• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAAN (DATA) Resort Di Kawasan Hutan Mangrove Rembang dengan Penekanan Arsitektur Neo-Vernakular).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAAN (DATA) Resort Di Kawasan Hutan Mangrove Rembang dengan Penekanan Arsitektur Neo-Vernakular)."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

55 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Rembang

3.1.1 Gambaran Lokasi

Perencanaan dan perancangan Resort di Kawasan Hutan Mangrove Rembang mengambil lokasi di Desa Pasar Banggi Kabupaten Rembang. Lokasi yang dipilih merupakan daerah dengan sebaran populasi hutan mangrove yang masih alami, sehingga dapat dijadikan sebagai sebuah kawasan resort dengan hutan mangrove sebagai daya tarik utamanya.

3.1.2 Sejarah Umum Kabupaten Rembang

Menurut manuskrip yang ditulis oleh Mbah Guru disebutkan bahwa, “.. kira-kira pada Tahun Saka 1336. Terdapat sekelompok orang yang berasal dari Campa Banjarmlati yang terdiri dari delapan keluargayang pandai membuat gula tebu di negaranya...”. Kedelapan kepala keluarga tersebut sengaja pindah untuk membuat gula merah yang tidak dapat di patahkan. Mereka berangkat melalui laut menuju ke arah barat hingga mendarat di sekitar sungai yang pinggir kiri dan kanannya tumbuh pohon bakau yang tidak beraturan..”.

Perpindahan penduduk dari Campa pada saat itu dipimpin Kakek Pow Le Din. Setelah melakukan pendaratan, keesokan harinya kelompok tersebut mengadakan doa dan semedi untuk meminta ijin pembukaan lahan pada Tuhan yang mereka percayai. Kemudian di mulailah proses penebangan pohon bakau oleh pemimpin rombongan, yang kemudian di teruskan oleh anggota kelompok yang lainnya.

(2)

bulan Waisaka,orang-orang akan memulai proses Ngerembang atau upacara untuk memanen hasil tanaman tebu yang mereka tanam. Nama lengkap dari upacara panen tebu itu adalah “Ngerembang sakawit”.

Pada masa kejayaan Majapahit, Rembang merupakan sebuah wilayah yang diberi wewenang untuk memerintah wilayahnya secara mandiri. Berdasarkan sumber tertulis Kerajaan Majapahit, nama Rembang memang telah disebutkan di dalam Kitab Negara Kertagama pada Pupuh XXI sebagai berikut: “...menuruni surah melintasi, lari menuju Jaladipa, Talapika, Padali, Amon dan Panggulan langsung ke Payaman, Tepasana ke arah Kota Rembang sampai di Kemirakan yang terletak di pantai lautan”.

3.1.3 Aspek Fisik (Gambaran Wilayah)

1. Letak Geografis

Kabupaten Rembang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di pesisir Pantura Jawa Tengah yang secara geografis terletak pada 111º00`-111º30`BT - 6º30` - 7º06` LS. Secara administratif, Kabupaten Rembang berbatasan dengan laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur di sebelah timur, Kabupaten Pati di sebelah barat dan Kabupaten Blora di sebelah selatan.

(3)

Gambar 3. 1 Peta Kabupaten Rembang

Sumber: Kabupaten Rembang Dalam Angka (BPS, 2014)

2. Topografi Kabupaten Rembang

Dalam bukunya Setyawan & Winarno, (2006) menuliskan bahwa, pesisir utara Kabupaten Rembang secara geomorfologis terbagi dalam dua bentangan yang sangat berbeda. Pada kaki Gunung Lasem ke arah timur terbentuk daratan bergelombang yang tersusun atas batu kapur dan berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Diantara kaki perbukitan kapur tesebut terbentuk pantai-pantai berpasir, termasuk pantai pasir putih akibat pelapukan koral laut. Sebaliknya kawasan di sebelah barat Gunung Lasem merupakan dataran lumpur atau Aluvial yang tidak rata akibat dari sedimentasi.

Tabel 3. 1 Luas Dan Ketinggian Tanah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Rembang

No Kecamatan Luas (Ha) Ketinggian

(m)

1 Bulu 10.240 150

2 Gunem 8.020 50

(4)

No Kecamatan Luas (Ha) Ketinggian

(m)

4 Kragan 6.166 3

5 Lasem 4.504 5

6 Pancur 4.594 30

7 Pamotan 8.156 30

8 Rembang 5.881 6

9 Sale 10.714 110

10 Sarang 9.133 3

11 Sedan 7.964 40

12 Sluke 3.759 7

13 Sulang 8.454 48

14 Sumber 7.673 40

Jumlah 101.408 xxxxx

Sumber:Diolah dan Digrafikkan Dari Rembang Dalam Angka(BPS, 2014)

3. Iklim

(5)

3.2 Tinjauan Umum Lokasi Site

Gambar 3. 1 Peta Kecamatan Rembang

Sumber: Kecamatan Rembang Dalam Angka (BPS,2015)

Lokasi site yang dipilih berada di Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang dengan tinjauan sebagai berikut:

3.2.1 Letak Geografis

Secara geografis Kecamatan Rembang berada pada pusat pemerintahan Kabupaten Rembang, terletak pada 111º 32’ Bujur Timur, serta 6º 70’ LS dan 6º 74’ LS. Secra administratif Kecamatan Rembang berbatasan dengan:

Sebelah selatan : Kecamatan Sulang Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Timur : Kecamatan Lasem Sebelah Barat : Kecamatan Kaliori

3.2.2 Desa atau Kelurahan

Secara administratif Kecamatan Rembang terdiri dari 7 kelurahan dan 27 desa, yaitu:

Kec. Sulang

Kec. Lasem

Kec. Kaliori

(6)

Tabel 3. 2 Jumlah Desa, RT, RW di Kecamatan Rembang

No Desa/ Kelurahan RW RT Luas (km²)

1 Kedungrejo 5 14 2,01

2 Turusgede 3 12 4,23

3 Kumendung 4 11 2,26

4 Sridadi 8 16 5

5 Padaran 4 15 2,16

6 Tlogomojo 2 13 2,20

7 Kasreman 2 18 6,05

8 Punjulharjo 4 10 3,54

9 Tritunggal 3 7 1,35

10 Pasarbanggi 5 15 4,11

11 Gedangan 3 19 2,20

12 Weton 2 6 0,67

13 Ngotet 4 20 2,16

14 Mondoteko 5 27 2,33

15 Ngadem 2 8 0,97

16 Ketanggi 2 10 1,05

17 Pulo 4 14 1,82

18 Waru 5 32 3,94

19 Magersari 2 10 1,41

20 Gegunung Kulon 2 5 0,04

21 Gegunung Wetan 1 4 0,04

22 Pacar 3 10 0,05

23 Tanjung Sari 4 19 0,20

24 Sumberjo 8 41 1,08

25 Tasikagung 4 25 0,54

26 Sawahan 4 8 0,12

27 Leteh 5 26 0,49

28 Sidowayah 3 15 0,77

29 Kutoharjo 3 9 0,22

30 Pandean 3 12 0,17

(7)

No Desa/ Kelurahan RW RT Luas (km²)

32 Kabongan Lor 4 6 0,18

33 Kabongan Kidul 4 27 3,09

34 Tireman 2 11 2,27

Jumlah 124 507 58,81

Sumber:Diolah dan Digrafikkan dari Monografi Desa (2014)

3.2.3 Kependudukan

Jumlah penduduk Kecamatan Rembang pada tahun 2014 berjumlah 89.476 jiwa. Berikut tabel jumlah penduduk Kecamatan Rembang:

Tabel 3. 3 Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Rembang

Uraian 2013 2014

Jumlah penduduk (jiwa) 87.431 89.476

Kepadatan (jiwa/km²) 1.487 1.521

Sex Ratio (L/P) (%) 96,16 96,39

Jumlah Rumah Tangga 23.240 23.683

Rata-Rata ART (jiwa/juta) 3,76 3,78

(8)

3.2.4 Tinjauan Site Terpilih (Desa Pasar Banggi)

Gambar 3. 2 Peta Desa Pasar Banggi Sumber: maps.google.co.id/maps/place/Pasarbanggi

(9)

3.2.5 Kondisi Eksisting

Gambar 3. 3 Kondisi Eksisting Site Terpilih

3.2.6 Peruntukan Lahan Desa Pasar Banggi

Desa Pasar Banggi mempunnyai peruntukan lahan dengan beberapa kepentingan antara lain dipegunakan untuk area permukiman, lahan tambak, hutan mangrove, dan lahan persawahan. Berikut tata guna lahan Desa Pasar Banggi:

Tabel 3. 4 Luas Dan Ketinggian Tanah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Rembang

No Guna Lahan Luas (Ha)

1 Permukiman 50,79

2 Sawah 85,71

3 Tambak Garam 51,89

(10)

No Guna Lahan Luas (Ha)

5 Mangrove 57,56

6 Gudang/Pabrik 45,65

Sumber:Diolah dan Digrafikkan Dari Laporan Akhir PerencanaanBLH (2015)

3.2.7 Penduduk di Desa Pasar Banggi

Jumlah penduduk Desa Pasar Banggi, menurut profil Desa Pasar Banggi pada tahun 2011 mencapai 2.945 jiwa, dimana terdapat dua dusun Di Desa Pasar Banggi, yaitu Dusun Kaliuntu dan Dusun Banggi.

Tabel 3. 5 Jumlah penduduk

Desa Pasar Banggi bedasarkan kelompok umur

Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah penduduk

0-4 94 88 128

5-9 115 128 243

10-14 107 118 225

15-19 130 129 259

20-24 128 127 255

25-29 137 128 265

30-34 151 146 297

35-39 119 115 234

40-44 101 97 198

45-49 125 80 205

50-54 83 81 164

55-59 68 59 127

60-64 47 46 93

65+ 106 92 198

Jumlah 1511 1434 2945

Sumber:Diolah dan digrafikkan dari Profil Desa Pasar Banggi (2011)

3.3 Potensi Desa Pasar Banggi

3.3.1 Potensi Wisata

(11)

kerusakan adalah hutan mangrove Pasar Banggi. Hutan mangrove Desa Pasar Banggi saat ini telah dibuka menjadi area rekreasi dengan fasilitas yang sangat sederhana. Beberapa fasilitas rekreasi hutan mangrove antara lain: area parkir, area pembibitan, signage konservasi mangrove, jembatan kayu, gazebo, dan gapura pintu masuk kawasan.

3.3.2 Potensi Budaya

Peran serta masyarakat Desa Pasar Banggi dalam pembangunan desa dan semangat kegotong-royongan penduduk masih cukup tinggi. Beberapa upacara adat istiadat tradisional juga masih melekat dalam kehidupan masyarakat Desa Pasar Banggi, seperti upacara sedekah bumi dan upacara sedekah laut atau yang lebih dikenal dengan upacara Larung Laut. Upacara ini diselenggarakan setahun sekali biasanya pada saat bulan Syawal setelah Lebaran. Adat ini dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur petani dan nelayan atas hasil bumi dan laut yang melimpah, selain agar dihindarkan dari musibah alam.

(12)

3.4 Gagasan Perancangan

Resort di kawasan hutan mangrove Desa Pasar Banggi, Kabupaten Rembang merupakan suatu wadah untuk memfasilitasi segala kegiatan yang berkaitan dengan pariwisata, akomodasi dan juga konservasi di kawasan hutan mangrove. Sebuah kawasan yang dapat mengkoordinasi segala kegiatan yang dibutuhkan oleh para pengunjung kawasan hutan mangrove untuk menikmati suasana yang ada di kawasan tersebut.

Selain sebagai pusat kawasan resort yang dapat memenuhi kebutuhan para pengunjung, juga disediakan sebuah fasilitas konservasi untuk tumbuhan mangrove. Sebagai upaya untuk menjaga kelestarian ekosistem hayati yang ada di kawasan tersebut, hal ini juga bertujuan untuk menjaga landsekap yang ada. Sebagai kawasan yang direncanakan sebagai resort, di dalamnya akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang seperti: kamar tamu, lobby, restoran dan bar, kantor managemen, kolam renang, dan sebagainya. Tempat tersebut diharapkan akan menambah referensi hiburan bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang ada di Kabupaten Rembang. Selain itu diharapkan juga tempat tersebut nantinya bisa digunakan sebagai tempat untuk mengkonservasi dan budidaya tanaman bakau yang dapat mengedukasi masyarakat yang mengunjunginya.

(13)

3.4.1 Arah Perancangan Secara Fisik

Secara fisik, bentuk bangunan resort di kawasan hutan mangrove Pasar Banggi Rembang menerapkan pendekatan konsep arsitektur neo-vernakular, yaitu bangunan yang mengkombinasikan arsitektur tradisional yang ada di sekitarnya dengan arsitektur modern yang berkembang di abad ini. Lingkungan yang ada pada site terpilih dijadikan pertimbangan utama dalam proses perencanaan dan perancangan desain kawasan dan bangunan yang ada di dalamnya. Dalam proses desain bangunan, pendekatan lebih difokuskan pada prinsip arsitektur neo-vernakular pada fasad dan bentuk bangunan yang digunakan sebagai landasan konseptual dalam proses perencanaan bangunan.

Tabel 3. 6 Prinsip dan Konsep Perancangan No Prinsip-Prinsip Perancangan Penerapan

1 Mengkombinasikan material lokal

dan material modern

Penggunaan material lokal yang ada, seperti kayu, batu gamping, dan lain sebagainya.

Penggunaan material modern pada struktur bangunan.

2 Bentuk, susunan dan elemen pada

bangunan merupakan respon

terhadap keadaan lingkungan

sekitar.

Sebagian bentuk dan tampilan bangunan

mengikuti arsitektur khas yang

berkembang di daerah setempat dan

mengkobinasikan dengan arsitektur

modern.

3 Pemanfaatan lansekap hutan

bakau secara maksimal

Semaksimal mungkin menjaga agar

ekosisitem hutan mangrove yang ada di

sekitarnya tidak ada yang rusak dan

mati.

4 Pemanfaatan sumber daya alam

(air) yang sangat berlimpah

Pengolahan air laut menjadi air minum

yang layak konsumsi dengan

menggunakan Reverse Osmosis System.

5 Sanitasi: Eco-sanitation Pengolahan gray water dan black water

dengan menggunakan DEWATS

(14)

No Prinsip-Prinsip Perancangan Penerapan

system.

Sumber: analisa Penulis, (2016)

3.4.2 Kegiatan yang Diwadahi

Dalam perencanaan dan perancangan kawasan Resort di Kawasan Hutan Mangrove Pasar Banggi Rembang, kegiatan yang diwadahi antara lain:

a. Kegiatan pelayanan. b. Kegiatan pengelolaan.

c. Kegiatan pengelolaan kepariwisataan di bidang hutan mangrove.

d. Kegiatan penyediaan akomodasi bagi para pengunjung kawasan hutan mangrove Pasar Banggi Rembang.

e. Kegiatan konservasi ekosistem hutan mangrove.

Gambar

Tabel 3. 1 Luas Dan Ketinggian Tanah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Rembang
Gambar 3. 1 Peta Kecamatan Rembang Sumber: Kecamatan Rembang Dalam Angka (BPS,2015)
Tabel 3. 2 Jumlah Desa, RT, RW di Kecamatan Rembang
Tabel 3. 3 Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Rembang
+6

Referensi

Dokumen terkait

Resort Hotel Danau Singkarak adalah suatu bangunan yang memberikan fasilitas penginapan, makan dan minum, olahraga, hiburan dan fasilitas lainnya yang berada di

Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular digunakan untuk mendapatkan desain arsitektur museum yang menerapkan dengan nilai-nilai budaya Palembang dalam bentuk

Zona 2 yang berwarna putih, merupakan area fasilitas lapangan golf, bagian ini memiliki fungsi tersendiri dan merupakan sebuah fasilitas yang dapat digunakan para

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PSIS CENTRE PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR A. Konsep Perencanaan Lokasi dan

Gereja HKBP Parapat juga menerapkan arsitektur Neo Vernakular, seperti dinding menggunakan batu bata dan disertai adanya ornamen arsitektur tradisional Batak Toba yang terdapat

“Relokasi Museum Kretek Dengan Penekanan Desain Neo-Vernakular” dirancang dengan konsep penekanan desain Arsitektur neo-vernakular di mana konsep dan filosofi

Pendekatan rancangan melalui Arsitektur Neo Vernakular pada fasilitas rekreasi pantai, tidak hanya menerapkan elemen-elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern

8 Keanekaragaman Jenis Burung di Kawasan Hutan Mangrove, Resort Pemangkuan Hutan Muara Gembong, Kesatuan Pemangkuan Hutan Bogor “Bird Diversity in Mangrove Forest, Muara Gembong