• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPARASI RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI SEBELUM DAN SETELAH ADOPSI IFRS (Studi Empiris pada Perusahaan di Sektor Perdagangan Periode )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPARASI RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI SEBELUM DAN SETELAH ADOPSI IFRS (Studi Empiris pada Perusahaan di Sektor Perdagangan Periode )"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPARASI RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI SEBELUM DAN SETELAH ADOPSI IFRS

(Studi Empiris pada Perusahaan di Sektor Perdagangan Periode 2010 – 2013) Niayah SE.,MM

Nadia Safira

Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi - Universitas Gunadarma Jalan Margonda Raya 100, Depok – 16424

niayah@staff.gunadarma.ac.id nadiasafiras96@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti bahwa adanya perbedaan dalam relevansi nilai laba, relevansi nilai buku, dan relevansi nilai arus kas sebelum dan setelah pengadopsian IFRS untuk perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Untuk mencapai objektivitas penelitian, data empiris yang digunakan dibagi menjadi dua periode. Periode pertama meliputi beberapa tahun yaitu dari tahun 2010 ke tahun 2011 (sebelum pengadopsian IFRS) dan periode kedua meliputi beberapa tahun yaitu dari tahun 2012 ke tahun 2013 (setelah pengadopsian IFRS). Hasil menunjukkan bahwa pengadopsian IFRS dapat meningkatkan nilai laba (nilai laba meningkat setelah pengadopsian IFRS sebagai standar keuangan) dan pengadopsian IFRS dapat meningkatkan nilai arus kas (nilai arus kas meningkat setelah pengadopsian IFRS sebagai standar keuangan). Namun, pengadopsian IFRS tidak dapat meningkatan nilai buku (nilai buku tidak meningkat setelah pengadopsian IFRS sebagai standar keuangan) dan juga pengadopsian IFRS tidak dapat meningkatkan nilai relevansi informasi (nilai relevansi informasi tidak meningkat setelah pengadopsian IFRS).

Kata Kunci: harga saham, nilai laba per saham, nilai buku per saham, nilai arus kas per saham, relevansi

ABSTRACT

This study aims to prove there is any differences in profit value relevance, book value relevance, and cash flow relevance before and after the Adoption of International Financial Reporting Standards for the Trading Companies Listed on the Indonesian Stock Exchange. To achieve the objectives of the study, the data used in the empirical part was divided in tweo periods. The first period covers for the years from 2010 to 2011 (Pre Adoption IFRS), while the scond period covers for the years from 2012 to 2013 (Post Adoption IFRS). The results showed that the application of IFRS can increase the profit value relevance ( relevance of profit value increased when IFRS is adopted as the financial standards) and the application of IFRS can improve the cash flow value relevance (relevance of cash flow value increased when IFRS is adopted as the financial standards). However, the application of IFRS cannot improve the relevance of book value (relevance of book value decreased when IFRS is adopted as the financial standards) and also the application of IFRS cannot increase the relevance of information (relevance of information decreased when IFRS is adopted as the financial standards) .

Keyword : stock price, earning per share, book value per share, cash flow per share, relevance.

(2)

PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Laporan keuangan diterbitkan secara rutin oleh perusahaan setiap tahunnya. Pada era 1990, laporan keuangan banyak mendapatkan klaim mengenai biaya historis yang disebut-sebut sebagai penyebab laporan keuangan tersebut kehilangan sebagian besar relevansinya. Kegunaan informasi khususnya laba, arus kas, dan nilai buku, semakin menurun yang disebabkan oleh perubahan operasional perusahan dan perubahan kondisi perekonomian tidak terefleksi secara cukup dalam sistem pelaporan keuangan. Menanggapi tuntutan ini, Badan Akuntansi Internasional (IASB) memperkenalkan nilai wajar dan menyusun pelaporan yang bisa berlaku secara internasional pada tahun 2001 dalam bentuk Standar Pelaporan Internasional (IFRS). Standar dibentuk dengan tujuan meningkatkan komparabilitas laporan keuangan, meningkatkan transparansi perusahaan, dan relevan bagi pengguna laporan keuangan.

Penerapan IFRS di Indonesia diprediksi akan meningkatkan relevansi nilai informasi akuntansi. Relevansi nilai informasi akuntansi merupakan hubungan-hubungan antara angka-angka dalam laporan keuangan dengan harga saham.

Dengan meningkatnya relevansi nilai pada informasi akuntansi maka informasi tersebut semakin bermanfaat. Hal ini disebabkan oleh karena perusahaan tersebut menunjukkan kondisi perusahaan sebenarnya. Oleh karena itu, informasi yang relevan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah nilai relevansi

informasi akuntansi mengalami peningkatan, penurunan, dan atau tidak berpengaruh setelah pengadopsian IFRS secara penuh pada perusahaan disektor perdagangan di Indonesia. Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian tentang relevansi nilai informasi akuntansi berupa laba, nilai buku, dan nilai arus kas operasional.

Beberapa penelitian mengenai relevansi nilai informasi telah dilakukan di Indonesia. Akan tetapi, hasil mengenai penelitian ini masih beragam. Penelitian yang dilakukan oleh Cahyonowati dan Ratmono (2012) yang meneliti perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2011, menunjukkan bahwa adopsi standar di Indonesia belum meningkatkan kualitas informasi akuntansi karena faktor lingkungan yang spesifik ada di Indonesia. Penelitian ini didukung oleh Suryatmi (2014) yang meneliti perusahaan manufaktur di Indonesia periode 2009 – 2012, menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan relevansi nilai informasi akuntansi setelah periode IFRS. Hal yang sama juga dikatakan oleh Firdaus Bachtiar (2015).

Penelitian dengan hasil yang berbeda pernah dilakukan oleh Syagata dan Daljono (2014). Dengan menggunakan perusahaan manufaktur di Indonesia periode 2011 – 2012, menunjukkan bahwa adanya peningkatan relevansi nilai informasi akuntansi setelah periode IFRS. Penelitian tersebut didukung oleh peneliti Sukma dan Yadhnyana (2016) dengan hasil bahwa relevansi nilai informasi akuntansi meningkat secara struktural setelah adopsi penuh IFRS. Hal yang sama juga dikatakan oleh

(3)

LANDASAN TEORI

International Financial Reporting

Standards(IFRS)

IFRS merupakan standar yang digunakan sebagai panduan untuk pelaporan keuangan secara global.

IFRS merupakan Standar, Interprestasi, dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang diadopsi oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB). Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksudkan dalam laporan keuangan tahunan mengandung informasi berkualitas yaitu :

1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.

2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.

3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.

Penerimaaan secara luas atas perkembangan IFRS sebagai dasar pelaporan keuangan Amerika Serikat merupakan hal yang mendasar bagi profesi akuntansi diAmerika Serikat. Hingga saat ini sudah 156 negara mengizinkan penggunaan IFRS untuk penyusunan laporan keuangan oleh perusahaan publik.

Terdapat 2 (dua) macam strategi adopsi pada tahap konvergensi IFRS yaitu bigbang strategy dan gradual strategy.Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini banyak dilakukan oleh negara-negara maju seperti Australia. Sedangkan gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini

kebanyakan dilakukan oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia. Relevansi Nilai Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Jika tidak mampu mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut tidak akan relevan terhadap keputusan yang akan diambil. Informasi yang relevan akan membantmu pemakai membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian masa lalu, masa kini, dan masa depan, yaitu memiliki nilai prediktif. Informasi yang relevan juga membantu pemakai menjustifikasi atau mengoreksi ekspetasi dan harapan masa lalu, yaitu memiliki nilai umpan balik. Agar relevan, informasi juga harus tersedia kepada pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan yang diambil (Kieso, 2002).

Lev (1999) berpendapat bahwa relevansi nilai akuntansi dicirikan oleh kualitas informasi akuntansi. Francis dan Schipper (1999) memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dengan menyebutkan empat kemungkinan interprestasi konstruk relevansi nilai. Pertama, informasi laporan keuangan mempengaruhi harga saham karena mengandung nilai intrinsik saham sehingga berpengaruh pada harga saham. Kedua, informasi laporan keuangan merupakan nilai yang relevan bila mengandung variabel yang dapat digunakan dalam model penilaian atau memprediksi variabel-variabel tersebut. Ketiga, hubungan statistik digunakan untuk mengukur apakah investor benar-benar menggunakan informasi tersebut dalam penetapan harga, sehingga nilai diukur dengan kemampuan informasi laporan keuangan untuk mengubah harga saham karena menyebabkan investor

(4)

memperbaiki ekspetasinya. Terakhir, relevansi nilai ukur dengan kemampuan informasi laporan keuangan untuk menangkap berbagai macam informasi yang mempengaruhi nilai saham.

Menurut Sekar Mayang Sari (2004) Penelitian relevansi dirancang untuk menetapkan manfaat nilai-nilai akuntansi terhadap penilaian ekuitas perusahaan. Relevansi nilai merupakan pelaporan angka-angka akuntansi yang memiliki suatu prediksi berkaitan dengan nilai-nilai pasar ekuitas. Konsep relevansi nilai tidak terlepas dari kriteria relevan dari standar akuntansi keuangan karena jumlah suatu angka akuntansi akan relevan jika jumlah yang disajikan merefleksikan informasi-informasi yang relevan dengan penilaian suatu perusahaan.

Relative importance laporan keuangan penting untuk diketahui yang disebabkan oleh semakin meningkatnya persaingan informasi dipasar modal. Lev dan Zarowin (1999) berpendapat bahwa manfaat dari value revelance adalah menggambarkan kegunaan informasi laporan bagi investor pada relatif terhadap seluruh informasi yang digunakan oleh investor.

Beaver (1968) dan Margani Pinasti (2004) telah memberikan definisi relevansi nilai sebagai kemampuan menjelaskan (explanatory power) dari informasi akuntansi dalam kaitannya dengan nilai perusahaan. Gu (2002) memberikan definisi yang tidak jauh berbeda, yaitu relevansi nilai adalah kemampuan menjelaskan (explanatory power) informasi akuntansi terhadap harga saham atau return saham. Dalam perkembangannya, penelitian-penelitian mengenai relevansi nilai memang diarahkan untuk menginvestigasi hubungan empiris antara nilai pasar modal (stock market value) dengan berbagai angka akuntansi, yang

dimaksudkan untuk menilai kegunaan angka-angka akuntansi itu dalam penilaian ekuitas.

Pengujian hubungan antara informasi akuntansi dengan nilai suatu saham memerlukan suatu metode penilaian. Terdapat 2 (dua) tipe model penilaian yang umumnya digunakan untuk menginvestigasi hubungan tersebut, yaitu model harga (Price Model) dan model return (return model). Kedua model tersebut diderivasi dari fondasi teoritis yang sama yaitu yang dikenal sebagai model informasi linier (linier information model) yang dikembangkan oleh Ohlson (1995).

Sebagian besar penelitian mengenai value relevance akuntansi menggunakan R² dari pengukuran relevansi nilai (Collins et al., 1997; Francis dan Schipper, 1999; Lev dan Zarowin, 1999; Ely dan Waymire, 1999). Penyebabnya adalah karena R² merupakan pengukur explanatory power dari variabel independen dalam suatu regresi linier. Jadi, secara intuitif, R² tampak merupakan pengukur yang baik darivalue relevance.

Gu (2002) dan Margani Prasasti (2004) telah membuktikan bahwa R² memberikan suatu pengukuran explanatory power dari suatu model ekonomik yang bersifat spesifik untuk suatu sample. Perbedaan R² antara dua sample yang berbeda dapat terjadi walaupun hubungan ekonomis yang mendasari kedua sample tersebut identik. Gu (2002) menyarankan pengukur alternatif bagi value relevance, yaitu dispersi residual. Gu menjelaskan dalam pengukuran value relevanceof accounting information dengan menggunakan suatu model penilaian, varian residual atau standar deviasi residual dari model tersebut menunjukkan dispersi dari komponen-komponen harga atau return yang tidak

(5)

dapat dijelaskan oleh variabel-variabel akuntansi.

Pengujian hubungan antara informasi akuntansi dengan nilai saham membutuhkan suatu model penilaian. Terdapat 2 (dua) tipe model penilaian yang umumnya digunakan untuk meneliti hubungan tersebut, yaitu price model dan return model. Kedua model tersebut diderivasi dari fondasi teoritis yang sama yaitu yang dikenal dengan model informasi linier (linier information model) yang dikembangkan oleh Ohlson (1995). Brown et al. (1999) dan Ota (2001) dalam (Margani Prasasti, 2004) menunjukkan adanya masalahscale effectdalam model harga, keduanya memberikan saran pemecahan terhadap masalah scale effects ini dengan cara menggunakan modelreturn atau menggunakan Pt-1 sebagaideflator dalam model harga. Berkaitan dengan time series, Brown et al. (1999) menyarankan perlu mengontrol koefisien variasi (coefisien of variation) scale factorpada saat menguji trend R² dari regresi model harga.

Value Relevance informasi akuntansi sering diukur dengan koefisien determinasi (R²), dari price regression model yang disusun berdasarkan hubungan nilai pasar dan variabel akuntansi model Ohlson. R² merupakan pengukur relevansi nilai yang banyak digunakan dalam penelitian-penelitian terdahulu (Margani Prasasti, 2004). Price RegressionModel merupakan model Ohlson yang digunakan dalam penelitian ini dimodikasi dengan menambahkan variabel cash flow untuk semakin memperjelas faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Menurut Burgstahler dan Dichev (1997) nilai perusahaan (value of firm) berkaitan erat dengan model yang secara umum menjelaskan bahwa nilai pasar ekuitas (market value equity) suatu perusahaan

pada satu tahun tertentu merupakan fungsi linier dari recognize net assets selain net income,cash flow merupakan wakil potensial untuk recognize net assets.

Penyebab menggunakan model ini adalah untuk mengantisipasi banyak distorasi yang terjadi jika menggunakan metode Ball & Brown, seperti sulitnya menentukan tanggal peristiwa dengan tepat serta banyaknya confounding effect (faktor perancu) yang tidak mungkin dapat diisolasi seluruhnya (Franklin dan Lee dkk, 1999 dalam Sekar Mekarsari, 2004).

Harga Saham

Harga saham merupakan harga penutupan pasar saham selama periode pengamatan tiap-tiap jenis saham yang dijadikan sampel dan pergerakannya senantiasa diamati oleh para investor.

Secara umumnya harga saham diperoleh untuk menghitung nilai sahamnya. Semakin jauh perbedaan tersebut, maka hal ini mencerminkan terlalu sedikitnya informasi yang mengalir ke bursa efek. Maka harga saham tersebut cenderung dipengaruhi oleh tekanan psikologis pembeli maupun penjual. Untuk mencegah hal tersebut, maka sebaiknya perusahaan setiap saat memberi informasi yang cukup ke perusahaan bursa efek, sepanjang informasi tersebut berpengaruh terhadap harga pasar saham.

Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham pada akhir bulan Maret atau tiga bulan setelah tahun fiskal yang berakhir 31 Desember untuk tiap penelitian. Metode ini ditempuh agar harga saham telah menggambarkan informasi dalam laporan keuangan secara penuh. Selain itu berdasarkan keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-36/PM/2003 tentang kewajiban

(6)

penyampaian laporan keuangan berkala, emiten wajib melaporkan dan mengumumkan laporan selambat-lambatnya akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan berakhir. Laba

Terdapat pengertian tentang laba. Secara umum laba terdapat dalam laporan laba rugi yaitu laba bersih setelah dikurangi biaya operasional perusahaan. Menurut PSAK 46, laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak. Sedangkan SFAC No. 1 menyatakan bahwa laba akuntansi adalah alat ukur yang baik untuk mengukur kinerja perusahan dan bahwa laba akuntansi bisa digunakan untuk meramalkan aliran kas.

Pengukuran nilai laba didasarkan pada Earning Pershare (EPS). Earning Pershare (EPS) merupakan tolak ukur profitabilitas modal yang telah ditanamkan para pemegang saham.

Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh deviden atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran deviden dan kenaikan nilai saham dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan EPS yang dilaporkan perusahaan. Angka EPS biasanya disajikan paling bawah dalam laporan laba rugi, dan karenanya sering disebut dengan bottom line. Earning Pershare adalah indikator yang baik untuk melihat kinerja operasi dari perusahaan.

Nilai Buku Ekuitas

Book Value of Equity(nilai buku ekuitas) merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten saham beredar. Nilai buku (book value)

per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net assets) per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku per saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Sehingga, nilai buku per saham adalah total ekuitas yang terdiri dari nilai nominal saham beredar, agio saham, modal disetor dan laba ditahan, dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

Nilai buku per saham (book value per share) tidak menunjukkan ukuran kinerja saham yang penting, tetapi nilai buku per lembar saham dapat mencerminkan berapa besar jaminan yang akan diperoleh oleh pemegang saham apabila perusahaan penerbit saham (emiten) dilikuidasi.

IFRS sebagai principles-based standards lebih dapat meningkatkan relevansi nilai informasi akuntansi. Hal ini karena pengukuran fair valuelebih menggambarkan posisi dan kinerja ekonomik perusahaan sehingga lebih dapat membantu investor dalam mengambil keputusan investasi. Oleh karena itu, nilai buku per saham sebagai salah satu proksi dalam menentukan relevansi nilai informasi perusahaan akan meingkat setelah perusahaan mengadopsi IFRS sebagai standar keuangannya.

Nilai Arus Kas Operasi

Arus Kas Operasi adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan

kegiatan transaksi

pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan laba bersih dalam kas suatu perusahaan selama suatu periode.

(7)

Menurut PSAK No. 2 (2002 : 5) arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan kas merupakan revisi darimana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana

mereka membelanjakannya. Laporan kas merupakan ringakasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini menetapkan perusahaan disektor perdagangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai populasinya. Penelitian ini menggunakan prosedur purposive sampling dalam menentukan sampel penelitian yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dilakukan dengan menentukan kriteria (1) perusahaan di sektor perdagangan yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 – 2013, (2) perusahaan di sektor perdagangan yang menyediakan laporan keuangan per 31 Desember yang lengkap terdaftar secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 – 2013, (3) perusahaan di sektor perdagangan yang menyajikan data secara lengkap di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 – 2013, (4) perusahaan di sektor perdagangan yang selama tahun 2010 – 2013 menyediakan informasi arus kas yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan, (5) perusahaan di sektor perdagangan yang menggunakan mata uang rupiah.

Setelah dilakukan penarikan sampel dengan metode purposive sampling dengan kriteria diatas, terdapat 20 perusahaan di sektor perdagangan yang memenuhi kriteria tersebut pada tiap tahunnya.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan posisi keuangan, laporan

laba – rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Sumber data tersebut didapat dari internet dengan menggunakan website www.idx.co.id untuk mencari laporan keuangan dan www.duniainvestasi.com untuk mencari harga saham perusahaan di sektor perdagangan.

Identifikasi Variabel Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham.

Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham tanggal 31 Maret pada tahun berikutnya. Metode ini ditempuh agar harga saham dapat menggambarkan informasi laporan keuangan secara penuh. Harga saham tersebut diharapkan sudah merefleksikan reaksi pasar setelah laporan keuangan auditan diterbitkan. Selain itu berdasarkan keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : Kep-36/PM/2003 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala, emiten wajib melaporkan selambat-lambatnya akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan berakhir. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen. Variabel dependen juga sering disebut sebagai variabel bebas. Berdasarkan model harga Ohlson (1995) variabel dependen didalam penelitian ini adalah

(8)

nilai laba, buku ekuitas, dan arus kas. Laba dalam penelitian ini adalah laba bersih per lembar saham atau Earning per Share. EPS yaitu laba bersih perlembar saham masing-masing perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Laba per saham dalam penelitian ini diambil pada akhir periode 2010 – 2011 dan 2012-2013.

Nilai buku per lembar saham merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahan emiten ketika saham beredar. Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Nilai buku ekuitas menggambarkan jumlah ekuitas dari suatu pemegang saham. Nilai buku ekuitas per saham yang digunakan adalah untuk periode 2010 – 2011 dan 2012 – 2013.

Menurut PSAK No. 2 (2002:5) arus kas operasi adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara dengan kas. Arus kas didapat langsung dari laporan arus kas dalam laporan keuangan perusahaaan. Arus kas per saham yang digunakan adalah untuk periode 2010 – 2011 dan 2012 – 2013. Variabel Kontrol

Variabel Kontrol merupakan variabel yang mengontrol hubungan variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini menggunakan satu variabel kontrol untuk mengontrol hubungan antara variabel konvergensi IFRS dan relevansi nilai informasi akuntansi. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan digunakan sebagai variabel dalam pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Pada umumnya perusahaan besar memiliki informasi yang lebih lengkap sehingga pengungkapan informasi menggambarkan besar kecilnya

perusahaan dapat dilihat dari besar kecilnya total yang dimiliki (Rakhmawati, 2011). Sehingga ukuran (size) perusahaan akan diukur dengan log natural total aset pada akhir tahun.

Teknik Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji simultan (uji F), uji chow test, dan uji koefisien determinasi (R2). Penelitian ini menggunakan model seperti peneliti sebelumnya Syagata (2014), dengan model dasar price models(Ohlson, 1995).

Penelitian ini dibagi menjadi dua periode, yaitu periode sebelum dan setelah adopsi IFRS. Uji perbedaan koefisien determinasi dari masing-masing variabel observasi dilakukan dengan menggunakan uji F. Hipotesis diterima apabila Fhitung> Ftabel (Ghozali, 2007). Fhitungdiketahui dengan menggunakan rumus berikut :

ܨ=(RSS( RSSr– RSSur)/k

ur)/(݊1 +݊2 − 2݇)

Keterangan :

RSSur: Sum of Squared Residual – Unrestricted Regression (Jumlah RSS regresi 2010 – 2013)

RSSr : Sum of Squared Residual - Restricted Regression (RSS untuk regresi observasi total) n1 : Jumlah sampel 2010 -2011 n2 : Jumlah sampel 2012 -2013 k : Jumlah Variabel Independen

Jika nilai Fhitung > Ftabel maka hipotesis nol ditolak dan dapat disimpulkan bahwa memang terdapat

(9)

perbedaaan relevansi nilai laba, nilai buku ekuitas, nilai arus kas, dan nilai

relevansi informasi akuntansi sebelum dan setelah adopsi IFRS di Indonesia. HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif dan Hasil Uji Asumsi Klasik

Statistik deskriptif perlu dilakukan untuk mendeskripsikan

masing-masing variabel dari perusahaan yang menjadi sampel penelitian.

Berdasarkan tabel 1 dibawah, maka dapat dilihat bahwa variabel nilai laba Sebelum Adopsi IFRS pada sampel sebesar 2,99 dan nilai maksimum 1122,08. Sedangkan variabel nilai arus kas Setelah mengadopsi IFRS pada sampel menunjukkan nilai minimum sebesar 1,18 dan nilai maksimum sebesar 274,35. Nilai rata-rata nilai laba setelah pengadopsian IFRS 88,7088 lebih kecil dari 125,1730 nilai sebelum pengadopsian IFRS. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi peningkatan harga saham setelah pengadopsian IFRS.

Variabel Nilai Buku Ekuitas Sebelum Adopsi IFRS pada sampel menunjukkan nilai minimum sebesar 141,43 dan nilai maksimum 3486,73. Sedangkan variabel Nilai Buku Ekuitas Setelah mengadopsi IFRS pada sampel menunjukkan nilai minimum sebesar 21,63 dan nilai maksimum sebesar 2148,24. Nilai rata-rata Nilai Buku Ekuitas setelah pengadopsian IFRS 723,2055 lebih besar dari 618,5618 nilai sebelum pengadopsian IFRS. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan harga saham setelah pengadopsian IFRS.

Variabel Nilai Arus Kas Sebelum Adopsi IFRS pada sampel menunjukkan nilai minimum sebesar 2,13 dan nilai maksimum 906,58. Sedangkan variabel Nilai Arus Kas Setelah mengadopsi IFRS pada sampel menunjukkan nilai minimum dan maksimum sebesar 6,41 dan nilai maksimum sebesar 4903,45. Nilai rata-rata Nilai Arus Kas setelah pengadopsian IFRS 306,0933 lebih besar dari 158,1168 nilai sebelum pengadopsian IFRS. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan harga saham setelah pengadopsian IFRS.

Variabel harga saham Sebelum Adopsi IFRS pada sampel menunjukkan nilai minimum sebesar Rp60 dan nilai maksimum Rp6.350. Sedangkan variabel harga saham Setelah mengadopsi IFRS pada sampel menunjukkan nilai minimum sebesar Rp125. Nilai rata-rata harga saham setelah pengadopsian IFRS 1823,2500 lebih besar dari 931,0500 nilai sebelum pengadopsian IFRS. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan harga saham setelah pengadopsian IFRS.

Tabel 1

Hasil Analisis Statistik Deskriptif

N Min Max Mean Std. Deviation

S eb el u m A d o p si IF R S EPS 40 2.99 1122.08 125.1730 212.13706 EBV 40 141.43 3486.73 618.5618 583.57059 CFO 40 2.13 906.58 158.1168 174.06186 SP 40 60.00 6350 931.0500 1198.51267 S et el ah A d o p si IF R S EPS 40 1.18 274.35 88.7088 71.30843 EBV 40 21.63 2148.24 723.2055 539.18463 CFO 40 6.41 4903.45 306.0933 791.76073

(10)

SP 40 125.00 9100.00 1823.2500 2010.63153 Valid N

(listwise) 40

Hasil pengujian asumsi klasik, menunjukkan bahwa data yang digunakan telah memenuhi asumsi klasik diantaranya : data terdistribusi secara normal, tidak adanya Multikolinearitas, tidak adanya

Autokorelasi maupun

Heteroskedastisitas.

PEMBAHASAN

Relevansi Nilai Laba dan Pengadopsian IFRS

Laba sering dianggap sebagai predikator yang baik yaitu membantu dalam memperkirakan pendapatan dan kejadian ekonomi dimasa yang akan datang. Laba juga digunakan untuk memberikan informasi yang berguna bagi mereka yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan. Tetapi tujuan yang lebih khusus harus lebih rinci untuk lebih memahami laporan laba. Nilai laba sering kali dijadikan acuan oleh para calon investor sebagai alat ukur kinerja.

Menurut teori sinyal, perusahaan memberikan sinyal-sinyal dalam bentuk laporan keuangan, lebih khusus pada nilai laba yang akan dijadikan sebagai acuan pengambilan keputusan. Jika secara statistik nilai laba berhubungan dengan harga saham, maka nilai laba akan memiliki relevansi. Jadi peningkatan laba akan berhubungan dengan kenaikan harga saham, begitu juga sebaliknya.

Pada uji simultan menunjukkan bahwa regresi memiliki nilai Fhitung yang lebih besar daripada nilai Ftabelnya. Hal ini menunjukkan jika nilai laba sangat berpengaruh terhadap harga saham yang berarti nilai laba memiliki relevansi. Hasil pertama ini

menunjukkan bahwa penerapan IFRS dapat meningkatkan relevansi nilai laba perusahaan. Temuan ini konsisten dengan hasil penelitian Sukma dan Yadnyana (2014) yang menyatakan bahwa nilai relevansi laba meningkat setelah penerapan IFRS. Pernyatan ini juga diperkuat dari hasil penelitian oleh Wibawanto (2016) yang menyatakan bahwa ada peningkatan relevansi nilai laba antara sebelum dan setelah pengadopsian IFRS.

Relevansi Nilai Buku Ekuitas dan Pengadopsian IFRS

Nilai buku ekuitas nilai saham (Book of Equity) merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten yang beredar. Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net assets) per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Karena aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku persaham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar.Sama halnya dengan laba, nilai buku ekuitas juga dianggap sebagai predikator yang baik untuk membantu dalam memperkirakan pendapatan dan kejadian ekonomi dimasa yang mendatang.

Jika secara statistik nilai buku ekuitas berhubungan dengan harga saham, maka nilai buku ekuitas akan memiliki relevansi. Jadi peningkatan nilai buku ekuitas akan berhubungan dengan kenaikan harga saham, begitu juga sebaliknya.

Pada uji simultan menunjukkan bahwa regresi memiliki nilai Fhitungyang lebih besar dari Ftabel. Hal ini menunjukkan jika nilai buku ekuitas

(11)

sangat berpengaruh terhadap harga saham yang berarti nilai buku ekuitas memiliki relevasi.

Berbeda dengan hasil penelitian pertama, hasil pengolahan dan penelitian kedua diperoleh hasil bahwa relevansi nilai buku ekuitas setelah IFRS tidak meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hasil ini sesuai dengan Cahyonowati (2013) yang menunjukkan bahwa peningkatan relevansi nilai tidakterjadi untuk relevansi nilai buku ekuitas, masih konsisten dengan hasil Suryatmi (2014) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan IFRS tidak meningkatkan relevansi nilai buku dan juga oleh Bachtiar (2015) yang menyatakan bahwa tidak ada peningkatan nilai buku ekuitas antara sebelum dan setelah IFRS.

Relevansi Nilai Arus Kas dan Pengadopsian IFRS

Arus kas merupakan suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi, dan kegiatan pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan laba bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.

Arus kas memiliki tujuan untuk memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Nilai arus kas memiliki relevansi jika secara statistik nilai arus kas berhubungan dengan harga saham. Jadi peningkatan nilai arus kas akan berhubungan dengan kenaikan harga saham, begitu juga sebaliknya.

Pada uji simultan menunjukkan bahwa regresi memiliki nilai Fhitungyang

lebih besar dari Ftabel. Hal ini menunjukkan bahwa nilai arus kas sangat berpengaruh terhadap harga saham yang berarti nilai arus kas operasi memiliki relevansi.

Sama dengan hasil yang pertama, hasil pengolahan dan penelitian ketiga diperoleh hasil bahwa terdapat peningkatan relevansi nilai arus kas setelah adopsi IFRS. Hasil ini sesuai dengan Syagata (2014) yang menunjukkan bahwa peningkatan relevansi nilai terjadi untuk relevansi nilai arus kas setelah adopsi IFRS. Relevansi Nilai Informasi Akuntansi dan Pengadopsian IFRS

Informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Jika tidak mampu mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut tidak akan relevan terhadap keputusan yang akan diambil. Informasi yang relevan akan membantu pemakai membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian masa lalu, masa kini, dan masa depan, yaitu memiliki nilai prediktif. Informasi yang relevan juga membantu pemakai menjustifikasi atau mengoreksi ekspetasi dan harapan masa lalu, yaitu memiliki nilai umpan balik. Agar relevan, informasi juga harus tersedia kepada pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan yang diambil (Kieso, 2002).

Pada uji simultan menunjukkan bahwa regresi memiliki nilai Fhitungyang lebih besar daripada Ftabel. Hal ini menunjukkan jika nilai informasi akuntansi sangat berpengaruh terhadap harga saham yang menjadi acuan para calon investor.

Para investor mengacu kepada laporan keuangan perusahaan. Keandalan laporan keuangan

(12)

perusahaan dapat dibuktikan dengan tingkat relevansinya. Namun dengan adanya perubahan standar pelaporan keuangan di Indonesia, membuat suatu pertanyaan besar. Apakah terdapat perubahan baik pada tingkat relevansinya atau tidak ada perubahan sama sekali?

Untuk meneliti perubahan itulah digunakan Uji Koefisien Determinasi untuk melihat nilai Adjusted R Square sebelum dan setelah pengadopsian IFRS. Pada pengujian Koefisien Determinasi diketahui adanya peningkatan nilai AdjustedR Square setelah pengadopsian IFRS di Indonesia.

Penurunan nilai Adjusted R Square menunjukkan bahwa pengadopsian IFRS di Indonesia tidak berpengaruh pada meningkatnya relevansi nilai informasi akuntansi terutama pada perusahaan disektor perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Hal ini mempermudah bagi calon investor untuk mengakses informasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan investasi. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan data yang diolah, analisa dan hasil pembahasan yang

dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Terjadi peningkatan yang signifikan pada relevansi nilai laba perusahaan disektor perdagangan setelah pengadopsian IFRS.

2. Tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada relevansi nilai buku perusahaan disektor perdagangan setelah pengadopsian IFRS.

3. Terjadi peningkatan yang signifikan pada relevansi nilai arus kas perusahaan disektor perdagangan setelah pengadopsian IFRS.

4. Tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada relevansi nilai informasi akuntansi perusahaan disektor perdagangan setelah pengadopsian IFRS.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan penelitian maka saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :

1. Pada penelitian mendatang disarankan menggunakan populasi yang memiliki sampel data yang lebih banyak agar penelitian lebih signifikan.

2. Memperluas lingkup dalam pengambilan sampel seperti perusahaan yang terdaftar di BEI, agar hasil lebih meluas lingkupnya.

DAFTAR PUSTAKA

Beaver, William H. 1968. The Information Content of Annual Earnings Announcements. Journal of Accounting Research, Vol. 6, Emperical Research in Accounting : Selected Studies 1968 (1968), pp. 67 – 92.

Brigham dan Houston. 2010. Dasar – dasar Manajemen Keuangan Buku 1. Edisi 11. Jakarta : Salemba Empat.

Burgstahler, David dan Ilia Dichev. 1997. Earnings Management to Avoid Earnings Decreases and Loses. Journal of Accounting and Economics, Vol. 24, Issue

(13)

Cahyonowati, Nur dan Dwi Ratmono. 2012. Adopsi IFRS dan Relevansi Nilai Informasi Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 2012, Vol.14 No. 12 : 105 – 155.

________________ dan Rian Aditya Novianto. 2014. Pengaruh Konvergensi IFRS terhadap Asimetri Informasi (Study Kasus pada Perusahaan Real Estate di Indonesia). Semarang : Universitas Dipenegoro.

Francis, Jennifer dan Katherine Schipper. 1999. Have Financial Statements Lost Their Relevance?. Journal of Accounting Research, Vol. 37, No. 02 (Autumn 1999), pp – 319 – 352.

Ghoazali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Keempat. Semarang : Universitas Dipenegoro.

_____________. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20. Semarang : Universitas Dipenegoro.

Gu, Z. 2002. Cross Sample Incomparability of R2s and Additional Evidence on Value Relevance Change Over Time. Working Paper. Graduate School of Industrial Administration. Harahap, Sofyan Safri. 2004. Akuntansi

Aktiva Tetap. Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Raja Grafindo. Ismail, Wan dan Adibah Wan, dkk. 2013.

Earnings Quality and The Adoption of IFRS Based

Accounting Standards Evidence from an Emerging Market. Asian Review of Accounting : 21 (1) : 53 – 73.

Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kelima. Yogyakarta : BFPE.

Kieso, Donald E. Thomloson Learning (Penterjemah). 2002. Akuntansi Intermediate. Jakarta : Erlangga. Lev, B dan P. Zarowin. 1999. The

Boundaries of Financial Reporting and How to Extend Them. Journal of Accounting Research, Vol. 37, No. 2.

Masrukhin. 2007. Statistik Deskriptif berbasis Komputer. Kudus : Media Ilmu Press.

Nurhayanto. 2010. International Financial Reporting Standards (IFRS). Makalah Seminar. Ciawi.

Ohlson, James A. 1995. Earnings, Book Values, and Dividends in Equity Valuation. Contemporary Accounting Research, Vol. 11, No. 2 Spring.

Ota, K. 2001. The Value Relevance of Book Value, Current Earnings, and Management Forecasts of Earnings.SSRN, M41, G12. Saputra, Boby W dan Agus Saputra.2012.

Perkembangan Internation Financial Reporting Standard (IFRS) dan Penerapannya di Indonesia. Finance & Accounting Journal, Vol. 1, No. 1, Maret 2012.

Sari, Sekar Mayang. 2004. Analisis Relevansi Nilai (Value

(14)

Relevance, Laba, Arus Kas, dan Nilai Buku Ekuitas : Analisis di Seputar Periode Krisis Keuangan 1999 1998). Simposium Nasional Akuntansi VII, 2 – 3 Desember 2004 : 862 – 882.

Sawidji, Widiatmodjo. 2005. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Jakarta : PT. Alex Media Computindo.

Sukma, Made Anggia Paramita dan I Ketut Yadhnyana.2014.Relevansi Nilai Informasi Akutansi dan Manajemen Laba Sebelum dan Sesudah Adopsi IFRS. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.4 (2016) : 659-688. Suryatmi, Mutia. 2014.Analisis Perbedaan

Relevansi Nilai Informasi Akuntansi Sebelum dan Sesudah Konvergensi International

Financial Reporting

Standards(IFRS)(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal Akuntansi : 2014, Vol. 2, No. 03.

Syagata, G.S. dan Daljono. 2014. Analisis Konvergensi Relevansi Nilai Informasi Akuntansi Sebelum dan Sesudah Konvergensi IFRS di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 03, No. 03. Pinasti, Margani. 2004. Faktor – faktor

yang Menjelaskan Variasi Relevansi - Nilai Informasi Akuntansi. Jurnal dan Prosiding SNA, Vol. 7.

P. Clarkson, Hanna J.D., Richardson G., dan Thompson R. 2011. The Impact of IFRS Adoption on The

Value Relevance of Book Value Earnings.Journal Contemporary Accounting & Economics, Vol. 7, pp – 1 – 17.

Prastowo, Dwi dan Rifka Julianty. 2002. Analisis Laporan Keuangan : Konsep dan Aplikasi. Edisi Kedua. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Wibawanto, Doni Setyo. 2016. Relevansi Nilai Informasi Akutansi Sebelum dan Sesudah Adopsi Penuh IFRS. Artikel Ilmiah : Universitas Perbanas. Surabaya

Referensi

Dokumen terkait

Stasiun televisi lokal X adalah salah satu stasiun televisi lokal yang bertahan setelah kurang lebih 20 tahun berkiprah dalam sektor media dan broadcasting, untuk menentukan

Hasil dari kegiatan observasi, wawancara dan studi kepustakaan adalah tidak tersedianya sarana untuk memantau mahasiswa, kegiatan biasanya dilaksanakan dalam waktu yang

Tujuan dari rancangan output untuk mengubah data menjadi informasi yang berkualitas dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepatB. Laporan penyingkat data

Saran : Bagi peneliti selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah metode observasi dan wawancara mendalam kepada responden, karena dalam penelitian ini hanya

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jumlah pengangguran, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, lama seseorang menempuh pendidikan,

• Chapter 6, “Network Flows and Anomaly Detection,” explores the topic of network flow data: its collection for network security analysis and, specifically, an emerging field

purchase management pada RSMB maka proses pengajuan permintaan barang, proses validasi invoice , serta proses pembuatan dan peninjauan reporting hasil transaksi

Ho5: β5≤0, artinya semakin baik green capability restoran maka tidak akan meningkatkan economic performance restoran.. Ha5: β5>0, artinya semakin baik green capability