• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN PEMBERIAN NAMA BARU PRODUK KULINER SEBAGAI BAHAN AJAR PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 SURAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN PEMBERIAN NAMA BARU PRODUK KULINER SEBAGAI BAHAN AJAR PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 SURAKARTA."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa sebagai lambang bunyi yang abitrer dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri menurut Kridalaksana, (1984: 19). Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, keinginan, perasaan, dan pengalamannya kepada orang lain. Selain menjadi alat komunikasi, bahasa juga digunakan dalam bidang politik, sosial, kebudayaan, ekonomi, dan perdagangan.

Bahasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan bahasa dapat mempengaruhi kehidupan masyarakatnya. Sama halnya antara bahasa dengan makanan, di mana keduanya dibutuhkan dalam kehidupan. Makanan menjadi kebutuhan primer bagi makhluk hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan. Manusia memerlukan makan untuk melangsungkan hidup dan memberi energi bagi tubuh. Makanan yang sehat dan bersih menjadi tujuan utama untuk menikmatinya. Pada era modern seperti sekarang, produk kuliner ditawarkan oleh produsen. Mulai dari masakan tradisional, masakan khas, masakan asli Indonesia, masakan Barat, masakan Arab, masakan Cina, bahkan masakan campuran.

Ragam kuliner dapat dijumpai pada Food Festival yang diadakan instansi atau pemerintahan. Kuliner atau makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Menurut Teori Kebutuhan Maslow; bahwa makanan, minuman, tempat tinggal, dan bebas dari rasa sakit merupakan kebutuhan manusia di tingkat paling rendah atau disebut dengan kebutuhan fisiologis(physiological)(Ivancevich dalam Suparwati, 2013: 1).

(2)

2

Kehormatan, marwah, kenamaan, termasyur, terkenal, tenar. Berbagai macam itulah timbul nama yang tidak biasa. Pemberian nama baru pada produk kuliner yang dimaksudkan untuk memberi sensasi baru para penikmatnya. Produsen produk kuliner memberikan nama produk barunya dengan nama yang unik dan tidak biasa seperti, sousis hot naga, ceker duer, nasi goreng gila, es krim pot, es bangjo, gudeg ceker, balung kethek,dan lain sebagainya. Produsen produk kuliner beralasan bahwa ingin memberi sesuatu yang beda pada produk. Penggunaan nama baru produk kuliner, terdapat keambiguan makna.

Hal ini menjadi fenomena menarik karena bermunculan nama baru. Café, warung makan, kios, angkringan, wedangan, restoran, rumah makan, lesehan, maupun lesehan pingir jalan yang menyediakan nama-nama baru. Kuliner saat ini, yaitu nama makanan atau minuman diganti dengan nama ‘kekinian’. Konsumen tertarik dengan makanan atau minuman dengan nama unik dan tidak biasa. Timbul rasa penasaran konsumen tentang rasa kuliner tersebut.

Badan Perencanaan Daerah (2006) menyatakan bahwa Kota Surakarta lebih dikenal dengan ‘Kota Solo’ merupakan dataran rendah dengan

ketinggian 92 m dari permukaan laut. Surakarta dengan status kota di bawah Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar di sebelah timur, Kabupaten Sukoharjo; Kabupaten Klaten; dan Kabupaten Wonogiri di sebelah selatan, Kabupaten Boyolali di sebelah barat; serta Kabupaten Sragen di sebelah utara. Berbatasan langsung dengan kabupaten yang ada di sekitar Surakarta, menjadikan kawasan tersebut memiliki ragam kuliner yang disajikan. Pengunjung yang berada di kawasan ini dapat memilih kuliner yang sesuai dengan keinginannya

(3)

3

Bahan baku yang digunakan sama, namun nama sebuah produk diberi sentuhan yang berbeda.

Ketenaran nama baru produk kuliner menjalar hingga wilayah di luar Kota Surakarta seperti Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Sragen, dan Wonogiri. Dengan adanya nama baru produk kuliner, dapat meningkatkan produktivitas kuliner zaman dahulu. Memperkenalkan kuliner masa lampau dengan menggunakan sentuhan masa kini.

Sekolah menengah Kota Surakarta sebagian memakai Kurikulum 2013. Sekolah negeri maupun sekolah swasta mulai menerapkan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 perbaikan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum KTSP 2006. Jika sekolah negeri maupun sekolah swasta mampu menjalankan sesuai aturan untuk melaksanakan, maka sekolah tersebut dapat melaksanakannya. Apabila sekolah belum mampu melaksanakan, maka sekolah tersebut masih menggunakan Kurikulum KTSP 2006. SMK Negeri 8 Surakarta telah menerapkan Kurikulum 2013 mulai dari kelas X, XI, dan XII.

Kurikulum 2013 mampu menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif. Selain siswa, guru juga dituntut agar lebih inovatif dalam memberikan materi pembelajaran kepada siswanya. Bahan ajar yang digunakan guru tidak selalu monoton, dapat menggunakan sumber dari luar buku paket yang telah tersedia. Sumber pembelajaran yang digunakan dari lingkungan di sekolah dapat dijadikan bahan ajar yang inovatif.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana wujud nama baru produk kuliner?

2. Bagaimana makna denotatif dan makna konotatif dalam pemberian nama baru produk kuliner?

(4)

4

C. Tujuan Penelitian

1. Memaparkan tentang wujud dan nama baru produk kuliner. 2. Memaparkan tentang makna denotatif dan makna konotatif dalam

pemberian nama baru produk kuliner.

3. Memaparkan tentang pengembangan bahan ajar pembelajaran pada siswa kelas X SMK Negeri 8 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Segala sesuatu yang dilakukan dapat bermanfaat. Manfaat yang penelitian ini dibagi menjadi dua.

a. Manfaat Teoretis

Secraa teoretis, hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan kebahasaan khususnya pada bidang semantik.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini dibagi menjadi dua.

1) Bagi pembaca, dapat memberikan pengetahuan tentang nama baru dalam produk kuliner dan pemaknaan konotatif pada nama baru produk kuliner.

Referensi

Dokumen terkait

Kebalikannya, khamir yang tidak melakukan fermentasi aerob dianggap memiliki kapasitas respirasi yang tidak terbatas sehingga mampu menggunakan seluruh piruvat yang dihasilkan

Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan antara pola tidur dengan kejadian hipertensi dan mengidenti fi kasi faktor risiko hipertensi pada orang yang mempunyai pola tidur

Penambahan BA ke dalam media MS pada konsentrasi 1 – 2 mg L -1 esensial untuk terjadinya organogenesis pada eksplan daun melinjo, dengan frekuensi organogenesis tertinggi

Buku Ilmu Pengetahuan Umum Pengadaan Buku Perpustakaan Desa. Pengadaan Buku Keagamaan 1 Paket Sanggau 45,000,000

Hasil yang diperoleh dari penetapan kadar betametason valerat pada produk ruahan krim betametason 0,1% menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi yaitu 107,56% pada No.

1) Keahlian bertindak. Artinya calon suami tersebut harus mampu melakukan sendiri akad itu, baik terhadap dirinya maupun terhadap lain. Dan disyaratkan sudah

[r]

If no virtual server in a heavy node can be transferred in its entirety to another node, then a possibility is to split it into smaller virtual servers and transfer a smaller vir-