MEMPELAJARI SPESIFlTAS ESTERIFTKASI ENZIM LIPASE
Candida antartika
DALAM
LINGKUNGAN MIKROAKUEUS
Oleh:
EMKIA
PERTIWI
F
30.0623
1998
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANAN BOGOR
/'
TODAY
T h i s is the bes'nm'ng of a new day
TC- Cod has given me this day to use as I wiLI
I can waste it orgrow
in
it's lightAnd be of seMce to others
But what I do with
this
day is importantBecause I have exchange a day of m y life for it
m e n tomorrow comes, today WiU begone forever
I hope I wiU not regret the price Ipaid for it
My Mission Statement
Dedicated
with
great love to
:
Ernilia Pertiwi. F 30.0623. MEMPELAJARI SPESIETTA.5 -1
ENZIh4 UPASE Canrdida antartika DALAM LINGKUNGAN
MIKROAKUELJS, Dibawah bimbingan Purwiyatno Hariyadi
Umumnya diketahui bahwa enzim akan menunjukkan aktivitas
katalisisnya dalam keadaan akueus. Namun adanya air yang digunakan sebagai pelarut ini menghambat aplikasi enzim dalam kegiatan beberapa
industri. Hal ini karena air bukan mempakan pelarut yang baik bagi kebanyakan senyawa-senyawa organik.
Klibanov (1986) dalam penelitiannya tentang peranan air dalam
katalisis enzim menyatakan bahwa pada dasarnya jumlah air yang
diperlukan hanya sekitar selapis (monolayer) molekul air yang menutup permukaan protein. Air tersebut bersifat esensial untuk aktivitas enzim
sehingga dikenal dengan nama air esensial. Jika air esensial tersebut tetap melapisi molekul enzim maka pengantian sisa-sisa air yang lain dengan
pelarut organik tidak akan mengganggu aktivitas enzim bahkan sebaliknya
dapat memunculkan sifatsifat yang menguntungkan dari enzim tersebut.
Sehingga kini dikenal reaksi enzim dalam lingkungan mikroakueus yaitu
lingkungan reaksi dengan jumlah atau konsentrasi air yang sangat terbatas
(biasanya tidak lebih dari 0,1% v/v).
Salah satu reaksi enzimatis dalam lingkungan mikroakueus ini
adalah reaksi esterifikasi yang dikatalisis oleh lipase. Penggunaan ester di
industri sangat luas dan telah mendatangkan prospek ekonomi yang bagus.
Sejalan dengan meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya produk
lipase dalam lingkungan d a o a k u e u s sebagai alternatif penggantian
pemakaian katalis asam yang biasanya digunakan dalam proses esterifikasi.
Namun data mengenai spesifitas enzim lipase dalam proses
esterifikasi masih sangat terbatas, karenanya penelitian ini bertujuan untuk
melihat spesifitas esterifikasi enzim lipase Cmdida ant& pada pelarut
hexane, toluene dan benzene. Dalarn penelitian ini, spesifitaq enzim tersebut
dilihat melalui pengukuran kecepatan reaksi pembentukan ester berbagai
asam-asam lemak jenuh dengan berbagai alkohol rantai lurus dan bercabang.
Kecepatan esterifikasi enzim sebanding dengan pengurangan jumlah asam
lemak atau pembentukan ester sebelum dan sesudah esterifikasi. Pengukman
kecepatan esterifikasi enzim Candida mtartika dilakukan dengan cara
menghitung jumlah asam lemak yang tersisa dalam reaksi berdasarkan
metode Lowry dan Tinsley (1975).
Melalui penelitian yang telah dihkukan, dapat diketahui aktivitas
katalisis enzim Candida mfarti(ca dalam proses esterifikasi paling besar
dalam pelarut heksane dibandingkan dalam toluene dan benzene karena
heksane mempunyai nilai hidrofobitas yang tinggi yaitu 3.5. Sehingga
stabilitas enzim dalam pelarut heksane paling tinggi dan pemakaian kembali
enzim Candida antartika dapat lebih sering.
Pembentukan oktil ester dalam pelarut hexane, toluene dan benzene
dengan variasi asam lemak CeC18, memperlihatkan bahwa enzim Candida
antar& mempunyai spesifitas yang berbeda pada pelarut yang berbeda.
Pada heksane paling banyak terbentuk ester oktil dekanoat sedangkan pada
toluene terbanyak adalah ester oktil heksadekanoat dan ester oktil dekanoat
paling banyak terbentuk dalam benzene. Sedangkan dalam ketiga pelarut di
atas, pembentukan oktil butanoat paling rendah.
Pada proses esterifikasi asam lemak dalam pelarut hexane, toluene
memperlihatkan spesifitas enzim Candida antarfika yang hampir sarna.
Selain itu enzim Candida antartika mempunyai spesifitas terhadap alkohol
yaitu dapat berinteraksi dengan alkohol primer dan sekunder tapi tidak
untuk alkohol tersier.
Spesifitas enzim Candda antartika terhadap panjang rantai dan
struktt~r molekul substrat sangat mempengan~hi pembentukan ester
MEMPELAJARI SPESFlTS
ESTERIFIKASI
EN=
W A S E
Candida antartika
DALAM LINGKUNGAN
MIKROAKUEUS
Oleh:
EMILIA
PERTIW
F 30.0623
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKN0ZXX;I P E R T A W
Pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
1998
L
A
M
P
I
R
A
N
MEMPELAJARI SPESIFlTAS ESTERIFTKASI ENZIM LIPASE
Candida antartika
DALAM
LINGKUNGAN MIKROAKUEUS
Oleh:
EMKIA
PERTIWI
F
30.0623
1998
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANAN BOGOR
/'
TODAY
T h i s is the bes'nm'ng of a new day
TC- Cod has given me this day to use as I wiLI
I can waste it orgrow
in
it's lightAnd be of seMce to others
But what I do with
this
day is importantBecause I have exchange a day of m y life for it
m e n tomorrow comes, today WiU begone forever
I hope I wiU not regret the price Ipaid for it
My Mission Statement
Dedicated
with
great love to
:
Ernilia Pertiwi. F 30.0623. MEMPELAJARI SPESIETTA.5 -1
ENZIh4 UPASE Canrdida antartika DALAM LINGKUNGAN
MIKROAKUELJS, Dibawah bimbingan Purwiyatno Hariyadi
Umumnya diketahui bahwa enzim akan menunjukkan aktivitas
katalisisnya dalam keadaan akueus. Namun adanya air yang digunakan sebagai pelarut ini menghambat aplikasi enzim dalam kegiatan beberapa
industri. Hal ini karena air bukan mempakan pelarut yang baik bagi kebanyakan senyawa-senyawa organik.
Klibanov (1986) dalam penelitiannya tentang peranan air dalam
katalisis enzim menyatakan bahwa pada dasarnya jumlah air yang
diperlukan hanya sekitar selapis (monolayer) molekul air yang menutup permukaan protein. Air tersebut bersifat esensial untuk aktivitas enzim
sehingga dikenal dengan nama air esensial. Jika air esensial tersebut tetap melapisi molekul enzim maka pengantian sisa-sisa air yang lain dengan
pelarut organik tidak akan mengganggu aktivitas enzim bahkan sebaliknya
dapat memunculkan sifatsifat yang menguntungkan dari enzim tersebut.
Sehingga kini dikenal reaksi enzim dalam lingkungan mikroakueus yaitu
lingkungan reaksi dengan jumlah atau konsentrasi air yang sangat terbatas
(biasanya tidak lebih dari 0,1% v/v).
Salah satu reaksi enzimatis dalam lingkungan mikroakueus ini
adalah reaksi esterifikasi yang dikatalisis oleh lipase. Penggunaan ester di
industri sangat luas dan telah mendatangkan prospek ekonomi yang bagus.
Sejalan dengan meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya produk
lipase dalam lingkungan d a o a k u e u s sebagai alternatif penggantian
pemakaian katalis asam yang biasanya digunakan dalam proses esterifikasi.
Namun data mengenai spesifitas enzim lipase dalam proses
esterifikasi masih sangat terbatas, karenanya penelitian ini bertujuan untuk
melihat spesifitas esterifikasi enzim lipase Cmdida ant& pada pelarut
hexane, toluene dan benzene. Dalarn penelitian ini, spesifitaq enzim tersebut
dilihat melalui pengukuran kecepatan reaksi pembentukan ester berbagai
asam-asam lemak jenuh dengan berbagai alkohol rantai lurus dan bercabang.
Kecepatan esterifikasi enzim sebanding dengan pengurangan jumlah asam
lemak atau pembentukan ester sebelum dan sesudah esterifikasi. Pengukman
kecepatan esterifikasi enzim Candida mtartika dilakukan dengan cara
menghitung jumlah asam lemak yang tersisa dalam reaksi berdasarkan
metode Lowry dan Tinsley (1975).
Melalui penelitian yang telah dihkukan, dapat diketahui aktivitas
katalisis enzim Candida mfarti(ca dalam proses esterifikasi paling besar
dalam pelarut heksane dibandingkan dalam toluene dan benzene karena
heksane mempunyai nilai hidrofobitas yang tinggi yaitu 3.5. Sehingga
stabilitas enzim dalam pelarut heksane paling tinggi dan pemakaian kembali
enzim Candida antartika dapat lebih sering.
Pembentukan oktil ester dalam pelarut hexane, toluene dan benzene
dengan variasi asam lemak CeC18, memperlihatkan bahwa enzim Candida
antar& mempunyai spesifitas yang berbeda pada pelarut yang berbeda.
Pada heksane paling banyak terbentuk ester oktil dekanoat sedangkan pada
toluene terbanyak adalah ester oktil heksadekanoat dan ester oktil dekanoat
paling banyak terbentuk dalam benzene. Sedangkan dalam ketiga pelarut di
atas, pembentukan oktil butanoat paling rendah.
Pada proses esterifikasi asam lemak dalam pelarut hexane, toluene
memperlihatkan spesifitas enzim Candida antarfika yang hampir sarna.
Selain itu enzim Candida antartika mempunyai spesifitas terhadap alkohol
yaitu dapat berinteraksi dengan alkohol primer dan sekunder tapi tidak
untuk alkohol tersier.
Spesifitas enzim Candda antartika terhadap panjang rantai dan
struktt~r molekul substrat sangat mempengan~hi pembentukan ester
MEMPELAJARI SPESFlTS
ESTERIFIKASI
EN=
W A S E
Candida antartika
DALAM LINGKUNGAN
MIKROAKUEUS
Oleh:
EMILIA
PERTIW
F 30.0623
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKN0ZXX;I P E R T A W
Pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
1998