• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Ketersediaan Limbah Hasil Samping Pertanian sebagai Sumber Bahan Baku Pakan Ruminansia di Kabupaten Tegal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Ketersediaan Limbah Hasil Samping Pertanian sebagai Sumber Bahan Baku Pakan Ruminansia di Kabupaten Tegal"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KETERSEDIAAN LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI

PAKAN TERNAK RUMINANSIA DI KABUPATEN TEGAL

MUHAMMAD USAID GHARIZAH

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Ketersediaan Limbah Pertanian sebagai Pakan Ternak Ruminansia di Kabupaten Tegal adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015

(4)

ABSTRAK

MUHAMMAD USAID GHARIZAH. Kajian Ketersediaan Limbah Hasil Samping Pertanian sebagai Sumber Bahan Baku Pakan Ruminansia di Kabupaten Tegal Dibimbing oleh HERI AHMAD SUKRIA dan DWIERRA EVVYERNIE

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung potensi ternak ruminansia dan bahan baku pakan ternak berbasis limbah pertanian, serta menentukan lokasi pengolahan pakan di Kabupaten Tegal. Pengambilan data dilakukan di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tegal dan penyebaran kuesioner kepada 32 petani. Jumlah potensi ternak didapat dari nilai konversi dibandingkan dengan populasi ternak. Jumlah potensi produksi pakan dengan mengalikan nilai konversi lahan dengan luas area panen. Indeks konsentrasi didapat dengan membagi potensi Kecamatan dengan rata-rata potensi Kabupaten. Penentuan lokasi menggunakan analisis faktor penunjang keberhasilan. Kesimpulan penelitian ini, Potensi populasi ternak ruminansia penghasil daging di Kabupaten Tegal sebesar 24 727 ST dengan potensi produksi pertanian sebagai bahan baku pakan sebanyak 589 969.04 ton tahun-1 BK, 35 115.38 ton tahun-1 PK dan 296 537.71 ton tahun-1. Berdasarkan potensi daerah yang terdapat di Kabupaten Tegal, lokasi yang sesuai untuk pendirian pengolahan pakan adalah di Kecamatan Balapulang. Kata kunci: limbah pertanian, pakan ruminansia, Tegal

ABSTRACT

MUHAMMAD USAID GHARIZAH. Analysis of Agricultural Waste for Feed

Resource of Ruminant livestock in Kabupaten Tegal Supervised by HERI AHMAD SUKRIA and DWIERRA EVVYERNIE

This study aimed to quantify ruminant livestock and agricultural waste-based animal feed potential, also determine the location of the processing plant feed in Tegal regency. Data accumulation was done at the Tegal's Department of

Agriculture and Livestock and distributed questionnaires to 32 farmers. The potential number of cattle valued by comparing conversion number with

livestock population. Total feed production potential valued obtained by multiplying the conversion of land with harvest area. Concentration index valued by dividing the potential of Kecamatan with Kabupaten average potential. Location determination using success supporting factor analysis. This study concludes that ruminant populacy potential in Kabupaten Tegal was 24 727 ST with agricultural production potential as raw material feed as much as 969.04 tons/year DM, 35 115.38 tons/year CP and 296 537.71 tons/year TDN. Based on those potental in Tegal, the appropriate location for establishment of feed processing in Kecamatan Balapulang.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

ANALISIS KETERSEDIAAN LIMBAH PERTANIAN

SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA DI KABUPATEN

TEGAL

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2015

(6)
(7)
(8)
(9)

PRAKATA

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu

wata’ala dengan kehendak-Nya karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni hingga Agustus 2014 ini ialah Analilis Ketersediaan Limbah Pertanian sebagai Pakan Ternak Ruminansia di Kabupaten Tegal.

Mencapai program swasembada daging di Indonesia pada tahun 2014, Kementerian Pertanian priode 2009-2014 mencanangkan peningkatan populasi Ternak. Seiring meningkatnya populasi ternak membutuhkan ketersediaan pakan yang mencukupi. Pakan berbasis limbah pertanian dapat menjadi alternatif penyediaan pakan bagi ternak. Jumlah yang besar dan tidak bersaing dengan manusia merupakan potensi sebagai pakan dalam jumlah yang besar.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan informasi baru dalam dunia peternakan dan dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(10)
(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR xiix

DAFTAR LAMPIRAN xiix

PENDAHULUAN METODE

Materi 2

Waktu dan Lokasi 2

Prosedur 2

Populasi Ternak 2

Indeks Konsentrasi Ternak 2

Potensi Produksi Pakan 3

Indeks Konsentrasi Limbah Pertanian 3

Pemanfaatan Potensi Pakan 4

Penentuan Lokasi Pengolahan Pakan 4

Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Daerah 4

Sebaran ternak 6

Populasi Ternak 6

Indeks Konsentrasi Ternak 8

Sebaran Limbah Pertanian 10

Potensi Produksi Pakan 10

Indeks Konsentrasi Limbah Pertanian 12

Pemanfaatan Potensi Pakan 14

Lokasi Pengolahan Pakan 14

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan 16

Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 16

LAMPIRAN 17

RIWAYAT HIDUP 32

(12)

DAFTAR TABEL

1 Standar satuan ternak 3

2 Potensi produksi pakan berdasarkan BK, PK dan TDN 3

3 Nilai konversi kebutuhan pakan ternak 4

4 Produksi dan luas area panen pertanian Kabupaten Tegal 5

5 Populasi ternak ruminansia Kabupaten Tegal 6

6 Populasi ternak dalam satuan terrnak (ST) 6

7 Indeks konsentrasi ternak ruminansia di Kabupaten Tegal 8

8 Luas area panen di Kabupaten Tegal 10

9 Potensi produksi pakan berdasarkan BK, PK dan TDN 10 10 Indeks konsentrasi limbah pertanian Kabupaten Tegal 12

11 Pemanfaatan potensi pakan 14

12 Faktor penunjang keberhasilan lokasi pengolahan pakan 15

DAFTAR GAMBAR

1 Peta Kabupaten dan Kecamatan Kabupaten Tegal 5

2 Populasi ternak dalam ekor dan satuan ternak (ST) 7 3 Peta indek konsentrasi ternak (IKT) dan sebaran ternak 9

4 Potensi produksi pakan BK, PK dan TDN 11

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Quisioner Petani 17

2 Tabel populasi ternak dan jumlah peternak di Kabupaten Tegal 19 3 Populasi ternak dalam nilai satuan ternak (ST) 19

4 Indeks konsentrasi ternak Kabupaten Tegal 20

5 Indeks konsentrasi ternak sapi di Kabupaten Tegal 20

6 Peta indeks konsentrasi ternak sapi 21

7 Indeks konsentrasi ternak kambing di Kabupaten Tegal 21

8 Peta indeks konsentrasi ternak kambing 22

9 Indeks konsentrasi ternak domba di Kabupaten Tegal 22

10 Peta indeks konsentrasi ternak domba 23

11 Perhitungan potensi produksi jerami Padi 23

12 Perhitungan IKLP jerami padi 24

13 Peta indeks konsentrasi limbah pertanian Padi 24

14 Perhitungan potensi produksi jerami Jagung 25

15 Perhitungan IKLP jerami jagung 25

16 Peta indeks konsentrasi limbah pertanian jagung 26 17 Perhitungan potensi produksi Jerami Singkong 26

18 Perhitungan IKLP jerami singkong 27

19 Peta indeks konsentrasi limbah pertanian singkong 27 20 Perhitungan potensi produksi Jerami ubi jalar 28

21 Perhitungan IKLP jerami ubi jalar 28

22 Peta indeks konsentrasi limbah pertanian ubi jalar 29

23 Perhitungan potensi produksi dedak padi 29

24 Perhitungan produksi jagung 30

25 Perhitungan potensi produksi pucuk tebu 30

26 Perhitungan potensi produksi tetes tebu 30

27 Perhitungan potensi produksi ampas tebu 30

(14)
(15)

1

PENDAHULUAN

Kementerian Pertanian Indonesia periode 2009-2014 mencanangkan program swasembada daging. Pencapaian program dengan menurunkan kuota impor daging hingga 10%. Implementasi program salah satunya dengan meningkatkan populasi ternak. Ternak sebagai mahluk hidup membutuhkan makanan sehingga peningkatan populasi ternak harus diiringi dengan pemenuhan jumlah pakan. Pakan di Indonesia memiliki kendala yaitu bersaing lahan dengan tanaman pangan. Jumlah impor pangan menandakan produksi pangan lebih dibutuhkan dibandingkan dengan produksi pakan. Alternatif dalam meningkatkan produksi pakan yaitu dengan memanfaatkan sisa hasil samping pertanian atau limbah pertanian sebagai pakan (Sutrisno 2002).

Pencapaian swasembada daging secara nasional harus didukung oleh pencapaian daging di lingkup yang lebih kecil seperti provinsi, kabupaten ataupun kota. Pencapaian swasembada daging pada setiap daerah akan membantu pencapaian swasembada daging pada lingkup nasional. Beragamnya budaya dan geografis daerah di Indonesia menjadikan potensi ternak dan pakan yang juga beragam di setiap daerah. Kabupaten Tegal adalah salah satu daerah di Jawa Tengah dengan luas wilayah sebesar 90 181 ha. Geografis umumnya berada pada dataran rendah dengan batas wilayah sebelah utara adalah Laut Jawa, sebelah timur Kabupaten Pemalang, sebalah barat Kabupaten Brebes dan sebelah selatan Gunung Slamet. Jumlah penduduk di Kabupaten Tegal sebanyak 1 415 009 jiwa. Mayoritas pekerjaan di Kabupaten Tegal sebagai petani dengan luas lahan pertanian sebesar 40 323 ha atau sebesar 45.88% luas wilayah Kabupaten Tegal. (Bappeda Kabupaten Tegal 2013). Budaya konsumsi daging masyarakat di Tegal yaitu mengkonsumsi daging ternak domba dan kambing. Budaya konsumsi dapat dilihat dengan banyaknya warung sate kambing muda di Kabupaten Tegal.

Luas lahan pertanian yang mencakup 45.88% luas wilayah Kabupaten Tegal dengan penanaman antara lain padi, jagung, tebu, singkong dan ubi. Lima komoditi tersebut adalah komoditi dengan produksi terbesar ditanam di Kabupaten Tegal. Potensi produksi pertanian di Kabupaten Tegal diapresiasi oleh pemerintah pusat atas keberhasilanya meningkatkan produksi gabah. Produksi gabah pada tahun 2010 sebesar 350 116 ton dan produksi terbesar pada tahun 2012 sebesar 368 537 ton. Produksi pertanian pada tahun 2013 pada komoditi padi, jagung, tebu, singkong dan ubi berturut-turut sebanyak 354 538, 114 344, 350 002, 9 975 dan 1 744 ton (Dinas Pertanian Kabupaten Tegal 2013). Besarnya Produksi pertanian di Kabupaten Tegal menjadi potensi dalam menyediakan pakan ternak dari hasil limbah pertanian.

Budaya konsumsi daging pada ternak domba dan kambing menjadikan jumlah populasi kedua ternak lebih besar dibandingkan ternak lainnya. Populasi tahun 2013 pada ternak domba sebesar 167 821 ekor dan kambing 68 270 ekor. Ternak ruminansia besar seperti sapi populasi pada tahun 2013 sebesar 9 219 ekor dan kerbau 4 198 ekor (Dinas Peternakan Kabupaten Tegal 2013).

(16)

2

ketersediaan pakan melebihi jumlah kebutuhannya. Kabupaten Tegal sebagai daerah dengan potensi pertaniannya harus mampu menyediakan pakan bagi ternaknya untuk membantu swasembada daging nasional.

Tujuan penelitian ini menghitung potensi ternak, potensi produksi bahan pakan dan menentukan lokasi pengolahan pakan yang sesuai dengan potensi daerah di Kabupaten Tegal.

METODE

Materi

Materi penelitian ini yaitu quisioner, kendaraan bermotor, alat tulis, data populasi ternak di Kabupaten Tegal dan data luas area panen pertanian Kabupaten Tegal.

Waktu dan Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tegal pada bulan Juni hingga Agustus 2014 di 5 Kecamatan yaitu Bojong, Bumijawa, Jatinegara, Kedungbanteng dan Pangkah.

Prosedur

Pengambilan data dengan metode wawancara dan penyebaran quisioner. Wawancara dan pengambilan data sekunder kepada Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan Kabupaten Tegal. Penyebaran quisioner dilakukan kepada 32 petani dengan metode penyebaran Accidental sampling (Silalahi 2009). Petani yang menjadi responden adalah petani padi, jagung, tebu, singkong dan ubi.

Populasi Ternak

Jumlah populasi ternak di Kabupaten Tegal dalam jumlah ekor dikonversi menjadi populasi ternak dalam jumlah standar satuan ternak (ST). Nilai konversi dan data populasi ternak didapat dari Dinas Peternakan Kabupaten Tegal disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Standar satuan ternak

Jenis Ternak Standar Satuan Ternak (ST)

Dewasa Muda Anak

Sapi 1 0,6 0,25

Kerbau 1,15 0,69 0,29

Kambing 0,16 0,08 0,04

Domba 0,14 0,07 0,04

Dinas Peternakan Kabupaten Tegal (2013)

Indeks Konsentrasi Ternak

(17)

3 kecamatan dengan populasi rata-rata dan IKT < 0.5 kecamatan dengan nilai rendah. IKT dihitung dengan menggunakan rumus (Syamsu 2006).

IKT = Populasi ternak Kecamatan Rata-rata populasi ternak Kabupaten

Potensi Produksi Pakan

Produksi pakan yang dihitung berdasarkan produksi limbah pertanian yang merupakan bagian batang, daun dan akar sisa hasil panen pertanian dan potensi pakan lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan. Potensi produksi pakan berdasarkan tiga komponen nutrisi utama yaitu bahan kering (BK), protein kasar (PK) dan total digestable nutrient (TDN). Jumlah produksi dari masing-masing komponen nutrisi disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Potensi produksi pakan berdasarkan BK, PK dan TDN Hasil samping

Tabrany (2006), 2)Berdasarkan perhitungan

Nilai masing-masing produksi selanjutnya akan dikalikan dengan luas area panen dari masing-masing komoditi di Kabupaten Tegal

Produksi BK (ton/tahun) = Luas area panen (ha tahun-1) x Potensi produksi

Indeks Konsentrasi Limbah Pertanian

(18)

4

IKLP = Produksi limbah pertanian Kecamatan Rata-rata produksi limbah pertanian Kabupaten

Pemanfaatan Potensi Pakan

Pemanfaatan potensi pakan ternak yaitu selisih antara kebutuhan pakan dengan potensi produksi pakan di Kabupaten Tegal. Selisih yang didapat dikonversi menjadi populasi ternak dalam satuan ternak (ST). Nilai konversi berdasarkan tiga kandungan nutrisi yaitu bahan kering (BK), protein Kasar (PK) dan total digestable nutrient (TDN). Nilai konversi dapat disajikan pada Tabel. 3

Tabel 3 Nilai konversi kebutuhan pakan ternak Ternak Kebutuhan BK

Penentuan Lokasi Pengolahan Pakan

Penentuan lokasi pengolahan berdasarkan rumus critical success faktor atau faktor penunjang keberhasilan. Penentuan lokasi berdasarkan empat faktor yaitu lokasi sumber bahan baku pakan, lokasi ternak, akses jalan dan tenaga kerja. (Heizer dan Render 2005).

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Analisis yang digunakan pada penelitian ini meliputi potensi populasi ternak, indeks konsentrasi ternak (IKT), potensi produksi pakan, indeks konsentrasi limbah pertanian (IKLP) dan penentuan lokasi pengolahan pakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Daerah

(19)

5

Gambar 1 Peta kecamatan di Kabupaten Tegal.

Luas wilayah Kabupaten Tegal adalah 90 181 ha dengan luas lahan pertanian seluas 77 693 ha. Komoditi pertanian yang memiliki potensi limbah untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak yaitu padi, jagung, tebu, singkong dan ubi jalar. Produksi dan luas panen dari masing-masing komoditi disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Produksi dan luas area panen pertanian Kabupaten Tegal

Tanaman Komoditi Jumlah produksi (ton) Luas panen (ha)

Padi Gabah 354 538 61 576

Jagung Jagung 114 344 15 383

Tebu Gula 350 002 3 412

Singkong Umbi 9 975 565

Ubi jalar Umbi 1 744 169

Dinas Pertanian Kabupaten Tegal (2014)

(20)

6

Tabel 5 Populasi ternak ruminansia Kabupaten Tegal

Ternak Populasi (ekor)

Dewasa Muda Anak

Kerbau 2519 840 840

Sapi 5531 1844 1844

Domba 41955 41955 83911

Kambing 17068 17068 34135

Dinas Peternakan Kabupaten Tegal (2013)

Pemanfaatan ternak ruminansia sebagai sumber protein bagi masyarakat Tegal. Jumlah pemanfaatan ternak sebagai daging konsumsi sebanyak 5 719 017 kg daging sepanjang tahun 2013 (Bappeda Kabupaten Tegal 2014). Total pemotongan ternak sepanjang 2013 sebanyak 112 380 ekor dengan rincian sapi 7150 ekor, kerbau 164 ekor, kambing 34 068 ekor dan domba 70 998 ekor (Bappeda Kabupaten Tegal 2014).

Sebaran Ternak

Populasi Ternak

Struktur populasi ternak menjabarkan keadaan umum ternak di Kabupaten Tegal. Populasi dalam penelitian ini dihitung dalam nilai satuan ternak (ST), perhitungan satuan ternak menggunakan nilai konversi dari Dinas Peternakan Kabupaten Tegal. Potensi yang dihitung adalah ternak sapi, kambing dan domba. Ternak kerbau sebagai ternak ruminansia diperuntukan sebagai ternak kerja sehingga tidak dihitung dalam penelitian ini. Nilai konversi dapat dilihat pada Tabel 1 dan populasi ternak dalam nilai satuan ternak disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Populasi ternak dalam satuan ternak (ST)

Ternak Populasi

Populasi (Ekor) Populasi (ST)

Sapi 9 219 7 099

Domba 167 821 12 167

Kambing 68 270 5 462

Total 245 310 24 727

(21)

7

Gambar 2 Populasi ternak dalam ekor dan satuan ternak (ST)

Merujuk pada Gambar 2 populasi ternak tertinggi berada pada ternak domba dengan jumlah populasi sebanyak 167 821 ekor atau sebanyak 12 167 ST. Indikator tingginya populasi domba di Kabupaten Tegal yaitu tingginya permintaan daging pada ternak domba, jumlah pemotongan pada tahun 2013 sebanyak 70 998 ekor. Pemotongan domba tertinggi di Kabupaten Tegal dibandingkan ternak ruminansia lainnya.

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 180000

Sapi Domba Kambing

(22)

8

Indeks Konsentrasi Ternak (IKT)

Populasi ternak di Kabupaten Tegal tersebar disetiap kecamatan. Pola penyebaran populasi dihitung untuk mengetahui potensi kecamatan dalam meyediakan ternak. Ternak yang terhitung di dalam IKT yaitu ternak sapi, kambing dan domba. Nilai IKT di kecamatan dibagi menjadi 3 kategori yaitu kecamatan dengan populasi ternak tinggi, rata-rata dan rendah. Kategori IKT tinggi yaitu nilai IKT > 1, IKT rata-rata nilai IKT 0.5-1 dan IKT rendah dengan nilai IKT < 0.5. Nilai dan Kategori IKT di sajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Indeks konsentrasi ternak ruminansia di Kabupaten Tegal No Kecamatan Sapi Kambing Domba Populasi

Ternak IKT Keterangan

1 Margasari 2 061 420 572 3 053 2.22 Tinggi Margasari, Bumijawa, Bojong, Jatinegara, Pangkah dan Tarub. Nilai tertinggi berada pada Kecamatan Margasari dengan nilai IKT 2.22 diikuti Bumijawa 1.8, Bojong 1.46, Jatinegara 1.36, Pangkah 1.10 dan Tarub 1.08. Kecamatan dengan nilai IKT rendah hanya pada Kecamatan Slawi sebagai pusat pemerintahan dan pemukiman penduduk tidak banyak ternak yang dipelihara. IKT ruminansia dan sebaran masing-masing ternak di Kabupaten Tegal dapat dilihat pada Gambar 3.

(23)

9

Gambar 3 Peta indeks konsentrasi ternak (IKT) dan sebaran ternak sapi, kambing dan domba

Sapi Kambing Domba IKT < 0.5 (Rendah)

(24)

10

Sebaran Limbah Pertanian

Potensi Produksi Pakan

Jumlah potensi produksi pakan didapat dengan mengalikan jumlah luas lahan panen dengan nilai konversi. Luas area panen di Kabupaten Tegal disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Luas area panen di Kabupaten Tegal

No Kecamatan Luas area panen pertanian (Ha)

Padi Jagung Singkong Ubi Total pada komoditi padi dengan luas area panen seluas 61 576 ha atau sebesar 79,26% total luas panen. Kecamatan dengan luas area panen terbesar yaitu Kecamatan Margasari dengan luas area panen seluas 7 031 ha.

Nilai konversi potensi produksi merujuk pada Tabel 2. Nilai konversi produksi pakan dibagi menjadi tiga komponen nutrisi yaitu produksi berdasarkan bahan kering (BK), protein kasar (PK) dan total digestable nutrient (TDN). Potensi produksi dari masing-masing komponen nutrisi yang dapat dihasilkan Kabupaten Tegal disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9 Potensi produksi pakan berdasarkan BK, PK dan TDN

Bahan baku pakan Produksi BK

(ton tahun-1)

Jerami singkong 745.80 146.90 452.00

(25)

11 ` Potensi produksi pakan di Kabupaten berdasarkan bahan kering (BK) sebanyak 589 969.04 ton tahun-1, jumlah produksi protein kasar (PK) sebanyak 35 115.38 ton tahun-1 dan total digestable nutrient (TDN) sebanyak 296 537.71 ton tahun-1. Jumlah PK mencakup 5.90% dari total BK sedangkan jumlah TDN mencakup 50.36% total BK. Ketimpangan antara potensi produksi PK dengan TDN menandakan bahan baku pakan di Kabupaten Tegal kekurangan sumber protein. Klasifikasi bahan baku terbagi menjadi tiga yaitu bahan baku sumber protein, sumber energi dan sumber serat (Sukria dan Krisnan 2009). Bahan baku yang tersedia di Kabupaten Tegal umumnya bahan baku pakan sumber serat yaitu jerami padi, jerami jagung, jerami singkong, pucuk tebu, jerami ubi jalar dan ampas tebu. Sumber energi yang tersedia yaitu dedak padi, jagung dan tetes. Jerami singkong dan ubi jalar kandungan proteinnya cukup tinggi namun sedikitnya ketersediaan dan tingginya serat tidak banyak menyumbang jumlah PK di Kabupaten Tegal. Kontribusi penyediaan BK, PK dan TDN pada setiap bahan baku pakan di Kabupaten Tegal disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4 Potensi produksi BK, PK dan TDN

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000

(26)

12

Kontribusi terbesar dalam penyediaan pakan yaitu jerami padi dengan produksi BK 310 958.80, PK 14 778.24 dan TDN 132 388.40 ton tahun-1. Tingginya kontribusi jerami padi dikarenakan luas area panen padi yang mencapai 79.25% dari total luas area panen tanaman pertanian di Kabupaten Tegal. sebagai sumber serat, PK yang diproduksi sangat jauh dibandingkan dengan produksi BK yang ada.

Potensi produksi pakan yang tersedia di Kabupaten Tegal selanjutnya akan dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Banyaknya sumber serat yang tersedia cocok dimanfatkan oleh ternak ruminansia. Kapasitas Tampung ternak ruminansia berdasarkan BK di Kabupaten Tegal mampu menampung ternak sejumlah 168 563 ST, berdasarkan PK sejumlah 83 608 ST dan berdasarkan TDN sejumlah 142 566 ST.

Indeks Konsentrasi Limbah Pertanian

Produksi limbah pertanian di Kabupaten Tegal tersebar di setiap kecamatan, produksi di setiap kecamatan berbeda satu dengan yang lainnya. Sebaran limbah pertanian berdasarkan IKLP, nilai IKLP di kecamatan dibagi menjadi 3 kategori yaitu kecamatan dengan produksi tinggi, rata-rata dan rendah. Kategori IKLP tinggi yaitu nilai IKLP > 1, IKT rata-rata nilai IKLP 0.5-1 dan IKLP rendah dengan nilai IKLP < 0.5 Nilai dan Kategori IKLP di sajikan pada Tabel 10.

Kecamatan dengan nilai IKLP tinggi terdiri dari sembilan Kecamatan yaitu Margasari, Bojong, Balapulang, Pagerbarang, Lebaksiu, Jatinegara, Kedungbanteng, Suradadi dan Warureja. Nilai tertinggi yaitu Kecamatan Kedungbanteng dengan nilai IKLP 2.07. IKLP dan Sebaran produksi masing-masing limbah pertanian disajikan pada Gambar 5.

Tabel 10 Indeks konsentrasi limbah pertanian Kabupaten Tegal

No Kecamatan Produksi IKLP Keterangan

1 Margasari 43 839.35 1.52 Tinggi

(27)

13

Padi Jagung Singkong Ubi Jalar

Gambar 5 Peta indeks konsentrasi limbah pertanian (IKLP) dan sebaran limbah pertanian padi, jagung singkong, ubi jalar.

Kecamatan dengan produksi padi yang tinggi yaitu Kecamatan Margasari, Pagerbarang, Dukuhwaru, Balapulang, Lebaksiu, Jatinegara, Suradadi dan Warureja. Kecamatan dengan produksi jagung yang tinggi yaitu Jatinegara, Bojong, Bumijawa, Pangkah, Lebaksiu, Kedungbanteng, dan Tarub. Kecamatan dengan produksi singkong yang tinggi yaitu Kecamatan Bumijawa, Bojong,

(28)

14

Jatinegara dan Pangkah. Kecamatan dengan produksi ubi yang tinggi yaitu Kecamatan Bojong, Balapulang, Jatinegara, Pangkah dan Tarub. Kecamatan yang memiliki produksi tinggi pada setiap komoditi yaitu Kecamatan Jatinegara. Kecamatan dengan produksi tiga komoditi yang tinggi yaitu Kecamatan Pangkah dan Bojong. Banyaknya komoditi di suatu kecamatan menjadi suatu potensi dalam menyediakan keberagaman pakan.

Pemanfaatan Potensi Pakan

Kapasitas tampung pakan merupakan kesanggupan suatu daerah memproduksi pakan untuk memenuhi kebutuhan ternak. Jumlah ternak yang tersedia di Kabupaten Tegal merujuk pada Tabel 6 sedangkan untuk pemanfaatan potensi pakan di Kabupaten Tegal merujuk pada Tabel 11.

Tabel 11 Pemanfaatan potensi pakan BK

Kebutuhan ternak 86 544.50 10 385.34 51 432.16

Potensi produksi pakan 589 969.04 35 115.38 296 537.71

Selisih 503 424.54 24 730.04 245 105.55 117 839 ST. Kapasitas terendah yaitu pada potensi produksi PK dengan Kapasitas ternak sebanyak 58 881 ST. Rendahnya produksi PK di Kabupaten Tegal disebabkan oleh banyaknya pakan sumber serat berupa jerami, penambahan pakan sumber protein diperlukan untuk meningkatkan nilai protein pada pakan.

Lokasi Pengolahan Pakan

Pengolahan pakan merupakan suatu tempat dimana terjadi proses pengolahan pakan. Pengolahan yang dimaksud dapat berupa pengolahan kimia, fisik maupun biologi. Proses pengolahan dilakukan untuk mendapatkan kelebihan-kelebihan dari pakan sehingga lebih optimal pemanfaatannya.

Keadaan potensi pakan ternak di Kabupaten Tegal mayoritas yang tersedia merupakan sumber serat. Kandungan nutrisi dari potensi pakan ternak di kabupaten dapat dikatakan rendah. Berdirinya pabrik pengolahan pakan membantu proses untuk mengoptimalkan pakan ternak di Kabupaten Tegal.

Pada penelitian ini proses pengolahan tidak dibahas namun bahasan pada Penentuan lokasi pengolahan pakan. Penentuan lokasi pengolahan pakan

berdasarkan faktor penunjang keberhasilan (critical success factors) (Heizer dan Render 2005), faktor-faktor yang diperhitungkan dalam penelitian ini

(29)

15

Faktor-faktor penujang pendirian lokasi pengolahan pakan masing-masing memiliki bobot yang berbeda. Bobot pada lokasi bahan baku mempengaruhi penilaian sebesar 37.5%, lokasi ternak atau konsumen 30%, akses jalan 22.5% dan tenaga kerja mempengaruhi sebesar 10% penilaian. Apabila dijumlahkan total bobot penilaian yaitu 100%. Faktor yang memiliki bobot paling tinggi dalam penentuan lokasi pabrik yaitu faktor lokasi bahan baku, kedekatan pengolahan pakan dengan bahan baku berdasarkan jumlah bahan baku yang banyak dan meminimalkan kerusakan bahan baku yang umumnya dalam bentuk segar. Nilai tetrtinggi pada lokasi bahan baku yaitu Kecamatan Warureja dengan nilai 33.75, penilaian lokasi dihitung dari potensi kecamatan tersebut dan kecamatan disekitarnya.

Lokasi ternak dapat disebut juga sebagai lokasi konsumen, konsumen hasil pengolahan pakan yaitu pakan ternak bagi ternak ruminansia. Tingginya ternak di suatu daerah dan daerah sekitarnya menjadi penilaian lokasi ternak per konsumen. Kecamatan dengan nilai lokasi ternak tertinggi yaitu Kecamatan Bumijawa dengan nilai 27.00. Akses jalan dihitung dari banyaknya kedekatan antar kecamatan dan akses jalan lintas kecamatan. Kecamatan dengan nilai akses jalan tertinggi yaitu Kecamatan Pangkah dengan nilai 20.25, tingginya akses jalan menjadi sala satu faktor terdapatnya pabrik gula. Tenaga kerja dihitung berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat. Kecamatan dengan kualitas tenaga kerja tertinggi yaitu Kecamatan Slawi dengan nilai 9.00.

Penjumlahan dari masing-masing faktor didapatkan kecamatan yang sesuai sebagai lokasi pengolahan pakan yaitu Kecamatan Balapulang. Nilai bobot akhir Kecamatan Balapulang yaitu 72.37, Kecamatan Balapulang mendekati sumber-sumber bahan baku dan ternak dibandingkan Kecamatan Pangkah yang menjadikan Kecamatan Balapulang sebagai lokasi yang sesuai.

Tabel 12 Faktor penunjang keberhasilan lokasi pabrik pengolahan pakan

(30)

16

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Potensi populasi ternak ruminansia penghasil daging di Kabupaten Tegal sebesar 24 727 ST dengan potensi produksi pertanian sebagai bahan baku pakan sebanyak 589 969.04 ton tahun-1 BK, 35 115.38 ton tahun-1 PK dan 296 537.71 ton tahun-1 TDN. Berdasarkan potensi-potensi yang terdapat di Kabupaten Tegal , lokasi yang sesuai untuk pendirian pengolahan pakan adalah Kecamatan Balapulang.

Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu dibutuhkan data penunjang antara lain penimbangan bobot jerami dan wawancara pada peternak. Saran analisis untuk penelitian selanjutnya yaitu analisis formulasi ransum dan produksi tahunan untuk membandingkan dan peramalan untuk tahun-tahun berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

[Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Tegal. 2014. Selayang Pandang Kabupaten Tegal 2013. Tegal (ID) : BPS Kabupaten Tegal.

Dinas Pertanian Kabupaten Tegal. 2013. Produksi Pertanian Kabupaten Tegal. Tegal. Tegal (ID) : Dinas Pertanian Kabupaten Tegal.

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Tegal. 2013. Populasi Ternak Kabupaten Tegal. Tegal (ID) : Dinas Peternakan Kabupaten Tegal. Engelhardt V W. 1981. Some physiologycal aspects on the digestion of poor

quality fibrous diets in ruminants. Agricultural and Environment 6: 145-152.

Heizer J, Render B. 2005. Manajemen Operasi. Edisi Ketujuh. Jakarta (ID) : Salemba Empat.

Silalahi U. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung (ID) : PT Refika Aditama. Sukria H A, Krisnan R. 2009. Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku Pakan di

Indonesia. Bogor (ID) : IPB Pr.

Sutrisno C I. 2002. Peran Teknologi Pengolahan Limbah Pertanian dalam Pengembangan Ternak Ruminansia. Semarang (ID) : BPTP.

Syamsu J A. 2006. Analisis potensi limbah tanaman pangan sebagai sumber pakan ternak ruminansia di Sulawesi Selatan. [disertasi]. Bogor (ID) : Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

(31)

17

Lampiran 1 Quisioner Petani

Kuisioner Petani

KUISIONER PENELITIAN PEMETAAN POTENSI BAHAN BAKU PAKAN DI KABUPATEN TEGAL SEBAGAI PAKAN

RUMINANSIA KECIL

FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Biodata Petani

Nama : No. Telepon :

Alamat : Luas lahan :

Umur : Jumlah Bibit :

Pengalaman Bertani : Hasil Panen yang Dihasilkan 1. Komoditi yang dihasilkan :

2. Jumlah Hasil Panen (Pilih Salah Satu) :

a. Karung :

b. Mobil bak :

c. Truk :

d. Jumlah dalam (kg/ton) : 3. Harga Jual Komoditi :

Hasil Samping Pertanian yang Dihasilkan 1) Komodti yang ditanam

a. Padi c. Singkong e. Kacang Tanah b. Jagung d. Ubi f. Kacang Kedelai 2) Hasil samping pertanian yang dihasilkan

a. Daun c. Akar b. Batang d. Lainnya : 3) Pemanfaatan daun

a. Dibuang / Dibakar c. Dijual Sebagai (Pakan Ternak / bahan baku industri)

b. Diberikan ke ternak d. Pemanfaatan lainnya : 4) Pemanfaatan Batang

a. Dibuang / Dibakar c. Dijual Sebagai (Pakan Ternak / bahan baku industri)

(32)

18

5) Pemanfaatan Akar

a. Dibuang / Dibakar c. Dijual Sebagai (Pakan Ternak / bahan baku industri)

b. Diberikan ke ternak d. Pemanfaatan lainnya : 6) Pemanfaatan Hasil Samping Pertanian Lainnya :

a. Dibuang / Dibakar c. Dijual Sebagai (Pakan Ternak / bahan baku industri)

b. Diberikan ke ternak d. Pemanfaatan lainnya : 7) Kendala dalam pemanfaatan Hasil Samping Pertanian

Jawab :

8) Kendala dalam Pemanfaatan sebagai pakan ternak Jawab :

9) Jika dijual, Harga Jual Hasil Samping Pertanian a. Daun : c. Akar :

b. Batang : d. lainnya :

10)Jika dijual, Penjualan Hasil Samping Pertanian ke

a. c.

b. d.

(33)

19 Lampiran 2 Tabel populasi ternak dan jumlah peternak di Kabupaten Tegal

No Kecamatan

Lampiran 3 Populasi ternak dalam nilai satuan ternak (ST)

(34)

20

Lampiran 4 Indeks konsentrasi ternak sapi, kambing dan domba di Kabupaten Tegal

No Kecamatan

Total populasi 24 727

Lampiran 5 Indeks konsentrasi ternak sapi di Kabupaten Tegal

(35)

21 Lampiran 6 Peta indeks konsentrasi ternak sapi

Lampiran 7 Indeks konsentrasi ternak kambing di Kabupaten Tegal

No Kecamatan Populasi (ST)

(T1)

Rata-rata populasi

(ST) (T2)

IKT

(T1/T2) Keterangan

1 Adiwerna 185 303 0.6 Rata-rata

2 Balapulang 472 303 1.6 Tinggi

3 Bojong 817 303 2.7 Tinggi

4 Bumijawa 777 303 2.6 Tinggi

5 Dukuhturi 152 303 0.5 Rata-rata

6 Dukuhwaru 257 303 0.8 Rata-rata

7 Jatinegara 374 303 1.2 Tinggi

8 Kedungbanteng 286 303 0.9 Rata-rata

9 Kramat 195 303 0.6 Rata-rata

10 Lebaksiu 206 303 0.7 Rata-rata

11 Margasari 420 303 1.4 Tinggi

12 Pagerbarang 263 303 0.9 Rata-rata

13 Pangkah 239 303 0.8 Rata-rata

14 Slawi 57 303 0.2 Rendah

15 Suradadi 195 303 0.6 Rata-rata

16 Talang 189 303 0.6 Rata-rata

17 Tarub 226 303 0.7 Rata-rata

18 Warurejo 152 303 0.5 Rata-rata

Total populasi 5 462

(36)

22

Lampiran 8 Peta indeks konsentrasi ternak kambing

Lampiran 9 Indeks konsentrasi ternak domba di Kabupaten Tegal

No Kecamatan Populasi (ST)

(T1)

Rata-rata populasi (ST)

(T2)

IKT

(T1/T2) Keterangan

1 Adiwerna 767 676 1.13 Tinggi

2 Balapulang 532 676 0.79 Rata-rata

3 Bojong 495 676 0.73 Rata-rata

4 Bumijawa 486 676 0.72 Rata-rata

5 Dukuhturi 549 676 0.81 Rata-rata

6 Dukuhwaru 700 676 1.04 Tinggi

7 Jatinegara 543 676 0.80 Rata-rata

8 Kedungbanteng 715 676 1.06 Tinggi

9 Kramat 879 676 1.30 Tinggi

10 Lebaksiu 645 676 0.95 Rata-rata

11 Margasari 572 676 0.85 Rata-rata

12 Pagerbarang 805 676 1.19 Tinggi

13 Pangkah 836 676 1.24 Tinggi

14 Slawi 235 676 0.35 Rendah

15 Suradadi 797 676 1.18 Tinggi

16 Talang 948 676 1.40 Tinggi

17 Tarub 1 041 676 1.54 Tinggi

18 Warurejo 624 676 0.92 Rata-rata

Total populasi 12 167

(37)

23 Lampiran 10 Peta indeks konsentrasi ternak domba

Lampiran 11 Perhitungan potensi produksi jerami padi

No Kecamatan

Luas area panen

(Ha)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi BK

(5.05 ton ha-1)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi PK

(0.24 ton ha-1)

(38)

24

Lampiran 12 Perhitungan IKLP jerami padi

No Kecamatan Produksi

(X1)

Rata-rata produksi Kabupaten

(X2)

IKLP

(X1/X2) Keterangan

1 Margasari 3 1183.75 17 275.49 1.81 Tinggi

2 Bumijawa 12 428.05 17 275.49 0.72 Rata-rata

3 Bojong 16 069.10 17 275.49 0.93 Rata-rata

4 Balapulang 26 522.60 17 275.49 1.54 Tinggi

5 Pagerbarang 26 174.15 17 275.49 1.52 Tinggi

6 Lebaksiu 26 583.20 17 275.49 1.54 Tinggi

7 Jatinegara 18 649.65 17 275.49 1.08 Tinggi

8 Kedungbanteng 13 837.00 17 275.49 0.80 Rata-rata

9 Pangkah 7 539.65 17 275.49 0.44 Rendah

10 Slawi 4 327.85 17 275.49 0.25 Rendah

11 Dukuhwaru 19 376.85 17 275.49 1.12 Tinggi

12 Adiwerna 7 418.45 17 275.49 0.43 Rendah

13 Dukuhturi 5 772.15 17 275.49 0.33 Rendah

14 Talang 8 726.40 17 275.49 0.51 Rata-rata

15 Tarub 12 034.15 17 275.49 0.70 Rata-rata

16 Kramat 18 654.70 17 275.49 1.08 Tinggi

17 Suradadi 26 128.70 17 275.49 1.51 Tinggi

18 Warureja 29 532.40 17 275.49 1.71 Tinggi

Lampiran 13 Peta indeks konsentrasi limbah pertanian Padi

(39)

25 Lampiran 14 Perhitungan potensi produksi jerami jagung

No Kecamatan

Luas area panen

(Ha)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi BK

(6.62 ton ha-1)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi PK

(0.45 ton ha-1)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi TDN

Lampiran 15 Perhitungan IKLP jerami jagung

No Kecamatan Produksi

(40)

26

Lampiran 16 Peta indeks konsentrasi limbah pertanian jagung

Lampiran 17 Perhitungan potensi produksi jerami singkong

No Kecamatan

Luas area panen

(Ha)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi BK

(1.32 ton ha-1)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi PK

(0.45 ton ha-1)

(41)

27 Lampiran 18 Perhitungan IKLP jerami singkong

No Kecamatan Produksi

(X1)

Rata-rata produksi Kabupaten

(X2)

IKLP

(X1/X2) Keterangan

1 Margasari 2.64 41.43 0.06 Rendah

2 Bumijawa 155.76 41.43 3.76 Tinggi

3 Bojong 261.36 41.43 6.31 Tinggi

4 Balapulang 18.48 41.43 0.45 Rendah

5 Pagerbarang 0.00 41.43 0.00 Rendah

6 Lebaksiu 17.16 41.43 0.41 Rendah

7 Jatinegara 114.84 41.43 2.77 Tinggi

8 Kedungbanteng 0.00 41.43 0.00 Rendah

9 Pangkah 128.04 41.43 3.09 Tinggi

10 Slawi 31.68 41.43 0.76 Rata-rata

11 Dukuhwaru 0.00 41.43 0.00 Rendah

12 Adiwerna 2.64 41.43 0.06 Rendah

13 Dukuhturi 13.20 41.43 0.32 Rendah

14 Talang 0.00 41.43 0.00 Rendah

15 Tarub 0.00 41.43 0.00 Rendah

16 Kramat 0.00 41.43 0.00 Rendah

17 Suradadi 0.00 41.43 0.00 Rendah

18 Warureja 0.00 41.43 0.00 Rendah

Lampiran 19 Peta indeks konsentrasi limbah pertanian singkong

(42)

28

Lampiran 20 Perhitungan potensi produksi Jerami ubi jalar

No Kecamatan

Luas area panen

(Ha)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi BK

(4.45 ton ha-1)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi PK

(0.54 ton ha-1)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi TDN

Lampiran 21 Perhitungan IKLP jerami ubi jalar

No Kecamatan Produksi

(43)

29 Lampiran 22 Peta indeks konsentrasi limbah pertanian ubi jalar

Lampiran 23 Perhitungan potensi produksi dedak padi

No Kecamatan

Luas area panen

(Ha)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi BK

(4.45 ton ha-1)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi PK

(0.54 ton ha-1)

(44)

30

Lampiran 24 Perhitungan produksi jagung

No Kecamatan

Luas area panen

(Ha)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi BK

(4.45 ton ha-1)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi PK

(0.54 ton ha-1)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi TDN

Lampiran 25 Perhitungan potensi produksi pucuk tebu

Komoditi

Luas area panen

(Ha)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi BK

(5.12 ton ha-1)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha)

*Angka konversi PK (0.29 ton ha-1)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi TDN

(2.56 ton ha-1)

Pucuk tebu 3412 4 158.98 452.62 3 356.22

Lampiran 26 Perhitungan potensi produksi tetes tebu

Komoditi

Luas area panen

(Ha)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi BK

(1.82 ton ha-1)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha)

*Angka konversi PK (0.07 ton ha-1)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi TDN

(0.91 ton ha-1)

Tetes tebu 3412 4 158.98 452.62 3 356.22

Lampiran 27 Perhitungan potensi produksi ampas tebu

Komoditi

Luas area panen

(Ha)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi BK

(14.29 ton ha-1)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha)

*Angka konversi PK (0.21 ton ha-1)

Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi TDN

(6.29 ton ha-1)

(45)

31 Lampiran 28 Perhitungan faktor penunjang keberhasilan lokasi pengolahan pakan

Kecamatan

Lokasi bahan baku Lokasi ternak Akses jalan Tenaga kerja

(46)

32 Teknologi Pakan. Selama masa perkuliahan penulis aktis dalam kepanitiaan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas

Peternakan 2011-2012 sebagai ketua, Himpunan Mahasiswa Islam komisariat Fakultas Peternakan, Komunitas fotografi SHUTTER IPB sebagai ketua pada tahun 2009-2012 dan wadah diskusi SUPERNOVA.

UCAPAN TERIMA KASIH

Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada kedua orangtua yang sudah sabar menunggu dan percaya kepada penulis untuk menyelesaikan studi ini. Terimakasih kepada Bapak Dr Ir Heri Ahmad Sukria Msc selaku dosen pembimbing utama dan Ibu Dr Ir Dwierra Evvyernie Amirroennas MS MSc selaku dosen anggota dan pembimbing akademik yang telah membimbing dengan sabar dalam pembuatan tugas akhir ini, mohon maaf apabila sikap dan perbuatan yang kurang baik selama menjadi bimbingan Bapak dan Ibu. Terimakasih kepada Bapak dan Ibu dosen Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor khususnya Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan yang sudah memberikan ilmunya baik di dalam maupun di luar perkuliahan. Terimakasih kepada teman-teman Nutrisiousz 46 yang memberikan kenangan selama masa perkuliahan, BEM D’Oreamnos dalam berorganisasi, teman-teman Fakultas Peternakan tercinta, AHOY MANIA yang meramaikan kampus, teman-teman SHUTTER IPB yang akan terus ada, Teman-teman seperjuangan yang meramaikan kampus, individu-invidu hebat 46, DR Cinta, wadah diskusi SUPERNOVA, SIPPdan HMI dalam membuka wawasan di luar perkuliahan. Terimakasih kepada lorong 10, kosan pinguin, RG, RK dan LAWALATA IPB atas naungan selama berkuliah di kampus. Terimakasih kepada Dinas-Dinas Kabupaten Tegal dalam membantu menyediakan data-data tugas akhir ini.

Gambar

Tabel 2 Potensi produksi pakan berdasarkan BK, PK dan TDN
Gambar 1 Peta kecamatan di Kabupaten Tegal.
Gambar  2 Populasi ternak dalam ekor dan satuan ternak (ST)
Tabel 7 Indeks konsentrasi ternak ruminansia di Kabupaten Tegal
+7

Referensi

Dokumen terkait

1, Juni 2019 Dalam pertimbangan Mahkamah Konstitusi, Pasal ambang batas ( presidential treshold ) bukanlah pasal diskriminatif, bahwa menambahkan syarat ambang batas

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti bahwa adanya perbedaan dalam relevansi nilai laba, relevansi nilai buku, dan relevansi nilai arus kas sebelum dan setelah

Kadangkadang penderita dengan Infark Miokard Akut dan edema paru, tekanan kapiler pasak parunya normal; hal ini mungkin disebabkan lambatnya pembersihan cairan

Pengrajin batik mendapat imbalan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dimana keberadaan batik di kampong tersebut memberikan lapagan pekerjaan

Anak-anak yang terpapar arsenik anorganik mungkin memiliki banyak efek yang sama dengan orang dewasa, termasuk iritasi lambung dan usus, kerusakan pembuluh darah, perubahan kulit,

He tried to make the other candidate (BTP) feel uncomfortable because he asked about his previous promise for DKI Jakarta as the governor in his period.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perubahan cemaran bakteri dalam kuah sate ayam semur pada berbagai perlakuan penyajian diukur berdasar tingkat kepadatan bakteri (TPC) dan

Pena yang sudah dimodifikasi dengan bentuk steampunk seperti dipadukan dengan logam tembaga dan kuningan bertujuan untuk lebih menonjolkan kesan bahwa meja itu adalah meja