FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL
DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANTENATAL
DI DESA TANJUNG REJO KEC. PERCUT SEI TUAN
KAB. DELI SERDANG
SKRIPSI
Oleh:
Fatimah Jahra Ritonga 111121124
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kec.Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang Tahun 2012
Penelitian : Fatimah Jahra Ritonga
Program : S1 Ekstensi
Tahun Akademik : 2011/2012
ABSTRAK
Perilaku ibu hamil dapat menggambarkan adanya kecenderungan menurun atau meningkatnya angka kematian ibu saat melahirkan, diperlukan pelayanan kesehatan tentang pentingnya Antenatal Care (ANC) dengan mengadakan pengolahan Atenatal Care (ANC) khususnya ibu pada masa kehamilan. Pemeriksaan Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan ANC yaitu pengetahuan, umur, pendidikan, ekonomi, sumber informasi, letak geografis, dan dukungan keluarga. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 35 orang ibu hamil dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Dari pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan diolah melalui komputerisasi didapat bahwa mayoritas ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 23 orang (65,8%). Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care terdapat 5 faktor yang berhubungan terhadap pemeriksaan antenatal care dengan nilai p < 0,05 yaitu faktor pengetahuan p = 0,000, Pendidikan p = 0,000, sumber informasi p = 0,000, letak geografis p = 0,025 dan dukungan keluarga p = 0,008. Lalu keseluruhan faktor di analisa kembali dengan menggunakan uji korelasi untuk melihat faktor yang paling dominan mempengaruhi pemeriksaan antenatal care. Di dapat bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care adalah faktor sumber informasi dengan nilai r = 0,808 dengan hubungan yang sangat kuat. Oleh karena itu diharapkan kepada petugas kesehatan setempat untuk lebih memperhatikan ibu-ibu hamil dan memberikan pendidikan kesehatan tentang antenatal care.
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur Peneliti Panjatkan Kehadirat Allah Yang Maha Esa
atas segala rahmat dan Karunia Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil dalam
Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut
Seituan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012”.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada
keluargaku teristimewa kepada ayahanda (Mula Tiur Ritonga) dan ibunda tercinta
(Zahiyar Hawa), serta adik-adik saya tersayang (nurul, pipah, ayu, syifa) serta
keluarga yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan
dorongan kepada penulis baik moril maupun materil serta doa yang tak henti.
Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Dedi Ardinata, MKes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.
2. Nur Asiah S.Kep, Ns selaku dosen Pembimbing Skripsi.
3. Ibu Erniyati S.Kp, MNS selaku dosen Penguji I Skripsi.
4. Ibu Ellyta Aizar S.Kp selaku dosen Penguji II Skripsi.
5. Bapak Ismayadi S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan selama saya menyelesaikan akademidi Fakutas
Keperawatan USU.
6. Bapak Selamat selaku kepala desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan
7. Bapak dan Ibu dosen beserta staf Fakultas Keperawatan USU yang telah
memberikan bekal dan bimbingan selama penulis dalam pendidikan.
8. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman yang
berada di angkatan 2011 ekstensi sore.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi penelitian ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Hal ini bukanlah kesengajaan
melainkan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan skripsi penelitian ini.
Akhir kata kepada Nya kita berserah diri semoga skripsi penelitian ini
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang
keperawatan khususnya keperawatan maternitas dan pihak-pihak yang
membutuhkan.
Medan, Februari, 2013
Peneliti
DAFTAR ISI
1.3. Tujuan Penelitian………... 5
1.4. Manfaat Penelitian……….. 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Antenatal Care……… 7
2.1.7. Hal-hal yang dilakukan pada pemeriksaan ANC 13
2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil dalam Melakukan Pemeriksaan ANC………... 14
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian……….... 26
4.2. Populasi dan Sampel………... 26
4.2.1. Populasi……….…….. 26
4.2.2. Sampel……….………… 26
4.4. Pertimbanagn Etik……….….. 27
4.5. Instrument Penelitian………... 28
4.6. Uji Validitas……… 31
4.7. Uji Reliabilitas………. 32
4.8. Pengumpulan Data………... 33
4.9. Pengolahan Data……….…. 34
4.10. Analisa Data………. 34
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian………... 36
5.2 Pembahasan………... 44
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan………... 53
6.2. Saran………... 54
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Menjadi Responden 2. Surat Persetujuan Menjadi Responden 3. Instrumen Penelitian
4. Jadwal Penelitian
5. Rencana Anggaran Penelitian 6. Surat Izin Survey Awal 7. Surat Izin Pengambilan Data 8. Surat Selesai Penelitian 9. Uji Reliabilitas
DAFTAR TABEL
NO. JUDUL HAL
Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden Di Desa Tanjung Rejo kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang……… 37
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC Di Desa Tanjung Rejo kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang………... 38
Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan
ANC Berdasarkan Umur………. 39
Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan
ANC Berdasarkan Pendidikan……… 39
Tabel 5. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan
ANC Berdasarkan Penghasilan………... 40
Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan
ANC Berdasarkan Pengetahuan………. 41
Tabel 7. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan
ANC Berdasarkan Letak Geografis……… 41
Tabel 8. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan
ANC Berdasarkan Sumber Informasi……… 42
Tabel 9. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan
ANC Berdasarkan Dukungan Keluarga……… 42
Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kec.Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang Tahun 2012
Penelitian : Fatimah Jahra Ritonga
Program : S1 Ekstensi
Tahun Akademik : 2011/2012
ABSTRAK
Perilaku ibu hamil dapat menggambarkan adanya kecenderungan menurun atau meningkatnya angka kematian ibu saat melahirkan, diperlukan pelayanan kesehatan tentang pentingnya Antenatal Care (ANC) dengan mengadakan pengolahan Atenatal Care (ANC) khususnya ibu pada masa kehamilan. Pemeriksaan Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan ANC yaitu pengetahuan, umur, pendidikan, ekonomi, sumber informasi, letak geografis, dan dukungan keluarga. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 35 orang ibu hamil dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Dari pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan diolah melalui komputerisasi didapat bahwa mayoritas ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 23 orang (65,8%). Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care terdapat 5 faktor yang berhubungan terhadap pemeriksaan antenatal care dengan nilai p < 0,05 yaitu faktor pengetahuan p = 0,000, Pendidikan p = 0,000, sumber informasi p = 0,000, letak geografis p = 0,025 dan dukungan keluarga p = 0,008. Lalu keseluruhan faktor di analisa kembali dengan menggunakan uji korelasi untuk melihat faktor yang paling dominan mempengaruhi pemeriksaan antenatal care. Di dapat bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care adalah faktor sumber informasi dengan nilai r = 0,808 dengan hubungan yang sangat kuat. Oleh karena itu diharapkan kepada petugas kesehatan setempat untuk lebih memperhatikan ibu-ibu hamil dan memberikan pendidikan kesehatan tentang antenatal care.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,
dalam upaya meningkatkan hal tersebut khususnya para ibu-ibu hamil dituntut
untuk bekerja sama dengan tenaga pelayanan kesehatan guna tercapainya derajat
kesehatan ibu dan balita yang seoptimal mungkin. Dalam hal ini perilaku ibu
hamil dapat menggambarkan adanya kecenderungan menurun atau meningkatnya
angka kematian ibu saat melahirkan. Oleh sebab itu diperlukan pelayanan
kesehatan tentang pentingnya Antenatal Care (ANC) dengan mengadakan
pengolahan Atenatal Care (ANC) khususnya ibu pada masa kehamilan. Ibu pada
masa kehamilan rentan atau memiliki risiko tinggi terhadap penyakit-penyakit
yang mengancam jiwa ibu dan janinnya, oleh karena itu ibu hamil penting dalam
melakukan pemeriksaan ANC. Apabila ibu tidak melakukan pemeriksaan ANC
maka akan meningkatkan angka kematian pada ibu melahirkan. Angka kematian
ibu melahirkan (AKL) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku
hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat
pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil.
(Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2005)
Antenatal Care (pemeriksaan kehamilan) sangatlah penting diketahui
oleh ibu hamil karena dapat membantu mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat,
memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan
penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan resiko tinggi serta menurunkan
morbiditas dan mortalitas ibu dan janin (Mufdlilah, 2009).
Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah
kematian yang terjadi pada saat kehamilan, persalinan atau dalam 42 hari setelah
persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung dari
kehamilan atau persalinannya (Depkes RI, 2009). Penyebab langsung kematian
tersebut dikenal dengan Trias Klasik yaitu perdarahan (28%), eklampsia (24%)
dan infeksi (11%). Sedangkan penyebab tidak langsung antara lain adalah ibu
hamil menderita penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum
kehamilan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis, anemia,
malaria (SKRT, 2001). Penyebab tersebut sebenarnya dapat dicegah dengan
pemeriksaan kehamilan (AntenatalCare) yang memadai (Arsita, 2012).
Laporan Survei Demografi Indonesia (SDKI) terakhir memperkirakan
angka kematian ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007.
Bahkan WHO, UNICEF, UNFPA, dan World Bank memperkirakan angka
kematian ibu yang lebih tinggi, yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup
(Arsita, 2012)
Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008),
angka kematian ibu hamil banyak terjadi akibat para ibu tidak mempunyai akses
untuk pergi ke bidan maupun dokter yang ada di daerah-daerah. Menurut Dr.
pihaknya telah mengetahui hal ini sejak lama. Rata-rata, 10% ibu di Indonesia
tidak pernah memeriksakan kandungannya ke petugas kesehatan. Bahkan 30% ibu
di Indonesia tidak melahirkan di dokter atau bidan. Mereka lebih memilih untuk
melahirkan di dukun (Kompas, 2012)
Angka kematian ibu di Sumatera Utara tahun 2009 masih tinggi
mencapai 260 per 10.000 kelahiran hidup. Namun, tahun ini, angka kematian ibu
diperkirakan menurun menjadi 130 per 10.000 kelahiran hidup. Berdasarkan
Survei Demografi Kesehatan Indonesia, selain keracunan kehamilan, infeksi,
status gizi, anemia (gizi besi), (penyebab pendarahan, BBLR) 40%, pendarahan
menjadi penyebab utama kematian ibu saat melahirkan di Sumut. Terlalu sering
melahirkan dan terlalu rapat jarak melahirkan juga menjadi risiko utama kematian
ibu.
Angka kematian ibu (AKI) saat melahirkan pada 2010 mencapai
249/100.000 kelahiran hidup. Jumlah tersebut melampaui kematian ibu
melahirkan tingkat nasional yakni 228/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka
kematian bayi (AKB) di Sumatra Utara pada 2010 lebih rendah dari nasional
yakni sebanyak 22/1.000 kelahiran hidup. Di tingkat nasional, angka kematian
bayi 34/1.000 kelahiran hidup.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingginya angka kematian
ibu adalah sikap dan perilaku ibu itu sendiri selama hamil dan didukung oleh
pengetahuan ibu terhadap kehamilannya. Beberapa faktor yang melatar belakangi
disebabkan tingkat pendidikan ibu rendah, kemampuan ekonomi keluarga rendah,
kedudukan sosial budaya yang tidak mendukung
Dari data yang diperoleh oleh penulis di desa Tanjung Rejo Kecamatan
Percut seituan setelah melakukan survey awal, terdapat 35 orang ibu hamil dan
sekitar 23 orang ibu hamil tidak pernah melakukan pemeriksaan Antenatal care.
Beberapa ibu hamil telah dilakukan wawancara langsung, Ibu-ibu hamil tersebut
mengatakan jauhnya puskesmas dan bidan serta tidak ada nya transportasi yang
membuat mereka tidak pernah memeriksakan ANC. Mereka juga tidak memiliki
ekonomi yang cukup untuk memeriksakan ANC selama masa kehamilan serta
kurangnya informasi yang mereka dapat tentang tujuan, manfaat, dan jadwal
pemeriksaan Antenatal care.
Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam
Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut
Seituan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012”.
1.2.Perumusan Masalah
- Faktor-faktor apa yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan
pemeriksaan Antenatal care?
- Faktor apa yang paling dominan mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan
1.3.Tujuan Penelitian
- Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk :
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam
melakukan pemeriksaan Antenatal care.
- Mengidentifikasi faktor yang paling dominan mempengaruhi ibu hamil dalam
melakukan pemeriksaan Antenatal care.
1.4.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :
1.4.1.Praktek Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan menjadi sumber pengetahuan
dan strategi bagi perawat dalam memberikan promosi kesehatan dan
penyuluhan keperawatan yang lebih komprehensif pada ibu-ibu yang sedang
hamil.
1.4.2.Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dalam ilmu
keperawatan, khususnya bidang keperawatan maternitas tentang
pengalaman ibu-ibu hamil yang tidak pernah melakukan pemeriksaan
Antenatal care
1.4.3.Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber data dasar dan juga
yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu hamil dalam pemeriksaan
ANC.
1.4.4.Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi puskesmas
yang ada di desa Tanjung Rejo agar lebih memperhatikan ibu-ibu hamil
serta memberikan pendidikan kesehatan pada ibu-ibu yang sedang hamil
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemeriksaan Antenatal Care 2.1.1. Defenisi
Pemeriksaan Antenatal Care adalah suatu program yang terencana
berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan
(Mufdillah, 2009)
Menurut WHO (2010), Antental Care adalah pengawasan sebelum
persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim.
2.1.2 Tujuan Pelayanan Antenatal Care.
Ada beberapa tujuan Antenatal Care menurut (Kusmiyati,et al.,2008)
yaitu mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi,
mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah ataupun obstetri
selama kehamilan, mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan
menghadapi komplikasi, membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan
sukses, menjalankan puerperium normal, dan merawat anak secara fisik, psikologi
2.1.3. Manfaat Antenatal Care
Menurut (Mufdlilah, 2009) manfaat Antenatal Care yaitu Memfasilitasi
hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan alasan
menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang
dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan
kesehatan.
2.1.4. Standar Pelayanan Antenatal Care
Pelayanan antental adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional
(dokter spesialis kebidanan, Dokter umum, bidan, perawat) untuk ibu selama masa
kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan Antenatal Care yaitu
(Mufdlilah, 2009) :
- Penimbangan badan
Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil secara teratur
mempunyai arti klinis penting, karena ada hubungan yang erat antara pertambahan
berat badan selama kehamilan dengan berat badan lahir anak. Pertambahan berat
badan hanya sedikit menghasilkan rata-rata berat badan lahir anak yang lebih
rendah dan resiko yang lebih tinggi untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian
bayi.
Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai
indikator pertumbuhan janin dalam rahim. Berdasarkan pengamatan pertambahan
berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi berat badannya sebelum hamil
badan ibu sebelum hamil (Cunningham dkk, 1997), jika berat badan tidak
bertambah, menunjukkan ibu mengalami kurang gizi.
- Pengukuran tinggi badan
Mengukur tinggi badan dapat dilakukan pada awal ANC saja, cara
mengukur tinggi badan (dalam meter) adalah dengan posisi tegak berdiri tanpa
menggunakan sepatu dan dilakukan pengukuran. Tinggi badan kurang dari 1,5
meter dapat menjadi alasan untuk direncanakannya proses persalinan dengan cara
operasi. Karena tinggi badan berkaitan dengan kemungkinan panggul sempit, bila
tinggi kurang dari 150 cm. Sehingga ibu hamil bersama suaminya dapat
menyiapkan biaya operasi sejak dini, serta menumbuhkan kesiapan psikis untuk
operasi.
- Pengukuran tekanan darah
Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus dilakukan
secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga
gejala preeklamsi. Apabila pada kehamilan triwulan III terjadi kenaikan berat
badan lebih dari 1 kg, dalam waktu 1 minggu kemungkinan menyebabkan
terjadinya odema, apabila disertai dengan kenaikan tekanan darah dan tekanan
diastolik yang mencapai >140/90 mmHg atau mengalami kenaikan 15 mmHg
dalam 2 kali pengukuran dengan jarak 1 jam, ibu hamil dikatakan preeklamsi
mempunyai dari 3 gejala preeklamsi. Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi, maka
akan berlanjut menjadi eklamsi. Dimana eklamsi salah satu faktor penyebab
- Pemberian imunisasi TT
Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2
kali dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari terjadinya
tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.
Tabel 1. Jadwal pemberian imunisasi TT
Antigen Interval (selang waktu minimal)
Lama perlindungan
% perlindungan TT1 Pada kunjungan antenatal
pertama
- -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun* 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup
99
Keterangan: * artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan,
maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum)
sumber: (Prawirohardjo,2006).
- Pengukuran tinggi fundus uteri
Pengukuran TFU dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi secara
dini terhadap berat badan janin, terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau
- Temu wicara
Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya
tentang tanda-tanda resiko kehamilan (Depkes RI, 2001).
- Pemberian tablet Fe
Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah rendah) pada 3
bulan terakhir masa kehamilannya, karena pada masa itu janin menimbun
cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah
lahir. Anemia pada kehamilan dapat disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan zat
besi untuk pertumbuhan janin, kurangnya asupan zat besi pada makanan yang
dikonsumsi ibu hamil, pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan,
dan adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat
persalinan sebelumnya dan menstruasi.
Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan
janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin, abortus, cacat bawaan,
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir
prematur, pendarahan, rentan infeksi. Defisiensi besi bukan satu-satunya
penyebab anemia, tetapi apabila prevalensi anemia tinggi, defisiensi besi biasanya
dianggap sebagai penyebab yang paling dominan. Pertimbangan itu membuat
suplementasi tablet besi folat selama ini dianggap sebagai salah satu cara yang
sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah anemia. Anemia dapat diatasi dengan
meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil
selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60
miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat.
Memberikan tablet zat besi 90 tablet selama 3 bulan, diminum setiap
hari, untuk mencegah terjadinya anemia dalam kandungan.
2.1.5. Jadwal Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care
Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika
haidnya terlambat satu bulan, periksa ulang satu kali sebulan sampai kehamilan 7
bulan, pemeriksaan ulang 2x sebulan sampai kehamilan 9 bulan, periksa ulang
setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan, periksa khusus bila ada
keluhan-keluhan. Namun berdasarkan Depkes RI (2009), setidak-tidaknya ANC dilakukan
sebanyak 4 kali selama kehamilan yaitu: satu kali pada trimester I, satu kali pada
trimester ke II, dan dua kali pada trimester III.
2.1.6. Tempat Pelayanan Antenatal Care
Pelayanan antenatal care bisa didapatkan di Rumah Sakit, Puskesmas,
Bidan Praktek Swasta, Dokter Praktek Swasta, Posyandu. Pelayanan antenatal
care hanya diberikan oleh tenaga kesehatan dan bukan dukun bayi
2.1.7. Hal-hal yang dilakukan pada pemeriksaan antenatal care (ANC) - Trimester I dan II
Setiap bulan sekali diambil data tentang laboratorium, pemeriksaan
ultrasonografi, nasehat diet : empat sehat lima sempurna, protein ½ gr/kg BB atau
satu telur/hari, observasi yang dapat mempengaruhi kehamilan, komplikasi
kehamilan, rencana : pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya komplikasi
kehamilan, imunisasi tetanus pertama.
- Trimester III
Setiap dua minggu-seminggu sampai ada tanda kelahiran tiba, evaluasi
data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan, diet empat sehat lima
sempurna, pemeriksaan ultrasonografi, imunisasi tetanus II, observasi : penyakit
yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil trimester ketiga, berbagai kelainan
kehamilan trimester III, rencana pengobatan, nasehat dan petunjuk tentang: tanda
2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan Antenatal Care (ANC)
2.2.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman, juga bisa didapat dari
informasi yang disampaikan oleh guru, orangtua, buku, dan surat kabar.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmojo, 2007)
Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu pengetahuan situasi atau
rangsangan dari luar. Dalam hal pelayanan antenatal, perilaku dalam bentuk
pengetahuan tersebut berbentuk pengetahuan tentang manfaat pemeriksaan
kehamilan, frekuensi periksa, gizi ibu hamil, standar pelayanan 5T yang meliputi :
pemberian tablet darah (Fe), imunisasi TT, penimbangan berat badan,
pemeriksaan tekanan darah, dan pemeriksaan tinggi fundus uteri (Istiarti, 2000)
Ketidak mengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan
kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada
petugas kesehatan. Jika pengetahuan ibu baik tentang persalinan, maka akan lebih
2.2.2. Pendidikan
Peran seorang ibu hamil pada program pemeriksaan antenatal care
sangatlah penting. Karenanya suatu pemahaman tentang program ini amat
diperlukan untuk kalangan tersebut. Pemahaman ibu atau pengetahuan ibu
terhadap antenatal care sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu.
Latar belakang pendidikan ibu yang rendah menyulitkan berlangsungnya
suatu penyuluhan kesehatan terhadap ibu karena kurang menyadari pentingnya
informasi-informasi tentang kesehatan khususnya kesehatan pada saat ibu hamil,
baik menyangkut kebersihan dan makanan bergizi. Pendidikan juga merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, karena dapat membuat
seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide atau teknologi (Manuaba, 2001)
Slamet (1999), menyebutkan semakin tinggi tingkat pendidikan atau
pengetahuan seseorang maka semakin membutuhkan pusat-pusat pelayanan
kesehatan sebagai tempat berobat bagi dirinya dan keluarganya. Dengan
berpendidikan tinggi, maka wawasan pengetahuan semakin bertambah dan
semakin menyadari bahwa begitu penting kesehatan bagi kehidupan sehingga
termotivasi untuk melakukan kunjungan ke pusat-pusat pelayanan kesehatan yang
2.2.3. Umur
Usia reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara 20-35 tahun,
dibawah dan diatas usia tersebut akan meningkatkan resiko kehamilan maupun
persalinan. Pertambahan umur diikuti oleh perubahan perkembangan organ-organ
dalam rongga pelvic. Pada wanita usia muda, dimana organ-organ reproduksi
belum sempurna secara keseluruhan dan kejiwaan yang belum siap menjadi
seorang ibu, maka kehamilan dapat berakhir dengan suatu keguguran, bayi berat
lahir rendah (BBLR), dan dapat disertai dengan persalinan macet. Usia hamil
pertama yang ideal bagi seorang wanita adalah 20 tahun, sebab pada usia tersebut
rahim wanita sudah siap menerima kehamilan (Manuaba, 2005)
Masalah yang masih banyak dijumpai pada kehamilan dan persalinan
adalah status biologis wanita yang meliputi perkawinan usia muda kurang dari 20
tahun dan banyaknya wanita hamil pada usia 35 tahun (Manuaba, 2001).
Kehamilan yang terjadi pada wanita dibawah 20 tahun merupakan kehamilan
yang banyak menghadapi risiko-risiko kesehatan sehubungan dengan kehamilan
dini dan banyak yang memiliki pengetahuan yang terbatas atau kurang percaya
diri untuk mengakses system pelayanan kesehatan yang mengakibatkan
kunjungan pelayanan antenatal yang terbatas yang berperan penting terhadap
terjadinya komplikasi, sehingga pada kelompok usia ini diperlukan motivasi untuk
2.2.4. Ekonomi
Status sosial ekonomi yang rendah juga mempengaruhi perawatan
antenatal berupa kunjungan ke klinik. Kurangnya pendapatan keluarga
menyebabkan berkurangnya alokasi dana bagi ibu hamil untuk memperoleh
layanan kesehatan (Wiludjeng, 2005 dalam suprapto, 2002). Oleh karena itu
kelompok yang miskin mempunyai resiko yang lebih besar untuk mengalami
perdarahan antepartum dibandingkan dengan kelompok yang mampu (Royston &
Amstrong, 1994 dalam Hutapea, 2007)
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi
rendah keluarga rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan
kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah
ibu hamil kekurangan energi dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak
mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang
dibutuhkan ibu selama kehamilan.
2.2.5. Sumber informasi
Melalui media cetak maupun elektronik berbagai informasi dapat diterima
oleh masyarakat sehingga seorang yang lebih sering terpapar media massa (TV,
Radio, Majalah, Pamflet, dan lain–lain) akan mempengaruhi informasi media,
berarti paparan media massa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki
1) Jenis-jenis informasi
Menurut Notoatmodjo S. (2003), membagi media informasi atas 3 macam
yaitu:
- Media cetak yaitu sarana komunikasi dengan tulisan terdiri dari booklet,
leaflet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubrik di majalah atau surat
kabar.
- Media elektronik yaitu sarana komunikasi dengan menggunakan elektronik
terdiri dari televisi, radio, video, slide.
- Media papan yaitu papan yang dipasang di tempat-tempat umum, diisi dengan
pesan-pesan atau informasi kesehatan.
2) Informasi berdasarkan sasaran
Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditujukan kepada
seseorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi
maupun di luar organisasi, informasi ini diklasifikasikan sebagai berikut:
- Informasi individual
Adalah informasi yang ditujukan kepada seseorang yang mempunyai fungsi
sebagai pembuat kebijakan (polici maker) dan mengambil keputusan (decision
maker) atau kepada seseorang yang diharapkan daripadanya tanggapan
terhadap informasi yang diperolehnya. Informasi jenis ini disampaikan secara
informasi yang disampaikan dan tergantung dari waktu yang diperlukan untuk
memperoleh tanggapan.
- Informasi komunitas
Adalah informasi yang ditujukan kepada khalayak organisasi, suatu kelompok
tertentu di masyarakat. Media yang menyalurkan informasi komunitas itu ada
bermacam-macam sebagai berikut: surat kabar, radio, TV, poster/spanduk,
pamphlet, dan lain-lain.
Media yang dipilih tergantung pada pesan yang dikandung, informasi
tersebut atau yang bersangkutan. Yang penting adalah bahwa yang ditentukan
akan menyalurkan kepada sasaran yang tepat, misalnya: majalah, surat kabar,
cocok untuk pengumpulan berita ataupun hasil-hasil penemuan dalam suatu
penelitian ataupun lain sebagai yang perlu diketahui oleh masyarakat luas radio
televisi untuk promosi / reklame dan lain-lain.
2.2.6. Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan,
ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini
karena transpontasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil (Depkes RI,
2001).
Derajat kesehatan ibu dan anak perlu ditingkatkan, maka dalam upaya
perbaikannya perlu pendekatan-pendekatan yang dilakukan secara holistik dan
tetapi juga ekonomi, pendidikan dan sosial budaya(Maas,2007). Selain itu
berbagai masalah yang perlu diperhatikan dalam upaya penanganan kehamilan
dan persalinan adalah jarak layanan kesehatan, dimana pelayanan kesehatan masih
sulit dijangkau masyarakat yang berpenghasilan rendah dan lokalisasi pelayanan
kesehatan masih belum terjangkau karena jarak yang jauh, sehingga menyebabkan
ibu hamil enggan untuk memeriksakan kehamilannya (Manuaba, 1998)
2.2.7. Dukungan Suami dan Keluarga
Wanita hamil tidak hidup sendiri tetapi dalam lingkungan keluarga dan
budaya yang kompleks atau bermacam-macam. Pada kenyataanya peranan suami
dan keluarga sangat besar bagi ibu hamil dalam mendukung perilaku atau
tindakan ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Teori Snehendu B.
Kar (Notoatmodjo, 2003) menyimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang
ditentukan antara lain oleh ada atau tidaknya dukungan masyarakat sekitarnya
(social support). Orang yang tinggal dilingkungan yang menjunjung tinggi aspek
kesehatan akan lebih antusias dalam menjaga kesehatannya. Sebaliknya mereka
yang tinggal dilingkungan dengan pola hidup tidak sehat/tidak memperhatikan
kesehatan akan cenderung tidak perduli dengan pencegahan penyakit atau
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini menggunakan model pendekatan
system yang terdiri dari unsur input, proses dan output. Dalam penelitian ini
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan
pemeriksaan Antenatal care, maka hubungan antara variabel dapat digambarkan
sebagai berikut :
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pemeriksaan ANC
Pengetahuan
Umur
Pendidikan
Ekonomi
Sumber informasi
Letak Geografis
Dukungan keluarga
Pemeriksaan kehamilan
(ANC) oleh ibu hamil
Trimester I, II, dan III
Periksa
No Variabel Defenisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Pengetahuan Hal-hal yang
meliputi (defenisi,
3 Pendidikan Serangkaian proses
responden tiap
bulannya untuk
menafkahi
keluarga.
pertanyaan 2.Sedang = Rp
1.650.000 – Rp
Keluarga yang dilakukan
keluarga/ motivasi
untuk mendukung
ibu hamil dalam
melakukan
pemeriksaan ANC
sebanyak 5
pertanyaan
(3-5)
2.Tidak mendukung:
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional
yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
4.2. Populasi dan Sampel 4.2.1. Populasi
Populasi adalah sejumlah besar subyek yang mempunyai karakteristik
tertentu (Sudigdo, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil
yang berjumlah 35 orang yang ada Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang.
4.2.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sudigdo, 2011). Sampel
pada penelitian ini diambil dengan cara total sampling, yaitu keseluruhan dari
4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang. Adapun alasan peneliti memilih lokasi ini yaitu
peneliti mendapatkan banyak ibu-ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan
Antenatal Care, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan ibu hamil tersebut tidak melakukan pemeriksaan Antenatal Care.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2012- Desember 2012.
4.4. Pertimbangan Etik Penelitian
Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan
surat permohonan kepada bagian pendidik Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Sumatera Utara untuk mendapatkan persetujuan penelitian. Setelah memperoleh
persetujuan, peneliti meminta izin kepada Kepala Desa Tanjung Rejo. Kemudian
peneliti melakukan penelitian dengan pertimbangan etik, yaitu : peneliti
menjelaskan makna dan tujuan dari pelaksanaan penelitian.
Peneliti menanyakan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam
penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika responden
menolak berpartisipasi dalam penelitian maka peneliti tidak memaksa dan tetap
menghormati hak-haknya tanpa ada tekanan fisik maupun psikologis.
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan
nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh
informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dan hanya
kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian (Nursalam,
2003)
4.5. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat
pengumpul data berupa kuesioner. Kuesioner terdiri dari 2 bagian : pertama
kuesioner data demografi yang terdiri dari umur, pendidikan dan ekonomi. Yang
kedua kuesioner tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam
melakukan pemeriksaan antenatal care yang terdiri dari:
4.5.1Variabel Dependen
4.5.1.1 Pemeriksaan Kehamilan
Kuesioner ini terdiri dari 1 pertanyaan dengan pilihan jawaban
melakukan pemeriksaan dan tidak melakukan pemeriksaan.
4.5.2Variabel Independen
Variabel Independen pada kuesioner ini terdiri dari: pendidikan, umur, ekonomi,
pengetahuan, sumber informasi, letak geografis, dan dukungan keluarga.
4.5.2.1Umur
Pada variabel umur terdiri dari 1 pertanyaan dengan penilaian sebagai berikut:
< 20 tahun, 20-35 tahun dan > 35 tahun.
Pada variabel ekonomi terdiri dari 1 pertanyaan dengan penilaian sebagai
berikut:
1).Rendah = < Rp 1.650.000
2).Sedang = Rp 1.650.000 – Rp 2.000.000
3).Tinggi = > Rp 2.000.000
4.5.2.3 Pendidikan
Pada variabel pendidikan terdiri dari 1 pertanyaan dengan penilaian
sebagai berikut:
1).Rendah = SD/SMP
2).Sedang = SMA
3).Tinggi = Akademi/perguruan tinggi
4.5.2.1 Pengetahuan
Kuesioner terdiri dari 8 pertanyaan dengan pilihan jawaban benar dan
salah. Pertanyaan yang dijawab benar diberi nilai 1 dan pertanyaan yang
salah diberi nilai 0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 8 dan terendah
adalah 0. Berdasarkan rumus statistic menurut sudjana (1992)
P =
Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 8 (selisih nilai
tertinggi dan terendah) dan banyak kelas 3 (Pengetahuan baik, cukup,
kurang) maka didapatkan panjang kelas sebesar 3,33 (3). Menggunakan
p=3 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, dan
pengetahuan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan ANC dikategorikan
atas interval sebagai berikut:
Skor 0-2 = pengetahuan kurang
Skor 3-5 = pengetahuan cukup
Skor 6-8 = pengetahuan baik
4.5.2.2. Sumber informasi
Sumber informasi terdiri dari 1 pertanyaan dengan penilaian apabila
menjawab ya diberi nilai 1 dan jika menjawab tidak diberi nilai 0. Maka
diperoleh untuk jawaban ya berarti sumber informasi yang diperoleh
responden baik dan untuk jawaban tidak berarti sumber informasi yang
diperoleh tidak baik.
4.5.2.3Letak Geografis
Untuk penilaian geografis terdiri dari 1 pertanyaan yang apabila dijawab ≥
6 km diperoleh letak geografis responden jauh dari pelayanan kesehatan
dan < 6 km diperoleh letak geografis responden dekat dengan pelayanan
kesehatan.
Kuesioner terdiri dari 5 pertanyaan dengan pilihan jawaban benar dan
salah. Pertanyaan yang dijawab benar diberi nilai 1 dan pertanyaan yang
salah diberi nilai 0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 5 dan terendah
adalah 0. Berdasarkan rumus statistik menurut sudjana (1992)
P =
P= 1,33
Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 5 (selisih nilai
tertinggi dan terendah) dan banyak kelas 3 (Pengetahuan baik, cukup,
kurang) maka didapatkan panjang kelas sebesar 1,33 (2). Menggunakan
p=3 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, dan
dukungan keluarga pada ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan ANC
dikategorikan atas interval sebagai berikut:
Skor 0-2 = ada dukungan keluarga
Skor 3-5 = tidak ada dukungan keluarga
4.5 Uji Validitas
Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka, oleh
karena itu perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas yang
dilakukan pada penelitian ini adalah uji validitas isi. Validitas isi adalah suatu
keputusan tentang bagaimana instrumen dengan baik mewakili karakteristik yang
instrumen sudah mewakili atau tidak, didasarkan pada pendapat ahli (Broncopp,
1999). Pada penelitian ini menggunakan validasi eksternal dan validasi internal.
Validasi internal adalah validasi isi yang telah dikonsultasikan kepada dosen yang
ahli dibidang komunitas dan dokter obgyn, validasi eksternal yaitu instrumen
yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan
data variabel. Pengukuran validitas eksternal dalam penelitian ini menggunakan
proses komputerisasi dengan jumlah responden 20 orang ibu hamil Di Desa
Karang Tuna dengan koefisien r tabel lebih besar dari 0,468 hal ini berarti
instrumen telah valid.
4.6 Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui kepercayaan (reliabilitas) instrumen dilakukan uji
reliabilitas sehingga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar derajat
atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang akan
diukur.
Uji reliabilitas akan dilakukan terhadap 20 orang ibu hamil. Hasil yang
didapat dianalisa melalui komputerisasi pada setiap kuesioner faktor-faktor yang
mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care.
Perhitungan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach
alfa. Hasil reliabilitas terhadap 30 orang responden adalah 0,874 dimana lebih
besar dari 0,632, hal ini berarti instrumen telah reliabel (setiadi, 2007)
Pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif ini dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut : pertama peneliti mengajukan permohonan izin
pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sumatera Utara). Setelah mendapatkan izin lalu mengirimkan
permohonan izin yang diperoleh ke Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang. Peneliti mulai melaksanakan pengumpulan data
penelitian setelah mendapatkan izin dari Kepala Desa Tanjung Rejo.
Peneliti mendatangi tempat penelitian dan mulai mencari ibu-ibu hamil
yang ada Di Desa Tanjung Rejo. Setelah menemukan ibu hamil peneliti mulai
memperkenalkan diri kemudian menjelaskan kepada calon responden tentang
prosedur, tujuan penelitian, cara pengisian kuesioner, dan menjelaskan tidak ada
pemaksaan dalam pengisian kuesioner ini, jika ibu tidak bersedia menjadi
responden maka peneliti tidak memaksa dan menghormati hak-hak ibu hamil
tersebut. Jika ibu bersedia maka ibu terlebih dahulu menandatangani surat
persetujuan menjadi responden lalu mulai mengisi kuesioner. Jika ibu kurang
mengerti ibu bisa bertanya dan peneliti akan menjelaskannya. Setelah semua data
terkumpul peneliti melapor kembali ke kantor Kepala Desa untuk mengambil
surat balasan penelitian dan mengambil surat keterangan telah selesai melakukan
penelitian Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang.
Data yang disajikan akan diproses melalui:
4.8.2 Editing
Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang telah terkumpul, bila
terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengolahan data, akan diperbaiki
dengan memeriksanya dan dilakukan pendataan ulang.
4.8.3 Coding
Pemberian code dan nomor atau tanda pada setiap data yang telah
terkumpul untuk memudahkan memasukkan ke dalam tabel.
4.8.4 Tabulating
Untuk memudahkan analisa data dan pengolahan data dan pengambilan
kesimpulan data. Maka hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
4.9 Analisa Data
Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan dengan mendeskripsikan besarnya persentase
pada seluruh variabel penelitian dan disajikan dalam bentuk table distribusi
frekuensi.
Analisa Bivariat
Statistik bivariat adalah suatu prosedur untuk menganalisa hubungan antara
variable bebas (faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan antenatal) dan
chi-square dimana jika p value < 0,05 maka terdapat hubungan antar variabel. Lalu
variable yang memiliki hubungan diuji kembali dengan uji korelasi spearman
untuk melihat faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi ibu hamil dalam
melakukan antenatal care. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai +1.
Sifat nilai koefisien korelasi adalah plus (+) atau minus (-) yang akan
menunjukkan arah korelasi. Makna sifat korelasi :
a. Korelasi positif (+) berarti jika variabel X1 mengalami kenaikan maka
variabel X2 juga akan mengalami kenaikan.
b. Korelasi negatif (-) berarti jika variabel X1 mengalami kenaikan maka
variabel X2 akan mengalami penurunan.
Menurut Colton, kekuatan hubungan dua variabel secara kualitatif dapat
dibagi dalam 4 area, yaitu :
r = 0,00 – 0,025 Tidak ada hubungan/hubungan lemah
r = 0,26 – 0,50 Hubungan sedang
r = 0,51 – 0,75 Hubungan Kuat
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai Faktor-faktor yang
mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care melalui
proses pengumpulan data yang dilakukan pada Maret 2012 – Desember 2012 Di
Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dengan
menggunakan kuesioner penelitian yang telah diuji reliabilitasnya terlebih dahulu
sebelum dilakukan penelitian. Penyajian data hasil penelitian meliputi data
demografi dan beberapa faktor yang mempengaruhi ibu hamil melakukan
kunjungan antenatal Di Desa Tanjung Rejo.
5.1.1 Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada Di Desa
Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
Adapun karakteristik responden yang dipaparkan mencakup pemeriksaan
Antenatal care, usia, pendidikan, penghasilan keluarga, dan usia kehamilan. Dari
hasil penelitian yang dilakukan Di Desa Tanjung Rejo diperoleh data sebagai
berikut : dari 35 orang responden menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak
melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 23 orang (65,8%), mayoritas
responden berusia 20 – 35 tahun sebanyak 32 orang (91,4%), dengan latar
belakang pendidikan SD/SMP sebanyak 26 orang (74,3%), dimana mayoritas
penghasilan keluarga perbulannya < Rp. 1.650.000,- sebanyak 17 orang (48,6%),
dan mayoritas usia kehamilan pada trimester II yaitu 14-28 minggu sebanyak 19
Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden Di Desa Tanjung Rejo kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. (n = 35)
5.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan Antenatal care
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC Di Desa Tanjung Rejo kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
rendah dengan jumlah 17 orang (48,6%), pengetahuan baik dengan jumlah 14
orang (40%), letak geografis jauh dengan jumlah 21 orang (60%), sumber
informasi tidak baik dengan jumlah 24 orang (68,6%), dan dengan mayoritas
dukungan keluarga yang mendukung berjumlah 18 orang (51,4%).
Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan ANC Berdasarkan Umur
dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil yang
memeriksakan antenatal berumur 20 – 35 tahun sebanyak 12 (100%) orang.
Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal mayoritas
berumur 20 – 35 tahun ada 20 (87%). Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,425
maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur ibu
dengan pemeriksaan antenatal care.
Dari tabel 4 diketahui hasil analisis hubungan antara pendidikan ibu hamil
dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil yang
memeriksakan antenatal berpendidikan sedang sebanyak 6 (50%) orang.
Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal mayoritas
berpendidikan rendah 22 (95,7%) orang. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,000
maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu
dengan pemeriksaan antenatal care.
Tabel 5. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan ANC Berdasarkan Penghasilan
Penghasilan
Pemeriksaan Antenatal Care
P Value Periksa Tidak Periksa
F % F %
Rendah 4 33,3 13 56,5
Sedang 7 58,3 6 26,1 0,171
Tinggi 1 8,4 4 17,4
Total 12 100 23 100
Dari tabel 5 diketahui hasil analisis hubungan antara penghasilan ibu hamil
dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil yang
memeriksakan antenatal berpenghasilan sedang sebanyak 7 (58,3%) orang.
Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal mayoritas
berpenghasilan rendah ada 13 (56,5%). Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,171
maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara penghasilan
Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan ANC
Dari tabel 6 diketahui hasil analisis hubungan antara pengetahuan ibu
hamil dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil
yang memeriksakan antenatal berpengetahuan baik sebanyak 11 (91,7%) orang.
Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal mayoritas
berpengetahuan cukup ada 11 (47,8%) orang. Hasil uji statistic diperoleh nilai
p=0,000 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan ibu dengan pemeriksaan antenatal care.
Tabel 7. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan ANC Berdasarkan Letak Geografis
hamil dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil
yang memeriksakan antenatal memiliki letak geografis yang dekat sebanyak 8
ada 17 orang (73,9%). Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,025 maka dapat
disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara letak geografis ibu dengan
pemeriksaan antenatal care.
Tabel 8. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan ANC Berdasarkan Sumber Informasi
Dari tabel 8 diketahui hasil analisis hubungan antara sumber informasi ibu
hamil dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil
yang memeriksakan antenatal memiliki sumber informasi yang baik sebanyak 10
(83,3%) orang. Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan pemeriksaan
antenatal mayoritas memiliki sumber informasi yang tidak baik ada 22 (95,7%).
Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,000 maka dapat disimpulkan terdapat
hubungan yang signifikan antara sumber informasi ibu dengan pemeriksaan
antenatal care.
Dari tabel 9 diketahui hasil analisis hubungan antara dukungan keluarga
ibu hamil dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu
hamil yang memeriksakan antenatal memiliki keluarga yang mendukung
sebanyak 10 (83,3%) orang. Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan
pemeriksaan antenatal mayoritas memiliki keluarga yang tidak mendukung ada 15
(65,2%). Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,008 maka dapat disimpulkan
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga ibu dengan
pemeriksaan antenatal care.
Setelah didapat variabel yang memiliki hubungan, maka variabel yang
memiliki hubungan di uji dengan uji korelasi spearman untuk mengetahui variabel
yang paling kuat hubungannya agar diketahui faktor yang paling dominan.
Variabel 1 Variabel 2 r
Pendidikan Pemeriksaan antenatal -0,653
Pengetahuan Pemeriksaan antenatal 0,700
Letak geografis Pemeriksaan antenatal -0,393
Sumber informasi Pemeriksaan antenatal 0,808
Dukungan keluarga Pemeriksaan antenatal 0,461
Dari tabel diatas didapat bahwa hubungan yang paling kuat yaitu faktor
sumber informasi terhadap pemeriksaan antenatal care dengan nilai r = 0,808
5.2 Pembahasan
5.2.1 Faktor Pengetahuan
Hasil penelitian yang didapat Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang bahwa mayoritas ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan Antenatal care berpengetahuan baik dengan jumlah responden
sebanyak 11 orang (91,7%) dari 12 orang, sedangkan ibu hamil yang tidak
melakukan pemeriksaan kehamilan mayoritas berpengetahuan cukup dengan
jumlah 11 orang (47,8%) dari 23 orang. Pengetahuan memiliki hubungan
terhadap pemeriksaan antenatal care karena didapat p value < 0,05. Bila dilihat
dari gambaran pengetahuan responden tentang pemeriksaan Antenatal, diketahui
bahwa ibu hamil yang memeriksakan antenatal care hampir seluruhnya memiliki
pengetahuan yang baik, sedangkan ibu hamil yang tidak memeriksakan antenatal
mayoritas berpengetahuan cukup. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Slamet (1999), semakin tinggi tingkat pendidikan atau pengetahuan
seseorang maka semakin membutuhkan pusat-pusat pelayanan kesehatan sebagai
tempat berobat bagi dirinya dan keluarganya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Dewi (2008)
menunjukkan bahwa dari 67 responden didapatkan sebanyak 34 orang (16,4%)
mempunyai tingkat pengetahuan cukup, 22 orang (32,8%) mempunyai tingkat
pengetahuan baik, dan 11 orang (16,4%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang berpengetahuan baik
cukup lebih teratur memeriksakan antenatal care dari pada responden
5.2.2. Faktor Umur
Dari hasil penelitian yang dilakukan Di Desa Tanjung Rejo mayoritas
responden yang melakukan kunjungan antenatal berusia 20 – 35 tahun sebanyak
12 orang (100%), dan mayoritas responden yang tidak memeriksakan antenatal
care juga berusia 20 – 35 tahun sebanyak 20 orang (87%). Umur tidak memiliki
hubungan terhadap pemeriksaan antenatal care karena p value > 0,05. Bila dilihat
dari ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal care seluruhnya berusia 20 – 35
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki usia yang ideal untuk
hamil dan mempunyai anak. Karena dengan usia yang ideal diharapkan responden
tersebut juga telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang kehamilan itu
sendiri. Dengan demikian kesiapan mental seseorang lebih baik terutama dalam
menghadapi kehamilannya. Karena dengan bertambahnya umur seseorang maka
kematangan dalam berpikir semakin baik sehingga akan termotivasi dalam
memeriksakan kehamilan, juga mengetahui akan pentingnya antenatal care.
Sejalan dengan pendapat Nursalam (2001:133) bahwa semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan
bekerja.
Sedangkan jika dilihat dari responden yang tidak memeriksakan antenatal
care, mayoritas responden berusia 20 – 35 tahun. Hal ini terjadi kemungkinan
disebabkan karena ibu merasa berada pada rentang usia yang masih belum
memasuki kehamilan risiko tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
fasilitas antenatal lebih banyak dimanfaatkan oleh kelompok risiko tinggi, salah
satunya usia di atas 35 tahun (39,2%).
5.2.3 Faktor Pendidikan
Pendidikan ibu merupakan salah satu factor penting dalam usaha
perlindungan obstetric. Semakin tinggi pendidikan seorang ibu, semakin
meningkat kesadarannya terhadap kemungkinan adanya kesulitan dalam
persalinan sehingga timbul dorongan untuk melakukan pengawasan kehamilan
secara berkala dan teratur pada bidan atau dokter (Prichad, 1991)
Pada penelitian yang dilakukan Di Desa Tanjung Rejo mayoritas
responden berpendidikan rendah 26 orang (74,3%). Sedangkan jika di
klasifikasikan berdasarkan melakukan pemeriksaan antenatal atau tidak,
mayoritas responden yang melakukan pemeriksaan antenatal memiliki
pendidikan sedang 6 orang (50%), dan yang tidak melakukan pemeriksaan
antenatal care memiliki pendidikan rendah 22 orang (95,7%). Pendidikan
memiliki hubungan terhadap pemeriksaan antenatal karena p = 0,000. Semakin
tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menyerap sumber informasi
yang diberikan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Manuaba
(2001), pendidikan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi persepsi
seseorang, karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah menerima
ide-ide atau teknologi. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian Wiludjeng
(2005) di RSUD Serang, dimana sebagian besar responden hanya berpendidikan
5.2.4 Faktor Ekonomi
Sosial ekonomi yaitu mempunyai kegiatan atau aktivitas yang
menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong hidupnya secara financial
(Notoadmojo, 2003). Dari hasil penelitian yang dilakukan Di Desa Tanjung Rejo,
mayoritas keluarga ibu hamil yang melakukan pemeriksaan Antenatal care
memiliki penghasilan sedang sebanyak 7 orang (58,3%), sedangkan ibu hamil
yang tidak memeriksakan antenatal care memiliki penghasilan yang rendah
sebanyak 13 orang (56,5%). Ekonomi tidak memiliki hubungan terhadap
pemeriksaan antenatal karena p = 0,171. Sebagian ibu hamil di desa Tanjung
Rejo mengatakan bahwa untuk kehidupan sehari-hari seperti kebutuhan primer
(makan, minum, pakaian) kadang tidak terpenuhi, apalagi kebutuhan skunder
seperti pemeriksaan kehamilan dan hanya memeriksakan saja atau hanya di
pegang-pegang saja sudah bayar sekian ribu, mereka merasa itu hanya
membuang uang untuk hal yang kurang perlu, masih banyak yang mereka
butuhkan. Ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Nugroho (2000),
pendapatan yang sangat minimal atau kurang memadai kurang mungkin untuk
memenuhi kebutuhan gizi dalam keluarga.
5.2.5. Faktor Sumber Informasi
Informasi yang didapatkan ibu hamil dari petugas kesehatan, media cetak
atau media elektronik cukup mempengaruhi ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan antenatal care. Di lihat dari penelitian Di Desa Tanjung Rejo bahwa
sumber informasi baik sebanyak 10 orang (83,3%) dan yang tidak melakukan
pemeriksaan antenatal care memiliki sumber informasi tidak baik sebanyak 22
orang (95,7%). Sumber informasi memiliki hubungan terhadap pemeriksaan
antenatal karena p = 0,000. Kurangnya informasi yang di dapat ibu hamil
membuat sebagian besar mereka tidak memeriksakan kehamilannya. Hal ini
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh saifuddin (2005) Ibu yang pernah
mendapatkan informasi tentang antenatal care dari tenaga kesehatan, media
massa, maupun media elektronik akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil
tentang pentingnya melakukan antenatal care, sehingga ibu dapat teratur dalam
melakukan kunjungan antenatal care. Oleh karena tidak adanya informasi atau
kurangnya informasi yang di dapatkan oleh ibu hamil tentang antenatal care,
maka banyak ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal care.
5.2.6. Faktor Letak Geografis
Ibu sering mengeluh jauhnya jarak rumah mereka dengan pelayanan
kesehatan membuat mereka malas untuk memeriksakan kehamilan. Di tambah
lagi susahnya sarana-prasarana untuk sampai ke pelayanan kesehatan Di Desa
Tanjung Rejo. Dilihat dari data yang dikumpulkan Di Desa Tanjung Rejo,
mayoritas ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal care memiliki letak
geografis yang dekat sebanyak 8 orang (66,7%), sedangkan yang tidak melakukan
pemeriksaan mayoritas memiliki letak geografis yang jauh sebanyak 17 orang
(73,9%). Dilihat dari data letak geografis sangat mempengaruhi ibu hamil
memiliki hubungan terhadap pemeriksaan antenatal dengan nilai p = 0,025. Hal
ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Manuaba (1998), berbagai
masalah yang perlu diperhatikan dalam upaya penanganan kehamilan dan
persalinan adalah jarak layanan kesehatan, dimana pelayanan kesehatan masih
sulit dijangkau masyarakat yang berpenghasilan rendah dan lokalisasi pelayanan
kesehatan masih belum terjangkau karena jarak yang jauh, sehingga menyebabkan
ibu hamil enggan untuk memeriksakan kehamilannya.
5.2.7. Dukungan Keluarga
Dukungan psikologis dan perhatian suami serta keluarga sangat
memberikan dampak terhadap perubahan perilaku ibu hamil, sehingga sangat
dibutuhkan oleh seorang ibu yang sedang hamil. Peran suami terhadap ibu yang
sedang mengandung sampai melahirkan sangat besar, terutama dalam
pemeriksaan antenatal care, agar ibu dan bayi sehat dan selamat selama kehamilan
sampai melahirkan. Bila dilihat dari penelitian Di Desa Tanjung Rejo, mayoritas
responden yang melakukan pemeriksaan antenatal care memiliki keluarga yang
mendukung ibu hamil selama kehamilannya dalam pemeriksaan antenatal care
dan segala hal yang membuat ibu dan bayi selalu sehat selama kehamilan yaitu
sebanyak 10 orang (83,3%). Sedangkan jika dilihat dari responden yang tidak
melakukan pemeriksaan antenatal care, mayoritas responden memiliki keluarga
yang kurang mendukung atau sama sekali tidak mendukung sebanyak 15 orang