ANALISIS KETERSEDIAAN LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI
PAKAN TERNAK RUMINANSIA DI KABUPATEN TEGAL
MUHAMMAD USAID GHARIZAH
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Ketersediaan Limbah Pertanian sebagai Pakan Ternak Ruminansia di Kabupaten Tegal adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
ABSTRAK
MUHAMMAD USAID GHARIZAH. Kajian Ketersediaan Limbah Hasil Samping Pertanian sebagai Sumber Bahan Baku Pakan Ruminansia di Kabupaten Tegal Dibimbing oleh HERI AHMAD SUKRIA dan DWIERRA EVVYERNIE
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung potensi ternak ruminansia dan bahan baku pakan ternak berbasis limbah pertanian, serta menentukan lokasi pengolahan pakan di Kabupaten Tegal. Pengambilan data dilakukan di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tegal dan penyebaran kuesioner kepada 32 petani. Jumlah potensi ternak didapat dari nilai konversi dibandingkan dengan populasi ternak. Jumlah potensi produksi pakan dengan mengalikan nilai konversi lahan dengan luas area panen. Indeks konsentrasi didapat dengan membagi potensi Kecamatan dengan rata-rata potensi Kabupaten. Penentuan lokasi menggunakan analisis faktor penunjang keberhasilan. Kesimpulan penelitian ini, Potensi populasi ternak ruminansia penghasil daging di Kabupaten Tegal sebesar 24 727 ST dengan potensi produksi pertanian sebagai bahan baku pakan sebanyak 589 969.04 ton tahun-1 BK, 35 115.38 ton tahun-1 PK dan 296 537.71 ton tahun-1. Berdasarkan potensi daerah yang terdapat di Kabupaten Tegal, lokasi yang sesuai untuk pendirian pengolahan pakan adalah di Kecamatan Balapulang. Kata kunci: limbah pertanian, pakan ruminansia, Tegal
ABSTRACT
MUHAMMAD USAID GHARIZAH. Analysis of Agricultural Waste for Feed
Resource of Ruminant livestock in Kabupaten Tegal Supervised by HERI AHMAD SUKRIA and DWIERRA EVVYERNIE
This study aimed to quantify ruminant livestock and agricultural waste-based animal feed potential, also determine the location of the processing plant feed in Tegal regency. Data accumulation was done at the Tegal's Department of
Agriculture and Livestock and distributed questionnaires to 32 farmers. The potential number of cattle valued by comparing conversion number with
livestock population. Total feed production potential valued obtained by multiplying the conversion of land with harvest area. Concentration index valued by dividing the potential of Kecamatan with Kabupaten average potential. Location determination using success supporting factor analysis. This study concludes that ruminant populacy potential in Kabupaten Tegal was 24 727 ST with agricultural production potential as raw material feed as much as 969.04 tons/year DM, 35 115.38 tons/year CP and 296 537.71 tons/year TDN. Based on those potental in Tegal, the appropriate location for establishment of feed processing in Kecamatan Balapulang.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
ANALISIS KETERSEDIAAN LIMBAH PERTANIAN
SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA DI KABUPATEN
TEGAL
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2015
PRAKATA
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu
wata’ala dengan kehendak-Nya karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni hingga Agustus 2014 ini ialah Analilis Ketersediaan Limbah Pertanian sebagai Pakan Ternak Ruminansia di Kabupaten Tegal.
Mencapai program swasembada daging di Indonesia pada tahun 2014, Kementerian Pertanian priode 2009-2014 mencanangkan peningkatan populasi Ternak. Seiring meningkatnya populasi ternak membutuhkan ketersediaan pakan yang mencukupi. Pakan berbasis limbah pertanian dapat menjadi alternatif penyediaan pakan bagi ternak. Jumlah yang besar dan tidak bersaing dengan manusia merupakan potensi sebagai pakan dalam jumlah yang besar.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan informasi baru dalam dunia peternakan dan dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR xiix
DAFTAR LAMPIRAN xiix
PENDAHULUAN METODE
Materi 2
Waktu dan Lokasi 2
Prosedur 2
Populasi Ternak 2
Indeks Konsentrasi Ternak 2
Potensi Produksi Pakan 3
Indeks Konsentrasi Limbah Pertanian 3
Pemanfaatan Potensi Pakan 4
Penentuan Lokasi Pengolahan Pakan 4
Analisis Data 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Daerah 4
Sebaran ternak 6
Populasi Ternak 6
Indeks Konsentrasi Ternak 8
Sebaran Limbah Pertanian 10
Potensi Produksi Pakan 10
Indeks Konsentrasi Limbah Pertanian 12
Pemanfaatan Potensi Pakan 14
Lokasi Pengolahan Pakan 14
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan 16
Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 17
RIWAYAT HIDUP 32
DAFTAR TABEL
1 Standar satuan ternak 3
2 Potensi produksi pakan berdasarkan BK, PK dan TDN 3
3 Nilai konversi kebutuhan pakan ternak 4
4 Produksi dan luas area panen pertanian Kabupaten Tegal 5
5 Populasi ternak ruminansia Kabupaten Tegal 6
6 Populasi ternak dalam satuan terrnak (ST) 6
7 Indeks konsentrasi ternak ruminansia di Kabupaten Tegal 8
8 Luas area panen di Kabupaten Tegal 10
9 Potensi produksi pakan berdasarkan BK, PK dan TDN 10 10 Indeks konsentrasi limbah pertanian Kabupaten Tegal 12
11 Pemanfaatan potensi pakan 14
12 Faktor penunjang keberhasilan lokasi pengolahan pakan 15
DAFTAR GAMBAR
1 Peta Kabupaten dan Kecamatan Kabupaten Tegal 5
2 Populasi ternak dalam ekor dan satuan ternak (ST) 7 3 Peta indek konsentrasi ternak (IKT) dan sebaran ternak 9
4 Potensi produksi pakan BK, PK dan TDN 11
DAFTAR LAMPIRAN
1 Quisioner Petani 17
2 Tabel populasi ternak dan jumlah peternak di Kabupaten Tegal 19 3 Populasi ternak dalam nilai satuan ternak (ST) 19
4 Indeks konsentrasi ternak Kabupaten Tegal 20
5 Indeks konsentrasi ternak sapi di Kabupaten Tegal 20
6 Peta indeks konsentrasi ternak sapi 21
7 Indeks konsentrasi ternak kambing di Kabupaten Tegal 21
8 Peta indeks konsentrasi ternak kambing 22
9 Indeks konsentrasi ternak domba di Kabupaten Tegal 22
10 Peta indeks konsentrasi ternak domba 23
11 Perhitungan potensi produksi jerami Padi 23
12 Perhitungan IKLP jerami padi 24
13 Peta indeks konsentrasi limbah pertanian Padi 24
14 Perhitungan potensi produksi jerami Jagung 25
15 Perhitungan IKLP jerami jagung 25
16 Peta indeks konsentrasi limbah pertanian jagung 26 17 Perhitungan potensi produksi Jerami Singkong 26
18 Perhitungan IKLP jerami singkong 27
19 Peta indeks konsentrasi limbah pertanian singkong 27 20 Perhitungan potensi produksi Jerami ubi jalar 28
21 Perhitungan IKLP jerami ubi jalar 28
22 Peta indeks konsentrasi limbah pertanian ubi jalar 29
23 Perhitungan potensi produksi dedak padi 29
24 Perhitungan produksi jagung 30
25 Perhitungan potensi produksi pucuk tebu 30
26 Perhitungan potensi produksi tetes tebu 30
27 Perhitungan potensi produksi ampas tebu 30
1
PENDAHULUAN
Kementerian Pertanian Indonesia periode 2009-2014 mencanangkan program swasembada daging. Pencapaian program dengan menurunkan kuota impor daging hingga 10%. Implementasi program salah satunya dengan meningkatkan populasi ternak. Ternak sebagai mahluk hidup membutuhkan makanan sehingga peningkatan populasi ternak harus diiringi dengan pemenuhan jumlah pakan. Pakan di Indonesia memiliki kendala yaitu bersaing lahan dengan tanaman pangan. Jumlah impor pangan menandakan produksi pangan lebih dibutuhkan dibandingkan dengan produksi pakan. Alternatif dalam meningkatkan produksi pakan yaitu dengan memanfaatkan sisa hasil samping pertanian atau limbah pertanian sebagai pakan (Sutrisno 2002).
Pencapaian swasembada daging secara nasional harus didukung oleh pencapaian daging di lingkup yang lebih kecil seperti provinsi, kabupaten ataupun kota. Pencapaian swasembada daging pada setiap daerah akan membantu pencapaian swasembada daging pada lingkup nasional. Beragamnya budaya dan geografis daerah di Indonesia menjadikan potensi ternak dan pakan yang juga beragam di setiap daerah. Kabupaten Tegal adalah salah satu daerah di Jawa Tengah dengan luas wilayah sebesar 90 181 ha. Geografis umumnya berada pada dataran rendah dengan batas wilayah sebelah utara adalah Laut Jawa, sebelah timur Kabupaten Pemalang, sebalah barat Kabupaten Brebes dan sebelah selatan Gunung Slamet. Jumlah penduduk di Kabupaten Tegal sebanyak 1 415 009 jiwa. Mayoritas pekerjaan di Kabupaten Tegal sebagai petani dengan luas lahan pertanian sebesar 40 323 ha atau sebesar 45.88% luas wilayah Kabupaten Tegal. (Bappeda Kabupaten Tegal 2013). Budaya konsumsi daging masyarakat di Tegal yaitu mengkonsumsi daging ternak domba dan kambing. Budaya konsumsi dapat dilihat dengan banyaknya warung sate kambing muda di Kabupaten Tegal.
Luas lahan pertanian yang mencakup 45.88% luas wilayah Kabupaten Tegal dengan penanaman antara lain padi, jagung, tebu, singkong dan ubi. Lima komoditi tersebut adalah komoditi dengan produksi terbesar ditanam di Kabupaten Tegal. Potensi produksi pertanian di Kabupaten Tegal diapresiasi oleh pemerintah pusat atas keberhasilanya meningkatkan produksi gabah. Produksi gabah pada tahun 2010 sebesar 350 116 ton dan produksi terbesar pada tahun 2012 sebesar 368 537 ton. Produksi pertanian pada tahun 2013 pada komoditi padi, jagung, tebu, singkong dan ubi berturut-turut sebanyak 354 538, 114 344, 350 002, 9 975 dan 1 744 ton (Dinas Pertanian Kabupaten Tegal 2013). Besarnya Produksi pertanian di Kabupaten Tegal menjadi potensi dalam menyediakan pakan ternak dari hasil limbah pertanian.
Budaya konsumsi daging pada ternak domba dan kambing menjadikan jumlah populasi kedua ternak lebih besar dibandingkan ternak lainnya. Populasi tahun 2013 pada ternak domba sebesar 167 821 ekor dan kambing 68 270 ekor. Ternak ruminansia besar seperti sapi populasi pada tahun 2013 sebesar 9 219 ekor dan kerbau 4 198 ekor (Dinas Peternakan Kabupaten Tegal 2013).
2
ketersediaan pakan melebihi jumlah kebutuhannya. Kabupaten Tegal sebagai daerah dengan potensi pertaniannya harus mampu menyediakan pakan bagi ternaknya untuk membantu swasembada daging nasional.
Tujuan penelitian ini menghitung potensi ternak, potensi produksi bahan pakan dan menentukan lokasi pengolahan pakan yang sesuai dengan potensi daerah di Kabupaten Tegal.
METODE
Materi
Materi penelitian ini yaitu quisioner, kendaraan bermotor, alat tulis, data populasi ternak di Kabupaten Tegal dan data luas area panen pertanian Kabupaten Tegal.
Waktu dan Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tegal pada bulan Juni hingga Agustus 2014 di 5 Kecamatan yaitu Bojong, Bumijawa, Jatinegara, Kedungbanteng dan Pangkah.
Prosedur
Pengambilan data dengan metode wawancara dan penyebaran quisioner. Wawancara dan pengambilan data sekunder kepada Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan Kabupaten Tegal. Penyebaran quisioner dilakukan kepada 32 petani dengan metode penyebaran Accidental sampling (Silalahi 2009). Petani yang menjadi responden adalah petani padi, jagung, tebu, singkong dan ubi.
Populasi Ternak
Jumlah populasi ternak di Kabupaten Tegal dalam jumlah ekor dikonversi menjadi populasi ternak dalam jumlah standar satuan ternak (ST). Nilai konversi dan data populasi ternak didapat dari Dinas Peternakan Kabupaten Tegal disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Standar satuan ternak
Jenis Ternak Standar Satuan Ternak (ST)
Dewasa Muda Anak
Sapi 1 0,6 0,25
Kerbau 1,15 0,69 0,29
Kambing 0,16 0,08 0,04
Domba 0,14 0,07 0,04
Dinas Peternakan Kabupaten Tegal (2013)
Indeks Konsentrasi Ternak
3 kecamatan dengan populasi rata-rata dan IKT < 0.5 kecamatan dengan nilai rendah. IKT dihitung dengan menggunakan rumus (Syamsu 2006).
IKT = Populasi ternak Kecamatan Rata-rata populasi ternak Kabupaten
Potensi Produksi Pakan
Produksi pakan yang dihitung berdasarkan produksi limbah pertanian yang merupakan bagian batang, daun dan akar sisa hasil panen pertanian dan potensi pakan lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan. Potensi produksi pakan berdasarkan tiga komponen nutrisi utama yaitu bahan kering (BK), protein kasar (PK) dan total digestable nutrient (TDN). Jumlah produksi dari masing-masing komponen nutrisi disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Potensi produksi pakan berdasarkan BK, PK dan TDN Hasil samping
Tabrany (2006), 2)Berdasarkan perhitungan
Nilai masing-masing produksi selanjutnya akan dikalikan dengan luas area panen dari masing-masing komoditi di Kabupaten Tegal
Produksi BK (ton/tahun) = Luas area panen (ha tahun-1) x Potensi produksi
Indeks Konsentrasi Limbah Pertanian
4
IKLP = Produksi limbah pertanian Kecamatan Rata-rata produksi limbah pertanian Kabupaten
Pemanfaatan Potensi Pakan
Pemanfaatan potensi pakan ternak yaitu selisih antara kebutuhan pakan dengan potensi produksi pakan di Kabupaten Tegal. Selisih yang didapat dikonversi menjadi populasi ternak dalam satuan ternak (ST). Nilai konversi berdasarkan tiga kandungan nutrisi yaitu bahan kering (BK), protein Kasar (PK) dan total digestable nutrient (TDN). Nilai konversi dapat disajikan pada Tabel. 3
Tabel 3 Nilai konversi kebutuhan pakan ternak Ternak Kebutuhan BK
Penentuan Lokasi Pengolahan Pakan
Penentuan lokasi pengolahan berdasarkan rumus critical success faktor atau faktor penunjang keberhasilan. Penentuan lokasi berdasarkan empat faktor yaitu lokasi sumber bahan baku pakan, lokasi ternak, akses jalan dan tenaga kerja. (Heizer dan Render 2005).
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Analisis yang digunakan pada penelitian ini meliputi potensi populasi ternak, indeks konsentrasi ternak (IKT), potensi produksi pakan, indeks konsentrasi limbah pertanian (IKLP) dan penentuan lokasi pengolahan pakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Daerah
5
Gambar 1 Peta kecamatan di Kabupaten Tegal.
Luas wilayah Kabupaten Tegal adalah 90 181 ha dengan luas lahan pertanian seluas 77 693 ha. Komoditi pertanian yang memiliki potensi limbah untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak yaitu padi, jagung, tebu, singkong dan ubi jalar. Produksi dan luas panen dari masing-masing komoditi disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Produksi dan luas area panen pertanian Kabupaten Tegal
Tanaman Komoditi Jumlah produksi (ton) Luas panen (ha)
Padi Gabah 354 538 61 576
Jagung Jagung 114 344 15 383
Tebu Gula 350 002 3 412
Singkong Umbi 9 975 565
Ubi jalar Umbi 1 744 169
Dinas Pertanian Kabupaten Tegal (2014)
6
Tabel 5 Populasi ternak ruminansia Kabupaten Tegal
Ternak Populasi (ekor)
Dewasa Muda Anak
Kerbau 2519 840 840
Sapi 5531 1844 1844
Domba 41955 41955 83911
Kambing 17068 17068 34135
Dinas Peternakan Kabupaten Tegal (2013)
Pemanfaatan ternak ruminansia sebagai sumber protein bagi masyarakat Tegal. Jumlah pemanfaatan ternak sebagai daging konsumsi sebanyak 5 719 017 kg daging sepanjang tahun 2013 (Bappeda Kabupaten Tegal 2014). Total pemotongan ternak sepanjang 2013 sebanyak 112 380 ekor dengan rincian sapi 7150 ekor, kerbau 164 ekor, kambing 34 068 ekor dan domba 70 998 ekor (Bappeda Kabupaten Tegal 2014).
Sebaran Ternak
Populasi Ternak
Struktur populasi ternak menjabarkan keadaan umum ternak di Kabupaten Tegal. Populasi dalam penelitian ini dihitung dalam nilai satuan ternak (ST), perhitungan satuan ternak menggunakan nilai konversi dari Dinas Peternakan Kabupaten Tegal. Potensi yang dihitung adalah ternak sapi, kambing dan domba. Ternak kerbau sebagai ternak ruminansia diperuntukan sebagai ternak kerja sehingga tidak dihitung dalam penelitian ini. Nilai konversi dapat dilihat pada Tabel 1 dan populasi ternak dalam nilai satuan ternak disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Populasi ternak dalam satuan ternak (ST)
Ternak Populasi
Populasi (Ekor) Populasi (ST)
Sapi 9 219 7 099
Domba 167 821 12 167
Kambing 68 270 5 462
Total 245 310 24 727
7
Gambar 2 Populasi ternak dalam ekor dan satuan ternak (ST)
Merujuk pada Gambar 2 populasi ternak tertinggi berada pada ternak domba dengan jumlah populasi sebanyak 167 821 ekor atau sebanyak 12 167 ST. Indikator tingginya populasi domba di Kabupaten Tegal yaitu tingginya permintaan daging pada ternak domba, jumlah pemotongan pada tahun 2013 sebanyak 70 998 ekor. Pemotongan domba tertinggi di Kabupaten Tegal dibandingkan ternak ruminansia lainnya.
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 180000
Sapi Domba Kambing
8
Indeks Konsentrasi Ternak (IKT)
Populasi ternak di Kabupaten Tegal tersebar disetiap kecamatan. Pola penyebaran populasi dihitung untuk mengetahui potensi kecamatan dalam meyediakan ternak. Ternak yang terhitung di dalam IKT yaitu ternak sapi, kambing dan domba. Nilai IKT di kecamatan dibagi menjadi 3 kategori yaitu kecamatan dengan populasi ternak tinggi, rata-rata dan rendah. Kategori IKT tinggi yaitu nilai IKT > 1, IKT rata-rata nilai IKT 0.5-1 dan IKT rendah dengan nilai IKT < 0.5. Nilai dan Kategori IKT di sajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Indeks konsentrasi ternak ruminansia di Kabupaten Tegal No Kecamatan Sapi Kambing Domba Populasi
Ternak IKT Keterangan
1 Margasari 2 061 420 572 3 053 2.22 Tinggi Margasari, Bumijawa, Bojong, Jatinegara, Pangkah dan Tarub. Nilai tertinggi berada pada Kecamatan Margasari dengan nilai IKT 2.22 diikuti Bumijawa 1.8, Bojong 1.46, Jatinegara 1.36, Pangkah 1.10 dan Tarub 1.08. Kecamatan dengan nilai IKT rendah hanya pada Kecamatan Slawi sebagai pusat pemerintahan dan pemukiman penduduk tidak banyak ternak yang dipelihara. IKT ruminansia dan sebaran masing-masing ternak di Kabupaten Tegal dapat dilihat pada Gambar 3.
9
Gambar 3 Peta indeks konsentrasi ternak (IKT) dan sebaran ternak sapi, kambing dan domba
Sapi Kambing Domba IKT < 0.5 (Rendah)
10
Sebaran Limbah Pertanian
Potensi Produksi Pakan
Jumlah potensi produksi pakan didapat dengan mengalikan jumlah luas lahan panen dengan nilai konversi. Luas area panen di Kabupaten Tegal disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Luas area panen di Kabupaten Tegal
No Kecamatan Luas area panen pertanian (Ha)
Padi Jagung Singkong Ubi Total pada komoditi padi dengan luas area panen seluas 61 576 ha atau sebesar 79,26% total luas panen. Kecamatan dengan luas area panen terbesar yaitu Kecamatan Margasari dengan luas area panen seluas 7 031 ha.
Nilai konversi potensi produksi merujuk pada Tabel 2. Nilai konversi produksi pakan dibagi menjadi tiga komponen nutrisi yaitu produksi berdasarkan bahan kering (BK), protein kasar (PK) dan total digestable nutrient (TDN). Potensi produksi dari masing-masing komponen nutrisi yang dapat dihasilkan Kabupaten Tegal disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Potensi produksi pakan berdasarkan BK, PK dan TDN
Bahan baku pakan Produksi BK
(ton tahun-1)
Jerami singkong 745.80 146.90 452.00
11 ` Potensi produksi pakan di Kabupaten berdasarkan bahan kering (BK) sebanyak 589 969.04 ton tahun-1, jumlah produksi protein kasar (PK) sebanyak 35 115.38 ton tahun-1 dan total digestable nutrient (TDN) sebanyak 296 537.71 ton tahun-1. Jumlah PK mencakup 5.90% dari total BK sedangkan jumlah TDN mencakup 50.36% total BK. Ketimpangan antara potensi produksi PK dengan TDN menandakan bahan baku pakan di Kabupaten Tegal kekurangan sumber protein. Klasifikasi bahan baku terbagi menjadi tiga yaitu bahan baku sumber protein, sumber energi dan sumber serat (Sukria dan Krisnan 2009). Bahan baku yang tersedia di Kabupaten Tegal umumnya bahan baku pakan sumber serat yaitu jerami padi, jerami jagung, jerami singkong, pucuk tebu, jerami ubi jalar dan ampas tebu. Sumber energi yang tersedia yaitu dedak padi, jagung dan tetes. Jerami singkong dan ubi jalar kandungan proteinnya cukup tinggi namun sedikitnya ketersediaan dan tingginya serat tidak banyak menyumbang jumlah PK di Kabupaten Tegal. Kontribusi penyediaan BK, PK dan TDN pada setiap bahan baku pakan di Kabupaten Tegal disajikan pada Gambar 4.
Gambar 4 Potensi produksi BK, PK dan TDN
0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000
12
Kontribusi terbesar dalam penyediaan pakan yaitu jerami padi dengan produksi BK 310 958.80, PK 14 778.24 dan TDN 132 388.40 ton tahun-1. Tingginya kontribusi jerami padi dikarenakan luas area panen padi yang mencapai 79.25% dari total luas area panen tanaman pertanian di Kabupaten Tegal. sebagai sumber serat, PK yang diproduksi sangat jauh dibandingkan dengan produksi BK yang ada.
Potensi produksi pakan yang tersedia di Kabupaten Tegal selanjutnya akan dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Banyaknya sumber serat yang tersedia cocok dimanfatkan oleh ternak ruminansia. Kapasitas Tampung ternak ruminansia berdasarkan BK di Kabupaten Tegal mampu menampung ternak sejumlah 168 563 ST, berdasarkan PK sejumlah 83 608 ST dan berdasarkan TDN sejumlah 142 566 ST.
Indeks Konsentrasi Limbah Pertanian
Produksi limbah pertanian di Kabupaten Tegal tersebar di setiap kecamatan, produksi di setiap kecamatan berbeda satu dengan yang lainnya. Sebaran limbah pertanian berdasarkan IKLP, nilai IKLP di kecamatan dibagi menjadi 3 kategori yaitu kecamatan dengan produksi tinggi, rata-rata dan rendah. Kategori IKLP tinggi yaitu nilai IKLP > 1, IKT rata-rata nilai IKLP 0.5-1 dan IKLP rendah dengan nilai IKLP < 0.5 Nilai dan Kategori IKLP di sajikan pada Tabel 10.
Kecamatan dengan nilai IKLP tinggi terdiri dari sembilan Kecamatan yaitu Margasari, Bojong, Balapulang, Pagerbarang, Lebaksiu, Jatinegara, Kedungbanteng, Suradadi dan Warureja. Nilai tertinggi yaitu Kecamatan Kedungbanteng dengan nilai IKLP 2.07. IKLP dan Sebaran produksi masing-masing limbah pertanian disajikan pada Gambar 5.
Tabel 10 Indeks konsentrasi limbah pertanian Kabupaten Tegal
No Kecamatan Produksi IKLP Keterangan
1 Margasari 43 839.35 1.52 Tinggi
13
Padi Jagung Singkong Ubi Jalar
Gambar 5 Peta indeks konsentrasi limbah pertanian (IKLP) dan sebaran limbah pertanian padi, jagung singkong, ubi jalar.
Kecamatan dengan produksi padi yang tinggi yaitu Kecamatan Margasari, Pagerbarang, Dukuhwaru, Balapulang, Lebaksiu, Jatinegara, Suradadi dan Warureja. Kecamatan dengan produksi jagung yang tinggi yaitu Jatinegara, Bojong, Bumijawa, Pangkah, Lebaksiu, Kedungbanteng, dan Tarub. Kecamatan dengan produksi singkong yang tinggi yaitu Kecamatan Bumijawa, Bojong,
14
Jatinegara dan Pangkah. Kecamatan dengan produksi ubi yang tinggi yaitu Kecamatan Bojong, Balapulang, Jatinegara, Pangkah dan Tarub. Kecamatan yang memiliki produksi tinggi pada setiap komoditi yaitu Kecamatan Jatinegara. Kecamatan dengan produksi tiga komoditi yang tinggi yaitu Kecamatan Pangkah dan Bojong. Banyaknya komoditi di suatu kecamatan menjadi suatu potensi dalam menyediakan keberagaman pakan.
Pemanfaatan Potensi Pakan
Kapasitas tampung pakan merupakan kesanggupan suatu daerah memproduksi pakan untuk memenuhi kebutuhan ternak. Jumlah ternak yang tersedia di Kabupaten Tegal merujuk pada Tabel 6 sedangkan untuk pemanfaatan potensi pakan di Kabupaten Tegal merujuk pada Tabel 11.
Tabel 11 Pemanfaatan potensi pakan BK
Kebutuhan ternak 86 544.50 10 385.34 51 432.16
Potensi produksi pakan 589 969.04 35 115.38 296 537.71
Selisih 503 424.54 24 730.04 245 105.55 117 839 ST. Kapasitas terendah yaitu pada potensi produksi PK dengan Kapasitas ternak sebanyak 58 881 ST. Rendahnya produksi PK di Kabupaten Tegal disebabkan oleh banyaknya pakan sumber serat berupa jerami, penambahan pakan sumber protein diperlukan untuk meningkatkan nilai protein pada pakan.
Lokasi Pengolahan Pakan
Pengolahan pakan merupakan suatu tempat dimana terjadi proses pengolahan pakan. Pengolahan yang dimaksud dapat berupa pengolahan kimia, fisik maupun biologi. Proses pengolahan dilakukan untuk mendapatkan kelebihan-kelebihan dari pakan sehingga lebih optimal pemanfaatannya.
Keadaan potensi pakan ternak di Kabupaten Tegal mayoritas yang tersedia merupakan sumber serat. Kandungan nutrisi dari potensi pakan ternak di kabupaten dapat dikatakan rendah. Berdirinya pabrik pengolahan pakan membantu proses untuk mengoptimalkan pakan ternak di Kabupaten Tegal.
Pada penelitian ini proses pengolahan tidak dibahas namun bahasan pada Penentuan lokasi pengolahan pakan. Penentuan lokasi pengolahan pakan
berdasarkan faktor penunjang keberhasilan (critical success factors) (Heizer dan Render 2005), faktor-faktor yang diperhitungkan dalam penelitian ini
15
Faktor-faktor penujang pendirian lokasi pengolahan pakan masing-masing memiliki bobot yang berbeda. Bobot pada lokasi bahan baku mempengaruhi penilaian sebesar 37.5%, lokasi ternak atau konsumen 30%, akses jalan 22.5% dan tenaga kerja mempengaruhi sebesar 10% penilaian. Apabila dijumlahkan total bobot penilaian yaitu 100%. Faktor yang memiliki bobot paling tinggi dalam penentuan lokasi pabrik yaitu faktor lokasi bahan baku, kedekatan pengolahan pakan dengan bahan baku berdasarkan jumlah bahan baku yang banyak dan meminimalkan kerusakan bahan baku yang umumnya dalam bentuk segar. Nilai tetrtinggi pada lokasi bahan baku yaitu Kecamatan Warureja dengan nilai 33.75, penilaian lokasi dihitung dari potensi kecamatan tersebut dan kecamatan disekitarnya.
Lokasi ternak dapat disebut juga sebagai lokasi konsumen, konsumen hasil pengolahan pakan yaitu pakan ternak bagi ternak ruminansia. Tingginya ternak di suatu daerah dan daerah sekitarnya menjadi penilaian lokasi ternak per konsumen. Kecamatan dengan nilai lokasi ternak tertinggi yaitu Kecamatan Bumijawa dengan nilai 27.00. Akses jalan dihitung dari banyaknya kedekatan antar kecamatan dan akses jalan lintas kecamatan. Kecamatan dengan nilai akses jalan tertinggi yaitu Kecamatan Pangkah dengan nilai 20.25, tingginya akses jalan menjadi sala satu faktor terdapatnya pabrik gula. Tenaga kerja dihitung berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat. Kecamatan dengan kualitas tenaga kerja tertinggi yaitu Kecamatan Slawi dengan nilai 9.00.
Penjumlahan dari masing-masing faktor didapatkan kecamatan yang sesuai sebagai lokasi pengolahan pakan yaitu Kecamatan Balapulang. Nilai bobot akhir Kecamatan Balapulang yaitu 72.37, Kecamatan Balapulang mendekati sumber-sumber bahan baku dan ternak dibandingkan Kecamatan Pangkah yang menjadikan Kecamatan Balapulang sebagai lokasi yang sesuai.
Tabel 12 Faktor penunjang keberhasilan lokasi pabrik pengolahan pakan
16
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Potensi populasi ternak ruminansia penghasil daging di Kabupaten Tegal sebesar 24 727 ST dengan potensi produksi pertanian sebagai bahan baku pakan sebanyak 589 969.04 ton tahun-1 BK, 35 115.38 ton tahun-1 PK dan 296 537.71 ton tahun-1 TDN. Berdasarkan potensi-potensi yang terdapat di Kabupaten Tegal , lokasi yang sesuai untuk pendirian pengolahan pakan adalah Kecamatan Balapulang.
Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu dibutuhkan data penunjang antara lain penimbangan bobot jerami dan wawancara pada peternak. Saran analisis untuk penelitian selanjutnya yaitu analisis formulasi ransum dan produksi tahunan untuk membandingkan dan peramalan untuk tahun-tahun berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
[Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Tegal. 2014. Selayang Pandang Kabupaten Tegal 2013. Tegal (ID) : BPS Kabupaten Tegal.
Dinas Pertanian Kabupaten Tegal. 2013. Produksi Pertanian Kabupaten Tegal. Tegal. Tegal (ID) : Dinas Pertanian Kabupaten Tegal.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Tegal. 2013. Populasi Ternak Kabupaten Tegal. Tegal (ID) : Dinas Peternakan Kabupaten Tegal. Engelhardt V W. 1981. Some physiologycal aspects on the digestion of poor
quality fibrous diets in ruminants. Agricultural and Environment 6: 145-152.
Heizer J, Render B. 2005. Manajemen Operasi. Edisi Ketujuh. Jakarta (ID) : Salemba Empat.
Silalahi U. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung (ID) : PT Refika Aditama. Sukria H A, Krisnan R. 2009. Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku Pakan di
Indonesia. Bogor (ID) : IPB Pr.
Sutrisno C I. 2002. Peran Teknologi Pengolahan Limbah Pertanian dalam Pengembangan Ternak Ruminansia. Semarang (ID) : BPTP.
Syamsu J A. 2006. Analisis potensi limbah tanaman pangan sebagai sumber pakan ternak ruminansia di Sulawesi Selatan. [disertasi]. Bogor (ID) : Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
17
Lampiran 1 Quisioner Petani
Kuisioner Petani
KUISIONER PENELITIAN PEMETAAN POTENSI BAHAN BAKU PAKAN DI KABUPATEN TEGAL SEBAGAI PAKAN
RUMINANSIA KECIL
FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Biodata Petani
Nama : No. Telepon :
Alamat : Luas lahan :
Umur : Jumlah Bibit :
Pengalaman Bertani : Hasil Panen yang Dihasilkan 1. Komoditi yang dihasilkan :
2. Jumlah Hasil Panen (Pilih Salah Satu) :
a. Karung :
b. Mobil bak :
c. Truk :
d. Jumlah dalam (kg/ton) : 3. Harga Jual Komoditi :
Hasil Samping Pertanian yang Dihasilkan 1) Komodti yang ditanam
a. Padi c. Singkong e. Kacang Tanah b. Jagung d. Ubi f. Kacang Kedelai 2) Hasil samping pertanian yang dihasilkan
a. Daun c. Akar b. Batang d. Lainnya : 3) Pemanfaatan daun
a. Dibuang / Dibakar c. Dijual Sebagai (Pakan Ternak / bahan baku industri)
b. Diberikan ke ternak d. Pemanfaatan lainnya : 4) Pemanfaatan Batang
a. Dibuang / Dibakar c. Dijual Sebagai (Pakan Ternak / bahan baku industri)
18
5) Pemanfaatan Akar
a. Dibuang / Dibakar c. Dijual Sebagai (Pakan Ternak / bahan baku industri)
b. Diberikan ke ternak d. Pemanfaatan lainnya : 6) Pemanfaatan Hasil Samping Pertanian Lainnya :
a. Dibuang / Dibakar c. Dijual Sebagai (Pakan Ternak / bahan baku industri)
b. Diberikan ke ternak d. Pemanfaatan lainnya : 7) Kendala dalam pemanfaatan Hasil Samping Pertanian
Jawab :
8) Kendala dalam Pemanfaatan sebagai pakan ternak Jawab :
9) Jika dijual, Harga Jual Hasil Samping Pertanian a. Daun : c. Akar :
b. Batang : d. lainnya :
10)Jika dijual, Penjualan Hasil Samping Pertanian ke
a. c.
b. d.
19 Lampiran 2 Tabel populasi ternak dan jumlah peternak di Kabupaten Tegal
No Kecamatan
Lampiran 3 Populasi ternak dalam nilai satuan ternak (ST)
20
Lampiran 4 Indeks konsentrasi ternak sapi, kambing dan domba di Kabupaten Tegal
No Kecamatan
Total populasi 24 727
Lampiran 5 Indeks konsentrasi ternak sapi di Kabupaten Tegal
21 Lampiran 6 Peta indeks konsentrasi ternak sapi
Lampiran 7 Indeks konsentrasi ternak kambing di Kabupaten Tegal
No Kecamatan Populasi (ST)
(T1)
Rata-rata populasi
(ST) (T2)
IKT
(T1/T2) Keterangan
1 Adiwerna 185 303 0.6 Rata-rata
2 Balapulang 472 303 1.6 Tinggi
3 Bojong 817 303 2.7 Tinggi
4 Bumijawa 777 303 2.6 Tinggi
5 Dukuhturi 152 303 0.5 Rata-rata
6 Dukuhwaru 257 303 0.8 Rata-rata
7 Jatinegara 374 303 1.2 Tinggi
8 Kedungbanteng 286 303 0.9 Rata-rata
9 Kramat 195 303 0.6 Rata-rata
10 Lebaksiu 206 303 0.7 Rata-rata
11 Margasari 420 303 1.4 Tinggi
12 Pagerbarang 263 303 0.9 Rata-rata
13 Pangkah 239 303 0.8 Rata-rata
14 Slawi 57 303 0.2 Rendah
15 Suradadi 195 303 0.6 Rata-rata
16 Talang 189 303 0.6 Rata-rata
17 Tarub 226 303 0.7 Rata-rata
18 Warurejo 152 303 0.5 Rata-rata
Total populasi 5 462
22
Lampiran 8 Peta indeks konsentrasi ternak kambing
Lampiran 9 Indeks konsentrasi ternak domba di Kabupaten Tegal
No Kecamatan Populasi (ST)
(T1)
Rata-rata populasi (ST)
(T2)
IKT
(T1/T2) Keterangan
1 Adiwerna 767 676 1.13 Tinggi
2 Balapulang 532 676 0.79 Rata-rata
3 Bojong 495 676 0.73 Rata-rata
4 Bumijawa 486 676 0.72 Rata-rata
5 Dukuhturi 549 676 0.81 Rata-rata
6 Dukuhwaru 700 676 1.04 Tinggi
7 Jatinegara 543 676 0.80 Rata-rata
8 Kedungbanteng 715 676 1.06 Tinggi
9 Kramat 879 676 1.30 Tinggi
10 Lebaksiu 645 676 0.95 Rata-rata
11 Margasari 572 676 0.85 Rata-rata
12 Pagerbarang 805 676 1.19 Tinggi
13 Pangkah 836 676 1.24 Tinggi
14 Slawi 235 676 0.35 Rendah
15 Suradadi 797 676 1.18 Tinggi
16 Talang 948 676 1.40 Tinggi
17 Tarub 1 041 676 1.54 Tinggi
18 Warurejo 624 676 0.92 Rata-rata
Total populasi 12 167
23 Lampiran 10 Peta indeks konsentrasi ternak domba
Lampiran 11 Perhitungan potensi produksi jerami padi
No Kecamatan
Luas area panen
(Ha)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi BK
(5.05 ton ha-1)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi PK
(0.24 ton ha-1)
24
Lampiran 12 Perhitungan IKLP jerami padi
No Kecamatan Produksi
(X1)
Rata-rata produksi Kabupaten
(X2)
IKLP
(X1/X2) Keterangan
1 Margasari 3 1183.75 17 275.49 1.81 Tinggi
2 Bumijawa 12 428.05 17 275.49 0.72 Rata-rata
3 Bojong 16 069.10 17 275.49 0.93 Rata-rata
4 Balapulang 26 522.60 17 275.49 1.54 Tinggi
5 Pagerbarang 26 174.15 17 275.49 1.52 Tinggi
6 Lebaksiu 26 583.20 17 275.49 1.54 Tinggi
7 Jatinegara 18 649.65 17 275.49 1.08 Tinggi
8 Kedungbanteng 13 837.00 17 275.49 0.80 Rata-rata
9 Pangkah 7 539.65 17 275.49 0.44 Rendah
10 Slawi 4 327.85 17 275.49 0.25 Rendah
11 Dukuhwaru 19 376.85 17 275.49 1.12 Tinggi
12 Adiwerna 7 418.45 17 275.49 0.43 Rendah
13 Dukuhturi 5 772.15 17 275.49 0.33 Rendah
14 Talang 8 726.40 17 275.49 0.51 Rata-rata
15 Tarub 12 034.15 17 275.49 0.70 Rata-rata
16 Kramat 18 654.70 17 275.49 1.08 Tinggi
17 Suradadi 26 128.70 17 275.49 1.51 Tinggi
18 Warureja 29 532.40 17 275.49 1.71 Tinggi
Lampiran 13 Peta indeks konsentrasi limbah pertanian Padi
25 Lampiran 14 Perhitungan potensi produksi jerami jagung
No Kecamatan
Luas area panen
(Ha)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi BK
(6.62 ton ha-1)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi PK
(0.45 ton ha-1)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi TDN
Lampiran 15 Perhitungan IKLP jerami jagung
No Kecamatan Produksi
26
Lampiran 16 Peta indeks konsentrasi limbah pertanian jagung
Lampiran 17 Perhitungan potensi produksi jerami singkong
No Kecamatan
Luas area panen
(Ha)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi BK
(1.32 ton ha-1)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi PK
(0.45 ton ha-1)
27 Lampiran 18 Perhitungan IKLP jerami singkong
No Kecamatan Produksi
(X1)
Rata-rata produksi Kabupaten
(X2)
IKLP
(X1/X2) Keterangan
1 Margasari 2.64 41.43 0.06 Rendah
2 Bumijawa 155.76 41.43 3.76 Tinggi
3 Bojong 261.36 41.43 6.31 Tinggi
4 Balapulang 18.48 41.43 0.45 Rendah
5 Pagerbarang 0.00 41.43 0.00 Rendah
6 Lebaksiu 17.16 41.43 0.41 Rendah
7 Jatinegara 114.84 41.43 2.77 Tinggi
8 Kedungbanteng 0.00 41.43 0.00 Rendah
9 Pangkah 128.04 41.43 3.09 Tinggi
10 Slawi 31.68 41.43 0.76 Rata-rata
11 Dukuhwaru 0.00 41.43 0.00 Rendah
12 Adiwerna 2.64 41.43 0.06 Rendah
13 Dukuhturi 13.20 41.43 0.32 Rendah
14 Talang 0.00 41.43 0.00 Rendah
15 Tarub 0.00 41.43 0.00 Rendah
16 Kramat 0.00 41.43 0.00 Rendah
17 Suradadi 0.00 41.43 0.00 Rendah
18 Warureja 0.00 41.43 0.00 Rendah
Lampiran 19 Peta indeks konsentrasi limbah pertanian singkong
28
Lampiran 20 Perhitungan potensi produksi Jerami ubi jalar
No Kecamatan
Luas area panen
(Ha)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi BK
(4.45 ton ha-1)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi PK
(0.54 ton ha-1)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi TDN
Lampiran 21 Perhitungan IKLP jerami ubi jalar
No Kecamatan Produksi
29 Lampiran 22 Peta indeks konsentrasi limbah pertanian ubi jalar
Lampiran 23 Perhitungan potensi produksi dedak padi
No Kecamatan
Luas area panen
(Ha)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi BK
(4.45 ton ha-1)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi PK
(0.54 ton ha-1)
30
Lampiran 24 Perhitungan produksi jagung
No Kecamatan
Luas area panen
(Ha)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi BK
(4.45 ton ha-1)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi PK
(0.54 ton ha-1)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi TDN
Lampiran 25 Perhitungan potensi produksi pucuk tebu
Komoditi
Luas area panen
(Ha)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi BK
(5.12 ton ha-1)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha)
*Angka konversi PK (0.29 ton ha-1)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi TDN
(2.56 ton ha-1)
Pucuk tebu 3412 4 158.98 452.62 3 356.22
Lampiran 26 Perhitungan potensi produksi tetes tebu
Komoditi
Luas area panen
(Ha)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi BK
(1.82 ton ha-1)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha)
*Angka konversi PK (0.07 ton ha-1)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi TDN
(0.91 ton ha-1)
Tetes tebu 3412 4 158.98 452.62 3 356.22
Lampiran 27 Perhitungan potensi produksi ampas tebu
Komoditi
Luas area panen
(Ha)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi BK
(14.29 ton ha-1)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha)
*Angka konversi PK (0.21 ton ha-1)
Produksi (ton) = Luas area panen (Ha) *Angka konversi TDN
(6.29 ton ha-1)
31 Lampiran 28 Perhitungan faktor penunjang keberhasilan lokasi pengolahan pakan
Kecamatan
Lokasi bahan baku Lokasi ternak Akses jalan Tenaga kerja
32 Teknologi Pakan. Selama masa perkuliahan penulis aktis dalam kepanitiaan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas
Peternakan 2011-2012 sebagai ketua, Himpunan Mahasiswa Islam komisariat Fakultas Peternakan, Komunitas fotografi SHUTTER IPB sebagai ketua pada tahun 2009-2012 dan wadah diskusi SUPERNOVA.
UCAPAN TERIMA KASIH
Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada kedua orangtua yang sudah sabar menunggu dan percaya kepada penulis untuk menyelesaikan studi ini. Terimakasih kepada Bapak Dr Ir Heri Ahmad Sukria Msc selaku dosen pembimbing utama dan Ibu Dr Ir Dwierra Evvyernie Amirroennas MS MSc selaku dosen anggota dan pembimbing akademik yang telah membimbing dengan sabar dalam pembuatan tugas akhir ini, mohon maaf apabila sikap dan perbuatan yang kurang baik selama menjadi bimbingan Bapak dan Ibu. Terimakasih kepada Bapak dan Ibu dosen Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor khususnya Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan yang sudah memberikan ilmunya baik di dalam maupun di luar perkuliahan. Terimakasih kepada teman-teman Nutrisiousz 46 yang memberikan kenangan selama masa perkuliahan, BEM D’Oreamnos dalam berorganisasi, teman-teman Fakultas Peternakan tercinta, AHOY MANIA yang meramaikan kampus, teman-teman SHUTTER IPB yang akan terus ada, Teman-teman seperjuangan yang meramaikan kampus, individu-invidu hebat 46, DR Cinta, wadah diskusi SUPERNOVA, SIPPdan HMI dalam membuka wawasan di luar perkuliahan. Terimakasih kepada lorong 10, kosan pinguin, RG, RK dan LAWALATA IPB atas naungan selama berkuliah di kampus. Terimakasih kepada Dinas-Dinas Kabupaten Tegal dalam membantu menyediakan data-data tugas akhir ini.