• Tidak ada hasil yang ditemukan

Museum Songket Palembang dengan Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Museum Songket Palembang dengan Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MUSEUM SONGKET PALEMBANG

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR

NEO

-VERNAKULAR

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh:

Abdul Aziz Arrosyid

NIM I0208023

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

Jln. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126 Telp. (0271) 643666 e-mail: arsitek@uns.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

MUSEUM SONGKET PALEMBANG

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR

NEO

-VERNAKULAR

Disusun Oleh:

ABDUL AZIZ ARROSYID I0208023

Menyetujui,

Surakarta, April 2016

Dosen Pembimbing I

Ir. Samsudi, MT.

NIP. 195506061987021001

Dosen Pembimbing II

Ummul Mustaqimah, ST., MT.

NIP. 197305102000032001

Mengesahkan,

Kepala Program Studi Arsitektur

Fakultas Teknik

Amin Sumadyo, ST., MT.

NIP. 197208112000121001

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Terpanjat rasa syukur tiada henti atas rahmat dan kemudahan Alloh SWT, penulis

dapat menyelesaikan Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir dengan judul

Museu “o gket Pale a g de ga Pe dekata Arsitektur Neo-Ver akular .

Penulis berkeinginan untuk memberikan kontribusi bagi eksistensi seni kerajinan

songket Palembang, warisan budaya yang patut dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan

untuk semakin memberi manfaat baik sosial, budaya, maupun ekonomi masyarakat.

Pada kesempatan pengantar ini, tak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih

kepada,

1. Amin Sumadyo, ST. MT. selaku Ketua Program Studi Arsitektur, telah banyak

membantu dalam segala upaya menyelesaikan studi di kampus ini;

2. Ir. Sri Purwaningsih, MT., Kahar Sunoko ST. MT., dan Amin Sumadyo, ST. MT. selaku

dosen dan atau pernah sebagai dosen Pembimbing Akademik;

3. Ir Samsudi, MT., Dosen Pembimbing I yang banyak memberi wejangan hingga detik

akhir;

4. Ummul Mustaqimah, ST. MT., Dosen Pembimbing II dengan strategi menakjubkan

dalam mendorong proses berarsitektur dengan semangat dan keyakinan;

5. Dosen Penguji Ir. Maya Andria, MT. dan Ir. Hadi Setiawan, MT. atas saran yang tajam

dan kritik yang menggugah;

6. R.B.B. Diwangkoro, IAI., yang sedia meluangkan waktu, membagi ilmu dan pemikiran

(serta pinjaman literatur) yang sangat membantu mengembangkan ide dan gagasan;

7. Orang tua yang luar biasa dan kedua adik yang hebat;

8. Lila yang selalu banyak membantu; Dugi rekan diskusi; Geovanni, Ayu Penida, Tamimi,

Ardi Winoto atas kontribusinya; dan Bulek Nurul Bursa tempat lari dari kenyataan;

9. Rekan-rekan Studio Tugas Akhir 141 yang keren-keren; serta

10.Seluruh civitas Arsitektur UNS dan semua pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari kekurangan dan tidak sempurnanya tulisan konsep perencanaan

dan perancangan ini. Saran dan kritik positif sangat Penulis harapkan. Semoga

bermanfaat.

Surakarta, April 2016

(4)

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... I

LEMBAR PENGESAHAN ... II

KATA PENGANTAR ...III

DAFTAR ISI ... IV

DAFTAR GAMBAR ... IX

DAFTAR TABEL ... XVI

BAB I PENDAHULUAN ... I-1

I.1. JUDUL DAN ESENSI ... I-1

I.1.1. Judul ... I-1

I.1.2. Esensi Judul ... I-1

I.2. LATAR BELAKANG ... I-2

I.3. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN ... I-8

I.3.1. Permasalahan ... I-8

I.3.2. Persoalan ... I-8

I.4. TUJUAN DAN SASARAN ... I-9

I.4.1. Tujuan ... I-9

I.4.2. Sasaran ... I-9

I.5. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN ... I-10

I.5.1. Batasan Pembahasan ... I-10

I.5.2. Lingkup Pembahasan ... I-10

I.6. METODE ... I-10

I.6.1. Pengumpulan Data ... I-10

I.6.2. Pengolahan Data ... I-11

I.6.3. Pembahasan dan Perumusan Konsep ... I-11

I.7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN ... I-12

BAB II TINJAUAN TEORI ...II-1

II.1. TINJAUAN MUSEUM ... II-1

II.1.1. Definisi Museum ... II-1

(5)

v

II.1.3. Fungsi Museum ... II-3

II.1.4. Perkembangan dan Pergeseran Paradigma Museum ... II-3

II.1.5. Kegiatan dalam Museum ... II-5

II.1.6. Konsep Penyajian Koleksi ... II-6

II-II.2. TINJAUAN SONGKET PALEMBANG ... II-9

ZII.2.1. Pengertian dan Penamaan Istilah Songket ... II-9

II.2.2. Bahan Songket ... II-10

II.2.3. Alat Pembuatan Tenun Songket ... II-11

II.2.4. Ragam Motif, Warna, dan Makna Songket Palembang ... II-14

II.2.5. Fungsi dan Peran Songket bagi Kebudayaan Masyarakat Palembang... II-16

II.2.6. Koleksi yang Dimiliki UPT Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Sumatera Selatan ... II-17

II.3. TINJAUAN TEORI ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR ... II-26

II.3.1. Perkembangan Arsitektur ... II-26

II.3.1.1. Arsitektur Folk ... II-26

II.3.1.2. Arsitektur Vernakular ... II-27

II.3.1.3. Arsitektur Modern ... II-28

II.3.1.4. Arsitektur Post-Modern ... II-30

II.3.2. Arsitektur Neo-Vernakular ... II-32

II.3.2.1. Prinsip Arsitektur Neo-Vernakular ... II-33

II.3.2.2. Arsitektur Neo-Vernakular di Indonesia ... II-33

BAB III TINJAUAN LOKASI ...III-1

III.1 TINJAUAN KOTA PALEMBANG ... III-1

III.1.1. Gambaran Umum Kota Palembang ... III-1

III.1.2. Kawasan Tepian Sungai Musi Sebagai Kawasan Wisata Pusaka Kota

Palembang ... III-2

III.2. RENCANA PENATAAN DAN PEMANFAATAN RUANG KOTA PALEMBANG ... III-8

III.2.1. Tujuan Penataan Ruang Kota Palembang ... III-8

III.2.2. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota Palembang ... III-9

III.2.3. Peraturan Zonasi Kawasan ... III-13

(6)

vi

BAB IV PERENCANAAN MUSEUM SONGKET PALEMBANG DENGAN PENDEKATAN

ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR ... IV-1

IV.1. MUSEUM SONGKET PALEMBANG YANG DIRENCANAKAN ... IV-1

IV.1.1. Pengertian ... IV-1

IV.1.2. Visi dan Misi Museum Songket Palembang ... IV-1

IV.1.3. Fungsi Museum Songket Palembang ... IV-1

IV.1.4. Sistem Pengelolaan Museum Songket Palembang ... IV-2

IV.2. KONSEP PENYAJIAN MUSEUM SONGKET PALEMBANG ... IV-3

IV.2.1. Koleksi yang Disajikan di Museum Songket Palembang ... IV-3

IV.2.2. Konsep Penyajian Pameran dan Koleksi ... IV-3

IV.3. KONSEP PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR PADA MUSEUM SONGKET

PALEMBANG ... IV-5

IV.3.1. Konsep Kedudukan Lokasi Museum Songket terhadap Kota Palembang ... IV-5

IV.3.2. Konsep Sekuensi Ruang Koleksi Museum Songket Palembang ... IV-7

IV.3.3. Konsep Zonasi Massa Bangunan ... IV-8

BAB V ANALISIS KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM SONGKET

PALEMBANG ... V-1

V.1. ANALISIS KONSEP PERENCANAAN ... V-1

V.1.1. Visi dan Misi Museum Songket Palembang ... V-1

V.1.2. Tujuan Museum Songket Palembang ... V-1

V.1.3. Sasaran Museum Songket Palembang ... V-1

V.2. ANALISIS KONSEP PERANCANGAN ... V-2

V.2.1. Analisis Konsep Peruangan ... V-2

V.2.1.1. Pelaku Kegiatan ... V-2

V.2.1.2. Analisis Kegiatan ... V-2

V.2.1.3. Analisis Kebutuhan Ruang ... V-4

V.2.1.4. Persyaratan Ruang Koleksi ... V-7

V.2.1.5. Analisis Besaran Ruang ... V-10

V.2.1.6. Analisis Hubungan Ruang ... V-17

V.2.2. Analisis Tapak... V-20

V.2.2.1. Analisis Penentuan Tapak ... V-20

(7)

vii

V.2.2.3. Analisis Konsep Pengolahan Tapak ... V-28

V.2.2.4. Analisis Klimatologi ... V-29

V.2.2.5. Analisis Konsep Pemintakatan ... V-31

V.2.3. Analisis Konsep Tampilan Bangunan ... V-32

V.2.3.1. Analisis Konsep Tata Massa Bangunan ... V-32

V.2.3.2. Analisis Konsep Gubahan Massa Bangunan ... V-34

V.2.3.3. Analisis Konsep Penampilan Bangunan ... V-36

V.2.4. Analisis Konsep Sistem Struktur ... V-37

V.2.4.1. Analisis Sistem Sub Struktur ... V-37

V.2.4.2. Analisis Sistem Super Struktur ... V-38

V.2.4.3. Analisis Sistem Upper Struktur ... V-39

V.2.5. Analisis Konsep Sistem Utilitas ... V-40

V.2.5.1. Analisis Konsep Sistem Transportasi dalam Bangunan ... V-40

V.2.5.2. Analisis Konsep Sistem Air Bersih... V-40

V.2.5.3. Analisis Konsep Sistem Air Kotor dan Air Hujan ... V-41

V.2.5.4. Analisis Konsep Sistem Listrik ... V-41

V.2.5.5. Analisis Konsep Sistem PABX dan Komunikasi ... V-43

V.2.5.6. Analisis Sistem Penangkal Petir ... V-44

V.2.5.7. Analisis Konsep Sistem Penanggulangan Kebakaran ... V-44

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM SONGKET

PALEMBANG ... VI-1

VI.1. KONSEP PERENCANAAN ... VI-1

VI.1.1. Visi dan Misi Museum Songket Palembang ... VI-1

VI.1.2. Tujuan Museum Songket Palembang ... VI-1

VI.1.3. Sasaran Museum Songket Palembang ... VI-1

VI.2. KONSEP PERANCANGAN ... VI-2

VI.2.1. Konsep Peruangan ... VI-2

VI.2.1.1. Pelaku Kegiatan ... VI-2

VI.2.1.2. Konsep Kegiatan ... VI-2

VI.2.1.3. Kebutuhan Ruang ... VI-3

VI.2.1.4. Konsep Persyaratan Peruangan ... VI-5

(8)

viii

VI.2.1.6. Hubungan Ruang ... VI-11

VI.2.2. Konsep Lokasi Tapak ... VI-14

VI.2.2.1. Lokasi Tapak yang Dipilih ... VI-14

VI.2.2.2. Potensi Tapak ... VI-14

VI.2.2.3. Konsep Pencapaian Tapak ... VI-16

VI.2.2.4. Konsep Klimatologi ... VI-16

VI.2.2.5. Konsep Pemintakatan ... VI-17

VI.2.3. Konsep Tampilan Bangunan ... VI-18

VI.2.3.1. Konsep Tata Massa Bangunan ... VI-18

VI.2.3.2. Konsep Gubahan Massa Bangunan ... VI-19

VI.2.3.3. Konsep Penampilan Bangunan ... VI-19

VI.2.4. Konsep Sistem Struktur ... VI-19

VI.2.4.1. Konsep Sistem Sub Struktur ... VI-19

VI.2.4.2. Konsep Sistem Super Struktur ... VI-20

VI.2.4.3. Konsep Sistem Upper Struktur ... VI-20

VI.2.5. Konsep Sistem Utilitas ... VI-21

VI.2.5.1. Konsep Sistem Transportasi dalam Bangunan ... VI-21

VI.2.5.2. Konsep Sistem Air Bersih ... VI-21

VI.2.5.3. Konsep Sistem Air Kotor dan Air Hujan ... VI-21

VI.2.5.4. Konsep Sistem Listrik ... VI-22

VI.2.5.5. Konsep Sistem PABX dan Komunikasi ... VI-23

VI.2.5.6. Konsep Sistem Penangkal Petir ... VI-23

VI.2.5.7. Konsep Sistem Penanggulangan Kebakaran ... VI-24

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penenun songket dengan alat tenun gedogan. ... I-2

Gambar 1.2 Motif songket lepus (kiri) dan songket tawur (kanan). ... I-5

Gambar 1.3 Peta sebaran museum di Kota Palembang. ... I-6

Gambar 1.4 Rumah panggung vernakular Palembang. ... I-7

Gambar 1.5 Wajah modern Kota Palembang. ... I-7

Gambar 2.1 Penampilan eksterior (kiri) dan suasana interior ruang pamer (kanan)

Museum Nasional Jakarta, Indonesia. ... II-1

Gambar 2.2 Tampak depan (kiri) dan salah satu sudut ruang pamer (kanan) ... II-2

Gambar 2.3 Fasad Museum Lampung dan kain Tapis khas Provinsi Lampung... II-2

Gambar 2.4 Suasana fasad depan (kiri) dan ruang pamer (kanan) Museum Kayu Sampit,

Kalimantan Barat. ... II-3

Gambar 2.5 Museum Guggenheim Bilbao. Arsitek: Frank O. Gehry. ... II-3

Gambar 2.6 Pengembangan Museum Nasional, Jakarta. Arsitek: Aboday. ... II-4

Gambar 2.7 Ruang pamer tetap (kiri) dan ruang pameran lukisan temporer (kanan)

Museum Batik Pekalongan. ... II-6

Gambar 2.8 Teknis penyajian benda koleksi... II-7

Gambar 2.9 Strategi intensitas pencahayaan. ... II-8

Gambar 2.10 Ramp melingkar pada Museum Guggenheim, New York. ... II-8

Gambar 2.11 Anyaman benang lungsi dan benang pakan. ... II-9

Gambar 2.12 Alat Tenun Songket Gedongan. ... II-11

Gambar 2.13 Cacak (kiri), Dayan (kanan atas), dan Apit (kanan bawah)... II-11

Gambar 2.14 Por dan Tumpuan. ... II-12

Gambar 2.15 Beliro (atas), Suri (tengah), dan Nyincing (bawah). ... II-12

Gambar 2.16 Pelipiran dan Gun (lidi)... II-13

Gambar 2.17 Peleting dan Keropong. ... II-13

Gambar 2.18 Rogan. ... II-14

Gambar 2.19 Kelosan. ... II-14

Gambar 2.20 Motif pucuk rebung, pengisi bagian pinggir songket. ... II-15

Gambar 2.21 Motif bunga berante. ... II-15

(10)

x

Gambar 2.23 Prosesi upacara akikah mengenakan songket lepus bunga berakam. ... II-16

Gambar 2.24 Arca Manusia dari Kampung Simpor dan Baju Lantung. ... II-18

Ga ar 2.2 Ar a A alokites ara da Ar a Budha Bukit “igu ta g ... II-19 Gambar 2.26 Jubah transparan... II-20

Gambar 2.27 Bangsawan Palembang (kiri), Pakaian pengantin Palembang (kanan) .... II-20

Gambar 2.28 Tokoh agama pada masa Kesultanan Palembang. ... II-21

Gambar 2.29 Pakaian Kolonial. ... II-21

Gambar 2.30 Dokumentasi Industri Patal Palembang ... II-22

Gambar 2.31 Dokumentasi pewarnaan bahan. ... II-23

Gambar 2.32 Pembuatan songket dengan Gedogan. ... II-23

Gambar 2.33 ATBM. ... II-23

Gambar 2.34 Tumpal penghias pinggir songket. ... II-24

Gambar 2.35 Songket Nago Besaung. ... II-25

Gambar 2.36 Songket Bungo Cino. ... II-25

Gambar 2.37 Songket Bungo Pacik. ... II-26

Gambar 2.38 Bentuk dan material Arsitektur Folk yang masih sederhana. ... II-26

Gambar 2.39 Rumah adat Karo. ... II-27

Gambar 2.40 Rumah adat Limas. ... II-28

Gambar 2.41 Kisi-kisi serambi depan dan ukiran di dalam ruangan. ... II-28

Ga ar 2. 2 “ulli a s Carson (Sullivan Center). Arsitek: Louis Sullivan. ... II-29 Gambar 2.43 Farnsworth House, Arsitek: Mies van der Rohe... II-29

Gambar 2.44 JFK Library. Arsitek: I.M. Pei. ... II-29

Gambar 2.45 Perumahan Pruitt-Igoe dihancurkan pada Tahun 1972 ... II-30

Gambar 2.46 Stiles and Morse Colleges, New Haven. 1958-62 ... II-32

Gambar 2.47 Gourna New Town, Mesir. Arsitek: Hassan Fathy (1945-47) ... II-32

Gambar 2.48 Sea Ranch House, Joseph Esherick. ... II-32

Gambar 2.49 History Faculty Library, Cambridge, 1968. James Stirling ... II-32

Gambar 2.50 Nakagin Capsule Tower, Kisho Kurokawa ... II-32

Gambar 2.51 House III for Robert Miller, Lakeville. 1971. Peter Eisenman ... II-32

Gambar 2.52 Gedung Aula ITB. Henry Maclaine Pont. ... II-34

Gambar 2.53 Gereja Pohsarang, Kediri. Arsitek: Henry Maclaine Pont. ... II-34

(11)

xi

Gambar 3.1 Sungai Musi di tengah Kota Palembang. ... III-1

Gambar 3.2 Peta potensi kedalaman dan zonasi bahaya banjir ... III-1

Gambar 3.3 Peta Infrastruktur Kota Palembang... III-2

Gambar 3.4 Peta Kawasan Wisata Pusaka Kota Palembang di tepian Sungai Musi. ... III-3

Gambar 3.5 Benteng Kuto Besak. ... III-3

Gambar 3.6 Masjid Agung Palembang. ... III-4

Gambar 3.7 Museum SMB II ... III-4

Gambar 3.8 Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) ... III-4

Gambar 3.9 Kantor Walikota Palembang. Arsitek: Thomas Karsten ... III-5

Gambar 3.10 Makam Ki Gede Ing Suro, pendiri Kesultanan Palembang. ... III-5

Gambar 3.11 Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya. ... III-6

Gambar 3.12 Kompleks makam Raja Sriwijaya, Bukit Siguntang. ... III-6

Gambar 3.13 Kampung Tangga Buntung dengan rumah panggung tradisional. ... III-7

Gambar 3.14 Kampung Kapiten. ... III-7

Gambar 3.15 Kampung Arab 13 Ulu Palembang ... III-8

Gambar 3.16 Gapura pintu masuk Kampung Songket 30 Ilir Palembang ... III-15

Gambar 3.17 Suasana Jalan Ki Gede Ing Suro, 30 Ilir Palembang ... III-16

Gambar 3.18 Rumah-rumah tradisional di tepi Jalan Ki Gede Ing Suro. ... III-16

Gambar 3.19 Galeri Zainal Songket ... III-16

Gambar 3.20 Galeri di ruang atas (kiri) dan ruang pekerja di kolong (kanan) ... III-17

Gambar 3.21 Gerai songket di rumah tradisional Palembang. ... III-17

Gambar 3.22 Gerai songket yang menempati bangunan bergaya modern. ... III-17

Gambar 4.1 Struktur organisasi pengelola Museum Songket Palembang. ... IV-2

Gambar 4.2 Timeline sejarah perkembangan Songket Palembang. ... IV-3

Gambar 4.3 Peta Kawasan Wisata Pusaka Kota Palembang di tepian Sungai Musi. ... IV-5

Gambar 4.4 Skema konsep lokasi museum dalam skala Kota Palembang. ... IV-6

Gambar 4.5 Jewish Museum di Berlin. Arsitek: Daniel Libeskind. ... IV-7

Gambar 4.6 Irisan timeline sejarah perkembangan songket Palembang dengan konsep

bengkilas pada rumah adat Palembang. ... IV-8

Gambar 4.7 Skema zonasi masa dan hierakri ruang. ... IV-8

Gambar 4.8 Konsep massa yang memungkinkan zona publik dalam satu lantai. ... IV-9

(12)

xii

Gambar 5.1Pola kegiatan Pengunjung. ... V-2

Gambar 5.2 Pola kegiatan Pengelola. ... V-2

Gambar 5.3 Pola kegiatan Kurator. ... V-3

Gambar 5.4 Pola kegiatan karyawan. ... V-3

Gambar 5.5 Analisis pengelompokan jenis kegiatan. ... V-3

Gambar 5.6 Ruang peragaan dan pencahayaan yang baik berdasarkan percobaan di

Boston. ... V-7

Gambar 5.7 Standar peletakan koleksi. ... V-8

Gambar 5.8 Standar peletakan koleksi berukuran besar... V-8

Gambar 5.9 Standar tinggi peletakan koleksi. ... V-8

Gambar 5.10 Jalur sirkulasi/alur penataan koleksi. ... V-9

Gambar 5.11 Hubungan ruang makro. ... V-17

Gambar 5.12 Hubungan ruang kegiatan pameran. ... V-18

Gambar 5.13 Hubungan ruang kegiatan Pendidikan dan Workshop. ... V-18

Gambar 5.14 Hubungan ruang kegiatan penunjang. ... V-19

Gambar 5.15 Hubungan ruang kegiatan Kuratorial. ... V-19

Gambar 5.16 Hubungan ruang kegiatan Operasional. ... V-20

Gambar 5.17 Hubungan ruang kegiatan Service, Utilitas, dan Keamanan. ... V-20

Gambar 5.18 Analisis pertimbangan pemilihan lokasi Museum Songket Palembang. . V-21

Gambar 5.19 Lokasi tapak alternatif 1 dan alternatif 2 ... V-22

Gambar 5.20 Gerai Mayang Koleksi. ... V-23

Gambar 5.21 Pemetaan view di sekitar tapak. ... V-24

Gambar 5.22 Perumahan Kodim PM (kiri) dan Markas Kodim PM (kanan) ... V-24

Gambar 5.23 View ke [1] Markas Kodim PM (kiri) [2] Perumahan Kodim PM (kanan) . V-24

Gambar 5.24 Pertigaan Jalan Talang Kerangga [3] menuju ke Taman Kambang Iwak

dengan Jalan Diponegoro di depan Kodam PM. ... V-25

Gambar 5.25 View sisi timur tapak, [4] Galeri Mayang Koleksi. ... V-25

Gambar 5.26 View Samping barat tapak ... V-25

Gambar 5.27 View Kedalam tapak. ... V-26

Gambar 5.28 Tampak depan tapak. ... V-26

Gambar 5.29 Situasi dari samping barat tapak. ... V-26

(13)

xiii

Gambar 5.31 Maksimalisasi view dengan menciptakan fungsi-fungsi ruang publik. .... V-27

Gambar 5.32 Alternatif pencapaian ke dalam tapak. ... V-28

Gambar 5.33 Skema Konsep pencapaian ke dalam tapak hasil analisis. ... V-29

Gambar 5.34 Pembayangan sinar matahari pukul 09.00 pagi ... V-30

Gambar 5.35 Pembayangan sinar matahari 16.00 sore ... V-30

Gambar 5.36 Hasil analisis matahari: menambah vegetasi untuk pembayangan, dan

konsep orientasi massa bangunan. ... V-31

Gambar 5.37 Hasil analisis matahari: menciptakan permainan solid - void pada massa

bangunan, dan menggunakan secondary skin sebagai su scree . ... V-31

Gambar 5.38 Perpotongan analisis untuk mendapatkan konsep pemintakatan. ... V-32

Gambar 5.39 Komposisi pengaturan alur penyajian pameran. ... V-33

Gambar 5.40 Proses analisis tata massa bangunan pada tapak. ... V-34

Gambar 5.41 Sketsa studi gubahan massa. ... V-35

Gambar 5.42 Gubahan massa membagi zona secara vertikal. ... V-35

Gambar 5.43 Analisis gubahan massa. ... V-36

Gambar 5.44 kisi-kisi teras rumah adat Palembang, dan anatomi dasar songket. ... V-36

Gambar 5.45 Sistem pondasi tiang pancang (kiri) dan footplate (kanan). ... V-37

Gambar 5.46 Sistem pondasi tiang pancang dan kolom balok beton. ... V-38

Gambar 5.47 Sistem struktur kolom balok beton bertulang. ... V-38

Gambar 5.48 Sistem rangka atap baja ringan ... V-39

Gambar 5.49 Sistem Air Bersih ... V-41

Gambar 5.50 Sistem Air Kotor ... V-41

Gambar 5.51 Skema Panel Listrik. ... V-42

Gambar 5.52 Skema Panel Listrik pada generator ... V-42

Gambar 5.53 Skema sistem komunikasi ... V-43

Gambar 5.54 Skema sistem komunikasi ... V-43

Gambar 5.55 Skema sistem penangkal petir ... V-44

Gambar 5.56 Pintu tangga kebakaran ... V-45

Gambar 5.57Tangga darurat. ... V-46

Gambar 5.58 Sistem Penghalang Asap. ... V-46

Gambar 5.59 Jalur distribusi pipa air dengan hidran/selang kebakaran. ... V-47

(14)

xiv

Gambar 6.2 Ruang peragaan dan pencahayaan yang baik berdasarkan percobaan di

Boston. ... VI-6

Gambar 6.3 Standar peletakan koleksi. ... VI-6

Gambar 6.4 Standar peletakan koleksi. ... VI-6

Gambar 6.5 Jalur sirkulasi / alur penataan koleksi. ... VI-7

Gambar 6.6 Hubungan ruang makro. ... VI-11

Gambar 6.7 Hubungan ruang kegiatan pameran. ... VI-12

Gambar 5.8 Hubungan ruang kegiatan Pendidikan dan Workshop. ... VI-12

Gambar 6.9 Hubungan ruang kegiatan penunjang. ... VI-12

Gambar 6.10Hubungan ruang kegiatan Kuratorial. ... VI-13

Gambar 6.11Hubungan ruang kegiatan Operasional. ... VI-13

Gambar 6.12 Hubungan ruang kegiatan Service, Utilitas, dan Keamanan. ... VI-13

Gambar 6.13 Museum Songket sebagai node dari distrik Kampung Songket 30 Ilir. ... VI-14

Gambar 6.14 Lokasi tapak terpilih. ... VI-14

Gambar 6.15 Pembagian zona berdasarkan analisis view. ... VI-15

Gambar 6.16 Perumahan Kodim PM (kiri) dan Markas Kodim PM (kanan). ... VI-15

Gambar 6.17 Maksimalisasi view dengan menciptakan fungsi-fungsi ruang publik. ... VI-16

Gambar 6.18 Skema konsep pencapaian ke dalam site. ... VI-16

Gambar 6.19 Konsep Klimatologi: menambah vegetasi untuk pembayangan, dan konsep

orientasi massa bangunan. ... VI-17

Gambar 6.20 Konsep Klimatologi: menciptakan permainan solid - void pada massa

bangunan, dan menggunakan secondary skin sebagai su scree . ... VI-17

Gambar 6.21 Konsep zonifikasi. ... VI-18

Gambar 6.22 Komposisi alur penyajian pameran. ... VI-18

Gambar 6.23 Konsep tata massa pada tapak. ... VI-18

Gambar 6.24 Konsep gubahan bentuk massa ... VI-19

Gambar 6.25 Konsep penampilan bangunan... VI-19

Gambar 6.26 Sistem pondasi tiang pancang dan kolom balok beton bertulang. ... VI-20

Gambar 6.27 Sistem rangka atap baja ringan ... VI-20

Gambar 6.28 Sistem Air Bersih ... VI-21

Gambar 6.29 Sistem Air Kotor ... VI-22

Gambar 6.30 Skema Panel Listrik. ... VI-22

(15)

xv

Gambar 6.32 Skema sistem komunikasi ... VI-23

Gambar 6.33 Skema sistem komunikasi ... VI-23

Gambar 6.34 Pintu tangga kebakaran ... VI-24

Gambar 6.35 Tangga darurat. ... VI-25

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan, dan Kepadatan ... I-3

Tabel 1.2 Unit Industri Kecil dan Menengah dan Serapan Tenaga Kerja ... I-4

Tabel 2.1 Perkembangan Arsitektur Modern ... II-29

Tabel 2.2 Aliran Arsitektur Post-Modern ... II-31

Tabel 2.3 Perbandingan Arsitektur Tradisional, Vernakular, dan Neo-Vernakular ... II-32

Tabel 3.1 Pusat Pelayanan Kota (PPK) Palembang ... III-9

Tabel 3.2 Sub Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK) Palembang ... III-10

Tabel 5.1 Kebutuhan ruang berdasarkan jenis dan macam kegiatan ... V-4

Tabel 5.2 Besaran Ruang Kegiatan Penerimaan ... V-10

Tabel 5.3 Besaran Ruang Kegiatan Pamer ... V-11

Tabel 5.4 Besaran Ruang Kegiatan Workshop dan Pendidikan ... V-12

Tabel 5.5 Besaran ruang Kegiatan Penunjang ... V-13

Tabel 5.6 Besaran ruang Kegiatan Kuratorial ... V-14

Tabel 5.7 Besaran ruang Kegiatan Operasional ... V-14

Tabel 5.8 Besaran Ruang Kegiatan Service dan Utilitas ... V-15

Tabel 5.9 Besaran Ruang Kegiatan Keamanan ... V-15

Tabel 5.10 Besaran Ruang Kegiatan Parkir ... V-16

Tabel 5.11 Rekapitulasi Besaran Ruang ... V-16

Tabel 5.12 Perbandingan tapak alternatif 1 dan alternatif 2 ... V-22

Tabel 5.13 Analisis pencapaian ... V-28

Tabel 5.14 Analisis sinar matahari ... V-29

Tabel 5.15 Alternatif Tata Masa Bangunan... V-33

Tabel 5.16 Karakteristik bentuk-bentuk gubahan dasar ... V-34

Tabel 6.1 Kebutuhan ruang berdasarkan Jenis dan Macam kegiatan ... VI-3

Tabel 6.2 Besaran Ruang Kegiatan Penerimaan ... VI-7

Tabel 6.3 Besaran Ruang Kegiatan Pamer ... VI-8

(17)

xvii

Tabel 6.5 Besaran ruang Kegiatan Penunjang ... VI-9

Tabel 6.6 Besaran ruang Kegiatan Kuratorial ... VI-9

Tabel 6.7 Besaran ruang Kegiatan Operasional ... VI-9

Tabel 6.8 Besaran Ruang Kegiatan Servis dan Utilitas ... VI-9

Tabel 6.9 Besaran Ruang Kegiatan Keamanan ... VI-10

Tabel 6.10 Besaran Ruang Kegiatan Parkir ... VI-10

(18)

MUSEUM SONGKET PALEMBANG

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR

NEO

-VERNAKULAR

Abdul Aziz Arrosyid, Samsudi, Ummul Mustaqimah

Email : mozaique08@gmail.com

NIM: I.0208023

Periode TA: 141 (Januari - Maret 2016)

Tgl Ujian: 15 Maret 2016

Abstrak (Bahasa Indonesia)

Kerajinan seni wastra tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang semakin

ditinggalkan, termasuk kerajinan songket di Kota Palembang. Budaya menenun

songket ini semakin ditinggalkan karena sulitnya proses pembuatan, mahalnya

bahan baku, dan ketatnya persaingan, baik dengan perajin lain, maupun dengan

wastra modern. Terdapat ratusan motif songket Palembang yang belum

terdokumentasikan serta dikoleksi dan dirawat dengan baik. Baru 77 motif yang

telah didaftarkan hak atas kekayaan intelektualnya, sehingga memungkinkan

adanya klaim negara tetangga seperti yang pernah terjadi. Museum Songket

Palembang dibutuhkan sebagai pusat konservasi, pameran, riset, dan pelatihan

kerajinan songket. Pendekatan Arsitektur

Neo-Vernakular digunakan untuk

mendapatkan desain arsitektur museum yang menerapkan dengan nilai-nilai budaya

Palembang dalam bentuk kontemporer. Persoalan desain adalah bagaimana

menerapkan prinsip-prinsip Arsitektur Neo-Vernakular ke dalam desain Museum

Songket Palembang. Metode yang digunakan adalah merancang dengan mengambil

elemen-elemen fisik maupun non-fisik, serta melakukan interpretasi ulang terhadap

bentuk maupun nilai filosofi yang terkandung dalam arsitektur setempat dan budaya

songket Palembang ke dalam gubahan baru menjadi Arsitektur

Neo-Vernakular.

Hasil yang diperoleh berupa desain Museum Songket Palembang yang menerapkan

prinsip-prinsip Arsitektur Neo-Vernakular.

(19)

PALEMBANG SONGKET MUSEUM

WITH NEO-VERNACULAR ARCHITECTURE APPROACH

Abdul Aziz Arrosyid, Samsudi, Ummul Mustaqimah

Email : mozaique08@gmail.com

NIM: I.0208023

Period: 141 (January - March 2016)

Exam Date: March, 15th 2016

Abstract

Traditional weaving as a national cultural heritage is being abandoned, including songket in Palembang city. Songket weaving craft has been abandoned due to the limited process of the making, expensive raw materials, and competitiveness, either other crafters or modern weaving. There are hundreds of Palembang songket motifs that have not been documented and collected well. Only 77 motifs which have been registered as intellectual property rights. The lack attention of this matter would give possibility for neighboring countries to claim it such an accident ever exist. Songket Museum is needed as conservation center, exhibition, research, and songket craft workshop. Neo-Vernacular Architecture approach is used to make museum architectural design which is in line the cultural values of Palembang in contemporary design. The design issue is how to apply the principles of Neo-Vernacular Architecture into Palembang Songket Museum design. The method is designing the museum by taking both the physical and non-physical elements of local culture. Beside, re-interpretation the shape and philosophycal value of local architecture and Palembang songket are apllied in a new composition of Neo-Vernacular Architecture. The result is a design of Palembang Songket Museum which applies Neo-Vernacular Architecture principles.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Ardhan, Taufiq, dan Putu Gde Ariastita. 2014. Arahan Pengembangan Kota Palembang Sebagai Kota Pusaka. Jurnal Teknik POMITS vol. 3, no.2. Surabaya

Artiningrum, Primi. 2012. Arsitektur Vernakular Indonesia. (Modul Perkuliahan). Jakarta: Universitas Mercu Buana

Barreneche, Raul A. 2005. New Museums. New York: Phaidon

BPS Sumatera Selatan. 2011. Sumatera Selatan Dalam Angka 2011

BPS Palembang. 2014. Palembang Dalam Angka 2014

Bucci, Tommy. 2012. Museum di Indonesia.

https://www.scribd.com/doc/100099632/Pengertian-Museum diakses 28 Oktober 2014 7:37 WIB

Dharma, Agus. 2006 Unsur Komunikasi dalam Arsitektur Post-Modern.

http://agus_dh.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/3691/Unsur+Komunikasi+d alam+Ars+Post-Modern.pdf diakses 16 September 2015

Febriati, Widya F. 2008. The Architectural Response of Traditional Building in Making the Place for Tourism-Business Activities. Case-study: Ki Gede Ing Suro Street, Center of Songket Handicraft Industry, dalam Proceedings International Conference Arte-Polis 2 Creati e Co u ities a d the Maki g of Place: “hari g Creati e Experie ces . Bandung, 8-9 Agustus 2008.

http://eprints.unsri.ac.id/3960/1/Arte_Polis_2%2D01_Cover%2D.pdf diunduh 26 Oktober 2014 12:57 WIB

Firmansyah, Rangga. 2010. Nilai Vernakular Kampung Kota: Studi Kasus Pemukiman Kampung Ulu Sekitar Sungai Musi, Kota Palembang. (Tesis). Arsitektur UGM Yogyakarta

Hidayat, Medhy Aginta. 2008. Kebudayaan Posmodern Menurut Jean Baudrillard. (Jurnal). https://fordiletante.wordpress.com/2008/04/15/kebudayaan-postmodern-menurut-jean-baudrillard/ diakses 28 Mei 2011

Jusuf, Herman. dkk. 2012. Pendar-pendar Kilau Pelangi: Wastra Adati dari Selatan Sumatera. Jakarta: Livimbi Media

Jencks, Charles. 1977. The Language of Post-Modern Architecture. New York: Rizolli International Publications

(21)

Universitas Indonesia. http://museumku.files.wordpress.com/2010/05/noerhadi-magetsari-museum-di-era-pascamodern.pdf diunduh 30 September 2014

Matthews, Geoffrey. 1999. Metric Handbook part 31: Museum, Art Galleries and Temporary Exibition Spaces (2nd edition). Oxford: Architecture Press

Mulyandari, Hestin. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi

Neufert, Ernest. 2002. Data Arsitek (Edisi 33 Jilid 2). Jakarta: Erlangga

Noviantari. 2007. Museum Tekstil Jawa Barat Tema Urban Oase. Laporan Perancangan Studio Tugas Akhir Arsitektur ITB Bandung.

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum. http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_19_1995.pdf diunduh 28 Oktober 2014 07:30 WIB

Puspita, Norma. 2012. Kajian Kerentanan Infrastruktur Kota Terhadap Dampak Perubahan Iklim (Studi Kasus Bangunan Sekolah SMPN/SMAN/SMKN Kota Palembang). (Tesis). Palembang: Magister Universitas Sriwijaya

Kartiwa, Suwati. 1986. Kain Songket Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Subadyo, A. Tutut. Optimasi Potensi Artefak Budaya pada Koridor Sungai Musi untuk Pengembangan Wisata Sejarah di Kota Palembang. (jurnal)

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jas/article/download/49/27 diunduh 26 Oktober 2014 13:00 WIB

Sumalyo, Yulianto. 1997. Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad XX. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Suseno, Widji. 2009. Arsitektur, Arsitek, dan Pengguna. (Bahan Ajar Mata Kuliah Pengantar Arsitektur)

www.wijisuseno.weebly.com/uploads/2/8/0/8/28082009/arsitektur_arsitek.pptx diunduh 25 November 2015 19:58 WIB

Syarofie, Yudhy. 2007. Songket Palembang: Nilai Filosofis, Jejak Sejarah, dan Tradisi. Kegiatan Pengelolaan Kelestarian dan Pembinaan Nilai Budaya, Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Selatan

Tim Pokja Sanitasi Kota Palembang. 2010. Buku Putih Sanitasi Kota Palembang, untuk Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP - 2010)

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Gereja HKBP Parapat juga menerapkan arsitektur Neo Vernakular, seperti dinding menggunakan batu bata dan disertai adanya ornamen arsitektur tradisional Batak Toba yang terdapat

Hasil dari penelitian ini adalah penerapan arsitektur Neo Vernakular tampak pada penggunaan atap miring, penggunaan atap pada entrance dan puncak jendela gereja yang menerapkan

Hasil dari penelitian ini adalah penerapan arsitektur Neo Vernakular tampak pada penggunaan atap miring, penggunaan atap pada entrance dan puncak jendela gereja yang menerapkan

Pencitraan Kompleks Gua Maria yang Tenang dan Menyatu dengan Alam Lewat Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular.. Permasalahan

Tema yang akan diterapkan dalam perancangan Hotel ini menggunakan Arsitektur Neo vernakular sebagai konsep budaya yang disesuaikan dengan golongan etnis penduduk asli Sumatera Utara,

Maka dari itu judul proyek dengan pendekatan bangunan Arsitektur Neo-Vernakular dapat mempresentasikan bangunan adat budaya pada Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain di Kota Baru

Dengan adanya konsep nilai-nilai non fisik pada bangunan ini, bangunan ini bisa dikategorikan menggunakan konsep arsitektur neo vernakular yang merupakan hasil penggabungan nilai

x Institut Teknologi Nasional DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tinjauan Arsitektur Neo Vernakular...26 Tabel 2.2 Karakteristik Arsitektur Sunda...49 Tabel 3.1 Kebutuhan Ruang Dan Besaran Ruang