IDENTIFIKASI KARAKTER VISUAL ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR PADA BANGUNAN-BANGUNAN DI INDONESIA
Rima Azizah Lubis1,
1Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Indonesia
Email: 1 [email protected],
Abstrak
Arsitektur neo-vernakular merupakan gaya yang menggabungkan elemen-elemen arsitektur tradisional dengan pendekatan modern dalam desain bangunan. Gaya ini muncul sebagai respon terhadap kebutuhan mempertahankan identitas lokal sekaligus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tuntutan gaya hidup kontemporer. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter visual arsitektur Neo-Vernakular pada beberapa bangunan di Indonesia, dengan fokus pada elemen fisik yang membedakan gaya ini dari arsitektur lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada beberapa bangunan yang dianggap mewakili penerapan gava neo- vernakular di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter visual arsitektur Neo-Vernakular di Indonesia dapat dikenal melalui bentuk bangunan, bentuk atap, dan ragam hias.
Selain itu penggunaan material lokal seperti kavu, bambu, penggabungan elemen modern seperti kaca, baja, juga dapat menciptakan kesan lokalitas sekaligus identitas. Penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana penerapan karakter visual pada bangunan arsitektur neo-vernakular sehingga dapat beradaptasi dengan konteks lokal sambil tetap mempertahankan identitas budaya.
Serta dapat berkontribusi dalam merancang bangunan dengan tema yang sama.
Kata Kunci: Neo-Vernakular, Elemen Visual dan Indonesia
1.Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara adikuasa di bidang kebudayaan, rumah dari 1.340 suku bangsa dengan 2.500 jenis bahasa serta kekayaan warisan budaya, baik benda maupun tak benda (BPS, 2021). Tidak heran jika Fransesco Bandarin selaku Asisten Dirjen UNESCO Bidang Budaya menyatakan bahwa “Indonesia adalah negara super power di bidang budaya” pada sidang UNESCO ke-39 di Paris tahun 2017. Namun memasuki era globalisasi arus informasi mempercepat proses akulturasi budaya modern dan tradisional dari seluruh negara yang disajikan melalui berbagai media seperti internet, televisi, radio, koran dan media lainnya.
Penyebaran nilai-nilai kebudayaan dan pesan-pesan kultural asing yang disajikan dari berbagai sumber ini menjadi tantangan yang dihadapi dalam membangun dan melestarikan budaya Indonesia.
Tentunya melestarikan dan mempertahankan suatu budaya ciri khas lokal akan menjadi pusat perhatian utama pemerintah Indonesia. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengangkat kembali nilai-nilai budaya yang di representasikan dalam bentuk bangunan publik yang mempunyai ciri khas dan karakter untuk setiap kebudayaan yang diwakilkkan. Keunikan dan keragaman ini akan memperkuat karakter dan memperteguh jati diri bangsa, nilai budaya dan kearifan lokal dapat memperkuat kohesi sosial, kerukunan, toleransi, gotong royong, dan kerja sama antarwarga sebagai syarat utama bagi keberhasilan pembangunan nasionaL(RPJM, 2024).
Dengan ini perlu diketahuinya salah satu konsep yang dapat menghidupkan kembali gaya atau ciri khas suatu daerah yang diterapkan pada sebuah bangunan yang digabungkan dengan unsur modern guna mengikuti perkembangan zaman yang dinamakan konsep arsitektur neo- vernakular. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman lebih lanjut mengenai konsep karakter visual arsitektur neo-vernakular.
Penerapan arsitektur neo-vernacular tersebut dapat membuat bangunan publik ini menjadi identitas suatu daerah serta dapat menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang sudah ada di zaman yang modern ini melalui karakter arsitektur Neo-Vernakular di Indonesia yang dapat dikenal melalui bentuk bangunan, bentuk atap, dan ragam hias.
Adapun permasalahan yang akan ditemui dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut (1) Bagaimana bangunan publik di Indonesia menerapkan pendekatan neo-vernakular, (2) Apa saja bentuk penerapan karakter visual dari rumah tradisional ke bangunan public di Indonesia.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dapat diketahui tujuan studi ini untuk mengidentifikasi karakter visual fasade beberapa bangunan public di Indonesia. Karakter visual fasade bangunan menjadi topik utama yang diangkat pada studi ini karena dari karakter visual suatu bangunan dapat diketahui identitas atau lokalitas yang dimiliki oleh bangunan.
2.TINJAUAN PUSTAKA 1. Definisi Karakter Visual
Menurut Fajarwati (2011), karakter dari sebuah objek arsitektur dapat diartikan sebagai keberagaman atau kekhasan yang tersusun menjadi ciri-ciri objek arsitektural. Karakter ini merupakan susunan elemen dasar yang terangkai sehingga memberikan kualitas atau kekhasan yang membedakan objek tersebut dari objek lainnya(Amalia Ridwan &
Suryasari, n.d.). Dan visual mencakup semua aspek yang dapat dilihat dan dipelajari melalui indra penglihatan, memainkan peran penting dalam komunikasi dari elemen- elemen seperti bentuk, garis, warna, dan tekstur yang secara keseluruhan menciptakan kesan visual yang dapat dikenali dan memiliki perbedaan dengan yang lainnya
2. Definisi Neo-Vernakular
Kata vernacular berasal dari bahasa Latin vernaculus yang berarti lokal, domestik, atau asli. Dalam konteks arsitektur dan budaya, istilah ini merujuk pada gaya atau bentuk yang berkembang dari masyarakat setempat, mencerminkan tradisi, teknik, dan bahan yang tersedia di lingkungan tersebut. Sedangkan kata Neo berasal dari bahasa Yunani artinya baru. Jadi, Neo-Vernakula dapat diartikan sebagai gaya arsitektur yang menggabungkan elemen-elemen lokal (tradisional) dengan pendekatan modern (baru). Menurut Jenck (1990) Arsitektur Neo-Vernacular adalah sebuah arsitektur yang penerapan elemen arsitektur yang sudah ada, baik fisik maupun non fisik dengan tujuan melestarikan unsur- unsur lokal yang telah berkembang secara empiris berdasarkan tradisi yang ada pada saat itu sedikit atau banyak pembaharuan yang dialami menuju karya yang lebih modern tanpa prasangka terhadap tradisi lokal.
2. Ciri-ciri arsitektur vernakular
Menurut (Budi A. Sukada, 1998) pada era Post-modern memiliiki ciri arsitektur sebagai berikut:
a. mengandung unsur komunikatif yang bersikat lokal/populer b. membangkitkan kenangan historic
c. berkonteks urban
d. menerapkan kembali teknik ornamentasi e. bersifat mewakili keseluruhan
f. berwujud metaforik (wujud lain) g. dihasilkan dari partisipasi h. mencerminkan aspirasi umum i. bersifat plural
j. bersifat ekletik
3. Kriteria Arsitektur Neo-Vernacular
Dalam pembangunan dengan penerapan konsep arsitektur Neo-Vernakular secara terperinci memiliki beberapa prinsip desain, yaitu :
1. Hubungan Langsung, merupakan pembangunan yang kreatif dan adaptif terhadap arsitektur setempat disesuaikan dengan nilai-nilai/fungsi dari bangunan sekarang
2. Hubungan abstrak, yeng meliputi interprestasi ke dalam bentuk bangunan yang dapat dipakai melalui Analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur
3. Hubungan Lanscape, mencerminkan dan menginterprestasikan lingkungan seperti kondisi fisik termasuk topografi dan iklim.
4. Hubungan Kontemporer, yang meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk ide yang relevan dengan program konsep arsitektur.
5. Hubungan Masa Depan, meliputi pertimbangan antisipasi kondisi yang akan terjadi di kemudian hari (Ilmania Tsakova et al., 2022).
3. METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada beberapa bangunan yang dianggap mewakili penerapan gava neo- vernakular di Indonesia. Metode analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus sangat efektif untuk memahami dan menggambarkan karakter visual arsitektur neo-vernakular pada bangunan-bangunan di Indonesia. Dengan menggunakan metode ini, peneliti dapat mengumpulkan data yang kaya dan mendalam melalui observasi, dan dokumentasi, sehingga dapat memberikan gambaran yang komprehensif mengenai elemen-elemen desain yang membentuk identitas visual dari bangunan tersebut. Pendekatan studi kasus memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi konteks spesifik dan interaksi antara elemen arsitektur dengan budaya lokal, sehingga menghasilkan pemahaman yang lebih holistik terhadap fenomena yang diteliti.
4. KARAKTER VISUAL ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR DI INDONESIA 4.1. Akulturasi Budaya Lokal
1. Pengaruh tradisi dan adat istiadat
Arsitektur neo vernakular di Indonesia sangat dipengaruhi oleh tradisi dan adat istiadat setempat. Ciri khas bangunan sering kali mencerminkan nilai-nilai budaya, simbolisme, dan praktik sosial yang telah ada selama berabad-abad. Misalnya, penggunaan ornamen dan bentuk arsitektural yang khas dari daerah tertentu menunjukkan pengaruh sejarah dan budaya lokal.
Hal ini menciptakan identitas unik bagi setiap bangunan, yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal atau ruang publik, tetapi juga sebagai representasi dari warisan budaya masyarakat.
2. Adaptasi terhadap iklim dan lingkungan
Adaptasi terhadap iklim tropis Indonesia juga merupakan faktor penting dalam karakter visual arsitektur neo vernakular. Bangunan dirancang untuk menghadapi kondisi lingkungan yang khas, seperti curah hujan tinggi, suhu panas, dan kelembapan yang tinggi. Misalnya, penggunaan atap miring untuk mengalirkan air hujan dengan baik, ventilasi silang untuk sirkulasi udara yang optimal, serta material lokal yang sesuai dengan kondisi iklim. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan penghuni tetapi juga menciptakan harmoni antara bangunan dan lingkungan sekitarnya.
4.2. Contoh Bangunan Neo Vernakular di Indonesia 1. Studi kasus bangunan tertentu
2. Analisis karakter visual masing-masing bangunan
5. ANALISIS DAN DISKUSI 4.1. Analisis Karakter Visual
1. Perbandingan antara bangunan neo vernakular dan arsitektur modern 2. Identifikasi pola dan tema umum
4.2. Diskusi tentang Identifikasi Karakter 1. Implikasi budaya dan sosial
2. Relevansi arsitektur neo vernacular di masa depan
6. KESIMPULAN 6.1. Ringkasan Temuan
1. Karakter visual yang teridentifikasi 2. Pengaruh budaya lokal terhadap desain
7. DAFTAR PUSTAKA
Amalia Ridwan, E., & Suryasari, N. (n.d.). KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG.
BPS. (2021). BPS-statistik-sosial-budaya-2021.
Ilmania Tsakova, N., Studi Arsitektur, P., & Arsitektur dan Desain, F. (2022). Penerapan Arsitektur Neo- Vernakular Pada Rancangan Museum Cikal Praksara di Gua Pawon (Vol. 2, Issue 2).
RPJM. (n.d.). RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL 2020-2024.