dan bayi.

(11)

kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat,

memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan

penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan resiko tinggi serta menurunkan

morbiditas dan mortalitas ibu dan janin (Mufdlilah, 2009).

Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah

kematian yang terjadi pada saat kehamilan, persalinan atau dalam 42 hari setelah

persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung dari

kehamilan atau persalinannya (Depkes RI, 2009). Penyebab langsung kematian

tersebut dikenal dengan Trias Klasik yaitu perdarahan (28%), eklampsia (24%)

dan infeksi (11%). Sedangkan penyebab tidak langsung antara lain adalah ibu

hamil menderita penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum

kehamilan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis, anemia,

malaria (SKRT, 2001). Penyebab tersebut sebenarnya dapat dicegah dengan

pemeriksaan kehamilan (AntenatalCare) yang memadai (Arsita, 2012).

Laporan Survei Demografi Indonesia (SDKI) terakhir memperkirakan

angka kematian ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007.

Bahkan WHO, UNICEF, UNFPA, dan World Bank memperkirakan angka

kematian ibu yang lebih tinggi, yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup

(Arsita, 2012)

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008),

angka kematian ibu hamil banyak terjadi akibat para ibu tidak mempunyai akses

untuk pergi ke bidan maupun dokter yang ada di daerah-daerah. Menurut Dr.

(12)

pihaknya telah mengetahui hal ini sejak lama. Rata-rata, 10% ibu di Indonesia

tidak pernah memeriksakan kandungannya ke petugas kesehatan. Bahkan 30% ibu

di Indonesia tidak melahirkan di dokter atau bidan. Mereka lebih memilih untuk

melahirkan di dukun (Kompas, 2012)

Angka kematian ibu di Sumatera Utara tahun 2009 masih tinggi

mencapai 260 per 10.000 kelahiran hidup. Namun, tahun ini, angka kematian ibu

diperkirakan menurun menjadi 130 per 10.000 kelahiran hidup. Berdasarkan

Survei Demografi Kesehatan Indonesia, selain keracunan kehamilan, infeksi,

status gizi, anemia (gizi besi), (penyebab pendarahan, BBLR) 40%, pendarahan

menjadi penyebab utama kematian ibu saat melahirkan di Sumut. Terlalu sering

melahirkan dan terlalu rapat jarak melahirkan juga menjadi risiko utama kematian

ibu.

Angka kematian ibu (AKI) saat melahirkan pada 2010 mencapai

249/100.000 kelahiran hidup. Jumlah tersebut melampaui kematian ibu

melahirkan tingkat nasional yakni 228/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka

kematian bayi (AKB) di Sumatra Utara pada 2010 lebih rendah dari nasional

yakni sebanyak 22/1.000 kelahiran hidup. Di tingkat nasional, angka kematian

bayi 34/1.000 kelahiran hidup.

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingginya angka kematian

ibu adalah sikap dan perilaku ibu itu sendiri selama hamil dan didukung oleh

pengetahuan ibu terhadap kehamilannya. Beberapa faktor yang melatar belakangi

(13)

disebabkan tingkat pendidikan ibu rendah, kemampuan ekonomi keluarga rendah,

kedudukan sosial budaya yang tidak mendukung

Dari data yang diperoleh oleh penulis di desa Tanjung Rejo Kecamatan

Percut seituan setelah melakukan survey awal, terdapat 35 orang ibu hamil dan

sekitar 23 orang ibu hamil tidak pernah melakukan pemeriksaan Antenatal care.

Beberapa ibu hamil telah dilakukan wawancara langsung, Ibu-ibu hamil tersebut

mengatakan jauhnya puskesmas dan bidan serta tidak ada nya transportasi yang

membuat mereka tidak pernah memeriksakan ANC. Mereka juga tidak memiliki

ekonomi yang cukup untuk memeriksakan ANC selama masa kehamilan serta

kurangnya informasi yang mereka dapat tentang tujuan, manfaat, dan jadwal

pemeriksaan Antenatal care.

Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam

Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut

Seituan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012”.

1.2.Perumusan Masalah

- Faktor-faktor apa yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan

pemeriksaan Antenatal care?

- Faktor apa yang paling dominan mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan

(14)

1.3.Tujuan Penelitian

- Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk :

Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam

melakukan pemeriksaan Antenatal care.

- Mengidentifikasi faktor yang paling dominan mempengaruhi ibu hamil dalam

melakukan pemeriksaan Antenatal care.

1.4.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

1.4.1.Praktek Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan menjadi sumber pengetahuan

dan strategi bagi perawat dalam memberikan promosi kesehatan dan

penyuluhan keperawatan yang lebih komprehensif pada ibu-ibu yang sedang

hamil.

1.4.2.Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dalam ilmu

keperawatan, khususnya bidang keperawatan maternitas tentang

pengalaman ibu-ibu hamil yang tidak pernah melakukan pemeriksaan

Antenatal care

1.4.3.Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber data dasar dan juga

(15)

yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu hamil dalam pemeriksaan

ANC.

1.4.4.Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi puskesmas

yang ada di desa Tanjung Rejo agar lebih memperhatikan ibu-ibu hamil

serta memberikan pendidikan kesehatan pada ibu-ibu yang sedang hamil

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemeriksaan Antenatal Care 2.1.1. Defenisi

Pemeriksaan Antenatal Care adalah suatu program yang terencana

berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk

memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan

(Mufdillah, 2009)

Menurut WHO (2010), Antental Care adalah pengawasan sebelum

persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

rahim.

2.1.2 Tujuan Pelayanan Antenatal Care.

Ada beberapa tujuan Antenatal Care menurut (Kusmiyati,et al.,2008)

yaitu mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi

dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi,

mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah ataupun obstetri

selama kehamilan, mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan

menghadapi komplikasi, membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan

sukses, menjalankan puerperium normal, dan merawat anak secara fisik, psikologi

(17)

2.1.3. Manfaat Antenatal Care

Menurut (Mufdlilah, 2009) manfaat Antenatal Care yaitu Memfasilitasi

hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan alasan

menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang

dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan

kesehatan.

2.1.4. Standar Pelayanan Antenatal Care

Pelayanan antental adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional

(dokter spesialis kebidanan, Dokter umum, bidan, perawat) untuk ibu selama masa

kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan Antenatal Care yaitu

(Mufdlilah, 2009) :

- Penimbangan badan

Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil secara teratur

mempunyai arti klinis penting, karena ada hubungan yang erat antara pertambahan

berat badan selama kehamilan dengan berat badan lahir anak. Pertambahan berat

badan hanya sedikit menghasilkan rata-rata berat badan lahir anak yang lebih

rendah dan resiko yang lebih tinggi untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian

bayi.

Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai

indikator pertumbuhan janin dalam rahim. Berdasarkan pengamatan pertambahan

berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi berat badannya sebelum hamil

(18)

badan ibu sebelum hamil (Cunningham dkk, 1997), jika berat badan tidak

bertambah, menunjukkan ibu mengalami kurang gizi.

- Pengukuran tinggi badan

Mengukur tinggi badan dapat dilakukan pada awal ANC saja, cara

mengukur tinggi badan (dalam meter) adalah dengan posisi tegak berdiri tanpa

menggunakan sepatu dan dilakukan pengukuran. Tinggi badan kurang dari 1,5

meter dapat menjadi alasan untuk direncanakannya proses persalinan dengan cara

operasi. Karena tinggi badan berkaitan dengan kemungkinan panggul sempit, bila

tinggi kurang dari 150 cm. Sehingga ibu hamil bersama suaminya dapat

menyiapkan biaya operasi sejak dini, serta menumbuhkan kesiapan psikis untuk

operasi.

- Pengukuran tekanan darah

Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus dilakukan

secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga

gejala preeklamsi. Apabila pada kehamilan triwulan III terjadi kenaikan berat

badan lebih dari 1 kg, dalam waktu 1 minggu kemungkinan menyebabkan

terjadinya odema, apabila disertai dengan kenaikan tekanan darah dan tekanan

diastolik yang mencapai >140/90 mmHg atau mengalami kenaikan 15 mmHg

dalam 2 kali pengukuran dengan jarak 1 jam, ibu hamil dikatakan preeklamsi

mempunyai dari 3 gejala preeklamsi. Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi, maka

akan berlanjut menjadi eklamsi. Dimana eklamsi salah satu faktor penyebab

(19)

- Pemberian imunisasi TT

Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2

kali dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari terjadinya

tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.

Tabel 1. Jadwal pemberian imunisasi TT

Antigen Interval (selang waktu minimal)

Lama perlindungan

% perlindungan TT1 Pada kunjungan antenatal

pertama

- -

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun* 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup

99

Keterangan: * artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan,

maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum)

sumber: (Prawirohardjo,2006).

- Pengukuran tinggi fundus uteri

Pengukuran TFU dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi secara

dini terhadap berat badan janin, terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau

(20)

- Temu wicara

Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya

tentang tanda-tanda resiko kehamilan (Depkes RI, 2001).

- Pemberian tablet Fe

Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah rendah) pada 3

bulan terakhir masa kehamilannya, karena pada masa itu janin menimbun

cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah

lahir. Anemia pada kehamilan dapat disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan zat

besi untuk pertumbuhan janin, kurangnya asupan zat besi pada makanan yang

dikonsumsi ibu hamil, pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan,

dan adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat

persalinan sebelumnya dan menstruasi.

Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan

janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin, abortus, cacat bawaan,

BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir

prematur, pendarahan, rentan infeksi. Defisiensi besi bukan satu-satunya

penyebab anemia, tetapi apabila prevalensi anemia tinggi, defisiensi besi biasanya

dianggap sebagai penyebab yang paling dominan. Pertimbangan itu membuat

suplementasi tablet besi folat selama ini dianggap sebagai salah satu cara yang

sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah anemia. Anemia dapat diatasi dengan

meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil

(21)

selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60

miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat.

Memberikan tablet zat besi 90 tablet selama 3 bulan, diminum setiap

hari, untuk mencegah terjadinya anemia dalam kandungan.

2.1.5. Jadwal Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care

Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika

haidnya terlambat satu bulan, periksa ulang satu kali sebulan sampai kehamilan 7

bulan, pemeriksaan ulang 2x sebulan sampai kehamilan 9 bulan, periksa ulang

setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan, periksa khusus bila ada

keluhan-keluhan. Namun berdasarkan Depkes RI (2009), setidak-tidaknya ANC dilakukan

sebanyak 4 kali selama kehamilan yaitu: satu kali pada trimester I, satu kali pada

trimester ke II, dan dua kali pada trimester III.

2.1.6. Tempat Pelayanan Antenatal Care

Pelayanan antenatal care bisa didapatkan di Rumah Sakit, Puskesmas,

Bidan Praktek Swasta, Dokter Praktek Swasta, Posyandu. Pelayanan antenatal

care hanya diberikan oleh tenaga kesehatan dan bukan dukun bayi

(22)

2.1.7. Hal-hal yang dilakukan pada pemeriksaan antenatal care (ANC) - Trimester I dan II

Setiap bulan sekali diambil data tentang laboratorium, pemeriksaan

ultrasonografi, nasehat diet : empat sehat lima sempurna, protein ½ gr/kg BB atau

satu telur/hari, observasi yang dapat mempengaruhi kehamilan, komplikasi

kehamilan, rencana : pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya komplikasi

kehamilan, imunisasi tetanus pertama.

- Trimester III

Setiap dua minggu-seminggu sampai ada tanda kelahiran tiba, evaluasi

data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan, diet empat sehat lima

sempurna, pemeriksaan ultrasonografi, imunisasi tetanus II, observasi : penyakit

yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil trimester ketiga, berbagai kelainan

kehamilan trimester III, rencana pengobatan, nasehat dan petunjuk tentang: tanda

(23)

2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan Antenatal Care (ANC)

2.2.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman, juga bisa didapat dari

informasi yang disampaikan oleh guru, orangtua, buku, dan surat kabar.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmojo, 2007)

Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu pengetahuan situasi atau

rangsangan dari luar. Dalam hal pelayanan antenatal, perilaku dalam bentuk

pengetahuan tersebut berbentuk pengetahuan tentang manfaat pemeriksaan

kehamilan, frekuensi periksa, gizi ibu hamil, standar pelayanan 5T yang meliputi :

pemberian tablet darah (Fe), imunisasi TT, penimbangan berat badan,

pemeriksaan tekanan darah, dan pemeriksaan tinggi fundus uteri (Istiarti, 2000)

Ketidak mengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan

kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada

petugas kesehatan. Jika pengetahuan ibu baik tentang persalinan, maka akan lebih

(24)

2.2.2. Pendidikan

Peran seorang ibu hamil pada program pemeriksaan antenatal care

sangatlah penting. Karenanya suatu pemahaman tentang program ini amat

diperlukan untuk kalangan tersebut. Pemahaman ibu atau pengetahuan ibu

terhadap antenatal care sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu.

Latar belakang pendidikan ibu yang rendah menyulitkan berlangsungnya

suatu penyuluhan kesehatan terhadap ibu karena kurang menyadari pentingnya

informasi-informasi tentang kesehatan khususnya kesehatan pada saat ibu hamil,

baik menyangkut kebersihan dan makanan bergizi. Pendidikan juga merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, karena dapat membuat

seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide atau teknologi (Manuaba, 2001)

Slamet (1999), menyebutkan semakin tinggi tingkat pendidikan atau

pengetahuan seseorang maka semakin membutuhkan pusat-pusat pelayanan

kesehatan sebagai tempat berobat bagi dirinya dan keluarganya. Dengan

berpendidikan tinggi, maka wawasan pengetahuan semakin bertambah dan

semakin menyadari bahwa begitu penting kesehatan bagi kehidupan sehingga

termotivasi untuk melakukan kunjungan ke pusat-pusat pelayanan kesehatan yang

(25)

2.2.3. Umur

Usia reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara 20-35 tahun,

dibawah dan diatas usia tersebut akan meningkatkan resiko kehamilan maupun

persalinan. Pertambahan umur diikuti oleh perubahan perkembangan organ-organ

dalam rongga pelvic. Pada wanita usia muda, dimana organ-organ reproduksi

belum sempurna secara keseluruhan dan kejiwaan yang belum siap menjadi

seorang ibu, maka kehamilan dapat berakhir dengan suatu keguguran, bayi berat

lahir rendah (BBLR), dan dapat disertai dengan persalinan macet. Usia hamil

pertama yang ideal bagi seorang wanita adalah 20 tahun, sebab pada usia tersebut

rahim wanita sudah siap menerima kehamilan (Manuaba, 2005)

Masalah yang masih banyak dijumpai pada kehamilan dan persalinan

adalah status biologis wanita yang meliputi perkawinan usia muda kurang dari 20

tahun dan banyaknya wanita hamil pada usia 35 tahun (Manuaba, 2001).

Kehamilan yang terjadi pada wanita dibawah 20 tahun merupakan kehamilan

yang banyak menghadapi risiko-risiko kesehatan sehubungan dengan kehamilan

dini dan banyak yang memiliki pengetahuan yang terbatas atau kurang percaya

diri untuk mengakses system pelayanan kesehatan yang mengakibatkan

kunjungan pelayanan antenatal yang terbatas yang berperan penting terhadap

terjadinya komplikasi, sehingga pada kelompok usia ini diperlukan motivasi untuk

(26)

2.2.4. Ekonomi

Status sosial ekonomi yang rendah juga mempengaruhi perawatan

antenatal berupa kunjungan ke klinik. Kurangnya pendapatan keluarga

menyebabkan berkurangnya alokasi dana bagi ibu hamil untuk memperoleh

layanan kesehatan (Wiludjeng, 2005 dalam suprapto, 2002). Oleh karena itu

kelompok yang miskin mempunyai resiko yang lebih besar untuk mengalami

perdarahan antepartum dibandingkan dengan kelompok yang mampu (Royston &

Amstrong, 1994 dalam Hutapea, 2007)

Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi

rendah keluarga rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan

kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah

ibu hamil kekurangan energi dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak

mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang

dibutuhkan ibu selama kehamilan.

2.2.5. Sumber informasi

Melalui media cetak maupun elektronik berbagai informasi dapat diterima

oleh masyarakat sehingga seorang yang lebih sering terpapar media massa (TV,

Radio, Majalah, Pamflet, dan lain–lain) akan mempengaruhi informasi media,

berarti paparan media massa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki

(27)

1) Jenis-jenis informasi

Menurut Notoatmodjo S. (2003), membagi media informasi atas 3 macam

yaitu:

- Media cetak yaitu sarana komunikasi dengan tulisan terdiri dari booklet,

leaflet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubrik di majalah atau surat

kabar.

- Media elektronik yaitu sarana komunikasi dengan menggunakan elektronik

terdiri dari televisi, radio, video, slide.

- Media papan yaitu papan yang dipasang di tempat-tempat umum, diisi dengan

pesan-pesan atau informasi kesehatan.

2) Informasi berdasarkan sasaran

Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditujukan kepada

seseorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi

maupun di luar organisasi, informasi ini diklasifikasikan sebagai berikut:

- Informasi individual

Adalah informasi yang ditujukan kepada seseorang yang mempunyai fungsi

sebagai pembuat kebijakan (polici maker) dan mengambil keputusan (decision

maker) atau kepada seseorang yang diharapkan daripadanya tanggapan

terhadap informasi yang diperolehnya. Informasi jenis ini disampaikan secara

(28)

informasi yang disampaikan dan tergantung dari waktu yang diperlukan untuk

memperoleh tanggapan.

- Informasi komunitas

Adalah informasi yang ditujukan kepada khalayak organisasi, suatu kelompok

tertentu di masyarakat. Media yang menyalurkan informasi komunitas itu ada

bermacam-macam sebagai berikut: surat kabar, radio, TV, poster/spanduk,

pamphlet, dan lain-lain.

Media yang dipilih tergantung pada pesan yang dikandung, informasi

tersebut atau yang bersangkutan. Yang penting adalah bahwa yang ditentukan

akan menyalurkan kepada sasaran yang tepat, misalnya: majalah, surat kabar,

cocok untuk pengumpulan berita ataupun hasil-hasil penemuan dalam suatu

penelitian ataupun lain sebagai yang perlu diketahui oleh masyarakat luas radio

televisi untuk promosi / reklame dan lain-lain.

2.2.6. Geografis

Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan,

ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini

karena transpontasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil (Depkes RI,

2001).

Derajat kesehatan ibu dan anak perlu ditingkatkan, maka dalam upaya

perbaikannya perlu pendekatan-pendekatan yang dilakukan secara holistik dan

(29)

tetapi juga ekonomi, pendidikan dan sosial budaya(Maas,2007). Selain itu

berbagai masalah yang perlu diperhatikan dalam upaya penanganan kehamilan

dan persalinan adalah jarak layanan kesehatan, dimana pelayanan kesehatan masih

sulit dijangkau masyarakat yang berpenghasilan rendah dan lokalisasi pelayanan

kesehatan masih belum terjangkau karena jarak yang jauh, sehingga menyebabkan

ibu hamil enggan untuk memeriksakan kehamilannya (Manuaba, 1998)

2.2.7. Dukungan Suami dan Keluarga

Wanita hamil tidak hidup sendiri tetapi dalam lingkungan keluarga dan

budaya yang kompleks atau bermacam-macam. Pada kenyataanya peranan suami

dan keluarga sangat besar bagi ibu hamil dalam mendukung perilaku atau

tindakan ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Teori Snehendu B.

Kar (Notoatmodjo, 2003) menyimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang

ditentukan antara lain oleh ada atau tidaknya dukungan masyarakat sekitarnya

(social support). Orang yang tinggal dilingkungan yang menjunjung tinggi aspek

kesehatan akan lebih antusias dalam menjaga kesehatannya. Sebaliknya mereka

yang tinggal dilingkungan dengan pola hidup tidak sehat/tidak memperhatikan

kesehatan akan cenderung tidak perduli dengan pencegahan penyakit atau

(30)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini menggunakan model pendekatan

system yang terdiri dari unsur input, proses dan output. Dalam penelitian ini

menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan

pemeriksaan Antenatal care, maka hubungan antara variabel dapat digambarkan

sebagai berikut :

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

pemeriksaan ANC

Pengetahuan

Umur

Pendidikan

Ekonomi

Sumber informasi

Letak Geografis

Dukungan keluarga

Pemeriksaan kehamilan

(ANC) oleh ibu hamil

Trimester I, II, dan III

Periksa

(31)

No Variabel Defenisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pengetahuan Hal-hal yang

(32)

meliputi (defenisi,

3 Pendidikan Serangkaian proses

(33)

responden tiap

bulannya untuk

menafkahi

keluarga.

pertanyaan 2.Sedang = Rp

1.650.000 – Rp

(34)

Keluarga yang dilakukan

keluarga/ motivasi

untuk mendukung

ibu hamil dalam

melakukan

pemeriksaan ANC

sebanyak 5

pertanyaan

(3-5)

2.Tidak mendukung:

(35)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional

yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam

melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan

Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

4.2. Populasi dan Sampel 4.2.1. Populasi

Populasi adalah sejumlah besar subyek yang mempunyai karakteristik

tertentu (Sudigdo, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil

yang berjumlah 35 orang yang ada Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei

Tuan Kabupaten Deli Serdang.

4.2.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara

tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sudigdo, 2011). Sampel

pada penelitian ini diambil dengan cara total sampling, yaitu keseluruhan dari

(36)

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei

Tuan Kabupaten Deli Serdang. Adapun alasan peneliti memilih lokasi ini yaitu

peneliti mendapatkan banyak ibu-ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan

Antenatal Care, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang

menyebabkan ibu hamil tersebut tidak melakukan pemeriksaan Antenatal Care.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2012- Desember 2012.

4.4. Pertimbangan Etik Penelitian

Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan

surat permohonan kepada bagian pendidik Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Sumatera Utara untuk mendapatkan persetujuan penelitian. Setelah memperoleh

persetujuan, peneliti meminta izin kepada Kepala Desa Tanjung Rejo. Kemudian

peneliti melakukan penelitian dengan pertimbangan etik, yaitu : peneliti

menjelaskan makna dan tujuan dari pelaksanaan penelitian.

Peneliti menanyakan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam

penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika responden

menolak berpartisipasi dalam penelitian maka peneliti tidak memaksa dan tetap

menghormati hak-haknya tanpa ada tekanan fisik maupun psikologis.

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan

nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh

(37)

informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dan hanya

kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian (Nursalam,

2003)

4.5. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat

pengumpul data berupa kuesioner. Kuesioner terdiri dari 2 bagian : pertama

kuesioner data demografi yang terdiri dari umur, pendidikan dan ekonomi. Yang

kedua kuesioner tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam

melakukan pemeriksaan antenatal care yang terdiri dari:

4.5.1Variabel Dependen

4.5.1.1 Pemeriksaan Kehamilan

Kuesioner ini terdiri dari 1 pertanyaan dengan pilihan jawaban

melakukan pemeriksaan dan tidak melakukan pemeriksaan.

4.5.2Variabel Independen

Variabel Independen pada kuesioner ini terdiri dari: pendidikan, umur, ekonomi,

pengetahuan, sumber informasi, letak geografis, dan dukungan keluarga.

4.5.2.1Umur

Pada variabel umur terdiri dari 1 pertanyaan dengan penilaian sebagai berikut:

< 20 tahun, 20-35 tahun dan > 35 tahun.

(38)

Pada variabel ekonomi terdiri dari 1 pertanyaan dengan penilaian sebagai

berikut:

1).Rendah = < Rp 1.650.000

2).Sedang = Rp 1.650.000 – Rp 2.000.000

3).Tinggi = > Rp 2.000.000

4.5.2.3 Pendidikan

Pada variabel pendidikan terdiri dari 1 pertanyaan dengan penilaian

sebagai berikut:

1).Rendah = SD/SMP

2).Sedang = SMA

3).Tinggi = Akademi/perguruan tinggi

4.5.2.1 Pengetahuan

Kuesioner terdiri dari 8 pertanyaan dengan pilihan jawaban benar dan

salah. Pertanyaan yang dijawab benar diberi nilai 1 dan pertanyaan yang

salah diberi nilai 0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 8 dan terendah

adalah 0. Berdasarkan rumus statistic menurut sudjana (1992)

P =

(39)

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 8 (selisih nilai

tertinggi dan terendah) dan banyak kelas 3 (Pengetahuan baik, cukup,

kurang) maka didapatkan panjang kelas sebesar 3,33 (3). Menggunakan

p=3 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, dan

pengetahuan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan ANC dikategorikan

atas interval sebagai berikut:

Skor 0-2 = pengetahuan kurang

Skor 3-5 = pengetahuan cukup

Skor 6-8 = pengetahuan baik

4.5.2.2. Sumber informasi

Sumber informasi terdiri dari 1 pertanyaan dengan penilaian apabila

menjawab ya diberi nilai 1 dan jika menjawab tidak diberi nilai 0. Maka

diperoleh untuk jawaban ya berarti sumber informasi yang diperoleh

responden baik dan untuk jawaban tidak berarti sumber informasi yang

diperoleh tidak baik.

4.5.2.3Letak Geografis

Untuk penilaian geografis terdiri dari 1 pertanyaan yang apabila dijawab ≥

6 km diperoleh letak geografis responden jauh dari pelayanan kesehatan

dan < 6 km diperoleh letak geografis responden dekat dengan pelayanan

kesehatan.

(40)

Kuesioner terdiri dari 5 pertanyaan dengan pilihan jawaban benar dan

salah. Pertanyaan yang dijawab benar diberi nilai 1 dan pertanyaan yang

salah diberi nilai 0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 5 dan terendah

adalah 0. Berdasarkan rumus statistik menurut sudjana (1992)

P =

P= 1,33

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 5 (selisih nilai

tertinggi dan terendah) dan banyak kelas 3 (Pengetahuan baik, cukup,

kurang) maka didapatkan panjang kelas sebesar 1,33 (2). Menggunakan

p=3 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, dan

dukungan keluarga pada ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan ANC

dikategorikan atas interval sebagai berikut:

Skor 0-2 = ada dukungan keluarga

Skor 3-5 = tidak ada dukungan keluarga

4.5 Uji Validitas

Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka, oleh

karena itu perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas yang

dilakukan pada penelitian ini adalah uji validitas isi. Validitas isi adalah suatu

keputusan tentang bagaimana instrumen dengan baik mewakili karakteristik yang

(41)

instrumen sudah mewakili atau tidak, didasarkan pada pendapat ahli (Broncopp,

1999). Pada penelitian ini menggunakan validasi eksternal dan validasi internal.

Validasi internal adalah validasi isi yang telah dikonsultasikan kepada dosen yang

ahli dibidang komunitas dan dokter obgyn, validasi eksternal yaitu instrumen

yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan

data variabel. Pengukuran validitas eksternal dalam penelitian ini menggunakan

proses komputerisasi dengan jumlah responden 20 orang ibu hamil Di Desa

Karang Tuna dengan koefisien r tabel lebih besar dari 0,468 hal ini berarti

instrumen telah valid.

4.6 Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui kepercayaan (reliabilitas) instrumen dilakukan uji

reliabilitas sehingga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar derajat

atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang akan

diukur.

Uji reliabilitas akan dilakukan terhadap 20 orang ibu hamil. Hasil yang

didapat dianalisa melalui komputerisasi pada setiap kuesioner faktor-faktor yang

mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care.

Perhitungan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach

alfa. Hasil reliabilitas terhadap 30 orang responden adalah 0,874 dimana lebih

besar dari 0,632, hal ini berarti instrumen telah reliabel (setiadi, 2007)

(42)

Pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif ini dilaksanakan dengan

langkah-langkah sebagai berikut : pertama peneliti mengajukan permohonan izin

pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Sumatera Utara). Setelah mendapatkan izin lalu mengirimkan

permohonan izin yang diperoleh ke Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei

Tuan Kabupaten Deli Serdang. Peneliti mulai melaksanakan pengumpulan data

penelitian setelah mendapatkan izin dari Kepala Desa Tanjung Rejo.

Peneliti mendatangi tempat penelitian dan mulai mencari ibu-ibu hamil

yang ada Di Desa Tanjung Rejo. Setelah menemukan ibu hamil peneliti mulai

memperkenalkan diri kemudian menjelaskan kepada calon responden tentang

prosedur, tujuan penelitian, cara pengisian kuesioner, dan menjelaskan tidak ada

pemaksaan dalam pengisian kuesioner ini, jika ibu tidak bersedia menjadi

responden maka peneliti tidak memaksa dan menghormati hak-hak ibu hamil

tersebut. Jika ibu bersedia maka ibu terlebih dahulu menandatangani surat

persetujuan menjadi responden lalu mulai mengisi kuesioner. Jika ibu kurang

mengerti ibu bisa bertanya dan peneliti akan menjelaskannya. Setelah semua data

terkumpul peneliti melapor kembali ke kantor Kepala Desa untuk mengambil

surat balasan penelitian dan mengambil surat keterangan telah selesai melakukan

penelitian Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang.

(43)

Data yang disajikan akan diproses melalui:

4.8.2 Editing

Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang telah terkumpul, bila

terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengolahan data, akan diperbaiki

dengan memeriksanya dan dilakukan pendataan ulang.

4.8.3 Coding

Pemberian code dan nomor atau tanda pada setiap data yang telah

terkumpul untuk memudahkan memasukkan ke dalam tabel.

4.8.4 Tabulating

Untuk memudahkan analisa data dan pengolahan data dan pengambilan

kesimpulan data. Maka hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi.

4.9 Analisa Data

Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan dengan mendeskripsikan besarnya persentase

pada seluruh variabel penelitian dan disajikan dalam bentuk table distribusi

frekuensi.

Analisa Bivariat

Statistik bivariat adalah suatu prosedur untuk menganalisa hubungan antara

variable bebas (faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan antenatal) dan

(44)

chi-square dimana jika p value < 0,05 maka terdapat hubungan antar variabel. Lalu

variable yang memiliki hubungan diuji kembali dengan uji korelasi spearman

untuk melihat faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi ibu hamil dalam

melakukan antenatal care. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai +1.

Sifat nilai koefisien korelasi adalah plus (+) atau minus (-) yang akan

menunjukkan arah korelasi. Makna sifat korelasi :

a. Korelasi positif (+) berarti jika variabel X1 mengalami kenaikan maka

variabel X2 juga akan mengalami kenaikan.

b. Korelasi negatif (-) berarti jika variabel X1 mengalami kenaikan maka

variabel X2 akan mengalami penurunan.

Menurut Colton, kekuatan hubungan dua variabel secara kualitatif dapat

dibagi dalam 4 area, yaitu :

r = 0,00 – 0,025  Tidak ada hubungan/hubungan lemah

r = 0,26 – 0,50  Hubungan sedang

r = 0,51 – 0,75  Hubungan Kuat

(45)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai Faktor-faktor yang

mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care melalui

proses pengumpulan data yang dilakukan pada Maret 2012 – Desember 2012 Di

Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dengan

menggunakan kuesioner penelitian yang telah diuji reliabilitasnya terlebih dahulu

sebelum dilakukan penelitian. Penyajian data hasil penelitian meliputi data

demografi dan beberapa faktor yang mempengaruhi ibu hamil melakukan

kunjungan antenatal Di Desa Tanjung Rejo.

5.1.1 Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada Di Desa

Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Adapun karakteristik responden yang dipaparkan mencakup pemeriksaan

Antenatal care, usia, pendidikan, penghasilan keluarga, dan usia kehamilan. Dari

hasil penelitian yang dilakukan Di Desa Tanjung Rejo diperoleh data sebagai

berikut : dari 35 orang responden menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak

melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 23 orang (65,8%), mayoritas

responden berusia 20 – 35 tahun sebanyak 32 orang (91,4%), dengan latar

belakang pendidikan SD/SMP sebanyak 26 orang (74,3%), dimana mayoritas

penghasilan keluarga perbulannya < Rp. 1.650.000,- sebanyak 17 orang (48,6%),

dan mayoritas usia kehamilan pada trimester II yaitu 14-28 minggu sebanyak 19

(46)

Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden Di Desa Tanjung Rejo kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. (n = 35)

(47)

5.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan Antenatal care

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC Di Desa Tanjung Rejo kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

(48)

rendah dengan jumlah 17 orang (48,6%), pengetahuan baik dengan jumlah 14

orang (40%), letak geografis jauh dengan jumlah 21 orang (60%), sumber

informasi tidak baik dengan jumlah 24 orang (68,6%), dan dengan mayoritas

dukungan keluarga yang mendukung berjumlah 18 orang (51,4%).

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan ANC Berdasarkan Umur

dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil yang

memeriksakan antenatal berumur 20 – 35 tahun sebanyak 12 (100%) orang.

Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal mayoritas

berumur 20 – 35 tahun ada 20 (87%). Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,425

maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur ibu

dengan pemeriksaan antenatal care.

(49)

Dari tabel 4 diketahui hasil analisis hubungan antara pendidikan ibu hamil

dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil yang

memeriksakan antenatal berpendidikan sedang sebanyak 6 (50%) orang.

Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal mayoritas

berpendidikan rendah 22 (95,7%) orang. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,000

maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu

dengan pemeriksaan antenatal care.

Tabel 5. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan ANC Berdasarkan Penghasilan

Penghasilan

Pemeriksaan Antenatal Care

P Value Periksa Tidak Periksa

F % F %

Rendah 4 33,3 13 56,5

Sedang 7 58,3 6 26,1 0,171

Tinggi 1 8,4 4 17,4

Total 12 100 23 100

Dari tabel 5 diketahui hasil analisis hubungan antara penghasilan ibu hamil

dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil yang

memeriksakan antenatal berpenghasilan sedang sebanyak 7 (58,3%) orang.

Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal mayoritas

berpenghasilan rendah ada 13 (56,5%). Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,171

maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara penghasilan

(50)

Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan ANC

Dari tabel 6 diketahui hasil analisis hubungan antara pengetahuan ibu

hamil dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil

yang memeriksakan antenatal berpengetahuan baik sebanyak 11 (91,7%) orang.

Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal mayoritas

berpengetahuan cukup ada 11 (47,8%) orang. Hasil uji statistic diperoleh nilai

p=0,000 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara

pengetahuan ibu dengan pemeriksaan antenatal care.

Tabel 7. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan ANC Berdasarkan Letak Geografis

hamil dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil

yang memeriksakan antenatal memiliki letak geografis yang dekat sebanyak 8

(51)

ada 17 orang (73,9%). Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,025 maka dapat

disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara letak geografis ibu dengan

pemeriksaan antenatal care.

Tabel 8. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan ANC Berdasarkan Sumber Informasi

Dari tabel 8 diketahui hasil analisis hubungan antara sumber informasi ibu

hamil dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil

yang memeriksakan antenatal memiliki sumber informasi yang baik sebanyak 10

(83,3%) orang. Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan pemeriksaan

antenatal mayoritas memiliki sumber informasi yang tidak baik ada 22 (95,7%).

Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,000 maka dapat disimpulkan terdapat

hubungan yang signifikan antara sumber informasi ibu dengan pemeriksaan

antenatal care.

(52)

Dari tabel 9 diketahui hasil analisis hubungan antara dukungan keluarga

ibu hamil dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu

hamil yang memeriksakan antenatal memiliki keluarga yang mendukung

sebanyak 10 (83,3%) orang. Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan

pemeriksaan antenatal mayoritas memiliki keluarga yang tidak mendukung ada 15

(65,2%). Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,008 maka dapat disimpulkan

terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga ibu dengan

pemeriksaan antenatal care.

Setelah didapat variabel yang memiliki hubungan, maka variabel yang

memiliki hubungan di uji dengan uji korelasi spearman untuk mengetahui variabel

yang paling kuat hubungannya agar diketahui faktor yang paling dominan.

Variabel 1 Variabel 2 r

Pendidikan Pemeriksaan antenatal -0,653

Pengetahuan Pemeriksaan antenatal 0,700

Letak geografis Pemeriksaan antenatal -0,393

Sumber informasi Pemeriksaan antenatal 0,808

Dukungan keluarga Pemeriksaan antenatal 0,461

Dari tabel diatas didapat bahwa hubungan yang paling kuat yaitu faktor

sumber informasi terhadap pemeriksaan antenatal care dengan nilai r = 0,808

(53)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Faktor Pengetahuan

Hasil penelitian yang didapat Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei

Tuan Kabupaten Deli Serdang bahwa mayoritas ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan Antenatal care berpengetahuan baik dengan jumlah responden

sebanyak 11 orang (91,7%) dari 12 orang, sedangkan ibu hamil yang tidak

melakukan pemeriksaan kehamilan mayoritas berpengetahuan cukup dengan

jumlah 11 orang (47,8%) dari 23 orang. Pengetahuan memiliki hubungan

terhadap pemeriksaan antenatal care karena didapat p value < 0,05. Bila dilihat

dari gambaran pengetahuan responden tentang pemeriksaan Antenatal, diketahui

bahwa ibu hamil yang memeriksakan antenatal care hampir seluruhnya memiliki

pengetahuan yang baik, sedangkan ibu hamil yang tidak memeriksakan antenatal

mayoritas berpengetahuan cukup. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Slamet (1999), semakin tinggi tingkat pendidikan atau pengetahuan

seseorang maka semakin membutuhkan pusat-pusat pelayanan kesehatan sebagai

tempat berobat bagi dirinya dan keluarganya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Dewi (2008)

menunjukkan bahwa dari 67 responden didapatkan sebanyak 34 orang (16,4%)

mempunyai tingkat pengetahuan cukup, 22 orang (32,8%) mempunyai tingkat

pengetahuan baik, dan 11 orang (16,4%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang berpengetahuan baik

cukup lebih teratur memeriksakan antenatal care dari pada responden

(54)

5.2.2. Faktor Umur

Dari hasil penelitian yang dilakukan Di Desa Tanjung Rejo mayoritas

responden yang melakukan kunjungan antenatal berusia 20 – 35 tahun sebanyak

12 orang (100%), dan mayoritas responden yang tidak memeriksakan antenatal

care juga berusia 20 – 35 tahun sebanyak 20 orang (87%). Umur tidak memiliki

hubungan terhadap pemeriksaan antenatal care karena p value > 0,05. Bila dilihat

dari ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal care seluruhnya berusia 20 – 35

tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki usia yang ideal untuk

hamil dan mempunyai anak. Karena dengan usia yang ideal diharapkan responden

tersebut juga telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang kehamilan itu

sendiri. Dengan demikian kesiapan mental seseorang lebih baik terutama dalam

menghadapi kehamilannya. Karena dengan bertambahnya umur seseorang maka

kematangan dalam berpikir semakin baik sehingga akan termotivasi dalam

memeriksakan kehamilan, juga mengetahui akan pentingnya antenatal care.

Sejalan dengan pendapat Nursalam (2001:133) bahwa semakin cukup umur,

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan

bekerja.

Sedangkan jika dilihat dari responden yang tidak memeriksakan antenatal

care, mayoritas responden berusia 20 – 35 tahun. Hal ini terjadi kemungkinan

disebabkan karena ibu merasa berada pada rentang usia yang masih belum

memasuki kehamilan risiko tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

(55)

fasilitas antenatal lebih banyak dimanfaatkan oleh kelompok risiko tinggi, salah

satunya usia di atas 35 tahun (39,2%).

5.2.3 Faktor Pendidikan

Pendidikan ibu merupakan salah satu factor penting dalam usaha

perlindungan obstetric. Semakin tinggi pendidikan seorang ibu, semakin

meningkat kesadarannya terhadap kemungkinan adanya kesulitan dalam

persalinan sehingga timbul dorongan untuk melakukan pengawasan kehamilan

secara berkala dan teratur pada bidan atau dokter (Prichad, 1991)

Pada penelitian yang dilakukan Di Desa Tanjung Rejo mayoritas

responden berpendidikan rendah 26 orang (74,3%). Sedangkan jika di

klasifikasikan berdasarkan melakukan pemeriksaan antenatal atau tidak,

mayoritas responden yang melakukan pemeriksaan antenatal memiliki

pendidikan sedang 6 orang (50%), dan yang tidak melakukan pemeriksaan

antenatal care memiliki pendidikan rendah 22 orang (95,7%). Pendidikan

memiliki hubungan terhadap pemeriksaan antenatal karena p = 0,000. Semakin

tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menyerap sumber informasi

yang diberikan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Manuaba

(2001), pendidikan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi persepsi

seseorang, karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah menerima

ide-ide atau teknologi. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian Wiludjeng

(2005) di RSUD Serang, dimana sebagian besar responden hanya berpendidikan

(56)

5.2.4 Faktor Ekonomi

Sosial ekonomi yaitu mempunyai kegiatan atau aktivitas yang

menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong hidupnya secara financial

(Notoadmojo, 2003). Dari hasil penelitian yang dilakukan Di Desa Tanjung Rejo,

mayoritas keluarga ibu hamil yang melakukan pemeriksaan Antenatal care

memiliki penghasilan sedang sebanyak 7 orang (58,3%), sedangkan ibu hamil

yang tidak memeriksakan antenatal care memiliki penghasilan yang rendah

sebanyak 13 orang (56,5%). Ekonomi tidak memiliki hubungan terhadap

pemeriksaan antenatal karena p = 0,171. Sebagian ibu hamil di desa Tanjung

Rejo mengatakan bahwa untuk kehidupan sehari-hari seperti kebutuhan primer

(makan, minum, pakaian) kadang tidak terpenuhi, apalagi kebutuhan skunder

seperti pemeriksaan kehamilan dan hanya memeriksakan saja atau hanya di

pegang-pegang saja sudah bayar sekian ribu, mereka merasa itu hanya

membuang uang untuk hal yang kurang perlu, masih banyak yang mereka

butuhkan. Ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Nugroho (2000),

pendapatan yang sangat minimal atau kurang memadai kurang mungkin untuk

memenuhi kebutuhan gizi dalam keluarga.

5.2.5. Faktor Sumber Informasi

Informasi yang didapatkan ibu hamil dari petugas kesehatan, media cetak

atau media elektronik cukup mempengaruhi ibu hamil untuk melakukan

pemeriksaan antenatal care. Di lihat dari penelitian Di Desa Tanjung Rejo bahwa

(57)

sumber informasi baik sebanyak 10 orang (83,3%) dan yang tidak melakukan

pemeriksaan antenatal care memiliki sumber informasi tidak baik sebanyak 22

orang (95,7%). Sumber informasi memiliki hubungan terhadap pemeriksaan

antenatal karena p = 0,000. Kurangnya informasi yang di dapat ibu hamil

membuat sebagian besar mereka tidak memeriksakan kehamilannya. Hal ini

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh saifuddin (2005) Ibu yang pernah

mendapatkan informasi tentang antenatal care dari tenaga kesehatan, media

massa, maupun media elektronik akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil

tentang pentingnya melakukan antenatal care, sehingga ibu dapat teratur dalam

melakukan kunjungan antenatal care. Oleh karena tidak adanya informasi atau

kurangnya informasi yang di dapatkan oleh ibu hamil tentang antenatal care,

maka banyak ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal care.

5.2.6. Faktor Letak Geografis

Ibu sering mengeluh jauhnya jarak rumah mereka dengan pelayanan

kesehatan membuat mereka malas untuk memeriksakan kehamilan. Di tambah

lagi susahnya sarana-prasarana untuk sampai ke pelayanan kesehatan Di Desa

Tanjung Rejo. Dilihat dari data yang dikumpulkan Di Desa Tanjung Rejo,

mayoritas ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal care memiliki letak

geografis yang dekat sebanyak 8 orang (66,7%), sedangkan yang tidak melakukan

pemeriksaan mayoritas memiliki letak geografis yang jauh sebanyak 17 orang

(73,9%). Dilihat dari data letak geografis sangat mempengaruhi ibu hamil

(58)

memiliki hubungan terhadap pemeriksaan antenatal dengan nilai p = 0,025. Hal

ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Manuaba (1998), berbagai

masalah yang perlu diperhatikan dalam upaya penanganan kehamilan dan

persalinan adalah jarak layanan kesehatan, dimana pelayanan kesehatan masih

sulit dijangkau masyarakat yang berpenghasilan rendah dan lokalisasi pelayanan

kesehatan masih belum terjangkau karena jarak yang jauh, sehingga menyebabkan

ibu hamil enggan untuk memeriksakan kehamilannya.

5.2.7. Dukungan Keluarga

Dukungan psikologis dan perhatian suami serta keluarga sangat

memberikan dampak terhadap perubahan perilaku ibu hamil, sehingga sangat

dibutuhkan oleh seorang ibu yang sedang hamil. Peran suami terhadap ibu yang

sedang mengandung sampai melahirkan sangat besar, terutama dalam

pemeriksaan antenatal care, agar ibu dan bayi sehat dan selamat selama kehamilan

sampai melahirkan. Bila dilihat dari penelitian Di Desa Tanjung Rejo, mayoritas

responden yang melakukan pemeriksaan antenatal care memiliki keluarga yang

mendukung ibu hamil selama kehamilannya dalam pemeriksaan antenatal care

dan segala hal yang membuat ibu dan bayi selalu sehat selama kehamilan yaitu

sebanyak 10 orang (83,3%). Sedangkan jika dilihat dari responden yang tidak

melakukan pemeriksaan antenatal care, mayoritas responden memiliki keluarga

yang kurang mendukung atau sama sekali tidak mendukung sebanyak 15 orang

Gambar

Tabel 1. Jadwal pemberian imunisasi TT
Tabel 1.  Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden Di Desa Tanjung Rejo kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC Di Desa Tanjung Rejo kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
Tabel 3. Distribusi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Nyanyian itu telah lama hidup dan berkembang di dalam masyarakat Kulawi hingga saat ini dan seakan menjadi satu-satunya kesenian yang diketahui masyarakat luas di

harmonis di antara pegawai, namun dalam hal pekerjaan mereka kurang termotivasi untuk membantu rekan kerjanya. Hasil tersbut dapat juga disebabkan oleh karena

Judul Modul: Mengoperasikan Programmable Logic Controller (PLC). Selain itu pemrograman juga dapat dilakukan dengan komputer yang menggunakan software ”Zelio Soft 2”. Smart relay

Gambar 4.25 Graphic Standard Manual Identitas Visual Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2019 Lembar 4 Identitas Visual Menggunakan font comforta dengan ukuran Headline 24 pt dan isi

Karya tari Maha Puja merupakan karya tari yang mengambarakan keagungan Dewi Saraswati sebagai seorang yang cantik dengan kulit halus dan bersih merupakan

Untuk itu dalam kesempatan ini, saya selaku penulis dari skripsi yang mengambil salah satu objek tari betawi kreasi baru yakni Tari Lenggang Nyai milik Wiwiek Widiyastuti

Uji tekan dilakukan setelah silinder beton berumur 28 hari Hasil kuat tekan beton ringan tanpa pelapisan batu apung mengalami kenaikan nilai kuat tekan dengan penambahan serat

Dengan menggunakan laporan keuangan 2007-2010 yang diaudit dan juga laporan Juni 2011 yang telah dianalisis dengan menggunakan Model Altman Z score dapat diketahui bahwa sejak