Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Muhammad Alfa Dhiabhaskara 1112046100081
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
i
Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta 2016. Di bawah bimbingan Dr. K.H.A Juaini Syukri, Lcs, M.A.
Dalam penelitian ini, penulis mengangkat suatu permasalahan yaitu
bagaimana strategi Bank Syariah Bukopin cabang Melawai dalam upaya
mengembangkan produk pembiayaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mekanisme
pengajuan pembiayaan, strategi marketing produk pembiayaan, faktor pendukung
dan penghambat yang dialami dalam memasarkan produk pembiayaan. Data yang
digunakan untuk penelitian ini adalah hasil wawancara dengan bagian Account
Officer pembiayaan Bank Syariah Bukopin cabang Melawai.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian yaitu
Bank Syariah Bukopin. Jenis penelitian yang digunakan merupakan perpaduan
antara penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field
research) yakni penelitian yang mengumpulkan data-data di lapangan. Teknik
pengumpulan data yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Teknik
data analisis ini berupa mekanisme, strategi marketing, faktor pendukung dan
kendala Bank Syariah Bukopin cabang Melawai pada periode 2015-2016 yang
akan dianalisis dan dijadikan strategi marketing.
ii
Alhamdulillahi Rabbil’alamin Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah
kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Adapun penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy), Konsentrasi Perbankan
Syariah, Program Studi Mumalat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik
bantuan moril maupun materil, penulisan skripsi ini tidak akan terwujud dengan
baik. Oleh karena itu, lewat tulisan ini penulis ingin menyampaikan banyak
ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Abdurrauf, Lc, M.A., selaku Sekretaris Program Studi Program
iii
5. Bapak Dr. K.H.A Juaini Syukri, Lcs, M.A., selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan waktu, ilmu, pengarahan, masukan dan motivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat
selama proses perkuliahaan.
7. Kedua orang tua tercinta, Mama Dina Yulianty dan Ayah Harry Taharrudin
yang selalu mendoakan setiap waktunya, memberikan motivasi dan masukan
agar terselesainya skripsi ini
8. Kakak-kakak yang tersayang Tissa Nurvinia dan Adissa Cahya Fazia yang
memberikan doa dan motivasi kepada penulis.
9. Keluarga besar yang terus memberikan dukungan dan doa yang tiada henti
untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuanganku Fadil, Anas, Zaki, Albert, Irvan dan
teman-teman mahasiswa Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah,
Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 yang
telah memberikan motivasi dan menyediakan waktu untuk mendiskusikan
iv
12. Bapak Haris selaku pimpinan Bank Syariah Bukopin cabang Melawai yang
telah memperbolehkan penulis untuk magang selama dua bulan dan
mendapatkan tema skripsi yang akhirnya digunakan untuk penulisan skripsi
ini.
13. Mas Alvin, mas Yaman, mas Daus dan mba Tria serta teman-teman
marketing lainnya yang sudah sangat banyak memberi ilmu dan masukan
terkait lingkup skripsi maupun diluar skripsi.
Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini jauh dari kata sempurna,
dikarenakan keterbatasannya ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu
penulis menerima dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi
banyak pihak yang membacanya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tangerang Selatan, September 2016
Penulis,
v LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...v
DAFTAR TABEL...vii
DAFTAR GAMBAR...viii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah...1
B. Batasan dan Rumusan Masalah...8
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian...9
D.Metode Penelitian...10
E. Teknik Penulisan...14
F. Kerangka Teori...15
G.Review Studi Terdahulu...17
H.Sistematika Penulisan...18
BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi...20
1. Pengertian Strategi...20
2. Tahapan-tahapan Strategi...21
3. Jenis-jenis Strategi...23
B. Marketing...25
1. Pengertian Marketing...25
vi
2. Jenis-jenis Pembiayaan...35
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH BUKOPIN A. Sejarah Singkat Bank Syariah Bukopin...43
B. Visi, Misi, dan Strategi Bank Syariah Bukopin...45
C. Struktur Organisasi Bank Syariah Bukopin...47
D. Produk-produk Bank Syariah Bukopin...55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Marketing Produk Pembiayaan Pada Bank Syariah Bukopin...68
B. Prosedur dan Tahapan Umum Pengajuan Pembiayaan pada Bank Syariah Bukopin...73
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Yang di Hadapi Bank Syariah Bukopin Dalam Memasarkan Produk Pembiayaan...82
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...85
B. Saran-saran...91
viii
[image:12.595.113.514.143.456.2]BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga perbankan syariah mempunyai peran sebagai perantara dari
pihak yang kekurangan dana dan juga pihak yang mempunyai dana lebih.
Karena itulah perbankan disebut sebagai lembaga perantara keuangan, Hanya
saja dalam pelaksanaannya setiap produk yang ditawarkan oleh perbankan
syariah lebih ditekankan untuk menghindari penggunaan bunga (riba) yang
biasanya ada pada perbankan konvensional.
Pengertian mengenai perbankan dapat kita temukan dalam pasal 1
angka 1 Undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang perubahan atas
Undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan memberikan
pengertian perbankan sebagai berikut : “Perbankan adalah segala sesuatu
yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”.1
Perbankan syariah menjalankan sistem operasionalnya dengan
memberlakukan sistem bagi hasil (profit and lost sharing) dan berbagi resiko
(risk sharing) dengan nasabahnya yang memberikan penjelasan atas setiap
perhitungan keuangan atas transaksi yang dilakukan sehingga akan
1 Muhammad Jumhana, hukum perbankan di indonesia, PT Citra Aditya Bakti: Bandung,
meminimalisir kegiatan spekulatif dan tidak produktif. Dalam ajaran Islam,
sebuah transaksi yang melibatkan dua orang antara pembeli dan penjual tidak
boleh ada yang merasa dirugikan. Keduanya harus dapat saling bekerja sama
dan melakukan transaksi sesuai dengan kesepakatan yang menandakan bahwa
tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan karena kesepakatan tersebut
merupakan sebuah akad (perjanjian) yang telah disetujui bersama.
Bank Syariah Bukopin (BSB) merupakan salah satu bank yang
masih berkerja produktif dalam hal memberikan pembiayaannya, jika dilihat
dari skema pertumbuhannya Sampai dengan akhir 2015, total pembiayaan
yang disalurkan mencapai Rp 3,7 triliun, tumbuh sembilan persen (yoy)
dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan, dana pihak ketiga (DPK)
tercatat sebesar Rp 4 triliun atau tumbuh 20,43 persen (yoy). Laba bersih
tercatat naik 104,9 persen (yoy) menjadi Rp 12,3 triliun dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 6 miliar. Bank Syariah Bukopin
menargetkan laba bisa naik 200-300 persen, tahun ini. Sedangkan, DPK
ditarget tumbuh 20 persen pada akhir tahun.2
Di samping itu, Bank Syariah Bukopin telah menerima setoran
modal baru sebesar Rp 100 miliar. Dengan adanya setoran modal tersebut,
rasio kecukupan modal (CAR) menjadi 16 persen dari sebelumnya 14 persen.
Modal inti menjadi Rp 650 miliar.
2Riya to. Ba k “yariah Bukopi teka NPF , Artikel diakses pada ta ggal Ja uari
Saat ini, perusahaan dinilai dalam proses kajian berbagai alternatif
yang bisa memperkuat permodalan. Kajian tersebut seperti mengembangkan
partner stragetis dari luar atau dari dalam negeri dalam jangka waktu panjang.
saat ini rasio NPF perusahaan telah turun dari 4 persen menjadi 3 persen
(gross). Untuk menurunkan rasio NPF, strategi yang dilakukan perusahaan
melalui penagihan, retsrukturisasi pembiayaan, dan memperbaiki sistem
pembiayaan lebih baik lagi. Selain itu, pemilihan segmen bisnis lebih terarah,
dengan mengikuti kondisi yang ada.3
Menurut Kamus Bank Indonesia, Non Performing Loan
(NPL) atau Non Performing Financing (NPF) adalah kredit bermasalah yang
terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet.
Termin NPL diperuntukkan bagi bank konvensional, sedangkan NPF untuk
bank syariah.4
Jika dilihat dari statistik NPF sampai dengan akhir 2015,
kebanyakan bank-bank syariah memiliki presentase NPF yang lebih besar
dari bank syariah bukopin, yaitu BRI Syariah (5,31%), BJB Syariah (6,91%),
Maybank Syariah Indonesia (15,15%), dan Bank Victoria Syariah (5,03%),
Bank Syariah Mandiri (6,84%), Bank Muamalat (6,43%). Juga satu bank
yang mendapatkan peningkatan predikat dari Cukup bagus menjadi Bagus
3
Bi ti,“holikah. Eko o i “yariah , Artikel diakses pada ta ggal Ja uari 6 dari
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/15/08/26/ntoxc2349-bsb-targetkan-npf-di-bawah-3-persen-pada-2015
4Musli , Kabo. Du ia Eko o i , Artikel diakses pada ta ggal Ja uari 6 dari
yaitu Bank Syariah Bukopin.5 Karena itu sampe sekarang Bank Syariah
Bukopin bisa melakukan ekspansif terukur dan stabil sementara bank lain
[image:16.595.116.504.165.564.2]memperoleh kecenderungan naiknya pembiayaan bermasalah.
Tabel 1.1 Growth pembiayaan pada bank syariah bukopin
2011 2012 2013 2014 2015
Pembiaya an* 1.60 8.208 1.91 4.492 2.62 2.023 3.28 1.655 3.71 0.720 Financing
to deposit ratio
99,1 5 83,5 4 91,9 8 100, 29 92,8 9 Non performing financing
3,81 1,74 4,59 4,27 3,85
terhitung dalam miliaran rupiah untuk pembiayaan *
5Apriya i. Beyo d Ba ki g & Mo ey Busi ess , Artikel diakses pada ta ggal Ja uari
Gambar 1.1 Pembiayaan per triwulan
Sumber dari Annual report pada Bank Syariah Bukopin lima tahun
terakhir terhadap pembiayaan yang di lakukan, bisa dilihat dari tahun 2011,
sampai dengan akhir tahun dapat menghasilkan sebanyak 1.608 miliar dengan
615 di triwulan ke tiga sebagai puncak dari penghasilan terbesar di tahun itu,
diikuti tahun 2012 memperoleh 1.914 miliar dengan 674 di triwulan ke dua
sebagai penghasilan terbesar di tahun itu, berlanjut ke tahun 2013 yang
menembus sampai 2.622 miliar dengan pencapaian terbesar di triwulan ke 3
sebesar 1.036 miliar, sama seperti tahun ke tahun Bank Syariah Bukopin terus
mengalami penaikan yang stabil yaitu di tahun 2014 sebesar 3.282 miliar
dengan pencapaian terbesar di triwulan ke tiga sebesar 1.502 miliar, dan di
tahun 2015 mendapatkan penghasilan sebesar 3.711 miliar dengan pencapaian
terbesar di triwulan ke dua sebanyak 1.855.
Bisa disimpulkan bahwa dari tahun ke tahun nasabah pastinya
mempunyai keinginan yang lebih dari masa ke masa, dari aspek investasi,
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
2011 2012 2013 2014 2015
kebutuhan modal kerja, ataupun untuk konsumtif. Dari hasil statistik yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia, tercatat bahwa masyarakat Indonesia
mayoritas melakukan pembiayaan untuk konsumtif, dalam hal ini yang biasa
disebut produk murabahah pada bank syariah, khususnya Bank Syariah
Bukopin, itu yang menjadi salah satu acuan penulis untuk melakukan
penelitian terkait manajemen strategi marketing pada Bank Syariah Bukopin.
Pembiayaan atau Lending di Bank Syariah Bukopin sendiri mempunyai 3
bagian yaitu pembiayaan Mudharabah untunk menangani modal kerja,
Musyarakah untuk memberikan investasi dan Murabanhah sebagai dana
nasabah melakukan konsumsi.
Dalam Strategi Marketing ada tiga aspek yang sangat tergantung
dalam terjadi kesuksesan untuk menarik nasabah yaitu segmentasi pasar
(segmentation), target pasar yang tepat (targeting), dan penentuan posisi
(positioning). Segmentasi pasar yaitu tindakan membagi suatu pasar menjadi
kelompok – kelompok pembeli yang berbeda – beda yang mungkin
membutuhkan produk – produk dan atau kombinasi pemasaran yang terpisah,
targeting yaitu suatu tindakan mengevaluasi keaktifan daya tarik setiap
segmen pasar dan memilih salah satu atau lebih dari segmen pasar tersebut
untuk dimasuki, dan positioning yaitu tindakan untuk menempatkan posisi
bersaing produk dan bauran pemasaran yang tepat pada setiap pasar sasaran. Adapun
konsumen. Hal ini sejalan dengan hakikat dari positioning yang dipilih pesaing
tahap dalam proses diferensiasi.6
Dalam konteks pemasaran, promosi penjualan merupakan upaya
pemasaran yang bersifat media non media untuk merangsang coba-coba dari
konsumen, meningkatkan permintaan dari konsumen atau memperbaiki
kualitas produk. Hal yang penting yaitu bahwa pemasaran melalui promosi
penjualan dilakukan dalam jangka pendek. Konsumen akan terbiasa dengan
promosi penjulan sehingga respon terhadap kegiatan promosi penjualan akan
cenderung sama dengan respon terhadap kegiatan yang bukan promosi
penjualan. Promosi penjualan dapan dirancang untuk memperkenalkan
produk baru dan juga membangun merk dengan penguatan pesan iklan dan
citra perusahaan. Selain itu promosi penjualan dapat mendorong konsumen
dengan segera untuk melakukan pembelian.7
Dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan perusahaan
di dalam persaingan yang sangat ketat kepada pasar global serta agar
penjualan tidak menurun akibat ketidak puasan pelanggan, maka perusahaan
mencoba memecahkan permasalahan dengan merencanakan strategi
pemasaran yang cocok untuk dijalankan. Kebutuhan informasi harus segera
dipenuhi dengan melakukan riset agar perusahaan dapat mengambil
6
Hidayat, Alvan Nurul. Segmentasi, Targeting, dan positioning. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
7 M. Taufiq Amir, dinamika pemasaran, jelajahi dan rasakan, PT. Raja Grafindo Persada,
tindakan yang perlu sebagai suatu strategi pemasaran dan perbaikan produk
demi meningkatkan kinerja perusahaan.8
Maka bertolak dalam permasalahan diatas, penulis merasa perlu
untuk mencoba memberikan pemaparan lebih lanjut tentang hal tersebut.
Untuk itu, penulis mencoba menuangkannya dalam skripsi yang berjudul :
STRATEGI MARKETING PRODUK PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH BUKOPIN.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Penelitian 1. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya pembahasan penelitian agar lebih
terstruktur, sistematis dan terarah maka penulis membatasi permasalahan
yang ada dan terfokus pada Bank syariah Bukopin cabang Melawai.
Dengan rincian perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bank Umum Syariah
Bank yang akan diteliti mengenai kajian ini adalah Bank Syariah Bukopin,
mengingat banyak usahawan yang ingin mengembangkan usaha,
melakukan investasi dan konsumsi di setiap daerah dengan menggunakan
produk pembiayaan, sehingga menjadi acuan dalam penulisan peneliti ini.
2. Produk pembiayaan murabahah
8 Budi Purwadi, riset pemasaran, implementasi dalam bauran pemasaran, PT. Raja
Produk yang diteliti yaitu pada pembiayaan melalui akad murabahah, yang
dilakukan oleh nasabah pada produk pembiayaan syariah.
2.Perumusan Masalah Penelitian
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penulisan ini adalah :
1. Bagaimana strategi marketing produk pembiayaan yang dilakukan Bank
Syariah Bukopin?
2. Bagaimana prosedur dan tahapan umum pengajuan pembiayaan pada Bank
Syariah Bukopin?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat yang dialami dalam memasarkan
produk pembiayaan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang penulis rumuskan diatas, ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai diantaranya :
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep strategi marketing produk
pembiayaan yang dilakukan bank syariah bukopin
2. Untuk mengetahui bagaimana prosedur dan tahapan umum pengajuan
pembiayaan pada Bank Syariah Bukopin.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat yang
dialami bank syariah bukopin dalam memasarkan produknya.
1. Secara akademik, hasil penelitian diharapkan dapat menambah ilmu di
bidang ekonomi dan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi dan
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi, di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Fakultas Syariah dan
Hukum.
2. Secara praktik, dengan tersusunnya skripsi ini, diharapkan dapat
memberikan informasi dan manfaat bagi masyarakat, akademisi, bank
syariah, dan penulis sendiri khususnya.
3. Sebagai pembanding para praktisi antar bank syariah dalam memasarkan
produk khususnya produk murabahah.
D. Metode Penelitian
1. Pendekatan masalah
Penelitian ini menggunakan pendekatan masalah yang berpacu kepada
pendekatan normatif, karena dalam penelitian ini ada aturan-aturan
tertentu dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam mekanisme
pembiayaan murabahah di Bank Syariah Bukopin. Ilmu normatif
menggunakan dan menggabungkan studi empiris dan prediksi ekonomi
positif dengan mempertimbangkan nilai gagasan ideal untuk memperoleh
rekomendasi kebijakan.
2. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang
yang terlibat dalam objek penelitian.9 Jenis pelaporan yang digunakan
adalah metode deskriptif analisis, yaitu penulis menggambarkan
permasalahan dengan didasari pada data yang ada lalu dianalisis lebih
lanjut untuk kemudian diambil suatu kesimpulan. Proses analisa dimulai
dari membaca, mempelajari dan menelaah data yang didapat secara
seksama, selanjutnya dari proses analisa tersebut penulis mengambil
kesimpulan dari masalah yang bersifat umum kepada masalah yang
bersifat khusus.
3. Sumber data penelitian
Dalam buku metode penelitian kualitatif menurut Lofland (1984: 47),
sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Untuk itu,
sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi 2 macam,
yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik
individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil
pengisian kuisioner yang biasa dilakukan peneliti.10 Dalam
penelitian ini data yang akan diperoleh dari wawancara langsung
dengan pimpinan cabang Bank Syariah Bukopin atau Account
9
Lexy . J. Moeloeng, metode penelitian kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2010), h.3.
10Husein Umar, “Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”,
Officer pembiayaan dan beberapa nasabah pembiayaan Bank
Syariah Bukopin tersebut.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi
dokumentasi yang ada hubungannya dengan materi skripsi ini.
Dalam penelitian ini penulis melakukan studi kepustakaan,
literature, buletin, majalah, berita, serta materi kuliah yang
berkaitan dengan pembahasan penelitian ini.
4. Teknik pengumpulan data
a. Penelitian kepustakaan (library research), penulis mengadakan
penelitian terhadap beberapa literartur yang ada kaitanya dengan
penulisan skripsi ini. Literatur itu berupa buku, majalah, surat kabar,
artikel, internet, dan lain sebagainya. Langkah dalam melaksanakan
studi pustaka ini adalah dengan cara membaca, mengutip, serta
menganalisa dan merumuskan hal-hal yang dianggap perlu dalam
memenuhi penelitian ini.
b. Penelitian lapangan (field research), untuk mendapatkan data-data dan
informasi, penulis langsung terjun ke objek penelitian yaitu lembaga
yang diteliti, dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
1) Interview yaitu melakukan wawancara dengan karyawan selaku
customer service dan account officer di Bank Umum Syariah yang
dalam hal ini adalah Bank Syariah Bukopin.
2) Dokumentasi yaitu mengumpulkan data berdasarkan laporan yang di
dapat dari lembaga yang diteliti dan laporan lainya yang berkaitan
dengan masalah penelitian.
3) Observasi yakni pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
dan pencatatan terhadap produk pembiayaan yang dilakukan oleh
Bank Syariah Bukopin.
5. Subjek-objek penelitian
Subjek-objek penelitian yang menjadi sumber informasi data yaitu
pimpinan Bank Syariah Bukopin cabang melawai, account officer
marketing Bank Syariah Bukopin, dan objek nya yaitu Bank syariah
Bukopin bagian marketing pembiayaan murabahah.
6. Analisis data
Adapun teknik pengolahan data pada penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Proses analisis data yang akan dilakukan bersifat induktif,
yaitu menggunakan data sebagai pijakan awal melakukan penelitian,
Artinya teori dan teorisasi bukanlah hal yang penting untuk dilakukan.
Sebaliknya, data adalah segala-galanya untuk memulai penelitian.11
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis yang disarankan
data.12
Untuk itu peneliti akan mengklasifikasi data berdasartkan kategori
tertentu dari seluruh data yang diperoleh dari hasil wawancara dan
kepustakaan yang diseleksi dan disusun.
Setelah data-data yang ada di klasifikasikan lalu diadakan analisis data.
Data-data yang telah terkumpul nantinya akan diperiksa kembali
mengenai kelengkapan jawaban yang diterima, kejelasannya,
konsistensi jawaban atau informasi yang biasa disebut dengan editing
penulisan.
E. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan pada skripsi ini berpedoman dan disesuaikan
dengan kaidah-kaidah penulisan skripsi pada buku Pedoman Penulisan Skripsi
yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2013.
11
Bungin Burhan , “Penelitan Kualitatif”, (Jakarta: Kencana, 2010). Cet. Ke-4. Hlm. 27. 12
F. Kerangka Teori
Dalam melakukan penelitian, perlu memakai beberapa teori yang
digunakan yaitu :
1. Strategi
Istilah strategi berasal dari kata Yunani yaitu strategia (stratus:
militer, dan ag: memimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi
seorang jendral, konsep ini relevan pada saat itu ; karena memang
kondisinya sedang berkecamuk perang. Strategi juga diartikan sebagai suatu
rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer pada
daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.13
Dalam kamus istilah manajemen, strategi adalah rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan salaing
berhubungan dalam waktu dan ukuran.14 Menurut Webster’s New
Dictionary, strategi adalah ilmu untuk merencanakan dan mengarahkan
pasukan ke posisi yang paling menguntungkan sebelum pertempuran yang
sebenarnya dengan musuh.15
2. Marketing
13
Ziauddin sardar, Tantangan Dunia Dalam Islam Abad 21, terjemah A.E Priyono Hasan (Bandung, Mizan, 1996), h.ii
14
Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, kamus istilah Manajemen, (Jakarta : Balai Aksara), cet Ke-2 hal.245
15 Fre R. David, Manajemen Strategi Konsep-Konsep, edisi Bahasa Indonesia, ( Jakarta
Philip Kotler mengartikan bahwa marketing itu adalah “identifying
and meeting human and social needs. One of the shortest good definitions of
marketing is “meeting needs profitably”.16
Mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang terpendek dari
marketing adalah “memenuhi kebutuhan menguntungkan”. Marketing lebih
merupakan suatu seni menjual produk, sehingga marketing adalah proses
penjualan yang dimulai dari perancangan produk tersebut terjual. Berbeda
dengan penjualan yang hanya terfokus pada terjadinya transaksi penjualan
barang atau jasa.
Kotler dan AB Susanto (2000) memberikan definisi marketing
adalah “suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan, dan bertukar suatu yang bernilai satu sama lain”. Definisi ini
bernilai berdasarkan pada konsep ini: kebutuhan, keinginan, dan permintaan
produk; nilai, biaya, dan kepuasan; pertukaran, transaksi, dan hubungan;
pasar; pemasaran dan pemasar.17
3. Pembiayaan
Menurut undang–undang Perbankan NO.10 Tahun 1998 ”Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
16
Philip Kotler, Marketing Management (New Jersey :Prentice Hall. 2000), hal.27
17
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil.”18
Menurut Syafi’i Antonio, pembiayaan merupakan salah satu tugas
pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi
kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.19 Pengertian lain
menyebutkan, pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan bank Islam
kepada masyarakat yang membutuhkan dana yang telah dikumpulkan oleh
bank Islam dari masyarakat yang surplus dana.20
G. Review Studi Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian, penulis telah melakukan review
studi terdahulu dan menemukan beberapa penelitian yang sejenis dan
relevan. Penelitian tersebut diatnaranya adalah :
1 Identitas Nihlah Dewi Purnama Sari, Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Judul Skripsi
Strategi Marketing Produk Pembiayaan pada BMT Ta’awun Cipulir
Substansi Memaparkan strategi marketing yang ada di BMY Ta’awun Cipulir, dari prosedur efektivitas pembentukan pembiayaan yang dilakukan
Pembeda Pemaparan strategi yang ada di Bank Syariah Bukopin, menganalisa akad pada pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah
18
Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan
19Muha ad “yafi’i A to io,
Bank Syariah dari teori ke Praktek, (Jakarta: Gema insani Press, 2004
20
2 Identitas Ade Ikhwan Anshori, Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Judul Skripsi
Strategi pemasaran produk pembiayaan warung mikro dalam upaya menarik minat nasabah (studi kasus pada Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak)
Substansi Memberikan informasi strategi pemasaran produk pembiayaan lewat studi kasus dalam usaha mikro pada Bank Syariah Mandiri, lebih terfokus pada satu bidang usaha
Pembeda Penulis menjabarkan apakah ada perbedaan dari akad pembiayaan murabahah, mudharabah, musyarakah, dari segi mekanisme, alur pembiayaan, dan faktor-faktor pendukung maupun penghambat lainnya sehingga terjadi pembiayaan yang diberikan untuk nasabah, dan untuk mendapatkan nasabah itu sendiri, mulai dari segmentasi, targeting, penentuan posisi dan diferensiasi
3 Identitas Atep Misbahudin, Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Judul Skripsi
Strategi pemasaran gadai emas pada BPRS PNM Al-Ma’some dalam peningkatan pendapatan bank
Substansi Lebih menekankan kepada teknis organisasi bisnis dan pertumbuhan peningkatan profit penyelesaian gadai
Pembeda Skripsi lebih menekankan kepada pelaksanaan marketing pembiayaan dalam memasarkan produknya baik secara internal maupun eksternal
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan ini, maka disusun sistematika
penulisan yang terdiri lima bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan
Metode Penelitian, Teknik Penulisan, Kerangka Teori, Review
Studi Terdahulu, dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang Definisi Strategi, Marketing,
Segmentasi, Targeting, Positioning, dan Pembiayaan.
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BANK SYARIAH
BUKOPIN
Bab ini membahas tentang Sejarah Perkembangan Bank syariah
bukopin, Tujuan Bank syariah bukopin, Produk-produk Bank
syariah bukopin dan Akad-akad Pada Bank syariah bukopin
BAB IV ANALISA STRATEGI MARKETING PRODUK
PEMBIAYAAN BANK SYARIAH BUKOPIN
Bab ini membahas tentang Analisa strategi marketing produk
pembiayaan pada Bank Syariah Bukopin, Prosedur dan tahapan
umum pengajuan pembiayaan pada Bank Syariah Bukopin, Faktor
pendukung dan penghambat yang dihadapi Bank Syariah Bukopin
dalam memasarkan produk pembiayaan.
BAB V PENUTUP
[image:31.595.128.514.147.349.2]BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Istilah strategi berasal dari kata Yunani yaitu strategia (stratus:
militer, dan ag: memimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi
seorang jendral, konsep ini relevan pada saat itu ; karena memang
kondisinya sedang berkecamuk perang. Strategi juga diartikan sebagai suatu
rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer pada
daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.21
Dalam kamus istilah manajemen, strategi adalah rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling
berhubungan dalam waktu dan ukuran.22 Menurut Webster’s New
Dictionary, strategi adalah ilmu untuk merencanakan dan mengarahkan
pasukan ke posisi yang paling menguntungkan sebelum pertempuran yang
sebenarnya dengan musuh.23 Sehingga penggunaan istilah strategi lebih
dominan dalam situasi peperangan, sebagai tugas seorang komandan dalam
21
Ziauddin sardar, Tantangan Dunia Dalam Islam Abad 21, terjemah A.E Priyono Hasan (Bandung, Mizan, 1996), h.ii
22
Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, kamus istilah Manajemen, (Jakarta : Balai Aksara), cet Ke-2 hal.245
23 Fre R. David, Manajemen Strategi Konsep-Konsep, edisi Bahasa Indonesia, ( Jakarta
menghadapi musuh, yang bertanggung jawab mengatur cara atau teknik
untuk memenangkan peperangan.24
Dewasa ini strategi adalah istilah yang sangat lazim untuk apa yang
biasa disebut kebijakan, tetapi tidak terdapat kesepakatan tentang hal itu.
Strategi induk dapat dijadikan sebagai kebijakan, biasanya digunakan dalam
artian sama untuk keputusan utama dan atau pada tingkat abstraksi yang
tinggi. Namun, untuk keputusan yang terinci terdapat perbedaan dalam arti
bahwa harus didefinisikan.25
2. Tahapan-Tahapan Strategi
Strategi adalah suatu rencana permainan untuk mencapainya.
Setiap unit bisnis harus merancang strategi untuk mencapai tujuannya. Ada
beberapa tahapan dalam menentukan keputusan strategi yaitu :26
A. Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya ialah
megembangkan visi dan misi perusahaan, mengidentifikasi peluang dan
ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan
internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang perusahaan,
24
Hadari Nawawi, Manajemen Strategik, Organisasi Non Prifit bidang Pemerintahan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Prees 2003), cet.2 h.147
25
George A. Steiner, John B. Miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 1997), Edisi ke-2, hal.18
26
membuat sejumlah strategi alternatif untuk perusahaan, dan memilih strategi
tertentu untuk perusahaan.
B. Pelaksanaan Strategi
Pelaksanaan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan
sasaran tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan
mengalokasikan sumber daya sehingga perumusan strategi dapat
dilaksanakan. Penciptaan struktur organisasi perusahaan yang efektif,
pengarahn kembali usaha-usaha pemasaran, penyiapan anggaran,
pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi, serta menghubungkan
kompensasi untuk karyawan dengan kinerja organisasi perusahaan.
C. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis.
Para manajer harus benar-benar mengetahui alasan strategi-strategi tertentu
tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam hal ini, evaluasi strategi
adalah cara pertama untuk memperoleh informasi. Semua strategi dapat
diubah sewaktu-waktu karena faktor eksternal dan internal selalu berubah.
Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah :
1. Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi
yang sekarang.
3. Mengambil tindakan korektif. Aktivitas perumusan startegi, implementasi
dan evaluasi terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar,
korporasi, divisi atau unit bisnis strategis, dan fungsional.
Proses manajemen strategis menghasilkan keputusan yang dapat
mempunyai konsekwensi yang signifikan dan jangka panjang. Keputusan
strategis yang salah dapat menimbulkan kerugian besar, yang akan sulit
sekali untuk memperbaikinya. Oleh karena itu banyak perencana strategi
sepakat bahwa mengevaluasi strategi sangat penting untuk kehidupan
organisasi. Evaluasi yang tepat waktu dapat memperingatkan manajemen
akan adanya masalah atau potensi masalah sebelum menjadi kritis.
Evaluasi strategi bisa merupakan proses yang rumit dan sensitif. Terlalu
banyak kegiatan mengevaluasi strategi dapat menghabiskan biaya yang
sangat mahal dan bisa jadi kontra produktif. Evaluasi strategi penting
untuk memastikan tujuan-tujuan strategi yang dapat ditetapkan dapat
tercapai.
3. Jenis-Jenis Strategi
Adapun jenis-jenis strategi yaitu :27
A. Klasifikasi Berdasarakan Ruang Lingkup
27 George A. Steiner, John B. Miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen (Jakarta: Erlangga,
Strategi ini merupakan strategi utama (induk). Strategi ini dapat
dirumuskan secara lebih sempit seperti strategi program, dan ini dapat
dirancang sebagai sub strategi.
B. Klasifikasi Berdasarkan Tingkat Organisasi
Di dalam sebuah perusahaan yang terdiri atas sejumlah divisi yang
sekurang-kurangnya dua tingkat, yaitu strategi kantor pusat dan strategi
divisi.
C. Klasifikasi Berdasarkan Sumber Material dan Bukan Material
Kebanyakan strategi berkenaan dengan sumber yang bersifat fisik.
Namun, strategi dapat mengenai penggunaan tenaga kerja manajer, tenaga
ilmuan, dan lain-lain. Strategi dapat juga berkenaan dengan gaya
manajemen, pola berpikir, atau falsafah, tentang hal-hal yang merupakan
sikap suatu perusahaan terhadap tanggung jawab sosial.
D. Klasifikasi Berdasarkan Tujuan atau Fungsi
Sebagai contoh, pertumbuhan adalah sasaran utama dari
kebanyakan perusahaan dan terdapat banyak strategi yang dapat dipilih
untuk menjamin pertumbuhan tersebut.
E. Strategi Pribadi Manajer
Semakin tinggi tingkat manajer, semakin penting artinya strategi
meliputi nilai-nilai, motivasi, perlindungan terhadap sikap bermusuhan dari
lingkungan, metode untuk mengubah lingkungan, teknik bergaul dengan
orang-orang, dan untuk terlaksananya suatu (pekerjaan) dengan baik, dan
cara untuk memaksimalkan kepuasan pribadi serta kebutuhan dasar. Strategi
ini bersifat mendasar, biasanya tidak tertulis, dan merupakan kerangka
untuk mengembangkan strategi perusahaan.
B. Marketing
1. Pengertian Marketing
Philip Kotler mengartikan bahwa marketing itu adalah “identifying
and meeting human and social needs. One of the shortest good definitions of
marketing is “meeting needs profitably”.28
Mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang terpendek dari
marketing adalah “memenuhi kebutuhan menguntungkan”. Marketing lebih
merupakan suatu seni menjual produk, sehingga marketing adalah proses
penjualan yang dimulai dari perancangan produk tersebut terjual. Berbeda
dengan penjualan yang hanya terfokus pada terjadinya transaksi penjualan
barang atau jasa.
Kotler dan AB Susanto (2000) memberikan definisi marketing
adalah “suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan, dan bertukar suatu yang bernilai satu sama lain”. Definisi ini
28
bernilai berdasarkan pada konsep ini: kebutuhan, keinginan, dan permintaan
produk; nilai, biaya, dan kepuasan; pertukaran, transaksi, dan hubungan;
pasar; pemasaran dan pemasar.29
Sehingga secara umum marketing dapat diartikan sebagai suatu
proses sosial yang merancang dan menawarkan sesuatu yang menjadi
kebutuhan dan keinginan dari pelanggan dalam ranka memberikan kepuasan
optimal kepada pelanggan.
Menurut Hermawan Kertaja, marketing adalah sebuah disiplin
bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan
perbuahan nilai dari suatu inisiator kepada stakeholdersnya.30
Dua tujuan utama marketing adalah menarik pelanggan baru
dengan menjanjikan nilai superior dan mempertahankan pelanggan saat ini
dengan memberikan kepuasan.
Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
marketing adalah suatu proses atau cara bagaimana kita mendistribusikan
barang atau jasa dari produsen kepada para konsumen untuk kepuasan para
pelanggan.
2. Prinsip-prinsip marketing
29
Philip Kotler dan AB Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2000), h.7
30 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syari’ah Marketing (Jakarta: Mizan,
Dengan munculnya ekonomi syariah yang secara pesat tumbuh dan
terus berkembang, menjadikan sebuah opsi lain bagi masyarakat yang
kurang percaya dengan ekonomi kapitalis, yang hanya mengutamakan
kekayaan semata dan bisa menimbulkan berat sebelahnya dan tidak merata
nya distribusi kekayaan.
Hermawan Kertajaya dalam bukunya menjelaskan ada tujuh belas
prinsip-prinsip pemasaran syariah yang harus ada dalam perusahaan yang
berbasis syariah.
Ada tujuh belas prinsip-prinsip yang harus menjadi pedoman bagi
perusahaan yang berbasiskan syariah. Ketujuh belas prinsip itu adalah
sebagai berikut:
1) Teknologi Informasi untuk menuju perubahan yang nyata (Teknologi
information technology allows us to be transparent (change))
2) Bersaing secara sehat (Be respectfull to your competitors)
3) Menjaring konsumen secara keseluruhan (the emergence of customers global
paradox (customer))
4) Menjadikan nilai-nilai spiritual sebagai prinsip dasar perusahaan (develop a
spiritual-based organization (company))
5) Melihat target pasar secara keseluruhan (view market universally
6) Membidik hati dan jiwa calon konsumen (target customer’s heart and soul
(targeting))
7) Membangun sistem kepercayaan (build a belief system (positioning))
8) Diferensiasi yang berbeda dalam kontek dan konten (differ yourself with a
good package of content and context (differensiation))
9) Jujur dalam membentuk bauran pemasaran (be honest with your 4P (marketing
mix))
10) Menerapkan ukhwah sebagai dasar dalam penjualan (practice a
relationship-based selling (selling))
11) Karakter merek yang islami (use a spiritual brand character (brand))
12) Perubahan yang lebih baik dalam pelayanan (service should have the ability to
transform (service))
13) Menerapkan proses bisnis yang amanah (practice a reliable business process
(process))
14) Membangun nilai yang baik dimata konsumen (create value to your stake
holders (scorecard))
15) Membangun inspirasi yang mulia (create a noble cause (inspiration))
16) Menjadikan budaya perusahaan yang beretika (develop an ethical corporate
17) Pengukuran yang jelas dan transparan (measurement must be clear and
transparent (instuition)).31
Empat prinsip pertama yang terdiri dari change, competitor,
customer dan company menjelaskan lanskap bisnis syariah, sedangkan
company merupakan faktor internal yang penting dalam proses pembuatan
strategi.
Prinsip lima sampai tigabelas menerangkan sembilan elemen dari
arsitektur bisnis strategi, yang terbagi dalam tiga paradigma yaitu: Syariah
Marketing Strategy untuk memenangkan mind share, Syariah Marketing
Tactic untuk memenangkan market share dan Syariah Marketing value
untuk memenangkan heart-share.
Kemudian tiga prinsip terakhir adalah prinsip-prinsip yang
membahas soal inspirasi (inspiration), budaya (culture) dan institusi
(institution). Ketiganya disebut Enterprise.
Berdasarkan definisi marketing dalam perspektif islam, maka kata
kunci dalam marketing syariah adalah bahwa dalam seluruh proses, baik
dalam proses penawaran maupun proses perubahan nilai tidak boleh ada
31 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syari’ah Marketing (Jakarta: Mizan,
hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam,
yaitu :32
1) Berperilaku baik dan simpatik
2) Bersikap melayani dan mempermudah
3) Bersaing secara sehat
4) Mendahulukan sikap tolong menolong
5) Jujur dan tidak curang
3. Konsep Marketing STPD (segmentasi, targeting, positioning, diferensiasi)
Strategi maketing dapat dipahami sebagai logika pemasaran yang
dengannya unit usaha dapat mencapai tujuan pemasarannya.33 Strategi
pemasaran juga merupakan pernyataan mengenai bagaimana suatu merk atau
lini produk dapat memenuhi keinginan dan dapat memuaskan pelanggan.
Selain itu marketing sendiri dapat diartikan sebagai seleksi atas pasar sasaran,
menentukan posisi persaingan dan pembangunan suatu bauran pemasaran yang
efektif untuk mencapai dan melayani klien yang dipilih.34
Strategi pemasaran didasarkan atas 4 konsep strategi, diantaranya
adalah sebagai berikut :
32
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syari’ah Marketing (Jakarta: Mizan, 2006), hal.486
33
Philip Kotler dan Paul N. Blomm, Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa Profeional, (Jakarta: Intermedia, 1995), hal.127
34 Philip Kotler dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta:Erlangga, 1997), Edisi
a. Segmentation (Segmentasi pasar)
Segmentasi pasar menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong adalah
pembagian sebuah pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda.
Segmentasi pasar dapat dimaksudkan sebagai pembagian pasar yang
berbeda-beda (heterogen) menjadi kelompok-kelompok pasar yang
homogen, di mana setiap kelompoknya bisa ditargetkan untuk memasarkan
suatu produk sesuai dengan kebutuhan, keinginan, ataupun karakteristik
pembeli yang ada di pasar tersebut.35
Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif, yaitu :
1) Dapat diukur (measurable)
Ukuran, daya beli, dan profil pasar harus dapat diukur dengan tingkat
tertentu.
2) Dapat dijangkau (accessible)
Segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
3) Cukup besar (substantial)
Segmentasi pasar cukup besar atau cukup memberi laba yang dapat dilayani.
Suatu segmen merupakan kelompok homogen yang cukup bernilai untuk
dilayani oleh progam pemasaran yang sesuai.
35 Philip Kotler dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta:Erlangga, 1997), Edisi
4) Dapat dibedakan (differentiable)
Differentiable berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas.
5) Dapat dilaksanakan (actionable)
Actionable berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan
sumber daya yang dimiliki perusahaan.
b. Targeting (Pangsa Pasar)
Definisi targeting menurut Keegan & Green (2008) adalah proses
pengevaluasian segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada suatu
negara, propinsi, atau sekelompok orang yang memliki potensi untuk
memberikan respon. Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2008) adalah
sekelompok pembeli (buyers) yang memiliki kebutuhan atau karakteristik
yang sama yang menjadi tujuan promosi perusahaan.36
Dari kedua definisi tersebut targeting merupakan sebuah proses
yang sangat penting karena akan menentukan siapa yang akan membeli
produk dari perusahaan. Targeting adalah membidik target market yang
telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja
serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan
karakteristik pasar sasaran yang hendak kita tuju.
Langkah dalam mengembangkan targeting yaitu :
36 Philip Kotler dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta:Erlangga, 1997), Edisi
1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dengan menggunakan
variable-variabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari
setiap segmen, biaya melayani setiap segmen, dan kesesuaian antara
kompetensi inti perusahaan dan peluang pasar sasaran.
2. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan
potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi perusahaan.
c. Positioning (Posisi pasar)
Posisi pasar (positioning) adalah dengan upaya identifikasi,
pengembangan, dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas serta unik.
Dengan demikian, produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior
dan khusus (distinctive) dibandingkan dengan produk dan jasa pesaing
dalam persepsi konsumen. Persepsi pelanggan terhadap produk yang
dihasilkan dan bukan hanya sekedar produk fisik adalah fokus utama
Positioning. Keberhasilan positioning sangat ditentukan oleh kemampuan
sebuah perusahaan untuk mendeferensiasikan atau memberikan nilai
superior kepada pelanggan. Nilai superior sendiri dibentuk dari beberapa
komponen. Sedangkan kunci utama keberhasilan positioning terletak pada
persepsi yang diciptakan dari persepsi perusahaan terhadap dirinya sendiri,
persepsi perusahaan terhadap pesaing, persepsi perusahaan terhadap
pelanggan, dan lain lain.
Diferensiasi adalah tindakan merancang serangkaian perbedaan
yang berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran
pesaing. Perusahaan dapat mendiferensiasikan tawaran pasarnya menurut
lima dimensi, yaitu : Produk, pelayanan, personalia, saluran pemasaran atau
citra.37
Produk-produk fisik itu bervariasi dalam potensinya untuk
diferensiasi, di ujung yang satu kita menemukan produk yang
memungkinkan sedikit variasi: ayam, baja apinir. Di ujung lain ada produk
dengan diferensiasi tinggi seperti mobil, motor, bangunan komersial dan
meubel. Di sini penjual menghadapi banyak sekali parameter rancangan
yang mencakup bentuk, keistimewaan (feature), kinerja, kesesuaian, daya
tahan, keandalan, kemudahan untuk diperbaiki, gaya dan rancangan.
Diferensiasi pelayanan meliputi kemudahan pemesanan, pengiriman
pemasangan, pelatihan pelanggan, konsultasi pelanggan, pemeliharaan dan
perbaikan dan keramahan. Diferensiasi personalia meliputi : kemampuan,
kesopanan, dapat dipercaya dapat diandalkan, cepat tanggap dan
komunikasi. Diferensiasi saluran pemasaran meliputi: cakupan, keahlian,
dan kinerja. Diferensiasi citra meliputi : cakupan, keahlian, kinerja,
lambang, media, atmosfir dan citra.38
C. Pembiayaan
37
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Milenium, (Jakarta: PT Prenhalindo, 2002), hal.328
38 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Milenium, (Jakarta: PT Prenhalindo, 2002),
a. Pengertian Pembiayaan
Menurut undang–undang Perbankan NO.10 Tahun 1998 ”Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil.”39
Menurut Syafi’i Antonio, pembiayaan merupakan salah satu tugas
pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi
kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.40 Pengertian lain
menyebutkan, pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan bank Islam
kepada masyarakat yang membutuhkan dana yang telah dikumpulkan oleh
bank Islam dari masyarakat yang surplus dana.41
b. Jenis-Jenis Pembiayaan
Sesuai dengan akad pengembangan produk, maka bank syariah
memiliki banyak jenis pembiayaan. Adapun jenis produk atau jasa
pembiayaan pada bank syariah, jenis-jenis pembiayaan pada dasarnya dapat
dikelompokkan menurut beberapa aspek, diantaranya :42
39
Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan
40
Muha ad “yafi’i A to io, Bank Syariah dari teori ke Praktek, (Jakarta: Gema insani Press, 2004), h.160
41
Muhammad, Manajamen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), h.71
42 Muhammad, Manajamen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,
1) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang yang dilakukan
dengan prinsip jual beli.
2) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa yang dilakukan
dengan prinsip sewa-menyewa.
3) Transaksi pembiayaan usaha kerjasama ditujukan untuk mendapatkan sekaligus
barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil.43
1. Pembiayaan Musyarakah
Syirkah dari segi bahasa berarti percampuran (al-ikhtilath), yaitu
penggabungan dua bagian atau lebih yang tidak bisa dibedakan antara satu
bagian dengan bagian yang lain. Sedangkan menurut syara’, syirkah adalah
transaksi antara dua orang atau lebih yang kedua-duanya sepakat untuk
melakukan kerja yang bersifat finansial dengan tujuan mencari keuntungan.44
Pembiayaan musyarakah adalah perjanjian di antara para pemilik dana atau
modal untuk mencampurkan dana atau modal mereka pada suatu usaha
tertentu, dengan pembagian keuntungan di antara pemilik dana atau modal
berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.45 Musyarakah adalah
akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa
43
Hasanudin Rahman Daeng Naja, Hukum Kredit dan Bank Garansi (The Bankers Hand Book), (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2005), h.68
44
Tim Asistensi Pengembangan LKS Bank Muamalat, Perbankan Syariah: Perspektif Praktis, (Jakarta: Muamalat Institute, 1999), h. 78
45 Muhammad, Manajamen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,
keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan
porsi kontribusi dana. Dana tersebut meliputi kas atau asset nonkas yang
diperkenankan oleh syariah.46
2. Pembiayaan Mudharabah
pembiayaan mudharabah adalah perjanjian antara penanam dana
dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan
pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah
disepakati sebelumnya.47 Kontrak khusus antara pemilik modal dan pengusaha
dalam rangka mengembangkan usaha yang modalnya berasal dari pihak
pertama dan kerja dari pihak kedua, mereka bersatu dalam keuntungan dengan
pembagian berdasarkan presentase. Jika proyek (usaha) mendatangkan
keuntungan, maka laba dibagi berdua berdasarkan kesepakatan yang terjalin
antara keduanya, jika modal tidak mempunyai kelebihan atau kekurangan,
maka tidak ada bagi pemilik modal selain modal pokok tersebut, begitu pula
dengan pengusaha tidak mendapatkan apa-apa. Jika proyek rugi yang
mengakibatkan hilangnya modal pokok maka kerugian itu sedikit ataupun
banyak ditanggung oleh pemilik modal. Tidak diperkenankan kerugian itu
ditanggung oleh pengusaha dan menjadikannya sebagai jaminan bagi modalnya
kecuali proyek itu didasarkan pada bentuk pinjaman dari pemilik modal kepada
46
PSAK Tahun 2007 No.106 Paragraf 4
47
pengusaha. Jika demikian maka pemilik modal tidak berhak mendapatkan
apapun dari keuntungan tersebut.48
Dalam akad mudharabah bank mempunyai hak untuk mengajukan
usul dan melakukan pengawasan atas penyediaan dana. Dari pembiayaan
tersebut bank mendapatkan imbalan atau keuntungan yang besarnya ditetapkan
atas dasar persetujuan kedua belah pihak. Apabila terjadi kerugian, maka
kerugian tersebut sepenuhnya ditanggung oleh bank, kecuali kerugian akibat
kelalaian nasabah.
3. Pembiayaan Murabahah
a. Pengertian Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang telah disepakati oleh penjual dan
pembeli (bank dan nasabah).49 Secara bahasa kata Murabahah berasal dari
kata dasar (rabaha) yang berarti beruntung. Jadi pengertian murabahah
secara bahasa adalah saling beruntung atau saling menguntungkan.
Bai’al Murabahah adalah prinsip bai’ (jual beli) dimana harga
jualnya terdiri dari harga pokok barang ditambah nilai keuntungan (ribhun)
yang disepakati. Pada murabahah penyerahan barang dilakukan pada saat
transaksi sementara pembayarannya dilakukan secara tunai, tangguh
ataupun dicicil.50
48
Muhammad, Manajemen pembiayaan mudharabah di Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008), h.27-28
49
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, cet 4, (Jakarta:IIIT Indonesia, 2003), h.61
50 Sumarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta: Zikrul Hakim,
Aset murabahah adalah aset yang diperoleh dengan tujuan untuk
dijual kembali dengan menggunakan akad murabahah. Murabahah adalah
akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah
keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya
perolehan barang tersebut kepada pembeli.51
Sedangkan menurut praktisi perbankan yang selama ini dikenal
aktif dalam dunia perbankan syariah, Muhammad Syafi’i Antonio
menjelaskan bahwa murabahah adalah jual beli barang pada harga asal
dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam murabahah, penjual
harus memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat
keuntungan sebagai tambahannya.52
b. Rukun dan Syarat Murabahah
1. Rukun
a. Ada Penjual.
b. Ada pembeli.
c. Ada obyek yang dijual belikan.
d. Ada harga jual yang disepakati oleh dua belah pihak.
e. Akad jual beli.
2. Syarat
a. Pembeli dan penjual dalam keadaan cakap hukum.
b. Barang yang dijual tidak termasuk kategori yang diharamkan.
c. Barang yang dijual sesuai dengan spesifikasi pembeli.
51
PSAK 102 Akuntansi Murabahah per Januari 2015. Ikatan Akuntansi Indonesia
52Muha ad “yafi’i A to io, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta: Tazkia
d. Barang yang dijual secara hukum sah dimiliki penjual.
4. Ijarah
Secara bahasa ijarah digunakan sebagai nama bagi al-ajru yang
berarti “imbalan terhadap suatu pekerjaan” dan “pahala”.53
Al-Ijarah
merupakan salah satu bentuk kegiatan muamalah untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia, seperti sewa menyewa, kontrak atau menjual jasa kepada orang
lain seperti menjadi buruh kuli dan lain sebagainya.54
5. Rahn
Gadai (al rahn) secara bahasa dapat diartikan sebagai (al stubut,al
habs) yaitu penetapan dan penahanan. Secara istilah dapat diartikan
menjadikan suatu benda berharga dalam pandangan syara’sebagai jaminan atas
adanya dua kemungkinan, untuk mengembalikan uang itu atau mengambil
sebagian benda itu.55 Gadai adalah perjanjian (akad) pinjam meminjam dengan
menyerahkan barang sebagai tanggungan utang.56
Sehingga dapat disimpulkan gadai adalah menjadikan suatu benda
itu berharga sebagai jaminan sebagai tanggungan utang berdasarkan perjanjian
(akad) antara orang yang memiliki hutang dengan pihak yang memberi hutang.
6. Qordul Hasan
1. Al-Qardh
53
Muhammad bin Mukarram ibn Mazhur al-Ifriqi al-Mishri, Lisan Al-Arab, (Beirut: Darul Lisan al-Arab), Juz I, h.24
54
Wahbah al-Zuhailiy, al-Fiqih al-Islami wa Adillatuh, (Beirut: Dar al Fikr, 1989), Jilid IV, h.731
55
H. Hendi suhendi. Fiqh muamalah, (Jakarta: pt. Grafindo persada, 2000), hal.105-106
56 Prof. Drs. H. Masyfuk zuhdi. Masail fiqhiyah, (Jakarta: CV. Haji masagung, 1997),
Qardh secara bahasa, bermakna Al-Qath’u yang berarti memotong.
Harta yang disodorkan kepada orang yang berhutang disebut Qardh, karena
merupakan potongan dari harta orang yang memberikan hutang. Kemudian
kata itu digunakan sebagai bahasa kiasan dalam keseharian yang berarti
pinjam meminjam antar sesama. Salah seorang penyair
berkata,“Sesungguhnya orang kaya bersaudara dengan orang kaya,
kemudian mereka saling meminjamkan, sedangkan orang miskin tidak
memiliki saudara”.
Kata qardh ini kemudian diadopsi menjadi crade (Romawi), credit
(Inggris), dan Kredit (Indonesia). objek dari pinjaman qardh biasanya adalah
uang atau alat tukar lainnya (Shaleh, 1992), yang merupakan transaksi
pinjaman murni tanpa bunga ketika peminjam mendapatkan uang tunai dari
pemilik dana (dalam hal ini bank) dan hanya wajib mengembalikan pokok
utang pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Peminjaman atas
prakarsa sendiri dapat mengembalikan lebih besar sebagai ucapan
terimakasih.57
2. Al-Qardh Al-Hasan
Secara umum, Qardh Hasan diartikan sebagai infak di jalan Allah,
di dalam jihad dan peperangan demi menegakkan kebenaran dan bersedekah
kepada para fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Ada juga
yang mengatakan : Qardh Hasan itu adalah amal shaleh muthlaqon yang
57
mana dia adalah bentuk transaksi pinjaman yang benar-benar bersih dari
tambahan atau bunga.
Pengertian “al-hasan” disini adalah ketika seorang muslim
meminjamkan atau menginfakkan sesuatu yang ada pada dirinya hendaklah
dia mengeluarkan sesuatu yang elok tanpa cela. Maka Qardh hasan itu pada
dasarnya adalah sedekah yaitu pekerjaan yang mulia dengan mengharapkan
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG BANK SYARIAH BUKOPIN
A. Sejarah Singkat Bank Syariah Bukopin
Bank Syariah Bukopin adalah lembaga keuangan yang berjenis
pada Jasa Keuangan Perbankan. Sebagai salah satu Bank Nasional di
Indonesia, sejarah Perseroan dimulai pada 1990 dengan meleburnya 2 (dua)
Bank pasar, yakni BPR Gunung Sindoro dan BPR Gunung Kendeng di
Samarinda, Kalimantan Timur. Proses peleburan ini termaktub dalam Akta
Nomor 102 tanggal 29 Juli 1990 dan Surat Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 1659/KMK.013/1990 tanggal 31 Desember 1990. Dengan peleburan
ini, statusnya pun meningkat menjadi Bank umum dengan nama PT Bank
Swansarindo International. Berdasarkan Surat Keputusan Bank Indonesia
Nomor 24/I/UPBD/PBD2/Smr tanggal 1 Mei 1991, PT Bank Swansarindo
International memperoleh izin usaha sebagai Bank umum dan pemindahan
kantor pusat ke Jakarta.
Dalam perkembangannya dan atas dasar pertimbangan bisnis pada
akhir 2002, Muhammadiyah yang merupakan salah satu organisasi
kemasyarakatan Islam di Indonesia mengakuisisi PT Bank Swansarindo
International. Dengan persetujuan Bank Indonesia (BI) yang dicantumkan
dan dituangkan dalam Akta Nomor 109 tanggal 31 Januari 2003, PT Bank
Swansarindo International berubah nama menjadi PT. Bank Persyarikatan
Indonesia.58
Untuk mengembangkan bisnis perusahaan, selama 2005-2008 PT
Bank Bukopin, Tbk. terlibat dalam asistensi kegiatan operasional PT Bank
Persyarikatan Indonesia. Tambahan modal juga diberikan PT Bank Bukopin,
Tbk untuk memperkuat bisnis PT Bank Persyarikatan Indonesia. Setelah
beberapa tahun dibawah asistensi PT Bank Bukopin Tbk dan melihat peluang
bisnis di perbankan syariah, PT Bank Persyarikatan Indonesia mengubah arah
bisnisnya dari Bank konvensional menjadi Bank syariah. Izin usaha
berdasarkan prinsip syariah pun diperoleh dari Bank Indonesia yang
dituangkan dalam Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 10/69/
KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008. Atas dasar surat keputusan
tersebut, nama PT Bank Persyarikatan Indonesia berubah menjadi PT Bank
Syariah Bukopin. Secara resmi Perseroan melakukan kegiatan operasional
berdasarkan prinsip Syariah pada Selasa, 11 Zulhijah 1430 H atau 9 Desember
2008.59
Pada tahun 2009 telah terjadi Spin Off (pemisahan) UUS yang
sudah berjalan di PT. Bank Bukopin bergabung ke Bank Syariah Bukopin.
Tepatnya Pada Tanggal 10 Juli tahun 2009 melalui surat persetujuan Bank
58
Induction Training, Bank Syariah Bukopin, (Jakarta., t.p.,2014) h.8.
59
Indonesia, PT. Bank Bukopin Tbk telah mengalihkan Hak dan Kewajiban Unit
Usaha Syariah ke dalam Badan Usaha PT. Bank Syariah Bukopin.
Dalam bisnisnya Bank Syariah Bukopin memfokuskan pada
pembiayaan Usaha mikro kecil dan menegah (UMKM) dengan segmentasi
usaha pendidikan, kesehatan Konstruksi, dan perdagangan. Sehingga pada
tahun 2011 dengan kepercayaan dari Bank Bukopin, ada penambahan Modal
sebesar Rp. 100 Milyar, dan memperkuat Bank Bukopin sebagai pemegang
saham Mayoritas. kegiatan operasional Perseroan secara resmi dibuka oleh
Bapak M. Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004 -2009.
Sampai dengan akhir Desember 2014 Perseroan memiliki jaringan kantor yaitu
1 (satu) Kantor Pusat dan Operasional, 11 (sebelas) Kantor Cabang, 7 (tujuh)
Kantor Cabang Pembantu, 4 (empat) Kantor Kas, 1 (satu) unit mobil kas
keliling, dan 76 (tujuh puluh enam) Kantor Layanan Syariah, serta 27 (dua
puluh tujuh) mesin ATM BSB dengan jaringan Prima dan ATM Bank
Bukopin.60
B. Visi, Misi, dan strategi Bank Syariah Bukopin
1. Visi
Menjadi Bank Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik.
2. Misi
60 Profil perusahaan, artikel diakses pada tanggal 3 Agustus 2016 dari
Memberikan pelayanan terbaik pada nasabah, Membentuk Sumber daya
insani yang profesional dan amanah, memfokuskan pengembangan usaha
pada sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), dan meningkatkan
nilai tambah kepada Stakeholder.
3. Strategi
Mengembangkan konsep-konsep sesuai dengan nilai dasar perusahaan yaitu
Amanah, Tanggap, Kua